Profil Tikep

download Profil Tikep

of 27

description

Tidore

Transcript of Profil Tikep

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    1/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 1

    BAB II

    KONDISI UMUM WILAYAH

    2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

    Kepulauan Tidore sebelumnya merupakan Ibukota Halmahera

    Tengah, seiring dengan reformasi sistem pemerintahan di Indonesia maka,

    pada tahun 2003 Tidore Kepulauan dimekarkan sebagai daerah otonomberdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003, yang diresmikan pada

    tanggal 31 Mei 2003.dengan luas wilayah 13.862,86 km2,

    dengan luas laut

    4.746 dan luas daratan 9.116, 36 km2. Secara geografis, letak wilayah Kota

    Tidore Kepulauan berada pada batas astronomis 0-20 Lintang Utara dan

    pada posisi 127- 127,45 Bujur Timur. dan batas wilayah sebagai berikut :

    Sebelah utara : Berbatasan dengan Kecamatan Pulau Ternate,

    Kota Ternate dan Kecamatan Jailolo Selatan

    Kabupaten Halmahera barat.

    sebelah timur : Berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan,

    Kabupaten Halmahera Timur dan Kecamatan

    Weda Kabupaten Halmahera Tengah.

    Sebelah selatan : Berbatasan dengan Gane Barat Kabupaten

    Halmahera Selatan dan Kecamatan pulau Moti

    Kota ternate.

    Sebelah barat : Berbatasan dengan Laut Maluku.

    Iklim

    Iklim yang terdapat di wilayah Kota Tidore Kepulauan ini seperti umumnya

    daerah kepulauan beriklim tropis, dimana iklimnya sangat dipengaruhi oleh

    angin laut, curah hujan rata-rata kurang dari 2.000 mm. Musim kemarau

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    2/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 2

    terjadi pada bulan Desember sampai Maret, sedangkan musim hujan pada

    bulan Mei sampai dengan Oktober yang disebabkan oleh angin musim

    tenggara. Musim pancaroba terjadi pada bulan April dan Desember.

    Curah hujan

    Curah hujan tertinggi terjadi bulan Juni dengan hari hujan 20 disusul bulan

    September dan Februari pada tahun 2006 kemudian untuk curah hujan

    tertinggi pada tahun 2007 yaitu pada bulan November dengan jumlah hari

    hujan 12 disusul bulan Juni dan Januari.Suhu udara rata-rata bulanan

    berkisar antara 25oC sampai 26,6oC. Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi

    pada bulan Desember dan terendah pada bulan Maret dan Juni.

    Kelembaban relatif udara rata-rata bulanan berkisar antara 80% hingga

    90%. Kelembaban rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Juni dan terendah

    pada bulan Juli Lama penyinaran matahari rata-rata bulanan berkisar

    antara 20% sampai 79%, dengan lama penyinaran tertinggi terjadi pada

    bulan Agustus dan terendah pada bulan September. Kecepatan angin rata-

    rata berkisar antara 11 km/jam dan 25 km/jam. Kecapatan angin tertinggi

    terjadi pada bulan Februari, dan terendah terjadi pada bulan November.

    Rata-rata curah hujan dari stasiun yang ada di Kota Tidore Kepulauan

    adalah 24.55 mm/tahun. Bulan Basah terjadi rata-rata 6-7 bulan per-tahun

    dan Bulan Lembab terjadi hanya 3-4 bulan. Rata-rata jumlah hari hujan

    pada stasiun penakar curah hujan di Kota Tidore Kepulauan adalah 7 hari.

    Kondisi Topografi

    Daerah Kota Tidore Kepulauan secara fisiografi dapat dibagi menjadi 2

    bentukan utama yaitu pada daerah Pulau Tidore dan Pulau Halmahera.

    Pulau Tidore memiliki satuan bentukan asal gunungapi. Satuan ini memiliki

    kelerengan bervariasi mulai dari 2 % hingga lebih dari 40%, hal ini sesuai

    dengan jenis bentukan asal Satuan vulkanik. Sedangkan untuk Bagian ke

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    3/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 3

    dua wilayah Kota Tidore yang berada pada dartan Pulau Halmahera

    memiliki karakteristik yang berbeda dengan Pulau Tidore. Satuan

    geomorfologi ini antara lain adalah dataran alluvial, perbukitan

    denudasional, perbukitan denudasional ultramafik, Plato dan Monoklin.

    Dilihat dari topografi tiap pulau, maka hanya pulau Tidore yang memiliki

    topografi yang tajam dibandingkan dengan tiga gugusan pulau terdekatnya

    yaitu berkisar antara 15 40 % dan bahkan sebagian > 40 %. Daerah-

    daerah yang mempunyai topografi datar sampai landai di pulau Tidore

    dapat ditemui di Kelurahan Dowora, sebagian Kelurahan Indonesiana,Rum, Ome,dan beberapa kelurahan yang mempunyai topografi datar.

    Kondisi topografi yang demikian juga dapat ditemui di Pulau Maitara dan

    Pulau Mare, dimana seluruh kawasan yang mempunyai topografi datar

    sampai landai sudah dimanfaatkan untuk permukiman.Sementara

    kawasankawasan dengan kemiringan lereng antara 25-40% diperuntukkan

    untuk lahan perkebunan dan pertanian (kebun, tegalan, ladang).

    Topografi / kemiringan tanah di Kota Tidore bervariasi antara 0- 2%, 2-

    15%, 15 - 40%, banyak tersebar di pinggiran pantai pulau Kondisi tekstur

    tanah di Kota Tidore Kepulauan sebagian besar memiliki cirri Halus sampai

    Sedang sedikit berpasir memberikan kemampuan drainase yang cukup baik

    dilihat dari sifat porositas tanah yang menyerap air.

    Jenis Tanah

    Jenis Tanah Kota Tidore Kepulauan antara lain : Letosol, A Pedosol coklat

    kelabu, Pedosol merah Kuning penjelasan sebagai berikut :

    a. Tanah Letosol.

    Jenis tanah ini mempunyai bahan induk yang berasal dari tuff vulkanis

    dan mempunyai 2 jenis yakni letosol Vulkanis yang terdapat di

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    4/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 4

    Kecamatan Oba dan Oba Utara dengan luas masing 2.673 Ha dan 1.826

    Ha

    b. Tanah Aluvial

    Jenis tanah ini terdapat di tanah datar dan terbentuk dari endapan

    sungai, yang terdiri dari 2 jenis yaitu alluvial pantai yang pada umumnya

    terdapat di pesisir pantai Kecamatan Oba dan Oba Utara dengan luas

    4.730 Ha sedangkan Aluvial lembah 2.560 Ha.

    c. Tanah Regosol

    Jenis tanah ini adalah yang masih muda tanpa mengalami

    perkembangan.Struktur besar, drainasenya agak cepat dan jenis tanah

    tersebut terdapat di Pulau Tidore dengan luas 7.435 Ha.

    d. Tanah Pedosol

    Jenis tanah ini dikenal ada 2 macam yaitu pedosol merah kuning

    mempunyai bahan induk metamorphosis dan pedosol kelabu yang

    berasal dari batu metamorphosis. Daerah Kota Tidore Kepulauan

    memiliki jenis pedosol merah kuning yang terdapat di Kecamatan Oba

    dengan luas 567,8 Ha.

    e. Tanah Kompleks

    Tanah kompleks ini merupakan tanah yang terdiri dari beberapa jenis

    tanah yang tidak dapat dipisahkan sendiri-sendiri terdapat di

    Kecamatan Oba dan Oba Utara dengan luas + 786,85 Ha. Jenis tanah ini

    mempunyai vegetasi intan.

    Kondisi hidrologi

    Secara umum ketersediaan air bersih di Pulau Tidore mengalami kesulitan

    terutama pada musim kemarau. Pada daerah pesisir yang tidak terlayani

    PDAM, air bersih didapatkan dari sumur gali penduduk. Pada musim

    kemarau, sumur ini mengalami penurunan debit air dan kadang terasa

    agak payau. Sumur ini dapat melayani 30 Kepala keluarga. Masyarakat

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    5/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 5

    menimba dan menggunakan gerobak untuk mengangkut dari sumur ke

    rumah.

    Gambar : Sumur Penduduk Sebagai Salah Satu Sumber Air Bersih. Pada

    daerah yang agak tinggi baik di Pulau Tidore maupun di Halmahera, pada

    umumnya memanfaatkan mata air

    Gambar 2.10 (a)Mata Air di Desa Gurabunga Dengan Debit 0,3 l/dt. (b)Pada

    Musim Hujan Masyarakat Menampung Air Dalam Bak Penampungan

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    6/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 6

    Pada musim penghujan pada umumnya sebagian masyarakat kota tidore

    kepulauan memanfaatkan air dengan cara menampung air yang jatuh di

    genting dan mengalirkannya ke dalam bak penampung air. Sungai sungai

    yang besar di Halmahera diantaranya adalah S.Kayasa, S.Akelamo,

    S.Neweri, S.Sinofa, S.Tafaga, S.Lifofa.

    Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Kota Tidore Kepulauan

    Nama Desa DAS Luas (Ha) Debit

    Kecamatan Tidore

    Sungai Goto 38.23

    Sungai Togubu 29.23

    Kecamatan Tidore SelatanSungai Tingowai 8.99

    Sungai gurabati 12.59

    Sungai dokiri 22.74

    Sungai toloa 29.23

    Kecamatan Tidore Utara

    Sungai bobo 28.33

    Sungai mareku 12.59

    Sungai ome 31.93

    Sungai rum pasar 81.48

    Sungai depan SMP rum 36.19

    Sungai tahua 12.38

    Sungai balibunga 72.38

    Kecanatan Tidore TimurSungai Jati 25.49

    Sungai Dowora 42.48

    Sungai supera 6.74

    Sungai tosa 0.75

    Sungai mangga Gole 1.50

    Sungai majui 4.50

    Sungai mafututu 6.80

    Kecanatan Oba Utara

    Sungai Gurapin 48.00

    Sungai Kusu 6.75

    Sungai Oba 135.00

    Kecanatan Oba Tengah

    Sungai Tugwae 3.15Sungai pasigau 15.40

    Sungai noramaake 11.50

    Sungai Bula 16.10

    Sungai leleo 23.10

    Sungai akelamo 100.00

    Sungai siokona 29.40

    Sungai yehu 1.26

    Sungai tauno 0.96

    Sungai talasi 0.66

    Kecanatan Oba

    Sungai gita 0.96

    Sungai todapa 2.24

    Sungai Toseho 5.76

    Sungai Tului 6.56

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    7/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 7

    Sungai talagamora 7.36

    Sungai tayawai 378.00

    Sungai akelaka kosa 54.00

    Sungai Kosa 36.00

    Sungai Payahe 45.00Sungai Bastiong 38.50

    Sungai Sigala 28.00

    Sungai Kusunipa 32.00

    Sungai toe 44.00

    Kecanatan Oba Selatan

    Sungai Selamalofo 11.25

    Sungai Maidi 14.00

    Sungai akelaka 42.00

    Sungai Hitam 29.60

    Sungai hager 29.60

    Sungai Hategau 18.56

    Sungai Lifofa 40.50

    Sungai Tagalaya 42.00Sungai Nuku 70.00

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Tidore Kepulauan

    Dari tabel DAS diatas, kita bisa mengetahui bahwa untuk wilayah adminitrasi

    Kota Tidore Kepulauan yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan semuanya

    terdapat DAS. Namun dari semua sugai diatas sebagian besar tidak memiliki

    debit air yang banyak,namun pada umumnya untuk DAS yang berukuran

    besar semuanya berada di dataran pulau Halmahera seperti sugai Kayasa,sungai Akelamo yang berada di Kecamatan Oba Tengah, Sungai Payahe yang

    berada di Kecamatan Oba, Sungai Neweri, Sungai Sinofa, Sungai Tafaga dan

    Sungai Lifofa .

    Administratif

    Secara administrasi kota Tidore Kepulauan memiliki luas wilayah 13.862,86

    km2, dengan luas daratan 9.116, 36 km2 dan luas lautan 4.746 km2. Kota

    Tidore Kepulauan memiliki 8 kecamatan. Hal ini sesuai dengan Peraturan

    Daerah (PERDA) No.13, 14, 15 dan 16 Tahun 2007 serta Peraturan Daerah

    No..01 tahun 2008 tentang Pemekaran Kecamatan. Dengan luas masing-

    masing kecamatan adalah; Tidore dengan ibukota Gamtufkange 212,13 km2,

    Tidore Selatan dengan ibukota Gurabati 249,32 km2, Tidore Utara dengan

    ibukota Rum 221,33 km2, Tidore Timur dengan ibukota Tosa dan luas daerah

    199,92 Km2. Kecamatan Oba dengan ibukota Payahe dengan luas wilayah

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    8/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 8

    2.373,63 km2, Oba Selatan dengan ibukota Lifofa luas daerah 2.210,92 Km

    2,

    Oba Utara dengan ibukota Sofifi dengan luas wilayah 1.155,91 km2dan Oba

    Tengah dengan ibukota Akelamo 2.493,17 km2

    .Dan dari 8 kacamatan terdapat

    72 kelurahan dan desa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa

    Nama KecamatanJumlah

    Kelurahan/Desa

    Luas Wilayah

    Administrasi Terbangun

    (Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total

    Kecamatan Tidore 13 36,08 2,33 - -

    Kecamatan Tidore Selatan 8 42,40 2,73 - -Kecamatan Tidore Utara 14 37.64 2,43 - -

    Kecamatan Tidore Timur 7 34,00 2,19 - -

    Kecamata Oba Utara 13 376,00 2,43 - -

    Kecamata Oba Tengah 14 424,00 27,53 - -

    Kecamata Oba 13 403.67 26,04 - -

    Kecamata Oba Selatan 7 196,58 12,68 - -

    Total Kelurahan/Desa 89

    Sumber : BPS Tidore dalam angka

    Dari tabel diatas, kita bisa mengetahui bahwa jumlah wilayah admintrasi

    secara keseluruhan Kota Tidore Kepulauan yang terdiri dari jumlah dan

    status desa/ kelurahan, dari jumlah desa/ kelurahan yakni 89 Kel/Desa

    berada di 2 (dua) daratan yang berbeda, secara khusus untuk 4 (empat)

    kecamatan yang berada di Pulau Tidore memiliki 42 jumlah total

    kelurahan/desa. Sementara untuk untuk 4 (empat) kecamatan yang

    berada didataran pulau Halmahera jumlah Desa/Kel,sebanyak 47.

    2.2. Demografi

    Penduduk merupakan sumberdaya yang potensial dalam proses

    pembangunan suatu bangsa. Jumlah penduduk yang besar dapat

    dikembangkan sebagai tenaga kerja produktif sehingga berfungsi sebagai

    pengelola sumberdaya alam. Namun jumlah penduduk yang besar juga

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    9/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 9

    dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial dalam proses

    pembangunan suatu bangsa/daerah misalnya meningkatnya angka

    pengangguran dan kemiskinan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota

    Tidore Kepualauan sebesar 92.226 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki

    sebesar 46,537 dan jumlah perempuan 45.689 dan apabilah dibandingkan

    dengan jumlah luas wilayah Kota Tidore Kepulauan maka rata-rata jumlah

    perkm2atau kepadatan penduduk adalah 60 jiwa per km

    2.

    Kecamatan Tidore adalah yang paling banyak penduduknya dengan

    jumlah 18.923 jiwa dan kecamatan yang paling sedikit jumlah pendudukadalah Kecamatan Oba Selatan yakni 5.011 jiwa. Dan untuk kepadatan

    penduduk perkecamatan maka Kecamatan Tidore paling tinggi tingkat

    kepadatan dengan jumlah 525 jiwa tiap km2,kemudian Kecamatan Tidore

    Utara dengan jumlah 397 jiwa per km2 dan yang paling sedikit adalah

    kecamatan Oba Tengah dengan 16 jiwa per km2.

    Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 tahun terakhir

    Kecamatan

    Jumlah Penduduk Jumlah KKTingkat

    Pertumbuhan Kepadatan pddk

    Tahun Tahun Tahun Tahun

    2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012Tidore 18 475 18 923 19,687 5,150 5914 6,362 2,42 2,42 3,22 513 524,47 545,64

    Tidore Selatan 13 131 13 446 14,127 3291 3606 3,903 2,40 2,40 3,72 310 317,12 333,18

    Tidore Utara 14 573 14 924 15,680 3454 3805 4,313 2,41 2,41 3,73 387 396,49 416,57

    Tidore Timur 7657 7840 8,157 1823 2006 2,105 2,39 2,39 3,21 225 230,59 239,91

    Oba Utara 13 331 13653 14,205 2693 3015 3,746 2,42 2,42 3,22 35 36,31 37,77

    Oba Tengah 7659 7844 8,161 1596 1781 2,170 2,42 2,42 3,23 18 15,50 19,24

    Oba 10 337 10585 11,013 2327 2575 2,906 2,40 2,40 3,21 26 26,22 27,28

    Oba Selatan 4892 5011 5,213 1129 1248 1,459 2.43 2.43 3,22 25 25,49 26,51

    Sumber :BPS Kota Tidore dalam angka

    Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

    Kecamatan

    Jumlah Penduduk Jumlah KK

    Tahun Tahun

    2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

    Tidore 20,378 20,887 21,410 21,945 22,494 2,895.97 3,042.58 3,118.65 3,196.61 3,276.53

    Tidore Selatan 14,269 14,554 14,845 15,142 15,445 3,167.49 3,327.85 3,361.37 3,428.60 3,497.17

    Tidore Utara 15,837 16,154 16,477 16,807 17,143 4,016.25 4,178.50 4,262.07 4,347.32 4,434.26

    Tidore Timur 8,320 8,486 8,656 8,829 9,006 1,663.97 1,731.20 1,765.82 1,801.14 1,837.16

    Oba Utara 14,489 14,778 15,074 15,375 15,683 2,246.58 2,337.34 2,384.09 2,431.77 2,480.40

    Oba Tengah 8,324 8,491 8,660 8,834 9,010 1,063.54 1,106.51 1,128.64 1,151.21 1,174.24

    Oba 11,233 11,458 11,687 11,920 12,159 2,897.73 3,014.80 3,075.10 3,136.60 3,199.33

    Oba Selatan 5,318 5,424 5,533 5,643 5,756 1,664.82 1,732.08 1,766.72 1,802.06 1,838.10

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    10/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 10

    2.3. Keuangan dan Perkonomian Daerah

    Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak pada

    peningkatan pendapatan, pada akhirnya juga akan berpengaruh pada

    pendapatan daerah. Semakin mampu menggali potensi perekonomian

    daerah yang dimiliki akan semakin besar Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), korelasi PDRB dan PAD, dapat

    dicapai jika kebijakan ekonomi dapat memberikan efek bagi tumbuhnya

    investasi di Kota Tidore kepulauan, yang dapat memberikan efek berantai

    bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, pemulihan dan penguatan struktur

    ekonomi dan peningkatan pendapatan daerah, yang berimplikasi langsung

    pada kebutuhan dan peningkatan keuangan daerah dalam menunjang

    pelaksanaan otonomi daerah.

    Pertumbuhan ekonomi Kota Tidore Kepulauan rata-rata pertahun

    mengalami peningkatan sebesar 0,5%, pada akhir tahun 2010 mencapai

    5,13 %. Laju pertumbuhan yang positif dipengaruhi oleh konsumsi yang

    mendominasi laju pertumbuhan ekonomi, sehingga struktur perekonomian

    yang ditopang oleh sektor pertanian, cenderung mengalami penurunan,

    sehingga perekonomian Kota Tidore Kepulauan dengan laju pertumbuhan

    yang positif belum mampu menciptakan pemerataan pembangunan,

    kondisi ini belum menunjukan kualitas laju pertumbuhan yang mampu

    menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif yang

    menganggur, dan menurunkan angka kemiskinan di Kota Tidore

    Kecamatan

    Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk

    Tahun Tahun

    2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017Tidore 3,77 4,17 5.03 5,90 6,78 401,33 421,64 432,17 442,98 454.07

    Tidore Selatan 3,01 3,48 3,35 3,62 4,14 373,51 392,42 396,39 404,31 412,40Tidore Utara 2,81 3,49 4,17 3,62 4,14 533,50 555,07 566,15 577,89 589,02

    Tidore Timur 2,80 3,48 3,11 3,62 4,14 244,70 254,58 259,67 264,88 270,17

    Oba Utara 2,81 3,49 3,35 3,63 4,14 29,875 31,08 31,70 32,33 32,98

    Oba Tengah 2,81 3,49 3,35 3,63 4,14 12,54 13,04 13,30 13,57 13,84

    Oba 2,81 3,49 3,35 3,63 4,14 35,89 37,34 38,08 38,85 39,62

    Oba Selatan 2,81 3,49 3,35 3,63 4,14 42,34 44,05 44,93 45,83 46,74

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    11/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 11

    Kepulauan. Pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari perwujudan

    akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahaan, dituntut merumuskan

    model penganggaran yang menganut prinsi-prinsip value for money,

    dengan mempertimbangkan karakteristik daerah, sehingga membutuhkan

    kebijakan pengelolaan keuangan daerah yang transparan, partisipatif dan

    akuntabel.

    Dalam 5 tahun pelaksanaan pembangunan masih dirasakan

    terdapat ketimpangan alokasi anggaran, baik dari aspek aparatur dan

    masyarakat, maupun ketimpangan alokasi antar sektor, antar wilayah, danantar pelaku ekonomi, sehingga pengeluaran pemerintah yang diharapkan

    menjadi pengerak bagi peningkatan kualitas pembangunan ekonomi belum

    menunjukan kemajuan yang signifikan, walaupun disaat yang sama data

    menunjukan pertumbuhan ekonomi yang cenderung positif, namun dari

    aspek pemerataan belum menunjukan keseimbangan ekonomi.

    Sumber-sumber penerimaan daerah dalam 5 tahun pembangunan

    Kota Tidore Kepulauan (2005-2010), masih didominasi dana perimbangan,

    dengan konstribusi mencapai 90%, sedangkan PAD yang diharapkan

    menjadi instrument bagi kualitas pembangunan otonomi daerah masih

    sangat rendah. Hasil kajian Departemen Keuangan Republik Indonesia,

    tentang pemetaan kapasitas fiskal daerah di Indonesia, menempatkan Kota

    Tidore Kepulauan dengan nilai 2,7465 yang tergolong sangat tinggi,

    menunjukan bahwa kapasitas fiskal daerah yang baik, namun data APBDberdasarkan alokasi anggaran dalam 5 tahun terakhir menunjukan

    ketimpangan alokasi, dimana beban belanja Tidak langsung lebih besar

    dari belanja langsung, pada tahun 2009 Pemerintah Kota Tidore Kepulauan

    menganggarkan belanja daerah sebesar Rp. 367.5 milyar dalam Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan perhitungan total belanja

    tidak langsung adalah Rp. 171,213,274,593 dan belanja langsung sebesar

    Rp. 157,582,940,726.

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    12/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 12

    Rincian pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) berjumlah

    Rp.8,379,000,000, Dana Perimbangan Rp. 309,286,971,000 dan Pendapatan

    lain-lain yang sah berjumlah Rp. 2,300,000,000. Dari data di atas

    menunjukan terdapat perbedaan penyajian data analisisi sehingga perlu

    dilakukan evaluasi ulang atas kajian Departemen Keuangan melalui PMK

    Nomor 245/PMK.7/2010 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah, sehingga

    informasi perencanaan anggara nasional tidak berdampak pada penurunan

    kualitas alokasi pembangunan Kota Tidore Kepulauan, yang masih

    membutuhkan peran investasi pemerintah dalam mengatasi angka

    kemiskinan dan pengangguran yang relative tinggi.

    2.4. Tata Ruang Wilayah

    2.4.1. Kebijakan Penataan Ruang Kota Tidore Kepulauan

    Proses kegiatan penataan ruang harus selalu meliputi tiga hal yaitu

    proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, serta

    pengendaliannya. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya

    untuk mewujudkan tertib tata ruang agar pemanfaatan ruang

    dalam kurun berlakunya rencana sesuai dengan rencana tata

    ruang.Mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang dijabarkan

    dalam bentuk ketentuan umum pengaturan zonasi, ketentuan

    perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

    A.

    Kebijakan Perencanaan Ruang

    Pemanfaatan ruang, sebagai bagian dari tata ruang merupakan

    tindak lanjut implementatif dari perencanaan. Agar Arahan

    pemanfaatan ruang selalu sesuai dengan rencana maka diperlukan

    suatu arahan yang nantinya diturunkan dalam bentuk indikasi

    program. Arahan pemanfaatan ruang bertujuan untuk mewujudkan

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    13/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 13

    struktur pemanfaatan ruang kota dan pola ruang sesuai dengan

    kebijakan dan strategi yang telah disusun dalam rencana.

    1. Penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang

    dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Kebijakan ini

    bertujuan untuk mewujudkan rencana tata ruang sesuai

    dengan kaidah penataan ruang.

    2. RTRW Kabupaten ditinjau kembali dan/atau disempurnakan

    1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam hal RTRW

    Kabupaten tidak mampu untuk mengakomodasikan

    dinamika perkembangan yang disebabkan oleh faktor

    eksternal maupun internal, perubahan kondisi lingkungan

    strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam

    skala besar, serta ditetapkan sesuai ketentuan peraturan

    perundang-undangan dan/atau perubahan batas wilayah

    provinsi berdasarkan undang-undang.

    Kebijakan ini bertujuan untuk:

    Mewujudkan sinkronisasi antara perencanaan ruang

    dengan perencanaan sektoral dan wilayah;

    Mewujudkan keselarasan perencanaan ruang antara

    rencana ruang provinsi, dengan rencana ruang

    kabupaten yang berdekatan lokasinya.

    3. RTRW kabupaten perlu ditindaklanjuti ke dalam rencana

    yang lebih terperinci. Kebijakan ini bertujuan untuk merinci

    arahan pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW

    kabupaten.

    4. RTRW Kabupaten wajib menyelaraskan dengan subtansi

    RTRWP. Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    14/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 14

    keterpaduan dan keterkaitan perencanaan tata ruang

    antara provinsi dengan Kabupaten dan antar Kabupaten.

    B. Kebijakan Pemanfaatan Ruang

    1. Kebijakan Pengembangan Wilayah

    Dengan adanya Kota Sofifi Sebagai pusat administrasi

    (pemerintahan) Provinsi Maluku Utara maka akan membawa

    dampak bagi perkembangan fisik dan kegiatan di Kota Tidore

    kepulauan. Dengan demikian diperlukan pengembanganstruktur tata ruang yang sesuai dengan kondisi tersebut.

    Struktur Tata Ruang Kota Tidore Kepulauan adalah sebagai

    berikut:

    a. Pengembangan pusat pusat aktivitas ekonomi meliputi

    Pulau Tidore sebagai PKW, Sofifi sebagai PKLW, Gita-Payahe

    sebagai PKL 1 dan seluruh ibukota kecamatan sebagai Pusat

    Kegiatan Kecamatan (PKL 2).

    b.Struktur jaringan transportasi meliputi pengembangan

    terminal angkutan darat di Soasio dan Sofifi, Pengembangan

    perhubungan laut di Soasio dan Sofifi serta pengembangan

    jaringan jalan regional yang meliputi pengembangan

    jaringan jalan Trans Halmahera sebagai jalan arteri yang di

    dalam Kota Tidore Kepulauan menghubungkan Sofifi, Loleo,

    Gita-Payahe dan Lifofa. Jaringan transportasi diarahkan

    agar terminal dan atau sub terminal terletak berdekatan

    dengan pelabuhan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

    pergerakan antar moda

    c. Pusat pusat pengembangan kawasan wisata bahari dan

    budaya yang tersebar di seluruh wilayah Kota Tidore

    Kepulauan

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    15/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 15

    Untuk memudahkan pelaksanaan prioritas pembangunan Kota

    Tidore Kepulauan dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai

    dengan kriteria pembagian wilayah. Selain memudahkan

    prioritas pelaksanaan penanganan dan pembangunan wilayah

    kota tetapi juga, memudahkan dalam penangan masalah

    terutama dalam perencanaan tata ruang yang lebih

    detail.Berdasarkan tata ruang, penentuan Satuan Wilayah

    Pembangunan (SWP) didasarkan pada :

    1.

    Kesamaan sifat kondisi alami2. Kesamaan sifat fungsi bangunan

    3. Kesamaan sifat kepadatan bangunan

    4. Kesamaan sifat kegiatan penduduk

    5. Keterkaitan fungsi satu peruntukan dengan peruntukan

    lainnya (Unity)

    6. Batas alam maupun batas jalan

    7.

    Batas administrasi

    8. Kekompakan Wilayah Pembangunan tersebut dilihat dari

    pola perkembangan

    9. Kemudahan dalam pelaksanaan tahap pembangunan

    kota

    Kota Tidore Kepulauan menjadi wilayah kota sejak tahun

    2003 sebagai pemekaran di wilayah Provinsi Maluku Utara.Terjadinya pemekaran wilayah dikarenakan wilayah tersebut

    dikategorikan dapat berkembang lebih pesat dan mandiri jika

    berdiri sendiri menjadi sebuah kota. Dalam

    perkembangannya, Kota Tidore Kepulauan telah ditetapkan

    menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk mendukung

    keberadaan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Ternate. Ternate

    sebagai ibukota provinsi telah berkembang menjadi kota yang

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    16/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 16

    padat dengan berkumpulnya fasilitas perdagangan harus

    didukung oleh Tidore sebagai simpul transportasi dan

    distribusi barang dan jasa kepada wilayah lainnya. Seiring

    berkembangnya Ternate, maka direncanakan perpindahan

    ibukota Provinsi Maluku Utara ke Kota Sofifi.Kota Sofifi yang

    merupakan wilayah Kota Tidore Kepulauan dalam RTRW

    Provinsi Maluku Utara direncanakan sebagai pusat

    pemerintahan Provinsi Maluku Utara.Perpindahan pusat

    pemerintahan tersebut ditujukan agar Ternate dapat

    berkembang menjadi pusat perdagangan di Provinsi Maluku

    Utara.

    2. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang

    Berdasarkan pertimbangan diatas maka konsep

    pengembangan struktur tata ruang di Kota Tidore Kepulauan

    dibedakan antara perkembangan di wilayah Pulau Tidore dan

    di wilayah Pulau Halmahera.

    Konsep pengembangan struktur ruang di wilayah Pulau

    Tidore

    Pertumbuhan di Pulau Tidore berpusat pada pelabuhan dan

    menyebar, namun karena topografi Pulau Tidore yang

    membatasi pertumbuhan karena kelerengannya, yang

    terjadi adalah perkembangan memanjang mengikuti

    jaringan jalan dan tidak menyebar secara radial.

    Perkembangan di Pulau Tidore membentuk pola pita (ribbon

    pattern).

    Konsep struktur ruang di wilayah Pulau Halmahera

    Pertumbuhan di wilayah Kota Tidore Kepulauan yang

    berada di bagian Pulau Halmahera menunjukkan

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    17/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 17

    perkembangan yang relatif mirip, yaitu berpusat pada

    pelabuhan.Pertumbuhan di bagian Pulau Halmahera ini

    dapat membentuk pola radial dikarenakan topografinya

    masih memungkinkan.

    Konsep pengembangan struktur tata ruang Kota Tidore Kepulauan

    yang disesuaikan dengan konsep pengembangan Multi Nukleus,

    dialokasikan menyebar di tempat tempat strategis atau yang

    memiliki aksesibilitas baik sehingga mudah dijangkau dari seluruh

    Wilayah Pembangunan.Kegiatan utama yang dikembangkan dipusat pelayanan ini berupa jasa pelayanan kegiatan pemerintahan,

    jasa pelayanan kegiatan perekonomian dan jasa pelayanan kegiatan

    permukiman, yang dikembangkan secara berjenjang dan terpadu

    sesuai skala pelayanannya.

    Pembentukan struktur kota ini sangat dipengaruhi oleh faktor

    faktor berikut:

    1) Struktur kota yang telah terbentuk

    2) Perkembangan pusat dan sub pusat kegiatan

    3) Potensi dan kendala pengembangan yang ada seperti

    topografi dan kebencanaan serta kemungkinan

    pengembangan pusat dan atau sub pusat pengembangan

    baru

    4)

    Pola jaringan infrastruktur utama (pelabuhan dan jalan)

    5) Kecenderungan perkembangan yang ada (berkaitan erat

    dengan pengembangan sektor unggulan yang ada)

    6) Kebijakan pengembangan seperti rencana tata ruang kota

    (RTRW, RUTR, RDTR), kebijakan sektoral yang ada seperti

    rencana pengembangan jaringan jalan, rencana

    pengembangan pelabuhan, masterplan drainase kota,

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    18/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 18

    penerbitan ijin lokasi untuk kegiatan industri, perumahan,

    perdagangan dan lainlain

    Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tahap

    sebelumnya struktur Kota Tidore Kepulauan diarahkan sebagai

    berikut:

    1) Soasio sebagai pusat administrasi Kota TIdore

    Kepulauan, pusat perdagangan dan jasa, pusat

    pendidikan, pusat

    2)

    Sofifi sebagai pusat administrasi Provinsi Maluku Utara,

    Pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan tinggi

    3) Pengembangan pelabuhan nasional di Sofifi

    4) Pengembangan kawasan industri perikanan dan

    pertanian di Payahe

    5) Pengembangan industri agro di Tidore Utara dan Tidore

    Timur

    6) Pengembangan industri bersih di Tidore dan Tidore

    Selatan

    7) Pengembangan kawasan transmigrasi di daerah Oba

    dan Oba Selatan

    8) Pengembangan kegiatan wisata alam bahari yang

    tersebar di seluruh wilayah Kota Tidore Kepulauan

    9)

    Pengembangan wisata budaya di pulau Tidore yaitukawasan cagar budaya Gurabunga dan Kedaton

    Kesultanan Tidore

    10) Jaringan jalan arteri Trans Halmahera yang melewati

    Kota Sofifi- Payahe-Nuku kemudian berlanjut ke

    Halmahera Selatan.

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    19/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 19

    3. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang

    Konsep pengembangan pola ruang Kota Tidore Kepulauan

    dimaksudkan untuk menciptakan pola ruang yang mampu menjadi

    wadah bagi berlangsungnya berbagai kegiatan penduduk serta

    keterkaitan fungsional antar kegiatan, sehingga tercipta keserasian

    antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya serta tetap menjaga

    kelestarian lingkungan. Dalam mengembangkan konsep pola ruang

    kota ini disesuaikan dengan potensi dan permasalahan yang ada di

    kota Tidore Kepulauan, dengan tetap mempertimbangkan hal halberikut:

    Keserasian arahan pemanfaatan ruang Wilayah

    Pembangunan Kota Tidore Kepulauan dengan arahan tata

    ruang Provinsi Maluku Utara

    Peran dan fungsi Kota Tidore Kepulauan sesuai dengan

    struktur tata ruang Provinsi Maluku Utara.Pola penggunaan

    lahan eksisting dan kecenderungan perkembangannya, baik

    fisik, sosial maupun ekonomi ke dalam konsep pemanfaatan

    ruang yang mudah dilaksanakan (realistis).

    Potensi dan kendala fisik alam.

    Mengamankan kawasan lindung guna menjaga kelestarian

    daya dukung lingkungan.

    C.Kebijakan Pengendalian Ruang

    Pengendalian pemanfaatan ruang bertujuan untuk menjaga

    konsistensi pemanfaatanruang dengan rencana tata ruang yang

    telah ditetapkan. Sasaran pengendalian pemanfaatan ruang adalah

    terminimalisasinya penyimpangan terhadap RTRW Kabupaten yang

    dilaksanakan melalui pengawasan dan penertiban.

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    20/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 20

    Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang adalah :

    a.Mengendalikan pemanfaatan ruang melalui pengawasan dan

    penertiban yang didasarkan kepada arahan perijinan, arahan

    peraturan zonasi, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan

    sanksi.

    b.Menjadikan pemberian ijin pemanfaatan ruang sebagai salah satu

    alat pengendalianpemanfaatan ruang.

    c. Pemberian ijin pemanfaatan ruang yang merupakan kewenangan

    Kabupaten dalam pelaksanaannya harus memperhatikan danmempertimbangkan RTRW.

    Pemberian ijin pemanfaatan ruang oleh Kabupaten yang berdampak

    besar dan/atau menyangkut kepentingan umum secara luas,

    terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Gubernur.Berdasar hasil

    analisis system pusat-pusat pelayanan yang ada di Kota Tidore

    Kepulauan yang tertuang di dalam RTRW Kota Tidore Kepulauan,

    untuk system perkotaan ditetapkan 2 (dua) tingkatan hirarki/orde

    yaitu orde II dan orde III direncanakan juga meliputi 2 (dua)

    tingkatan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu PKL I dan PKL II. Pusat

    Kegiatan Lokal diharapkan dapat berungsi sebagai pusat koleksi dan

    distribusi local untuk itu setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) akan

    dilengkapi dengan fasilitas minimum untuk mendorong berfungsinya

    Puat Kegiatan Lokal (PKL).

    2.4.2 Pola Ruang Kawasan Bencana

    Dari realita kondisi fisik wilayah kota tidore kepulauan dan analisis

    kerawanan bencana yang telah dilakukan, sedikitnya terdapat 5

    (lima) jenis bencana yang rawan terjadi di daerah ini dan sekitarnya,

    yaitu : Gempa Bumi, Tsunami, Tanah Longsor, Banjir dan Gunung

    Berapi.

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    21/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 21

    1. Gempa Bumi

    Kegempaan di Indonesia berkaitan dengan zona subduksi yang

    berbagai bentuk dan bermacam arah. Zona subduksi merupakan

    daerah utama gempabumi, sebagian besar gempa terjadi di zona

    subduksi, baik gempa dangkal, menengah maupun dalam,

    sehingga zona ini disebut sebagai zona seismik aktif. Palung laut

    dan gunung api terdapat di zona ini.

    Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

    tektonik utama, yaitu lempeng Eurasia di Utara, lempeng Indo-

    Australia di Selatan, lempeng Pasifik di Timur dan lempeng kecil

    Filipina diantara ke tiga lempeng utama tersebut. Batas lempeng-

    lempeng ini di wilayah Indonesia umumnya berbentuk zona

    subduksi yang mempunyai arah dan jenis penunjaman berbeda-

    beda.

    Secara umum struktur tektonik Indonesia bagian timur lebih rumit

    dibanding Indonesia bagian Barat. Di wilayah Indonesia bagian

    Barat, lempeng Indo-Australia menunjam dari arah Selatan ke

    Utara di bawah lempeng Eurasia, ditandai dengan jalur gempa

    Mediteran. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian Timur,

    lempeng Pasifik bertemu dengan lempeng Filipina, lempeng

    Eurasia dan lempeng Indo-Australia, ditandai dengan bertemunya

    jalur gempa Mediteran dengan jalur gempa Sirkum Pasifik. Berikut

    adalah penyebaran gempa sejak tahun 1673 hingga sekarang yang

    tercatat di United State Geological Survey (USGS).

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    22/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 22

    Gambar 3.2 Titik Gempa Bumi di Kepulauan Maluku

    Sumber: United State Geological Survey (USGS)

    2. Gerakan Tanah

    Gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng,

    berupa batuan, bahan timbunan, tanah, atau material campurantersebut bergerak ke arah bawah dan keluar lereng.Di daerah

    perencanaan gerakan tanah banyak terjadi di daerah Halmahera.

    Jenis gerakan tanah tersebut adalah jatuhan(rock fall) dan aliran

    masa batuan(debris flow).

    Gerakan tanah yang lain yang dapat terjadi adalah daerah yang

    dilalui oleh struktur sesar. Sesar adalah daerah yang mengalami

    pergeseran. Pergeseran ini biasanya terjadi pada saat gempa. Dan

    dengan bergesernya sesar ini dapat mengakibatkan gerakan

    tanah(longsor, rack fall, dan debris flow).

    3. Tsunami

    Daerah Tidore Kepulauan merupakan daerah rawan gelombang

    tsunami, karena rata-rata pemukiman warga berada pada garis

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    23/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 23

    pesisir. Kejadian gelombang tsunami tertinggi (Run Up) dalam

    sejarah adalah 9 m (yaitu pada tahun 1858). Dengan demikian

    maka daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 9 meter di atas

    permukaan air laut adalah merupakan daerah yang rawan akan

    terjadinya dampak gelombang tsunami. Berdasarkan data

    statistik Kota Tidore Kepulauan menyangkut dengan ketinggiaan

    wilayah atas permukaan laut dari 8 (delapan) kecamatan yang ada

    hanya 1 kecamatan yang ketinggian dari permukaan laut hanya 7

    meter yakni kecaatan Oba Tengah. Dampak yang paling besar

    dapat terjadi pada daerah teluk, hal ini dikarenakan daerah teluk

    merupakan daerah yang berbentuk cekung sehingga dapat

    mengakibatkan akumulasi energi tsunami.

    Tabel 3.4 Titik Tsunami di Kepulauan Maluku

    Year Month Day Lat Long Depth mb Ms Mw Mt I Hmax Source

    1608 7 1 0 127 1.5 Makian Is., Indonesia

    1673 8 12 0.8 127.3 1 Ternate Isl., Indonesia

    1771 11 9 0.78 127.4 0.5 Ternate Is., Indonesia1840 2 14 0.78 127.38 0.5 Ternate Is., Indonesia

    1859 6 28 1 126.5 7 3 9 N. Molucca Is., Indonesia

    1968 8 10 1.42 126.26 19 7.6 7.5 8 -2 0.4 N.Molucca Islands.Indonesia

    1994 1 21 1.01 127.73 19 6.2 7.3 6.9 1.5 2 Halmahera, Indonesia

    Sumber: United State Geological Survey (USGS)

    4. Banjir

    Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu

    tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnyabendungan sungai. Daerah rawan banjir terutama pada daerah

    yang berada di hilir sungai besar seperti desa yang berada di hilir

    sungai Akelamo dan Payahe

    5. Bencana Letusan Gunung api

    Gunung Kiematubu adalah merupakan gunung api. Saat ini gunung

    ini mengalami stadium tidak aktif. Namun tidak menutup

    kemungkinan Gunung Kiematubu dapat aktif kembali. Untuk

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bendunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bendunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
  • 5/19/2018 Profil Tikep

    24/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 24

    mengantisipasi ini maka perlu adanya zonasi daerah rawan terhadap

    dampak letusan gunung kiematubu. Dengan memperhatikan

    dampak rawan bencana di sekitar gunungapi dengan radius 3,5 km

    dan morfologi daerah Gunung Kiematubu.

    2.5. Sosial Dan Budaya

    Salah satu indikator penting dalam evaluasi pembangunan daerah

    Kota Tidore Kepulauan adalah pendidikan, hingga tahun 2010 jumlah

    Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 55 unit yang terdiri dari 2 TK negeri dan

    53 TK swasta, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 98 yang terdiri dari 97 sekolah

    negeri dan 1 sekolah swasta, Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah

    33 sekolah yang terdiri dari 25 sekolah negeri dan 8 sekolah swasta,

    sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Tidore untuk SMA

    berjumlah 18 sekolah yang terdiri dari 10 SMA negeri dan 8 SMA swasta,

    sedangkan jumlah SMK di Kota Tidore Kepulauan terdiri dari 7 sekolah

    yang terdiri dari 5 SMK negeri dan 2 SMK swasta.

    Kota Tidore Kepulauan memiliki 4 perguruan tinggi yaitu Universitas Nuku

    dan STIMIK Tidore Mandiri di Soasiu, Akbid Gatra Buana di Gurabati, dan

    Universitas Bumi Hijrah di Sofifi. Jumlah guru yang ada di Kota Tidore

    Kepulauan sebanyak 2.350 orang yang terdiri dari 268 orang guru TK, 1.174

    orang guru SD, 445 orang guru SMP, 333 orang guru SMA dan 130 orang

    guru SMK. Jumlah Madrasah Ibtidayah 12 sekolah yang terdiri dari 6

    sekolah negeri dan 6 swasta dengan jumlah guru 175 orang pada tahun

    2009, jumlah Madrasah Tsanawiyah 11 sekolah yang terdiri dari 3 sekolah

    negeri dan 8 sekolah swasta dengan jumlah guru 230, sedangkan

    Madrasah Aliyah sebanyak 6 sekolah yang terdiri dari 1 sekolah negeri dan

    5 sekolah swasta dengan jumlah guru 132.

    Hasil input evaluasi pembagunan pendidikan yang bersumber dari Dinas

    pendidikan pemuda dan Olahraga Kota Tidore Kepulauan tahun 2010, dari

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    25/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 25

    tahun 2005-2010 menunjukan rata-rata Angka Partisipasi Sekolah (APS) di

    kota Tidore Kepulauan pada dua tahun terakhir menunjukan peningkatan

    dari kelompok usia 7-18 jenjang pendidikan SD s/d SMA/SMK pada tahun

    2009 penduduk usia sekolah adalah 25.129 dan jumlah siswa SD dari SD

    s/d SMA/SMK adalah 20.546, dimana APS pada tahun 2009 adalah 81.76%.

    Jumlah penduduk usia sekolah sebesar 24.397, dan jumlah siswa usia

    sekolah adalah 20.348, dengan presentasi Angka Partisipasi Sekolah (APS)

    83.40% meningkat dari tahun sebelumnya.

    Secara umum terlihat bahwa APM di kota Tidore Kepulauan pada usiasekolah 7-12 tahun pada tahun 2009 sebesar 12.162 jiwa dimana jumlah

    siswa usia sekolah sebanyak 11.320. Sedangkan pada tahun 2010 usia

    sekolah 7-12 tahun sebanyak 12.682 dan jumlah siswa usia sekolah sebesar

    11.868, sehingga presentasi APM untuk kelompok usia 7-12 tahun 2009

    adalah 93.08% dan pada tahun 2010 tidak terjadi peningkatan yaitu

    93.08% sama seperti tahun sebelumnya. Untuk kelompok usia 13-15

    tahun 2009 penduduk usia sekolah 7.230 dengan jumlah siswa 5.203, pada

    tahun 2010 sebanyak 6.030 dengan jumlah siswa 4.245 siswa, presentasi

    APM pada kelompok usia 13-15 adalah 71.96% pada tahun 2009 dan pada

    tahun 2010 menurun menjadi 70.40 %. Sedangkan pada kelompok usia 16-

    18 pada jenjang pendidikan SMA/SMK, tahun 2009 jumlah penduduk usia

    sekolah adalah 5.737 dengan jumlah siswa adalah 4.023, sementara tahun

    2010 kelompok usia sekolah adalah 5.685 dengan jumlah siswa 4.235,

    sehingga presentasi APS pada kelompok usia 16-18 pada tahun 2009

    adalah 70.12% dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 74.49%.

    Untuk data relevansi pendidikan tahun 2009, jumlah siswa di Kota Tidore

    Kepulauan adalah SD 11.569 orang, SMP 4.322 orang, SMA 3.001 orang

    dan SMK 670 orang, pada tahun 2010 meningkat menjadi SD 11.866 orang,

    SMP 4.345 orang, SMA 3002 orang dan SMK 731 orang. Dari segi input,

    total tingkat kelulusan juga menujukan peningkatan pada tahun 2010

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    26/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 26

    khususnya pada tingkat SD dan SMP, yaitu SD 100% sama dengan pada

    tahun 2009 dan SMP 77,45 % di tahun 2010 dan 93,3 % pada tahun 2010.

    Sedangkan tingkat kelulusan pada SMA/SMK mengalami penurunan

    dimana tingkat kelulusan di SMA tahun 2009 dari 89.83% menurun

    menjadi 77,37% di tahun 2010 dan pada SMK di tahun 2009 100%

    menurun menjadi 6.16 %. Hingga tahun 2008 angka putus sekolah pada

    usia 15 adalah 3, 19 dan dan rata-rata lama sekolah 8,27 di tahun 2008

    meningkat menjadi 8,6 di tahun 2009.Kebijakan Pembangunan Sosial

    Budaya diorientasikan pada penciptaan tatanan masyarakat yang religius,

    maju dan menuju kehidupan masyarakat sejatera.

    Tabel 2.9 Fasilitas pendidikan di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2011

    No Kecamatan

    Jumlah Sarana Pendidikan

    Umum/Negeri Agama

    SD SLTP SLTA SMK MI MTs MA

    1 Tidore 14 2 2 - 1 1 2

    2 Tidore Selatan 11 3 2 - - - -

    3 Tidore Utara 15 4 2 - - 1 -

    4 Tidore Timur 7 2 2 - - - -

    5 Oba 14 6 1 - - 1 2

    6 Oba Utara 18 3 3 - - 3 3

    7 Oba Selatan 7 2 1 - - - 1

    8 Oba Tengah 12 5 - - - 1 2

    Jumlah 99 29 22 - 1 7 10

    Sumber: Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka (kerjasama BPS dan BAPPEDA) 2012

    Gambaran tabel diatas begitu jelas bahwa untuk fasilitas pendidikan yang

    ada kota tidore kepulauan, mulai dari Tingkat SD,SMP,Dan SMU

    telahmenyebar diseluruh kecamatan yang ada dikota tidore

    kepulauan.baik fasilitas pendidikan yang berstatus Agama/swasta maupunnegeri menyebar di 8 (delapan) Kecamatan.

    Tabel 2.10 Jumlah penduduk miskin per kecamatan

    No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

    1 Kecamatan Tidore 1.549

    2 Kecamatan Tidore Selatan 1.125

    3 Kecamatan Tidore Utara 1.307

    4 Kecamatan Tidore Timur 1.362

    5 Kecamata Oba Utara 1.574

    6 Kecamata Oba Tengah 1.545

    7 Kecamata Oba 2.185

    8 Kecamata Oba Selatan 1.185

  • 5/19/2018 Profil Tikep

    27/27

    Kota Tidore Kepulauan Tahun 2012

    II - 27

    TOTAL

    Sumber: Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka (kerjasama BPS dan BAPPEDA) 2012

    Gambaran table diatas,bahwa jumlah kerluarga miskin di Kota Tidore

    Kepulauan sacara umum di 8 delapan kecamatan yang ada, angka kemiskinan

    yang paling tingggi terdapat di Kecamatan Oba yakni 2.185 sedangkan untuk

    7 tujuh kecamatan lainya total angka kemiskinan perkecamatan hampir sama

    Tabel 2.11 Jumlah rumah per kecamatan

    No Kecamatan Jumlah RumahJumlah Rumahyang diperiksa

    JumlahRumah Sehat

    Presentase %

    1 Tidore 4296 4296 3960 92.18

    2 Tidore Selatan 2868 2868 2370 82.643 Tidore Utara 3063 2863 1333 46.56

    4 Tidore Timur 1533 1504 1332 88.56

    5 Oba Utara 3036 3063 2816 91.94

    6 Oba Tengah 1426 1426 901 63.18

    7 Oba 2268 2268 1129 70.49

    8 Oba Selatan 1173 1173 583 49.70

    Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tidore KepulauanTahun 2013

    Dari tabel diatas,kita bisa mengetahui bahwa untuk jumlah rumah di 8

    (delapan) kecamatan yang ada di Kota Tidore Kepulauan dan untuk jumlah

    rumah yang banyak diantara 8 kecamatan terdapat di kecamatan Tidore

    dengan jumlah rumah 4.296 dan kecamatan yang jumlah rumah sedikit

    terdapat di kecamatan Oba Selatan dengan jumlah 1.173 rumah.