PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB...

98
PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA BERDASARKAN THE PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESMENT (PISA) PADA KONTEN BIOLOGI (Kuasi Deskriptif Siswa Kelas IX SMP se-Kecamatan Kemiling di Bandar Lampung) (Skripsi) Oleh CONNYTA ELVADOLA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016

Transcript of PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA BERDASARKANTHE PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESMENT (PISA)

PADA KONTEN BIOLOGI(Kuasi Deskriptif Siswa Kelas IX SMP se-Kecamatan Kemiling

di Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

CONNYTA ELVADOLA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2016

Page 2: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

ii

ABSTRAK

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA BERDASARKANThe Programme for International Student Assesment (PISA)

PADA KONTEN BIOLOGI(Kuasi Deskriptif Siswa Kelas IX SMP se-Kecamatan Kemiling

di Bandar Lampung)

Oleh

CONNYTA ELVADOLA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kompetensi literasi sains siswa,

perbedaan kompetensi berdasarkan gender serta faktor yang mempengaruhi

kompetensi literasi sains siswa. Penelitian ini yakni penelitian studi deskriptif

dengan desain deskriptif sederhana. Sampel penelitian adalah siswa kelas IX SMP

se-Kecamatn Kemiling berjumlah 500 siswa yang dipilih secara purposive

sampling. Data kualitatif berupa data faktor yang mempengaruhi kompetensi

literasi sains siswa dikumpulkan menggunakan kuisioner siswa dan guru,

sedangkan data kuantitatif berupa skor kompetensi literasi sains siswa mengguna-

kan instrumen soal PISA, kemudian keduanya dianalisis secara deskriptif serta

untuk mengetahui perbandingan gender menggunakan uji Mann- Whitney U.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi literasi sains siswa dalam

kategori “Sangat Rendah” (29,88 ± 0,80). Bila dipisahkan berdasarkan aspek

kompetensi ilmiah, walaupun masuk dalam kategori “Sangat Rendah” namun

aspek mengidentifikasi permasalahan ilmiah memiliki skor tertinggi diantara

Page 3: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

iii

ketiga aspek (36,4 ± 1,1), capaian kedua yakni aspek menggunakan bukti ilmiah

(32,3 ± 3,6) dan yang terakhir aspek menjelaskan fenomena ilmiah (29,8 ± 3,6).

Kompetensi literasi sains siswa perempuan lebih unggul (33,4 ± 1,1) dibanding

siswa laki-laki (26,2 ± 1,1). Dari hasil uji statistik dihasilkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kompetensi literasi sains siswa perempuan dan

laki-laki. Faktor yang mempengaruhi kompetensi literasi sains yaitu latar

belakang pendidikan orang tua; kebiasaan belajar; profesionalisme guru meliputi

latar belakang pendidikan guru, metode yang sering digunakan dan keikutsertaan

dalam pelatihan serta proses pembelajaran meliputi pelaksanaan praktikum, lama

belajar di luar sekolah, keikutsertaan dalam les dan guru yang mengajar les. Serta

faktor yang tidak berpengaruh terhadap kompetensi literasi sains yaitu bimbingan

orang tua, fasilitas belajar, sertifikasi guru, periode mengajar guru dan pemberian

PR.

Kata Kunci : literasi sains, gender, PISA.

Page 4: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA BERDASARKANTHE PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESMENT (PISA)

PADA KONTEN BIOLOGI(Kuasi Deskriptif Siswa Kelas IX SMP se-Kecamatan Kemiling

di Bandar Lampung)

Oleh

CONNYTA ELVADOLA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan
Page 6: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan
Page 7: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan
Page 8: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung karang pada tanggal 08

Juni 1994, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara,

anak dari pasangan Bapak Helmi Syarif (Alm) dengan

Ibu Fawarida Ali. Penulis beralamat di Jl. Imam Bonjol

Perumahan Gunter II, Blok E No. 5, Kemiling, Bandar

Lampung.Nomor telepon 082178776489

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1999 di TK Aisyah Pringsewu

yang diselesaikan pada tahun 2000. Selanjutnya pada tahun 2000 penulis

bersekolah di SD Negeri 3 Sukaraja, Tanggamus Lampung yang diselesaikan

pada tahun 2006. Pada tahun 2006 diterima di SMP Negeri 23 Bandar Lampung

yang diselesaikan tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis masuk di

SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan

Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur Ujian Mandiri

(UM).

Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMA Negeri 2 Way Tenong dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa

Sukananti Lampung Barat. Tahun 2016 peneliti melakukan penelitian di SMP se-

Kecamatan Kemiling untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).

Page 9: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

viii

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segalakemudahan, limpahan rahmad, rezeki, dan karunia yang Engkau berikan selama

ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Ayahku (Helmi Syarif)(Alm) dan Ibuku (Fawarida Ali)

Ayahku yang memberi tauladan bagi kami anak-anakmu, terima kasih atassegala ilmu dan motivasi hidup yang telah kau berikan. Ibuku yang baik hati,

penuh cinta, pengertian dan peduli. Terima kasih atas doa, motivasi sertaperjuanganmu untuk menjadikanku terus maju.

Papaku (H. Irham Lihan)

Papaku yang memberi dukungan, motivasi, saran serta kasih sayang sehinggaaku dapat melanjutkan studi sampai saat ini. Terima kasih atas segala yang kau

berikan padaku.

Kakakku (Hesti Anggia Sari dan Thamaroni Usman sertaMeitara Remadona dan Efin Afriza)

Sosok kakak yang tidak pernah lelah memberi motivasi, kakak yang selalumenjadi tempat terbaik untuk berkeluh kesah dan kakak yang selalu relaberkorban untuk adiknya. Terimakasih untuk segala doa, cinta dan kasih

sayang yang kau berikan.

Page 10: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

ix

Motto

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akanmengadakan baginya “jalan keluar” dan memberi rezeki dari arah

yang tak di sangka-sangka”(Qs. At-Thalaq: 2-3)

“Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernahberbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana

daripada sebelumnya”(Kahlil Gibran)

“Siapapun itu tidak berhak memberi “label” kepada seseorang,karena setiap pribadi orang itu unik”

(Dr.Tri Jalmo, M.Si)

“Bersyukurlah dengan apa yang kau capai saat ini, karena adaorang di luar sana yang ingin seperti dirimu”

(Connyta Elvadola)

Page 11: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

xi

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu

syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Profil

Kompetensi Literasi Sains Siswa Berdasarkan The Programme For International

Student Assesment (PISA) Pada Konten Biologi (Kuasi Deskriptif Siswa Kelas IX

SMP se-Kecamatan Kemiling di Bandar Lampung)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. BertiYolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat

selesai;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing 1 serta Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam proses penyelesaian

skripsi serta bekal ilmu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam

menjalani hidup kedepannya;

Page 12: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

xii

5. BertiYolida, S.Pd, M.Pd.,selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi layaknya orang tua di kampus dalam proses

penyelesaian skripsi;

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan,

motivasi dan nasihat yang sangat berharga;

7. Kepala SMP Negeri 13, Kepala SMP Negeri 14, Kepala SMP Negeri 26,

Kepala SMP Negeri 28, Kepala SMP Budaya, Kepala SMP Al-Husna, Kepala

SMP IT Daarul Ilmi, Kepala SMP Maruja, Kepala SMP Yamama dan Kepala

SMP Lukel, yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. Serta

guru mitra seluruh SMP se-Kecamatan Kemiling yang telah membantu dan

memberi motivasi yang berharga. Dan siswa-siswi kelas IX SMP se-

Kecamatan Kemiling atas kerjasama yang baik selama penelitian;

8. Rekan-rekan tercinta (Ahmad Syukur Kurniawan, Ayu Novika, Chatarina

Lilia, Fitrija Marvelya, Marina Asnusa, Dian Hartika, Rizky Samty A) terima

kasih telah membantu selama penelitian, atas dorongan motivasi serta

keceriaan sebagai penghilang lelah selama ini;

9. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2016Penulis

Connyta Elvadola

Page 13: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1B. Rumusan Masalah................................................................................... 5C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 6F. Kerangka Pikir......................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum dan Pembelajaran Sains SMP. .......................................... 12B. Literasi Sains . ..................................................................................... 18C. Programme for International Student Assesment (PISA) . ................. 25

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 29C. Desain Penelitian .................................................................................. 30D. Prosedur Penelitian …........................................................................... 30E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.................................... 32F. Teknik Analisis Data…......................................................................... 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …................................................................................. 39B. Pembahasan …..................................................................................... 51

Page 14: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan …........................................................................................... 73B. Saran …................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76

LAMPIRAN1. Soal tes PISA. ....................................................................................... 852. Jawaban soal tes PISA. ......................................................................... 973. Kuisioner siswa. ................................................................................... 1024. Kuisioner guru....................................................................................... 1055. Rubrik kuisioner siswa.......................................................................... 1066. Rubrik kuisioner guru. .......................................................................... 1097. Data kompetensi literasi sains............................................................... 1108. Data statistik.......................................................................................... 1129. Pemetaan kompetensi dasar. ................................................................. 11810. Contoh lembar jawaban siswa............................................................... 12111. Contoh lembar kuisioner siswa. ............................................................ 12312. Contoh lembar kuisioner guru............................................................... 12513. Foto penelitian....................................................................................... 127

Page 15: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah sampel penelitian. ....................................................................... 29

2. Spesifikasi butir soal literasi sains. ......................................................... 33

3. Kisi-kisi lembar kuisioner untuk guru tentang faktor yang

mempengaruhi literasi sains.................................................................... 34

4. Kisi-kisi lembar kuisioner untuk siswa tentang faktor yang

mempengaruhi literasi sains................................................................. 35

5. Kriteria penilaian kemampuan literasi sains siswa. ............................. 36

6. Kriteria penilaian faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa....... 38

7. Kompetensi literasi sains sisswa se-Kecamatan Kemiling .................. 41

8. Hasil uji Mann-whitney U kompetensi literasi berdasarkan gender. ... 42

9. Hasil uji Mann-whitney U per aspek kompetensi berdasarkan gender. 43

10. Kompetensi literasi sains siswa berdasarkan orang tua siswa. ............ 44

11. Kompetensi literasi sains berdasarkan berdasarkan dengan

profesionalisme guru............................................................................ 46

12. Kompetensi literasi sains berdasarkan proses pembelajaran di

sekolah.................................................................................................. 48

13. Kompetensi literasi sains berdasarkan proses pembelajaran di luar

sekolah.................................................................................................. 49

14. Kompetensi literasi sains siswa berdasarkan fasilitas belajar. ............. 50

15. Kompetensi literasi sains berdasarkan faktor kebiasaan belajar. ......... 51

Page 16: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir. ................................................................................ 11

Page 17: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini dunia pendidikan menjadi salah satu perhatian utama

dunia. Salah satu hal yang diutamakan adalah pendidikan berbasis sains.

Pemahaman tentang sains dan teknologi merupakan hal yang penting bagi

generasi muda untuk mempersiapkan diri dalam masyarakat moderen (OECD,

2013: 99). Sund (dalam Tanwil dan Liliasari, 2014: 7) berpendapat bahwa

Science is both a body of knowledge and aprocesys, maka jelas bahwa sains

adalah kumpulan dari pengetahuan, fakta, konsep dan proses. Kemendikbud

(2014: 430) menyatakan melalui pembelajaran sains, siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,

menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

Wawasan tentang sains sangat dibutuhkan seseorang terutama dalam aplikasi

untuk kehidupan sehari-hari, pemahaman ilmu pengetahuan sains dan aplikasi-

nya untuk pengalaman sosial disebut literasi sains. Produk ilmiah yang terdapat

di masyarakat, mengharuskan setiap orang memiliki kemampuan literasi sains

untuk memilih solusi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan

oleh (Lederman, Lederman dan Antink, 2013: 138) bahwa literasi sains

mempengaruhi siswa dalam pengambilan suatu keputusan baik pribadi maupun

Page 18: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

2

sosial. Pentingnya literasi sains selain untuk pengambilan keputusan juga dapat

mempengaruhi siswa dalam bernalar, berfikir kreatif, memecahkan masalah,

dan berfikir tingkat tinggi.

Kemampuan literasi sains setiap negara berbeda-beda, tergantung dengan

sistem pendidikan yang diemban negara tersebut. Hal ini dibuktikan bahwa

kurikulum di suatu negara mempengaruhi hasil dari evaluasi Programme for

International Student Assesment (PISA) (Bieber dan Martens, 2011: 109).

Salah satu evaluasi pendidikan internasional adalah melalui PISA yang dilaku-

kan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)

pada tahun 1997 dan baru dilaksanakan mulai tahun 2000 (Sellar dan Lingard,

2014: 920). Sebagian besar negara yang mengikuti evaluasi PISA, lebih dari 4

dalam 5 siswa (82%) hanya mahir dalam menjawab soal PISA dalam level 2

(OECD, 2010: 24). Level tersebut siswa memiliki pengetahuan ilmiah yang

memadai untuk memberikan penjelasan yang mungkin dalam konteks yang

dikenal atau menarik kesimpulan berdasarkan investigasi sederhana (OECD,

2012: 45).

Indonesia mengikuti evaluasi PISA mulai dari awal diadakan evaluasi tersebut

yakni tahun 2000, lalu berlanjut tahun 2003, 2006, 2009 dan 2012. Namun

peringkat Indonesia di PISA masih sangat rendah, bahkan peringkatnya dari

tahun ke tahun cendrung menurun. Keikutsertaan Indonesia dalam evaluasi

PISA tahun 2012 mendapatkan peringkat ke-64 dari 65 negara (OECD, 2014:

5). Hasil ini juga menempatkan Indonesia berada di bawah negara-negara

Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. Terlebih

Page 19: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

3

Singapura berada pada peringkat ke-2 dengan skor rata-rata literasi sains yaitu

551 (OECD, 2014: 5).

Hasil studi PISA di atas menunjukan bahwa kemampuan literasi sains yang

rendah. Hal tersebut dapat berkaitan dengan cara pembelajaran di kelas yang

hanya menekankan pada aspek kognitif sehingga membuat siswa Indonesia

tidak mampu bersaing dalam evaluasi literasi sains skala Internasional yang

dilaksanakan oleh PISA. Piaget (dalam Tanwil dan Liliasari, 2014: 36)

berpendapat bahwa tujuan pokok pendidikan untuk menciptakan orang-orang

yang mampu mengerjakan hal-hal yang baru, tidak hanya sekedar mengulangi

apa yang telah diperbuat oleh generasi terdahulu, orang-orang kreatif, ataupun

penemu-penemu yang mampu mencipta.

Kreatifitas seorang siswa dapat ditunjang dengan proses pembelajaran sains

seperti penggunaan metode, namun pada kenyataanya proses pembelajaran

masih menggunakan metode konvensional. Hal tersebut menjadi tantangan

besar bagi Indonesia dalam mengembangkan kemampuan literasi sains,

penelitian yang dilakukan Anggraini (2014: 167) mengungkapkan bahwa guru

Indonesia dalam proses pembelajarannya tidak menghadirkan sesuatu yang

dapat memacu siswa untuk berpikir seperti menyediakan teks pengantar, media

gambar ataupun skenario suatu kasus. Dalam proses pembelajaran di kelas

guru tidak membedakan gender siswa, namun dalam OECD (2012: 46)

mengungkapkan bahwa kemampuan siswa laki-laki lebih baik kemampuan

literasi sainsnya hal ini dikarenakan siswa laki-laki lebih cendrung berfikir

abstrak dan logis sehingga lebih mudah dalam menjawab soal PISA.

Page 20: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

4

Selain gender, latar belakang pendidikan orang tua juga mampu mempengaruhi

literasi sains siswa, hal ini di ungkapkan oleh Ekohariadi (2009: 39) bahwa

siswa yang memiliki orang tua dengan jejang pendidikan tinggi memiliki

kemampuan literasi sains yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

memiliki jenjang pendidikan orang tua rendah. Beberapa faktor tersebut yang

menyebabkan rendahnya literasi sains siswa di Indonesia. Penelitian yang

dilakukan Diana, Rachmatulloh dan Rahmawati (2015: 286-289) menyatakan

bahwa kompetensi literasi sains yang dimiliki siswa masuk dalam kriteria

sangat rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang lebih menekankan

pada aspek kognitif saja, sehingga tidak terbiasa untuk menjawab soal yang

menuntut siswa untuk menyelidiki pemasalahan ilmiah, membaca wacana

ilmiah serta membuat kesimpulan ilmiah. Penelitian literasi sains juga

dilakukan oleh Sophia (2013: 108) mengungkapkan bahwa literasi sains siswa

masih dalam kategori rendah karena pembelajaran sains di Indonesia yang

kurang bernuansa proses.

Berdasarkan pentingnya literasi sains yang harus dimiliki oleh siswa serta

rendahnya kemampuan literasi sains siswa, maka untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan literasi sains yang dimiliki siswa SMP di Lampung

khususnya Kota Bandar Lampung Kecamatan Kemiling, maka dilaksanakan

penelitian dengan judul “Profil Kompetensi Literasi Sains Siswa Berdasarkan

The Programme for International Student Assesment (PISA) pada Konten

Biologi.

Page 21: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian

yaitu:

1. Bagaimana kompetensi literasi sains siswa kelas IX SMP se- Kecamatan

Kemiling di Bandar Lampung?.

2. Adakah perbedaan kompetensi literasi sains siswa laki-laki dan perempuan

pada siswa kelas IX SMP se- Kecamatan Kemiling di Bandar Lampung?.

3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kompetensi literasi sains pada

siswa kelas IX SMP se- Kecamatan Kemiling di Bandar Lampung?.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian yaitu:

1. Mendeskripsikan kompetensi literasi sains berdasarkan PISA pada

siswa kelas IX SMP se- Kecamatan Kemiling di Bandar Lampung.

2. Mengetahui perbedaan kompetensi literasi sains siswa laki-laki dan

perempuan berdasarkan PISA pada siswa kelas IX SMP se- Kecamatan

Kemiling di Bandar Lampung.

3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains pada

siswa kelas IX SMP se- Kecamatan Kemiling di Bandar Lampung.

D. Manfaat

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. bagi Peneliti

Mendapatkan wawasan serta gambaran profil kompetensi literasi sains

Page 22: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

6

siswa SMP sebagai acuan dalam menjadi pendidik nantinya.

2. bagi Siswa

Memberikan pengalaman baru dalam menyelesaikan soal-soal berskala

Internasional.

3. bagi Guru

Informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi

yang mengarah pada upaya peningkatan literasi siswa.

4. bagi Sekolah

Hasil penelitian yang berupa informasi capaian literasi sains siswa

dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam mengevaluasi pelaksanaan

kurikulum KTSP Biologi di sekolah.

E. Ruang Lingkup

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan

dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Literasi sains adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains,

mengidentifikasi permasalahan, dan menarik kesimpulan berdasar- kan

bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan

dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui

aktivitas manusia (OECD, 2003: 15).

2. Profil kompetensi yang diukur dalam penelitian ini adalah kompetensi

yang diatur dalam tes PISA 2006 dan 2009 meliputi beberapa aspek yaitu

kemampuan mengindentifikasi permasalahan ilmiah, menjelaskan

fenomena ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah.

Page 23: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

7

3. Profil capaian literasi sains dilihat dari skor total jawaban benar siswa

yang diperoleh dari tes tertulis yang diambil dari kumpulan soal tes PISA

pada tahun 2006 dan 2009 berbentuk pilihan jamak, uraian terbuka dan

tertutup, membaca data dari gambar dan grafik, menyajikan bukti ilmiah

dan membuat kesimpulan, soal yang dipilih disesuaikan dengan

Kompetensi Dasar (KD) kelas VII, VIII semester 1 dan 2 serta IX semester

1 pada konten Biologi.

4. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX se-Kecamatan

Kemiling Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2015/2016.

5. Materi pokok pada soal yang telah disesuaikan dengan KD yaitu (1)

pencemaran lingkungan (ozon, efek rumah kaca, resiko kesehatan dan

hujan asam), (2) biodiversitas, (3) sistem gerak, (4) sistem pencernaan, (5)

sistem koordinasi, (6) sistem pernapasan.

6. Capaian kompetensi literasi sains siswa dibedakan berdasarkan gender

dengan membandingkan kedua capaian skor rata-rata literasi sains siswa

menggunakan uji statistik.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains meliputi: (1)orang tua

siswa, (2) profesionalisme guru, (3) fasilitas sekolah, (4) kebiasaan belajar,

(5) proses pembelajaran. Data mengenai faktor-faktor didapat dari

kuisioner yang diisi oleh siswa dan guru.

F. Kerangka pikir

Sains merupakan ilmu yang diperoleh berdasarkan percobaan yang selanjutnya

dikembangkan berdasarkan teori yang ada. Sehingga sains bukan hanya

Page 24: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

8

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sains dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari untuk membantu manusia menyelesaikan masalah yang

dihadapinya. Pada hakikatnya sains memiliki empat unsur, yaitu: produk,

proses, aplikasi dan sikap. Keempat unsur tersebut bertujuan dalam

membentuk metode pembelajaran sains yang berbasis scientific approach.

Karena pada hakikatnya, pembelajaran sains mengharuskan siswa menerapkan

ilmu sains yang telah diperolehnya ke dalam kehidupan nyata.

Pelaksanaan proses pembelajaran sains yang baik perlu menerapkan hakikat

sains yang didukung pula kurikulum yang tepat. Kurikulum sains bertujuan

membentuk siswa yang memiliki sikap ilmiah, melakukan suatu eksperimen

dalam memecahkan masalah, kemampuan menalar, mengembangkan

pengetahuan dengan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pen-

didikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu penge-

tahuan dan teknologi. Kurikulum KTSP pada dasarnya memiliki tujuan yang

sama dengan Kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan saintifik

(scientific approach) sehingga melatih siswa melakukan aktivitas ilmiah dalam

proses pembelajaran dan menghasilkan fakta, teori, konsep atau prinsip yang

dapat diuji kebenarannya serta siswa dapat memiliki berbagai sikap ilmiah.

Dalam proses pembelajaran sains saat ini banyak guru yang masih meng-

gunakan metode konvensional sehingga tidak mendukung siswa memiliki

aktivitas belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik. Sehingga siswa

terbiasa diberi suatu konsep bukan menemukan suatu konsep. Pembelajaran

Page 25: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

9

yang baik membimbing siswa memecahkan suatu permasalahan berdasarkan

aktivitas ilmiah yang dilakukan. Penggunaan model sangat berpengaruh dalam

proses pembelajaran, model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan

saintifik seperti problem based learning (PBL), Project based learning (PjBL),

discovery learning dan inquiry.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi aktivitas

ilmiah siswa, dan siswa juga bukan hanya mampu menerapkan konsep sains

dalam proses pembelajaran saja namun juga menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari yang disebut literasi sains. Proses pembelajaran yang baik akan

menghasilkan siswa yang memiliki literasi sains yang baik, karena literasi sains

tidak dapat dimiliki siswa dalam waktu yang singkat, maka dilatih selama

proses pembelajaran berlangsung. Literasi sains sangat dibutuhkan oleh siswa

berkaitan dengan cara siswa memahami lingkungan hidup, kesehatan, dan

masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat moderen.

Dunia global sudah mengakui pentingnya literasi sains, hal ini dibuktikan

dengan dibentuknya lembaga yang menyelenggarakan tes kemampuan literasi

siswa dalam skala internasional meliputi literasi membaca, literasi matematika

serta literasi sains. Tes ini menggunakan kerangka PISA yang diselenggarakan

oleh OECD. Penilaian PISA berorientasi ke masa depan, yakni menguji

kemampuan siswa untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan dalam

menghadapi kehidupan sehari-hari, tidak hanya mengukur kemampuan

sebagaimana dalam kurikulum sekolah, sehingga dapat membantu

Page 26: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

10

meningkatkan pendidikan dan menyiapkan generasi muda yang lebih baik

ketika mereka memasuki kehidupan dewasa yakni menjadi orang yang literate.

Berkaitan dalam hal tersebut literasi sains dapat dimiliki siswa dari proses

pembelajaran sains dengan berbagai faktor yang mendukung seperti latar

belakang orang tua, siswa yang memiliki latar belakang pendidikan orang tua

yang baik akan menghasilkan siswa yang memiliki literasi sains yang baik

serta orang tua yang mendampingi siswa dalam belajar dirumah juga

berpengaruh pada belajar siswa. Profesionalisme guru menjadi salah satu

perhatian utama dalam pembentukan literasi sains pada siswa, guru yang

kreatif dalam proses pembelajaran akan lebih mudah membentuk literasi sains

dalam diri siswa. Fasilitas yang ada disekolah juga menjadi pendukung bagi

pembelajaran siswa seperti alat laboratorium yang lengkap dapat menunjang

pembelajaran sains yang baik. Lalu kebiasaan belajar siswa mempengaruhi

literasi sains siswa, siswa yang memiliki kebiasaan belajar dengan mencari

informasi baru dan mengaitkannya dengan konsep sains akan memiliki literasi

sains yang baik. Selanjutnya yaitu perbedaan gender, perbedaan gender dapat

mempengaruhi pola pikir siswa. Siswa laki-laki lebih cendrung mengeksplor

konsep sains berdasarkan lingkungannya dibandingankan siswa perempuan.

Dari hal diatas bahwa keberhasilan pembentukan literasi sains yang baik pada

siswa didukung oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.

Sehingga kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan melalui bagan

sebagai berikut:

Page 27: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

11

1.2.3.4.5.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Hakikat Sains

Kurikulum Sains

Pembelajaran Sains

Orang tua siswa Gender

Literasi Sains

Literasi Sains

Kebiasaan belajar

Fasilitas belajarsekolah

Profesionalismeguru

Page 28: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran dan Kurikulum Sains SMP

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan ilmu wajib yang dipelajari

pada semua jenjang pendidikan sekolah. Ilmu ini pada dasarnya diperoleh

berdasarkan penemuan atau percobaan, hal ini seperti diungkapkan oleh

Kemendikbud (2014: 433) yang menyatakan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berkaitan dengan cara mencaritahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanyapenguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu prosespenemuan. Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhikebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapatdiidentifikasikan.

Banyak ditemukan definisi dari berbagai sumber, salah satu definisi diberikan

oleh Gagne (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 24) sains harus dipandang

sebagai cara berpikir dalam mencari suatu pengertian rahasia alam, sebagai cara

penyelidikan dan pemecahan terhadap gejala-gejala alam dan batang tubuh

pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri, sehingga sains tidak hanya dipandang

sebagai ilmu yang mengandalkan teori peneliti terdahulu.

Sains adalah ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

percobaan dan selanjutnya dikembangkan berdasarkan teori. Terdapat dua hal

berkaitan yang tidak terpisahkan dengan sains, yaitu sains sebagai produk

Page 29: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

13

pengetahuan, yakni berupa pengetahuan faktual, konseptual, p rosedural, dan

metakognitif, serta sains sebagai proses, berupa kerja ilmiah. Sains memiliki

objek kajian yang semakin meluas yaitu meliputi konsep, proses, nilai, sikap

ilmiah, aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan kreativitas (Wisudawati dan

Sulistyowati, 2014: 24). Hal serupa diungkapkan oleh Toharudin, Hendrawati dan

Rustaman (2011: 28) bahwa hakikat sains meliputi tiga unsur utama, sebagai

berikut:

1. Sikap; berupa rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,

serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan suatu permasalah baru, dan

dapat dipecahkan melalui suatu prosedur yang benar. Jadi sains bersifat open

ended.

2. Proses; prosedur yang dilakukan untuk pemecahan masalah melalui metode

ilmiah. Metode ilmiah disusun meliputi hipotesis, perancangan eksperimen

atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan.

3. Produk; dari proses yang dilakukan didapatkan berupa fakta, konsep, prinsip,

teori dan hukum. Aplikasinya berupa penerapan metode ilmiah dalam

kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran sains merupakan interaksi antar komponen-komponen pembelajaran

dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan untuk mencapai suatu

kompetensi. Proses pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran

(Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 26). Kemampuan yang diharapkan dalam

suatu pembelajaran menurut Gagne (dalam Dahar, 2011: 118) yaitu kemampuan

pertama disebut keterampilan intelektual karena keterampilan yang dapat

Page 30: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

14

ditunjukkan oleh siswa tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya.

Kemampuan kedua meliputi penggunaan strategi kognitif karena siswa perlu

menunjukkan penampilan yang kompleks dalam suatu situasi baru, dimana

diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan dan konsep

yang telah dipelajari sebelumnya. Ketiga berhubungan dengan sikap yaitu

ditunjukkan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan

sains. Keempat pada hasil belajar ialah informasi verbal, dan yang terakhir

keterampilan motorik.

Proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sains pada dasarnya perlu

dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik (scientific approach).

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa

agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-

tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data, menganalisa data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kurniasih dan

Sani, 2014: 29). Beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

(scientific approach) adalah pembelajaran berpusat pada siswa; pembelajaran

memberi kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi

konsep, hukum, dan prinsip; pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa

dan motivasi mengajar guru; memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih

kemampuan dalam komunikasi serta adanya proses validasi terhadap konsep,

hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya (Kurniasih

dan Sani, 2014: 34-35).

Page 31: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

15

Terdapat langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran saintifik (scientific

approach) seperti yang diungkapkan Sani (2014: 54-76) yaitu:

1. Melakukan pengamatan atau observasi

Observasi menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi, dengan

cara mengamati sehingga siswa dapat melakukan pengelompokan,

membandingkan atau merasakan.

2. Mengajukan pertanyaan

Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang

akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan

keingintahuan (curiosity) dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

belajar sepanjang hayat.

3. Melakukan eksperimen/percobaan atau memperoleh informasi

Aktivitas penyelidikan atau eksperimen merupakan upaya siswa untuk

menjawab suatu permasalahan.

4. Mengasosiasikan/menalar

Kegiatan menalar yaitu mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir

rasional, lalu menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi

lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai

kesimpulan dari pola yang ditemukan.

5. Membangun atau mengembangkan jaringan dan berkomunikasi

Mengkomunikasikan merupakan hal yang penting yang harus dimiliki siswa.

Keterampilan ini merupakan softskill yang sangat dibutuhkan untuk sukses

dalam kehidupan. Seorang siswa yang memiliki softskill yang baik akan dapat

Page 32: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

16

menjalin kerja sama, mampu mengambil inisiatif, berani mengambil

keputusan, dan gigih dalam belajar.

Beberapa metode yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saintifik, antara

lain: pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran penemuan (discovery),

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan pembelajaran

berbasis proyek (project based learning). Beberapa metode tersebut dapat

meningkatkan literasi sains siswa, karena dalam proses pembelajarannya metode

tersebut menekankan pada student centre, hal ini terbukti dalam penelitian

Herdiani (2013: 64) yang menyimpulkan bahwa keterlaksanaan model pem-

belajaran inquiry lesson, adalah 96.6% yang menunjukan kriteria baik sekali.

Keterlaksanaan model pembelajaran memberikan pengaruh positif terhadap

peningkatan kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah siswa pada kelas

eksperimen. Wulandari dan Sholihin (2015: 440) mengungkapkan dalam

penelitiannya bahwa peningkatan aspek sikap literasi sains lebih tinggi pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Base Learning

(PBL) dibandingkan kelas kontrol. Penggunaan model ini mendorong siswa untuk

lebih aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri melalui kerja kelompok

yang dilakukan.

Pembelajaran sains tidak lepas dari peran kurikulum yang mendukung

pembelajaran disuatu negara. Kurikulum berdasarkan Pasal 1 butir 19 UU Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

Page 33: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

17

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikantertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut maka kurikulum dapat diartikan sebagai alat yang

penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum bersifat dinamis, tidak

bisa bersifat stagnan karena kurikulum itu sendiri terkait erat dengan perubahan

dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan

bernegara, serta tidak lepas dari pengaruh global, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya (Kurniasih dan Sani, 2014: 2-3).

Olivia (dalam Anjarsari, 2014: 604) menyatakan bahwa kurikulum merupakan

produk dari suatu zaman, saat ini literasi sains menjadi salah satu hal yang banyak

diperbincangkan dalam mengatasi permasalahan global, sehingga literasi sains

menjadi tujuan kurikulum sampai saat ini.

Perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi dalam beberapa tahapan, namun

kurikulum Indonesia yang mulai memperhatikan pengembangan literasi sains

yaitu tahun 2006 dan 2013. Secara konseptual, kurikulum 2013 tidak berbeda

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu berbasis

kompetensi. Dalam standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran sains

kurikulum 2006 dinyatakan bahwa sains/IPA berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Jadi, pembelajaran diarahkan

melalui kegiatan penemuan atau inkuiri ilmiah (Anjarsari, 2014: 604-605).

Page 34: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

18

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari KTSP. Kurikulum 2013 lebih

ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling

mendasar ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari

tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah

mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.

Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada

lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki

kemampuan berfikir kritis. Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif (Kurniasih dan Sani, 2014: 7).

Dalam kurikulum 2013, standar kompetensi lulusan dalam KTSP diterjemahkan

meliputi kompetensi inti. Terdapat tiga aspek Kompetensi Inti (KI) yaitu KI 1 dan

KI 2 merupakan aspek sikap, KI 3 merupakan aspek pengetahuan, dan KI 4

merupakan aspek keterampilan. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan

sainstifik (scientific approach). Pendekatan tersebut terdiri dari lima kegiatan

(5M), yaitu mengobservasi, menanya, mengeksperimenkan/mengeksplorasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Anjarsari, 2014: 605). Beberapa literatur

menyebut pendekatan ilmiah sama dengan pendekatan inkuiri. Jadi, berdasarkan

pendekatan yang digunakan, kurikulum 2013 juga sudah mengakomodasikan

pengembangan literasi sains bagi siswa.

B. Literasi Sains

Literasi sains pertama kali diungkapkan oleh Hurd (1958: 14) yang berpendapat

bahwa sains literasi sebagai pemahaman ilmu pengetahuan dan aplikasi

Page 35: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

19

pengalaman sosial. Ilmu memiliki peran penting dimasyarakat, Hurd berpendapat

bahwa keputusan ekonomi, politik serta pribadi tidak bisa dibuat tanpa

pertimbangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terlibat.

Definisi dari literasi sains juga di sampaikan oleh Toharudin, Hendrawati dan

Rustaman (2011: 7) bahwa:

Literasi sains sebagai kemampuan seseorang untuk memahami sains,mengkomunikasikan sains (lisan dan tulisan), serta menerapkankemampuan sains untuk memecahkan masalah sehingga memiliki sikapdan kepekaan yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya dalammengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sains.

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD,

2003: 15) mengungkapkan bahwa literasi sains yaitu:

The capacity to use scientific knowledge , toidentify questions and to drawevidence-based conclusions in order to understand and help makedecisions about the natural world and the changes made to it throughhuman activity.

Diartikan bahwa literasi sains didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan

pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan

berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan membuat keputusan dari

perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia. Terdapat dua gambaran

kelompok utama seseorang yang memiliki pandangan tentang literasi sains yang

diungkapkan oleh Holbrook dan Rannikmae (2009: 278) yaitu kelompok “science

literacy” dan kelompok “scientific literacy”. Kelompok pertama science literacy,

memandang bahwa komponen utama literasi sains adalah pemahaman konten

sains yaitu konsep-konsep dasar sains. Pemahaman kelompok pertama inilah yang

banyak dipahami oleh guru-guru sains saat ini baik di Indonesia maupun luar

negeri. Kelompok kedua, scientific literacy, memandang literasi sains searah

dengan pengembangan life skills, yaitu pandangan yang mengakui perlunya

Page 36: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

20

keterampilan bernalar dalam konteks sosial dan menekankan bahwa literasi sains

diperuntukan bagi semua orang, bukan hanya orang memilih karir dalam bidang

sains. Model scientific literacy perlunya keseimbangan antar berbagai kompetensi

dan membutuhkan keterampilan dalam pengambilan keputusan socio-scientific

(sosial-saintifik).

Kompetensi literasi sains pada dasarnya meliputi dua kompetensi utama, hal ini

diungkapkan oleh Laugksch (dalam Toharudin, Hendrawati dan Rustaman, 2011:

6) menyatakan bahwa:

1. Kompetensi belajar sepanjang hayat (longlife education), termasuk

membekali para peserta didik untuk belajar di sekolah yang lebih lanjut.

2. Kompetensi dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang dipengaruhi oleh perkembangan sains

dan masyarakat.

PISA menetapkan tiga dimensi besar literasi sains, yakni konten sains, proses

sains, dan konteks sains. Tiga kompetensi ilmiah yang diukur dalam literasi sains

diuraikan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi isu-isu (masalah) ilmiah: mengenali masalah yang

mungkin untuk penyelidikan ilmiah, mengidentifikasi untuk mencari

informasi ilmiah.

2. Menjelaskan fenomena ilmiah: menerapkan ilmu pengetahuan dalam

situasi tertentu, menggambarkan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan

memprediksi perubahan, mengidentifikasi deskripsi yang tepat,

memberikan penjelasan, dan prediksi.

Page 37: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

21

3. Menggunakan bukti ilmiah: menafsirkan bukti ilmiah dan membuat

kesimpulan dan mengkomunikasikan, mengidentifikasi asumsi, bukti, dan

alasan dibalik kesimpulan, berkaca pada implikasi sosial dari ilmu

pengetahuan dan perkembangan teknologi.

Dapat dilihat dari ketiga kompetensi yang diukur dalam literasi sains, siswa tidak

selalu dijelaskan suatu materi tertentu namun siswa diminta untuk mencari sendiri

tentang suatu konsep dengan menerapkan ilmu pengetahuannya, menjelaskan

fenomena ilmiahnya serta menggunakan bukti ilmiah untuk menemukan suatu

konsep materi tertentu (Bybee, McCrae dan Laurie 2009: 867).

Dari ketiga kompetensi yang diukur dalam literasi sains, kemampuan siswa dalam

literasi sains dibagi menjadi empat kategori tingkatan hal ini diungkapkan oleh

Soobard dan Rannikmäe (2011: 135) yaitu:

1. Tingkat nominal yaitu siswa hanya mampu setuju dengan apa yang

diungkapkan orang lain namun tidak terdapat ide-ide sendiri.

2. Tingkat fungsional yaitu siswa mampu mengingat informasi dari buku teks

misalnya menuliskan fakta-fakta dasar, tetapi tidak mampu membenarkan

pendapat sendiri berdasarkan pada teks atau grafik yang diberikan. Siswa

bahkan mengetahui konsep suatu ilmu tetapi tidak mampu menggambarkan

hubungan antara konsep-konsep tersebut.

3. Tingkat konseptual yaitu siswa memanfaatkan konsep suatu ilmu dan

menunjukkan pemahaman dan saling keterkaitan. Siswa memiliki

pemahaman tentang masalah, membenarkan jawaban dengan benar informasi

dari teks, grafik atau tabel. Siswa mampu menganalisis alternatif solusi

Page 38: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

22

4. Tingkat multidimensional yaitu siswa memanfaatkan berbagai konsep dan

menunjukkan kemampuan untuk menghubungkan konsep-konsep tersebut

dengan kehidupan sehari-hari. Siswa mengerti bagaimana ilmu pengetahuan,

masyarakat dan teknologi yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama

lain. Siswa juga menunjukkan pemahaman tentang sifat ilmu pengetahuan

melalui jawabannya.

Dari pemaparan di atas seseorang memiliki literasi sains memiliki beberapa ciri-

ciri, seperti menurut National Science Teacher Association (dalam Toharudin,

Hendrawati dan Rustaman, 2014: 13) yaitu :

1. Pengambilan keputusan menggunakan konsep sains, keterampilan proses

serta bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari;

2. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains teknologi serta

bagaimana sains dan teknologi mempengaruhi masyarakat;

3. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan teknologi melalui

pengolahan sumber daya alam;

4. Menyadari keterbatasan dan kegunaan sains teknologi untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia;

5. Memahami sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori sains dan

menggunakannya;

6. Menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang

dimilikinya;

7. Mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah bergantung pada proses-proses inkuiri

dan teori-teori;

8. Membedakan antara fakta-fakta ilmiah dan opini pribadi;

Page 39: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

23

9. Mengakui asal usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah itu

tentatif;

10. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan menggunakan

teknologi;

11. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk memberikan

penghargaan kepada penelitian dan pengembangan teknologi dan;

12. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi yang

dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan

keputusan.

Kemampuan literasi sains setiap siswa berbeda-beda, tergantung dari siswa

memandang sains, proses pembelajaran sains, cara penyampaian guru, iklim kelas

dan iklim sekolah serta latar belakang keluarga siswa. Terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi kemampuan literasi sains siswa diantaranya :

1. Pendidikan orang tua

Aspek lain dari latar belakang keluarga adalah tingkat pencapaian pendidikan

orang tua. Pendidikan Ayah yang dipilih karena literatur menunjukkan bahwa

ayah memiliki peran penting dalam prestasi akademik anak. merupakan

prediktor kuat dari hasil belajar anak-anak dibandingkan pendidikan ayah.

Dalam hal tersebut siswa yang memiliki ayah dengan tingkat pendidikan yang

rendah rata-rata memiliki kompetensi literasi sains yang rendah (OECD,

2003: 167).

2. Perbedaan gender

Perbedaan gender juga merupakan salah satu faktor dari kemampuan literasi

sains siswa, dalam penelitian Weiis (2009: 90) menyatakan kemampuan

Page 40: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

24

literasi sains yang dimiliki siswa laki-laki cendrung lebih tinggi dibanding

siswa perempuan. Hal tersebut juga diungkapkan oleh OECD (2012: 46)

bahwa negara-negara yang mengikuti evaluasi PISA rata-rata didapatkan

kemampuan siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

perempuan.

3. Kebiasaan belajar

Siswa yang tertarik pada suatu mata pelajaran cendrung tidak merasa

terbebani dengan apa yang dipelajarinya sehingga mempengaruhi kebiasaan

belajar dari siswa tersebut hal ini dibuktikan oleh Siagian (2012: 129)

mengungkapkan bahwa ketertarikan terhadap suatu mata pelajaran serta

kebiasaan belajar seorang siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

4. Metode yang digunakan guru

Penggunaan metode pada pembelajarn memberikan efek dalam kemampuan

literasi sains siswa. Penelitian yang dilakukan Humaeroh (2010: 77)

menyatakan bahwa ada kolerasi yang signifikan terjadi antara kompetensi

guru dan prestasi yang diraih oleh siswa. Dalam penelitian Wulandari dan

Solihin (2015: 439) mengemukakan bahwa penerapan model pembelajaran

problem based learning (PBL) dapat meningkatkan aspek sikap literasi sains

siswa SMP. Indikator-indikator sikap sains yang melingkupi aspek sikap

literasi sains tersebut adalah tanggung jawab terhadap sumber daya dan

lingkungan, mendukung inkuiri sains, dan ketertarikan terhadap isu sains.

Pada penelitian yang dilakukan Anggraini (2014: 169) mengungkapkan

bahwa penggunaan media berupa multimedia interaktif serta pembelajaran

Page 41: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

25

melalui kegiatan field trip dapat meningkatkan kemampuan literasi sains

siswa.

C. Programme for Internasional Student Assesment (PISA)

Salah satu evaluasi literasi berskala internasional melalui PISA yang merupakan

studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa

sekolah berusia 15 tahun. Studi ini diselenggarakan oleh OECD (Puspendik, 2015:

9). PISA didirikan pada tahun 1997 dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2000.

Evaluasi PISA ini diadakan tiga tahun sekali mulai dari tahun 2000, 2003, 2006,

2009, 2012 serta akan kembali dilaksanakan pada tahun 2015.

PISA menjadi komitmen pemerintah negara-negara OECD untuk memantau hasil

dari sistem pendidikan mereka dalam hal prestasi siswa, dalam kerangka

internasional (Bybee, McCrae dan Laurie, 2009: 865). Negara-negara OECD

mengakui bahwa siswa harus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan

terkait dengan prioritas abad ke-21 (Bybee dan Fuchs, 2006: 350). Literasi

merupakan elemen inti dari survei PISA, salah satu survei komparatif

internasional skala terbesar yang bertujuan untuk melakukan penilaian dalam hal

literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains siswa, untuk anak berusia

15 tahun, PISA mengukur kemampuan siswa pada akhir usia belajar untuk

mengetahui kesiapan siswa dalam rangka menghadapi tantangan yang ada di

masyarakat dewasa ini (Anagnostopoulou, Hatzinikita dan Christido, 2012: 1840)

PISA bertujuan untuk mengukur seberapa jauh siswa mendekati akhir wajib

belajar telah memperoleh beberapa pengetahuan dan keterampilan yang penting

Page 42: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

26

bagi partisipasi penuh dalam masyarakat pengetahuan (OECD, 2009: 12). Hal ini

juga diungkapkan oleh Bybee, McCrae dan Laurie (2009: 869) tujuan dari di-

adakannya PISA adalah untuk menggambarkan sejauh mana siswa dapat

menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan dan sebuah tujuan

penting dari pendidikan sains bagi siswa untuk mengembangkan minat dukungan

untuk penyelidikan ilmiah.

Soal dalam penilaian PISA memiliki beberapa level yang mencerminkan

kemampuan yang diujikan. Level tersebut terdiri dari level 1 sampai level 6.

Level-level tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Pada level 1, siswa memiliki pengetahuan ilmiah yang terbatas yang hanya

dapat diterapkan untuk beberapa situasi. Mereka dapat menyajikan penjelasan

ilmiah yang jelas dan mengikuti secara eksplisit dari memberikan bukti.

2. Pada level 2, siswa memiliki pengetahuan ilmiah yang memadai untuk

memberikan penjelasan yang mungkin dalam konteks atau menarik

kesimpulan berdasarkan investigasi sederhana. Mereka mampu menalar

langsung dan membuat interpretasi dari hasil penyelidikan ilmiah atau

pemecahan masalah teknologi. PISA menganggap level 2 tingkat dasar

kemahiran dimana siswa mulai menunjukkan kompetensi ilmu yang akan

memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam situasi hidup

yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Level 3, siswa dapat mengidentifikasi dengan jelas masalah ilmiah dalam

berbagai konteks. Mereka dapat memilih fakta-fakta dan pengetahuan untuk

menjelaskan fenomena dan menerapkan model atau strategi penyelidikan

Page 43: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

27

sederhana. Siswa pada tingkat ini dapat menafsirkan dan menggunakan

konsep-konsep ilmiah dari berbagai disiplin ilmu dan menerapkannya

langsung pada masalah yang dihadapi. Mereka dapat mengembangkan

pernyataan singkat menggunakan fakta-fakta dan membuat keputusan

berdasarkan pengetahuan ilmiah.

4. Level 4, siswa dapat bekerja secara efektif dengan situasi dan masalah yang

mungkin melibatkan fenomena eksplisit mengharuskan mereka untuk

membuat kesimpulan tentang peran ilmu atau teknologi. Mereka dapat

memilih dan mengintegrasikan penjelasan dari berbagai disiplin ilmu dari

ilmu pengetahuan atau teknologi dan menghubungkan langsung ke aspek

situasi kehidupan. Siswa pada tingkat ini dapat merefleksikan tindakan

mereka dan dapat mengkomunikasikan keputusan menggunakan pengetahuan

dan bukti ilmiah.

5. Level 5, siswa dapat mengidentifikasi komponen ilmiah dalam berbagai

situasi kehidupan yang kompleks, menerapkan kedua konsep ilmiah dan

pengetahuan tentang ilmu pengetahuan untuk situasi ini, dan dapat

membandingkan, memilih dan mengevaluasi bukti ilmiah yang tepat untuk

menanggapi situasi kehidupan. Siswa pada tingkat ini dapat menggunakan

kemampuan inkuiri dengan baik. Mereka dapat membuat penjelasan

berdasarkan bukti dan argumen berdasarkan analisis kritis mereka.

6. Level 6, siswa secara konsisten dapat mengidentifikasi, menjelaskan dan

menerapkan pengetahuan ilmiah dalam berbagai situasi kehidupan yang

kompleks. Mereka dapat menghubungkan sumber informasi yang berbeda

dan menjelaskan menggunakan bukti dari bebagai sumber untuk

Page 44: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

28

membenarkan keputusan mereka. Mereka jelas dan konsisten menunjukkan

pemikiran ilmiah penalaran, menunjukkan kesediaan untuk menggunakan

pemahaman ilmiah mereka dalam mendukung solusi untuk situasi ilmiah dan

teknologi asing. Siswa pada tingkat ini dapat menggunakan pengetahuan

ilmiah dan mengembangkan argumen untuk mendukung rekomendasi dan

keputusan yang berpusat pada situasi pribadi, sosial atau global (OECD,

2012: 45).

Page 45: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

29

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/ 2016 di

seluruh SMP se-Kecamatan Kemiling.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP se-Kecamatan

Kemiling tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 1.325 siswa. Untuk

menentukan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah sampling bertujuan khusus (purposive sampling) (Arikunto, 2010: 33).

Berikut data sampel (Tabel 1) yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 1. Jumlah sampel

No. Asal sekolah Populasi siswa Sampel siswa

1 SMP Negeri 26 Bandar Lampung 352 1052 SMP Negeri 13 Bandar Lampung 257 883 SMP Negeri 14 Bandar Lampung 321 934 SMP Negeri 28 Bandar Lampung 230 735 SMP Budaya 57 526 SMP IT Daarul Ilmi 57 527 SMP Yamama 23 208 SMP Al-Husnah 16 99 SMP Maruja Pinang Jaya 8 510 SMP Lukel 4 3JUMLAH 1.325 500

Page 46: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

30

Jumlah sampel diatas didapatkan dari 30% jumlah populasi per sekolah negeri

sedangkan 100% populasi per sekolah swasta. Namun pada saat pelaksanaan

penelitian terdapat beberapa siswa yang tidak masuk sekolah, sehingga diambil

untuk mendapatkan sampel yang diharapkan peneliti yaitu berjumlah 500

siswa.

C. Desain Penelitian

Penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana (Sukardi, 2003: 157)

karena pada penelitian ini peneliti hanya mendeskripsikan dari informasi yang

terjadi di lapangan tentang pencapaian literasi sains siswa SMP kelas IX di

Kecamatan Kemiling tanpa melakukan suatu perlakuan apapun, lalu

dideskripsikan tanpa dihubungkan dengan fakta yang lainnya.

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu siswa kelas IX di seluruh SMP se-

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.

b. Melakukan pendataan seluruh SMP yang termasuk wilayah Kecamatan

Kemiling Bandar Lampung. Observasi sekolah dilakukan untuk

melakukan perizinan, mendapatkan data siswa berupa jumlah siswa kelas

IX, jumlah kelas IX serta jumlah guru yang mengajar Biologi di kelas IX

pada setiap sekolah, untuk mendapatkan jumlah populasi sehingga dapat

menentukan jumlah sampel.

Page 47: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

31

c. Menelaah dan menentukan soal literasi sains PISA 2006 dan 2009 yang

sesuai dengan KD kelas VII, VIII dan IX, untuk KD kelas IX hanya pada

KD semester 1. Soal yang sudah disesuaikan dengan KD, sehingga

didapatkan jumlahnya 25 soal dengan bentuk pilihan jamak, benar salah

serta uraian terbuka serta tertutup.

d. Memilih kuisioner siswa dan guru yang terdapat dalam kerangka PISA.

Kemudian membuat poin-poin kuisioner tambahan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa meliputi kebiasaan

belajar, profesionalisme guru, orang tua siswa fasilitas belajar sekolah

dan pembelajaran sains siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Membagikan soal PISA kepada siswa yang telah ditentukan sebagai

sampel penelitian, dan memberi waktu 2 jam pelajaran dalam

mengerjakan soal tersebut.

b. Setelah selesai mengerjakan soal tes, selanjutnya memberikan lembar

kuisioner mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains

kepada siswa dan guru, diberi waktu 30 menit untuk mengisi kuisioner.

c. Mencermati, menganalisis dan memberikan skor tes literasi sains siswa

dan terhadap kuisioner siswa dan guru.

d. Mengolah data literasi sains siswa dengan cara menghitung jumlah benar

jawaban siswa lalu dibagi jumlah total jawaban benar lalu skor yang

diperoleh dimasukan dalam kriteria sehingga hasil yang diperoleh untuk

mengetahui gambaran literasi sains siswa kelas IX se-Kecamatan

Kemiling.

Page 48: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

32

e. Mengolah data pada kuisioner siswa dan guru dengan cara menjumlah

jawaban kuisioner pada setiap indikator lalu dipersentasekan kemudian

dimasukan ke dalam kriteria penilaian, hasil tersebut untuk melihat

faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa.

f. Mendeskripsikan gambaran literasi sains siswa kelas IX SMP se-

Kecamatan Kemiling di Bandar Lampung serta mendeskripsikan faktor-

faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains siswa.

E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Pada penelitian ini data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif berupa skor kompetensi literasi sains yang

diperoleh dengan tes tertulis. Ter tertulis menggunakan kerangka soal

PISA 2006 dan 2009 untuk mengetahui gambaran capaian literasi sains

siswa. Sedangkan data kualitatif berupa deskripsi faktor-faktor yang

mempengaruhi kompetensi literasi sains siswa, yang diambil

menggunakan kuisioner siswa dan kuisioner guru.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Tes

Tes ini dilaksanakan menggunakan soal PISA 2006 dan 2009 yang

telah disesuaikan dengan KD pada kelas VII, VII semster 1 dan 2 serta

kelas IX semester 1 pada konten Biologi. Soal tes berjumlah 25 soal

yang terdiri dari 10 soal pilihan jamak, 8 soal essay, 5 pilihan “ya”

Page 49: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

33

atau “tidak”, dan 2 soal isian singkat. Pada soal tersebut terbagi atas 3

kategori kompetensi yaitu mengidentifikasi permasalahan ilmiah

(20%), menjelaskan fenomena ilmiah (60%), dan menggunakan bukti

ilmiah (20%). Adapun spesifikasi soal literasi sains sebagai berikut:

Tabel 2. Spesifikasi butir soal literasi sains

NoKD/

KelasTopik

No.soal

Jenis kompetensiyang diuji

A B C

1 7.4/VII Ozon1 2 3

2 7.4/VII Rumah kaca4 5

3 7.4/VII Hujan asam6 7 8

4 1.2/VIII Latihan fisik9

10 11

57.1/VII

Keanekaragaman hayati12

7.2/VII 13

6 1.3/VIII Gigi berlubang14 15

7 4.2/VIII Resiko kesehatan 16

8 1.5/VIIIKandungan tembakaudalam rokok

17 18 19 20

9 SK1/VIII Operasi besar21 22 23

10 1.3/IX Mary montage24

25 Jumlah 25

Soal5 15 5

Ket: A: Mengidentifikasi permasalahan ilmiah,; B: Menjelaskan fenomena ilmiah;C: Menggunakan bukti ilmiah

b. Kuisioner

Pada penelitian ini kuisioner yang digunakan adalah kuisoner tertutup

(Arikunto, 2012: 42). Kuisioner pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa

Page 50: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

34

meliputi kebiasaan belajar, fasilitas belajar sekolah, orang tua siswa,

pembelajaran sians serta profesionalisme guru, sehingga terdapat dua

kuisioner yang digunakan dalam penelitian, yaitu kuisioner untuk guru

dan kuisioner untuk siswa. Kuisioner yang diberikan kepada guru

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan antara faktor-

faktor latar belakang guru dengan kemampuan literasi sains siswa.

Data yang dikumpulkan dari guru berupa usia, lama mengajar,

pendidikan terakhir, metode mengajar, dan keikutsertaan guru dalam

pelatihan IPA. Berikut kisi-kisi lembar kuisioner guru:

Tabel 4. Kisi-kisi lembar kuisioner untuk guru tentang faktor yangmempengaruhi literasi sains

Kuisioner yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui ada

tidaknya keterkaitan antara latar belakang orang tua, kebiasaan

belajar, proses pembelajaran dan ketersediaan fasilitas belajar di

sekolah serta perbedaan gender dengan kemampuan literasi sains

siswa. Adapun kisi-kisi lembar kuisioner yang digunakan adalah

sebagai berikut:

No. IndikatorItemSoal

1.Mengetahui hubungan pendidikan terakhir guru IPAdengan literasi sains

1

2.Mengetahui hubungan pendidikan jurusan IPA gurudengan literasi sains siswa

1

3.Mengetahui hubungan lama pengalaman guru mengajardengan literasi sains siswa

2

4.Mengetahui hubungan sertifikasi guru dengan literasisains siswa

3

5.Mengetahui hubungan metode mengajar guru denganliterasi sains siswa

5

6.Mengetahui hubungan keikutsertaan guru dalam pelatihanguru IPA dengan literasi sains

4

Page 51: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

35

Tabel 3. Kisi-kisi lembar kuisioner untuk siswa tentang faktor yangmempengaruhi literasi sains

No Indikator Item soal

1Mengetahui hubungan latar belakang pendidikan orangtua dengan literasi sains siswa

I (1 -2)

2Mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan literasisains siswa

II (1-10)

3Mengetahui hubungan ketersediaan fasilitas sekolahdengan literasi sains siswa

III (1-6)

4Mengetahui hubungan pembelajaran IPA yangberlangsung di sekolah dengan literasi sains siswa

IV (1-3)

5Mengetahui hubungan pembelajaran IPA yangberlangsung di luar sekolah dengan literasi sains siswa

V (1-3)

F. Teknik Analisis Data

1. Data kuantitatif

Teknik analisis untuk melihat capaian literasi sains siswa dilakukan

dengan cara penskoran secara manual dengan menggunakan kunci

jawaban yang diperoleh dari PISA Released items science. Jawaban siswa

diberi skor sesuai dengan aturan penskoran dalam PISA. Jika siswa

menjawab soal pilihan ganda dengan benar maka mendapat skor 1 dan

jika salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Jika siswa menjawab soal

isian singkat dengan benar maka mendapat skor 1 dan jika salah atau

tidak menjawab diberi skor 0. Jika siswa menjawab soal “ya” atau “tidak”

dengan benar maka mendapat skor 1 dan jika salah atau tidak menjawab

diberi skor 0. Jika siswa menjawab soal essay dengan benar maka

mendapat skor 1, jika benar sebagian mendapat skor ½ dan jika salah atau

tidak menjawab diberi skor 0. Menghitung persentase kemampuan literasi

sains siswa menurut Purwanto (2013:112) dengan cara:

S = x 100

Page 52: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

36

Keterangan:S = nilai kemampuan literasi sainsR = jumlah skor soal yang dijawab benarN = skor maksimum dari tes

Sehingga skor capaian kompetensi liteasi sains yang diperoleh siswa

dikelompokan ke dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria penilaian kemampuan literasi sains siswa

Interval Kategori

86-100 Sangat tinggi76-85 Tinggi60-75 Sedang55-59 Rendah≤ 54 Sangat rendah

Sumber: dimodifikasi dari Purwanto (2013: 103)

Kriteria diatas digunakan juga dalam penentuan kriteria kompetensi literasi

sains siswa dalam faktor latar belakang orang tua, faktor profesionalisme

guru dan faktor proses pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan

kemampuan literasi sains pada siswa laki-laki dan perempuan yaitu uji

Mann-Whitney U dengan didahului uji prasyarat yaitu uji normalitas.

Berikut uraian langkah-langkahnya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya

data terdistrubusi. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji

Lilliefors dengan software SPSS 17.

Page 53: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

37

Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistriusi normal

Dengan kriteria pengujian:

Jika Lhitung< Ltabel, maka H0 diterima, dan

Jika Lhitung≥Ltabel, maka H0 ditolak (Hafizah, 2014: 7).

b. Uji Mann-Whitney U

Uji ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kemampuan

literasi sains pada siswa laki-laki dan siswa perempuan yang

datanya tidak berdistribusi normal.

Hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan

literasi sains pada siswa laki-laki dan siswa perempuan.

H1 : Terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan

literasi sains pada siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Kriteria pengujiannya yaitu :

Jika -ztabel < zhitung < ztabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0

diterima

Jika zhitung > ztabel atau -zhitung < -ztabel atau probabilitasnya < 0,05

maka H0 ditolak (Formulasi, 2012: 1)

2. Teknik analisis untuk data kualitatif yaitu kuisioner dianalisis dengan dua

cara, untuk faktor latar belakang orang tua, bimbingan orang tua serta

proses pembelajaran yang meliputi waktu belajar siswa, keikutsertaan les,

Page 54: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

38

waktu praktikum dan pemberian PR dengan cara memisahkan per

jawaban siswa yang menjawab sama, kemudian dibandingkan dengan

nilai literasi yang dijawab per siswa tersebut lalu dirata-rata untuk melihat

pengaruh faktor terhadap skor literasi sains siswa. Cara yang kedua

dengan memisahkan sesuai indikator yaitu indikator fasilitas belajar dan

kebiasaan belajar. Setelah didapatkan hasil dari jawaban kuisioner

direkapitulasi dengan cara skor kuisioner yang diperoleh per siswa dibagi

dengan skor maksimal indikator, lalu dikalikan dengan setarus untuk

mengatahui persentase Setelah didapatkan mengalikan dengan banyaknya

responden yang menjawab setiap alternatif jawaban. Lalu menghitung

jumlah skor tertinggi dan skor terendah. Kemudian hasil dari kuisioner

dipersentase menggunakan rumus menurut Ali (2013: 201) sebagai

berikut:

% = x 100

Keterangan:% = persentase faktor literasi sainsn = nilai yang diperolehN = jumlah seluruh nilai

Kemudian faktor fasilitas belajar dan kebiasaan belajar yang dihitung

menggunakan persentase dikelompokan ke dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria penilaian faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa

Persentase (%) Kriteria81 – 100 Sangat tinggi61 – 80 Tinggi41 – 60 Cukup21 – 40 Rendah0 – 20 Sangat rendah

Sumber: dimodifikasi dari Riduwan (2012: 89)

Page 55: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini mengenai profil kompetensi literasi sains siswa yang dilaksana-

kan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 tepatnya dimulai pada

bulan Januari 2016 dan berakhir pada bulan Febuari 2016, di seluruh SMP se-

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung yang terdiri dari empat sekolah negeri

yaitu SMPN 13, SMPN 14, SMPN 26 dan SMPN 28 serta enam sekolah

swasta yaitu SMP Budaya, SMP Yamama, SMP IT Daarul Ilmi, SMP Al-

Husna, SMP lukel dan SMP Maruja. Bila ditinjau dari jumlah siswa per kelas

maka terlihat keragaman jumlah siswa di setiap sekolah. Sekolah negeri me-

miliki lebih kurang 30-40 siswa per kelas, namun pada sekolah swasta ber-

jumlah kurang dari 20 siswa tiap kelas. Hal ini disebabkan terdapat program

pemerintah Bandar Lampung yakni Program Biling (Bina Lingkungan)

sehingga menyebabkan sekolah swasta kurang diminati oleh siswa.

Kondisi pada setiap sekolah juga berbeda khususnya pada ketersediaan sarana

dan prasarana, bahkan terdapat sekolah negeri yang membagi proses pem-

belajaran pagi dan siang hari hal ini dikarenakan kurangnya ruang kelas untuk

menampung semua siswa pada satu waktu. Berbanding terbalik dengan

kondisi di sekolah swasta yang memiliki kelas tidak terpakai karena siswa

Page 56: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

40

yang sedikit. Dilihat dari segi akademik, sebagian besar siswa SMP se-

Kecamatan Kemiling memiliki kemampuan “sedang” hingga “sangat rendah”

dalam bidang akademik.

Keadaan sosial budaya siswa SMP se-Kecamatan Kemiling mayoritas

bersuku Lampung dan Jawa. Namun keragaman sosial budaya tidak mem-

pengaruhi proses pembelajaran di kelas serta proses sosialisasi yang terjadi

antar siswa. Sebagian besar siswa khususnya pada sekolah negeri memiliki

kondisi ekonomi dalam kriteria “sedang” hingga “rendah”, hal ini diperkuat

dengan kebanyakan orang tua siswa memiliki jenjang terakhir SMA, sehingga

memungkinkan pekerjaan yang dilakukan lebih banyak melibatkan aktivitas

fisik dibandingkan aktivitas mental.

Dalam sekolah negeri guru yang mengajar khususnya pada mata pelajaran

sains kelas IX berjumlah dua orang guru, namun pada sekolah swasta hanya

satu guru hal ini dikarenakan mata pelajaran sains di SMP merupakan sains

terpadu (Biologi, Fisika, Kimia). Namun pada kenyataannya sebagian besar

guru mengaku belum mampu mengajar sains terpadu dikarenakan studi

terakhir yang ditempuh merupakan salah satu program studi saja.

Dari penelitian yang dilakukan di SMP se-Kecamatan Kemiling Bandar

Lampung, didapatkan hasil berupa data kompetensi literasi sains siswa, data

perbedaan kompetensi literasi sains berdasarkan gender dan beberapa faktor-

faktor yang mempengaruhi literasi sains yang disajikan dalam bentuk tabulasi

berikut ini:

Page 57: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

41

1. Kompetensi Literasi Sains Siswa

Kompetensi literasi sains siswa yang diambil melalui tes PISA di seluruh

SMP Kecamatan Kemiling Bandar Lampung, rata-rata kompetensi literasi

sains yang didapat yaitu 29,88 ± 0,80 yang termasuk dalam kriteria

“sangat rendah” (Tabel 7) berikut ini:

Tabel 7. Kompetensi literasi sains siswa

SekolahSMP

Mengidentifikasipermasalahan

ilmiah

Menjelaskanfenomena ilmiah

Menggunakanbukti ilmiah

Total

Skor

( ̅ ± ) KrSkor

( ̅ ± ) KrSkor

( ̅ ± ) KrSkor

( ̅ ± ) Kr

SMPN 13 32,0 ± 2,2 SR 14,4 ± 1,4 SR 18,9 ± 2,1 SR 21,7 ± 5,2 SRSMPN 28 34,5 ± 2,6 SR 24,1 ± 1,6 SR 30,9 ± 2,2 SR 29,8 ± 3,0 SRSMPN 26 28,9 ± 2,1 SR 18,2 ± 1,3 SR 31,7 ± 2,1 SR 26,2 ± 4,1 SRSMPN 14 59,0 ± 2,6 R 51,8 ± 1,5 SR 46,5 ± 2,0 SR 52,4 ± 3,6 SRBudaya 23,4 ± 2,8 SR 15,6 ± 1,7 SR 23,5 ± 3,4 SR 20,8 ± 2,6 SRYamama 23,0 ± 3,6 SR 11,6 ± 2,5 SR 20,5 ± 5,3 SR 18,3 ± 3,4 SRIT Daarulilmi

43,2 ± 2,7 SR 41, 2 ± 2,0 SR 47,1 ± 2,4 SR 43,8 ±1,7 SR

Al-Husna 15,5 ± 5,5 SR 14,8 ± 4,0 SR 22,3 ± 5,2 SR 17,5 ± 2,3 SRLukel 13,3 ± 6,6 SR 36,7 ± 3,8 SR 46,6 ± 6,6 SR 32,2 ± 9,8 SRMaruja 56,0 ± 9,7 R 22,0 ± 2,4 SR 28,0 ± 8,0 SR 35,5 ± 9,5 SRTotal 32,8 ± 1,1 SR 25,0 ± 0,8 SR 31,6 ± 1,0 SR 29,8 ± 3,6 SR

Ket: ̅ = rata-rata; sem = standard error of mean; Kr=kriteria; R = rendah; SR = sangatrendah

Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa data hasil tes kompetensi literasi

sains siswa di Kecamatan Kemiling termasuk dalam kriteria “sangat

rendah” yaitu dengan skor ≥ 54.

Secara khusus kompetensi literasi sains siswa juga dilihat berdasarkan

aspek kompetensi ilmiah yaitu “mengidentifkasi permasalahan ilmiah”,

“menjelaskan fenomena ilmiah” dan “menggunakan bukti ilmiah”, hasil

yang didapat bahwa rata-rata capaian ketiga aspek berada pada kriteria

“sangat rendah”. Tetapi apabila dibandingkan antara ketiganya maka

kompetensi “mengidentifikasi permasalahan ilmiah” memiliki capaian

Page 58: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

42

kompetensi tertinggi diantara yang lain. Urutan kedua capaian tertinggi

yaitu “menggunakan bukti ilmiah”, sedangkan soal yang mengandung

kompetensi “menjelaskan fenomena ilmiah” merupakan soal yang paling

sukar dikerjakan oleh siswa. Hal serupa juga terjadi apabila kompetensi

dilihat per sekolah, menunjukkan sebagian besar semua aspek kompetensi

ilmiah berkriteria “sangat rendah”. Hanya sebagian kecil sekolah yang

masuk dalam kriteria “rendah” pada aspek mengidentifikasi permasalahan

ilmiah.

2. Kompetensi Literasi Berdasarkan Gender

Hasil kompetensi literasi sains siswa berdasarkan gender yang diambil

melalui tes PISA yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik

(Tabel 8) sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil uji Mann-Whitney U skor kompetensi literasi sains siswa

Gender nSkor

Uji U( ̅ ± ) Kr

Perempuan 261 33,4 ± 1,1 SR Zhitung(-4,428) < Ztabel(-1,96)[BS]Laki-laki 239 26,2 ± 1,1 SR

Ket: n= jumlah siswa; ̅ = rata-rata; sem = standard error of mean; BS=berbedasignifikan; Kr= kriteria; SR= sangat rendah.

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa hasil tes kompetensi literasi sains

menggunakan soal PISA setelah dilakukan uji normalitas, baik laki-laki

maupun perempuan berdistribusi tidak normal (Lampiran 9), sehingga

tidak dilakukan uji homogenitas.

Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji Mann

Whitney U terhadap kedua sampel untuk mengetahui perbedaan rata-rata

nilai siswa perempuan dan laki-laki. Berdasarkan hasil diketahui bahwa

Page 59: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

43

rata-rata kompetensi siswa perempuan dan laki-laki berbeda secara

signifikan dan siswa perempuan yang memiliki kompetensi lebih tinggi

dari siswa laki-laki (Tabel 9). Berikut hasil per aspek kompetensi

berdasarkan gender:

Tabel 9. Hasil uji Mann-Whitney U skor kompetensi literasi sains peraspek kompetensi ilmiah

No Aspek kompetensi

Perempuann=261

Laki-lakin=239

Uji USkor

( ̅ ± )Kr

Skor( ̅ ± )

Kr

1 Mengidentifikasipermasalahan ilmiah

42,2 ± 1,5 SR 30,0 ± 1,5 SR BS

2 Menjelaskan fenomenailmiah

29,4 ± 1,2 SR 23,5 ± 1,2 SR BS

3 Menggunakan buktiilmiah

35,1 ± 1,3 SR 29,2 ± 1,4 SR BS

Ket: n=jumlah siswa; ̅ = rata-rata; sem = standard error of mean; BS=berbedasignifikan; Kr= kriteria; SR= sangat rendah

Setelah dilakukan uji statistik per aspek kompetensi ilmiah. Data tersebut

berdistribusi tidak normal sehingga dilakukan uji selanjutnya yaitu uji

Mann Whitney U seperti yang dilakukan pada capaian literasi sebelumnya.

Dari uji tersebut dihasilkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara

siswa laki-laki dan perempuan dalam semua aspek kompetensi ilmiah.

Berdasarkan hal tersebut dapat terlihat bahwa siswa perempuan lebih

unggul dibanding siswa laki-laki (Tabel 9).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Literasi Sains Siswa

Data mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam kompetensi literasi

sains dikumpulkan melalui angket siswa dan angket guru. Beberapa faktor

yang terdapat pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu faktor eksternal

dan faktor internal. Hasil faktor tersebut dibandingkan dengan perolehan

Page 60: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

44

kompetensi literasi sains siswa, untuk melihat pengaruh faktor tersebut

terhadap kompetensi literasi sains siswa.

a. Faktor eksternal

Data mengenai faktor eksternal yang diambil dalam penelitian yakni

orang tua siswa meliputi data latar belakang pendidikan orang tua

(ayah) serta bimbingan orang tua ketika anak belajar. Selanjutnya

pembelajaran sains, data yang dikumpulkan yaitu lama belajar sains di

sekolah dan di luar sekolah, keikutsertaan dalam les, praktikum dan

pemberian PR (Pekerjaan Rumah). Kemudian profesionalisme guru

data yang diambil yaitu pendidikan terakhir, lama mengajar, metode

mengajar, sertifikasi dan keikutsertaan dalam pelatihan sains.

Berikutnya yaitu data mengenai fasilitas belajar di sekolah. Pada Tabel

10 mengenai faktor orang tua siswa disajikan sebagai berikut :

Tabel 10. Kompetensi literasi sains siswa berdasarkan jenjangpendidikan orang tua dan bimbingan orang tua

No Indikator nSkor literasi sains

( ̅ ± ) Kr

1 Pendidikanorang tua

S3 4 52,0 ± 1,5 SRS2 25 45,4 ± 3,8 SRS1 98 39,7 ± 1,7 SRSMA 218 28,3 ± 1,2 SRSMP 62 23,6 ± 2,1 SRSD 82 22,8 ± 1,4 SRTidak sekolah 11 22,5 ± 5,1 SR

2 Bimbinganorang tua

Selalu 13 24,7 ± 4,2 SRSering 73 29,1 ± 2,3 SRKadang-Kadang 313 32,4 ± 1,0 SRTidak pernah 101 23,4 ± 1,4 SR

Ket: ̅ = rata-rata; sem = standard error of mean; n= jumlah siswa; Kr= kriteria;SR=sangat Rendah

Berdasarkan Tabel 10, latar belakang pendidikan orang tua dalam hal

ini yaitu pendidikan terakhir ayah, mempengaruhi kompetensi literasi

Page 61: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

45

sains siswa. Walaupun berdasarkan skor, kompetensi tersebut masih

dalam kriteria “sangat rendah”, namun siswa dengan orang tua berlatar

belakang pendidikan S3 memiliki kompetensi tertinggi dibandingkan

dengan siswa yang lain. Hal ini juga dibuktikan dari perolehan kom-

petensi siswa dari jenjang yang tertinggi menuju terendah mengalami

penurunan. Meskipun pada jenjang SD hanya berselisih 0,3 lebih besar

dibanding orang tua yang tidak sekolah, namun masih dikatakan adanya

penurunan meski hanya sedikit.

Selain latar belakang orang tua, bimbingan yang diberikan orang tua

ketika siswa belajar dirumah juga menjadi perhatian dalam penelitian

ini. Intensitas orang tua dalam membimbing anaknya dibandingkan

dengan capaian kompetensi literasi sains siswa tersebut. Hasil kom-

petensi literasi sains yang didapat berdasarkan bimbingan orang tua

bersifat fluktuatif, walaupun semua termasuk dalam kriteria “sangat

rendah”(Tabel 10). Siswa yang hanya terkadang didampingi orang tua

memiliki capaian kompetensi literasi sains yang tertinggi dibandingkan

yang lain. Namun siswa yang tidak pernah didampingi oleh orang tua

memiliki kompetensi literasi sains terendah. Sehingga dapat dikatakan

bahwa bimbingan orang tua tidak berpengaruh terhadap capaian literasi

sains siswa. Bukan hanya orang tua yang memiliki peran dalam pe-

ningkatan kompetensi literasi sains siswa, namun guru juga memiliki

peran penting dalam kompetensi literasi sains siswa (Tabel 11). Hasil

mengenai faktor profesionalisme guru disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 62: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

46

Tabel 11. Kompetensi literasi sains siswa berdasarkan profesionalismeguru

No Indikator nSkor literasi sains( ̅ ± ) Kr

1 Pendidikanterakhir

S1 Pendidikan Biologi 190 35,3 ± 1,5 SRS1 Pendidikan Kimia 186 25,4 ± 0,8 SRS1 Pendidikan Fisika 124 28,5 ± 1,6 SR

2 Lamamengajar(tahun)

1-2 0 - -

3-4 69 38,1 ± 1,6 SR5-6 0 - ->6 431 28,6 ± 0,8 SR

3 Sertifikasi Sudah 379 29,9 ± 0,9 SRBelum 121 29,8 ± 1,1 SR

4 Keikutsertaandalampelatihan IPA

≥ 3 kali 483 30,1 ± 0,8 SR2 kali 17 23,0 ± 2,8 SR1 kali 0 - -0 kali 0 - -

5 Metodemengajar

Diskusi 392 31,7 ± 0,9 SRCeramah 108 23,5 ± 1,3 SR

Ket: ̅ = rata-rata; sem = standard error of mean; n= jumlah siswa; Kr= kriteria;SR=sangat rendah

Hasil mengenai profesionalisme guru didapatkan berdasarkan angket

yang diisi oleh guru. Berdasarkan Tabel 11 terdapat beberapa hasil yang

didapatkan yakni mengenai pendidikan terakhir yang ditempuh guru,

terlihat bahwa guru yang memiliki pendidikan terakhir sarjana S1

Pendidikan Biologi memiliki capaian kompetensi literasi sains siswa

yang tertinggi dibanding guru yang mengajar siswa dengan latar

belakang Fisika dan Kimia. Hal ini menunjukan adanya pengaruh

pendidikan terakhir guru yang mengajar dengan kompetensi literasi

sains siswa pada konten Biologi. Selanjutnya guru yang telah mengajar

dalam kurun waktu lebih dari 6 tahun memiliki siswa dengan capaian

kompetensi literasi yang lebih rendah dibanding yang baru mengajar 3-

4 tahun. Dengan demikian diartikan lamanya guru mengajar tidak

berpengaruh terhadap capaian kompetensi literasi sains siswa.

Page 63: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

47

Kurun waktu mengajar seorang guru juga berkaitan dengan sertifikasi.

Sertifikasi diberikan kepada guru yang telah lulus uji kompetensi

tertentu. Dalam penelitian ini juga dibandingkan capaian kompetensi

literasi sains siswa berdasarkan sertifikasi yang diterima guru (Tabel

11), didapatkan bahwa guru yang telah menerima sertifikasi memiliki

kompetensi literasi siswa sama dengan yang belum menerima sertifi-

kasi. Selain itu, keikutsertaan dalam pelatihan sains juga memiliki

dampak pada capaian kompetensi literasi sains siswa. Guru yang lebih

dari 3 kali mengikuti pelatihan sains memiliki kompetensi literasi sains

siswa yang lebih besar.

Dalam pelatihan guru bisa mendapatkan pengalaman tentang penyusun-

an perangkat pembelajaran, penggunaan laboratorium ataupun tentang

metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan sesuatu yang

penting dalam suatu proses pembelajaran, guru yang menggunakan

metode konvensional yakni ceramah menghasilkan capaian kompetensi

literasi sains siswa yang lebih rendah dibandingkan dengan yang

menggunakan metode diskusi (Tabel 11). Selain guru yang memiliki

peran dalam kompetensi literasi sains siswa, aktivitas pembelajaran

sains yang dilakukan oleh siswa juga menjadi salah satu faktor dalam

kompetensi literasi sains siswa (Tabel 12), proses pembelajaran sains

yang dilakukan siswa di sekolah disajikan dalam tabel berikut:

Page 64: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

48

Tabel 12. Kompetensi literasi sains siswa berdasarkan prosespembelajaran sains di sekolah

No Indikator nSkor literasi sains

( ̅ ± ) Kr1 Lama belajar

sains> 4 jam 88 18,8 ± 1,3 SR2 – 4 jam 330 33,7 ± 1,1 SR1 –2 jam 82 26,6 ± 1,2 SR

2 Pelaksanaanpraktikum(per semester)

> 4 kali 0 - -3- 4 kali 93 52,7 ± 1,3 SR1- 2 kali 238 29,3 ± 0,8 SR0 kali 169 18,3 ± 1,0 SR

3 Pemberian PR Selalu 0 - -

Sering 273 20,6 ± 0,8 SR

Kadang-kadang 227 41,1 ± 1,1 SR

Tidak pernah 0 - -

Ket: ̅ = rata-rata; sem = standard error of mean; n= jumlah siswa; Kr= kriteria;SR=sangat rendah

Lama belajar sains di sekolah ternyata tidak mempengaruhi capaian

kompetensi literasi sains siswa. Hal ini dibuktikan bahwa siswa yang

memiliki jam belajar lebih dari 4 jam mendapatkan kompetensi yang

paling rendah (Tabel 12). Waktu belajar tidak menjadi satu-satunya

faktor dalam kompetensi literasi sains siswa, proses pembelajaran yang

dilakukan seperti praktikum juga mempengaruhi kompetensi literasi

sains siswa. Siswa yang melakukan praktikum 3-4 kali dalam satu

semester memiliki kompetensi literasi yang lebih tinggi dibandingkan

dengan yang 1-2 kali atau bahkan yang tidak pernah melakukan

praktikum sama sekali. Bukan hanya praktikum pemberian PR juga

menjadi perhatian dalam penelitian. Berdasarkan hasil terlihat bahwa

guru yang memberikan PR dengan intensitas sering memiliki

kompetensi literasi lebih rendah dibandingkan dengan guru yang hanya

kadang-kadang memberikan PR. Sehingga pemberian PR tidak ber-

pengaruh terhadap kompetensi literasi sains siswa. Pembelajaran sains

Page 65: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

49

bukan hanya dilakukan di sekolah namun juga dilakukan di luar sekolah

(Tabel 13), hasil mengenai pembelajaran sains yang dilakukan di luar

sekolah sebagai berikut:

Tabel 13. Kompetensi literasi sains siswa berdasarkan faktor prosespembelajaran sains di luar sekolah

No Indikator nSkor literasi sains

( ̅ ± ) Kr

1 Lama belajarsains

>4 jam 11 41,3 ± 5,2 SR2 – 4 jam 62 40,2 ± 2,4 SR<2 jam 307 30,8 ± 0,9 SR0 jam 120 21,3 ± 1,3 SR

2 Keikutsertaanles

Mengikuti les 141 32,8 ± 1,5 SRTidak mengikuti les 359 28,8 ± 0,9 SR

3 Guru yangmengajar les

Guru les 94 36,3 ± 1,9 SRGuru sekolah 47 25,9 ± 2,0 SR

Ket: ̅ = rata-rata; se = standard error of mean; n= jumlah siswa; Kr= kriteria;SR=sangat rendah

Lama belajar sains di luar sekolah rupanya berpengaruh terhadap

kompetensi literasi sains siswa (Tabel 13). Hal ini dibuktikan dengan

rendahnya kompetensi bagi siswa yang tidak pernah belajar diluar jam

pelajaran sekolah. Terlihat pada tabel bahwa terjadi peningkatan pada

kompetensi literasi sains berdasarkan waktu belajar sains yang dihabis-

kan siswa, semakin lama siswa belajar maka semakin meningkat pula

kompetensi literasi sains siswa tersebut.

Selain itu keikutsertaan siswa dalam les memberikan capaian

kompetensi literasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

tidak mengikuti les. Hal ini berbanding lurus dengan lama belajar yang

dilakukan siswa di luar sekolah. Karena salah satu cara siswa

mempelajari sains di luar sekolah yaitu dengan mengikuti les. Pada

umumnya siswa les dengan guru yang berbeda namun terdapat sebagian

Page 66: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

50

siswa les pada guru yang mengajar di sekolah. Siswa yang mengikuti

les dengan guru yang berbeda memiliki kompetensi lebih tinggi. Hal ini

menujukan bahwa guru yang mengajar les dapat mempengaruhi

kompetensi literasi sains siswa.

Dalam hal pencapaian suatu kompetensi, tidak terlepas dengan fasilitas

belajar yang menunjang siswa di sekolah (Tabel 14) hasilnya sebagai

berikut:

Tabel 14. Persentase rata-rata faktor fasilitas belajar siswa

Ket: ̅ = rata-rata; se = standard error of mean; n= jumlah siswa; Kr= kriteria;SR=sangat rendah; R= rendah; C= cukup; T= tinggi.

Dari hasil diatas menunjukan bahwa kompetensi literasi sains apabila

dibandingkan dengan fasilitas belajar disekolah bersifat fluktuatif. Hal

ini dikarenakan terdapat sekolah yang memiliki fasilitas berkriteria

“tinggi” namun kompetensinya lebih rendah dibanding dengan sekolah

dengan fasilitas berkriteria “rendah” (Tabel 15). Dalam hal ini, SMPN

NoNama

sekolah

FasilitasKompetensi literasi

sains

( ̅ ± )% KrSkor

( ̅ ± )Kr

1 SMPN 13 64,5 ± 2,6 T 18,8 ± 1,3 SR

2 SMPN 28 51,8± 2,6 C 28,1 ± 1,2 SR

3 SMPN 26 51,9 ± 2,4 C 23,1 ± 1,2 SR

4 SMPN 14 79,3 ± 2,7 T 52,7 ± 1,3 SR

5 SMP Budaya 65,0 ± 3,3 T 18,8 ± 2,0 SR

6 SMP Yamama 48,3 ± 3,1 C 15,7 ± 2,5 SR

7 SMP IT Daarul ilmi 56,7 ± 2,9 C 43,0 ± 1,4 SR

8 SMP Al-Husna 20,3 ± 3,6 R 15,1 ± 2,9 SR

9 SMP Lukel 27,7 ± 3,5 R 32,6 ±4,8 SR

10 SMP Maruja 56,6 ±2,4 C 31,6 ±3,9 SR

Total 52,2 ±5,0 C 27,9 ± 3,2 SR

Page 67: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

51

13 dan SMP Budaya memiliki fasilitas dengan kriteria “tinggi” namun

hasil kompetensinya tidak lebih baik dibanding SMP Lukel dengan

fasilitas sekolah berkriteria “rendah”.

b. Faktor internal

Semua faktor yang telah dijelaskan merupakan faktor eksternal siswa.

Faktor internal yang dilihat dalam penelitian ini merupakan kebiasaan

belajar yang dilakukan siswa (Tabel 15) sebagai berikut:

Tabel 15. Kompetensi literasi sains berdasarkan kebiasaan belajar

Gender nKebiasaan belajar Kompetensi literasi sains

% ( ̅ ± ) Kr Skor ( ̅ ± ) KrPerempuan 261 76,7 ± 0,8 T 33,4 ± 1,1 SRLaki-laki 239 71,5 ±1,0 T 26,2 ± 1,1 SRTotal 500 74,1 ± 2,6 T 29,8 ± 3,6 SR

Ket: ̅ = rata-rata; se = standard error of mean; n= jumlah siswa; Kr= kriteria;SR=Sangat Rendah; T= tinggi.

Kebiasaan belajar siswa apabila dilihat secara umum, maka tidak

terdapat pengaruh namun bila dipisahkan berdasarkan gender,maka

terlihat pengaruhnya, walaupun kompetensi literasi sains siswa masuk

dalam kriteria “sangat rendah” namun terlihat bahwa semakin tinggi

persentase kebiasaan belajar maka semakin tinggi kompetensi literasi

yang didapat (Tabel 15). Dalam hal ini siswa perempuan lebih unggul

dibanding siswa laki-laki.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP se-Kecamatan Kemiling

Bandar Lampung, menunjukan bahwa kompetensi literasi sains siswa masih

dalam kriteria “sangat rendah” (Tabel 7). Perolehan rata-rata kompetensi

literasi sains siswa yaitu 29,88 ± 0,80. Hal tersebut diduga karena ketidak-

Page 68: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

52

siapan siswa pada saat pelaksanaan tes, siswa juga tidak terbiasa dengan soal

bertaraf Internasional siswa hanya terbiasa menjawab soal yang menekankan

aspek kognitif yang bersifat hapalan. Selain kondisi yang terjadi pada siswa,

SMP se-Kecamatan Kemiling Bandar Lampung dalam proses pembelajaran-

nya kurang mendorong siswa untuk memiliki kompetensi literasi sains yang

baik.

Kondisi rendahnya kompetensi literasi sains juga terjadi dalam penelitian

yang dilakukan oleh Anggaini (2014: 166-167) di kota Solok, kompetensi

literasi sains siswa ter- masuk dalam kriteria “sangat rendah”, hasil capaian

skor tertinggi yakni 33 dengan skor maksimal 100. Selain itu hasil penelitian

serupa juga diungkapkan oleh Diana, Rachmatulloh dan Rahmawati (2015:

286) yang melakukan penelitiannya di kota Bandung menggunakan scientific

literacy assessment (SLA) mendapatkan hasil bahwa kompetensi literasi sains

yang dimiliki siswa masih terbilang sangat rendah. Dari beberapa penelitian

yang dilakukan membuktikan bahwa laporan OECD tentang hasil tes PISA

2006 yang menekankan pada aspek literasi sains, menyebutkan bahwa

Indonesia menduduki peringkat 50 dari 57 negera yang mengikuti, sehingga

dapat diartikan bahwa kompetensi literasi sains siswa masih terbilang rendah.

Capaian kompetensi literasi sains yang rendah dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan faktor internal. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2013:

54) bahwa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah faktor

luar (faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat) dan faktor dari

dalam (faktor jasmaniah, faktor psikologi dam faktor kelelahan). Dalam hal

Page 69: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

53

ini data faktor eksternal yang diambil berupa data orang tua siswa,

profesionalisme guru, proses pembelajaran di sekolah dan di luar sekolah

serta fasilitas belajar di sekolah serta faktor internal berupa kebiasaan belajar

siswa. Faktor mengenai orang tua siswa, data yang diambil berupa latar

belakang pendidikan orang tua serta intensitas bimbingan orang tua.

Rendahnya kompetensi literasi sains siswa diduga dipengaruhi oleh latar

belakang pendidikan orang tua siswa (Tabel 10). Karena orang tua yang

memiliki jenjang pendidikan yang tinggi akan mampu menciptakan suasana

keluarga yang berpendidikan sehingga siswa terbiasa dengan pendidikan

akademik sejak dini. Hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa semakin

tinggi jenjang pendidikan orang tua siswa maka semakin tinggi kompetensi

literasi yang dimiliki siswa. Dalam hal ini yakni pendidikan ayah, dikarena-

kan ayah memiliki peran penting dalam pendidikan akademik seorang anak

seperti diungkapkan oleh Elia (2000: 112) bahwa fungsi seorang ayah

memberi tauladan baik, membimbing anak untuk mengarungi dunia luar serta

membentuk pribadi anak. Keluarga merupakan pendidikan tertua, bersifat

informal serta yang pertama dan utama dialami oleh anak, karena hal tersebut

menurut Wulandari (2014: 3-5) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka semakin banyak tingkat pendidikan yang telah dilalui sehingga semakin

banyak pula ilmu dan pengalaman yang dimiliki untuk menjalankan suatu

aktivitas dan pemecahan suatu masalah. Begitu juga dengan semakin

tingginya tingkat pendidikan ayah, akan semakin mampu menciptakan anak

yang memiliki pribadi terbina dan terdidik diantaranya dalam peningkatan

prestasi belajar.

Page 70: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

54

Berdasarkan hasil penelitian memperkuat dugaan bahwa rendahnya

kompetensi literasi sains dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan orang

tua. Hal ini terlihat semakin tinggi jenjang pendidikan orang tua siswa, maka

semakin tinggi pula capaian kompetensi literasi sains siswa dan sebaliknya

(Tabel 10). Hasil yang serupa juga diungkapkan oleh Ekohariadi (2009: 39)

dalam penelitiannya, bahwa tinggi rendahnya literasi sains siswa dipengaruhi

oleh latar belakang pendidikan orang tua siswa. Orang tua yang memiliki

jenjang pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pendidikan

anaknya, senada dengan Furooq ddk (2011: 10) yang juga menyatakan bahwa

terdapat efek yang signifikan antara latar belakang pendidikan orang tua

siswa dengan kompetensi yang dimilki oleh siswa.

Selain latar belakang pendidikan orang tua, bimbingan orang tua terhadap

anak juga diduga mempengaruhi rendahnya capaian kompetensi literasi sains

siswa. Namun dari hasil penelitian dugaan tersebut tidak terbukti (Tabel 10).

Siswa yang orang tuanya acap kali membimbing saat belajar justru memiliki

kompetensi literasi sains yang lebih rendah dibandingkan siswa yang hanya

“kadang-kadang” di- bimbing orang tua ketika belajar. Karena menurut

Gunarsa (1980: 112) dalam teori Psikologi, masa remaja merupakan masa

pencarian jati diri, seorang anak tidak ingin lagi dianggap sebagai anak kecil.

Sehingga dalam belajar anak sudah merasa tidak nyaman untuk selalu

didampingi orang tua. Dari hal tersebut memperkuat dugaan bahwa

bimbingan yang diberikan orang tua tidak berpengaruh terhadap rendahnya

capaian kompetensi literasi sains siswa. Berbanding tebalik dengan penelitian

Page 71: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

55

yang dilakukan oleh Pujianto (2014: 4-5) yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signfikan antara intensitas bimbingan orang tua dengan

prestasi belajar yang didapatkan siswa.

Dari hasil penelitian peran orang tua bukan menjadi satu-satunya faktor yang

mempengaruhi rendahnya capaian kompetensi literasi sains siswa. Guru juga

diduga menjadi faktor penting dalam keberhasilan belajar siswa, namun

terdapat hal yang harus diperhatikan menurut Piaget (dalam Gunarsa, 1980:

162) bahwa belajar bukan sepenuhnya tergantung oleh guru, melainkan harus

keluar dari siswa itu sendiri. Tugas guru bukan untuk memberikan pengetahu-

an, melainkan untuk mencarikan, serta membimbing siswa dalam mencari

pengetahuan untuk memecahkan suatu persoalan sendiri. Sehingga dalam

pembelajaran di kelas guru harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa

untuk menggali sendiri pengetahuan yang diperlukan dalam pemecahan

masa-lah. Maka dalam hal ini penggunaan metode yang tepat dapat memberi-

kan efek bagi siswa. Dalam penelitian menghasilkan sebagian besar guru

kerap kali menggunakan metode diskusi. Namun masih ada guru yang sering

menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan kedua metode pembelajaran tersebut terlihat perbedaan kom-

petensi literasi sains siswa, walaupun masih dalam kriteria “sangat rendah”

namun metode diskusi memiliki capaian yang lebih tinggi dibandingkan

metode ceramah (Tabel 11). Hasil ini didukung oleh penelitian tindakan kelas

yang dilakukan Gayatri (2009: 53) membuktikan bahwa penggunaan metode

diskusi dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa, terjadi peningkatan

Page 72: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

56

hasil belajar pada setiap siklus yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena

metode diskusi mampu membangkitkan semangat belajar, siswa lebih

cendrung aktif dalam mengutarakan pendapatnya. Lain halnya dengan metode

ceramah, yang merupakan metode konvensional yakni guru hanya bercerita

saja sesuai dengan apa yang ada dalam buku, sehingga siswa cendrung

merasa bosan, membuat materi yang disampaikan guru mudah terlupakan

oleh siswa (Harsono, Soesanto dan Samsudi, 2009: 77).

Kompetensi literasi sains yang rendah pada siswa SMP se-Kecamatan

Kemiling juga diduga karena latar belakang pendidikan guru dengan mata

pelajaran yang diampu tidak sesuai, khususnya untuk guru Sains/IPA SMP

masih terdapat guru Biologi yang mengajar fisika dan kimia atau sebaliknya,

dikarenakan adanya pembelajaran Sains/IPA terpadu. Dari hasil penelitian

terjadi perbedaan capaian kompetensi siswa berdasarkan pendidikan terakhir

guru yang mengajar (Tabel 11). Guru dengan lulusan pendidikan Biologi

memiliki siswa dengan kompetensi tertinggi dibanding yang lain. Hal ini

dikarenakan tes soal PISA yang diujikan merupakan konten biologi. Sehingga

terdapat kecendrungan guru lebih detail dan mendalam menyampaikan materi

yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki. Karena dalam

penelitian yang dilakukan Pudyastuti (2010:137) menyatakan bahwa terdapat

pengaruh positif antara latar belakang pendidikan guru terhadap prestasi

belajar siswa.

Rendahnya kompetensi literasi sains siswa yang diduga karena latar belakang

pendidikan guru, memicu dikumpulkannya data berupa keikutsertaan guru

Page 73: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

57

dalam pelatihan sains sebagai usaha guru untuk mencari pengalaman serta

pengetahuan demi menciptakan suatu pembelajaran sains yang efektif dan

efisien di kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, keikutsertaan

guru dalam pelatihan memberikan dampak bagi kompetensi literasi sains

siswa (Tabel 11). Guru yang sudah ikut serta dalam pelatihan sains lebih dari

3 kali memiliki kompetensi literasi sains yang lebih tinggi dibanding yang

kurang dari 3 kali. Karena pengalaman pelatihan sangat berperan dalam

peningkatan profesionalisme guru bidang studi khususnya pada guru sains

SMP karena mengingat bahwa sains SMP merupakan sains terpadu, hal ini

didukung oleh Mulyawan (2013: 58) yang mengungkapkan bahwa

keikutsertaan guru dalam pelatihan dapat membantu guru dalam

meningkatkan kompetensi yang harus dimiliki guru, yakni kompetensi

pendagogis, kepribadian, sosial serta profesional sehingga dapat mendukung

peningkatan kompetensi literasi sains siswa.

Berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki guru, pemerintah memiliki

suatu program yakni sertifikasi guru. Sehingga hanya guru yang lulus uji

kompetensi yang mendapatkan sertifikasi. Sertifikasi merupakan bukti formal

sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga

profesional (Kemendikbud, 2007). Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa

guru yang sudah sertifikasi merupakan guru yang sudah profesional.

Sehingga jika dikaitkan dengan kemampuan kompetensi yang dimiliki siswa,

seharusnya guru yang sudah sertifikasi memiliki siswa yang lebih baik

kompetensinya. Kenyataanya hal ini tidak terbukti, berdasarkan hasil yang

diperoleh guru yang sudah sertifikasi memiliki siswa dengan capaian

Page 74: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

58

kompetensi yang sama (Tabel 11). Sehingga dari hal tersebut terlihat bahwa

sertifikasi diduga tidak memiliki pengaruh terhadap hasil kompetensi lliterasi

sains siswa. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sukarti (2013: 41)

diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi

belajar siswa yang diajar oleh guru yang sudah sertifikasi dan guru yang

belum sertifikasi. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya penggunaan

model pembelajaran oleh guru.

Data mengenai guru juga diambil berdasarkan periode waktu mengajar guru

tersebut. Sebagian besar siswa memiliki guru dengan lama mengajar lebih

dari 6 tahun, namun ketika dikaitkan dengan kompetensi literasi sains yang

dimiliki siswa, guru yang mengajar lebih dari 6 tahun memiliki siswa dengan

capaian kompetensi literasi sains yang lebih rendah dibanding dengan guru

yang baru mengajar 3-4 tahun (Tabel 11). Sehingga salah satu hal inilah yang

menyebabkan rendahnya kompetensi literasi sains siswa di Kecamatan

Kemiling. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Nentra

(2011: 7-8) yang menyatakan adanya pengaruh positif yang signifikan antara

masa me-ngajar guru dengan prestasi siswa. Karena guru yang lebih tua

memiliki banyak pengalaman untuk mengelola konflik atau permasalahan

dalam proses pembelajaran.

Dari hasil penelitian, rendahnya kompetensi literasi sains siswa juga disebab-

kan faktor proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Beberapa data

yang dikumpulkan yaitu lama belajar sains di sekolah, pelaksanaan praktikum

serta intensitas pemberian PR. Dalam hal waktu belajar yang dihabiskan

Page 75: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

59

siswa di sekolah untuk belajar sains, berdasarkan hasil yang diperoleh

semakin lama waktu yang digunakan maka semakin rendah kompetensi

literasi sains yang dimiliki siswa (Tabel 12). Sehingga diduga bahwa lama

belajar tidak mempengaruhi capaian kompetensi literasi sains siswa,

kemungkinan ini diperkuat dalam penelitian Prayitno (2009: 48) yang

menyebutkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara waktu yang

digunakan dalam belajar sains disekolah dengan prestasi siswa. Ketepatan

dalam mengatur proses pembelajaran merupakan hal yang lebih penting agar

pembelajaran lebih efisien. Kunci dari terlaksananya proses pembelajaran

yang baik yakni tergantung guru yang mengajar.

Dalam faktor proses pembelajaran di sekolah juga diambil data berupa

pelaksanaan praktikum yang diduga berpengaruh terhadap rendahnya

kompetensi literasi sains siswa. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian

besar siswa melakukan praktikum kurang dari atau sama dengan 2 kali dalam

satu semester dengan capaian kompetensi literasi sains lebih rendah

dibanding yang melakukan praktikum 3-4 kali per semester (Tabel 12).

Sehingga dari hal tersebut diduga bahwa pelaksanaan praktikum mem-

pengaruhi kompetensi literasi sains siswa. Dugaan tersebut diperkuat oleh

hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Nasriani (2014: 60-61)

mengatakan bahwa, praktikum mampu meningkatkan hasil belajar sains

siswa, hasil meningkat konsisten dari setiap siklus yang dilakukan. Senada

dengan yang diungkapakan Bagiarta, Karyasa dan Suardana (2015: 6) bahwa

pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif tipe GI berbasis

praktikum dapat meningkatkan literasi sains siswa, hal ini dikarenakan siswa

Page 76: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

60

dibimbing untuk menyelidiki sendiri, mencari informasi serta membuat

kesimpulan dari pengamatan.

Selain pelaksanaan praktikum, kompetensi literasi sains yang rendah diduga

karena intensitas pemberian PR oleh guru, dalam penelitian yang dilakukan

oleh Muryanto (2015: 81-82) mengungkapkan bahwa pemberian PR terhadap

siswa mampu meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran sains,

dikarenakan PR mampu mendorong siswa memiliki sikap, tanggung jawab,

berkemauan keras, tidak minder, serta percaya diri untuk mengembangkan

potensinya sebagai bekal belajar mandiri. Namun uniknya dari hasil yang

diperoleh, didapatkan siswa yang “sering” mendapatkan PR justru memiliki

kompetensi literasi sains yang rendah (Tabel 12). Sehingga kemungkinan

intensitas pemberian PR oleh guru tidak berpengaruh terhadap kompetensi

literasi sains siswa. Karena pada dasarnya ketepatan dalam pemberian PR

dalam materi tertentu yang menjadi hal yang penting.

Proses pembelajaran sains tidak hanya dilakukan siswa di sekolah saja,

namun juga terjadi di luar sekolah. Data yang diambil berupa lama belajar

sains, keikutsertaan dalam les serta guru yang mengajar les. Kompetensi

literasi sains yang rendah kemungkinan dipengaruhi oleh waktu belajar sains

yang dihabiskan siswa di luar sekolah, hal tersebut terbukti dari hasil bahwa

siswa SMP se- Kecamatan Kemiling sebagian besar memiliki lama belajar

sains kurang dari 2 jam dalam satu minggu, padahal semakin lama siswa

belajar sains maka semakin tinggi kompetensi yang dimiliki siswa (Tabel 13).

Sementara itu juga Tanwil dan Liliasari (2014: 3) mengungkapkan pesatnya

Page 77: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

61

perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan banyak konsep yang harus

dipelajari oleh siswa, sedangkan guru tidak mungkin untuk mengajarkan

banyak konsep pada siswa, sehingga siswa yang belajar sains di luar sekolah

lebih lama, memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibanding dengan siswa

yang tidak belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2005: 20)

menyebutkan bahwa waktu yang digunakan lebih lama dalam belajar

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang, namun siswa juga harus

bisa mengatur agar lebih efisien sehingga belajar lebih efektif.

Waktu belajar yang digunakan siswa di luar sekolah termasuk juga dengan

keikutsertaan siswa dalam les atau bimbingan belajar tambahan. Berdasarkan

hasil yang didapat hanya sebagian kecil siswa yang mengikuti les, sehingga

diduga hal tersebut mempengaruhi rendahnya kompetensi literasi sains yang

dimiliki siswa SMP Kecamatan Kemiling. Karena keikutsertaan siswa dalam

les berdampak baik terhadap capaian skor kompetensi literasi sains siswa

(Tabel 13). Siswa yang memilih mengikuti les memiliki skor rata-rata lebih

tinggi 4 poin dibanding siswa yang tidak mengikuti les. Studi yang dilakukan

oleh Thahir dan Hidriyanti (2014: 1) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara prestasi belajar yang dicapai siswa dengan

keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar tambahan. Hal tersebut juga

diungkapkan oleh Ristanti (2013: 38) walaupun bimbingan belajar diluar

sekolah tidak memiliki pengaruh “tinggi” dalam peningkatan kompetensi

biologi siswa, namun dari hasil analisis terdapat pengaruh “rendah” sebesar

6%. Jadi dapat diartikan bahwa keikutsertaan siswa dalam les, dapat

membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi.

Page 78: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

62

Bimbingan belajar tambahan pada umumnya dilakukan dengan guru yang

berbeda, namun ternyata sebagian kecil siswa ada yang les dengan guru yang

sama saat mengajar di sekolah. Kondisi tersebut ternyata memiliki pengaruh

terhadap kompetensi literasi sains siswa. Siswa yang mengikuti les dengan

guru yang berbeda memiliki capaian kompetensi literasi sains yang lebih

tinggi dan sebaliknya (Tabel 13). Ternyata kondisi ini juga terjadi dalam studi

yang dilakukan oleh Ristanti (2013: 37) diketahui bahwa tentor (guru les)

dapat menciptakan suasana yang positif dalam proses pembelajaran di

lembaga bimbingan belajar, seperti damai dan nyaman, menantang tetapi

menyenangkan, hangat serta akrab.

Hal tersebut sesuai dengan prinsip pembelajaran Biologi karena tentor dapat

menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar secara menyenang-

kan dan tidak tertekan, sehingga siswa dapat memaksimalkan segala

kemampuan dan kreatifitas yang dimiliki. Hubungan siswa dengan tentor

yang dapat menciptakan suasana emosional yang berpengaruh terhadap

kondisi mental siswa. Kondisi mental yang baik dapat menunjang proses

kegiatan dan keberhasilan kegiatan belajar. Waktu pembelajaran di sekolah

pada setiap mata pelajaran sangat terbatas untuk mencapai SK dan KD yang

telah ditetapkan. Sehingga guru di sekolah lebih mengejar materi agar

tecapai.

Proses pembelajaran tidak akan pernah lepas dari peran fasilitas belajar yang

ada di sekolah, berdasarkan hasil yang diperoleh fasilitas belajar disekolah

bersifat fluktuatif (Tabel 14). Terlihat sekolah yang memiliki fasilitas

Page 79: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

63

berkriteria “tinggi” memiliki kompetensi literasi sains lebih rendah dibanding

sekolah dengan fasilitas berkriteria “rendah”. Apabila dilihat dari keseluruhan

sekolah, maka fasilitas yang dimiliki SMP se-Kecamatan Kemilinng

berketegori “cukup”, namun kompetensi literasi sains siswa masuk dalam

kriteria “sangat rendah”. Sehingga hal tersebut membuktikan bahwa tidak ada

pengaruh antara fasilitas belajar terhadap kompetensi literasi sains siswa.

Padahal dalam penelitian yang dilakukan Violita (2013: 4) mengungkapkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar dengan

prestasi yang dimiliki siswa. Sehingga dengan fasilitas yang cukup baik

seharusnya kompetensi yang dimiliki siswa juga baik.

Berdasarkan hasil yang telah dijelaskan, semuanya termasuk dalam faktor

eksternal, sedangkan data faktor internal yaitu berupa kebiasaan belajar siswa.

Kebiasaan belajar yang dimiliki siswa masuk dalam kriteria “tinggi” namun

capaian kompetensi literasi sains yang diperoleh yakni ‘sangat rendah” (Tabel

15). Hal ini diduga karena siswa tidak terbiasa untuk menjawab soal dengan

bentuk wacana, membaca grafik, membaca gambar serta membuat

kesimpulan seperti instrumen kerangka PISA. Penelitian yang dilakukan oleh

Sophia (2013: 66-67) mendapatkan hasil bahwa pembelajaran dalam kelas

kurang bernuansa proses, siswa hanya ditekankan pada aspek kognitif saja,

sehingga siswa lebih mudah dalam menjawab soal hapalan. Namun apabila

dilihat per gender maka terlihat adanya peningkatan kompetensi pada siswa

perempuan yang memiliki kebiasaan belajar lebih tinggi dibanding siswa

laki-laki. Hal ini yang memperkuat dugaan bahwa kebiasaan belajar dapat

mempengaruhi kompetensi literasi sains siswa. Karena siswa perempuan

Page 80: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

64

lebih cendrung memiliki sikap rajin dan tekun dalam meningkatkan prestasi

akademiknya (Gunarsa, 1980: 37).

Capaian kompetensi literasi sains juga ditinjau dari masing-masing aspek

kompetensi ilmiah yaitu “mengidentifikasi permasalahan ilmiah”,

“menjelaskan fenomena ilmiah” dan “menggunakan bukti ilmiah”, ketiga

aspek tersebut sudah terdistribusi dalam soal tes PISA yang diujikan kepada

sampel. Hasil penelitian di SMP se-Kecamatan Kemiling Bandar Lampung,

secara keseluruhan masing-masing aspek tersebut masuk dalam kriteria

“sangat rendah” (Tabel 7). Hal tersebut selaras apabila dilihat per sekolah,

maka sebagian besar masuk dalam kriteria “sangat rendah”. Hanya sebagian

kecil sekolah yang termasuk dalam kriteria “rendah”. Rendahnya kompetensi

ilmiah yang dimiliki oleh siswa menurut Puspendik (2011: 14) hal tersebut

dikarenakan rendahnya kompetensi profesionalisme guru, latar belakang

pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu tidak sesuai khususnya

untuk guru IPA SMP masih terdapat guru Biologi yang mengajar Fisika dan

Kimia atau sebaliknya, dikarenakan adanya pembelajaran IPA terpadu,

sehingga tidak bisa mengajar lebih mendalam. Selain itu pelatihan guru

belum efektif serta pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) belum optimal.

Konsisten dengan penjelasan kompetensi ilmiah, lebih spesifik terlihat

berdasarkan hasil dari ketiga kompetensi ilmiah, aspek “menjelaskan

fenomena ilmiah” merupakan aspek paling rendah yang dimiliki siswa SMP

se-Kecamatan Kemiling Bandar Lampung (Tabel 7). Aspek tersebut

Page 81: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

65

menuntut siswa untuk dapat menerapkan pengetahuan sains dalam situasi

tertentu, menjelaskan maupun menafsirkan fenomena dan meramal perubahan

tertentu. Namun hal tersebut berbanding terbalik dalam analisis trend

kemampuan siswa Indonesia hasil PISA 2000-2009, capaian siswa paling

tinggi berada pada aspek “menjelaskan fenomena ilmiah” (Puspendik, 2011:

10). Hal ini kemungkinan dikarenakan konten yang diujikan hanya pada

konten Biologi bukan konten sains secara keseluruhan sedangkan pada

umumnya guru yang mengajar memilki pendidikan terakhir bukan dari

program studi pendidikan Biologi (Tabel 11).

Berikut merupakan contoh soal pada instrumen PISA yang mengandung

aspek “menjelaskan fenomena ilmiah” merupakan butir soal nomor 9, sebagai

berikut:

Contoh 1. Butir soal nomor 9

Contoh 2 . jawaban siswa pada butir soal nomor 9

Page 82: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

66

Pada contoh diatas merupakan salah satu siswa yang terjebak dalam

menjawab soal tersebut. Jawaban mutlak yang diberikan oleh PISA yaitu

“Ya, Tidak, Ya”, sehingga apabila salah satu jawaban salah maka tidak ada

pemberian skor. Butir soal nomor 9 memiliki tingkat kesukaran 545 (level 3)

(OECD, 2009: 271), kecilnya capaian menunjukkan bahwa siswa SMP di

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung belum mampu mencapai level

tersebut.

Untuk dapat mencapai level tersebut siswa harus sudah terampil dalam

memilih fakta dan pengetahuan yang tepat untuk menjelaskan fenomena,

menerapkan model sederhana atau strategi observasi yang baik. Siswa pada

level ini telah terampil dalam menafsirkan dan mengguna-kan konsep-konsep

ilmiah dari berbagai disiplin ilmu serta dapat menerapkannya secara

langsung. Siswa dapat mengembangkan pernyataan singkat menggunakan

fakta dan membuat keputusan berdasarkan pengetahuan ilmiah (OECD,

2012:45). Siswa yang berhasil menjawab soal tersebut dengan benar pada

penelitian ini hanya sebesar 15,8% masih jauh di bawah capaian negara

OECD yaitu sebesar 57% (OECD, 2009: 271)

Berkaitan dengan kompetensi “menjelaskan fenomena ilmiah” rendahnya

aspek tersebut diduga karena implementasi praktikum jarang dilaksanakan

dalam proses pembelajaran sains. Padahal dalam proses praktikum siswa

dapat memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi masalah, menyelidiki

permasalahan ilmiah serta membuat kesimpulan dari berbagai fakta yang

diperoleh. Sehingga secara tidak langsung proses praktikum dapat

Page 83: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

67

membimbing siswa untuk memiliki kompetensi ilmiah yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, siswa yang melakukan

praktikum 3-4 kali dalam satu semester memiliki capaian kompetensi yang

lebih baik dibanding siswa yang melakukan praktikum 1-2 kali per semester

atau bahkan tidak sama sekali (Tabel 12). Namun pada siswa SMP se-

Kecamatan Kemiling, sebagain besar melakukan praktikum kurang dari atau

sama dengan 2 kali per semester. Sehingga memperkuat dugaan bahwa

rendahnya kompetensi ilmiah siswa dipengaruhi oleh kurangnya

implementasi praktikum.

Selanjutnya capaian kedua yakni pada aspek “menggunakan bukti ilmiah”,

aspek ini menuntut siswa untuk mampu menggunakan data ilmiah untuk

pembuatan argumentasi ilmiah dan kesimpulan berdasar-kan bukti-bukti

ilmiah. Kompetensi tersebut meliputi pemberian alasan mendukung maupun

menolak kesimpulan tertentu. Walauapun aspek ini menjadi capaian kedua

namun skor yang diperoleh masih dalam kriteria “sangat rendah” (Tabel 7).

Kemampuan siswa Indonesia dalam membuat kesimpulan masih pada taraf

rendah, salah satu yang dapat mendukung peningkatannya yaitu metode yang

digunakan oleh guru, menurut penelitian yang dilakukan oleh Wuryani dan

Clarentina (2014: 47) mengatakan bahwa kemampuan siswa dalam membuat

kesimpulan dapat didorong dengan menggunakan metode inkuiri. Sedangkan

pada SMP di wilayah Kecamatan Kemiling, guru masih menggunakan

metode ceramah dan diskusi dalam proses pembelajaran di kelas (Tabel 11).

Page 84: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

68

Berikut merupakan contoh soal pada instrumen PISA yang mengandung

aspek “menggunakan bukti ilmiah” butir soal nomor 4:

Topik 2. RUMAH KACAPetunjuk: Perhatikan grafik berikut ini untuk menjawab soal nomor 4!

Grafik 1. Emisi karbondioksida

Contoh 3. Butir soal nomor 4

Contoh 4. Jawaban siswa pada butir soal nomor 4

Butir soal nomor 4 merupakan butir soal yang paling banyak tidak berhasil

dijawab siswa dengan benar. Seperti contoh jawaban diatas, siswa tidak

memahami arah pertanyaan yang diajukan. Jawaban yang diharapkan yaitu

Emisi Karbondioksida ↑(jutaan ribu tonper tahun)

Suhu rata-rataatmosfer ↑bumi (0C)

Page 85: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

69

jawaban berupa faktor yang menyebabkan adanya peningkatan suhu akibat

emisi karbondioksida. Jawaban siswa tersebut hanya menjelaskan bahwa

peningkatan suhu terjadi karena peningkatan emisi karbondioksida tanpa

menjelaskan hubungan faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tersebut.

Butir soal ini memiliki tingkat kesukaran 529 (level 3), level yang sama pada

butir soal yang telah dijelaskan sebelumnya. Sehingga hanya 6,6% siswa

yang berhasil menjawab dengan benar masih jauh dari capaian negara OECD

sebesar 54% (OECD, 2009: 263). Tidak mengherankan bahwa siswa SMP di

wilayah Kecamatan Kemiling Bandar Lampung belum mampu menjawab

dengan benar butir soal tersebut, hal ini juga didasari dengan laporan OECD

(2010: 24) bahwa sebagian besar negara yang mengikuti evaluasi PISA lebih

dari 4 dari 5 siswa (82%) hanya mahir dalam menjawab soal dalam level 2.

Aspek selanjutnya merupakan aspek “mengidentifikasi permasalahan ilmiah”

yang merupakan capaian tertinggi dibanding kedua aspek sebelumnya. Aspek

ini menuntut siswa memahami permasalahan tentang penyelidikan ilmiah

dalam situasi tertentu dan mengidentifikasi kata kunci untuk mencari

informasi dari topik yang diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Sophia

(2013: 66-67) menyatakan bahwa pembelajaran sains di Indonesia kurang

bernuansa proses yang didalamnya siswa dilatih untuk memformulasikan

pertanyaan ilmiah untuk suatu penyelidikan. Berikut merupakan contoh soal

pada instrumen PISA yang mengandung aspek “mengidentifikiasi

permasalahan ilmiah” merupakan butir soal nomor 20, sebagai berikut:

Page 86: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

70

Contoh 5. Butir soal nomor 20

Contoh 6. Jawaban siswa pada butir soal nomor 20

Butir soal nomor 20 merupakan soal yang banyak siswa menjawab dengan

“salah”. Jawaban mutlak yang diberikan oleh PISA yakni “Tidak, Ya,Tidak”

sehingga apabila salah pada satu jawaban saja, tidak mendapatkan skor. Soal

ini termasuk pada level 3 seperti pada soal yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sehingga untuk mencapai level tersebut siswa harus trampil mengidentifikasi

dengan jelas permasalahan ilmiah dalam berbagai konteks. Sehingga dalam

hal ini pada proses pembelajaran siswa harus dilatih untuk menemukan fakta-

fakta ilmiah.

Selain peran guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang bernuansa

proses, fasilitas yang disediakan untuk proses pembelajaran juga diduga

menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi siswa. Dari hasil yang

diperoleh berdasarkan fasilitas belajar, sekolah yang memiliki kompetensi

“mengidentifikasi permasalahan ilmiah” tertinggi yaitu SMP Negeri 14

Bandar Lampung sedangkan yang paling rendah yaitu SMP Lukel (Tabel 7),

Page 87: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

71

apabila dilihat dari fasilitas yang dimiliki sekolah maka SMPN 14 memiliki

fasilitas dengan kriteria ‘Tinggi”. Sedangkan SMP Lukel dengan kriteria

“Rendah”(Tabel 14). Sehingga dari hasil memperkuat dugaan bahwa fasilitas

belajar di sekolah dapat mempengaruhi kompetensi siswa.

Selain per aspek kompetensi ilmiah, kompetensi juga dibedakan berdasarkan

gender. Kompetensi berdasarkan gender dihasilkan dari analisis skor rata-rata

yang dihasilkan siswa perempuan dan siswa laki-laki. Hasil yang diperoleh

setelah dilakukan uji normalitas bahwa data tersebut berdistribusi tidak

normal sehingga dilakukan uji Mann-Whitney U. Dari uji tersebut didapatkan

nilai sigifikansi kurang dari 0,05 (Sig = 0,000) atau Zhitung(-4,428) < Ztabel(-1,96)

dapat diartikan kompetensi antara siswa perempuan dan laki-laki berbeda

secara signifikan. Kompetensi siswa perempuan lebih tinggi dibanding siswa

laki-laki (Tabel 8). Hal ini diduga ketika pelaksanaan penelitian siswa laki-

laki cendrung bersikap tidak ada usaha mengerjakan dibandingkan siswa

perempuan yang berusaha mengerjakan soal sebaik mungkin. Studi yang juga

menyebutkan bahwa terdapat perbedaan kompetensi antara siswa laki-laki

dan perempuan diungkapkan oleh Furooq dkk (2011: 10) yang mendapatkan

hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan

perempuan, dan siswa perempuan memiliki kompetensi yang lebih baik

daripada laki-laki. Ceballo, McLoyd & Toyokawa (2004: 726) juga

mengungkapkan bahwa siswa perempuan biasanya menunjukan upaya lebih

untuk dapat meningkatkan nilai hasil belajarnya.

Apabila dilihat dari setiap aspek kompetensi ilmiah, maka hasil menunjukan

bahwa siswa perempuan lebih unggul dari siswa laki-laki dalam semua aspek

Page 88: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

72

kompetensi ilmiah (Tabel 9). Analisis statistik yang dilakukan menghasil-kan,

perbedaan yang signifikan antara siswa perempuan dan siswa laki-laki. Hal

ini dimungkinkan karena siswa perempuan cendrung memiliki sikap yang

teliti, tekun, dan bersedia mendengarkan penjelaskan dengan baik. Sikap

emosionalnya yang lebih dominan di banding pada kemampuan fisiknya telah

menempatkan perempuan menempati sebagian besar dari urutan 10 terbesar

di setiap sekolah (Nuryoto, 1998: 23). Berdasarkan hasil yang diperoleh

mengenai kebiasaan belajar siswa, terlihat bahwa kebiasaan belajar siswa

perempuan lebih tinggi dibanding siswa laki-laki (Tabel 15). Hal ini

membuktikan bahwa secara psikologis siswa perempuan memiliki ketekunan

dalam belajar yang lebih baik dari siswa laki-laki.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi literasi sains

siswa SMP se-Kecamatan Kemiling Bandar Lampung masih dalam kriteria

“sangat rendah”. Rendahnya literasi sains kemungkinan dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti latar belakang pendidikan orang tua, kebiasaan

belajar, lama belajar sains diluar sekolah, keikutsertaan dalam les, guru yang

mengajar dalam les, pelaksanaan praktikum dalam satu semester serta

profesionalisme guru. Selain itu juga terdapat perbedaan yang signifikan antar

siswa perempuan dan laki-laki berdasarkan kompetensi literasi sains.

Page 89: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

73

IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka simpulan yang didapat

sebagai berikut:

1. Kompetensi literasi sains menggunakan kerangka soal PISA, siswa di

SMP se-Kecamatan Kemiling Bandar Lampung masuk dalam kategori

“sangat rendah”.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi literasi laki-

laki dan kompetensi literasi perempuan, berdasarkan data siswa

perempuan lebih unggul dibanding siswa laki-laki.

3. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kompetensi literasi sains

yaitu pendidikan terakhir orang tua; kebiasaan belajar; profesionalis-

me guru meliputi jenjang pendidikan terakhir guru, metode yang

sering digunakan guru dan keikutsertaan dalam pelatihan; dan proses

pembelajaran meliputi pelaksanaan praktikum, waktu belajar yang

digunakan siswa, keikutsertaan siswa dalam les serta guru yang

mengajar les. Faktor yang tidak berpengaruh yaitu periode guru

mengajar, sertifikasi guru, fasilitas belajar serta pemberian PR.

Page 90: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

74

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka peneliti menyarankan:

1. Pada peneliti selanjutnya yang menggunakan soal literasi sains PISA

yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia hendaknya lebih

menyederhanakan bahasa terjemahan menjadi lebih ringan sesuai

dengan kemampuan berbahasa siswa usia 15 tahun tanpa mengubah

makna dan maksud yang ditujukan soal tersebut. Peneliti sebaiknya

lebih memperhatikan pengarahan secara rinci terhadap siswa

mengenai pengisian instrumen kuisioner dan soal karena apabila

siswa tidak paham dalam menjawab akan mengakibatkan data yang

diperoleh kurang akurat.

2. Pada guru sains untuk membenahi proses pembelajaran dengan

menekankan hakikat Biologi sebagai proses. Guru harus mampu

memfasilitasi belajar sains siswa yang bernuansa proses sehingga

siswa terbiasa untuk memecahkan suatu masalah dengan

menggunakan langkah-langkah ilmiah untuk mendorong siswa

memiliki literasi sains yang baik.

3. Pada orang tua untuk lebih memperhatikan dan mendukung siswa

dalam belajarnya karena membangun literasi sains pada siswa tidak

hanya dilakukan di lingkungan sekolah. Siswa juga perlu menggali

informasi di luar sekolah terutama di lingkungan rumah. Sehingga

peran orang tua diharapkan mampu memberikan efek positif dalam

pembentukan kompetensi literasi sains siswa.

Page 91: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

76

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2013. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.

233 hlm.

Anagnostopoulou, K,. V. Hatzinikita dan V. Christidou. 2012. PISA and biology

school textbooks: the role of visual material . Social and behavioral

sciences Vol. 46, Pp. 1839-1845. Diakses. Tersedia di

www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042812015182. Pada

tanggal 8:58 WIB. 7 hlm

Anggraini, G. 2014. Analisis kemampuan literasi sains siwa SMA kelas X di kota

Solok. Prosiding mathematic and science forum 2014(Online). Tersedia di

upgrismg.ac.id/index.php/masif2014 /view/427/378. Pada tanggal 11

Oktober 2015, 13.45 WIB. 10 hlm

Anjarsari, P. 2014. Literasi sains dalam kurikulum dan pembelajaran IPA SMP.

Prosiding Seminar nasional pendidikan sains VI ”P an Li asi ains”.

Tersedia di www.unesa.ac.id. Pada tanggal 03 November 2015, 14.20

WIB. 6 hlm

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. PT Rineka

Cipta. Jakarta. 412 hlm.

. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2. Bumi Aksara. Jakarta.

344 hlm

Bagiarta, I. N., I. W. Karyasa dan I. N. Suardana. 2015. Komparasi literasi sains

antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe GI dan model Inkuiri terbimbing ditinjau dari motivasi berprestasi

siswa SMP (Jurnal). E-Journal Pascasarjana Vol 5, No. 1. Tersedia di

http://pasca.undiksha.ac.id. Pada tanggal 02 Februari 2016, 15.45 WIB. 11

hlm.

Page 92: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

77

Bieber, T dan K. Martens. 2011. The OECD PISA study as a soft power in

education? lessons from Switzerland and the US. European Journal of

Education,Vol. 46, No. 1, Pp 101-116. Tersedia di www.sfb597.uni-

bremen.de. Pada an a 12:25 WIB. 16 hlm.

Bybee, R. , B. M. Crae dan R. Laurie. 2009. Pisa 2006: an assessment of

scientific literacy. Journal of Research in S cience Teaching. Vol. 46, No.

8, Pp 865-883. Tersedia di Onlinelibrary.wiley.com.pdf. Pa a an a

12:30 WIB. 18 hlm.

Bybee, R. W dan B. Fuchs. 2006. Preparing the 21st century workforce: A new

reform in science and technology education. Journal of research in science

teaching. Vol. 43, No. 4, Pp. 349–352. Tersedia di Onlinelibrary.

wiley.com /doi/ 10.1002/tea.20147/pdf. Pa a an a

19:09 WIB. 4 hlm.

Ceballo, R. , V. C. McLoyd dan T. Toyokawa. 2004. The influence of

neighborhood quality on adolescents’Educational Values and School

Effor. Journal of adolescent research. Vol. 19, No. 6, Pp 716-739.

Tersedia di http://sites.lsa.umich.edu/pdf. Pada tanggal 08 Juni 2016,

10:15 WIB. 24 hlm.

Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga, Jakarta. 178

hlm.

Diana, S. , A. Rachmatulloh dan E. S. Rahmawati. 2015. Profil kemampuan

literasi sains siswa SMA berdasarkan instrumen Scientific Literacy

Assesments (SLA). Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Pp 285-291. Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/pdf. Pada tangggal 05

April 2016, 10:10 WIB. 7 hlm.

Ekohariadi. 2009. Faktor yang mempengaruhi literasi sains siswa Indonesia

berusi 15 tahun (Jurnal). Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 10, No.1, Pp.29-

43. Tersedia di http://ejournal.unesa.ac.id.pdf. Pada tanggal 05 April 2016,

10.30 WIB. 15 hlm.

Elia, H. 2000. Peran ayah dalam mendidik anak. Jurnal Teologi dan Pelayanan.

Pp 105-113. Tersedia di www.seabs.ac.id. Pada tanggal 05 April 2016,

10:30 WIB. 9 hlm.

Page 93: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

78

Farooq, M. S. , A. H. Chaudhry dan M. Shafiq, G. Berhan. 2011. Factors affecting

students’ quality of academic performance: a case of secondary school

level. Journal of Quality and Technology Management. Vol.7, No. 2, Pp

01‐14. Tersedia di http://scholar.google.ru. Pada tanggal 05 April 2016,

10.14 WIB. 14 hlm.

Formulasi. 2012. Uji Mann-Whitney U. Tersedia di http://formulasi.or.id. Pada

tanggal 15 Januari 2016, 19.40 WIB.

Gayatri, TH. K. 2009. Penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan hasil

belajar IPA tahun pelajaran 2009/2010 (PTK). Tersedia di

http://eprints.uns.ac.id. Pada tanggal 05 April 2016. 10:15 WIB. 55 hlm.

Gunarsa, S. D. 1980. Dasar dan teori perkembangan anak. PT BPK Gunung

Mulia. Jakarta. 207 hlm.

Hafizah, E. 2014. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data. Tersedia di

http://academia.edu/. Pada tanggal 15 Januari 2016, 14.15 WIB.

Harsono, B. , Soesanto dan Samsudi. 2009. Perbedaan hasil belajar antara

metode ceramah konvensional dengan ceramah berbantuan media animasi

pada pembelajaran kompetensi perakitan dan pemasangan sistem rem

(Jurnal). Vol. 9, No. 2, Pp 71-79. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id.pdf.

Pada tanggal 24 April 2016, 21.10 WIB. 8 hlm.

Herdiani, A. 2013. Pengaruh pembelajaran inquiry lesson terhadapa peningkatan

kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP pada materi

fotosintesis(Skripsi). Tersedia di http://repository.upi.edu.pdf. Pada

tanggal 03 Desember 2015, 10.10 WIB. 65 hlm.

Holbrook, J dan M. Rannikmae. 2009. The meaning of science literacy.

International Journal of Environmental & Science Education Vol. 4, No. 3,

July 2009, 275-288. Tersedia di https://www.pegem.net/dosyalar/ pdf.

Pada 10 Oktober 2015, 12.36 WIB. 13 hlm.

Humaeroh. 2010. Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi

belajar siswa (Studi korelasi di sekolah SMP 2 Legok Tanggerang)

(Skripsi). Tersedia di www. Uinjkt.ac.id. Pada tanggal 03 November 2015

pukul 13.09 WIB. 80 hlm.

Hurd, P. D. 1958. Science literacy : its meaning for American school.

Educational Leadership. Tersedia di http://ascd.com/ASCD/pdf

journals/ed_lead/el_195810_hurd .pdf. Pa a an a

10:01 WIB. 6 hlm.

Page 94: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

79

Kemendikbud. 2007. Peraturan menteri pendidikan Republik Indonesia nomor 18

tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan. Sekertariat Jendral.

Jakarta

. 2014. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 58 tahun 2014. Sekertariat Jendral. Jakarta

Kurniasih, I dan B. Sani. 2014. Sukses mengimplementasi kurikulum 2013. Kata

Pena. Jakarta. 126 hlm.

Lederman, N. G. , J. S. Lederman dan A. Antink. 2013. Nature of science and

scientific inquiry as contexts for the learning of science and achievement

of scientific literacy. International Journal of Education in Mathematics,

Science and Technology. Vol. 1, Pp 138-147. Tersedia di

http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED543992.pdf. Pada tanggal 30 Oktober

2015, 10:30 WIB. 9 hlm.

Lestari, I. 2005. Pengaruh waktu belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar

(Jurnal). Vol. 3, No.2, Pp 115-125. Tersedia di http://journal.lppmunindra.

ac.id.pdf . Pada tanggal 24 April 2016, 20.30 WIB. 11 hlm.

Mulyawan, B. 2013. Pengaruh pengalaman dalam pelatihan terhadap

peningkatan kompetensi profesional guru (Jurnal). Tersedia di

http://ejournal.undiksha.ac.id.pdf. Pada tanggal 10 April 2016, 09.07 WIB.

10 hlm.

Muryanto, B. 2015. Pengaruh perhatian orang tua dan nilai pekerjaan rumah

terhadap prestasi belajar biologi materi gerak pada tumbuhan pada siswa

kelas viii semester genap mts ma’arif blondo kabupaten magelang tahun

pelajaran 2014/2015 (Skripsi). Tersedia di http://eprints.walisongo.ac. 10

April 2016, 10.30 WIB. 94 hlm.

Nasriani. 2014. Penerapan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar

siswa melalui penggunaan lingkungan (Jurnal). Vol. 5, No. 6, Pp 49-61.

Tersedia di http://jurnal.untad.ac.id. Pada tanggal 09 April 2016, 15.12

WIB. 13 hlm.

Nentra, I., K. 2013. Kontribusi tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman

mengajar terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru SMP

Negeri di Kabupaten Gianyar. Vol.2, No.2. Tersedia di http://pasca.

undiksha.ac.id. Pada tanggal 10 April 2016, 09:45 WIB. 12 hlm.

Page 95: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

80

Nuryoto, S. 1998. Perbedaan prestasi akademik antara laki-laki dan perempuan

studi di wilayah Yogyakarta (Jurnal). Jurnal Psikologi. No. 2. Pp 16-24.

Tersedia dihttp://jurnal.ugm.ac.id. Pada tanggal 09 April 2016, 13.45 WIB.

9 hlm.

OECD. 2003. Literacy skills for the world of tomorrow, further results from pisa

2000. OECD Publishing. Tersedia di http://www.oecd.org/edu.pdf. Pada

tanggal 16 Oktober 2015, 23.20 WIB. 390 hlm.

_____ . 2009. Take the test sample questions from OECD’s PISA assessments.

OECD Publishing (Online). Tersedia di www.sourceoecd.org/education/

9789264050808. Pa a an a ni 10:47:57 WIB. 322 hlm.

. 2010. PISA 2009 at a glance. OECD Publishing (Online). Tersedia di

http://dx.doi.org/10.1787/9789264095298-en. Pada tanggal

12:19 WIB. 97 hlm.

. 2012. How your school compares internationally. OECD Publishing

(Online). Tersedia di www.oecd.org/ publishing/corrigenda. Pada tangga

ni 21:48 WIB. 159 hlm.

. 2013. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics,

Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD

Publishing(Online). Tersedia di http://dx.doi.org/10.1787/

9789264190511-en. Pada an a ni 10:47 WIB. 261 hlm.

. 2014. PISA result ini focus, What 15 years olds know and what they can

do with what they know. OECD Publishing (Online). Tersedia di

http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf.

Pada 11:39 WIB. 44 hlm.

Prayitno, M. A. 2009. Pengaruh waktu pembelajaran dan suasana kelas terhadap

prestasi belajar kimia siswa kelas IX semester 1 (Skripsi). Tersedia di

http://digilib.uin-suka.ac.id.pdf. Pada tanggal 10 Febuari 2016, 10:30 WIB.

112 hlm.

Pujianto. 2014. Pengaruh bimbingan orang tua dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar peserta didik (Jurnal). Tersedia di http://ejournal.umpwr.

ac.id. Pada tanggal 20 April 2016, 09.30 WIB. 7 hlm.

Purwanto, N. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja

Rosda Karya. Bandung. 165 hlm.

Page 96: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

81

Puspendik. 2011. Asesmen media informasi dan komunikasi penilaian pendidikan.

Kemendikbud. Vol. 8, No. 3. Tersedia di Litbang.kemendikbud.go.id.

ia s s a a an a a 10:07 WIB. 43 hlm.

. 2015. Penilaian yang Berkualitas untuk Pendidikan yang Berkualitas.

Kemendikbud (Online). Tersedia di Litbang.kemendikbud.go.id. ia s s

a a an a 09:12 WIB.

Pudyastuti, S. G. 2010. Hubungan latar belakang pendidikan guru, pengalaman

mengajar dan pembelajaran dengan prestasi belajar siswa (Skripsi).

Tersedia di http://digilib.uns.ac.id. Pada tanggal 03 Maret 2016, 20.15

WIB. 162 hlm.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung. 244 hlm.

Ristanti, A. 2013. Hubungan bimbingan belajar swasta dengan hasil belajar

biologi di sma negeri 1 pemalang (Skripsi). Tersedia di

http://lib.unnes.ac.id.pdf. Pada tanggal 10 April 2016, 14:30 WIB. 83 hlm.

Sani, R. A. 2014. Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurukilum 2013.

Bumi Aksara. Jakarta. 306 hlm.

Sellar, S dan B. Lingard. 2014. The OECD and the expansion of PISA: new global

modes of governance in education. British Educational Research Journal.

Vol. 40, No. 6, Pp 917-936. Tersedia di Onlinelibrary.wiley.com. Pa a

an a 12:34 WIB. 20 hlm.

Siagian, R. E. F. 2012. Pengaruh minat dan kebiasaan belajar siswa terrhadap

prestasi belajar matematik. Jurnal Formatif. Vol. 2, No. 2, Pp 122-131.

Tersedia di www.unindra.ac.id. Pada tanggal 14 November 2015, 10:30

WIB. 10 hlm.

Slameto. 2013. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi.Rineka Cipta:

Jakarta. 195 hlm.

Soobard, R dan M. Rannikmae. 2011. Assessing student’s level of scientific

literacy using interdisciplinary scenarios. Science Education International.

Vol. 22, No. 2, Pp 133-144. Tersedia di http://www.icaseonline.

net/sei/june 2011/p4.pdf. Pada tanggal 12 November 2015, 09:32 WIB. 12

hlm.

Page 97: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

82

Sophia, G. 2013. Profil capaian literasi sains siswa SMA di Garut berdasarkan

kerangka PISA pada konten pengetahuan Biologi (Skripsi). Tersedia

dihttp://digilib.upi.ac.id. Pada tanggal 12 November 2015, 10.15 WIB. 116

hlm.

Sukardi. 2003. Metodologi penelitian pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. 234 hlm.

Sukarti, S. 2013. Isu gender dan sertifikasi guru versus prestasi belajar siswa.

Jurnal pendidikan Vol. 14, No. 1, Pp. 38-43. Tersedia di

http://jurnal.ut.ac.id. Pada tanggal 05 Maret 2016, 20.00 WIB. 6 hlm.

Tanwil, M dan Liliasari. 2014. Keterampilan-Keterampilan Sains dan

Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Badan Penerbit Universitas

Negeri Makasar, Makasar. 143 hlm.

Thahir, A dan Hidriyanti, B. 2014. Pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi

belajar siswa pondok pesantren madrasah Aliyah Al- Utrujiyyah kota

Bandar Lampung. Jurnal Vol 1. No 2. Tersedia di http://ejournal.iainraden

intan.ac.id. Pada tanggal 10 Maret 2016, 09.20 WIB. 10 hlm.

Toharudin, U. , S. Hendrawati. , A. Rustaman. 2011. Membangun Literasi Sains

Peserta Didik. Humaniora, Bandung. 291 hlm

Violita, F. 2013. Pengaruh lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa (Jurnal). Tersedia di http://ejournal.unp.ac.id. Pada

tanggal 03 Maret 2016, 20.15 WIB. 9 hlm.

Weiss, V. 2009. National IQ means transformed from Programme for

International Student Assesment (PISA) score, and their underlying gene

frequencies. The Journal of Social, Political, and Economic Studies. Vol.

34, No.1, Pp. 71-94. Tersedia di http://mpra.ub.uni-muenchen.de.pdf. Pada

tanggal 09 Oktober 2015, 10.15 WIB. 24 hlm.

Wisudawati, A. W dan E. Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. PT

Bumi Aksara, Jakarta. 280 hlm.

Wulandari, N dan H. Solihin. 2015. Penerapan model problem based learning

(PBL) pada pembelajaran IPA terpadu untuk meningkatkan aspek sikap

literasi sains siswa SMP (Jurnal). Tersedia di http://portal.fi.itb.ac.id.pdf.

pada tanggal 03 Desember 2015, 10.45 WIB. 4 hlm.

Page 98: PROFIL KOMPETENSI LITERASI SAINS SISWA …digilib.unila.ac.id/23080/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PADA KONTEN BIOLOGI ... (26,2 ± 1,1). D ari hasil uji statistik dihasilkan

83

Wulandari, S. 2014. Hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi

belajar siswa (Skripsi). Tersedia di http://digilib.uin-suka.ac.id. Pada

tanggal 20 Maret 2016, 14.20 WIB. 72 hlm.

Wuryani, T dan S. S. Clarentina. 2014. Peningkatan kemampuan siswa membuat

kesimpulan dari informasi yang didengar melalui metode inkuiri (Jurnal).

Jurnal Menejemen Pendidikan. Vol. 9, No. 1. Pp. 40-48. Tersedia di

http://publikasiilmiah.ums.ac.id. Pada tanggal 20 Maret 2016, 10.45 WIB.

9 hlm.