Program Bermain C1L2

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak-anak adalah salah satu rentang yang menjadi area keperawatan. Anak yang karena hal tertentu harus menjalani perawatan di rumah sakit atau disebut dengan hospitalisasi mengalami suatu perubahan-perubahan dalam dirinya. Perubahan dalam diri anak bersifat fisik maupun psikis. Anak akan mengalami stres sebagai efek dari hospitalisasi karena lingkungan asing. Perasaan yang sering muncul pada anak adalah cemas, takut, marah dan merasa bersalah. Reaksi yang ditunjukkan setiap anak akan berbeda-beda sesuai dengan rentang tumbuh kembang anak. Gelisah dan cemas adalah salah satu manifestasi stres yang dapat dilihat dari reaksi seorang anak. Pada usia pra-remaja (11-14 tahun) anak akan lebih senang terlibat sosialisasi dengan teman sebaya dibandingkan orang tua (soetjiningsih,2007). Sosialisasi yang merupakan salah satu tugas perkembangan anak akan terganggu dengan hospitalisasi. Terpisah dari teman atau kelompok bermain misalnya grup sepakbola, game, dan sejenisnya adalah masalah yang timbul dari hospitalisasi. Sesuai dengan tahap perkembangannya anak identik dengan dunia bermain. Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak

Transcript of Program Bermain C1L2

Page 1: Program Bermain C1L2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak-anak adalah salah satu rentang yang menjadi area keperawatan. Anak yang

karena hal tertentu harus menjalani perawatan di rumah sakit atau disebut dengan

hospitalisasi mengalami suatu perubahan-perubahan dalam dirinya. Perubahan dalam

diri anak bersifat fisik maupun psikis. Anak akan mengalami stres sebagai efek dari

hospitalisasi karena lingkungan asing.

Perasaan yang sering muncul pada anak adalah cemas, takut, marah dan merasa

bersalah. Reaksi yang ditunjukkan setiap anak akan berbeda-beda sesuai dengan

rentang tumbuh kembang anak. Gelisah dan cemas adalah salah satu manifestasi stres

yang dapat dilihat dari reaksi seorang anak.

Pada usia pra-remaja (11-14 tahun) anak akan lebih senang terlibat sosialisasi dengan

teman sebaya dibandingkan orang tua (soetjiningsih,2007). Sosialisasi yang

merupakan salah satu tugas perkembangan anak akan terganggu dengan hospitalisasi.

Terpisah dari teman atau kelompok bermain misalnya grup sepakbola, game, dan

sejenisnya adalah masalah yang timbul dari hospitalisasi.

Sesuai dengan tahap perkembangannya anak identik dengan dunia bermain. Bermain

adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain

merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-

kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang dapat

dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).

Terapi bermain dapat menjadi cara menurunkan strres pada anak. Hubungan perawat

dan anak yang baik akan membuat suatu sistem kepercayaan anak terhadap perawat

yang berujung pada kelancaran dalam memberikan perawatan kepada anak.

Page 2: Program Bermain C1L2

B. Tujuan

Tujuan Umum :

Menekan kecemasan pada anak selama proses hospitalisasi

Tujuan Khusus :

1. Mendekatkan hubungan perawat dengan pasien

2. Membuat pasien kooperatif dalam pemeriksaan dan tindakan

3. Memberikan media rekreasi bagi anak

4. Melanjutkan tahap tumbuh kembang anak

C. Sasaran

Sasaran dari terapi bermain ini adalah seorang pasien anak laki-laki usia 14 tahun

dengan gagal ginjal kronis.

Page 3: Program Bermain C1L2

BAB II

DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran

Pra-remaja adalah masa dimana anak lebih tertarik pada hal-hal yang berhubungan

dengan sosialisasi, khususnya dengan sebaya. Pra-remaja lebih banyak melakukan

kegiatan di luar rumah dibanding pada masa kanak-kanak. Olahraga, musik, game

menjadi kegiatan yang lebih sering dilakukan pada masa ini.

Meninggalkan masa kanak-kanak tidak berarti membuat anak pra-remaja

meninggalkan masa bermain sama sekali. Permaianan yang disukai oleh anak pra-

remaja lebih kepada permaianan yang melibatkan interaksi dengan sebaya. Masa

transisi ini membuat remaja rawan terhadap stres, salah satunya proses hospitalisasi

yang membatasi sosialisasinya.

Kompetisi dan kerjasama adalah karakteristik permainan pada tahap pra-remaja ini.

Permainan yang mengandung unsur sosialisasi dengan sebaya memberikan suasana

kerjasama maupun kompetisi (Wong, 2000).

B. Analisa Kasus

An.B adalah seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang menderita gagal ginjal

kronis. An.B baru pertama kali dirawat di rumah sakit sehingga dirinya harus

menyesuaikan diri dengan ketidakhadiran teman sebaya untuk bersosialisasi. An.B

bersifat pemalu terhadap perawat dan petugas medis lainnya sehingga terkesan

menarik diri. Lama perawatan An.B yang cukup lama yaitu sekitar 1 bulan membuat

tugas perkembangan An.B terhenti. Sosialisasi sebagai salah satu tugas perkembangan

tahap pra-remaja harus tetap dilanjutkan selama proses perawatan di rumah sakit.

C. Prinsip Bermain Menurut Teori

1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan

pada anak.

2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.

3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak.

4. Permainan harus melibatkan rentang usia yang sama

Page 4: Program Bermain C1L2

5. Mendapatkan persetujuan anak dan orang tua

D. Karakteristik Permainan Menurut Teori (Wong, 2000)

` Karakteristik permainan anak usia praremaja adalah :

1. Social affective Play : dalam permainan ini, anak merasakan kesenangan dalam

berinteraksi dengan orang lain.

2. Game : permainan yang menggunakan alat tertentu dan membutuhkan perhitungan.

3. Skill Play : permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan halus.

Semakin sering berlatih, anak akan semakin terampil.

4. Competitif play : anak usia sekolah dan remaja menyukai permainan kompetitif

termasuk bermain kartu, ular tangga, dan sejenisnya.

Page 5: Program Bermain C1L2

BAB III

METODOLOGI BERMAIN

A. Judul Permainan

Ular tangga terapeutik

B. Deskripsi Permainan

Permaianan ini dilaksanakan dengan melibatkan pasien lain, saudara, atau teman

sebaya dalam pelaksanaannya. Setiap pemain akan mendapatkan satu item “jago”nya

yang digunakan untuk berjalan sesuai undian yang didapatkannya. Giliran melempar

dadu sama setiap anak dan menjalankan “jago”nya untuk mencapai finish paling dulu.

Ketentuan-ketentuan permainan atau aturan adalah mengikuti petunjuk yang ada

dalam papan ular tangga. Permainan ini dilaksanakan saat anak tidak sedang

mendapatkan program terapi lain.

C. Tujuan Permainan

1. Mengurangi dampak hospitalisasi

2. Membina hubungan saling percaya antara anak dan perawat

3. Melanjutkan tahap tumbuh kembang sosialisasi

4. Melanjutkan tahap tumbuh kembang intelektual

5. Meningkatkan kreatifitas anak

6. Manfaat terapeutik sebagai distraksi saat anak mengalami kecemasan

7. Menyalurkan kebutuhan rekreasi anak

8. Meningkatkan kemampuan motorik halus anak

D. Keterampilan yang Diperlukan

Keterampilan yang diperlukan oleh perawat adalah komunikasi terapeutik kepada

anak. Wujud dari komunikasi terhadap anak adalah dengan berkomunikasi layaknya

anak seumurannya, ekspresi wajah yang ceria, dan kemampuan bercerita. Selain itu

adalah kemampuan menguasai peraturan dan memberi petunjuk permainan ular

tangga.

Page 6: Program Bermain C1L2

Keterampilan yang dibutuhkan oleh anak adalah keterampilan intelektual berupa

perhitungan dalam melangkah dan pengaturan strategi mencapai finish. Keterampilan

bersosialisasi juga dibutuhkan anak dalam berinteraksi dengan lawan mainnya.

E. Jenis Permainan

Jenis permainan ini cenderung ke arah social affective play, yaitu mengutamakan

keterampilan sosialisasi anak kepada teman sebayanya. Berinteraksi dalam

pengaturan giliran main, aturan main, mengingatkan jika keliru adalah wujud

keterampilan sosialisasi yang muncul dari permainan ular tangga ini.

Selain itu, permaianan ini juga mengandung unsur competitive play yang merangsang

anak mengatur strategi dan kreatifitas untuk memenangkan permainan. Setiap anak

pasti ingin memenangkan pertandingan atau permainan yang diikutinya. Dorongan itu

merangsang kreatifitas dan intelegensi anak dalam mengatur strategi.

F. Alat yang Diperlukan

Alat yang dipelukan adalah

1. Set permainan ular tangga

2. Dadu

G. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan terapi bermain ini pada tanggal 12 September 2013 pukul 09.00

WIB.

H. Proses Bermain

1. Pembukaan (5 menit)

a. Memberikan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan maksud kedatangan dan tujuan kepada orang tua dan anak

2. Pelaksanaan (20 menit)

a. Menjelaskan aturan main kepada anak

b. Membagikan jagoan masing-masing anak

c. Mempersilahkan anak berundi siapa yang jalan terlebih dulu

d. Membimbing anak untuk menjalankan jagoannya

e. Membimbing anak jika melewati bagian-bagian yang terdapat aturan khusus

f. Menjadi wasit permainan

Page 7: Program Bermain C1L2

3. Evaluasi (5 menit)

a. Menanyakan perasaan anak setelah bermain

I. Hal-hal yang Perlu Diwaspadai

Hal-hal yang perlu diwaspadai dalam proses pelaksanaan terapi bermain ini adalah

program medikasi anak, kemampuan daya pikir anak, kondisi psikis anak dan kondisi

psikis orang tua yang jika tidak dipertimbangkan akan menjadi stressor tambahan bagi

anak.

Waktu pelaksanaan juga perlu diwaspadai agar tidak terlalu lama. Permainan yang

terlalu lama dikerjakan dapat menyebabkan anak menajdi bosan.

J. Antisipasi Meminimalkan Hambatan

Antisipasi yang dipersiapkan adalah bekerjasama dengan orang tua agar orang tua

kooperatif sehingga membantu anak dalam membina hubungan saling percaya dengan

perawat.

K. Pengorganisasian

2-4 Anak akan dikumpulkan pada satu tempat melingkari papan permainan.

Permainan dapat diletakkan di meja, kursi, atau lantai. Fasilitator (perawat)

membimbing anak-anak bermain dengan posisi dibelakang anak-anak. Fasilitator

dapat berpindah-pindah tempat atau tetap.

= peserta

= perawat

Page 8: Program Bermain C1L2

= papan ular tangga

L. Kriteria Evaluasi

1. Struktur

Evaluasi struktur program ini adalah preplaning yang telah disiapkan sebelumnya

dan alat-alat yang sudah tersedia dan siap pakai.

2. Proses

- Durasi program berjalan sesuai rencana awal yaitu 15-30 menit

- Anak tidak apatis

- Anak saling berinteraksi verbal dengan temannya

3. Hasil

Anak tidak cemas

Page 9: Program Bermain C1L2

BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM BERMAIN

A. Waktu dan Tempat

Program bermain ular tangga dilaksanakan pada tanggal 13 September 2013 pukul

10.30 WIB. Pealaksanaan bertempat di ruang bermain bangsal anak lantai 2,

RSUP.Dr.Kariadi Semarang.

B. Durasi

Pada saat memulai acara disampaikan kontrak waktu dengan durasi maksimal 30

menit. Pada menit ke 20 peserta sudah menyelesaikan permaianan dan dilanjutkan

dengan evaluasi.

C. Peserta

Peserta adalah pasien pra remaja dan usia sekolah yaitu An.B 14 tahun dan pasien lain

berusia 12 dan 13 tahun. Peserta berjumlah 4 orang dengan 4 fasilitator.

D. Antisipasi Hal yang Diwaspai

Antisipasi yang dilakukan adalah manajemen waktu yang tepat yaitu sekitar

jamkunjung karena pada jam-jam tersebut sudah tidak ada program bagi pasien

kecuali program situasional. Jenis permainan juga menjadi antisipasi yaitu dengan

memilih permainan yang baru namun tidak menjadikan kesulitan bagi peserta.

Sebagai contoh, peserta belum pernah memainkan monopoli dan tidak mengetahui

cara permainan sehingga dialihkan pada permainan yang sudah dipahami. Dipilih

permainan ular tangga dengan variasi baru yang belumpernah dimainkan oleh peserta

agar menarikperhatian.

Persetujuan orang tua telah didapatkan sebelum melakukan program bermain agar

tidak mengganggu proses program bermain. Semua orang tua merasa senang dan

mengijinkan anaknya diberikan terapi bermain.

E. Pengorganisasian

Page 10: Program Bermain C1L2

Peserta yang berjumlah 4 orang diposisikan duduk menghadap papan ular tangga pada

setiap sisinya. Fasilitator duduk dibelakang masing-masing anak. Fasilitator

membimbing anak-anak dalam proses permainan.

F. Proses Bermain

1. Program bermain dibuka dengan salam dan perkenalan oleh fasilitator serta

menyampaikan maksud dan tujuan bermain agar tercapai tujuan yang ingin

dicapai.

2. Penjelasan aturan main

3. Memberikan masing-masing anak jagoan/gacuk untuk bermain

4. Mempersilahkan anak-anak untuk hompimpah untuk menentukan urutan main

5. Mebimbing anak menjalankan permainan

6. Menjadi wasit permainan

7. Memberi reward kepada pemenang

8. Menanyakan perasaan anak

9. Mengucapkan terimakasih atas partisiasinya

10. Mengantarkan anak kembali ke ruangan

G. Evaluasi

1. Sruktur

Preplanning telah dibuat dan disetujui oleh clinical instructure dan mendapat ijin

dari kepala ruang pada tanggal 11 September 2013. Permainan telah dipersiapkan

1 hari sebelumnya dan siap dipakai pada saat pelaksanaan program bermain.

2. Proses

- Durasi permainan tidak lebih dari 30 menit sesuai rencana awal

- Semua peserta aktif

- Tidak semua anak saling berinteraksi satu sama lain. An.B sesekali

berinteraksi dengan pasien yang laki-laki.

- Tidak terjadi cedera

3. Hasil

An.B mengatakan senang dengan keikutsertaannya dalam kelompok. An.B

mengungkapkan perasaannya bahwa dia sudah tidak terlalu bosan, tidak cemas

dan lebih rileks.

Page 11: Program Bermain C1L2

PROGRAM TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA (SOCIAL AFFECTIVE PLAY)

PADA AN.B USIA PRAREMAJA

RUANG ANAK LANTAI 2 RSUP. DR. KARIADI

SEMARANG

Disusun oleh :

Firdaus Dwi Kuncara 22020113210020

Page 12: Program Bermain C1L2

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013