PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

118
STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YANG MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI KELURAHAN PISANGAN, CIPUTAT Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: RAFITA OCTAVIA 109104000053 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

STUDI FENOMENOLOGI

PENGALAMAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YANG MEMASUKI MASA

MENOPAUSE DI KELURAHAN PISANGAN, CIPUTAT

Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada

Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

RAFITA OCTAVIA

109104000053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

PER}IYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

STUDI FENOMENOLOGIPENGALAMAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YAIIG MEMASUKI MASA

MENOPAUSE DI KELURAHAN PISANGAII, CIPUTAT

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH

RAFITA OCTAVIA

NrM. 109104000053

Pembimbing I A

*wt,Puspita P:rlupi, S.("p., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat

NIP. 19801 r 19201 1012006 NrP. 19790210 200541 2042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

LINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAIQ{IITA I434HI2OI3 M

Pembimbing II

Maulina llandayani, S.Kp, MSc

Page 3: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

LEMBAR PENGESAHAI\

. Skripsi dengan judul

STUDI FENOMENOLOGIPENGALAMAI{ SUAMI MENGHADAPI ISTRI YAI\G MEMASUKI MASA

MENOPAUSE DI KELURAHAN PISANGAN, CIPUTAT

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

RAFITA OCTAVIA

NIM: 109104000053

Pembimbing I

d@1-./

Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat

NrP. 1980111920fl012,006

Yenita Agus, M. Kep, Sp. Mat., Ph.D

NIP. 19720608 200604 2001

Pembimbing II

Maulina Handayanio S.Kp, MSc

NrP. 197902fi 2AA50l 2002

Penguji II

2'Maulina Handavani. S.Kn. MSc

NrP. 19790210 2005A1 2002

Penguji III

A@pPuspita Palupi. S.Ken..M.Kep.. Ns.Sp.Kep.Mat

NIP. 19801 1 19201 101200

Page 4: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

LEMBAR PENGESAIIAN

PANITIA SII}AI\G UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKTILTAS KEPOIilERAN DAI\ ILMU KESEHATAN

T]NIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAI{ JAKARTA

Ciputat, Oktober 2013

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Kqrerawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

-

Prof. FR 'rrdin. Sp. And

m

Page 5: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

t!.1t+

rui

\

ff'

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa :

l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas

Kedokteran dan Ihu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullan Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

Saya atau merupakan jrplakm dari karya orang lain, maka Saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakuhas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam l.tegeri GmD Sy,arif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, Oktober 2013

IV

(RAFITA OCTAVLA,)

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rafita Octavia

Tempat tanggal lahir : Palembang, 17 oktober 1991

Agama : Islam

Status : Mahasiswi / Belum menikah

Alamat : Desa Tanjung Dayang Utara, Indralaya selatan, Ogan Ilir,

SumSel

Nama Orang Tua

a. Ayah : Ruslan

b. Ibu : Janidah

Telpon : 085287796554/085774222720

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Nurul Ikhsan : tahun 1995-1997

2. MI Nurul Ikhsan : tahun 2000-2003

3. SDN2 Tanjung Dayang : tahun 1997-2003

4. SMPN 2 Meranjat : tahun 2003-2006

5. MAN Sakatiga : tahun 2006- 2009

6. S1 keperawatan UIN Syarif hidayatullah Jakarta : tahun 2009- 2013

Pengalaman Pelatihan, Prestasi, Seminar dan Workshop:

1. Juara II “ Lomba Cerdas Cermat” dalam rangka kegiatan Gebyar

Ramadhan 1427 H/ 2006 di MAN Sakatiga

2. Seminar “Kalau Ada Jalan Yang Lurus, Kenapa Pilih Jalan yang Sesat??”

tahun 2008

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

vi

3. Peserta Lomba Penelitian Siswa dalam kegiatan Pameran dan Lomba

Hasil Penelitian siswa tahun 2009

4. Pelatihan Kesehatan “Health Training 4 Medical Skill” Tahun 2009

5. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization

Era” tahun 2009

6. Diskusi Publik “ Kosmetik yang Aman untuk Kecantikan yang Alami”

tahun 2009

7. Seminar Umum “ Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok”

Tahun 2009

8. Seminar Kesehatan “ Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di

Rumah” tahun 2010

9. Seminar Dokter Muslim “ Smoking Cessation For Better Generation

Without Tobacco” tahun 2010

10. Seminar Nasional “ Homeopathy, A Brighter Alternative Treatment

Method, Builds An Indonesian Awareness Of Natural Medication In The

Future” tahun 2011

11. Seminar Kesehatan “ Peran Kebijakan Standarsisasi Internasional Rumah

Sakit dalam Meningkatkan Profesionalisme Pelayanan Kesehatan” Tahun

2011

12. Seminar dan Workshop “ Peran Perawat dalam Tatalaksana Trauma

Thoraks Berbais Pasien Safety” tahun 2012

13. Seminar Nasional “ Music Theraphy: Melodi For Heart and Brain Health”

tahun 2012

14. Workshop Nasional “ Uji kompetensi Keperawatan “ tahun 2012

15. Seminar Nasional “ Uji Kompetensi Nasional Meningkatkan Peran dan

Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global” tahun

2012

16. Seminar Nasional Keperawatan “ NANDA, NIC, NOC: Concept,

Implementation and Innovation for Better Quality of Nursing Service in

Indonesia” tahun 2013

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim,..

Pada bulan ini akhirnya aku bisa menyelesaikan tugasku sebagai mahasiswa

Pada bulan ini juga bertepatan dengan ulang tahunku, terima kasih banyak karuniaMu ya Allah..

Aku percaya bahwa rencanaMu jauh lebih indah ya Rabb,,,

Ku persembahkan skripsi ini untuk Orang tuaku tercinta, yang telah berkorban banyak khususnya

ibuku yang telah mengandung, melahirkan dan merawat fita sampai seperti ini,,

Mamak, bapak, dan Gede maafkan kalau fita belum bisa membuat kalian bahagia

Doakan selalu anadamu agar senantiasa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang disekitarnya

serta bisa mewujudkan impian kalian dalam menjadikan fita sebagai perawat yang profesional dan

yang disukai banyak pasien karena akhlak dan sifatnyaa, seperti apa yang mamak ungkapkan ketika

fita masih kecil dulu... “nak, jadilah perawat yang bisa menolong siapa saja dan yang banyak dicintai

orang karena kemuliaan hatimu”

Kata-kata itu insyaAllah kan selalu fita kenang dan dicoba untuk diterapkan....

Beribu-ribu ucapan terima kasih fita sampaikan untuk para guru-guru, mulai dari guru TK, SD,

SMP dan MAN serta para Dosen PSIK yang selalu memberikan ilmu yang sangat berharga serta

nasihat yang sangat bermanfaat untuk masa depan fita, semoga Allah membalas jasa kalian wahai

Guru-guruku serta para dosen-dosenku Tercinta,,,,

Kehidupan ini tidak bisa dijalani sendiri tanpa orang lain, begitu juga aku, ketika sedih, senang,

banyak masalah dan aku sakit, kalianlah yang selalu menemani aku, menghibur dan membantu aku

wahai sahabat-sahabat terbaikku, tanpa kalian aku bukanlah siapa-siapa

Kalian adalah anugerah terindah yang dikirim oleh Allah utukku..

Kita adalah the Fighters, jadi perjuangkan hidup kita sampai kita sukses

Love u my friends {Fighters’ Coklat strowberry’ psik 09, SJD SS and my beloved Mr R}

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

viii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Oktober 2013

Rafita Octavia, NIM : 109104000053

Studi Fenomenologi

Pengalaman Suami Menghadapi Istri yang akan Memasuki Masa

Menopause di Kelurahan Pisangan, Ciputat

Xii + 89 halaman, 1 tabel, 1 gambar, 2 bagan, 7 lampiran

ABSTRAK

Menopause merupakan masa berakhirnya menstruasi selama 12 bulan dan

umumnya terjadi pada usia 45-55 tahun. Menopause juga mempunyai dampak

baik fisik maupun psikologis yang berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Suami sebagai orang yang dekat dengan perempuan menopause sudah selayaknya

terlibat dalam perubahan yang terjadi pada isrtinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran makna dan arti pengalaman

suami menghadapi istri yang akan menopause. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif melalui wawancara

mendalam. Partisipan meliputi suami yang memiliki istri yang telah menopause

maksimal tiga tahun yang diperoleh melalui purposive sampling. Data yang

dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara mendalam dan dianalisis dengan

metode Collazi.

Penelitian ini mengindetifikasi tujuh tema yaitu : 1) Makna menopause bagi

suami; 2) Perubahan fisik yang dialami istri menjelang menopause; 3) Perubahan

psikologis yang dialami istri saat menopause; 4) Perubahan respon seksual suami

saat istri menjelang menopause; 5) Perubahan respon psikologis suami saat istri

menjelang menopause; 6) Penyesuaian suami terhadap perubahan pada masa

menopause; 7) Upaya suami dalam meningkatkan kenyamanan terhadap

perubahan masa menopause. Diperlukan penelitian selanjutnya mengenai

eksplorasi lebih mendalam berupa mekanisme adaptasi suami dalam menghadapi

perubahan psikologi istri saat memasuki masa menopause.

Kata kunci: Pengalaman, Menopause, Suami

Daftar bacaan: 82 (2000-2013)

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

ix

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOLL OF NURSING

Undergraduated Thesis, October 2013

Rafita Octavia, ID Number : 109104000053

Husbands Experiences within greet Menopausal Wife at Pisangan District,

Ciputat

Xii + 89 pages, 1 tabel, 1 picture, 2 drafts, 7 appendixes

ABSTRACT

Menopause is the end period of 12 months women’s cycle of menstruation and

generally occurs around 45-55 years old. Menopause have physical and

psychological impact on human’s life. A husband as closest person would have

been involved in his wife changes.

The purpose of this research is to get a broad picture of perspective of menopause

according husbands’ experience. This research is a qualitative which is descriptive

phenomenology design. The Participants of this research were husband who have

wife had experienced menopause maximum of three years were chosen by

purposive sampling. The data were collected in a result of in-depth interview

records and analyzed with Collazi method.

This research identified seven themes : 1) The husbands’ perspective about

menopause; 2) The physical changes experienced during premenopause; 3) The

psychological changes experienced during menopause; 4) The changes of

husband’s sexual response during menopause 5) The changes of husband’s

psychological responses during menopause; 6) husband adjustment in menopausal

wife period; 7) The husband’s effors to improving the comport of the changes in

menopause period. More researches are needed to perform in-depth exploration

towards husbands’ adaptation mechanism in facing psychological changes in

within their menopause wives.

Keywords: experience, menopause, husband

Bibliography:82 (2000-2013)

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaniirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Studi Fenomenologi Pengalaman Suami Menghadapi Istri yang

Memasuki Masa Menopause” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang

penulis hadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar

biasa dari berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan

ini, penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan

yang tidak terhingga, kepada:

1. Prof. DR. dr (hc) M. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Waras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ns. Eni Nur’aini

Agustini, S. Kep, MSc Selaku Sekretaris Program Studi IImu Keperawatan

(PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ernawati, S. Kp, M. Kep, Sp. KMB selaku pembimbing akademik yang

selalu memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di

Program Studi Ilmu Keperawatan.

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xi

4. Ibu Puspita Palupi, S. Kep.,M. Kep., Ns.Sp.Kep.Mat, selaku pembimbing I

yang telah membimbing dan memberikan masukan serta support demi

terselesainya penulisan proposal skripsi ini.

5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSc selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan proposal penelitian

ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan

keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi, S.Psi dan Ibu

Syamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.

7. Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera selatan dan staf pengurus Program Beasiswa “Santri Jadi Dokter”

yang telah memberikan kesempatan untuk berkuliah di Program Studi IImu

Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menimbah ilmu

yang akan dipergunakan kelak dalam pengabdian untuk masyarakat Sumatera

Selatan Sehat 2020.

8. Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang

tua yang selalu memberi nasihat, dukungan baik moril maupun materil yang

tak ternilai harganya serta yang tak henti-hentinya mendoakan ananda.

bapakku tersayang Ruslan dan ibu ku tercinta Janidah serta bapak Anto

Marsup dan mamak Zainab. Serta tak kalah pentingnya adik-adik ayuk yang

tercinta, adik Anti, Anjani, Wahyu, Novi, Nick, Febyo dan Bella

9. Sahabat-sahabatku “Fighters” (Etika, Fitri, Hanik, Mala, Dian, Ulfi, Dewi,

Mayra, Astuti, Iqbal), teman-teman satu pembimbing, dan seluruh angkatan

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xii

2009 yang telah berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi

di Ilmu Keperawatan, sahabat Santri Jadi Dokter (SJD) Sum-Sel angkatan

2009-2012.

“Tidak ada gading yang tak retak”. Dengan memanjatkan doa kepada Allah

SWT, penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapat

balasan dari Allah SWT dan semua kesalahan diampuni oleh Allah. Amin.

Jakarta, Oktober 2013

Penulis

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HAL

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................vii

ABSTRAK ...........................................................................................................viii

ABSTRACT .........................................................................................................ix

KATA PENGANTAR ..........................................................................................x

DAFTAR ISI.........................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi

DAFTAR BAGAN..............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6

D. Manfaat Penlitian..........................................................................................6

E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................9

A. Pengalaman ...................................................................................................9

B. Menopause ...................................................................................................10

1. Pengertian ...............................................................................................10

2. Fase klimakterium ..................................................................................10

3. Perubahan Fisiologis Masa Menopause .................................................13

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xiv

4. Perubahan Psikologis masa Menopause .................................................15

C. Dukungan Suami ..........................................................................................17

1. Dukungan Suami ....................................................................................17

2. Penyesuaian Sosial .................................................................................19

3. Jenis-jenis Dukungan Sosial ...................................................................19

D. Kerangka Teori .............................................................................................21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH......................22

A. Kerangka Konsep ..........................................................................................22

B. Definisi Istilah ...............................................................................................23

BAB IV METODELOGI PENELITIAN.........................................................24

A. Desain Penelitian ...........................................................................................24

B. Waktu dan Lokasi ..........................................................................................26

C. Partisipan Penelitian ......................................................................................26

D. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................................27

E. Keabsahan Data .............................................................................................32

F. Tehnik Analisa Data ......................................................................................36

G. Etika Penulisan ..............................................................................................38

BAB V HASIL PENELITIAN...........................................................................40

A. Gambaran Umum Wilayah ............................................................................40

B. Hasil Penelitian ..............................................................................................41

1. Karakteristik Partisipan.............................................................................41

2. Hasil Analisis Tematik .............................................................................42

a. Tema 1. Makna Menopause bagi Suami ............................................43

b. Tema 2. Perubahan fisik yang dialami istri menjelang menopause ...45

c. Tema 3. Perubahan Psikologis yang dialami Istri Menjelang

Menopause..........................................................................................46

d. Tema 4. Perubahan respon seksual suami saat istri menjelang

Menopause..........................................................................................47

e. Tema 5 Perubahan respon psikologis suami saat istri menjelang

Menopause ........................................................................................49

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xv

f. Tema 6. Penyesuaian suami terhadap perubahan pada masa

Menopause ....................................................................................... 50

g. Tema 7. Upaya suami dalam meningkatkan kenyamanan terhadap

perubahan masa menopause ............................................................52

BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................54

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi ......................................................54

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................71

BAB VII PENUTUP............................................................................................72

A. Kesimpulan ....................................................................................................72

B. Saran ...............................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Hal

2.1 Fase Klimakterium...................................... 11

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Judul Bagan Hal

2.1 kerangka teori............................................ 21

4.1 Teknik analisa data Colaizzi...................... 38

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

xviii

Daftar Lampiran

1. Lampiran 1 Permohonan Izin Studi Pendahuluan

2. Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian

3. Lampiran 3. Surat keterangan dari Kelurahan

4. Lampiran 4. Identitas Peneliti

5. Lampiran 5. Lembar persetujuan informan

6. Lampiran 6. Pedoman wawancara Mendalam

7. Lampiran 7. Matriks Analisis tematik.

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasil pembangunan kesehatan Indonesia adalah meningkatnya angka

harapan hidup (life expectancy) dan meningkatnya status kesehatan

masyarakat (Bappenas, 2005). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(2005) & Badan Statistik Indonesia (2012) melaporkan bahwa angka harapan

hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 69,0 tahun

pada periode 2005 menjadi 73,7 tahun dengan perkiraan jumlah penduduk

akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada 2020 diperkirakan

jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta jiwa

(Baziad, 2003). Meningkatnya umur harapan hidup, maka meningkat pula

populasi perempuan menopause di Indonesia (Bappenas, 2005).

Menopause merupakan awal berhentinya menstruasi pertama kali dan

bisa juga berhenti menstruasi selama 12 bulan pada umumnya terjadi pada

usia antara 45 hingga 55 tahun (Aubrey, 2010; Eny, 2012). Menopause

merupakan kejadian yang sangat individual dan bersifat universal yang

dialami sebagai proses penuaan yang menandakan berakhirnya kesuburan dan

berakhirnya menstruasi (Andrews, 2010). Baziad (2003) mengungkapkan

menopause merupakan periode dimana seseorang perempuan tidak terjadi

menstruasi selama 12 bulan akibat dari ketidakefektifan folikel sel telur dan

dijumpai kadar FSH darah > 40mlU/ml dan kadar estradiol <30pg/ml.

Perempuan dalam menghadapi menopause dapat mengalami berbagai

keluhan baik fisik maupun psikologis. Keluhan fisik dapat berupa

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

2

ketidakteraturan siklus menstruasi, rasa panas (hot flashes), vagina menjadi

kering, jantung berdebar-debar, sulit tidur, sakit kepala, cepat lelah,

kesemutan, nyeri pada tulang dan otot, kulit kering dan rambut kemaluan

rontok. Keluhan psikologi dapat berupa mudah marah (emosi), stres dan

tempramen, kehilangan minat seksual, merasa rendah diri dan tidak berharga,

sering lupa, serta kesulitan membuat keputusan (Northrup, 2006; Baziad,

2003).

Andrews (2010) mengungkapkan gejala menopause dapat di bagi

menjadi efek jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Efek

jangka pendek meliputi hot flushes, keluhan psikologis dan insomnia. Efek

jangka menengah meliputi kehilangan minat seksual, dispareunia, atrofi

vagina. Efek jangka panjang meliputi osteoporosis dan penyakit

kardiovaskular.

Menopause tidak hanya dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti

diatas dan keluhan itu tidak hanya dirasakan oleh seorang perempuan atau

istri tetapi pada suami juga. Banyak suami tidak mengetahui adanya dampak

dan perubahan-perubahan yang dialami oleh istri ketika akan menopuse

karena kurangnya pengetahuan suami. Wulandari dkk (2009) melaporkan

hasil penelitiannya mengenai hubungan tingkat pengetahuan menopause

dengan dukungan sosial suami saat istri menghadapi menopause di desa

Somagede Banyumas didapatkan hasil 10% dari responden mempunyai

tingkat pengetahuan yang kurang dengan dukungan suami sedang, 35,7%

responden mempunyai pengetahuan cukup dengan dukungan suami sedang

dan 20% responden mempunyai pengetahuan baik dengan dukungan suami

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

3

yang tinggi. Ermawati (2009) juga melaporkan hasil penelitiannya yang

berjudul persepsi suami terhadap kejadian menopause pada istri di desa

Wonobroto didapatkan hasil 76% respoden mempunyai persepsi baik

terhadap kejadian menopause pada istri, 68% responden respoden mempunyai

pengetahuan sangat baik terhadap kejadian menopause pada istri.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Pramodana (2011) hasil

penelitiannya yang berjudul hubungan antara harga diri dan dukungan suami

dengan kecemasan wanita menghadapi menopause di Semarang,

menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial suami maka semakin

berkurang rasa ansietas pada istri sebanyak 58% dari responden. Kristiono

(2011) melaporkan hasil penelitiannya yang berjudul kecemasan menghadapi

menopause ditinjau dari dukungan sosial suami didapatkan hasil ada

hubungan negatif antara dukungan sosial suami dengan kecemasan istri

dalam menghadapi menopause. Semakin tinggi dukungan sosial suami maka

semakin rendah kecemasan istri dalam menghadapi menopause, demikian

juga sebaliknya. Adapun dukungan sosial suami memberikan sumbangan

positif sebesar 29,3% terhadap pengurangan kecemasan istri dalam

menghadapi menopause.

Djamhoer (2005) mengungkapkan mitos yang beredar secara luas di

masyarakat mengatakan bahwa kehidupan seksual perempuan telah berakhir

pada saat perempuan itu memasuki masa menopause sehingga suami

menjauhi istrinya yang telah mengalami menopause. Bahkan bagi sebagian

suami proses menopause digunakan sebagai alasan untuk menikah lagi karena

sang istri dianggap sudah tidak mampu lagi melakukan hubungan seksual.

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

4

Anggapan yang salah ini sering berakibat buruk, seperti pasangan usia lanjut

bercerai karena masalah seksual atau pria menikah lagi dengan perempuan

yang jauh lebih muda. Taylor (2009) mengungkapkan bahwa kehadiran suami

dapat mengurangi rasa cemas yang dihadapi istri ketika memasuki masa

menopause.

Penelitian mengenai menopause telah banyak dilakukan namun

mengenai bagian pengalaman suami dalam menghadapi istri yang akan

memasuki masa menopause masih belum pernah dilakukan. Penelitian yang

akan dilakukan di kelurahan Pisangan, Ciputat dengan alasan pada daerah

tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengalaman suami

menghadapi istri yang akan memasuki masa menopause. Selain belum pernah

dilakukan penelitian mengenai menopause, di kelurahan tersebut juga

memiliki jumlah perempuan menopause yang cukup banyak yaitu sekitar

2514 orang (usia 50-60 tahun), dan kelurahan Pisangan merupakan urutan

kedua yang memiliki jumlah perempuan menopause setelah daerah Cempaka

Putih (Laporan Kependudukan kelurahan Pisangan, 2012), sehingga dengan

banyaknya angka perempuan menopause di kelurahan Pisangan membuat

peneliti tertarik ingin melihat fenomena yang ada dan yang terjadi di

kelurahan tersebut khususnya ingin melihat respon dari suami dalam

menyikapi istri yang menopause dan peneliti tertarik meneliti lebih dalam

serta mengeksplorasi secara mendalam mengenai pengalaman suami tersebut

baik dari ungkapan maupun cerita langsung.

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

5

B. Rumusan Masalah

Menopause merupakan masa berakhirnya menstruasi atau haid yang

sering kali dianggap sebagai momok dalam kehidupan perempuan yang

menimbulkan gangguan dan keluhan serta dapat terjadi perubahan fisik dan

psikologis yang dikarenakan terjadi penurunan hormon gonadal (ovarian)

(Northrup, 2006; Baziad, 2003). Hal tersebut menyebabkan wanita

mengalami penurunan fungsi tubuh sehingga akan berdampak pada

ketidaknyamanan dan ketidaksiapan dalam menjalani kehidupan seperti

sebelum menopause. Keluhan dan perubahan yang terjadi pada masa

menopause tidak hanya berpengaruh pada istri namun pada suami, sesuai

fenomena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa menopause masa

yang paling ditakutkan, suami akan meninggalkan istri dan melakukan

perceraian, opini tersebut diakibatkan karena kurangnya pengetahuan serta

pengalaman suami bagaimana menyikapi istri yang akan menopause.

Kristiono (2011) melaporkan hasil penelitiannya yang berjudul

kecemasan menghadapi menopause ditinjau dari dukungan sosial suami

didapatkan hasil ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan

kecemasan istri dalam menghadapi menopause. Semakin tinggi dukungan

sosial suami maka semakin rendah kecemasan istri dalam menghadapi

menopause, demikian juga sebaliknya. Adapun dukungan sosial suami

memberikan sumbangan sebesar 29,3% terhadap kecemasan menghadapi

menopause. Hasil dari pelaporan jumlah penduduk di kelurahan Pisangan,

Ciputat di dapat bahwa jumlah perempuan menopause yaitu sekitar 2514

orang, itu merupakan angka yang sangat besar dan di kelurahan Pisangan juga

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

6

belum pernah dilakukan penelitian mengenai menopause sehingga membuat

peneliti tertarik untuk melihat fenomena yang ada yang berkaitan dengan

menopause khususnya dalam konteks pemahaman suami tentang menopause

pada istri dan peneliti ingin mencoba untuk mengeksplorasi lebih dalam

mengenai pengalaman suami dalam mengahadapi istri yang akan memasuki

masa menopause di kelurahan Pisangan, Ciputat.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau mengeksplorasi

pengalaman suami dalam menghadapi istri yang akan memasuki masa

menopause di wilayah Pisangan, Ciputat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

a. Memberikan informasi dan data dasar bagi peneliti selanjutnya

mengenai pengalaman suami menghadapi istri yang menopause.

b. Menjadi landasan dan evidance based keperawatan mengenai

pengalaman suami menghadapi istri yang menopause.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur ilmu pengetahuan

bagi pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan wawasan serta

data dasar dalam peningkatan ilmu keperawatan dalam hal mengkaji,

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

7

mengidentifikasi dan mengeksplorasi pengalaman suami menghadapi

istri yang telah menopause.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat serta dapat memperkaya

ilmu pengetahuan khususnya dibidang keperawatan maternitas sebagai

landasan dalam promosi kesehatan mengenai menopause.

c. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang

pengalaman suami menghadapi istri yang menopause. Masyarakat

dapat mengenal berbagai perubahan-perubahan yang terjadi pada

perempuan yang memasuki masa menopause.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi deskriptif yaitu gambaran mengenai pengalaman dari

kehidupan seorang individu. Metode yang dilakukan dengan cara

pengambilan data secara wawancara mendalam (Indepth interview) yang

dibantu dengan alat pencatat dan alat perekam serta catatan lapangan (field

note). Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai

pengalaman suami menghadapi istri yang akan memasuki masa menopause

diwilayah Pisangan, Ciputat. Partisipan yaitu suami yang memiliki istri yang

telah menopause maksimal 3 tahun. Alasan pemilihan partisipan yang

memiliki istri yang telah menopause maksimal 3 tahun yaitu diharapkan

pengalaman partisipan masih baru dan belum begitu lama sehingga apa-apa

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

8

yang dialami dapat diingat semua dan diharapkan mendapatkan pengalaman

yang sesuai dan tepat seperti yang dirasakan partisipan waktu menghadapi

istri yang menopause. Adapun menurut Bridge et al., (2006) dalam

penelitiannya bahwa perempuan memiliki kemampuan mengkorelasikan

suatu informasi lebih baik dari pada laki-laki. Seseorang yang lebih tua

cenderung memiliki kemampuan mengingat yang kurang dibandingkan orang

yang lebih muda. Semakin bertambahnya usia maka sel-sel otak akan

semakin kelelahan dalam menjalankan fungsinya yang menyebabkan tidak

bisa bekerja secara optimal seperti saat masih muda (Suprenant et al., 2006).

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman adalah sebuah ketertarikan terhadap situasi, objek, orang,

kelompok atau hal lain dalam lingkungan seseorang (Van Koiij, 2007).

Pengalaman menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2008) diartikan sebagai

sesuatu yang pernah dijalankan dan atau dirasakan. Pengalaman terjadi

karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan

lingkungannya. Notoatmodjo (2007) mengungkapkan pengalaman yang

dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam

menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Jadi berdasarkan pendapat dari

berbagai sumber diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman dapat dijadikan

sebagai persepsi seseorang terhadap suatu hal yang telah dialaminya dan

memiliki makna tersendiri bagi orang tersebut.

Pengalaman hidup seseorang apabila diungkapkan kembali, bisa berupa

tanggapan, reaksi, interpretasi, autokritik, bahkan terhadap pertahanan diri

terhadap dunia luar. Pengalaman hidup juga menjadi gambaran lengkap

kehidupan seseorang dimasa lampau mengenai hitam putih, baik buruk, yang

dapat diungkapkan kembali melalui upaya penelusuran pengalaman hidup

tersebut (Bungin, 2008). Coon & Mitterer (2010) menyatakan bahwa aliran

humanisme salah satunya berfokus pada pengalaman manusia. Aliran ini

menekankan tentang pengalaman subjektif. Pengalaman subjektif merupakan

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

10

persepsi pribadi terhadap realita. Hal ini juga menunjukkan bahwa

pengalaman erat kaitannya dengan kehidupan manusia.

B. Menopause

1. Pengertian

Menopause secara harfiah merujuk pada waktu berhentinya

menstruasi untuk pertama kali dan terjadi perubahan – perubahan fisik dan

psikologis pada periode tertentu (Aubrey, 2010). Bobak (2005)

mendefinisikan menopause sebagai berhentinya siklus menstruasi terutama

karena ketidakmampuan sistem neurohormonal untuk mempertahankan

stimulasi periodiknya pada sistem endokrin. Menopause adalah periode

menstruasi spontan yang terakhir pada seseorang wanita dan merupakan

diagnosis yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenore selama 12

bulan (Glasier, dkk 2006). Menopause merupakan peristiwa yang sangat

alamiah dan normal terjadi pada seorang wanita tetapi banyak

menimbulkan keluhan dan gangguan (Endang, 2008).

Pengertian menopause dari beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa, menopause merupakan suatu kondisi berhentinya

menstruasi selama 12 bulan yang diakibatkan karena penurunan hormone

estrogen dan progesterone serta dimulai dari fase premenopause dan

diakhiri pada fase pasca menopause.

2. Fase Klimakterium

Pada masa klimakterium wanita sangat membutuhkan perhatian

khusus, karena wanita akan mengalami sejumlah gangguan fisik maupun

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

11

psikologis yang mengganggu aktivitas sehari-hari serta menimbulkan

dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri (Siswono,

2004). Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi

menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi

generative ataupun endrokrinologik dari ovarium (Baziad, 2003).

Klimakterium dimulai dari enam tahun sebelum menopause dan berakhir

6-7 tahun setelah menopause, masa ini terjadi lebihkurang selama 13 tahun

dan terjadi pada usia 40-65 tahun (Kasdu, 2002). Menurut Baziad (2003),

klimakterium terdiri dari empat fase yang meliputi: premenopause,

perimenopause, menopause dan postmenopause.

Gambar 2.1 : Fase Klimakterium

Sumber: Menopause dan Andropause, Baziad (2003)

a. Premenopause

Premenopause mulai terjadi pada usia 40 tahun dan dimulainya

fase klimakterium serta terjadi sebelum periode menstruasi berakhir.

Fase ini dimulai dengan munculnya tanda ketidakteraturan siklus haid,

amenorrhoe, disminorrhea, polimenorrhea dan hipermenorrhea

(Andrews, 2010; Baziad, 2003 & Kusmiran, 2012).

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

12

b. Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan pramenopause dan

paska menopause. Fase ini perempuan mengalami siklus haid

(anovulatorik). Meskipun terjadi ovulasi namun kadar progesterone

tetap rendah, kadar Folikel Stimulating Hormon (FSH), Luteinizing

Hormon (LH), dan estrogen sangat bervariasi tergantung individu

masing-masing (Andrews, 2010; Baziad, 2003 & Kusmiran, 2012).

c. Menopause

Menopause merupakan haid terakhir, dimana jumlah polikel yang

mengalami atresia meningkat sampai ketidaktersedianya folikel yang

cukup dan produksi estrogen berkurang, kadar FSH darah >40mlU/ml

dan kadar estradiol <3pg/ml (Baziad, 2003). Menopause mulai

terdiagnosis setelah 12 bulan mengalami amenorrhea dan secara umum

terjadi pada usia 40-58 tahun dan dapat dipengaruhi oleh faktor genetik,

merokok, pengangkatan ovarium dan kemoterapi (Kusmiran, 2012).

d. Postmenopause

Postmenopause merupakan periode yang terjadi sesudah siklus

menstruasi terakhir dan merupakan periode bertahun-tahun setelah

menopause terjadi (Kusmiran, 2012). Fase ini ovarium sudah tidak

berfungsi sama sekali, kadar estradiol berkisar dari 20-30pg/ml dan

kadar hormon gonadotropin meningkat (Baziad, 2003).

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

13

3. Perubahan fisiologis masa menopause

Menopause merupakan periode menstruasi yang alami, yang terjadi

disebabkan oleh perubahan hormon-hormon yang mengontrol siklus

menstruasi berada dalam kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi

tidak mungkin bisa terjadi lagi (Spencer & Brown, 2006). Perempuan

ketika mulai mengalami menopause, folikel telur di indung telur menjadi

kurang peka terhadap rangsangan hormon pituitari dan perubahan hormon

pituitari dapat menyebabkan perubahan hormon FSH dan LH. FSH dan

LH mengalami perubahan maka folikel sel telur yang dirangsang sedikit,

sehingga estrogen yang dilepas pada masa menstruasi juga sedikit dan

dinding rahim kurang berfungsi dengan baik terhadap rangsangan dan

menyebabkan haid menjadi tidak teratur (Llewellyn, 2006).

Perubahan fisiologis pada menopause meliputi:

a. Ketidakteraturan siklus menstruasi

Ketidakteraturan siklus menstruasi disebabkan oleh penurunan

hormon FSH dan LH yang menyebabkan folikel sel telur mengalami

penurunan sehingga hormon estrogen yang dikeluarkan juga sedikit dan

menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur (Llewellyn, 2006).

b. Menurunnya hasrat seksual

Penurunan hormon progesteron dan estrogen menyebabkan

penurunan libido dan hasrat seksual pada sebagian wanita menopause

(Northrup, 2006). Gangguan seksual terjadi karena penurunan kadar

estrogen yang menyebabkan vagina menjadi atropi, kering, gatal, panas

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

14

dan nyeri saat berhubungan seksual dikarenakan setelah menopause

sekresi vagina berkurang (Kasdu, 2002).

c. Berkeringat di malam hari

Pada malam hari perempuan premenopause mengalami rasa panas

dan lebih banyak berkeringat sehingga meyebabkan mengganggu rasa

nyaman saat tidur, mekanisme berkeringat banyak belum diketahui

pasti, namun hal itu bisa disebabkan oleh perubahan hormon yang

mengatur termoregulitas tubuh yang rendah, akibatnya suhu tubuh yang

semula normal menjadi panas dan mengeluarkan keringat sebagai

proses adaptasi tubuh (Kasdu, 2002).

d. Rasa panas (Hot flushes)

Keluhan vasomotor merupakan gangguan kesehatan yang dapat

berupa rasa panas (Hot flushes), rasa panas sering terjadi pada malam

hari, dan menyebabkan keluarnya keringat, terjadi selama beberapa

detik atau menit, tetapi ada juga yang berlangsung selama satu jam. Hot

Flushes dapat berlangsung selama 2-5 tahun ketika perempuan akan

memasuki usia menopause atau pada saat menopause akan menghilang

sekitar 4-5 tahun pasca menopause ( Kasdu, 2004 ; Baziad, 2003).

e. Keluhan fisik lainnya

Selain beberapa keluhan diatas, perempuan juga sering

mengalami keluhan berupa nyeri otot dan sendi atau lebih dikenal

dengan istilah osteoporosis dan osteoartritis yang terjadi akibat

penurunan hormon estrogen (Baziad, 2003). Penurunan hormon

estrogen juga berpengaruh pada jaringan kolagen, jaringan kolagen

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

15

menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput, rambut rontok, gigi

mudah goyang, sariawan, dan gusi berdarah (Kasdu, 2004). Masa

menopause juga sering mengalami penyakit kardiovaskular dikarenakan

pada fase ini sering mengalami peningkatan kadar kolesterol dan

penumpukan kolesterol LDL yang dapat mempersempit dan

menyumbat pembuluh darah arteri, selain masalah kardiovaskular,

perempuan menopause juga sering mengalami obesitas dikarenakan

perubahan cara penyimpanan lemak di dalam tubuh (Spencer & Brown,

2007).

4. Perubahan psikologis masa menopause

Perubahan kehidupan merupakan periode yang harus dihadapi

seseorang perempuan, mulai dari remaja hingga tua, mulai dari siklus

menarche sampai siklus menopause sehingga perempuan harus dapat

menyesuaikan diri secara psikologi terhadap perubahan yang dihadapi

(Llewellyn, 2006). Perubahan- perubahan psikologis yang terjadi dan

gejala menopause dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Glasier

& Gebbie (2005) mengungkapkan perubahan psikologi yang terjadi

meliputi, perubahan mood, irritabilitas, kecemasan, labilitas emosi, merasa

tidak berdaya dan tidak siap, penurunan ingatan, konsentrasi berkurang,

sulit mengambil keputusan dan merasa tidak berharga.

Perempuan menilai atau menganggap menopause sebagai peristiwa

yang menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka

strespun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena

kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya.

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

16

Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu

ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia

tidak akan mengalami stres atau stres yang dialami tidak seberat wanita

yang mempersepsikan menopause itu sebagai “momok” atau “kiamat”

(Retnowati, 2003). Islam memahami bahwa kehidupan manusia akan

mengalami tiga fase, yaitu masa bayi, masa muda dan masa tua, sehingga

menopause juga harus dipahami sebagai ketentuan Allah. Didalam Al

Qur’an, Allah SWT telah berfirman:

“Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan

berangsur-angsur) kamu sampailah pada kedewasaan dan diantara kamu

ada yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dipanjangkan

umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang

dulunya diketahuinya.” (QS.Al Hajj: 5).

“Allah-lah yang mencipatkan kamu dari keadaan lemah, kemudian

menjadikan kamu sesudah lemah menjadi kuat, setelah kuat lemah lagi

dan beruban.” (QS.ArRuum: 54)

Agar dapat menjalani menopause dengan baik, diperlukan kemauan

diri untuk memandang hidup sebagai sebuah harapan, dan dibutuhkan

pikiran yang positif dalam memandang setiap kejadian atau peristiwa yang

dialami. Perempuan yang dapat berpikir secara positif, maka dapat

melalui masa menopause dengan mudah namun jika perempuan yang

berpikir negatif tentang menopause, maka keluhan-keluhan yang muncul

akan semakin memberat hidupnya, oleh karena itu penting bagi seseorang

untuk berpikir secara positif bahwa menopause merupakan sesuatu yang

sifatnya alami, sama halnya seperti fase kehidupan yang lain. Sikap positif

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

17

tersebut dapat muncul apabila ada bantuan dari orang-orang disekitarnya

(Kasdu, 2002). Penelitian yang lain menyatakan bahwa perasaan- perasaan

negatif yang dialami seseorang selama menopause berhubungan dengan

rendahnya dukungan yang diperoleh dalam hidupnya (Dacey & Travers,

2002). Kasdu (2002) menyatakan bahwa pengertian, penerimaan dan

dukungan dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang menjalani

menopause. Komunikasi dan keterbukaan diantara keduanya dapat

membantu seseorang menjalani menopausenya dengan lebih baik. Peran

positif dari suami akan membuat seorang wanita berpikir bahwa

kehadirannya masih sangat dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan.

C. Dukungan Suami

1. Dukungan Suami

Setiap orang membutuhkan kehadiran orang lain dalam

kehidupannya, sehingga individu tidak mungkin bisa hidup sendiri

meskipun ia orang yang sangat mandiri. Bunk dalam Taylor (2009)

mengatakan dukungan sosial dapat berasal dari pasangan atau partner,

anggota keluarga dan masyarakat. Dukungan suami sangat berperan

penting untuk mengatasi kecemasan istri pada saat mengahadapi

menopause, perasaan cemas muncul karena seseorang merasa tidak

memperoleh dukungan dari orang lain (Thaliss, 1992 dalam Taylor 2009).

Kristiono (2011) mengemukakan bahwa istri yang mendapat dukungan

sosial dari suami ketika istri sedang mengalami rasa takut terhadap

menopause dan suaminya mengerti keadaan dari perasaannya, maka istri

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

18

merasa bahwa suami tersebut memiliki perhatian dan kasih sayang.

Kondisi demikian membuat istri merasa tenang karena diperhatikan dan

merasa tidak sendirian dalam menghadapi menopause. Istri yang kurang

mendapat dukungan emosional, merasa bahwa suaminya acuh dan tidak

peduli. Hal ini dapat menyebabkan istri semakin larut dalam ketakutannya

menghadapi menopause.

Dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis

yang diberikan oleh orang lain (teman atau anggota keluarga) (Sarason

dalam Baron dan Byrne, 2005). Dukungan sosial merupakan sumber daya

sosial yang dapat membantu individu dalam menghadapi suatu kejadian

yang menekan. Penelitian yang dilakukan wangmuba (2009) didapat

bahwa dukungan sosial juga mempunyai hubungan yang positif yang dapat

mempengaruhi kesehatan individu dan kesejahteraannya atau dapat

meningkatkan kreativitas individu dalam kemampuan penyesuaian yang

adaptif terhadap stres dan rasa sakit yang dialami.

Taylor (2009) mengatakan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari

pasangan atau partner, anggota keluarga, kawan dan masyarakat sekitar

tempat tinggal dan kerja. Sarafino dalam Smet (2004) menyatakan bahwa

dukungan sosial ini dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber seperti

pasangan hidup, keluarga, suami, dan guru. Baron dan Byrne (2005)

mengatakan bahwa teman-teman dan keluarga mungkin dapat membantu

memecahkan suatu masalah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan

sosial merupakan suatu suport yang diperoleh dari orang terdekat dan

dapat berpengaruh dalam menyelesaikan suatu permasalahan seseorang.

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

19

2. Penyesuaian sosial

Usia madya (40-50 tahun) sering membawa perubahan minat

dalam kehidupan sosial. Sebagai pasangan yang tanggung jawab

keluarganya berkurang, mereka dapat lebih banyak terlibat dengan

kegiatan sosial dibanding semasa mudanya. Banyak orang yang berusia

madya terutama kaum wanita, menyadari bahwa kegiatan sosial dapat

menghilangkan kesepian karena anak-anaknya sudah dewasa dan

berkeluarga. Selain itu apabila seseorang mulai memasuki masa pensiun,

kegiatan masyarakatnya pun akan berkurang, akibatnya seseorang

cenderung menghabiskan waktunya dengan keluarga dekat (Hurlock,

2010).

3. Jenis-jenis dukungan sosial

Taylor, dkk (2009) dan Smet (2004) membagi beberapa cara untuk

mengelompokkan jenis-jenis dukungan sosial sebagai berikut:

a. Dukungan emosional.

Perhatian emosional yang diekspresikan melalui suka cita, cinta,

kepedulian, empati dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.

b. Dukungan instrumental misalnya penyedian jasa atau barang.

c. Dukungan informatif misalnya pemberian informasi tentang situasi

yang menekan.

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

20

d. Dukungan penghargaan, yaitu dukungan yang berupa persetujuan dari

orang lain mengenai gagasan atau perilaku. Dapat terjadi lewat

ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk seseorang.

Kasdu (2002) menyatakan bahwa pengertian, penerimaan dan

dukungan dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang menjalani

menopause. Komunikasi dan keterbukaan diantara keduanya dapat

membantu seseorang menjalani menopausenya dengan lebih baik. Peran

positif dari suami akan membuat seorang wanita berpikir bahwa

kehadirannya masih sangat dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan.

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

21

D. Kerangka Teori

Bagan 2.1 kerangka teori

Dimodifikasi dari Baziad (2003), Kasdu (2004), Llewellyn (2006),

Glasier & Gebbie (2005) dan Bunk dalam Taylor (2009).

Menopause pada perempuan

Perubahan fisik

- Ketidakteraturan siklus menstruasi

- Menurunnya hasrat seksual

- Berkeringat di malam hari

- Rasa panas (Hot flushes)

- Keluhan fisik lainnya

Perubahan psikologis

- Perubahan mood

- Cemas

- Merasa tidak percaya

diri

- Sulit berkonsentrasi

- Stres

Dampak pada pasangan

- Suami

Pengalaman suami menghadapi

istri yang menopause

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

22

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka sebelumnya, menopause merupakan

peristiwa penting yang mempengaruhi kehidupan perempuan dan keluarga.

Perempuan yang mengalami menopause akan mengalami berbagai

perubahan, baik fisik, psikologis, maupun sosial budaya. Respon perempuan

saat menghadapi menopause berbeda-beda satu dengan yang lain karena

banyak faktor yang turut mempengaruhinya. Beberapa faktor yang berperan

yaitu suport sosial yang didapat seorang perempuan, mulai dari suport

keluarga terdekat seperti suami, anak, dan orang tua serta bukan hanya suport

sosial saja yang mempengaruhi perempuan dalam menghadapi menopause,

karena menopause itu merupakan permasalahan yang sangat kompleks

sehingga dibutuhkan pengetahuan serta pengalaman yang cukup dari berbagai

faktor.

Pengalaman perempuan saat menghadapi menopause belum banyak

terekspos di Indonesia, dikarenakan banyak yang beranggapan permasalahan

itu masih tabu dan tidak harus dipermasalahkan. Banyak dampak yang

ditimbulkan dari kurangnya komunikasi serta pengetahuan mengenai

menopause baik dari kalangan istri maupun suami, padahal pengetahuan itu

sangat penting agar bisa menghadapi menopause dengan baik dan saling

suport antara suami istri dan mempunyai pengalaman yang baik. Pengalaman

suami tersebut perlu diteliti karena dimungkinkan memberikan dampak besar

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

23

bagi kehidupan istri karena suami adalah orang yang paling dekat dengan istri

dan sudah seharusnya mengerti serta memahami perubahan yang terjadi pada

istri. Informasi tentang pengalaman tersebut diharapkan juga dapat dijadikan

sumber wawasan masyarakat untuk membantu perempuan melewati masa

menopause dengan baik. Peneliti ingin mengekplorasi secara mendalam

tentang pengalaman suami dalam menghadapi istri yang akan memasuki

masa menopause.

B. Definisi Istilah

1. Pengalaman adalah suatu yang telah dialami, dilalui, dirasakan dan yang

pernah dihadapi oleh suami dalam menghadapi istri yang menopause

maksimal tiga tahun.

2. Menopause merupakan berhentinya dan tidak terjadinya haid seseorang

perempuan selama 12 bulan.

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

24

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah (Moleong, 2005). Alasan menggunakan metode kualitatif

karena permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh

makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring

dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti quisioner,

selain itu metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam dan suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang

sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.

Penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2010).

Studi fenomenologi mempelajari tentang arti kehidupan beberapa

individu dengan melihat konsep pengalaman hidup mereka atau

fenomenanya. Fenomenologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk

menjelaskan fenomena, penampilan dari sesuatu yang khusus, misalnya

pengalaman hidup. fenomenologi bertujuan untuk mengetahui dunia dari

sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung atau berkaitan

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

25

dengan sifat-sifat alami pengalaman manusia, dan makna yang dianutnya.

Fenomenologi cenderung menggunakan metode observasi, wawancara

mendalam, dan analisis dokumen dengan metode hermeneutik (Kuswarno,

2009). Studi fenomenologi penting bagi praktek keperawatan karena

pendekatan ini membawa pada pengalaman hidup seseorang mengenai

persepsi pada suatu fenomena yang dihadapinya (Streubert, 1999).

Fenomenologi deskriptif mencakup eksplorasi secara langsung, analisis,

dan deskripsi dari fenomena tertentu, sebebas mungkin timbul dari prasangka

tidak teruji, dengan tujuan presentasi intuisi yang maksimal. Fenomenologi

deskriptif menstimulasi persepsi pengalaman hidup mereka dengan

menekankan pada kesempurnaan, luasnya dan kedalaman pengalaman yang

didapat (Spiegelberg (1975) dalam Streubert, (1999)).

Spiegelberg (1975) mengidentifikasi 3 langkah proses untuk

fenomenologi deskriptif : 1) intuisi (intuiting), 2) analisis (analyzing), dan 3)

menggambarkan (describe). Langkah pertama yaitu intuisi, peneliti menjadi

sepenuhnya terlibat dalam investigasi fenomena. Proses dimana peneliti

mulai mengetahui tentang fenomena seperti yang dijelaskan oleh para

partisipan, pengalaman suami yang meghadapi istri yang memasuki masa

menopause. Langkah kedua yaitu analisis, yang melibatkan identifikasi esensi

dari fenomena yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh dan bagaimana

data disajikan. Peneliti akan membedakan fenomena tersebut berkaitan

dengan elemen atau unsur, peneliti juga mengeksplorasi hubungan dan

koneksi dengan fenomena yang berdekatan yang dialami partisipan. Langkah

ketiga yaitu deskripsi, merupakan bagian integral dari intuisi dan dan analisis.

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

26

Meskipun ditangani secara terpisah, intuisi dan analisis sering terjadi secara

bersamaan. Pada tahap deskripsi peneliti akan mengkomunikasikan dan

membawa ke penjelasan tertulis dan lisan yang berbeda, juga elemen-elemen

penting dari fenomena tersebut. Peneliti akan menguraikan penjelasan dengan

mengklasifikasikan atau mengelompokan pada tiap fenomena tersebut.

Peneliti akan menghindari upaya untuk menggambarkan fenomena sebelum

waktunya.

Penelitian ini didasarkan pada fokus masalah yang diteliti, memilih

partisipan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2010). Melalui pendekatan ini

diharapkan dapat menggali informasi secara mendalam tentang pengalaman

suami menghadapi istri yang akan menopause di Kelurahan Pisangan,

Ciputat.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Pisangan, Ciputat pada bulan

Juni – Juli tahun 2013. jumlah perempuan menopause di kelurahan Pisangan

yaitu sekitar 2514 orang (Laporan Kependudukan kelurahan Pisangan, 2012).

C. Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini yaitu para suami yang memiliki istri

yang telah mengalami menopause maksimal tiga tahun yang berada di

kelurahan Pisangan dan diwawancarai secara langsung oleh peneliti.

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

27

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan

(adequancy). Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Pengumpulan

data dilakukan dengan tehnik Snowball, yaitu dengan cara menghubungi

partisipan pertama dan meminta rekomendasi satu orang untuk dijadikan

partisipan selanjutnya dan seterusnya.

1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini yaitu para suami yang memiliki istri

yang telah mengalami menopause maksimal tiga tahun yang berada di

kelurahan Pisangan sebanyak enam orang, dengan kriteria:

a. Dapat berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menjawab semua

pertanyaan peneliti.

b. Bersedia dan kooperatif menjadi partisipan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Juli

2013. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan metode

wawancara mendalam dan menggunakan instrumen (MP 10 atau pulpen

perekam, field note, pedoman wawancara). Wawancara mendalam

dilakukan pada partisipan dengan berpedoman pada pedoman wawancara

yang telah disiapkan sebelumnya.

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

28

2. Tahap pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

1) Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus izin

penelitian kepada pihak-pihak terkait seperti kepala Lurah

Pisangan, Ciputat dan RT/RW dan melakukan kode etik

penelitian.

2) Setelah perizinan selesai peneliti melakukan uji coba pedoman

wawancara pada satu orang partisipan pemula yang memiliki

kriteria sama seperti partisipan yang akan dilakukan dalam

penelitian ini, tanpa dibuatkan transkrip hasil wawancara. Uji

coba pedoman wawancara ini dilakukan untuk melatih peneliti

agar lancar saat pengumpulan data pada partisipan sebenarnya.

3) Selanjutnya peneliti mendata partisipan yang sesuai dengan

kriteria, lalu mengadakan pertemuan dengan partisipan untuk

melakukan inform consent dan menjelaskan tujuan serta manfaat

dari penelitian ini.

4) Peneliti akan melakukan wawancara terlebih dahulu pada

partisipan lalu hasil dari wawancara dilakukan transkrip data.

b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan

pembuatan laporan penelitian, ada beberapa teknik, cara atau metode

yang dilakukan oleh peneliti dan disesuaikan dengan jenis penelitian

kualitatif, yaitu cara mengumpulkan data dengan:

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

29

Wawancara mendalam (indepth interview) secara umum adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

partisipan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara

(Bungin, 2008). Peneliti menggunakan jenis wawancara tidak

terstruktur yaitu wawancara mengajukan beberapa pertanyaan secara

lebih luas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah

dipersiapkan sebelumnya namun tetap bedasarkan pada pedoman

wawancara yang telah disiapkan peneliti agar wawancara tidak

menyimpang jauh. Biasanya pertanyaan muncul secara spontan

dengan perkembangan situasi dan kondisi ketika melakukan

wawancara (Maleong, 2007). Dengan teknik ini diharapkan terjadi

komunikasi langsung, luwes, fleksibel serta terbuka, sehingga

informasi yang didapatkan lebih banyak dan luas mengenai

pengalaman suami mengahadapi istri yang akan memasuki masa

menopause.

Field & Morse (1985) dalam Holloway & Wheeler (2010)

mengungkapkan bahwa wawancara mendalam dapat dilakukan dalam

waktu satu jam. pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi

sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus

melakukan wawancara agar memperoleh data yang valid dan akurat

(sugiyono, 2010)

Peneliti melakukan kontrak waktu dengan partisipan, sehingga

partisipan dapat merencanakan kegiatannya pada hari itu tanpa

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

30

terganggu oleh wawancara. Beberapa kali wawancara singkat akan

lebih efektif dibanding hanya satu kali dengan waktu yang panjang.

Selama melakukan wawancara mendalam penelti juga membuat

catatan lapangan (field note) yang mendeskripsikan tanggal, waktu,

kondisi dilingkungan rumah informan, kondisi saat wawancara dan

reaksi yang dimunculkan informan ketika wawancara mendalam.

Tehnik wawancara dimulai dari hal yang bersifat umum ke khusus,

karena penliti ingin menjalin hubungan saling percaya terlebih dahulu

kepada partisipan agar partisipan bisa terbuka dan menerima

kehadiran peneliti sehingga dapat memperoleh hasil yang benar- benar

akurat dan sesuai yang diharapkan peneliti.

Tugas peneliti dalam melakukan wawancara meliputi aktif

mendengarkan, empati, fleksibel dan tanggap, merekam dan mencatat,

lebih banyak mendengarkan, menindak lanjuti jawaban partisipan

serta wawancara dilakukan dengan face to face. Wawancara akan

berlangsung baik kalau telah tercipta rapport antara peneliti dengan

partisipan, Stainback dalam Sugiyono (2010) mengatakan bahwa

rapport adalah suatu hubungan yang saling menguntungkan, merasa

saling percaya dan terjalin emosi diantara kedua orang (peneliti dan

partsipan). Tehnik yang telah dipersiapkan di atas dapat membuat

partisipan lebih luwes, lebih terbuka dan percaya kepada peneliti

sehingga partisipan mau menceritakan pengalamannya dalam

menghadapi istri yang memasuki masa menopause secara terbuka dan

di dapat hasil yang akurat dan valid.

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

31

Prosedur yang harus dipenuhi dalam wawancara fenomenologi

menurut Ibid dalam Kuswarno (2009) sebagai berikut:

1) Menyatakan dengan jelas identitas, dan tujuan peneliti.

2) Mampu membuat catatan-catatan kecil yang lengkap dan cepat

selama wawancara berlangsung.

3) Usahakan untuk mengingat pertanyaan untuk meminimalkan

kehilangan kontak mata dengan partisipan.

4) Usahakan untuk tidak banyak bicara (menimpali partisipan) ketika

wawancara berlangsung.

5) Merekam proses wawancara dalam bentuk video atau kaset untuk

keakuratan data.

6) Membuat jadwal wawancara untuk masing-masing partisipan.

7) Mencocokan tingkat pertanyaan dengan kemampuan pasrtisipan.

8) Memperhitungkan waktu untuk pembuatan transkrip wawancara.

9) Menciptakan suasana nyaman selama proses wawancara.

10) Mempersiapkan cara-cara interupsi yang tidak akan mengganggu

proses wawancara.

11) Percaya dengan kemampuan mewawancarai.

12) Mempersiapkan cara atau metode yang akan digunakan ketika

wawancara.

13) Tidak melenceng jauh dari daftar pertanyaan yang telah dibuat

(pedoman wawancara), namun bisa berkembang seiring situasi

saat wawancara.

14) Belajar untuk mendengarkan

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

32

15) Mampu mengendalikan ledakan/ pancaran emosi selama

wawancara berlangsung.

16) Antisipasi bila jawaban partisipan melenceng dari pertanyaan

peneliti.

17) Mengucapkan terima kasih kepada partisipan, diakhir wawancara

sekaligus meminta persetujuannya bila hasil wawancara

dipublikasikan.

18) Meminta kesediaan partisipan untuk wawancara tambahan bila

diperlukan.

19) Menanyakan dengan pertanyaan yang tepat dan bergantung

kepada partisipan ketika mendiskusikan makna peristiwa yang

mereka alami, sesungguhnya membutuhkan kesabaran dan

keterampilan khusus dari peneliti.

E. Keabsahan Data

Data yang peneliti peroleh dalam penelitian kualitatifnya perlu diuji

validitas dan reliabilitas untuk mengukur keabsahan data. Hal ini

dikarenakan hal yang diuji validitas dan reliabilitas pada penelitian

kualitatif adalah datanya (Sugiyono, 2010). Data yang valid yaitu data

apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa

yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Banyak hasil

penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu

subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian

kualitatif, sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

33

hasil akurasi penelitian (Bungin, 2003; Sugiyono, 2010 & Streubert,

2003). Oleh karena itu penelitian kualitatif perlu dilakukan uji

keabsahannya, adapun uji keabsahan tersebut meliputi: uji credibility,

transferability, dependability, dan confirmability (Maleong, 2007;

Sugiyono, 2010).

1. Kredibilitas (Credibility)

Kredibilitas menguraikan fokus penelitian dan menunjukkan

kepercayaan diri terhadap kebenaran data dan bagaimana data di

proses dan di analisis dengan baik sesuai dengan fokus yang

dimaksudkan (Polit & Hunger, 1999 dalam Granehim & Lundman,

2003). Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi, dengan

teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check (Sugiyono,

2010 & Bungin, 2008). Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil

penelitian, yaitu (Bungin, 2007):

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari

kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden dan untuk

membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga

kepercayaan diri peneliti sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

34

atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci.

c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut.

d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang di peroleh dalam

bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat atau yang ahli

dalam bidang kualitatif.

e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan

dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-

pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya

pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang

data.

Penelitian ini peneliti menggunakan kredibilitas Peer debriefing dan

triangulasi. Dimana setelah peneliti mengumpulkan data peneliti akan

membuat transkrip data. Pertama, transkip data yang di buat peneliti akan

dibicarakan kepada pembimbing untuk mendiskusikan unsur-unsur yang

penting yang dialami partisipan. Kedua peneliti memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data misalnya memanfaatkan hasil video dan field note

guna membandingkan hasil dari wawancara mendalam tadi untuk

melakukan pengecekan.

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

35

2. Transferabilitas (Transferability)

Uji transferabilitas mengandung arti bahwa data yang dilaporkan

dapat diterapkan atau diberlakukan di tempat lain pula. Tempat lain

tersebut juga harus memiliki karakter yang hampir sama dengan obyek

penelitian sebelumnya (Lapau, 2012). Hasil penelitian kualitatif memiliki

standar transferabilitas tinggi bilamana para pembaca laporan penelitian

memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan

fokus penelitian (Bungin, 2008). Peneliti dalam melakukan uji

tranferabilitas harus membuat laporan atau hasil penelitian secara jelas,

rinci, sitematis, dan dapat dipercaya sehingga orang lain atau pembaca

menjadi jelas dan mengerti terhadap hasil dari penelitian yang dilakukan

agar orang lain dapat memutuskan untuk dapat mengaplikasikan atau tidak

hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Dependabilitas

Polit & Hunger, (1999) dalam Granehim & Lundman, (2003)

menyatakan bahwa salah satu teknis untuk mencapai reliabilitas adalah

dengan melibatkan seorang auditor eksternal untuk melakukan audit dan

menelaah hasil penelitian secara keseluruhan. Dependabilitas yaitu apakah

hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam

mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika

membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat

digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau

tidak (Bungin, 2003).

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

36

Pada penelitian ini peneliti membuat transkrip data secara singkat

maksud, tujuan, proses dan hasil temuan studi. Peneliti akan menjelaskan

secara rinci cara pencatatan yang telah diadakan selama penelitian. Peneliti

juga akan menyediakan segala macam pencatatan yang diperlukan dan

bahan-bahan penelitian yang tersedia untuk dipelajari oleh pembimbing

(auditor) untuk membuat suatu kesepakatan, dalam hal ini auditor

eksternal yang dapat dilibatkan adalah pembimbing dari peneliti baik

pembimbing I dan II untuk mereview seluruh hasil penelitian.

4. Konfirmabilitas (confirmability)

Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan

kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Dalam penelitian

kualitatif uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependability sehingga

pengujiannya bisa dilakukan secara bersama (Sugiyono, 2010). Pada

penelitian ini hasil penelitian ditelusuri oleh pembimbing (auditor) untuk

memastikan apakah hasil temuan itu benar-benar dari data, menelusuri

data mentah yang dibuat peneliti, melihat derajat ketelitian peneliti, dan

menelaah kegiatan peneliti dalam memeriksakan keabsahan data.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini mengunakan tehnik analisa data menurut tehnik Colaizzi

(1978). Langkah-langkah analisis data berdasarkan Colaizzi (1978) dalam

Streubert (2003), meliputi:

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

37

1. Peneliti mulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh

tentang fenomena yang diteliti yaitu pengalaman suami menghadapi istri

yang menopause.

2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai gambaran para partisipan mengenai pengalaman dalam

mengahadapi istri yang menopause, data yang dianggap penting dibuat

pengkodean data.

3. Membaca semua gambaran semua partisipan secara berulang-ulang dari

fenomena yang dialami partisipan mengenai pengalaman menghadapi

istri yang akan memasuki masa menopause sampai memperoleh

pemahaman yang benar

4. Mengulang catatan asli dan kutipan pertanyaan penting dengan

mengelompokkan kata kunci dari para partisipan mengenai pengalaman

menghadapi istri yang akan memasuki masa menopause.

5. Mengatur kumpulan membentuk pengertian dari kelompok tema dengan

membuat kategori-kategori.

6. Peneliti kemudian menulis gambaran tempat dan merumuskan tema.

7. Selanjutnya mengintegrasi hasil analisis ke dalam bentuk deskriptif

8. Peneliti mengulang validasi data ke partisipan atas gambaran yang

diberikan untuk megklarifikasi data hasil penelitian

9. Jika data baru ditanyakan selama validasi, gabungkan sehingga menjadi

gambaran yang lengkap ( Streubert dan Carpenter, 2003).

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

38

Bagan 4.1 Teknik analisa data Colaizzi (1978)

Sumber: Streubert & Carpenter (2003).

G. Etika Penulisan

Setiap penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian. Notoatmojdo

(2010) mengemukakan prinsip dasar etika penelitian, meliputi :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu harus menjelaskan

maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini kepada partisipan dan

melakukan inform consent, Jika partisipan bersedia maka partisipan harus

Mencatat data yang diperoleh

(hasil wawancara dan observasi)

Membaca transkrip secara

berulang-ulang

Mengelompokkan kata kunci

Membuat kategori-kategori

Menggabungkan data yang baru

diperoleh saat dilakukan validasi

Kembali ke responden untuk

klarifikasi data hasil penelitian

Merumuskan tema

Mengintegrasikan hasil analisis

ke dalam bentuk deskriptif

Memiliki gambaran yang jelas

tentang fenomena yang diteliti

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

39

menandatangani lembar persetujuan sebagai bukti kesediaan menjadi

partisipan. Namun, jika partisipan menolak untuk di teliti maka peneliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak partisipan.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, peneliti tidak akan

mencantumkan nama partisipan pada lembar pedoman wawancara atau

hasil penelitian yang akan disajikan. Peneliti hanya akan menggunakan

kode pada lembar pedoman wawancara dan mengunakan inisial dalam

penyajian hasil penelitian serta akan membuat password ketika data

dimasukan ke dalam file tersendiri dan yang boleh mengetahui password

tersebut hanya peneliti dan para pembimbing.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice/inclusiveness)

Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan memberikan perlakuan yang

sama pada setiap partisipan dan tidak membeda-bedakan ras, agama, dan

sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi

masyarakat maupun partisipan sendiri. Peneliti juga perlu berusaha untuk

meminimalkan dampak yang merugikan.

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

kepada enam partisipan dengan melalui proses analisa data dari hasil wawancara

mendalam dan ketika pada saat melakukan analisa data ditemukan beberapa tema-

tema esensial yang selanjutnya oleh peneliti dideskripsikan kedalam bentuk

naratif dengan penyajian hasil penelitian sebagai berikut.

Penyajian hasil penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama

menguraikan mengenai gambaran umum wilayah penelitian. Bagian kedua

memaparkan hasil penelitian yang meliputi karakteristik partisipan dan hasil

analisa tematik. Paparan hasil penelitian ini dideskripsikan berdasarkan hasil

wawancara mendalam yang telah disusun berdasarkan tema yang telah ditemukan.

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kelurahan Pisangan adalah kelurahan terluas di kecamatan Ciputat

timur degan luas 4.140 km2 atau 24,2% dari seluruh wilayah kecamatan

Ciputat Timur dengan total populasi sebanyak 30132 jiwa yang terdiri dari

18 RT. Adapun batas-batasnya: sebelah utara berbatasan dengan Cirendeu

atau Cilandak, sebelah selatan Cipayung kecamatan Ciputat, sebelah timur

Pondok Cabe kecamatan Ciputat, sebelah barat Cempaka putih kecamatan

Ciputat timur (Laporan Kependudukan Kelurahan Pisangan, 2013)

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

41

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Partisipan

Sebanyak enam partisipan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Semua partisipan bertempat tinggal di daerah kelurahan Pisangan,

Ciputat. Adapun karakteristik dari partisipan sebagai berikut:

Partisipan pertama (P1) bapak D 52 tahun, istri Ny W 59 tahun,

pendidikan terakhir SMU, pendidikan istri SMP, pekerjaan sopir,

pekerjaan istri ibu rumah tangga, jumlah anak tiga, umur istri pertama

kali menstruasi 16 tahun, lama istri menopause tiga tahun yang lalu.

Partisipan kedua (P2) bapak H 52 tahun, istri Ny S 52 tahun,

pedidikan terakhir SD, pendidikan istri SD, pekerjaan Buruh,

pekerjaan istri ibu rumah tangga, jumlah anak 3 orang, umur istri

pertama kali menstruasi 17 tahun, lama istri menopause 2 bulan yang

lalu.

Partisipan ketiga (P3) bapak B 60 tahun, istri Ny S 51 tahun,

pendidikan terakhir SMA, pendidikan istri SMP, pekerjaan Pensiunan

PNS, pekerjaan istri ibu rumah tangga, jumlah anak 6 orang, umur

istri pertama kali menstruasi 15 tahun, lama istri menopause 6 bulan

yang lalu.

Partisipan keempat (P4) bapak R 57 tahun, istri Ny D 48 tahun,

pendidikan terakhir tidak sekolah, pendidikan istri tidak sekolah,

pekerjaan Buruh, pekerjaan istri ibu rumah tangga, jumlah anak 4

orang, umur istri pertama kali menstruasi 9 tahun, lama istri

menopause 3 tahun yang lalu.

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

42

Partisipan kelima (P5) bapak M 67 tahun, istri Ny R 50 tahun,

pendidikan terakhir PGA, pendidikan istri SD, pekerjaan Buruh,

pekerjaan istri ibu rumah tangga, jumlah anak 3 orang, , umur istri

pertama kali menstruasi 12 tahun, lama istri menopause 1 tahun yang

lalu.

Partisipan keenam (P6) bapak N 58 tahun, istri Ny S 51 tahun,

pendidikan terakhir SLA, pendidikan istri SLA, pekerjaan

Wiraswasta, pekerjaan istri ibu rumah tangga, jumlah anak 4 orang,

umur istri pertama kali menstruasi 11 tahun, lama istri menopause 3

tahun yang lalu.

2. Hasil Analisis Tematik

Hasil analisis tematik ini menjelaskan tujuh tema yang ditemukan

pada penelitian ini. Berbagai tema yang ditemukan terkait pengalaman

suami menghadapi istri yang akan memasuki masa menopause sebagai

berikut: 1) Makna menopause bagi suami; 2) Perubahan fisik yang

dialami istri menjelang menopause; 3) Perubahan psikologis yang

dialami istri saat menopause; 4) Perubahan respon seksual suami saat

istri menjelang menopause; 5) Perubahan respon psikologis suami saat

istri menjelang menopause; 6) Penyesuaian suami terhadap perubahan

pada masa menopause; 7) Upaya suami dalam meningkatkan

kenyamanan terhadap perubahan masa menopause.

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

43

Tema 1. Makna Menopause bagi Suami

Makna menopause bagi suami sangat beragam yang mencakup

semua makna yang berkaitan dengan penilaian dan pemahaman

mengenai menopause yang dialami oleh istri. Makna menopause bagi

suami yang meliputi: 1) Menopause sebagai proses alamiah; 2)

menopause sebagai perubahan non produktif; 3) Menopause sebagai

proses penuaan; 4) Menopause sebagai perubahan siklus menstruasi;

5) Menopause sebagai perubahan pemahaman hubungan seksual.

1. Menopause sebagi proses alamiah

Makna menopause diungkapkan berbeda-beda oleh para

suami, adapun sebanyak dua dari enam partisipan mengungkapkan

bahwa menopause itu suatu proses alamiah, berikut ini salah satu

ungkapan dari partisipan sebagai berikut:

“ ...bagi saya istri yang menopause itu sudah alamiah,

bakalan ngerasain semua jadi nggak usah dipermasalahkan,

harus diterima saja” (P1)

“ ya sama-sama kita sadari, kita mengertilah kan itu udah

proses alami, kan semua orang juga mengalaminya...” (P2)

2. Menopause sebagai perubahan non produktif

Tiga dari enam partisipan memaknai menopause sebagai

perubahan masa produktif, seperti ungkapan salah satu partisipan

berikut ini:

“.... ya gitu bagi saya menopause ya sudah mengurangi

waktu subur dan pemberhentian punya anak kali ya, heee...” (P3)

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

44

3. Menopause sebagai proses penuaan

Sebagian besar partisipan beranggapan bahwa istri

menopause telah menjadi tua, berikut ungkapan dari salah satu

partisipan yaitu bapak M (67 tahun) pekerja sebagai buruh yang

istrinya sudah mengalami menopause selama 1 tahun sebagai

berikut :

“....Paling anggapannya ya istri saya sudah tua, wajarlah

saya juga sudah tua.” (P5)

4. Menopause sebagai perubahan siklus menstruasi

Menopause diartikan sebagai perubahan siklus menstruasi

oleh beberapa partisipan, dibawah ini salah satu ungkapannya

sebagai berikut:

“.... Apa yah?? Mungkin menopause itu mens yang mulai

tidak teratur, kadang-kadang dapat, kadang-kadang nggak.”(P2)

5. Menopause sebagai perubahan pemahaman hubungan seksual

Sebagian besar partisipan menyatakan bahwa makna

menopause bagi suami suatu bentuk yang lebih mengakrapkan

hubungan kekeluargaan, mereka beranggapan setelah menopause

hubungan suami istri berubah menjadi lebih kekeluargaan dan

bahkan bisa seperti hubungan kakak- adek, berikut ungkapan dari

salah satu partisipan:

“....ya gitu udah berubah aja, kan sudah tua jadi lebih ke

rasa kayak teman, kayak kakak adek ajalah...”(P1).

“....ya nggak seperti suami istri aja, sepeti lebih saudara

dan lebih kayak keluarga aja...hubungannya lebih ke saling

tolong-menolong aja.” (P4)

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

45

Tema 2. Perubahan fisik yang dialami istri menjelang menopause

Perempuan menopause akan mengalami beberapa perubahan

pada organ tubuh, berbagai macam perubahan fisik yang dialami oleh

wanita menopause antara lain perubahan siklus menstruasi, perubahan

pola tidur, menderita berbagai macam penyakit dan lain-lain. Berikut

ini hasil wawancara mendalam kepada enam partisipan, mereka

melaporkan beberapa perubahan yang terjadi pada istri ketika

menopause diantarnya lima dari enam partisipan mengatakan bahwa

istrinya semenjak menopause lebih gampang capek, sering males dan

lelah, berikut ini adalah penuturannya:

“...istri semenjak menopause sekarang lebih gampang capek,

sering males-malesan aja, kalau lagi kerja dirumah sering ngeluh

gampang capek, akibat sudah tua.”(P2).

Satu dari enam partisipan mengatakan bahwa istrinya sulit

tidur dan gampang capek, berikut ini penuturannya:

“...Ibu gak ada perubahan apa-apa neng, ya paling mengeluh

sulit tidur, gampang capek dan pegal-pegal dikaki doank selama

menopause.”(P5)

Satu dari enam partisipan mengungkapkan perubahan fisik

yang terjadi pada istri menopause yaitu mulai keriput dan dianggap

sebagai tanda penuaan, berikut ungkapan partisipan tersebut:

“...Nggak kok, nggak ada perubahan fisik apa-apa, paling ibu

itu berubah dari segi penampilan, dulu masih muda sekarang tua,

udah mulai mau keriputan, itu aja kok.”(P4)

Menurut penuturan bapak B (60 tahun) yang berprofesi sebagai

PNS, istrinya Ny S (51 tahun), tidak mengalami perubahan dari segi

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

46

fisik, dikarenakan mereka rajin olahraga dan meminum jamu.

Dibawah ini penuturanya:

“...Ibu nggak ada perubahan dari segi fisik, kan kita rajin

olahraga serta minum jamu jadi kita jaga kesehatan aja.”(P3)

Tema 3. Perubahan psikologis yang dialami istri menjelang

menopause

Siklus menopause sangat identik dengan perubahan psikologis

yang dihadapi oleh para wanita, sebagian besar wanita akan

mengalami perubahan yang signifikan dalam permasalahan

psikologis, adapun perubahan yang biasa terjadi misalnya, wanita

lebih gampang marah, emosinya sering berubah-ubah / labil, merasa

cemas, takut ditinggal suami dan lain sebagainya.

Perubahan psikologis istri yang menopause dalam studi ini lebih

mengarah kepada perubahan emosi misalnya istri lebih pecemburu ,

istri lebih sering marah dan ada juga yang istri dari partisipan tidak

mengalami perubahan.

Tiga dari enam partisipan mengatakan bahwa istrinya mudah

marah ketika menopause. Berikut ini salah satu ungkapan dari

partisipan tersebut :

“...Ya suka marah-marah, pokoknya suka banget marah-marah

itulah orang menopause...pokoknya kalau berpendapat suka ngotot,

kalau nggak suka sama dia kita dimarahin, pokoknya sekarang

gampang marah neng..”(P1)

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

47

Bapak H (52 tahun) mengungkapkan bahwa istrinya sekarang

lebih cemburuan dan takut kalau ditinggal, berikut ungkapnya:

“...ya perubahannya cemburuan, cemburu buta, bingung harus

menghadapinya,,heee..ya dia takut ditinggal, takut kalau saya main

belakang..”(P2)

Satu dari enam partisipan mengungkapkan bahwa istrinya tidak

mengalami perubahan psikologis, istrinya tetap sama saja antara

sebelum dan sesudah menopause, dibawah ini ungkapan dari salah

satu partisipan yang istrinya baru 1 tahun yang lalu mengalami

menopause sebagai berikut:

“...Gk ada perubahan emosi, ibu tetap seperti dulu pendiam dan

tidak gampang marah.”(P5)

Tema 4. Perubahan respon seksual suami saat istri menjelang

menopause

Permasalahan seksualitas pada perempuan menopause terjadi

akibat penurunan fungsi hormonal yang menyebabkan beberapa

perubahan, yaitu perubahan pola seksual atau penurunan libido pada

istri menopause, perubahan kenikmatan seksual, penurunan frekuensi

hubungan seksual, berkurangnya cairan vagina dan keluhan sakit

ketika istri diajak melakukan hubungan intim.

Para partisipan dalam studi ini menceritakan tentang adanya

perubahan respon seksual suami pada istri menopause meliputi: a)

perubahan pada gairah seksual; b) perubahan kenyamanan fisik

berhubungan intim (Dispareunia) dan c) Perubahan frekuensi

hubungan suami istri.

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

48

a. Menopause dianggap sebagai perubahan gairah seksual

Semua partisipan menyebutkan terdapat perubahan gairah

seksual pada istri ketika mengalami masa menopause diantaranya

penurunan libido dan perubahan kenikmatan seksual, berikut

pemaparannya:

Bapak D (52 tahun) bekerja sebagai sopir, pendidikan

terakhir SMU, mengungkapkan bahwa istrinya, Ny W (59

tahun) yang telah memasuki masa menopause selama 3 tahun

yang lalu, mengalami perubahan dalam berhubungan intim,

berikut penuturannya:

“Masalah hubungan itu sudah agak jauh, berhubungan

agak gelisah, sakit mungkin,, jadi saya tidak maksa dan

mainnya Cuma sebentar...ibu itu sering menghindar kalau saya

mau, ibu suka pergi dan menghindar.”(P1)

b. Perubahan kenyamanan fisik berhubungan intim (Dispareunia)

Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa istrinya

mengalami nyeri ketika berhubungan intim, berikut ini salah satu

ungkapan partisipan tersebut:

“saya melihatnya kalau biasanya main dulu sebelum

menopause selalu banjir kalau sekarang sudah nggak, sudah

kering dan ibu bilang nyeri karena cairannya udah

kering..hee”(P4)

c. Perubahan frekuensi hubungan suami istri

Sebagian partisipan mengungkapkan ketika istri memasuki

masa menopause, frekuensi melakukan hubungan intim menjadi

berubah, tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa dulu

sebelum menopause berhubungan intim setiap malam, kalau

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

49

sekarang berapa bulan baru main, berikut ungkapan dari salah

satu partisipan tersebut:

“sekarang berapa bulan baru main, kalau dulu sebelum

menopause setiap malam main..”(P1)

Perubahan yang sama juga dirasakan oleh bapak H,

menurut beliau ibu S (52 tahun) yang sehari-hari berprofesi

sebagai ibu rumah tangga dan baru sekitar dua bulan yang lalu

mengalami menopause, mengalami perubahan frekuensi ketika

berhubungan badan berikut penuturannya:

“...dulu sebelum menopause mainnya bisa tiap malam, tapi

sekarang sudah jarang bisa seminggu hanya dua kali tapi kalau

puasa kayak gini ya kita nggak mainlah.”(P2)

Bapak B (60 tahun) mengungkapkan bahwa tidak ada

perubahan dalam frekuensi berhubungan intim dengan istri,

dikarenakan sudah terbiasa sering hidup berjauhan dari istrinya,

berikut pemaparannya:

“Frekuensinya dan kebiasaan mainnya sama saja tidak ada

perubahan, karena kita terbiasa hidup tepisah...”(P3)

Tema 5 Perubahan respon psikologis suami saat istri menjelang

menopause

Ketika istri memasuki masa menopause, para suami juga

mengalami perubahan psikologis, berikut hasil dari wawancara

mendalam kepada enam partisipan:

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

50

a. Marah kepada istri

Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa sering

jengkel kepada istri, berikut ini pemaparan dari salah satu

partisipan :

“...Terkadang sekarang saya merasa sering jengkel kalau

ibu sering cuek dan tidak cepat-cepat merespon keinginanan

saya.”(P2)

b. Merasa istri lebih tidak peduli

Satu dari enam partisipan merasa kalau istrinya lebih cuek

dan tidak seperti dulu sebelum menopause, berikut ungkapannya:

“...Saya merasa semenjak menopause ibu cuek dan tidak peduli

sama saya, tidak seperti dulu yang perhatiannya 100%, sekarang

ibu galak.”(P1)

c. Tidak ada perubahan

Tiga dari enam partisipan mengungkapkan bahwa tidak ada

perbedaan yang dia rasakan ketika istrinya menopause, mereka

beranggapan istrinya sama seperti dulu, berikut pemaparan dari

salah satu partisipan:

“...Ibu biasa aja, sama seperti dulu, tetap setia dan tidak

pernah bikin saya marah, saya tidak mengalami perbedaan emosi

kok.”(P6)

Tema 6. Penyesuaian suami terhadap perubahan pada masa

menopause

Telah diuraikan diatas, wanita yang memasuki masa menopause

akan mengalami perubahan baik dari segi fisik dan psikologis, dalam

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

51

menghadapi perubahan tersebut diperlukan upaya penyesuaian dari

para suami menghadapi perubahan pada istri adapun upaya yang

dilakukan oleh enam partisipan sebagai berikut:

Empat dari enam partisipan mengungkapkan perasaan menerima

dengan ikhlas terhadap perubahan fisik yang terjadi pada istri ketika

menopause, berikut ini salah satu ungkapan partisipan tersebut:

“...Ya cara menyikapinya paling kita harus menyadari , kalau

sudah tua kita harus menerima dengan ikhlas dan saling

pengertian.”(P2)

Dua dari empat partisipan mengungkapkan bahwa penyesuaian

yang dilakukan terhadap perubahan pada masa menopause yaitu

dengan menyadari serta menyerahkan kepada Tuhan, berikut

penuturannya:

“...saya nggak ada perasaan menyesal kan itu proses normal

kalau ada perubahan pada istri dan semuana diserahkan saja kepada

Tuhan.

Satu dari enam partisipan mengungkapkan bahwa menyesuaikan

dan tidak mempermasalahkan terhadap perubahan yang terjadi pada

istri menopause, berikut ungkapannya:

“...ya saya diem aja, nggak mempermasalahkan lagi, kalau dulu

tidur kita sama-sama, sekarang sendiri-sendiri.

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

52

Tema 7. Upaya suami dalam meningkatkan kenyamanan

terhadap perubahan masa menopause

Beberapa upaya yang dilakukan partisipan untuk memberikan

kenyamanan seksual saat istri menopause, mulai dari keinginan untuk

membeli pelumas, menciptakan hubungan menjadi lebih intim dengan

pasangan dan perlakukan to the point ketika berhubungan intim.

Satu dari enam partisipan mengatakan keinginannya untuk

membeli pelumas, agar ketika waktu berhubungan intim tidak terlalu

kering dan sakit, berikut ungkapannya:

“... kepingin beli pelumas aja, biar ibu tidak sakit dan anunya

tidak kering,, ketika main.hee.,”(P1)

Lima dari enam partisipan mengungkapkan bahwa ketika

berhubungan mereka langsung saja, tanpa melakukan pemanasan,

sebab istrinya tidak mau main dalam waktu yang lama, berikut ini

salah satu ungkapan partisipan tersebut:

“...ya kita kalau mainnya nggak harus pemanasan dulu lah,

tanpa pemanasan juga udah panas neng...kita kalau main itu

langsung aja, langsung to the point aja.”(P2)

Berbeda dengan yang lain, bapak R (57 tahun) mengatakan

bahwa walaupun istrinya menopause lebih cepat dari yang lain yaitu

ketika berusia 45 tahun, bapak R tetap konsisten mencari cara untuk

menciptakan hubungan yang lebih intim dengan pasangan, demikian

ungkapannya:

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

53

“...Caranya kita kalau ada keinginan kita bercumbu terus

mainnya sebentar aja cukup, sekedar memenuhi keinginan aja dan

harus saling mengerti..”(P4)

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

54

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian

yang telah diperoleh. Bagian pertama menjabarkan pembahasan hasil penelitian

yaitu membandingkan dengan konsep, teori, dan berbagai penelitian sebelumnya

yang terkait dengan hasil penelitian ini untuk memperkuat pembahasan

interpretasi hasil penelitian. Bagian kedua adalah mengemukakan berbagai

keterbatasan selama proses penelitian dengan membandingkan pengalaman

selama proses penelitian yang telah dilakukan dengan proses yang seharusnya

dilakukan sesuai dengan aturan.

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

Penelitian ini menghasilkan tujuh tema. Beberapa diantaranya memiliki

sub tema dengan beberapa kategori makna tertentu. Tema tersebut

teridentifikasi berdasarkan tujuan penelitian. Berikut penjelasan secara rinci

untuk masing-masing tema yang dihasilkan dari penelitian ini:

Tema 1. Makna menopause bagi suami

Menopause memiliki makna yang begitu luas, yang mencakup

penilaian serta pemahaman seseorang. Pada penelitian ini makna menopause

dipersepsikan bervariasi oleh para partisipan. Makna menopause bagi suami

meliputi suatu hal yang alamiah, masa tidak produktif, menyadari sebagai

proses penuaan, dan mengalami perubahan pemahaman hubungan suami

istri.

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

55

Setiap perempuan dalam kehidupannya akan mengalami masa produktif

yang dimulai dari mentruasi dan diakhiri dengan masa non produktif dengan

ditandai adanya menopause (Indarti, 2005). Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian dimana dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa mereka

menganggap menopause merupakan sesuatu yang alamiah yang akan terjadi

pada setiap perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wijayanti (2011)

yang melaporkan bahwa upaya yang dilakukan untuk mengurangi rasa

kecemasan pada istri yang menopause, suami diharapkan menerima dan

menganggap bahwa menopause merupakan hal yang normal dan merupakan

proses penuaan yang alamiah. Menopause merupakan proses kehidupan yang

alami yang dialami oleh setiap wanita (Indarti, 2005). Penelitian yang serupa

juga dilakukan oleh Adler (2000) yang melaporkan bahwa menopause

merupakan perkembangan alami melalui siklus kesuburan seseorang.

Menopause juga dimaknai sebagai proses penuaan dan masa dimana istri

sudah tidak produktif lagi oleh para partisipan didalam penelitian ini. Hal ini

sejalan dengan penelitian Adekunle et al, (2005) yang melaporkan bahwa

menopause dianggap sebagai manifestasi fisiologis normal dari proses

penuaan dengan 95,56 % responden, sementara 2,66% responden percaya itu

adalah suatu kondisi penyakit penurunan libido. Dillaway (2005) melaporkan

bahwa menopause merupakan bagian dari proses penuaan. Pada masa

menopause seorang perempuan tidak bisa hamil dan mulai stop untuk

memproduksi anak, tetapi itu merupakan fase awal pada kehidupan yang baru

(Llewellyn, 2006). Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh

Larasati (2006) yang melaporkan bahwa menopause merupakan suatu proses

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

56

peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahanlahan ke

masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan

progesterone seiring dengan bertambahnya usia.

Pada penelitian ini empat partisipan memaknai menopause sebagai

perubahan pemahaman mengenai hubungan seksual, mereka beranggapan

bahwa setelah istri menopause hubungan intim suami istri berubah menjadi

lebih akrab seperti hubungan kakak- adek, teman dan keluarga dekat lainnya.

Penelitian ini Bertolak belakang dengan penelitian Putikah (2010), yang

mengatakan ada perubahan hubungan kekeluargaan yang semulanya erat dan

kuat (tight family relationship) cenderung menjadi longgar dan rapuh (loose

family relationship) setelah seseorang mengalami menopause. Hurlock (2010)

juga menyatakan bahwa pada masa ini, terdapat perubahan hubungan dari

hubungan yang berpusat pada keluarga (family centred relationship) menjadi

hubungan yang berpusat pada pasangan (pair centred relationship), dimana

hal ini menunjukkan bahwa peran pasangan sangat penting artinya dalam

kehidupan

.

Tema 2. Perubahan fisik yang dialami istri menjelang menopause

Perubahan fisik dapat mempengaruhi kehidupan perempuan selama

masa menopause. Perempuan yang menopause akan mengalami berbagai

macam perubahan fisik diantaranya akan mengalami perubahan siklus

menstruasi, hotflushes, vagina menjadi kering, insomnia, fatigue, penurunan

libido, palpitasi jantung dan lain-lain (the women’s health, 2008). Pada

penelitian ini semua partisipan mengemukaan bahwa ketika menjelang

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

57

menopause istrinya mengalami berbagai perubahan fisik diantaranya

perubahan siklus menstruasi, perubahan pola tidur, , lebih sering malas dan

mengeluh mudah capek namun ada satu dari enam partisipan yang

mengatakan istrinya tidak mengalami perubahan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Wulandari (2009) yang melaporkan sebanyak 69% dari partisipan

mengalami gejala-gejala seperti haid tidak teratur, (31%) haid sedikit,

(15,5%) haid dengan keluar darah yang banyak, sedangkan (8,6%) nya lagi

mengeluhkan keluhan seperti nyeri otot, sukar tidur, nyeri senggama,

banyak keluar keringat dan sering buang air kecil.

Wagiyo (2005) melaporkan hasil penelitiannya bahwa setelah

menopause beberapa dari partisipan mempunyai pengalaman yang negatif

seperti cairan vagina menjadi kering dan penurunan libido sehingga

perempuan menopause mengalami perubahan hubungan pada pasangan.

Perubahan fisik pada perempuan menopause juga dilaporkan oleh Dillaway

(2005), sebanyak lebih dari 85% dari partisipan mengalami perubahan fisik

yang mana sebanyak 65% mengalami perubahan yang dinilai negatif oleh

para partisipan seperti perubahan pada berat badan sebanyak 59% dan

perubahan siklus menstruasi sebanyak 54% sehingga menyebabkan

partisipan mengalami perubahan citra tubuh dan melakukan perawatan pada

tubuh. Setiap wanita akan mengalami menopause yaitu suatu proses dimana

tidak terjadi lagi menstruasi karena tidak bisa memproduksi hormon

estrogen, dimana akan menyebabkan perubahan fisik dan psikologis

sehingga untuk mengatasi perubahan tersebut sangat dibutuhkan dukungan

dari orang terdekat terutama suami (Kusumawardani, 2007). Pada penelitian

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

58

ini didapatkan hasil bahwa satu dari enam partisipan mengatakan istrinya

menderita penyakit hipertensi dan tidak mengalami perubahan fisik lainnya,

hal ini sejalan dengan penelitian Reif (2011) yang melaporkan bahwa

sebanyak 694 partisipan menopause yang berkulit hitam 4 kali lebih tinggi

mengalami penyakit hipertensi. Selain menderita hipertensi patisipan dalam

penelitian ini juga melaporkan bahwa istrinya mengalami perubahan pola

tidur, hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mangoenprasodjo (2004) Keluhan Susah Tidur atau Insomnia dimulai dari

kesulitan untuk mulai tidur, lama tidak bisa tidur lagi dan sering terbangun

di waktu malam sehingga mengantuk di siang hari. Insomnia terjadi karena

berkurangnya hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh.

Gejala menopause lain yang juga dilaporkan dalam beberapa literatur

yaitu mudah marah (irritability), perasaan yang mudah berubah (volatile

mood swings), kelelahan (fatigue), dan kecemasan (anxiety) (Quadagno,

1999 dalam Soedirman 2008). Berdasarkan Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN, 2007) dalam Mangoenprasodjo (2004)

menyebutkan partisipasi yang dapat dilakukan oleh suami dalam memahami

dan memberikan ketenangan kepada istri menopause antara lain adalah

Ketika penampilan fisik istri akan menurun karena mengalami menopause,

misalnya kulit menjadi lebih kasar dan berkerut, maka suami harus

membantu istri agar tidak kehilangan kepercayaan dirinya, suami harus

meyakinkan isteri bahwa ia tetap menyayangi istrinya, sehingga istri merasa

diterima. Suami harus memberikan perhatian lebih pada kondisi kesehatan

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

59

istri di saat istri mengalami ketidaknyamanan fisik, seperti rasa panas,

tegang, pegal-pegal, jantung berdebar-debar dan lain sebagainya.

Dispareunia merupakan salah satu perubahan fisik yang paling sering

dialami oleh para perempuan menopause, dua dari enam partisipan

melaporkan bahwa istrinya mengalami perasaan sakit ketika berhubungan

intim yag disebakan karena kekurangan cairan vagina, menurut Dennerstein

et al (2004) perempuan yang menopause akan mengalami perubahan gairah

dalam berhubungan intim dan mengalami dispareunia sehingga mengalami

permasalahan pada hubungan suami istri. Selain karena penurunan produksi

hormon estrogen yang menyebabkan dispareunia terdapat beberapa faktor

lainnya, diantaranya disebabkan oleh tipisnya mukosa vagina, hilangnya

elastisitas pada tonus otot genetalia dan pelvis serta hilangnya lemak pada

labia mayor dan labia minor (Boorsma, 2008).

Tidak semua perempuan yang merasakan dispareunia mengalami

masalah ketika melakukan hubungan intim, seperti hasil penelitian yang

dilakukan oleh Notelovitz (2004) yang melaporkan bahwa tiga dari tujuh

orang partisipan mengatakan bahwa setelah menopause mereka tetap merasa

enjoy ketika berhubungan dengan pasangan walaupun cairan vagina

menjadi kering dan mengalami rasa sakit ketika berhubungan.

Tema 3. Perubahan psikologis yang dialami istri menjelang menopause

Dimensi psikologis yang berkaitan dengan menopause memiliki

berbagai macam permasalahan diantaranya permasalahan emosional. Pada

penelitian ini didapatkan beberapa perubahan psikologis yang dialami oleh

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

60

perempuan menopause yang dilaporkan oleh beberapa partisipan

diantaranya istrinya lebih mudah marah, lebih cemas, pecemburu dan

merasa takut ditiggal suami. Wanita yang mengalami menopause merasakan

pergeseran dan perubahan-perubahan fisik dan psikis yang mengakibatkan

timbulnya satu krisis psikologis antara lain adalah depresi, murung, mudah

tersinggung dan mudah marah, mudah curiga, merasa cemas, insomia atau

tidak bisa tidur karena sangat bingung dan gelisah (Yatim, 2001).

Salah satu partisipan mengungkapkan bahwa setelah memasuki masa

menopause istrinya lebih pecemburu dan mengatakan takut kalau ditinggal

suami. Rasa cemburu yang berlebihan pada perempuan menopause sangat

wajar, karena itu disebabkan oleh perubahan emosional dan beberapa

perubahan fisik yang dialaminya yang membuat perempuan merasa tidak

percaya diri, hal ini sejalan dengan penelitian Poerwandari (2009) yang

melaporkan bahwa kaum wanita yang memasuki masa menopause ada yang

mengalami goncangan, tidak puas dengan keadaan, kurang bergairah,

dilanda rasa kesepian, takut ditinggal suami, khawatir bahwa rumah tangga

akan terancam, atau bahkan segera akan menjadi seorang janda.

Kartono (2007) mengungkapkan adapun penyebab umum para suami

tidak lagi tertarik dan bergairah lagi kepada istri disebabkan karena

kurangnya perhatian istri terhadap penampilan fisiknya, istri tidak mau

merias diri, tampak acak-acakan dan acuh tak acuh. Sebagai akibat yang

lebih parah adalah suami mencari relasi seksual diluar rumah. Soedirham

(2008) yang melaporkan hasil penelitiannya bahwa sebanyak 11 partisipan

atau sebesar 27% partisipan mengatakan ada perubahan pada penampilan

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

61

dan emosi. Misalnya ada yang berhias lebih dari biasanya agar suami tidak

tertarik pada wanita lain, sikapnya cenderung suka kesal dan emosinya tidak

terkontrol, selain itu ada yang menjadi lebih tertutup serta minder padahal

sebelum menopause mereka tidak bersikap seperti itu. Hal serupa juga

dialami oleh partisipan dalam penelitian ini yang didapatkan bahwa hampir

semua partisipan mengakui peningkatan emosi seperti mudah marah, mau

menang sendiri ketika istri mengalami masa menopause.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Smart et al

(2010) yang melaporkan bahwa sebanyak 47% partisipan mengalami

perubahan emosi, lebih sering marah dan curiga kalau suaminya pulang

terlambat serta cemburu kepada rekan kerja suaminya. Perubahan emosi

diakibatkan karena kurangnya hormon estrogen sehingga menimbulkan

keluhan seperti mudah tersinggung, cepat marah, dan berasa tertekan

(Baziad, 2003). Keluhan psikologis yang sering muncul pada wanita

menoapause diantaraya rasa lelah, semangat menurun, depresi, dan suasana

hati yang berubah- ubah (Indarti, 2005). Spencer & Brown (2007)

mengartikan menopause sebagai suatu akhir proses biologis dari siklus

menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen dan

progesteron yang dihasilkan ovarium (indung telur). Saat seseorang

memasuki masa menopause, kadar estrogennya akan turun hingga kira-kira

80%. Selain itu saat menstruasi seseorang berhenti, tingkat progesterone

juga menurun. Perubahan hormon estrogen dan progesteron tersebut

memberikan pengaruh pada organ tubuh wanita pada umumnya, dan

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

62

biasanya hal tersebut diikuti dengan berbagai perubahan kondisi fisik

maupun psikologis wanita yang mengalaminya (Kasdu, 2003).

BKKBN (2007) menyampaikan partisipasi yang dapat dilakukan oleh

suami dalam memahami dan memberikan ketenangan kepada istri

menopause dengan cara ketika istri mudah tersinggung, marah-marah,

kecewa dan sebagainya, para suami harus bersikap sabar, walaupun hal ini

dapat menyebabkan timbulnya sikap yang tidak menyenangkan bagi suami

dan anak-anaknya.

Tema 4. Perubahan respon seksual suami saat istri menjelang

menopause

Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan berhubungan dengan

orang lain baik dengan seks yang sama maupun berbeda yang terdiri dari

pikiran, pengalaman, ideal diri, proses belajar, nilai-nilai, fantasi dan emosi.

Seksualitas juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menilai tentang

dirinya dan bagaimana mereka mengkonsumsikan berbagai perasaan kepada

orang lain melalui sentuhan, berciuman, memeluk, berhubungan seksual,

bahasa tubuh dan cara berbicara (Potter & Perry, 2006).

Hasil penelitian ini terdapat berbagai perubahan seksualitas yang

dirasakan oleh suami ketika istri menopause. Para partisipan

mempersepsikan berbagai macam mengenai perubahan seksualitas yang

terjadi pada istrinya diantaranya terjadi perubahan pada gairah seksual,

perubahan kenyamanan fisik saat berhubungan intim, perubahan frekuensi

hubungan suami istri dan mekanime koping yang dilakukan suami untuk

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

63

mengahadapi perubahan pada istri. Penelitian yang dilakukan Magdalena

(2006) di Kelurahan Pangkalan Masyhur Medan Johor (2007) terdapat 140

wanita menopause yang masih bersuami dan dari diperoleh gambaran

bahwa 32,0% ibu-ibu usia menopause di daerah ini memilih jarang untuk

melakukan aktifitas hubungan seksual dan 44,7% yang menjalani aktifitas

hubungan seksual seperti biasanya meskipun merasa ketidaknyamanan saat

berhubungan seksual. Penelitian serupa juga dilakukan oleh beberapa

peneliti yang didapatkan bahwa sebanyak 32.000 responden usia 40 tahun

keatas terdapat 43,1% responden mengalami masalah seksual saat

menopause, sebanyak 39% mengalami penurunan hasrat seksual, 26%

mengalami masalah rangsangan, dan 21% mengeluhkan soal pencapaian

orgasme (Shifren, 2006 & Perez, 2008). Hal ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2010) di wilayah kerja Puskesmas

Pasar Rebo yang melaporkan bahwa adanya ketidakpuasan dalam

berhubungan seksual dan terjadi perubahan pada respon seksual ketika istri

memasuki masa menopause.

Keluhan ketidaknyamanan fisik saat berhubungan pada istri

menopause yaitu terjadinya rasa nyeri (dispareunia), kurangnya cairan

vagina (lubrikasi pada vagina menjadi kurang) yang menyebabkan adanya

rasa kurang puas atau ketidakpuasaan saat berhubungan seksual dan

penurunan frekuensi saat melakukan hubungan juga mempengaruhi gairah

suami. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan yaitu

bahwa penurunan tingkat estrogen pada wanita menopause akan

memberikan dampak perubahan pada tubuh seseorang seperti vagina

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

64

menjadi kering sehingga menyebabkan masalah lubrikasi dan bisa

menyebabkan nyeri saat berhubungan (The Women’ Health Council, 2008

& Lewdermilk et al, 2000). Penelitian serupa juga dilakukan oleh Kaur et al

(2005) di wilayah Klantan, Malaysia yang melaporkan bahwa lebih dari

dua pertiga partisipan melaporkan terjadi penurunan aktivitas seksual yang

dikarenakan oleh berbagai penyebab yaitu 44 % partisipan mengalami

dispareunia, 52,4 % karena berkurangnya sekresi vagina dan 8,8%

partisipan mengeluhkan karena vagina kurang elastisitas.

Penelitian yang dilakukan di London pada 185 partisipan didapatkan

bahwa sebagian besar mereka mengalami masalah psikoseksual yang

mempengaruhi kehidupan rumah tangga. Adapun permasalahannya yaitu

gangguan hasrat seksual, respon seksual dan perilaku seksual (Sarrel ,

2005). Perubahan frekuensi berhubungan intim pada istri, semua partisipan

mengatakan terdapat perubahan frekuensi ketika sebelum dan sesudah

menopause, yang dulu sebelum menopause bisa melakukan hubungan badan

setiap malam tetapi setelah menopause sudah berubah, ada yang awalnya

tiap minggu sekarang menjadi tiap bulan. Penelitian yang sama dilakukan

oleh Rodhiyah, dkk (2010) melaporkan bahwa hampir semua partisipan

dalam penelitiannya mengatakan lebih jarang melakukan hubungan intim

pada saat menopause dibandingkan sebelum menopause. Mereka

mengatakan terjadi perubahan yang signifikan terhadap frekuensi

berhubungan intim dengan suaminya. Penelitian serupa juga telah dilakukan

oleh Palupi (2010) di wilayah Puskesmas Pasar Rebo yang melaporkan

bahwa partisipan mengalami penurunan frekuensi melakukan hubungan

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

65

intim yang dulu sebelum menopause bisa 6-7 kali dalam sebulan sekarang

menjadi sebulan 3 kali atau seminggu sekali sebelumnya seminggu 2-3 kali.

Banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi ketika istri menopause,

untuk menghadapinya perlu suatu tindakan adaptasi, adapun proses adaptasi

yang dilakukan partisipan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari sikap

menerima, tidak mempermasalahkan, mengganggap sebagai kewajiban istri,

mengalihkan kehobi yang lain, mengganggap sebagai proses alamiah dan

harus diserahkan semuanya kepada Tuhan. Empat dari enam partisipan pada

penelitian ini mengatakan menerima dan tidak mempermasalahkan terhadap

perubahan yang terjadi pada istri ketika menopause, ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Soedirham (2008) yang melaporkan bahwa

sebanyak 32 partisipan atau sebesar 80% dari partisipan mengatakan bahwa

menopause merupakan hal yang alami atau wajar di mana terjadi

berhentinya masa menstruasi seorang wanita. Penelitian serupa juga

dilakukan oleh Bartlik & Goldstein (2000) yang melaporkan bahwa semua

partisipan menerima dan menganggap sebagai proses alamiah.

Perempuan yang mengalami menopause, kehilangan daya tarik

seksualnya serta menurunnya aktivitas seksual. Ada beberapa wanita yang

beranggapan sesudah menopause, tidak bisa memberi kepuasan seksual bagi

suaminya. Berkurangnya elastisitas pada jaringan vagina membuat

sebagaian besar perempuan tidak mau melakukan hubungan intim dan ada

juga yang berpendapat bahwa ketika melakukan hubungan intim sewaktu

menopause akan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, dengan

beranggapan seperti ini dapat mengganggu keharmonisan hubungan suami

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

66

istri (Retnowati, 2006). Hal ini sejalan dengan pendapat Myskow, 2002

yang mengatakan bahwa hubungan suami istri sangat mempengaruhi

kualitas seksual, hubungan yang baik dan mesra dalam melakukan

hubungan seksual maupun non seksual dapat memberikan dampak postif

bagi semua pihak dan sebaliknya ketika hubungan yang tidak harmonis

maka akan berpengaruh terhadap frekuensi serta keinginan untuk

melakukan hubungan intim.

Tema 5 Perubahan respon psikologis suami saat istri menjelang

menopause

Ketika menopause tidak hanya kaum perempuan yang mengalami

perubahan psikologis, namun kaum laki-laki juga. Menurut pendekatan

kognitif, dalam ilmu psikologi, pada dasarnya gangguan emosi berupa takut,

cemas dan stress yang dialami manusia, sangat ditentukan oleh bagaimana

individu menilai, menginterpretasi, atau mempersepsikan peristiwa yang

dialaminya (Chirawatkul & Lenore 2011) Jadi, bagaimana individu

mempersepsikan atau menilai menopause akan berpengaruh pada kondisi

emosi-psikologisnya

Pada penelitan ini para partisipan mengungkapkan bahwa dirinya

merasa marah dan merasa istri tidak peduli, dikarenakan istri yang tidak

segera merespon keinginan suami dan sudah tidak memperdulikan suami

karena lebih cuek dan perhatiannya sudah tidak seperti sebelum menopause.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

67

The Womens Health Council (2008) yang melaporkan bahwa Salah satu

keluarga partisipan yaitu suaminya mengatakan bahwa semenjak istrinya

mengalami menopause dia merasa lebih berubah dan tidak seperti biasanya,

sekarang istrinya sudah tidak sibuk bekerja dan lebih fokus kepada anak dan

keluarga. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Shemma (2011) melaporkan

bahwa suami partisipan yang mengalami menopause mengatakan tidak

mempermasalahkan dan mengganggap bahagia terhadap perubahan yang

dirasakan ketika istri menopause.

Tema 6. Penyesuaian suami terhadap perubahan pada masa

menopause

BKKBN (2007) dalam Mangoenprasodjo (2004) yang mengatakan

bahwa partisipasi yang dapat dilakukan oleh suami dalam memahami dan

memberikan ketenangan kepada istri menopause antara lain adalah:

1. Memahami bahwa suatu saat istri akan berhenti haid dan tidak bisa

hamil lagi disebabkan karena proses penuaan yang alami.

2. Ketika penampilan fisik istri akan menurun karena mengalami

menopause, misalnya kulit menjadi lebih kasar dan berkerut, maka

suami harus membantu istri agar tidak kehilangan kepercayaan dirinya.

Suami harus meyakinkan isteri bahwa ia tetap menyayangi istrinya,

sehingga istri merasa diterima.

3. Mengajak istri untuk berolah raga dan memperbaiki pola makan karena

berat badan istri akan bertambah pada saat mulai menopause.

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

68

Pengertian, penerimaan dan dukungan dari suami sangat besar artinya

bagi wanita yang mengalami menopause, sehingga ketegangan yang muncul

dapat di cegah (Hammasah, 2004). Adaptasi suami dalam menghadapi

perubahan pada istri sangatlah bervariasi, dalam penelitian ini para

partisipan mengungkapkan adaptasinya yaitu dengan menggangap

perubahan pada istri sebagai proses penuaan yang harus diterima dan tidak

dipermasalahkan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Adler et al (2000) di negara Amerika dan Cina yang melaporkan bahwa

menopause merupakan perkembangan alami melalui siklus hidup dan

sebagai penanda untuk penuaan yang harus diterima dan tidak

dipermasalahkan.

Pengertian, penerimaan dan dukungan dari suami sangat besar artinya

bagi wanita yang menjalani menopause. Suami yang perduli dan perhatian

serta dapat diajak berbagi, akan sangat membantu seseorang dalam

menjalani masa menopausenya. Perhatian yang diperoleh akan membuatnya

merasa berharga dan dicintai oleh pasangannya (Fitri, 2012). Pada penelitian

ini para partisipan mempunyai mekanisme adaptasi yang baik sehingga

dapat memberikan ketenangan bagi istri mereka ketika menopause.

Tema 7. Upaya suami dalam meningkatkan kenyamanan terhadap

perubahan masa menopause

Banyaknya perubahan serta keluhan yang dialami oleh perempuan

ketika menopause terutama keluhan mengenai masalah seksual

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

69

menyebabkan para suami harus melakukan sesuatu tindakan untuk

menciptakan kenyamanan saat berhubungan seksual, adapun upaya yang

dilakukan pada oleh partisipan dalam penelitian ini yaitu keinginan untuk

membeli pelumas, ada juga yang secara langsung melakukan hubungan

intim tanpa pemanasan terlebih dahulu serta melakukan rayuan untuk

meningkatkan gairah pada istri dalam melakukan hubungan.

Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan keinginannya

membeli pelumas dikarenakan cairan vagina istrinya sudah kering dan

istrinya mengeluh sakit ketika berhubungan intim sehingga mengurangi rasa

kenyamanan saat berhubungan badan dan dapat menyebabkan

ketidakharmonisan dalam hubungan suami istri. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Palupi (2010) yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Pasar Rebo yang melaporkan bahwa partisipan menggunakan

pelumas atau jelly untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan saat berhubungan

intim. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Hensen et al, 2004 pada

sebuah klinik yang berada di Perancis mengenai masalah nyeri ketika

berhubungan suami istri, para partisipan mengatakan bahwa setelah diberikan

terapi komplementer menggunakan tehnik pijat dengan minyak beraroma

frangipani, didapatkan hasil bahwa kombinasi aromaterapi frangipani dan

masase dapat menurunkan nyeri saat berhubungan seksual.

Rasa ketidaknyamanan dapat dikurangi dengan olahraga yang teratur,

menjaga pola makan, Terapi Sulih Hormon (TSH) serta komunikasi yang

baik dengan pasangan. TSH penggunaannya sudah dimulai sejak tahun 1978

yang berguna untuk menggantikan peran hormon estrogen yang telah

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

70

berkurang produksinya sehingga dapat membantu lubrikasi pada wanita

(Anantasari, 2006). Palupi (2006) rasa ketidaknyamanan dapat

dikomunikasikan dengan baik kepada pasangan, baik secara verbal maupun

non verbal hal ini juga dilakukan oleh beberapa partisipan yang melakukan

komunikasi terlebih dahulu kepada pasangan, sehingga mereka berinisiatif

ketika melakukan hubungan intim secara langsung tanpa pemanasan terlebih

dahulu guna untuk mempercepat waktu berhubungan dan dharapkan dapat

mengurangi rasa ketidaknyamanan pada istri.

Seorang partisipan mengungkapkan bahwa dirinya melakukan proses

percumbuan terlebih dahulu kepada istri agar dapat menciptakan hubungan

yang lebih intim dan nyaman. Tidak semua orang mengalami permasalahan

dan penurunan seksualitas pada masa menopause namun ada juga yang

mengalami peningkatan gejala seksual sehingga bisa dikatakan seseorang

tersebut mengalami pubertas kedua dan sifat yang biasa muncul agak berbeda

seperti biasanya (Green, 2013). Pada salah satu partisipan yang mengatakan

bercumbu untuk meningkatkan rasa kenyamanan istri saat berhubungan

intim, peneliti memiliki asumsi bahwa partisipan tersebut mengalami

pubertas kedua seperti yang ada di teori tersebut.

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

71

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman proses penelitian didapatkan beberapa

keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Ketika mencari partisipan penelitian yang harus sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi merupakan suatu tantangan tersendiri. Peneliti

harus mendatangi partisipan secara door to door yang sebelumnya

peneliti tidak mengetahui data dan alamat lengkap partisipan.

2. Kebanyakan partisipan di daerah Ciputat merupakan penduduk

pendatang dan kebanyakan berasal dari suku jawa sehingga membuat

karakerstik partisipan kurang bervariasi

3. Banyak partisipan menganggap pengalaman menopause sebagai hal

yang tabu dan itu merupakan masalah pribadi rumah tangga yang tidak

layak untuk diomongankan ke orang lain, sehingga mempersulit peneliti

untuk membina hubungan.

4. Penelitian yang serupa belum banyak dilakukan membuat peneliti

kekurangan reverensi sehingga ketika melakukan pembahasan belum

begitu lengkap dan detail.

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

72

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran arti

pengalaman suami dalam menghadapi istri yang menopause. Tema yang

teridentifikasi sejumlah sepuluh tema, yaitu 1) Makna menopause bagi

suami; 2) Perubahan fisik yang dialami istri menjelang; 3) Perubahan

psikologis yang dialami istri saat menopause; 4) Perubahan respon

seksual suami saat istri menjelang menopause; 5) Perubahan respon

psikologis suami saat istri menjelang menopause ; 6) Penyesuaian suami

terhadap perubahan pada masa menopause; 7) Upaya suami dalam

meningkatkan kenyamanan terhadap perubahan masa menopause.

Makna menopause bagi suami yaitu suatu hal yang alamiah, masa

tidak produktif, proses perubahan kerah penuaan dan perubahan

pemahaman hubungan suami istri. Perubahan seksualitas suami saat istri

menopause terdiri dari perubahan gairah seksual, Perubahan kenyamanan

fisik berhubungan seksual misalnya dispareunia, penurunan frekuensi

hubungan namun ada juga partisipan yang tidak merasakan perubahan

tersebut. Serta koping suami mengahdapi perubahan seksual pada istri

yang diantaranya menerima dan tidak mempermasalahkan, mengganggap

sebagai proses alami, dan mengganggap sebagai kewajiban istri. Upaya

meningkatkan kenyamanan hubungan seksual masa menopause yang

meliputi pemakaian pelumas, berhubungan intim secara to the point atau

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

73

tanpa proses pemanasan terlebih dahulu dan ada juga dengan proses

bercumbu.

Perubahan fisik yang dialami oleh istri menjelang menopause

antara lain: perubahan siklus menstruasi, perubahan pola tidur, mudah

lelah dan perubahan kearah penuaan. Mekanisme koping suami terhadap

perubahan fisik istri menopause yaitu perubahan kearah sendiri-sendiri,

menerima dengan ikhlas, dan mengajak istri untuk olahraga. Perubahan

psikologis istri menopause meliputi perubahan emosi seperti mudah

marah, pecemburu, mau menang sendiri dan tidak mau mengalah.

Perubahan psikologis suami saat istri menopause yaitu marah pada istri,

merasa istri tidak peduli, dan ada juga yang mengatakan tidak ada

perubahan psikologi yang dirasakan

B. Saran

1. Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini bagi pendidikan keperawatan dapat menjadi

landasan dalam mengembangkan program kurikulum keperawatan

terkait dengan mata ajar keperawatan maternitas dan dapat

mengembangkan kompetensi pembelajaran pada mahasiswa mengenai

pengalaman suami dalam menghadapi menopause pada istri.

2. Peneliti selanjutnya.

Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan

pertimbangan serta perlu adanya pengeksplorasian lebih dalam

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

74

mengenai cara untuk mendapatkan hasil lebih luas dari pengalaman

suami ketika menghadapi menopause pada istri serta peneliti

selanjutnya diharapkan untuk memilih tempat yang lebih kompleks

dan luas permasalahannya sehingga dapat mengahsilkan data yang

lebih bervariasi serta holistik.

3. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini bagi pelayanan keperawatan dapat memperkaya

khasanah perkembangan ilmu keperawatan yang terkait dengan

berbagai aspek ketika suami menghadapi istri yang menopause.

Disamping itu dapat dijadikan landasan bagi keperawatan untuk

mengembangkan instrument pengkajian khususnya pengkajian utuk

menilai pemahaman seorang suami terhadap proses menopause yang

terjadi pada istrinya secara lebih komprehensif selain itu juga

penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam memberikan

pendidikan kesehatan dan informasi serta promosi kesehatan kepada

masyarakat khususnya suami mengenai menopause.

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

DAFTAR PUSTAKA

Adekunle, A, Fawole, M and Okunlola. Perceptions and attitudes of

Nigerian women about the menopause 2005, Vol. 20, No. 5 Pages

525-529

Anantasari, R, Setyowati dan Hanny H. Efektivitas Pijat dengan

Menggunakan Minyak Beraroma Frangipani terhadap Tingkat

kenyamanan hubungan seksual pada Ibu menopasue di dusun jabon

dan Sawojajar II kabupaten malang. 2006

Andrews, Gilly. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta:

EGC. 2010.

Adler, shelly et al. Maturitas, Volume 35, Issue 1. Pages 11-23 . 2000

Aubernethy M. Viropouse- Andropause Menopause Laki-laki, perubahan-

perubahan emosional dan fisik yang dialami laki-laki Paruhbaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010

BAPPENAS. Tahun 2025, angka harapan hidup penduduk Indonesia 73,

7 tahun. 2005. Diakses 18 maret 2013 ; http://www.bappenas.go.id/

Badan Statistik Indonesia. Profil Data Kesehatan Indonesia 2011. 2012.

Diakses 18 maret 2013 ; http://www.bps.go.id

Bartlik, Barbara & Goldstein M. Maintaining Sexual Health After

Menopause. Vol 51 No 6. Psychiatric Services. 2000

Baziad, A. Menapouse dan Andrepause. Jakarta: Yayasan Bina Darma

Pustaka. 2003

Baron, R.A., dan Byrne, D. Psikologi Sosial. Jilid 2. Edisi Kesepuluh. Alih

Bahasa: Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga. 2005.

Bobak , L. J. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.

2005

Boorsma, Joann. Hot Flashes, Blood Glucose and Diabetic

Postmenopausal Women. Master of Science School Of Health

Sciences University Of Lethbridge, Alberta, Canada. 2008

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. 2008

Page 95: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Chirawatkul, S & Lenore, M. Conceptualizing Menopause and Midlife:

Chinese America and Chinese Women In the Us. Original Research

Article Perception of menopause In Northeasth Thailand.

(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/02779536949000

6X

diakses tanggal 4 agustus 2013, pukul 20.00 wib)

Coon, Dennis & Mitterer, John O. 2010. Introduction to Psychology:

Gateway to Mind and Behaviour. USA: Wadsworth

Dacey, John S. & Travers, J.F. (2002). Human Development Across the

Lifespan

(5th edition). USA: Mc Graw Hill

Dennerstein, L & Lehert, P. Women’s Sexual functioning, Lifestyle, Mid-

age, and menopause in 12 European Countries. Menopause, 11,778-

85

Dillaway. Women’s Experiences and Understandings of Menopause 2008,

the womens health council. 2005

Djamhoer, Martanadisoebrata. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi

Sosial. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 2005.

Eny, K. Kesehatan Reproduksi Remaja dan wanita. Jakarta: Salemba

Medika. 2012

Endang Purwoastuti. Menopause Siapa Takut ?.Yogyakarta : Kanisius.

2008

Ermawati T. N. Persepsi Suami Terhadap Kejadian Menopause Pada Istri

di Dusun Wonobroto, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo,

Kabupaten Kulon Progo. 2009

Evi, Mayasari A. Hubungan Tingkat pendidikan dengan Pengetahuan

tentan Gejala Klinis Pre Menopause pada Wanita Usia 40-45

tahun di Dusun Gorekan Kidul desa Cermen Lerek, kecamatan

Kedamean kabupaten Gresik. 2011

Fino, R. Faktor- faktor yang Berhungan dengan Sikap Sami dalam

Menghadapi Istri Menopasue di Rw 01 Kelurahan Pangkalan Jati

kecamatan Limo- Depok. 2007

Page 96: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Fitri, Mei E. Gambaran Dukungan Suami pada Istri Menjelang

Menopause di desa Ronosentanan Kecamatan Siman kabupaten

Ponorogo. 2012

Green, Wendy. 50 Hal yang Bisa Anda Lakukan hari ini untuk Mengatasi

Menopause. Jakarta: PT Elex Media Komputido Kelompok

Gramedia, Anggota IKAPI. 2013

Glasier, A & Gebbie, A. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi

edisi empat, cetakan pertama. Jakarta: EGC. 2006

Hammasa, S.N. Menopause. Kiat wanita lansia sehat menuju khusnul

khatimah. Solo: Ma’sum Press. 2004.

Henson, et al. Aromatherapy Massage For Menopause. 2004

http://content.herbalgram.org/wholefoodmarket/herbclip/pdfs/0704

42-269.pdf. Diakses pada 30 agustus 2013 pukul 20.30 wib)

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi 5. Alih bahasa: Istiwidayanti

dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. 2010

Ina, E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan istri mengenai

menopause di kompleks dosen Uin ciputat. 2007

Indarti, Junita. Panduan Kesehatan Wanita. Cetakan kedua, Jakarta: 2005

Kartono, R. Kartini. Psikologi wanita 2, Mengenal Wanita sebagai Ibu &

Nenek. Cetakan ke lima. Bandung: CV Mandar Maju. 2007

Kasdu, D. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa

Swara. 2002

Kaur, D, Harbindar, J & Nor Aliza, AG. Sexual Function in Menopausal

Women in Kelantan, Malaysia. 2005 (diakses tanggal 7 juli 2013

pukul 2.00 wib

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S03785122050004

59)

Kernoff, Phyllis M, Patricia and Gretchen. Husband’s support Of Their

Perimenopausal Wives. 2008 (diakses 2oktober, pukul 13.30 wib)

http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1300/J013v38n03_07#.Uk1LttLwZ2E

Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:

Salemba Medika. 2012

Page 97: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Kristiono, Elisabeth Yocelin Ivana. Kecemasan Menghadapi Menopause

ditinjau dari Dukungan Sosial Suami. Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata 2011 diakses tanggal 21 april.

2013.

(http://eprints.unika.ac.id/3850/1/07.40.0114_Elisabeth_Yocelin_Iv

ana_K.pdf

Kuswarno, Engkus. Metodelogi Penelitian Komunikasi Fenomenologi

konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Bandung : Widya

Padjajaran. 2009

Kusumawardani, Devina. Kecemasan pada wanita pasca menopause

ditinjau dari dukungan sosial suami. 2007

Kuntjoro, E. Hubungan Suami dengan Tingkat kecemasan Ibu

Menghadapi Menopause di Perumahan Griya Cipta Laras

Wonogiri. 2005

Laporan Kependudukan kelurahan Pisangan, 2012

Larasati, Tika. Jurnal Kualitas Hidup pada Wanita yang Sudah Memasuki

Masa Menopause. Gunadarma. 2006

Llewllyn, Derek & Jones. Setiap Wanita Jakarta : Delapratasa Publishing.

2006.

Lowdermilk, Reed & Sutton. A Resource for Making Healthy Choices,

National Institutes on aging. 2000

Magdalena, Y. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Pangkalan Masyhur

Medan Johor. 2006

Myscow, L. Perimenopausal Issue in Sexuality. Sexual and Relationship

Therapy, 17, 253-260. 2002

Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke duapuluh

satu. Bandung: PT Remaja Rodakarya Offset. 2005.

Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke duapuluh

empat satu. Bandung: PT Remaja Rodakarya Offset. 2007

Notoadmodjo. Metodelogi penelitian kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Rineka.

2003.

Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007

Page 98: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Northrup, C. Bijak disaat Menopause, Menciptakan Kesehatan Fisik dan

Emosional Saat Menghadapi Perubahan. Bandung: Q-Press. 2006

Palupi, Puspita. Tesis, Pengalaman Seksualitas Perempuan Menopause di

wilayah kerja Puskesmas kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.

2010

Palupi. Anti Penuaan. Jakarta: Puspaswara. 2006.

Perez, S. Clinical Menopause Part I: An Introduction Into Nursing

Practice. 2008 (diakses 6 juli 2013, pukul 15.00 wib

http://ons.metapress.com/content/m4501v0v51kg84w4/fulltext.pdf)

Pramodana. Hubungan antara harga diri dan dukungan suami dengan

kecemasan wanita menghadapi menopause di Semarang. 2011

diakses tanggal 29 april

2013.http://eprints.unika.ac.id/3531/1/06.40.0123_Anastasia_Astasa

ri_Pramodana.pdf.pdf

Poerwandari, K.E. Pendekatan Kaulitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Jakarta: Lembaga pengembangan Sarana pengukuran dan

Pendidikan Psikologi Fakultas Universitas Indonesia. 2009

Potter, A & Perry, G. Fundamental of Nursing: Concept Process and

Practice. St Louis: Mosby 2006

Putikah, titik. Tesis Hubungan antara pengetahuan, Sikap dan Perilaku

dengan Kecemasan Wanita Menopause di Ngawi. 2010

Rani, Sobha. The Psychosexual Implications of menopause. British

Journal Of Nursing. Vol 18 No 6. 2009

Reiff et al. The effect of outside work on the menopausal woman . 2011

(diakses tanggal 12 agustus 2013, pukul 09.00wib

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/037851227890009

9)

Retnowati, S. Tetap Bergairah Memasuki Usia Menopause: Sebuah

Tinjauan Psikologis. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. 2005

Rodhiyah, Inuk. L, & Budi, P. Peningkatan Kualitas Hidup Wanita Usi

Klimakterium melalui Pemahaman Mengenai Menopause di kota

Semarang. 2010

Sarrel, Philip. Sex and Menopause: Defining the Issues. Original Research

Article Maturitas, vol 7, Issue 3. 2005

Page 99: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Sheema, M. Postmenopausal Women: A Study of Their Psycho-Physical

Changes with an Impact on Family. Anhropologist, 13: 131-135.

2011

Soedirham, Oedojo & Muji Sulistyowati. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perempuan Dalam Menopuse. J. Penelit. Med.

Eksakta Vol. 7 No. 1. 2008

Smart, et al. Women’s Status and Experience of The Menopuase in A

Newfoundland Fishing Village, Original Research Article

Maturitas, Vol 4, Issue 3, Pages 207-216. 2010

Smet, B. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widisarana Indonesia.

2004

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2010

Suyono, joko. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.

2001

Spencer, Rebecca & Brown. Simple Guides Menopause. Jakarta: Erlangga.

2006

Straubert, Helen J & Carpenter, Dona R. 1999. Qualititative Research In

Nursing Advancing the Humanistic Imperative. Second Edition.

Walnut Street, Philadelphia

Taylor, S.E., Peplau, L.A., dan Sears, D.O. Psikologi Sosial. Edisi

Keduabelas. Alih Bahasa: Tri Wibowo, B.S. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2009

The women’s Health Council. A Guide Menopause. 2008

Vankooij , Rijnardus A. Bermain dengan api: relasi antara gereja-gereja

meinstrem dan kalangan kharismatik. Jakarta : gunung mulia. 2007

Wagiyo. Studi Etnografi Pada Wanita Jawa Tengah Dalam Menjalani

Masa Menopause. FIK UI: Thesis tidak dipublikasikan. 2005.

Wangmuba. Dukungan sosial. 2009. Diambil tanggal 13 maret 2013 dari

http://wangmuba.com/tag/dukungan-sosial/

Weschler, T. Taking Charge of Your Fertility ( Mengendalikan Kesuburan

Anda ). 2006

Page 100: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Wulandari, Indah Yuliana dkk. “Hubungan tingkat pengetahuan tentang

menopause dengan dukungan sosial suami saat istri menghadapi

menopause di desa Somagede kecamatan Somagede Banyumas”.

2009. diakses tanggal 20 april.

2013.(http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/download/54

8/pdfhttp://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/download/54

8/pdf)

Wijayanti, Maria Tri. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Pengetahuan dan Kecemasan pada Wanita Pre Menopause di desa

Jendi kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri”.

Yatim, F. Haid tidak wajar & menopause. Jakarta: Pustaka Populer. 2001

Page 101: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

LAMPIRAN

Page 102: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …
Page 103: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

MAGAII{AuNrvERsrTAs rslAn{ NEGERT ( trrN }

TAKWTAS M I}AI{ ILMU KESMATAI{

Jt. Kermuhi IrIo. 5 Pisqgm Cipdrr lt4l,&lp. : $2-2QBtl67t8 Fu:(62-21)740r985Wcbsitc : www.uiqtlacjd: E mil : *i@rrqfit aoid

CipUat, I- Juai2013Nomor : Un.0lffl0/I(M.0l2l/Ll1l20l3Iampiran : -fhl : PernohonanlzinPenclifian

Tembtrsm:IlekanFKIK

KepadaYaugTeftormat,K€pala Kelurshan Pisangan

Pisaryan

Arselrriru'alal*uu Wn IYb.

hlam rangka parplesoian figas athir pe*utlahan mahasiswadipcrtuk{n p€nyu$mm S*ripsi }Eqg bsrjudul %ngntaman SunniMengbdapi Istori Akan Meurasr*i Mam Menryuse di Wilayah PisanganCipilafl.

Sehubungan d€ngan itr lcami mbon diberilon izin meh*smakanpcmelitisn das nama:

Nama

NIMScrn€sbr

hogrmr.Sftrdi

Fakultas

RafitaOotavia

I09104m0053

utrIlmuKeperauratan

Kedotileran dan Ilmu Kesehatan tlIN Syarif

h,Jlr.6

Hids)'a$llah Jal56tt

Demikian ahs perhatim dm banhran sarrdra kami ucapkan Grimalqsih.

Wrsoalrmu'drihn Wn TYb.

i Widjqiakusumab AIF., PFK

ololan'

iB0lLLlH. H.'ts,3EM

rnI$i0ot2 toorot I ool

Page 104: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

PEMERINTAII KOTA TAIYGERANG SELATANKECAMATAN CIPUTAT TIMUR.KELURAHAN

PISANGANJl.Tarumanegara No.1 Pisangan - Ciputat Timur Kota Tangsel Kode pos:15419

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

Jabatan

: IIIRUS ASENIH KURNAIN, SE

:Plt. LurahPisangan

Menerangkan bahwa Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah bernama RAIIII'A OCTAVTA NIM : 109104000053 Program srudi : llmu

Keperawatan telah selesai melaksanakan penelitian di wilayah Kelurahan Pisangan mulai

tanggal 06 Juni s/d 06 Juii 20i3 dengan judul Pengalaman suami menghadapi istri yang akam

memasuki masa menopouse di Kelurahan pisangan.

Demikian Surat Keterangaa ini kami buat, agar dapat di jadikan bahan periksa

seperlunya

Page 105: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANTAKULTAS KEDOIffERAN I}A}I ILMU KESEHATAI\

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Kepada Yth,

Bapak/Ibu

Di Tempat

Ciputat Juni 2013

Assalamu'alayhrq Wr. Wb

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang saya hormati,

Sehubungan dengan tugas akhir dalam penyelesaian studi untuk mendapatkan

gelar sarjana Keperawatan (S.Kep), saya sebagai peneliti:

Nama : Rafita Octavia

NIM : 109104000053

: Program Studi Ilmu Keperawatan (PSU$ FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jalerta

Kontak :085287796554

Mohon kiranya Bapat</Ibu/Saudara/Saudari dapat menjadi partisipan dalam

penelitian saya dengan judul Pengalaman suami dalam isfii yang

akan memasuki nrasa menopause di kelurahan PisangarU Ciputat" Informasi yang

Bapak/IbdSaudara/Saudari berikan sebagai partisipan sangat berharga dalam

penelitian ini. Jika ada pertanyaan be*aitan penelitian ini

@audari dapr me,nghubungr peneliti.

Atas pethatian dan partisipasi Bapak/Ibra peneliti mengucapkan terima

kasih. Wassalamu'alaykuq Wr. Wb.

Ciputat, Juni 2013

Hormat Sayq

G4.*"

f,--.- *'ifrlrrr-ltulFtnxffiIm{"

Itafita Octavia

Page 106: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAI\II.AKUL_TAS KEDOIffERAN DAI\I ILMU KESEHATAIY

TIIN SYARIF HIDAYATI]LLAII JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN INFORMATT

Saya telah diminta dan memberikan izin unhrk terlibat dalam penelitian ini

dan berperan serta sebagai partisipan dalam penelitian yang berjudul pengalaman

suami dalam menghadapi istri yang akan memasuki masa menoparse di kelurahan

Pisangan" Ciputat yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti telah menjelasakan

tentang penelitian yang akan dilal$anakan. Saya mengetahui bahwa tujuan

penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dibidang kesehatan.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan.

feratrasiaatr ini dijamin selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan

identitas partisipan peneliti hanya alcan digunakan rmtuk pengelolaan

data penelitian dan bila sudah tidak digrmalmn lagi akan dihafus. Hanya peneliti

yang dapat mengetahui kerahasiaan data

Demikian dengan sukarela dan tidak ada unsur palsaan dari siapapuq

saya berperan sebagai partisipan dalam penelitian ini.

f.-.'1f,I rrr- IIUIIII

\r@*rq-relffiU,m

Ciputat, Juni 2013

Patisipan

,//-D/ .aH_t-/

Page 107: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAI\IFAIruL'TAS KEDOIOERAN DAN ILMU KESEIIATAI\T

UIIT SYARIX' HII}AYATI]LLAH JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN INTORMAN

Saya telah diminta dan memberikan izin untuk terlibat dalam penelitian ini

dan berperan serta sebagai partisipan dalam penelitian yang berjudul pengalaman

suami dalam i isti yang akan memasuki rnasa m€lropause di keturahan

Pisaagan" Ciputat yang dilala*an oleh peneliti. Peneliti telah meqielasakan

tentang penelitian yang akan dila*sanakan. Saya mengetahui bahwa tujuan

penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dibidang kesehatan.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan.

Kerahasiaan ini dijamin selegal mungkin. Semua b€rkas yang mencantgmkaur

identitas prtisipan peneliti hanya akan digunakan untuk keperluan pengelolaan

data penelitian dan bila sudah tidak diguoakan lagi akan dihapus. Hanya peneliti

yang dapat mengetahui kerahasiaan dab.

Derrikian dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun"

saya berperan sehgai partisipan dalam pelrelitian ini.

Ciputat, Juni 2013

Partisipan

ffiIrar-Itulil[""ffiffiIEnh

Page 108: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

ffilrrrrltugttr"ffififiIfr*

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAI\IrAKUL'TAS KEDOIffERAN DAFI ILMU KESEIIATAII

UIN SYARIF' HMAYATULLATI JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAI{ INFORIT,IAN

Saya telah dimina dan memberikan izin rmtuk terlibat dalam penelitian ini

dan berprau serta sebagai partisipan dalam penelitian yang berjudul pengalaman

suami dalammenghadapi isri yang akanmmasuki ilrasamenopaus,e di kehrahan

Pisangan, Ciputat yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti telah meqielasakan

tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Saya mengetahui bahwa tujuan

penelitian ioi dapat meningkatkan pengetahuan dibidang kesehatan.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirafrasiakan.

Kerahasiaan ini dijamin selegal mungkin. semua berkas yang mencantumkan

identitas partisipan peneliti hanya akan digmakan untuk keperluan pengelolaan

data penelitian dan bila sudah tidak diguakan lagi akan dihapus. Hanya peneliti

yang dapat gengetahui kerahasiaan data

Demikian dengan sukarela dBn tidak ada rmst* paksaan dari siapap.n"

saya berperan sebagai partisipan dalam penelitian iri.

Ciputat Juni 2013

Partisipan

-

Page 109: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANITAKULTAS KEDOI(TERAN DAI\I ILMU KESEIIATAI{

TM{ SYARIT HIDAYATTJLLAII JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN INT'ORMAN

Sayatelah dimintadan memberikan izin untuk terlibat dalam penelitian ini

dan berperan serta sebagai partisipan dalam penelitian yang berjudul

suami dalam menghadapi isti yang akanmemasuki masamenopause di kelurahan

Pisangan, Ciputat yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti telah menjelasakan

tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Saya mengetatrui bahwa tujuan

penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dibidang kesehatan.

Saya mengerti bahwa catatan me,ngenai penelitian ini akan dirahasiakan.

Kerahasiaan ini dijamin selegal mungkin. semua krkas yang mencantumkan

identitas partisipan peneliti hanya akan digunakan untuk pengelolaan

data penelitian dqn bila sudatr tidak digrnakan lagi akan dihapus. Hanya pemeliti

yaog dapat mengetahui kerahasiaan data

Demikian dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,

saya berperan sebagai partisipan dalam penelitian ini.

Ciputat Juni 2013

Partisipan

ffiItlt-llulltl*lffiftIE-.

Page 110: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAI\IFAIilILTAS KEIrcIffERAN DAI![ ILMU KESEHATA}I

UIN SYARTF HIDAYATI]LLAH JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUA}T INFORMAN

Saya telah diminta dan memberikan izin untuk terlibat dalaur penelitian ini

dan berperan serta sebagai partisipan dalam penelitian yang berjudul pengalaman

suami dalam menghadapi isti yang akanmemasuki masamenoPuse di kelurahan

Pisangan" Ciputat yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti telah meqielasakan

tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Saya mengetahui bahwa tujuan

penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dibidang kesehatan.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dimhasiakan.

Kerahasiaan ini dijamin selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan

identitas partisipan peneliti hanya akan digunakan untuk keperluan pengelolaan

data penelitian dan bila sudah tidak digunakan lagi akan dihapus. Hanya peneliti

yang dapt mengetahui kerahasiaan data.

Demikian de,ngan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,

saya brperan sebagai partisipan dalam penelitian ini.

Ciputat, Juni 2013

Partisipan

ffiIrrr:llulilt."ffiffi}fr*"

Page 111: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Lampiran 6

Pedoman Wawancara Mendalam bagi partisipan

Pengalaman Suami menghadapai Istri yang akan memasuki masa

menopause di Kelurahan Pisangan, Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2013.

A. Petunjuk Umum

1. Tahap perkenalan

2. Menjelaskan maksud dan tujuan

3. Membuat kontrak waktu

B. Petunjuk Wawancara Mendalam

1. Wawancara mendalam akan dilakukan oleh peneliti

2. Informan/partisipan bebas menyampaikan segala pendapat, pengalaman,

kritik, maupun saran

3. Pernyataan partisipan tidak bernilai benar atau salah tetapi bersifat

pendapat apa yang diketahui partisipan

4. Semua hasil wawancara akan dijamin kerahasiaannya

5. Peneliti akan merekam hasil wawancara dengan tape recorder untuk

membantu pencatatan hasil wawancara dan menggunakan sebuah buku

sebagai field note untuk membantu pencatatan agar tidak ada pernyataan

yang terlewatkan akan dimintakan dari setiap partisipan.

Page 112: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

C. Identitas Pewawancara

Pewawancara :

Tanggal wawancara :

Waktu wawancara : s/d

Tempat wawancara :

D. Identitas Partisipan

1. Nama Partisipan :

2. Umur/ tanggal lahir :

3. Pendidikan :

4. Pekerjaan :

5. Nama istri :

6. Umur istri :

7. Pekerjan istri :

8. Pendidikan istri :

9. Jumlah anak :

10. Kapan istri menopause :

11. Umur istri pertama kali menstruasi:

E. Pertanyaan Wawancara

1) Pengetahuan

Apa yang bapak ketahui tentang menopause?

a. Dari mana bapak memperoleh pengetahuan tentang menopause?

b. Apa saja tanda dan gejala yang bapak ketahui ketika istri bapak

menopause?

Page 113: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

2) Pengalaman

1. Apa makna menopause menurut bapak?

2. Perubahan apa saja yang dialami oleh istri yang bapak rasakan

saat istri menjelang menopause?

- Perubahan fisik (perubahan yang terlihat pada tubuh atau

badan ibu ketika akan menjelang menopause)

- Perubahan psikologi (perubahan emosi atau perasaan yang

timbul ketika istri menjelang menopause)

3. Apa saja yang dilakukan bapak dalam mengatasi berbagai

perubahan yang terjadi pada saat istri menjelang menopause?

4. Perubahan yang terjadi pada bapak ketika istri menopause itu

seperti apa?

5. Menurut bapak bagaimana penilaiannya terhadap istri yang

menopause?

Page 114: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

Lampiran 7

Matriks Analisis Tematik

No Pernyataan Signifikan Kategori Sub Tema Tema P

1

P

2

P

3

P

4

P

5

P

6

1 Suatu hal yang alamiah, bakalan

ngerasain semua orang jadi nggak

usah dipermasalahkan dan harus

ikhlas.

Menopause sebagai proses

alamiah

Penilaian suami Makna menopause bagi suami √ √

2 Ya menopause sudah mengurangi

waktu subur, pemberhentian

punya anak, sudah nggak produksi

anak lagi

Menopause sebagai perubahan

non produktif

√ √ √

3 Kita harus sadar kalau sudah tua

kalau sudah menopause itu neng,,

Menopause sebagai proses

penuaan

√ √ √ √

4 Mens yang mulai tidak teratur,

kadang-kadang dapat, kadang-

Menopause sebagai perubahan

siklus menstruasi

√ √ √ √

Page 115: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

kadang nggak.

5 Menopause membuat hubungan

kita lebih kayak keluarga, kakak-

adek, dan teman

Menopause sebagai perubahan

pemahaman hubungan seksual

√ √ √ √

6. Lebih gampang capek, sering

males-malesan aja, kalau lagi kerja

dirumah sering ngeluh gampang

capek, akibat sudah tua

Istri mudah lelah Perubahan fisik yang dialami

istri menjelang menopuase

√ √ √ √ √

7 Ibu paling mengeluh sulit tidur,

gampang capek dan pegal-pegal

dikaki.

Gangguan pola tidur √

8 Nggak kok, paling ibu itu berubah

dari segi penampilan, dulu masih

muda sekarang tua, udah mulai

mau keriputan, itu aja kok.

Istri mulai keriput dan sudah tua √

9 Ibu nggak ada perubahan dari segi

fisik, kan kita rajin olahraga serta

minum jamu jadi kita jaga

kesehatan aja.

Tidak ada perubahan secara fisik √

Page 116: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

10 Ibu itu sekarang gampang

cemburuan, kalau dulu nggak

kayak itu..

Istri lebih pecemburu Masalah Psikologis

istri

Perubahan psikologis yang

dialami istri menjelang

menopause

11 Ya suka marah-marah, pokoknya

suka banget marah-marah

Istri lebih sering marah √ √ √

12 Gk ada perubahan emosi, ibu tetap

seperti dulu pendiam dan tidak

gampang marah

Istri tidak mengalami perubahan √

13 Masalah hubungan itu sudah agak

jauh, berhubungan agak gelisah,

sakit mungkin jadi saya tidak

maksa dan mainnya Cuma

sebentar aja

Menopause dianggap sebagai

perubahan pada gairah seksual

Perubahan hasrat

seksual

Perubahan respon seksual

suami saat istri menjelang

menopause

√ √ √ √ √ √

14 Istri kesakitan karena cairan itu

sudah sedikit, cairan yang keluar

dari jalan lahir menjadi kering

Dispareunia Menopause

merupakan perubahan

kenyamanan saat

berhubungan intim

√ √

15 Sekarang berapa bulan baru main,

kalau dulu sebelum menopause

setiap malam main

Menopause merupakan

perubahan frekuensi hubungan

suami istri

√ √ √

Page 117: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

16 Terkadang sekarang saya merasa

sering jengkel kalau ibu sering

cuek dan tidak cepat-cepat

merespon keinginanan saya.

Suami marah kepada istri Perubahan respon psikologis

suami saat istri menjelang

menopause

√ √ √

17 Saya merasa ibu cuek dan tidak

peduli sama saya, tidak seperti

dulu yang perhatiannya 100%,

sekarang ibu galak.

Merasa istri sudah tidak peduli √

18 Ibu biasa aja, sama seperti dulu,

tetap setia dan tidak pernah bikin

saya marah, saya tidak mengalami

perbedaan emosi kok

Istri sama seperti dulu dan tidak

ada perubahan

√ √ √

19 Nggak maksain, terima aja dan

harus megertiin istrilah, kalau dia

mau nanti datang sendiri

Menerima keadaan istri ketika

menopause

Koping suami

terhadap perubahan

seksual pada istri

Penyesuaian suami terhadap

perubahan pada masa

menopause

√ √ √ √

20 Ya saya diem aja, nggak

mempermasalahkan lagi, kalau

dulu tidur kita sama-sama,

sekarang sendiri-sendiri.

Menyesuaikan dan tidak

mempermasalahkan

21 Sayang gak ada perasaan

menyesal kan itu proses normal

Menyadari serta menyerahkan

semuanya kepada Tuhan

√ √

Page 118: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS …

kalau ada perubahan pada istri dan

semuanya diserahkan saja kepada

Tuhan

22 Kepingin beli pelumas biar tidak

kering

Keinginan suami untuk membeli

pelumas

Upaya suami dalam

meningkatkan kenyamanan

terhadap perubahan masa

menopause

23 Kalau berhubungan langsung aja,

nggak pake pemanasan

Berhubungan intim secara

langsung/ to the point tanpa

pemanasan

√ √ √ √ √

24 Caranya kita kalau ada keinginan

kita bercumbu terus mainnya

sebentar aja cukup, sekedar

memenuhi keinginan aja dan harus

saling mengerti, kalau saya mau

dia menolak, berarti dia dosa dan

sebaliknya jadi harus saling

memahamilah.

Menciptakan hubungan menjadi

lebih intim dengan pasangan