Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

43
1. Pendahuluan Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungan kalsium dan magnesium kurang) banyak di impor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium serta garam industri. Kebutuhan garam nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri di Indonesia Menurut data nasional, pada tahun 2009 produksi garam secara nasional mencapai 1.265.600 ton, masih jauh lebih rendah dari kebutuhan garam nasional yang mencapai sebesar 2.865.600 ton per tahun. Rendahnya produktifitas garam nasional 1

description

Presentasi

Transcript of Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Page 1: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

1. Pendahuluan

Garam merupakan salah satu kebutuhan yang

merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan

merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia.

Walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun

usaha meningkatkan produksi garam belum diminati,

termasuk dalam usaha meningkatkan kualitasnya. Di lain

pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik

(kandungan kalsium dan magnesium kurang) banyak di

impor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam

beryodium serta garam industri.

Kebutuhan garam nasional dari tahun ke tahun

semakin meningkat seiring dengan pertambahan

penduduk dan perkembangan industri di Indonesia

Menurut data nasional, pada tahun 2009 produksi garam

secara nasional mencapai 1.265.600 ton, masih jauh lebih

rendah dari kebutuhan garam nasional yang mencapai

sebesar 2.865.600 ton per tahun. Rendahnya

produktifitas garam nasional yang tidak sebanding antara

tingkat kebutuhan dengan konsumsi garam

mengakibatkan Indonesia masih membuka impor garam

dari luar negeri yang jumlahnya mencapai 55% dari

1

Page 2: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

kebutuhan garam nasional. Untuk mengatasi hal

tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan

Perikanan telah mencanangkan program Swasembada

Garam Nasional pada 26 DesemberTahun 2009. Upaya-

upaya yang dilakukan untuk mencapai Swasembada

Garam Nasional adalah peningkatan produksi dan

kualitas garam rakyat salah satunya melalui program

pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) yang

rencananya berlangsung selama 4 tahun yakni tahun

2011 sampai 2014.

Program pemberdayaan usaha garam (PUGAR)

serentak dilakukan di 40 kabupaten/kota pada tahun 2011

yang salah satunya lokasinya adalah Kabupaten Takalar.

Kabupaten Takalar terpilih sebagai wilayah program

PUGAR bersama dua kabupaten lainya di Sulawesi

Selatan yakni Kabupaten Pangkep dan Jeneponto, yang

diharapkan nantinya dapat menjadi daerah penyangga

produksi garam nasional.

Pelaksanaan program PUGAR di Kabupaten Takalar

pada masa periode pertama Tahun 2011 dalam

pengelolaan programnya melibatkan 69 kelompok usaha

garam dengan jumlah anggota berkisar 607 orang

2

Page 3: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

petambak garam serta luas lahan produksi ± 120 Ha.

Pada masa tahun pertama pengelolaan PUGAR

dialokasikan untuk kepentingan perbaikan lahan produksi

dan peningkatan sarana produksi yang diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas usaha tambak garam serta

didukung oleh beberapa kegiatan yang menunjang proses

pengelolaan program agar dapat sesuai dengan capaian

dan sasaran yang diharapkan.

Salah satu kegiatan dari pengelolaan Program

Pemberdayaan Usaha Garam tahun 2011 di Kabupaten

Takalar adalah penyusunan data dan informasi awal

mengenai usaha tambak garam rakyat yang outputnya

tertuang dalam bentuk dokumen profil usaha tambak

garam rakyat. Penyusunan profil usaha tambak garam

rakyat bertujuan untuk memberikan data dan informasi

mengenai kondisi umum usaha tambak garam rakyat

yang meliputi beberapa aspek yakni, kondisi eksisting dan

potensi pengembangan, kondisi sosial ekonomi petambak

garam, aspek produksi dan pasca produksi usaha tambak

garam rakyat.

Keberadaan profil usaha tambak garam rakyat di

Kabupaten Takalar diharapkan dapat menjadi bahan

3

Page 4: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

representatif dalam upaya perencanaan dan pengelolaan

kegiatan program pemberdayaan usaha garam rakyat

kedepan. Selain itu, keberadaan dokumen profil ini dapat

memberikan data dan informasi bagi para pihak dalam

upaya memberikan konstribusi dalam meningkatkan

produktivitas usaha tambak garam rakyat di Kabupaten

Takalar serta lebih memberikan perhatian besar bagi

upaya mengangkat tingkat kesejahteraan petambak

garam dari kemiskinan dan marginalisasi pembangunan.

4

Page 5: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

2. Kondisi Umum Lokasi

Lokasi penggaraman di Kabupaten Takalar terletak

di dua kecamatan dari enam kecamatan yang berada di

wilayah pesisir, yakni Kecamatan Mangarabombang dan

Kecamatan Mappakasunggu yang masing-masing

tersebar di lima desa. Untuk Kecamatan

Mangarabombang lokasinya berada di desa Bontomanai,

desa Cikoang dan desa Pattopakang, sedang kecamatan

Mappakasunggu terletak di dua desa/kelurahan, yakni

desa Soreang dan kelurahan Takalar Lama.

Lokasi penggaraman di kecamatan

Mangarabombang berada di sebelah timur ibukota

Kabupaten Takalar dengan jarak sekitar ± 10 km yang

kondisi jalannya sebagian besar baik (aspal), dan dari

kecamatan Mappakasunggu arah selatan berjarak ± 6 km

yang kondisinya jalan relatif sangat baik.

Geografis

Secara geografis Kabupaten Takalar terletak antara

503o sampai 5038o Lintang Selatan dan antara 199o22o

5

Page 6: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

sampai 199o39o Bujur Timur., dengan panjang wilayah

pesisir pantai ± 74 km.

Topografi

Topologi wilayah di dua kecamatan tersebut terdiri

dari pantai, daratan dan sedikit perbukitan khususnya di

wilayah kecamatan Mangarabombang. Kondisi daerah

pantai dan dataran rendah dengan kemiringan 0-3

derajat sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-10

m, dengan batuan penyusun geomorfologi dataran

didominasi endapan alluvial, endapan rawa pantai, batu

gamping dan terumbu. Kecamatan Mangarabombang

dilewati oleh 1 buah sungai, yaitu Sungai Lengkese yang

statusnya termasuk sungai muara (periodik dan sangat

tergantung kondisi pasang surut), dan lokasi

penggaraman pada kecamatan Mappakasunggu dilewati

juga oleh sungai muara yakni Sungai Pattalassang.

Iklim

Kabupaten Takalar beriklim tropis dengan dua

musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Musim hujan

biasanya terjadi antara bulan Nopember hingga bulan

6

Page 7: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Mei, dan musim kemarau terjadi pada bulan Juni hingga

bulan Oktober. Berdasarkan pencatatan curah hujan oleh

Stasiun Klimatologi, rata-rata curah hujan terbanyak

tahun 2001-2010 terjadi pada bulan Januari hingga

Februari dengan rata-rata curah hujan berkisar 461-805

mm, dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli-

Agustus yang berkisar 23-36 mm.

Temperatur udara terendah rata-rata 22.2 hingga

20.4 derajat celcius pada bulan Februari-Agustus dan

tertinggi 30.5 hingga 33.9 derajat celcius pada bulan

September-Januari.

Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Petambak

Garam

Sebagian besar yang bekerja sebagai petambak

garam masuk dalam konteks tenaga usia produktif, yakni

berumur 25 – 55 tahun, dengan perkiraan serapan jumlah

tenaga kerja berkisar ± 1200 orang. Umumnya tingkat

pendidikan rata-rata petambak garam di dua kecamatan

hanya sebatas tamat Sekolah Dasar. Minimnya tingkat

pendidikan pertama dan atas mengindikasikan kondisi

penghidupan petambak garam cukup memprihatinkan.

7

Page 8: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Selain itu, hal ini juga sangat berpengaruh pada proses

transformasi pengetahuan khususnya pengetahuan

teknologi penggaraman modern.

Tingkat pendapatan petambak garam rata-rata

perbulannya berkisar Rp.400.000,- hingga Rp.700.000.

Tingkat pendapatan yang masih tergolong rendah sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti rendahnya hasil

produksi yang dikarenakan kecilnya luas lahan

penggaraman yang diusahakan, pola penggaraman yang

masih sederhana dan tradisional, sistem distribusi yang

masih didominasi oleh tengkulak, dan rendahnya nilai

jual hasil produksi utamanya pada masa panen raya.

Jika dilihat dari luas lahan produksi garam dari

masing-masing petambak garam di Kabupaten Takalar

tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan yang

dipersyaratkan pemerintah yakni sekitar 2-5 Ha. Dan,

rata-rata status kepemilikannya bukan milik (sewa/bagi

hasil). Kecilnya luas lahan ini berimplikasi pada

rendahnya hasil produksi per-petambak garam yang rata-

rata hanya 50-70 ton/ha/musim dengan nilai pendapatan

per-petambak garam berkisar Rp.

8.000.000/musim/tahun, yang mana nilai dari pendapatan

8

Page 9: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

tersebut masih terhitung kotor, sehingga petambak

garam yang statusnya penggarap atau tidak memiliki

lahan akan memperoleh pendapatan yang lebih rendah.

Sebagian besar masyarakat petambak garam di

Kab. Takalar berasal dari suku Makassar yang mana

memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup yang berpengaruh

pada fakta budaya dalam menjalankan aktivitas sosial

ekonomi. Salah satu prinsip hidup yang menjadi dasar

bagi pelaksanaan nilai-nilai budaya dalam suku Makassar

adalah siri’ na pacce. Prinsip hidup ini dipergunakan

untuk membela kehormatan terhadap orang-orang yang

mau memperkosa harga dirinya, dan dipakai untuk

membantu sesama anggota masyarakat yang berada

dalam penderitaan. Prinsip ini didalamnya terdapat

esensi yang betitik sentral pada konsepsi mengenai tau

(manusia). yang manusia dalam konteks ini, dalam

pergaulan sosial, amat dijunjung tinggi keberadaannya.

Konsep “tau” inilah sebagai esensi pokok yang mendasari

pandangan hidup orang Makassar, yang melahirkan

penghargaan atas sesama manusia. Bentuk penghargaan

itu dimanifestasikan melalui sikap budaya “sipakatau”.

Artinya, saling memahami dan menghargai secara

9

Page 10: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

manusiawi. Dengan pendekatan sipakatau,

implementasinya pada kegiatan ekonomi, dalam

masyrakat sangat mencela adanya kegiatan yang selalu

hendak “annunggalengi” (egois), atau memonopoli

lapangan hidup yang terbuka secara kodrati bagi setiap

manusia. Azas Sipakatau akan menciptakan iklim yang

terbuka untuk saling “sikatallassi” (saling menghidupi),

tolong-menolong, dan bekerjasama membangun

kehidupan ekonomi masyarakat secara adil dan merata.

10

Page 11: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

3. Lahan Produksi dan Potensi Pengembangan

Lahan produksi garam di Kabupaten Takalar

berada di dua kecamatan yakni Kecamatan

Mangarabombang dan Kecamatan Mappakasunggu

dengan total luas lahan produksi 156,4 Ha dan perkiraan

produksi pertahun sekitar 8.250 ton/musim/tahun.

Lokasi lahan dapat dilihat pada peta hasil

pemetaan seperti yang terlampir, sedangkan rincian luas

lahan produksi dan produksi garam permusimnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Lokasi lahan dan luas lahan produksi garam di

Kabupaten Takalar

No. Lokasi LahanLuas

Lahan (ha)

Produksi(Ton/

Musim)1. Kec. Mangarabombang

Desa Bontomanai 69.92 3700Desa Cikoang 38.65 2000Desa Pattopakang 6.5 350

Jumlah 115,07 60502. Kec. Mappakasunggu

Desa Soreang 24.47 1.300Keluarahan Takalar Lama 16.86 900

Jumlah 41,33 2200

11

Page 12: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Total Luas Lahan Produksi (ha)

156,4 8250

Dari luas lahan tambak produksi garam rakyat di

Kabupaten Takalar saat ini dalam kondisi menyusut

hampir seperempat dari lahan produksi yang ada,

utamanya di wilayah Kecamatan Mangarabombang.

Kondisi ini telah berjalan kurang lebih 2 tahun, yang

diakibatkan oleh faktor iklim dan cuaca yang sangat tidak

toleran dengan proses produksi penggaraman serta

faktor harga yang fluktuatif dan cenderung semakin

rendah.

Luas lahan produksi garam dari masing-masing

petambak garam di Kabupaten Takalar tergolong sangat

kecil yakni dibawah 0,2 Ha. Dan rata -rata status

kepemilikannya bukan milik (sewa/bagi hasil). Kecilnya

luas lahan ini berimplikasi pada rendahnya hasil produksi

per-petambak garam rata-rata hanya 15 ton/musim/tahun

dengan pendapatan berkisar Rp. 8.000.000

/musim/tahun, yang mana nilai dari pendapatan tersebut

masih terhitung kotor. Jika diasumsikan per-lahan

tambak garam (luas ± 0,2 Ha) dikerjakan oleh 2 orang

tenaga dan 1 pemilik, biasanya pendapatan sebesar Rp.

12

Page 13: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

8.000.000/tahun tersebut di bagi tiga secara merata,

sehingga masing-masing petambak garam memperoleh ±

Rp. 2.600.000, nilai ini belum termasuk jika lahan

tersebut menggunakan mesin pompa air statusnya sewa,

sehingga petambak garam yang statusnya penggarap

atau tidak memiliki lahan akan memperoleh pendapatan

yang lebih rendah.

Luas lahan potensi produksi garam tersebar di tiga

kecamatan, yakni Kec. Mangarabombang, Kec.

Mappakasunggu dan Kec. Sanrobone, dengan uraian kondisi

lokasi disajikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Luas Lahan Potensi Pengembangan Tambak Garam Rakyat di Kabupaten Takalar

No. Lokasi Luas Lahan

Potensi (Ha)

Potensi Produksi

(Ton/musim)

1. Kecamatan Mangarabombang

281,35 15.000

2. Kecamatan Mappakasunggu

79,51 4.200

3. Kecamatan Sanrobone 27,50 1.500

Total Potensi 388,36 20.700

13

Page 14: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Usaha produksi garam di Kab. Takalar hanya

bersentra di wilayah Kec. Mangarabombang dan Kec.

Mappakasunggu. Usaha tambak garam di dua lokasi

tersebut telah dilakukan oleh tiga generasi sehingga

kultur produksi masyarakatnya terbangun dan masih

terjaga. Namun dalam perkembangannya usaha garam

kurang meluas dan belum mampu menjadi komoditi

andalan yang diusahakan masyarakat pada umumnya di

wilayah pesisir Kabupaten Takalar. Hal ini dikarenakan

oleh beberapa faktor, yakni (1). faktor harga jual yang

masih rendah, (2) kondisi kelayakan lingkungan

khususnya tanah, dan (3) dukungan kebijakan dan

program pemerintah yang hingga saat ini belum

menyentuh usaha pengembangan tambak garam rakyat.

Lahan potensial untuk tambak garam rakyat selain

di dua kecamatan tersebut juga terdapat di Kecamatan

Sanrobone. Potensi pengembangan usaha garam di

kecamatan Sanrobone didasari oleh faktor kedekatan

kultur produksi dari masyarakat kecamatan

Mappakasunggu, karena sebagian besar tenaga kerja

usaha garam di Kecamatan Mappakasunggu berasal dari

Kecamatan Sanrobone. Usaha garam yang belum

14

Page 15: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

berkembang di kecamatan ini dikarenakan sebagian

besar tambak masih di dominasi oleh komoditi yang

memiliki nilai jual tinggi, yakni rumput laut (Glacillaria

sp), ikan bandeng dan udang.

15

Page 16: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

4. Pola Produksi Usaha Garam Rakyat

Umumnya tingkat teknologi yang digunakan

masyarakat penggaram di Kabupaten Takalar masih

tradisional dan sederhana. Pola unit penggaraman

dilakukan dengan sistem bertingkat di lahan yang

luasnya rata-rata 0,2 Ha. Skema pola penggaraman yang

umumnya di gunakan disajikan pada gambar berikut :

Skema Unit Penggaraman Masyarakat di Kab. Takalar

16

Page 17: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Adapun pola produksi garam yang dilakukan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Praproduksi

Tahapan pra produksi di awali dengan melakukan

pembenahan saluran air dan lokasi tambak dengan

membuat pematang (tingkasa) dan pembentukan

ulang dasar waduk, media peminihan (air dingin,

hangat dan panas) dan meja. Hal ini bertujuan untuk

mengembalikan bentuk profil dasar waduk,

peminihan dan meja-meja yang mengalami

perubahan pada musim hujan yang mengakibatkan

luapan lumpur/tanah yang dibawa masuk oleh air laut

sehingga dasar waduk lebih tinggi dari sebelumnya.

Adapun peralatan yang digunakan pada tahapan ini

adalah cangkul, skop, linggis dan lain-lain.

Umumnya, pada tahapan ini jumlah pengelola tambak

garam bertambah karena pembuatan pematang

(tingkasa) memerlukan tenaga yang lebih besar

sehingga terkadang melibatkan sanak keluarga

seperti anak/menantu dan tetangga.

b. Produksi,

17

Page 18: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Penampungan air pada waduk. Waduk yang telah

diperbaiki mulai diisi air yang dialirkan dari saluran

air yang dibuat langsung untuk membuat daerah

aliran dari laut ke waduk penampungan. Hal ini

dibuat agar dapat menjaga suplai air. Alat untuk

memindahkan air laut tersebut yang biasanya

digunakan para petambak garam umumnya adalah

timba’ (seperti yang terlihat pada gambar 1.), atau

dengan mesin pompa yang umumnya dipersewakan.

Gambar 1. Alat Timba’ Untuk Memindahkan Air Laut

Peminihan air muda (dingin). Setelah air laut di

tampung pada waduk, selanjutnya dilakukan 18

Page 19: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

pemindahan air ke tempat peminihan air muda (air

dingin) dengan menggunakan alat yang sederhana

(biasanya menggunakan timba’), ada juga sebagian

yang menggunakan pompa, dan atau langsung

dialirkan ke tempat peminihan air muda (hangat),

dan kemudian di diamkan selama 2 hari. Hal ini

bertujuan untuk memulai proses kristalisasi dengan

melakukan proses pemanasan awal .

Peminihan air muda (hangat). Air laut pada

tempat peminihan air muda (dingin) selanjutnya

ditampung di tempat peminihan air muda (hangat)

dan didiamkan selama 2 hari dengan tujuan yang

sama sebelumnya.

Peminihan air tua (Panas). Setelah di tempat

peminihan air tua (panas) barulah dialirkan ke meja-

meja pembuatan garam kemudian didiamkan selama

3-4 hari sambil melakukan aflak (perataan

permukaan dasar garam) dengan menggunakan alat

panratai’ (alat untuk meratakan endapan dan lantai

garam) seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut :

19

Page 20: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Gambar 2. Alat Untuk Meratakan Endapan dan

Lantai Garam

Pungutan. Setelah umur kristal garam sekitar 3-4

hari kemudian dilakukan pengaisan yang dilakukan

secara berhati-hati dengan ketebalan air meja cukup

3-5 cm. Angkutan garam dari meja ke timbunan

membentuk profil (ditiriskan) kemudian diangkut ke

gudang. Rata-rata produksi per-meja garam (luas 5 x

10m) berkisar 2-3 karung (1 krg = 50 kg) per

panennya. Dan masa panen dalam sebulan berkisar

8-10 kali panen, tergantung waktu pemungutan.

20

Page 21: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

c. Pengemasan dan Pemasaran

Setelah garam diangkut ke gudang penyimpanan

maka selanjutnya dilakukan pengemasan dengan

menggunakan karung putih. Biasanya, para

petambak garam memasarkan hasilnya ke pedagang-

pedagang pengumpul disekitar lokasi, terdapat juga

pedagang pengumpul yang berasal dari daerah lain

seperti pedagang dari Kab. Jeneponto dan Kota

Makassar. Setelah itu, produk garam kemudian di

distribusikan ke pabrik garam beryodium yang

berlokasi di Makassar atau yang berada di sekitar

wilayah penggaraman (lingkup usaha masih industri

kecil). Dari industri garam beryodium tersebut,

produk garam kemudian di pasarkan ke pasar-pasar

tradisional di wilayah Sulawesi Selatan.

Selain potensi pasar untuk konsumsi, juga terdapat

potensi pasar industri yang cukup besar seperti

industri penyemakan kulit, industri kecap, industri

pakan, dan pengolahan hasil laut. Namun serapannya

masih sangat terbatas dikarenakan kualitas produk

garam yang tersedia masih belum memenuhi standar

kualitas untuk kebutuhan industri.

21

Page 22: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

5. Kondisi sarana dan prasarana Tambak

Garam

Adapun kondisi sarana dan prasarana yang ada

dalam usaha tambak garam rakyat disajikan pada

tabel 3 berikut :

Tabel 3. Kondisi Sarana dan Prasarana Usaha Tambak Garam Rakyat di Kab. Takalar

No Sarana dan

Prasarana

KecamatanMangarabombang Mappakasunggu

Bontomanai

Cikoang

Pattopakang

Tak. Lama

Soreang

1.Jalan Tani Belum ada Jalan

TanahBelum

adaJalan Tanah

Jalan Tanah

2.Jalan Desa Ada Ada Ada Ada Ada

3.Saluran Standart Teknis

Belum ada Belum ada

Belum ada

Belum ada Ada, Sebagian

4.Saluran Tersier & Sekunder

Kurang Baik

Kurang Baik

Kurang Baik

Kurang Baik

Kurang Baik

5.Gudang Penyimpanan Utama

Belum ada Belum ada

Belum ada

Belum ada Belum ada

6.Gudang Penyimpanan Sementara

Belum ada Ada, sebagian

Belum ada

Ada, sebagian

Ada, sebagian

22

Page 23: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

7.Pompanisasi Belum ada Belum

adaBelum

adaBelum ada Belum

ada

8.Peralatan Produksi

Kurang, Tradisional

Kurang, Tradision

al

Kurang, Tradision

al

Kurang, Tradisional

Kurang, Tradision

al

9.Peralatan Pasca Produksi

Belum ada Belum ada

Belum ada

Belum ada Belum ada

Kondisi sarana dan prasarana tambak garam

rakyat di Kab. Takalar seperti yang tertuang pada

tabel tersebut terlihat relatif masih minim dan belum

memadai untuk pengembangan usaha ke arah yang

lebih baik. Kondisi ini dimungkinkan karena usaha

tambak garam belum sepenuhnya dapat menjadi

sektor andalan dalam memberikan konstribusi

penting seperti halnya pada sektor pertanian.

Kedepan, jika melihat potensi usaha garam

rakyat dan konstribusinya terhadap swasembada

garam nasional, kondisi sarana dan prasarana

penggaraman di Kabupaten Takalar perlu

mendapatkan perhatian serius dari semua pihak,

khususnya pemerintah daerah dalam bentuk bantuan

modal teknis untuk peningkatan produksi dan

perbaikan kualitas hasil produksi.

23

Page 24: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

24

Page 25: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

6. Kelembagaan Petambak Garam

Kelembagaan petambak garam yang berbasis

kelompok usaha kecil secara formal belum teroganisir

dengan baik, dan kapasitas kelembagaan masih perlu

penguatan.

Teridentifikasi hanya dua kelompok usaha garam

yang berjalan di Kabupaten Takalar. Dua kelompok

usaha tersebut berada di desa Bontomanai Kecamatan

Mangarabombang dan desa Soreang Kecamatan

Mappakasunggu, dengan masing-masing jumlah anggota

± 30 orang. Status kelompoknya masih aktif dan modal

awalnya melalui bantuan dan binaan dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi

Kabupaten Takalar. Penguatan di dua kelompok tersebut

lebih menguat pada sektor industri olahan garam

(pembuatan garam beryodium) dan permodalan usaha

(mikrofinance).

Program PUGAR yang telah dimulai sejak awal

tahun 2011 telah mengindentifikasi dan menfasilitasi

beberapa petambak garam dalam melakukan aktivitas

25

Page 26: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

usahanya, yang penguatannya ditekankan pada aspek

produksi dan mutu hasil.

Hasil proses fasilitas pembentukan kelompok

usaha garam rakyat dalam rangka pengelolaan PUGAR

2011 terbentuk kelompok usaha garam yang berjumlah

69 Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGR) dengan total

jumlah anggota yang terlibat 607 petambak. Jumlah

petambak garam yang terlibat ini telah mencover 70%

dari jumlah petambak garam yang ada di Kabupaten

Takalar. Untuk rincian jumlah KUGR dan jumlah masing-

masing anggota KUGR sesuai lokasinya dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4. Jumlah Kelompok Usaha Garam Rakyat yang Terbentuk Dalam Rangka PUGAR di Kabupaten Takalar

No. Lokasi Sasaran

Jumlah Kelompo

k

JumlahAnggota

1. Kecamatan Mangarabombang- Desa Bontomanai 26 237 orang- Desa Cikoang 15 130 orang- Desa Pattopakang 4 33 orang

Jumlah 45 400 orang2. Kecamatan

Mappakasunggu- Desa Soreang 20 168 orang- Keluarahan Takalar

Lama4 39 orang

26

Page 27: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Jumlah 24 207 orang

Total Jumlah 69 607 orang

Berdasarkan data pada tabel diatas jumlah

anggota kelompok usaha garam rakyat dapat

memberikan gambaran kebutuhan tenaga kerja dalam

aktivitas penggaraman. Jika diasumsikan anggota dalam

kelompok usaha garam adalah tenaga inti dalam

kegiatan penggaraman dan dipresentasikan berdasarkan

jumlah lahan produksi yakni tiap luasan sebesar 0,2 Ha

yang dapat dikerjakan maka kebutuhan tenaga kerja

untuk menunjang kegiatan penggaraman utamanya pada

masa awal produksi dan pasca produksi maksimal

sebanyak 2 orang tenaga kerja sehingga total

penyerapan tenaga kerja yang mampu disediakan pada

masa tersebut berkisar 1.200 orang. Jumlah tersebut

belum termasuk jika potensi lahan penggaraman yang

ada di optimalkan. Kondisi tersebut dapat di artikan

bahwa kegiatan penggaraman di Kab.Takalar mampu

memberikan konstribusi yang cukup besar dalam

penyerapan tenaga kerja dan proses peningkatan

kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat di

27

Page 28: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

wilayah pesisir yang tergolong masih sangat rentan

dengan kemiskinan.

28

Page 29: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

PENUTUP

Demikian profil usaha tambak garam rakyat di Kabupaten

Takalar ini disusun. Semoga dokumen profil ini dapat

menyajikan informasi mengenai kondisi usaha garam di

Kab. Takalar serta dapat menjadi bahan representatif

dalam upaya mengoptimalkan pengelolan Program

Pemberdayaan Usaha Garam (PUGAR), serta perumusan

kebijakan dan kegiatan pembangunan di wilayah pesisir

Kabupaten Takalar.

29

Page 30: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Takalar

30

Page 31: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Lampiran 2. Peta Lahan Produksi dan Potensi di Kecamatan Mangarabombang Kab. Takalar

31

Page 32: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

32

Lampiran 3. Peta Lahan Produksi dan Potensi di Kecamatan Mappakasunggu Kab. Takalar

Page 33: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

33

Lampiran 4. Peta Lahan Potensi di Kecamatan Sanrobone Kab. Takalar

Page 34: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Lampiran 5. Dokumentasi Visual Kondisi Sarana dan Prasarana Tambak Garam Rakyat di Kab. Takalar.

Kondisi Lahan Tambak Garam

34

Page 35: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Kondisi Lahan Tambak Garam

35

Page 36: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Kondisi Lahan Tambak Garam

36

Page 37: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

Gudang Penampungan Hasil di Desa Cikoang, Kec. Mangarabombang

37

Page 38: Profil Usaha Garam Rakyat Takalar

38