Program KIA,kes ling,DBD,TB,UKS.ppt

35
Oleh : Adhitya Kusuma 0718011002 Anantyo Kusuma Yudha 0718011005 Jaka Zulferza 0718011018 Radinal YS. Prayitno 0718011030 Rinaldi Aditya Asrizal 0718011032 Shitrai Eunice 0718011085 ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Transcript of Program KIA,kes ling,DBD,TB,UKS.ppt

Oleh :Adhitya Kusuma

0718011002Anantyo Kusuma Yudha

0718011005Jaka Zulferza

0718011018Radinal YS. Prayitno

0718011030Rinaldi Aditya Asrizal

0718011032Shitrai Eunice

0718011085

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS LAMPUNG2013

Puskesmas : suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kes. masyarakat dan membina peran serta masyarakat

Memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok yang di wujudkan dalam berbagai program kesehatan Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. KIA2. Keluarga Berencana3. Usaha Peningkatan Gizi4. Kesehatan Lingkungan5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat8. Kesehatan Sekolah9. Kesehatan Olahraga10. Perawatan Kesehatan Masyarakat11. Kesehatan Kerja12. Kesehatan Gigi dan Mulut13. Kesehatan Jiwa14. Kesehatan Mata15. Laboratorium Sederhana16. Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi

Kesehatan17. Kesehatan Usia Lanjut

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Upaya kesehatan primer menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan Ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan perlindungan bayi, anak di bawah lima tahun (Balita) dan anak usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang.

SasaranIbu, bayi, balita, anak usia prasekolah dan

keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Pusksmas serta yang berkunjung ke Puskesmas.

Pelayanan KIA di puskesmas terdiri dari :Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di

wilayah PuskesmasPelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak

pra sekolah

Tujuan KIA Tercapainya kemampuan hidup sehat

melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Kelurga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Kegiatan yang dilakukan untuk program KIA di Puskesmas

Pembinaan dan pemantauan kegiatan KIA di wilayah kerja Puskesmas

Pelayanan Ante natalPersalinan/ pendampingan persalinanPelayanan masa nifas pasca persalinan dan bayi

baru lahirPelayanan ibu menyusuiPelayanan gawat darurat kebidanan dan

neonatalPelayanan kesehatan dan pemantauan tumbuh

kembang bayi

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Penyakit Menular dikelompokkan berdasarkan sifat penyebarannya :

1. Penyakit Menular yang secara endemik berada di dalam wilayah, yang pada waktu tertentu dapat menimbulkan wabah.

2. Penyakit menular yang berada di wilayah dengan endemisitas yang cukup tinggi.

3. Penyakit-penyakit menular lain.

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Tanda dan Gejala :Demam tinggi 2-7 hari secara mendadak disertai

facial flushing dan sakit kepala. Manifestasi perdarahan : Uji Tourniquet positif,

ptechie, echymosis, dan perdarahan konjungtiva, Epistaksis, perdarahan gusi, Hematemesis, melena, Hematuria

HepatomegaliDengan atau tanpa gejala syokTrombositopeniaHemokonsentrasi/ kadar hematokrit

Sumber PenularanSumber penularan penyakit DBD adalah

penderita DBD

Cara PenularanCara penularan umumnya melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti Nyamuk dewasa betina menghisap darah

dari pagi sampai petang dengan dua puncak waktu ialah 08.00-10.00 dan 15.00-17.00.

Tatalaksana Pencegahan Peristiwa DBD

Memutuskan rantai penularan antara host dengan vektor yang menularkan penyakit DBD

Cara pencegahan yang terbaik adalah dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melibatkan peran serta masyarakat. PSN yang dicanangkan dalam rangka pencegahan DBD adalah 3 M ( Menutup, Menguras dan Mengubur)

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk peran serta masyarakat:

Penyuluhan kesehatanMembersihkan tempat-tempat penampungan

air sedikitnya sekali/ mingguMengubur benda-benda yang dapat

menampung air hujan

Menutup tempat-tempat penyimpanan air Mengganti air pot bunga seminggu sekaliMelipat baju-baju yang tergantungMemelihara ikan pemakan jentik pada kolam

hias yang ada di rumah / di lingkungan rumah.Memasukkan larvasida (abate) pada tempat

penampungan air yang tidak dapat dikuras / di tutup rapat, 10 gram untuk 100 liter air

Untuk memberantas nyamuk dewasa dilakukan pengasapan (fogging) di dalam rumah penderita dan di dalam rumah-rumah sekitar rumah penderita dengan radius sejauh 100 meter, sebanyak 2 kali dengan interval waktu 10 hari.

Tatalaksana Pasien, Kontak, dan Lingkungan

Bila ada kasus DBD harus segera di laporkan ke Dinas Kesehatan Tingkat II dalam waktu 24 jam. Pasien harus di rawat untuk mencegah timbulnya syok. Berikan pengobatan simptomatis dan dipantau tekanan darahnya serta di monitor dan di pantau pula kadar trombosit darahnya.

Pada orang-orang yang berada di sekitar pasien perlu di amati sedikitnya selama 6 hari untuk memastikan apakah tetap sehat atau jatuh sakit.

Pada masyarakat di lingkungan pasien perlu di berikan penyuluhan tentang penyakit DBD, terutama yang menyangkut cara-cara penularan penyakit dan cara-cara pencegahannya.

Tatalaksana Waktu KLB

Harus segera di lakukan tindakan terhadap pasien dan masyarakat sekitar pasien.

Penyuluhan harus segera diberikan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar rumah pasien.

Segera dilakukan pengasapan ( fogging ) massal di desa atau kelurahan dengan prioritas yang insidens (attack rate) tinggi serta dengan memperhatikan wilayah kesatuan epidemiologis. Abatisasi massal, gerakan pemberantasan nyamuk melalui 3 ”M” di desa/ kelurahan, sekolah dan tempat-tempat umum, dan melaksanakan PSN dengan mengikut sertakan partisipasi masyarakat.

Alur Pelaporan Kasus DBD

Dinas Kesehatan

Desa Puskesmas dan puskesmas Perawatan

Penyelidikan Epidemiologi

Keluarga RS/ Unit Pelayanan Kesehatan

Tuberkulosis ParuGejala -gejala sebagai berikut :Batuk yang terus - menerus dan berdahak

selama 3 minggu atau lebihMengeluarkan dahak bercampur darah

(hemoptisis), sesak nafas dan nyeri pada dada.

Lemah badan, kehilangan nafsu makan, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam tanpa disertai kegiatan dan meriang lebih dari satu bulan.

Sumber PenularanSumber penularan adalah pasien TBC paru

yang BTA positif.

Cara Penularan Melalui udara pernapasan (aerogen) dengan

menghirup partikel kecil yang mengandung bakteri TBC

Tatalaksana Kasus TBCPencegahanTindakan pencegahan yang dapat

dilakukan adalah dengan memberikan imunisasi BCG pada bayi dan penyuluhan kesehatan.

LaboratoriumDilakukan pemeriksaan dahak tiga kali

(sewaktu, pagi, sewaktu)

Pengobatan

Kategori 1 (2RHZE/ 4H3R3), diberikan untuk

Penderita baru BTA positif Penderita baru BTA negatif/ Rontgen positif yang sakit

berat dan ekstra paru berat.Pada fase awal (intensif) diberikan setiap

hari selama 60 hari (2 bulan) Satu minggu sebelum fase awal/ intensif

selesai, dahak di periksa ulang, bila tetap positif diberikan obat sisipan selama 30 hari (satu bulan). Satu minggu sebelum selesai pemberian obat sisipan, dilakukan kembali pemeriksaan dahak.

Kategori 2 : (2 HRZES/ HRZE/ 5H3R3Z3)Obat ini diberikan untuk :Penderita kambuh (relaps) dengan BTA

positifGagal ( failure ) BTA positifLain-ain BTA positifPada fase awal (intensif) diberikan setiap

hari selama 3 bulan (90) kali kecuali streptomisin selama 60 hari setiap hari ( 2 bulan ) :

Satu minggu sebelum fase awal/ intensif selesai, dilakukan pemeriksaan ulang dahak, bila negatif lanjutkan pemberian obat fase lanjutan (intermiten )

Kategori 3 (2HRZ/ 4 H3R3)Penderita baru BTA negatif/ Roentgen

positifPenderita ekstra paru ringan, maka :Satu minggu sebelum fase awal intensif

selesai dilakukan, periksa ulang dahak. Bila hasil positif, pindah ke kategori -2. Bila hasil negatif, lanjutkan ke pengobatan fase lanjutan ( intermiten )

Pada fase awal di berikan setiap hari selama 60 kali (2 bulan)

Dan fase lanjutan (intermiten) diberikan selama 4 bulan 3 kali seminggu (54 kali)

Strategi Penemuan dan EvaluasiStrategi penemuan dan evaluasi pengobatan

penderita TBC dengan melaksanakan fungsi PRM dan PS (Puskesmas Rujukan mikroskopis dan Puskesmas Satelit), dimana Puskesmas Satelit membuat fiksasi sediaan untuk di warnai dan dibaca oleh Puskesmas Rujukan Mikroskopis.

Kunci utama strategi tersebut adalah :Diagnostik utama dan pemeriksaan sputum BTAKetersediaan obat bermutu dan kepastian jumlah

dan jaminan distribusiPengawasan keteraturan pengobatan dengan

pengobatan DOTS Keseragaman sistem pencatatan dan pelaporan.

KESEHATAN LINGKUNGAN

Tujuan Meningkatkan mutu lingkunganTerwujudnya pemberdayaan masyarakatTerlaksananya peraturan perundangan

penyehatan lingkungan dan pemukimanTerselenggaranya pendidikan kesehatanTerlaksananya pengawasan lingkungan scr

teratur

Untuk menilai keadaan lingkungan dan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu

persentase keluarga yang memiliki akses air bersih,

presentase rumah sehat,keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi

dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan

(TUPM) .

Kegiatan1. Penyehatan Air2. Penyehatan Makanan dan Minuman3. Pengawasan Pembuangan Kotoran Manusia 4. Pengawasan dan Pembuangan Sampah dan

Limbah5. Penyehatan Pemukiman

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) UKS adalah upaya terpadu lintas program

dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan perguruan agama.

Anak usia sekolah di bagi menjadi 3 sub kelompok, yakni :

a)Pra remaja ( 7-9 tahun)b)Remaja ( 10-19 tahun)c)Dewasa muda ( 20-21 tahun)

Pelaksanaan UKS bertitik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Dukungan upaya kuratif dan rehabilitatif tentu diberikan oleh tenaga kesehatan yang terlibat dalam UKS. UKS dapat didukung atau dibina oleh Puskesmas.

Tujuan Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik,

sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Sasaran Masyarakat sekolah dari sekolah dasar sampai

menengah, perguruan agama dan lingkungannya serta perguruan tinggi ( tingkat I dan II)

Ruang Lingkup Ruang Lingkup UKS tercermin dalam tri program

UKS (trias UKS) yang meliputi : Pendidikan Kesehatan Pelayanan kesehatan Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat

Pelayanan kesehatan dalam UKS, kegiatan pokok sebagai berikut :

Perbaikan gizi Kesehatan lingkungan Pencegahanan dan pemberantasan penyakit Penyuluhan kesehatan Pengobatan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Kesehatan jiwa Kesehatan reproduksi Laboratorium sederhana Pencatatan pelaporan

Pelayanan UKS oleh puskesmas untuk Sekolah Tingkat Dasar dan Perguruan Agama mengacu pada standar pelayanan sebagai berikut :

Standar minimal Pelayanan Standar Standar optimal Standar Paripurna

Bentuk Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan di sekolah tingkat dasar Pelayanan kesehatan di sekolah tingkat lanjutan Pelayanan kesehatan anak usia sekolah di Pondok

Pesantren Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)