PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011...

112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: IMMANUEL DWIHERMAWAN SETYOBUDI S850809208 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011...

Page 1: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK

BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN

AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2010/2011

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

IMMANUEL DWIHERMAWAN SETYOBUDI

S850809208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK

BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN

AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Disusun oleh :

Immanuel Dwihermawan Setyobudi S 850809208

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada Tanggal ........................

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D Drs. Budi Usodo, M.Pd NIP. 19630826 198803 1002 NIP. 19680517 199303 1002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19660225 199302 1002

Page 3: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK

BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN

AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Disusun oleh :

Immanuel Dwihermawan Setyobudi

S850809208

Telah Disetujui dan Disahkan oleh Tim Penguji Pada Tanggal ........................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dr. Mardiyana, M.Si. .................................. NIP. 19660225 199302 1002 Sekretaris Dr. Riyadi, M.Si .................................. NIP. 19670116 199402 1001

Anggota Penguji : 1. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc. Ph.D ................................. NIP. 19630826 198803 1002 2. Drs. Budi Usodo, M.Pd ................................... NIP. 19680517 199303 1002 Mengetahui Direktur PPs UNS Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Dr. Mardiyana, M.Si NIP.19570820 198503 1004 NIP.19660225 199302 1002

Page 4: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Immanuel Dwihermawan Setyobudi

NIM : S850809208

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul :

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari

terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.

Surakarta, 19 Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Immanuel Dwihermawan Setyobudi

Page 5: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktuNya

Tesis ini kupersembahkan kepada:

1. Yesus Kristus, Tuhan yang sangat kuhormati

2. Rina Wahyuningsih, istriku yang tercinta.

3. Ryan , Pras dan Gilang anak-anakku yang kukasihi.

4. Saudara-saudaraku.

5. Teman-temanku mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana UNS.

6. Rekan-rekan guru matematika SMA Negeri dan Swasta se-Surakarta.

7. Almamaterku tercinta.

Page 6: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Baik, karena

hanya dengan berkat dan kasihNya semata penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul: EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN

PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini telah banyak melibatkan

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa

hormat, penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan kesempatan

belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Mardiyana, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan petunjuk, bimbingan, dan dorongan sehingga tesis ini dapat penulis

selesaikan.

3. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc. Ph.D selaku pembimbing I dalam penyusunan tesis ini,

yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti dalam

penyusunan tesis ini, sehingga dapat penulis selesaikan dengan baik.

Page 7: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Drs. Budi Usodo, M.Pd. selaku pembimbing II dalam penyusunan tesis ini, yang

telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti dalam penyusunan

tesis ini, sehingga dapat penulis selesaikan dengan baik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan

bekal ilmu pengetahuan sehingga mempermudah penulis dalam menyelesaikan

tesis ini.

6. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk menempuh pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

7. Kepala Sekolah SMA Batik 2 di Surakarta yang telah memberikan ijin untuk uji

coba instrumen penelitian, yang diperlukan dalam penyusunan tesis ini.

8. Kepala Sekolah SMA Regina Pacis, SMA Kristen 1 dan SMA N 8 Surakarta

yang telah memberikan ijin penelitian dan berbagai kemudahan, sehingga tesis ini

dapat penulis selesaikan.

9. Rekan guru SMA Regina Pacis, SMA Kristen 1 dan SMA N 8 Surakarta yang

telah membantu dalam penelitian ini.

10. Rekan-rekan guru matematika SMA Negeri dan Swasta Surakarta yang

senantiasa memberikan bantuan, kemudahan dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

11. Teman-teman mahasiswa pascasarjana Program Studi Pendidikan Matematika

angkatan 2009 Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Page 8: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 9: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ......................................................................................................... i

PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN TESIS ................................................................................ iii

PERNYATAAN............................................................................................ iv

MOTTO dan PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiv

ABSTRAK .................................................................................................... xvi

ABSTRACT .................................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Pemilihan Masalah ...................................................................... 7

D. Pembatasan Masalah ................................................................... 7

E. Perumusan Masalah ..................................................................... 8

F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

G. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori ............................................................................ 11

Page 10: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Pembelajaran Matematika ................................................... 11

2. Pembelajaran Kooperatif....................................................... 14

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................................... 22

4. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT....................................... 27

5. Kemampuan Awal siswa....................................................... 31

B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 33

C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 35

D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian ...................................... 40

1. Tempat dan Subyek Penelitian ......................................... 40

2. Waktu Penelitian .............................................................. 40

3. Jenis Penelitian ................................................................. 41

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 42

1. Populasi ............................................................................ 42

2. Sampel............................................................................... 42

3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 42

C. Variabel Penelitian ..................................................................... 43

1. Variabel Bebas ................................................................. 43

2. Variabel Terikat ................................................................ 44

D. Teknik Pengumpulan Data, Instrumen dan Uji instrumen ........ 45

1. Metode Pengumpulan Data .............................................. 45

2. Prosedur Penyusunan Instrumen ...................................... 45

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 50

Page 11: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Uji Keseimbangan ............................................................ 53

2. Uji Prasyarat ..................................................................... 52

3. Uji Hipotesis ..................................................................... 54

4. Uji Komparasi Ganda ....................................................... 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.................................. 62

1. Instrumen Tes Kemampuan Awal Siswa ......................... 62

2. Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika......................... 64

B. Deskripsi Data.......................................................................... 66

1. Data Kemampuan Awal Siswa ......................................... 66

2. Data Hasil Belajar Matematika......................................... 67

C. Hasil Analisis Data .................................................................. 69

1. Uji Keseimbangan ............................................................. 69

2. Uji Prasyarat ...................................................................... 70

3. Uji Hipotesis Penelitian..................................................... 73

4. Uji Lanjut Pasca Anava.................................................... 74

D. Pembahasan Hasil Analisa Data .............................................. 76

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ..... ........................................................................ .82

B. Implikasi ................................................................................. .82

C. Saran ........................................................................................ .84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 86

Page 12: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD ................................ 24

2. Kriteria Penghargaan Kelompok STAD ................................................. 25

3. Kriteria Skor Kemajuan Individual ......................................................... 27

4. Kriteria Penghargaan Kelompok TGT .................................................... 30

5. Desain Faktorial Penelitian ..................................................................... 41

6. Interpretasi Indeks Kesukaran Soal ( P ) ............................................... 49

7. Interpretasi Daya Beda Soal ( D ) ........................................................... 50

8. Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi ................................ 56

9. Rataan dan Jumlah Rataan ...................................................................... 57

10. Rangkuman Analisis variansi.................................................................. 59

11. Deskripsi Data Hasil Belajar .................................................................. 68

12. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Awal ..................................... 69

13. Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa ............... 71

14. Rangkuman Uji Homogenitas Variansi .................................................. 72

15. Rangkuman Hasil Analisis Variansi ...................................................... 73

16. Rangkuman Rataan Marginal dan Rataan Parsial .................................. 75

17. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Rataan antar Kolom ......................... 75

Page 13: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Turnamen TGT............................................................................ 30

2. Grafik Distribusi Student’s t...................................................................... 52

3. Grafik Distribusi Chi Kuadrat ................................................................... 54

Page 14: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelompok

Eksperimen 1 .............................................................................194

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelompok

Eksperimen 2 .............................................................................164

Lampiran 3 : Kisi-kisi Uji Coba Kemampuan Awal Siswa ............................238

Lampiran 4 : Soal Uji Coba Kemampuan Awal Siswa ...................................242

Lampiran 5 : Lembar Jawaban Uji Coba Kemampuan Awal Siswa ..............247

Lampiran 6 : Penyelesaian Soal Uji Coba Kemampuan Awal Siswa.............248

Lampiran 7 : Lembar Validasi Instrumen Tes Kemampuan Awal Siswa .......254

Lampiran 8 : Jawaban Uji Coba Kemampuan Awal Siswa ...........................257

Lampiran 9 : Indeks Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran Soal

Uji Coba Kemampuan Awal Siswa............................................258

Lampiran 10 : Kisi-kisi Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika.....................264

Lampiran 11 : Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika ...........................268

Lampiran 12 : Lembar Jawaban Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika...... .274

Lampiran 13 : Penyelesaian Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika ....275

Lampiran 14 : Lembar Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika ..... 282

Lampiran 15 : Jawaban Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika.....................285

Lampiran 16 : Indeks Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran Soal

Uji Coba Hasil Belajar Matematika ...........................................286

Lampiran 17 : Data Induk Penelitian .................................................................294

Lampiran 18 : Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen 1

Page 15: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

dan Kelompok Eksperimen 2 ....................................................297

Lampiran19 : Uji Homogenitas Kemampuan awal Kelompok Eksperimen 1

dan Kelompok Eksperimen 2 .................................................. 299

Lampiran 20 : Uji Keseimbangan Antara Kelompok Eksperimen 1 dan

Kelompok Eksperimen 2............................................................300

Lampiran 21 : Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal Siswa .............................301

Lampiran 22 : Soal Tes Kemampuan Awal Siswa ...........................................305

Lampiran 23 : Penyelesaian Soal Tes Kemampuan Awal Siswa ................... ..311

Lampiran 24 : Data Amatan Penelitian .............................................................316

Lampiran 25 : Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Matematika ............................318

Lampiran 26 : Soal Tes Hasil Belajar Matematika...........................................322

Lampiran 27 : Penyelesaian Tes Hasil Belajar Matematika ............................329

Lampiran 28 : Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Kelompok

Eksperimen 1dan Eksperimen 2.................................................338

Lampiran 29 : Uji Normalitas Kategori Tinggi, Sedang dan Rendah................340

Lampiran 30 : Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok

Eksperimen 2..............................................................................343

Lampiran 31 : Uji Homogenitas Kategori Tinggi, Sedang dan Rendah ...........344

Lampiran 32 : Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama....................345

Lampiran 33 : Uji Komparasi Ganda dengan metode Schefee .........................347

Lampiran 34 : Rekapitulasi UN Tahun Pelajaran 2009/2010............................349

Lampiran 35: Daftar Tabel Statitik ....................................................................350

Lampiran 36: Surat Ijin Penelitian .....................................................................351

Lampiran 37: Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ...................................357

Page 16: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Immanuel D Setyobudi,S 850809208, Ekperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Persamaan Dan Pertidaksamaan Kuadrat ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa SMA Di Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011, Komisi Pembimbing I Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D dan Pembimbing II Drs. Budi Usodo, M.Pd. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1). Apakah model pembelajaran Koopertaif tipe TGT dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe TGT, pada materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. (2) Apakah siswa yang mempunyai kemampuan awal yang lebih tinggi, lebih baik hasil belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal yang lebih rendah. (3) Manakah diantara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT yang memberikan hasil belajar yang lebih baik ditinjau dari tingkat kemampuan awal tinggi, sedang maupun rendah.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA di Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian ini terdiri kelompok eksperimen 1 terdiri dari 20 siswa SMA Kristen 1, 36 siswa SMA Regina pacis terdiri dan 30 siswa SMA Negeri 8, jumlah siswa kelompok kelas eksperimen 1 adalah 88 siswa, sedangkan kelompok eksperimen 2 terdiri dari 20 siswa SMA Kristen 1, 36 siswa SMA Regina pacis terdiri dan 30 siswa SMA Negeri 8, jumlah siswa kelompok kelas eksperimen adalah 88 siswa. Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini adalah 176 siswa diperoleh dengan cara stratified cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pre test dan tes hasil belajar.Untuk menguji validitas instrument dilakukan oleh validator, sedangkan untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Kuder-Richardson 20. Prasyarat analisis menggunakan Lilliefors untuk uji normalitas, dan Bartlett untuk uji homogenitas, Dengan taraf signifikansi α = 5%. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Analisis Variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil analisis menunjukkan (1) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Fobs = 5,83868 > 3,84 = F0,05;1;170 ). (2) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dari siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah (Fobs = 12,1568 > 3,00 = F0,05;2;170). (3) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan tingkat kemampuan awal siswa (Fobs = 2,28914 < 3,00 = F0,05;2;170) Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1). Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. (2). Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi mempunyai hasil belajar lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang maupun rendah, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang mempunyai hasil belajar yang sama baiknya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.

Page 17: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

(3) Untuk setiap kategori kemampuan awal tinggi , sedang maupun rendah , model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kata kunci : STAD, TGT, Kemampuan Awal

Page 18: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRACT Immanuel D Setyobudi. S850809208. The Experimentation of Cooperative Learning Model using Student Teams Achievement Division (STAD) and Teams Games Tournament (TGT) on Subject of Quadratic equality and inequality Viewed from Student’s Prior Competence of Senior High School Students at Surakarta Academic Year 2010/2011. The First Commision of Supervision is Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D and Second Supervision is Drs. Budi Usodo, M.Pd. Thesis. Mathematics Education Study Program of Postgraduate Program of Sebelas Maret University.2010 The aims of this research are to know: (1) Whether cooperative learning model using TGT type can give better result than cooperative learning model using STAD type on subject of quadratic equality and inequality. (2) Whether the result of student learning achievement in mathematics who have a high prior competence better than those who have a middle or low prior competence. (3) Which one of both cooperative learning model using TGT type and STAD type, that achieves better result for students viewed from student’s prior competence that have a high prior, middle prior or low prior competence.

The research uses a quasi experiment. The population of research is senior high school student grade X at Surakarta of academic year 2010/2011. This sample was obtained by experiment group 1 which consisted of 20 students of SMA Kristen 1, 36 students of SMA Regina Pacis, and 30 students of SMA Negeri 8 and experiment group 2 which consisted of 20 students of SMA Kristen 1, 36 students of SMA Regina Pacis and 30 students of SMA Negeri 8. The number of participants in this research was 176 students and it was obtained by stratified cluster random sampling. The data was collected by using pre test and the evaluation’s result. The validity of test instrument was done by validator and realibity of test used Kuder-Richardson 20. The prerequisites of data analysis employed Lilliefors for normality test and Bartlett for homogenenity test at significance level α=5%. The technique of analysis data in the research was two ways variance analysis wiyh different cells. The result shaws (1) Theres is a significant different of student learning achievement among cooperative learning model using STAD type and cooperative learning model of TGT type ( Fobs = 5.83868 > 3.84 = F0.05;1;170 ). (2) There is a significant different of students learning achievement on students who have a high, middle and low prior competence (Fobs = 12.1568 > 3.00 = F0.05;2;170). (3) There is no interaction between the cooperative learning model and the students prior competence (Fobs = 2.28914 < 3.00 = F0.05;2;170). The conclusion of this research are : (1) Students learning achievement using cooperative learning model TGT type is better than cooperative learning model using STAD type. (2) The students who have high prior competence achieve better result than those who have middle or low prior competence while the students who have middle prior competence achieves the same result as those who have low prior competence. (3) The cooperative learning model using TGT type gives better result than cooperative learning using STAD type on each student prior competence. Key words : STAD, TGT, Prior Competence

Page 19: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Page 20: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk memperbaiki

kualitas hasil pendidikan yang telah berlangsung selama ini. Dalam hal ini guru menjadi

salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran.

Keberhasilan itu akan dapat diraih jika setidak-tidaknya guru mempunyai tiga hal, yaitu

(1) Penampilan terbaik (The Best Appearance); (2) sikap terbaik (The Best Attitude); (3)

dan prestasi terbaik (The Best Achievement) (M.Furqon Hidayatulah 2010 : 167).

Menurut Slavin (2009 : 9), seorang guru harus mempunyai keyakinan yang kuat untuk

berhasil dengan cara terus-menerus mencoba menemukan strategi yang tepat, mencari

gagasan dari rekan kerja, membaca buku, mengikuti lokakarya dan sumber yang lain

untuk memperkokoh keterampilan mengajarnya. Salah satu ukuran keberhasilan guru

adalah bila di dalam proses pembelajaran mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan

ini tentunya tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengelola proses belajar

mengajar.

Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar

mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal, yang pada akhirnya

membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Untuk mencapai

kondisi yang demikian maka perlu adanya seorang fasilitator sekaligus motivator yaitu

guru, yang memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi belajar yang melibatkan

siswa aktif, menyenangkan serta dapat menimbulkan motivasi dalam diri siswa, bahkan

menurut Soewondo (dalam Sobry Sutikno, 2009 : 52) mengatakan seorang guru

Page 21: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mempunyai multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, komunikator,

transformator, innovator, konselor, evaluator, dan administrator. Tugas utama guru

adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga

potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal.

Selama ini model pembelajaran yang digunakan di sekolah umumnya masih

menggunakan metode ceramah. Guru secara aktif menjelaskan materi pelajaran,

memberi contoh soal dan memberikan soal-soal latihan, siswa dianggap seperti mesin,

mereka mendengarkan penjelasan guru, mencatat kemudian mengerjakan soal-soal.

Akibatnya interaksi dalam pembelajaran yang muncul hanyalah interaksi satu arah,

sehingga mengakibatkan prestasi belajar yang diperoleh selama ini khususnya pada

mata pelajaran matematika sangat rendah.

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-

aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut

Muhammad Asrori (2007:27) tekanan utama teori kontruktivisme adalah memberikan

tempat kepada siswa/subyek dalam proses pembelajaran daripada guru atau instruktur.

Salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah pembelajaran

kooperatif (cooperative learning). Hal ini sejalan dengan penerapan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK), yang disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pelajaran (KTSP) dimana guru mempunyai kebebasan dalam menentukan metode

pembelajaran yang akan diterapkan, serta menciptakan pembelajaran yang lebih

bervariasi dan dapat meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran. Dari sini

Page 22: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

harus dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa mendapat

kesempatan untuk berinteraksi satu dengan yang lain.

Pemberlakuan kurikulum baru yang berorientasi siswa aktif (student oriented)

bagi keadaan sekarang, bagaimanapun perubahan tersebut membutuhkan penyesuaian

semua pihak, terutama guru dan siswa sebagai subyek dan obyek langsung bagi

pembelajaran yang dimaksud. Ini akan banyak memunculkan kasus, salah satunya

adalah kegiatan pembelajaran yang dimaksud. Pada sisi lain yang terjadi bahwa

pembelajaran dengan pendekatan konvensional sudah menjadi kebiasaan. Pada

pembelajaran dengan pendekatan konvensional, komunikasi siswa masih terbatas hanya

pada jawaban verbal yang pendek atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Hal ini disebabkan karena pembelajaran terpusat pada guru. Kebiasaan siswa hanya

mendengarkan, mengikuti contoh, dan mengerjakan soal-soal latihan tanpa terlibat

dalam mengkonstruksi konsep, prinsip ataupun struktur berdasarkan pemikirannya

sendiri. Satu hal lain pula yaitu kemauan siswa untuk bertanya sangat minim, hal itu

terjadi biasanya pada siswa yang mempunyai kemampuan rendah maupun sedang

karena merasa kurang percaya diri. Dari keterkekangan tersebut, dalam setiap kegiatan

pembelajaran seperti itu, membuat siswa bersikap "tertutup". Akhirnya kebiasaan

tersebut terus terjadi yang menyebabkan siswa tidak terbiasa bersikap aktif dalam

berinteraksi dengan guru ataupun dengan temannya, bahkan bersikap acuh tak acuh

terhadap materi yang sedang dipelajarinya.

Sekarang ini sudah saatnya siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk

mengembangkan diri. Peran guru sebagai pemberi ilmu, selayaknya berubah menjadi

Page 23: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

fasilitator bagi siswa untuk belajar dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Hal ini

relevan dengan pandangan konstruktivisme bahwa siswa yang harus aktif membangun

pengetahuan mereka. Arend dan pakar model pembelajaran lain berpendapat bahwa

tidak ada salah satu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena

masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik apabila telah diujicobakan

untuk mengajarkan materi tertentu Arend (dalam Triyanto 2007 : 9). Untuk itu seorang

guru harus bijaksana dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dan dapat

menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Selama ini yang masih banyak terjadi seorang guru biasanya hanya mengajar

dengan menggunakan model mengajar klasik atau konvensional seperti ceramah

misalnya, ada kemungkinan hal ini disebabkan minimnya pengetahuan atau informasi

tentang model-model pembelajaran. Padahal di sisi lain sudah banyak penelitian-

penelitian dibidang pendidikan menyatakan bahwa model-model pembelajaran yang

baru misalnya model pembelajaran kooperatif, secara signifikan memberikan hasil

belajar matematika yang lebih baik dibandingkan model-model pembelajaran

konvensional seperti ceramah. Penelitian yang telah dilakukan antara lain (1)

Ekperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar

Matematika Siswa Sekolah Dasar Se-Kecamatan Depok (Fitria Khasanah:2009). (2)

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Pokok

Persamaan Dan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X SMA

Page 24: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Negeri Di Kabupaten Tulungagung ( Adi Waluyo: 2010). (3) Efektivitas Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan

Kuadrat dan Fungsi Kuadrat Kelas X di Kota Madiun (Ika Krisdiana: 2010). Ironisnya

hingga saat ini model-model yang baru tersebut juga belum banyak digunakan oleh para

guru. Hal ini kemungkinan masih minimnya publikasi dari hasil penelitian-penelitian

tersebut. Kemungkinan lainnya adalah belum banyaknya penelitian-penelitian yang

membandingkan manakah yang lebih baik diantara model-model pembelajaran yang

baru itu sendiri, sehingga para guru tidak tahu manakah model pembelajaran yang

sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan.

Permasalahan tersebut menarik minat peneliti untuk mencoba membandingkan

manakah yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe

TGT. Selain model pembelajaran, hal yang tidak kalah pentingnya adalah melihat

kemampuan awal yang dimiliki siswa, karena matematika adalah ilmu yang berjenjang

artinya untuk memahami materi yang baru diperlukan pemahaman materi sebelumnya,

sehingga kemampuan awal adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan didalam

menentukan hasil belajar yang diharapkan.

B. Identifikasi masalah

Dari yang sudah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka dapat di identifikasi

permasalahan sebagai berikut :

Page 25: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Ada kemungkinan hasil belajar siswa yang belum memuaskan disebabkan siswa

cenderung pasif, hanya menjadi pendengar dan hanya belajar secara individu.

Terkait dengan ini, dapat diteliti apakah pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif dan siswa belajar secara kooperatif dalam kelompok dapat

meningkatkan hasil belajar matematika

2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kemungkinan disebabkan oleh model

pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar kurang tepat.

Terkait dengan hal ini, muncul permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu

model pembelajaran manakah yang sesuai dan tepat, yang dapat meningkatkan

hasil belajar matematika.

3. Mengingat penguasaan kemampuan awal mempunyai peranan yang penting

dalam belajar matematika maka ada kemungkinan rendahnya hasil belajar siswa

diakibatkan oleh lemahnya kemampuan awal. Terkait hal ini, dapat diteliti

apakah rendahnya hasil belajar matematika siswa tergantung pada kemampuan

awal yang dimiliki siswa.

4. Suatu model pembelajaran matematika tidak selalu dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Keberhasilan suatu proses pembelajaran matematika tidak lepas

dari kemampuan awal matematika siswa. Terkait hal itu, perlu diteliti apakah

pendekatan pembelajaran matematika tergantung dari kemampuan awal

matematika yang dimiliki siswa.

Page 26: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Pemilihan Masalah

Karena keterbatasan peneliti, tidaklah mungkin untuk melakukan penelitian

dengan banyak masalah penelitian dalam waktu yang sama. Berdasarkan identifikasi

masalah, peneliti mencoba menyelesaikan masalah penelitian yang terkait dengan

variabel model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) dan Teams Games Tournament (TGT), kemampuan awal yang dimiliki siswa

dan hasil belajar siswa.

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pemilihan masalah, terdapat tiga hal yang dipersoalkan. Hal

pertama adalah efektivitas pendekatan pembelajaran matematika dalam arti apakah

pendekatan pembelajaran yang satu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan pendekatan pembelajaran yang lain. Hal kedua apakah kemampuan awal

mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ketiga adalah apakah efektivitas pendekatan

pembelajaran matematika tergantung tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa.

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan benar dan terarah, maka diperlukan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada semester gasal tahun pelajaran 2010/2011 SMA Kota

Surakarta.

2. Materi matematika yang digunakan difokuskan pada pokok bahasan Persamaan

Kuadrat dan Pertidaksamaan kuadrat.

Page 27: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Pendekatan pembelajaran yang dibandingkan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).

4. Kemampuan awal siswa dilihat dari nilai tes kemampuan awal yang diberikan

kepada siswa sebelum penelitian dilakukan.

5. Kemampuan awal siswa yang digunakan didalam penelitian ini dikelompokkan

menjadi kelompok kemampuan awal tinggi, kelompok kemampuan awal sedang

dan kelompok kemampuan awal rendah.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe TGT mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih tinggi

daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan

kuadrat?

2. Apakah siswa yang mempunyai kemampuan awal yang lebih tinggi mempunyai

hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

kemampuan awal yang lebih rendah?

Page 28: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Manakah di antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT yang

memberikan hasil belajar yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat kemampuan

awal tinggi, sedang, atau rendah?

F. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak-pihak

yang berkepentingan dalam meningkatkan prestasi belajar matematika. Secara rinci

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Apakah hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

2. Siswa yang mempunyai kemampuan awal yang lebih tinggi apakah mempunyai

hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

kemampuan awal yang lebih rendah di dalam mengikuti pembelajaran

matematika.

3. Manakah diantara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT yang

memberikan hasil belajar yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat kemampuan

awal tinggi, sedang, maupun rendah.

Page 29: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Sebagai alternatif dalam pemilihan model pembelajaran matematika

b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam mempraktekkan pembelajaran

inovatif yang berorientasi konstuktivistik.

c. Menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

d. Menambah wawasan tentang pentingnya memperhatikan kemampuan awal

yang dimiliki siswa.

2. Bagi Siswa

a. Mendapat pengalaman yang baru dalam belajar matematika yaitu dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe TGT.

b. Siswa berani mengemukakan pendapat didalam kelompok belajarnya dan

belajar bersosialisasi dengan sesama teman belajarnya.

c. Meningkatkan percaya diri dan motivasi siswa dalam belajar matematika.

d. Merubah pandangan atau anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran

yang sulit, menakutkan dan membosankan menjadi sebaliknya, yaitu

matematika merupakan pelajaran yang mudah dan menyenangkan.

Page 30: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab I mendefinisikan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Winkel (1991)

dalam (Sobry Sutikno 2009 : 31) mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat

tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan

memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap kejadian-

kejadian internal yang berlangsung dalam diri peserta didik. Sedangkan menurut

Dimyati dan Mudjiono (dalam Sobry Sutikno 2009:32) mengartikan pembelajaran

sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. H.Isjoni (2009: 14)

mendefinisikan “pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa bukan dibuat

untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

peserta didik melakukan kegiatan belajar”. Dari beberapa pengertian pembelajaran

tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang

dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Secara implisit,

di dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode

untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Lungdren (dalam Sobry Sutikno,

2009 : 32), menyebutkan bahwa fokus sistem pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu:

(1) Siswa, siswa merupakan faktor yang paling penting sebab tanpa siswa tidak akan

Page 31: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

terjadi proses belajar mengajar. (2) Proses belajar, proses belajar adalah apa saja yang

dihayati siswa apabila mereka belajar, bukan apa yang harus dilakukan pendidik untuk

membelajarkan materi pelajaran melainkan apa yang akan dilakukan siswa untuk

mempelajarinya. (3) Situasi belajar, situasi belajar adalah lingkungan tempat terjadinya

proses belajar belajar dan semua faktor yang mempengaruhi siswa atau proses belajar

seperti, guru, kelas dan interaksi di dalamnya.

Pendekatan pembelajaran di sini diartikan sebagai jalan yang ditempuh guru

untuk menciptakan kondisi lingkungan yang memungkinkan seseorang belajar. Selain

itu dari pengertian-pengertian pembelajaran di atas menunjukkan bahwa peran guru

sangat dominan dalam pembelajaran di kelas, yaitu sebagai desainer sekaligus

pengendali pembelajaran yang menentukan bentuk lingkungan belajar yang dialami

siswa. Selanjutnya bentuk lingkungan ini akan menentukan arah pencapaian perubahan

pada diri siswa selaku pebelajar.

Perubahan seseorang yang dihasilkan dari suatu pembelajaran disebut hasil

belajar orang tersebut yang dapat dilihat dan diukur.

Sobry Sutikno (2009:4) menyatakan belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang

dimaksud disini adalah perubahan secara sadar dan tertuju untuk memperoleh sesuatu

yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan hasil belajar juga bersifat aktif, maksudnya

bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari

individu itu sendiri. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuaan yang

Page 32: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

ingin dicapai. Jadi perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah

laku yang sudah ditetapkan sebelumnya. Perubahan itu meliputi perubahan keseluruhan

tingkah laku, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dengan demikian dalam

pembelajaran di sekolah, upaya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan

penciptaan kondisi belajar yang memberikan banyak muatan pengalaman bagi siswa

berkenaan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan.

Karena belajar merupakan suatu aktivitas mental maka hasil belajar siswa

ditentukan oleh sejauh mana siswa terlibat secara mental dalam kegiatan belajar.

Keterlibatan siswa secara mental dalam belajar ditentukan oleh sejauh mana kedekatan

siswa dengan objek (materi) belajar. Silberman (2006:27) menyatakan bahwa belajar

memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum bisa

memahami. Masing-masing cara dalam penyajian konsep akan menentukan pemahaman

siswa. Jika kedekatan dengan materi ini terjadi pada peserta didik, dia akan merasakan

sedikit keterlibatan mental. Oleh karenanya, pendekatan pembelajaran yang digunakan

guru di kelas menentukan sejauh mana siswa terlibat secara mental dalam kegiatan

belajar. Macam pendekatan pembelajaran yang digunakan akan menentukan seberapa

banyak muatan pengalaman yang dapat diperoleh siswa berkenaan dengan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan. Hal ini berarti pendekatan

pembelajaran merupakan faktor dominan dalam menentukan hasil belajar siswa.

Matematika sekolah yang selanjutnya disebut matematika merupakan pelajaran

di sekolah yang memiliki karakteristik yang khas. Ebbutt dan Straker (1995) dalam

Depdiknas (2006: 3-6) mendefinisikan matematika sebagai berikut: (a). Matematika

Page 33: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sebagai penelusuran pola dan hubungan, (b) Matematika sebagai kreativitas yang

memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan, (c). Matematika sebagai kegiatan

pemecahan masalah (problem solving), dan (d). Matematika sebagai alat

berkomunikasi. Selanjutnya dikemukakan klasifikasi materi pelajaran matematika yang

meliputi: (a). fakta (facts), (b). pengertian (concepts), (c). keterampilan penalaran, (d).

keterampilan algoritmik, (e). keterampilan menyelesaikan masalah matematika

(problem solving), dan (f). keterampilan melakukan penyelidikan (investigation).

2. Pembelajaran Kooperatif

Persaingan dan rasa aman mempengaruhi siswa dengan kadar yang bervariasi

berdasarkan kemampuannya dalam belajar. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi

umumnya lebih dapat menilai ancaman yang timbul dari situasi persaingan. Siswa yang

berkemampuan sedang (sebagian besar siswa berada pada level ini) dan siswa yang

berkemampuan rendah menjadi semakin cemas sehingga kurang bebas berhubungan

dengan guru, materi pelajaran, dan situasi belajar. Kebutuhan rasa aman hanya mungkin

dipenuhi jika ada suasana belajar kooperatif yang memungkinkan siswa saling

menolong dan saling memberi dorongan moril. Oleh karena itu, guru hendaknya

menciptakan suasana belajar di kelas yang kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran dengan penekanan

pada aspek sosial dalam pembelajaran dan menggunakan kelompok-kelompok kecil

yang terdiri dari 4 - 5 siswa yang heterogen untuk bersama-sama saling membutuhkan

dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan belajar, juga dalam memperoleh

Page 34: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

penghargaan. Menurut Anita Lie (2007:28), model pembelajaran kooperatif merupakan

suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di

dalamnya menekankan kerjasama atau gotong royong, kelompok yang dimaksud

bukanlah semata-mata kumpulan orang, tetapi menurut pakar dinamika kelompok

bernama Shaw dalam (Agus Suprijono 2009:57) memberikan pengertian kelompok “ as

two or more people who interact with and influence one another” yang artinya tiap

anggotanya saling berinteraksi, saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang

lain. Sedangkan menurut Isjoni (2009: 20) pembelajaran kooperatif mengkondisikan

siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk

menuntaskan materi masalah dalam belajar. Lingkup penyelesaian tugas bukan saja

dalam hal menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi lebih dari itu siswa bernalar

berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dalam pemahaman atas materi yang

dipelajarinya. Berarti pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada paham konstruktivisme. Dengan cakupan demikian memberikan

peluang pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam

membangun pengetahuannya. Sehingga pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

alternatif strategi pembelajaran yang dapat membuka fenomena baru dalam kegiatan

pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran akan membawa suatu perasaan baru bagi siswa yang akan merasa sangat

dihargai keberadaannya. Hal ini disebabkan siswa merasa terlibat di dalam memahami

pengetahuan dari materi yang dipelajarinya. Dengan demikian pembelajaran kooperatif

menjadi suatu strategi pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa.

Page 35: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja secara kolaboratif. Tentunya

berhubungan dengan kelompok. Kelompok yang dibentuk hanya berkisar 4 – 5 orang,

berarti kelompok yang dibentuk adalah kelompok kecil. Tujuan dibentuk kelompok

kecil adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam

proses berpikir dan kegiatan belajar.

Selain siswa belajar secara berkelompok dalam pembelajaran kooperatif (seperti

telah diuraikan di atas) terdapat beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif yaitu :

a. Setiap anggota memiliki peran. b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara para siswa. c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga

anggota sekelompoknya. d. Guru membantu para siswa untuk mengembangkan keterampilan

interpersonal kelompok. e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan .

Suatu strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian pula

dengan pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif menurut

Sharan dan Johnson (dalam H.Isjoni,2009: 43) di antaranya sebagai berikut:

1. Mempunyai motivasi yang tinggi. 2. Meningkatkan kemampuan akademik, 3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis. 4. Membentuk hubungan persahabatan. 5. Meningkatkan motivasi siswa memperbaiki sikap terhadap sekolah dan

belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik. 6. Membantu para siswa untuk menghargai pokok pikiran atau pendapat

orang lain.

Menurut Jarolimek & Parker (dalam H.Isjoni, 2009 :44) keuntungan lain yang

diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah :

1. Saling ketergantungan positif 2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Page 36: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan

guru. 6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman emosi

yang menyenangkan.

Dengan melihat keuntungan dan kelebihan yang telah diuraikan di atas

pembelajaran kooperatif sangat penting untuk diterapkan di dalam proses belajar

mengajar. Alasan penting ini ditujukan terutama bagi efek pembelajaran tersebut bagi

siswa yang berdampak positif.

Senada dengan pendapat para pakar diatas, pada penelitian yang dilakukan oleh

Adeyemi, B tahun 2008 yang dipublikasikan pada jurnal internasional yang berjudul

“Effects of Cooperative Learning and Problem Solving Strategies on Junior Secondary

School Students Achievement in Social Studies”, menyatakan bahwa :

“the results showed that students exposed to cooperative learning strategy performed better than their counterparts in the other groups” yang berarti pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif memberikan

prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan strategi pemecahan masalah pada

siswa setara SMP pada kelas sosial. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Doymus, K. tahun 2007 yang dipublikasikan dalam jurnal internasional yang berjudul

:“Effects of a Cooperative Learning Strategy and Learning Phases of Matter and One-

Component Phase Diagrams” menyatakan bahwa :

“the results indicate that the instruction based on cooperative learning yielded significantly better achievement in terms of the Chemistry Achievement Test (CAT) and Phase Achievement Test (PAT) scores compared to the test scores of the control group, which was taught with

traditionally designed chemistry instruction”

Page 37: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Ini berarti bahwa pembelajaran yang didasarkan pada pembelajaran kooperatif

secara signifikan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada menggunakan

pembelajaran tradisional.

Demikian pula penelitian yang dilakukan Garry Hornby (2009), dalam jurnal

yang berjudul:

“ The effectiveness of cooperative learning with trainee teachers.” Menyatakan :

A plethora of research studies has found cooperative learning to be effective in promoting academic achievement with students of all ages. It has been suggested that key elements of cooperative learning are individual accountability and positive interdependence. Results indicate that academic learning was greater in the experimental group, in which individual accountability and positive interdependence were structured into the activity. Yang artinya kebanyakan penelitian telah menyatakan bahwa Cooperative

Learning merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

untuk segala usia. Disarankan bahwa unsur-unsur kunci dari Cooperative Learning

adalah akuntabilitas individu dan saling ketergantungan yang positif. Hasil penelitian

ini mengindikasikan bahwa hasil belajar akademik lebih baik pada kelompok

eksperimen, di mana akuntabilitas individu dan saling ketergantungan yang positif

terstruktur dalam kegiatan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ballantine, J dan Larres, P yang

dipublikasikan pada jurnal internasional yang berjudul: “Cooperative learning: A

Pedagogy to Improve Students Generic Skills?” tahun 2007 menyatakan bahwa :

“students found the cooperative learning approach beneficial in developing their generic skills”.

Page 38: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif bermanfaat untuk

mengembangkan kemampuan umum para siswa.

Selain kelebihan tersebut pembelajaran kooperatif juga memiliki kekurangan-

kekurangan, di antaranya yaitu :

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Walaupun kelemahan-kelemahan tersebut melekat pada pembelajaran

kooperatif, tetapi dapat diminimalkan dengan beberapa tindakan alternatif. Untuk

kelemahan yang pertama dan kedua, dalam pembelajaran kooperatif digunakan LKS

yang memungkinkan siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Bagi guru,

penggunaan LKS dapat mengurangi dominasi guru dalam menjelaskan materi. Berarti

alokasi waktu yang digunakan untuk menjelaskan dapat dikurangi. Selain itu,

pengelolaan kelas ke arah siswa aktif dengan segera dapat diwujudkan. Selain itu

pembagian kelompok dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dan guru telah menata

kelas sesuai dengan kelompok yang ada. Dengan demikian terjadi penghematan waktu

yang dibutuhkan. Sedangkan untuk kelemahan ketiga, pada dasarnya guru dapat dilatih

terlebih dahulu, sehingga guru telah memiliki kemampuan yang diharapkan. Demikian

pula untuk kelemahan keempat, dengan digunakannya pendekatan psikologis,

pembelajaran kooperatif akan membentuk sifat-sifat tertentu yang diinginkan sekaligus

dapat dilatih. Hal ini didukung dengan pemberian motivasi dan tantangan tugas serta

Page 39: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

tanggung jawab yang dibebankan kepada tiap kelompok melalui kerja sama anggota-

anggotanya.

Guru hendaknya jangan mengasumsikan bahwa siswa menguasai keterampilan-

keterampilan sosial atau kelompok untuk bekerja secara kooperatif. Siswa mungkin

tidak mengetahui bagaimana saling berinteraksi, bagaimana mengembangkan rencana

kerja kooperatif, bagaimana mengkoordinasi sumbangan-sumbangan dari berbagai

kelompok, atau bagaimana menilai kemajuan kelompok dalam tugas-tugas tertentu.

Untuk menjadikan pembelajaran kooperatif berlangsung sesuai dengan harapan, guru

perlu mengajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif yang diperlukan.

Ada tiga tingkatan keterampilan kooperatif yang dapat dilatihkan menurut

Lungdren (dalam Isjoni 2009:65) yaitu keterampilan kooperatif tingkat awal,

keterampilan kooperatif tingkat menengah, dan keterampilan kooperatif tingkat mahir.

Tetapi dalam tesis ini hanya diambil beberapa dari masing-masing tingkatan tersebut

yang dianggap sangat penting, yaitu :

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

a. Menggunakan kesepakatan dan menghargai kontribusi

Memiliki kesepakatan yang dijadikan komitmen dalam meningkatkan hubungan

kerja kelompok. Saat anggota mengajukan pendapat, ide, atau suatu jawaban

patut diperhatikan atau dikerjakan oleh anggota lain dalam kelompok setelah

disepakati. Implikasinya, dalam kelompok akan menghasilkan perasaan

kebersamaan dalam kelompok tersebut. Merasa satu dalam kelompok.

b. Mendorong partisipasi

Page 40: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Mendorong partisipasi berarti memotivasi semua anggota kelompok untuk

memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. Jika satu atau dua anggota

tidak berpartisipasi atau hanya memberikan sedikit kontribusi, maka tugas dari

kelompok tersebut tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya atau hasilnya

kurang memuaskan.

c. Mengambil giliran dan berbagi tugas

Menggantikan seseorang yang mengemban tugas tertentu dan mengambil

tanggung jawab tertentu dalam kelompok. Implikasinya, setiap anggota

kelompok akan tumbuh rasa sebagai anggota kelompok kerja untuk mencapai

suatu tujuan bersama.

d. Berada dalam tugas dan kelompok

Meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga akan

terselesaikan pada waktunya dengan ketelitian yang lebih baik dan kreatif.

Berada dalam kelompok berarti tetap dalam kelompok selama kegiatan

berlangsung. Implikasinya, kelompok akan lebih bangga terhadap peningkatan

efisiensi dan efektifitas dalam mempersiapkan dan menyelesaikan tugas-tugas

yang diberikan.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah:

a. Mendengarkan dengan aktif

Jika mendengar dengan aktif maka siswa akan mampu menggunakan pesan fisik

dan lisan, sehingga pembicara akan tahu bahwa orang lain secara giat sedang

menyerap informasi. Pengertian dari suatu konsep akan meningkat dan hasil

Page 41: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kelompok akan menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

Sebagai implikasinya, perasaan bangga bagi siswa yang memberikan partisipasi

akan merasa bahwa apa yang mereka sumbangkan itu berharga, paling tidak ia

akan merasa dihargai pendapatnya.

b. Bertanya

Maksud dari bertanya adalah meminta atau menanyakan suatu informasi atau

penjelasan lebih lanjut. Dengan bertanya sesorang yang sedang tidak aktif dapat

dimotivasi untuk ikut serta, termasuk anggota kelompok yang pemalu. Dari hal

ini berarti memperbaiki kemampuan komunikasi, juga interaksi.

c. Menafsirkan

Menafsirkan berarti menyatakan kembali informasi dengan kalimat berbeda. Ini

akan menimbulkan pemahaman yang lebih, sebab apa yang diperoleh

diungkapkan dengan cara yang berbeda.

d. Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar. Pekerjaan

akan cenderung bebas dari kesalahan dan kekurang tepatan. Pemahaman akan

berkembang. Hal ini berakibat siswa menjadi kritis dan hasil kelompok akan

lebih baik.

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Mengelaborasi, maksudnya adalah mampu memperluas konsep, kesimpulan, dan

pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Keterampilan ini

Page 42: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

penting karena akan menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang

lebih tinggi.

Semua keterampilan kooperatif tersebut (tidak langsung keseluruhan) dilatihkan

guru dalam kegiatan pembelajaran, tetapi dapat dipilih sedikit demi sedikit yang

dianggap sesuai dengan kepentingan hingga mencapai harapan dan seluruh

keterampilan kooperatif.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif yang sering digunakan ada beberapa tipe, di antaranya

yaitu kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), kooperatif tipe

Jigsaw, kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament), dan kooperatif tipe The

Structural Approach (pendekatan struktural).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dalam

pembelajaran kooperatif, dengan menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang

beranggotakan 4-5 orang yang heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan

suku. Guru menyajikan materi pelajaran (penyajian materi dapat dilakukan baik dengan

ceramah, demonstrasi, atau bahan bacaan), dan kemudian siswa bekerja di dalam tim

mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi

tersebut. Pada akhir pembelajaran seluruh siswa diberi tes tentang materi tersebut,

dengan ketentuan pada saat tes siswa tidak boleh saling membantu atau bekerja sama

antara teman-teman baik dari teman satu tim maupun dengan tim yang lainnya. Skor

siswa yang diperoleh dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu dari siswa yang

bersangkutan dan poin diberikan berdasarkan seberapa jauh siswa menyamai kinerja

Page 43: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

yang lalu pula. Poin tiap anggota ini dijumlah untuk mendapatkan skor tim, dan tim

yang mencapai kriteria tertentu diberi sertifikat atau penghargaan.

Perencanaan pembelajaran kooperatif disusun berdasarkan langkah-langkah

yaitu: (1) persiapan, (2) penyajian materi, (3) kegiatan kelompok, (4) tes hasil belajar,

dan (5) penghargaan kelompok. Pembelajaran dimulai dengan penyampaian oleh guru

tentang tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajar. Termasuk di

dalamnya penyajian informasi yang biasanya disertai bahan bacaan atau secara verbal.

Kemudian siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 - 5

orang. Selanjutnya siswa bekerja dan belajar tentang materi yang dipelajarinya dengan

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Bimbingan diberikan guru jika dianggap

perlu baik kepada kelompok atau individu. Langkah berikutnya siswa dievaluasi, dapat

melalui tes individu atau kelompok (diwakili oleh anggotanya). Dan terakhir

diupayakan guru memberikan penghargaan kepada siswa dalam kelompok baik upaya

maupun hasil kerja mereka. Langkah-langkah tersebut (dalam bentuk fase-fase)

diuraikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Langkah-Langkah Kegiatan Guru Fase-1

Menyampaikan tujuan

belajar dan memotivasi

siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan cara demonstrasi atau melalui bahan

Page 44: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Langkah-Langkah Kegiatan Guru bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

cara membentuk kelompok-kelompok belajar

dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau tiap-tiap

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan

penghargaan

Guru menentukan cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil belajar

individu maupun kelompok.

(Trianto, 2007:54)

Keenam langkah tersebut jika dilaksanakan maka akan terdapat siklus yang tetap

dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Seperti yang dikemukakan oleh

Slavin (2009:143) bahwa STAD terdiri dari suatu komponen yang tetap dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu :

a. Mengajar

Page 45: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Guru menyajikan materi pelajaran. Penyajian materi ini dapat dengan verbal

langsung disampaikan oleh guru atau dapat pula melalui bahan bacaan/teks.

b. Kegiatan kelompok

Siswa bekerjasama dalam kelompok masing-masing untuk menguasai materi

pelajaran atau menyelesaikan tugas.

c. Tes/kuis

Siswa mengerjakan kuis atau penilaian lainnya secara individual.

d. Penghargaan kelompok

Skor kelompok dihitung berdasarkan poin peningkatan kelompok, pemberian

sertifikat, laporan berkala kelas, atau papan buletin sebagai penghargaan skor tertinggi

kelompok.

Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Kelompok STAD

Rata-Rata Poin Kelompok Penghargaan Kelompok

15 – 19 Kelompok Baik (Good Team)

20 – 24 Kelompok Hebat (Great Team)

≥ 25 Kelompok Super (Super Team)

(Slavin, 2009)

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki

kelebihan (selain kelebihan pembelajaran kooperatif pada umumnya) lebih mudah

diterapkan di kelas bagi guru yang baru memulai menggunakan pembelajaran

kooperatif sebagai salah satu strategi pembelajarannya. Hal ini dimungkinkan karena

dalam langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD masih memuat langkah

Page 46: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pembelajaran konvensional, yaitu guru menyajikan materi. Hal ini sekaligus menjadi

kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, karena dengan demikian dominasi

guru masih tampak dalam kegiatan pembelajaran. Namun kelemahan ini dapat direduksi

dengan cara guru menyajikan materi dalam bentuk bahan bacaan. Hal ini berarti siswa

menjadi lebih aktif. Namun pemberian bahan bacaan masih tetap harus diikuti dengan

pemberian penjelasan pada bagian-bagian tertentu. Dengan demikian siswa yang baru

memulai mengikuti pembelajaran koopertif akan tahap demi tahap menyesuaikan diri

dengan situasi siswa belajar aktif.

Hal penting lain yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah penetapan kelompok beserta anggota-anggotanya. Penetapan anggota

kelompok kooperatif dibuat oleh guru sebelum memasuki kegiatan pembelajaran.

Pembentukan kelompok didasarkan pada nilai hasil pengukuran sebelumnya (rapor atau

tes materi sebelumnya) dengan merangking nilai siswa. Urutan rangking kemudian

dibagi dalam empat bagian. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang masing-masing

dari ke empat bagian tersebut. Akhirnya, penyempurnaan anggota kelompok dilakukan

dengan menyeimbangkan jenis kelamin, etnik, dan lainnya.

Keberhasilan kelompok dapat dievaluasi dari kumpulan poin peningkatan tiap

kelompok yang disumbangkan oleh anggotanya. Poin peningkatan dihitung dari hasil

kuis. Kuis diberikan kepada siswa secara klasikal setelah mereka menyelesaikan tugas

kelompok. Pemberian kuis harus dengan alokasi waktu yang cukup bagi siswa untuk

dapat menyelesaikannya. Dalam pengerjaan atau penyelesaian soal kuis yakinkan siswa

Page 47: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

agar bekerja secara individual. Kesempatan ini saatnya mereka menunjukkan apa yang

telah mereka pelajari.

Sebagai motivasi, berdasarkan hasil kuis siswa dan perhitungan poin

peningkatan kelompok, wujud penghargaan bagi kelompok dapat diberikan dengan

berbagai bentuk. Mungkin sertifikat, laporan berkala kelas, atau buletin pajang. Isi

semua bentuk tersebut menguraikan tentang prestasi kelompok. Prestasi tersebut dapat

diketahui dari hasil perhitungan skor peningkatan kelompok berdasarkan kuis terdahulu.

Tabel 2.3 Kriteria Skor Kemajuan Individual

SKOR KUIS POIN KEMAJUAN

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

1 - 10 poin di bawah skor awal 10

0 - 10 poin di atas skor awal 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Kertas jawaban sempurna 30

4. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu tipe dalam

pembelajaran kooperatif, dengan menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang

beranggotakan 4-5 orang yang heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan

suku. Secara umum pembelajaran kooperatif tipe TGT sama saja dengan STAD kecuali

satu hal : TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis, dimana

para siswanya berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim lain yang kinerja

akademik sebelumnya setara dengan mereka, kelemahan dari pembelajaran dengan

pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah membutuhkan waktu yang relatif lama dalam

Page 48: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pelaksanaannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran kooperatif tipe

TGT adalah sebagai berikut :

1. Presentasi Kelas

Presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran dengan

pengajaran langsung atau diskusi ataupun dapat menggunakan perangkat

audiovisual. Fokus presentasi pada kelas berbeda dengan presentasi pada kelas

biasa,karena yang disampaikan hanya pokok-pokok materi dan teknis pembelajaran

yang akan dilaksanakan, dengan demikian siswa harus memperhatikan dengan

cermat sebelum presentasi berlangsung. Siswa harus menyadari kecermatannya

sangat menunjang keberhasilan belajar selanjutnya yang akan menentukan nilai

dari tim mereka.

2. Tim

Tim terdiri dari 4 – 5 orang siswa anggota kelas dengan kemampuan yang berbeda.

Anggota tim mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras atau suku. Fungsi utama tim adalah untuk memastikan

bahwa semua anggota tim belajar, lebih khusus lagi adalah untuk menyiapkan

anggotanya supaya dapat mengerjakan soal-soal dalam turnamen dengan baik.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang di rancang

untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan

pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan beberapa

orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Game biasanya

Page 49: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama.

Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan

sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut.

4. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Perangkat turnamen

yang digunakan adalah kartu soal, lembar pembagian meja turnamen, lembar skor

game, lembar rangkuman tim . Turnamen biasanya berlangsung pada akhir minggu

atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah

melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama

guru menunjuk siswa untuk berada di meja turnamen, tiga siswa berprestasi tinggi

sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2 dan seterusnya. Kompetisi

yang seimbang ini, seperti halnya system skor kemajuan individual dalam STAD,

memungkinkan para siswa dari semua tingkat sebelumnya berkontribusi secara

maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah

turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung kinerja mereka pada

turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya

yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 4 ke meja 3). Skor tertinggi kedua tetap

tinggal pada meja yang sama, dan skor yang paling rendah “ diturunkan”. Dengan

cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya akan

dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kemampuan mereka

yang sesungguhnya. Sebagai ilustrasi pelaksanaan turnamen dapat dilihat pada

gambar berikut :

Page 50: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Contoh penempatan siswa dalam tim meja turnamen seperti gambar

berikut :

Skema pertandingan atau turnamen TGT

Keterangan:

A1,B1,C1 = Siswa berkemampuan tinggi

A(2,3,4) B(2,3,4) C(2,3,4) = Siswa berkemampuan sedang

A5,B5,C5 = Siswa berkemampuan rendah

TT1,TT2,TT3,TT4,TT5 = Meja Turnamen (1,2,3,4,5)

5. Penghargaan Tim

Dalam pembelajaran kooperatif, penghargaan diberikan untuk kelompok bukan

individu, sehingga keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan setiap

anggotanya. Penghargaan kelompok diberikan atas dasar rata-rata poin kelompok

yang diperoleh dari game dan turnamen dengan kriteria yang telah ditentukan

sebagai berikut.

Tabel 2.4 Kriteria Penghargaan Kelompok TGT

Rata-Rata Poin Kelompok Penghargaan Kelompok

40 – 44 Kelompok Baik (Good Team)

2005) Gambar 1

Page 51: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

45 – 49 Kelompok Hebat (Great Team)

≥ 50 Kelompok Super (Super Team)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan

mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

ditentukan. Team mendapat julukan sesuai poin yang diperoleh.

Dari uraian di atas pada prinsipnya kedua model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) sama dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), perbedaannya pada model

pembelajaran kooperatif tipe TGT di akhir unit di adakan game atau turnamen

sedangkan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD hanya diberikan tes atau kuis.

5. Kemampuan Awal Siswa

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa akan berpengaruh pada proses

pembelajaran. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat awal yang harus dimiliki

siswa agar proses pembelajaran yang dihadapi siswa dapat berjalan dengan lancar.

Dalam Depdiknas (2004: 2), matematika bersifat hierarkis yang berarti suatu

materi merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Untuk mempelajari

matematika hendaknya berprinsip pada:

1. Materi matematika hendaknya disusun menurut urutan tertentu atau tiap topik

matematika berdasarkan subtopik tertentu,

2. Setiap siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami

subtopik pendukung atau prasyaratnya,

Page 52: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Perbedaan kemampuan antar siswa dalam mempelajari atau memahami suatu

topik matematika dan dalam menyelesaikan masalahnya ditentukan oleh

perbedaan penguasaan subtopik prasyaratnya,

4. Pengusaan topik baru oleh seorang siswa tergantung pada penguasaan topik

sebelumnya.

Sedangkan menurut Piaget (dalam Paul Suparno 1997: 20-21), bahwa setiap

level keadaan dapat dimengerti sebagai akibat dari transformasi tertentu atau sebagai

titik tolak bagi transformasi lain, sedangkan menurut Winkel (1991: 80), menyatakan

bahwa kemampuan awal merupakan jembatan untuk menuju pada kemampuan final.

Setiap proses belajar mengajar mempunyai titik tolaknya sendiri atau berpangkal pada

kemampuan siswa tertentu untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru, seperti apa

yang menjadi tujuan dalam proses pembelajaran. Ini berarti pengalaman belajar yang

lalu memegang peranan untuk memahami konsep-konsep baru. Jelas bahwa

pengalaman belajar matematika di SMP misalnya, akan sangat berpengaruh terhadap

kemampuan penguasaan bahan matematika di SMA.

Menurut Ausubel (dalam Paul Suparno 1997: 53-54), belajar bermakna adalah

suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian

yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Dalam proses belajar ini siswa

mengasosiasikan pengalaman, fenomena dan fakta-fakta baru ke dalam sistem

pengetahuan yang telah ia punyai sebelumnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan kemampuan awal siswa adalah suatu

kemampuan yang telah dimiliki sebelum pembelajaran berlangsung yang merupakan

Page 53: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

prasyarat untuk mengikuti proses belajar selanjutnya. Kemampuan awal berperan

penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal juga menggambarkan kesiapan

siswa dalam menerima materi pelajaran baru yang akan diberikan oleh guru pada kelas

yang lebih tinggi.

B . Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan Hadi Wiyono (2008) yang mengemukakan bahwa siswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD mendapat

prestasi belajar pada pokok Bahasan Faktorisasi suku aljabar yang lebih baik

daripada siswa-siswa yang diberikan metode belajar tradisional. Persamaan antara

penelitian yang dilakukan oleh Hadi Wiyono dengan yang peneliti lakukan adalah

sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Team Achievement Divisions). Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh

Hadi Wiyono dengan yang peneliti lakukan adalah pada penelitian Hadi Wiyono

dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri se Kabupaten Ponorogo

Tahun Pelajaran 2007/2008 pada pokok bahasan Faktorisasi suku aljabar,

sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada peserta didik kelas X

SMA se-Surakarta pada materi persamaan kuadrat dan pertidaksamaan kuadrat

dan dilakukan pembandingan dengan Teams Games Tournaments (TGT).

Page 54: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Penelitian yang dilakukan oleh Adi Waluyo tahun 2010, Eksperimentasi model

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Pokok Persamaan Dan Fungsi

Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X SMA Negeri di

Kabupaten Tulungagung, menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe STAD memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model

konvensional. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Adi Waluyo

dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions).

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Adi Waluyo dengan yang peneliti

lakukan adalah Eksperimentasi model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada

Materi Pokok Persamaan Dan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan Awal

Siswa Kelas X SMA Negeri Di Kabupaten Tulungagung sedangkan penelitian

yang peneliti lakukan adalah pada peserta didik kelas X SMA se-Surakarta pada

materi persamaan kuadrat dan pertidaksamaan kuadrat dilakukan pembandingan

dengan Teams Games Tournaments (TGT).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Latifah Mustofa Lestyanto tahun 2010,

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament (TGT) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada

Materi Kubus dan Balok bagi Siswa Kelas VII SMP Kabupaten Klaten Ditinjau

dari Aktivitas Belajar Siswa.mengemukakan bahwa siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)

memiliki hasil belajar matematika sama baiknya dengan siswa yang mendapatkan

Page 55: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pembelajaran model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

pada materi Materi Kubus dan Balok. Persamaan antara penelitian yang dilakukan

oleh Latifah Mustofa Lestyanto dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments

(TGT) dan Student Team Achievement Division (STAD). Perbedaan antara

penelitian yang dilakukan oleh Latifah Mustofa Lestyanto dengan yang peneliti

lakukan adalah pada penelitian Latifah Mustofa Lestyanto dilakukan pada Siswa

Kelas VII SMP Kabupaten Klaten Ditinjau dari Aktivitas Belajar sedangkan

penelitian yang peneliti lakukan adalah pada siswa klas X SMA di Surakarta

ditinjau dari tingkat kemampuan awal siswa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan penyajikan diskripsi di atas, dapat disusun kerangka berpikir untuk

memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka berpikir ini disusun berdasarkan

variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan Student Teams Achievement Division (STAD) dan Team Games

Tournament (TGT), serta kemampuan awal.

1. Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games Tournaments (TGT)

merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam

pembelajaran. Dalam Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Teams Games

Tournaments (TGT) didapatkan adanya proses kebersamaan dalam menyelesaikan suatu

permasalahan. Interaksi dalam kelompok ini akan berjalan dengan baik jika setiap

kelompok mempunyai kemampuan yang heterogen. STAD dan TGT merupakan bentuk

model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan pada teori belajar

Page 56: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

konstruktivisme, dimana menurut teori belajar ini pengetahuan dibangun/dikontruksi

peserta didik sedikit demi sedikit yang hasilnya diperoleh dari hasil konstruksi dan

pengalamannya sendiri. Peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep-konsep yang sulit dalam pelajaran, apabila mereka dapat saling mendiskusikan

masalah tersebut dengan teman sekelompoknya, namun siswa yang mempunyai

kemampuan rendah atau sedang kadang-kadang merasa bosan atau kurang percaya diri,

hal itu menjadikan mereka kurang aktif di dalam kelompok sehingga tidak bisa menguasai

materi dengan optimal. Pada pembelajaran dengan model TGT terdapat komponen

berupa game dan tournament yang tentunya akan disukai oleh sebagian besar siswa.

Dengan adanya game dan tournament tersebut, diharapkan para peserta didik baik yang

mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang maupun rendah akan lebih tertarik pada

materi pelajaran yang diberikan dan mempunyai keinginan untuk mempelajarinya secara

lebih dalam. Menurut M. Furqon Hidayatullah (2009 : 160) mengatakan pembelajaran

yang menyenangkan akan mendorong peserta didik untuk belajar dan menyebabkan

peserta didik tertarik terhadap pelajaran tersebut. Sedangkan menurut Bobbi DePorter

(2007 : 69) mengatakan seseorang yang belajar dalam situasi yang menyenangkan akan

menghasilkan prestasi yang baik. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe TGT

diharapkan dapat lebih meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dibandingkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Hasil belajar peserta didik akan dipengaruhi oleh kemampuan awal (kemampuan

yang telah dikuasai peserta didik sebelumnya). Kemampuan awal merupakan syarat

peserta didik untuk dapat mengikuti materi pelajaran dengan baik. Pada saat peserta

didik menerima materi baru, peserta didik akan menghubungkan atau menggunakan

Page 57: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk mengkonstruksi pengetahuan

yang baru. Peserta didik dengan kemampuan awal yang terbatas akan mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang baru. Sehingga peserta didik dengan

kemampuan awal tinggi dimungkinkan hasil belajarnya akan lebih baik

dibandingkan dengan peserta didik dengan kemampuan awal sedang atau rendah,

demikian pula peserta didik dengan kemampuan awal sedang dimungkinkan hasil

belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan peserta didik dengan kemampuan

awal rendah.

3. Seorang peserta didik sebelum mengikuti pelajaran pasti sudah mempunyai

kemampuan awal yang sudah ia kuasai. Kemampuan awal matematika peserta didik

dan pengalaman belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung merupakan

modal bagi peserta didik dalam membangun konsep matematika yang dimiliki dan

mempengaruhi hasil belajar matematikanya. Ini berarti bagi peserta didik dengan

kemampuan awal tinggi pada pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

maupun pada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

saja dimungkinkan akan mencapai hasil belajar matematika yang lebih baik

dibandingkan peserta didik dengan kemampuan awal sedang atau rendah dan

peserta didik dengan kemampuan awal sedang pada pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) maupun pada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) saja dimungkinkan akan mencapai hasil belajar matematika

Page 58: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

yang lebih baik, dibandingkan peserta didik dengan kemampuan awal rendah.

Namun prestasi belajar seorang siswa juga tergantung pada pendekatan

pembelajaran yang di berikan, sehingga ada kemungkinan siswa siswa yang

kemampuan awalnya rendah atau sedang pada pendekatan pembelajaran dengan

model kooperatif tipe TGT mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan

pendekatan kooperatif tipe STAD. Hal itu disebabkan suasana pembelajaran yang

menyenangkan (game atau turnamen), sehingga menimbulkan semangat

keingintahuan yang tinggi untuk lebih memahami materi yang sedang dipelajari.

Sebaliknya siswa yang kemampuan awalnya tinggi pada pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dimungkinkan memberikan prestasi yang lebih baik

dibandingkan siswa yang diberi pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal

itu dapat terjadi karena siswa yang pandai biasanya akan mendominasi di dalam

diskusi, sedangkan siswa yang kemampuan awalnya sedang atau rendah cenderung

pasif dalam diskusi kelompok.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka, kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran matematika dengan Teams-

Games-Tournaments (TGT) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

diberi pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

Page 59: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Student Team Achievement Divisions (STAD) pada materi persamaan dan

pertidaksamaan kuadrat.

2. Hasil belajar siswa pada tingkat kemampuan awal yang lebih tinggi lebih

baik dibandingkan prestasi siswa dengan tingkat kemampuan awal yang

lebih rendah.

3. Siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah dan sedang yang diberi model

pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Page 60: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA kota Surakarta dengan subyek penelitian

adalah siswa kelas X semester 1 tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan uji coba

instrumen penelitian dilaksanakan di SMA Batik 2 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester pertama tahun pelajaran 2010/2011.

Adapun tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan meliputi: pengajuan judul, penyusunan proposal, penyusunan

instrumen penelitian, penyusunan skenario pembelajaran serta pengajuan ijin

penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai dengan bulan

Juli 2010.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi: uji coba instrumen, eksperimen, pengumpulan data dan

konsultasi dengan pembimbing. Tahap ini dilaksanakan pada bulan September 2010

sampai dengan bulan Nopember 2010.

c. Analisis data

Page 61: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Analisis data dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan November

2010.

d. Tahap penyusunan laporan

Tahap ini dimulai bersamaan dengan pelaksanaan eksperimen yaitu pada bulan

September 2010 dan selesai pada bulan November 2010.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu,

karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Dalam

penelitian ini responden dikelompokkan menjadi dua bagian. Kelompok pertama adalah

kelompok siswa yang mendapat perlakuan diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dan kelompok kedua

adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Dari masing-masing kelompok di

atas terdiri dari tiga kelompok siswa yaitu siswa dengan kemampuan awal tinggi,

sedang dan rendah.

Desain penelitian ini adalah desain faktorial 2x3 yang dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Faktorial Penelitian

Kemampuan Awal (B)

Tinggi

(b1)

Sedang

(b2)

Rendah

(b3)

Page 62: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Kooperatif Tipe

STAD (a1)

(ab)11 (ab)12 (ab)13 Model

Pembelajaran

(A) Kooperatif tipe TGT

(a2)

(ab)21 (ab)22 (ab)23

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA di Surakarta kelas X

tahun pelajaran 2010/2011. Dari seluruh siswa SMA kelas X kota Surakarta akan

dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu sekolah kategori tinggi, sedang dan rendah.

Pengkategorian menggunakan nilai hasil UAN tahun pelajaran 2009/2010.

2. Sampel

Sampel yang diambil adalah sampel kelas bukan sampel individu, maka

penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel stratified cluster random

sampling. Dari tiap-tiap kategori sekolah diambil satu sekolah sacara random, kemudian

dari sekolah yang terpilih diambil lagi dua kelas secara random sebagai kelas

eksperimen.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara kombinasi sampling random

stratifikasi (stratified random sampling) dan sampling random kluster (cluster random

sampling), dengan langkah-langkah:

Page 63: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a. Populasi dibagi menurut kategori masing-masing sekolah, dengan melihat rataan

nilai UN matematika SMA tahun pelajaran 2009/ 2010. (Lampiran 34)

b. Dari masing-masing kategori diambil secara acak satu sekolah yaitu kelompok atas

terpilih SMA Regina Pacis Surakarta, kelompok sedang terpilih SMA Kristen 1

Surakarta dan kelompok bawah terpilih SMA Negeri 8 Surakarta yang merupakan

unit-unit populasi (kluster-kluster).

c. Melakukan sampling random kluster lagi dari kluster-kluster yang ada yaitu dengan

mengambil secara acak masing-masing dua kelas untuk kelas eksperimen.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel bebas dan satu variabel

terikat. Sebagai variabel bebas adalah model pembelajaran dan kemampuan awal,

sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa.

Penjelasan dari masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

a. Model Pembelajaran (A)

1) Definisi Operasional

Model pembelajaran adalah suatu perangkat pengajaran yang digunakan oleh

guru untuk menyampaikan materi ajar kepada siswa sehingga tujuan

pembelajaran yang ditetapkan guru dapat tercapai. Tujuan pembelajaran yang

diharapkan adalah proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan

efisien.

2) Indikator

Page 64: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Berupa langkah-langkah dari masing-masing model pembelajaran.

3) Skala Pengukuran

Skala pengukurannya adalah nominal, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

4) Kategori: Ai, i: 1 = STAD, 2 = TGT

b. Kemampuan Awal (B)

1) Definisi Operasional

Kemampuan awal adalah suatu kemampuan yang telah dimiliki sebelum

pembelajaran berlangsung yang merupakan prasyarat untuk mengikuti proses

belajar selanjutnya. Kemampuan awal berperan penting dalam proses

pembelajaran.

2) Indikator

Skor hasil tes kemampuan awal.

3) Skala Pengukuran

Skala pengukuran: skala interval yang diubah ke skala ordinal yang terdiri tiga

kategori yaitu kelompok tinggi dengan skor > X + 21 s, kelompok sedang

dengan X -21 s £ skor £ X +

21 s, dan kelompok rendah dengan skor < X -

21 s

dengan:

s : adalah standar deviasi

X : adalah rerata dari seluruh skor total siswa

4) Kategori: Bj, j:1= tinggi, 2= sedang, 3= rendah

Page 65: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Variabel Terikat

Hasil Belajar Matematika

1) Definisi Operasional

Hasil belajar matematika adalah skor yang diperoleh siswa dari hasil tes setelah

mengikuti proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD dan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2) Indikator

Skor tes untuk materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.

3) Skala pengukuran

Skala pengukurannya adalah interval.

D. Teknik Pengumpulan Data, Instrumen dan Uji Instrumen

1. Metode Pengumpulan Data

a. Tes kemampuan awal

Tes yang berisi soal mengenai persamaan kuadrat dilakukan untuk mengetahui

skor kemampuan awal siswa sebelum mengikuti model pembelajaran kooperatif STAD

dan TGT. Tes dalam penelitian ini terdiri dari 25 pertanyaan pilihan ganda dengan 5

pilihan jawaban. Jika benar mendapat skor 4 dan jika jawaban salah mendapat skor 0,

sehingga skor maksimal seorang responden adalah 100 dan skor minimal 0.

Kemampuan awal siswa dibedakan menjadi tiga yaitu kemampuan awal tinggi, sedang

dan rendah.

b. Tes hasil belajar

Tes yang berisi soal-soal persamaan kuadrat dilakukan untuk mengetahui skor

kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika. Tes dalam penelitian

Page 66: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

ini terdiri dari 25 pertanyaan pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Jika benar

mendapat skor 4 dan jika jawaban salah mendapat skor 0, sehingga skor maksimal

seorang responden adalah 100 dan skor minimal 0.

2. Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

a. Membuat kisi-kisi soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan di teliti

yaitu tentang persamaan dan pertidaksamaan kuadrat,baik untuk tes uji coba

kemampuan awal maupun untuk tes ujicoba hasil belajar.

b. Membuat soal berupa tes objektif dengan materi persamaan kuadrat dan

pertidaksamaan kuadrat berbentuk pilihan ganda yang digunakan untuk

mengukur kemampuan awal siswa dan tes objektif dengan materi persamaan

berbentuk pilihan ganda juga untuk mengukur hasil belajar matematika.

2. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk memperoleh

data tentang kemampuan awal siswa dan hasil belajar matematika. Sebelum instrumen

tes ini digunakan terlebih dahulu diadakan uji coba di luar sampel tetapi masih dalam

populasi untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes tersebut. Uji coba

instrumen penelitian dilaksanakan di SMA Batik 2 Surakarta pada siswa kelas X tahun

pelajaran 2010/2011.

a. Uji Validitas Isi

Agar tes mempunyai validitas isi, menurut Budiyono (2003: 58) harus

diperhatikan hal-hal berikut:

Page 67: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1) Tes harus dapat mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai

ditinjau dari materi yang diajarkan.

2) Penekanan materi yang akan diujikan seimbang dengan penekanan materi yang

diajarkan.

3) Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal tes sudah dipelajari dan dapat

dipahami oleh testee.

4) Untuk memenuhi uji validitas isi, peneliti melakukan prosedur dalam

penyusunan tes sebagai berikut: a) menentukan kompetensi dasar dan indikator

yang akan diukur sesuai dengan materi yang diajarkan berdasarkan kurikulum

yang berlaku, b) menyusun kisi-kisi soal tes berdasarkan kompetensi dasar dan

indikator yang dipilih, c) menyusun butir-butir soal tes berdasar kisi-kisi yang

telah dibuat, d) melakukan penilaian terhadap butir-butir soal tes. Penilaian

terhadap butir-butir soal tes dilakukan oleh instruktur matematika SMA kota

Surakarta dan tim ahli dari MGMP matematika kota Surakarta. Dengan

demikian validitas tes ini didasarkan experts judgment instruktur dan tim ahli

MGMP matematika kota Surakarta. Jika penilaian oleh instruktur dan tim ahli

MGMP matematika menyatakan butir-butir soal tes telah sesuai dengan

kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur, maka tes tersebut dapat

dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini tes hasil belajar yang peneliti gunakan adalah tes objektif

dengan setiap jawaban benar diberi skor 1, dan setiap jawaban salah diberi skor 0

Page 68: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

sehingga untuk menghitung tingkat reliabilitas tes ini digunakan rumus Kuder

Richardson KR-20 yaitu:

÷÷ø

öççè

æ S-÷øö

çèæ

-=

2i

2

11

p

1t

it

s

qs

nn

r

dengan

11r = indeks reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

2ts = variansi total

ip = proporsi subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

iq = 1 – ip

Soal dikatakan reliabel jika 11r > 0,70.

c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran butir soal pada penelitian ini dilakukan dengan melihat

indeks kesukaran item/butir soal yang diperoleh dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Du Bois (dalam Anas Sudijono, 2007:372) yaitu:

N

NP p=

dimana:

P = Proportion = proporsi = proporsa= difficulty index = angka indeks kesukaran

item

pN = Banyaknya peserta tes yang dapat menjawab benar pada butir soal yang

bersangkutan

Page 69: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

N = Banyaknya peserta tes/testee

(Anas Sudijono, 2007:372)

Sedangkan cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indeks

kesukaran item, Robert L.Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya yang

berjudul Measurement and Evaluation in Psychology and Education (dalam Anas

Sudijono, 2007:372) mengemukakan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Interpretasi Indeks Kesukaran Soal ( P )

Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30

0,30-0,70

Lebih dari 0,70

Sukar

Cukup

Mudah

Nilai P yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,30 £ P £ 0,70.

d. Daya Pembeda Butir Soal

Untuk mengetahui daya pembeda dari tiap butir soal pada penelitian ini

dilakukan dengan cara menghitung besar kecilnya angka indeks diskriminan

/pembeda butir soal, yaitu dengan menggunakan rumus:

BA PPD -=

di mana :

D = Angka indeks diskriminasi item (Discriminatory Power)

AP = Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab benar item

Page 70: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang dimaksud, dengan rumus : AA

A

BP

J= , di mana :

AB = Banyaknya testee kelompok atas yang menjawab benar pada butir soal

yang dimaksud

AJ = Jumlah testee kelompok atas

BP = Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab benar

item yang dimaksud, dengan rumus : BB

B

BP

J=

di mana :

BB = Banyaknya testee kelompok bawah yang menjawab benar pada butir

soal yang dimaksud

BJ = Jumlah testee kelompok bawah

Kelompok atas diambil 27% dari siswa yang mempunyai nilai tinggi, sedangkan

kelompok bawah diambil 27% dari siswa yang mempunyai nilai rendah.

(Anas Sudijono 2007:394-400)

Sedangkan klasifikasi dasarnya angka indeks diskriminasi item adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Daya Beda Soal ( D )

Besarnya D Klasifikasi

Negatif

0,00 – 0,20

0,21 – 0,40

Jelek Sekali (JS)

Jelek (J)

Cukup(C)

Page 71: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

0,41 – 0,70

0,71 – 1,00

Baik (B)

Baik Sekali (BS)

Nilai D yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,21 ≤ D ≤ 0,70, dimana nilai D

tersebut cukup baik untuk membedakan kemampuan kelompok atas dan kelompok

bawah.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Setelah uji normalitas dan homogenitas dipenuhi , maka uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum

kedua kelompok tersebut mendapat perlakuan, statistik uji yang digunakan adalah uji-t

yaitu :

a. Hipotesis

Ho : m1 = m2 kedua kelompok dari dua populasi yang berkemampuan awal sama

H1 : m1 ≠ m2 kedua kelompok tidak berasal dari dua populasi yang berkemampuan

awal sama

b. Taraf Signifikansi : a = 0,05

c. Statistik Uji

1 2

1 2

1 2

~ ( 2),1 1

p

X Xt t n n

sn n

-= + -

+ dengan

2 22 1 1 2 2

1 2

( 1) ( 1)2p

n s n ss

n n- + -

=+ -

dengan

1X = rata-rata nilai tes kemampuan awal siswa kelompok eksperimen ke-1

Page 72: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2X = rata- rata nilai tes kemampuan awal siswa kelompok eksperimen ke-2

1s = simpangan baku kelompok eksperimen ke-1

2s = simpangan baku kelompok eksperimen ke-2

1n = banyaknya siswa kelompok eksperimen ke-1

2n = banyaknya siswa kelompok eksperimen ke-2

d. Derah kritik

DK1 2 1 2; 2 ; 2

2 2

atau n n n n

t t t t ta a+ - + -

ì üï ï= < - >í ýï ïî þ

Gambar 2. Grafik Distribusi Student’s t

e. Keputusan uji

H0 diterima jika harga statistik uji t jatuh di luar daerah kritik.

2. Uji Prasyarat

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji

homogenitas.

a. Uji Normalitas

2,2 21 -+

-nn

ta 1 2; 2

2n n

ta+ -

Page 73: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian

ini menggunakan uji Lilliefors. Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis.

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2. Taraf signifikansi : a = 0,05

3. Statistik uji

L = Maks ( ) ( )ii zSzF -

dengan

ii

X Xz

s-

= , s = standar deviasi

F( zi ) = P( z ≤ zi ); Z~ N(0,1)

S(zi ) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi

4. Daerah kritik

DK= { L │L > L a;n } dengan n adalah ukuran sampel

5. Keputusan uji.

H0 diterima jika harga statistik uji L jatuh di luar daerah kritik.

( Budiyono, 2009:168)

b. Uji Homogenitas Variansi

Page 74: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah k sampel mempunyai

variansi yang sama. Untuk menguji homogenitas ini digunakan uji Bartlett dengan

statistik uji Chi Kuadrat sebagai berikut:

1. Hipotesis

H0 : 2 2 21 2 ... ks s s= = = ( populasi – populasi homogen )

H1 : tidak semua variansi sama ( populasi – populasi tidak homogen )

2. Taraf signifikansi; a = 0,05

3. Statistik uji

( )2 2j

2,303log f log jf RKG s

cc = - å dengan 2 2

( 1)~ kc c -

k = banyaknya sampel

f = derajat kebebasan untuk RKG = N – k

fj = derajat kebebasan untuk sj2 = nj – 1 dengan j = 1, 2 ,…, k

N = banyaknya seluruh nilai ( ukuran )

jn = banyaknya nilai ( ukuran ) sampel ke – j

( ) j

1 1 11

3 1 fc

k f

æ ö= + -ç ÷ç ÷- è ø

å

RKG = rataan kuadrat galat = j

j

SS

fåå

; ( ) ( )

2

2 2jSS 1

j

j j jj

xx n s

n= - = -åå

4. Daerah kritik

Page 75: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

DK { }2 2 2; 1kac c c -= > untuk beberapa a dan ( k – 1 ) nilai 2

1; -kac dapat di lihat

pada tabel nilai Chi Kuadrat dengan derajat kebebasan ( k – 1).

Gambar 3. Grafik Distribusi Chi Kuadrat

5. Keputusan uji

H0 diterima jika harga statistik uji jatuh di luar daerah kritik

( Budiyono 2009: 174 )

3. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan teknik analisis variansi dua jalan 2 x 3 dengan

sel tak sama dengan model sebagai berikut :

xijk ( ) ++++= ijji abbam ijke

dengan :

xijk = data amatan ke k pada baris ke i dan kolom ke j

m = rerata dari seluruh data amatan ( rerata besar , grand mean )

a i = efek baris ke i pada variabel terikat

bj = efek kolom ke j pada variabel terikat

( )ab ij = kombinasi efek baris ke i dan kolom ke j pada variabel terikat

; 1

2

kac

-

Page 76: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e ijk = deviasi data amatan terhadap rataan yang populasinya µ yang

berdistribusi normal dengan rataan 0 dan variansi 2es .

i = 1, 2 dengan :

1 = pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions

2 = pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

j = 1, 2, 3 dengan

1 = kemampuan awal tinggi

2 = kemampuan awal sedang

3 = kemampuan awal rendah

( Budiyono 2009: 228)

a. Hipotesis

H0A : ai = 0 untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antar baris

terhadap variabel terikat )

H1A : paling sedikit ada satu ai yang tidak nol (ada perbedaan efek antar

baris terhadap variabel terikat ) :

H0B : bj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antar kolom

terhadap variabel terikat

H1B : paling sedikit ada satu bj (ada perbedaan efek antar kolom terhadap

variabel terikat)

H0AB : (ab)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 ( tidak ada interaksi

Page 77: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

baris dan kolom terhadap variabel terikat )

H1AB : paling sedikit ada satu (ab)ij yang tidak nol (ada interaksi baris

dan kolom terhadap variabel terikat)

b. Komputasi

1. Notasi dan Tata Letak Data

Tabel 3.3 Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi

Kemampuan Awal Siswa

b1 b2 b3

a1 n11

11Xå

11X

211Xå

C11

SS11

n12

12Xå

12X

212Xå

C12

SS12

n13

13Xå

13X

213Xå

C13

SS13

Model

Pembelajaran

a2 n21

21Xå

21X

221Xå

C21

SS21

n22

22Xå

22X

222Xå

C22

SS22

n23

23Xå

23X

223Xå

C23

SS23

Page 78: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 3.4 Rataan dan Jumlah Rataan

Faktor b

Faktor a b1 b2 b3 Total

a1 11X 12X 13X A1

a2 21X 22X 33X A2

Total B1 B2 B3 G

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi – notasi

sebagai berikut:

nij = banyaknya data amatan pada sel ij

hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =

åij ijn

pq1

å=ij

ijnN = banyaknya seluruh data amatan

SS

2

2ijk

kij ijk

k ijkn

XX

æ öç ÷è ø= -å

å = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ij ijX AB= = rataan pada sel ij

å ==j

iji ABA jumlah rataan pada baris ke i

ijji

B AB= =å jumlah rataan pada kolom ke j

Page 79: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

=å=ij

ijABG jumlah rataan semua sel

2. Komponen jumlah kuadrat

Didefinisikan :

pqG

12

= å=j

2j

pB4

å=ij

ijSS2 å=ij

ijAB2

5

3 å=i

i

q

A2

3. Jumlah Kuadrat (JK)

( ) ( ){ }13nJKA -= h

( ) ( ){ }14nJKB -= h

( ) ( ) ( ) ( ){ }4351nJKAB --+= h

)2(JKG =

JKT JKA JKB JKAB JKG= + + +

4. Derajat kebebasan (dk)

dkA = p – 1 dkB = q – 1

dkAB = (p – 1)(q – 1 ) dkG = N – pq

dkT = N – 1

5. Rataan Kuadrat ( RK )

JKARKA

dkA=

dkBJKB

RKB =

Page 80: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dkABJKAB

RKAB = dkGJKG

RKG =

b. Statistik uji

Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah:

1. Untuk H0A adalah RKGRKA

F =a yang merupakan nilai dari variabel random yang

berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N – pq

2. Untuk H0B adalah RKGRKB

F =b yang merupakan nilai dari variabel random yang

berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N – pq

3. Untuk H0AB adalah RKG

RKABF =ab yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p – 1)( q – 1) dan N – pq

c. Daerah kritik

Untuk masing – masing nilai F di atas daerah kritiknya adalah :

1. Daerah kritik untuk Fa adalah { }pq-N1,-p;aa FFFDK a>=

2. Daerah kritik untuk Fb adalah { }pq-N1,-q;bb FFFDK a>=

3. Daerah kritik untuk Fab adalah { }pq-N1),-1)(q-(p;abab FFFDK a>=

d. Keputusan uji

H0 ditolak bila Fobs Î DK

e. Rangkuman analisis variansi

Tabel 3.5 Rangkuman Analisis Variansi

Page 81: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Sumber JK Dk RK Fobs Fa

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (AB)

Galat ( G )

JKA

JKB

JKAB

JKG

p – 1

q – 1

(p –1)(q -1)

N – pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

F*

F*

F*

Total JKT N – 1 - - -

( Budiyono, 2009: 212 )

4. Uji Komparasi Ganda

Apabila H0 ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava. Metode yang

digunakan untuk uji lanjut pasca anava dua jalan dalam penelitian ini adalah metode

Scheffe. Langkah–langkah komparasi ganda dengan metode Scheffe adalah:

a. Komparasi Rataan Antar Kolom

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom adalah:

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=

j

ji

n

XX

..i

2.

-.j .i1

n1

RKG

.F

dengan:

F.i – .j = rataan Fobs pada perbandingan kolom ke i dan kolom ke j

iX . = rataan pada kolom ke i

jX . = rataan pada kolom ke j

RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

Page 82: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

n.i = ukuran sampel kolom ke i

n.j = ukuran sampel kolom ke j

sedangkan daerah kritik untuk uji itu adalah { }.i-.j .i-.j ;q-1,N-pqDK F F ( 1)Fq a= > -

b. Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom yang Sama

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah :

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=

kj

kjij XX

n1

n1

RKG

F

ij

2

kj- ij

dengan :

Fij – kj = rataan Fobs pada perbandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj

ijX = rataan pada sel ij

kjX = rataan pada sel kj

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

sedangkan daerah kritik untuk uji itu adalah { }ij-kj ij-kj ;pq-1,N-pqDK F F ( 1)Fpq a= > -

c. Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris yang Sama

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah:

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=

ik

ikij XX

n1

n1

RKG

F

ij

2

ik- ij

Page 83: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

sedangkan daerah kritik untuk uji itu adalah { }pq-N1,-pq;ik-ijik-ij F)1(FFDK a->= pq

(Budiyono, 2009:215)

Page 84: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Instrumen Tes Kemampuan Awal Siswa

a. Uji Validitas Isi

Sebelum tes kemampuan awal diberikan kepada siswa terlebih dahulu

dilakukan validitas isi melalui experts judgment yaitu penilaian yang dilakukan oleh

para ahli. Dalam hal ini dilakukan oleh Drs. Kismanto, M.Pd sebagai ketua MGMP

matematika SMA kota Surakarta, Marwanto, S.Pd sebagai pengurus MGMP

matematika kota Surakarta dan Sigit Toto Mursita, S.Si selaku instruktur mata

pelajaran matematika untuk SMA kota Surakarta. Tujuan validitas isi adalah untuk

menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti telah menunjukkan bahwa klasifikasi

kisi-kisi telah mewakili substansi yang akan diukur dan apakah masing-masing butir tes

yang telah disusun relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan.

Hasil validitas isi menunjukan bahwa instrumen penelitian yang berupa tes uji

coba kemampuan awal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal telah

dipenuhi karena adanya kesesuaian antara kisi-kisi yang dibuat (Lampiran 3) dengan

butir soal yang dipakai (Lampiran 4). Hasil penilaian validitas isi selengkapnya

ditunjukkan pada Lampiran 7. Berdasarkan uji validitas di atas dinyatakan bahwa

instrumen tes kemampuan awal tersebut dinyatakan valid. Setelah dilakukan uji

validitas soal kemudian dilanjutkan uji coba instrumen tes. Uji coba dilakukan sekali

Page 85: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pada 76 siswa yang berasal dari siswa kelas X.6 dan X.7 SMA Batik 2 Surakarta pada

tanggal 11 Oktober 2010.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

satu kali tes. Teknik perhitungan yang digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas

menggunakan Kuder Richardson KR-20. Hasil perhitungan diperoleh indeks reliabilitas

instrumen sebesar 0,8001. Ini menunjukkan bahwa instrumen reliabel karena nilainya

lebih besar dari 0,70. Perhitungan selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 9.

c. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai

artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Dalam penelitian ini soal

mempunyai tingkat kesukaran yang memadai jika 0,30 £ P £ 0,70, dimana P adalah

indeks kesukaran.

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dari 30 item soal diperoleh 1 item

soal yang tidak memadai yaitu item soal nomor 1 mempunyai indeks kesukaran 0,74

termasuk kriteria mudah. Sedangkan item soal yang lain mempunyai tingkat kesukaran

yang memadai. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.

d. Daya Pembeda

Berdasarkan hasil uji coba 30 butir soal terhadap 76 responden menunjukkan

bahwa 2 item soal mempunyai daya beda kurang antara 0,00 sampai dengan 0,20 yaitu

untuk item soal nomor 4 dan item soal nomor 24 mempunyai indeks daya beda 0,16,

Page 86: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

sehingga kedua item soal dianggap tidak baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 9.

e. Analisis Butir Tes Kemampuan Awal

Berdasarkan indeks kesukaran dan daya beda yang ditetapkan dari 30 item soal

terdapat 3 item soal yang tidak dipakai (ditolak) yaitu soal nomor 1, 4 dan 24.

Selanjutnya dari 27 soal yang efektif diambil 25 item soal yang mewakili masing-

masing indikator yang tertuang dalam kisi-kisi penyusunan soal, yang akan dipakai

sebagai instrumen tes untuk menentukan kemampuan awal siswa. Indeks reliabilitas

dari 25 soal yang dipakai sebesar 0,8134 yang berarti instrumen tes kemampuan awal

tersebut adalah reliabel. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.

2. Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika

a. Uji Validitas Isi

Uji validitas isi untuk uji coba tes hasil belajar matematika juga dilakukan oleh

Drs. Kismanto, M.Pd ketua MGMP matematika SMA kota Surakarta, Marwanto,

S.Pd pengurus MGMP matematika kota Surakarta dan Sigit Toto Mursita, S.Si

selaku instruktur mata pelajaran matematika untuk SMA kota Surakarta. Hasil validitas

isi menunjukan bahwa instrumen penelitian yang berupa tes uji coba hasil belajar

matematika yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal telah dipenuhi karena

adanya kesesuaian antara kisi-kisi yang dibuat (Lampiran 10) dengan butir soal yang

dipakai (Lampiran 11). Hasil penilaian validitas isi selengkapnya ditunjukkan pada

Lampiran 14. Setelah dilakukan uji validitas soal kemudian dilanjutkan uji coba

Page 87: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

instrumen tes. Uji coba dilakukan sekali pada 76 siswa yang berasal dari siswa kelas

X.6 dan X.7 SMA Batik 2 Surakarta pada tanggal 11 Oktober 2010.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

satu kali tes. Teknik perhitungan yang digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas

menggunakan Kuder Richardson KR-20. Hasil perhitungan diperoleh indeks reliabilitas

instrumen sebesar 0,741 Ini menunjukkan bahwa instrumen reliabel karena nilainya

lebih besar dari 0,70. Perhitungan selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 16

c. Tingkat Kesukaran

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dari 30 item soal semua item soal

mempunyai tingkat kesukaran yang memadai. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 16.

d. Daya Pembeda

Berdasarkan hasil uji coba 30 butir soal terhadap 76 responden menunjukkan

bahwa 4 item soal mempunyai daya beda antara 0,00 sampai dengan 0,20 yaitu untuk

item soal nomor 4 dan item soal nomor 7 mempunyai indeks daya beda 0,16 , item soal

nomor 10 dan item soal nomor 23 mempunyai daya beda 0,12 sehingga keempat item

soal dianggap tidak baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

e. Analisis Butir Tes Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan indeks kesukaran dan daya beda yang ditetapkan dari 30 item soal

terdapat 4 item soal yang tidak baik (ditolak) yaitu nomor 4,7,10 dan 23. Sedangkan

Page 88: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sisanya 26 item soal telah mewakili masing-masing indikator yang tertuang dalam

kisi-kisi penyusunan soal, diambil 25 item soal untuk dipakai sebagai instrumen tes

untuk pengambilan data hasil belajar matematika siswa. Indeks reliabilitas dari 25 soal

yang dipakai sebesar 0,748 yang berarti instrumen tes hasil belajar matematika tersebut

adalah reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

B. Deskripsi Data

Deskripsi data yang disajikan adalah data kemampuan awal siswa dan data hasil

belajar siswa. Data kemampuan awal siswa diambil sebelum dilakukan penelitian baik

pada kelompok eksperimen 1 maupun pada kelompok eksperimen 2. Sedangkan data

hasil belajar siswa diambil setelah dilakukan eksperimen pembelajaran.

1. Data Kemampuan Awal Siswa

a. Data Kemampuan Awal Siswa Kelompok Eksperimen 1

Data kemampuan awal siswa untuk kelompok eksperimen yang pertama

berasal dari 20 siswa kelas X.A SMA Kristen 1 Surakarta, 38 siswa kelas X.F SMA

Regina Pacis Surakarta dan 30 siswa kelas X.6 SMA N 8 Surakarta. Dari 88 siswa

untuk kelompok eksperimen pertama diperoleh nilai mean 56,6364, median 56,

modus 40, nilai maksimum 88, nilai minimum 16 dan standar deviasi 15,81.

Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.

b. Data Kemampuan Awal Siswa Kelompok eksperimen 2

Data kemampuan awal siswa untuk kelompok eksperimen 2 berasal dari 20

siswa kelas X.A SMA Kristen 1 Surakarta, 36 siswa kelas X.G SMA Regina Pacis

Page 89: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Surakarta dan 30 siswa kelas X.7 SMA N 8 Surakarta. Dari 88 siswa untuk kelompok

eksperimen 2 diperoleh nilai mean 53,1364 median 56, modus 56, nilai maksimum

88, nilai minimum 20 dan standar deviasi 16,89. Selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 17.

c. Data Kemampuan Awal Berdasarkan Kategori

Berdasarkan data kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

selanjutnya akan dikategorikan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Dari hasil perhitungan kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

diperoleh X =54,89 dan s = 23,27. Penentuan untuk kategori didasarkan pada

ketentuan sebagai berikut kelompok tinggi : ix > X +21 s, kelompok sedang X -

21 s

£ ix £ X +21 s dan kelompok rendah ix < X -

21 s. Sehingga untuk nilai yang lebih

dari 66,525 dikategorikan tinggi, untuk nilai yang lebih dari atau sama dengan

43,255 dan kurang dari atau sama dengan 66,525 dikategorikan sedang dan untuk

nilai kurang dari 43,255 dikategorikan rendah.

Berdasarkan data yang telah terkumpul diperoleh 51 siswa mempunyai

kemampuan awal tinggi, 80 siswa mempunyai kemampuan awal sedang dan 45

siswa mempunyai kemampuan awal rendah, dengan perincian untuk kelompok

eksperimen 1 terdapat 23 siswa mempunyai kemampuan awal tinggi, 39 siswa

mempunyai kemampuan awal sedang dan 26 siswa mempunyai kemampuan awal

rendah. Untuk kelompok eksperimen 2 terdapat 28 siswa mempunyai kemampuan

Page 90: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

awal tinggi, 41 siswa mempunyai kemampuan awal sedang dan 19 siswa

mempunyai kemampuan awal rendah (Lampiran 24).

2. Data Hasil Belajar Matematika

a. Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen 1

Data hasil belajar matematika siswa untuk kelompok eksperimen 1 yaitu 20

siswa kelas X.A SMA Kristen 1 Surakarta, 36 siswa kelas X.F SMA Regina Pacis

Surakarta dan 30 siswa kelas X.6 SMA N 8 Surakarta. Dari 88 siswa untuk kelompok

eksperimen 1 diperoleh nilai mean 68,59 median 72, modus 72, nilai maksimum 80,

nilai minimum 40 dan standar deviasi 12,63. Berdasarkan data tersebut siswa juga

dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu siswa dengan kemampuan awal tinggi,

sedang dan rendah. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.

b. Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen 2

Data hasil belajar matematika siswa untuk kelompok kontrol yaitu 20 siswa

kelas X.B SMA Kristen 1 Surakarta, 36 siswa kelas X.G SMA Regina Pacis Surakarta

dan 30 siswa kelas X.7 SMA N 8 Surakarta. Dari 88 siswa untuk kelompok eksperimen

2 diperoleh nilai mean 73 median 76, modus 88, nilai maksimum 92 nilai minimum 48

dan standar deviasi 14,36. Berdasarkan data tersebut siswa juga dikelompokkan menjadi

tiga kelompok yaitu siswa dengan kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah.

Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.

Page 91: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika

No. Kelompok Rerata Simpangan Baku N

1. Eksperimen 1 68,59 12,63 88

2. Eksperimen 2 73 14, 36 88

3. Kemampuan Awal tinggi

76,863

12,167 51

4. Kemampuan Awal sedang

69,676

13,998 80

5. Kemampuan Awal rendah

65,244 12,175 45

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Sebelum dilaksanakan penelitian dilakukan terlebih dahulu uji keseimbangan.

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian yang dikenai

model pembelajaran yaitu kelompok eksperimen 1 (pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD) dan kelompok eksperimen 2 (pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT) mempunyai kemampuan matematika

yang sama. Sebelum dilakukan uji keseimbangan terlebih dahulu dilakukan uji

Page 92: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

normalitas untuk kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dengan

menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett.

a. Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen 1 dan

Eksperimen 2

Hasil uji normalitas kemampuan awal kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2, dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 18. Adapun rangkuman hasil

uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal

No Nama Variabel Lobs n Ltabel Keputusan Ket.

1. Kemampuan Awal

Eksperimen 1

0,07485

88 0,0944

diterima normal

2. Kemampuan Awal

eksperimen 2

0,07622

88 0,0944

diterima normal

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa Lobs kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 masing-masing kurang dari Ltabel, berarti pada taraf signifikansi 5%

hipotesis nol kedua kelompok diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kedua kelompok berasal dari data populasi normal.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 19. Uji homogenitas pada

penelitian ini menggunakan uji Bartlett pada tingkat signifikansi a sebesar 5%.

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh 2c obs = 0,3777 dan daerah kritik uji

Page 93: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

ini DK={ }2 2 20,05;1 3,841c c c> = . Pada tingkat signifikansi a sebesar 5% diperoleh

2c obs berada di luar daerah kritik maka hipotesis nol diterima dan dapat disimpulkan

bahwa variansi kedua populasi sama.

c. Uji Keseimbangan antara Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok

Eksperimen 2

Sedangkan untuk uji keseimbangan menggunakan uji t, berdasarkan perhitungan

diperoleh tobs=-1,4189 dengan t0,025;174 =1,960 DK={ 1,960t t < - atau }1,960t > .

Karena nilai tobs ÏDK maka Ho diterima berarti tidak terdapat perbedaan rerata antara

kelompok eksperimen 1 dengan kelompok eksperimen 2. Jadi antara siswa yang

mendapatkan model pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT mempunyai kemampuan awal yang sama.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20

2. Uji Prasyarat

Sebelum data dianalisa menggunakan uji anava, terlebih dahulu data harus

memenuhi syarat uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam penelitian ini uji

normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett.

a. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Matematika

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data variabel terikat yaitu hasil

belajar matematika berasal dari populasi normal. Uji normalitas hasil belajar dalam

penelitian ini meliputi:

1) kelompok siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Page 94: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2) kelompok siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

3) kelompok siswa dengan kemampuan awal tinggi

4) kelompok siswa dengan kemampuan awal sedang

5) kelompok siswa dengan kemampuan awal rendah.

Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan tingkat signifikansi a =0,05.

Rangkuman uji normalitas sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rangkuman Uji Normalitas Data hasil Belajar Matematika

No Nama Variabel Lobs n LTabel Keputusan

uji

Ket

1. kelompok siswa

dengan model

pembelajaran

kooperatif STAD

0,0731 88 0,0944 Diterima

normal

2. kelompok siswa

dengan model

pembelajaran

kooperatif TGT

0,0934 88 0,0944 Diterima normal

3. kelompok siswa

kemampuan awal

tinggi

0,1199 51 0,1241 Diterima normal

4. kelompok siswa

kemampuan awal

0,0929 80 0,0991 Diterima normal

Page 95: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

sedang

5. kelompok siswa

kemampuan awal

rendah

0,1065 45 0,1321 Diterima normal

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28 dan Lampiran 29.

Dari hasil analisis uji normalitas hasil belajar matematika di atas, tampak bahwa nilai

Lobs untuk setiap kelompok kurang dari Ltabel berarti pada tingkat signifikansi a =0,05

menunjukkan data kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, maupun kelompok

kategori kemampuan awal berasal dari populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Variansi Data Hasil Belajar Matematika

Uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel random data hasil belajar

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai variansi yang sama.

Demikian juga apakah sampel random data hasil belajar kategori kemampuan awal

tinggi, sedang dan rendah mempunyai variansi yang sama.

Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan uji Bartlett dengan

statistik uji Chi Kuadrat dengan tingkat signifikansi a = 0,05.

Tabel 4.4 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi

Kelompok 2obsc 2

tabelc Keputusan Kesimpulan

Eksperimen 1

dan Eksperimen 2

1,418 3,841 Ho diterima Kedua kelompok mempunyai variansi yang sama

Page 96: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Kemampuan awal

tinggi, sedang dan

rendah

0,995 5,991 Ho diterima Kedua kelompok mempunyai variansi yang sama

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30.

Dari hasil analisis uji homogenitas variansi hasil belajar matematika di atas,

tampak bahwa nilai 2obsc untuk setiap kelompok kurang dari 2

tabelc berarti pada

tingkat signifikansi a =0,05 menunjukkan bahwa sampel random data hasil belajar

matematika kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai variansi

yang sama. Demikian pula untuk sampel random data hasil belajar kategori

kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah juga mempunyai variansi yang sama.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Hasil perhitungan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan 2 x 3 dengan

sel tidak sama dan taraf signifikansi 05,0=a disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Variansi

Sumber JK dk RK Fobs Fa Keputusan uji

Model pembelajaran (A)

963,676 1 963,676 5,83868 3,84 H0A ditolak

Kemampuan Awal (B)

4012,97

2 2006,49 12,1568 3,00 H0B ditolak

Page 97: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Interaksi (AB) 95,4446 2 47,7223 0,28914 3,00 H0AB

diterima Galat (G)

28058,6 170 165,05

Total 33130,7 175

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa:

a. Pada efek utama A (model pembelajaran), harga statistik uji Fa = 5,83868 dan

F(0,05,1,170) = 3,84, ternyata Fa > F(0,05,1,170) dengan demikian H0A ditolak. Hal ini

berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 terdapat perbedaan efektifitas model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran koopretaif tipe TGT

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1 pada materi persamaan

dan pertidaksamaan kuadrat.

b. Pada efek utama B (tingkat kemampuan awal siswa), harga statistik uji Fb = 12,1568

dan F(0,05,2,170) = 3,00, ternyata Fb > F(0,05,2,170) dengan demikian H0B ditolak. Hal ini

berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 tingkat kemampuan awal siswa yang tinggi,

sedang dan rendah memberikan efek yang berbeda terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas X semester 1 pada materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.

c. Pada efek interaksi AB (model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa),

harga statistik uji Fab = 0,28914 dan F(0,05,2,170) = 3,00 , ternyata Fab < F(0,05,2,170)

dengan demikian H0AB diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan a = 0,05 tidak

terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X semester 1 pada materi persamaan

Page 98: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

dan pertidaksamaan kuadrat. Data tentang analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama selengkapnya terdapat pada Lampiran 32.

4. Uji Lanjut Pasca Anava

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

bahwa H0A dan H0B ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk melacak

perbedaan rerata khususnya untuk uji hipotesis yang kedua. Dalam penelitian ini uji

lanjut menggunakan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Uji komparasi ganda

hanya dikenakan pada faktor kolom yang terdiri dari 3 kategori yaitu kemampuan awal

tinggi, sedang dan rendah sedangkan pada faktor baris tidak perlu dilakukan uji

komparasi karena hanya terdiri dari 2 kategori sehingga cukup dengan melihat rataan

marginalnya.

Sebelum melihat hasil komparasi rataan antar kolom, di bawah ini disajikan

rangkuman rataan antar sel lengkap dengan rataan marginalnya.

Tabel 4. 6 Rerata Marginal dan Rerata Parsial

Kemampuan prasyarat Tinggi Sedang Rendah

Rerata marginal n

STAD 74,571 66,829 63,579 68,5909 88

TGT 79,652 73,436 66,462 73 88

Rerata marginal 76,8627 70,05 65,2444

Page 99: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

n 51 80 45 176

Table 4.7 Rangkuman Uji Komparasi Antar Kolom

H0 (X.i-X.j)² 1/n.i + 1/n.j RKG F obs F kritik Keputusan

21 ·· = mm 46,4135 0,0321 165,05 8,76038 6,00 H0 ditolak

31 ·· = mm 134,985 0,0418 165,05 19,5656 6,00 H0 ditolak

32 ·· = mm 23,0934 0,0347 165,05 4,03219 6,00 H0 diterima Keterangan:

1·m : rerata hasil belajar matematika untuk kemampuan awal tinggi

2·m : rerata hasil belajar matematika untuk kemampuan awal sedang

3·m : rerata hasil belajar matematika untuk kemampuan awal rendah

Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi rataan antar kolom, diperoleh

kesimpulan yaitu :

1. 21 ·· ¹ mm , (Ho ditolak) ini berarti ada perbedaan terhadap hasil belajar jika

dilihat dari tingkat kemampuan awal siswa, dalam hal ini dari tabel rerata

marginal dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan awal

tinggi mempunyai hasil belajar lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang.

2. 31 ·· ¹ mm (Ho ditolak) yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar antara

siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dibandingkan dengan siswa

yang mempunyai kemampuan awal rendah, dalam hal ini dapat dilihat dari tabel

rataan marginal bahwa siswa yang kemampuan awalnya tinggi mempunyai

Page 100: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

kemampuan awal rendah.

3. 32 ·· = mm (Ho diterima), ini berarti tidak ada perbedaan hasil belajar antara

siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dengan siswa yang

mempunyai kemampuan awal rendah. Perhitungan uji komparasi ganda

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.

D. Pembahasan Hasil Analisa Data

1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini mengatakan bahwa ”model pembelajaran

kooperatif tipe TGT menunjukkan hasil belajar matematika siswa yang lebih baik

daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD”. Berdasarkan hasil analisis

variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk efek utama faktor A (model pembelajaran)

diperoleh harga statistik uji Fa = 5,83868 dan F(0,05,1,170) = 3,84 , ternyata Fa >

F(0,05,1,170), sehingga Fa ÎDK dengan demikian H0A ditolak. Hal ini berarti pada tingkat

signifikansi a =0,05 terdapat perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas X pada materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.

Melihat hasil rataan marginal antara rerata hasil belajar matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh 68,59093

sedangkan rerata hasil belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif TGT

diperoleh 73. Tampak bahwa rerata hasil belajar dengan model pembelajaran

Page 101: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kooperatif tipe TGT lebih tinggi daripada rerata hasil belajar dengan model

pembelajaran kooperatif STAD. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian, hal ini

mungkin disebabkan oleh banyak faktor diantaranya model pembelajaran kooperatif

yang disertai dengan game yang menyenangkan menghasilkan presatasi belajar yang

lebih baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

TGT menghasilkan hasil belajar matematika siswa yang lebih baik daripada model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X untuk materi persamaan dan

pertidaksamaan kuadrat.

2. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini mengatakan bahwa “Hasil belajar siswa

pada tingkat kemampuan awal yang lebih tinggi lebih baik dibandingkan hasil belajar

siswa dengan tingkat kemampuan awal yang lebih rendah”.

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek

utama faktor B (kemampuan awal) diperoleh harga statistik uji Fb = 12,1568 dan

F(0,05,2,170) = 3,00, ternyata Fb > F(0,05,2,170) sehingga Fb ÎDK dengan demikian H0B

ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 terdapat perbedaan efek

kemampuan awal yang berbeda terhadap hasil belajar matematika pada materi

persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Karena H0B ditolak maka perlu dilakukan uji

lanjut anava yaitu uji komparasi ganda. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 32.

Page 102: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan kolom 2 diperoleh bahwa F1-2=

8,76038 dan 2F(0,05,2,170)=6,00, ternyata F1-2 > 2F(0,05,2,170) sehingga F1-2

ÎDK dengan

demikian H0 ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi secara signifikan hasil belajar matematikanya

berbeda dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang pada materi

persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.

Berdasarkan hasil rataan marginal dapat dilihat pada Lampiran 33, diperoleh

rerata hasil belajar matematika yang mempunyai kemampuan awal tinggi sebesar

76,8627 sedang rerata hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang

sebesar 70,05. Ini menunjukkan bahwa rerata hasil belajar matematika pada siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada rerata hasil belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal sedang. Hal ini dimungkinkan karena siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi mempunyai bekal materi prasyarat yang memadai,

sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih baik, baik secara komputasi

maupun secara konsep. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan

awal tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik dari siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang pada materi persamaan dan pertidaksamaan

kuadrat.

Pada uji komparasi ganda antara kolom 1 dan kolom 3 diperoleh bahwa F1-3=

19,5656 dan 2F(0,05,2,170)= 6,00, ternyata F1-3 > 2F(0,05,2,170) sehingga F1-3

ÎDK dengan

demikian H0 ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi secara signifikan hasil belajar matematikanya

Page 103: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

berbeda dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada materi

persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.

Berdasarkan hasil rataan marginal dapat dilihat pada Lampiran 33, diperoleh

rerata hasil belajar matematika yang mempunyai kemampuan awal tinggi sebesar

76,8627 sedang rerata hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah

sebesar 65,2444. Ini menunjukkan bahwa rerata hasil belajar matematika pada siswa

yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih tinggi dari siswa yang mempunyai

kemampuan awal rendah. Ini sangat dimungkinkan karena siswa dengan kemampuan

awal tinggi dapat menguasai materi dengan lebih cepat karena materi prasyarat yang

dimiliki sangat memadai, sedang pada siswa dengan kemampuan awal rendah materi

prasyarat yang dimiliki sangat minim sehingga siswa dengan kemampuan awal rendah

lambat untuk menguasai materi yang diberikan. Siswa dengan kemampuan awal rendah

mengalami kesulitan untuk memahami materi baru karena tidak dapat menghubungkan

antara konsep baru dengan konsep lama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa

dengan kemampuan awal tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik

dari siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada materi persamaan dan

pertidaksamaan kuadrat.

Pada uji komparasi ganda antara kolom 2 dan kolom 3 diperoleh bahwa F2-3=

4,03219 dan 2F(0,05,2,170)= 6,00, ternyata F2-3 < 2F(0,05,2,170), sehingga F2-3

ÏDK dengan

demikian H0 diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a =0,05 siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang mempunyai hasil belajar matematika yang sama

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada materi

Page 104: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Ada kemungkinan dalam proses pembelajaran

yang berlangsung didominasi siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi,

sehingga siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah atau sedang cenderung

pasif dan tidak bisa menikmati pembelajaran dengan baik sehingga hasil belajarnyapun

menjadi tidak optimal.

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini mengatakan bahwa “Hasil belajar siswa yang

mempunyai kemampuan awal rendah dan sedang yang diberi model pembelajaran kooperatif

tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran

koopertif tipe STAD, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dengan model

pembelajaran koopertatif tipe STAD mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TGT”.

Berdasarkan hasil anava dua jalan dengan sel tak sama diperoleh harga statistik

uji Fab = 0,28914 dan F(0,05,2,170) = 3,00 ternyata Fab < F(0,05,2,170) sehingga Fab ÏDK

dengan demikian H0AB diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan a =0,05 tidak

terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal siswa

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X pada materi persamaan dan

pertidaksamaan kuadrat. Hasil tersebut tidak seperti yang dihipotesiskan peneliti, ada

kemungkinan karena peneliti tidak dapat mengontrol factor luaran yang terjadi selama

penelitian dilakukan, misalnya masalah kesehatan, motivasiyang meningkat maupun

yang menurun dan sebagainya. Dari hasil perhitungan anava dua jalan dengan sel tak

sama di atas menunjukkan bahwa pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar

Page 105: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

matematika tidak tergantung oleh kategori kemampuan awal, demikian juga

kemampuan awal yang dimiliki siswa tidak tergantung model pembelajaran yang

diberikan.

Page 106: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan hasil belajar matematika

siswa yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

2. Hasil belajar matematika siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik

dari siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah, sedangkan hasil

belajar matematika siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang mempunyai

efek yang sama dari siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.

3. Untuk setiap kemampuan awal tinggi, sedang, maupun rendah, model pembelajaran

kooperatif tipe TGT memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Implikasi

Berdasarkan kajian teori dan mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan

maka penulis menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara

praktis sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa matematika.

1. Implikasi Teoritis

Page 107: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Berdasarkan kesimpulan di atas tampak bahwa terdapat pengaruh penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X pada materi persamaan dan

pertidaksamaan kuadrat. Dengan kata lain terdapat perbedaan hasil belajar matematika

siswa kelas X pada materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Dilihat dari rerata hasil belajar yang diperoleh bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT lebih baik dari rerata hasil belajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Ini berarti hasil belajar matematika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Hasil ini secara teoritis dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk

pengembangan model pembelajaran pada materi persamaan dan pertidaksamaan

kuadrat, di samping itu hasil penelitian ini dapat juga digunakan sebagai acuan untuk

meningkatkan hasil belajar matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan

kuadrat khususnya dan materi pokok pada umumnya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat

siswa kelas X semester 1 tahun pelajaran 2010/2011. Hasil belajar matematika siswa

yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai

kemampuan awal sedang atau rendah, sedangkan hasil belajar matematika siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang mempunyai efek yang sama baiknya

Page 108: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dibandingkan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. Hasil ini secara teoritis

dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk memperhatikan aspek kemampuan awal

siswa dalam melakukan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.

Semakin baik kemampuan matematika yang dikuasai siswa sewaktu di SMP baik

kemampuan komputasi maupun kemampuan penguasaan konsep akan semakin baik

penguasaan belajar matematika di SMA, apalagi matematika adalah suatu ilmu yang

menganut sistem hierarki sehingga proses belajar selanjutnya akan tergantung

kemampuan yang dimiliki sebelumnya. Dengan demikian sebaiknya dalam

pembelajaran matematika seorang guru memperhatikan kemampuan awal siswa

sehingga hasil pembelajaran akan menjadi lebih optimal.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru

dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar,

guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan efektif dengan memperhatikan

kemampuan awal siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi pada penelitian di atas dapat

dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran matematika

a. Diharapkan seorang guru matematika mulai menggunakan model pembelajaran

kooperatif di dalam proses belajar mengajarnya misalnya model pembelajaran

Page 109: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

kooperatif tipe STAD atau TGT sehingga membuat siswa aktif didalam proses

belajar pembelajaran yang akhirnya prestasi belajarnya dapat meningkat secara

maksimal.

b. Dalam memilih model pembelajaran hendaknya guru memperhatikan faktor-

faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Salah satu

diantaranya adalah dengan memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki

siswa sehingga dalam proses pembelajaran akan diperoleh hasil yang maksimal.

2. Kepada Kepala Sekolah

a. Hendaknya kepala sekolah menghimbau para guru untuk mulai menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) atau Teams Games Tournament (TGT) di dalam proses

pembelajarannya sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi lebih baik.

b. Memberi dukungan sepenuhnya kepada para guru dengan menyediakan berbagai

fasilitas yang dibutuhkan sehingga dapat menunjang terlaksananya proses

belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD maupun model kooperatif tipe TGT.

3. Saran bagi para peneliti/calon peneliti

Bagi para peneliti, tesis ini dapat digunakan sebagi suatu acuan atau dapat dipakai

sebagai salah satu referensi untuk melakukan penelitian yang lain. Diharapkan para

peneliti dapat mengembangkan penelitian untuk variabel lain yang sejenis atau

model pembelajaran lain, sehingga dapat menambah wawasan dan kualitas

pendidikan yang lebih baik, khususnya pendidikan matematika.

Page 110: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, B. 2008. Effects of Cooperative Learning and Problem Solving Strategies on

Junior Secondary School students’ Achievement in Social Studies. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, v6, n3, p691-708.

Adi Waluyo. 2010. Eksperimentasi model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada

Materi Pokok Persamaan Dan Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X SMA Negeri Di Kabupaten Tulungagung. Tesis. Prodi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNS, Surakarta.

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. Anas Sudijono. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Arends, R. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw-Hill. Ballantine, J dan Larres, P. 2007. Cooperative learning: A Pedagogy to Improve

Students Generic Skills? Journal Articles; Reports– Evaluative. Education & Training, v49, n2, p126-137.

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata

Pelajaran Matematika. Jakarta. DePorter, Bobbi dan Hernacki,M. 2007. Quantum Learning,Bandung : PT Mizan

Pustaka. Doymus, K. 2007. Effects of a Cooperative Learning Strategy and Learning Phases of

Matter and One-Component Phase Diagrams. Journal of Chemical Education, v84, n11, p1857-1860.

Page 111: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Fitria Khasanah. 2009. Ekperimentasi Pembelajaran Matematika dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Se-Kecamatan Depok. Tesis. Prodi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNS, Surakarta.

H. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antara Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hadi Wiyono . 2008. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada

pokok bahasan Faktorisasi suku aljabar kelas VII SMP Negeri se Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2007/2008 ditinjau dari motivasi belajar siswa. Tesis. Prodi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNS, Surakarta.

Hornby, G. 2009. The effectiveness of cooperative learning with trainee teachers.

Journal of Education for Teaching, Volume 35, Issue 2 May 2009 , pages 161 – 168.

Ika Krisdiana. 2010. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat Kelas X Di Kota Madiun. Tesis.Prodi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNS, Surakarta.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung :

Alfabeta. Latifah Mustofa Lestyanto. 2010. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan

Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Materi Kubus dan Balok bagi Siswa Kelas VII SMP Kabupaten Klaten Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa. Tesis. Prodi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNS, Surakarta.

Mahedy,L; Michielli-Pendl,J; Barbara; Harper,G. 2002. A Collaborative Research Project To Improve the Academic Performance of a Diverse Sixth Grade Science Class. Journal Articles; Reports – Evaluative. Teacher Education and Special Education, v25, n1, p55-70.

M. Furqon Hidayatullah. 2009. Guru Sejati. Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

Cerdas. Surakarta : Yuma Pustaka. Mohammad Asrori. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Page 112: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM …AWAL SISWA SMA DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Paul Suparno. 1977. Filsafat konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Silberman, Melvin. 2006. Active Learning. 101 cara belajar siswa aktif. Bandung :

Nusamedia bekerjasama dengan Nuansa. Slavin, Robert. 2008. Psikologi Pendidikan. Teori Dan Praktek. Jakarta: PT Indeks Slavin, Robert. 2009. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa

Media. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Konsep, Landasan Teoritis – Praktis dan Implementasinya. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.