Profil Usahatani Manggis

download Profil Usahatani Manggis

of 18

Transcript of Profil Usahatani Manggis

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    1/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura86

    Profil Usahatani Manggis Pada Tiga Daerah Sentra ProduksiDi Sumatera Barat

    Zul IrfanBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

    Jl. Raya Padang-Solok, Km. 40, Sukarami

    ABSTRACT

    Mangosteen is one of the prominent fruit commodities in West Sumatra province, Indonesia. Notonly for local or in-country people, the mangosteen fruits from West Sumatra have been exportedto China, China Taipei, Malaysia, Singapore, and some Arabic countries. The regencies’ governments in West Sumatra have increased the mangosteen population in their area. On theother hand, the profile of mangosteen farmings in this province has not been recorded.

     A survey research with the objectives of recording the profile of mangosteen farmings has beenconducted in three main mangosteen production regencies (Padang Pariaman, Lumapuluh Kota, andSawahlunto/Sijunjung) in West Sumatra in 2005. The respondents of this research were theagricultural offices’ people, extension workers, and farmers. The respondetnts were selected using

    Key Informant Approach. Fourty two farmers have been interviewed (16 farmers in PadangPariaman regency, 10 farmers in Limapuluh Kota regency, and 16 farmers in Sawahlunto/Sijunjungregency).

    The results of this research showed that mangosteen was the prominent fruit commodity in thethree regencies surveyed as well as in West Sumatra province. Therefore, the local governmentshave increased the mangosteen population since 2002. The profile of mangosteen farmings could bedifferentiated into three groups, i.e. the old mangosteen farmings with the age of plants morethan 20 years, the midlle age mangosteen farmings with the age of plants 10 to 20 years, and theyoung mangosteen farmings with the age of plants less than 10 years. The intensity of cropsmanagement of these three mangosteen farmings was different. The young mangosteen farmingswere managed more intensive than the middle age and the middle age mangosteen farmings weremanaged more intensive than the old mangosteen farmings. In general, the mangosteen crops aswell as its farmings have not yet been managed intensively by the farmers. Therefore, themangosteen cultural practices, its harvesting methods, and its post harvest treatments at the farmers’ level in West Sumatra should be developed. It was recommended to create the specific

    location standard operational procedures of mangosteen farmings. The quantity and the quality ofmangosteen yields are influenced by its agroecosystems, intensity of crops management, harvestingmethods, and its post harvest treatments.

    Key words: Mangosteen, farm management, West Sumatra, Indonesia.

    PENDAHULUAN

    anggis (Garcinia mangostana  Linn)merupakan salah satu buah tropik

    yang cukup dikenal dan digemari oleh ma-syarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi

    juga oleh masyarakat internasional. Mengu-tip berbagai pustaka, Rais et al. (1996) danJawal et al. (2003) mengemukakan berba-gai julukan manggis di luar negeri, sepertiQueen of the Fruit, Nectar of Ambrosia,Golden Apples of Hesperides, dan FinestFruit in the World  atau Finest Fruit of theTropics  sebagaimana juga dikemukakan

    oleh Reza et al. (1994). Semua nama yangindah itu diberikan karena keindahan war-na dan kelezatan rasa buahnya.

    Buah manggis dikonsumsi dalam bentukbuah segar, makanan kaleng, untuk bahan

    farmasi, bahan kosmetik dan bahan industrilainnya, serta untuk keperluan acara ritualsesajian bagi pemeluk agama tertentu (Di-pertahorti Prov. Sumatera Barat, 2005). Ja-wal et al. (2003) menerangkan bahwa buahmanggis selain enak dimakan sebagai buahsegar dapat pula diolah menjadi jus, per-men, sari buah dan lain-lain. Selain daging

    M

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    2/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 87

    buahnya yang dimanfaatkan sebagai bahanmakanan, kulit buah manggis dapat pula di-gunakan untuk berbagai macam keperluanseperti penyamak kulit, pewarna dan peng-obatan. Kulit buah manggis banyak me-ngandung pectin, tannin, resin dan getahkuning. Ekstrak kulit buah manggis ini da-pat digunakan untuk menyamak dan me-warnai kulit. Kulit buah manggis mengan-dung senyawa kimia mangosteen 4, ß-mangosteen, nor-mangosteen dan gartanin.Derivat mangosteen ini dapat berfungsi se-bagai anti peradangan dan anti luka ber-nanah. Di India, kulit buah manggis digu-nakan untuk obat peradangan, diare dandisentri. Sari daun manggis banyak diguna-kan untuk penyembuhan luka.

    Manggis merupakan salah satu komodi-tas unggulan dan spesifik Propinsi SumateraBarat (Syam, 2003; Hosen, 2003). Sejak ta-hun 1999 sampai sekarang, usahatani danperdagangan manggis di daerah ini berkem-bang pesat. Hampir semua kabupaten dankota di Sumatera Barat membudidayakantanaman manggis. Menurut DipertahortiProv. Sumbar (2005), daerah sentra pro-duksi manggis di Sumatera Barat adalah Ka-bupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pa-dang Pariaman, dan Kabupaten Sawahlun-to/Sijunjung. Namun sebetulnya tanaman

    manggis juga banyak terdapat di KabupatenAgam, Kabupaten Solok, Kabupaten Pasa-man, dan Kabupaten Pesisir Selatan.

    Walaupun diakui sebagai salah satu ko-moditas pertanian unggulan dan sangatprospektif di Sumatera Barat, namun profilusahatani manggis di daerah ini belum di-ketahui. Belum banyak diungkap faktor-faktor apa yang dapat menjadi pendorongdan penghambat perkembangan usahatanimanggis di Sumatera Barat di masa datang.Oleh karena itulah penelitian mengenai hal

    tersebut diperlukan. Pada tahun 2005 telahdilakukan penelitian yang bertujuan untukmengumpulkan data dan informasi yang da-pat menggambarkan profil usahatani mang-gis di tingkat petani di Sumatera Barat. Pe-nelitian ini juga bertujuan untuk meng-ungkap permasalahan yang dihadapi oleh

    petani dalam berusahatani manggis di Su-matera Barat sehingga dapat dirumuskanlangkah-langkah penelitian dan pengkajianserta prioritas pengembangannya di masadatang.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian dilakukan pada tiga daerahsentra produksi manggis di Sumatera Barat,yaitu di Kabupaten Padang Pariaman, Kabu-paten Limapuluh Kota dan Kabupaten Sa-wahlunto/Sijunjung pada tahun 2005. Pe-nelitian dilakukan dengan metode survai.Pelaksanaan survai dimulai dengan survaipendahuluan dengan jalan melaksanakankoordinasi dan konsultasi dengan beberapainstansi terkait, seperti Dinas Pertanian Ta-naman Pangan dan Hortikultura PropinsiSumatera Barat, Dinas Pertanian dan DinasKoperindag kabupaten, Balai Penelitian Ta-naman Buah Solok, Camat, dan Kepala Ca-bang Dinas Pertanian. Koordinasi dan kon-sultasi ini ditujukan terutama untuk me-nentukan lokasi (kecamatan dan nagari)yang akan disurvai pada tahap survai uta-ma, dilanjutkan dengan meninjau daerahtersebut dan sekaligus menetapkan jadualsurvai utama.

    Survai utama dilakukan dengan jalanpengumpulan data primer dan data sekun-der pada tiga kabupaten daerah sentra pro-duksi manggis di Sumatera Barat. Respon-den penelitian terdiri dari pejabat dan stafDinas Pertanian kabupaten yang terkaitdengan program pengembangan manggis,para penyuluh pertanian terkait, dan peta-ni manggis. Penentuan responden dilakukandengan menggunakan key informantapproach. 

    Sebanyak 42 orang petani telah diwa-

    wancarai pada tahap pelaksanaan survaiutama (Tabel 1). Di Kabupaten Padang Pa-riaman, survai dilaksanakan di delapan ko-rong (nama lain dari jorong yang khususberlaku di kabupaten ini) dalam tujuh na-gari dan dalam empat kecamatan. Se-banyak 16 orang petani manggis telah di-wawancarai di kabupaten ini, masing-

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    3/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura88

    Tabel 1. Petani responden yang diwawancarai di Kabupaten Padang Pariaman, LimapuluhKota, dan Sawahlunto/Sijunjung.

    No. Kabupaten Kecamatan Nagari Jorong Jumlah Responden

    1. Padang Pariaman Lubuk Alung Lubuk Alung Koto Buruak 1Sikabu 1

    VII Koto Sei. Sariak Sei. Sariak Kampung Bendang 2Balah Air Kampung Paneh 2

    Patamuan Sungai Durian Sungai Durian 3Tandikat Pucung Anam 3

    Enam Lingkung Parit Malintang Pasa Limau 2Pakandangan Ringan-Ringan 2

    2. Limapuluh Kota Guguak Guguak 8 Koto Balai Talang 1Katinggian 1

    Bukik Barisan Koto Tangah Paninjauan 3Banja Loweh Jambak 2

    Gunuang Omeh Pandan Gadang Ikan Banyak 1Koto Marapak 2

    3. Sawahlunto/Sijunjung

    Lubuk Tarok Lubuk Tarok Jambu Lipo 2Palintangan 3Padang Bariang 1

    Koto VII Padang Laweh Sungai Gemuruh 3Limo Koto Batu Balang 2

    Tanjung Emas Kampung Juar 1Tanjung Gadang Taratak Baru Lubuak Cupak 2

    Ranah Palam 1Koto Ranah 1

    masing 2 orang di Kecamatan Lubuk Alung,4 orang di Kecamatan VII Koto Sei. Sarik, 6orang di Kecamatan Patamuan, dan 4 orangdi Kecamatan Enam Lingkung. Wawancaradilakukan secara perorangan dan dilanjut-kan dengan peninjauan ke areal pertanam-an manggis petani. Di Kabupaten Limapuluh

    Kota, survai dilaksanakan di enam jorongpada empat nagari dalam tiga kecamatan.Petani responden di kabupaten ini berjum-lah 10 orang petani manggis, masing-ma-sing 2 orang di Kecamatan Guguak, 5 orangdi Kecamatan Bukik Barisan, dan 3 orang diKecamatan Gunuang Omeh. Di KabupatenSawahlunto/Sijunjung, survai dilaksanakandi sembilan jorong pada lima nagari dalamtiga kecamatan. Dalam hal ini, jumlah pe-tani manggis yang telah diwawancarai se-banyak 16 orang, masing-masing 6 orang diKecamatan Lubuk Tarok, 6 orang di Keca-

    matan Koto VII, dan 4 orang di KecamatanTanjung Gadang.

    Wawancara  dengan petani dilakukandengan memakai kuesioner sebagai pe-doman wawancara. Wawancara dilakukanpada waktu dan tempat yang disetujui oleh

    responden, seperti di rumah, di kedai, dikantor jorong, di ruang pertemuan kelom-pok tani dan bahkan adakalanya di lokasiusahatani petani. Seringkali, selesai wa-wancara dilakukan peninjauan ke lapanganuntuk melihat secara dekat tanaman mang-gis yang dibudidayakan oleh petani.

    Data dan informasi yang diperoleh dariwawancara dengan responden ditabulasisebagaimana mestinya. Selanjutnya datayang diperoleh, baik data primer maupundata sekunder, dianalisis dan diinterpreta-sikan sesuai dengan tujuan kegiatan pene-litian.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Kabupaten Padang Pariaman. Kabupa-ten ini terletak pada posisi geografis antara0o11’–3o30’ Lintang Selatan (LS) dan 98o36’–100o40’ Bujur Timur (BT). Daerah ini ber-ada pada ketinggian 2–2500 m dari permu-kaan laut (Arbain et al., 2003a). Luas wila-

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    4/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 89

    yahnya 1.328,79 km persegi, 3,15% dariluas daratan wilayah Provinsi Sumatera Ba-rat (Dipertabun Kab. Padang Pariaman,2005). Arbain et al,.  (2003a) selanjutnyamenjelaskan bahwa fisiografi KabupatenPadang Pariaman termasuk grup Aluvial,Marine, Gambut, Volkan, perbukitan danpegunungan dengan bentuk wilayah datar,bergelombang, berbukit dan bergunung.

    Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pa-dang Pariaman 293,9 mm/bulan, hari hujan16,6, dan suhu rata-rata 24,9-25,2oC(Arbain et al., 2003a). Berdasarkan klasi-fikasi iklim Oldeman dan Las (1979) makaKabupaten Padang Pariaman termasuk tipeiklim A, artinya terdapat bulan basah (cu-rah hujan bulanan >200 mm) lebih dari

    sembilan bulan dan bulan kering (curah hu-jan bulanan

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    5/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura90

    kategori yang sesuai untuk pengembangantanaman manggis.

    Secara umum, order tanah di Kabupa-ten Sawahlunto/Sijunjung termasuk Incep-tisol, Ultisol dan Oksisol. Tingkat kesuburantanahnya termasuk rendah sampai sedang(Arbain et al., 2003c). Berdasarkan sifat fi-sik tanah sepert kondisi struktur, pori drai-nase, tekstur dan kedalaman efektif makadaerah-daerah sentra produksi manggis diKabupaten Sawahlunto/Sijunjung cukup se-suai untuk tanaman manggis, walaupun ter-dapat beberapa faktor pembatas seperti C-organik, kejenuhan basa dan KTK tanahyang agak rendah.

    Dari uraian di atas dapat dikatakan bah-

    wa ketiga daerah lokasi penelitian memilikiagroekosistem yang berbeda, khususnya bi-la dikaitkan dengan persyaratan tumbuh ta-naman manggis. Dari segi iklim, KabupatenPadang Pariaman sebetulnya kurang sesuaiuntuk usahatani manggis, karena curah hu-jan yang tinggi yakni lebih dari 3000 mm/tahun. Berbeda dengan Kabupaten Limapu-luh Kota dengan kisaran curah hujan 68-225mm per bulan dan Sawahlunto/Sijunjungyang curah hujannya berkisar 1964 – 2251mm per tahun. Menurut Arbain et al.(2003a, 2003b, 2003c), curah hujan yang

    diinginkan oleh tanaman manggis berkisar750-2500 mm per tahun untuk dapat ber-produksi secara optimal. Curah hujan yangtinggi secara terus menerus menyebabkanpembungaan dan buah berkurang.

    Kondisi tanah di Kabupaten Padang Pa-riaman, Limapuluh Kota dan Sawahlunto/Sijunjung cukup sesuai untuk pertumbuhantanaman manggis. Namun, di KabupatenPadang Pariaman perlu dilakukan pembe-rian bahan organik karena kejenuhan basa,KTK dan pH tanah yang rendah (Arbain et

    al., 2003a). Pemberian bahan organik danpemupukan yang tepat untuk tanamanmanggis juga diperlukan di Kabupaten Li-mapuluh Kota guna mengatasi kandungan

    C-organik, pH, KTK dan kejenuhan basa ta-nah yang tergolong rendah (Arbain et al.,2003b). Demikian pula halnya di KabupatenSawahlunto/Sijunjung (Arbain et al.,2003c). Menurut Reza et al. (1994), tanahyang disukai oleh tanaman manggis adalahjenis tanah yang gembur yang kaya kan-dungan bahan organik dengan drainaseyang baik. Jawal et al. (2003) selanjutnyamenyatakan bahwa manggis menyukai ta-nah bersolum dalam, pH berkisar 5,5–7,0dengan jeluk air tanah sekitar 2 meter dancukup permeabel dengan kelembaban dankandungan bahan organik yang tinggi.

    Perkembangan Pertanaman Manggis

    Manggis merupakan salah satu komodi-

    tas buah andalan Kabupaten Padang Paria-man. Berdasarkan jumlah tanamannya,manggis memang hanya menempati urutanke-6 dari 11 jenis tanaman buah-buahanyang terdapat di kabupaten ini setelah pi-sang, melinjo, rambutan, jeruk dan durian.Pada tahun 2004 jumlah tanaman manggisdi Kabupaten Padang Pariaman 59.184 ba-tang, sedangkan tanaman pisang 565.768batang, melinjo 129.079 batang, rambutan115.844 batang, jeruk 81.511 batang, dandurian 78.068 batang. Akan tetapi, jumlahtanaman manggis produktif lebih banyak

    dibanding rambutan dan durian serta nilaiperdagangan manggis melebihi kelima ko-moditas tersebut. Sejak tahun 2001, jum-lah tanaman manggis yang menghasilkan diKabupaten Padang Pariaman selalu mening-kat secara pasti, walaupun peningkatannyatidak nyata (Gambar 1).

    Tanaman manggis terdapat hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten PadangPariaman. Namun, daerah sentra produksimanggis adalah Kecamatan Lubuk Alung, VIIKoto Sei. Sarik, Patamuan, Sintuk Toboh

    Gadang, dan Kecamatan Enam Lingkung,masing-masing dengan jumlah tanamanmanggis sebanyak 13.844, 7.410, 7.145,7.060 dan 7.010 batang pada tahun 2004.

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    6/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 91

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    1 2 3 4 5

    Tahun

     

    Gambar 1. Perkembangan jumlah tanaman manggis produktif di Kabupaten Padang Pariamantahun 2000-2004.

    Menyadari prospek usahatani manggisyang cukup besar sebagai sumber penda-patan masyarakat petani dan sekaliguspeningkatan PDRB daerah, maka peme-rintah Kabupaten Padang Pariaman secarabertahap sejak tahun 2002 melakukan upa-ya pengembangan populasi tanaman mang-gis melalui Proyek Pengembangan Agribis-nis Manggis. Pada periode 2002-2004, se-banyak 44.000 batang bibit manggis telahditanam pada daerah-daerah kawasan sen-tra produksi melalui proyek tersebut, ma-sing-masing 16.000 batang pada tahun2002, 20.000 batang pada tahun 2003, dan8.000 batang pada tahun 2004. Di sampingitu telah dibentuk dan dibina pula Penang-kar Bibit manggis di Kecamatan BatangAnai pada tahun 2003 dengan kapasitasproduksi bibit 40.000 batang.

    Manggis juga merupakan salah satu ko-moditas buah andalan dan unggulan Ka-bupaten Limapuluh Kota. Berdasarkan jum-lah tanaman produktifnya, manggis me-

    nempati urutan ke-3 dari 21 jenis tanamanbuah-buahan yang terdapat di kabupatenini, setelah pisang dan rambutan. Pada bu-lan Desember 2005 jumlah tanaman mang-gis di Kabupaten Limapuluh Kota mencapai41.472 batang, sedangkan pisang 195.623batang dan rambutan 76.733 batang. Akantetapi, nilai ekonomi manggis melebihi ko-

    moditas buah-buahan lainnya, karenamanggis merupakan komoditas ekspor yangsangat laris di pasar internasional. Demi-kian pula halnya pemasaran manggis di da-lam negeri juga cukup lancar.

    Di Kabupaten Limapuluh Kota, setiaptahun terjadi penanaman baru tanamanmanggis, baik atas bantuan pemerintahmaupun inisiatif petani sendiri. Pada Gam-bar 2 terlihat bahwa luas panen manggis diKabupaten Limapuluh Kota meningkat se-tiap tahun dari tahun 2002 sampai 2004,namun nilainya lebih rendah dibanding ta-hun 2001. Penanaman terluas terjadi padatahun 2003 dan produksi tertinggi terdapatpada tahun 2004.

    Tanaman manggis produktif yang adasekarang di Kabupaten Limapuluh Kotaumumnya tumbuh liar di hutan-hutan dandi pekarangan. Umur tanaman tersebut su-dah tua (lebih 30 tahun), bahkan ada yangsudah berumur lebih 100 tahun. Kenyataan

    di lapangan menunjukkan bahwa semakintua umur tanaman manggis, semakin tinggiproduksinya. Tidak ditemukan satu pun dilapangan tanaman manggis besar yang ti-dak menghasilkan. Artinya, produksi ta-naman manggis selalu meningkat denganpertambahan umurnya, sekurang-kurangnyasampai saat ini.

    2000 2001 2002 2003 2004

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    7/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura92

    0

    200

    400

    600800

    1000

    1200

    1400

    1600

    1 2 3 4 5

    Tahun (2000-2004)

    Luas tanam (ha)

    Luas panen (ha)

    Produksi (ton)

     

    Gambar 2. Luas tanam, luas panen dan produksi manggis di Kabupaten Limapuluh Kota tahun2000-2004.

    Jumlah kepemilikan tanaman manggispetani bervariasi. Di luar manggis yang ba-ru ditanam melalui Proyek PengembanganAgribisnis Manggis beberapa tahun terakhir,jumlah kepemilikan manggis petani berki-sar 2–10 batang. Namun, ada juga beberapapetani yang memiliki tanaman manggis cu-kup banyak, seperti salah seorang petani(Damri) di Jorong Jambak, Nagari Banja Lo-weh, Kecamatan Bukik Barisan yang memi-liki tanaman manggis berumur 10-15 tahunsebanyak 60 batang. Tanaman manggis tua

    petani umumnya terpencar-pencar dantumbuh atau ditanam tidak beraturan.Hanya Damri yang sudah mengusahakan ta-naman manggis dalam bentuk hamparankebun campuran, integrasi tanaman mang-gis dengan tanaman coklat dan beberapajenis tanaman muda. Pertumbuhan tana-mannya cukup bagus dan sudah mulai ber-buah pada umur 7 tahun. Sekarang, dengansemakin meningkatnya nilai ekonomi mang-gis akhir-akhir ini, maka banyak petani diKabupaten Limapuluh Kota yang tertarik

    untuk menambah jumlah tanaman manggis-nya.

    Tanaman manggis terdapat di seluruhkecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota.Namun, berdasarkan data jumlah tanamanmanggis produktifnya pada bulan Desember2005, daerah sentra produksi manggis ada-

    lah Kecamatan Guguak (12.814 batang),Harau (6418 batang), Bukik Barisan (6315batang), Payakumbuh (4823 batang), LarehSago Halaban (4516 batang), Suliki (1425batang), dan Gunuang Omeh (1000 batang).

    Sama halnya dengan Kabupaten PadangPariaman, pemerintah Kabupaten Limapu-luh Kota juga giat memperluas areal perta-naman manggis sejak tahun 2002. Datayang diperoleh dari Dinas Pertanian Tanam-an Pangan kabupaten tersebut menunjuk-

    kan bahwa telah dan sedang dilakukanpengembangan areal pertanaman manggisseluas 500 hektar, masing-masing 300 hek-tar pada tahun 2003, 170 hektar pada ta-hun 2004, dan 30 hektar pada tahun 2005.Perluasan areal pertanaman yang dilakukandi tujuh kecamatan tersebut melibatkan1208 petani. Kegiatan pada tahun 2002 di-fokuskan pada pembentukan dan pembina-an Kelompok Penangkar Bibit Manggis. Halyang sama juga dilakukan pada tahun 2005.

    Di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung,menurut Kepala Bidang Produksi Hortikul-tura Dinas Pertanian kabupaten tersebut,Ir. Yusfi Afdal (komunikasi pribadi), usaha-tani tanaman buah-buahan bukan merupa-kan usaha pertanian unggulan daerah ini.Usaha pertanian yang diunggulkan adalahpadi dan jagung (tanaman pangan) serta

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    8/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 93

    karet dan kelapa sawit (tanaman perkebun-an). Karet dan kelapa sawit merupakanproduk pertanian utama daerah ini yangmampu memberikan pendapatan cukuptinggi bagi masyarakat petani.

    Manggis, berdasarkan jumlah populasitanaman produktifnya pada tahun 2004,menempati urutan keempat terbanyak diantara 17 jenis komoditas buah-buahanyang terdapat di Kabupaten Sawahlunto/Si-junjung. Namun, berdasarkan jumlah pro-duksinya, manggis berada pada urutan ke-dua setelah durian. Tanaman manggisproduktif di Kabupaten Sawahlunto/Sijun-jung pada bulan Juni 2005 berjumlah35.144 batang dengan produksi rata-rata5,025 ton per tahun. Komoditas buah-

    buahan yang terbanyak populasi tanamanproduktifnya adalah pisang (226.954 ba-tang), tetapi durian yang memiliki tingkatproduksi tertinggi (9.384,16 ton).

    Tanaman manggis terdapat di semuakecamatan di Kabupaten Sawahlunto/Sijun-jung, namun yang terbanyak adalah di Ke-camatan Koto VII. Berdasarkan jumlah po-pulasi tanaman pada bulan Juni 2005, adatiga kecamatan yang dapat dianggap se-bagai daerah sentra produksi manggis di ka-bupaten ini yaitu Kecamatan Koto VII, Lu-

    buk Tarok dan Tanjung Gadang dengan po-pulasi tanaman manggisnya masing-masing27.200, 15.742 dan 10.791 batang dan pro-duksi masing-masing sebesar 1.576, 1.087,5dan 1.334 ton per tahun. Jumlah populasitanaman dan produksi manggis terendahterdapat di Kecamatan Sumpur Kudus.

    Peningkatan populasi tanaman manggismelalui Proyek Pengembangan AgribisnisManggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijun-jung baru dimulai pada tahun 2003. Sampaitahun 2004 sebanyak 10.000 batang bibit

    manggis telah ditanam pada daerah-daerahkawasan sentra produksi melalui proyektersebut, masing-masing 9.000 batang diKecamatan Lubuk Tarok dan 1.000 batangdi Kecamatan Koto VII. Pada tahun 2005 di-lakukan pengembangan areal pertanamanmanggis seluas 30 hektar, masing-masing

    20 hektar di Kecamatan Lubuk Tarok dan10 hektar di Kecamatan Tanjung Gadang.Di samping itu juga dilaksanakan Demplotpertanaman manggis seluas 2 hektar diMuaro Sijunjung.

    Profil Usahatani Manggisdi Kabupaten Padang Pariaman

    Tanaman manggis dapat tumbuh liar dimana saja, termasuk di lahan pekarangan.Di Kabupaten Padang Pariaman, tanamanmanggis yang telah berproduksi pada saatpenelitian ini dilakukan sebagian besaradalah tanaman yang tumbuh sendiri atautelah lama ditanam dengan umur tanamansudah lebih 30 tahun. Namun demikian adajuga sebagian tanaman yang ditanam belas-

    an tahun yang lalu, walaupun pada waktuitu manggis belum dianggap sebagai komo-ditas yang bernilai ekonomis.

    Secara garis besar, profil usahatanimanggis di Kabupaten Padang Pariaman da-pat digolongkan atas dua golongan, yaitu:tanaman manggis yang sudah lama tumbuhatau ditanam dan tanaman manggis yangbaru ditanam. Pada daerah-daerah sentraproduksi, di lahan pekarangan pendudukrata-rata dijumpai tanaman manggis 2–3batang. Malahan ada yang tumbuh liar de-

    kat kebun petani dan di hutan, tidak ber-aturan. Satu keluarga petani bisa mem-punyai tanaman manggis tua mulai 1 sam-pai 20 batang. Tanaman manggis tua iniumumnya belum dipelihara dengan baik, ti-dak pernah dipupuk, dibersihkan apabilasudah mulai berbunga saja, dan tidak per-nah diperhatikan adanya hama atau penya-kit tertentu.

    Pertanaman manggis berumur belasantahun yang teratur hanya dijumpai di Su-rantiah, Korong Koto Buruak (Kecamatan

    Lubuk Alung) dan Ringan-Ringan (Keca-matan Enam Lingkung). Menurut informasipetani di Surantiah, pertanaman tersebutadalah salah satu hasil kreativitas orangtua mereka (almarhum). Akan tetapi,mungkin karena kurang terpelihara, bebe-rapa batang dari pertanaman manggis di

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    9/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura94

    Surantiah mengalami mati dahan. Belumjelas penyebab kematian tersebut. Infor-masi dari petani, beberapa ahli tanahmenyatakan bahwa kematian tersebut dise-babkan karena lahan pertanaman adalahbekas rawa yang di bawahnya terdapat airtanah yang tergenang.

    Penanaman manggis baru di KabupatenPadang Pariaman umumnya dilakukan sejaktahun 2002. Walaupun penanaman ini di-bantu dengan dana proyek dan dibimbingoleh petugas penyuluh pertanian, namunpelaksanaannya di lapangan masih berva-riasi. Tampaknya belum ada paket tekno-logi budidaya standar yang bisa dipedomanioleh petani, selain bibit yang peng-adaannya dibantu oleh pemerintah. Jarak

    tanam yang digunakan petani beragam, adayang 8 x 8 m, 9 x 9 m, 10 x 10 m danbahkan ada yang 15 x 15 m.

    Semua petani peserta proyek telah me-makai pupuk kandang untuk tanamanmanggisnya, walaupun takaran pemberian-nya beragam. Pemakaian pupuk buatan un-tuk tanaman manggis sangat bervariasi. Se-bagian petani memberikan pupuk NPK 200

    g/batang empat bulan setelah tanam, di-ulangi dengan takaran yang sama setelahtanaman berumur satu tahun. Petani lainmemberikan pupuk Urea 1 kg + SP36 ¼ kg +KCl ¼ kg per batang 4 bulan setelah tanam.Ada petani yang memberikan pupuk Urea +SP36 + KCl (1/4 kg/batang) setiap enambulan. Petani lain memberikan pupuk NPK¼ kg/batang 15 hari setelah tanam. Dijum-pai pula petani yang memberikan pupukNPK 2,5 ons/lubang sebelum tanam dan di-ulangi dua kali setahun. Cara lainnya, pu-puk Urea ½ kg + SP36 10 gram diberikanper lubang sebelum tanam. Petani yanglain memakai pupuk NPK + Urea + SP36 +pupuk kandang (160 g + 200 g + 200 g + 15kg) per batang diberikan enam bulan se-telah tanam dan setelah tanaman berumur

    satu tahun. Profil usahatani manggis di Ka-bupaten Padang Pariaman disajikan padaTabel 2.

    Penyiangan tanaman manggis yang baruditanam dilakukan seadanya. Akan tetapi,karena semua petani menanam manggis da-lam sistem pertanaman campuran makapenyiangan manggis tidak dilakukan secarakhusus tetapi sudah tersambilkan sewaktu

    Tabel 2. Profil usahatani manggis pada daerah sentra produksi di Kabupaten PadangPariaman tahun 2005.

    No. Kegiatan Uraian/keterangan1. Varietas Lokal (petani tidak tahu)2. Asal bibit Beragam (bantuan pemerintah/proyek, ditanam nenek moyang,

    tumbuh sendiri atau tidak tahu)3. Jarak tanam Bervariasi (8 x 8 m, 9 x 9 m, 10 x 10 m, 15 x 15 m, tidak beraturan)4. Penyiapan lahan •  Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 40 cm atau 50 x

    50 x 50 cm.

    •  Lubang diisi dengan tanah yang dicampur pupuk kandang. Jumlahpupuk kandang yang digunakan beragam (15 kg, 10 kg, semaunyasaja)

    •  Dibiarkan atau didinginkan selama 20 hari, 25 hari atau 30 hari5. Penanaman •  Bibit manggis ditanam sampai leher batang

    •  Diberi pelindung daun kelapa

    •  Sebagian petani menanam ubikayu di sekitar lubang tanam

    manggis untuk pelindung sementara6. Pemupukan Semua petani memberikan pupuk kandang (takaran bervariasi) dan

    pemberian pupuk buatan sangat bervariasi7. Penyiangan Secara sederhana dan umumnya sambil membersihkan tanaman

    campurannya8. Pemberantasan hama

    dan penyakitSebagian kecil petani membuang bagian tanaman yang mati dandibakar, lain tidak ada

    9. Pemangkasan Tidak pernah dilakukan

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    10/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 95

    mereka menyiang tanaman utamanya. Ha-ma yang menyerang tanaman manggis diKabupaten Padang Pariaman, antara lain:landak (sampai tanaman berumur satu ta-hun di lapangan), babi (juga sewaktu ta-naman masih kecil), ulat daun (sedikit pe-tani yang memperhatikan) dan tupai yangmemakan buah manggis sebelum dipanen.Sedangkan gejala penyakit yang ditemuiadalah daun kering seperti terbakar, ta-naman mati setengah batang, dan pertum-buhan kerdil. Secara umum belum ada pe-tani di Kabupaten Padang Pariaman yangmelakukan pengendalian hama dan penya-kit pada tanaman manggisnya.

    Semua petani peserta Proyek Pengem-bangan Agribisnis Manggis di Kabupaten Pa-

    dang Pariaman menanam manggis sebagaitanaman campuran di antara tanaman kela-pa. Inilah salah satu kekhasan pertanamanmanggis di Kabupaten Padang Pariaman,manggis ditanam dengan memanfaatkanareal pertanaman kelapa yang memang me-rupakan tanaman tahunan utama di daerahini. Sebagai tanaman pelindung untukmanggis dianjurkan menggunakan tanamanpisang, terutama jenis pisang Jantan yangtergolong agak tahan terhadap penyakit la-yu bakteri dan layu Fusarium yang banyakmenyerang tanaman pisang di Sumatera

    Barat sampai sekarang. Di samping kelapadan pisang, komoditas lain yang terdapatpada areal pertanaman manggis (dan ke-lapa) adalah coklat, jengkol, pinang, ceng-keh, durian atau pepaya.

    Dari informasi petani responden, umurtanaman manggis mulai berbuah di Kabu-

    paten Padang Pariaman sangat bervariasi,mulai dari 6 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 12tahun, 15 tahun dan bahkan ada yangmengatakan 20 tahun. Beberapa petanimengatakan tidak tahu pada umur berapatanaman manggisnya mulai berbuah, kare-na mereka mempunyai tanaman manggisyang sudah tua dan sudah berbuah sejak la-ma. Panen biasanya sudah bisa dilakukanlebih kurang enam bulan setelah manggismulai berbunga.

    Rata-rata hasil panen manggis petani diKabupaten Padang Pariaman berdasarkanumur tanaman juga sangat bervariasi. Tam-paknya, hasil panen sangat ditentukan olehkesuburan pertumbuhan tanaman manggisyang berkaitan erat dengan intensitas

    pengelolaannya serta umur tanaman. Ke-cenderungannya, semakin subur dan sema-kin tua umur manggis, semakin tinggi pro-duksinya (Tabel 3).

    Profil Usahatani Manggisdi Kabupaten Limapuluh Kota

    Sebagaimana  halnya di KabupatenPadang Pariaman, profil usahatani manggisdi Kabupaten Limapuluh Kota dapatdigolongkan atas dua golongan, yaitu:tanaman manggis yang sudah lama tumbuh

    atau ditanam dan tanaman manggis yangbaru ditanam. Akan tetapi, pada daerah-daerah sentra produksi ditemui pulatanaman manggis berumur sedang (10-15tahun), seperti di Kecamatan BukikBarisan. Di lahan-lahan pekarangan rata-rata dijumpai 2–6 batang tanaman manggis.Satu keluarga petani biasanya mempunyai

    Tabel 3. Kisaran produksi manggis dan nilainya berdasarkan umur tanaman di KabupatenPadang Pariaman, 2005.

    Umur tanaman(tahun)

    Kisaran hasil(kg/btg)

    Nilai produksi (Rp./btg)* Total nilai(Rp./btg)Super (60%) BS (40%)

    5 – 1010 – 1515 – 2020 – 2525 – 3030 – 35

    >35

    10 – 2010 – 5050 – 10075 – 100

    100 – 150150 – 300200 – 400

    47.70095.400

    238.500278.250397.500715.500954.000

    7.80015.60039.00045.50065.000

    117.000156.000

    55.500111.000277.500323.750462.500832.500

    1.110.000

    *Dihitung berdasarkan harga rata-rata buah Super Rp. 5.300 dan buah BS Rp. 1.300 per kg. 

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    11/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura96

    tanaman manggis tua mulai 1 sampai 12batang, kecuali Damri di Kecamatan BukikBarisan yang memiliki tanaman manggisberumur 10-15 tahun sebanyak 60 batang,ditanam secara teratur dan cukupterpelihara dengan baik. Sedangkantanaman manggis tua petani lainnyaumumnya ditanam atau tumbuh tidakberaturan, belum dipelihara secara baik,tidak pernah dipupuk, dibersihkan apabilasudah mulai berbunga saja, dan tidakpernah diperhatikan serangan hama ataupenyakitnya. Profil usahatani manggispetani di Kabupaten Limapuluh Kotadirangkum pada Tabel 4.

    Penanaman manggis baru umumnya di-lakukan sejak tahun 2002. Walaupun pe-

    nanaman ini dibantu dengan dana proyekdan dibimbing oleh petugas penyuluh per-tanian, namun pelaksanaannya di lapanganmasih bervariasi. Paket teknologi budidayayang bisa dipedomani oleh petani tampak-nya belum ada. Bagi petani yang ikut pro-yek, pengadaan bibit dibantu oleh peme-rintah, tetapi mereka tidak tahu asal bibittersebut. Beberapa petani lain melakukanpembibitan sendiri. Jarak tanam manggis

    yang dipakai petani beragam, seperti 6 x 6m, 8 x 8 m, 9 x 9 m, dan 10 x 10 m. Tanam-an manggis tua umumnya ditanam secaratidak beraturan.

    Hampir semua petani peserta proyektelah memberikan pupuk kandang untuk ta-naman manggisnya dengan takaran yangberagam, seperti 5, 7, 10, 20, dan 40 kg,bahkan ada juga yang pemberiannya dikira-kira saja. Lubang tanam yang tanahnya te-lah dicampur dengan pupuk kandang dibiar-kan selama beberapa hari (ada yang 7 hari,15 hari, 20 hari, dan 30 hari). Pemakaianpupuk buatan untuk tanaman manggissangat bervariasi. Sebagian petani membe-rikan pupuk NPK 0,5 ons/batang sekali se-tahun. Petani lain memberikan pupuk NPK

    3 ons/batang pada umur 3 bulan setelah bi-bit ditanam. Ada pula petani yang membe-rikan pupuk NPK + ZA + KCl sebanyak 1ons/batang pada umur tiga bulan setelahtanam. Akan tetapi, banyak pula petaniyang tidak memberikan pupuk buatan bagitanaman manggisnya secara khusus, pemu-pukan manggis hanya merupakan sambilandengan memupuk tanaman muda yang di-tumpangsarikan.

    Tabel 4. Profil usahatani manggis pada daerah sentra produksi di Kabupaten Limapuluh KotaTahun 2005.

    No. Kegiatan Uraian/keterangan1. Varietas Lokal (petani tidak tahu)2. Asal bibit Beragam (bantuan pemerintah, dihasilkan sendiri, ditanam nenek

    moyang, dan tumbuh sendiri atau tidak tahu3. Jarak tanam Bervariasi (6 x 6 m, 8 x 8 m, 9 x 9 m, 10 x 10 m, tidak beraturan)4. Penyiapan lahan •  Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm, 40 x

    40 x 40 cm, 50 x 50 x 50 cm (ada yang tanpa lubang tanamkhusus).

    •  Lubang diisi dengan tanah yang dicampur pupuk kandang.Jumlah pupuk kandang yang digunakan beragam (5, 7, 10, 20, 40kg, atau semaunya saja)

    •  Dibiarkan atau didinginkan selama 7 hari, 15 hari, 20 hari atau30 hari

    5. Penanaman •  Bibit manggis ditanam sampai leher batang

    •  Diberi pelindung paku resam atau daun kelapa6. Pemupukan Pemberian pupuk kandang dan pupuk buatan dengan takaran

    bervariasi, ada juga yang tidak memberi pupuk7. Penyiangan Seperlunya saja dan umumnya sambil membersihkan tanaman

    campurannya8. Pemberantasan hama

    dan penyakitTupai ditembak pakai senapan angin, ulat dibunuh secara manual,ranting dan dahan yang mati dibuang

    9. Pemangkasan Tidak pernah dilakukan

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    12/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 97

    Penyiangan tanaman manggis hanya di-lakukan seadanya. Akan tetapi, karena se-mua petani membudidayakan manggis da-lam sistem pertanaman campuran makapenyiangannya sudah sekaligus berlangsungsewaktu petani menyiang tanaman cam-puran tersebut. Berkaitan dengan hamadan penyakit, hama yang menyerang ta-naman manggis di Kabupaten LimapuluhKota antara lain tupai dan ulat daun, se-dangkan gejala serangan penyakit yang di-temui adalah mati dahan/ranting, layu pu-cuk, dan adanya jamur pada helaian daun.Hama tupai diberantas oleh petani denganjalan ditembak pakai senapan dan ulatdaun yang ditemui sewaktu tanaman masihkecil dibuang secara manual. Pengendalianpenyakit belum dilakukan.

    Di Kabupaten Limapuluh Kota, topografilahan pertanaman manggis bervariasi, mu-lai dari datar sampai berbukit. Namun yangterbanyak adalah berupa lahan miring yangbergelombang atau berbukit. Ketinggiantempat mulai 100 sampai 800 meter daripermukaan laut. Pertanaman manggis padaagroekologi tersebut ternyata menghasilkankualitas produksi manggis yang bagus. Me-nurut petani dan pedagang responden,manggis Payakumbuh, khususnya yang diha-silkan dari pertanaman di Suliki, adalah

    yang terbaik di Sumatera Barat, sama kua-litasnya dengan produksi manggis dari dae-rah Kamang, Kabupaten Agam. Menurut sa-lah seorang karyawan perusahaan ekspor diPayakumbuh, buah manggis dari Suliki danKamang telinganya tebal sehingga tahan la-ma, kulit tipis sehingga merahnya bagus,kulit buah mulus/cerah (karatannya sangatsedikit), dan rasanya manis.

    Seperti halnya di Kabupaten Padang Pa-riaman, pertanaman manggis di KabupatenLimapuluh Kota semuanya berbentuk perta-

    naman campuran. Perbedaannya adalah diKabupaten Limapuluh Kota jenis tanamancampurannya yang banyak adalah coklat, disamping itu ada pula tanaman tua lainnyaseperti pisang, kelapa, petai, rambutan,kayumanis, kopi, pinang, dan jeruk. Ke-khasan lainnya adalah di Kabupaten Lima-

    puluh Kota ini banyak petani yang melaku-kan pertanaman tumpangsari tanamanmanggis. Dalam hal ini, manggis ditanampada lahan yang selama ini sudah diman-faatkan untuk tanaman semusim seperti ja-gung, kacang tanah, cabe, dan lain-lain.Pada sistem pertanaman tumpangsari inipara petani tidak perlu lagi melakukan pe-meliharaan khusus tanaman manggis, teta-pi cukup hanya dengan memelihara tanam-an semusimnya saja.

    Budidaya manggis yang dilakukan olehDamri di Banja Loweh, Kecamatan BukikBarisan, mempunyai kekhasan tersendiri.Damri menanam manggis pada lahan yangselalu ditanami dengan tanaman semusim,karena itu dia tidak membuat lubang pena-

    naman khusus untuk tanaman manggisnya,bibit manggis ditanam hanya pada lubangkecil selebar mata cangkul yang langsungdibuat sewaktu menanam. Damri tidak per-nah memberikan pupuk kandang dan pupukbuatan khsusus bagi tanaman manggisnyadan hanya memupuk tanaman semusimnyasaja. Karena lahan tersebut selalu diman-faatkan untuk tanaman semusim, maka ta-naman manggisnya selalu terpelihara.Damri dianggap sebagai salah seorang pe-tani yang berhasil dalam berusahatanimanggis di Kabupaten Limapuluh Kota.

    Melalui wawancara dengan petani res-ponden terungkap bahwa umur tanamanmanggis mulai berbuah di Kabupaten Lima-puluh Kota juga bervariasi, mulai dari umur7 tahun, 8 tahun, 10 tahun, dan bahkanada yang mengatakan 20 tahun (tanamanmanggis yang tidak dipelihara). Akan teta-pi, mayoritas petani responden mengata-kan umur manggis mulai berbuah lebih ku-rang 10 tahun. Seperti halnya di KabupatenPadang Pariaman, panen manggis biasanyasudah bisa dilakukan lebih kurang enam bu-

    lan setelah tanaman manggis mulai ber-bunga.

    Rata-rata hasil panen manggis petani diKabupaten Limapuluh Kota berdasarkanumur tanaman juga sangat bervariasi. Tam-paknya, hasil panen sangat ditentukan oleh

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    13/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura98

    Tabel 5. Kisaran produksi manggis dan nilainya berdasarkan umur tanaman di KabupatenLimapuluh Kota, 2005.

    Umur tanaman(tahun)

    Kisaran hasil(kg/btg)

    Nilai produksi (Rp./btg)* Total nilai(Rp./btg)Super (75%) BS (25%)

    6 – 1011 – 15

    16 – 2021 – 2526 – 3031 – 35

    >35

    3 – 307 – 50

    10 – 6050 – 10070 – 150

    100 – 170100 – 250

    99.000171.000

    210.000450.000660.000810.000

    1.050.000

    5.7759.975

    12.25026.25038.50047.25061.250

    104.775180.975

    222.250476.250698.500857.250

    1.111.250*Dihitung berdasarkan harga rata-rata buah Super Rp. 8.000 dan buah BS Rp. 1.400 per kg.

    kesuburan pertumbuhan tanaman manggisyang berkaitan erat dengan intensitaspengelolaan serta umur tanaman. Kecende-rungannya, semakin subur dan semakin tuaumur manggis, semakin tinggi produksinya(Tabel 5). Di samping itu, kuantitas dan

    kualitas buah manggis juga sangat diten-tukan oleh curah hujan. Menurut petani,kualitas buah manggis lebih bagus apabilamusim berbuahnya jatuh pada musim peng-hujan. Kualitas buah manggis pada daerahdengan ketinggian sedang dan lahan berle-reng tampaknya lebih baik dibanding di da-taran rendah dengan topografi lahan datar.

    Profil Usahatani Manggis di KabupatenSawahlunto/Sijunjung

    Tanaman manggis yang telah mengha-silkan di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjungsebagian besar adalah tanaman yang tum-buh sendiri atau telah lama ditanam,dengan umur tanaman sudah lebih 20 ta-hun. Namun ada juga sebagian tanamanyang ditanam antara 5 sampai 15 tahunyang lalu. Manfaat atau nilai ekonomimanggis baru dirasakan oleh masyarakatsejak beberapa tahun terakhir saja, sebe-lumnya buah manggis tidak laku dijual se-hingga tanaman manggis tidak dipeliharadengan baik.

    Secara garis besar, profil usahatanimanggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijun-jung dapat digolongkan atas tiga golongan,yaitu: tanaman manggis yang sudah lamatumbuh atau ditanam, tanaman manggisyang ditanam sekitar 10-20 tahun yang lalu,

    dan tanaman manggis yang baru ditanam.Pada daerah-daerah sentra produksi, dilahan pekarangan rata-rata dijumpai 2–3batang tanaman manggis yang sudah meng-hasilkan. Malahan ada yang tumbuh liardekat kebun petani dan di hutan secara

    tidak beraturan. Satu keluarga petani didaerah sentra produksi bisa mempunyaitanaman manggis tua mulai 1 sampai 16batang. Tanaman manggis tua ini umumnyabelum dipelihara dengan baik, tidak pernahdipupuk, dibersihkan apabila sudah mulaiberbunga saja, dan tidak pernah diperha-tikan adanya hama atau penyakit tertentu.

    Pertanaman manggis tua yang cukup te-rawat dijumpai di Sungai Gemuruh, NagariPadang Laweh, Kecamatan Koto VII. HasanBasri, seorang petani yang juga pedagang

    pengumpul manggis, mempunyai tanamanmanggis yang sudah menghasilkan sebanyak200 batang. Menurutnya, sejak ikut sebagaipetani peserta Proyek Pengembangan Agri-bisnis Manggis tahun 2003, tanaman mang-gis tuanya (umur >15 tahun) dipeliharadengan intensif. Di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung ini cukup banyak petani yangmenghasilkan bibit tanaman manggis untukkeperluan sendiri.

    Penanaman manggis baru umumnya di-lakukan sejak tahun 2003. Walaupun pena-naman ini dibantu dengan dana proyek dandibimbing oleh petugas penyuluh perta-nian, namun pelaksanaannya di lapanganmasih bervariasi. Belum ada petunjuk tek-nis budidaya manggis yang bisa dipedomanioleh petani. Bibit manggis proyek pengada-annya dibantu oleh pemerintah. Jarak ta-

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    14/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 99

    nam yang digunakan petani sangat be-ragam, ada yang 4 x 4 m, 5 x 8 m, 7 x 7 m,8 x 10 m, dan 10 x 10 m. Bahkan ada petanipeserta proyek yang menanam manggis se-bagai tanaman pagar di sekeliling kebunnyadengan jarak antar tanaman 6 m.

    Semua petani peserta proyek telah me-makai pupuk kandang untuk tanamanmanggisnya, walaupun takaran pemberian-nya beragam, mulai 1 kg/lubang sampai 8kg/lubang. Pemakaian pupuk buatan untuktanaman manggis juga sangat bervariasi.Sebagian petani memberikan pupuk NPK 3ons/batang saat tanam dan ditingkatkanmenjadi 6 ons/batang enam bulan setelahtanam. Petani lain memberikan pupuk NPK1 ons/batang sekali dalam setahun. Ada pe-

    tani yang memberikan pupuk NPK 1 ons/batang umur 15 hari, dilanjutkan denganpemberian campuran Urea + SP36 + KCl 2ons/batang umur 6 bulan dan 3 ons/batangumur satu tahun. Ada pula petani yangsangat antusias memupuk tanaman mang-gisnya dengan memberikan pupuk NPK 3kali dalam sebulan dengan takaran 1, 2 dan

    3 genggam ditambah pemberian pupukUrea + SP36 + KCl satu kaleng susu/batangsetiap 3 bulan. Petani lain memberikan pu-puk NPK 30 gram/batang umur 1 bulan dan2 kg/batang satu kali 6 bulan. Dijumpai pu-la petani yang memberikan pupuk NPK 25gram/batang umur 1 bulan dan selanjutnya10 gram/batang satu kali 6 bulan. Caralainnya, pupuk SP36 diberikan sekali seta-hun dengan takaran yang tidak ditentukan.Profil usahatani manggis di Kabupaten Sa-wahlunto/Sijunjung disajikan pada Tabel 6.

    Penyiangan tanaman manggis yang dila-kukan petani juga beragam. Ada petaniyang secara rutin menyiang tanaman mang-gisnya satu kali 6 bulan, ada yang satu kalidalam setahun, ada pula yang tiga kali da-

    lam setahun, dan ada pula yang melakukanpenyiangan 3 kali dalam 2 tahun. Tidak ja-rang penyiangan tanaman manggis tidak di-lakukan secara khusus tetapi sudah tersam-bilkan sewaktu petani menyiang tanamanlain yang sama-sama ada di lahan yang sa-ma. Penyiangan dilakukan secara manual.

    Tabel 6. Profil usahatani manggis pada daerah sentra produksi di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2005.

    No. Kegiatan Uraian/keterangan

    1. Varietas Lokal (petani tidak tahu)2. Asal bibit Beragam (bantuan pemerintah/proyek, dihasilkan sendiri, ditanam nenek

    moyang, tumbuh sendiri atau tidak tahu)3. Jarak tanam Bervariasi (4 x 4 m, 5 x 8 m, 7 x 7 m, 8 x 10 m, 10 x 10 m, tidak beraturan)4. Penyiapan lahan •  Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 25 x 25 x 25 cm, 30 x 30 x 40

    cm, 40 x 40 x 40 cm, 50 x 50 x 40 cm, 50 x 50 x 50 cm, atau hanyaselebar mata cangkul.

    •  Lubang diisi dengan tanah yang dicampur pupuk kandang. Jumlah pupukkandang yang digunakan beragam (1 kg, 3 kg, 5 kg, 6-8 kg, semaunyasaja)

    •  Dibiarkan atau didinginkan selama 15 - 30 hari5. Penanaman •  Bibit manggis ditanam sampai leher batang

    •  Tinggikan tanah dekat batang bibit yang ditanam

    •  Diberi pelindung sementara (selama 6 bulan)

    •  Sebagian petani memagar bibit manggis yang baru ditanam denganbambu runcing untuh mencegah serangan babi dan ternak

    6. Pemupukan Sebagian besar petani memberikan pupuk kandang (takaran bervariasi)

    untuk manggis sebelum tanam dan pemberian pupuk buatan sangatbervariasi

    7. Penyiangan Sebagian petani melakukan penyiangan sekali 6 bulan, dan sebagian lagihanya menyiang seperlunya saja

    8. Pemberantasan hamadan penyakit

    Hampir semua petani tidak melakukan pengendalian hama dan penyakit

    9. Pemangkasan Tidak pernah dilakukan

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    15/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura100

    Cukup beragam hama yang menyerangtanaman manggis di Kabupaten Sawahlun-to/Sijunjung. Hama babi banyak menye-rang tanaman yang baru ditanam sampaiberumur dua tahun. Tanaman remaja daun-nya banyak dihinggapi oleh semut yang ka-dang-kadang meninggalkan jamur berwarnahitam atau putih. Ada pula tanaman mang-gis yang diserang penggerak batang. Musuhpetani dalam memanen buah manggis an-tara lain monyet, tupai dan kelelawar. Se-cara umum belum ada petani di KabupatenSawahlunto/Sijunjung yang melakukanpengendalian hama dan penyakit pada ta-naman manggisnya, kecuali memberi pagarbibit yang baru ditanam untuk mencegahgangguan hama babi.

    Hampir sama dengan di Kabupaten Li-mapuluh Kota, topografi lahan pertanamanmanggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijun-jung cukup bervariasi, mulai dari datarsampai miring bergelombang dan berbukit.Namun yang terbanyak adalah berupa lahanmiring yang bergelombang dengan tinggitempat 100-250 meter dari permukaanlaut. Seperti halnya di Kabupaten PadangPariaman dan Limapuluh Kota, semua peta-ni peserta Proyek Pengembangan AgribisnisManggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijun-jung menanam manggis dalam bentuk per-

    tanaman campuran dengan memanfaatkantanaman yang sudah lama ada atau dita-nam di lahan tersebut. Tanaman tersebutsekaligus dapat berfungsi sebagai pelindungtanaman manggis. Optimalisasi pemanfaat-an lahan adalah alasan utama petani ten-tang pertanaman campuran ini.

    Di tiga kecamatan daerah sentra pro-duksi manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung terdapat pola pertanaman cam-puran yang berbeda. Di Kecamatan LubukTarok dan Tanjung Gadang, tanaman mang-

    gis ditanam di antara tanaman coklat. Be-danya, di Tanjung Gadang umumnya terda-pat pula tanaman gardamunggu pada lahanyang sama, sedangkan di Lubuk Tarok ta-naman lainnya adalah durian, rambutandan pinang. Di Kecamatan Koto VII, jenistanaman campuran yang terdapat pada la-

    han pertanaman manggis lebih banyak, se-perti: durian, rambutan, mangga, jengkol,duku, petai, kelapa, karet dan kopi.

    Sama halnya dengan di Kabupaten Pa-dang Pariaman dan Kabupaten Limapuluh

    Kota, umur tanaman manggis mulai ber-buah di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjungjuga sangat bervariasi, mulai dari 6 tahun,7 tahun, 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, dan11 tahun dan bahkan ada yang 15 tahun.Akan tetapi, yang terbanyak umur tanamanmanggis mulai berbuah berkisar 7–10 ta-hun. Panen biasanya sudah bisa dilakukanlebih kurang enam bulan setelah tanamanmanggis mulai berbunga.

    Rata-rata hasil panen manggis petani diKabupaten Sawahlunto/Sijunjung berdasar-

    kan umur tanaman dan lokasi sangat ber-variasi. Tampaknya, hasil panen sangat di-tentukan oleh kesuburan pertumbuhan ta-naman manggis yang berkaitan erat denganintensitas pengelolaannya, lingkungan per-tumbuhan, dan umur tanaman. Kecende-rungannya, semakin subur dan semakin tuaumur tanaman manggis, semakin tinggi pro-duksinya (Tabel 7). Belum ditemukan di la-pangan tanaman manggis yang sudah me-nurun produksinya, walaupun umurnya su-dah puluhan tahun.

    Secara umum dapat dikatakan bahwatanaman manggis yang telah berproduksisekarang, baik di Kabupaten Padang Pa-riaman maupun di Kabupaten LimapuluhKota dan Sawahlunto/Sijunjung, sebagianbesar adalah tanaman yang tumbuh sendiriatau telah lama ditanam dengan umur ta-naman lebih 20 tahun. Namun perlu diakuibahwa manggis merupakan salah komoditasmasa depan. Menurut Balitbu Solok (2003),buah masa depan antara lain harus meme-nuhi persyaratan bahwa buah tersebut ha-

    rus meningkatkan citra konsumen, mem-punyai rupa yang menarik, mempunyai rasayang sesuai dengan selera, harganya ter-jangkau, harus tersedia sepanjang tahun,mudah mengkonsumsinya, serta dapat di-konsumsi kapan dan dalam nuansa apa sa-ja. Manggis memenuhi hampir semua per-

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    16/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 101

    Tabel 7. Kisaran produksi manggis dan nilainya berdasarkan umur tanaman di KabupatenSawahlunto/Sijunjung, 2005.

    Umur tanaman(tahun)

    Kisaran hasil(kg/btg)

    Nilai produksi (Rp./btg)* Total nilai(Rp./btg)Super (65%) BS (35%)

    5 – 1010 – 15

    15 – 2020 – 2525 – 3030 – 35

    >35

    6 – 2010 – 25

    30 – 8050 – 100100 – 200150 – 250200 – 400

    42.25056.875

    178.750243.750487.500650.000975.000

    5.91515.925

    25.02534.12568.25091.000

    136.500

    48.16572.800

    203.775277.875555.750741.000

    1.111.500

    *Dihitung berdasarkan harga rata-rata buah Super Rp. 5.000 dan buah BS Rp. 1.300 per kg.

    syaratan tersebut, kecuali ketersediaannyayang tidak sepanjang tahun. SelanjutnyaBalitbu Solok (2003) menjelaskan bahwamanggis dapat dikelompokkan dalam komo-ditas buah unggulan karena memiliki nilaiekonomi sangat tinggi (namun belum didu-kung oleh teknologi lengkap). Manggis juga

    disebut sebagai komoditas prioritas karenabuahnya memiliki prospek pasar cerah padamasa kini dan masa mendatang.

    Tanaman manggis terdapat hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten PadangPariaman, Limapuluh Kota, dan Sawahlun-to/Sijunjung, tetapi ada beberapa keca-matan yang menjadi daerah sentra pro-duksi. Pemerintah ketiga kabupaten cukupantusias melakukan upaya peningkatan po-pulasi atau perluasan areal pertanamanmanggis melalui Proyek Pengembangan

    Agribisnis Manggis sejak tahun 2002. Di Ka-bupaten Padang Pariaman, sebanyak44.000 batang bibit manggis telah ditanampada daerah-daerah kawasan sentra pro-duksi dalam periode 2002-2004. Pada pe-riode yang sama telah dilakukan pena-naman manggis sebanyak 50.000 batang(500 hektar) di Kabupaten Limapuluh Kotadan 10.000 batang (100 hektar) di Kabupa-ten Sawahlunto/Sijunjung.

    Upaya pemerintah melakukan pening-

    katan populasi tanaman manggis di dae-rahnya cukup baik dan berhasil. Akan teta-pi, keberlanjutannya masih perlu diperta-nyakan, karena program dari proyek inihanya sampai pada penanaman dan pemu-pukan awal, tidak terlihat bagaimana lang-kah-langkah pengelolaan tanaman danpembinaan petani selanjutnya. Tampaknya,

    pengembangan areal pertanaman manggisyang dilakukan petani atas inisiatif sendirilebih langgeng dan berhasil. Contohnyayang terdapat di Surantiah dan Ringan-Ringan (Kabupaten Padang Pariaman) sertayang dilakukan oleh Damri di Banja Loweh(Kabupaten Limapuluh Kota) dan Hasan

    Basri di Padang Laweh (Kabupaten Sawah-lunto/Sijunjung). Sistem proyek biasa-nyaakan membuat petani menjadi manja danselalu mengharapkan bantuan, sedangkanapabila dilakukan sendiri para petani akanmerasa lebih bertanggung jawab.

    Terdapat perbedaan agroekosistem lo-kasi pertanaman dan pengembangan ta-naman manggis di Kabupaten Padang Pa-riaman, Limapuluh Kota dan Sawahlunto/Sijunjung, khususnya topografi lahan, ke-tinggian tempat dan curah hujan. Di Kabu-

    paten Padang Pariaman lahan pertanamanmanggis pada umumnya dengan topografidatar dan sedikit miring, tinggi tempat 1-200 meter dari permukaan laut dan curahhujan lebih 3000 mm per tahun; di Ka-bupaten Limapuluh Kota pertanaman mang-gis dikembangkan pada lahan dengan topo-grafi datar sampai berbukit, tinggi tempat100-800 meter dari muka laut dan curahhujan kurang 3000 mm per tahun; sedang-kan di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjungdaerah pengembangan manggis bertopo-

    grafi datar sampai bergelombang, tinggitempat 100-250 meter dari muka laut dancurah hujan kurang 3000 mm per tahun.Kualitas buah manggis terbaik dihasilkandari Kabupaten Limapuluh Kota denganbuah Super sekitar 80% dan yang terendahdihasilkan dari Kabupaten Padang Pariamandengan buah Super sekitar 60%. Tampak-

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    17/18

    Prosiding Seminar Nasional Hortikultura102

    nya, agroekosistem pertanaman berpenga-ruh terhadap kualitas buah manggis.

    Kenyataan di lapangan menunjukkanbahwa hasil manggis selalu meningkatdengan bertambahnya umur tanaman. Se-tidaknya itulah yang terjadi sampai seka-rang, walaupun umur tanaman manggis su-dah lebih 35 tahun. Kenyataan ini tidak se-suai dengan perhitungan Arbain et al.(2003b) yang memperkirakan produksimanggis sudah menurun di atas 30 tahun.Di samping umur dan lahan pertanaman,produksi manggis juga ditentukan oleh per-tumbuhan tanaman yang berkaitan denganintensitas pemeliharaannya. Agroekosistempertanaman, intensitas pengelolaan, umurtanaman dan curah hujan pada musim ber-buah sangat menentukan kuantitas dan

    kualitas hasil manggis. Mungkin karenapengaruh iklim maka pada tahun 2005 tidakterdapat musim panen manggis di SumateraBarat.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Dari hasil survai yang dilakukan padatiga daerah sentra produksi manggis (Ka-bupaten Padang Pariaman, Limapuluh Kota

    dan Sawahlunto/Sijunjung) di Sumatera Ba-rat ini dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut:1.  Di antara ketiga kabupaten di atas,

    agroekosistem Kabupaten LimapuluhKota lebih sesuai dengan persyaratantumbuh tanaman manggis dibandingagroekosistem Kabupaten Padang Pa-riaman dan Sawahlunto/Sijunjung. Na-mun kondisi lahan pada ketiga kabu-paten tersebut perlu diperbaiki.

    2.  Manggis merupakan komoditas buah-buahan andalan Kabupaten Padang Pa-riaman, Limapuluh Kota dan Sawahlun-to/Sijunjung dan sekaligus salah satukomoditas buah-buahan andalan Pro-pinsi Sumatera Barat. Karena itu, sejaktahun 2002 pemerintah daerah mela-kukan perluasan areal pertanamannya.

    3.  Profil usahatani manggis di SumateraBarat dapat digolongkan atas tiga go-longan, yaitu: tanaman manggis tuayang sudah berumur lebih 20 tahun,tanaman manggis berumur sedang yangditanam sekitar 10-20 tahun yang lalu,dan tanaman manggis yang baru dita-nam. Intensitas pengelolaan ketiga go-longan pertanaman tersebut berbeda,namun secara umum di tingkat petanitanaman manggis belum dibudidayakansecara baik.

    4.  Kuantitas dan kualitas produksi mang-gis dipengaruhi oleh agroekosistempertanaman, intensitas pengelolaan ta-naman serta cara panen dan pasca-panennya. Secara umum waktu panenmanggis oleh petani dan pedagang

    pengumpul belum sepenuhnya tepatdan cara panennya perlu diperbaiki.

    Saran

    Berdasarkan temuan yang diperolehdari kajian ini dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:1.  Program pengembangan areal perta-

    naman manggis di Sumatera Barat se-baiknya mempertimbangkan keberlan-jutannya. Maksudnya, programnya per-lu dilakukan sampai berproduksi dan

    pemasaran hasilnya.2.  Teknologi budidaya, panen dan pasca-

    panen manggis di tingkat petani di Su-matera Barat perlu ditingkatkan. Bilaperlu dibuatkan standar operasionalprosedurnya yang bersifat spesifik lo-kasi. Sejalan dengan itu, penelitianmengenai budidaya serta panen danpascapanen manggis perlu diprogram-kan dan dilaksanakan guna meningkat-kan kuantitas dan kualitas produksinya.

    3.  Perlu penyempurnaan programpengembangan agribisnis manggis diSumatera Barat. Banyak faktor yangperlu diperhatikan, seperti: bibit ung-gul, teknologi budidaya optimal,teknologi panen dan pascapanen yangbaik, serta bimbingan dan pendam-pingan petani manggis secara intensif.

  • 8/15/2019 Profil Usahatani Manggis

    18/18

    Profil Usahatani Manggis di Sumatera Barat 103

    4.  Perbaikan arah dan sasaran penelitianmengenai manggis. Masih banyak per-soalan mengenai tanaman manggisyang belum terjawab dan hanya bisadidekati melalui penelitian dan peng-kajian yang terarah sesuai kebutuhanlapangan. Kerjasama antar berbagaiinstitusi penelitian dan pengkajianyang terkait dengan pengembangan ko-moditas manggis bisa dikembangkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arbain, D., H. Aprisal, A. Syarif, Refdinal,Afdhal, S. Nugroho, dan D. Sastra. 2003a.Laporan Akhir Penyusunan Program danDesign Kawasan Sentra Produksi Manggisdan Jeruk. Kerjasama Lembaga Penelitian

    Universitas Andalas dan Pemerintah Kabu-paten Padang Pariaman.

    Arbain, D., H. Aprisal, I. Dwipa, Refdinal,Afdhal, dan S. Nugroho. 2003b. LaporanAkhir Penyusunan Program dan Design Ka-wasan Sentra Produksi Manggis. KerjasamaLembaga Penelitian Universitas Andalas danPemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota.

    Arbain, D., H. Aprisal, I. Dwipa, Refdinal,Afdhal, dan S. Nugroho. 2003c. LaporanAkhir Penyusunan Program dan Design Ka-wasan Sentra Produksi Manggis dan Duku.

    Kerjasama Lembaga Penelitian UniversitasAndalas dan Pemerintah Kabupaten Sawah-lunto/Sijunjung.

    Balitbu Solok. 2003. Laporan Tahunan 2002.Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok.

    Dipertabun Kab. Padang Pariaman. 2003.Laporan Pengembangan Agribisnis Manggisdan Jeruk Kabupaten Padang Pariaman.

    Dinas Pertanian dan Perkebunan KabupatenPadang Pariaman, Pariaman.

    Dipertahorti Prov. Sumbar. 2005. Ekspor Sayurdan Manggis. Dinas Pertanian TanamanPangan dan Hortikultura Propinsi SumateraBarat, Padang.

    Hosen, N. 2003. Sintesis Komoditas Unggulandi Sumatera Barat. Makalah disampaikanpada Pertemuan dengan Komisi TeknologiPertanian Propinsi Sumatera Barat diPadang tanggal 21 Agustus 2003. 17 hlm.

    Jawal, M.A.S., Y. Meldia, I. Djatnika, F.Usman, dan Hendri. 2003. Teknologi Per-benihan Manggis. Balai Penelitian TanamanBuah, Solok.

    Rais, M., E. Mansyah, Lukitariati S., dan M.Jawal A.S. 1996. Peningkatan EfisiensiTeknologi Usahatani Manggis. MonografManggis. Balai Penelitian Tanaman Buah,Solok.

    Reza, M., Wijaya, dan E. Tuherkih. 1994.Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis.PT Penebar Swadaya, Jakarta.

    Syam, S. 2003. Kebijaksanaan PemasaranManggis.