PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI...

65
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH DIREKTORAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN BAPPENAS 2012 PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH PROPINSI KEPULAUAN RIAU (KABUPATEN BINTAN & NATUNA)

Transcript of PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI...

Page 1: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

 

 

DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH DIREKTORAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN 

BAPPENAS 2012 

PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH PROPINSI KEPULAUAN RIAU (KABUPATEN BINTAN & NATUNA) 

  

 

  

Page 2: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

1

KATA PENGANTAR

Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari kebutuhan data yang baik. Untuk itu pengumpulan dan

analisis data yang baik sangat dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan data dan informasi di dalam perencanaan.

Publikasi dengan judul “Profil Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah Tahun 2012” menyajikan data dan

informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Kegiatan PELD di sembilan daerah

percontohan yang bersangkutan, maupun daerah lain yang juga akan berpartisipasi dalam program ini

kedepannya, secara garis besar. “Profil PELD Tahun 2012” mencakup kondisi umum daerah percontohan,

Kebijakan terkait pengembangan komoditas yang bersangkutan, serta analisa terkait pengembangan produk yang

bersangkutan, yang dilengkapi dengan lampiran tabel data terkait daerah-daerah dimana percontohan program

tersebut dilaksanakan. Profil PELD tahun 2012 ini merupakan salah satu series rangkaian laporan progres

pengembangan ekonomi lokal dan daerah percontohan sampai dengan tahun 2014

Publikasi ini terdiri atas enam jilid buku, sesuai dengan provinsi di mana daerah percontohan berada. Profil PELD

ini diharapkan dapat turut berkontribusi dalam penyediaan data dan informasi bagi para perencana, perumus dan

pengambil kebijakan, analis, dan para pemangku kepentingan pengembangan ekonomi lokal.

Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dan bantuan, terutama dalam bentuk data

dan informasi, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya. Kami menyambut baik

saran dan masukan untuk perbaikan laporan ini di masa yang akan datang. Saran maupun kontribusi perbaikan

data dapat disampaikan kepada Direktorat Perkotaan dan Perdesaan; Telepon: (021) 390 5650-390 5643, Faksimili:

(021) 392 6319, atau email : [email protected].

Jakarta, Desember 2012

Direktur Perkotaan dan Perdesaan,

Bappenas

Ir. Hayu Parasati, MPS

Page 3: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

2

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB 1 PENDAHULUAN

i ii

iii Iv 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penulisan 2

1.3 Ruang Lingkup 3

1.4 Sistematika Penulisan 4

BAB2 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN NATUNA 6

2.1 Geo dan Demografi 7

2.2 Ekonomi 10

2.2.1 Makro 10

2.2.2 Mikro 12

2.3 Infrastruktur 15

2.3.1 Transportasi 16

2.3.2 Air 18

2.3.3 Listrik 19

BAB 3 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BINTAN 21

3.1 Geo dan Demografi 21

3.2 Ekonomi 26

3.2.1 Makro 26

3.2.2 Mikro 27

3.3 Infrastruktur 32

3.3.1 Transportasi 33

3.3.2 Air & Listrik 35 BAB 4 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KERAJINAN PERHIASAN DI KOTA MATARAM 4.1 Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan Rumput Laut dan Ikan Kerapu di Kabupaten Natuna dan Bintan

37

37

4.1.1 Rumput Laut di Kabupaten Natuna 37

4.1.2 Ikan Kerapu di Kabupaten Bintan 37

4.1.3 Pengembangan Ekonomi Lokal 38 4.2 Analisa Dan Strategi Pengembangan Rumput Laut Dan Ikan Kerapu Di Kabupaten Natuna Dan Bintan

38

4.2.1 Temuan Umum 38

4.2.2 Temuan Substantif 39

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 53

5.1 Rumput Laut 53

5.2 Ikan Kerapu 53

Page 4: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

3

5.3 Rencana Pengembangan Tindak lanjut dan Isu Terkini 5.3.1 Kabupaten Natuna 5.3.2 Kabupaten Bintan

54 54 55

Page 5: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

4

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 1.1: Garis Besar Tahapan-Tahap Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 1

Gambar 1.2: Rantai Nilai Komoditas Dalam Upaya Mengembangkan Ekonomi Lokal dan Daerah 4

Gambar 2.1: Peta Provinsi Riau dan Kabupaten Natuna 6

Gambar 2.2: Deskripsi Gender dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Natuna Tahun 2010 7

Gambar 2.3: Deskripsi Angka Ketenaga Kerjaan di Desa dan Kota Kabupaten Natuna Tahun 2011 8 Gambar 2.4: Distribusi Tenaga Kerja di Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Natuna

Berdasarkan Sektor Perekonomian Tahun 2011 (%) 9 Gambar 2.5: Rasio Produktivitas Tenaga Kerja terhadap PDRB per Sektor Kabupaten Natuna

Tahun 2011 10

Gambar 2.6: Nilai PDRB, Pertumbuhan, dan Distribusinya di Kabupaten Natuna Tahun 2011 11

Gambar 2.7: Indeks Location Quotient (LQ) per Sektor di Kabupaten Natuna Tahun 2011 12

Gambar 2.8: Industri Berdasarkan Skala dan Usaha Jasa di Kabupaten Natuna 13

Gambar 2.9: Jumlah Usaha Jasa dan Perdagangan di Kabupaten Natuna Tahun 2011 14

Gambar 2.10: Jumlah Pasar dan Koperasi di Kabupaten Natuna 15 Gambar 2.11: Perbandingan Alokasi Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi di Provinsi Kepulauan

Riau dan Kabupaten/ Kota Didalamnya Tahun 2011 (Rp Miliar) 16

Gambar 2.12: Deskripsi Panjang Jalan di Kabupaten Natuna Tahun 2011 17

Gambar 2.13: Rasio Arus penumpang dan Arus Barang di Empat Pelabuhan Kab Natuna 18

Gambar 2.14: Gambaran Produksi Air di Kabupaten Natuna Tahun 2011 19

Gambar 2.15: Produksi dan Penggunaan Listrik di Kabupaten Natuna Tahun 2011 20

Gambar 3.1: Peta Provinsi Riau dan Kabupaten Bintan 21

Gambar 3.2: Deskripsi Gender dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bintan Tahun 2011 22

Gambar 3.3: Deskripsi Angka Ketenaga Kerjaan di Kabupaten Bintan Hingga Tahun 2010/2011 23 Gambar 3.4: Distribusi Tenaga Kerja di Kabupaten Bintan Berdasarkan Sektor Perekonomian

Tahun 2011 (%) 24 Gambar 3.5: Rasio Produktivitas Tenaga Kerja terhadap PDRB per Sektor Kabupaten Bintan

Tahun 2011 25

Gambar 3.6: Nilai PDRB, Pertumbuhan, dan Distribusinya di Kabupaten Bintan Tahun 2011 26

Gambar 3.7: Indeks Location Quotient (LQ) per Sektor di Kabupaten Bintan Tahun 2011 24 27

Gambar 3.8: Industri Berdasarkan Skala di Kabupaten Bintan 28 Gambar 3.9: Jumlah Usaha Berdasarkan Kepemilikan SIUP dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

di Kabupaten Bintan Tahun 2011 29

Gambar 3.10: Deskripsi Perbankan di Kabupaten Bintan Tahun 2010 30

Gambar 3.11: Deskripsi Koperasi di Kabupaten Bintan 31 Gambar 3.12: Perbandingan Alokasi Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi di Kabupaten Bintan

Didalamnya Tahun 2011 (Rp Miliar) 32

Gambar 3.13: Deskripsi Panjang Jalan di Kabupaten Bintan Tahun 2011 33

Gambar 3.14: Rasio Arus penumpang dan Arus Barang di Empat Pelabuhan Kab Bintan 34

Gambar 3.15: Gambaran Produksi Air dan Listrik di Kabupaten Bintan Tahun 2011 35

Page 6: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

5

Gambar 4.1: Partisipan pada Kelembagaan Rantai Nilai Rumput Laut di Kabupaten Natuna 40

Gambar 5.2: Rantai Nilai KJA Ikan Kerapu di Kabupaten Bintan 46

Page 7: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

6

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 1.1: Daerah Pilot Program Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah (PELD) 2012, Beserta Masing-Masing Produk Unggulannya 3

Tabel 5.1: Analisis Marjin Rumput Laut pada Partisipan Rantai Nilai di Kabupaten Natuna (Pola A) 37

Tabel 5.2: Analisis Marjin Rumput Laut pada Partisipan Rantai Nilai di Kabupaten Natuna (Pola B) 38

Tabel 5.3: Analisis Marjin Rumput Laut pada Partisipan Rantai Nilai di Kabupaten Natuna (Pola C) 39

Tabel 5.4: Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan di Kabupaten Bintan (Pola A) 41

Tabel 5.5: Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan di Kabupaten Bintan (Pola A) 42

Tabel 4.6: Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan di Kabupaten Bintan (Pola A) 43

Page 8: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, saat ini kita sudah memasuki fase akhir

dari tahap 2. Yakni fase Pemantapan kembali NKRI; Meningkatkan kualitas SDM; Membangun

kemampuan iptek; dan Memperkuat daya saing perekonomian. Pada periode ini, yakni dalam

RPJMN 2010-2014, pembangunan nasional berdimensi kewilayahan bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan antar wilayah terdiri dari beberapa unsur yang saling melengkapi satu

sama lain.

Gambar 1.1: Garis Besar Tahapan-Tahap Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025

Sumber: RPJPN 2005-2025

Poin-poin perhatian pembangunan kewilayahan tersebut meliputi: Data dan informasi spasial;

penataan ruang; pertanahan; perkotaan; perdesaan; ekonomi lokal dan daerah; kawasan startegis;

kawasan perbatasan; daerah tertinggal; kawasan rawan bencana; desentralisasi; hubungan pusat-

RPJM 4 (2020-2024)

RPJM 1 (2005-2009)

Menata kembali NKRI, membangun

Indonesia yang aman dan damai,

yang adil dan demokratis,

dengan tingkat kesejahteraan

yang lebih baik.

RPJM 2 (2010-2014)

Memantapkan penataan kembali

NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun

kemampuaniptek, memperkuat daya

saing perekonomian

RPJM 3 (2015-2019)

Memantapkan pem-bangunan

secara menyeluruh dengan

menekankan pem-

bangunan keung-gulan kompetitif perekonomian

yang berbasis SDA yang tersedia,

SDM yang

berkualitas, serta kemampuan iptek

Mewujudkan masya-rakat

Indonesia yang mandiri, maju, adil

dan makmur

melalui percepatan pembangunan di

segala bidang

dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan

keunggulan kompetitif.

Page 9: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

2

daerah, dan antar daerah; serta tata kelola dan kapasitas pemerintah daerah. Dalam hal ini, salah

satu isu yang menjadi sorotan didalamnya adalah tentang kesenjangan yang terjadi antara daerah

perkotaan dan perdesaan.

Dalam mengembangkan Ekonomi Lokal dan Daerah, arah kebijakan pembangunan tadi

diimplementasikan dalam pengembangan pusat pertumbuhan/pasar dan pengembangan wilayah

produksi.Adapun prinsip–prinsip yang digunakan dalam mendukung arah kebijakan tersebut

berfokus kepada keunggulan komparatif maupun kompetitif dari masing-masing

daerah.Pembangunan konsep pengembangan dari hulu ke hilir, serta pengembangan sistem pasar

yang efektif dan efisien.

Untuk mendukung semua hal tersebut dibutuhkan sebuah strategi yang dilaksanakan secara

simultan dengan mengembangkan keterkaitan antar kawasan dari komoditas unggul yang

digunakan. Tata kelola ekonomi daerah, kualitas/ kompetensi SDM, fasilitasi Pengembangan

Ekonomi Lokal dan Daerah (PELD), Kerjasama Antar Daerah (KAD), serta akses infrastruktur

yang memadai dalam rantai pengembangan produk itu merupakan syarat-syarat yang mutlak

dipenuhi.

Oleh karena itulah dalam penerapannya dilapangan (dikarenakan sistem yang saling terkait

seperti dijelaskan diatas) perlu dilakukan fokus lokasi yang berbentuk kawasan andalan, pusat-

pusat pertumbuhan wilayah, pusat-pusat pertumbuhan wilayah, seperti kawasan industri berbasis

kompetensi inti, industri daerah/klaster, kawasan sentra produksi, kawasan perkotaan baru/KTM,

agropolitan, minapolitan, dan lain-lain.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari pembuatan buku profil ini adalah memberikan informasi terkait progress/

perjalanan kegiatan program PELD di berbagai daerah percontohan dengan berbagai komoditas

unggul yang dikembangkannya masing-masing.

Page 10: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

3

1.3 Ruang Lingkup

Penulisan buku profil PELD kali ini merupakan kelanjutan dari penerbitan perdana yang telah

dimulai sejak tahun lalu (Buku Profil PELD 2011).Perlu diketahui program PELD ini

dilaksanakan pada 9 Kabupaten/Kota, yang berada dalam 6 Provinsi percontohan dengan

komoditas unggulan masing-masing untuk tiap daerah dan telah dimulai sejak tahun 2010.

Adapun daerah-daerah percontohan ini terdiri atas:

Tabel 1.1: Daerah Percontohan Program Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah

(PELD) 2012, Beserta Masing-Masing Produk Unggulannya

Provinsi Kabupaten/ Kota Komoditas Unggulan

1. Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Gambir

2. Kepulauan Riau Kab. Natuna Rumput Laut

3. Kab. Bintan Ikan Pasca Panen

4. Kalimantan Selatan Kab. Banjar Karet

5. Gorontalo Kab Boalemo Jagung

6. Sulawesi Tenggara Kota Kendari Ikan Pasca Panen

7. Kab. Wakatobi Rumput Laut

8. Nusa Tenggara barat Kota Mataram Kerajinan Emas, Perak, dan Mutiara

9. Kab. Lombok Barat Kerajinan Gerabah

Sumber: Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Bappenas

Buku profil Pengembangan Ekonomi Lokal Provinsi Kepulauan Riau ini merupakan satu seri

buku dari enam buku PELD yang diterbitkan pada tahun ini. Keenam seri buku tersebut masing-

masing akan menggambarkan progres pengembangan komoditas unggulan yang telah diterapkan

hingga tahun 2012 ini.

Rantai komoditas yang akan dikembangkan merupakan sutau hal yang menjadi unsur pokok

sekaligus menjadi indikator dalam mendeskripsikan Pengembangan Ekonomi Lokal di masing-

masing daerah. Unsur-unsur pokok tersebut meliputi SDM, Pengembanagan Infrastruktur,

Sumberdaya Modal, Iklim Usaha, serta Informasi Pasar yang berimbang yang kondusif. Oleh

karena itulah aspek keterkaitan antara desa dan kota haruslah diperhatikan. Perdesaaan

Page 11: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

4

sejarusnya bertindak sebagai agen yang meberi input, agroproduksi, dan agro industri. hal ini

kemudian ditunjang pada daerah perkotaan yang bertugas mengawal output, dan pemasaran serta

jasa pelayanan sebelum semua itu dilmepar ke pasar.

Gambar 1.2: Rantai Nilai Komoditas Dalam Upaya Mengembangkan Ekonomi Lokal dan

Daerah

Sumber: Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Bappenas

Data-data yang dihimpun dalam rangka menyusun buku profil ini diambil dari berbagai

sumber.Selain dari BPS, dokumen-dokumen perencanaan didaerah yang bersangkutan (seperti

RPJMD Provinsi dan Kabupaten) menjadi acuannya dalam rangka melihat posisi pengembangan

komoditas dalam perspektif yang lebih luas.Masterplan yang telah ditugaskan kepada masing-

masing daerah untuk dibuat dalam rangka mendukung program PELD –yang dimulai dari review

hingga analisis sektoral dari komoditas yang bersangkutan- juga merupakan sumber-sumber

acuan utama dalam buku ini.

1.4 Sistematika Penulisan

Buku Profil Seri Pengembangan Ekonomi Lokal di Provinsi Kepulauan Riau ini atas empat bab

yang menganalisa dua daerah percontohan yang meliputi Kabupaten Natuna dan Kabupaten

Bintan. Pembahasan akan dimulai pada bab 2 yang berisi tentang gambaran umum masing-

Page 12: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

5

masing Kabupaten. Pada bab ini indikator seperti Geografis dan demografi; Ekonomi Secara

Makro; Infrastruktur Publik Pendukung; serta Kondisi Bisnis daerah akan dibahas.

Dalam bab 3 strategi besar daerah akan dibahas dengan judul Kebijakan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Terkait Pengembangan Produk Unggulan di Provinsi Kepulauan

Riau. Dalam bab ini akan dibahas Visi dan Misi Pembangunan masing-masing Kabupaten.

Selain itu Program-program lain yang dituangkan dalam RPJMD kabupaten-kabupaten ini akan

coba diringkas untuk melihat posisi pengembangan produk unggulan bersamaan dengan

pengembangan komoditas lainnya di masing-masing kabupaten.

Terakhir dalam Bab 4 Berbagai isu pengembangan komoditas komoditas unggulan akan dibahas

secara lebih mengerucut. Dalam Bab ini akan dikupas Profil Komoditas Rumput Laut dan Ikan

Pasca Panen dalam Program PELD, mulai dari sisi Kelembagaan dan Kerjasama Antar Daerah

(KAD) dalam rangka pengembangannya, hingga rantai perdagangan masing-masing komoditas

ini. Setelah itu Informasi ini akan dianalisa secara deskriptif untuk memperoleh gambaran

analitis, serta beberapa masukan dan rekomendasi dalam Pengembangan Produk rumput laut dan

ikan pasca panen ini kedepannya. Dalam pembahasan bab 3 dan 4 ini merupakan pemaparan

ulang atas laporan analisis dari tim ahli regional yang ada di Natuna dan Bintan. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan analisa yang lebih realistis terkait dinamika PELD di kedua daerah

tersebut.

Terakhir Bab 5 menyajikan hasil rangkuman kesimpulan dan rekomendasi dari analisa pada bab-

bab sebelumnya. Namun demikian sebelumnya akan disisipkan perkembangan terkini dari

program PELD di Natuna dan Bintan. Pada akhir Bab 5 ini kemudian ditutup dalam dua bagian

yaitu rekomendasi pengembangan dan rekomendasi kebijakan dan strategis.

Page 13: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

6

BAB 2 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN NATUNA

2.1 Geografi dan Demografi

Secara geografis Kabupaten Natuna terletak pada 1o16 LU 7

o19 LU dan 106

o40 BT 110

o00 BT.

Dengan Iibu kota terletak di Ranai, luas kabupaten ini mencapai 264198 Km2 dimana hanya

sekitar 0,76% (2001,3 km2) nya saja merupakan daratan. Natuna terbagi dalam 73 Desa/

Kelurahan dan 12 Kecamatan, yang meliputi Kecamatan Midai, Kecamatan Bunguran Barat,

Kecamatan Bunguran Utara, Kecamatan Pulau Laut, Kecamatan Pulau Tiga, Kecamatan

Bunguran Timur, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kecamatan Bunguran Tengah, Kecamatan

Bunguran Selatan, Kecamatan Serasan, Kecamatan Subi, dan Kecamatan Serasan Timur.

Kabupaten Natuna terdiri atas 154 pulau, namun hanya 27 pulau saja yang telah dihuni.Sebelah

Barat Kabupaten ini berbatasan dengan Semenanjung Malaysia dan Pulau Bintan Kabupaten

Kepualaun Riau.Sebelah Timur berbatasan dengan Malaysia Timur dan Kalimantan

Barat.Sementara itu Sebelah Utara berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja. Sedangkan sebelah

Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Riau

Gambar 2.1: Peta Provinsi Riau dan Kabupaten Natuna

Provinsi Kepulauan Riau Kabupaten Natuna

Sumber: http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/area.php?ia=2103

Page 14: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

7

Dari sisi demografis, hingga 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Natuna mecapai angka 72950,

atau meningkat sebanyak % dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio jenis kelaminnya turun

menjadi 104 dibandingkan tahun sebelumnya (yang berjumlah 107).Hal ini berarti hanya ada

sekitar 104 laki-laki tiap 100 penduduk wanita.Sementara itu rasio kepadatannya meningkat

menjadi 36 jiwa/km2 dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 34 jiwa/km2.

Kepadatan tertinggi ada di kecamatan Midai dengan angka rasio mencapai 192

jiwa/km2.Sementara yang paling kecil ada di Kecamatan Bunguran Utara dengan rasio sebanyak

9 jiwa/km2. Dilihat dari polanya penyebaran penduduk tidak dilihat dari

Gambar2.2: Deskripsi Gender dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Natuna Tahun 2010

Sumber: Kab Natuna Dalam Angka 2011 (diolah)

100

102

104

106

108

60000

62000

64000

66000

68000

70000

72000

74000

2010 2011

Jumlah Penduduk

Jumlah Rasio Jenis Kelamin

Jiw

a

Rasio

34

36

34

35

35

36

36

37

37

2010 2011

Rasio Kepadatan

9

192404,71

26,10

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

0

50

100

150

200

250Kepadatan

Rasio Kepadatan (Jiwa/Km2) Luas (km2)

Kep

adat

an (J

iwa/

K

m2)

Luas

(Km

2)

Page 15: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

8

Dari sisi ketenaga-kerjaan, jumlah angkatan kerja penduduk desa di Kabupaten Natuna

mengungguli jumlah penduduk perkotaannya. Hal ini dengan komposisi penduduk usia produktif

mendominasi baik di perkotaan maupun perdesaan. Tercatat diperdesaan angkatan kerjanya

berjumlah sekitar 18681 jiwa dengan usia terbanyak pada kisaran umur 30-34 Tahun sebanyak

3690 jiwa. Sementara di perkotaan total angkatan kerja sebanyak 14988 jiwa dengan usia

terbanyak pada kisaran umur 25-29 tahun sebanyak 3110 jiwa. tingkat serapan tenaga kerja di

perdesaan juga lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Tercatat pada 2011 jumlah angkatan kerja

perdesaan yang berhasil terserap di pasar tenaga kerja mencapai 94,16% atau naik dibandingkan

tahun 2010 yang hanya sebesar 93,5%. Sementara itu di perkotaan pada 2011 lalu penyerapan

angkatan kerja di pasar angkatan kerja hanya sekitar 93%, naik dibandingkan tahun sebelumnya

(2010) yang sebesar 92,16%.

Sayangnya Angkatan kerja ini masih memiliki kualitas pendidikan yang tergolong rendah.

Berdasarkan data Sakernas pada 2011 lalu tercatat jenjang pendidikan yang mendominasi para

angkatan kerja tersebut, baik laki-laki maupun perempuan, adalah tingkat pendidikan Sekolah

Dasar kebawah (sekitar 50%%). Sementara tingkat pendidikan menengah pertama dan atas

masing-masing hanya sebesar 13% dan 25%

Gambar 2.3: Deskripsi Angka Ketenaga Kerjaan di Desa dan Kota Kabupaten Natuna Tahun

2011

Sumber: Sakernas dan Depnakertrans (diolah)

4000 2000 0 2000 4000

15-19

25-29

35-39

45-49

55-59

65

Umur Angkatan Kerja tahun 2011

Desa Kota6000 1000 4000 9000

SD<

SMTP

SMTA Umum

SMTA Kejuruan

Diploma I/II/III/Akademi

Universitas

Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja Tahun 2011

Perempuan Laki-laki

Page 16: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

9

Penyerapan tenaga kerja di perkotaan cenderung terdistribusi merata.penterapan tertinggi ada di

sektor jasa dengan jumlah pekerja mencapai 35% (sekitar 4.938 jiwa) dari total lapangan kerja

yang ada di kota. Hal ini diikuti sektor perdagangan sebanyak 30% (4.177 jiwa) dan sektor

pertanian sebanyak 16% (2.212 jiwa). Untuk daerah perdesaan sektor pertanian mendominasi

sebanyak 48% dari total pekerja di perdesaan atau sekitar 8.413 jiwa. Hal ini diikuti sektor jasa

sebanyak 22% (3.906 jiwa) dan perdagangan 11% (1.985 jiwa).

Gambar 2.4: Distribusi Tenaga Kerja di Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Natuna

Berdasarkan Sektor Perekonomian Tahun 2011 (%)

Sumber: Sakernas dan Depnakertrans (diolah)

Produktivitas angkatan kerja pada tahun 2011 lalu mengalami penurunan sebanyak 7,09%

dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 14,55 Juta per kapita.* Sektor pertanian merupakan

pendorong utama dalam peningkatan ini dengan produktivitas rata-ratanya mencapai Rp 26,99

juta per kapita. Hal ini diikuti dengan sektor jasa keuangan sebesar Rp 20,85 juta per kapita, dan

sektor transportasi/ komunikasi dengan produktivitas sebesar Rp 19,08 juta per kapita.

Pertanian

16%

Pertambangan

1% Industri9%

Listrik, Air, Gas

1%

Bangunan

3%

Perdagangan30%

Transportasi, Kom

unikasi2%

Jasa Keuanga

n3%

Jasa 35%

Kota

Pertanian

48%

Pertambangan

1%

Industri5%

Listrik, Air, Gas

0%

Bangunan

7%

Perdagangan11%

Transportasi, Kom

unikasi5%

Jasa Keuanga

n1%

Jasa 22%

Desa

Page 17: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

10

Gambar 2.5: Rasio Produktivitas Tenaga Kerja terhadap PDRB per Sektor Kabupaten Natuna

Tahun 2011

Sumber: Statistik PDRB dan Sakernas Kab Natuna (diolah)

NB:* Angka ini menggunakan asumsi distribusi kasar pada semua pekerja, tanpa mempedulikan

posisi pekerja-pekerja tersebut.

Ketiga sektor tersebut sekaligus memposisikan diri diatas rata-rata produktivitas Kabupaten

Natuna.Kondisi ini menunjukkan bahwa secara makro ketiga sektor tersebut masih menjanjikan

untuk dimasuki para angkatan kerja.Hal yang menarik bisa dilihat dalam produktivitas sektor

pertanian.Bila pada asumsi produktivitas nasional, sektor pertanian masuk dalam kategori sektor

yang jenuh dalam menampung tenaga kerja (Box 1), fenomena yang sebaliknya bisa kita lihat

dalam kasus Kabupaten natuna ini.Kondisi ini tentu menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang

untuk bisa mengembangkan sektor ini sebagai basis perekonomian lokal di Kabupaten Natuna.

Keunggulan ekonomi ini juga kita akan lihat kemudian dalam analisa ekonomi makro berikut

2.2 Ekonomi

2.2.1 Makro

Pada 2011 lalu PDRB (Riil) Kabupaten Natuna mencapai angka Rp 458,62 Miliar, atau

meningkat sebesar 6,40% dibandingkan tahun sebelumnya. Data tahun 2011 menunjukkan

bahwa kontributor utama berasal dari sektor pertanian sebesar Rp 286,73 miliar (63%). Hal ini

10,00

11,00

12,00

13,00

14,00

15,00

16,00

2008 2009 2010 2011

Rasio Produktivitas Tenaga Kerja (Rp Juta per Kap)

Rp

Ju

ta p

er K

ap

3,17

3,32

7,72

9,79

10,84

14,08

14,55

19,08

20,85

26,99

Listrik, Gas, & Air

Jasa

Industri Pengolahan

Pertambangan dan …

Perdagangan Hotel …

Bangunan

Kab Natuna

Pengangkutan dan …

Pertanian

Rasio Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2011 (Rp Juta per Kap)

Page 18: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

11

diikuti Sektor Perdagangan sebesar Rp 66,81 miliar (15%), dan Sektor konstruksi sebesar Rp

24,75 miliar (5%).

Gambar 2.6: Nilai PDRB, Pertumbuhan, dan Distribusinya di Kabupaten Natuna Tahun 2011

Sumber: Statistik PDRB Kabupaten Natuna (diolah)

Bila rasio produktivitas diatas berupaya untuk melihat proporsionalitas produksi suatu sektor

terhadap jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam sektor yang bersangkutan, maka dalam analisa

LQ ini berupaya untuk melihat perbandingan kompetitif suatu sektor untuk dikembangkan dalam

skup regional.Analisa Location Quotient (LQ) yang telah dilakukan pada tahun 2011 lalu di

kabupaten Natuna, mendapatkan bahwa ada tiga sektor basis di Kabupaten Natuna (Indeks

LQ>1). Sektor-sektor tersebut meliputi Sektor Pertanian (dengan nilai indeks 14,64); Sektor Jasa

(2,78); dan Sektor Konstruksi/ Bangunan (1,11).

5,40

5,60

5,80

6,00

6,20

6,40

6,60

250,00

300,00

350,00

400,00

450,00

500,00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kab Natuna (Rp Miliar / %)

PDRB Kab Natuna (Rp Miliar) Pertumbuhan (%)

Rp

Mili

ar

%

Pertanian63%

Pertambangan dan

Penggalian0%

Industri Pengolahan

4%

Listrik, Gas,& Air0%

Bangunan5%Perdaganga

n Hotel & Restoran

15%

Pengangkutan dan

Komunikasi4%

Keuangan, Persewaan,

dan jasa perusahaan

3%

Jasa6%

Distribusi PDRB Kab Natuna per Sektor (%) Tahun 2011

Page 19: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

12

Gambar 2.7: Indeks Location Quotient (LQ) per Sektor di Kabupaten Natuna Tahun 2011

Sumber: Statistik PDRB Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Natuna (diolah)

2.2.2 Mikro

Untuk memudah pengklasifikasian, BPS membagi skala industri berdasarkan jumlah tenaga

kerja yang bekerja di industri bersangkutan. Hal itu meliputi: (1) Industri Rumah Tangga,

adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang. (2) Industri

Kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.(3)

Industri Sedang atau Industri Menengah, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja

berjumlah antara 20-99 orang.(4) Industri Besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga

kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih. Hingga tahun 2011 Jumlah industri menengah

keatas di kabupaten Natuna pada tahun meningkat sekitar 149,5% menjadi 252 unit

dibandingkan tahun sebelumnya (2010). Peningkatan ini didukung oleh melonjaknya jumlah

industri besar sebanyak 139,44% menjadi 170 unit. Dan peningkatan industri besar sebanyak

173,33% menjadi 82 unit pada periode yang sama.

Kondisi eksistensi industri kecil dan rumah tangga tergolong fluktiatif bila kita melihat trend tiap

tahunnya. Jumlah industri kecil pada tahun 2011 mengalami peningkatan pesat sebanyak 429%

dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 185 unit. Hal ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah

tenaga kerja sekitar 667% menadi 330 jiwa. Sementara itu Industri Kerajinan Rumah Tangga

pada tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 31% menjadi 196 unit. Namun demikian

0,07 0,10 0,16 0,55 0,63 0,94 1,11

2,78

14,64

Ind

ust

ri

Pen

gola

ha

n

Per

tam

ban

gan

dan

P

engg

alia

n

List

rik,

Gas

,&

Air

Keu

anga

n,

Per

sew

aan

, dan

jasa

p

eru

sah

a…

Per

dag

ang

an H

ote

l &

Res

tora

n

Pen

gan

gku

tan

dan

K

om

un

ikas

i

Ban

gun

an

Jasa

Per

tan

ian

Indeks LQ Kab natuna 2011

Sektor Non-Basis Sektor Non-Basis

Page 20: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

13

terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja sebanyak 54% menjadi 384 jiwa pada periode yang

sama. Berdasarkan data series yang ditampilkan dalam gambar dibawah, dinamisnya pergerakan

jumlah unit usaha dan tenaga kerja industri kecil-rumah tangga disebabkan oleh fleksibilitas

industri-industri tersebut untuk keluar dan masuk dalam pasar persaingan.

Gambar 2.8: Industri Berdasarkan Skala dan Usaha Jasa di Kabupaten Natuna

Sumber: Kabupaten Natuna Dalam Angka (diolah)

Selain itu manajemen yang relatif sederhana (tidak kompleks dan panjang) memudahkan

industri-industri jenis ini melakukan pengembangan dan efisiensi tenaga kerja dalam waktu yang

tergolong singkat.Kecilnya permodalan menjadi salah satu alasan penting bagi kemudahan

industri-industri tersebut untuk masuk, maupun terlempar keluar dalam pasar persaingan.Hal

27 33 3082

61 2271

170

2005 2008 2010 2011

Industri Besar & Sedang (Unit)

Besar Sedang

0

100

200

300

400

500

600

0

50

100

150

200

250

300

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Industri Kecil

Usaha (unit) Tenaga kerja (jiwa)

Usa

ha

(Un

it)

Tng K

erja (Jiwa)

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Industri Kerajinan Rumah Tangga

Usaha (unit) Tenaga kerja (jiwa)

Usa

ha

(Un

it)

Tng K

erja (Jiw

a)

Page 21: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

14

tersebut bisa diakibatkan karena kalah dalam persaingan dengan industri-industri dengan skala

sejenis, maupun dengan industri yang lebih besar.

Sementara itu terkait dengan usaha jasa dengan skala Perorangan dan Rumah tangga pada tahun

2011, jenis Usaha tukang jahit mendominasi di Kabupaten natuna dengan proporsi 34% (110

unit) dari total usaha yang ada. Hal ini disusul dengan usaha bengkel motor sebanyak 31% (101

unit), dan Binatu sebanyak 10% (31 unit). Sementara itu Jumlah usaha perdagangan cenderung

terdistribusi secara merata, yang terdiri atas usaha perdagangan besar (sejumlah 132 unit);

Rumah makan (122 unit); Kedai Kopi (103 unit); dan Pedagang Eceran (81 unit).

Gambar 2.9: Jumlah Usaha Jasa dan Perdagangan di Kabupaten Natuna Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Natuna Dalam Angka (diolah)

Jumlah bank yang ada di Kabupaten Natuna pada tahun 2011 tidak berubah dibandingkan tahun

sebelumnya, yakni hanya sebanyak 7 unit. Hal ini terdiri atas 3 unit kantor Bank Umum

Pemerintah, 1 unit Bank Umum Swasta, 1 Unit Bank Pembangunan Daerah, dan 2 Unit kantor

Pegadaian. Jumlah unit lembaga keuangan ini tergolong sedikit, karena secara-rata-rata masih

belum mencukupi kebutuhan satu unit kantor tiap kecamatan (yang jumlahnya mencapai 12

Bengkel Mobil

5%Bengkel Motor31%

Reparasi alat RT

6%Tukang Binatu

10%

Tukang Cukur

7%

Salon Kecantik

an7%

Tukang Jahit34%

Jml Usaha Jasa Perorangan & RT Tahun 2011

Perdagangan

Besar30%

Perdagangan

Eceran18%

Rumah makan

28%

Kedai kopi24%

Jml Usaha Perdagangan Tahun 2011

Page 22: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

15

kecamatan). hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam menambah unit kantor keuangan ini

untuk memudahkan akses masyarakat terhadap lemabag keuangan ini. Sedangkan Jumlah unit

koperasi pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebanyak sebesar 13,43% dibandingkan tahun

sebelumnya, menjadi 152 unit. namun demikian jumlah anggotanya tidak berubah dibandingkan

tahun sebelumnya sebanyak 6764 orang anggota. Hal ini menjadi indikasi bahwa banyak

koperasi-koperasi yang pecah dari induknya membentuk koperasi baru.

Gambar 2.10: Jumlah Pasar dan Koperasi di Kabupaten Natuna

Sumber: Kabupaten Natuna Dalam Angka (diolah)

2.3 Infrastruktur

Jumlah alokasi belanja Kabupaten Natuna tahun 2011 meningkat sebesar 37% dibandingkan

tahun sebelumnya menjadi Rp 1.143,79 miliar. Jumlah ini merupakan jumlah alokasi terbesar di

Provinsi Kepualauan Riau. Menurut fungsinya, alokasi terbesar di berikan pada bidang

Pelayanan umum (39,01%). Diikuti bidang Perumahan & Fasilitas Umum (18,32%), dan

Pendidikan (17,45%). Sedangkan, alokasi perekonomian berada di posisi ke empat sebanyak Rp

130,08 miliar (11,37%). Selain itu, berdasarkan proporsinya diantara kabupaten/kota lain,

Kabupaten Natuna hanya unggul dalam bidang perumahan dan Fasilitas Umum dengan porsi

18,3% dari total APBD yang disalurkan atau sebesar Rp 22,77 miliar (lihat gambar).

3

1 1

2

Bank umum Pemerintah

Bank Umum Swasta

Bank Pembangunan

Daerah

Pegadaian

Jenis Bank 2011 (Unit)

129126

134

152

4500

5000

5500

6000

6500

7000

120

125

130

135

140

145

150

155

2008 2009 2010 2011

Koperasi

Koperasi (Unit) Anggota (Orang)

Ko

per

asi (

Un

it) A

nggo

ta (Oran

g)

Page 23: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

16

2.3.1 Transportasi

Perkembangan jalan di Kabupaten Natuna menunjukkan trend perkembangan yang positif. Pada

2011 lalu panjang jalan yang tersedia meningkat sekitar 11% dibandingkan tahun sebelumnya

menjadi 884,05 km. 73% diantaranya dibangun dibawah otoritas Kabupaten Natuna. Sementara

15% ada dibawah provinsi, dan sisanya 12% berada dibawah otoritas pusat.Dari sisi jenis

permukaannya 73% jalan sudah dilapisi aspal/beton.Sedangkan jalan yang berlapis Tanah dan

lainnya masing-masing sebesar 16 dan 11%.

Gambar 2.11: Perbandingan Alokasi Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi di Provinsi

Kepulauan Riau dan Kabupaten/ Kota Didalamnya Tahun 2011 (Rp Miliar)

Sumber: DJPK Kementerian Keuangan (diolah)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Prop. Kep Riau

Kab. Natuna

Kab. Karimun

Kota Batam

Kota Tanjung Pinang

Kab. Lingga

Kab. Bintan

Kab. Kep Anambas

Prop. Kep Riau

Kab. Natuna

Kab. Karimun

Kota Batam

Kota Tanjung Pinang

Kab. Lingga

Kab. Bintan

Kab. Kep Anambas

Ekonomi (Rp miliar) 270,16 130,08 18,98 79,99 46,95 68,71 80,99 121,82

Kesehatan (Rp miliar) 132,23 100,87 37,32 225,90 70,33 64,78 52,10 89,34

Ketertiban & Ketentraman (Rp miliar) 18,56 17,50 5,60 26,83 20,01 9,46 16,52 23,07

L. Hidup (Rp miliar) 12,71 9,28 2,15 65,45 34,10 5,42 11,00 11,52

Pariwisata & Budaya (Rp miliar) 17,86 7,92 2,08 10,06 10,17 19,10 6,60 12,25

Pelayanan Umum (Rp miliar) 1.061,84 446,18 175,67 439,79 211,27 231,81 268,34 378,83

Pendidikan (Rp miliar) 243,25 199,62 192,05 395,17 168,41 135,60 149,44 143,10

Perlindungan Sosial (Rp miliar) 31,69 22,77 3,55 27,43 20,23 21,52 9,49 28,62

Perumahan & FasUm (Rp miliar) 187,31 209,57 2,92 165,53 121,13 114,91 113,45 148,27

Page 24: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

17

Seluruh jalan non-aspal ini berada dibwah otoritas kabupaten.Sementara itu dilihat dari kondisi

fisiknya, Jalan kabupaten memiliki kondisi yang memprihatinkan, baik dilihat dari jumlah

maupun proporsinya. Hal ini tentu perlu menjadi fokus perhatian pemerintah lokal untuk segera

memperbaiki hal tersebut guna kembali meningkatkan fungsi ekonomis dari jalan-jalan tersebut

(Lihat gambar 2.13).

Gambar 2.12: Deskripsi Panjang Jalan di Kabupaten Natuna Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Natuna Dalam Angka (diolah)

780

800

820

840

860

880

900

2009 2010 2011

Panjang Jalan (Km)

km

Negara15%

Provinsi12%

Kabupaten

73%

Otoritas Jalan Tahun 2011

Aspal/Beton73%

Tanah16%

lainnya11%

Tipologi Permukaan Jalan Tahun 2011

Baik52%Sedang

35%

Rusak13%

Kondisi Permukaan Jalan Tahun 2011

Page 25: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

18

Sebagai provinsi kepulauan, transportasi air/laut merupakan moda transportasi utama bagi

provinsi Kepulauan Riau.Hal ini tak terkecuali bagi Kabupaten Natuna, yang juga terdiri dari

pulau-pulau sebagaimana dijelaskan diatas.Data yang dikumpulkan BPS dari emapt pelabuhan

yang ada, hingga tahun 2010 menunjukkan volume arus keluar-masuk penumpang mencapai

40992 orang. Jumlah ini meningkat 60,70% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu,

jumlah ini juga didominasi oleh penumpang yang keluar dengan rasio sebesar 1,22. Hal ini

membalik kondisi pada tahun sebelumnya, dimana jumlah penumpang yang memasuki Natuna

melebihi penumpang yang keluar.

Gambar 2.13: Rasio Arus penumpang dan Arus Barang di Empat Pelabuhan Kab Natuna

Sumber: Kab Natuna Dalam Angka (diolah)

Sementara itu dari sisi arus barang, hingga tahun 2010 volumenya mencapai angka 61797 ton.

Jumlah ini meingkat sebesar 15,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah ini, barang

yang keluar sedikit lebih tinggi dibandingkan barang yang masuk dengan rasio 0,26. Hal ini

meneruskan trend peningkatan yang juga terjadi pada tahun sebelumnya.

2.3.2 Air

Pada 2011 lalu produksi air bersih di Kabupaten Natuna meningkat sebanyak 62,56%

dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 644 ribu m3. Hal ini dibarengi dengan peningkatan

jumlah pelanggan sebanyak 3,83% dari tahun sebelumnya menjadi 2.035 unit pelanggan.

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

0,60

0,70

0,80

0,90

1,00

1,10

1,20

1,30

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Rasio Arus Penumpang & Barang Pelabuhan

Rasio Penumpang Keluar per Masuk Rasio Barang Keluar per Masuk

Ras

io P

enu

mp

ang R

asio B

arang

Page 26: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

19

Produksi ini dilakukan oleh dua perusahaan yang meliputi PAM LKMD Serasan dan PDAM

Kecamatan Bunguran Timur.

Gambar 2.14: Gambaran Produksi Air di Kabupaten Natuna Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Natuna Dalam Angka (diolah)

2.3.3 Listrik

Produksi listrik di Kabupaten Natuna tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 76%

dibandingkan tahun sebelumnya menjadi hanya sebesar 496 ribu KWh. Hal serupa juga terjadi

pada Daya Terpasang sebesar 71% menjadi 2944 KW pada periode yang sama. Penurunan ini

merupakan mengikuti penyesuaian yang dilakukan oleh pembangkit yang dulunya masih

bergabung dengan produksi listrik dari Kabupaten Kepulauan Anambas. Berdasarkan

penggunaanya Mayoritas penggunaan berasal dari konsumen Rumah Tangga sebesar 70%

(1.508.229 unit); menusul Bisnis (17%); serta Kantor (lampu jalan) dan Sekolah (masjid, dan

sejenisnya) masing-masing sebanyak 8% dan 5%.

350

450

550

650

750

850

950

1500

1700

1900

2100

2300

2500

2700

2900

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Produksi Air

Jml Pelanggan (Unit) Produksi (000 m3)

Un

it(000

m3)

Page 27: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

20

Gambar 2.15: Produksi dan Penggunaan Listrik di Kabupaten Natuna Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Natuna Dalam Angka (diolah)

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

0

5000

10000

15000

20000

250002

00

1

20

02

20

03

20

04

2005

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

Produksi & Daya Terpasang

Produksi (000 Kwh) Daya Terpasang (Kw)

oo

o K

Wh K

W

Rumah tangga

70%

Bisnis17%

Kantor, Lampu jalan8%Sekolah,

Masjid5%

Besarnya Tenaga Listrik yang Digunakan Tahun 2011

Page 28: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

21

BAB 3 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BINTAN

3.1 Geografi dan Demografi

Kabupaten Bintan secara geografis terletak pada 1o48 LU 0

o48 LU dan 104

o00 BT 108

o00 BT.

Dengan Ibukota berada di Tanjung Pinang, kabupaten Bintan memiliki luas total 88.038,29

Km2, dimana hanya 1945,88 Km

2 saja yang merupakan daratan. Kabupaten Bintan sendiri

terbagi dalam 51 Desa/ Kelurahan dalam 10 Kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi

Kecamatan Teluk Bintan; Kecamatan Seri Kuala Lobam; Kecamatan Bintan Utara; Kecamatan

Teluk Sebong; Kecamatan Bintan Timur; Kecamatan Bintan Pesisir; Kecamatan Mantang;

Kecamatan Gunung Kijang; Kecamatan Topaya; dan Kecamatan Tambelan. Bintan juga

merupakan kabupaten yang letaknya cukup jauh dari pulau Sumatera (sebagai pulau

utama).Bahkan sebagian daerahnya cenderung lebih dekat ke pulau Kalimantan.

Kabupaten Bintan terdiri atas 240 pulau, namun hanya 39 pulau saja yang telah dihuni. Sebelah

Barat berbatasan dengan Kota Tanjungpinang dan Kota Batam; Sebelah Timur berbatasan

dengan Provinsi Kalimantan Barat; Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Natuna; dan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lingga.

Gambar 3.1: Peta Provinsi Riau dan Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau Kabupaten Bintan

Sumber: http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/area.php?ia=2103

Page 29: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

22

Dari sisi demografis, hingga 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Bintan mencapai angka

149.554 jiwa, atau meningkat sebanyak 5,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio jenis

kelaminnya masih sama di angka 107 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini berarti bahwa ada

sekitar 107 laki-laki tiap 100 penduduk wanita.Sementara itu rasio kepadatannya meningkat

menjadi 77 jiwa/km2 dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 73 jiwa/km2.

Kepadatan tertinggi ada di kecamatan Teluk Sebong dengan angka rasio mencapai 151

jiwa/km2.Sementara yang paling kecil ada di Kecamatan Tambelan, dengan rasio sebanyak 31

jiwa/km2.

Gambar 3.2: Deskripsi Gender dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bintan Tahun 2011

Sumber: Kab Bintan Dalam Angka 2011 (diolah)

50

60

70

80

90

100

110

120

110

120

130

140

150

160

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jiw

a (0

00)

Jumlah Penduduk

Jumlah Rasio Jns Kelamin Rasio Kepadatan

Rasio

31

151

169,42 185

0

100

200

300

400

500

600

0

50

100

150

200

Tambelan Teluk SebongGunung Kijang & ToapayaBintan UtaraBintan Timur, Bintan Pesisir & MantangTeluk Sebong

Kepadatan Tahun 2011

Kepadatan (Jiwa/Km2) Luas Daerah

Ke

pad

atan

Luas (K

m2

)

Page 30: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

23

Dari sisi ketenaga-kerjaan, Kabupaten Bintan didominasi oleh penduduk usia muda antara 20-24

tahun dengan porsi sebanyak 11,95% dari total jumlah penduduk. Hal ini diikuti oleh penduduk

usia 0-4 tahun dengan proporsi mencapai 11,46%. Dan selanjutnya penduduk usia 30-34

sebanyak 10,95%. Angkatan kerja hinga tahun 2011 mencapai 67,2% dari total penduduk,

dengan tipologi penduduk laki-laki mendominasi sebesar 86,08%. Sementara itu berkaitan

dengan penyerapan tenaga kerja tersebut, tahun 2011 sedikit mengalami penuruan menjadi

sebesar 92,38% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 93,19% dari total angkatan

kerja.

Gambar 3.3: Deskripsi Angka Ketenaga Kerjaan di Kabupaten Bintan Hingga Tahun

2010/2011

10000 5000 0 5000 10000

0-4

10-14

20-24

30-34

40-44

50-54

60-64

Umur Angkatan Kerja Tahun 2011

Perempuan Laki-Laki

2,595,14

12,45 12,51

21,02

30,07

Tdk/Blm Pernah Sekolah**Pendidikan Tinggi SD SLTPTdk/Blm Tamat SD**SMU/K

Memiliki Ijazah dan Tdk Bersekolah Lagi Thn 2010 (%)*

91,14

85,25

92,4393,10 94,48

78,74 79,91

90,3393,38

88,30

2007 2008 2009 2010 2011

Penduduk Bekerja (% dari Angkatan Kerja)

Laki-Laki Perempuan Total

Page 31: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

24

Sumber: Sakernas dan Depnakertrans (diolah)

Keterangan:

*Tingkat kepemilikan Ijazah merupakan proporsi penduduk yang berusia diatas 10 tahun

berdasarkan data Sakernas.

** Sengaja dimasukkan sebagai gambaran umum tentang kondisi kepemilikan ijazah

Permasalahan ketenagakerjaan di sini juga terkait kualitas pendidikan yang dimiliki

penduduknya.Berdasarkan data Sakernas hingga 2010 jumlah penduduk yang masih belum

memiliki ijazah mencapai 3%. Sementara itu jumlah penduduk yang tidak bersekolah lagi dan

hanya memiliki ijazah SD mencapai 12,45%, sementara yang hanya memiliki Ijazah SLTP

mencapai 12,51%. Sedangkan untuk penduduk yang tidak bersekolah lagi dan memiliki Ijazah

SMA.SMK mencapai 30,07%. Secara kasar, kondisi menyimpulkan bahwa daya saing dari para

pekerja, yang ditunjukkan dengan kepemilikan ijazah tersebut harus segera ditingkatkan.

Gambar 3.4: Distribusi Tenaga Kerja di Kabupaten Bintan Berdasarkan Sektor

Perekonomian Tahun 2011 (%)

Sumber: Sakernas dan Depnakertrans (diolah)

Proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian masih mendominasi pada tahun 2011.

Namun demikian angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dari 31,75%

2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian 20,55 29,1 30,93 31,75 24,9

Perdagangan 18,98 12,93 19 15,54 20,53

Jasa 13,82 16,9 15,36 16,71 19,01

Industri 21,16 17,51 12,19 15,6 12,79

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

%

4 Teratas

2007

2008

2009

2010

2011

Bangunan 9,91 8,28 8,07 8,93 9,01

Pertambangan 6,24 5,71 4,99 4,48 6,27

Transportasi, Komunikasi 8,37 8,18 6,94 4,51 3,78

Jasa Keuangan 0,69 1,62 2,15 1,98 2,97

Listrik, Air, Gas 0,27 0,7 0,37 0,51 0,74

0

5

10

15

20

25

30

%

5 Terbawah

Page 32: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

25

menjadi 24,9%. Proporsi ini digantikan oleh Sektor Perdagangan yang naik dari 15,53% pada

tahun lalu menjadi 20,53% pada tahun ini. Selain itu Sektor Jasa, bangunan, Jasa Keuangan,

serta Sektor Listrik, gas, dan Air juga mengalami fenomena peningkatan serupa.

Gambar 3.5: Rasio Produktivitas Tenaga Kerja terhadap PDRB per Sektor Kabupaten

Bintan Tahun 2011

Sumber: Statistik PDRB dan Sakernas Kab Bintan (diolah)

NB:* Angka ini menggunakan asumsi distribusi kasar pada semua pekerja, tanpa mempedulikan

posisi pekerja-pekerja tersebut.

Sementara itu ditengah menurunnya tingkat penyerapan jumlah pekerja, rasio produktivitas

pekerja terhadap PDRB Kabupaten Bintan juga mengalami penurunan sebesar 6,04%

dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sekitar Rp 50 juta per kapita. Sektor produktif adalah

sektor Industri/ manufaktur dengan produktivitas sebesar Rp 203,95 per kapitas, diikuti oleh

sektor Pertambangan sebesar Rp 83,54 Juta per kapita. Dua sektor ini sekaligus menjadi sektor

yang produktivitasnya diatas rata-rata produktivitas total kabupaten Bintan. Sementara itu sektor

yang paling tidak produktif adalah sektor jasa dengan nilai produktivitas sebesar Rp 7,93 juta per

kapita.

49,00

51,00

53,00

55,00

57,00

59,00

61,00

63,00

65,00

2007 2008 2009 2010 2011

Rasio Produktivitas Tenaga Kerja (Rp Juta per Kap)

Rp

Ju

ta p

er K

ap

7,93

11,52

17,40

18,33

26,43

47,82

48,72

50,00

83,54

203,95

Jasa

Pertanian

Bangunan

Listrik, Air, Gas

Jasa Keuangan

Transportasi, Komuni…

Perdagangan

Kab Bintan

Pertambangan

Industri

Rasio Produktivitas Tenaga Kerja Thn 2011 (Rp Juta per Kap)

Page 33: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

26

3.2 Ekonomi

3.2.1 Makro

Pada 2011 lalu PDRB (Riil) Kabupaten Bintan mencapai angka Rp 3.303 miliar, atau meningkat

sebesar 6,18% dibandingkan tahun sebelumnya. Data tahun 2011 menunjukkan bahwa

kontributor utama berasal dari sektor Industri Pengolahan sebesar Rp 1.723,3 (52%). Hal ini

diikuti Sektor Perdagangan sebesar Rp 660,76 miliar (20%), dan Sektor Pertambangan dan

Penggalian sebesar Rp 346,03 miliar (10%).

Gambar 3.6: Nilai PDRB, Pertumbuhan, dan Distribusinya di Kabupaten Bintan Tahun 2011

Sumber: Statistik PDRB Kabupaten Bintan (diolah)

Bila rasio produktivitas diatas berupaya untuk melihat proporsionalitas produksi suatu sektor

terhadap jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam sektor yang bersangkutan, maka dalam analisa

LQ ini berupaya untuk melihat perbandingan kompetitif suatu sektor untuk dikembangkan dalam

skup regional.Analisa Location Quotient (LQ) yang telah dilakukan pada tahun 2011 lalu di

kabupaten Bintan, mendapatkan bahwa ada tiga sektor basis di Kabupaten Bintan (Indeks

LQ>1). Sektor-sektor tersebut meliputi Sektor Pertambangan dan Penggalian (dengan nilai

indeks 2,14); Sektor Pertanian (1,34); Sektor Jasa (1,31) dan Sektor Industri Pengolahan (1,03).

5

5,2

5,4

5,6

5,8

6

6,2

6,4

2000

2200

2400

2600

2800

3000

3200

3400

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kab Bintan (Rp Miliar / %)

PDRB Kab Bintan (Rp Miliar) Pertumbuhan (%)

Rp

Mili

ar

%

Pertanian6%

Pertambangan dan

Penggalian10%

Industri Pengolahan

52%

Listrik, Gas, & Air0%

Bangunan3%

Perdagangan Hotel & Restoran

20%Pengangkut

an dan Komunikasi

4%

Keuangan, Persewaan,

dan jasa perusahaan

2%

Jasa3%

Distribusi PDRB Kab Bintan per Sektor (%) Tahun 2011

Page 34: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

27

Gambar 3.7: Indeks Location Quotient (LQ) per Sektor di Kabupaten Bintan Tahun 2011

Sumber: Statistik PDRB Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Bintan (diolah)

3.2.2 Mikro

Jumlah Industri yang ada di kabupaten Bintan mengalami peningkatan sebanyak 27% dari tahun

sebelumnya menjadi sekitar 349 unit.Terkait perkembangan, perlu diketahui tipologi skala

perindustrian yang ada di Kabupaten Bintan.Untuk memudah pengklasifikasian, BPS membagi

skala industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri bersangkutan. Hal itu

meliputi: (1) Industri Rumah Tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja

berjumlah antara 1-4 orang. (2) Industri Kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga

kerja berjumlah antara 5-19 orang.(3) Industri Sedang atau Industri Menengah, adalah industri

yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.(4) Industri Besar, adalah

industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih. Pada 2011

lalu jumlah industri besar mengalami kenaikan sebesar 10,71% menjadi 62 unit. namun demikian

nampaknya industri-industri ini memiliki trend melakukan efisiensi tenaga kerja, yang

ditunjukkan melalui penurunan angkanya sebesar 0,42% dibandingkan tahun lalu menjadi

sebesar 14.052 orang.

0,330,48

0,650,79

0,871,03

1,31 1,34

2,14

Keuangan, Persewaan, dan jasa perusahaanListrik, Gas, & Air BangunanPengangkutan dan KomunikasiPerdagangan Hotel & RestoranIndustri Pengolahan Jasa PertanianPertambangan dan Penggalian

LQ Indeks Kab Bintan 2011

Sektor B asis Sektor Non-B asis

Page 35: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

28

Sementara itu jumlah industri skala menengah tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun

sebelumnya dimana jumlahnya sebanyak 94 unit usaha, dengan 4.787 pekerja. Adapun Industri

kecil di Kabupaten bintan mengalami peningkatan jumlahnya sebanyak 54,4% dibandingkan

tahun sebelumnya menjadi 193%, dengan jumlah pekerja yang juga meningkat dibandingkan

tahun sebelumnya sebanak 44,89% menjadi 652 jiwa. Peningkatan jumlah tenaga kerja ini bisa

diasumsikan sebagai upaya industri-industri kecil tersebut dalam melakukan ekspansi produksi,

yang umumnya ditunjang dengan teknologi padat karya.

Gambar 3.8: Industri Berdasarkan Skala di Kabupaten Bintan

Sumber: Kabupaten Bintan Dalam Angka (diolah)

14000

14020

14040

14060

14080

14100

14120

14140

52

54

56

58

60

62

64

2010 2011

Ind Besar

Ind Besar (unit) Tng Kerja

Un

it oran

g

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

0

20

40

60

80

100

2010 2011

Ind Menengah

Ind Menengah (unit) Tng Kerja

Un

it

oran

g

0

100

200

300

400

500

600

700

0

50

100

150

200

250

2010 2011

Ind Kecil

Ind Kecil (unit) Tng Kerja

Un

ito

rang

Page 36: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

29

Jumlah usaha yang memiliki SIUP pada tahun 2011 lalu mengalami penurunan jumlah sebanyak

25,2% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 187 unit usaha. Hal ini juga terjadi pada jumlah

usaha dengan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang turun 16,19% dibandingkan tahun

sebelumnya menjadi 233 unitn usaha. Dari sisi usaha yang memiliki SIUP tadi, penurunan di

sebabkan turunnya jumlah usaha kecil sebanyak 31,3% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi

hanya 149 unit saja. Usaha besar juga mengalami penurunan sebanyak 3 unit dibandingkan tahun

sebelumnya.Namun demikian terjadi peningkatan pada usaha menengah menjadi 31 unit usaha,

dari 23 unit pada tahun sebelumnya.

Gambar 3.9: Jumlah Usaha Berdasarkan Kepemilikan SIUP dan Tanda Daftar Perusahaan

(TDP) di Kabupaten Bintan Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Bintan Dalam Angka (diolah)

Dalam mempermudah proses arus finansial di daerah Kabupaten Binntan juga ditunjang dengan

hadirnya lembaga keuangan, baik bank maupun koperasi dalam berbagai jenisnya. Bank, dalam

segi pemberian kredit, distribusinya tergolong merata antara tujuan konsumsi, modal kerja,

maupun untuk tujuan investasi. Diantara ketiga fungsi kredit tersebut, pada tahun 2010, kredit

konsumsi menempati proporsi tertinggi sebesar 36% atau senilai Rp 65,52 miliar. Sementara itu

kredit untuk investasi dan modal kerja masing-masing menempati porsi sebesar 33% (Rp 60,83

0

50

100

150

200

250

300

350

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Usaha Berdasarkan SIUP

Persh Besar (unit) Persh Menengah (unit)

Persh Kecil (unit)

Ush

Bes

ar

& M

enen

ag

h (u

nit

)

Ush

Kecil (u

nit)

180

215

215

139

139

278

233

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Usaha dg TDP (unit)

Page 37: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

30

miliar) dan 31% (Rp 55,74 miliar). Sementara itu bila dilihat dari pemebrian kredit secara

sektoral, kredit untuk tujuan perdagangan menempati porsi tertinggi sebesar 17% atau senilai Rp

28,35 miliar. Hal ini diikuti kredit untuk industri (15%) dan konstruksi (7%). Sementara itu

kredit pertanian berada diposisi terakhir, dengan hanya menerima porsi sebesar 1,4% dari total

kredit yang diberikan, atau senilai Rp 2,34 miliar.

Gambar 3.10: Deskripsi Perbankan di Kabupaten Bintan Tahun 2010

Sumber: Kabupaten Bintan Dalam Angka (diolah)

2 2

18

4

43

7

Kantor Pusat

Kantor Cabang

Cabang Pembantu

Kantor Kas

ATM Unit

Jml Faslitias Perbankan (Unit)

Modal Kerja31%

Investasi33%

Konsumsi36%

Posisi Kredit per Fungsi Thn 2010

Pertanian1%

Pertambangan1% Industri

15%

Konstruksi7%

Listrik, Air,Gas1%

Perdagangan

17%Industri3%Jasa

Keuangan5%

Jasa3%

Lain-lain47%

Posisi Kredit per Sektor Thn 2010

Page 38: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

31

Perkembangan jumlah koperasi di Kabupaten Bintan tergolong positif. Tahun 2011 lalu,

pertumbuhan jumlah koperasi mencapai angka 19,6% dibandingkan tahun lalu di angka 458 unit.

Hal ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah anggota yang cukup pesat sebesar 9,9%

dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 25.214 orang. Namun demikian keaktifan unit-unit

koperasi tergolong rendah. Rasio keaktifan pada 2011 lalu hanya sebesar 42% dari total

keseluruhan koperasi yang ada.

Gambar 3.11: Deskripsi Koperasi di Kabupaten Bintan

Sumber: Kabupaten Bintan Dalam Angka (diolah)

Peningkatan jumlah unit-unit koperasi tersebut, juga berefek positif pada jumlah asset dan

modal. Tahun 2011 lalu Aset dan Modal Total koperasi-koperasi di Kabupaten Bintan meningkat

masing-masing 66,8% dan 55,32% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian ada

penurunan dalam sisi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada tahun 2011 tersebut sebanyak 22,49%

dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi sebesar Rp 3,32 miliar. Meningkatnya modal dan asset

yang tergolong signifikan pada 2011 lalu disinyalir merupakan dampak dari peningkatan jumlah

anggota dan unit-unit koperasi baru pada tahun tersebut. Hal ini juga bisa menjadi asumsi dalam

penurunan SHU pada tahun yang sama. Yakni disimpulkan bahwa tahun 2011 terssebut unit-unit

21.000

21.500

22.000

22.500

23.000

23.500

24.000

24.500

25.000

25.500

100

150

200

250

300

350

2007 2008 2009 2010 2011

Koperasi

Koperasi Terdaftar (Unit)Koperasi Aktif (Unit)Jml Usaha (Unit)Jumlah Anggota (orang)

Un

it

An

ggota (o

rang)

2500

2700

2900

3100

3300

3500

3700

3900

4100

4300

4500

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

2007 2008 2009 2010 2011

Modal, Aset, & SHU

SHU Modal Total Aset

Mo

dal

& A

set

(Rp

Ju

ta) SH

U (R

p Ju

ta)

Page 39: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

32

koperasi yang ada sedang melakukan penguatan asset dan modal.Namun demikian penurunan

SHU ini juga harus diwaspadai terkait proporsi koperasi yang aktif yang masih tergolong rendah

tadi.Upaya untuk efisiensi kerja menjadi sangat penting untuk mengurangi pemborosan dalam

penggunaan modal dan asset koperasi-koperasi tersebut.

3.3 Infrastruktur

Jumlah alokasi belanja Kabupaten Bintan tahun 2011 meningkat sebesar 48,42% dibandingkan

tahun sebelumnya menjadi Rp 707,94 miliar. Angka menempati posisi kelima di Provinsi

Kepulauan Riau. Menurut fungsinya, alokasi terbesar di berikan pada bidang Pelayanan umum

(37,90%). Diikuti bidang Pendidikan (21,11%), dan Perumahan & Fasilitas Umum (16,03%).

Sedangkan, alokasi perekonomian berada di posisi ke empat sebanyak Rp 80,99 miliar (11,44%)

(lihat gambar). Kabupaten Bintan tidak memiliki keunggulan (secara proporsi) alokasi bidang

bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Kepulauan Riau.

Gambar 3.12: Perbandingan Alokasi Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi di Kabupaten

Bintan Didalamnya Tahun 2011 (Rp Miliar)

Sumber: DJPK Kementerian Keuangan (diolah)

6,60 9,49 11,00 16,52

52,1080,99

113,45

149,44

268,34

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

Par

iwis

ata

& B

ud

aya

Per

lind

un

gan

So

sial

L. H

idu

p

Ket

erti

ban

& K

eten

tram

an

Kes

ehat

an

Eko

no

mi

Pe

rum

ahan

& F

asU

m

Pen

did

ikan

Pel

ayan

an U

mu

m

APBD Menurut Fungsi Thn 2011

Rp

Mili

ar

Page 40: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

33

3.3.1 Transportasi

Perkembangan jumlah jalan di Kabupaten Bintan menunjukkan trend yang positif. Tercatat pada

2011 jumlah jalan di Kabupaten ini telah mencapai 737,02 Km atau meningkat sekitar 31%

dibandingkan tahun sebelumnya. 71% jalan tersebut dibangun dibawah otoritas pemerintahan

kabupaten.Sementara 165 dibawah Pemerintah Provinsi, dan 13% sisanya berada di bawah

pemerintah pusat.Dilihat dari kualitasnya, 20% jalan masih dalam kondisi rusak hingga rusak

berat.Umumnya jalan dengan kondisi rusak tersebut merupakan jalan milik pemerintah

kabupaten, dimana banyak diantaranya merupakan jalan yang masih berjenis tanah.

Gambar 3.13: Deskripsi Panjang Jalan di Kabupaten Bintan Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Bintan Dalam Angka (diolah)

500

550

600

650

700

750

2009 2010 2011

Panjang (Km)

Negara13%

Provinsi16%

Kabupaten

71%

Otoritas Jalan Tahun 2011

Baik71%

Sedang9%

Rusak15%

Rusak Berat

5%

Kondisi Fisik Jalan Tahun 2011

Page 41: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

34

Sebagai provinsi kepulauan, transportasi air/laut merupakan moda transportasi utama bagi

provinsi Kepulauan Riau.Hal ini tak terkecuali bagi Kabupaten Bintan, yang juga terdiri dari

pulau-pulau sebagaimana dijelaskan diatas. Data yang dikumpulkan BPS dari 3 pelabuhan yang

ada, hingga tahun 2011 menunjukkan volume arus keluar-masuk penumpang mencapai 1,36 juta

orang. Jumlah ini meningkat 9,53% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah ini juga didominasi

oleh penumpang yang masuk dengan rasio sebesar 0,98. Hal ini meneruskan trend tahun

sebelumnya, dimana jumlah penumpang yang memasuki Bintan melebihi penumpang yang

keluar.

Gambar 3.14: Rasio Arus penumpang dan Arus Barang di Empat Pelabuhan Kab Bintan

Sumber: Kab Bintan Dalam Angka (diolah)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

2009

20

10

20

11

Arus Penumpang (000 Jiwa)

(00

0 J

iwa)

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Arus Barang (Juta Ton)

Antar Pulau (juta Ton) Antar Negara (Juta Ton)

(Ju

ta T

on

)

0,90

0,95

1,00

1,05

1,10

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Rasio Arus Penumpang

Ras

io P

enu

mp

ang

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50Rasio Arus Barang

Rasio Antar Pulau Rasio Antar Negara

An

tar

An

tar Negara

Page 42: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

35

Sementara itu dari sisi arus barang, hingga tahun 2011 volumenya mencapai angka 18,01 juta

ton. Jumlah ini meingkat sebesar 29,46% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini

terutama dimotori oleh peningkatan signifikan dari total arus barang antar negara yang

meningkat hingga 13,59% dibandingkan tahun lalu, atau dengan proporsi mencapai 75% dari

total arus barang. Peningkatan arus barang antar negara ini didorong oleh arus barang keluar

Bintan dengan rasio mencapai angka 106,29. Hal ini berarti ada sekitar 106 ton barang yang

keluar tiap 1 ton barang yang masuk.Namun demikian kondisi sebaliknya terjadi pada arus

barang antar pulau.Pada tahun ini, rasio arus barang cenderung menurun.hal ini menandai bahwa

barang-barang dari luar membanjiri kabupaten Bintan.

3.3.2 Air & Listrik

Dari data yang dikumpulkan BPS atas dua area kecamatan (Bintan Timur dan Bintan Utara) pada

2011 lalu produksi air bersih di Kabupaten Bintan mencapai angka 1.009.076 m3. Dimana

jumlah tersebut didominasi oleh konsumen rumah tangga sebanyak 41% (409.161 m3), diikuti

oleh perusahaan niaga sebanyak 11% dari total produksi. Hal ini memberikan pendapatan

sebesar Rp 1,09 miliar. Secara keseluruhan total pelanggan air minum ini mencapai 2.565 unit,

dengan kapasitas produksi untuk mencukupi kebutuhan tersebut mencapai 50 liter per detik.

Gambar 3.15: Gambaran Produksi Air dan Listrik di Kabupaten Bintan Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Bintan Dalam Angka (diolah)

Perusahaan Niaga

11%

Rumah Tangga

41%Industri0%Sosial

2%

Pemerintah0%

Lainnya46%

Pemakaian Air (m3)

1,00

1,50

2,00

2,50

15

20

25

30

35

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Listrik

Produksi (JutaKwh) Listrik Terjual (Juta Kwh)

Susut (Juta Kwh)

Pro

du

ksi &

Ter

jual

(Ju

ta K

Wh

)

Susu

t (Juta K

Wh

)

Page 43: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

36

Keterangan: Sumber dari PDAM Tirta Kepri cabang Kijang dan PDAM Tirta Kepri cabang

Uban (hanya melayani kecamatan Bintan Timur dan Bintan Utara)

Sementara itu Produksi listrik Kabupaten Bintan mengalami peningkatan sebesar 6,62%

dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sekitar 32 juta KWh. Peningkatan ini disebabkan

peningkatan jumlah listrik yang terjual pada pelanggan sebesar 30,17% menjadi 30 juta KWh,

setelah setahun sebelumnya sempat susut cukup drastis sebesar 12%.

Page 44: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

37

BAB 4 ANALISA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DAN IKAN

KERAPU DI KABUPATEN NATUNA DAN BINTAN

4.1 Kebijakan Pembangunan Dan Pengembangan Rumput Laut Dan Ikan

Kerapu Di Kabupaten Natuna Dan Bintan

4.1.1 Rumput Laut di Kabupaten Natuna

Rumput laut di Kabupaten Natuna merupakan salah satu sumberdaya laut yang berpotensi untuk

menjadi produk lokal unggulan. Akan tetapi produksi dan kualitas rumput laut yang dihasilkan

di Kabupaten Natuna masih tergolong minim. Usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Natuna

dilakukan oleh masyarakat lokal hanya berdasarkan pengalaman dan modal seadanya.Mereka

seringkali mengalami gagal panen.Kualitas hasil panen berfluktuasi yang seringkali tidak sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan oleh SNI.Belum ada upaya yang memadai dari pemerintah

mengenai pembinaan ataupun pelatihan budidaya rumput laut. Selain itu, mereka juga terkendala

dalam proses pemasaran. Belum ada lembaga atau semacam koordinasi yang membantu

pemasaran hasil panen.Mereka juga masih cenderunghanya menghasilkan produk rumput laut

dalam bentuk bahan mentah,belum ada upaya untuk diversifikasi produk olahan rumput laut

yang dapat memberi nilai tambah yang jauh lebih tinggi.Selain itu belum ada upaya dan

dukungan untuk menghasilkan produk rumput laut yang telah diproses lebih lanjut, misalnya

menjadi karaginan atau alginat.

4.1.2 Ikan Kerapu di Kabupaten Bintan

Sama halnya dengan rumput laut, ikan Kerapu juga berpotensi dikembangkan di Kabupaten

Bintan sebagai produk lokal unggulan.Akan tetapi, permasalahannya adalah bagaimana

meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas produk kerapu.Hal ini menjadi tantangan

karena Kabupaten Bintan telah ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai daerah kerapu.Oleh

karena itu, upaya untuk meningkatkan jumlah produksi, mempertahankan kontinuitas suplai

produk ke pasar, memenuhi jumlah permintaan pasar, dan upaya memperbaiki kualitas produk

menjadi tantangan besar bagi para petani kerapu.

Page 45: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

38

4.1.3 Pengembangan Ekonomi Lokal

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah khususnya di Kabupaten Natuna dan

Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau,diperlukan adanya pengembangan ekonomi lokal

(PEL). PEL dipandang sebagai suatu instrumen kebijakan yang memiliki sasaran peningkatan

taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat hingga di tingkat lokal. Pendekatan PEL berfokus

kepada pemanfaatan dan optimalisasi sumberdaya dan kompetensi komoditi lokal yang bertujuan

untuk mengatasi persoalan lokal dan untuk menghadapi tantangan global. Pengembangan

ekonomi lokal ini sesuai dengan misi pembangunan nasional yang tercantum dalam RPJPN 2005

– 2025, yaitu: (a) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing; (b) Mewujudkan pemerataan

pembangunan dan berkeadilan; dan (c) Mewujudkan negara kepulauan yang mandiri, maju kuat

dan berbasis kepentingan nasional.

Sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah daerah melalui pengembangan ekonomi lokal

dan daerah, diperlukan sinergisme antara pembangunan wilayah perkotaan/pedesaan, perluasan

ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat/komunitas dalam upaya untuk meningkatkan kinerja

perekonomian daerah. Ini merupakan bagian yang terintegrasidengan perekonomian nasional.

Berdasarkan konsep pembangunan berbasis wilayah, dimana masing-masing wilayah memiliki

kompetensi inti lokal, diharapkan terbangun konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan dengan

wilayah produksinya melalui strategi pengembangan keterkaitan antar kawasan. Titik berat dari

pembangunan ekonomi lokal daerah ini adalah: peningkatan tata kelola ekonomi, peningkatan

kapasitas SDM, pengembangan Kerjasama Antar Daerah dan Kerjasama Pemerintah-Swasta,

akses terhadap infrastruktur, dan fasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah.

4.2 Analisa Dan Strategi Pengembangan Rumput Laut Dan Ikan Kerapu Di Kabupaten

Natuna Dan Bintan

Hasil sementara studi rantai nilai pada kedua komoditas di dua Kabupaten Natuna dan

Kabupaten Bintan dibagi menjadi temuan umum dan temuan subtantif, secara garis besar beruoa:

4.2.1 Temuan Umum

Hasil studi yang bersifat umum, meliputi:

Page 46: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

39

1) Petani RL (rumput laut) di Cemaga Tengah (Kampung Batu Bayan) dan Desa Cemaga

Selatan, Kecamatan Bunguran Selatan masih bertahan sejak 2008/2009 bahkan penyedia

Bibit RL untuk Petani Lainnya (2010).

2) Teknologi pengelolaan RL semula menggunakan Rakit (2008-2009) dan berubah

menggunakan Longline atau Tali yang memanjang.

3) Petani RL di DesaTanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut mendapatkan kondisi RL

dalam keadaan rusak terkena penyakit ice-ice.

4) Petani RL di Selemut dan Tanjung Batu, Kecamatan Bunguran Selatan tidak melakukan

penanaman RL kembali karena diserang Penyu.

5) Petani RL di Desa Serantas, Kecamatan Pulau Tiga tidak melakukan penanaman RL

kembali karena diterjang gelombang.

6) Petani RL di Desa Air Mali dan Kelarik, Kecamatan Bunguran Utara tidak melakukan

penanaman RL kembali karena hasil panen yang berlimpah (2010) tidak ada yang

membeli produksinya

4.2.2 Temuan Substantif

Temuan studi yang bersifat substantif:

1) Menggambarkan temuan seluruh partisipan (Hulu – Hilir) dalam rantai nilai, peran dari

masing-masing partisipan, dan pola kelembagaan rantai nilai rumput laut (RL) di

Kabupaten Natuna

2) Nilai Biaya Produksi, Biaya Pemasaran, Marjin dari setiap Partisipa dalam Kelembagaan

Rantai Nilai Rumput Laut di Kabupaten Natuna

Kedua temuan studi yang bersifat sustantif tersebut disajikan pada Gambar 4 untuk Kabupaten

Natuna dan Gambar 5 untuk Kabupaten Bintan.

Pada Laporan Akhir ini disampaikan gambaran tentang hasil analisis marjin untuk komoditas

rumput laut di Kabupaten Natuna, sebagaimana disajikan pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel

4.3; dan ikan kerapu di Kabupaten Bintan pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6.

Page 47: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

40

Gambar 4.1: Partisipan pada Kelembagaan Rantai Nilai Rumput Laut di Kabupaten

Natuna

Sumber: Dokumentasi TAR

Page 48: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

41

Tabel 4.1. Analisis Marjin Rumput Laut pada Partisipan Rantai Nilai di Kabupaten

Natuna (Pola A)

No. POLA Biaya

Produksi

Harga

Petani

(Rp/Kg

Basah)

Harga

(Rp/Kg

Kering)

Biaya

(Rp/Kg

Kering)

Marjin

(Rp/Kg

Kering)

Harga Jual

(Rp/Kg

Kering)

Keterangan

1. A

Petani

Bibit RL

2.500

Sesama

Petani di

Cemaga

3.000

Petani Luar

Cemaga

Petani RL 5.000 -

6.000

Pedagang

Desa

5.000 -

6.000

200 300 6.500

Pedagang

pengumpul

kecamatan

5.500 -

6.500

Pedagang

pengumpul

kabupaten

5.500 -

6.500

1.100 900 -

1.400

7.500 -

8.000

Pedagang di

Kelanga (30

ton 3X kirim)

Prosesor

RL (Chips)

Surabaya di

Pemangkat

(Kalbar)

7.500 -

8.000

Langsung

dikirim ke

Pabrik Chips

di Surabaya

(FOB

Pemangkat)

Waktu Panen 25 hari

Waktu Panen 45 hari

Page 49: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

42

Tabel 4.2. Analisis Marjin Rumput Laut pada Partisipan Rantai Nilai di Kabupaten Natuna

(Pola B)

No. POLA Biaya

Pro-

duksi

Harga

Petani

(Rp/Kg

Basah)

Harga

(Rp/Kg

Kering)

Biaya

(Rp/Kg

Kering)

Marjin

(Rp/Kg

Kering)

Harga

Jual

(Rp/Kg

Kering)

Keterangan

1. B

Petani

Bibit RL

2.500

Sesama

Petani di

Cemaga

3.000

Petani Luar

Cemaga

Petani RL 5.000 -

5.500

Pedagang

Desa

5.000 -

5.500

200 - 400 600 -800 6.000 -

6.500

Pedagang

pengumpul

kecamatan

6.000 -

6.500

500 500 -

1.000

7.000 -

8.000

B-1

Pedagang

pengumpul

kecamatan

(Perusda)

5.000 -

5.500

500 1.500 -

2.000

7.000 -

8.000

B-2

BUMD

Pemda

Natuna

Pedagang

pengumpul

antar

Kabupaten/

Eksportir

7.000 -

8.000

100

54,55

1.687,5

1.842,05

4.157,95

13.000 -

14.000

Muat-

Bongkar

Karantina

Ongkos

Angkut

(Ranai-Tj

Pinang-

Batam)

30 ton per

transaksi

Page 50: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

43

Prosesor RL

(Chips) di

Sabah,

Malaysia

13.000

-14.000

Langsung

dikirim ke

Malaysia

(FOB

Batam)

Waktu Panen 25 hari

Waktu Panen 45 hari

Page 51: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

44

Tabel 4.3: Analisis Marjin Rumput Laut pada Partisipan Rantai Nilai di Kabupaten Natuna

(Pola C)

No. POLA Biaya

Pro-

duksi

Harga

Petani

(Rp/Kg

Basah)

Harga

(Rp/Kg

Kering)

Biaya

(Rp/Kg

Kering)

Marjin

(Rp/Kg

Kering)

Harga

Jual

(Rp/Kg

Kering)

Keterangan

1. C

Petani

Bibit RL

2.500

Sesama

Petani di

Cemaga

3.000

Petani Luar

Cemaga

Petani RL 5.000 -

6.000

Pedagang

Desa

5.000 -

6.000

400 -

500

100 -

1.000

6.500

Pedagang

pengumpul

6.500 - 600 400 –

900

7.500 -

8.000

Pedagang

pengumpul

(antar)

kabupaten

7.500 -

8.000

650 350 -

850

9.000

Pedagang

pengumpul

antar

Kabupaten/

Eksportir

9.000 50

100

55

1.750

Sortir

Muat-

Bongkar

Karantina

Ongkos

Angkut

(Ranai-Tj

Pinang-

Batam)

Page 52: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

45

1.955 3.045 14.000 40 ton

Prosesor

RL (Chips)

di Sabah,

Malaysia

14.000 Langsung

dikirim ke

Malaysia

(FOB

Batam)

Waktu Panen 25 hari

Waktu Panen 45 hari

Page 53: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

46

Gambar 5.2 Rantai Nilai KJA Ikan Kerapu di Kabupaten Bintan

Sumber: Dokumentasi TAR

Page 54: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

47

Tabel 4.4. Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan di Kabupaten Bintan (Pola A)

No

.

POLA Biaya

Pro-

duksi

(Rp.

per

unit)

Harga

Petani

(Farm

Gate

Price)

(Rp/k

g)

Harga

Nomi-

nal

Ne-

layan

(Rp/K

g)

Biaya

PPD/

K

(Rp/K

g)

Marji

n

PPD/

K

(Rp/K

g)

Harga

Jual

PPD/K

(Rp/Kg

)

Biaya

PB/

Ekspo

r-tir

(Rp/K

g)

Marji

n PB/

Ekspo

r-tir

(Rp/K

g)

Harga

Importi

r (FOB

Kijang)

(Rp/Kg

)

A

1. Nelayan/

Pengrajin

Bubu

Kawat

62.31

5

Biaya

Nelayan

Mandiri

2.585 64.90

0

2. Pedagang

pengumpu

l

kecamatan

67.48

5

45.06

5

115.00

0

3. Pedagang

pengumpu

l

kabupaten/

Eksportir

2.450 176.91

6

25.07

5

36.84

1

4. Importir

Ikan

Kerapu

Singapura

(FOB

Kijang)

176.91

6

Page 55: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

48

Waktu Usaha 5 hari sekali

Waktu Panen 5 kali angkat bubu per bulan

Keterangan: Nelayan Mandiri tidak terikat dengan “Toke”, mencari ikan kerapu (karang)

antara lain jenis Sunu, Macan, Bebek dan Hitam dengan bubu

Page 56: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

49

Tabel 5.5Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan di Kabupaten Bintan (Pola A)

No

.

POLA Biaya

Pro-

duksi

(Rp.

per

unit)

Harga

Petani

(Farm

Gate

Price)

(Rp/k

g)

Harga

Nomi-

nal

Ne-

layan

(Rp/K

g)

Biaya

PPD/

K

(Rp/K

g)

Marji

n

PPD/

K

(Rp/K

g)

Harga

Jual

PPD/K

(Rp/Kg

)

Biaya

PB/

Ekspo

r-tir

(Rp/K

g)

Marji

n PB/

Ekspo

r-tir

(Rp/K

g)

Harga

Importi

r (FOB

Kijang)

(Rp/Kg

)

A

1. Nelayan/

Pengrajin

Bubu

Kawat

32.46

8

Biaya

Nelayan

Mandiri

10.61

6

43.08

4

2. Pedagang

pengumpu

l

kecamatan

3. Pedagang

pengumpu

l

kabupaten/

Eksportir

43.08

4

63.73

7

115.00

0

4. Importir

Ikan

Kerapu

Singapura

(FOB

Kijang)

8.179 176.91

6

25.07

5

36.84

1

Page 57: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

50

176.91

6

Waktu Usaha 5 hari sekali

Waktu Panen 5 kali angkat bubu per bulan

Keterangan: Nelayan yang difasiltasi modal dan terikat “Toke”, mencari ikan kerapu (karang)

antara lain jenis Sunu, Macan, Bebek dan Hitam dengan bubu

Page 58: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

51

Tabel 4.6Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan di Kabupaten Bintan (Pola A)

No

.

POLA Biaya

Pro-

duksi

(Rp.

per

unit)

Harga

Petani

(Farm

Gate

Price)

(Rp/k

g)

Harga

Nomi-

nal

Ne-

layan

(Rp/K

g)

Biaya

PPD/

K

(Rp/K

g)

Marji

n

PPD/

K

(Rp/K

g)

Harga

Jual

PPD/K

(Rp/Kg

)

Biaya

PB/

Ekspo

r-tir

(Rp/K

g)

Marji

n PB/

Ekspo

r-tir

(Rp/K

g)

Harga

Importi

r (FOB

Kijang)

(Rp/Kg

)

A

1. Nelayan/

Pengrajin

Bubu

Kawat

115.0

00

Biaya

Nelayan

Mandiri

8.178 123.1

78

2. Pedagang

pengumpu

l

kecamatan

123.1

78

11.08

0

144.58

0

3. Pedagang

pengumpu

l

kabupaten/

Eksportir

10.32

0

176.91

6

25.07

5

7.261

4. Importir

Ikan

Kerapu

Singapura

(FOB

Kijang)

176.91

6

Page 59: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

52

Waktu Usaha 5 hari sekali

Waktu Panen 5 kali angkat bubu per bulan

Keterangan: Nelayan yang difasiltasi modal dan terikat “Toke”, mencari ikan kerapu (karang)

antara lain jenis Sunu, Macan, Bebek dan Hitam dengan bubu

Page 60: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

53

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Rumput Laut

1. Luas wilayah, bentuk dan kontur pantai - pesisir Pulau Natuna sangat mendukung

Rumput Laut tumbuh (perlu memperhatikan pola tanam, dibuat semacam Ring Watch –

Like Model; dimana kondisi Musim Utara dan Musim Selatan sangat berpengaruh

terhadap budidaya Rumput Laut.

2. Petani sangat merespon budidaya Rumput Laut karena mudah dipelajari dan waktu

panen yang cepat, untuk bibit 25 hari dan panen basah 45 hari, serta adanya jaminan

Pasar Komoditas yang pasti, tepat waktu dan tersedia di sekitar pusat produksi atau

meliputi beberapa wilayah produksi.

3. Menjadi Pogram Unggulan Komoditas Daerah Natuna, sebagai brandname (local

branding) atau maskot “RUMPUT LAUT NATUNA”.

4. Adaptif teknologi budidaya Rumput Laut oleh petani.

5. Ketersediaan dan / atau dukungan fasilitas yang telah ada dan banyak dari berbagai pihak

terutama pemerintah daerah Kabupaten Natuna adalah modal utama dan mampu

memotivasi petani.

5.2 Ikan Kerapu

1. Luas laut Kabupaten Bintan 98,51% (86.458,33 km2), Potensi Budidaya Laut 17.934 Ha

(20,74%); dimanfaatkan 212 Ha.

2. Pasar tersedia; Perputaran Ikan Kerapu Sunu (salah satu dari Ikan Kerapu) mempunyai

Rantai Nilai yang bernilai Ekonomis Tinggi (sebagai komoditas unggulan Nelayan bagi

Pasar Ekspor).

3. Menjadi Program Unggulan Bintan sebagai maskot /Ikon “KERAPU BINTAN”

4. Adaptif teknologi penangkapan Ikan Kerapu Sunu model Bubu dan Pancing dan KJA

Ikan Kerapu.

5. Ketersediaan atau dukungan fasilitas yg telah ada dan besar dari Pemerintah dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan.

Page 61: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

54

5.3 Rencana Pengembangan Tindak Lanjut dan Isu Terkini

Pada 2012 lalu telah dilakukan konsinyering yang melibatkan berbagai daerah percontohan.

Dimana didalamnya terdapat diskusi terkait perkembangan pengembangan ekonomi lokal

berbasis komoditas di masing-masing daerah. Berdasarkan hasil diskusi terakhir tersebut

diketahui bahwa masih terdapat beberapa masalah terkait pengembangan komoditas Ikan olahan

dan Rumput laut di kepulauan Riau. Hal itu meliputi: Kurangnya info yang benar tentang

gambir; Kualitas produk yang beragam dan tidak konsisten; Kurangnya modal petani gambir;

Kelembagaan di tingkat petani sangat lemah; dan Kurangnya sosialisasi terkait gambir kepada

masyarakat.

5.3.1 Kabupaten Natuna

Masalah dan saran bagi pengembangan komoditas Rumput Laut di Kabupaten natunan

Meliputi:

Produksi masih terbatas karena terbatasnya teknologi produksi dan modal.

Perlu adanya pasar lain, selain Malaysia.

Prasarana dan sarana transportasi terbatas.

Kemajuan master plan pengembangan produk unggulan

o Master plan sedang disusun sesuai dengan hasil studi rantai nilai pengembangan

rumput laut di Kabupaten Natuna.

Identifikasi stakeholder lain

o Direktorat Prasarana dan Sarana, Ditjen Perikanan Budidaya, Kementerain Kelautan

dan Perikanan

o Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran, Kementerain

Kelautan dan Perikanan

o Direktorat IKM Wilayah I, Ditjen IKM, Kementerian Perindustrian

Kemajuan forum stakeholder

o Sedang diinisiasi pembentukan forum stakeholder.

Kontribusi stakeholder terkait pengembangan produk unggulan :

o Pada tahun 2012, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memberikan 4 paket

penguatan modal usaha melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP)

Page 62: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

55

sebesar Rp 260 juta. Sedangkan, tahun 2013 belum terdapat rencana sehingga

diharapkan ada usulan dari daerah.

o Belum ada kegiatan minapolitan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan di

Kabupaten Natuna, sehingga diperlukan usulan dari daerah dengan melampirkan

master plan, SK Bupati tentang penetapan lokasi minapolitan, dan SK Bupati tentang

komoditas unggulan.

o Pada tahun 2012, akan terdapat dana dekonsentrasi dari Direktorat Usaha Ekonomi

Masyarakat, Ditjen PMD, Kementerian Dalam Negeri untuk 2 kelompok masyarakat

dengan total dana Rp 150 juta untuk masing-masing kabupaten/ kota daerah

percontohan PELD.

5.3.2 Kabupaten Bintan

Masalah dan saran bagi pengembangan pengolahan komoditas perikanan di Kabupaten

Bintan meliputi:

Keterbatasan modal bagi pembudidaya ikan kerapu.

Kemampuan penerapan teknologi terbatas.

Pola pengembangan perikanan masih berbasis tauke.

Bibit ikan masih terbatas karena masih tergantung dari alam.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan belum disahkan, sementara itu

masih ada kegiatan pertambangan bouksit yang masih berjalan dan mencemari laut

yang berpengaruh terhadap kegiatan perikanan budidaya.

Kemajuan master plan pengembangan produk unggulan

o Master plan sedang direvisi sesuai dengan hasil studi rantai nilai pengembangan

perikanan di Kabupaten Bintan.

Identifikasi stakeholder lain

o Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran, Kementerian

Kelautan dan Perikanan

o Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan, Kementerian Kelautan dan

Perikanan

o Asosiasi Tuna Indonesia

Kemajuan forum stakeholder

Page 63: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

56

o Sedang dilakukan penguatan forum stakeholder berdasarkan forum pengembangan

minapolitan.

Kontribusi stakeholder terkait pengembangan produk unggulan :

o Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran, Kementerian

Kelautan dan Perikanan akan memfasilitasi pengembangan perikanan melalui

pembangunan cold storage (Rp 2,3 Milyar), sarana rantai dingin (Rp 200 juta), dan

rumah kemasan (Rp 700 juta).

o Pada tahun 2012, akan terdapat dana dekonsentrasi dari Direktorat Usaha Ekonomi

Masyarakat, Ditjen PMD, Kementerian Dalam Negeri untuk 2 kelompok masyarakat

dengan total dana Rp 150 juta untuk masing-masing kabupaten/ kota daerah

percontohan PELD.

Page 64: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

57

DAFTAR PUSTAKA

Buku & Laporan

BAPPENAS. (2010), “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional: Buku I & Buku II”, Jakarta, BAPPENAS

BAPPENAS. (2012), “Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2012-2013: Memperkuat Perekonomian

Domestik”, Jakarta, BAPPENAS

BPS. (2012), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2012”, Bintan , BPS

BPS. (2011), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2011”, Bintan , BPS

BPS. (2010), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2010”, Bintan , BPS

BPS. (2009), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2009”, Bintan , BPS

BPS. (2008), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2008”, Bintan , BPS

BPS. (2007), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2007”, Bintan , BPS

BPS. (2006), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2006”, Bintan , BPS

BPS. (2005), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2005”, Bintan , BPS

BPS. (2004), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2004”, Bintan , BPS

BPS. (2003), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2003”, Bintan , BPS

BPS. (2002), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2002”, Bintan , BPS

BPS. (2001), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2001”, Bintan , BPS

BPS. (2000), “Kabupaten Bintan Dalam Angka 2000”, Bintan , BPS

BPS. (2012), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2012”, Natuna, BPS

BPS. (2011), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2011”, Natuna, BPS

BPS. (2010), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2010”, Natuna, BPS

BPS. (2009), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2009”, Natuna, BPS

BPS. (2008), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2008”, Natuna, BPS

BPS. (2007), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2007”, Natuna, BPS

BPS. (2006), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2006”, Natuna, BPS

BPS. (2005), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2005”, Natuna, BPS

BPS. (2004), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2004”, Natuna, BPS

BPS. (2003), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2003”, Natuna, BPS

BPS. (2002), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2002”, Natuna, BPS

BPS. (2001), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2001”, Natuna, BPS

BPS. (2000), “Kabupaten Natuna Dalam Angka 2000”, Natuna, BPS

BPS. (2012), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2012”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2011), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2011”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2010), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2010”, Kepulauan Riau, BPS

Page 65: PROFIL KEGIATAN PENGEMBANGAN EKONOMI …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157778... · pengambil kebijakan, analis, ... Analisis Marjin Ikan Kerapu pada Partisipan

Profil PELD 2012 Kabupaten Natuna dan Kabupaten Bintan

58

BPS. (2009), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2009”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2008), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2008”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2007), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2007”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2006), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2006”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2005), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2005”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2004), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2004”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2003), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2003”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2002), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2002”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2001), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2001”, Kepulauan Riau, BPS

BPS. (2000), “Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2000”, Kepulauan Riau, BPS

Draft Masterplan PELD Pengembangan Komoditas Rumput Laut Kabupaten Natuna & Komoditas Ikan Pasca Panen

Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, 2012

Sumber Data:

BPS : Susenas (series); Sakernas (series); PODES (series); Berita Resmi Statistik

Kemiskinan (series); Statistik PDB/PDRB Indonesia (series)

CEIC : Premium & Regular Indonesia Data Subscription

Kementerian & Lembaga : BKPM

Berita/ Artikel Lepas

Peta Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Natuna, BKPM

(http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/area.php?ia=1308)

Peta Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Bintan, BKPM

(http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/area.php?ia=1308)