PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI...

23
PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI JAMU BAGAS WARAS (JAHE, KENCUR, DAN KUNYIT) MELALUI AIR MINUM ZULFITRA UTAMI PUTRI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI...

Page 1: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI

JAMU BAGAS WARAS (JAHE, KENCUR, DAN KUNYIT)

MELALUI AIR MINUM

ZULFITRA UTAMI PUTRI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA
Page 3: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Darah Merah

Ayam Broiler yang Diberi Jamu Bagas Waras (Jahe, Kencur, dan Kunyit) melalui

Air Minum adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Zulfitra Utami Putri

NIM B04100074

Page 4: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK

ZULFITRA UTAMI PUTRI. Profil Darah Merah Ayam Broiler yang Diberi Jamu

Bagas Waras (Jahe, Kencur, dan Kunyit) melalui Air Minum. Dibimbing oleh

ANDRIYANTO dan ABADI SUTISNA.

Jamu bagas waras terdiri atas kombinasi jahe (Zingiber officinale), kencur

(Kaempferia galanga), dan kunyit (Curcuma domestica). Penelitian ini bertujuan

untuk mempelajari pengaruh pemberian jamu bagas waras yang diberikan melalui

air minum terhadap profil darah merah ayam broiler. Sebanyak 20 ekor ayam

broiler dibagi menjadi 4 perlakuan yang terdiri atas 5 ulangan. Ayam tanpa

pemberian jamu bagas waras digunakan sebagai kontrol dan ayam dengan

penambahan jamu bagas waras dengan dosis 0.1, 1, dan 10 mL/L air minum

digunakan sebagai kelompok perlakuan. Pemberian jamu bagas waras dimulai

pada hari ke-7 pemeliharaan. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-7, 21,

dan 35 pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jamu bagas

waras dengan dosis 1 dan 10 mL/L pada hari ke-21 meningkatkan jumlah sel

darah merah dan kadar hemoglobin (p<0.05) dan meningkatkan nilai hematokrit

secara deskriptif. Pada hari ke-35, penambahan jamu bagas waras secara

deskriptif meningkatkan kadar hemoglobin dan nilai hematokrit pada semua dosis

dan jumlah sel darah merah pada dosis 10 mL/L. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa pemberian jamu bagas waras meningkatkan jumlah sel

darah merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin ayam broiler.

Kata kunci: broiler, hematokrit, hemoglobin, jamu bagas waras, sel darah merah

ABSTRACT

ZULFITRA UTAMI PUTRI. Red Blood Cell Profile of Broiler with Jamu Bagas

Waras (Jahe, Kencur, dan Kunyit) Administration through Drinking Water.

Supervised by ANDRIYANTO and ABADI SUTISNA.

Jamu bagas waras consists of jahe (Zingiber officinale), kencur

(Kaempferia galanga), and kunyit (Curcuma domestica). This research was

conducted to study of effect jamu bagas waras administration orally through

drinking water in broiler red blood profile. Twenty broilers were divided into 4

groups and 5 replications. Experimental broilers without jamu bagas waras

administration were control group and treatment groups were experimental

broilers with administration of jamu bagas waras orally a dose of 0.1, 1, and 10

mL/L. The administration of jamu bagas waras was begun on 7th day post DOC.

Blood sampling was conducted on 7th

, 21st, 35

th day post DOC. The results of this

research showed that the administration of jamu bagas waras at a dose of 1 and

10 mL/L on 21st day post DOC increased total of red blood cell and haemoglobin

concentration (p<0.05) and enhanced hematocrit concentration descriptively. On

35th

day post DOC, the administration of jamu bagas waras increased

haemoglobin and hematocrit concentration in all a dose and total of red blood

cell only at a dose of 10 mL/L descriptively. It was concluded that the

administration of jamu bagas waras improved red blood profile in broiler.

Keywords: broiler, haemoglobin, hematocrit, jamu bagas waras, red blood cell

Page 5: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI

JAMU BAGAS WARAS (JAHE, KENCUR, DAN KUNYIT)

MELALUI AIR MINUM

ZULFITRA UTAMI PUTRI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA
Page 7: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

Judul Skripsi : Profil Darah Merah Ayam Broiler yang Diberi Jamu Bagas Waras (Jahe, Kencur, dan Kunyit) melalui Air Minum

Nama NIM

: Zulfitra Utami Putri : B04100074

Drh Andriyanto, MSi Pembimbing I

Tanggal Lulus: 0 1 SEP 7014'

Disetujui oleh

PhD APVet FKH IPB

----

Abadi Sutisna MSi Pembimbing II

Page 8: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Judul

karya ilmiah ini ialah Profil Darah Merah Ayam Broiler yang Diberi Jamu Bagas

Waras (Jahe, Kencur, dan Kunyit) melalui Air Minum.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drh Andriyanto, MSi

dan Bapak Drh Abadi Sutisna, MSi selaku pembimbing, serta Ibu Dr Dra Hj Ietje

Wientarsih, Apt MSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak

memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak

Drh Aulia Andi Mustika, MSi beserta staf Unit Pengelola Hewan Laboratorium

dan staf Laboratorium Bagian Fisiologi dan Farmakologi, Departemen Anatomi

Fisiologi dan Farmakologi yang telah membantu selama penelitian. Ungkapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayahanda Zulfiadi Ahmad, Ibunda

Yandefita, adik-adik (Rahmat Abdillah dan Zahra Zulfia Ananta), keluarga besar

Ahmad Zulkarnain, kak Diah, kak Edwin, kak Ridi, dan teman-teman atas segala

doa, kasih sayang, semangat, dan dukungan untuk penulisan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Zulfitra Utami Putri

Page 9: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Tanaman Penyusun Jamu Bagas Waras 2

Sel Darah Merah 3

METODE 4

Waktu dan Tempat 4

Alat dan Bahan 4

Tahap Persiapan 5

Tahap Perlakuan 5

Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Jumlah Sel Darah Merah 7

Nilai Hematokrit 8

Kadar Hemoglobin 9

SIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 10

RIWAYAT HIDUP 13

Page 10: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR TABEL

1 Rataan jumlah sel darah merah (×10

6 /mm

3) ayam broiler yang diberi

jamu bagas waras melalui air minum 7

2 Rataan nilai hematokrit (%) ayam broiler yang diberi jamu bagas waras

melalui air minum 8 3 Rataan kadar hemoglobin (g%) ayam broiler yang diberi jamu bagas

waras melalui air minum 9

Page 11: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daging ayam adalah salah satu bahan pangan asal hewan yang sangat

diminati oleh masyarakat. Berdasarkan data BPS (2013), konsumsi daging ayam

masyarakat Indonesia meningkat signifikan dari tahun 2011 sampai 2013. Hal ini

disebabkan oleh daging ayam yang mudah diolah dan memiliki harga yang lebih

murah. Selain itu, daging ayam juga mengandung bahan-bahan nutrisi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi, tidak semua daging ayam memiliki

kandungan gizi yang optimal, tergantung pada kualitas daging ayam yang

dihasilkan (Satyaningtijas et al. 2010). Daging yang berkualitas berkaitan erat

dengan manajemen pemeliharaan, kualitas pakan, dan air minum yang diberikan.

Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya peningkatan kualitas daging melalui

peningkatan efektivitas pakan dan air minum yang diberikan.

Peningkatan kualitas daging ayam telah banyak dilakukan di antaranya

melalui pemberian imbuhan pakan baik bahan sintetik ataupun alami. Imbuhan

pakan tersebut digunakan untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi

pakan, bobot badan, dan keuntungan peternak (Daud et al. 2007; Muhammad dan

Bintang 2007; Moorthy et al. 2009). Penggunaan bahan sintetik dalam jangka

panjang biasanya dapat menimbulkan efek toksik. Oleh karena itu, beberapa tahun

terakhir banyak dilakukan eksplorasi imbuhan pakan yang berasal dari bahan

alami. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahan alami asal tumbuhan

seperti temulawak, kunyit, kencur, dan jahe. Kunyit, kencur, dan jahe merupakan

bahan obat tradisional dan telah banyak diteliti.

Penelitian Erniasih dan Saraswati (2006) melaporkan bahwa kurkumin dan

minyak atsiri yang terkandung dalam kunyit dapat merangsang pengeluaran cairan

empedu dan mengatur sekresi asam lambung. Sementara itu, minyak atsiri yang

terkandung dalam jahe berkhasiat sebagai pembantu enzim pencernaan dalam

meningkatkan laju metabolisme pakan (Setyanto et al. 2012). Selain itu, minyak

atsiri juga terkandung dalam kencur yang bermanfaat untuk mendukung kesehatan

ayam broiler. Natta et al. (2008) melaporkan bahwa minyak atsiri dalam kencur

berperan dalam meningkatkan kerja sistem imun dan antioksidan.

Peningkatan metabolisme berpengaruh terhadap transportasi berbagai

komponen di dalam tubuh, seperti nutrisi, oksigen, karbon dioksida, hormon, dan

sistem kekebalan tubuh. Kondisi tersebut dapat dilihat melalui pemeriksaan

gambaran darah yang merupakan salah satu parameter penting dari status

kesehatan hewan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari

pengaruh pemberian jamu bagas waras (jahe, kencur, dan kunyit) terhadap profil

sel darah merah ayam broiler.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh pemberian jamu

bagas waras terhadap perubahan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, dan

kadar hemoglobin pada ayam broiler.

Page 12: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

2

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data ilmiah tentang pemberian

jamu bagas waras melalui air minum terhadap gambaran jumlah sel darah merah,

nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin ayam broiler sehingga dapat dijadikan

sebagai acuan pada penelitian ayam broiler selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Penyusun Jamu Bagas Waras

Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman yang

banyak ditemukan di Indonesia. Chattopadhyay et al. (2004) melaporkan bahwa

kunyit mengandung protein, lemak, mineral, karbohidrat, dan air. Selain itu,

rimpang kunyit juga mengandung minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin,

desmetoksi-kurkumin, dammar, dan gom (Khumaini et al. 2012). Kurkumin

dilaporkan dapat merangsang sekresi cairan empedu dan berperan sebagai

gastroprotektan (Chattopadhyay et al. 2004). Sementara itu, minyak atsiri

dilaporkan berperan dalam mengatur keluarnya asam lambung. Sekresi cairan

empedu dan asam lambung yang teratur memengaruhi proses metabolisme nutrisi

dalam saluran pencernaan (Erniasih dan Saraswati 2006). Selain itu, kurkumin

juga berkahasiat sebagai antibakteri (Chattopadhyay et al. 2004; Sinurat et al.

2009; Wientarsih et al. 2013), imunomodulator (Widhyari et al. 2009), dan

antioksidan (Chattopadhyay et al. 2004; Sinurat et al. 2009).

Kencur

Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan salah satu komoditas herbal

yang dikembangkan sebagai tanaman obat asli Indonesia. Kanjanapothi et al.

(2003) menyatakan bahwa kencur banyak mengandung minyak atsiri

dibandingkan dengan kandungan lain seperti pati dan resin (Ramadhan 2006).

Kandungan minyak atsiri dalam kencur diantaranya terdiri atas, borneol, 3-carene,

camphene, cineol, etil sinnamat, kaempferol, carvone, kaempferide, eukaliptol,

cinnamaldehyde, α-pinene, asam p-metoksisinnaamic, etil p-metoksisinamat,

metilsinnamate, benzene, dan pentadecan (Kanjanapothi et al. 2003; Tewtrakul et

al. 2005; Ridtitid et al. 2008). Etil p-metoksisinamat merupakan zat paling

bermanfaat dibandingkan dengan zat lain yang terkandung dalam minyak atsiri

dari kencur. Etil p-metoksisinamat dilaporkan berkhasiat sebagai antioksidan

(Tewtrakul et al. 2005; Chan et al. 2008; Natta et al. 2008; Wan-Ibrahim et al.

2010), antimikrobial (Tewtrakul et al. 2005; Natta et al. 2008), dan meningkatkan

kerja sistem imun (Natta et al. 2008).

Page 13: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

3

Jahe

Jahe (Zingiber officinale) juga merupakan salah satu komoditas herbal

andalan yang banyak ditemukan di Indonesia. Menurut El-Baroty et al. (2010)

jahe mengandung senyawa-senyawa bioaktif seperti fenolik (shogaol dan

gingerol) dan minyak atsiri. Minyak atsiri dalam jahe antara lain mengandung

bisapolen, gingerlicolipid, zingiberol, curcurmen, 6-dehydrogingerdion, dan

zingiber. Minyak atsiri berkhasiat sebagai pembantu enzim pencernaan dalam

meningkatkan laju metabolisme pakan. Laju metabolisme meningkat disebabkan

oleh adanya ransangan terhadap selaput lendir usus, sehingga nafsu makan

meningkat akibat lambung lebih cepat kosong (Setyanto et al. 2012). Selain itu,

kandungan minyak atsiri dalam jahe juga berkhasit sebagai antioksidan,

antibakterial (El-Baroty et al. 2010; Supriyanto dan Cahyono 2012), dan antifungi

(Gholib 2008).

Sel Darah Merah

Eritrosit

Eritrosit merupakan salah satu komponen utama penyusun darah selain

leukosit dan platelet. Dibandingkan dengan leukosit dan platelet, eritrosit atau sel

darah merah merupakan komponen penyusun darah paling banyak. Eritrosit dapat

mencapai 5 juta sel di dalam darah. Proses pembentukan eritrosit disebut dengan

eritropoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang (Guyton dan Hall 2006).

Menurut Meyer dan Harvey (2004) umur eritrosit unggas lebih pendek dari

mamalia yaitu berumur antara 28-45 hari. Selain itu, eritrosit unggas berbentuk

oval, berinti, dan berukuran lebih besar dibandingkan dengan eritrosit mamalia.

Fungsi utama eritrosit adalah sebagai pembawa oksigen dari paru-paru menuju

jaringan dan pembawa karbon dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru.

Jumlah eritrosit dalam sirkulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

hormon eritropoietin dan hemolisis. Hormon eritropoietin berfungsi merangsang

eritropoiesis dengan cara memicu produksi proeritroblas dari sel-sel hemopoietik

dalam sumsum tulang.

Hematokrit

Hematokrit atau packed cell volume (PCV) merupakan persentase jumlah

eritrosit dalam 100 mL darah yang dalam perhitungannya memerlukan

sentrifugasi (Cunningham 2002). Menurut Guyton dan Hall (2006) nilai

hematokrit berbanding lurus dengan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada

kondisi hewan normal, sehingga meningkatnya jumlah eritrosit dapat

mengindikasikan terjadinya peningkatan nilai hematokrit. Nilai hematokrit antara

lain dipengaruhi oleh volume darah, tingkat keaktifan tubuh, anemia, dan

ketinggian tempat tinggal (tergantung spesies). Peningkatan nilai hematokrit dapat

mengindikasikan terjadinya peningkatan viskositas darah yang disebabkan oleh

adanya gangguan sirkulasi darah. Jika nilai hematokrit rendah, dapat

Page 14: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

4

mengindikasikan terjadinya beberapa kelainan seperti anemia, kerusakan sumsum

tulang, hemoragi, kerusakan eritrosit, malnutrisi, myeloma, dan arthritis. Menurut

Kusnadi (2008) nilai hematokrit pada ayam (khususnya ayam broiler) sangat

dipengaruhi oleh suhu lingkungan.

Hemoglobin

Hemoglobin (Hb) adalah pigmen eritrosit yang terdiri atas kompleks protein

terkonjugasi dan mengandung besi. Sintesis hemoglobin di darah dimulai dalam

proeritroblas yang kemudian dilanjutkan sedikit dalam retikulosit. Hemoglobin

berfungsi sebagai pengikat dan pembawa oksigen pada sel darah merah.

Hemoglobin memiliki daya gabung (afinitas) terhadap oksigen yang membentuk

oksihemoglobin di dalam sel darah merah dan oksigen dibawa dari paru-paru ke

jaringan tubuh (Evelyn dan Pearce 2009). Kadar hemoglobin bervariasi untuk

setiap spesies. Kadar hemoglobin pada unggas normal berkisar antara 7-13 g/dL

dan menempati sepertiga dari volume sel darah merah (Apsari dan Arta 2010).

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan April 2014 di

kandang unggas Unit Pengelola Hewan Laboratorium (UPHL) dan Laboratorium

Bagian Fisiologi dan Farmakologi, Departemen Anatomi Fisiologi dan

Farmakologi FKH IPB. Hewan percobaan yang digunakan adalah ayam broiler.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang ayam, tempat

pakan dan minum, timbangan, alat tulis, syringe, tabung reaksi, ice box,

mikroskop, kamar hitung, spektrofotometer, pipa kapiler, dan microcapillary

hematocrit reader. Bahan-bahan yang digunakan adalah ayam broiler berumur 1

hari atau day old chick (DOC) sebanyak 20 ekor, disinfektan yang mengandung

glutaraldehida, benzalkonium klorida, dan isopropanol (Neo Ultrades®),

multivitamin (Vitachick®), vaksin ND IB, vaksin gumboro, vaksin ND La Sota,

jamu bagas waras, pakan komersial BR-21E yang memiliki kandungan nutrisi

sebagai berikut protein kasar 20-22%, kadar air 12%, lemak kasar 4-8%, serat

kasar 4%, abu 8%, kalsium 0.9-1.2%, fosfor 0.7-1%, koksidiostat, dan antibiotika.

Selain itu, bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah air, sekam,

antikoagulan EDTA, larutan pengencer Rees dan Ecker, reagen kalium sianida,

dan alkohol 70%.

Page 15: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

5

Tahap Persiapan

Persiapan Kandang dan Pembuatan Jamu Bagas Waras

Persiapan kandang dimulai dari membersihkan kandang, tempat pakan, dan

tempat minum yang digunakan. Pembersihan ini dilakukan 1 minggu sebelum

ayam masuk ke kandang. Lantai dan dinding kandang yang telah dibersihkan,

diberi kapur (CaCO3) untuk mengurangi kejadian penyakit dan penularan penyakit

yang ada sebelumnya. Lantai kandang dilapisi dengan sekam kering dan

disemprot dengan disinfektan.

Pembuatan jamu bagas waras dilakukan 1 hari sebelum dilakukan perlakuan

pada ayam. Jamu bagas waras terbuat dari campuran jahe, kencur, dan kunyit

dengan pelarut air dengan perbandingan tertentu. Jahe, kencur, dan kunyit segar

diparut sampai halus. Kemudian, parutan jahe, kencur, dan kunyit dicampur lalu

ditambahkan air dengan perbandingan tertentu. Selanjutnya, campuran tersebut

dipanaskan hingga suhu 60 °C dan diulang sebanyak 3 kali. Setelah dingin,

campuran jahe, kencur, dan kunyit (jamu bagas waras) disaring dan ditambahkan

alkohol 70% dengan dosis 0.003% (sebagai antijamur). Kemudian, jamu

dimasukkan ke dalam botol dan disimpan di dalam refrigerator bersuhu 4 °C.

Tahap Perlakuan

Pemeliharaan Ayam

Hari pertama, ayam dimasukkan ke dalam kandang, kemudian diberi air

gula dan multivitamin untuk meminimalisasi terjadinya stres. Vaksinasi dilakukan

pada hari ke-3, 11, dan 18. Adapun vaksin yang diberikan tersebut secara berturut-

turut adalah vaksin ND IB, vaksin gumboro, dan vaksin ND La Sota.

Selama pemeliharaan, ayam diberi pakan dan air minum secara ad libitum.

Pemberian pakan disesuaikan dengan standar yang telah umum diterapkan di

peternakan ayam komersial. Air minum yang diberikan dicampur dengan jamu

bagas waras sesuai dengan rancangan percobaan.

Rancangan Percobaan

Sebanyak 20 ekor ayam broiler dibagi menjadi 4 perlakuan dan masing-

masing perlakuan terdiri atas 5 ulangan. Perlakuan tersebut ialah ayam broiler

yang tidak diberi jamu bagas waras melalui air minum dengan dosis 0 mL/L

(kontrol), ayam broiler yang diberi jamu bagas waras melalui air minum dengan

dosis 0.1 mL/L (perlakuan 1), 1 mL/L (perlakuan 2), dan 10 mL/L (perlakuan 3).

Ayam percobaan ditempatkan dalam kandang (indoor). Ayam dipelihara

selama 35 hari. Perlakuan dimulai pada hari ke-7 pemeliharaan. Pengambilan

darah dilakukan pada awal (hari ke-7), pertengahan (hari ke-21), dan akhir

perlakuan (hari ke-35).

Page 16: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

6

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan selama perlakuan yaitu pada hari ke-7, 21,

dan 35. Sampel darah diambil melalui vena jugularis menggunakan syringe 3 mL.

Kemudian, darah dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan

EDTA. Tabung ditutup menggunakan sumbat karet dan diberi label sesuai dengan

kode perlakuan. Sampel darah tersebut langsung dimasukkan ke dalam ice box

dan dibawa ke Laboratorium Fisiologi untuk dilakukan pemeriksaan darah merah.

Perhitungan Eritrosit

Perhitungan eritrosit dilakukan dengan menggunakan hemositometer. Darah

dihisap menggunakan pipet pengencer eritrosit yang telah dibersihkan sampai

batas tera 0.5. Ujung pipet yang telah terhubung dengan aspirator dimasukkan ke

dalam larutan pengencer Rees dan Ecker dan dihisap hingga batas tera 101. Ujung

pipet dibersihkan dengan tisu dan dihomogenkan dengan membuat gerakan

memutar menyerupai angka 8. Setelah larutan homogen, cairan yang terdapat

dalam pipet dibuang sekitar 2-3 tetes untuk mendapatkan bagian yang benar-benar

homogen. Hasil pengenceran diteteskan ke dalam kamar hitung dengan cara

menyentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup kamar hitung. Kamar hitung

didiamkan beberapa menit agar darah mengendap sempurna. Kamar hitung

diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Perhitungan jumlah

eritrosit dilakukan dengan menghitung butir darah merah yang terdapat di dalam 5

kotak kecil yang terletak di tengah kamar hitung. Kotak-kotak tersebut yaitu 4

kotak yang terdapat di sudut dan 1 kotak yang terdapat di tengah. Penentuan

jumlah eritrosit per mm3 yaitu dengan mengalikan jumlah eritrosit dari 5 kotak

yang dihitung dengan 10 000/mm3.

Perhitungan Nilai Hematokrit

Nilai hematokrit dihitung menggunakan metode mikrohematokrit. Darah

diambil dengan cara menempelkan bagian pipa kapiler yang tidak bertanda ke

dalam darah. Darah dibiarkan mengalir hingga mengisi 4/5 bagian pipa kapiler.

Bagian ujung pipa kapiler yang bertanda merah disumbat dengan menggunakan

jari telunjuk dan bagian yang lainnya disumbat menggunakan crestaseal. Pipa

kapiler disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 12 000 rpm, dengan

bagian bertanda merah mengarah ke pusat sentrifius. Nilai hematokrit ditentukan

dengan mengukur % volume eritrosit (lapisan merah) dari darah menggunakan

microcapillary hematocrit reader.

Perhitungan Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin dihitung menggunakan metode cyanomethemoglobin.

Metode ini dilakukan dengan cara mencampurkan 10 μL darah ke dalam 25 mL

kalium sianida dalam tabung reaksi. Campuran tersebut didiamkan selama 5 menit.

Campuran dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca dengan alat spektrofotometer

Page 17: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

7

pada panjang gelombang 540 nm. Kadar hemoglobin diperoleh dengan membaca

absorbansi yang terdapat pada alat spektrofotometer dan dikalikan dengan 36.8 g

Hb/100 mL.

Variabel yang Diamati

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah sel darah merah,

nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) dan

dilanjutkan dengan uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Sel Darah Merah

Ayam broiler diberi jamu bagas waras dengan dosis 0, 0.1, 1, dan 10 mL/L

air minum (dosis bertingkat). Pemeriksaan darah dilakukan pada awal (hari ke-7),

pertengahan (hari ke-21), dan akhir perlakuan (hari ke-35). Data peningkatan

jumlah sel darah merah ayam broiler disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rataan jumlah sel darah merah (×106

/mm3) ayam broiler yang diberi

jamu bagas waras melalui air minum

Pengambilan

darah pada

Dosis jamu bagas waras (mL/L air minum) p 0 0.1 1 10

Hari ke-7 1.93±0.14bc

2.05±0.06ab

1.69±0.18c

2.36±0.24a

0.001

Hari ke-21 2.19±0.23b

2.18±0.12b

2.50±0.29a

2.58±0.04a

0.021 Hari ke-35 2.60±0.31

a 2.59±0.18

a 2.32±0.08

a 2.65±0.10

a 0.144

Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang

berbeda nyata (p<0.05).

Jumlah sel darah merah yang dihitung pada hari ke-21, dengan dosis 1 dan

10 mL/L air minum mengalami peningkatan (p<0.05) dibandingkan dengan ayam

kontrol dan ayam yang diberi perlakuan jamu bagas waras dengan dosis 0.1 mL/L

air minum. Sementara itu, pada hari ke-35 pemberian jamu bagas waras dengan

dosis 10 mL/L air minum menunjukkan peningkatan secara deskriptif

dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil ini sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Erniasih dan Saraswati (2006) yang melaporkan bahwa

Page 18: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

8

peningkatan dosis pemberian kunyit secara linear dapat meningkatkan jumlah sel

darah merah ayam broiler.

Peningkatan jumlah sel darah merah diduga disebabkan oleh optimalisasi

kerja zat aktif yang terkandung di dalam jamu bagas waras. Zat aktif tersebut

adalah kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin dilaporkan berkhasiat sebagai

pelindung mukosa lambung dengan meningkatkan sekresi musin sehingga proses

pencernaan dan penyerapan nutrisi tidak terganggu (Chattopadhyay et al. 2004).

Kandungan lain yang juga diduga berpengaruh terhadap pencernaan dan

penyerapan nutrisi adalah minyak atsiri. Minyak atsiri dilaporkan oleh Widhyari

et al. (2009) berfungsi dalam memperbaiki proses pencernaan dengan mengurangi

gerak peristaltik usus sehingga waktu transit intestinal bahan makanan menjadi

lebih lama. Oleh karena itu, penyerapan dan ketersediaan bahan pembentuk sel

darah merah dalam tubuh akan terpenuhi secara optimal.

Secara langsung, senyawa kurkumin dan minyak atsiri juga dilaporkan

berfungsi sebagai antioksidan sel darah merah (Sinurat et al. 2009; Wan-Ibrahim

et al. 2010; Supriyanto dan Cahyono 2012). Kurkumin dapat melindungi eritrosit

dari reaksi oksidasi dengan bertindak sebagai scavenger radikal bebas

(Chattopadhyay et al. 2004). Hal ini menyebabkan sel dan jaringan menerima

cukup oksigen dari darah. Kondisi ini menyebabkan penurunan konsentrasi

eritropoietin dan memperlambat produksi eritrosit sehingga eritrosit akan berada

dalam sirkulasi lebih lama (Campbell et al. 2004).

Nilai Hematokrit

Pemberian jamu bagas waras tidak menunjukkan terjadinya perubahan nilai

hematokrit pada ayam (p>0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian jamu

bagas waras melalui air minum belum mampu meningkatkan nilai hematokrit

ayam broiler. Data nilai hematokrit ayam broiler disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Rataan nilai hematokrit (%) ayam broiler yang diberi jamu bagas waras

melalui air minum

Pengambilan

darah pada

Dosis jamu bagas waras (mL/Liter air minum) p 0 0.1 1 10

Hari ke-7 18.99±2.43a

19.75±1.27a

20.06±2.19a

21.52±1.20a

0.291

Hari ke-21 24.28±0.08a

25.39±1.83a

26.39±1.96a

25.91±0.62a

0.277 Hari ke-35 24.77±1.54

a 26.00±0.35

a 26.59±2.42

a 26.40±2.16

a 0.343

Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang

berbeda nyata (p<0.05).

Nilai hematokrit pada ayam yang diberi jamu bagas waras dengan dosis 1

mL/L air minum meningkat secara deskriptif dibandingkan dengan kelompok

ayam kontrol dan ayam yang diberi jamu bagas waras dengan dosis 0.1 dan 10

mL/L air minum. Peningkatan tersebut terjadi pada pengambilan darah hari ke-21

dan hari ke-35. Peningkatan nilai hematokrit pada pengambilan darah hari ke-21

Page 19: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

9

pada dosis 1 dan 10 mL/L air minum sebanding dengan peningkatan jumlah sel

darah merah dari kedua kelompok tersebut. Akan tetapi, peningkatan nilai

hematokrit pada pengambilan darah hari ke-35 tidak sebanding dengan

peningkatan jumlah sel darah merah pada pengambilan darah hari yang sama.

Perbedaan tersebut diduga disebabkan oleh adanya perubahan pada ukuran sel

darah merah dan volume darah (Wientarsih et al. 2013). Perubahan pada ukuran

sel darah merah memengaruhi persentase jumlah sel darah merah dan konsentrasi

plasma darah.

Pemberian jamu bagas waras tidak mengubah nilai hematokrit ayam broiler

secara signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian jamu bagas waras

dengan dosis yang berbeda aman bagi ayam broiler. Hasil yang sama juga

dilaporkan oleh Satyaningtijas et al. (2010) yang melaporkan bahwa pemberian

suplemen kunyit tidak memengaruhi nilai hematokrit ayam broiler. Hal tersebut

dilihat dari rata-rata nilai hematokrit ayam broiler yang secara keseluruhan masih

berada dalam kisaran normal yaitu 19.93-25.33% (Widhyari et al. 2009).

Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin menunjukkan kandungan oksigen dalam darah. Kadar

hemoglobin berkaitan erat dengan jumlah sel darah merah dan nilai hematokrit.

Kadar hemoglobin menempati sepertiga dari volume sel darah merah. Data kadar

hemoglobin ayam broiler disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rataan kadar hemoglobin (g%) ayam broiler yang diberi jamu bagas

waras melalui air minum

Pengambilan

darah pada

Dosis jamu bagas waras (mL/Liter air minum) p 0 0.1 1 10

Hari ke-7 6.59±0.40a

6.41±0.65a

5.89±0.23a

6.62±0.30a

0.305

Hari ke-21 8.39±0.99b

8.38±1.12b

9.34±0.02a

8.81±1.04a

0.014

Hari ke-35 9.37±1.52a 9.66±0.71

a 10.22±0.85

a 9.93±0.66

a 0.956

Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0.05).

Kadar hemoglobin pada pengambilan darah hari ke-21 menunjukkan

peningkatan yang signifikan (p<0.05). Kadar hemoglobin yang menunjukkan

peningkatan paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain adalah ayam yang

diberi jamu bagas waras dengan dosis 1 mL/L air minum. Sementara itu, pada

pengambilan darah hari ke-35 pemberian jamu bagas waras dengan dosis 1 mL/ L

air minum juga menunjukkan peningkatan secara deskriptif dibandingkan dengan

kelompok lain.

Kadar hemoglobin yang meningkat tersebut diduga disebabkan oleh adanya

kurkumin dan minyak atsiri yang terkandung dalam jamu bagas waras. Kurkumin

dilaporkan oleh Setyanto et al. (2012) mampu meningkatkan nafsu makan. Nafsu

makan meningkat karena adanya ransangan terhadap selaput lendir usus sehingga

Page 20: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

10

terjadi peningkatan penyerapan nutrisi. Nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh

diserap dengan baik di usus, termasuk asam amino yang sangat berperan penting

dalam proses pembentukan hemoglobin (Erniasih dan Saraswati 2006). Selain itu,

kukumin dan minyak atsiri juga dilaporkan dapat melindungi hemoglobin dari

oksidasi (Sinurat et al. 2009; Wan-Ibrahim et al. 2010; Supriyanto dan Cahyono

2012). Kurkumin dan minyak atsiri dilaporkan berfungsi sebagai pengikat radikal

bebas (Chan et al. 2008).

Peningkatan metabolisme menyebabkan terjadinya peningkatan penyerapan

nutrisi dalam tubuh. Protein dan mineral (khususnya Fe) merupakan nutrisi yang

penting diperlukan tubuh untuk sintesis hemoglobin dan eritropoiesis. Protein

dirombak menjadi asam amino seperti glisin dan globulin. Glisin berperan dalam

proses pembentukan hemoglobin dan penyusunan plasma darah. Sementara itu,

globulin berperan dalam pembuatan hormon eritropoietin yang berguna untuk

merangsang proses eritropoiesis. Oleh sebab itu, kadar hemoglobin sangat

berhubungan dengan jumlah sel darah merah (Erniasih dan Saraswati 2006).

Hemoglobin merupakan pigmen penyebab warna merah pada darah (heme) yang

berfungsi untuk mengangkut oksigen. Hemoglobin berikatan dengan oksigen dan

membentuk oksihemoglobin yang nantinya melepaskan oksigen pada sel dan

jaringan (Ali et al. 2013). Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa peningkatan jumlah sel darah merah berbanding lurus

dengan peningkatan kadar hemoglobin.

SIMPULAN

Jamu bagas waras terbukti dapat meningkatkan jumlah sel darah merah,

nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin. Peningkatan parameter sel darah merah

tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Pemberian jamu bagas waras dengan dosis 1 dan 10 mL/L air minum dinyatakan

mampu memperbaiki profil darah merah dengan tidak mengubah status fisiologis

ayam broiler.

DAFTAR PUSTAKA

Ali AS, Ismoyowati, Indrasanti D. 2013. Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan

hematokrit pada berbagai jenis itik lokal terhadap penambahan probiotik

dalam ransum. JIP. 1(3):1001-1013.

Apsari IAP, Arta IMS. 2010. Gambaran darah merah ayam buras yang terinfeksi

leucocytozoon. J Vet. 11 (2):114-118.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Konsumsi rata-rata per kapita setahun

beberapa bahan makanan di Indonesia 2009-2013. Jakarta (ID): BPS.

Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2004. Biologi Jilid 3. Edi Ke-5. Jakarta

(ID): Erlangga.

Page 21: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

11

Chan EWC, Lim YY, Wong LF, Lianto FS, Wong SK, Lim KK, Joe CE, Lim TY.

2008. Antioxidant and tyrosinase inhibition properties of leaves and

rhizomes of ginger species. Sci Direct Food Chem. 109(2008):477–483.

Chattopadhyay I, Biswas K, Bandyopadhyay U, Banerjee RK. 2004. Turmeric

and curcumin: biological actions and medicinal applications. Current Sci.

87(1):44-53.

Cunningham JG. 2002. Textbook of Veterinary Physiology. Missouri (US):

Saunders Company.

Daud M, Piliang WG, Kompiang IP. 2007. Persentase dan kualitas karkas ayam

pedaging yang diberi probiotik dan prebiotik dalam ransum. JITV.

12(3):167-174.

El-Baroty GS, El-Baky HHA, Farag RS, Saleh MA. 2010. Characterization of

antioxidant and antimicrobial compounds of cinnamon and ginger essential

oils. Afr J Biochem Res. 4(6):167-174.

Erniasih I, Saraswati TR. 2006. Penambahan limbah padat kunyit (Curcuma

domestica) pada ransum ayam dan pengaruhnya terhadap status darah dan

hepar ayam (Gallus sp). Buletin Anatomi dan Fisiologi. 14(2):1-6.

Evelyn C, Pearce. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta (ID):

Gramedia Pustaka Utama.

Gholib D. 2008. Uji daya hambat ekstrak etanol jahe merah (Zingiber officinale

var. Rubrum) dan jahe putih (Zingiber officinale var. Amarum) terhadap

Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans. Di dalam:

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; 2008; Bogor,

Indonesia. Bogor (ID): hlm 827-830.

Guyton AC, Hall JE. 2006. Texbook of Medical Physiology. Ed Ke-11.

Philadelphia (US): Elsevier Inc.

Kanjanapothi D, Panthong A, Lertprasertsuke N, Taesotikul T, Rujjanawate C,

Kaewpinit D, Sudthayakorn R, Choochote W, Chaithong U, Jitpakdi A et al.

2003. Toxicity of crude rhizome extract of Kaempferia galanga L. (Proh

Hom). J Ethnophar. 90(2004):359–365.

Khumaini A, Mudawaroch RE, Hanung DA. 2012. Pengaruh penambahan sari

kunyit (Curcuma domestica Val) dalam air minum terhadap konsumsi

pakan dan konsumsi air minum ayam broiler. Surya Agritama. 1(2):85-93.

Kusnadi E. 2008. Pengaruh temperatur kandang terhadap konsumsi ransum dan

komponen darah ayam broiler. J Indones Trop Anim Agric. 33(3):197-202.

Meyer DJ, Harvey JW. 2004. Veterinary Laboratory Medicine Interpretation and

Diagnosis. Ed Ke-3. St. Louis (US): WB Saunders.

Moorthy M, Ravi S, Ravikumar M, Viswanathan K, Edwin SC. 2009. Ginger,

pepper and curry leaf powder as feed additives in broiler diet. Int J Poult

Sci. 8(8):779-782.

Muhammad Z, Bintang IAK. 2007. Mencapai bobot badan siap pasar melalui

penggunaan bawang putih (Allium sativum L.) pada ransum komersial

untuk ayam broiler. J Indones Trop Anim Agric. 32(3):167-172.

Natta L, Orapin K, Krittika N, Pantip B. 2008. Essential oil from five

Zingiberaceae for anti food-borne bacteria. J Int Food Research. 15(3):1-10.

Ramadhan A. 2006. Motilitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) jantan

setelah perlakuan dengan infusa rimpang kencur (Kaempferia galangal L.).

Media Eksakta. 2(2):67-70.

Page 22: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

12

Ridtitid W, Sae-wonga C, Reanmongkol W, Wongnawa M. 2008. Antinociceptive

activity of the methanolic extract of Kaempferia galanga Linn. in

experimental animals. J Ethnophar. 118(2008):225–230.

Satyaningtijas AS, Widhyari SD, Natalia RD. 2010. Jumlah eritrosit, nilai

hematokrit, dan kadar hemoglobin ayam pedaging umur 6 minggu dengan

pakan tambahan. JKH. 4(2):69-73.

Setyanto A, Atmomarsono U, Muryani R. 2012. Pengaruh penggunaan tepung

jahe emprit (Zingiber officinale var amarum) dalam ransum terhadap laju

pakan dan kecernaan pakan ayam kampung umur 12 minggu. J Anim Agric.

1(1):711 – 720.

Sinurat AP, Purwadaria T, Bintang IAK, Ketaren PP, Bermawie N, Raharjo M,

Rizal M. 2009. Pemanfatan kunyit dan temulawak sebagai imbuhan pakan

untuk ayam broiler. JITV. 14(2):90-96.

Supriyanto, Cahyono B. 2012. Perbandingan kandungan minyak atsiri antara jahe

segar dan jahe kering. Chem Prog. 5(2):81-85.

Tewtrakul S, Yuenyongsawad S, Kummee S, Atsawajaruwan L. 2005. Chemical

components and biological activities of volatile oil of Kaempferia galanga

Linn. Songklanakarin J Sci Techno. 27(2):503-507.

Wan-Ibrahim WI, Sidik K, Kuppusamy UR. 2010. A high antioxidant level in

edible plants is associated with genotoxic properties. Sci Direct Food Chem.

122(2010):1139–1144.

Widhyari SD, Wientarsih I, Soehartono H, Kompiang IP, Winarsih W. 2009.

Efektivitas pemberian kombinasi mineral zinc dan herbal sebagai

imunomodulator. JIPI. 14(1):30-40.

Wientarsih I, Widhyari SD, Aryanti T. 2013. Kombinasi imbuhan herbal kunyit

dan zink dalam pakan sebagai alternatif pengobatan kolibasilosis pada

ayam pedaging. J Vet. 14(3):327-334.

Page 23: PROFIL DARAH MERAH AYAM BROILER YANG DIBERI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70691/B14zup.pdf · Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. ... TINJAUAN PUSTAKA

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Zulfitra Utami Putri. Penulis dilahirkan di Suliki

pada tanggal 14 Maret 1992. Penulis merupakan anak pertama dari 4 bersaudara

dari pasangan Bapak Zulfiadi Ahmad dan Ibu Yandefita. Penulis dibesarkan di

Kanagarian Pandam Gadang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat

bersama Rahmat Abdillah, Rifky Jum’atul Sya’ban (Alm), dan Zahra Zulfia

Ananta.

Penulis telah menjalani jenjang pendidikan formal yaitu lulus dari SD

Negeri 2 Pandam Gadang pada tahun 2004, lulus dari MTs Negeri Dangung-

dangung pada tahun 2007, dan lulus dari SMA Negeri 1 Kecamatan Suliki pada

tahun 2010. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran

Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Selain mengikuti

kegiatan akademik penulis juga aktif sebagai sekretaris di Komunitas Seni Steril

FKH IPB (2011-2013) dan staf divisi pendidikan Himpunan Profesi Ruminansia

(2011-2013).