Tahun 2013 LENSA PRIORITAS - prioritaspendidikan.org · PGRI, BKD, Bappeda, Dinas Pendidikan dan...

12
LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah Edisi 05 Tahun 2013 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa “Banyak konsep peningkatan kapasitas SDM yang akan di terapkan oleh USAID PRIORITAS di kabupaten Wonosobo dalam kerjasama sampai tahun 2017, konsep yang telah diawali tersebut harus di dukung, diadaptasi dan dikembangkan sehingga menjadi sistem yang berkesinambungan,” pesan HA. Kholiq Arif, M.Si., Bupati Kabupaten Wonosobo dalam acara sosialisasi Program USAID PRIORITAS di Aula Kantor Bupati Wonosobo, Rabu (29/10). Hadirnya USAID PRIORITAS di Wonosobo merupakan kesempatan yang baik untuk mengambil dan mengembangkan praktik-praktik yang baik. Bupati menginginkan adanya pembentukan sistem praktik yang baik dan efektif dalam regulasi pendidikan di Wonosobo. Oleh karena itu, Bupati berpesan supaya kesempatan kerjasama ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk memantau perkembangan setiap kegiatan yang dilakukan di Wonosobo, Bupati berpesan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan langsung dilaporkan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuannya agar progress dari setiap kegiatan dapat terukur. “Saya ingin setiap kegiatan yang dilakukan dengan USAID PRIORITAS setelah selesai harus segera dilaporkan, terutama pada dampak dan bagaimana rencana tindak lanjut program tersebut.” Meneliti Pertumbuhan Kacang Hijau dengan Senyum, Bernyanyi, Diam, dan Marah 8 Menyusun Teks Deskriptif dengan “Inspiring Brochure” 10 Menemukan Rumus Luas Permukaan Bola dengan Kulit Jeruk 11 USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students LENSA PRIORITAS Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah, sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah Kunjungi kami di: www.prioritaspendidikan.org USAID PRIORITAS Jawa Tengah Latih Banjarnegara, dan Batang. Untuk 2.420 orang tersebut terdiri dari 390 orang fasilitator daerah 13 kabupaten mitra, 18 orang dosen dari Unnes, IAIN Walisongo, dan UNY, 172 orang dari konsorsium LPTK, 448 orang pada pelatihan PAKEM SD/MI, 473 orang peserta pelatihan CTL SMP/MTs, 331 orang MBS SD/MI, dan 167 orang peserta pelatihan MBS SMP/MTs. Pelatihan dilakukan pada tingkat nasional, provinsi dan tingkat kabupaten. Di mulai dari pelatihan bagi pelatih untuk fasilitator kemudian fasilitator melatih mitra USAID PRIORITAS baik itu guru, kepala sekolah, staf dinas maupun pihak lain yang memerlukan pelatihan di daerah. Semarang. Dalam satu tahun kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (per September 2013) tercatat USAID PRIORITAS Jawa Tengah telah melatih 7.482 orang untuk melakukan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Jumlah tersebut terdiri dari guru, kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/ madrasah, pengawas, staf dinas pendidikan/ kemenag, staf badan kepegawaian daerah, dosen, dan pemangku kepentingan lain dalam pendidikan. Bentuk praktik-paktik yang baik dalam pendidikan yang dilatihkan berupa pelatihan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), pelatihan Pembelajaran Kontekstual, pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), pelatihan penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), dan pelatihan Analisis Penataan Guru. Lebih rinci dari 7.482 orang tersebut terdiri dari 5.062 orang yang dilatih dalam diseminasi 8 kabupaten mitra dan non mitra, serta 2.420 orang dalam pelatihan tingkat sekolah bagi 5 kabupaten mitra yakni Kabupaten Semarang, Sragen, Purbalingga, 7.482 Orang dalam Satu Tahun Kerjasama 9 Adaptasi dan Kembangkan Konsep Pembangunan Kapasitas SDM HA. Kholiq Arif, M.Si Bupati Wonosobo Diskusi Kelompok SDN Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara. Tampak Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah mendiskusikan rencana pengembangan sekolah. Konsep Kesebangunan Segitiga dengan Pemodelan

Transcript of Tahun 2013 LENSA PRIORITAS - prioritaspendidikan.org · PGRI, BKD, Bappeda, Dinas Pendidikan dan...

LENSA PRIORITASMedia Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah

Edisi 05Tahun 2013

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

“Banyak konsep peningkatan kapasitas SDM yang akan di terapkan oleh USAID PRIORITAS di kabupaten Wonosobo dalam kerjasama sampai tahun 2017, konsep

yang telah diawali tersebut harus di dukung, diadaptasi dan dikembangkan sehingga menjadi sistem yang berkesinambungan,” pesan HA. Kholiq Arif, M.Si., Bupati Kabupaten Wonosobo dalam acara sosialisasi Program USAID PRIORITAS di Aula Kantor Bupati Wonosobo, Rabu (29/10).

Hadirnya USAID PRIORITAS di Wonosobo merupakan kesempatan yang baik untuk mengambil dan mengembangkan praktik-praktik yang baik. Bupati menginginkan adanya pembentukan sistem praktik yang baik dan efektif dalam regulasi pendidikan di Wonosobo. Oleh karena itu, Bupati berpesan supaya kesempatan kerjasama ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Untuk memantau perkembangan setiap kegiatan yang dilakukan di Wonosobo, Bupati berpesan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan langsung dilaporkan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuannya agar progress dari setiap kegiatan dapat terukur. “Saya ingin setiap kegiatan yang dilakukan dengan USAID PRIORITAS setelah selesai harus segera dilaporkan, terutama pada dampak dan bagaimana rencana tindak lanjut program tersebut.”

Meneliti Pertumbuhan Kacang Hijau dengan Senyum, Bernyanyi, Diam, dan Marah 8

Menyusun Teks Deskriptif dengan “Inspiring Brochure”

10

Menemukan Rumus Luas Permukaan Bola

dengan Kulit Jeruk

11

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and StudentsLENSA PRIORITAS

Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa

Tengah, sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan

yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah

Kunjungi kami di:www.prioritaspendidikan.org

USAID PRIORITAS Jawa Tengah Latih

Banjarnegara, dan Batang. Untuk 2.420 orang tersebut terdiri

dari 390 orang fasilitator daerah 13 kabupaten mitra, 18 orang dosen dari Unnes, IAIN Walisongo, dan UNY, 172 orang dari konsorsium LPTK, 448 orang pada pelatihan PAKEM SD/MI, 473 orang peserta pelatihan CTL SMP/MTs, 331 orang MBS SD/MI, dan 167 orang peserta pelatihan MBS SMP/MTs.

Pelatihan dilakukan pada tingkat nasional, provinsi dan tingkat kabupaten. Di mulai dari pelatihan bagi pelatih untuk fasilitator kemudian fasilitator melatih mitra USAID PRIORITAS baik itu guru, kepala sekolah, staf dinas maupun pihak lain yang memerlukan pelatihan di daerah.

Semarang. Dalam satu tahun kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (per September 2013) tercatat USAID PRIORITAS Jawa Tengah telah melatih 7.482 orang untuk melakukan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Jumlah tersebut terdiri dari guru, kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/ madrasah, pengawas, staf dinas pendidikan/ kemenag, staf badan kepegawaian daerah, dosen, dan pemangku kepentingan lain dalam pendidikan.

Bentuk praktik-paktik yang baik dalam pendidikan yang dilatihkan berupa pelatihan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), pelatihan Pembelajaran Kontekstual, pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), pelatihan penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), dan pelatihan Analisis Penataan Guru.

Lebih rinci dari 7.482 orang tersebut terdiri dari 5.062 orang yang dilatih dalam diseminasi 8 kabupaten mitra dan non mitra, serta 2.420 orang dalam pelatihan tingkat sekolah bagi 5 kabupaten mitra yakni Kabupaten Semarang, Sragen, Purbalingga,

7.482 Orang dalam Satu Tahun Kerjasama

9

Adaptasi dan Kembangkan Konsep Pembangunan Kapasitas SDM

HA. Kholiq Arif, M.SiBupati Wonosobo

Diskusi Kelompok SDN Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara. Tampak Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah mendiskusikan rencana pengembangan sekolah.

Konsep Kesebangunan Segitiga dengan Pemodelan

Sosialisasi USAID PRIORITAS Kabupaten Pekalongan

Jawa Tengah. Kabupaten Pekalongan telah terpilih menjadi Mitra kohor 2 USAID PRIORITAS Jawa Tengah. Hal tersebut ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman

pada September 2013. Dalam forum sosialisasi Program USAID PRIORITAS di Aula Kabupaten Pekalongan pada Kamis (31/10), pemangku kepentingan Kabupaten Pekalongan berkomitmen untuk mengembangkan sekolah efektif. Komitmen tersebut disampaikan oleh Bupati melalui Sekda Kabupaten Pekalongan Bapak Sentyono, M.Si., dihadapan undangan yang hadir, baik dari unsur DPRD, Dewan Pendidikan, PGRI, BKD, Bappeda, Dinas Pendidikan dan Jajarannya, Kemenag dan Jajarannya, fasilitator daerah, kepala sekolah, guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat.

Bupati menyampaikan sekolah efektif merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap pemerintah kabupaten dalam pengembangan pendidikan masa kini. Efektif yang dimaksud memiliki banyak variabel diantaranya kemampuan sekolah untuk

LENSA PRIORITAS - Edisi 05, Tahun 2013 LENSA PRIORITAS

Semangat Kembangkan Sekolah Efektif

Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan Sentyono, M.Si. dalam acara Sosialisasi Program USAID PRIOITAS, Jumat (31/10).

Kembangkan Modul Literasi Kelas Awal yang Inspiratif

menggali dan memaksimalkan potensi sekolah dalam mewujudkan sekolah yang akuntabel, transparan, dan menggiatkan partisipasi masyarakat.

“USAID PRIORITAS datang ke Pekalongan membawa banyak praktik yang baik untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Sekolah efektif mewujudkan banyak hal diantaranya pembelajaran menjadi lebih baik, sistem manajerialnya juga semakin baik, sekolah menjadi lebih akutabel, transparan dan didukung oleh partisipasi aktif dari masyarakat. Karena itu saya minta guru, kepala sekolah, pengawas, kepala UPTD, dinas pendidikan dan jajaran pendukung pendidikan di Pekalongan bisa memaksimalkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” kata Bupati Pekalongan dalam sambutannya.

Jawa Tengah. Tujuh orang dosen dari 4 LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, bersama dengan dua orang guru dan kepala sekolah serta tim dari USAID PRIORITAS menyusun dan mengembangkan modul literasi pengajaran membaca kelas awal bagi Dosen LPTK pada Jumat-Sabtu (11-12/10).

Penyusunan modul berlangsung tiga kali dengan masing-masing kegiatan berlangsung selama tiga hari. Kegiatan pertama yaitu di kantor USAID PRIORITAS Semarang (21-23/9), yang kedua di Yogyakarta (11-12/10), dan ke

tiga di Surakarta (25-27/10). Penyusunan modul Literasi

merupakan satu dari 3 modul lain yang disusun yaitu modul Matematika dan IPA. Tiga buah modul ini merupakan salah satu bentuk kesepakatan dari 20 mitra LPTK di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di LPTK.

Ajar Budi Kuncoro, Senior Koordinator Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS menyatakan kegiatan yang

berlangsung selama 3 hari bertujuan untuk membantu dosen dalam menyediakan materi membaca kelas awal yang akan digunakan dalam pembelajaran kepada mahasiswa calon guru. Bentuknya berupa modul literasi dan Buku Besar, video inspiratif lengkap dengan pengukuran dan evaluasi dalam penggunaannya. Selain itu lanjutnya, modul ini diharapkan dapat menginspirasi dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan modul-modul sejenis.

“Modul pengajaran membaca kelas awal ini bertujuan untuk menyediakan bahan pegangan bagi dosen. Misalkan dalam membuat Buku Besar yang dilengkapi dengan rubrik penilaian bagi mahasiswa dan kegiatan yang akan dilakukan oleh

mahasiswa tersebut. Yang paling utama modul ini berusaha untuk menginspirasi dosen serta mahasiswa calon guru untuk mengembangkan modul-modul lainnya,” terang Ajar Budi Kuncoro.

Dr. Muhana Gipayana, M.Pd., salah satu tim penyusun dari Universitas Negeri Malang dalam diskusi kegiatan menambahkan, “Dalam modul ini tema yang disusun tidak seluruhnya ada dalam kurikulum 2013, namun merupakan pengembangan dari tema-tema di kurikulum 2013 sehingga modul ini akan memiliki masa yang lebih lama digunakan.”

Tim Penyusunan Buku Besar sedang mendiskusikan kebermaknaan kata dalam Buku Besar yang disusun (17/10)

Ibu Anjasmara mempresentasikan hasil uji cobapenggunaan Buku Besar di Mi Yatmi Grobogan (17/10)

Ibu Anggie KonsultanUSAID PRIORITAS mengulas isi Buku Besar

LENSA UTAMA

LENSA PRIORITASEdisi 05. Tahun 2013

Penanggung Jawab:Nurkolis

Editor:Anang Ainur Roziqin

Tim Redaksi:Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati, R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq,

Wahyu Daryono

Alamat:Jl. Candi Makmur No.2A

Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email: [email protected]

Web: www.prioritaspendidikan.org

3 Edisi 05, Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS

Peserta Menyatakan Materi Pelatihan USAID PRIORITASSangat Bermanfaat

Semarang. Hasil evaluasi internal pelatihan tingkat sekolah yang dilakukan USAID PRIORITAS di 5 kabupaten mitra menunjukkan bahwa lebih dari 80% peserta atau sebanyak 1.015 orang menyatakan materi yang disampaikan oleh USAID PRIORITAS sangat bermanfaat untuk menunjang profesionalisme guru dan peningkatan kualitas manajemen berbasis sekolah.

Untuk Jenjang SD/MI misalnya pada pelatihan PAKEM, sebanyak 99% peserta menyatakan materi yang disampaikan sangat bermanfaat sekali, sedangkan untuk kemampuan fasilitator dalam penguasaan materi sebanyak 69% responden menyatakan fasilitator USAID PRIORITAS sangat menguasai materi. Apabila ditinjau dari pemahaman peserta terhadap PAKEM sebanyak 95% responden menyatakan sangat memahami materi yang disampaikan oleh USAID PRIORITAS.

Pada pelatihan MBS Jenjang SD/MI, sebanyak 97% peserta pelatihan menyatakan materi sangat bermanfaat dan sebanyak 77% peserta menyatakan bahwa pemateri menguasai materi yang disampaikan. Bila dilihat dari pemahaman peserta terhadap materi MBS dan PSM sebanyak 97% peserta sangat memahami materi pelatihan setelah kegiatan selesai dilaksanakan.

Peserta pelatihan pada jenjang SMP/MTs baik pembelajaran kontekstual maupun MBS menyatakan bahwa 97% peserta pembelajaran konstekstual dan 100% peserta pelatihan MBS menyatakan materi yang disampaikan sangat bermanfaat.

Untuk item pertanyaan kemampuan fasilitator dalam penguasaan materi, responden menyatakan 82% fasilitator pembelajaran kontekstual dan 94% fasilitator MBS menguasai materi yang disampaikan dalam pelatihan dan untuk pemahaman terhadap

materi yang disampaikan hampir 97% menyatakan mereka sangat memahami materi yang disampaikan oleh fasilitator.

Kuesioner diberikan kepada 2.248 peserta pelatihan yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS ditingkat provinsi dan 5 kabupaten mitra yaitu Semarang, Purbalingga, Banjarnegara, Sragen, dan Batang yang melakukan pelatihan tingkat sekolah untuk modul pembelajaran PAKEM, CTL, dan MBS baik jenjang SD/MI maupun SMP/MTs.

LENSA PRIORITAS

Peserta Pelatihan PAKEM di Sragen sedang menjelaskan hasil pengamatan video pembelajaran dalam kelompok

Siswa SMPN 6 Sragen mengikuti pembelajaran CTL tentang Bahan Kimia dalam praktik mengajar peserta pelatihan

Peserta Pelatihan MBS di Kab.Batang menuangkan hasil diskusi dalam kertas plano untuk dipresentasikan

“Menyenangkan dan menginspirasi sekali,” ungkap Ibu Eli (kerudung merah muda/SMPN 1 Mrebet) tentang pelatihan CTL di Kabupaten Purbalingga

“Bermanfaat dan mengubah pola pikirlama,” kata Bapak Agus peserta pelatihan MBS dari komite SMPN 5 Banjarnegara

LENSA UTAMA

4 LENSA PRIORITAS

Semarang. September 2013 USAID PRIORITAS Jawa Tengah menambah dua mitra kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Pekalongan. Dua mitra terpilih setelah dilakukan pemetaan kembali daerah-daerah yang memenuhi persyaratan untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS.

Wonosobo dan Pekalongan melengkapi jumlah Mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah sehingga berjumlah 15 kabupaten. Menambah 13 kabupaten yang telah bergabung terlebih dahulu pada 2012. 13 Kabupaten tersebut yaitu Pubalingga, Semarang, Banjarnegara, Batang, Sragen, Kudus, Demak, Jepara, Grobogan, Puworejo, Karanganyar, Boyolali, dan Blora.

Dr. Nurkolis, MM., Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa kerjasama yang dilakukan dengan Wonosobo dan Pekalongan akan berakhir pada tahun 2017, sama seperti 5 Kabupaten lainnya yakni Semarang, Batang, Purbalingga,

Banjarnegara dan Sagen. Berbeda dengan 8 Kabupaten lain seperti Kudus, Demak, Grobogan, Jepara, Blora, Karanganyar, Boyolali, dan Purworejo yang akan berakhir tahun 2014 karena 8 kabupaten ini telah bekerjasama dengan USAID dalam Program Decentralized Basic Education (DBE) rentang Tahun 2007-2011.

Jadi kerjasama 8 kabupaten dengan USAID PRIORITAS merupakan kelanjutan dari program DBE yang telah melakukan diseminasi-diseminasi praktik yang baik dalam bidang pendidikan yang diadaptasi dari program DBE maupun program USAID PRIORITAS dengan sistem sharing pendanaan.

Wonosobo dan Pekalongan: Mitra Baru USAID PRIORITAS

LENSA PRIORITAS - Edisi 05, Tahun 2013

Prof. Faturrahman Rektor Unnes (tengah) membuka acara pertemuan konsorsium LPTK di Hotel Lor-In (16-17/9)

Delapan LPTK bertemu dalam tajuk

Pertemuan Konsorsium LPTK mitra

USAID PRIORITAS Jawa Tengah pada

Senin-Selasa (16-17/9) di Hotel Lor In

Solo. Delapan LPTK tersebut yaitu

Universitas Negeri Semarang, Universitas

Negeri Yogyakarta, IAIN Walisongo, IKIP

PGRI Semarang, UKSW Salatiga,

Universitas Sebelas Maret Surakarta,

STAIN Purwokerto, dan STAIN

Pekalongan.

Peserta pertemuan adalah para

pimpinan LPTK dan

perwakilan dosen yang sudah

mendapatkan pelatihan dari

USAID PRIORITAS, baik

pelatihan pedagogi maupun

manajemen berbasis sekolah.

Pertemuan yang diprakarsai

oleh USAID PRIORITAS

tersebut mendiskusikan

langkah-langkah strategis

dalam peningkatan kualitas

guru baik pra dan dalam

jabatan di Jawa Tengah. Beberapa hal yang

dibicarakan dalam pertemuan yaitu

tentang model pelatihan, fokus materi yang

perlu penguatan, budaya baca dan berbagai

isu strategis di tingkat LPTK dan daerah.

Acara dibuka oleh Rektor Unnes Prof.

Dr. Fathur Rokhman, M.Hum dan ditutup

oleh Wakil Rektor III IAIN Walisongo Dr.

Darori Amin, M.Ag. Dalam sambutannya

Prof. Fathur menyampaikan bahwa strategi

peningkatan guru pra jabatan (Pre-service

8 LPTK Mitra USAID PRIORITAS Rumuskan Strategi untuk Pelatihan Guru Pra Jabatan

training) dimaksudkan untuk melatih

dosen dalam menyiapkan mahasiswa

sebelum mereka menjadi guru.

Bentuknya bisa berupa pilihan metode,

buku pegangan, modul, bahkan sampai

praktik mengajar yang disiapkan dan

dipantau secara intens.

“Komitmen untuk memajukan dunia

pendidikan di Jawa Tengah dengan

memberikan panduan manajemen layanan

kualitas pendidikan dan peningkatkan

sumber daya manusia yang berkompeten

menjadi tantangan bagi kita semua. Dalam

kesempatan ini kita wajib merumuskan

berbagai strategi dalam peningkatan

kualitas guru pra jabatan. Salah satunya

yaitu melatih dosen, meningkatkan

metodenya, memberikan alternatif buku

panduan dan modul serta pada praktik

mengajar mahasiswa,” harap profesor

Sosiolinguistik ini memberikan semangat

kepada peserta.

Tahun 2013, Mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah Bertambah Dua

Dr. Nurkolis, MM Menyerahkan Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Direktur USAID PRIORITAS dan Bupati Wonosobo Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosbo,

(Dari kiri) Dr. Nurkolis, MM bersama Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Kamis (31/10)

5

LENSA UTAMA

Jawa Tengah. Pembelajaran Aktif termasuk di dalamnya pembelajaran PAKEM, CTL dan MBS telah dilatihkan USAID PRIORITAS kepada 121 Sekolah Mitra terdiri dari 81 Sekolah SD/MI dan 40 SMP/MTs di Kabupaten Batang, Semarang, Purbalingga, Banjarnegara, dan Sragen.

Pelatihan dilakukan mulai bulan Juni 2013 sampai dengan bulan September 2013. Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purbalingga mengawali pelatihan disusul dengan kabupaten Batang, Semarang dan terakhir Kabupaten Sragen.

Pelatihan di 5 Kabupaten Mitra melibatkan 150 orang fasilitator yang berasal dari kabupaten mitra masing-masing 30 orang, terdiri dari 15 Fasilitator tingkat SD/MI dan 15 orang fasilitator lainya dari Jenjang SMP/MTs. 15 Fasilitator tersebut juga terbagi lagi 10 orang untuk bidang pembelajaran dan 5 lainnya untuk bidang manajemen berbasis sekolah.

Ahmad Sarjita Spesialis Pelatihan Guru SD/MI USAID PRIORITAS mengatakan

selain mendapat pelatihan pembelajaran, sekolah mitra juga akan mendapatkan pendampingan yang dimulai bulan September sampai dengan November 2013. Setiap Fasilitator berkewajiban mendampingi sekolah sebanyak 20 kali dalam setahun. “Setiap fasilitator kabupaten wajib untuk mendampingi sekolah (guru, kepala sekolah, dan komite) masing-masing 20 kali. Untuk regulasinya akan diatur oleh masing-masing fasilitator sehingga tidak berbenturan dengan tugas pokoknya.”

Sarjita juga menegaskan bahwa inti dari pelatihan USAID PRIORITAS adalah pendampingan sehingga dia berharap fasilitator dan terdamping melakukan dengan sungguh-sungguh proses pendampingan di sekolah. “Saya berharap kesempatan pendampingan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh fasilitator dan sekolah, karena inti dari pelatihan USAID PRIORITAS adalah pendampingan ini. jangan sampai kesempatan yang sangat terbatas tersebut kurang optimal dimanfaatkan,” tegasnya.

LENSA PRIORITAS Edisi 05, Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS

121 Sekolah Mitra Tuntas Berlatih Pembelajaran Aktif dan MBS

Purworejo-Jawa Tengah. Dua belas SMP Sub Rayon 04 Kabupaten Purworejo melaksanakan deseminasi pembelajaran kontekstual pada Sabtu-Minggu (19-21/10). Diseminasi tersebut bertujuan secara implisit untuk mengembangkan tiga domain pada siswa yaitu domain afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Dikmen dari Dikbudpora Drs. Ery Prayitno, MM mewakili Kepala Dinas Pendidikan.

Dalam sambutannya Bapak Ery menyatakan bahwa siswa berkembang secara utuh bila tiga domain diasah dengan baik. Bila tiga hal tersebut sudah menjadi baik diharapkan aspek intelektualitas, akhlak, emosi, jiwa kepemimpinan, sosial, dan ketrampilan akan menjadi baik juga.

“Saya berharap pelatihan ini berfokus untuk mengembangkan tiga domain,

sehingga muncul produk-produk yang menyentuh aspek intelektualitas, akhlak, emosi, jiwa kepemimpinan, sosial, dan ketrampilan siswa sehingga siswa berkembang secara utuh. Bentuk pengembangan tiga domain tersebut dapat berupa pengintegrasian dalam pembelajaran di kelas, baik dalam rencana pembelajaran, rubrik penilaian, strategi, model pembelajaran dan juga dalam penugasan individual kepada siswa.”

Pelatihan dilaksanakan dengan dipandu oleh 10 fasilitator USAID PRIORITAS bertempat di SMP Negeri 8 Purworejo. Kegiatan secara khusus merupakan permintaan dari kelompok SMP di Sub Rayon 04 dan didukung oleh komite sekolah mereka. Semua peserta adalah guru-guru dari 5 mapel yaitu mapel IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. [Nj]

SMP Rayon 4 Purworejo Fokus Kembangkan Tiga Domain Siswa

Peserta pelatihan pembelajaran kontekstual berdiskusi tentang materi pelatihan (19/10).

Peserta pelatihan mempresentasikan hasildiskusi kelompok kepada yang lain (20/10)

Siswa SMPN 5 Banjarnegara mengikuti pembelajaran CTL tentang jenis-jenis tanah dalam praktik mengajar peserta pelatihan

Peserta pelatihan CTL tingkat SMP/MTs sedang melakukan diskusi kelompok pada sesi pleno (16/9)

6

LENSA Daerah Mitra

Banjarnegara. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara Drs. Muhdi dalam pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (26-28/9) di Balai Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Banjarnegara menyatakan bahwa mensinergikan sekolah dengan masyarakat secara utuh dalam pengelolaan sekolah merupakan bagian dari manajemen sekolah yang bermutu. Wujud dari pensinergian tersebut salah satunya dengan berkerjasama dan bahu membahu dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

“Sinergi antara sekolah dan masyarakat perlu dibangun sebagai bagian dari pengelolaan manajemen berbasis sekolah yang baik. Wujudnya bisa berupa saling bahu membahu untuk meyelesaikan masalah dengan berprinsip pada pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel.”

Lebih lanjut Drs. Muhdi mengatakan bahwa sekolah dan komite sebaiknya menyusun program kerja tahunan yang kontekstual dengan kondisi masyarakat di lingkungan sekolah. Masyarakat akan tertarik dan menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut bila kebutuhannya di penuhi. Program tilawah, pembiasaan

bahasa Jawa, partisipasi dalam penyediaan alat peraga yang dimotori forum wali murid, dan penguatan sistem kewirausahaan sekolah merupakan beberapa contoh yang disampaikan kepada 47 peserta dari unsur kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, dan staf Dindikpora.

Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Bapak Agus, Komite SMP Negeri 5 Banjarnegara menyatakan banyak permasalahan di sekolah yang selama ini masih belum menemukan solusi namun dalam pelatihan ini ternyata hal tersebut sudah dialami oleh sekolah lain sehingga bisa dicari alternatif bersama. Beliau menambahkan bahwa banyak yang akan diubah khususnya dalam hal kebiasaan-kebiasaan pengelolaan yang kurang baik. Dia bersyukur karena pelatihan ini banyak menginspirasinya.

“Pelatihan ini mengubah banyak kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kami lakukan. Banyak solusi-solusi yang selama ini belum terpikirkan. Senang sekali akhirnya beberapa masalah terpecahkan dan akan segera kami tindak lanjuti setelah pelatihan,” katanya dengan sungguh-sungguh. [Nj]

LENSA PRIORITASLENSA PRIORITAS - Edisi 05, Tahun 2013

Mensinergikan Sekolah dengan Masyarakat

Kadinas Pendidikan Kab. Banjarnegara Drs. Muhdi (dua dari kanan) membuka Pelatihan MBS (26/9)

Peserta mendiskusikan alternatif solusi dalampengelolaan MBS (26/9)

Peserta melakukan kunjung karya untuk melihat masukandari kelompok lain (28/9)

Dimulai dengan Asesmen KabupatenWonosobo. Setelah resmi menjadi mitra USAID PRIORITAS pada September 2013, hal pertama yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS yaitu melakukan asesmen kon-disi dan kebutuhan Kabupaten Wonosobo sebagai pijakan awal sebelum dilakukan kerjasama lebih lanjut, Selasa (17/9).

Peserta asesmen berasal dari unsur pemangku kepentingan di tingkat kabupaten yaitu DPRD, Dewan Pendidikan, Bappeda, BKD, Dinas Pendidikan, Kantor Kemenag, Kepala UPTD kecamatan mitra, Pengawas Sekolah/Madrasah, dan Kepala Sekolah/Madrasah.

Dalam diskusi yang gayeng tersebut. peserta terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok penyelenggara pendidikan dan kelompok pendukung penyelenggara pendidikan. Materi yang didiskusikan diantaranya tentang program peningkatan mutu guru, penataan dan pemerataan guru, pengelolaan data, bantuan-bantuan yang

sudah ada, peran provinsi dan koordinasi antar institusi, sekolah inklusi dan program-program manajemen sekolah.

Drs. One Andang Wardoyo, M.Si kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo menyampaikan terima kasih kepada USAID PRIORITAS dan berpesan supaya peserta dapat secara terbuka menyampaikan kondisi pendidikan di Kabupaten Wonosobo, karena dengan keterbukaan di awal kerjasama maka dia yakin akan berdampak baik pada program yang akan dilakukan USAID PRIORITAS dalam menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan di Kabupaten Wonosobo.

“Kegiatan asesmen ini merupakan awal yang baik dalam memulai program kerjasama dengan USAID PRIORITAS. Semua kegiatan akan berdasarkan pada kebutuhan. Karena itu saya berharap kondisi di Kabupaten Wonosobo disampaikan secara terbuka,” katanya.

Peserta Asesmen kebutuhan Kabupaten Wonosobo pada pembukaan acara.

Kelompok pendukung penyelenggata pendidikan, tampak Perwakilan DPRD, Dewan Pendidikan, BKD dan BappedaSerius mendiskusikan kondisi di Kabupaten

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo memberikan sambutan di awal acara.

8 LENSA PRIORITAS - Edisi 03, Februari - April 2013 7

LENSA Daerah Mitra

LENSA PRIORITAS Edisi 05, Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS

1,2 Milyar untuk Diseminasi USAID PRIORITAS

Jawa Tengah. USAID PRIORITAS Jawa Tengah sampai dengan Oktober 2013 telah mendiseminasikan berbagai pelatihan praktik yang baik dalam pendidikan, baik itu pelatihan modul-modul Better Teaching and Learning (BTL), modul dari USAID PRIORITAS (PAKEM dan Contextual Teaching and Learning/CTL), Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), maupun Manajemen Pendidikan tingkat Kabupaten berupa Pelatihan Penataan dan Pemerataan Guru, Pelatihan Penghitungan Standar Pelayanan Minimal, dan juga Pelatihan Penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan.

Jumlah dana yang telah digunakan untuk diseminasi praktik yang baik sampai dengan Oktober 2013 sebesar Rp 1.217.108.250. Jumlah tersebut berasal dari USAID PRIORITAS sejumlah Rp. 236.440.520, dari BOS/Mandiri Rp. 463.238.250, dari KKG/MGMP/K3S sebesar Rp. 9.000.000, dari APBD kabupaten sebesar Rp. 411.520.000, dan dari donor lain sebesar Rp. 334.350.000.

Sharing dana tersebut telah menjadi kesepakatan antara USAID PRIORITAS dengan kabupaten mitra atau penyelenggara diseminasi. Bentuknya yaitu USAID PRIORITAS akan membiayai fasilitator yang melatih sedangkan untuk biaya lain ditanggung oleh pihak penyelenggara.

Kegiatan diseminasi dilakukan sesuai dengan syarat pada USAID PRIORITAS diantaranya: menggunakan modul pelatihan dari DBE atau USAID PRIORITAS secara utuh, tanpa dipotong waktu atau kegiatan, dilaksanakan oleh fasilitator yang sudah dilatih oleh USAID PRIORITAS/DBE, dan memperhatikan relevansi jumlah peserta dari setiap sekolah dengan dampak perubahan.

Diseminasi dilaksanakan oleh 12 kabupaten yaitu Batang sebanyak 1 kali, Demak 6 kali, Grobogan 2 kali, Jepara 3 kali, Karanganyar 16 kali, Kebumen 1 kali, Kudus 12 kali, Wonosobo 1 kali, Blora 1 kali, Puworejo 2 kali, Boyolali 9 kali, dan Kabupaten Semarang 1 kali sehingga jumlah keseluruhan kegiatan sebanyak 55 kali. Dari sejumlah kegiatan tersebut melibatkan peserta sebanyak 5.062 orang.

Dr. Nurkolis, M.M., Koordinator Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa kegiatan diseminasi dilakukan karena banyak kabupaten dan instansi yang tertarik dengan program USAID PRIORITAS. “Kami masih akan melaksanakan program diseminasi sampai Tahun 2017. Namun tetap akan melihat regulasi di USAID PRIORITAS, bila ada instansi yang tertarik untuk mendiseminasikan program USAID PRIORITAS dapat langsung menghubungi USAID PRIORITAS Jawa Tengah," katanya.

Peserta pelatihan BOSP Kab. Purworejo kelompok SMA/SMK mendiskusikan hasil penghitungan.

Suasana diskusi kelompok dalam diseminasi PelatihanPembelajaran Kontekstual di Kab. Kudus (10-12/9)

Diskusi kelompok Mapel Bahasa Indonesia untuk menyusun RRP sebelum praktik mengajar padaPelatihan Pembelajaran Kontekstual di Kab. Purworejo(19-21/10)

Kegiatan kunjung karya peserta KKM MI KecamatanPurwodadi dan Kecamatan Grobogan pada Pelatihan Pembelajaran PAKEM di Kab. Grobogan (9-11/9)

Pak Rochim, Fasda Kab. Blora sedang mendampingi siswa yang menyatakan tentang menyenangkannya pembelajaran PAKEM setelah kelasnya digunakan praktik (29-31/8).

8

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITASLENSA PRIORITAS - Edisi 05, Tahun 2013

Banjarnegara. Pembelajaran dimulai dengan melakukan diskusi antara guru dan siswa tentang peran tumbuhan sebagai makhluk hidup bagi kehidupan manusia. Setelah diskusi selesai dan siswa telah memahami peran tumbuhan, guru melanjutkan dengan pertanyaan singkat.

“Baik anak-anak kita sekarang sepakat ya kalau tumbuhan termasuk makhluk hidup yang memiliki peran penting terhadap manusia. Kalau tumbuhan sebagai makhluk hidup berarti tumbuhan akan memiliki respon sama seperti makhluk hidup lain dalam pertumbuhan, benar tidak?” tanya Bu Yayuk selidik. “iya Bu,” ungkap salah satu siswa. “Tidak Bu, kan tidak bisa bicara,” sahut Ayu salah satu siswa. “Kalau Ayu dibilang nakal sama teman bagaimana perasaan Ayu?” tanya Bu Yayuk pada Ayu. “Ayu marah Bu, Ayu kan anak pintar,” jawab Ayu yang langsung disoraki teman-temannya. “Kalau begitu ayo kita buktikan. Pembuktiannya yaitu dengan melihat bagaimana perkembangan tumbuhan dengan cara yang satu kita

senyuman, yang satu kita marahi, yang satu kita biarkan diam, dan yang satu kita nyanyikan setiap hari. Apakah kalian mau?” ajak Bu Yayuk yang langsung disambut dengan riuhnya “Mau Bu!” jawab siswa serentak.

Kemudian Bu Yayuk dan siswa sepakat untuk melakukan proyek tentang menanam kacang hijau yang diberikan perlakuan sikap senyum, bernyanyi, marah dan diam. Selanjutnya setelah proyek di tentukan, guru dan siswa merumuskan pertanyaan yang akan dicari jawabannya. Pertanyaan tersebut yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan perkembangan makhluk hidup/tumbuhan. Bagaimanakah perlakuan yang baik yang seharusnya dilakukan oleh manusia sehingga pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat berlangsung dengan baik. Kedua pertanyaan tersebut harus dijawab secara individu dan kelompok. Semakin banyak jawaban dan didukung oleh bukti ilmiah akan menambah poin dalam penilaian.

Setelah merumuskan pertanyaan, siswa membagi diri menjadi 5 kelompok heterogen. Guru meminta siswa bekerja dalam kelompok untuk

menanam kacang hijau pada media botol air mineral bekas yang sudah disediakan. Selama rentang waktu penelitian (14 hari), siswa menyirami tanaman dengan sikap senyum, bernyanyi, marah dan diam. Masing-masing perlakuan terbagi dalam 1 kelompok, yaitu kelompok senyum, bernyanyi, marah, dan diam. Setiap melakukan pengamatan siswa juga mengukur pertumbuhan tanaman tersebut. Hasil pencatatan dimasukkan ke dalam tabel yang sudah disiapkan oleh guru.

Pada hari ke-14 siswa diajak mendiskusikan tentang apa yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan pada 4 tanaman tersebut. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dari pengamatannya. Salah satu hasil kajian kelompok dan pengamatan yaitu dihubungkan dengan penelitian dari Dr. Masaru Emoto tentang air. Bahwa air juga merupakan makhluk hidup. Oleh karena itu dapat merespon apa yang dikatakan dan terjadi di lingkungannya. Sedang

tumbuhan juga makhluk hidup dan menyerap air, otomatis juga akan merespon apa yang dikatakan kepadanya.

Hasil percobaan menunjukkan pertumbuhan tanaman yang disiram dengan marah pertumbuhannya paling lambat dibandingkan tumbuhan yang disiram dengan diam, tersenyum, dan menyanyi. Pertumbuhan paling cepat dalam percobaan yaitu disiram dengan bernyanyi. Hal ini membuktikan bahwa tanaman memiliki respon positif terhadap tindakan positif.

“Bu Yayuk besok kita melakukan penelitian apalagi? Senang Bu ternyata kita bisa mempelajari banyak hal dengan meneliti,” celoteh beberapa siswa dalam lembar refleksi yang dibagikan oleh Bu Yayuk seusai pembelajaran.

Percobaan ini perlu dicoba pada tumbuhan/tanaman lain, untuk membuktikan apakah perlakuan tersebut dapat berpengaruh juga pada tumbuhan/tanaman yang berbeda.*

Meneliti Pertumbuhan Kacang Hijau dengan Senyum, Bernyanyi, Diam, dan Marah

Pertumbuhan dalam Grafik

Tabel Pertumbuhan Pertumbuhan biji kacang hijau yang disiram dengan menyanyi setelah minggu ke dua.

Siswa sedang mengamati pertumbuhan kacang hijau minggupertama

Biji Kacang Hijau sebelum megalami pertumbuhan

* Ditulis oleh: Yayuk Sugiyarti, S.P., M.Si Guru SMP Negeri 4 Banjarnegara

LENSA Praktik yang Baik

Menyusun Teks Deskriptif

9LENSA PRIORITAS Edisi 05, Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS

Senyum puas dan perasaan bangga karyanya mendapat pujian tersirat di wajah siswa siang itu, mereka berhasil menyusun teks deskriptif menggunakan brosur - brosur tempat wisata yang saya namakan “Inspiring Brochure”. Brosur-brosur tersebut saya dapatkan dari beberapa tempat yang pernah saya kunjungi. Brosur itu saya kumpulkan karena berbahasa inggris dan dapat digunakan untuk kepentingan mengajar.

Kesulitan umum yang dihadapi dalam menyusun teks atau membuat teks adalah grammar, organization idea, dan vocabulary. Di samping kesulitan internal dari siswa misalnya kurang motivasi. Metode yang saya gunakan sebelumnya pun kurang menarik, hanya ceramah dan mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa. Hal tersebut nampak pada hasil tugas writing mereka sebelumnya.

Melihat kondisi itu saya terinspirasi model pemanfaatan media sebagai sumber belajar. Saya teringat brosur-brosur tempat wisata yang saya miliki dan kemudian saya integrasikan untuk pembelajaran materi kelas VIII yaitu teks deskriptif.

Inspiring brochure membawa siswa berimajinasi tentang sebuah tempat yang ada di brosur. Hal tersebut membuat siswa dalam menyusun teks yang tadinya sulit dan butuh waktu lama menjadi mudah dan cepat. Di samping itu siswa menjadi lebih kreatif dengan berimajinasi.

Langkah-langkah pembelajaran yang saya lakukan dimulai dengan membagi 24 siswa menjadi 6 kelompok. Kemudian perwakilan kelompok mengambil satu brosur yang berjumlah 9 buah. Setelah brosur didapat, kelompok mengamati brosur tersebut untuk menemukan informasi-informasi yang

dibutuhkan untuk menyusun teks deskiptif. Informasi penting tersebut adalah nama tempat, lokasi, suasana tempat (panas, sejuk, ramai, sunyi, dan sejenisnya), fasilitas atau hal – hal unik yang ada di tempat itu, serta rekomendasi untuk tempat tersebut (berisi kesan tempat yang akan membuat orang lain tertarik untuk datang).

Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk mencari informasi – informasi di atas. Setelah informasi didapat, masing-masing anggota kelompok menyusunnya menjadi sebuah paragraf dengan menggunakan kata –kata mereka sendiri. Paragraf tersebut kemudian disusun menjadi sebuah teks, ditulis, dan hasilnya dipajang di papan tulis. Masing–masing kelompok bergantian mempresentasikan hasil pekerjaannya sedangkan kelompok lain mengajukan pertanyaan.

Ternyata kreativitas muncul saat mereka berimajinasi. Ada yang membuat tata letak baru, tambahan permainan, bonus-bonus dalam tiap wahana, dan juga cara promosi. Ada yang mengkritik tampilan dari brosur juga. Siswa tampak bersemangat sekali untuk berimajinasi.

Dari melihat brosur, kemudian menyusunnya kembali menjadi sebuah teks memudahkan siswa memahami teks deskriptif tentang tempat. Kalimat yang variatif, vocabulary yang luas, dan organisasi ide sudah mengalir. Siswa juga nampak bangga dengan hasil karyanya ketika presentasi.*

dengan “Inspiring Brochure”

* Penulis: Wahyuning Widhiati, S.Pd Fasilitator USAID PRIORITAS dan Guru SMP Negeri 2 Banjarnegara

‘Inspiring Brochur’ yang digunakan dalam pembelajaran

Siswa mengamati, mengidentifikasi, dan mendiskusikanbrosur yang didapat

Siswa dengan gembira memajangkan hasil karyanya untuk dipresentasikan

Salah satu kelompok mempresentasikan imajinasiyang telah mereka deskripsikan.

Sekolah Lab. LPTK Mitra Adopsi dan Adaptasi Praktik yang Baik

Untuk membuka dan mengawali kerjasama

dengan sekolah lab mitra LPTK

dilakukanlah kegiatan kunjungan belajar ke

sekolah mitra USAID-DBE. Kunjungan

tersebut diharapkan dapat menginspirasi

sekolah menerapkan praktik yang baik.

Ajar Budi Kuncoro, Senior Koordinator

Pengembangan LPTK menyatakan,

“Kegiatan ini kami lakukan untuk membuka

pandangan sekolah lab. tentang pola

USAID PRIORITAS, harapan awalnya

adalah dapat mengadopsi dan

mengadaptasi sekolah/madrasah yang telah

menerapkan pola dari USAID

PRIORITAS sampai berhasil menerapkan

praktik-praktik terbaik.”

Sekolah lab masing-masing universitas

mengunjungi sekolah yang berbeda. Mitra

UNY mengunjungi SDN 1 Bendosari dan ke

SMPN 19 Purworejo (28/11). Mitra IAIN

Walisongo melakukan kunjungan ke MI

YATPI dan MTsN Jeketro Grobogan

(29/11), dan mitra Unnes ke SDN 5 Bintoro

dan SMPN Karangtengah Demak (30/11).

Peserta berasal dari unsur kepala

sekolah/madrasah, komite sekolah/

madrasah, dan guru masing-masing 1

orang (3 orang per sekolah/madrasah),

perwakilan Dinas Pendidikan dan kantor

Kemenag masing-masing kota tempat

sekolah mitra berasal.

Rombongan Kunjungan Belajar dari Sekolah Lab. Mitra UNYke SMP Negeri 19 Purworejo, (28/11)

Banjarnegara. Inovasi dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dalam banyak model. Salah satunya yaitu pemodelan dengan menggunakan tinggi pohon dan lebar sungai. Kegiatan tesebut dilakukan oleh Ibu Puji Rahayu Guru

Matematika SMPN 1 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Pembelajaran dimulai dengan membagi siswa dalam 5 Kelompok dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja yang diberikan kepada siswa. Kemudian Bu Puji mengajak siswa ke lapangan di depan kelas untuk melakukan pengamatan dan pengukuran.

Untuk mengukur tinggi pohon Bu Puji meminta seorang siswa berdiri di depan pengamat yang bertugas untuk mengamati ujung kepala ke arah ujung pohon yang segaris. Apabila belum tepat, siswa yang berdiri bisa bergerak maju atau mundur. Panduan langkah-langkah siswa dalam pengamatan sebagai berikut; tinggi siswa diukur dari ujung kepala ke ujung kaki. Hal tersebut untuk mengetahui tinggi AB =…. m, dan jarak dari pengamat ke siswa yang berdiri (AP) =…. m, tinggi pengamat dari mata ke tanah (PD)=…m.

Bila hal tersebut sudah diketahui kemudian menghitung panjang (BC)= tinggi siswa berdiri sampai kepada tinggi pengamat =…. m. Jika tinggi pohon (TS)= t meter, maka: t/BC=PR/AP, jadi tinggi pohon sebenarnya= t + DP (tinggi pengamat).

Semua siswa terlihat riang dan mengikuti semua langkah-langkah yang tertulis dalam panduan dan lembar kerja dengan baik. Selanjutnya yaitu mengukur lebar sungai. Untuk megukur lebar sungai, siswa dipandu untuk mengumpulkan batu di seberang jalan paving sebagai model dari sebuah sungai. Kemudian batu-batu tersebut dibuat sebagai patok-patok untuk menguku lebar sungai.

Setelah kegiatan tersebut selesai sesuai dengan panduan yang diberikan. Kemudian siswa diajak untuk masuk ke dalam kelas mendiskusikan hasil pengamatan dan pengukuran yang telah dilakukan. Kegiatan diskusi diawali dengan presentasi hasil pengukuran dari kelompok untuk dijadikan sebagai contoh dalam penghitungan. Beberapa siswa yang masih belum paham

menanyakan kepada presenter. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang belum jelas Bu Puji membantu menjelaskan dan memberikan jawaban dengan baik.

Setelah dirasa mengerti maksud dan menemukan konsep kesebangunan, siswa diajak menempelkan hasil pengukuran di tempat pajangan lalu Bu Puji memandu diskusi dan menyimpulkan bersama-sama siswa. Pembelajaran diakhiri refleksi bersama sebagai penutup. [Se]

LENSA Praktik yang Baik

10

LENSA Praktik yang Baik

Konsep Kesebangunan Segitiga dengan Pemodelan

LENSA PRIORITASLENSA PRIORITAS - Edisi 05, Tahun 2013

Bu Puji memberikan pengarahan kepada siswa sebelum melakukan pengamatan dan pengukuran (16/9)

Kelompok siswa sedang melakukan pengukuran kepada teman sejawatnya (16/9).

Mengetahui Jenis-Jenis Tanah dengan Media Kebun

Salah satu kelompok siswa SMPN 5 Banjarnegara sedang mengamati jenis-jenisTanah di Kebun yang dijadikan Sampel untuk Pengamatan (16/9)

Banjarnegara. “Anak-anak apakah pernah menjumpai tanah yang berbeda warnanya satu dengan yang lain?” tanya Bu Nurchajati. “Pernah Bu” jawab serentak siswa. “Kenapa singkong di belakang sekolah tumbuh subur tapi kenapa di pesisir pantai tidak?” lanjut Bu Nur, “Kondisi tanahnya berbeda bu,” jawab salah satu orang siswa.

Begitulah Bu Nurchajati mengawali pembelajaran. Setelah siswa dirasa tertarik dengan topik yang akan dibahas, Bu Nurchajati selanjutnya membagikan informasi bacaan terkait topik kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca senyap 10 menit. Setelah selesai, Bu Nur memandu lagi diskusi dan tanya jawab untuk mematangkan pengetahuan siswa tentang pengertian tanah, jenis-jenis tanah, dan pemanfaatannya sampai siswa merasa paham.

Langkah selanjutnya Bu Nur mengkondisikan kelas dengan model pembelajaran kelompok. Lalu membagi lembar kerja kepada setiap siswa dilanjutkan dengan penjelasan mengenai penggunaan lembar kerja tersebut. Kelompok yang telah terbentuk kemudian diminta ke lokasi pengamatan yang telah disediakan dengan petak-petak yang telah dibatasi dengan tali ravia.

Di kebun siswa sangat antusias mengamati tanah, membedakannya dengan lahan lain, dan mencoba mengidentifikasi tanaman yang cocok untuk tumbuh. Selang waktu 30 menit siswa kembali ke dalam kelas dan menyempurnakan hasil kerja. Nampak siswa bersemangat berdiskusi dan membuka sumber referensi yang ada di meja mereka.

Waktu untuk presentasi tiba. Dua kelompok terpilih untuk maju dan mempresentasikan hasil kerjanya untuk selanjutnya ditanggapi oleh kelompok lain. Suasana diskusi berjalan baik. Setelah sesi presentasi selesai, hasil kerja siswa ditempel di papan pajangan kelas di samping kiri dan kanan ruangan.

Setelah ditempel Bu Nur melanjutkan dengan memberikan penguatan, memandu diskusi, menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan, dan memberikan tugas bacaan tambahan. Pembelajaran diakhiri dengan refleksi bersama dan dilanjutkan dengan doa penutup.

11

Batang. Bu Andri Guru Matematika SMP Negeri 7 Batang, melatih kreativitas siswanya dalam pembelajaran matematika kelas IXA dengan memanfaatkan benda-benda disekitarnya. Kreativitas tersebut yaitu menemukan rumus Luas Permukaan Bola dengan menggunakan Kulit Buah Jeruk.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan merefleksi pembelajaran yang lalu dan mengaitkan dengan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang memancing, diantaranya “kalian tahu apa yang ibu pegang?” katanya. Serempak siswa menjawab “Jeruk!” dengan riuhnya. Kemudian “rumus apa yang bisa didapatkan dari sebuah jeruk?” dan selang beberapa saat sebagian kecil siswa menjawab “lingkaran” dan sebagian siswa lainnya “bola Bu” dengan nada pelan. “Baik, bagus sekali, agar lebih jelas kita akan memulai saja ya!” ajak Bu Andri. Serempak semua siswa menjawab “baik Bu,” dengan riang.

Setelah siswa antusias dengan pembelajaran yang akan dimulai, siswa diminta berhitung 1 sampai 5 dan yang mendapat nomor 1 bergabung dengan nomor 1, nomor 2 dengan nomor 2 dan begitu seterusnya. Siswa berkelompok sesuai dengan nomornya. Kemudian Lembar kerja kelompok dibagikan dan masing-masing kelompok diberikan satu buah jeruk sebagai media. “Coba anak-anak, kibas-kibaskan kertasnya yang sudah mendapatkan lembar kerja,” demikian Bzu Andri meminta.

Setiap kelompok melukis lingkaran permukaan jeruk sebanyak 5 buah pada kertas karton yang telah disediakan

sesuai besar jeruk dengan menggunakan pensil. Setelah terlukis 5 gambar lingkaran, kulit jeruk dikupas kecil-kecil kemudian ditempel menutup setiap lingkaran. Dari 5 kelompok, ada satu kelompok yang membuat lingkaran lebih kecil dari ukuran sebenarnya, maka pada saat menempel ada kulit jeruk yang tersisa.

“Tepuk tunggal!” kata Bu Andri, lalu seluruh siswa bertepuk tangan sekali.

“Tepuk ganda!” siswapun bertepuk tangan sebanyak dua kali. Bu Andri mengatakan “Matematika!” dijawab secara serentak oleh seluruh siswa “Aku Suka, Aku Bisa, Aku Cinta” antusias siswa menjawab yel-yel. Bu Andri lalu mengingatkan tentang rumus lingkaran yang telah dipelajari dan membimbing siswa menemukan rumus luas permukaan bola dari praktik kulit jeruk yang ditempelkan pada lingkaran yang dibuat.

Kegiatan selanjutnya presentasi kelompok. Ketika ditanya “Ada kelompok yang ingin mempresentasikan hasil kerjanya?” langsung dengan cepat kelompok 2 mengangkat tangan dan maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Siti Fatimah presenter yang mewakili kelompoknya menjelaskan bahwa Luas Permukaan Bola adalah 4 kali luas lingkaran karena kulit jeruk dapat menutup 4 lingkaran yang telah dibuat. Luas Lingkaran adalah karena ada 4 lingkaran yang dapat ditutup dengan kulit jeruk. Jadi luas permukaan bola (disini jeruk sebagai bola sebagai bahan praktik) adalah 4 kali luas lingkaran sama dengan 4 kali luas lingkaran sama dengan 4 kali atau 4 , dimana r ada;aj jari-jari jeruk.

Setelah sesi presentasi selesai kemudian setiap kelompok memajangkan hasil diskusi di dinding samping dan belakang. Setiap kelompok melakukan kunjung karya ke kelompok yang lain.

Usai kunjung karya, Bu Andri memandu siswa dalam sesi diskusi lalu memberikan masukan dan jawaban yang sekiranya belum dipahami oleh siswa. Siswa aktif bertanya dan dijawab oleh Bu Andri dengan baik dan telaten.

Menemukan Rumus Luas Permukaan Bola dengan Kulit Jeruk

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITAS Edisi 05, Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS

“Anak-anak sekarang ayo kita kerjakan soal secara individu dalam waktu 15 menit,” ajak Bu Andri. Selang 15 menit kemudian siswa di pandu untuk menukarkan jawaban dengan teman di sebelahnya lalu mencocokkan jawaban dan memberi bintang pada jawaban yang benar.

Sepuluh menit sebelum jam pelajaran berakhir siswa kemudian membuat rangkuman tentang pembelajaran sambil Bu Andri membagikan selembar kertas sebagai refleksi pembelajaran. Siswa dapat menuliskan hal-hal yang bermanfaat, yang membingungkan ataupun yang menyenangkan tanpa diberi nama dalam kertas tersebut.*

Bu Andri memandu siswa menempel kulit jeruk dengan benar untuk menemukan Rumus Luas Pemukaan Bola dengan menggunakan kulit jeruk

Siswa mengibas-ngibaskan kertas instruksi yang dibagian dengan suka ria

Siswa dari kelompok 1 sedang asyik menempel kulit jeruk dan menemukan dan membuktikan rumus luaspermukaan bola

* Penulis: Dra. Hj. Eminingsih, M.Pd Fasilitator USAID PRIORITAS dan Guru Matematika SMP Negeri 3 Batang-Jawa Tengah

Hasil tempelan kulit jeruk dari kelompok 2 setelah melakukan presentasi

2r

2r2r

BINGKAI LENSA PRIORITAS

Dapatkan Informasi tentang berbagai

praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran

yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di

www.prioritaspendidikan.org

Peserta kunjungan belajar dari Kabupaten Wonosobo menyaksikan praktik siswameluncurkan roket bertenaga air di SMPN 3 Karanganyar (25-26/11)

Peserta kunjungan belajar dari Kabupaten Pekalongan kelompok mapel Bahasa Inggrismelakukan pengamatan proses belajar mengajar di SMPN 2 Jekulo Kudus (20-21/11)

Kelompok peserta peran serta masyarakat berdialog dengan Komite MI Miftahussalam Demak pada kunjungan belajar Kabupaten Pekalongan (20-21/11).

Ketua Dewan Pendidikan dan pemangku kepentingan dari Kabupaten Wonosobo berdialog dengan komite MTS Cepogo Boyolali bagaimana memaksimalkanperanserta masnyarakat di sekolah (26/11)

LENSA PRIORITASUSAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students LENSA PRIORITAS