PROFIL -...

32
PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SUB BAGIAN INFORMASI DAN PERENCANAAN Tahun 2016

Transcript of PROFIL -...

PROFILPENDIDIKAN KOTA MATARAM

PEMERINTAH KOTA MATARAMDINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SUB BAGIAN INFORMASI DAN PERENCANAANTahun 2016

i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Mataram telah dapat menyelesaikan

penyusunan Buku Profil Pendidikan Kota Mataram Tahun Pelajaran

2015/2016.

Penyusunan Buku Profil Pendidikan ini merupakan salah satu kebijakan

pimpinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya agar setiap

Kabupaten/Kota memiliki data pendidikan yang lengkap dan akurat yang disusun berdasarkan

data quisioner pendidikan dalam kurun waktu 31 Juli 2015 sampai dengan 31Juli 2016.

Materi Buku Profil ini menyajikan berbagai jenis data dan informasi mengenai pendidikan

formal maupun non formal, administrasi Pemerintah Daerah, Demografi, Geografi, Ekonomi,

Sosial Budaya dan Agama di Kota Mataram

Kami menyadari bahwa Profil Pendidikan ini masih belum sempurna, karena itu saran dan

pendapat akan selalu diperhatikan.

Semoga bermanfaat.

Mataram, 31 Desember 2015Kepala Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga Kota Mataram

H. Sudenom, S.Pd, MMNIP. 19611231 198301 1 060

ii

VISI DAN MISI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGAKOTA MATARAM

Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram

Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Untuk Membentuk Insan YangCerdas dan Berkarakter Kuat

Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram

M 1 Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, pemuda dan olahraga

M 2 Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan, pemuda dan olahraga

M 3 Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, pemuda dan olahraga

M 4 Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, pemuda dan olahraga

M 5 Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan, pemuda dan olahraga

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………... iVisi dan Misi ..……………………………………………………………………………...Daftar Isi ……………………………………………………………………………………

iiiii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang …………………………………………………………………….B. Tujuan ………………………………………………………………………………C. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………..

112

BAB II KEADAAN UMUMA. Peta Kota Mataram …………………………………………………………………B. Non Pendidikan …………………………………………………………………….

1. Administrasi Pemerintahan Daerah …………………………………………….2. Demografi ………………………………………………………………………3. Geografi ………………………………………………………………………...4. Ekonomi ………………………………………………………………………...5. Sosial Budaya dan Agama............................…………………………………..6. Transportasi dan Komunikasi …………………………………………………..

C. Pendidikan ………………………………………………………………………….1. Tingkat Taman Kanak-Kanak ………………………………………………….2. Tingkat SLB ……………………………………………………………………3. Tingkat Sekolah Dasar ………………………………………………………….4. Tingkat Sekolah Menengah Pertama …………………………………………...5. Tingkat Sekolah Menengah Atas ……………………………………………….

334478910111113141618

BAB III KINERJA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHA. Pemerataan Pendidikan …………………………………………………………….B. Peningkatan Mutu dan Relevansi ………………………………………………….

1. Tingkat SD (SD dan MI) ……………………………………………………….2. Tingkat SMP (SMP dan MTs) …………………………………………………3. Tingkat SMA (SMA, SMK dan MA) …………………………………………..

2223232425

BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan …………………………………………………………………………B. Rekomendasi ……………………………………………………………………….

2728

Profil Pendidikan 2015 1

BAB IPENDAHULUAN

Profil pendidikan pada Bab I Pendahuluan dimulai dengan penjelasan tentanglatar belakang perlunya Profil Pendidikan, dilanjutkan dengan tujuan dan diakhiridengan ruang lingkup disusunnya buku ini.

A. Latar Belakang

Dalam perencanaan pembangunan di bidang pendidikan Kota Mataramdiperlukan data dan informasi yang lengkap tidak hanya menyangkut data dilingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga melainkan juga di luar DinasPendidikan, Pemuda dan Olahraga. Pada kenyataannya untuk mendapatkan data daninformasi khususnya di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga sangat sulit. Halini disebabkan setiap instansi memiliki data yang berbeda dan belum ada keseragamandalam penyediaan data. Agar diperoleh data yang terintegrasi, lengkap dan mutakhirmengenai keadaan pendidikan maka perlu dikaitkan dengan data dan informasi yangada di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga seperti administrasi pemerintahdaerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama serta transportasi dankomunikasi. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan tidak hanyadapat dilakukan melalui faktor internal pendidikan melainkan juga harus dilihat faktoreksternal lainnya di luar sektor/Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.

Untuk mengatasi masalah tersebut Profil Pendidikan Dasar dan Menengahyang cukup komprehensif dapat dipandang sebagai bahan masukan yang cukup handaluntuk penyusunan perencanaan pembangunan pendidikan yang realistis. Oleh karenaitu dengan menggunakan profil pendidikan tersebut dapat diketahui dandiperhitungkan berbagai faktor yang ada termasuk faktor pendukung dan penghambatyang mempengaruhi perkembangan khususnya perkembangan pendidikan.

Berdasarkan data dan informasi yang komprehensif yang termuat di dalamprofil pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan analisis secara deskriptif untukmengetahui kinerja Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemudian, denganmenggunakan kinerja yang ada diharapkan dapat dilakukan identifikasi masalahterhadap pemerataan, mutu dan relevansi, serta manajemen pendidikan. Berdasarkanmasalah yang ada maka dilakukan analisis untuk perencanaan dengan pendekatanberdasarkan data dan informasi yang ada.

B. Tujuan

Tujuan umum disusunnya profil pendidikan adalah untuk menghasilkan datadan informasi yang terintegrasi antara data pendidikan dengan data non pendidikanyang dapat digunakan semua pihak yang berkepentingan dengan pembangunanpendidikan.

Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui kinerja pendidikandasar dan menengah di suatu daerah serta masalah yang dihadapi sebagai bahanperencanaan yang menyangkut pemerataan pendidikan, peningkatan mutu danrelevansi pendidikan dan manajemen pendidikan. Setelah diketahui adanya suatumasalah diharapkan dapat disusun cara mengatasi masalah. Di samping itu kinerjapendidikan yang telah dikaitkan dengan faktor eksternal tersebut dapat digunakan

Profil Pendidikan 2015 2

sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan seperti penyusunanperencanaan pembangunan wilayah, perencanaan pembangunan pendidikan,penyusunan kebijakan operasional pendidikan dan informasi bagi pihak yangmemerlukan, khususnya informasi pendidikan di Kota Mataram.

C. Ruang Lingkup

Profil Pendidikan ini menyajikan keadaan umum non-pendidikan danpendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Keadaan umum non-pendidikan yang disajikan meliputi informasi tentang administrasi pemerintahandaerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama, serta transportasi dankomunikasi. Informasi itu sangat diperlukan dan adanya saling keterkaitan yangmendukung perkembangan pendidikan di daerah. Keadaan umum pendidikanmencerminkan variabel-variabel pendidikan menurut jenjang serta kemajuan yangdicapai melalui indikator-indikator pendidikan di setiap jenjang pendidikan.

Berdasarkan bahan yang tersedia disajikan kinerja dan analisis profilpendidikan yang mencerminkan kaitan antara indikator-indikator internal daneksternal beserta permasalahannya sehingga diharapkan dapat memberikan informasiuntuk keperluan perencanaan. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk tabel danmemuat data dasar mengenai pendidikan dan data olahan yang menghasilkan indikatorseperti angka, rasio dan perbandingan pendidikan menurut jenis dan jenjangpendidikan, baik yang bersumber dari Pemerintah Daerah, BPS, Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga maupun dari instansi lain.

Profil Pendidikan 2015 3

BAB IIKEADAAN UMUM

Profil pendidikan pada Bab II keadaan umum dimulai dengan peta Kota Mataramyang menggambarkan letak Kota Mataram dalam kaitannya dengan lingkungansekelilingnya. Kemudian dilanjutkan dengan keadaan non-pendidikan yang meliputi enamfaktor yaitu administrasi pemerintahan daerah, demografi, geografi, ekonomi, sosialbudaya, transportasi dan komunikasi. Bab ini akan diakhiri dengan penjelasan mengenaikeadaan pendidikan yang dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SM.

A. Peta Kota Mataram

Dapat dikemukakan bahwa batas wilayah Kota Mataram adalah sebelah utaraberbatasan dengan Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, sebelah timurberbatasan dengan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, sebelah selatanberbatasan dengan Kecamatan Labuapi, dan sebelah barat berbatasan dengan SelatLombok.

Peta Wilayah Kota Mataram

B. Non-Pendidikan

Keadaan non-pendidikan dimasukkan dalam Profil Pendidikan karena selamaini terdapat kesan bahwa faktor lingkungan sering kurang diperhitungkan dalamperencanaan pendidikan sehingga timbul berbagai masalah, antara lain: (1) inputpendidikan kurang dikelola secara optimal, dan (2) output pendidikan dianggap kurangsesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan lingkungan sehingga belummampu menunjang pembangunan daerah. Untuk itu masalah non-pendidikan perludikaitkan dengan situasi kondisi pendidikan yang ada.

Profil Pendidikan 2015 4

1. Administrasi Pemerintahan Daerah

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakanbahwa Pemerintah Daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral danKepala Daerah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan danpengembangan wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakupsegala bidang kehidupan dan bidang pembangunan dalam rangka meningkatkankesejahteraan masyarakat.

Kota Mataram sebagai satu kesatuan wilayah pemerintahan dalammelaksanakan pembangunan memiliki arah dan tujuan tertentu yang harus dicapaimelalui pembangunan di semua bidang, termasuk di bidang pendidikan dankebudayaan. Hal ini berarti bahwa rencana pembangunan pendidikan di KotaMataram tidaklah berdiri sendiri melainkan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari rencana pembangunan Kota Mataram secara keseluruhan. Olehkarena itu segala usaha dan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidangpendidikan di Kota Mataram harus berada di bawah koordinasi dari PemerintahDaerah Kota Mataram untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengansektor lain dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yangtelah ditetapkan.

Tabel 2.1Administrasi Pemerintahan Kota Mataram Tahun 2015

No Variabel Jumlah

1 Kecamatan 62 Kelurahan 503 Kelurahan Tertinggal -4 Luas Wilayah 61.30 Km2

Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015

Kota Mataram terdiri atas 6 (enam) kecamatan dan terbagi ke dalam 50(lima puluh) kelurahan yaitu :(1). Kecamatan Ampenan yang terdiri dari 10 kelurahan(2). Kecamatan Mataram yang terdiri dari 9 kelurahan(3). Kecamatan Cakranegara yang terdiri dari 10 kelurahan(4). Kecamatan Sekarbela yang terdiri dari 5 kelurahan(5). Kecamatan Selaparang yang terdiri dari 9 kelurahan(6). Kecamatan Sandubaya yang terdiri dari 7 kelurahanDengan luas wilayah seluruhnya 61.30 km2. (lihat Tabel 2.1).

2. Demografi

Pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraanpenduduk secara maksimal. Dengan demikian, penduduk baik sebagai peroranganmaupun sebagai kelompok masyarakat merupakan sasaran kegiatanpembangunan pendidikan. Oleh karena itu, aspek-aspek kependudukan, dinamikapenduduk dan masalah yang ditemui dalam masyarakat akan sangatmempengaruhi pendidikan. Dengan demikian, aspek kependudukan perludipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan.

Profil Pendidikan 2015 5

Tabel 2.2Jumlah Penduduk dan Usia Sekolah Kota Mataram Tahun 2015

No. Kecamatan JumlahPenduduk

Penduduk Kelompok Usia Sekolah

4-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15Tahun

16-18Tahun

1 Ampenan 89.042 4.370 9.322 2.686 2.137

2 Mataram 78.521 2.765 9.921 2.851 936

3 Cakranegara 71.495 3.937 9.114 3.826 586

4 Sekarbela 49.337 3.324 4.658 2.291 1.834

5 Selaparang 64.193 3.491 7.926 8.926 5.861

6 Sandubaya 59.366 3.554 5.720 3.486 2.764

Jumlah 411.954 21.441 46.661 24.066 14.118Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jumlah penduduk dan usia sekolah di Kota Mataram adalah 411.954orang dengan perincian 21.441 orang berusia 4-6 Tahun (5.20%), 46.661 orangberusia 7-12 tahun (11.33%), 24.066 orang berusia 13-15 tahun (5.84%) dan14.118 orang berusia 16-18 tahun (3.43%) (lihat Tabel 2.2).

Tabel 2.3Sex Ratio Penduduk Kota Mataram Menurut Kecamatan Tahun 2015

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio

Kecamatan Ampenan 43.283 42.769 86.052 101Kecamatan Sekarbela 30.841 31.667 62.508 97Kecamatan Mataram 39.877 41.573 81.450 96Kecamatan Selaparang 36.376 38.137 74.513 95Kecamatan Cakranegara 32.808 33.708 66.516 97Kecamatan Sandubaya 34.883 35.142 70.025 99

Jumlah / Total 218.068 222.996 441.064 98Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015

Perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan akanmenghasilkan suatu ukuran yang disebut Sex Ratio (SR). Untuk keperluanperencanaan, SR merupakan informasi yang dapat menggambarkanperbandingan penduduk menurut jenis kelamin sehingga pemenuhan berbagaiaspek pelayanan untuk laki-laki dan perempuan dapat terpenuhi.

Profil Pendidikan 2015 6

Tabel 2.4Tingkat Kepadatan Penduduk Usia Sekolah di Kota Mataram

Tahun 2015

No. KecamatanLuas Wilayah Kepadatan Penduduk Usia

Sekolah/Km2 Kelurahan

(km2) 7-12Tahun

13-15Tahun

16-18Tahun Seluruhnya Tertinggal % DT

1 Ampenan 9,46 985.412 283.932 225.899 10

2 Mataram 10,76 961.337 276.260 90.698 9

3 Cakranegara 9,67 846.240 355.246 54.410 10

4 Sekarbela 10,32 451.357 221.996 177.713 5

5 Selaparang 10,77 129.299 145.612 95.612 9

6 Sandubaya 10,32 554.264 337.791 267.829 7

Jumlah 61,30 761.191 392.594 230.310 50 - -

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2013 adalah 431.876 orang.Berdasarkan data tersebut penduduk Kota Mataram tahun 2014 ini bertambah441.064 orang (2.08%) dari tahun sebelumnya dengan tingkat kepadatanpenduduk usia sekolah per Kecamatan terlihat pada tabel 2.4. Untuk tingkatkepadatan penduduk per Kecamatan di Kota Mataram pada tahun 2014,Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Ampenanyaitu 9.096 jiwa/Km2, jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah rata-rata kepadatanpenduduk di Kota Mataram sebesar 7.195 jiwa/km2, lebih rinci dapat dilihatpada tabel berikut :

Tabel 2.5Kepadatan Penduduk Kota Mataram Per Kecamatan

No KecamatanLuas

Wilayah(Km)

JumlahPenduduk

KepadatanPer (Km2)

1 Ampenan 9,46 86.052 9.096

2 Sekarbela 10,32 62.508 6.057

3 Mataram 10,76 81.450 7.570

4 Selaparang 10,77 74.513 6.919

5 Cakranegara 9,67 66.516 6.879

6 Sandubaya 10,32 70.025 6.785

Total 61,30 441.064 7.195

2013 61,30 431.876 7.045

2012 61,30 422.673 6.895

2011 61,30 413.622 6.748

2010 61,30 404.502 6.599

Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015

Profil Pendidikan 2015 7

Tabel 2.6Keadaan Demografi Tahun 2015

No Komponen Jumlah %

1 Penduduk Seluruh 411.954 100 %

2 Penduduk 7 - 12 th 46.661 11.33 %

3 Penduduk 13 – 15 th 24.066 5.84 %

4 Penduduk 16 – 18 th 14.118 3.43 %Sumber Data : Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram

Secara demografi Kota Mataram dapat digambarkan sebagai berikut : darikeseluruhan jumlah penduduk tahun 2015 sebesar 411.954 orang dapatdigambarkan sebagai berikut :

1. Penduduk usia 7 – 12 tahun sebanyak 46.661 orang (11.33 %)2. Penduduk usia 13 – 15 tahun sebanyak 24.066 orang (5.84 %)3. Penduduk usia 16 – 18 tahun sebanyak 14.188 orang (3.43 %)

3. Geografi

Faktor geografi yang dimaksud mencakup aspek keadaan alam dansumber daya alam (SDA) sehingga dapat berpengaruh besar terhadappembangunan pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pulabersifat menghambat. Tersedianya sumberdaya alam merupakan faktor yangmenunjang pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografiyang tidak menguntungkan yaitu keadaan pemukiman penduduk yang padatmerupakan kendala dalam upaya peningkatan perluasan dan pemerataankesempatan belajar.

Keadaan topografi di wilayah Kota Mataram perlu diperhatikan dalamkaitannya dengan : (1) rencana penentuan lokasi sekolah; (2) rencana rayonisasipenerimaan siswa baru; (3) rencana supervisi sekolah dan pengendalian; (4)rencana penempatan guru; (5) rencana pengadaan dan pendistribusian buku-bukuserta peralatan pendidikan lainnya.

Sumberdaya alam baik yang terkandung di daratan, di sungai, maupun dilaut merupakan potensi ekonomi yang besar. Hal ini berarti pengelolaansumberdaya alam secara efisien akan meningkatkan pendapatan pemerintahdaerah dan secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat jelas akanmemberikan dampak positif terhadap penyediaan dana dan fasilitas pendidikansehingga pengembangan pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan harapan.

Di Kota Mataram tidak terdapat sumberdaya alam yang menonjol, tetapimata pencaharian yang berasal dari sumberdaya alam di antaranya adalahperikanan dan pertanian.

Profil Pendidikan 2015 8

Tabel 2.7Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR di Kota Mataram

No. PENGGUNAAN LAHAN Luas Wilayah(Ha)

Keterangan

1 Perumahan 2.414.48

2 Lapangan Olahraga 46.10

3 Kuburan 51.64

4 Perkantoran 115.45

5 Pendidikan 151.82

6 Kesehatan 23.37

7 Ibadah 63.33

8 Pasar/Terminal 68.35

9 Pertokoan/SPBU 104.57

10 Warung/Rumah Makan 1.55

11 Hotel 18.91

12 Pergudangan 52.24

13 Industri 51.75

14 Taman Kota 6.07

15 Tanah diperuntukan 129.8816 Tanah Pertanian 2.748.2217 Tanah tidak diusahakan 81.89

0.38J u m l a h 6.130.00

Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015

Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kota Mataram yang berwawasanramah lingkungan harus dijadikan pedoman perencanaan terpadu pembangunanagar tatanan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA), sumberdaya manusia (SDM) dan sumber daya buatan (SDB) dapat dilakukan secaratepat guna, berdaya-guna serta berhasil-guna secara berkelanjutan.

4. Ekonomi

Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiringdengan pengembangan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Oleh karena itu,pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upayapeningkatan SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikandiharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan memanfaatkan,mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yangdiperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagaibidang lainnya secara serasi dan seimbang (harmonis).

Profil Pendidikan 2015 9

Tabel 2.8Keadaan Ekonomi 2015

No Komponen Jumlah (Rp)

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 202.589.000.0002 Pendapatan Regional Perkapita 26.373.8733 Pajak Bumi dan Bangunan 18.000.000.0004 Upah Minimum Propinsi (UMP) 1.330.0005 Mata Pencaharian Menurut Sektor :

1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 479.257.8092. Industri Pengolahan 1.053.099.6363. Listrik, Gas 9.194.4814. Jasa dan Lainnya 548.854.981

Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015

Tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur antara lain dari pendapatanper kapita, penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB), pendapatan asli daerah(PAD) serta gambaran kualitatif tentang keadaan sandang, pangan danperumahan masyarakat. PAD tahun 2014 Kota Mataram adalah sebesar Rp.202.589.000.000,- penerimaan dari PBB sebesar Rp 18.000.000.000,- sedangkanUMP yang berlaku adalah Rp 1.330.000,- (Tabel 2.8)

Tabel 2.10PDRB Kota Mataram 2012-2014

TahunPDRB (jutaan rupiah) Indeks Berantai pendatapatan

RegionalBerlaku Konstan 2000 Berlaku Konstan 2000

2012 9.124.323.159 8.476.038.912 100 % 100 %2013 10.149.704.301 9.149.603.531 100 % 100 %2014 11.632.566.112 9.890.519.911 100 % 100 %

Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015

5. Sosial Budaya dan Agama

Adat istiadat yang sampai sekarang hidup di kalangan masyarakat KotaMataram dapat digambarkan sebagai berikut :1. Budaya Prisaian2. Budaya Tari Gandrung3. Baca Barzanji/Serakalan4. Gendang Beleq5. Zikir Zaman6. Pembaca Hikayat7. Pembayun, dll

Profil Pendidikan 2015 10

Tabel 2.11Keadaan Sosial Budaya dan Agama

No Variabel Jumlah Persentase (%)

1. Penduduk 449.113 Orang 100%a. Islam 357.543 Orang 79.61%b. Nasrani (Protestan & Khatolik) 12.621 Orang 2.81%c. Hindu 71.269 Orang 15.87%d. Budha 7.680 Orang 1.71%

2. Tempat Ibadah 1.386 Buah 100%a. Masjid 244 Buah 17,60%b. Musholla 933 Buah 67,32%b. Gereja 16 Buah 1,15%c. Pura 183 Buah 13,20%d. Vihara/klenteng 10 Buah 0,72%

3. Sarana Kesehatan 71 Buah 100%a. Puskesmas Induk 10 Buah 14,08%b. Puskesmas Pembantu 16 Buah 22,54%c. Puskesmas Keliling 17 Buah 23,94%d. Rumah Sakit 10 Buah 14,08%e. Rumah Sakit Bersalin 7 Buah 9,86%e. Balai Pengobatan 11 Buah 15,49%

Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015

Gambaran keadaan keagamaan di Kota Mataram adalah sebagai berikut :jumlah penduduk beragama Islam sebanyak 357.543 orang (79.61%), Nasrani(Protestan dan Katholik) sebanyak 12.621 orang (2.81%), Hindu sebanyak 71.269orang (15.87%), dan Budha sebanyak 7.680 orang (1.71%). Untuk mengamalkanibadahnya pemeluk agama tersebut didukung oleh adanya masjid dan mushollasejumlah 1.177 (84,92%), gereja 16 buah (1,15%), pura 183 buah (13,20%),vihara/klenteng 10 buah(0,72%). (Tabel 2.11).

6. Transportasi dan Komunikasi

Sarana dan prasarana perhubungan baik transportasi dan komunikasimerupakan sarana untuk memperpendek jarak antara daerah satu dengan daerahyang lain. Transportasi merupakan alat angkut baik transportasi darat (kereta api,bus, mobil pribadi, sepeda motor, sepeda dan lain-lain), maupun transportasiperairan (kapal laut, motor boat, perahu, dan lain-lain) dan transportasi udarasangat penting dalam kehidupan masyarakat. Semua sarana tersebut ditujukanuntuk memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, sertameningkatkan mobilitas manusia ke tempat tujuan baik dari pedesaan sampai keperkotaan, daerah perbatasan sampai ke daerah terpencil, ataupun membantukemudahan siswa dari tempat tinggal menuju ke sekolah.

Profil Pendidikan 2015 11

Tabel 2.12Transportasi dan Komunikasi

No Variabel Jumlah

1 Kelas Jalana. Kelas I 29.506 Kmb. Kelas II 58.830 Kmc. Kelas III 319.715 Km

1 Jumlah TV 87,991 Unit2 Radio Komunikasi 1.484 Unit3 Antena parabola 827 Unit4 Palwa Vidio 42 Unit5 Radio 84.646 Unit

Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2014

Sarana komunikasi penting lainnya yang mempengaruhi arus komunikasibaik bagi perorangan maupun kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, danswasta serta lembaga perdagangan adalah : (1) jumlah TV sebanyak 87.991 unit(2) Radio komunikasi 1.484 (3) Antena Parabola 827 (4) palwa Vidio 42 dan (5)Radio 84.646 (Tabel 2.12).

C. Pendidikan

Kemajuan pendidikan di Kota Mataram cukup menggembirakan. Pelaksanaanprogram pembangunan pendidikan telah menyebabkan makin berkembangnya suasanabelajar mengajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannyaprogram pembangunan maka pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau daerahpinggiran, daerah dengan penduduk miskin, dan daerah padat penduduk. Secara rinci,pembangunan di setiap jenjang pendidikan tidak sama. Oleh karena itu, akandijelaskan tentang keadaan tingkat TK/RA, tingkat SD/MI, tingkat SMP/MTs, sertatingkat SMA/MA/SMK.

1. Tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA)

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah TK Negeri danSwasta sejumlah 99 sekolah, ruang kelas sejumlah 285 buah, jumlah siswasejumlah 5.738 orang, kelompok belajar sejumlah 488 buah dan guru berjumlah522 orang (dengan perincian 93 orang berstatus PNS dan Non PNS sebanyak429 orang (Tabel 2.13a) .

Profil Pendidikan 2015 12

Tabel 2.13aJumlah Siswa, Guru TK di Kota Mataram

Tahun 2014/2015

Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru TK di Kota MataramTahun Pelajaran 2015/2016

No Kecamatan

Sekolah Siswa KelompokBelajar

Ruang KelasMilik

Jumlah Guru diSekolah Negeri &

SwastaN S Jml Neg Swa Jml N S Jml N S Jml

PNS NonPNS Jml

1 Ampenan 0 18 18 0 1.067 1.067 0 36 36 0 49 49 16 73 89

2 Mataram 1 24 25 58 1.419 1.477 4 111 115 5 68 73 29 110 139

3 Cakranegara 1 14 15 34 922 956 0 34 34 0 42 42 14 67 81

4 Sekarbela 0 10 10 0 532 532 0 18 18 0 27 27 6 44 50

5 Selaparang 1 20 20 92 1.030 1.122 5 198 203 5 54 59 20 84 104

6 Sandubaya 1 11 11 90 494 584 0 82 82 4 31 35 8 51 59

Jumlah 4 95 99 274 5.464 5.738 9 479 488 14 271 285 93 429 522

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah RA Negeri danSwasta sejumlah 26 sekolah, ruang kelas sejumlah 72 buah, jumlah siswasejumlah 1.708 orang, kelompok belajar sejumlah 48 buah dan guru berjumlah163 orang (dengan perincian 7 orang berstatus PNS dan Non PNS sebanyak 156orang (Tabel 2.13b)

Tabel 2.13bJumlah Siswa, Guru RA di Kota Mataram

Tahun 2015/2016

Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru RA di Kota MataramTahun Pelajaran 2015/2016

No Kecamatan

Sekolah SiswaKelompok

BelajarRuang Kelas

MilikJumlah Guru di

Sekolah Negeri &Swasta

N S Jml Neg Swa Jml N S Jml N S JmlPNS

NonPNS Jml

1 Ampenan 0 5 5 0 215 215 0 13 13 0 14 14 1 23 24

2 Mataram 0 6 6 0 361 361 0 8 8 0 17 17 1 33 34

3 Cakranegara 0 1 1 0 71 71 0 3 3 0 2 2 0 7 7

4 Sekarbela 0 4 4 0 327 327 0 13 13 0 9 9 2 34 36

5 Selaparang 0 7 7 0 624 624 0 5 5 0 26 26 2 49 51

6 Sandubaya 0 3 3 0 110 110 0 6 6 0 4 4 1 10 11

Jumlah 0 26 26 0 1.708 1.708 0 48 48 0 72 72 7 156 163

Keadaan guru menurut kualifikasi di Taman Kanak-Kanak Negeri danSwasta dapat dirinci sebagai berikut : guru yang berpendidikan SMA berjumlah114 orang, PGSKP/D-I berjumlah 6 orang, PGSLA-II berjumlah 22 orang,Sarjana Muda/D-III berjumlah 6 orang dan Sarjana S-I sebanyak 371 orang, danS2 berjumlah 3 orang. (Tabel 2.14).

Profil Pendidikan 2015 13

Tabel 2.14Jumlah Guru TK Negeri dan Swasta Berdasarkan Ijazah di Kota Mataram

Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Kecamatan

Guru Menurut Ijazah Tertinggi dan Jenis Kelamin

<= SLTA PGSLP/D1

PGSLA/D2

Sarmud/ D3

Sarjana /S1 S2 Jumlah

L P L P L P L P L P L P L P L+P

1 Ampenan 0 26 0 2 0 2 0 1 1 57 0 0 1 88 89

2 Mataram 1 19 0 2 1 6 0 2 4 102 0 2 6 133 139

3 Cakranegara 2 19 0 0 0 5 0 1 2 51 0 1 4 77 81

4 Sekarbela 0 14 0 0 0 2 0 0 1 33 0 0 1 49 50

5 Selaparang 0 19 0 1 1 2 0 0 5 76 0 0 6 98 104

6 Sandubaya 0 14 0 1 0 3 0 2 1 38 0 0 1 58 59

Jumlah 3 111 0 6 2 20 0 6 14 357 0 3 19 503 522

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Keadaan guru menurut kualifikasi di Raudhatul Athfal Negeri danSwasta dapat dirinci sebagai berikut : guru yang berpendidikan SMA berjumlah28 orang, PGSKP/D-I berjumlah 0 orang, PGSLA-II berjumlah 3 orang, SarjanaMuda/D-III berjumlah 3 orang dan Sarjana S-I sebanyak 123 orang dan S2berjumlah 6 orang. (Tabel 2.14).

Jumlah Guru RA Negeri dan Swasta Berdasarkan Ijazah di Kota MataramTahun Pelajaran 2015/2016

No. Kecamatan

Guru Menurut Ijazah Tertinggi dan Jenis Kelamin

<= SLTA PGSLP/D1

PGSLA/D2

Sarmud/ D3

Sarjana/ S1 S2 Jumlah

L P L P L P L P L P L P L P L+P1 Ampenan 0 5 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 24 24

2 Mataram 1 2 0 0 0 2 0 1 0 28 0 0 1 33 34

3 Cakranegara 0 2 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 7 7

4 Sekarbela 0 9 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 36 36

5 Selaparang 0 5 0 0 0 0 0 2 1 43 0 0 1 50 51

6 Sandubaya 0 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 0 11 11

Jumlah 1 27 0 0 0 3 0 3 1 122 0 6 2 161 163

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

2. Tingkat Sekolah Luar Biasa

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah SLB Negeridan Swasta sejumlah 3 sekolah (sekolah negeri = 1 dan sekolah swasta = 2)dengan ruang kelas sejumlah 33 buah, jumlah siswa sejumlah 300 orang,kelompok belajar sejumlah 0 buah dan jumlah guru 51 orang terdiri dari 37orang berstatus PNS dan Non PNS 14 orang. (Tabel 2.15)

Profil Pendidikan 2015 14

Tabel 2.15Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SLB di Kota Mataram

Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Kecamatan

SLB Jumlah SiswaKelompok

BelajarRuang Kelas

Milik Jumlah Guru di SekolahNegeri & Swasta

N S Jml Neg Swa Jum N S Jum N S JmlPNS

NonPNS

Jum

1 Ampenan 1 0 1 136 0 136 0 0 0 20 0 20 17 6 23

2 Mataram 0 1 1 0 129 129 0 0 0 0 0 0 14 2 16

3 Cakranegara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Sekarbela 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Selaparang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Sandubaya 0 1 1 0 35 35 0 0 0 0 13 13 6 6 12

Jumlah 1 2 3 136 164 300 0 0 0 20 13 33 37 14 51

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

3. Tingkat Sekolah Dasar (SD dan MI)

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah SD sejumlah161 sekolah (sekolah negeri 143 dan swasta 18), Jumlah siswa sebanyak 43.569orang (siswa sekolah negeri 39.071 dan swasta 4.498 orang), Rombongan belajarsebanyak 1.443 (negeri 1.226 dan swasta 217), Ruang kelas milik sebanyak1.242 ruang (sekolah negeri 1.053 dan swasta 189 ruang), dan Jumlah guru PNSdan Non PNS sebanyak 2.141 orang (Guru PNS 1.254 dan Guru Non PNS 887orang). (Tabel 2.16)

Tabel 2.16Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SD di Kota Mataram

Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kecamatan

Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik Jumlah Guru diSekolah Negeri &

SwastaN S Jml N S Jml N S Jml N S Jml

PNS NonPNS

Jml

1 Ampenan 23 6 29 7.430 1.402 8.832 224 60 284 183 58 241 213 194 407

2 Mataram 28 5 33 7.359 1.664 9.023 234 95 329 202 69 271 253 242 495

3 Cakranegara 30 2 32 7.820 678 8.498 255 28 283 233 32 265 268 201 469

4 Sekarbela 18 1 19 4.494 142 4.636 152 7 159 123 7 130 155 62 217

5 Selaparang 28 2 28 7.047 289 7.336 202 15 217 183 12 195 215 95 3106 Sandubaya 18 2 20 4.921 323 5.244 159 12 171 129 11 140 150 93 243

Jumlah 143 18 161 39.071 4.498 43.569 1.226 217 1.443 1.053 189 1.242 1.254 887 2.141Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah MIsejumlah 23 sekolah (sekolah negeri 3 dan swasta 20), Jumlah siswa sebanyak4.105 orang (siswa sekolah negeri 1.149 dan swasta 2.956 orang), Rombonganbelajar sebanyak 177 (negeri 38 dan swasta 139), Ruang kelas milik sebanyak149 ruang (sekolah negeri 32 dan swasta 117 ruang), dan Jumlah guru PNS danNon PNS sebanyak 311 orang (Guru PNS 67 dan Guru Non PNS 244 orang).(Tabel 2.17)

Profil Pendidikan 2015 15

Tabel 2. 17Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MI di Kota Mataram

Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Kecamatan

Sekolah Siswa RombonganBelajar

Ruang KelasMilik

Jumlah Guru diSekolah Negeri &

SwastaN S Jml N S Jml N S Jml N S Jml

PNS NonPNS

Jml

1 Ampenan 0 5 5 0 829 829 0 35 35 0 26 26 6 62 68

2 Mataram 1 3 4 341 557 898 12 24 36 7 19 26 18 33 51

3 Cakranegara 1 3 4 279 480 759 9 22 31 9 17 26 18 41 59

4 Sekarbela 0 3 3 0 317 317 0 18 18 0 17 17 3 28 31

5 Selaparang 1 1 2 529 177 706 17 7 24 16 7 23 15 19 34

6 Sandubaya 0 5 5 0 596 596 0 33 33 0 31 31 7 61 68

Jumlah 3 20 23 1.149 2.956 4.105 38 139 177 32 117 149 67 244 311

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SD Negeri lebih banyak dariSD Swasta yaitu SD Negeri sebanyak 143 sekolah dengan jumlah siswa 39.071orang sedangkan SD Swasta sebanyak 18 sekolah dengan jumlah siswa 4.498orang, sebaliknya jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta lebih banyakdibandingkan dengan Madrasah Negeri, Madrasah Negeri sebanyak 3 sekolahdengan jumlah murid sebanyak 1.149 orang dan Madrasah Swasta sebanyak 20buah dengan jumlah siswa 2.956 orang. Hal ini disebabkan karena MI lebihbanyak dibangun oleh yayasan swasta sedangkan SD lebih banyak dibangunoleh pemerintah melalui program bantuan pembangunan sekolah dasar yanglebih dikenal dengan SD Inpres.

Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan saranapendidikan di SD dan MI yang memiliki ruang kelas paling banyakdibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya sehingga jumlah ruang kelasdalam kondisi rusak ringan dan kondisi rusak berat paling banyak di SD dan MI,jenjang SD yaitu 1.032 ruang dalam kondisi baik, kondisi rusak ringan 181ruang dan kondisi rusak berat 29 ruang sedangkan jenjang MI yaitu 124 ruangdalam kondisi baik, kondisi rusak ringan 20 ruang dan kondisi rusak berat 5ruang. Banyaknya ruang kelas yang kondisi rusak berat ini menunjukkan mutuprasarana yang buruk berakibat secara tidak langsung akan menurunkan mutusekolah.

Selanjutnya jika dilihat dari APK di Sekolah Dasar, yaitu berjumlah102.97 % sedangkan APM-nya adalah 74.60 %. Lulusan Sekolah Dasar yaitu7.580 orang selanjutnya yang melanjutkan ke SMP adalah 9.532 orang (125.75%) dan ke MTs 1.297 orang (17.11 %). Angka Drop Out pada tingkat SekolahDasar adalah 7 orang (0.02 %) serta angka mengulang sejumlah 376 orang (0.79%).

Profil Pendidikan 2015 16

4. Tingkat Menegah Pertama (SMP dan MTs)

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, SMP Negeri, SMPSwasta, SMP Terbuka dan MTs berjumlah 66 sekolah, dengan jumlah ruangkelas sebanyak 747 ruang, jumlah guru 1.733 orang, sedangkan jumlah siswa24.210 orang dengan jumlah rombongan belajar 612 rombel untuk SMP, 135rombel untuk MTs dan 10 rombel untuk SMP Terbuka. (Tabel 2.18, Tabel 2.19dan Tabel 2.20)

Tabel 2.18Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMP di Kota Mataram

Tahun Pelajaran 2015/2016

No. Kecamatan

Sekolah SiswaRombongan

BelajarRuang Kelas

MilikJumlah Guru di

Sekolah Negeri &Swasta

N S Jum N S Jum N S Jml N S JumPNS

NonPNS

Jml

1 Ampenan 5 3 8 2.039 209 2.248 69 9 78 110 13 123 104 82 186

2 Mataram 2 6 8 1.297 1.415 2.712 40 46 86 24 43 67 59 118 177

3 Cakranegara 3 2 5 3.239 458 3.697 91 16 107 79 18 97 115 75 190

4 Sekarbela 4 0 4 1.283 0 1.283 44 0 44 39 0 39 65 26 91

5 Selaparang 7 3 10 7.278 150 7.428 206 5 211 170 29 199 263 136 399

6 Sandubaya 6 0 6 2.876 0 2.876 86 0 86 79 0 79 123 68 191

Jumlah 27 14 41 18.012 2.232 20.244 536 76 612 501 103 604 729 505 1.234

Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Tabel 2.19Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MTs di Kota Mataram

Tahun 2015/2016

No. Kecamatan

Sekolah SiswaRombongan

BelajarRuang Kelas

Milik Jumlah Guru diSekolah Negeri &

Swasta

N S J4ml N S Jml N S Jml N S JmlPNS

NonPNS

Jml

1 Ampenan 0 4 4 0 438 438 0 20 20 0 25 25 5 63 68

2 Mataram 0 2 2 0 139 139 0 9 9 0 9 9 0 29 29

3 Cakranegara 0 1 1 0 134 134 0 6 6 0 6 6 1 12 13

4 Sekarbela 1 4 5 540 468 1.008 14 20 34 12 24 36 33 87 120

5 Selaparang 2 0 2 1.498 0 1.498 40 0 40 39 0 39 83 25 108

6 Sandubaya 0 7 7 0 610 610 0 28 28 0 20 20 5 104 109

Jumlah 3 18 21 2.038 1.789 3.827 54 83 137 51 84 135 127 320 447

Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Profil Pendidikan 2015 17

Tabel 2.20Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMP Terbuka di Kota Mataram

Tahun 2015/2016

No. Kecamatan

Sekolah Siswa RombonganBelajar

Ruang KelasMilik Jumlah Guru di Sekolah

Negeri & Swasta

N S Jml N S Jml N S Jml N S JmlPNS

NonPNS

Jml

1 Ampenan 1 0 1 45 0 45 3 0 3 3 0 3 5 10 15

2 Mataram 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Cakranegara 1 0 1 5 0 5 1 0 1 1 0 1 10 1 11

4 Sekarbela 1 0 1 32 0 32 3 0 3 3 0 3 9 2 11

5 Selaparang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Sandubaya 1 0 1 57 0 57 3 0 3 1 0 1 9 6 15

Jumlah 4 0 4 139 0 139 10 0 10 8 0 8 33 19 52

Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Tabel 2.21Data Pokok SMP, SMP T dan MTs Tahun 2015/2016

No Komponen SMP MTsSMP

TERBUKA SMP +MTs

1 Sekolah 41 21 4 662 Ruang Kelas menurut kondisi :

a. Baik 554 118 7 679b. Rusak Ringan 48 10 1 59c. Rusak Berat 2 7 9

3 Guru menurut Ijazaha. SLTA 13 34 2 49b. D1 4 1 0 5c. D2 6 4 0 10d. D3 23 2 2 27e. S1 1.147 356 44 1.547f. S2 39 16 2 57g.Guru Pamong

4 Jumlah siswa menurut kelas :

a. Kelas 7 6.833 1.297 24 8.154b. Kelas 8 6.723 1.253 42 8.018c. Kelas 9 6.683 1.277 73 8.033

5 Rombongan Belajar 612 137 10 759Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016

Pada tabel tersebut digambarkan pula bahwa jumlah SMP lebih besar jikadibandingkan dengan MTs, hal ini terlihat di semua data yang ada.

Seperti halnya dengan SMP dan MTs bila dilihat menurut status sekolah,jumlah SMP Negeri lebih banyak dari SMP Swasta yaitu SMP Negeri 24sekolah dengan jumlah siswa 18.012 orang, SMP swasta 17 sekolah denganjumlah siswa 2.232 orang dan SMP Terbuka sebanyak 4 sekolah dengan jumlahsiswa 139 orang, sebaliknya jumlah Madrasah Swasta lebih banyakdibandingkan dengan Madrasah Negeri yaitu MTs Negeri sebanyak 3 sekolahdengan jumlah murid 2.038 orang sedangkan MTs Swasta 18 buah denganjumlah siswa 1.789 orang.

Profil Pendidikan 2015 18

Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan saranapendidikan di SMP Negeri/Swasta ruang kelas dengan kondisi baik yaitu 554buah, kondisi rusak ringan 48 buah, dan rusak berat 2 buah sedangan ruang kelasyang dimiliki MTs dengan kondisi baik sebanyak 118 buah, kondisi rusak ringansebanyak 10 buah dan dalam kondisi rusak berat sebanyak 7 buah. Banyaknyaruang kelas dalam kondisi baik ini menunjukkan mutu prasarana yang baikberakibat secara tidak langsung akan meningkatkan mutu sekolah.

Selanjutnya jika dilihat dari APK di Sekolah Menengah Pertama, yaituberjumlah 101.58 % sedangkan APM-nya adalah 74.44 %. Lulusan SekolahMenengah Pertama yaitu 7.651 orang. Angka Drop Out adalah 62 orang (0.81%) serta angka mengulang sejumlah 60 orang ( 0.78 %).

5. Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK)

Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, SMA berjumlah 24sekolah, ruang kelas sejumlah 321 buah, jumlah guru 858 orang, jumlah siswa11.657 orang dan rombongan belajar sebanyak 344 rombel dan MA sebanyak 12sekolah, ruang kelas sejumlah 81 buah dengan jumlah siswa 2.461 orang danrombongan belajar 126 rombel serta SMK sejumlah 21 sekolah, ruang kelassejumlah 267 buah dengan jumlah siswa 9.623 orang dan jumlah rombel 332buah. (lihat tabel 2.22, 2.23 dan 2.24).

Tabel 2.22Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMA di Kota Mataram

Tahun 2015/2016

No. Kecamatan

Sekolah Siswa RombonganBelajar

Ruang KelasMilik

Jumlah Guru diSekolah Negeri &

SwastaN S Jml N S Jml N S Jml N S Jml

PNS NonPNS Jml

1 Ampenan 1 3 4 1.588 414 2.002 41 17 58 27 14 41 54 102 156

2 Mataram 0 6 6 0 673 673 0 28 28 0 35 35 5 106 111

3 Cakranegara 0 2 2 0 586 586 0 24 24 0 11 11 0 53 53

4 Sekarbela 1 1 2 1.645 49 1.694 42 3 45 30 3 33 64 40 104

5 Selaparang 3 4 7 3.799 277 4.076 98 18 116 92 41 133 152 117 269

6 Sandubaya 3 0 3 2.626 0 2.626 73 0 73 68 0 68 111 54 165

Jumlah 8 16 24 9.658 1.999 11.657 254 90 344 217 104 321 386 472 858

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Profil Pendidikan 2015 19

Tabel. 2.23Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MA di Kota Mataram

Tahun 2015/2016

No. Kecamatan

Sekolah Siswa RombonganBelajar

Ruang KelasMilik

Jumlah Guru diSekolah Negeri &

SwastaN S Jml N S Jml N S Jml N S Jml

PNSNonPNS Jml

1 Ampenan 0 2 2 0 135 135 0 54 54 0 5 5 1 37 38

2 Mataram 0 3 3 0 263 263 0 12 12 0 12 12 2 65 67

3 Cakranegara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Sekarbela 0 2 2 0 140 140 0 3 3 0 6 6 3 36 39

5 Selaparang 2 1 3 1.719 66 1.785 48 3 51 48 4 52 83 45 128

6 Sandubaya 0 2 2 0 138 138 0 6 6 0 6 6 1 37 38

Jumlah 2 10 12 1.719 742 2.461 48 78 126 48 33 81 90 220 310

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Tabel 2.24Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMK di Kota Mataram

Tahun 2015/2016

No. Kecamatan

Sekolah Siswa RombonganBelajar

Ruang KelasMilik

Jumlah Guru diSekolah Negeri &

SwastaN S Jml N S Jml N S Jml N S Jml

PNS NonPNS Jml

1 Ampenan 1 1 2 454 45 499 18 3 21 13 0 13 34 25 59

2 Mataram 2 4 6 992 382 1.374 46 19 65 37 20 57 75 135 210

3 Cakranegara 0 1 1 0 301 301 0 17 17 0 17 17 0 36 36

4 Sekarbela 1 2 3 570 147 717 19 6 25 15 5 20 23 64 87

5 Selaparang 5 2 7 5.955 238 6.193 165 16 181 128 17 145 306 220 526

6 Sandubaya 1 1 2 509 30 539 21 2 23 13 2 15 24 33 57

Jumlah 10 11 21 8.026 1.143 9.623 269 63 332 206 61 267 462 513 975

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

Profil Pendidikan 2015 20

Tabel 2.25Data Pokok SMA, SMK dan MA Tahun 2015/2016

No Komponen SMA SMK MA SMA + SMK +MA

1 Sekolah 24 21 12 572 Ruang Kelas menurut kondisi :

a. Baik 304 265 69 638b. Rusak Ringan 10 2 10 22c. Rusak Berat 1 0 2 3

3 Guru menurut Ijazaha. SLTA 0 0 0 0b. D1 7 7 11 25c. D2 4 0 5 9d. D3 165 52 1 218e. S1 635 875 265 1.775f. S2 41 41 28 110

4 Jumlah siswa menurut kelas :

a. Kelas 10 4.323 3.564 842 8.729b. Kelas 11 3.790 3.182 790 7.762c. Kelas 12 3.544 2.778 829 7.151

5 Rombongan Belajar 344 332 126 802

Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016

Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SMA Negeri lebih sedikit dari SMASwasta yaitu SMA Negeri 8 sekolah sedangkan SMA Swasta 16 sekolah dan MA Negeri 2sekolah sedangkan MA Swasta 10 sekolah tapi bila dilihat dari jumlah siswa maka jumlahsiswa SMA/MA Negeri lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah siswa SMA/MASwasta, yaitu SMA Negeri berjumlah 9.658 orang sedangkan siswa SMA Swasta 1.999orang, dan jumlah siswa MA Negeri 1.719 orang sedangkan MA Swasta 742 orang.Jumlah SMK Negeri 10 sekolah dan SMK Swasta 11 sekolah dengan jumlah siswa SMKNegeri 8.026 orang sedangkan SMK Swasta 1.143 orang. Ternyata jumlah SMA/MA lebihbanyak dibandingkan dengan SMK, hal ini disebabkan pembangunan SMA lebih murahdibandingkan dengan SMK sehingga wajar jika SMA/MA lebih banyak. Sesuai denganbanyaknya siswa yang ada, lulusan SMA juga lebih banyak jika dibandingkan denganlulusan SMK.

Dari ketiga jenis sekolah menengah ke atas yang ada, jumlah ruang kelas yangpaling besar memiliki kondisi yang baik adalah SMA, sedangkan ruang kelas yangmemiliki kondisi rusak berat terdapat pada MA. Melihat kondisi yang rusak berat ini,selayaknya jika pada jenis sekolah tersebut diprioritaskan untuk memperoleh bantuanrehabilitasi terlebih dahulu dibandingkan dengan dua jenis sekolah lainnya.

Menurut kualifikasi guru di SMA Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut :guru berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 7 orang, PGSLA-II 4 orang,Sarmud/D-III 165 orang, Sarjana/S-I 635 orang serta Sarjana Magister/S-II berjumlah 41orang, kualifikasi guru di MA dapat dirinci sebagai berikut : guru berpendidikan kurangatau sama dengan DI berjumlah 11 orang, PGSLA-II 5 orang, Sarmud/D-III 1 orang,Sarjana/S-I 265 orang serta Sarjana Magister/S-II berjumlah 28 orang. Sedangkankualifikasi guru di SMK Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru

Profil Pendidikan 2015 21

berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 7 orang, PGSLA-II 0 orang,Sarmud/D-III 52 orang, Sarjana/S-I 875 orang serta Sarjana Magister/S-2 41 orang.

Selanjutnya, jika dilihat dari tingkat kualifikasi pendidikan guru baik diSMA/MA/SMK, dapat disimpulkan bahwa guru-guru di tingkat sekolah menengah ke atastersebut lebih banyak yang berijazah Sarjana S1 bahkan ada yang telah berijazah pascasarjana (S2). Bila dilihat fasilitas sekolah yang seharusnya ada, ternyata tidak semuafasilitas yang ada dimiliki oleh SMA, MA, atau SMK. Perpustakaan, lapangan olahraga,UKS terdapat di tiga jenis sekolah, sedangkan bengkel dan ruang praktik hanya di SMK.Kondisi sekolah yang tidak memiliki fasilitas tersebut hendaknya menjadi prioritas dalampembangunan fasilitas tersebut.

Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan diSMA/MA/SMK. Ruang kelas dengan kondisi baik yaitu 304 ruang, kondisi rusak ringan10 ruang dan kondisi rusak berat 1 ruang untuk tingkat SMA, sedangan ruang kelas yangdimiliki MA dengan kondisi baik sebanyak 69 ruang, kondisi rusak ringan sebanyak 10ruang dan terdapat 2 ruang kelas dengan kondisi rusak berat. Sedangkan untuk tingkatSMK ruang kelas yang kondisinya baik berjumlah 265 buah ruang kelas untuk rusakringan berjumlah 2 ruang dan terdapat 0 ruang kelas dengan kondisi rusak berat.Banyaknya ruang kelas dalam kondisi baik ini menunjukkan mutu prasarana yang baikberakibat secara tidak langsung akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Selanjutnya jika dilihat dari APK di SMA/MA/SMK sebesar 168.16 % sedangkanAPM-nya adalah 124.79 %. Lulusan SMA/MA/SMK yaitu sebesar 7.016 orang. DenganAngka Drop Out adalah 5 orang (0.04 %) untuk tingkat SMA, 8 orang (0.33 %) untuktingkat MA dan 98 orang (1,02 %) untuk tingkat SMK dengan jumlah angka mengulang 43orang ( 0.34 %) untuk tingkat SMA, 5 orang (0.20 %) untuk tingkat MA dan 115 orang(1.20 %) untuk tingkat SMK.

Profil Pendidikan 2015 22

BAB III

KINERJA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Kinerja pendidikan dasar dan menengah pada bab III akan dimulai dengan kinerjadipandang dari sudut pemerataan pendidikan, dilanjutkan dengan peningkatan mutupendidikan, relevansi pendidikan, dan diakhiri dengan efisiensi internal pendidikan. Untukpemerataan, peningkatan mutu, dan efisiensi internal, kinerja yang dilihat adalah menurutjenjang pendidikan yaitu tingkat SD, SMP, dan SM, sedangkan untuk relevansi yangdilihat hanyalah SD, SMA, dan SMK.

A. Pemerataan Pendidikan

Berdasarkan APK yang ada, ternyata APK tertinggi terdapat di tingkatSMA/MA/SMK yaitu 168.16 % dan yang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu 101.58%. Tingginya APK pada SMA/MA/SMK di akibatkan oleh banyaknya siswa di luarusia sekolah yang berada di jenjang tersebut.

Tabel 3.1Indikator Pemerataan Pendidikan Dasar dan Menengah

Tahun 2015/2016

No INDIKATORSD+MI

%SMP+MTs

%

SMA/MA/SMK

%1 Angka Partisipasi Kasar (APK) 102.97 % 101.58 % 168.16 %

2 Angka Partisipasi Murni (APM) 74.60 % 74.44 % 124.79 %

3a. Siswa/Guru 30:1 30:1 24:1b. Siswa/Kelas 34:1 34:1 32:1c. Siswa/Sekolah 300:1 360:1 430:1d. Kelas/Guru 1:2 1:3 1:3e. Guru/Sekolah 14:1 27:1 38:1f. Kelas/Ruang Kelas 1:1 1:1 1:1

4 Angka Mengulang 0.79 % 0.25 % 0.66 %5 Angka Putus Sekolah 0.01 % 0.26 % 0.45 %6 Angka melanjutkan/transisi dari SD/MI ke SMP/MTs 142.86 %

7 Angka melanjutkan/transisi dari SMP/MTs keSMA/MA/SMK

112.95 %

Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016

APM yang tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK yaitu 124.79 % danyang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu 74.44 %. Berdasarkan APM dapat diketahuibahwa pada tingkat SMA/MA/SMK anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyakdibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang palingbaik terdapat di tingkat SMA/MA/SMK.

Indikator berikutnya membicarakan tentang rasio siswa per guru, siswa perkelas, siswa per sekolah, kelas per guru, guru per sekolah dan kelas per rombel. Rasiosiswa per guru tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK dengan rasio 24:1 (24siswa untuk 1 guru) dan terendah terdapat di tingkat SD/MI dan SMP/MTs denganrasio 30:1 (30 siswa untuk 1 guru). Hal ini menunjukkan bahwa banyaknyakekurangan guru terutama di tingkat SD/MI dan SMP/MTs sebaliknya di tingkat

Profil Pendidikan 2015 23

SMA/MA/SMK jumlah gurunya lebih merata dibandingkan jenjang pendidikanlainnya.

Perbedaan pencapaian di tingkat SD, SMP, dan SM juga karena akibatperbedaan kepadatan penduduk usia sekolah, kepadatan terbesar terdapat di tingkat 7 -12 tahun dan terkecil terdapat di tingkat 16 - 18 tahun.

Berdasarkan indikator yang terdapat pada Tabel 3.1 dan dengan melihatpencapaian setiap indikator untuk setiap jenjang pendidikan, maka dapat dikatakanbahwa tingkat SMA/MA/SMK mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkandengan tingkat SMP/MTs dan tingkat SD/MI. Kinerja yang lebih unggul ini diambildari banyaknya nilai yang lebih tinggi pada tingkat tersebut.

B. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan

1. Tingkat SD (SD dan MI)

Indikator mutu dapat dibedakan menjadi lima indikator mutu yaitu: (1)mutu masukan, (2) mutu proses, (3) mutu SDM, (4) mutu fasilitas, dan (5) biaya.Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa 6.347 orang siswa barutingkat I di SD adalah berasal dari tamatan TK/BA/RA dan siswa baru tingkat Idari tamatan TK/BA/RA di MI berjumlah 617 orang.

Tabel 3.2Indikator Mutu Pendidikan SD dan MI

Tahun 2015/2016

No INDIKATOR SD MI SD + MI

1 Jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun 46.6612 Jumlah siswa seluruh 43.569 4.105 47.6743 Jumlah siswa berumur 7 – 12 tahun 38.968 3.585 42.5534 Angka Partisipasi Kasar (APK) 102.97 %5 Angka Partisipasi Murni (APM) 74.60 %6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.01 % 0.26 % 0.45 %7 Angka Mengulang 0.79 % 0.25 % 0.66 %8 Sekolah 161 23 1849 Siswa baru Tk. I asal TK/BA/RA 6.347 617 6.96410 Siswa Tk. I 7.622 852 8.47411 Guru :

a. Layak mengajar 2.032 283 2.452b. Tidak layak mengajar 109 28 137

Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan 2015/2016

Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang di SD adalah0.79 % dan MI 0.25 %, angka putus sekolah di SD adalah 0,01 % dan MI 0.26 %serta rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) di SD negeri dan Swasta adalah7.83 sedangkan rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) di MI negeri danswasta adalah 7.55. Dengan melihat ketiga indikator mutu proses ini dapatdikatakan bahwa kinerja terbaik adalah pada SD. Hal itu ditunjukkan denganadanya angka mengulang lebih rendah dari MI dan nilai UAN di SD lebih tinggi

Profil Pendidikan 2015 24

dari MI.Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka jumlah guru yang layak mengajar

di SD dan MI yaitu 2.452 orang dan tidak layak mengajar 137 orang. Hal ini dilihatdari segi kualifikasi pendidikan serta kesesuaian ijazah guru dengan bidang studiyang diajarkan.

Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa dari 8.474 orang siswabaru tingkat I SD dan MI. Yang berasal dari tamatan TK/RA/BA adalah 6.964 orangsiswa (82%). Prosentase siswa baru tingkat I di SD yang berasal dari tamatanTK/BA/RA lebih tinggi dibandingkan dengan MI, yaitu SD : 6.347 orang (91%) danMI : 617 orang (9%). Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang danangka putus sekolah, ternyata angka mengulang lebih tinggi di SD yaitu 0.79 %, danMI yaitu 0.25 %, sementara angka putus sekolah terbesar terdapat pada MI yaitu 0.26% dan pada jenjang SD terdapat 0.01% angka putus sekolah. Dengan melihat keduaindikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja terbaik adalah pada SD. Halitu ditunjukkan dengan adanya angka putus sekolah paling rendah serta angkamasukan siswa baru tingkat I dari TK/RA/BA yang lebih tinggi dibandingkan MI.

Berdasarkan indikator mutu yang terdapat pada Tabel 3.2 dan denganmelihat pencapaian setiap indikator untuk SD dan MI, maka dapat dikatakan bahwaSD mempunyai kinerja mutu yang lebih unggul dibandingkan dengan MI. Kinerjayang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi dalam halmutu pada tingkat tersebut.

2. Tingkat SMP (SMP dan MTs)

Berdasarkan mutu masukan yang terdapat Tabel 3.3 dapat diketahuibahwa rasio NIlai UAN lulusan SMP lebih tinggi dibandingkan dengan NilaiUAN lulusan MTs, Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang,angka putus sekolah, dan angka lulusan, ternyata angka mengulang terbesarterdapat pada MTs yaitu sebesar 0.31% dan angka putus sekolah terbesarterdapat pada SMP yaitu sebesar 0.27%. Angka UAN pada SMP negeri 7 danSMP swasta 6 sedangkan MTs negeri 7.2 dan MTs swasta 7.

Tabel 3.3Indikator Mutu Pendidikan SMP dan MTs

Tahun 2015/2016

No INDIKATOR SMP MTs SMPT SMP +SMPT+MTs

1 Jumlah penduduk usia 13 – 15 tahun 24.0662 Jumlah siswa seluruh 20.244 3.827 139 24.2103 Jumlah siswa berumur 13 – 15 tahun 14.733 2.945 68 17.7464 Angka Partisipasi Kasar (APK) 101.58 %5 Angka Partisipasi Murni (APM) 74.44 %6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.26 %7 Angka Mengulang 0.25 %8 Sekolah 41 21 4 669 Siswa baru Tk. I asal SD/MI 6.818 1.297 23 8.13810 Siswa Tk. I 6.833 1.297 24 8.15411 Guru :

a. Layak mengajar 982 331 50 1.363b. Tidak layak mengajar 17 35 2 54

Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016

Profil Pendidikan 2015 25

Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka jumlah guru yang layakmengajar di SMP dan MTs yaitu 1.363 orang dan tidak layak mengajar 54 orang,hal itu terlihat pada kualifikasi pendidikan guru dan kesesuaian ijazah gurudengan bidang studi yang diajarkan.

Berdasarkan indikator mutu yang terdapat pada Tabel 3.3 dan denganmelihat pencapaian setiap indikator di SMP, mempunyai kinerja yang lebihunggul dibandingkan dengan MTs yang diambil dari banyaknya nilai yang lebihtinggi dalam hal mutu pada SMP.

Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa dari 8.154 orang siswabaru tingkat I SMP/MTs. Yang berasal dari tamatan SD/MI adalah 8.138 orangsiswa (99.80%). Prosentase siswa baru tingkat I di SMP yang berasal dari tamatanSD/MI lebih tinggi dibandingkan dengan MTs, yaitu SMP : 6.818 orang (83.62%)dan MTs : 1.297 orang (15.91%).

Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putussekolah, ternyata angka mengulang lebih tinggi di MTs yaitu 0.31%, dan SMPyaitu 0.24%, sementara angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMP yaitu0.27% dan pada jenjang MTs terdapat angka putus sekolah sebanyak 0.21%.Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerjapada kedua jenjang pendidikan tersebut boleh dikatakan sama. Hal itu ditunjukkandengan adanya angka putus sekolah pada MTs lebih rendah jika di bandingkandengan SMP tetapi angka masukan siswa baru tingkat I dari SD/MI pada SMPlebih tinggi jika dibandingkan dengan MTs.

3. Tingkat SMA (SMA, SMK, dan MA)

Tabel 3.4Indikator Mutu Pendidikan SMA, MA dan SMK

Tahun 2015/2016No INDIKATOR SMA MA SMK SMA + MA

+SMK1 Jumlah penduduk usia 16 – 18 tahun 14.1182 Jumlah siswa seluruh 11.657 2.461 9.623 23.7413 Jumlah siswa berumur 16 – 18 tahun 7.860 1.778 7.500 17.1384 Angka Partisipasi Kasar (APK) 82.60 % 17.40 % 68.20 % 168.20 %5 Angka Partisipasi Murni (APM) 55.70 % 12.60 % 53.10 % 121.40 %6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.04 % 0.33 % 1.02 % 1.39 %7 Angka Mengulang 0.37 % 0.20 % 1.20 % 1.77 %8 Sekolah 24 12 21 579 Siswa baru Tk. I asal SMP/MTs/Paket B 4.284 828 3.485 8.597

10 Siswa baru Tk. I 4.298 842 3.502 8.64211 Guru :

a. Layak mengajar 758 244 728 1.730b. Tidak layak mengajar 0 0 0 0

Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016

Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putussekolah, ternyata angka mengulang terbesar terdapat pada SMK yaitu sebesar1.20% dan angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMK yaitu sebesar 1.02%.Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa mutumasukan terbaik adalah pada SMA. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka

Profil Pendidikan 2015 26

putus sekolah paling rendah serta angka masukan siswa baru tingkat I dariSMP/MTs yang lebih tinggi dibandingkan MA dan SMK.

Bila dilihat dari mutu guru di SMA/MA/SMK, maka persentase guruyang layak mengajar di SMK terbesar jika dibandingkan dengan kedua jenissekolah lainnya yang setingkat. Mutu guru juga menunjukkan kinerja sekolah.

Berdasarkan indikator mutu yang terdapat pada Tabel 3.4 dan denganmelihat pencapaian setiap indikator untuk SMA, SMK, dan MA, maka dapatdikatakan bahwa SMA mempunyai kinerja mutu yang lebih ungguldibandingkan dengan MA dan SMK. Kinerja yang lebih unggul ini diambil daribanyaknya nilai yang lebih tinggi dalam hal mutu pada tingkat tersebut. Dengandemikian, kinerja mutu yang lebih buruk ini yang harus ditangani lebih lanjut.

Tidak seperti dua indikator sebelumnya yang menggunakan jenisindikator yang sama, indikator untuk relevansi antara tingkat SD, SMA, danSMK berbeda. Untuk SD merupakan relevansi antara muatan lokal dengan matapelajaran yang dikembangkan oleh daerah, untuk SMA merupakan relevansiantara siswa menurut jurusan di SMA dengan kriteria dan prosedur penjurusandi SMA, sedangkan untuk SMK adalah relevansi antara lulusan dengan yangterserap di sektor mata pencaharian. Oleh karena itu, analisisnya juga dibedakanantara ketiga jenis sekolah tersebut.

Profil Pendidikan 2015 27

BAB IVPENUTUP

Pada akhir profil pendidikan yaitu pada bab IV akan dijelaskan tentang kesimpulanyang dapat diambil dari kinerja yang ada dari pendidikan dasar sampai menengah.Berdasarkan kesimpulan tentang pendidikan dasar dan menengah, maka dapat disusunsaran atau rekomendasi dalam rangka meningkatkan kinerja pendidikan dasar danmenengah di Kota Mataram.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang terdapat dalam profil pendidikan dan kajian terhadaphasil indikator pendidikan seperti pemerataan, peningkatan mutu, relevansi, danefisiensi internal pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dipandang dari segi pemerataan

Pemerataan yang dimaksud diukur dengan beberapa indikator yaitu APK,APM, perbandingan antar jenjang, rasio pendidikan, angka melanjutkan, tingkatpelayanan sekolah. Berdasarkan APK, maka angka yang tertinggi adalah padajenjang SD dan MI, dilanjutkan dengan jenjang SMP dan MTs serta jenjang SMpemerataannya yang paling rendah. Rendahnya pemerataan ini adalah akibatterpusatnya sarana/prasarana pendidikan di satu tempat. .

Bila dilihat perbandingan antar jenjang, maka masih terjadi ketimpanganantara sekolah tingkat SD dengan tingkat SMP apalagi untuk tingkat SM. Bilatingkat SMP harus sama dengan SD maka diperlukan tambahan sekolah dikecamatan yang jumlah sekolahnya masih sedikit. Demikian juga untuk jenjangSM.

2. Dipandang dari segi peningkatan mutu

Peningkatan mutu dimaksud diukur dengan berbagai indikator yaitupersentase lulusan, angka mengulang, angka putus sekolah, angka lulusan, angkakelayakan guru mengajar dan persentase kondisi ruang kelas.

Siswa baru SD dan MI yang berasal dari TK/RA/BA adalah sebesar 6.964orang, Angka mengulang yang terbesar terdapat pada tingkat SD dan MI yaitu376 orang (2.2%), sedangkan angka putus sekolah yang terbesar terdapat padatingkat SMA/MA/SMK yaitu 98 orang (1.08%).

Indikator kelayakan mengajar guru, ternyata di tingkat SD dan MI guruyang layak mengajar paling tinggi yaitu 2.452 orang dan yang paling rendah padatingkat SMP/MTs yaitu 1.363 orang .

Kondisi ruang kelas yang paling banyak berkondisi baik dan kondisi rusakberat terdapat pada tingkat SD dan MI yaitu kondisi baik 1.156 buah sedangkankondisi rusak ringan dan berat 201 buah. Hal ini disebabkan jumlah SD dan MIlebih banyak dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya.

Profil Pendidikan 2015 28

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang diusulkanadalah sebagai berikut :1. Perlu diusahakan peningkatan APK dan APM pada jenjang SD, sedangkan pada

tingkat SMP dan sekolah menengah diperlukan penanganan khusus karena APKdan APM masih rendah.

2. Perbandingan APK dan APM antar jenjang pendidikan terlihat masih sangatmencolok, terlebih antara tingkat SD dengan tingkat SM. Untuk itu perludipikirkan apakah sekolah tingkat SD dapat ditingkatkan menjadi SMP ataudengan menambah SMP dan SM.

3. Angka melanjutkan masih rendah, lebih-lebih pada tingkat SM. Untuk itu perlupenanganan khusus misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakattentang arti pentingnya pendidikan.

4. Angka mengulang di tingkat SD perlu diturunkan yaitu dengan cara memberikanpembelajaran yang bermutu dan menerapkan sistem remedial. Sedangkan padajenjang SMP dan SM perlu diturunkan angka drop outnya dengan jalanmemberikan beasiswa, mempermudah akses siswa ke sekolah denganmemprioritaskan pembangunan sekolah di dekat pemukiman keluarga miskin,atau dengan mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada seluruh siswa danmasyarakat oleh pihak-pihat terkait tentang pentingnya pendidikan.

5. Perlu ditingkatkan kemampuan guru dalam mengajar sehingga diharapkan setiapjenjang pendidikan memiliki guru yang layak mengajar. Untuk itu perludipikirkan peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan sertifikasi guru sehinggatidak ada lagi guru yang berkualifikasi di bawah S1 sesuai tuntutan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

6. Perlu dilakukan rehabilitasi bagi ruang kelas yang rusak berat terutama padatingkat SD/MI.

7. Perlu dipikirkan bagaimana cara meningkatkan partisipasi pemerintah daerah danswasta dalam pembiayaan sekolah dari tingkat SD sampai SM sehinggamengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat.