Program Pengembagan Karir Pekerja
-
Upload
royroberto -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Program Pengembagan Karir Pekerja
MATERI-7
PROGRAM PENGEMBAGAN KARIR PEKERJA
Sebelum saudara melanjutkan ke materi ke-7 yang merupakan materi lajutan dari
materi-6, terlebih dahulu PERHATIKAN MATERI INI, yang akan saudara kerjakan
pada pertemuan di kelas.
Saudara diminta untuk membuat rancangan soal yang diambil dari metri 1 s.d materi
6, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Soal yang dibuat dalam bentuk esai minimal sebanyak 15 soal, dari keseluruhan
materi.
2. Soal dalam bentuk betul salah, minimal 30 soal yang diambil dari keseluruhan
materi.
3. Soal dibuat dalam bentuk tulisan tangan dan dalam kertas lepas (tidak menyatu
dengan buku).
4. Soal dikumpulkan pada saat pertemuan dikelas sambil mengisi daftar hadir.
5. Waktu dan hari perkuliahan dikelas sesuai dengan jadual dari akademik tampa
ada perubahan.
6. Soal ini dianggap sebagai tugas tambahan dari tugas yang sudah diberikan dalam
kuliah virtual, yang dapat dikonversi terhadap kuis atau forum yang tidak diikuti.
7. Tidak ada tugas susulan atau pengganti dari kuliah dikelas atau non virtual.
3.2 Program Pengembangan Karir
Salah satu dorongan orang bekerja pada suatu organisasi termasuk perusahan adalah
karena adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar manusia pada umumnya
untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai saat ini. Kesempatan untuk
maju yang termasuk dalam program perlatihan dan pendidikan yang diikuti oleh karyawan
perlu direncanakan dengan baik agar pada gilirannya mereka mempunyai kesempatan untuk
dipromosikan dan dipindahkan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan
tanggung jawab yang lebih tinggi.
1
2.2.1 Pengertian Pengembangan Karir
Pengembangan karir merupakan pendekatan formal yang dilakukan perusahaan untuk
menjamin orang-orang dalam perusahaan yang mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta
pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan, oleh sebab itu perusahaan harus mengelola karir
dan melakukan pengembangan karir dengan baik supaya produktivitas karyawan tetap terjaga
dan mampu mendorong karyawan untuk selalu melakukan hal yang terbaik dan menghindari
penurunan prestasi kerja dan kinerja perusahaan.
Pengembangan karir sangat diharapkan oleh karyawan, karena dengan pengembangan
ini akan mendapatkan hak-hak yang lebih baik dari pada yang diperoleh sebelumnya baik
material maupun non material.
Pengembangan karir pada hakikatnya sangat diperlukan untuk mempertahankan
kualitas organisasi atau individu agar dapat bertahan dan berhasil baik dalam suatu
lingkungan yang berubah. Dengan adanya pengembangan karir sebagai kebijakan organisasi
mempunyai dampak motivasional yang sangat kuat. Artinya jika para karyawan melihat dan
menilai bahwa prospek karirnya dalam suatu perusahaan itu bagus, maka mereka akan
terdorong untuk menambah pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan menerima tugas
yang lebih berat dan tanggung jawab yang lebih besar.
Menurut Sadili Samsudin (2006:141) mendefinisikan bahwa:
“ Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya
peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi pada jalur karir yang telah
ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan”.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 69) mengemukakan bahwa :
“ Pengembangan karir adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan latihan ”
Sedangkan Andrew J Fubrin dalam Anwar P.Mangkunegara (2006 : 77) menjelaskan
bahwa:
“ Pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-
pegawai merencanakan karir masa depan mereka di perusahaan agar
perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan karir
secara maksimum”.
Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir
adalah suatu bentuk adanya peningkatan-peningkatan status seseorang pada organisasi dan
usaha yang dilakukan oleh karyawan untuk dapat mencapai karir yang diinginkan dan juga
2
merupakan usaha organisasi dalam mengembangkan dan menciptakan sumber daya yang
berkualitas dan kompetitif dmelalui pendidikan dan pelatihan, mutasi ataupun promosi agar
dapat meningkatkan produktifitas organisasi.
2.2.2 Proses Pengembangan Karir
Dalam merencanakan pengembangan karir perlu dilakukan secara terencana agar
pengembangan karir berjalan dengan baik untuk itu memerlukan suatu proses pengembangan
karir yang dilakukan terhadap karyawan perusahaan.
Menurut Sadili Samsudin (2006:153) proses pengembangan karir diedakan menjadi
tiga fase yaitu :
a. Fase Perencanaan
Fase ini dilakukan untuk menyelaraskan rencana karir pekerja dengan rencana karir
organisasi dan bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pekerjaan
dalam melaksanakan tugas
b. Fase Pengarahan
Fase pengarahan dimaksudkan untuk membantu para pekerja agar mampu
mewujudkan perencanaan karir menjadi kenyataan. Dalam hal ini ada dua
pendekatan, yaitu:
1 Pengarahan dengan menyelenggarakan konseling karir
2 Pendekatan dengan menggunakan pelayanan informasi
c. Fase Pengembangan
Pekerja harus berusaha mewujudkan kreativitas dan inisiatif yang dapat mendukung
untuk dapat menduduki posisi pada saat mendatang. Kegiatan yang dapat dilakukan
adalah:
1 Penyelenggaraan sistem mentor
2 Pendidikan dan perlatihan
3 Rotasi jabatan
4 Program bae siswa atau ikatan dinas
proses inilah yang nantinya dilakukan karyawan, dengan adanya fase tersebut di atas
memudahkan perusahaan untuk melihat perkembangan karyawannya dimana perusahaan
mencoba untuk memenuhi kebutuhan karir karyawannya dalam memenuhi jenjang karirnya
diperusahaan.
3
2.2.3 Bentuk- Bentuk Pengembangan karir
Pengembangan karir merupakan kegiatan dan kesempatan-kesempatan yang
diberikan atau yang diciptakan oleh perusahaan untuk membantu sumber daya manusia
mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan- persyaratan yang dibutuhkan
oleh sumber daya manusia tersebut dimasa yang akan datang.
Beberapa bentuk pengembangan karir tersebut antara lain :
1 Pendidikan dan Perlatihan
Pendidikan dan perlatihan yang dilakukan oleh perusahaan dijadikan sebagai program
untuk mengembangkan karyawan sebagai bentuk kesempatan bagi karyawan untuk
mengembangkan karirnya. Pendidikan dan perlatihan merupakan usaha meningkatkan
kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan
keterampilan.
Pendidikan menekankan pada penekanan keahlian teoritis, konseptual, dan moral
karyawan, sedangkan perlatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik
pelaksanaan pekerjaan karyawan. Pelatihan (Training) yang diberikan karyawan oparasional,
sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial.
2 Mutasi karyawan
Mutasi karyawan dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan uraian pekerjaan, sifat
pekerjaan, lingkungan pekerjaan, dan alat-alat kerja yang cocok bagi karyawan bersangkutan
sehingga dapat bekerja secara efeektif dan efesien pada jabatan itu.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:101) mendefinisikan bahwa :
“ Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang
dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal didalam suatu organisasi”.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:102) mutasi karyawan ini bertujuan
1. Untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan
2. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi
pekerjaan jabatan
3. Untuk memperluas atau pengetahuan karyawan
4. Untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh terhadap pekerjaan
5. Untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya
Mutasi ini dimaksudkan untuk menempatkan sesuatu pada tempat yang seharusnya.
Dengan maksud agar karyawan yang bersangkutan memperoleh suasana baru atau kepuasan
kerja setinggi mungkin dan dapat menunjukan prestasi yang lebih tinggi lagi.
4
3 Promosi
Promosi memberikan peranan penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman
yang selalu dinanti-natikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan
mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk menduduki suatu
jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, promosi akan memberikan status sosial,
wewenang, tanggung jawab, serta penghasilan yang semakin besar bagi karyawan.
Adanya kesempatan untuk dipromosikan juga akan mendorong penarikan pelamar
yang semakin banyak memasukan lamarannya sehingga pengadaan karyawan yang baik bagi
perusahaan akan lebih mudah. Sebaliknya, jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil
atau tidak ada maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja, dan prestasi kerja karyawan
akan menurun dan penarikan dan pengadaan karyawan akan semakin sulit bagi perusahaan.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:108) mendefinisikan bahwa :
“ Promosi adalah perpindahan yag memperbesar authority dan responsibility
karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga
kewajiban hak, status, dan penghasilannya semakin besar”.
Menurut Edwin B. Flipo dalam Malayu S.P. Hasibuan (2003:108) mengatakan
bahwa :
“ Promosi adalah perpindahan dari suatu jabatan kejabatan lain yang
mempunyai status yang tanggung jawab yang lebih tinggi disertai dengan
peningkatan gaji atau upah lainnya”.
Kesimpulan dari berbagai definisi di atas, promosi berarti perpindahan dari suatu
jabatan kejabatan yang lebih tinggi, wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar, status
serta pendapatan juga semakin tinggi. Suatu promosi seseorang akan dapat membawa suatu
dampak yang pasti bagi tumbuhnya motivasi ataupun semangat kerja bagi karyawan dalam
perusahaan.
2.2.4. Tujuan dan manfaat pengembangan karir
Para karyawan yang propesional biasanya mengembangkan berbagai rencana karir
dan kemudian berupaya untuk mencapi rencana- rencana mereka sehingga karir yang harus
dikelola melalui suatu perencanaan yang cermat. Jika tidak para karyawan akan sering tidak
siap memanfaatkan berbagai kesempatan karir dan perusahaan juga akan menghadapi
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan penyusunan staf internal. Lalu apa yang menjadi tujuan
5
pengembangn karir dimana karyawan melakukan perencanaan karir dan perusahaan
melakukan manajemen karir.
Tujuan pengembangan karir menurut Andrew J. Dubrin dalam Anwar P. Mangkunegara
(2006:77) bahwa tujuan pengembangan karir adalah :
1) Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan
2) Menunjukan hubungan kesejahteraan pegawai
3) Membantu pegawai menyadari kemamapuan potensi mereka
4) Memperkuat hubungan antara pegawai dan perusahaan
5) Membuktikan tanggung jawab sosial
6) Mengurangi turnover dan biaya kepegawaian
7) Mengurangi keusangan profesi dan manajerial
8) Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai
9) Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang panjang.
Sistem pengembangn karir merupakan integrasi dan perencanaan karir individu dan
aktifitas manajemen karir organisasi yang terdiri dari pekerjaan manajemen dan organisasi
Menurut Sadili Samsudin (2006:154) menyatakan pandangannya mengenai manfaat
pengembangan karir yaitu sebagi berikut:
a. Meningkatnya kemampuan karyawan
Dengan pengembangan karir melalui pendidikan dan pelatihan, akan lebih
meningkatkan kemampuan intelektual dan keterampilan karyawan yang dapat disumbangkan
pada organisasi.
b. Meningkatnya suplai karyawan yang berkemampuan
Jumlah karyawan yang lebih tinggi kemampuannya dari sebelumnya akan menjadi
bertambah sehingga memudahkan pihak pimpinan untuk menempatkan karyawan dalam
pekerjaan yang lebih tepat. Dengan demikian suplai karyawan yang berkemampuan
bertambah dan jelas akan menguntungkan organisasi.
Dengan adanya tujuan pengembangan karir pada sumber daya manusia maka bisa
meningkatkan efektifitas dan perbaikan dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
memberikan kontribusi yan lebih bagi perusahaan. Dan manfaat pengembangan karir dapat
dirasakan bukan hanya oleh karyawan yang memperoleh penghargaan dari keahliannya
melainkan juga bagi perusahaan yang memiliki karyawan yang berkualitas tinggi serta
memiliki loyalitas terhadap perusahaan
2.2.5 Tahapan-Tahapan Program Pengembangan Karir
6
Organisasi dapat membantu karyawan baru agar telibat dalam menyusun karir mereka
selama tahap awal sampai akhir karir. Dengan melakukan orientasi dan praktik mentoring
yang memberikan tantangan kerja dan tanggung jawab secara efektif dan menawarkan umpan
balik kinerja yang konstruktif. Selain itu, perusahaan sebaiknya mendorong para karyawan
membantu mereka dalam menentukan jalur karir yang realistik dan fleksibel serta
memformulasikan rencana karir. Agar efektif, program karir perlu disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan unik individu dalam berbagai tahap kehidupan karirnya.
a. Karir awal
Manajer sumber daya manusia dan juga karyawan harus dapat memastikan bahwa
orang-orang bergerak secara efektif di dalam organisasi. Kalangan karyawan harus dipicu
untuk mencapai sesuatu yang tinggi karena aspirasi yang lebih tinggi normalnya memacu
kinerja yang lebih tinggi pula.
Ada tiga tahap karyawan pada saat memasuki organisasi. Selama tahap masuk
karyawan diberi gambaran mengenai organisasi, mencari keahlian, pengalaman, preferensi,
dan minatnya. Selama tahap perlatihan karyawan menjadi partisipan yang dapat diterima di
sebuah kelompok kerja. Selama tahap penataan karyawan menyelesaikan konflik di luar
kehidupan kerja dan konflik tuntutan dalam pekerjaan.
b. Karir pertengahan
Tahapan ini menandai periode pembentukan seseorang sebagai pengembangna tingkat
keahlian yang dapat bernilai bagi organisasi serta memberikan kontribusi bagi nilai orang
yang bersangkutan. Melalui tahap ini banyak individu yang mengalami suatu transisi yang
akhirnya menjadi krisis pertengahan karir pada beberapa orang.
Salah satu strategi untuk menyikapi masalah di pertengahan karir adalah melatih
karyawan pada karir pertengahan untuk membina karyawan yang lebih yunior dan
menghadapi atau mencegah keusangan.
c. Karir akhir
Pada akhirnya, individu mulai melepaskan diri dari belitan tugasnya dan bersiap-siap
untuk pensiun. Untuk menyesuiakan diri dengan karir akhir yang berhasil individu sebaiknya
menjaga sikap positif, berfikir ke depan, dan menerima dukungan sosial.
Perencanaan karir harus mengingat individu dan tugas berbeda, yang dihadapi
individu pada setiap tahap. Karir dan model taraf hidup sangatlah berkaitan karena keduanya
7
berhubungan dengan usia dan norma kultural. Keduanya mengungkapkan pola pertumbuhan
yang berulang, atau mengasah kecakapan baru, menantang ketika seseorang memasuki
sebuah tahap stabilisasi selama satu tahap dan transisi atau membuat perubahann dari
tuntutan tahap sekarang pada tuntutan yang antisipasi pada tahap berikutnya.
8