Profil Daerah Kota Palu 2014 ibappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/10/Profil-Daerah... ·...
Transcript of Profil Daerah Kota Palu 2014 ibappeda.palukota.go.id/wp-content/uploads/2014/10/Profil-Daerah... ·...
Profil Daerah Kota Palu 2014 i
ii Profil Daerah Kota Palu 2014
PROFIL DAERAH KOTA PALU TAHUN 2014 Nomor Katalog : ISSN : Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Jumlah Halaman : 171 + xviii Naskah : Tim Penyusun Gambar Kulit : Diterbitkan Oleh : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Penanaman Modal Kota Palu Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Profil Daerah Kota Palu 2014 iii
KATA PENGANTAR
Publikasi Profil Kota Palu Tahun 2014 merupakan terbitan yang memuat berbagai informasi tentang kondisi geografi, pemerintahan, kependudukan, sosial budaya, sumber daya alam, sarana dan prasarana (infrastruktur), industri, perdagangan, ekonomi dan keuangan. Sebagai terbitan tahunan, buku ini menyajikan data statistik yang menggambarkan keadaan daerah pada periode tersebut.
Tujuan penyusunan Profil Kota Palu Tahun 2014 ini adalah
melaksanakan amanat peraturan perundang-undangan. Kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Akhirnya, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga publikasi ini bisa terbit. Mudah-mudahan publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
.
Palu, September 2014
WALI KOTA,
H. RUSDY MASTURA
iv Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 v
SAMBUTAN
Kita menyadari bahwa data statistik mempunyai arti dan peranan yang amat penting baik untuk perencanaan, perumusan kebijaksanaan maupun pelaksanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Oleh karenanya saya menyambut gembira dengan diterbitkannya buku “Profil Daerah Kota Palu Tahun 2014”.
Buku ini menyajikan data secara komprehensif dari berbagai bidang,
untuk itu saya minta agar semua unsur pelaksana dan penanggung jawab pembangunan di Kota Palu agar mengadakan evaluasi sudah sejauh mana hasil-hasil pembangunan yang telah kita capai serta mencermati dimana letak kelemahan dan kekurangannya untuk selanjutnya mengadakan perbaikan dan penyempurnaan guna peningkatan pada tahun yang akan datang.
Kepada Walikota Palu beserta seluruh jajarannya yang telah berhasil
menerbitkan buku ini, saya ucapkan terima kasih dan saya harapkan agar senantiasa meningkatkan mutu dan keragaman data yang disajikan.
Terima kasih dan selamat bekerja, semoga Allah SWT senantiasa
menyertai kita semua.
Palu, September 2014 KEPALA BAPPEDA DAN
PENANAMAN MODAL KOTA PALU,
Ir. DHARMA GUNAWAN M., M.Si NIP. 19591125 198903 1 007
vi Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 vii
DAFTAR ISI
halaman Halaman Judul i Katalog ii Kata Pengantar iii Sambutan Kepala Bappeda dan PM v Daftar Isi vii Daftar Tabel ix Daftar Gambar xv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Maksud dan Tujuan 3 BAB II SEJARAH KOTA PALU 5 BAB III KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH 11 3.1 Visi dan Misi 12 3.2 RPJMD Kota Palu 2010 – 2015 13 BAB IV GEOGRAFI 19 4.1 Topografi 20 4.2 Hidrologi dan Klimatologi 21 4.3 Pemanfaatan Lahan 23 BAB V PEMERINTAHAN 27 5.1 Administrasi Pemerintahan 28 5.2 Organisasi Pemerintahan 29 5.3 Aparatur Sipil Negara 30 BAB VI SOSIAL BUDAYA 37 6.1 Demografi 38 6.2 Ketenagakerjaan 47 6.3 Keluarga Berencana 51 6.4 Kesehatan 57 6.5 Pendidikan 60 6.6 Agama 68 BAB VII PERTANIAN 71 7.1 Tanaman Pangan 73 7.2 Hortikultura 75
viii Profil Daerah Kota Palu 2014
7.3 Perkebunan 79 7.4 Peternakan 80 7.5 Perikanan 83 7.6 Kehutanan 85 BAB VIII KONSTRUKSI, INDUSTRI, PERTAMBANGAN,
PENGGALIAN DAN ENERGI 87
8.1 Konstruksi 88 8.2 Industri 90 8.3 Pertambangan dan Penggalian 94 8.4 Energi 95 BAB IX PERDAGANGAN 101 9.1 Neraca Perdagangan 102 BAB X PARIWISATA 107 10.1 Hotel 108 10.2 Restoran dan Rumah Makan 110 10.3 Objek Wisata 111 BAB XI TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI 113 11.1 Sarana Transportasi 114 11.2 Sarana Komunikasi 119 BAB XII EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 123 12.1 Lembaga Keuangan 124 12.2 Harga-harga 135 12.3 Pajak 137 12.4 Pendapatan dan Belanja Daerah 139 12.5 Ekonomi Makro Kota Palu 142 BAB XIII POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN 147 13.1 Lembaga Politik 148 13.2 Lembaga Non Profit 151 13.3 Hukum dan Keamanan 153 BAB XIV PRESTASI DAERAH 161 BAB XV PENUTUP 165 15.1 Kesimpulan 166 15.2 Saran 170
Profil Daerah Kota Palu 2014 ix
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 4.1 Jumlah, Letak, dan Ketinggian menurut Kecamatan
di Kota Palu Tahun 2013 20
Tabel 4.2 Nama Sungai yang Mengalir di Kota Palu menurut Kecamatan
21
Tabel 5.1 Ibu Kota Kecamatan, Jumlah Kelurahan, RT dan RW Tahun 2013
29
Tabel 5.2 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Palu Tahun 2009 – 2013
31
Tabel 5.3 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Palu Berdasarkan Eselon, Tahun 2013
31
Tabel 5.4 Jumlah Pegawai Daerah menurut SKPD dan Jenis Kelamin Kota Palu Tahun 2013
32
Tabel 6.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013
40
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Rata-rata Anggoto Rumah Tangga menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013
40
Tabel 6.3 Penduduk menurut Kecamatan Umur dan Jenis Kelamin, 2013
43
Tabel 6.4 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas menurut Jenis Kegiatan di Kota Palu, 2013
48
Tabel 6.5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Palu
49
Tabel 6.6 Jumlah Lowongan/Kesempatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Palu, Tahun 2013
50
Tabel 6.7 Jumlah Keluarga menurut Pentahapan Tahun 2013 52 Tabel 6.8 Banyaknya PUS dan Pencapaian KB Aktif menurut
Kecamatan Tahun 2013 53
Tabel 6.9 Jumlah Klinik dan Akseptor KB menurut Kecamatan Tahun 2009 – 2013
55
x Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 6.10 Jumlah Petugas KB menurut Jenis dan Kecamatan Tahun 2013
56
Tabel 6.11 Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013
57
Tabel 6.12 Praktek Kesehatan Perorangan menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013
58
Tabel 6.13 Banyaknya Tenaga Kesehatan menurut Jenis Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2013
59
Tabel 6.14 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Pra Sekolah menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kota Palu Tahun 2013
60
Tabel 6.15 Banyaknya Fasilitas Pendidikan menurut Tingkat Pendidikan dan Status Sekolah di Kota Palu Tahun 2013
61
Tabel 6.16 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Perguruan Tinggi menurut Status Kepemilikan di Kota Palu Tahun 2013
62
Tabel 6.17 Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar dan Rasio Murid terhadap Guru, Tahun 2013
64
Tabel 6.18 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013
65
Tabel 6.19 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadapa Guru Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013
66
Tabel 6.20 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013
67
Tabel 6.21 Banyaknya Tempat Peribadatan di Kota Palu menurut Agama 2013
69
Tabel 7.1 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Palawija Tahun 2013
74
Tabel 7.2 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran menurut Jenisnya, Tahun 2013
75
Tabel 7.3 Banyaknya Tanaman Buah-buahan dan Produksi menurut Jenisnya Tahun 2013
77
Profil Daerah Kota Palu 2014 xi
Tabel 7.4 Banyaknya Tanaman Obat-obatan dan Produksi menurut Jenisnya Tahun 2013
78
Tabel 7.5 Luas Areal Tanaman Perkebunan menurut Jenis Tanaman (Ha) Tahun 2013
80
Tabel 7.6 Populasi Ternak Besar dan Ternak Kecil menurut Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2013
82
Tabel 7.7 Jumlah Pemotongan Hewan Ternak dan Produksi Daging menurut Hewan Ternak Tahun 2013
82
Tabel 7.8 Jumlah Alat Penangkap Ikan pada Usaha Peikanan Laut Tahun 2009 – 2013
84
Tabel 7.9 Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Perikanan menurut Jenis Usaha Perikanan Kota Palu, 2013
85
Tabel 8.1 Jumlah Bangunan menurut Status Perizinan menurut Kecamatan Tahun 2013
89
Tabel 8.2 Banyaknya Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri Tahun 2009 – 2013
90
Tabel 8.3 Nilai Investasi Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri (jutaan rupiah) Tahun 2009 – 2013
92
Tabel 8.4 Produk Tambang dan Galian Menurut Kecamatan di Kota Palu
94
Tabel 8.5 Pembangkit Tenaga Listrik dan Daya Listrik Tahun 2009 – 2013
96
Tabel 8.6 Banyaknya Pelanggan, Kwh yang Diproduksi, Terjual dan yang Dipakai Sendiri/Hilang Tahun 2009 – 2013
96
Tabel 8.7 Rata-rata Produksi Listrik yang Terjual (Kwh) menurut Golongan Tarif Tahun 2009 – 2013
97
Tabel 9.1 Neraca Perdagangan Kota Palu Tahun 2009 – 2013 (000 US$)
103
Tabel 9.2 Perkembangan Volume Ekspor menurut Pelabuhan-pelabuhan Penting Tahun 2009 – 2013 (ton)
104
Tabel 9.3 Perkembangan Volume Impor menurut Pelabuhan-pelabuhan Penting Tahun 2009 – 2013 (ton)
104
Tabel 10.1 Banyaknya Sarana dan Prasarana Akomodasi menurut Klasifikasi Tahun 2009 – 2013
109
Tabel 10.2 Jumlah Warung/Kedai Makan dan Rumah 111
xii Profil Daerah Kota Palu 2014
Makan/Restoran, menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013
Tabel 10.3 Objek Wisata menurut Jenis dan Pengelola di Kota Palu Tahun 2013
112
Tabel 11.1 Jumlah Sarana Transportasi menurut Kecamatan Kota Palu Tahun 2013
114
Tabel 11.2 Panjang Jalan menurut Status dan Keadaan Jalan Tahun 2013 (Km)
115
Tabel 11.3 Banyaknya Kewajiban Wajib Uji menurut Jenisnya Tahun 2009 – 2013
116
Tabel 11.4 Arus Lalu lintas Pesawat Udara dan Penumpang di Bandara Mutiara Palu Tahun 2009 – 2013
117
Tabel 11.5 Jumlah Barang, Bagasi dan Paket Pos yang Dibongkar dan Dimuat di Bandara Mutiara Palu Tahun 2009 – 2013 (kg)
118
Tabel 11.6 Lalu lintas Kapal, Jumlah Penumpang yang Datang dan Berangkat dan Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Pantolan Tahun 2009 – 2013
119
Tabel 11.7 Banyaknya Pelanggan dan Sarana Telekomunikasi menurut STO dan Jenis Penggunaan Tahun 2009 – 2013
120
Tabel 11.8 Banyaknya Surat, Warka/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Dalam Negeri Tahun 2009 – 2013
121
Tabel 11.9 Banyaknya Surat, Warka/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Luar Negeri Tahun 2009 – 2013
121
Tabel 11.10 Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Tahun 2013
122
Tabel 12.1 Posisi Tabungan Perbankan (juta rupiah) Tahun 2009 – 2013
127
Tabel 12.2 Posisi Penghimpunan Dana Perbankan (juta rupiah) Tahun 2009 – 2013
128
Tabel 12.3 Posisi Deposito Berjangka Bank (juta rupiah) Tahun 2009 – 2013
129
Tabel 12.4 Perputaran Kliring Perbankan (juta rupiah) Tahun 2012 – 2013
130
Profil Daerah Kota Palu 2014 xiii
Tabel 12.5 Jumlah Modal Dalam dan Luar Koperasi menurut Jenis Koperasi Tahun 2009 – 2013 (000 rupiah)
134
Tabel 12.6 Rata-rata Harga Komoditi Penting Tahun 2009-2013 135 Tabel 12.7 Rata-rata Harga Bahan Bangunan Tahun 2009-2013 136 Tabel 12.8 Rata-rata Harga Eceran Sayur-sayuran dan Buah-
buahan (Rp/Kg) Tahun 2009 - 2013 137
Tabel 12.9 Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan menurut Sektor Pajak Tahun 2010 – 2013
138
Tabel 12.10 Jumlah Wajib PBB dan Luas Tanah yang Dikenakan PBB menurut Sektor Pajak Tahun 2009 – 2013
138
Tabel 12.11 Jumlah Ketetapan, Tunggakan dan Target Realisasi PBB menurut Objek Pajak Tahun 2013
139
Tabel 12.12 Realisasi Penerimaan Daerah Otonomi Kota Palu Tahun 2012 – 2013 (000 rupiah)
140
Tabel 12.13 Realisasi Pengeluaran Daerah Otonomi Kota Palu Tahun 2012 – 2013 (000 rupiah)
141
Tabel 12.14 Realisasi Penerimaan dan Pembiayaan Daerah Otonomi Kota Palu Tahun 2013 (000 rupiah)
142
Tabel 12.15 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Palu 143 Tabel 13.1 Nama-nama Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif
2009 148
Tabel 13.2 Komposisi DPRD Kota Palu, Tahun 2013 150 Tabel 13.3 Jumlah Keputusan DPRD Kota Palu Tahun 2009 –
2013 151
Tabel 13.4 Jumlah Lembaga Non Profit berdasarkan Jenis menurut Kecamatan di Kota Palu
152
Tabel 13.5 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/ Pengganti Denda berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Jenis Tindak Pidana dan Bulan, Tahun 2013
155
Tabel 13.6 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/ Pengganti Denda berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2009 – 2013
155
Tabel 13.7 Banyaknya Kejahatan terhadap Jiwa/Badan dan Harta Benda menurut Jenisnya Tahun 2012 – 2013
157
xiv Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 13.8 Banyaknya Perkara yang Diselesaikan dan yang menunggak di Pengadilan Agama menurut Kecamatan Tahun 2013
159
Tabel 13.9 Jumlah Polisi menurut Wilayah Kerja dan Jenis Kelamin di Kota Palu Tahun 2013
159
Tabel 14.1 Prestasi Daerah menurut Jenis Penghargaan Tahun 2009 – 2013
162
Profil Daerah Kota Palu 2014 xv
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 4.1 Suhu Udara Kota Palu Tahun 2013 22 Gambar 4.2 Kelembapan Udara Kota Palu Tahun 2013 22 Gambar 5.1 Pembagian Luas Wilayah Kota Palu Dalam 8
Kecamatan 28
Gambar 5.2 Jumlah PNS Daerah Kota Palu Tahun 2009 – 2013 30 Gambar 6.1 Persentase Penduduk Kota Palu menurut
Kecamatan, 2013 38
Gambar 6.2 Jumlah Penduduk Kota Palu menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan, 2013
39
Gambar 6.3 Piramida Penduduk Kota Palu, 2013 42 Gambar 6.4 Kepadatan Penduduk Kota Palu Per Kecamatan
Tahun 2013 44
Gambar 6.5 Jumlah Kelahiran dan Kematian di Kota Palu menurut Kecamatan Tahun 2013
45
Gambar 6.6 Jumlah Migrasi Masuk dan Keluar Kota Palu menurut Kecamatan Tahun 2013
46
Gambar 6.7 Persentase Penduduk 15 tahun ke atas yang Bekerja, Pengangguran dan Bukan Angkatan Kerja di Kota Palu 2013
47
Gambar 6.8 Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan menurut Sektor Kegiatan Ekonomi Tahun 2013
51
Gambar 6.9 Jumlah Pengguna KB Berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Tahun 2009 – 2013
54
Gambar 6.10 Banyaknya Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palu Tahun 2013
63
Gambar 6.11 Jumlah Siswa menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palu Tahun 2013
63
Gambar 6.12 Persentase Penduduk Kota Palu menurut Agama Tahun 2013
68
Gambar 7.1 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi, 2009 – 2013
73
Gambar 7.2 Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kota Palu, Tahun 2013
81
Gambar 7.3 Populasi Ternak Unggas di Kota Palu Tahun 2013 81
xvi Profil Daerah Kota Palu 2014
Gambar 7.4 Perkembangan Produksi Perikanan, Tahun 2009 – 2013 (ton)
83
Gambar 7.5 Persentase Luas Hutan menurut Penggunaan di Kota Palu
86
Gambar 8.1 Laju Pertumbuhan PDRB pada Sektor Konstruksi di Kota Palu Tahun 2009 - 2013
88
Gambar 8.2 Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri
91
Gambar 8.3 Nilai Produksi Perusahaan Industri menurut Klasisfikasi
93
Gambar 8.4 Nilai Tambah Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri (juta rupiah) 2009 – 2013
93
Gambar 8.5 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2009 – 2013
95
Gambar 8.6 Perkembangan Produksi Listrik dan Yang Terjual Tahun 2009 – 2013 (juta kwh)
95
Gambar 8.7 Perkembangan Jumlah Gardu Listrik dan Jumlah Pelanggan PLN Tahun 2009 – 2013
98
Gambar 8.8 Persentase Pelanggan PLN menurut Pengguna Listrik
98
Gambar 9.1 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Tahun 2009 – 2013 (000 US$)
102
Gambar 9.2 Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Perdagangan Kota Palu Tahun 2013
105
Gambar 10.1 Perkembangan Jumlah Kamar, Tempat Tidur, dan Tenaga Kerja Tahun 2009 - 2013
108
Gambar 10.2 Persentase Tenaga Kerja pada Hotel menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013
109
Gambar 10.3 Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Klasifikasi Hotel (persen) Tahun 2009 – 2013
110
Gambar 11.1 Jumlah Pelanggan Telepon menurut STO Tahun 2013
120
Gambar 12.1 Persentase Kantor Bank Menurut Status di Kota Palu
124
Gambar 12.2 Posisi Kredit Perbankan menurut Sektor Ekonomi Tahun 2010 - 2013
125
Profil Daerah Kota Palu 2014 xvii
Gambar 12.3 Posisi Kredit Investasi Bank Pemerintah dan Bank Swasta menurut Sektor Ekonomi Tahun 2010 - 2013
126
Gambar 12.4 Persentase Koperasi menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013
131
Gambar 12.5 Jumlah Koperasi dan Anggota menurut Jenis Koperasi di Kota Palu Tahun 2013
132
Gambar 12.6 Jumlah Simpanan, Cadangan, Volume Usaha, dan SHU menurut Jenis Koperasi di Kota Palu Tahun 2013 (juta rupiah)
133
Gambar 12.7 Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010 – 2013
143
Gambar 12.8 Peranan Sektor-sektor Ekonomi terhadap PDRB Kota Palu Tahun 2013
144
Gambar 13.1 Komposisi DPRD Kota Palu Tahun 2013 150 Gambar 13.2 Persentase Narapida menurut Jenis Kejahatan dan
Pelanggaran Tahun 2013 154
Gambar 13.3 Banyaknya Kasus Perceraian yang Masuk menurut Jenis Kasus
158
xviii Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 1
BAB I
P E N D A H U L U A N
2 Profil Daerah Kota Palu 2014
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah merupakan salah
satu betuk pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang
menggunakan konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.
Sebagai konsekuensi otonomi daerah tersebut dikonstruksikan dalam
sistem Negara Kesatuan, maka laporan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah berupa Profil Daerah merupakan salah satu sarana yang sangat
penting sebagai perekat hubungan hirarkis antara pemerintah pusat dan
daerah. Penyelengaraan pemerintahan daerah yang diuraikan dalam Profil
Daerah sebagai wujud nyata serta upaya memetakan kondisi potensi dan
sumber daya daerah, sehingga dapat dengan mudah diketahui adanya
peluang pengembangan daerah dalam era persaingan bebas dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Profil daerah merupakan instrumen
pendukung program pembangunan daerah yang amat penting dan
strategis sebagai upaya memperkuat perencanaan pembangunan daerah.
Profil Daerah Kota Palu Tahun 2014 memberikan gambaran umum
tentang adanya kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi social
politik dan social budaya, perekonomian daerah, sarana dan prasarana,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan,
kinerja pembangunan yang telah dilaksanakan di Kota Palu. Untuk
penyelenggaraan pemerintahan serta untuk menghasilkan laporan yang
akuran dan menghadapi perkembangan kemajuan ke depan penyajian
Profil Daerah sangat penting dalam pelaksanaan Otonomi Daerah.
Profil Daerah Kota Palu 2014 3
Kota Palu merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Tengah. Kota
Palu merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di Sulawesi
Tengah. Tidak bisa dipungkiri, pembangunan Kota Palu di segala bidang
menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam kurun waktu sepuluh
tahun terakhir ini, Kota Palu terus berbenah serta meningkatkan berbagai
sumber daya baik hayati maupun non hayati.
Pembangunan Kota Palu akan dapat terlaksana dengan baik dan
terarah apabila dilakukan dengan perencanaan yang matang.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud penyusunan profil daerah Kota Palu Tahun 2014 yaitu
sebagai media informasi yang efektif, proporsional dan akuntabel untuk
penyusunan program dan pengambilan kebijakan pembangunan di Kota
Palu berdasarkan pada pendekatan perencanaan strategis dan evaluasi
strategis dalam pengelolaan seluruh potensi sumber daya dan peluang
pembangunan.
Sedangkan tujuan dari penyusunan Profil Daerah Kota Palu Tahun
2014 ini adalah:
1. Memberikan informasi dan gambaran secara utuh mengenai Kota
Palu kepada daerah lain, kepada swasta, dan masyarakat pada
umumnya;
2. Sebagai bahan acuan untuk studi-studi terkait dengan
pembangunan di Kota Palu;
3. Sebagai bahan perencanaan, evaluasi, dan monitoring
pembangunan di Kota Palu pada masa mendatang.
4 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 5
BAB II
S E J A R A H K O T A P A L U
6 Profil Daerah Kota Palu 2014
Palu adalah “Kota Baru” yang letaknya di muara sungai. Dr. Kruyt
menguraikan bahwa Palu sebenarnya tempat baru dihuni orang (De Aste
Toradja’s van Midden Celebes). Awal mula pembentukan Kota Palu berasal
dari penduduk Desa Bontolevo di Pegunungan Ulayo. Setelah pergeseran
penduduk ke dataran rendah, akhirnya mereka sampai di Boya Pogego
sekarang ini
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung,
yaitu: Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji,
Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama
Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota.
Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat
hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan
menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah
sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu.
Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja
Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado pada
tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama
dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun
menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili
terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia
digantikan oleh Raja Jodjokodi. Pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi
menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.
Berikut daftar susunan raja-raja Palu :
1. Pue Nggari (Siralangi) 1796 - 1805 2. I Dato Labungulili 1805 - 1815
Profil Daerah Kota Palu 2014 7
3. Malasigi Bulupalo 1815 - 1826 4. Daelangi 1826 - 1835 5. Yololembah 1835 - 1850 6. Lamakaraka 1850 - 1868 7. Maili (Mangge Risa) 1868 - 1888 8. Jodjokodi 1888 - 1906 9. Parampasi 1906 - 1921 10. Djanggola 1921 - 1949 11. Tjatjo Idjazah 1949 – 1960
Setelah Tjatjo Idjazah, tidak ada lagi pemerintahan raja-raja di
wilayah Palu. Setelah masa kerajaan telah ditaklukan oleh pemerintah
Belanda, dibuatlah satu bentuk perjanjian “Lange Kontruct” (perjanjian
panjang) yang akhirnya dirubah menjadi “Karte Vorklaring” (perjanjian
pendek). Hingga akhirnya Gubernur Sulawesi Tengah menetapkan daerah
administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tanggal 25
Februari 1940. Kota Palu termasuk dalam Afdeling Donggala yang kemudian
dibagi lagi menjadi Arder Afdeling, antara lain Order Palu dengan ibu
kotanya Palu, meliputi tiga wilayah pemerintahan Swapraja, yaitu :
1. Swapraja Palu 2. Swapraja Dolo 3. Swapraja Kulawi
Pertumbuhan Kota Palu setelah Indonesia merebut kemerdekaan
dari tangan penjajah Belanda kemudian Jepang pada tahun 1945 semakin
lama semakin meningkat. Dimana hasrat masyarakat untuk lebih maju dari
masa penjajahan dengan tekad membangun masing-masing daerahnya.
Berkat usaha makin tersusun roda pemerintahannya dari pusat sampai ke
daerah-daerah. Maka terbentuklah daerah Swatantra tingkat II Donggala
sesuai peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 1952 yang selanjutnya
8 Profil Daerah Kota Palu 2014
melahirkan Kota Administratif Palu yang terbentuk dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978.
Berangsur-angsur susunan ketatanegaraan RI diperbaiki oleh
pemerintah pusat disesuaikannya dengan keinginan rakyat di daerah-daerah
melalui pemecehan dan penggabungan untuk pengembangan daerah,
kemudian dihapuslah pemerintahan Swapraja dengan keluarnya peraturan
yang antara lain adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 dan Undang-
Undang Nomor 29 Tahun 1959 serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964
Tentang Terbentuknya Dati I Propinsi Sulteng dengan Ibukota Palu.
Dasar hukum pembentukan wilayah Kota Administratif Palu yang
dibentuk tanggal 27 September 1978 atas Dasar Asas Dekontrasi sesuai
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
Daerah. Kota Palu sebagai Ibukota Propinsi Dati I Sulawesi Tengah sekaligus
ibukota Kabupaten Dati II Donggala dan juga sebagai ibukota pemerintahan
wilayah Kota Administratif Palu. Palu merupakan kota kesepuluh yang
ditetapkan pemerintah menjadi kota administratif.
Sebagai latar belakang pertumbuhan Kota Palu dalam
perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari keinginan rakyat di daerah ini
dalam pencetusan pembentukan Pemerintahan wilayah kota untuk Kota
Palu dimulai sejak adanya Keputusan DPRD Tingkat I Sulteng di Poso Tahun
1964. Atas dasar keputusan tersebut maka diambil langkah-langkah positif
oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Dati II
Donggala guna mempersiapkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan
kemungkinan Kota Palu sebagai Kota Administratif. Usaha ini diperkuat
Profil Daerah Kota Palu 2014 9
dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Sulteng Nomor 225/Ditpem/1974
dengan membentuk Panitia Peneliti kemungkinan Kota Palu dijadikan Kota
Administratif, maka pemerintah pusat telah berkenan menyetujui Kota Palu
dijadikan Kota Administratif dengan dua kecamatan yaitu Kecamatan Palu
Barat dan Kecamatan Palu Timur.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tanggal 12 Oktober 1994,
Mendagri Yogi S. Memet meresmikannya Kotamadya Palu dan melantik
Rully Lamadjido, SH sebagai walikotanya dengan pembagian wilayah
menjadi empat kecamatan yakni Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu
Selatan, Kecamatan Palu Timur, dan Kecamatan Palu Utara.
Berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2012 tentang pembentukan
Kecamatan Ulujadi, Kec. Tatanga, Kec. Mantikulore, dan Kec. Tawaeli,
wilayah Kota Palu terbagi atas delapan kecamatan dan empat puluh lima
kelurahan. Delapan kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Palu Barat 2. Kecamatan Tatanga 3. Kecamatan Ulujadi 4. Kecamatan Palu Selatan 5. Kecamatan Palu Timur 6. Kecamatan Mantikulore 7. Kecamatan Palu Utara 8. Kecamatan Tawaeli
10 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 11
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH
12 Profil Daerah Kota Palu 2014
3.1 Visi dan Misi Kota Palu
Berbagai isu strategis global, nasional, propinsi dan isu strategis
Kota Palu yang lahir dari fakta dan realitas permasalahan yang menjadi
prioritas untuk ditanggani sesegera mungkin serta dengan memperhatikan
potensi wilayah, kondisi geografis, perekonomian daerah, sosial budaya,
prasarana dan sarana, serta kodisi sumberdaya aparatur pemerintah yang
ada sebagai modal dasar yang dimiliki oleh Kota Palu dan faktor-faktor
strategis yang muncul, amanat pembangunan sebagai yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 dan arah pembangunan nasional 2010-2014
(RPJMN), arah pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah sebagaimana
termuat dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah 2011-2016 serta
komitmen politik Walikota dan Wakil Walikota terpilih maka Visi Kota Palu
Tahun 2010-2015 dirumuskan sebagai berikut:
KOTA TELUK BERBASIS JASA PARIWISATA, INDUSTRI, DAN
PERDAGANGAN BERWAWASAN EKOLOGIS
Visi tersebut merupakan suatu gambaran tentang keadaan dan
upaya masa mendatang yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan
pemerintah Kota Palu. Visi merupakan cara pandang jauh kedepan yang
diharapkan menjadi acuan Pemerintah Kota Palu membawa dan
menempatkan diri pada suatu tatanan berbangsa dan bernegara serta
kedudukan hirarki kota sebagai pusat aktivitas kaum urban. Sesuai dengan
amanat visi tersebut, maka kebijakan pembangunan daerah mengacu pada
realitas masalah, potensi dan daya dukung lingkungan yang bercirikan nilai-
nilai sosial budaya, sehingga kebijakan pembangunan tersebut diharapkan
Profil Daerah Kota Palu 2014 13
mampu membuka ruang bagi partisipasi publik, untuk mewujudkan
pembangunan Kota yang melayani dan dinikmati oleh warganya bercirikan
harmonis dalam keragaman.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pemerintah Kota Palu
menetapkan empat misi yang harus dilaksanakan, yaitu:
1. Mewujudkan Pemerintahan Kota Palu yang bersih, berwibawa,
dan demokratis;
2. Mewujudkan sumber daya manusia Kota Palu yang berdaya saing;
3. Mewujudkan infrastruktur Kota Palu yang harmonis dan
berwawasan ekologis;
4. Mewujudkan perekonomian Kota Palu yang berbasis pada jasa
pariwisata, industri, dan perdagangan.
3.2 RPJMD Kota Palu 2010 – 2015
Beberapa isu strategis yang dimiliki Kota Palu antara lain kualitas
Pelayanan Publik. Belum optimalnya pelayanan umum kepada masyarakat
disebabkan rendahnya kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur,
rendahnya kinerja sumber daya aparatur, belum memadainya sistem
kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen)
pemerintahan; rendahnya kesejahteraan aparatur pemerintah serta
banyaknya penyalahgunaan wewenang di tingkat aparatur.
a. Pelayanan Pendidikan
Masalah pelayanan pendidikan di Kota Palu ditandai dengan
biaya pendidikan yang mahal dan sulit diakses oleh
masyarakat miskin.
14 Profil Daerah Kota Palu 2014
b. Pelayanan Kesehatan
Pembangunan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan
cukup memberikan hasil dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang ditandai dengan menurunnya
angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, angka
kesakitan dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak
menular, dengan demikian umur harapan hidup penduduk
semakin meningkat.
c. Kurangnya Infrastruktur
Kondisi infrastruktur di Kota Palu masih kurang, apalagi hal ini
berkaitan dengan status Ibukota Propinsi Sulawesi Tengah
menuju kebangkitan menjadi kota yang sejajar dengan kota
maju lainnya. Infrastruktur yang meliputi sarana dan
prasarana jalan layaknya sebuah kota maju belum memadai,
sarana dan prasarana serta asesoris penerangan jalan yang
tidak memadai sebagai ibukota propinsi, energi yang
mendukung perkembangan investasi kota, air bersih, serta
perumahan, sanitasi, pelayanan air minum, dan penyehatan
lingkungan serta fasilitas infrastruktur penunjang pariwisata
masih terbatas dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
d. Penataan Lingkungan Hidup Yang Berwawasan Ekologis
Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya
yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak
dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas
manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan
Profil Daerah Kota Palu 2014 15
sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan
sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia
termasuk pengelolaan pertambangan rakyat poboya yang
masuk pada katagori menghawatirkan.
e. Keamanan dan Konflik Sosial.
Palu sebagai ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah adalah pusat
politik, ekonomi, sosial budaya yang sarat dengan berbagai
masalah yang kompleks dapat menjadi tempat yang subur
tumbuh dan berkembangnya berbagai kejahatan. Masalah
kamtibmas di wilayah Kota Palu dan sekitarnya yang terjadi
semakin kompleks dan semakin meningkat.
f. Pengembangan Kawasan Industri Palu (KIP) menuju Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK)
Hasil pembangunan selama ini masih dirasakan belum cukup
memadai untuk mengatasi kesenjangan kesejehteraan di
berbagai wilayah dan kelompok masyarakat. Ketersediaan
sumber daya alam yang melimpah belum bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang memadai.
Visi dan misi menjadi acuan utama pembangunan daerah selama 5
(lima) tahun mendatang. Visi dan Misi pemerintah Daerah Tahun 2010-
2015 ini perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam
sejumlah prioritas pembangunan daerah sehingga lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Prioritas
Pembangunan Daerah bertujuan untuk memberikan arah dan fokus
pembagunan pada lima tahun mendatang, juga menjawab sejumlah
16 Profil Daerah Kota Palu 2014
tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah dan pemangku kepentingan
Kota Palu saat ini dan di masa mendatang sekaligus menjadi agenda utama
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk
menjamin implementasi dari prioritas pembangunan daerah berdasarkan
Misi Pemerintah Kota Palu. Adapun prioritas pembangunan Kota Palu pada
periode 2010 – 2015 antara lain:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;
2. Pendidikan dan kesehatan;
3. Penanggulangan kemiskinan;
4. Infrastruktur dan energi;
5. Iklim investasi dan iklim usaha;
6. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana;
7. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi; dan
8. Ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Profil Daerah Kota Palu 2014 17
18 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 19
BAB IV
G E O G R A F I
20 Profil Daerah Kota Palu 2014
4.1 Topografi
Kota Palu dengan wilayah seluas 395,06 kilometer persegi, berada
pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu yang secara astronomis
terletak antara 0º,36” - 0º,56” Lintang Selatan dan 119º,45” - 121º,1”
Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Khatulistiwa dengan ketinggian 0
- 700 meter dari permukaan laut.
Keadaan geologi Kota Palu secara umum sama untuk semua
kecamatan yaitu jenis tanah alluvial yang terdapat di lembah Palu.
Tabel 4.1 Jumlah, Letak dan Ketinggian Kelurahan menurut Kecamatan di Kota Palu
Tahun 2013
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Letak Ketinggian
Pantai Bukan Pantai
<500 500 - 700
700+
01 Palu Barat 6 1 5 5 - -
02 Tatanga 6 - 6 6 - -
03 Ulujadi 6 4 2 2 - -
04 Palu Selatan 5 - 5 4 1 -
05 Palu Timur 5 1 4 4 - -
06 Mantikulore 7 3 4 3 1 -
07 Palu Utara 5 4 1 1 - -
08 Tawaeli 5 4 1 1 - -
Kota Palu 45 17 28 43 2 -
Sumber : Kota Palu Dalam Angka 2014
Secara umum formasi geologi tanah di Kota Palu ini yang dilaporkan
SPRS menunjukkan bahwa formasi geologinya terdiri dari batuan gunung
Profil Daerah Kota Palu 2014 21
berapi dan batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous Intrusiverocks).
Disamping pula batuan-batuan metamorfosis dan sedimen.
Dataran lembah Palu diperkirakan cocok untuk pertanian intensif.
Geologi tanah dataran lembah Palu ini terdiri dari bahan-bahan alluvial dan
colluvial yang berasal dari metamorfosis yang telah membeku. Disamping
itu tanahnya kemungkinan bertekstur sedang. Topografi daerah ini adalah
datar sampai berombak-ombak dengan beberapa daerah yang berlembah.
4.2 Hidrologi dan Klimatologi
Kota Palu dilalui oleh delapan sungai, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Nama Sungai yang Mengalir di Kota
Palu menurut Kecamatan
Kecamatan Nama Sungai
01 Palu Barat Sungai Palu
02 Tatanga Sungai Lewara
03 Ulujadi -
04 Palu Selatan Sungai Palu, Sungai Kawatuna
05 Palu Timur Sungai Palu, sungai Pondo
06 Mantikulore Sungai Kawatuna, Sungai Pondo, Sungai Watutela
07 Palu Utara Sungai Taipa
08 Tawaeli Sungai Pantoloan, Sungai Tawaeli
22 Profil Daerah Kota Palu 2014
Berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai
dua musim, Kota Palu memiliki karakteristik yang spesifik, dikarenakan
Kota Palu tidak dapat digolongkan sebagai daerah musim atau disebut
sebagai Non Zona Musim.
Gambar 4.1
Suhu Udara Kota Palu Tahun 2013
Gambar 4.2
Kelembapan Udara Kota Palu Tahun 2013
25
26
27
28
29
Suhu Udara (°C)
68
70
72
74
76
78
80
82
Jan
uar
i
Feb
ruar
i
Mar
et
Ap
ril
Me
i
Jun
i
Juli
Agu
stu
s
Sep
emb
er
Okt
ob
er
No
pem
be
r
De
sem
be
r
KelembapanUdara (%)
Profil Daerah Kota Palu 2014 23
Pada tahun 2013, rata-rata suhu udara di Kota Palu yang tercatat
pada Stasiun Udara Mutiara Palu adalah 27,7°C Suhu terendah terjadi pada
bulan Juli yaitu sebesar 26,64°C, dan suhu terpanas terjadi pada bulan
Maret yaitu dengan temperature 28,47°C sedangkan bulan-bulan lainnya
suhu udara berkisar antara 26,82°C - 28,18°C.
Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Juli yang
mencapai 80,78 persen, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi
pada bulan Oktober yaitu 73,09 persen.
4.3 Pemanfaatan Lahan
Lahan di Kota Palu terdiri dari lahan kering dan lahan basah. Lahan
basah sebagian besar digunakan untah sawah, sementara lahan kering
digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, industri,
perumahan dan penggunaan lainnya.
Rencana Pola Ruang Kota mencakup rencana pengembangan
kawasan lindung dan kawasan budi daya pada wilayah daratan seluas ±
39.504 ha dan wilayah laut seluas ± 10.460 ha. Klasifikasi pola ruang
wilayah Kota Palu terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya,
sebagai berikut:
a. Kawasan Lindung Kota Palu seluas ± 22.290 ha yang terdiri atas:
Hutan lindung;
Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan
pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air;
Ruang terbuka hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi
taman RT, taman RW, taman kota dan permakaman;
24 Profil Daerah Kota Palu 2014
Kawasan suaka alam dan cagar budaya;
Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan
tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir dan kawasan lindung lainnya.
b. Kawasan budi daya Kota Palu meliputi kawasan budi daya wilayah
darat dengan luas ± 17.216 ha dan Kawasan Budi Daya wilayah
laut dengan luas ± 10.460 ha yang terdiri atas:
Kawasan perumahan yang dapat dirinci, meliputi perumahan
dengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan
sedang, dan perumahan dengan kepadatan rendah;
Kawasan perdagangan dan jasa, yang diantaranya terdiri atas
pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern;
Kawasan perkantoran yang diantaranya terdiri atas
perkantoran pemerintahan dan perkantoran swasta;
Kawasan industri, yang meliputi industri rumah tangga/kecil
dan industri ringan;
Kawasan pariwisata, yang diantaranya terdiri atas pariwisata
budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan;
Kawasan ruang terbuka non hijau;
Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau
ruang-ruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi
melting point ketika bencana terjadi;
Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan
Kawasan peruntukan lainnya, meliputi antara lain: pertanian,
pertambangan (disertai persyaratan yang ketat untuk
Profil Daerah Kota Palu 2014 25
pelaksanaan penambangannya), pelayanan umum
(pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta keamanan dan
keselamatan), militer, dan lain-lain sesuai dengan peran dan
fungsi kota.
26 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 27
BAB V
P E M E R I N T A H A N
28 Profil Daerah Kota Palu 2014
2.10% 3.78% 10.19%
6.93%
1.95%
52.35%
7.58% 15.12%
Gambar 5.1 Pembagian Luas Wilayah Kota Palu Dalam 8 Kecamatan
Palu Barat
Tatanga
Ulujadi
Palu Selatan
Palu Timur
Mantikulore
Palu Utara
Tawaeli
5.1 Administrasi Pemerintahan
Batas-batas wilayah administratif Kota Palu adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala;
Sebelah Selatan : Kecamatan Marawola dan Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi;
Sebelah Barat : Kecamatan Kinovaro dan Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi; dan
Sebelah Timur : Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala.
Berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2012 tentang pembentukan
Kecamatan Ulujadi, Kec. Tatanga, Kec. Mantikulore, dan Kec. Tawaeli,
wilayah Kota Palu terbagi atas delapan kecamatan dan empat puluh lima
kelurahan.
Profil Daerah Kota Palu 2014 29
Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan
Mantikulore yaitu 206,80 km² (52,35%) dan kecamatan yang memiliki
wilayah terkecil adalah Kecamatan Palu Timur yaitu seluas 7,71 km²
(1,95%).
5.2 Organisasi Pemerintahan
Dalam rangka meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk
pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelayanan masyarakat secara
lebih efektif, efisien dan berkeadilan, diperlukan penataan kembali
administrasi dan manajemen pemerintahan yang bertumpu kepada nilai-
nilai dan paradigma baru. Kota Palu memiliki 45 kelurahan, yang terdiri dari
286 RW dan 1.006 RT.
Tabel 5.1 Ibu kota Kecamatan, Jumlah Kelurahan, RT dan RW, Tahun 2013
Kecamatan Ibu Kota
Kecamatan Jumlah
Kelurahan Jumlah
RW Jumlah
RT
(1) (2) (3) (4) (5)
01 Palu Barat Lere 6 37 131
02 Tatanga Pengawu 6 34 128
03 Ulujadi Tipo 6 31 101
04 Palu Selatan Birobuli Utara 5 41 162
05 Palu Timur Besusu Barat 5 36 132
06 Mantikulore Talise 7 55 196
07 Palu Utara Mamboro 5 20 79
08 Tawaeli Lambara 5 32 77
Kota Palu 45 286 1006
30 Profil Daerah Kota Palu 2014
5.3 Aparatur Sipil Negara
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara
sebagai abdi masyarakat atau pelayan publik, Sedangkan fungsinya
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil
dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan
pembangunan. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber daya
manusia yang memadai. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki
diharapkan memunculkan PNS yang kompeten dan memiliki integritas
tinggi. Pada Tahun 2013 jumlah PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota
Palu berjumlah 8.124 orang. Jumlah tersebut dari tahun 2009 mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena moratorium
PNS pada tahun 2011.
7900
8000
8100
8200
8300
8400
8500
2009 2010 2011 2012 2013
Ora
ng
Gambar 5.2 Jumlah PNS Daerah Kota Palu Tahun 2009 - 2013
Profil Daerah Kota Palu 2014 31
Tabel 5.2
Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Palu
Tahun 2009 - 2013
Tingkat Pendidikan Jumlah PNS Daerah
(1) (2)
SD 51
SLTP/sederajat 62
SLTA/sederajat 1 898
Diploma I 142
Diploma II 646
Diploma III/Akademi 712
S 1 4 425
S 2 187
S 3 1
2013 8 124
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Palu
Tabel 5.3 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota
Palu Berdasarkan Eselon, Tahun 2013
Eselon Jumlah PNS Daerah
(1) (4)
Eselon 1 0
Eselon 2 34
Eselon 3 156
Eselon 4 737
Eselon 5 32
JFT 4 984
JFU 2 181
Kota Palu 8 124
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Palu
32 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 5.4 Jumlah Pegawai Daerah menurut SKPD dan Jenis Kelamin Kota Palu
Tahun 2013
Nama SKPD L P Total
(1) (2) (3) (4)
1
BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
16 45 61
2 BADA KEPEGAWAIAN DAERAH 22
33 55
3 BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
16 14 30
4 BADAN LINGKUNGAN HIDUP 19 19 38 5 BADAN NARKOTIKA KOTA PALU 20 11 31
6 BADAN PELAKSANA PENYULUH DAN KETAHANAN PANGAN
39 33 72
7 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU 15 20 35 8 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 18 11 29 9 BADAN PENANGGULANGAN DAERAH 24 17 41
10 BAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL
24 24 48
11 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTANAMAN 91 22 113 12 DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA 18 32 113
13 DINAS KEPENDUDUKAN DAN DAN PENCATATAN SIPIL
17 36 53
14 DINAS KESEHATAN 21 60 81
15 DINAS PEKERJAAN UMUM,ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
109 42 151
16 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 25 14 39 17 DINAS PENATAAN RUANG DAN PERUMAHAN 38 31 69
18 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
74 60 134
19 DINAS PENDIDIKAN 63 59 122
20 DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
109 38 147
21 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
41 21 62
22 DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN
50 42 92
23 DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA 5 5 10
Profil Daerah Kota Palu 2014 33
Lanjutan Tabel 5.4
(1) (2) (3) (4)
24 DINAS TENAGA KERJA DAN SOSISAL 29 30 59 25 GUDANG FARMASI 3 4 7 26 INSPEKTORAT 14 11 25 27 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 41 3 44
28 KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI
5 8 13
29 KANTOR SATUA POLISI PAMONG PRAJA 81 15 96 30 KECEMATAN MANTIKULORE 9 8 17 31 KECEMATAN PALU BARAT 14 10 24 32 KECEMATAN PALU SELATAN 18 11 29 33 KACEMATAN PALU TIMUR 14 6 20 34 KECEMATAN PALU UTARA 7 8 15 35 KECEMATAN TATAGA 7 9 16 36 KECEMATAN TAWELI 6 10 16 37 KECEMATAN ULU JADI 8 6 14 38 KELURAHAN BAIYA 7 3 10 39 KELURAHAN BALAROA 8 2 10 40 KELURAHAN BARU 7 4 11 41 KELURAHAN BESUSU BARAT 8 11 19 42 KELURAHAN BESUSU TENGAH 5 3 8 43 KELURAHAN BESUSU TIMUR 2 12 14 44 KELURAHAN BIROBULI SELATAN 11 8 13 45 KELURAHAN BIROBULI UTARA 11 6 17 46 KELURAHAN BAYOGE 5 4 9 47 KELURAHAN BULURI 7 2 9 48 KELURAHAN DONGALA KODI 4 4 8 49 KELURAHAN DUYU 7 4 11 50 KELURAHAN KABONENA 8 6 14 51 KELURAHAN KAMONJI 6 5 11 52 KELURAHAN KAWATUNA 7 3 1 53 KELURAHAN KAYUMALUE NGAPA 6 3 9 54 KELURAHAN KAYUMALUE PAJEKO 6 4 10 55 KELURAHAN LAMBARA 6 4 10 56 KELURAHAN LASOANI 5 9 14 57 KELURAHAN LAYANA INDAH 5 4 9 58 KELURAHAN LERE 5 4 9 59 KELURAHAN LOLU SELATAN 5 6 11 60 KELURAHAN LOLU UTARA 5 8 13 61 KELURAHAN MAMBORO 9 4 13 62 KELURAHAN MAMBORO BARAT 4 2 6
34 Profil Daerah Kota Palu 2014
Lanjutan Tabel 5.4
(1) (2) (3) (4)
63 KELURAHAN NUNU 8 2 10 64 KELURAHAN PALUPI 4 13 17 65 KELURAHAN PANAU 4 4 8 66 KELURAHAN PANTOLOAN 7 2 9 67 KELURAHAN PANTOLOAN BOYA 6 2 8 68 KELURAHAN PENGAWU 8 3 11 69 KELURAHAN PETOBO 9 11 20 70 KELURAHAN POBOYA 8 2 10 71 KELURAHAN SILAE 6 4 10 72 KELURAHAN SIRANINDI 4 4 8 73 KELURAHAN TAIPA 8 1 9 74 KELURAHAN TALISE 10 5 15 75 KELURAHAN TANAMODINDI 6 10 16 76 KELURAHAN TATURA SELATAN 4 12 16 77 KELURAHAN TATURA UTARA 3 10 13 78 KELURAHAN TAVANJUKA 2 6 8 79 KELURAHAN TIPO 5 4 9 80 KELURAHAN TONDO 4 8 12 81 KELURAHAN UJUNA 6 7 13 82 KELURAHAN WATUSAMPU 6 2 8 83 PEMERINTAH KOTA PALU 43 60 103 84 PUSKESMAS BIROBULI 6 37 43 85 PUSKESMAS DUYU 4 24 28 86 PUSKESMAS KAMONJI 6 44 50 87 PUSKESMAS KAWATUNA 6 30 36 88 PUSKESMAS MABELOPURA 6 41 47 89 PUSKESMAS MAMBORO 4 24 28 90 PUSKESMAS PANTOLOAN 8 28 36 91 PUSKESMAS PETOBO 2 41 43 92 PUSKESMAS SINGGANI 6 44 50 93 PUSKESMAS TALISE 5 34 39 94 PUSKESMAS TAWAELI 5 28 33 95 PUSKESMAS TIPO 3 26 29 96 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA 87 330 417 97 SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) 7 11 18 98 SD NEGERI PALU 335 1163 1498 99 SD SWASTA PALU 57 174 231 100 SEKRETARIAT DAERAH 85 54 139 101 SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI 3 5 8
Profil Daerah Kota Palu 2014 35
Lanjutan Tabel 5.4
(1) (2) (3) (4)
102 SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
23 24 47
103 SEKRETARIAT KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PALU
2 0 2
104 SMA NEGERI PALU 189 336 525 105 SMA SWASTA PALU 75 116 191 106 SMK NEGERI PALU 186 239 425 107 SMK SWASTA PALU 7 12 19 108 SMP NEGERI PALU 270 655 925 109 SMP SWASTA PALU 76 167 243 110 TK PEMBINA 0 13 13 111 TK SWASTA PALU 2 56 58 112 TK-SD SWASTA PALU 1 222 223 113 UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN
PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU BARAT 13 22 35
114 UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU SELATAN
8 13 21
115 UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU TIMUR
15 9 24
116 UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU UTARA
14 5 19
117 KOMISI PEMILIHAN UMUM 8 4 12
TOTAL 2 968 5 156 8 124
36 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 37
BAB VI
S O S I A L B U D A Y A
Profil Daerah Kota Palu 2014 37
6.1 Demografi
6.1.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen
demografi yaitu kelahiran (birth), kematian (death) dan perpindahan penduduk
(migration).
Jumlah penduduk Kota Palu pada tahun 2013 mencapai 356.279 jiwa dan
tersebar di 8 kecamatan, yang terdiri dari 179.291 jiwa penduduk laki-laki dan
176.988 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan Palu Timur memiliki jumlah
penduduk tertinggi yaitu 67.419 jiwa (18,92%) sedangkan yang terendah
adalah Kecamatan Tawaeli yaitu hanya 19.412 jiwa (5,45%).
Gambar 6.1 Persentase Penduduk Kota Palu menurut Kecamatan, 2013
[Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013]
PALU BARAT; 16,42%
TATANGA; 10,53%
ULUJADI; 7,30%
PALU SELATAN;
18,53%
PALU TIMUR; 18,92%
MANTIKULORE; 16,74%
PALU UTARA; 6,11%
TAWAELI; 5,45%
BAB VI
S O S I A L B U D A Y A
38 Profil Daerah Kota Palu 2014
Ditinjau dari jenis kelamin, pada tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki
tercatat sebanyak 179.291 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak
176.988 jiwa. Gambar 6.2 menunjukkan perbandingan jumlah penduduk
menurut jenis kelamin per kecamatan.
Gambar 6.2 Jumlah Penduduk Kota Palu menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan, 2013
[Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013]
Dari jumlah tersebut, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kota Palu tahun 2013
adalah 101. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada 101 penduduk laki-
laki.
Seks rasio tertinggi terdapat pada Kecamatan Tawaeli yaitu 104.
Berikut ditampilkan hasil perhitungan rasio jenis kelamin untuk masing-masing
kecamatan.
01000020000300004000050000600007000080000
Laki-laki Perempuan
Profil Daerah Kota Palu 2014 39
Tabel 6.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013
Kecamatan Penduduk (Jiwa) Rasio Jenis
Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Palu Barat 29 308 29 208 58 516 100 Tatanga 19 037 18 470 37 507 103 Ulujadi 13 119 12 902 26 021 102 Palu Selatan 33 257 32 766 66 023 101 Palu Timur 33 629 33 790 67 419 100 Mantikulore 30 162 29 468 59 630 102 Palu Utara 10 902 10 849 21 751 100 Tawaeli 9 877 9 535 19 412 104
Kota Palu 179 291 176 988 356 279 101
[Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013]
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013
Kecamatan Jumlah
Penduduk Rumah Tangga
Rata-rata Anggota Rumah Tangga
(1) (2) (3) (4)
Palu Barat 58 516 12 811 5
Tatanga 37 507 9 567 4
Ulujadi 26 021 6 376 4
Palu Selatan 66 023 16 745 4
Palu Timur 67 419 13 873 5
Mantikulore 59 630 13 504 4
Palu Utara 21 751 4 057 5
Tawaeli 19 412 4 164 5
Kota Palu 356 279 81 097 4
[Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013]
40 Profil Daerah Kota Palu 2014
Rata-rata jumlah anggota rumah tangga untuk tiap satu rumah tangga
di Kota Palu adalah 4 orang.
6.1.2 Komposisi Umur Penduduk
Piramida penduduk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin yang disajikan secara grafik. Sumbu horizontal (dasar
piramida penduduk) menunjukkan jumlah penduduk dapat berupa jumlah
absolut ataupun persentase, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan umur.
Dasar piramida dimulai dengan kelompok umur termuda dan dilanjutkan ke
atas untuk kelompok umur yang lebih tua dan biasanya puncak piramida untuk
kelompok umur yang lebih tua sering dibuat dengan sistem umur terbuka
(75+), dan bagian kiri piramida digunakan untuk mewakili penduduk laki-laki
sedangkan bagian kanan untuk penduduk perempuan.
Gambar 6.3 menunjukkan komposisi atau struktur umur penduduk di
Kota Palu terbesar selama tahun 2013 berada pada kelompok umur 20-24
tahun, hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kota Palu masih tergolong
penduduk muda.
Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap
sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih
tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu,
penduduk berusia di atas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah
melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia
kerja yang dianggap produktif.
Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk yang berusia non
produktif dengan penduduk usia produktif dapat diketahui besarnya angka
Profil Daerah Kota Palu 2014 41
ketergantungan pada Tahun 2013 yaitu sebesar 39. Artinya bahwa setiap 100
orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan
sebanyak 39 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi.
Gambar 6.3 Piramida Penduduk Kota Palu, 2013
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60 - 64
65-69
70-74
75+
Laki-Laki Perempuan
30000 20000 10000 0 10000 20000 30000
42 Profil Daerah Kota Palu 2014
Gambaran lebih lengkap mengenai jumlah penduduk menurut
kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Palu pada tahun 2013 sebagaimana
pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 6.3 Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2013
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0-4 16 882 16 226 33 108
5-9 14 228 13 178 27 406
10-14 15 021 14 462 29 483
15-19 20 429 21 629 42 058
20-24 21 930 21 394 43 324
25-29 16 515 15 731 32 246
30-34 15 206 14 762 29 968
35-39 13 549 13 902 27 451
40-44 12 581 12 864 25 445
45-49 10 517 10 090 20 607
50-54 8 277 7 604 15 881
55-59 5 895 5 532 11 427
60-64 3 721 3 673 7 394
65-69 2 226 2 497 4 723
70-74 1 203 1 586 2 789
75+ 1 111 1 858 2 969
Kota Palu 179 291 176 988 356 279
[Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013]
6.1.3 Kepadatan Penduduk
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan
penduduk juga mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2013 dengan luas
Profil Daerah Kota Palu 2014 43
wilayah Kota Palu 395,06 km², kepadatan penduduk tercatat sebanyak 902
jiwa/km², artinya tiap km2 wilayah Kota Palu dihuni sebanyak 902 jiwa.
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan
Palu Timur merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 7.734
jiwa/km², sedangkan Kecamatan Mantikulore merupakan wilayah yang
terjarang penduduknya yaitu hanya sekitar 105 jiwa/km².
Gambar 6.4 Kepadatan Penduduk Kota Palu Per Kecamatan Tahun 2013
(Jiwa/Km2)
[Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013]
44 Profil Daerah Kota Palu 2014
wilayah Kota Palu 396,06 km², kepadatan penduduk tercatat sebanyak 902
jiwa/km², artinya tiap km2 wilayah Kota Palu dihuni sebanyak 902 jiwa.
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan
Palu Timur merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 7.055
jiwa/km², sedangkan Kecamatan Mantikulore merupakan wilayah yang
terjarang penduduknya yaitu hanya sekitar 327 jiwa/km².
Gambar 6.4 Kepadatan Penduduk Kota Palu Per Kecamatan Tahun 2013
(Jiwa/Km2)
[Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013]
Profil Daerah Kota Palu 2014 45
6.1.4 Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, selama
tahun 2013 jumlah kelahiran penduduk di Kota Palu mencapai 5.761 orang.
Jumlah kelahiran tertinggi pada tahun 2013 di Kecamatan Mantikulore yaitu
sebesar 1.110 jiwa. Sedangkan jumlah kelahiran terendah di Kecamatan Palu
Utara yaitu 322 jiwa.
Gambar 6.5 Jumlah Kelahiran dan Kematian di Kota Palu Menurut Kecamatan,
Tahun 2013
Sumber : Kelurahan se-Kota Palu Tingkat kelahiran kasar/Crude Birth Rate (CBR) tahun 2013 sebesar 16.
Angka tersebut mengandung arti bahwa pada tahun 2013 ada anak yang lahir
sebesar 16 per 1000 orang penduduk Kota Palu.
279 274 224 195
274 324
93 171
932
652 612
805
935
1110
322 393
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Kematian Kelahiran
46 Profil Daerah Kota Palu 2014
Jumlah kematian di Kota Palu sepanjang tahun 2013 sebesar 1834
orang. Besarnya tingkat kematian kasar/Crude Death Rate (CDR) adalah 5
Angka ini berarti bahwa pada tahun 2013 setiap 1.000 orang penduduk Kota
Palu terdapat 5 kematian.
Secara umum migrasi dipengaruhi oleh faktor ekonomi dalam hal ini
kesempatan mendapatkan pekerjaan untuk mencapai peningkatan taraf
hidup/kesejahteraan. Selain faktor ekonomi, juga dipengaruhi oleh aktivitas
lainnya seperti bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya.
Jumlah migrasi masuk penduduk tertinggi di Kecamatan Palu Selatan,
sedangkan terendah di Kecamatan Tawaeli. Untuk migrasi keluar, tertinggi di
Kecamatan Palu Selatan diikuti Kecamatan Palu Barat.
Gambar 6.6 Jumlah Migrasi Masuk dan Keluar Kota Palu Menurut
Kecamatan, Tahun 2013
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
0
100
200
300
400
500
600
700
257 237 258
439
176
421
101 55
499
260 239
679
151
258
41 55
Migrasi Masuk Migrasi Keluar
Profil Daerah Kota Palu 2014 47
6.2 Ketenagakerjaan
Penduduk Usia Kerja (PUK) adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke
atas. Penduduk Usia Kerja diklasifikasikan menjadi 2 yaitu Angkatan Kerja dan
Bukan Angkatan Kerja. Yang tergolong Angkatan Kerja adalah penduduk usia
kerja yang bekerja atau memiliki pekerjaan tapi sementara tidak bekerja, dan
penganggur. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja
yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya.
Gambar 6.7 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas yang Bekerja, Pengangguran dan Bukan Angkatan Kerja di Kota Palu, 2013
[Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2013]
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), pada
tahun 2013, dari total penduduk usia kerja di wilayah Kota Palu, terdapat 63,57
persen penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja, sementara sisanya
36,43 persen penduduk termasuk dalam bukan angkatan kerja.
59%
5%
36% Bekerja
Pengangguran
Bukan AngkatanKerja
48 Profil Daerah Kota Palu 2014
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), dari total
angkatan kerja pada tahun 2013, penduduk Kota Palu yang bekerja tercatat
sebesar 92,97 persen sedangkan yang diklasifikasikan sebagai penganggur
sekitar 7,03 persen.
Tabel 6.4 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan di Kota Palu,
2013
Jenis Kegiatan Persentase
(1) (2)
1. Angkatan Kerja 63,57
Bekerja 92,97
Pengangguran 7,03
2. Bukan Angkatan Kerja 36,43
Sekolah 26,81
Mengurus Rumah Tangga 56,48
Lainnya 16,71
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 63,57
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7,03
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 92,97
[Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2013]
Pada tahun 2013, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kota Palu, jumlah pencari kerja yang terdaftar sebanyak
5.855 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, pencari kerja terbanyak adalah
mereka yang berpendidikan S1 dan S2, diikuti yang berpendidikan SMU dan
Diploma, sisanya berpendidikan SLTP dan SD. Meskipun demikian, ternyata
lowongan kerja atau kesempatan kerja terbanyak diperuntukkan lulusan SMU
sederajat. Hal ini menyebabkan banyaknya pengangguran lulusan S1 maupun
S2.
Profil Daerah Kota Palu 2014 49
Tabel 6.5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar menurut Tingkat Pendidikan dan
Jenis Kelamin di Kota Palu, Tahun 2013
Bulan
Tingkat Pendidikan
SD SLTP SMU/SMK Diploma I/
II/III Sarjana/ Pasca S
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Januari - - - - 12 8 5 54 20 39
Februari - - - - 12 12 - 13 22 37
Maret - 1 1 - 14 2 8 12 26 52
April - 4 - 11 56 129 14 60 92 149
Mei - 4 5 9 99 152 44 173 141 241
Juni - - 3 2 51 52 16 64 108 198
Juli - 2 5 5 68 56 20 54 131 215
Agustus 1 3 32 18 153 153 89 315 382 486
September - - - - 407 395 162 582 556 769
Oktober - - 6 1 113 112 11 30 413 670
Nopember - - - - 18 15 2 5 6 8
Desember - - - - 6 7 - 1 9 18
Jumlah 2013 1 14 52 46 1 009 1 093 371 1 363 1 906 2 882
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palu
50 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 6.6 Jumlah Lowongan/Kesempatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Palu, Tahun 2013
Bulan
Jumlah Lowongan/Kesempatan Kerja
SD SLTP SMU/SMK Diploma
I/II/III Sarjana/ Pasca S
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Januari - 2 - - - - - - - -
Februari - - - - - - - - - -
Maret - - - - 370 208 5 7 9 8
April - - - - - - - - - -
Mei - - - - 46 48 - - - 1
Juni - - - - - - - - - -
Juli - 16 2 5 321 276 7 4 111 65
Agustus - - - - - - - - - -
September - - - - - - - - - -
Oktober - - - - 32 4 - - 5 5
Nopember - - - - 60 72 - - 5 4
Desember - 19 - 5 5 5 16 16 21 27
Jumlah 2013 - 37 2 10 834 613 28 27 150 110
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 51
Gambar 6.8 Jumlah Pencari Kerja Yang Ditempatkan menurut Sektor Kegiatan Ekonomi, Tahun 2013
Sumber: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palu
6.3 Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang
dirancang untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan
membatasi kelahiran. Tujuan umum program KB oleh pemerintah adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Laki-laki Perempuan
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Minum
5. Bangunan
6. Perdangan Besar dan Perdagangan Eceran serta Rumah Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan dan Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
52 Profil Daerah Kota Palu 2014
6.3.1 Pentahapan Keluarga
Kebutuhan pangan dan sandang, perumahan dan fasilitas tempat
tinggal merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan tingkat
kesejahteraan. Unsur-unsur rumah yang sering menjadi indikator perumahan
adalah kualitas dan fasilitas bangunan. Fenomena ini dijadikan sebagai ukuran
untuk mengukur tingkat kesejahteraan menurut pentahapan keluarga ke
dalam golongan keluarga pra sejahtera (Pra KS) dan keluarga sejahtera (KS).
Tabel 6.7 Jumlah Keluarga menurut Pentahapan, Tahun 2013
Kecamatan
Tahapan Keluarga
Pra KS
KS I KS II KS III KS III Plus
Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01 Palu Barat 1 348 3 037 4 146 2 949 2 311 13 791
02 Tatanga 913 1 880 2 895 4 673 1 285 11 646
03 Ulujadi 1 118 1 452 2 256 1 889 420 7 130
04 Palu Selatan 1 805 2 146 4 482 4 037 1 829 14 299
05 Palu Timur 1 232 1 574 4 696 3 808 1 591 12 901
06 Mantikulore 1 580 2 233 2 392 3 934 2 453 12 592
07 Palu Utara 878 1 468 1 765 747 132 4 990
08 Tawaeli 902 1 168 1 872 519 124 4 586
Kota Palu 9 776 14 959 24 504 22 551 10 145 81 935
Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah Pra
KS tercatat sebesar 9.776 KK (11,93 persen), tahapan KS I sebesar 14.959 KK
(18,26 persen), tahapan KS II sebesar 25.504 KK (29,91 persen), tahapan KS III
sebesar 22.551 KK (27,52 persen), dan tahapan KS III plus tercatat sebesar
10.145 KK (12,38 persen).
Pentahapan Pra KS merupakan tahapan tingkat bawah yang
Profil Daerah Kota Palu 2014 53
dikategorikan hidup dibawah garis kemiskinan. Sedangkan tahapan KS I
dikategorikan sebagai penduduk yang rentan dengan kemiskinan. Sementara
tahapan KS II, KS III, dan KS III plus dapat dikategorikan penduduk yang
memiliki tingkat kesejahteraan menengah ke atas.
6.3.2 Alat Kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB) menunjukkan perkembangan ke arah yang
lebih baik dengan dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat terutama
pasangan usia subur. Data tentang KB dapat dilihat pada Tabel 6.8
Tabel 6.8 Banyaknya PUS dan Pencapaian KB Aktif menurut Kecamatan, Tahun 2013
Kecamatan PUS Target Pencapaian
% terhadap
Target PUS (1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Palu Barat 9 911 7 343 9 706 132% 98%
02 Tatanga 8 067 5 761 6 629 115% 82%
03 Ulujadi 5 596 3 704 4 164 112% 74%
04 Palu Selatan 11 766 9 142 10 078 110% 86%
05 Palu Timur 7 691 5 018 5 473 109% 71%
06 Mantikulore 9 960 5 118 6 196 121% 62%
07 Palu Utara 3 343 1 913 2 948 154% 88%
08 Tawaeli 2 685 1 608 2 123 132% 79%
Kota Palu 2013 59 019 39 607 47 317 119% 80%
Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu
Pada tahun 2013 jumlah pasangan usia subur (pasangan suami istri
yang usia istrinya antara 15-49 tahun) di Kota Palu mencapai 59.019 pasang,
sedangkan jumlah peserta KB yang aktif sebesar 47.317 orang. Melihat jumlah
peserta KB aktif, berarti sekitar 80 persen dari pasangan usia subur sedang ber-
KB.
54 Profil Daerah Kota Palu 2014
Gambar 6.9 Jumlah Pengguna KB Berdasarkan Alat Kontrasepsi yang digunakan Tahun 2009 – 2013
Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu
Gambar 6.10 menunjukkan bahwa pengguna KB dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Hal ini berarti kesadaran masyarakat akan pentingnya
mengatur jumlah anak meningkat. Jenis alat/cara kontrasepsi yang paling
diminati adalah suntikan (7.187), diikuti oleh yang menggunakan pil (5.664),
IUD (2.260), kondom (1.413), implant (833), dan MOP/MOW (717).
Untuk mendukung keberhasilan program Keluarga Berencana (KB)
dalam rangka mengatur kelahiran maka pada setiap kecamatan telah dibentuk
klinik KB. Pada tahun 2013 terdapat 74 klinik KB di Kota Palu. Data lengkap
jumlah klinik KB dan akseptor tiap kecamatan sebagai berikut.
5664
1413
2260
7187
717 833
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Pil Kondom IUD Suntik MOW Implan
2009 2010 2011 2012 2013
Profil Daerah Kota Palu 2014 55
Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu
Pencapaian akseptor baru pada tahun 2013, secara keseluruhan sudah
melampaui target, atau sekitar 226 persen. Jumlah akseptor tahun 2013
(17.974) meningkat dibanding jumlah tahun 2012 (12.697).
Pencapaian jumlah akseptor baru, tidak terlepas dari keberadaan
petugas KB di lapangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya program
KB tersebut. Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah pegawai
Negeri Sipil (PNS) atau non PNS yang diangkat oleh pejabat berwenang,
Tabel 6.9 Jumlah Klinik dan Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2009 - 2013
Kecamatan
Unit Jumlah
KemKes TNI Swasta
Kli-nik
Aksep-tor
Kli-nik
Aksep- Kli-nik
Aksep-tor
Kli-nik Aksep-
tor tor
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Palu Barat 6 3 870 - - 4 1 536 10 5 406
Tatanga 6 950 - - 1 40 7 990
Ulujadi 6 1 069 - - - - 6 1 069
Palu Selatan 5 1 182 1 84 5 788 11 2 054
Palu Timur 5 877 1 57 7 1 391 13 2 325
Mantikulore 9 4 619 1 65 5 255 15 4 939
Palu Utara 7 652 - - - - 7 652
Tawaeli 5 539 - - - - 5 539
Jumlah 2013 49 13 758 3 206 22 4 010 74 17 974
2012 53 10 396 - - 22 2 301 75 12 697
2011 49 10 153 2 218 26 1 511 77 11 489
2010 55 6 244 - - 22 4 358 77 10 602
2009 47 8 852 2 221 17 - 66 9 073
56 Profil Daerah Kota Palu 2014
sedangkan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) merupakan jabatan fungsional
PNS. Keduanya mempunyai tugas, tanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan, pelayanan, pelaporan, evaluasi dan pengembangan
program Keluarga Berencana Nasional. PLKB dan PKB merupakan ujung
tombak penyuluhan KB yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan
atau sebagai penggerak masyarakat di desa/kelurahan binaannya agar
mendapatkan akses dan kualitas pelayanan KB dan KS yang memadai.
Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) adalah mitra
PKB/PLKB yang merupakan kader yang secara sukarela berperan aktif
melaksanakan/mengelola Program Keluarga Berencana Nasional di tingkat
Desa/Kelurahan. Berikut data jumlah petugas KB menurut kecamatan.
Tabel 6.10 Jumlah Petugas KB menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun 2013
Kecamatan PPKBD PKB/PLKB Jumlah
(1) (2) (3) (4)
01 Palu Barat 6 4 10
02 Tatanga 6 3 9
03 Ulujadi 6 2 8
04 Palu Selatan 5 5 10
05 Palu Timur 5 5 10
06 Mantikulore 7 6 13
07 Palu Utara 5 3 8
08 Tawaeli 5 2 7
Kota Palu 2013 45 30 75
Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu
Dari tabel 6.9, petugas KB di Kota Palu cukup memadai, masing-masing
kelurahan dibina oleh satu PPKBD. Jumlah petugas KB terbanyak terdapat di
Kecamatan Mantikulore.
Profil Daerah Kota Palu 2014 57
6.4 Kesehatan 6.4.1 Fasilitas Kesehatan
Masalah Kesehatan perlu mendapat perhatian utama khususnya pada
pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat dapat dengan
mudah menjangkau dan memenuhi kebutuhan kesehatan dengan kualitas
pelayanan yang sesuai khususnya bagi masyarakat miskin.
Tabel 6.11 Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013
Kec
Rumah Sakit Puskesmas
Pustu Poskes
des Polin des
Posyan du Umum Bersalin
Rawat Inap
Tanpa Rawat Inap
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10)
Palu Barat
1 1 - 1 4 6 - 29
Tatanga - - - 1 4 6 1 23
Ulujadi 1 - - 1 6 8 - 27
Palu Selatan
- 2 1 2 3 6 - 21
Palu Timur
5 5 - 1 - 6 - 33
Mantiku- lore
2 1 - 2 7 2 9 37
Palu Utara
1 - - 1 4 4 - 19
Tawaeli - - 1 1 2 6 1 23
Jumlah 10 9 2 10 30 44 11 212
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palu
Tabel 6.10 menunjukkan jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di
Kota Palu pada tahun 2013. Terdapat 19 unit rumah sakit di Kota Palu, yang
terdiri dari 10 rumah sakit umum dan 9 rumah sakit bersalin.
58 Profil Daerah Kota Palu 2014
Pemerintah menyediakan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Hingga akhir
tahun 2013 terdapat 12 unit Puskesmas, dengan 2 puskesmas berfasilitas
rawat inap. Untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak pemerintah juga
membina 212 pos pelayanan terpadu (Posyandu). Selain itu, terdapat pula
praktek perorangan seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 6.12 Praktek Kesehatan Perorangan Menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013
Kecamatan
Praktek Perorangan
Dokter UmumTa
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Dokter Gigi
Spesialis Bidan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Palu Barat 21 7 4 - 22
Tatanga 9 2 4 - 23
Ulujadi 1 - - - 10
Palu Selatan 33 3 9 1 36
Palu Timur 52 69 20 - 35
Mantikulore 15 2 3 - 22
Palu Utara - 2 1 - 3
Tawaeli 2 - 1 - 2
Kota Palu 133 85 42 1 153 Sumber : Kelurahan se-Kota Palu
6.4.2 Tenaga Kesehatan
Seiring dengan pembangunan fasilitas kesehatan, pemerintah juga
menyiapkan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya. Pada tahun 2013 jumlah tenaga kesehatan di Kota Palu
sebanyak 2.745 orang dengan berbagai latar belakang pendidikan, tidak hanya
lulusan bidang kesehatan saja. Rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk
Profil Daerah Kota Palu 2014 59
Kota Palu sebesar 8. Keadaan ini menggambarkan bahwa setiap 1000 orang
penduduk Kota Palu terdapat 8 tenaga kesehatan.
Tabel 6.13 Banyaknya Tenaga Kesehatan menurut Jenis Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2013
Tenaga
Kesehatan PALU
BARAT TATANGA
ULU JADI
PALU SEL
PALU TIMUR
MANTIKULORE
PALU UTARA
TAWAELI
Kota Palu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Do
kter
Spesialis 2 - 18 - 4 30 6 - 60
Umum 8 3 43 19 8 42 21 7 151
Gigi 1 1 7 5 1 8 4 2 29 Farmasi/Apoteker 3 - 3 2 3 22 14 2 49
Asisten Apoteker 3 2 21 5 13 26 17 1 88
Aka
dem
i
Kesehatan 44 29 219 169 122 481 180 47 129
1
Non Kesehatan
3 - 17 9 24 37 9 12 111
Bidan 8 10 5 27 14 28 3 8 103
Par
amed
is
Perawat 11 5 48 24 39 52 37 6 222
Non Perawat
7 8 16 13 19 31 8 12 114
Lain-lain 26 - 39 84 69 155 141 13 527
Jumlah 116 58 436 357 316 912 440 110 2.74
5
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palu
60 Profil Daerah Kota Palu 2014
6.5 Pendidikan 6.5.1 Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan anak prasekolah merupakan awal bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, hal ini membawa dampak positif bagi perkembangan
anak khususnya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta
mengembangkan bakat – bakatnya secara optimal dan menyeluruh.
Program pendidikan anak usia prasekolah kini telah banyak
diselenggarakan oleh masyarakat dan lembaga, sebab kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan anak prasekolah semakin baik.
Usia prasekolah merupakan kesempatan emas bagi anak untuk orientasi
belajar anak yang sesungguhnya dalam mengembangkan sikap dan minat
belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak lewat
pengembangan sikap mental yang positif.
Tabel 6.14 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Pra Sekolah menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kota Palu Tahun 2013
Kelurahan PAUD TK/RA
(1) (2) (3)
Palu Barat 14 14
Tatanga 4 13
Ulujadi 1 1
Palu Selatan 5 24
Palu Timur 8 23
Mantikulore 12 19
Palu Utara 6 15
Tawaeli - 2
Jumlah 50 111
Sumber : Kelurahan se-Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 61
6.5.2 Fasilitas Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu modal yang sangat penting untuk
menjalani kehidupan bermasyarakat, dengan adanya pendidikan kita bisa
mengetahui berbagai macam informasi dan pengetahuan.
Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pendidikan berupaya meningkatkan
sumber daya manusia terutama dengan memberi kesempatan kepada anak
usia sekolah untuk memasuki jenjang pendidikan. Hal ini harus dibarengi
dengan ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai. Berikut fasilitas
pendidikan yang tersedia di Kota Palu pada tahun 2013.
Tabel 6.15 Banyaknya Fasilitas Pendidikan menurut Tingkat Pendidikan dan
Status Sekolah di Kota Palu Tahun 2013
Kecamatan
Jenjang Pendidikan
SD SLTP SMU SMK
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
PALU BARAT 19 10 2 9 0 2 0 0
TATANGA 12 8 2 8 1 4 1 2
ULUJADI 15 4 2 2 1 0 0 0
PALU SELATAN 13 7 3 4 1 3 0 4
PALU TIMUR 24 9 6 11 3 7 3 5
MANTIKULORE 22 4 5 5 2 4 3 3
PALU UTARA 13 3 3 2 0 1 1 0
TAWAELI 14 3 4 2 2 2 0 2
JUMLAH 132 48 27 43 10 23 8 16
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Palu
62 Profil Daerah Kota Palu 2014
Sedangkan untuk pendidikan tingkat perguruan tinggi, terdapat 4
Perguruan Tinggi Negeri (STAIN Datokarama, Akademi Keperawatan, Universitas
Tadulako, Politeknik Kesehatan Palu) dan 21 Perguruan Tinggi Swasta.
Tabel 6.16 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Perguruan Tinggi Menurut Status
Kepemilikan di Kota Palu Tahun 2013
Kecamatan Perguruan Tinggi
Negeri Swasta
(1) (2) (3)
PALU BARAT 1 2
TATANGA - -
ULUJADI - -
PALU SELATAN - 2
PALU TIMUR - 9
MANTIKULORE 2 7
PALU UTARA 1 1
TAWAELI - -
JUMLAH 4 21
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Palu 6.5.3 Tenaga Pendidikan
Selain fasilitas pendidikan, tenaga pendidik juga sangat penting yang
ada kemajuan pendidikan di Mantikulore juga dipengaruhi oleh faktor
banyaknya tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut. Secara rinci alokasi
tenaga pendidik masih belum merata, oleh karena itu akan dijelaskan dalam
tabel tentang keadaan tenaga pendidik tersebut.
Profil Daerah Kota Palu 2014 63
Gambar 6.10 Banyaknya Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palu Tahun 2013
Sumber : Dinas Pendidikan
6.5.4 Jumlah Siswa
Gambar 6.11 Jumlah Siswa Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palu Tahun 2013
Sumber: Dinas Pendidikan
0
100
200
300
400
500
SD SLTP SMK SLTA
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
3500032554
7052
15390
3514
7551
3360 4611 2757
SLTP SD SMU SMK
NEGERI
SWASTA
64 Profil Daerah Kota Palu 2014
Jumlah siswa di Kota Palu tahun 2013 baik negeri maupun swasta yang
tercatat di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Palu yaitu SD 41.216 siswa, SLTP
19.336 siswa, SMU 11.210 siswa, dan SMK 9.323 siswa.
Tabel 6.17 Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar dan Rasio
Murid terhadap Guru, Tahun 2013
Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid
terhadap Guru
(1) (2) (4) (5) (6)
01 Palu Barat 31 7 548 400 19
02 Tatanga 20 4 364 200 22
03 Ulujadi 19 2 287 219 10
04 Palu Selatan 21 6 306 257 24
05 Palu Timur 33 8 775 492 18
06 Mantikulore 26 6 368 405 16
07 Palu Utara 16 2 697 154 18
08 Tawaeli 18 2 871 187 15
Kota Palu 2013 184 41 216 2 314 18
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 65
Tabel 6.18 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta menurut Kecamatan
Tahun 2013
Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid
terhadap Guru
(1) (2) (3) (4) (5)
01 Palu Barat 11 4 112 273 15
02 Tatanga 10 983 98 10
03 Ulujadi 4 444 89 5
04 Palu Selatan 6 3 038 310 10
05 Palu Timur 17 6 655 478 14
06 Mantikulore 10 1 649 197 8
07 Palu Utara 5 1 067 85 13
08 Tawaeli 7 1 388 110 13
Kota Palu 2013 70 19 336 1 551 12
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu
66 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 6.19 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta menurut Kecamatan
Tahun 2013
Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid
terhadap Guru
(1) (2) (3) (4) (5)
01 Palu Barat 6 2 051 192 11
02 Tatanga 5 686 60 11
03 Ulujadi 1 235 38 6
04 Palu Selatan 2 2 095 164 13
05 Palu Timur 10 3664 324 11
06 Mantikulore 6 1370 170 8
07 Palu Utara 1 129 36 4
08 Tawaeli 3 980 85 12
Kota Palu 2013 34 11 210 1 069 10
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 67
Tabel 6.20 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta menurut Kecamatan
Tahun 2013
Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid
terhadap Guru
(1) (2) (3) (4) (5)
01 Palu Barat 3 441 14 31
02 Tatanga 3 276 22 13
03 Ulujadi - - - -
04 Palu Selatan 4 2 002 163 13
05 Palu Timur 8 4862 420 12
06 Mantikulore 6 989 135 7
07 Palu Utara 1 537 90 6
08 Tawaeli 2 216 14 15
Kota Palu 2013 27 9 323 858 11
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu
68 Profil Daerah Kota Palu 2014
6.6 Agama
Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan
untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta
merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan
antar umat beragama. Walaupun keyakinan agama antar penduduk Kota Palu
berbeda, namun suasana kehidupan masyarakat tetap harmonis dan tumbuh
sikap toleransi antar pemeluk agama. Hal ini karena adanya pembinaan dari
pemerintah dan pengarahan dari tiap pemuka agama.
Proporsi penduduk menurut agama yang dianut disajikan dalam
Gambar 6.12. Pemeluk agama Islam mendominasi dengan persentase sebesar
89,33 persen. Protestan 7,85 persen, Katholik 1, 4 persen, Hindu 1,02, dan
Budha 0,40 persen
Gambar 6.12 Persentase Penduduk Kota Palu Menurut Agama Tahun 2013
Sumber: Kementrian Agama Kota Palu
Islam; 89,33
Protestan; 7,85 Katolik; 1,40
Hindu; 1,02
Budha; 0,40
Profil Daerah Kota Palu 2014 69
Fasilitas peribadatan berguna untuk memperlancar aktivitas
keagamaan masing-masing pemeluk agama. Jumlah peribadatan menurut
kecamatan di Kota Palu disajikan pada tabel 6.20.
Tabel 6.21 Banyaknya Tempat Peribadatan di Kota Palu Menurut Agama, 2013
Kecamatan Islam Kristen Katholik Hindu Budha
Masjid Surau Gereja Gereja Pura Vihara
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Palu Barat 37 18 1 - - 1
Tatanga 32 16 - - - 2
Ulujadi 33 8 2 - - -
Palu Selatan 63 15 27 1 - 1
Palu Timur 40 13 21 1 - -
Mantikulore 63 17 5 - 1 -
Palu Utara 20 5 1 - - -
Tawaeli 29 7 2 - - -
Kota Palu 317 99 59 2 1 4
Sumber : Kelurahan se-Kota Palu
70 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 71
BAB VII
P E R T A N I A N
72 Profil Daerah Kota Palu 2014
Pembangunan di bidang
ekonomi yang sedang dilakukan
pemerintah daerah Kota Palu
diarahkan pada sektor industri,
perdagangan, dan jasa dengan
didukung oleh sektor pertanian yang
tangguh. Pembangunan disektor
pertanian masih menjadi penting
disebabkan jumlah penduduk yang
berusaha dibidang pertanian masih
relatif besar. Gambaran mengenai
keadaan pertanian di Kota Palu yang
menyangkut luas lahan yang
digunakan, luas panen serta
produksinya disajikan pada bab ini.
Sektor pertanian terdiri dari
beberapa sub sektor yaitu :
1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Perkebunan
4. Peternakan
5. Perikanan
6. Kehutanan
Profil Daerah Kota Palu 2014 73
7.1 Tanaman Pangan
a. P a d i
Tanaman pangan terdiri dari komoditas padi dan palawija. Padi
sawah yang memiliki luas panen 795 Ha pada tahun 2012 menjadi 537 Ha
pada tahun 2013 atau turun sebesar 32,45 persen, sedangkan produksi
padi dari 4.299 ton tahun 2012, menjadi 2.684 ton tahun 2013 atau
mengalami penurunan sebesar 37,57 persen.
Padi tersebar di semua kecamatan Kecuali Kecamatan Palu Timur
yang merupakan pusat kegiatan perdagangan. Adapun daerah sentra
penghasil padi diantaranya adalah Kecamatan Tawaeli, Kecamatan Palu
Selatan, Kecamatan Mantikulore, dan Kecamatan Tatanga.
Gambar 7.1
Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Tahun, 2009-2013
0
1000
2000
3000
4000
5000
20092010
20112012
2013Luas panen (ha)
Produksi (ton)
74 Profil Daerah Kota Palu 2014
b. Palawija
Luas panen jagung pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar
16,47 persen, yaitu dari 346 Ha pada tahun 2012 menjadi 403 Ha pada
tahun 2013. Namun, kenaikan luas lahan ini tidak diiringi dengan kenaikan
produksi jagung dari 2.046 ton pada tahun 2012 menjadi 1.699 ton pada
tahun 2013 atau turun sekitar 16,96 persen. Tanaman palawija lainnya ada
yang mengalami penurunan dan kenaikan.
Tanaman palawija yang merupakan komoditas utama di Kota Palu
adalah ubi kayu. Pada tahun 2013 produksi ubi kayu di Kota Palu mencapai
2.150,81 ton dari luas lahan seluas 98 ha. Komoditas utama kedua setelah
ubi kayu adalah jagung, yakni produksi mencapai sebanyak 1.431,09 ton
dari lahan seluas 468 ha dan merupakan lahan palawija terluas di Kota
Palu.
Tabel 7.1 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Palawija Tahun 2013
Palawija Luas Panen
(Ha) Hasil Perhektar
(Ku/ha) Produksi
(Ton)
(1) (2) (3) (4)
Jagung 468 30,58 1 431,09
Kedelai - - -
Kacang Tanah 227 18,80 462,78
Kacang Hijau - - -
Ubi Kayu 98 219,47 2 150,81
Ubi Jalar 61 117,91 719,26
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 75
7.2 Hortikultura
Pertanian Subsektor hortikultura meliputi tanaman sayuran,
tanaman buah-buahan, tanaman obat (biofarmaka), dan tanaman bunga-
bungaan.
Tabel 7.2 Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran
menurut Jenisnya, Tahun 2013
Jenis Tanaman Luas Panen/ Hasil Per Hektar Produksi
(Ha) (Ku/Ha) (Kuintal)
(1) (2) (3) (4)
01 Bawang Merah 247 62,12 15 344
02 Bawang Putih - - -
03 Bawang Daun 14 47,71 668
04 Terung 50 323,26 16 163
05 Buncis - - -
06 Ketimun 63 86,40 5 443
07 Kentang - - -
08 Kubis - - -
09 Petsai / Sawi 114 48,66 5 547
10 Labu Siam - - -
11 Kangkung 211 41,11 8 675
12 Bayam 177 30,23 5 351
13 Wortel - - -
14 Lobak - - -
15 Kacang Merah - - -
16 Kacang Panjang 73 35,12 2 564
17 Cabe besar 88 55,52 4 886
18 Cabe rawit 111 60,89 6 759
19 Tomat 145 111,46 16 162
20 Petai - - -
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
76 Profil Daerah Kota Palu 2014
Komoditi Hortikultura
sayuran yang dimonitor melalui
survei pertanian oleh Dinas
Pertanian, Kehutanan dan
Kelautan Kota Palu
dikelompokkan ke dalam
tanaman sayuran, yang terdiri
atas 20 jenis, antara lain bawang
merah, petsai, tomat, bawang
daun, ketimun, kacangan-
kacangan, terung, lombok,
bayam dan kangkung.
Komoditas sayuran yang memiliki produksi terbesar di Kota Palu
adalah terung dengan produksi mencapai 16.163 kuintal dari lahan seluas
50 ha. Setelah itu menyusul tomat dengan produksi 16.162 kuintal dari
lahan seluas 145 ha. Sedangkan lahan hortikultura paling banyak ditanami
bawang merah yaitu seluas 247 ha. Dan pada tahun 2013 produksi bawang
merah adalah sebanyak 15.344 kuintal. Bawang merah adalah salah satu
produk utama Kota Palu yang digunakan sebagai bahan baku utama
bawang goreng yang merupakan oleh-oleh khas dari Kota Palu. Adapun
Kecamatan penghasil bawang merah adalah Kecamatan Tawaeli dan
Kecamatan Palu Utara.
Profil Daerah Kota Palu 2014 77
Tabel 7.3 Banyaknya Tanaman Buah-buahan dan Produksi menurut Jenisnya
Tahun 2013
Jenis Buah-buahan Banyaknya Tanaman
(Rumpun/pohon)
Produksi (Kuintal)
(1) (2) (4)
01 Alpokat 258 841
02 Anggur 613 510
03 Belimbing 140 86
04 Duku / Langsat - -
05 Durian 21 43
06 Jambu Biji 286 215
07 Jambu Air 303 93
08 Jeruk - -
09 Mangga 11 418 7 924
10 Manggis - -
11 Melinjo - -
12 Melon - -
13 Nangka 71 022 11 615
14 Nenas 79 077 3 037
15 Pepaya 1 109 876
16 Pisang 5 512 3 594
17 Rambutan 19 24
18 Salak - -
19 Sawo 44 58
20 Semangka - -
21 Sirsak 961 548
22 Sukun 331 708
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
78 Profil Daerah Kota Palu 2014
Komoditas tanaman buah-buahan yang menjadi sasaran survei oleh
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu terdiri atas 22 jenis,
yakni antara lain alpukat, anggur, belimbing, dukuh/langsat, durian, jambu
biji, jambu air, jeruk, manga, manggis, melinjo, melon, nangka, Nenas,
papaya, pisang, rambutan, salak, sawo, semangka, sirsak, dan sukun.
Produksi tanaman buah-buahan yang terbesar adalah buah nangka yaitu
sebanyak 11.615 kuintal dari sejumlah 71.022 pohon. Komoditas terbesar
kedua adalah buah manga yaitu dengan produksi sebanyak 7.924 kuintal
dari sejumlah 11.418 pohon.
Tabel 7.4 Banyaknya Tanaman Obat-Obatan dan Produksi menurut Jenisnya,
Tahun 2013
Jenis Tanaman Luas Panen
Hasil Per M²
Produksi
(M²) (Kg/M²) (Kg)
(1) (2) (3) (4)
01 Jahe 1 486 10,99 16 338
02 Laos 673 15,32 10 313
03 Kencur 74 5,69 421
04 Kunyit 2 258 8,32 18 794
05 Lempuyang 38 5,58 212
06 Temulawak 1 995 6,41 12 793
07 Tewireng 32 5,25 168
08 Temukunci 19 2,79 53
09 Dhingo/Drigo 17 3,88 66
10 Mengkudu 1 806 14,71 26 572
11 Keji Beling 108 5,06 547
12 Sambiloto 166 2,09 347
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 79
Tanaman obat-obatan terdiri
atas 12 jenis, yakni antara lain jahe,
laos, kencur, kunyit, lempuyang,
temulawak, tewireng, temukunci,
dhingo/drigo, mengkudu, keji beling,
sambiloto.
Produksi tanaman biofarmaka di
Kota Palu pada tahun 2013 yang
terbesar adalah mengkudu yakni
mencapai 26.572 kg dari luas lahan 1.806 ha. Komoditas terbesar kedua
adalah kunyit, dengan luas lahan sebesar 2.258 ha produksi kunyit pada
tahun 2013 adalah 18.794 kg.
7.3 Perkebunan
Subsektor perkebunan yang paling besar di Kota Palu adalah pada
komoditas kelapa dan kakao/coklat yang distribusinya hampir ada di setiap
kecamatan kecuali Kecamatan Palu Timur.
a. Kelapa
Pada tahun 2013 luas tanam perkebunan kelapa di Kota Palu
sebanyak 482,00 hektar. Tanaman perkebunan kelapa tersebut semuanya
adalah perkebunan rakyat yang masing-masing terdapat di Kecamatan
Tawaeli seluas 138 hektar, Kecamatan Ulujadi seluas 194,00 hektar,
Kecamatan Mantikulore 72 hektar dan sisanya terdapat di kecamatan lain.
80 Profil Daerah Kota Palu 2014
b. Kakao (Coklat)
Luas tanam perkebunan coklat di Kota Palu pada tahun 2013 seluas
570 hektar yang sebagian besar terletak di Kecamatan Tawaeli yaitu seluas
347 hektar dan sisanya terdapat di kecamatan lain.
Tabel 7.5 Luas Areal Tanaman Perkebunan menurut Jenis Tanaman (Ha)
Tahun 2013
Kecamatan Kelapa Kemiri Jambu Mete
Coklat Kopi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Palu Barat 1 - - 2 - 02 Tatanga 6 1 - 4 - 03 Ulujadi 194 23 11 60 - 04 Palu Selatan 58 - - 133 - 05 Palu Timur - - - - - 06 Mantikulore 72 - 6 4 - 07 Palu Utara 13 - 2 20 - 08 Tawaeli 138 58 8 347 -
Kota Palu 482,00 82,00 27,00 570,00 -
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
7.4 Peternakan
Ternak Besar dan Kecil di wilayah Kota Palu terdiri dari Kerbau, Sapi,
Kuda, Kambing, Domba dan Babi. Pada tahun 2013 populasi terbesar
adalah kambing sebanyak 100.389 ekor, kemudian sapi 8.272 ekor dan
domba 4.720 ekor.
Sementara populasi unggas terbesar adalah Ayam Pedaging
sejumlah 5.300.000 ekor, Ayam Buras 584.654 ekor, Ayam Ras Petelur
183.807 ekor dan itik 3.228 ekor
Profil Daerah Kota Palu 2014 81
Gambar 7.2
Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kota Palu, Tahun 2013
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
eko
r
Ayam Ras Pedaging; 5300000
Ayam ras petelur; 183807
Ayam Buras; 584654
Itik; 3228
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
eko
r
Gambar 7.3 Populasi Ternak Unggas di Kota Palu, Tahun 2013
82 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 7.6 Populasi Ternak Besar dan Ternak Kecil menurut Kecamatan dan Jenisnya
Tahun 2013
Kecamatan Kerbau Sapi Kuda Kambing Domba Babi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01 Palu Barat - 351 58 9 614 120 - 02 Tatanga - 713 133 9 345 100 - 03 Ulujadi - 713 23 14 792 160 - 04 Palu Selatan 3 719 142 10 124 260 - 05 Palu Timur - 107 55 870 0 - 06 Mantikulore - 2 243 256 45 341 3.800 - 07 Palu Utara - 1 010 18 5 693 205 -
08 Tawaeli - 2 452 226 4 610 75 -
Kota Palu 3 8 272 911 100 389 4 720 -
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
Tabel 7.7 Jumlah Pemotongan Hewan Ternak dan Produksi Daging menurut
Hewan Ternak, Tahun 2013
Hewan Ternak Jumlah hewan yang
dipotong (ekor)
Jumlah produksi daging (ton)
(1) (2) (3)
Kerbau 0 0
Sapi 7 211 767,68
Kuda 43 7,53
Kambing 65 054 1 588,32
Domba 490 17,89
Babi 0 0
Unggas 6 724 744 4 920,94
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 83
7.5 Perikanan
Produksi Perikanan di Kota Palu tahun 2013 tercatat sebesar
2.721,59 ton, dan naik 7,24 persen dari tahun 2012 yaitu sebesar 2.537,75
ton. Produksi tersebut terdiri dari produksi perikanan laut sebesar 2.673,04
ton, dan perikanan darat 48,55 ton. Selanjutnya perkembangan produksi
perikanan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 7.4 Perkembangan Produksi Perikanan, Tahun 2009 - 2013 (ton)
Pada subsektor perikanan, Kota Palu memiliki potensi kelautan
dikarenakan wilayahnya yang sebagian merupakan teluk Palu. Namun
untuk budidaya perikanan darat di kolam-kolam tidak terlalu berpotensi.
Produksi perikanan dengan cara penangkapan mengalami kenaikan hasil
dari 2.508,25 ton pada tahun 2012 menjadi 2.673,04 ton pada tahun 2013.
Produksi ikan dari sisi budidaya juga mengalami peningkatan hasil, untuk
0
2000
4000
6000
2009 2010 2011 2012 2013
Perikanan Darat
Perikanan Laut
84 Profil Daerah Kota Palu 2014
budidaya perikanan di kolam meningkat dari 24,7 ton di tahun 2012
menjadi 48,55 di tahun 2013.
Sebagian besar rumah tangga perikanan (RTP) laut menggunakan
jukung atau biasa disebut katinting ketika melaut, yaitu sebanyak 37,23%
dari jumlah rumah tangga perikanan laut. Sebanyak 34,62% RTP laut
menggunakan jukung, ada pula RTP laut yang tidak menggunakan perahu
ketika melaut yaitu sebanyak 8,52%, hanya 0,27% saja RTP laut yang
menggunakan kapal motor ketika melaut, sisanya menggunakan perahu
motor yaitu sebanyak 19,37%.
Tabel 7.8 Jumlah Alat Penangkap Ikan pada Usaha Perikanan Laut
Tahun 2009 - 2013
Jenis Alat Penangkap Ikan Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Payang - - - - -
Pukat Pantai 9 21 8 93 25
Pukat Cincin - - - - -
Jaring Insang Hanyut 97 971 115 149 136
Jaring Insang Tetap 45 122 74 96 88
Jaring Angkat - - - - -
Jenis Alat Penangkap Ikan
Pancing yang lain 2 376 - - - 406
Perangkap 20 - - 470 10
Pengumpul Rumput Laut - - - - -
Muroani - - - - -
Lainnya - - - - -
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 85
Tabel 7.9 Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Perikanan menurut Jenis Usaha
Perikanan Kota Palu, 2013
Jenis Usaha Perikanan Jumlah
Produksi (ton) Nilai Produksi (000 rupiah)
(1) (2) (3)
Perikanan Laut
- Perikanan Tangkap 2 673,04 47 189 700
- Budidaya Laut - -
- Perairan Umum - -
Perikanan Darat
- Budidaya di Tambak - -
- Budidaya di Kolam 48,55 1 218 695
- Budidaya di Sawah - -
- Karamba - -
Produksi Ikan Laut Awetan
- Penggaraman - -
- Pengasapan 3 795 …
- Pindang 5 760 …
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu Ket : … data tidak tersedia
7.6 Kehutanan
Meskipun Kota Palu merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah,
namun Kota Palu juga memiliki lahan yang berfungsi sebagai hutan, baik
merupakan hutan lindung, hutan produksi terbatas, maupun hutan suaka
alam dan hutan wisata.
Total luas hutan di Kota Palu adalah 17.306 ha. Jenis hutan yang
memiliki luas paling besar adalah Hutan Lindung yaitu 7.141 ha ( 41,26%)
sisanya adalah hutan produksi terbatas (4.376 ha) dan hutan suaka alam
86 Profil Daerah Kota Palu 2014
dan hutan wisata (5.789 ha). Selain itu, di Kota Palu tidak terdapat jenis
hutan lain baik berupa hutan produksi tetap, hutan yang dapat di konversi,
maupun kawasan hutan tetap.
Gambar 7.5
Persentase Luas Hutan menurut Penggunaan di Kota Palu
41%
25%
34% Hutan Lindung
Hutan ProduksiTerbatas
Hutan Suaka Alamdan Hutan Wisata
Profil Daerah Kota Palu 2014 87
BAB VIII
KONSTRUKSI, INDUSTRI, PERTAMBANGAN,
PENGGALIAN DAN ENERGI
88 Profil Daerah Kota Palu 2014
8.1 KONSTRUKSI
Pembangunan di sektor konstruksi di Kota Palu dalam kurun waktu
lima tahun terakhir terjadi begitu besar. Hal ini terlihat pada pertumbuhan
PDRB di sector konstruksi yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 8.1
Laju Pertumbuhan PDRB pada Sektor Konstruksi di Kota Palu Tahun 2009 – 2013
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2009
pertumbuhan sektor konstruksi hanya 8,10 persen namun pada tahun
2013 pertumbuhannya melejit menjadi 14,22 persen. Kota Palu merupakan
wilayah yang sedang berkembang dan sedang giat melaksanakan
pembangunan fisik. Pembangunan perumahan terjadi di hamper seluruh
wilayah Kota Palu baik yang dilakukan oleh perorangan maupun oleh para
pengembang. Pembangunan sarana perdagangan berupa ruko dan pusat-
pusat perbelanjaan juga terjadi dimana-mana.
8,10
9,71
11,85 12,53
14,22
2009 2010 2011 2012 2013
Profil Daerah Kota Palu 2014 89
Berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang Kota Palu, jumlah
bangunan yang memiliki IMB sebanyak 3.568 bangunan. Jumlah tersebut
dapat dikatakan sedikit apabila dilihat secara fisik bahwa di Kota Palu
terdapat banyak sekali bangunan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
kesadaran masyarakat yang kurang dengan membangun tanpa memiliki
izin (IMB).
Jumlah bangunan yang memiliki IMB paling banyak ada di
Kecamatan Palu Selatan sebanyak 1.094 bangunan dan kecamatan dengan
bangunan yang memiliki IMB paling sedikit adalah Kecamatan Palu Timur
sebanyak 147 bangunan saja.
Tabel 8.1 Jumlah Bangunan Menurut Status Perizinan Menurut Kecamatan
Tahun 2013
Kecamatan Jumlah Bangunan
Memiliki IMB Tidak memiliki IMB
(1) (2) (3)
01 Palu Barat 377 …
02 Tatanga 433 …
03 Ulujadi 544 …
04 Palu Selatan 1 094 …
05 Palu Timur 147 …
06 Mantikulore 852 …
07 Palu Utara 77 …
08 Tawaeli 44 …
Kota Palu 3 568 …
Sumber : Dinas Tata Ruang Kota Palu
90 Profil Daerah Kota Palu 2014
8.2 INDUSTRI
Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh RPJMD pembangunan
industri ditujukan untuk memperluas lapangan kerja, pemerataan
kesempatan berusaha, meningkatkan eksport, menunjang pembangunan
di daerah, memanfaatkan sumber daya alam serta sumber daya manusia.
Dewasa ini pemerintah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk membuka berbagai kegiatan di bidang industri.
Data perusahaan industri yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Palu .
Tabel 8.2 Banyaknya Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri
Tahun 2009 – 2013
Klasifikasi Industri 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Industri Aneka (IA) 548 645 660 692 702
2
Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK)
891 1 038 1 049 1 054 1 063
3
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)
1 175 1 357 1 393 1 432 1 454
Jumlah 2 614 3 040 3 102 3 178 3 219
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM Kota Palu
Jumlah perusahaan industri sesuai data yang diperoleh tahun 2013
tercatat sebanyak 3.219 perusahaan yang terdiri dari: Industri Aneka 702
perusahaan, Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Kimia sebanyak 1.063
perusahaan, dan Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan sebanyak
Profil Daerah Kota Palu 2014 91
1.454 perusahaan. Dari keseluruhan perusahaan yang ada mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 16.733 orang.
Keadaan ini cukup menggembirakan karena indikator tersebut
menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, baik mengenai jumlah
perusahaan industri maupun daya serap tenaga kerjanya yang berdampak
pada peningkatan nilai tambah sektor industri terhadap pendapatan
regional Kota Palu.
Jumlah perusahaan industri sesuai data yang diperoleh tahun 2013
tercatat sebanyak 3.219 perusahaan yang terdiri dari: Industri Aneka 702
perusahaan, Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Kimia sebanyak 1.063.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 8.2 Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan Industri menurut
Klasifikasi Industri, Tahun 2009 - 2013
Industri Aneka (IA)
Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK)
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)
92 Profil Daerah Kota Palu 2014
Meningkatnya jumlah perusahaan industri ini berdampak positif
bagi tersedianya lapangan pekerjaan. Dalam kurun waktu lima tahun
jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan industri mengalami
peningkatan. Dari sejumlah 14.708 tenaga kerja yang bekerja pada tahun
2009 kini pada tahun 2013 jumlah tersebut menjadi 16.733 tenaga kerja.
Sebagian besar tenaga kerja tersebut bekerja pada perusahaan industri
hasil pertanian dan kehutanan (IHPK) yaitu sebanyak 55,11 persen,
sebanyak 24,46 persen bekerja pada perusahaan industry logam, mesin,
elektronik dan kimia (ILMK), dan sisanya sebanyak 20,43 persen bekerja
pada perusahaan industri aneka (IA).
Tabel 8.3 Nilai Investasi Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri (Jutaan Rupiah)
Tahun 2009 – 2013
Klasifikasi Industri 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Industri Aneka (IA) 30 728,03 35 007,53 37 217,53 47 672,03 47 794,03
2
Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK)
39 660,15 43 393,15 45 407,15 46 716,15 98 448,85
3
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)
68 844,99 70 260 140 74 866,14 85 720,14 90 085,14
Jumlah 139 233,17 148 660 820 157 490,82 180 108,32 236 328,02
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 93
0
20000
40000
60000
80000
100000
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 8.4 Nilai Tambah Perusahaan Industri menurut Klasifikasi
Industri (juta rupiah) Tahun 2009 - 2013
Industri Aneka (IA)
Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK)
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)
0
50000
100000
150000
200000
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 8.3 Nilai Produksi Perusahaan Industri menurut Klasifikasi
Industri ( juta rupiah) Tahun 2009 - 2013
Industri Aneka(IA)
Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK)
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)
94 Profil Daerah Kota Palu 2014
Nilai Tambah Industri tahun 2013 mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya, yaitu 284,23 milyar rupiah pada tahun 2012 dan 320,46
milyar rupiah pada tahun 2013. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
bertambahnya nilai investasi di sektor Industri yaitu dari 180,11 milyar
rupiah pada tahun 2012 menjadi 236,32 milyar rupiah pada tahun 2013.
8.3 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
Dalam lima tahun terakhir meskipun menyumbang hanya sebesar
3,97 persen terhadap total PDRB Kota Palu, sektor pertambangan di Kota
Palu mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2013. Laju
pertumbuhan PDRB pada sektor pertambangan dan penggalian pada tahun
2013 adalah sebesar 10,96 persen.
Tabel 8.4 Produk Tambang dan Galian Menurut Kecamatan di Kota Palu
Nama Kecamatan Produk Tambang dan Galian
(1) (2)
01 Palu Barat -
02 Tatanga -
03 Ulujadi Pertambangan Pasir Besi
Penggalian Batu Bangunan
04 Palu Selatan Pertambangan Pasir Besi
05 Palu Timur -
06 Mantikulore Penambangan Emas
07 Palu Utara Penambangan Pasir Besi
08 Tawaeli Penggalian Batu Bangunan
Di Kota Palu terdapat tempat penambangan emas, yaitu di
Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore. Selain itu terdapat pula
penggalian pasir besi dan batu bangunan di Kecamatan Ulujadi, Kecamatan
Palu Selatan, Kecamatan Palu Utara, dan Kecamatan Tawaeli.
Profil Daerah Kota Palu 2014 95
0
200
400
600
2009 2010 20112012
2013
Juta
Kw
h
Tahun
Gambar 8.6 Perkembangan Produksi Listrik dan Yang Terjual
Tahun 2009 - 2013 (Juta Kwh)
Terjual Diproduksi
8.4 ENERGI
Produksi listrik yang dibangkitkan oleh PT PLN area pelayanan Kota
Palu selama Tahun 2013 adalah sebanyak 498.641,256 ribu kilo watt. Dari
100 persen yang dibangkitkan, terjual hanya 69,70 persen atau sekitar
347.550,192 ribu kilo watt. Sebanyak 30,30 persen hilang atau susut dalam
pendistribusian
11,16
8,95 8,98
5,88
10,96
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 8.5 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertambangan dan
Penggalian Tahun 2009 - 2013
96 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 8.5 Pembangkit Tenaga Listrik dan Daya Listrik
Tahun 2009 - 2013
Tahun Pembangkit
Tenaga Listrik
Tenaga Listrik
Terpasang (Kw)
Mampu (Kw)
Beban Puncak (Kw)
(1) (2) (3) (4) (5)
2009 Diesel/PLTU 73 700 51 600 32 000
2010 Diesel/PLTU 100 700 74 900 60 630
2011 Diesel/PLTU 139 335 106 603 89 867
2012 Diesel/PLTU 131 410 87 255 83 303
2013 Diesel/PLTU 125 240 91 500 74 200
Sumber : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu
Tabel 8.6 Banyaknya Pelanggan, Kwh yang Diproduksi, Terjual dan yang Dipakai
Sendiri/Hilang, Tahun 2009 - 2013
Tahun Jumlah
Pelanggan Diproduksi
(Kwh) Terjual (Kwh)
Dipakai Sendiri/ Hilang (Kwh)
(1) (2) (3) (4) (5)
2009 86 778 212 767 126 201 484 987 9 987 704
2010 93 367 325 791 065 225 557 453 5 394 802
2011 102 161 463 920 367 264 209 830 5 490 056
2012 111 459 540 976 091 314 975 784 3 319 381
2013 123 788 498 641 256 347 550 192 3 072 331
Sumber : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 97
Tabel 8.7 Rata-rata Produksi Listrik yang Terjual (Kwh) menurut Golongan Tarif
Tahun 2009 - 2013
Golongan Tarif
2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
S1 1080 - - - - S2 6 173 869 7 318 445 8 680 729 12 879 434 13 760 218 S3 1 487 200 1 428 560 2 513 920 2 751 280 3 071 961 R1 118 476 720 128 715 281 147 892 706 175 800 070 195 294 962 R2 6 588 078 7 349 263 7 733 711 8 878 399 9 623 060 R3 2 230 925 3 208 496 3 083 471 3 713 351 4 205 338 R4 - - - - - B1 9 903 511 15 597 573 17 774 581 19 942 295 21 006 656 B2 29 429 912 26 175 745 27 663 118 29 016 564 32 313 945 B3 3 125 000 4 736 040 6 937 382 7 809 840 10 146 388 B4 - - - - - I1 441 350 498 702 513 157 506 640 471 995 I2 5 365 184 6 231 641 6 738 539 6 566 858 6 239 528 I3 993 884 1 042 128 1 370 396 1 754 544 2 611 196 I4 - - - - - P1 11 278 788 10 448 566 11 752 854 14 174 930 13 620 805 P2 1 384 400 1 586 400 1 937 200 2 253 112 3 247 376 P3 6 512 807 9 739 074 18 989 160 22 833 331 25 667 403
6.H1 - - - - - H2 - - - - -
Sumber : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu
Seluruh kelurahan di Kota Palu yaitu sebanyak empat puluh lima
kelurahan sudah terjangkau oleh listrik. Pada tahun 2013 jumlah gardu
yang tersebar di seluruh Kota Palu sebanyak 960 gardu. Jumlah ini
mengalami kenaikan sebesar 36,75 persen dari jumlah tahun lalu yaitu
sebesar 702 gardu. Peningkatan jumlah gardu listrik seiring dengan
98 Profil Daerah Kota Palu 2014
meningkatnyan jumlah pelanggan PLN. Pada tahun 2013 jumlah pelanggan
PLN sebesar 123.788. Jumlah tersebut meningkat sebesar 11,06 persen.
Gambar 8.7 Perkembangan Jumlah Gardu Listrik dan Jumlah Pelanggan PLN
Tahun 2009 – 2013
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
2009 2010 2011 2012 2013
Gardu Pelanggan (00)
92%
0% 0%
6%
2%
Gambar 8.8 Persentase Pelanggan PLN menurut Pengguna Listrik
Rumahtangga
Industri
Instansi
Bisnis
Sosial
Profil Daerah Kota Palu 2014 99
Jika dilihat dari jenis pengguna listrik, sebanyak 91,76 persen dari
jumlah pelanggan PLN merupakan rumah tangga, sisanya adalah bisnis
(5,71 persen), sosial (1,76 persen), instansi (0,66 persen), dan industri
(0,12 persen).
100 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 101
BAB IX
P E R D A G A N G A N
102 Profil Daerah Kota Palu 2014
9.1 Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan yang tercatat pada beberapa pelabuhan
penting di Kota Palu menunjukkan angka surplus dari tahun ke tahun. Nilai
Ekspor dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan, yaitu dari
244,079 juta US$ pada tahun 2009 dan kini menjadi 38,77 juta US$ pada
tahun 2013, meskipun pada tahun 2010 nilai ekspor mengalami kenaikan
menjadi sebesar 320,359 juta US$. Hal ini berarti semakin berkurang
barang dan jasa yang dijual ke luar daerah Kota Palu. Hal ini juga
menyebabkan neraca perdagangan (nilai surplus) berkurang dari tahun ke
tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.1 di bawah ini.
Gambar 9.1 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kota Palu
Tahun 2009-2013 (000 US$)
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
2009 2010 2011 2012 2013
000
US$
Ekspor
Impor
Profil Daerah Kota Palu 2014 103
Berbeda dengan ekspor, nilai impor barang-barang yang masuk ke
Kota Palu dalam kurun waktu lima tahun terjadi fluktuasi. Nilai impor
pada tahun 2013 merupakan nilai yang terbesar selama lima tahun
terakhir yaitu sebesar 15,468 juta US$. Dengan demikian neraca
perdagangan pada tahun 2013 mengalami surplus sebesar 23,300 juta
US$.
Tabel 9.1 Neraca Perdagangan Kota Palu Tahun 2009 – 2013 ( 000 US$)
Tahun Ekspor Impor Surplus
(1) (2) (3) (4)
2009 244 078,892 334,500 234 744,392
2010 320 359,865 8 318,826 312 041,039
2011 147 106,674 11 891,210 135 215,46
2012 85 109,954 3 438,942 81 671,01
2013 38 768,438 15 468,150 23 300,29
Sumber : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pantoloan, Kota Palu
Kota Palu memiliki dua pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Pantoloan
di Kecamatan Tawaeli dan Pelabuhan Taipa di Kecamatan Palu Timur, dan
satu pelabuhan udara yaitu Bandar Udara Mutiara Palu di Kecamatan Palu
Selatan. Selain Pelabuhan Taipa, melalui pelabuhan-pelabuhan inilah
datang dan keluarnya produk ekspor maupun impor dari dan ke Kota Palu.
Pada tahun 2013 semua barang ekspor yang masuk ke Kota Palu melalui
Pelabuhan Pantoloan, yaitu sebanyak 18.062,322 ton. Angka ini menurun
hampir sepertiga dari jumlah tahun sebelumnya yang mencapai 45.011 ton
(pada tahun 2012).
104 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 9.2 Perkembangan Volume Ekspor menurut Pelabuhan–Pelabuhan Penting
Tahun 2009 – 2013 (Ton)
Tahun Pelabuhan Udara/
Mutiara Palu
Pelabuhan Laut Jumlah
Pantoloan Taipa
(1) (2) (3) (4) (5)
2009 - 129 879,659 - 129 879,659
2010 - 136 842,640 - 136 842,640
2011 1,158 63 601,997 - 63 603,115
2012 - 45 010,678 - 45 010, 678
2013 - 18 062,322 - 18 062,322
Sumber : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pantoloan, Kota Palu
Tabel 9.3 Perkembangan Volume Impor menurut Pelabuhan – Pelabuhan Penting
Tahun 2009 – 2013 ( Ton)
Tahun Pelabuhan Udara
Mutiara Palu
Pelabuhan Laut Jumlah
Pantoloan Taipa
(1) (2) (3) (4) (5)
2009 - 1 905,999 - 1 905,999
2010 - 9 698,470 - 9 698,470
2011 - 22 663,189 - 22 663,189
2012 1,860 4 037,249 - 4 039,109
2013 - 13 446,405 13 446,405
Sumber : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pantoloan, Kota Palu
Jika dilihat berdasarkan volume, banyaknya volume impor pada
tahun 2013 yang semuanya melalui Pelabuhan Pantoloan adalah
13.446,405 ton. Volume ini meningkat lebih dari tiga kali lipatnya dari
tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 4.039,109 ton.
Profil Daerah Kota Palu 2014 105
Pembangunan ekonomi pada sektor perdagangan di Kota Palu bisa
dikatakan tinggi. Hal ini dapat terlihat pada laju pertumbuhan PDRB pada
sektor tersebut tahun 2013 mencapai 9,78 persen. Dalam kurun waktu
lima tahun laju pertumbuhan PDRB pada subsektor perdagangan
mengalami kenaikan meskipun pada tahun 2012 pertumbuhannya lebih
kecil (8,99 persen) daripada tahun 2011 (9,32 persen).
Hal ini terlihat dari berkembangnya ruko-ruko yang dapat ditemui
di sepanjang jalan-jalan utama di Kota Palu. Juga dengan bertambahnya
pusat perbelanjaan di Kota Palu semakin menambah pula geliat
perekonomian di Kota Palu.
6.76 7.84
9.32 8.99 9.78
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 9.2 Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Perdagangan Kota
Palu, Tahun 2013
106 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 107
BAB X
P A R I W I S A T A
108 Profil Daerah Kota Palu 2014
10.1 HOTEL
Dalam memberikan palayanan terhadap wisatawan asing maupun
domestik yang datang ke Kota Palu, diperlukan tersedianya sarana
akomodasi (hotel) yang memadai. Jumlah hotel di Kota Palu pada tahun
2013 tercatat sebanyak 74 unit atau mengalami kenaikan sebanyak 6
hotel/penginapan dari keadaan tahun 2012. Diantaranya adalah satu unit
hotel berbintang dan lima unit hotel melati.
Fasilitas kamar dan tempat tidur pada tahun 2013 tercatat sebanyak
1.784 buah kamar dan 2.671 tempat tidur. Bila dibandingkan dengan tahun
2012, menunjukkan adanya peningkatan jumlah baik kamar maupun jumlah
tempat tidur.
Jumlah tenaga kerja perhotelan pada tahun 2013 tercatat sebanyak
1.015 orang yang sampai saat ini masih didominasi oleh tenaga kerja
tamatan SLTA (71%).
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 10.1 Perkembangan Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Tenaga Kerja
Tahun 2009-2013
Kamar Tempat Tidur Jml Tenaga Kerja
Profil Daerah Kota Palu 2014 109
Tabel 10.1 Banyaknya Sarana dan Prasarana Akomodasi menurut Klasifikasi
Tahun 2009 - 2013
Tahun
Hotel Berbintang Hotel Melati Jml Tenaga Kerja Unit Kamar
Tempat Tidur
Unit Kamar Tempat
Tidur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2009 3 212 304 55 932 1 435 771
2010 3 167 279 59 912 1 405 710
2011 3 201 319 58 971 1 552 726
2012 4 341 493 64 1 085 1 633 877
2013 5 453 645 69 1 331 2 026 1 015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu
17% 7%
71%
5%
Gambar 10.2 Persentase Tenaga Kerja pada Hotel menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2013
Universitas
Diploma
SLTA
SD/SLTP
110 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tingkat hunian kamar pada hotel berbintang sebesar 69,73 persen,
sedangkan pada hotel non bintang/akomodasi lainnya adalah 25,47 persen.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada hotel berbintang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan pada hotel non bintang TPK
sejak tahun 2010 cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota Palu lebih memilih untuk
menginap di hotel berbintang. Adapun jumlah wisatawan yang menginap di
hotel selama tahun 2013 adalah WNI sebanyak 231.949 orang dan WNA
2.050 orang.
10.2 Restoran dan Rumah Makan
Berdasarkan data pendataan Potensi Desa (PODES) 2013, jumlah
rumah makan di Kota Palu pada tahun 2013 sebanyak 54 unit, dan jumlah
warung/kedai makan sebanyak 903, tersebar di seluruh kecamatan di Kota
Palu. Kecamatan dengan jumlah warung/kedai makan terbanyak adalah
54,42
66,47 65,14 63,55 69,73
25,99 32,24 31,77 30,17
25,47
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 10.3 Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Klasifikasi Hotel
(persen), Tahun 2009 - 2013
Hotel Berbintang Hotel Non Bintang
Profil Daerah Kota Palu 2014 111
Kecamatan Palu Selatan yaitu sebanyak 227 unit. Dan kecamatan dengan
jumlah rumah makan/restoran terbanyak adalah Kecamatan Palu Utara
yaitu 18 unit.
Tabel 10.2 Jumlah Warung/Kedai Makan dan Rumah Makan/Restoran, menurut
Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013
Kecamatan Warung/Kedai
Makan Rumah Makan/
Restoran
(1) (2) (3)
Palu Barat 169 3
Tatanga 106 0
Ulujadi 36 2
Palu Selatan 227 12
Palu Timur 174 31
Mantikulore 128 6
Palu Utara 18 0
Tawaeli 45 0
Kota Palu 903 54
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu
10.3 Objek Wisata
Kota Palu memiliki beberapa obyek wisata alam antara lain Pantai
Talise, Pantai Tumbelaka, Pantai Nikki, dan Pantai Taipa. Selain itu obyek
wisata lain yang ditawarkan adalah wisata air seperti Millenium Waterpark,
Kolam renang Winners, Wisata pemandian Graha Tirta. Ada pula wisata
budaya UPT Museum Sulawesi Tengah. Sektor pariwisata ini sangat
berpeluang untuk dikembangkan karena dukungan akomodasi yang
memadai seperti perhotelan dan restoran. Dengan dijadikannya Kota Palu
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tentu memberikan peluang untuk
112 Profil Daerah Kota Palu 2014
dikembangkannya obyek-obyek wisata tersebut menjadi obyek wisata yang
menarik dan representatif karena KEK tersebut membawa dampak terhadap
menggeliatnya perekonomian di Kota Palu dan menjadi daya tarik bagi
investor untuk mengembangkan usahanya di Kota Palu.
Tabel 10.3 Objek Wisata Menurut Jenis dan Pengelola di Kota Palu, Tahun 2013
Jenis Nama Situs Kelurahan Pengelola
(1) (2) (3) (4)
Gedung Bersejarah
1. Museum Sulawesi Tengah 2. Kuburan Dato Karama 3. Kuburuan Guru Tua 4. Banue Oge atau Souraja
Siranindi Lere Siranindi Lere
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Tempat Spiritual
1. Rumah Adat Babalia 2. Kuburan Dayapasu
Balaroa Watusampu
Pemerintah Non Pemerintah
Taman Rekreasi
1. Tumbelaka 2. Niki Beach 3. Graha Tirta 4. Waterboom Millenium 5. Taipa Beach
Tipo Buluri Petobo Tatura Selatan Taipa
Non Pemerintah Non Pemerintah Non Pemerintah Non Pemerintah Non Pemerintah
Wisata Tirta 1. Pantai Talise Talise Non Pemerintah
Profil Daerah Kota Palu 2014 113
BAB XI
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
114 Profil Daerah Kota Palu 2014
11.1 Sarana Transportasi
Di Kota Palu terdapat satu bandar udara yaitu Bandar Udara
Mutiara Sis Aljufri. Bandara inilah yang menjadi pintu gerbang angkutan
udara dari dan ke Kota Palu. Kota Palu memiliki dua 2 pelabuhan yaitu
Pantoloan dan Taipa. Dari kedua pelabuhan tersebut yang mendapat
kunjungan kapal dari luar negeri adalah Pelabuhan Pantoloan saja.
Tabel 11.1 Jumlah Sarana Transportasi Menurut Kecamatan Kota Palu
Tahun 2013
Kecamatan
Jenis - jenis Sarana Transportasi
Agen bus/ minibus
Terminal Pelabuhan
Laut Bandar Udara
(1) (2) (3) (6)
01 Palu Barat - 1 - -
02 Tatanga - - - -
03 Ulujadi - 1 - -
04 Palu Selatan 3 1 - 1
05 Palu Timur 3 - - -
06 Mantikulore - - - -
07 Palu Utara 1 1 1 -
08 Tawaeli - - 1 -
Kota Palu 7 4 2 -
Sumber: Dinas Perhubungan dan Infokom Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 115
11.1.1 Transportasi Darat
Kota Palu pada tahun 2013 memiliki ruas jalan sepanjang 918,60
km. Tabel 9.1.1 menyajikan keadaan ruas jalan tahun 2013.
Dari panjang jalan tersebut sebanyak 25,52% kondisi baik, 28,99%
sedang, 16,01% rusak dan 29,49% rusak berat.
Tabel 11.2 Panjang Jalan menurut Status dan Keadaan Jalan, Tahun 2013 (Km)
No Keadaan
Status Jalan
Jumlah Negara
*) Propinsi
*) Kota
Non Status
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Jenis Permukaan a. Diaspal 52.56 37.34 537.37 - 627.27 b. Kerikil - - 26.15 - 26.15 c. Tanah - - 191.35 - 191.35 d. Tidak dirinci - - 73.84 - 73.84
Jumlah 52.56 37.34 828.71 - 918.60
2. Kondisi Jalan a. Baik 52.56 37.34 396.26 - 148.16 b. Sedang - - 168.31 - 168.31 c. Rusak - - 92.93 - 92.93 d. Rusak Berat - - 171.21 - 171.21
Jumlah - - 828.71 - 918.60
3. Kelas Jalan a. Arteri Primer - - 4.98 - 4.98 b. Arteri Sekunder - - - - - c. Kolektor Primer - - - - - d. Kolektor Sekunder 52.56 37.34 49.06 - 138.96 e. Lokal Primer - - - - - f. Lokal Sekunder - - 412.14 - 412.14 g. Tidak dirinci - - 362.52 - 362.52
Jumlah 52.56 37.34 828.71 - 918.60
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Palu
116 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 11.3 Banyaknya Kendaraan Wajib Uji menurut Jenisnya
Tahun 2009 – 2013
Jenis Kendaraan 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Mobil Penumpang Umum 326 350 346 377 66
2 Mobil Bus Umum 1 768 1 794 1 588 - 877
3 Mobil Bus bukan Umum - - - - -
4 Mobil Barang Umum 4 359 4 843 2 051 1 182 1 222
5 Mobil Barang bukan Umum - - 1 533 742 695
6 Kendaraan Khusus Umum - - - - -
7 Kendaraan Khusus bukan Umum
30 33 38 27 10
8 Kereta Gandeng - - - - -
9
Kereta Gandeng / Kereta Tempel bukan Umum
33 41 66 54 58
10 Kendaraan Bermotor (Tiga Roda) Bukan Umum
8 - 21 17 -
Jumlah 6 524 7 061 5 622 1 200 2 928
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palu
Jumlah kendaraan yang telah wajib uji pada Dinas Perhubungan
Kota Palu selama tahun 2013 sebanyak 2.928 kendaraan. Jumlah ini
meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 1.200 kendaraan. Dari jenis
kendaraan yang wajib uji tersebut, mobil barang umum dan bukan umum
merupakan jumlah yang terbesar yaitu sebanyak 1.917 kendaraan, mobil
bus umum dan bukan umum mencapai 877 kendaraan, kereta gandeng
bukan umum 58 kendaraan.
Profil Daerah Kota Palu 2014 117
11.1.2 Transportasi Udara
Arus lalu lintas pesawat udara dan jumlah penumpang yang datang
dan berangkat di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu disajikan pada Tabel
11.4. Dari tahun 2009 sampai pada tahun 2013 terlihat adanya kenaikan
jumlah kedatangan/keberangkatan pesawat, dan jumlah penumpang, baik
yang datang maupun berangkat.
Pada tabel 11.5 menunjukkan jumlah barang, bagasi dan paket pos
bongkar maupun muat di Bandara Mutiara pada tahun 2013. Secara umum
jumlah bagasi dan paket pos bongkar, muat di Bandara Mutiara Palu
mengalami kenaikan.
Tabel 11.4 Arus Lalu lintas Pesawat Udara dan Penumpang Di Bandara Mutiara Palu
Tahun 2009 - 2013
Tahun Pesawat (buah) Penumpang (org)
Datang Berangkat Datang Berangkat Transit
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2009 2 707 2 707 255 346 253 939 40 015 2010 3 215 3 215 333 830 333 041 30 743 2011 3 616 3 618 387 901 393 563 28 090 2012 3 751 3 751 442 426 449 021 24 761 2013 4 338 4 338 498 996 498 452 22 778
Sumber : Bandar Udara Mutiara Palu
118 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 11.5 Jumlah Barang, Bagasi dan Paket Pos yang Dibongkar dan Dimuat di
Bandara Mutiara Palu Tahun 2009 – 2013 (Kg)
Tahun Barang Bagasi Paket Pos
Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2009 2 273 467 2 263 661 2 290 708 2 242 276 30 017 25 194 2010 3 217 416 3 220 942 3 200 530 3 195 273 64 867 52 027 2011 4 115 288 4 297 692 3 817 565 3 911 291 61 082 55 786 2012 3 516 493 3 474 314 4 290 793 4 422 400 62 170 59 586 2013 2 257 786 2 200 003 4 978 506 4 966 703 75 623 72 372
Sumber : Bandar Udara Mutiara Palu
11.1.3 Transportasi Laut
Lalu lintas kapal laut yang masuk dan keluar wilayah Kota Palu
dilayani oleh 2 pelabuhan yaitu Pantoloan dan Taipa. Dari kedua
pelabuhan tersebut yang mendapat kunjungan kapal dari luar negeri
adalah Pelabuhan Pantoloan. Pada tahun 2013 kunjungan kapal pelayaran
dalam negeri mengalami peningkatan apabila dibandingkan tahun 2012.
Meningkatnya jumlah kunjungan kapal pelayaran dalam negeri pada
tahun 2013 ternyata tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah
penumpang yang turun. Sedangkan penumpang yang berangkat melalui
dua pelabuhan tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2012. Jumlah
Profil Daerah Kota Palu 2014 119
penumpang yang datang pada tahun 2013 sebanyak 35.824 orang,
sedangkan yang berangkat sebanyak 46.095 orang
Tabel 11.6 Lalu-lintas Kapal, Jumlah Penumpang yang Datang dan Berangkat, dan
Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Pantoloan Tahun 2009 – 2013
Pelabuhan
Kapal (buah) Penumpang (org) Barang (ton)
Dalam Negeri
Luar Negeri
Datang Berang
kat Dibongkar Dimuat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pantoloan 1 858 289 31 218 39 589 406 957 50 785
2 Taipa 177 - 4 606 6 506 1 079 3 239
2013 2 035 289 35 824 46 095 408 036 54 024
2012 1 863 273 39 506 42 317 441 725 88 999
2011 1 676 165 47 102 52 250 491 586 62 621
2010 1 694 68 45 272 50 487 648 645 237 074
2009 1 854 59 60 012 62 787 558 026 1 141 684
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palu
11.2 Sarana Komunikasi
Dalam subsektor telekomunikasi, kebutuhan akan informasi yang
cepat menuntut tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan
mudah dijangkau oleh masyarakat. Ketersediaan sarana telekomunikasi
dan jumlah pelanggan telekomunikasi di Kota Palu pada tahun 2013
disajikan pada tabel 11.7. banyaknya pelanggan dari tahun ke tahun
menunjukkan penurunan dikarenakan masyarakat yang beralih kepada
telepon genggam.
120 Profil Daerah Kota Palu 2014
-
5
10
15
STO 1 /Palu Timur
STO 2 /Palu
Selatan
STO 3 /Palu Barat
SentralTawaeli
Jum
lah
Pe
lan
ggan
(ri
bu
)
STO
Gambar 11.1 Jumlah Pelanggan Telepon menurut STO
Tahun 2013
Tabel 11.7 Banyaknya Pelanggan dan Sarana Telekomunikasi menurut STO dan
Jenis Penggunaan, Tahun 2009 – 2013
No STO RT/Sosial/
usaha Telepon Umum
Wartel
(1) (2) (3) (4) (5)
1. STO 1 / Palu Timur 11 265 - -
2. STO 2 / Palu Selatan 4 935 - -
3. STO 3 / Palu Barat 1 825 - -
4. Sentral Tawaeli 846 - -
Kota Palu 2013 18 871 - -
2012 22 391 - -
2011 37 226 - 17
2010 34 276 28 49
2009 32 990 31 48
Sumber : PT. Telkom Tbk - Kandatel Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 121
Tabel 11.8 Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Dalam Negeri,
Tahun 2009 – 2013
Tahun
Diterima Dikirim
Surat Pos Warkat/
Kartu Pos
Paket Pos
Wesel Pos
Surat Pos Warkat/
Kartu Pos
Paket Pos
Wesel Pos
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2009 1 427 181 - 9 786 9 726 1 242 766 - 5 165 49 791
2010 1 458 360 - 18 321 24 753 2 461 705 - 5 217 38 603
2011 4 631 840 - 26 329 41 841 5 741 849 - 5 679 48 748
2012 4 162 236 - 23 619 19 137 5 902 458 - 4 949 49 126
2013 2 868 000 - 21 600 13 920 3 144 000 - 3 348 20 544
Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Palu
Tabel 11.9
Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Luar Negeri Tahun 2009 - 2013
Tahun
Diterima Dikirim
Surat Pos
Warkat/ Kartu Pos
Paket Pos
Wesel Pos
Surat Pos Warkat/
Kartu Pos Paket Pos
Wesel Pos
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2009 541 - 210 200 91 250 - 903 127
2010 673 - 312 300 92 751 - 59 130
2011 841 - 340 540 78 470 - 71 148
2012 894 - 408 608 87 610 - 164 211
2013 1 080 - 360 3 000 61 960 - 60 120
Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Palu
122 Profil Daerah Kota Palu 2014
Secara umum pelayanan jasa pos baik penerimaan maupun
pengiriman benda pos lintas nasional dan internasional pada tahun 2013
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat yang saat ini lebih
menyukai telepon sebagai alat komunikasi.
Tabel 11.10 Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos
Tahun 2013
Arus Surat Surat Pos Warkat/
Kartu Pos Paket
Pos
Wesel Pos
Jumlah Nilai
(Juta Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Diterima dalam 2 868 000 - 21 600 … 30 115
Negeri
2. Diterima dari 1 080 - 360 … 3 000
Luar Negeri
3. Dikirim dalam 3 144 000 - 3 348 … 20 544
Negeri
4. Dikirim ke luar 61 960 - 60 … 240
Negeri
Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 123
BAB XII
EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH
124 Profil Daerah Kota Palu 2014
12.1 Lembaga Keuangan
a. Bank
Pada tahun 2013 jumlah bank di Kota Palu sebanyak enam puluh dua
kantor bank yang terdiri atas satu Bank Indonesia, empat Bank Perkreditan
Rakyat (BPR), dan lima puluh tujuh Bank Umum. Jika dilihat berdasarkan
statusnya maka kantor bank yang ada di Kota Palu terdiri atas lima kantor
pusat, dua puluh dua kantor cabang, lima belas kantor cabang pembantu,
lima kantor kas, dan lima belas kantor unit.
Pada periode empat tahun terakhir posisi kredit perbankan di Kota
Palu mengalami peningkatan. Apabila dilihat berdasarkan sektor ekonomi
semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor listrik, gas, dan air.
Sektor dengan posisi kredit paling besar adalah pada sektor ekonomi
lainnya, yakni hingga mencapai 4.786.276 (juta rupiah). Sektor dengan posisi
kredit paling kecil adalah sektor listrik, gas, dan air sebesar 5.136 (juta
rupiah).
8%
36%
24%
8%
24%
Gambar 12.1 Persentase Kantor Bank Menurut Status di Kota Palu
Kantor Pusat
Kantor Cabang
Kantor CabangPembantu
Kantor Kas
Profil Daerah Kota Palu 2014 125
Lonjakan investasi di Kota Palu cukup tinggi. Hal ini salah satunya
dikarenakan Kota Palu merupakan salah satu koridor dari representasi
wilayah Sulawesi dalam Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan oleh Menko Perekonomian Hatta
Rajasa. Dimana Kota Palu merupakan salah satu wilayah yang dijadikan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Posisi Kredit investasi paling besar ada di
sektor perdagangan yakni mencapai 663.895 juta rupiah.
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
2010 2011 2012 2013
juta
ru
pia
h
Gambar 12.2 Posisi Kredit Perbankan menurut Sektor Ekonomi
Tahun 2010 - 2013 Pertanian, Perburuandan Sarana Pertanian
Pertambangan/Penggalian,
Perindustrian
Listrik, Gas & AirMinum
Konstruksi
Perdagangan
Perhubungan
Jasa Dunia Usaha
Jasa SosialMasyarakat
Lainnya
126 Profil Daerah Kota Palu 2014
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
2010 2011 2012 2013
juta
ru
pia
h
Gambar 12.3 Posisi Kredit Investasi Bank Pemerintah dan Bank Swasta
menurut Sektor Ekonomi Tahun 2010 - 2013
Pertanian, Perburuandan Sarana PertanianPertambangan/PenggalianPerindustrian
Listrik, Gas & AirMinumKonstruksi
Perdagangan
Perhubungan
Jasa Dunia Usaha
Jasa Sosial Masyarakat
Lainnya
Profil Daerah Kota Palu 2014 127
Tabel 12.1 Posisi Tabungan Perbankan (Juta Rupiah)
Tahun 2009 – 2013
Tahun Posisi Akhir Penabung Nominal
(1) (2) (3) (4)
2013 Triwulan I 607 649 6 153 806
Triwulan II 582 489 6 397 734
Triwulan III 637 675 6 564 532
Triwulan IV 700 893 6 724 774
2012 Triwulan I 870 212 2 928 923
Triwulan II 920 821 3 265 703
Triwulan III 944 874 3 438 912
Triwulan IV 915 412 3 869 750
2011 Triwulan I 417 749 2 384 139
Triwulan II 429 009 2 560 147
Triwulan III 440 799 2 264 752
Triwulan IV 457 673 3 298 556
2010 Triwulan I 381 495 1 953 091
Triwulan II 395 341 2 124 644
Triwulan III 412 554 2 288 364
Triwulan IV 421 130 2 750 562
2009 Triwulan I 311 355 1 444 911
Triwulan II 340 077 1 639 236
Triwulan III 349 472 1 718 214
Triwulan IV 306 822 2 070 341
Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah
128 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 12.2 Posisi Penghimpunan Dana Perbankan (Juta Rupiah)
Tahun 2009 – 2013
Tahun Posisi Akhir Giro
(Jt rp) Deposito
(VA) Tabungan
(Jt rp) Jumlah
(Jt rp + VA)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2013 Triwulan I 2 851 054 1 730 559 5 860 318 10 441 931
Triwulan II 2 917 255 1 808 852 6 197 582 10 923 688
Triwulan III 2 905 915 1 840 392 6 617 825 11 364 133
Triwulan IV 1 737 347 1 919 916 7 673 098 11 330 363
2012 Triwulan I 1 278 940 1 327 491 2 928 923 5 535 354
Triwulan II 1 357 953 1 276 641 3 265 703 5 900 297
Triwulan III 1 361 012 1 318 554 3 438 912 6 118 478
Triwulan IV 1 052 924 1 179 110 3 869 750 6 101 784
2011 Triwulan I 884 063 1 318 304 2 384 139 4 586 506
Triwulan II 903 884 1 348 693 2 560 147 4 812 724
Triwulan III 917 780 1 359 015 2 654 752 4 931 547
Triwulan IV 954 352 1 142 415 3 298 556 5 395 323
2010 Triwulan I 810 306 1 157 972 1 953 091 3 921 369
Triwulan II 925 265 1 159 221 2 124 644 4 209 130
Triwulan III 934 633 1 158 678 2 288 364 4 381 675
Triwulan IV 860 344 1 124 209 2 750 562 4 735 115
2009 Triwulan I 759 824 990 104 1 528 583 3 278 511
Triwulan II 744 978 1 005 379 1 720 136 3 470 493
Triwulan III 736 128 994 054 1 812 239 3 542 421
Triwulan IV 739 369 894 017 2 233 231 3 866 617
Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah
Profil Daerah Kota Palu 2014 129
Tabel 12.3 Posisi Deposito Berjangka Bank (Jutaan Rupiah)
Tahun 2009 – 2013
Tahun Posisi Akhir 1 3 6 12 24 Lain-
nya Jumlah
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2013 Triwulan I 605 274 306 896 130 932 1 227 786 1 112 578 128 460 6 153 806
Triwulan II 540 902 394 299 122 329 1 108 526 175 375 182 731 6 397 734
Triwulan III 535 032 372 782 126 807 1 309 739 17 955 1 126 710 6 564 532
Triwulan IV 588 297 382 989 127 026 81 365 6 221 4 031 1 189 928
2012 Triwulan I 787 272 299 868 112 508 102 916 4 361 20 563 1 327 491
Triwulan II 728 145 278 578 123 189 97 294 4 263 45 171 1 276 641
Triwulan III 768 022 261 778 129 526 106 410 2 193 50 622 1 318 554
Triwulan IV 585 614 326 888 129 119 93 223 2 338 41 926 1 179 110
2011 Triwulan I 766 958 259 480 72 238 65 872 3 154 - 1 188 316
Triwulan II 796 190 231 998 79 353 65 982 3 184 - 1 197 956
Triwulan III 789 971 233 993 90 542 65 152 3 390 - 1 203 638
Triwulan IV 559 093 244 280 85 420 69 640 3 397 1 230 988 686
2010 Triwulan I 535 737 221 461 65 290 49 873 3 652 281 959 1 157 972
Triwulan II 717 853 237 647 68 407 66 669 4 469 64 176 1 159 221
Triwulan III 738 129 231 927 80 612 68 110 5 992 33 908 1 158 678
Triwulan IV 646 610 234 237 92 581 74 710 3 509 72 562 1 124 209
2009 Triwulan I 578 667 220 471 84 649 57 445 2 474 46 398 990 104
Triwulan II 588 230 206 364 68 699 53 393 2 413 86 280 1 005 379
Triwulan III 563 445 221 804 64 541 52 743 2 438 89 083 994 054
Triwulan IV 487 972 231 281 66 334 59 646 2 428 46 356 894 017
Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah
130 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 12.4 Perputaran Kliring Perbankan (Juta Rupiah)
Tahun 2012 – 2013
Tahun Bulan Warkat (Lembar) Nominal
(1) (2) (3) (4)
2013 Januari 9 969 377 941.85
Pebruari 8 311 310 828.36
Maret 8 738 304 982.65
April 10 069 371 756.28
Mei 9 442 350 232.40
Juni 8 540 330 795.16
Juli 10 221 422 587.01
Agustus 8 452 349 595.22
September 9 288 336 182.55
Oktober 9 456 395 552.52
Nopember 9 748 360 854.77
Desember 9 751 430 404.80
2012 Januari 10 569 350 363,89
Pebruari 9 692 291 982,96
Maret 9 894 288 827,32
April 9 901 312 267,11
Mei 10 393 323 972,59
Juni 9 773 296 526,81
Juli 11 013 362 623,17
Agustus 9 421 298 593,83
September 9 453 319 215,61
Oktober 11 510 398 480,15
Nopember 10 636 362 707,56
Desember 9 479 370 795,80
Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah
Profil Daerah Kota Palu 2014 131
b. Koperasi
Pada tahun 2013 jumlah koperasi yang ada di Kota Palu sebanyak 318
unit koperasi yang tersebar di delapan kecamatan. Semua koperasi tersebut
merupakan koperasi primer. Jumlah koperasi terbanyak adalah di
Kecamatan Palu Timur yaitu sebanyak 115 unit dan paling sedikit terdapat di
Kecamatan Palu Utara sebanyak sembilan unit.
Jika dilihat berdasarkan jenisnya, sebagian besar koperasi di Kota
Palu merupakan koperasi serba usaha yaitu sebanyak 115 unit dengan
jumlah anggota sebanyak 2.648 anggota. Koperasi yang terbanyak kedua
adalah Koperasi Pegawai Negeri yaitu 49 unit dengan jumlah anggota
terbanyak yaitu sebanyak 9.452 anggota. Sedangkan koperasi yang paling
sedikit di Kota Palu adalah Koperasi Angkutan yaitu sebanyak satu unit saja
dengan jumlah anggota sebanyak 31 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 12.3.
Palu Barat 16%
Tatanga 4%
Ulujadi 3%
Palu Selatan 16% Palu Timur
36%
Mantikulore 18%
Palu Utara 3%
Tawaeli 4%
Gambar 12.4 Persentase Koperasi Menurut Kecamatan di Kota Palu
Tahun 2013
132 Profil Daerah Kota Palu 2014
0
20
40
60
80
100
120
Gamber 12.5 Jumlah Koperasi dan Anggota Menurut Jenis Koperasi
di Kota Palu, Tahun 2013
Jumlah Koperasi
Jumlah Anggota (00)
Koperasi dengan simpanan terbesar adalah Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) dengan simpanan sebesar 8.694.734 (000 rupiah), dan cadangan
sebesar 4.748.356 (000 rupiah). Koperasi ABRI memiliki simpanan sebesar
3.528.089 (000 rupiah) dengan cadangan sebesar 872.762 (000 rupiah).
Koperasi Perikanan dan Nelayan merupakan koperasi yang memiliki
simpanan paling sedikit yaitu sebesar 7.000 (000 rupiah) dan tidak memiliki
cadangan. Koperasi denga SHU terbesar adalah Koperasi Pegawai Negeri
mencapai 2632,659 juta rupiah.
Profil Daerah Kota Palu 2014 133
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
Gambar 12.6 Jumlah Simpanan, Cadangan, Volume Usaha, dan SHU
menurut Jenis Koperasi di Kota Palu Tahun 2013 (juta rupiah)
Simpanan
Cadangan
Volume Usaha
SHU
134 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 12.5 Jumlah Modal Dalam dan Luar Koperasi menurut Jenis Koperasi
Tahun 2009 – 2013 (000 Rupiah)
Jenis Koperasi Modal Dalam Modal Luar
(1) (2) (3)
01. Koperasi Unit Desa (KUD) - -
02. Koperasi ABRI 4 421 137 729 330
03. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) 14 786 812 11 498 249
04. Koperasi Karyawan (Kopkar) 3 424 281 2 489 004
05. Koperasi Industri /Kerajinan (Kopinkra) 554 335 350 000
06. Koperasi Wanita (KW) 1 101 910 306 632
07. Koperasi Pertanian (Koptan) - -
08. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) 7 996 917 3 515 961
09. Koperasi Pensiunan 615 260 142 349
10. Koperasi Sekolah 825 000 1 000
11. Koperasi Serba Usaha (KSU) 4 016 671 1 654 395
12. Koperasi Kopas 53 000 245 000
13. Koperasi Perikanan dan Nelayan 1 416 000 1 226 000
14. Koperasi Angkutan 42 000 273 000
15. Koperasi Lainnya 624 055 807 080
Kota Palu 2013 39 877 378 23 238 000 2012 36 929 000 24 095 000 2011 26 248 531 23 176 384 2010 24 711 817 20 803 235 2009 20 736 892 18 784 277
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 135
12.2 Harga – harga
Pembangunan sektor ekonomi sangat tergantung pada keadaan fiskal
dan moneter. Apabila keadaan tersebut tidak terkendali akan
mengakibatkan tingginya inflasi, sehingga daya beli masyarakat terhadap
barang menurun, atau sebagai pertanda bahwa nilai uang semakin merosot.
Perkembangan harga sembilan bahan pokok di Kota Palu pada tahun
2013 cenderung meningkat, apabila dibandingkan dengan keadaan tahun-
tahun sebelumnya. Peningkatan tertinggi terjadi pada harga minyak kelapa
yaitu meningkat 18,98 persen dari tahun sebelumnya.
Tabel 12.6 Rata-rata Harga Komoditi Penting
Tahun 2009 – 2013
Tahun *)
Beras (Rp/ Kg)
Tepung Terigu
(Rp/Kg)
Ikan Asin Teri No 2 Rp/Kg)
Minyak Kelapa
(Rp/Botol=625 ml)
Gula Pasir (Rp/ Kg)
Garam Bata (Rp)
Minyak Tanah
(Rp/Lt)
Sabun Cuci Sun light (Rp/
200 ml)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2009 5 685 7 277 57 925 7 542 7 713 3 111 4 500 3 030
2010 6 537 6 908 56 424 6 667 9 653 3 014 5 833 3 222
2011 7 045 6 934 56 597 8 125 10 457 3 770 6 000 3 655
2012 7 975 7 028 53 572 9 667 12 109 3 783 6 771 3 854
2013 8 049 7 235 58 264 11 220 12 006 4 000 6 208 4 000
Keterangan : *) harga rata-rata
136 Profil Daerah Kota Palu 2014
LanjutanTabel 12.6
Tahun Daging sapi
(Rp/Kg) Daging Ayam
(Rp/ Kg) Kedelai (Rp/ Kg)
Jagung (Rp/ Kg)
(1) (10) (11) (12) (13)
2009 57 695 19 978 - 4 906
2010 60 844 21 916 - 4 917
2011 65 392 22 813 - 5 542
2012 71 896 21 488 - 5 134
2013 79 213 22 857 - 5 188
Tabel12.7 Rata-rata Harga Bahan Bangunan
Tahun 2009 – 2013
Tahun Semen Tonasa
(Rp/Zak) Besi 10
Seng Gelombang
Batu Pondasi
(1) (2) (3) (4) (5)
2009 50 618 15 708 43 417 95 000
2010 54 390 13 264 41 000 95 833
2011 54 276 12 583 40 500 100 000
2012 59 868 13 250 41 000 100 000
2013 57 424 13 500 41 417 100 000
Profil Daerah Kota Palu 2014 137
Tabel12.8 Rata-rata Harga Eceran Sayur-sayuran dan Buah-buahan (Rp/Kg)
Tahun 2009 – 2013
Tahun Bayam Kang-kung
Kol Putih
Kentang Tomat BawangMerah
BawangPutih
Cabai Merah
Cabai Rawit
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2009 4 733 4 168 4 067 7 733 7 563 15 986 10 035 17 875 15 827
2010 5 376 4 576 4 561 8 087 8 590 20 666 22 958 23 422 26 170
2011 5 556 5 080 3 167 9 611 8 859 22 439 19 672 21 625 28 091
2012 5 054 4 788 3 125 9 122 9 775 16 153 16 167 25 807 26 967
2013 5 295 5 368 4 856 13 053 9 510 40 523 23 000 26 592 34 053
12.3 Pajak
Penerimaan PBB merupakan salah satu sumber dana bagi
pembangunan nasional maupun daerah. Jenis objek pajak dibedakan dalam
5 (lima) kategori mulai pedesaan sampai dengan pertambangan (Tabel 12.9).
Total penerimaan pajak pada tahun 2013 mencapai 6.235 juta rupiah.
Pada tahun anggaran 2013, wajib pajak mencapai 112.701 dengan
areal tanah yang terkena pajak seluas 131.603.905 hektar (Tabel 12.10).
Jumlah wajib pajak di Kota Palu pada tahun 2013 meningkat dari tahun
sebelumnya yaitu 101.000 wajib pajak.
138 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 12.9 Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan menurut Sektor Pajak
Tahun 2010 – 2013
Sektor Penerimaan (000 rupiah)
2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pedesaan - - - -
2 Perkotaan 6 391 687 6 364 040 7 375 009 6 234 944
3 Perkebunan - - - -
4 Kehutanan - - - -
5 Pertambangan 9 590 128 10 094 433 - -
Jumlah 15 981 815 16 458 473 7 375 009 6 234 944
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu Tabel 12.10
Jumlah Wajib PBB dan Luas Tanah yang Dikenakan PBB menurut Sektor Pajak, Tahun 2009 – 2013
Sektor Wajib Pajak Luas Tanah (ha)
(1) (2) (3)
1 Pedesaan - -
2 Perkotaan 112 701 131 603 905
3 Perkebunan - -
4 Kehutanan - -
5 Pertambangan - -
- Migas - -
- Non Migas - -
Jumlah 2013 112 701 131 603 905
2012 101 000 13 261,42
2011 92 521 39 551,00
2010 92 503 36 714,00
2009 93 255 129 570,00
Sumber : Dinas Pendapatan , Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 139
Tabel 12.11
Jumlah Ketetapan, Tunggakan, dan Target Realisasi PBB menurut Objek Pajak Tahun 2013
Sektor Ketetapan PBB 2012
Tunggakan s.d. Des. 2012
Target 2013
Realisasi 2013
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pedesaan - - - -
2 Perkotaan - - 9 000 000 6 234 944
3 Perkebunan - - - -
4 Kehutanan - - - - - IHH - NBT
5 Pertambangan - - - - - Migas - Non Migas
Jumlah - - 9 000 000 6 234 944
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu
12.4 Pendapatan dan Belanja Daerah
Keberhasilan dan kelancaran roda pemerintahan suatu daerah, selain
ditunjang oleh sumber daya manusia yang handal, juga dipengaruhi oleh
sumber dana yang memadai, yaitu bersumber pada penerimaan daerah, dan
selanjutnya direalisasikan untuk berbagai kegiatan baik yang menyangkut
kegiatan administrasi, operasi, modal dan lainnya.
Pada tahun anggaran 2013 realisasi Penerimaan Daerah Otonom
Kota Palu mencapai 995,93 milyar rupiah. Sumber penerimaan terbesar
adalah dari bagian pendapatan yang berasal dari dana perimbangan yang
tercatat sebesar 653,08 milyar rupiah atau sekitar 65,57 persen dari seluruh
penerimaan.
140 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 12.12
Realisasi Penerimaan Daerah Otonomi Kota Palu Tahun 2012 – 2013 (000 Rupiah)
Sumber Penerimaan 2012 2013
(1) (2) (3)
1 Pendapatan Asli Daerah 109 600 831 133 765 649 a. Pajak Daerah 48 528 374 58 157 337
b. Retribusi Daerah 11 038 712 17 037 626
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 962 471 1 950 749
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
49 071 274 56 619 937
2 Dana Perimbangan 586 403 395 653 079 855 a. Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil
Bukan Pajak 31 216 921 32 802 177
b. Dana Alokasi Umum 512 824 174 575 235 328
c. Dana Alokasi Khusus 42 362 300 45 642 350
3 Lain–lain Pendapatan yg Sah 162 678 184 209 084 059
Jumlah Penerimaan 856 682 410 995 929 563
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 141
Tabel 12.13 Realisasi Pengeluaran Daerah Otonomi Kota Palu
Tahun 2012 – 2013 (000 Rupiah)
Jenis Pengeluaran 2012 2013
(1) (2) (3)
A. Belanja Tidak Langsung 521 390 452 563 759 798 1. Belanja Pegawai 501 791 515 539 772 621 2. Belanja Bunga … 179 819 3. Belanja Hibah 10 409 500 14 070 739 4. Belanja Bantuan Sosial 6 711 030 6 690 376 5. Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa
465 665 465 665
6. Belanja Tidak Terduga 2 012 742 1 080 579 7. Belanja biaya manajemen
Pemerintah Daerah kepada PIP … 1 500 000
B. Belanja Langsung 304 128 734 489 331 575 1. Belanja Pegawai 59 823 652 63 265 573 2. Belanja Barang dan Jasa 122 529 748 176 842 189 3. Belanja Modal 121 775 334 249 223 813
Jumlah Belanja 825 519 186 978 663 150
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Palu
142 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 12.14 Realisasi Penerimaan dan Pembiayaan Daerah Otonomi Kota Palu
Tahun 2013 (000 Rupiah)
Jenis Penerimaan dan Pembiayaan Daerah 2013
(1) (2)
1. Penerimaan Pembiayaan Daerah 143 288 107
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
62 933 768
2. Penerimaan Pinjaman Daerah 77 986 551
3. Penerimaan Piutang Daerah 2 367 789
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 5 488 451
1. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah
5 000 000
2. Pembayaraan Pokok Hutang 488 451
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Palu
12.5 Ekonomi Makro Kota Palu
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
pada tahun 2013 mencapai 9.728.261 juta rupiah, sedang PDRB harga
konstan mencapai 3.635.395 juta rupiah.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013 cenderung naik, tahun 2011 yaitu 9,44 persen mengalami
kenaikan 1,21 persen dari tahun 2010 sebesar 8,23 persen. Kemudian
mengalami kenaikan kembali sebesar 0,17 persen menjadi 9,61 persen pada
tahun 2012. Pada tahun 2013 laju pertumbuhannya menjadi 9,96%.
Profil Daerah Kota Palu 2014 143
Tabel 12.15
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Palu
Indikator
Tahun
2010 2011 2012 2013
(1) (3) (4) (5) (6)
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta) 6 145 475 7 131 148 8 283 620 9 728 261
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (juta) 2 755 931 3 016 139 3 305 959 3 635 395
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 8,23 9,44 9,61 9,96
Pendapatan Perkapita (harga berlaku) (Rp) 17 185 070 19 579 196 23.813.359 27.303.645
Inflasi 6,40 4,47 5,87 7,57
8,23 9,44 9,61 9,96
6,4
4,47 5,87
7,57
2010 2011 2012 2013
Gambar 12.7 Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010 - 2013
Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi
144 Profil Daerah Kota Palu 2014
Pertanian; 2,65 Pertambangan & Penggalian; 4,4
Industri Pengolahan; 11,62
Listrik, Gas dan Air Minum; 2,22
Bangunan; 10,21
Perdgn , Hotel & restaurant; 13,06
Pengangkutan & Komunikasi; 12,78
Keu, persewaan & Jasa Perush; 12,17
Jasa-jasa; 30,89
Gambar 12.8 Peranan Sektor-sektor Ekonomi terhadap PDRB Kota Palu Tahun 2013
Diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan adalah sektor
jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 30,89 persen, kemudian disusul sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,06 persen, angkutan dan
komunikasi 12,78 persen serta sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan sebesar 12,17 persen. Untuk sektor industri pengolahan
memberikan andil sebesar 11,62 persen kemudian sektor bangunan 10,21
persen. Sektor penggalian yang tercatat sebesar 4,40 persen kontribusinya
masih diatas kontribusi yang disumbangkan oleh sektor pertanian dan
sektor listrik dan air bersih yaitu masing-masing sebesar 2,65 dan 2,22
persen. Berdasarkan peranan dari masing-masing sektor tersebut, jelas
terlihat bahwa perekonomian Kota Palu telah didominasi oleh sektor tersier
(sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan
Profil Daerah Kota Palu 2014 145
dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan)
dengan peranan sebesar 68,90 persen terhadap total pendapatan regional
Kota Palu.
Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012
mencapai 23.813.359 rupiah mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu
sebesar 27.303.645 rupiah.
146 Profil Daerah Kota Palu 2014
Profil Daerah Kota Palu 2014 147
BAB XIII
POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
148 Profil Daerah Kota Palu 2014
13.1 Lembaga Politik
Jumlah partai peserta pemilu pada Pemilu Legislatif 2009 di Kota
Palu sebanyak 38 partai politik.
Tabel 13.1 Nama-nama Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif 2009
No. Urut Nama Partai Politik
(1) (2)
01 Partai Hati Nurani Rakyat
02 Partai Karya Peduli Bangsa
03 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
04 Partai Peduli Rakyat Nasional
05 Partai Gerakan Indonesia Raya
06 Partai Barisan Nasional
07 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
08 Partai Keadilan Sejahtera
09 Partai Amanat Nasional
10 Partai Perjuangan Indonesia Baru
11 Partai Kedaulatan
12 Partai Persatuan Daerah
13 Partai Kebangkitan Bangsa
14 Partai Pemuda Indonesia
15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
16 Partai Demokrat Pembaruan
17 Partai Karya Perjuangan
18 Partai Matahari Bangsa
19 Partai Penegak Demokrat Indonesia
20 Partai Demokrat Kebangsaan
21 Partai Republika Nusantara
Profil Daerah Kota Palu 2014 149
Lanjutan Tabel 13.1
22 Partai Pelopor
23 Partai Golongan Karya
24 Partai Persatuan Pembangunan
25 Partai Damai Sejahtera
26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Nasional
27 Partai Bulan Bintang
28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
29 Partai Bintang Reformasi
30 Partai Patriot
31 Partai Demokrat
32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia
33 Partai Indonesia Sejahtera
34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama
35 Partai Merdeka
36 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia
37 Partai Serikat Indonesia
38 Partai Buruh
Sumber: KPU Kota Palu
Jumlah anggota DPRD Kota Palu tercatat sebanyak 30 orang, yang
terdiri dari Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, Fraksi PKS, Fraksi Palu Ngataku
dan Fraksi Persatuan Amanat Bangsa. Dari 30 orang anggota DPRD tersebut
hanya terdapat 6 orang perempuan dan sisanya adalah laki-laki. Dari jumlah
tersebut sebanyak 10 orang diantaranya di komisi bidang pemerintahan, 9
orang di komisi bidang ekonomi keuangan, dan 11 orang di komisi bidang
pembangunan.
150 Profil Daerah Kota Palu 2014
Tabel 13.2 Komposisi DPRD Kota Palu, Tahun 2013
Uraian Jumlah Anggota
L P Jumlah
(1) (2) (3) (4)
A. FRAKSI:
1 Fraksi Golkar 6 1 7
2 Fraksi Demokrat 5 1 6
3 Fraksi PKS 1 2 3
4 Fraksi Palu Ngataku 8 - 8
5 Fraksi Persatuan Amanat Bangsa 4 2 6
Sub Jumlah 24 6 30
B. KOMISI:
A Bidang Pemerintahan 7 3 10
B Bidang Ekonomi Keuangan 9 - 9
C Bidang Pembangunan 8 3 11
Sub Jumlah 24 6 30
Sumber : DPRD Kota Palu
23%
20%
10%
27%
20%
Gambar 13.1 Komposisi DPRD Kota Palu Tahun 2013
Fraksi Golkar
Fraksi Demokrat
Fraksi PKS
Fraksi Palu Ngataku
Fraksi Persatuan Amanat Bangsa
Profil Daerah Kota Palu 2014 151
Sejak terbentuknya, DPRD Kota Palu telah berhasil merumuskan
sejumlah keputusan seperti yang disajikan pada Tabel 13.3. Produk DPRD
yang telah dihasilkan selama tahun 2013 adalah berupa Peraturan Daerah
sebanyak 8 buah, Keputusan DPRD 21 buah, Keputusan Pimpinan Dewan
9 buah dan musyawah 9 buah.
Tabel 13.3
Jumlah Keputusan DPRD Kota Palu, Tahun 2009 - 2013
Keputusan 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Peraturan Daerah 11 9 18 14 8
2 Keputusan DPRD 14 21 18 20 21
3 Nota - - - - -
4 Keputusan Pimpinan Dewan 14 11 17 8 9
5 Musyawarah 10 11 12 8 9
6 Memorandum - - - - -
7 Panitia Anggaran - - 1 - -
Sumber : DPRD Kota Palu
13.2 Lembaga Non Profit
Berdasarkan pendataan Potensi Desa 2013 oleh BPS pada tiap-tiap
kelurahan diketahui bahwa di Kota Palu terdapat 186 lembaga non profit
yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Palu. Lembaga-lembaga non
profit tersebut terdiri atas organisasi masyarakat, partai politik, organisasi
social, organisasi profesi, perkumpulan sosial/budaya/olahraga/hobi,
lembaga keagamaan, dan organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa.
152 Profil Daerah Kota Palu 2014
Lembaga non profit yang paling banyak adalah kelompok organisasi
masyarakat dan parpol sebanyak 65 lembaga. Kemudian pada posisi kedua
yaitu organisasi sosial yaitu sebanyak 51 lembaga. Jika dilihat berdasarkan
kecamatan, kecamatan yang paling banyak lembaga non profitnya adalah
Kecamatan Palu Timur. Sedangkan kecamatan dengan lembaga non profit
paling sedikit adalah Kecamatan Tawaeli yaitu hanya dua lembaga non
profit.
Tabel 13.4 Jumlah Lembaga Non Profit berdasarkan Jenis menurut Kecamatan di Kota
Palu, Tahun 2013
Kecamatan Ormas
dan Parpol
Orsos Org
Profesi
Per kumpulan Sos/bud/ OR/Hobi
LSM
Lem baga
Ke agama
an
Org bantuan
kemanusia an/
beasiswa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Palu Barat 17 7 2 3 1 3 0
Tatanga 4 13 0 6 0 3 0
Ulujadi 1 1 0 0 0 0 0
Palu Selatan 18 9 2 3 1 2 3
Palu Timur 24 12 1 8 7 14 3
Mantikulore 1 7 0 0 1 0 0
Palu Utara 0 0 0 0 2 5 0
Tawaeli 0 2 0 0 0 0 0
Kota Palu 65 51 5 20 12 27 6
Sumber : Masing-masing kantor kelurahan
Profil Daerah Kota Palu 2014 153
13.2 Hukum dan Keamanan
Salah satu indikator keamanan adalah tingkat kriminalitas. Tindak
lanjut terhadap pelaku tindak kejahatan yang perkaranya diselesaikan di
pengadilan berdasarkan putusan hakim adalah pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan (LP).
Dari hasil registrasi LP yang ada di Kota Palu diketahui bahwa pada
akhir tahun 2013 jumlah narapidana kurungan/pengganti denda
berdasarkan putusan pengadilan berjumlah 493 orang, yang terdiri dari 459
orang napi laki-laki dan 34 orang napi perempuan. Jika dilihat berdasarkan
umur jumlah napi dewasa sebanyak 492 napi, dan sisanya yaitu satu orang
anak-anak.
Dilihat dari tindak kejahatan yang dilakukan nampak bahwa yang
terbanyak adalah tindak kejahatan narkoba, yaitu sebanyak 220 orang. Bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya secara keseluruhan tambahan Napi
pada kedua LP yang ada di Kota Palu mengalami penurunan, yaitu 510 pada
tahun 2012 menjadi 493 pada tahun 2013.
154 Profil Daerah Kota Palu 2014
2% 0% 1%
12% 2% 4%
2%
1%
2%
45% 2%
23%
1%
3%
Gambar 13.2 Persentase Narapidana menurut Jenis Kejahatan dan
Pelanggaran Tahun 2013
Ketertiban Umum Permalsuan Mata Uang
Kesusilaan Pembunuhan
Penganiayaan Pencurian
Perampokan Penggelapan
Merusak Barang Narkoba
Korupsi Perlindungan Anak
Teroris Lain-lain
Profil Daerah Kota Palu 2014 155
Tabel 13.5 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/Pengganti Denda
berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Jenis Tindak Pidana dan Bulan, Tahun 2013
Bulan Tindak Pidana
Jumlah Pidana Khusus Pidana Umum
(1) (2) (3) (4)
01 Januari 210 255 465 02 Februari 210 267 477 03 Maret 213 266 474 04 April 209 242 451 05 Mei 215 271 486 06 Juni 224 274 498
07 Juli 233 251 484
08 Agustus 169 326 495
09 September 223 262 485
10 Oktober 225 247 482
11 Nopember 228 477 505
12 Desember 232 261 493
Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Palu
Tabel 13.6 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/ Pengganti Denda
berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin, Tahun 2009 -2013
Kelompok Usia Jenis kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Dewasa 458 34 492
Pemuda - - -
Anak-anak 1 - 1
Total 459 34 493
Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Palu
156 Profil Daerah Kota Palu 2014
Untuk mengetahui tingkat kriminalitas yang sebenarnya sangatlah
sulit, mengingat cukup banyak kejadian/tindak kriminal yang tidak
dilaporkan kepada pihak berwajib, yang berwenang menangani masalah-
masalah kriminalitas. Dari catatan Kepolisian Resort Kota Palu jumlah kasus
kejahatan yang dilaporkan tahun 2013 sebanyak 3.036 kasus. Jika dilihat
berdasarkan jenis kejahatan tindak kriminalitas terbagi atas kejahatan
terhadap jiwa/badan, seperti: penganiayaan berat, penganiayaan ringan,
perkosaan/zinah, dan pembunuhan; dan kejahatan terhadap harta seperti:
pencurian ringan, pencurian dengan kekerasan, penipuan, penggelapan,
pengrusakan barang, pencurian dengan pemberatan, pencurian dalam
keluarga, penadahan, pencurian kendaraan bermotor, dan pencurian
lainnya. Pada tahun 2013 jumlah kejahatan terhadap jiwa terjadi sebanyak
993 kasus, dengan jenis kejahatan yang tertinggi adalah penganiayaan berat
yakni sebanyak 565 kasus. Jumlah kejahatan terhadap harta yang terjadi
selama 2013 sebanyak 2.043 kasus, dengan jenis kejahatan yang tertinggi
adalah adalah pencurian dengan pemberatan, yaitu sebanyak 565 kasus.
Jika kita melihat data pada tahun sebelumnya, banyaknya kejahatan
pada tahun 2013 meningkat begitu besar. Hal ini berarti bahwa tingkat
kriminalitas yang terjadi di Kota Palu sudah banyak yang dilaporkan. Artinya
kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah dalam hal ini adalah
kepolisian sudah meningkat.
Profil Daerah Kota Palu 2014 157
Tabel 13.7 Banyaknya Kejahatan Terhadap Jiwa/Badan dan Harta Benda menurut
Jenisnya Tahun 2012 - 2013
Jenis Kejahatan 2012 2013
(1) (5) (6)
A. Kejahatan Terhadap Jiwa/Badan
1 Penganiayaan Berat - 565
2 Penganiayaan Ringan 9 419
3 Perkosaan/Zinah 12 7
4 Pembunuhan … 2
B. Kejahatan Terhadap Harta
1 Pencurian Ringan - -
2 Pencurian dgn Kekerasan 58 105
3 Penipuan 275 215
4 Penggelapan - -
5 Pengrusakan/menghancurkan barang … 131
6 Pencurian dengan pemberatan … 565
7 Pencurian dalam keluarga … 3
8 Penadahan … 4
9 Pencurian kendaraan bermotor … 529
10 Pencurian lainnya … 491
Jumlah 354 3 036
Sumber : Polres Kota Palu
158 Profil Daerah Kota Palu 2014
Pada tahun 2013 jumlah kasus perceraian yang masuk ke kantor
pengadilan agama Kota Palu sebanyak 727 kasus, diantaranya 466 kasus
cerai gugat, 175 kasus cerai talak, dan 86 kasus yang merupakan sisa kasus
tahun sebelumnya yang diselesaikan pada tahun 2013.
Dari sebanyak 727 kasus perceraian yang masuk sejumlah 623 kasus
telah diselesaikan dan sisanya sebanyak 104 kasus menjadi sisa kasus yang
harus diselesaikan pada tahun mendatang.
Jika dilihat menurut kecamatan, maka kecamatan dengan kasus
perceraian terbanyak adalah Kecamatan Tatanga yaitu sebanyak 164 kasus.
Sedangkan kecamatan dengan kasus perceraian terkecil adalah Kecamatan
Palu Selatan dengan 20 kasus.
0
20
40
60
80
100
120
Gambar 13.3 Banyaknya Kasus Perceraian yang Masuk menurut Jenis
Kasus
Sisa Tahun Lalu Cerai Talak Cerai Gugat
Profil Daerah Kota Palu 2014 159
Tabel 13.8 Banyaknya Perkara yang Diselesaikan dan yang Menunggak di Pengadilan
Agama menurut Kacamatan, Tahun 2013
Kecamatan Sisa Tahun
Lalu Masuk
Jumlah Perkara
Selesai Sisa
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Palu Barat 16 127 143 122 21
02 Tatanga 22 142 164 144 20
03 Ulujadi 12 92 104 82 22
04 Palu Selatan 4 16 20 19 1
05 Palu Timur 11 114 125 105 20
06 Mantikulore 10 79 89 77 12
07 Palu Utara 2 24 26 23 3
08 Tawaeli 9 47 56 51 5
Kota Palu 2013 86 641 727 623 104
Sumber : Pengadilan Agama Kota Palu
Tabel 13.9 Jumlah Polisi menurut Wilayah Kerja dan Jenis Kelamin di Kota Palu
Tahun 2013
Wilayah Kerja Jenis Kelamin
Total Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Polres Palu 554 22 576
Polsek Palu Timur 76 0 76
Polsek Palu Barat 79 1 80
Polsek Palu Selatan 107 0 107
Polsek Palu Utara 59 0 59
Polres Kawasan Pelabuhan Pantoloan 28 0 28
Total 903 23 926
Jumlah Penduduk Kota Palu 356.279
Rasio Aparat Kepolisian thd Penduduk 2,59
160 Profil Daerah Kota Palu 2014
Jumlah aparat kepolisian di Kota Palu adalah 926 orang yang
sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebanyak 903 orang. Sedangkan polisi
wanita yang bertugas di Kota Palu hanya 23 orang.
Sebanyak 576 orang merupakan polisi yang bertugas pada Polres
Kota Palu, dan sisanya bertugas di wilayah kecamatan. Jumlah polisi yang
terbanyak bertugas di Polsek Palu Selatan.
Berdasarkan rasio aparat kepolisian terhadap penduduk adalah 2,59.
Artinya dari seribu penduduk terdapat tiga orang personil kepolisian.
Profil Daerah Kota Palu 2014 161
BAB XIV
P R E S T A S I D A E R A H
162 Profil Daerah Kota Palu 2014
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Kota Palu banyak
menerima penghargaan. Diantaranya adalah piagam penghargaan Adipura
yang diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada
tahun 2013, dan Piagam Penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia
(MURI) atas rekor penyelenggara minum coklat dengan peserta terbanyak
pada ahir tahun 2013.
Tabel 14.1 Prestasi Daerah menurut Jenis Penghargaan
Tahun 2009 - 2013
Tahun Jenis Penghargaan
(1) (2)
2009 Upakarti Kategori Jasa Kepedulian
Penerima program pembangunan madrasah bertaraf internasional tahun 2009
2010 Anubhawa Sasana Kelurahan
2011 Penghargaan Menko Kesra atas komitmen nyata dalam upaya Penanggulangan AIDS di tanah air
2012 -
2013 Piagam Adipura
Nominator terpilih Innovative Government Award (Penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif) tahun 2013
MURI, atas rekor penyelenggaraan minum coklat dengan peserta terbanyak
Sumber : Bagian Humas dan Protokol Kantor Walikota Palu
Profil Daerah Kota Palu 2014 163
Kota Palu
dinilai sebagai
kota dengan
tingkat kesehatan
dan pelayanan
terbaik di
Indonesia. Oleh
karena itu Kota
Palu mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan. Penghargaan
tersebut diserahkan saat Rapat kerja Nasional (Rakesnas) Konferensi
Nasional Promosi Kesehatan Ke 6 pada bulan Nopember 2013. Kota Palu
sudah empat kali menerima penghargaan ini dari Kemenkes RI dan ini
merupakan salah satu prestasi besar untuk masyarakat Kota Palu.
Perayaan Hari Nusantara tahun 2013 dilaksanakan di Kota Palu.
Puncak peringatan Hari Nusantara ke 13 di Sulawesi Tengah dilaksanakan
pada Tanggal 15 Desember 2013 di Anjungan Teluk Palu.
Pada perayaan ini pula dilakukan pemecahan rekor MURI oleh dua
puluh ribu empat ratus tujuh puluh enam pelajar di Kota Palu. Adik-adik
pelajar di Palu mengukir prestasi membanggakan setelah berhasil
memecahkan rekor MURI dunia pada acara minum coklat yang digelar
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah dalam memperingati Hari
Nusantara ke-13 di Palu. Kegiatan itu sekaligus juga mengantarkan pelajar
Kota Palu mencatat prestasi cemerlang dengan berhasil memecahkan
164 Profil Daerah Kota Palu 2014
rekor MURI minum coklat. Rekor sebelumnya diraih pelajar Provinsi
Sulawesi Barat dengan jumlah peserta saat itu tercatat hanya 6.000 orang.
Sebagai bukti atas keberhasilan yang diraih siswa-siswi Palu,
pengurus MURI Indonesiapun memberikan piagam penghargaan kepada
Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, Wali Kota Palu, Rusdi Mastura dan
Kepala Dinas Perkebunan Nahyun sebagai pemecah rekor dunia minum
coklat.
Selain itu, pada awal tahun 2013 tepatnya bulan Juni Kota Palu
meraih piagam Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
atas upaya terbaik dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup
perkotaan. Kemudian pada bulan Oktober 2013 Walikota Palu mendapat
piagam penghargaan nominator terpilih Innovative Government Award
(Penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif) dari Kementrian Dalam Negeri
Republik Indonesia.
Profil Daerah Kota Palu 2014 165
BAB XV
P E N U T U P
166 Profil Daerah Kota Palu 2014
16.1 Kesimpulan
Program pembangunan di Kota Palu pada tahun 2013 ini
merupakan tahun-tahun terakhir pemerintahan Walikota Palu, Rusdi
Mastura. Perkembangan pembangunan di Kota Palu tahun 2013 dapat
dilihat secara makro melalui data dan infomasi yang dikemas dalam Profil
Daerah Kota Palu dan dinarasikan secara sederhana dengan
memperhatikan tingkat kecenderungan yang semakin baik. Secara garis
besar data tersebut dapat memperlihatkan tingkat perkembangan
pembangunan di Kota Palu pada umumnya, walaupun tidak terperinci
secara mendetail. Profil Daerah Kota Palu ini dibagi kedalam empat belas
bab yang dikelompokkan menjadi delapan kelompok.
Kelompok data I yang antara lain berupa data geografi dan data
pemerintahan (administrasi pemerintahan, aparatur sipil negara),
berdasarkan data yang ada sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah
pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Palu mengalami penurunan 78 pegawai
dari 8.202 pegawai pada tahun 2012 menjadi 8.124 pegawai pada tahun
2013. Hal ini dikarenakan adanya pegawai yang pensiun juga mutasi ke
provinsi atau ke daerah lain.
Kemudian kelompok data sosial budaya (kelompok data II) yang
dibagi lagi kedalam jenis data demografi, kesehatan, pendidikan,
kebudayaan nasional pemudadan olah raga, kesejahteraan sosial, dan
agama. Pada kelompok data ini sangat dinamis dan menunjukkan
pasang/surut dari masing-masing item dari tahun ketahun, misalnya
jumlah penduduk tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun dengan
Profil Daerah Kota Palu 2014 167
rata-rata peningkatan mencapai 1,71%, dengan tingkat kepadatan 902
penduduk per km². Sedangkan dibidang keluarga berencana sebagaimana
data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)
sampai dengan tahun 2013, pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB)
di Kota Palu telah mampu membina penduduk pasangan usia subur
sebanyak 59.019 orang yang sudah menjadi peserta KB sebanyak 47.317
orang atau sebesar 80,17% dari pasangan usia subur yang ada. Pasangan
usia subur yang menjadi peserta KB meningkat dari tahun ke tahun kecuali
tahun 2011 dan 2012 menjadi 63,97% pada tahun 2011 dan 91,40% pada
tahun 2012. Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Kesehatan melakukan
program pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan dengan
berbagai kegiatan seperti salah satunya dengan pemberian Jamkesda.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan agar masyarakat mau dan mampu
menolong dirinya sendiri untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatannya. Demikian juga dibidang pendidikan mengalami peningkatan
seiring bertambahnya penduduk usia sekolah. Beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian pemerintah Kota Palu adalah perlunya identifikasi
kembali berbagai sumber dana yang berkaitan dengan masalah pendidikan
supaya dilaksanakan secara terbuka (transparan) agar masyarakat juga
tahu dan dapat ikut mengontrol penggunaannya. Salah satu bantuan
keuangan dari pusat adalah Dana Alokasi Khusus sektor pendidikan yang
ditujukan untuk perluasan dan pemerataan akses pendidikan yang
bermutu dengan penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan.
168 Profil Daerah Kota Palu 2014
Kelompok data ketiga (III) adalah data sumber daya alam, yang
meliputi jenis data pertanian pada masing-masing subsektor seperti
pertanian tanaman pangan, kehutanan, perikanan, peternakan dan
perkebunan; dan pertambangan dan energi. Sektor pertanian yang
berpotensi di Kota Palu adalah sub sektor peternakan dan hortikultura.
Pertambangan dan penggalian di Kota Palu yang masih terus berkembang
adalah penggalian bahan galian C seperti pasir, besi, kerikil, dan batu
bangunan.
Kelompok data keempat (IV) adalah infrastruktur, yang terbagi
kedalam jenis data konstruksi, transportasai dan telekomunikasi. Secara
spesifik juga masih perlu ditingkatkan dengan mempertimbangkan
kemampuan anggaran yang tersedia. Program yang menjadi hajat hidup
orang banyak perlu diprioritaskan dalam penanganannya serta selalu
dikontrol dalam pelaksanaannya, misalnya pembangunan sarana prasarana
jalan dan jembatan, pembangunan perumahan bagi kalangan rakyat miskin
dan lain-lain.
Kelompok data kelima (V) adalah industri, perdagangan, dan
ekonomi dan keuangan daerah, yang mencakup jenis data industri. Sektor
perdagangan dan industry di Kota Palu beberapa tahun terakhir mengalami
peningkatan yang signifikan. Salah satunya dikarenakan program
pemerintah melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sedang
dikembangkan di Kota Palu. Peningkatan ini harus dibarengi dengan
pengupayaan sektor-sektor pendukung seperti hotel dan restoran
(akomodasi), dan infrastuktur oleh Pemerintah Daerah Kota Palu. Dengan
Profil Daerah Kota Palu 2014 169
demikian investor pun tidak ragu untuk menginvestasikan modalnya di
Kota Palu.
Kelompok data keenam (VI) yaitu data ekonomi dan keuangan yang
terdiri darijenis data APBD, Pajak, dana perimbangan, PAD, dan pinjaman
Daerah. Pada tahun 2013 APBD Kota Palu mengalami peningkatan yakni Rp
995.929.563,- (000) dari pada tahun sebelum sebesar Rp. 856.682.410,-
(000).
Kelompok data ketujuh (VII) adalah politik hukum dan keamanan,
yang meliputi jenis data politik dalam negeri dan pengawasan, hukum dan
keamanan ketertiban. Dibidang hukum masih perlu banyak peningkatan
baik ditingkat masyarakat pengguna (obyek) hukum maupun para aparat
penegak hukum itu sendiri. Dengan komposisi jumlah aparat kepolisian di
Kota Palu belum ideal dibanding dengan jumlah penduduk kota dengan
demikian jelas diperlukan kemandirian masyarakat Kota Palu dalam
masalah penegakan hukum. Artinya masyarakat harus belajar taat hukum
walaupun tanpa pengawasan aparat kepolisian sekalipun.
Kelompok data kedelapan (VIII) capaian prestarsi daerah selama
kurun waktu tahun 2009-2013 ada beberapa prestasi ataupun
penghargaan yang di raih oleh Kota Palu yaitu sebanyak tujuh prestasi
ataupun penghargaan yang dicapai untuk tingkat nasional. Diraihnya
prestasi tersebut sudah barang tentu tidak terlepas dari kerjasama semua
pihak di Kota Palu baik OPD/SKPD maupun stakehoders lainnya, sehingga
diharapkan dengan diraihnya prestasi ini bisa lebih meningkatkan kualitas
pelaksanaan pembangunan di Kota Palu.
170 Profil Daerah Kota Palu 2014
16.2 Saran
Data dan informasi sangatlah penting dalam mendukung
terselenggaranya system pemerintahan dan pembangunan di suatu
daerah. Profil daerah dapat digunakan untuk mendukung perencanaan,
pengendalian dan analisa kinerja pembangunan daerah dengan
menggunakan teknologi informasi. Mengingat pentingnya data dan
informasi sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor25 tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pada Bab VII
tentang Data dan Informasi pasal 31 menyebutkan bahwa perencanaan
pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya peran masing-masing SKPD dan
instansi vertical sangatlah penting dalam menunjang kelancaran
pemenuhan data tersebut. Dan melalui buku ini diminta kepada para
pimpinan SKPD dan instansi vertikal dapat bekerja sama dalam
membangun sistem informasi profil daerah lebih baik lagi dimasa-masa
mendatang dengan berpedoman pada aturan yang berlaku. Ketaatan
masing-masing pihak serta perhatian serta dukungan moril dari para
pimpinan SKPD dan instansi vertikal sangatlah diperlukan guna
memperlancar proses penyusunan profil daerah ini.
Profil Daerah Kota Palu 2014 171