PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DA...
Transcript of PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DA...
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DA LAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
(Studi Kasus di '.Vladrasah Aliyah Yusufiyah
Jin. Raya Pondok Gede Jakarta Timllr)
-OLEH:
ROSAN AH
NIM: 103011026788
JURUSAN PENDIDIKAN A GAMA ISLAM
FAKlJLTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAR
JAKARTA
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
(Studi Kasus di Madrasah Aliyah Yusufiyah
Jin. Raya Pondok Gede Jakan·ta Timur)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar (S 1) Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)
Disusun oleh :
Rosanah NIM: 103011026788
Di Bawah Bimbingan
A'
l'f..//~ Siti Khadijah, MA NIP. 150 283 322
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah
Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi yang berjudul: "PROFESIONALISME GUIRU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DALAM nROSES 'l"EMBELAN.TARAN YANG
EFEKTIF" (Studi Kasus di MA Yusufiyah JI. Raya Poudok Gede Jakarta
Timur)" diajukan kepada Fakultas lhnu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasyah
pada 20 November 2008 di hadapa1 dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar sa!"jana SI (S.Pd1) dalarn bidang Pendidikan Agarna.
Jakarta, l Desernber 2008
Panita Ujian Munaqasyal1
Ketua Panitia (ketua Jurusan/Pflgrarn Studi) 0·T·0·1·an1.12·g··g···a·i·~··-Or. H. Abd. Falah Wibisono. f{A I
NIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Juruan/Prodi)
Ors. Sapiuddin Shiddiq, lf.Ag
NIP: 150 299 477
Pen!,>uji I
Ors. Ghufran Ilisan .v!A
NIP: 150 202 340
Penguji II
Ors Sapiuddiuhidiq, M.Ag
NIP: 150 299' 77
Mengetahui:
Dekan Fakultas llmu Tarbiyal1 dan Keguruan
2 "'-.., ~~\ .
l'"f. ·:r•,MA NIP. 150 2 356
Tanda Tangan >,~,
~ ................. -....... .......
.. kt
-······················
~.
LEMBARPERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : Rosanah
No. Induk Mahasiswa: 103011026788
Jurusan
Alamat
.ludul Skripsi
: Pendidikan Agama Islam
: JI. Al-Baidlo I no 71 Lubang buaya
: Profesionalisme Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Proses Pembelajaran Yang Efektif (Studi Kasus MA
Yusufiyahjl. Raya Pondok Gede Jakaiia Timur)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata
Satu (S 1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli
saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakartn.
Jakmia, 30 Juli 2008
Rosan ah
ABSTRAK
Rosanah NIM 103011026788 Profesionalisme guru Pcndidikan Agama Islam Dalam !Proses Pcmbelajaran Yang Efektif (Stndi Kasns Madrasah Aliyah Ynsnfiy:alt J1. Raya Pondok Gede .Jakarta Timur)
Pada era globalisasi pada saat sekarang ini, pendidikan diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah kehidupan. Pendidikan barus mampu memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan dan menumbubkan kesediaan, bakat, minat, dan kemampuan akalnya. Dengan demikian sangat dibutuhkan figur guru yang mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi basil pembelajaran, mampu memberikan bantuan yang tepat, dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberbasilan dan kekurang berbasilan siswa, serta mampu menafrsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dihidang profesinya.
Kompetensi professional lebih menekankan pada keahlian yang dimiliki oleh guru dalam bidang pendidikan dan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan menilai basil proses belajar mengajar.
Penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk mengetabui profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif. Untuk itu metode penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektifmengenai, 1. Kepribadian guru pendidikan agama islam ketika mengajar 2. kualitas pengajaran guru. Dan penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis.
Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas XI berjumlah 30 siswa MA Yusufiyah. Pengumpulan data pada penelitian ini adalab dengan cara 1. Observasi 2. Angket 3. wawancara.
Dan untuk melibat bagai mana profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif yang direalisasikan dalam bentuk penampilan, membuka pelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan keterampilan menutup pelajaran, penulis menggunakan metode deskript:if analisis
dengan rumus P = F x 100%. Dari basil perhitungan yang dilakukan penulis N
dengan menggunakan rumus seperti yang di atas, diperolc:h kesimpulan bahwa, profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran yang efektif di Madrasah Aliyah Yusufiyah cukup baik.
5. Bapak clan !bu closen yang telah memberikan ilmunya selama penulis
mengikuli perkuliahan, semoga ilmu yang cliberikan bermanfaat.
6. Drs.H. M. Rosyacli, Kepala Sekolah, clan Sa'adih, S.Ag selaku guru
agama, yang telah mengizinkan clan meluangkan waktunya clalam
penelitian yang penulis lakukan di sekolah tersebut, serta para guru clan
para si swa MA Y usufiyah Ponclok Gede Jakarta Timur, yang tel ah ban yak
membantu penulis clalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hiclaya.tullah Jakarta, climana
clalam penulisan skripsi ini turut memberikan anclil besar clalam ha!
penyecliaan bahan pustaka clan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran
penulisan skripsi ini.
8. Keclua orang tua tercinta, Ayahancla Musa clan Ibuncla Masenah, yang
telah mencliclik clan mengasuh clengan segala jerih payah clan kasih
sayangnya hingga penulis clapat menempuh jenjang pencliclikan clasar
sampai pencliclikan tinggi clengan baik. Semoga segala jerih payah clan
usaha yang cliberikan manjacli amal sholeh clan cliterima di sisi Allah swt.,
amm.
9. Suamiku tercinta, Rudi yang clengan setia rnenemani penulis clalarn
menyelesaikan skripsi ini, clan membantu penulis baik materil maumun
inmateril
I 0. Kakak clan aclikku serta keponakan-keponakanku, Rosclayani, Dewi
Sartika, M. Ananda Farhan, Ari clan Anclro, terima kasih atas segala do'a,
semangat, clan motivasi clan juga bantuan yang diberikan kepacla penulis
sehingga skripsi ini clapat terselesaikan.
l l. Teman-leman mahasiswa FITK angkatan 2003 khususnya mahasiswa PAI
kelas D, klrnsusya !is St Aisyah, Eka Rianti, clan Nia, yang selalu
menghiasi hari-hari penulis clengan keceriaan clan kebersamaan yang
begitu erat. Semoga persahabatan kita clirahmati Allah swt.
Akhirnya, hanya kepacla Allah swt., jualah semuanya clikembalikan.
Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan manclapatkan balasan yang
lebih baik clan menjacli amal kebaikan di akhirat nanti.
Jakarta, 19 Agustus 2008
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
LEMBAR PERNY AT AAN ........................................... .............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGU.JI ....................................................... .iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR. .................................................................................. v
DAFT AR ISi ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ..... : ................................................................. I
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... I
B. ldentifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah .................. 4
1. ldentifikasi Masai ah .......................................................... 4
2. Pembatasan Masalah ......................................................... 4
3. Perumusan Masai ah .......................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................... 6
A. Profesionalisme keguruan ....................................................... 6
I. Penge11ian Profesionalisme ............................................... 6
2. Kompetensi Profesionalisme guru .................................... 10
3. Tugas dan Tanggung .Tawab Guru .................................... 15
4. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru ....................... 20
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............ 22
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................ 22
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...................................... 24
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ........................ 27
4. Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Agama ................ 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 40
A. Metode Penelitian ................................................................... 40
B. Variabel Penelitian .................................................................. 40
C. Definisi Operasional ............................................................... 41
D. Tempat .dan Waktu .................................................................. ~
E. Populas1 dan Sampel .................................................. : ............ 42
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 42
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 46
A. Gambaran Umum MA YUSUFIY AH .Jakarta-Timur ............ 46
I. Sejarah Berdirinya MA YUSUFIY AH Jakarta- Timur .... 46
2. Visi dan Misi ..................................................................... 46
3. Struktttr Organisasi MA YUSUFIYAH ............................ 47
4. Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar ......................... 49
5. Keadaan Guru dan Peserta Didik ...................................... 49
6. Sarana dan Prasaran .......................................................... 51
B. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Proses Pembelajaran yang Efektif ......................................... 52
1 . Profesionalisme Guru Pendidikan Agarna Islam Dalam
Merencakan atau Menyusun Pembelajaran ..................... 52
2. Profesionalisme guru pendidikan agama Islam dalam
melaksanakan pembelajaran ............................................ 53
3. Upaya sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
guru pendidikan agama Islam ......................................... 78
C. Interprestasi Data .................................................................... 79
BAB V PENUTUP .................................................................................... 83
A. Kesimpulan ............................................................................. 83
B. Saran-saran .............................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ....................................... .
DAFTAR TABEL
Tabel I Data Tenaga Pengajar MA Yusufiyah
Tabel 2 Jumlah Siswa/I MA Yusufiyah
Tabel 3 Sarana dan Prasarana
Tabel 4 Guru Berpakaian Rapih
Tabel 5 Guru Datang Tepat Waktu
Tabel 6 Guru Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran dengan Salam
Tabel 7 Guru Bersifat Pilih Kasih Terhadap Siswa
Tabel 8 Guru Bersifat Humoris dan Demokratis
Tabel 9 Guru Mempunyai Perhatian yang Besar
Tabel I 0 Guru Bersikap sabar Terhadap Siswa
Tabel 11 Guru Tidak Mau Tahu Terhadap Siswa yang Bermasalah
Tabel 12 Memperhatikan Sikap dan Tempat Duduk Siswa
Tabel 13 Mencoba Mencairkan Suasana
Tabel 14 Memulai Pelajaran Setelah Siswa Siap
Tabel 15 Menjelaskan Materi Pokok/Tujuan Pembelajaran
Tabel 16 Memberi Pujian Siswa yang Bertanya
Tabel 17 Mempehatikan Sungguh-sungguh Respon Siswa
Tabel 18 Memandang Siswa Sebagai Anak Sendiri
Tabel 19 Memberikan Kekuatan Pisik
Tabel 20 Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dimengerti
Tabel 21 Mengaitkan Pembahasan Materi Pelajaran Dengan Kehidupan Sehari-
hari
Tabel 22 Uraian Materi Tidak Fokus (Ngelantur)
Tabel 23 Mengulang Hal-ha! Penting dalam Penjelasan
Tabel 24 Siswa Mempehatikan Sungguh-sungguh
Tabel 25 Menyelingi Penjelasan Dengan Pertanyaan-perlanyaan
Tabel 26 Mengambil referensi lain
Tabel 27 Media bervariasi
Tabel 28 Media Disesuaikan dengan Materi Pelajaran
Tabel 29 Media Tidak Merepotkan Atau membahayakan
Tabel 30 Menggunakan media atau ala! Peraga
Tabel 31 Menggunakan Bahasa Yang Jelas Dan Mudah Dipahami Ketika
Bertanya
Tahet 32 Memberi Waktu Sejenak Untuk Berfikir
Tabet 33 Menyampaikan Pertanyaan Terlebih Dahutu
Tabet 34 Memberi Respon Yang Ramah Dan Menyanangkan
Tabel 35 Menghindari Jawaban Serempak
Tabet 36 Menuntun Jawaban Siswa
Tabel 37 Memberi Penjelasan Yang Cukup
Tabet 38 Menilai Jawaban Bersama-sama
Tabel 39 Mencela Jawaban Siswa
Tabel 40 Jawaban Mendalam dan Memuaskan
Tabel 41 Ragu-ragu Ketika menjawab
Tabel 42 Metode Beraneka Ragam
Tabel 43 Metode Yang Digunakan Membantu Memahami Pelajaran
Tabel 44 Metode Sesuai Dengan Tujuan Pembelajaran
Tabel 45 Melakukan Penilaian Diakhir Pembelajaran
Tabel 46 Memberikan Soal-soal Tertulils
Tabel 47 Mengulang Kembali Materi Yang Sudah Dibahas
Tabel 48 Merangkum Materi Bersama-sama
Tabel 49 Memberikan Arahan dan Nasehat
Tabel 50 Memberikan Gambaran Materi Untuk Perteiymm Yang Akan Datang
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam undang-undang RI No 26 tahun 2003 tentang Sisdiknas
menyebutkan pada pasal 3 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa betuj uan
untuk mrngembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri clan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. 1
Perwujudan masyarakat yang berkualitas menjadi tanggung jawab
pendidikan, terutama dalam mempersiapkan pese1ia didik menjadi subjek
yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang bertanggung
jawab, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan penataan terhadap
sistem pendidikan secara Kaffe1h (menyeluruh) terutama yang berkaitan
dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat
clan dunia ke1ja. Dalam ha! ini perlu adanya perubahan sosial yang memberi
arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan
itu.
Pada era globalisasi saat 1111, pendidikan diharapkan mampu
memecahkan berbagai masalah kehidupan, pendidikan hams mampu
memberikan sumbangan pada semua nilai, pertumbuhan individu dalam
meningkatkan, mengembangkan clan menumbuhkan kesecliaan, bakat, minat,
clan kemampuan akalnya. Dengan demikian sangat clibutuhkan figur guru yang
profesional, yaitu guru yang mampu merencanakan, melaksanakan dan
megevaluasi basil pembelajaran, mampu memberikan bantuan yang tepat,
2
dapat menganalisis dan mendiagnosis latar belakang keberhasilan siswa, serta
mampu menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi yang relevan
untuk pengambilan keputusan dibidang profesinya.2
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah melakukan
berbagai macam usaha, diantaranya dengan membuka program madrasah
model, secara statistik prestasi siswa madrasah model mengalami
perkembangan yang signifikan. Indikator utama penilaian ini adalah penilaian
ujian akhir madrasah dan penilaian ujian akhir nasional serta prestasi lainnya.
Dari data observasi, perkembangan perolehan hasil studi pada ujian akhir
meningkat secara tajam adalah mata pelajaran eksak, s·~dangkan yang lainnya
mengalami perkembangan namun tidak terlalu signifikan.3
Keberhasilan madrasah model tidak terlepas dari unsur-unsur sistematik
yang menunjangnya seperti sarana dan prasarana, SDM (guru dan tenaga
kependidikan lainnya) yang profesional, dan manajemen madrasah yang baik
namun sebagai mana dikemukakan, faktor guru memiliki peran yang sangat
penting, guru merupakan manajer kelas yang berfungsi mempromosikan
fasilitas pembelajaran yang kondusif, bagi siswa untuk belajar secara aktif dan
untuk mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya.
Mengingat pentingnya peran guru dalam pendidikan, maka seorang guru
hendalmya harus memiliki kriteria sebagai berikut:
I. Memiliki back ground pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang
diasuh.
2. Memiliki gelar kesarjanaan.
3. Beban mengajar tidak melebihi ketetapan.
4. Memilliki kemampuan dasar mengajar (Basic teaching competencies)
2 Abdul Rahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Visi, Misi, dan Aksi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004). Cet I, H. 5.
3Tim Peneliti STAIN pekalongan, Efeklijitas Penyelenggaraan Madrasah Model, Edukasi, ( April-juni 2004), H. 28.
3
Keempat kriteria guru di atas telah sesuai dengan tiga pilar pokok yang
ditunjukan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan
akademik.4
Dengan kriteria guru di atas maka tidak mengherankan kalau siswa/i
madrasah model mengalami perkembangan bel<rjar yang sangat pesat.
Menurut hemat penulis jika semua guru memiliki kualitas yang baik maka
akan mudah mencapai tujuan pendidikan, karena guru yang profesional
dengan segala kemampuan dan kreatifitasnya maka akan mampu mengatasi
berbagai masalah pembelajaran.
Guru pendidikan agama di samping melaksanakan tugas pengajaran
yaitu menyampaikan pengetahuan dan ia juga harus melaksanakan tugas
pendidikan dan pembinaan
kepribadian, pembinaan
bagi peserta didik, ia mi~mbantu pembentukan
akhlak di samping menumbuhkan dan
mengembangkan keimanan dan ketakwaan para peserta didik.'
Oleh sebab itu agar proses penbelajaran bidang studi Pendidikan Agama
Islam di sekolah menengah dapat diterima, dihayati, dan diamalkan oleh siswa
dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat dibutuhkan guru yang memiliki
kemampuan profesional yang mampu mengelola proses belajar mengajar,
sehingga akan tercipta kondisi belajar yang efektif dan efisien.
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan tersebut, penulis bermaksud
mengkaji "PROFESIONALISME GURU PKNHIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF" (Studi
Kasus di Madrasah aliyah Yusufiyah Jin. Raya I'ondok gede Jakarta
Timur).
Alasan penulis memilih lokasi penelitian di MA Yusufiyah, karena
letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau, selain itu kurangnya sarana
dan prasarana yang memadaj di sekolah tersebut.
4 Sudarwan Danim, lnovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia. 2002;. :· ·
5 Zakiah Daraja~ Pendidikan Islam dalam Ke/uarga dan Seka/ah, ( Jakarta: Cv. Ruhama, 1995), cet.11, h. 99.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Pernmnsan Masalah
I. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini antara lain:
4
a. Gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam
proses pelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta Timur.
b. Usaha yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam proses
pembelajaran yang efektif.
c. Usaba yang dilakukan guru pendidikan agama dalam meningkatkan
profesionalismenya
d. Usaha yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
guru Pendidikan Agama Islam
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini terfokus dan
operasional, maka penulis membatasi penelitian ini pada:
a. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam menyusun atau
merencanakan program pengajaran.
b. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan
pengajaran di MA Yusufiyah.
3. Pe rum usan Mas a I ah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis
merumuskan permasalahan penelitian ini kepada:
a. Bagaimana gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam
dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah Jakarta
Timur yang dititik beratkan pada kompetensi dalam merencanakan
atau menyusun pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran?
b. Usaha apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di MA Yusufiyah
Jakarta Timur?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui gambaran profesionalisme guru Pendidikan Agama
Islam dalam proses pembelajaran yang efektif di MA Yusufiyah
Jakarta Timur
b. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam
2. Manfaat Penelitian
a. Basil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
guru agama dalam rangka meningkatkan professonalismenya.
b. Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya, dan
dapat memberi informasi tentang pentingnya keprofesionalan bagi
seorang guru agama dalam melaksanakan pendidikan pada siswa.
BABII
KAJIAN TEORITIS
A. Profesionalisme Kcgnruan
I. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari bahasa lnggris "Profession" yang
berarti rnata pencarian atau peke~ja yang rnemeriukan keahlian yang di
peroleh melalui pendidikan atau latihan khusus. 1 Seclangkan clalam bahasa
Latin kata "Pr()fession" berarli "pengakuan" atau "pernyataan" kata ke1ja
untuk ticlak mengaku atau ticlak menyatakan ialah profeteri. Dan apa yang
telah dinyatakan atau cliakui clisebut professus.2
Jacli Profesionalisme ialah paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekeijaan harus clilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang
profesional ialah orang yang memiliki profesi. Apa profesi itu? Dalam
kamus besar bahasa Indonesia profesi aclalah: "Bidang peke1jaan yang
clilanclasi penclidikan keahlian (keterampilan, kejuruan clan sebagainya)
tertentu. Profesional berarti (1) Bersangkutan dengan profesi. (2)
memerlukan kepanclaian khusus untuk menjalankannya, clan (3)
mengharuskan aclanya pembayaran untuk melakukannya.3
Good's Dictionary Of Education sebagaimana yang dikutip oleh
Prof. Dr. Oteng Sutisna, Msc. Menjelaskan profesi sebagai: "suatu
peke1jaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di
perguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kocle etik yang khusus.4
1 M. John Echols, et. All, Ka11111S lnggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), cet. XXJll, h. 499.
1 tvtuchtar Bukhari, Pendidikan dalan1 Pen1bangunan, (Jakarta: II<IP Muhan1adiyah Jakarta Press, J 994), cet. I, h. 36.
:; Syafruddin Nurdin, M.Pd, Guru Prq/'esional clan /J1111!e111entasi Kurikuhon, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 55.
·1 "· -
7
Menurul Mc Culty bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang
rnernerlukan teknik dan prosedur ke1ja yang hams dipelajari secara sengaja
dan dalam jangka waktu tertentu untuk diabadikan sebagai layanan untuk
kemaslahatan orang lain serta ditandai oleh ketanggapan yang bijaksana
(i11formed responsiveness) yang didasari oleh filosofis tentang pekerjaan. 5
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh balai
Pustaka rnenjelaskan bahwa profesi adalah bidang peke1jaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya)
tertentu. Kata profesionalisme berarti bersangkutan dengan profesi,
rnemerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesionalisme
adalah rnutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang professional. Seclangkan profesionalitas aclalah perihal
profesi, keprofesian, kernarnpuan untuk bertindak secara professional.6
Pengertian profesionalisrne clalarn buku pendidikan clalam perspektif
Islam, clijelaskan bahwa "profesionalisme adalah suatu paham yang
rnengajarkan bahwa setiap peketjaan harus dapat dilakukan oleh orang
professional. 7
Profesionalisrne juga cliartikan sebagai pandangan tentang bidang
peke1jaan yang menganggap bidang peke1jaan sebagai suatu pengabclian
melalui keahlian tertentu clan rnenganggap keahlian itu sebagai suatu yang
harus cliperbaharui secara terns menerus clengan memanfaat kemajuan.
Kernajuan yang terclapat dalarn biclang ilmu pengetahuan.8
Menurut Muchtar Lutfi, acla clelapan kriteria yang harus clipenuhi
oleh suatu peketjaan agar dapat clisebut sebagai suatu profesi yaitu: 9
5 T. Raka Joni, Pene/itian Pengen1bangan da!a1n Pe111baharuan Pendidikan, (Jakarta: P21, PTK Ditjen Depdikbud, 1984), h. 3.
6 Departe111en Pendidikan Nasional, Kannts Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), eel. 11, h. 897 edisi ke-3.
7 Ahn1ad Tafsir, //Jnu Pendic/;kan dalan1 Pers1Jekt1f !sla1n, (Bandung: Re1naja Rosda Karya, 200 I), cet. ke-4, h. I 07.
8 Muchtar Bukhori, Pendidikan dalam Pembangunan, (.Jakarta: !KIP Muhamadiyah
8
a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu
Profesi adalah peke1jaan yang menjadi panggilan hidup seseorang
yang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu
lama, bahkan seumur hiclup.
b. Memiliki ilmu pengetahuan, kecakapan/keahlian khusus yang
clipelajari
c. Kebakuan Yang Universal
Profesi aclalah peke1jaan yang clilakukan menurut teori, prinsip,
proseclur clan anggapan clasar yang suclah baku secara universal
sehingga clapat clijaclikan pegangan atau pedoman clalam pemberian
pelayanan terhaclap mereka yang membutuhkan.
cl. Pengabclian
Profesi aclalah peke1jaan yang mengutamakan pengabclian pacla
masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material atau
financial bagi diri sencliri
e. Kecakapan cliagnostik clan kompetensi aplikatif terhaclap
orang/lembaga yang clilayani.
f. Otonomi
Profesi aclalah pcke1jaan yang clilakukan secara otonomi atas dasar
prinsip-prinsip atau norma-norma yang ketetaparmya hanya clapat diuji
dan clinilai oleh rekan-rekan seprofesinya.
g. Kode Etik
Profesi adalah peke1jaan yang mempunyai kode etik yaitu norma
norma tertentu sebagai pegangan atau pecloman yang diakui serta
clihargai oleh masyarakat, clan.
h. Klien, obyek yang cliberikan layanan oleh seorang profesionalisme.
Dalam Islam setiap peke1jaan harus dilakukan secara professional
clalam arti harus clilakukan secara benar. !tu hanya mungkin dilakukan
9
oleh orang yang ahli. Pentingnya keahlian ini tercermin dalam sabda
Rasulullah SAW.
"" ,.. .,, ,.. ..\ .,, \
~ I~) rL) ~ ~I J.:o .Jli
t; ~tp\ ~
Artinya: "lvfuhammad Jbnu Sinan mencerminkan kepada kami: Fulaihu Jbnu Sulaiman menceritakan kepada kami:Hilal Jbnu 'Ali menceritakan kepada. kami dari lbnu Yasar, dart Abi Hurairah ra. la berkata: "Apabila kejujuran telah diabadikan, maka nantikanlah hari kiamat, "seorang Badui bertanya, "Bagaimana mengabaikan kejujuran itu, wahai Rasulu/lah? Be/iau menjawab, "Apabila suatu urusan diserahkan kepada seseorang yang tidak ah!i (dalam bidangnya) maka nantikan/ah hari kiamat. "(HR. Shohih Bukhori). 10
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpul kan bahwa secara um um
profesionalisme diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan
pendidikan lanjutan di dalam sciens dan technology yang digunakan
sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan
yang bermanfaat. peke1jaan professional akan senantiasa menggunakan
teknik clan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus
dipelajari secara sengaja, terencana dan kernuclian clipergunakan demi
kemaslahatan orang lain. Sejalan dengan apa yang diutarakan di atas
firrnan Allah SWT. Dalam surat Al-an' am, 135 yang berbunyi: be
... 03 ~1:~0J-'i '~t.e Jlr L:~~...: ~ i~T-:'.'3i;.J~
10
Artinya: "Katakanlah, 1-/ai kaun1ku, beke1jalah n1enurut prq_fesbnu n1asing-111asing, sesungguhnya aku ada/ah orang yang beke1ja. (Al-An 'arn: J 35)
Sedangkan profesionalisme guru adalah suatu pandangan mengenai
orang yang rnemiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sebagai guru dengan maksimal dan proses pendidikan berhasil dengan
baik, jika ia guru Pendidikan Agama Islam, maka harus menguasai
pengetahuan bidang studi yang diajarkannya selain memiliki keahlian
dalam bidang keguruan. Berikut ini adalah ayat yang berhubungan dengan
persoalan tersebut:
..JI/ah akan 1111:11J!,angkat derajat orang-orang yang beri111an dan orangorang yang beri/11111 pengetahuan. (Al-Mujadillah: I 1)
Dengan dasar petunjuk Allah sebagai tersirat di dalam firmannya
tersebut di atas itulah seorang pendidik harus mempunyai landasan
keimanan, akhlak yang mulia, ilmu pengetahuan tentang kehidupan
duniawi dan ukhrawi yang clidasari dengan nilai-nilai ajaran agama yang
amaliyah clisetiap bidang kehidupan manusia.
2. Kompctcnsi Profesional Keguruan
Seorang guru dituntut memiliki sejumlah kompetensi. Kompetensi
dalam bahasa Inggris adalah competence yang berarti kemampuan,
wewenang atau kecakapan. 11
Menurut Glasser yang dikutip Nana Sudjana .. ada empat ha] yang
harus dikuasai guru yaitu: "menguasai bahan pelajaran, kemampuan
mendiagnosa tingkah laku siswa, kemampuan melaksanakan proses
pengajaran, dan kemampuan mengukur hasil belajar siswa. 12
11 ••
11
Menurut Muhibbin Syah, kompetensi profesionalisme guru adalah
kemampuan clan kewenangan guru clalam menjalankan profesi
keguruannya. 13
Berkenaan clengan kemampuan atau kompetensi yang perlu climiliki
oleh staf pengajar/closen/guru professional, Nana Sucljana, A. Muri Yusuf,
clan Rochman Natawicljaya mengatakan bahwa acla tiga kompetensi yang
harus climiliki seorang guru yaitu: kompetensi personal/pribadi,
kompetensi profesional,· kompetensi sosial/kemasyarakatan. 14
Menurut Zakiah Daracljat bahwa pacla clasarnya guru harus memiliki
tiga kompetensi yaitu:
a. Kompetensi kepribaclian meliputi
1) Mengenal clan mengakui harkat clan potensi clari setiap indiviclu
atau murid yang cliajarkan.
2) Membina Interaksi sosial yang meliputi internksi belajar-mengajar,
sehingga sangat bersifat menunjang secara moral terhaclap muricl
bagi terciptanya kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan
muricl clan guru.
3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung
jawab, clan saling mempercayai antara guru clan murid.
b. Kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran, meliputi:
1) Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan clan apa-apa yang
harus cliajarkan clalam bentuk komponen-kornponen clan informasi
informasi yang sebenarnya clalam bidang ilmu atas yang
bersangkutan.
2) Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi
sedemikian baiknya akan memudahkan muricl untuk mempelajari
pelajaran yang cliterimanya.
13 Muhibbin Syah, Psikolog Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja
12
c. Kornpetensi dalam cara-cara rnengajar, meliputi:
1) Menyusun atau merencanakan setiap program satuan pelajaran,
demikian pula merencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan
untuk satuan-satuan waktu.
2) Menggunakan dan mengembangkan media pendidikan bagi murid
dalam proses pelajaran yang diperlukan.
3) Mengembangkan dan rnempergunakan semua metode-metode
mengajar sehingga te1jadilah kombinasi-kornbinasi dan variasinya
yang efektif. 15
Adapun jenis-jenis kompetensi menurut Denda Surona dalam buku
pembinaan kompetensi guru sebagai berikut:
a. Kompetensi Personal
Adalah kemampuan dan ciri-ciri yang ada pada diri guru dan yang
dapat mengembangkan kondisi belajar, sehingga hasil belajar itu dapat
dicapai dengan lebih efektif yang tennasuk ciri-ciri kompetensi
personal adalah ciri-ciri tingkah laku guru dan kepribadian guru itu
sendiri yang dapat dijadikan panutan anak didik di dalam proses
belajarnya.
b. Kompetensi Sosial
Adalah kemampuan yang ada pada guru seyogyanya tidak hanya
bermanfaat terhadap siswa dan dia secara pribadi, melainkan juga
dapat memberi rnanfaat bagi masyarakat, jadi clalam hal ini terdapat
kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki oleh guru dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
c. Kompetensi Profesional
Aclalah kemampuan yang dimiliki seorang guru sebagai pengajar yang
baik. Termasuk dalam kompetensi profesional adalah memiliki
13
kemampuan dasar tentang materi atau bahan pelajaran yang diajarkan
tersebut. 16
Selain itu ada juga yang membagi kompetensi me11jadi dua jenis
yaitu:
a. Kompetensi Pribadi
Kompetensi pribadi atau personal rnengharuskan tiap guru pendidikan
agama Islam memiliki staf yang cerdas, terampil, kreatif, inofatif,
clemokratis, sabar, penyayang, tidak muclah emosi, clapat clipercaya,
pemberani, tegas, sopan santun, dan menghormati orang lain.
b. Kompetensi Profesional
Pacla kompetensi profesional, guru pendidikan agama Islam harus
mampu mengolah pembelajaran secara baik dan tetap mencangkup
beberapa ha! clalam merencanakan program pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi setelah program
dilaksanakan.
Ada sepuluh kompetensi guru menurut proyek pembinaan pendiclikan
guru (P3G) Depdikbucl, yang erat kaitannya clengan tugas mengajar di
kelas (professional) yaitu:
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan meclia/sumber belajar
5) l'vlenguasai lanclasan kepenclidikan
6) Mcngelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi belajar
8) Mengenal fungsi clan layanan bimbingan penyeluhan
9) Mengenal clan menyelenggarakan administrasi sekolah
I 0) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan . 17 penga1aran.
14
Kemampuan profesional tersebut oleh Moch. Uzer Usman
dikelompokan secara sistematis dengan perincian sebagai berikut:
a. Menguasai Landasan Kependidikan
I) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar
b. Menguasai bahan peng~jaran
I) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.
2) Menguasai bahan pengajaran
c. Menyusun Program Pengajaran
I) Menetapkan tujuan pembelajaran
2) Memilih dan mengembangkan strategi belajar-mengajar
3) Memilih dan mengembangkan pengajaran yang sesuai
4) Memilih dan mernanfaatkan sumber belajar
d. Melaksanakan program pengajaran
I) Menciptakan iklim belajar mengajar tenang dan tepat
2) Mengatur ruangan belajar
3) Mengelola interaksi belajar mengajar
e. Menilai hasil dan proses belajar pembelajaran
I) ivlenilai prestasi murid untuk kepentingan pernbelajaran
2) Mcnilai proses belajar pembelajaran yang te!B.h dilaksanakan 18
17Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belc!jar /\1engajar, (Bandung: Sinar Baru Al~~-- -'- """,..,_' 1 ,,.,.. •~~
15
Kompetensi profesional lebih menekankan pada keahlian yang
dimiliki oleh guru dalam biclang pendidikan dan pengajaran. Seperti
menguasai landasan kepenclidikan, menguasai bahan pengapran,
menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dan
menilai hasil proses belajar mengajar. Itu sernua ada yang dilakukan
sebelum guru mengajar yaitu harus menguasai bahan pengajaran serta
menyusun program pengajaran, ada juga yang dilakukai1 ketika proses
belajar mengajar berlangsung, sepe1ti melaksanakan program peng[\jaran
yaitu menciptakan iklim belajar yang tenang, mengatur ruangan belajar
clan sebagainya. Sedangkan yang dilakukan ketika proses bel[\jar
berlangsung maupun setelah selesai proses belajar mengajar yaitu menilai
hasil dan proses belajar pembelajaran seperti menilai prestasi siswa.
Profesionalisme guru selain menuntut semua kompetensi
professional yang telah diuraikan seperti yang di atas, profesionalisme
guru juga harus diikuti oleh tiga ha! yaitu kerajinan, sungguh-sungguh, dan
tekun. Karena tanpa ketiganya, profesionalisme guru tidak akan mencapai
tingkat yang baik, terlebih lagi seorang guru Pendidikan Agama Islam
yang menjadi panutan bagi siswanya. Misalkan cara guru agama yang
telah memiliki semua kornpetensi profesionalismenya, tetapi malas atau
jarang masuk serta ticlak acla sikap sungguh-sungguh untuk menjalankan
tugasnya, maka profesionalisme guru tersebut dapat dikatakan tidak baik
clan proses pembelajarannyapun tidak akan berhasil.
3. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru
Keutamaan profesi seorang guru sangatlah besar sehingga Allah
menjaclikannya sebagai tugas yang diemban oleh Rasulullah SAW
sebagain1ana sabdanya:
16
,i ) J. ~J J. ;f,; ,,, ,.. ,, ,,, /
';. J'~ ;,_sJs-', y 1', ;,_sJs- ') f : JL; ~\ ·;:;. .;1 ~I .J.:P '.;_ ) . "' / .,, ). / ,, ;;. ,.. ,,,
~-)I) ±) ~ J~ ;,:, ~\) y"8\ lfa' ~~\ ~\;~ ±) ,.. ""' ),, 0 "' " ,, ,,
) ~ c:;; ~ ~) ol'.;Ji) ~ J~ ;.:, ~ ~\ ~ ~1) ,. ' J~
Q .,,, J . ,,
¥1) ~, :J~ ~) o.U)
Artinya: "Dari Abdi!/ ah bin Umar dari Rasulullah SAW, sabdanya: Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya /entang apa yang dipimpinnya, seorang Amir (pengusaha) adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan akan ditanya akan kepemimpinannya, dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi istri dan ana/mya dan akan dilanya /entang keluargaya, dan seorang hamba adalah pemimpin bagi harta majikannya dan ia bertanggungjawab atas apa yang dipimpinnya (HR. Muslim). 19
Dalam ha! ini H. Zuhairini dkk mengatakan bahwa tugas seorang
guru agama adalah:
a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam
b. Menambah keluasan dalamjiwa anak
c. Mencliclik anak agar taat menjalankan agama
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia
Mengingat lingkup guru, seperti yang telah dilukiskan di atas,
maka tugas itu meliputi: pertarna, tugas pengajaran atau bahan sebagai
pengajar, kedua tugas clan bimbingan penyuluhan atau guru sebagai
pembimbing clan pemberi bimbingan, clan ketiga, tugas administrasi atau
guru sebagai pemimpin (manajer kelas).
Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi
ticlak ada satupun yang terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling
17
berkaitan dalam menuju keberhasilan kepend idikan sebagai suatu
keseluruhan yang tidak terpisahkan
a. Tugas Pengajaran atau Guru Sebagai Pengajar
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan
pengetahuan, sikap clan keterampilan. Guru mengetahui bahwa pacla
akhir setiap satuan pengajaran kadang-kadang hanya te1jadi perubahan
dan perkembangan pengetahuan saja mungkin pola para guru telah
bersenang hati bila telah te1jadi perubahan dan perkembangan dibidang
pengetahuan dan keterampilan karena clapat cliharapkannya efek tidak
langsung melalui proses transfer bagi perkembangan dibidang sikap
clan minat muricl ha! clernikian tampaknya bersifat umum, walaupun
sesungguhnya kurang memenuhi harapan dari pengajaran agama. Dari
kenyataan itu pulalah terbukti bahwa peranan guru sebagai pendidik,
clan pembimbing masih berlangsung terns walaupun tugasnya sebagai
pengajar telah selesai.
b. Tugas Bimbingan atau Guru Sebagai Pembimbing dan Pemberi
Bimbingan
Guru sebagai pembimbing clan pemberi bimbingan adalah dua
macarn peranan yang mengandung banyak perbedaan dan
persamaannya keduanya sering dilakukan guru yang mendidik dan
yang bersifat mengasihi dan mencintai muridnya.
Sebagai pembimbing, guru lebih suka kalau mendapat
kesempatan menghaclapi sekumpulan murid-murid di dalam interaksi
belajar mengajar ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat,
menggiring mereka sehingga mereka dapat melepaskan diri dari
ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri.
Sebagai pemberi bimbingan, guru sering berhadapan dengan
kelompok-kelornpok kecil dari rnurid-murid atau bahkan hanya
18
atau rnurid-rnurid yang rnemerlukan bantuan khusus diberikannya
bantuan klmsus pula. Bimbingan khusus secara individual yang
dilakukan pada yang disediakan untuk itu, dinamakan penyuluhan ,
penyuluhan adalah birnbingan yang intensif sekali.
c. Guru Bertugas Sebagai Tenaga Administrasi
Bukan berarti sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai
pengelola kelas, atau pengelola interaksi belajar mengajar meskipun
masalah pengelolaan itu dapat dipisahkan dari masalah mengajar dan
birnbingan, tetapi tidak banyak dapat dengan mudah diidenfikasi
sesungguhnya ketiga hal itu saling berhubungan dan tidak terpisahkan
dari mengajar itu sendiri. 20
Pembagian tugas dan tanggung jawab guru menurut Amstrong
sebagaimana dikutip oleh Dr. Nana Sudjana dalam b1tlcunya "Dasar
dasar Proses Belajar Mengajar" ada lima kategori sebagai berikut:
I) Tanggungjawab dalam pengajaran
2) Tanggung jawab dalam rnernberi bimbingan
3) Tanggung jawab dalam rnengembangkan kurikulum
4) Tanggungjawab dalam mengernbangkan profesi
5) Tanggungjawab dalam membina hubungan clengan masyarakat.21
Ada tiga hal tugas dan tanggung jawab guru yang disebutkan
Amstrong yang tidak terclapat pacla pembagian sebelumnya, yaitu
tanggung jawab clalam pengembangan kurikulum, tanggung jawab
dalam mengembangkan profesi clan tanggung jawab clalam membina
hubungan dengan masyarakat.
Tanggung jawab rnengembangkan kurikulum berarti bahwa
guru clituntut untuk mencari gagasan barn, pendidikan khususnya
clalam praktek pengajaran seperti mencari rnetode, media barn atau
bersikap kreatif clalam memberikan pengajaran, jacli tidak hanya
mernberi rnetode yang sama tiap waktu.
19
Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya
ialah tuntutan atau panggilan bagi seorang guru untuk selalu mencintai,
menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab
profesinya seperti ia hams peka terhadap perubahan-perubahan yang
te1jadi khususnya clalam biclang pencliclikan dan pengajaran serta pada
masyarakat umumnya.
Membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus
dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat. Karena pencliclikan bukan hanya tanggung jawab guru atau
pemerintah tapi juga tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu guru
dituntut untuk clapat menumbuhkan partisipasi masyarakat clalam
meningkatkan pendidikan clan pengajaran di sekolah.
Selain itu ada juga yang mengelompokan tiga jenis tugas guru
menurut biclang-biclangnya yaitu tugas guru dalam bidang profesi,
tugas guru dalam bidang kemanusiaan clan dalam biclang
I '2 (emasyarakatan. -
Tugas guru clalam bidang profesi tentu meliputi tugas guru
yang berkaitan dengan profesinya yaitu mengaJar, menclidik,
rnembimbing clan melatih. Mengajar berarti guru memberikan atau
menyampaikan ilrnu pengetahuan yang ia miliki kepacla siswanya.
Mendiclik berarti meneruskan clan mengembangkan nilai-nilai hiclup.
Membimbing dan melatih berarti senantiasa membantu mengarahkan
keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru clalam bidang kemanusiaan berarti guru harus bisa
menjacli orang tua keclua bagi siswanya yang dapat mendiclik clan
membimbingnya setelah orang tua kanclungnya .. Oleh karena itu guru
harus mampu menarik perhatian dan simpati clari siswanya serta jacli
panutan bagi mereka. Tugas guru clalam biclang kemasyarakatan berarti
20
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan
manusia yang berdasarkan pancasila.23
Dari semua pembagian tugas dan tanggung jawab guru yang
disebutkan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tugas dan
tanggung jawab guru yaitu sebagai pengajar, pendidik, pembimbing,
aclministrasi, serta tugas dan tanggung jawab guru untuk masyarakat.
4. Upaya Peningkatan Profcsionalisme Guru
Peningkatan profesionalisme guru memiliki beberapa persyaratan
yaitu:
a. Persyaratan profesionalisme yang berkaitan dengan pelaksanaan
desentralisasi pendidikan
Tatkala guru masih berada di dalam era yang tidak banyak
menuntu, yakni yang tidak menuntut dari kemampuan rutin sajapun,
kehidupan guru tenang-tenang saja. Ukuran keteladanan guru adalah
kepatuhan dan konformisme. Bagaimanakah kondisi guru sekarang
dan besok, ketika sustainabilitas dan akuntabilitas kepemilikan
sernakin banyak dituntut dari guru? Apakah guru-guru masa lalu akan
rnampu mengantisipasi, beradaptasi, dan berkreasi dimasa depan?
Pada saat ini tidak ada alasan untuk menyimpulkan demikian,
karena itu, upaya peningkatan profesionalisme guru harus
memperhitungkan demensi baru tersebut. Setelah kurang berhasil
membangun kekuatan pendidikan alas keseragaman dengan angkatan
guru yang sama belajar membangun kekuatan di atas keberagaman.
Perubahan ini jelas menuntut perubahan sikap profesional yang
sejalan. Setelah pendiclikan masalalu berpijak pada Indonesia yang
semu. kita berharap agar desentralisasi pendidikan menemukan
formula perekat bangsa yang lebih lrnat. Setelah kita melihat
kelemahan pengelolaan pendidikan yang berpusat disatu tangan, kita
sekarang belaiar menge]o]a nendidikan dan nnm1111 n<>nrlirlibn ini
21
belum dilihat sebagai titik rnasuk reformasi yang mendasar dan
sistimatik. Persoalan guru yang paling elementerpun, penyaringannya,
pendiclikannya, penempatannya, pembinaannya. Untuk sementara
masih terkatung-katung.
Di dalarn konclisi seperti ini, masih sulit untuk mengharapkan
agar guru sekarang rnemikirkan education for a(! (pendiclikan untuk
semua). Memaknai konsep manajemen berbasis sekolah serta
memahami pencliclikan untuk persaingan clan ke1jasama global.
Apabila kesan negatif ini benar menggambarkan hakekat yang sedang
berkembang, dan apabila perkembangan ini berlangsung tanpa
kendala, maka guru akan menjacli kurang potensial untuk menciptakan
pencliclikan yang mempersatukan, bahwa yang rnungkin terjadi adalah
justru terbentuknya pencliclikan sebagai disintegratif, dalam waktu
yang sangat singkat.
b. Persyaratan profesional yang berkaitan dengan perubahan global
Persyaratan ini harus dilihat sehubungan clengan dengan
tantangan yang berimplikasi jauh di dalam pengembangan clan
pengelolaan penclidikan selanjutnya. Bagi dunia yang telah lama
maju, kuat, dan kaya. Globalisasi aclalah perkembangan yang wajar.
Persiapannya telah berlangsung lama yakni dalam proses menempa
kemajuan clan kekuatan, ketika Negara-negara maju itu mulai
berbicara tentang "knowledge based development" perkembangan
yang telah bertumpu pacla pengetahuan dan teknologi. Jelas, ini
mempunyai implikasi yang serius terhaclap penclidikan.
Upaya peningkatan profesionalisme guru bukan hanya sekeclar
dari clefinisi akan tetapi clari segi prestasi. Selain persyaratan yang
dikernukakan seperti yang di atas, upaya peningkatan profesionalisrne
guru juga rnernpunyai persyaratan yang lain seperti:
I) Guru harus mempunyai ijazah clengan latar belakang pendidikan
keguruan
22
2) Guru menghormati kode etik yang dirumuskan oleh organisasi
terse but
3) Guru memperlihatkan kemauan untuk maju dan tidak berhenti
belajar
4) Guru memiliki integritas keilmuan moraL, dan spiritual
Dengan ringkas, upaya peningkatan profesionalisme guru yang
harus mencerminkan lima karakteristik dasar yang clituntut dari
padanya, clan yang dijadikan modal terpenting untuk semakin
meningkatkan kompetensinya ialah: yang amanah, menerima tugas
sebagai ibadah, yang memiliki sifat interpersonal yang kuat, yang
berpanbangan hidup moral, yang beradap, yang menjadi teladan
dalam kehidupan, clan yang mempunyai hasrat terns berkembang.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidilrnn Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum penulis lebih jauh membahas tentang pengertian
pendidikan agama Islam. Untuk memudahkan pembahasan terlebih dahulu
penulis akan mengemukakan arti penclidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah, "Proses perubahan sikap
dan tata laku seseorang atau sekelompok orang clalam usaha
menclewasakan manusia melalui upaya pengajaran clan latihan, proses,
perbuatan, cara mencliclik.24
Dalam Unclang-unclang Sistem Pencliclikan Nasional no 2 tahun
1989 bab I pasal I ayat I menyatakan bahwa pendiclikan adalah" Usaha
sadar untuk menyiapkan peserta cliclik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran clan latihan peranannya climasa yang akan clatang.25
24Yunus Namsa, Metodologi Pengantar Agama !slam, (Jakmia: Pustaka Firdaus, 2000), cet. Ke- I, h. 22
~~-
23
Menurut Achmad D Marimba pendidilwn adalah bimbingan atau
p1mp111 secara sadar oleh si pendidik menuju terbentuknya kepribadian
1. 26 nms 1m.
Sedangkan dalam Undang-undang RI No:20 Tentang Sisdiknas
pada pasal I menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.27
Seclangkan pengertian Agama Islam adalah agama Allah yang
disampaikan kepada Rosul Muhammad SAW untuk diteruskan kepada
seluruh manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan
(Aqidah), muamalah (lnteraksi Sosial) dan ahklak yang menentukan
proses berfikir, merasa, berbuat, dan terbentuknya kata hati.28
Secara istilah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan,
antara lain :
a. Menurut Zakiah Daradjat, "Pendidikan agama Islam adalah usaha
berupa bimbingan clan asuhan terhaclap anak diclik agar kelak setelah
selesai pendiclikannya dapat memahami clan mengamalkan l:\iaran
agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.29
b. Pendiclikan agama Islam adalah upaya saclar dan terencana dalam
menyiapkan peserta cliclik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa clan berakhlak mulia clalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al
quran clan haclits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, se1ia
penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk menghormati agama
26 Achn1ad D Marin1ba, Pe11ga111ar F;/s({fal Pendidikan !s/cnn, (Bandung: NU Al Maarif, 1990). cet IV. h. 19
"?.7 Undang-Undang RI No: 20, Tentang Sisdiknas ... , h. 3
~~ - . -
24
lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan
bangsa.30
c. Menurut A. Tafsir sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan
Dian Andayani Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang
diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai denga ajaran Islam.
Jacli pencliclikan agarna Islam merupakan usaha saclar yang
dilakukan penclidik clalam rangka mempersiapkan peserta cliclik untuk
meyakini, memahami, clan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran alau pelatihan yang telah clitentukan untuk
mencapai tujuan yang telah clitetapkan.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, sebaiknya selalu terarah
clan tertuju. Apa yang clicita-citakan membuahkan tujuan. Tujuan ialah
suatu yang cliharapkan akan clicapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan
telah selesai dilaksanakan. Dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam
tahun 2004 di sebutkan bahwa:
Pencliclikan agama Islam di sekolah atau Madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan clan meningkatkan keimanan melalui pemberian clan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjacli manusia muslirn yang terns berkembang
clalarn ha! keimanan, ketakwaannya, berbangsa clan bemegara, serta untuk
clapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.31
Menurut Zakiah Darajat tujuan pendidikan agama Islam acla empat
macam yaitu:
a. Tujuan umum, aclalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendiclikan, baik clengan pengajaran, atau dengan cara yang lain.
10- ..
25
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam bisa dicapai melalui
pendidikan dengan berbagai cara dan jalur, baik jalur formal maupun
nonformal dan informal dan takwa kepada Allah SWT
b. Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam secara subtansi adalah
rnempertahankan pola iman dan takwa yang telah dicapai, karena iman
dan takwa seseorang dalam pe1jalanannya akan fluktuatif, karena
dipengaruhi perasaan jiwa agama, pemikiran intelektual yang ter!alu
rasional, lingkungan dan pengalaman, karena itulah Pendidikan Agama
Islam harus berlaku seumur hidup (life education) dalam rangka
menumbuhkan, memupuk, memelihara, mengembangkan, dan
memperahankan tujuan Pendidikan Agama Islam yang telah dicapai.
c. Tujuan sementara. adalah tqjuan yang akan dicapai setelah anak diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum
pendidikan formal.
d. Tujuan operasional, adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan
. 1 I 1 . 32 seJUm a 1 (egiatan tertentu.
Tujuan kurikuler bidang studi agama Islam di Madrasah adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan kurikuler bidang studi Al-quran Hadist
Mata pelajaran Al-quran hadist bertujuan agar peserta didik bergairaJ1
untuk membaca Al-quran dan Hadist dengan baik dan benar serta
mem pelaj arinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan
mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkanclung di
clalamnya sebagai petunjuk dan landasan dalarn kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan kurikuler bidang stucli Aqiclah clan Akhlak.
Mata pelajaran aqidah bertujuan untuk menumbuhkan clan
rneningkatkan keimanan peserta diclik yang diwujudkan dalarn
akhlaknya yang terpuji. melalui pemberian clan pemupukan
pengetahuan, penghayatan. pengalaman serta pengalaman peserta cliclik
26
tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga manusia muslim yang terns
berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya
kepacla Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, clan bernegara, serta untuk clapat
melanjutkan je11jang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Tuj uan kurikuler Bi dang Studi Fiqih
Fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali peserta diclik
agar dapat: I. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam
secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa clalil naqli dan aqli.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjacli pedoman
hiclup clalam kehidupan pribacli maupun sosial. 2 Melaksanakan clan
mengamalkan ketentuan rukun Islam clengan benar pengalaman
tersebut diharapkan clapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum
Islam, disiplin clan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya.
cl. Tuj uan kurikuler bi clang studi sejarah kebuclayaan Islam
Adapun tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai
berikut:
I) Memberikan pengetahuan tentang sejarah agama Islam clan
kebuclayaan Islam kepacla para peserta cliclik, agar memiliki data
yang objektif clan sistematis tentang sejarah Islam.
2) Mengapresiasi clan mcngambil ibrah, nilai clan makna yang
terclapat clalam sejarah
3) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan nilai-nilai Islam berdasarkan cermatan atas fakta
sej arah yang acla.
4) Membekali peserta clic!ik untuk membentuk kepribdiannya melalui
imitasi terhaclap tokoh-tokoh telaclan sehingga terbentuk
kepribaclian yang luhur.
27
3. Ruang Lingkup Pcndidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam itu mencangkup lima
unsur pokok yaitu: Al-quran, Hadits, Keimanaan, Akhlak, Fiqih, dan
Bimbingan Ibadah serta tarikh atau sejarah yang lebih menekankan pada
perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sekaligus
menggambarkan bahwa ringkup penclidikan agama Islam mencangkup
perwuj uclan keserasiaan, keselarasan, clan keseimbangan baik itu lrnbungan
manusia clengan Allah, hubungan manusia clengan cliri sencliri, hubungan
manusia clengan sesama dan manusia dengan makhluk lain serta
I. I 33 mg rnngannya.
4. Karakteristik Bidang Stu di Pendidikan Agam:a Islam
Karakteristik bidang studi Pendidikan Agama Islam adalah aspek
aspek suatu biclang stucli yang terbangun clalam struktur isi clan konstruk.
Tipe isi biclang stucli Pencliclikan Agama Islam berupa fakta, konsep,
clalil/hukum, prinsip/kaiclah, proseclur clan keimanan yang menjacli clasar
salam mencleskripsikan strategi pembelajaran.
Al-quran clan Haclits merupakan sumber utama ajaran Islam clalam
arti merupakan sumber akiclah (keimanan). syariah, ibaclah, muamalah,
clan akhlak sehingga k~jiannya beracla clisetiap unsur tersebut.
Aqiclah (Ushuluclin) atau keimanan merupakan pokok agama.
Unsur-unsur yang termasuk aqiclah aclalah beriman kepacla Allah SWT,
Malaikat. Kitab-kitab, Rosul, Hari kiamat serta Qada clan Qadar. Tttjuan
yang henclak clicapai clalam bidang studi aqidah aclalah menanamkan
keyakinan ketauhiclan yang kuat pada cliri peserta cliclik.
Syariah merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur
hubungan manusia clengan Allah, clengan sesarna manusia clan dengan
makhluk lain. Dalam hubungannya clengan Allah cliatur clalam ibaclah
clalam arti khas (tharah, salat, zakat, puasa, clan haji), clalam hubungannya
28
dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalah dalam arti
luas. Pada tingkat Madrasah Aliyah tujuan yang hendak dicapai dalam
bidang studi ini adalah siswa clapat memahami ketentuan-ketentuan hukum
Islam clalam mengenai ibaclah dan muamalah pacla tingkat Maclrasah
bidang studi ini lebih clikenal clengan sebutan fiqih.
Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribaclian hiclup
manusia, clalam arti bagairnana sistem norma yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah (ibaclah dalam arti khas) clan hubungan manusia
dengan rnanusia dan makhluk lainnya (Muamalah) itu menjacli sikap hiclup
clan kepribaclian hiclup rnanusia clalam menjalankan sistem kehiclupannya
(politik, ekonorni, sosial, pencliclikan, kekeluargaan, kebuclayaan, seni,
iptek, olah raga, kesehatan, clan lain-lain), yang clilanclasi oleh aqiclah yang
kokoh. Biclang stucli ini berisikan mengenai sikap-sikap terpuji yang harus
clirniliki rnanusia clan sifat-sifat tercela yang harus clitinggalkan manusia.
Dengan clemikian biclang stucli ini bertujuan untuk menclewasakan siswa
untuk berprilaku clengan sifat-sifat terpuji clan mampu menghinclari sifat
sifat tercela clalam kehiclupan sehari-hari.
Seclangkan tarikh (sejarah kebuclayaan) Islam merupakan
perkembangan pe1jalanan manusia muslim clari rnasa kernasa clalam usaha
bersyariah (beribaclah clan bermuamalah) clan berakhlak serta clalam
mengembangkan sistem kehiclupannya yang clilanclasi oleh aqiclah.34
5. Steratcgi Efektif Pcmbela.iaran Pendidikan Agama Islam
Dalam proses pendiclikan cliperlukan perhitungan tentang konclisi
dan situasi climana proses itu berlangsung clalarn jangka panjang, konclisi
ini cliistilahkan clalam proses pembelajaran clengan istilah sterategi belajar
mengajar. Yaitu claya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan te1:jaclinya proses belajar mengajar, agar
tujuan pembelajaran yang telah clirumuskan clapat tercapai clan hasil
29
guna. 35 Dengan sterategi terse but pula tujuan yang hendak dicapai menjadi
terarah karena segala sesuatunya direncanakan secara matang.
Menurut Nana Sudjana clalam bukunya dasar-dasar proses belajar
meng<ijar bahwa sterategi belajar mengajar merupakan tinclakan guru
clalam melaksanakan rencana mengajar, artinya.: usaha guru dalam
menggunakan beberapa variabel pengajaran, seperti tujuan, bahan, metode
clan alat serta evaluasi. agar clapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan
yang telah clitetapkan.
ltulah sebabnya pendidikan agama Islam memerlukan sterategi
yang mantap dalam melaksanakan proses pendidikan dengan melihat
situasi clan kondisi yang acla, juga bagaimana agar dalam proses tersebut
tidak ditemui hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal
yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.
Sterategi penyampaian pembelajaran pendidikan agama Islam
aclalah metocle-metocle penyampaian pembelajaran pendidikan agama
Islam yang clikembangkan untuk membuat siswa dapat menampung dan
menerima pelajaran pencliclikan agama Islam dengan muclah, cepat clan
menyenangkan.36
Sesuai clengan tingkat perkembangan siswa, sterategi pembelajaran
harus lebih variatif sehingga mampu menyentuh dasar lubuk hatinya
sehingga clengan kesaclarannya sencliri menghayati norma-norma clan nilai
nilai agamanya, clengan secara ticlak langsung membentuk kepribacliannya
untuk menjacli siswa yang beriman clan bertakwa bagi dirinya sendiri,
masyarakat maupun negaranya.
Dalam proses belajar di kelas seorang guru hendaknya
memperhatikan tiga ha! pokok clalam mengajar, yaitu antara lain:
a. Tahapan Mengajar
Secara umum acla tiga tahapan pokok dalam tahapan mengajar,
yakni tahapan pemula (pra Intruksional), tahapan pengajaran
35 • ,.
30
(lntruksional), dan tahapan penilaian dan tindak lanjut ketiganya,
tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan
penga.1aran.
b. Tahapan Pra Intruksional
Tahapan pra Intruksional ialah tahapan yang clitempuh guru
pada saat ia memulai proses belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang
clapat clilakukan oleh guru atau siswa pada tahapan ini cliantaranya
guru menanyakan kehacliran siswa, mencatat siswa yang tidak hadir,
tidak perlu mengabsen satu persatu cukup menanyakan yang tidak
haclir saja. Dapat juga bertanya kepada siswa sampai climana
pembahasan pelajaran sebelumnya. Ini climaksudkan untuk mengetahui
dan menguji ingatan siswa terhadap bahan yang telah dipelajarinya,
clan mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya,
setidaknya kesiapan siswa dalam menghadapi pelajaran hari itu.
Aclapun tujuan clari tahapan ini pada hakikatnya adalah
mengungkap kembali tanggapan siswa terhadap bahan pel~ijaran yang
telah diterimnya, clan menumbuhkan kondisi belajar clalam
hubungannya dengan pelajaran hari itu.
c. Tahapan Intruksional
Tahapan Intruksional disebut juga dengan tahap pembelajaran
atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang
telah disusun guru sebelumnya. Kegiatan-kegiatan dari tahapan ini
seperti menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa, menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu dan
selanjutnya membahas pokok materi yang telah dituliskan. Selanjutnya
sangat diperlukan penggunaan alat bantu pengajaran untuk
mempe1jelas pembahasan setiap pokok materi, yang diakhiri dengan
menyimpulkan hasil-hasil pembahasan clari semua materi.
cl. Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut
Tal1ao evaluasi atau nenilaian Clnn tinrl::ik 1~nl11t 111pr11nnl--!'.ln
31
adalah untuk mengetahui keberhasilan dari tahapan yang kedua.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan tahapan ini seperti
mengajukan pertanyaan kepada kelas atau beberapa siswa mengenai
semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua.
Selanjutnya dilanjutkan dengan memperkaya pengetahuan siswa yaitu
dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada kaitannya
dengan topik atau pokok materi yang tekab dibahas. Selanjutnya
diakhiri dengan rnemberitahukan pembelajara.n yang akan dibahas
pada pelajaran berikutnya.37
e. Pendekatan Mengajar
Selain dari tahapan-tahapa mengajar seorang guru juga harus
rnernahami pendekatan rnengajar. Hal ini penting dipelajari untuk
rnembantu guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada tahapan
Instruksional sebab tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak
dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang dipakai oleh seorang guru.
Ada beberapa pendapat mengenai pendapat rnengajar, Richard
Anderson, rnengajukan clua pendekatan, yaitu pendekatan yang
berorientasi pada guru atau disebut juga dengan teacher oriented clan
pendekatan yang berorientasi pada siswa atau disebut juga dengan
student oriented. Pendekatan yang pertama disebut dengan type
pendekatan otokratis seclang yang kedua disebut dengan type
pendekatan clemokratis.
Pendekatan lain JUga diungkapkan oleh Massialas yang
membagi penclekatan kepada dua bagian pula dengan istilah yang
berbecla yaitu pendekatan ekspositori clan pendekatan inguiry, yang
clilengkapi clengan dua pendekatan lain Bruce Joyce yaitu pendekatan
model interaksi sosial dan penclekatan tingkah laku.
[ Penclekatan Ekspositori atau Model Informasi
Penclekatan model ini adalah pendekatan yang be1iolak dari
pandangan bahwa tingkah laku kelas clan nenvebaran informasi van<'
32
dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakikat pandangan ini
adalah menyampaikan ilmu pengetahua kepada siswa. Siswa
dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan guru.
Pendekatan Ekspositoris atau model informasi biasanya
dihasilkan dari komunikasi satu arah dimana guru IJlil(nyampaikan >\I/
materi pelajaran dengan menggunakan metod1! lisan, ceramah atau
Lecture
g. Pendekatan Inquiry/Discovery
Pendekatan Inquiry/discovery menganggap bahwa siswa
sebagai objek dan subjek dalam belajar, mempunyai kemampuan
kemampuan dasar untuk berkembang optimal sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. proses pembelajaran harus dipandang
sebagai stimulasi yang dapat menantang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Adapun peranan guru lebih banyak menempatkan diri
sebagai pemimpin atau pembimbing belajar dan fasilitator belajar.
Sehingga siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau
kelompok dalam memecahkan masalah dengan bimbingan guru.00
Pendekatan Inquiry/discovery dalam belajar termasuk
pendekatan belajar modern yang sangat did.ambakan untuk bisa
diterapkan dalam setiap sekolah.
h. Pendekatan Interaksi Sosial
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan inquiry
terutama sosial inquiry. Pendekatan ini menekankan terbentuknya
hubungan antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
sehingga konteks yang luas te1jadi hubungan sosial individu dengan
masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar mengajar hendaknya
mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain, mengembangkan sikap dan
38 Ahn1ad Sabri, Strategi Be/ajar Alengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quanturn Teaching, 2005), h. 48.
33
perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan
belajar siswa.
Metode-metode mengajar yang diutamakan dalam pendekatan
ini antara lain diskusi, problem solving, simulasi, dan metode bekerja
kelompok. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh
guru dalam pendekatan ini bisa berupa guru melemparkan persoalan
dalam bentuk situasi sosial kepada siswa, ke:mudian siswa dengan
bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang terdapat
dalam situasi tersebut.
1. Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Models)
Ada beberapa istilah yang dilakukan dalam model pendekatan
ini seperti behavior modivication, Behavior Therapy, Sosial Leaming
Theori. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku individu
pada dasarnya dikontrol oleh stimulasi dan respon yang diberikan
individu.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam
menggunakan pendekatan tingkah laku (Behavioral Models) adalah
guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa kemudian mengamati
tingkah laku siswa dalam menanggapi1 stimulus, selanjutnya
memperkuat respon siswa yang dipandang tepat sebagai jawaban
sebagai stimulus.
6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknis penyajian
bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan
bahan pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan oleh seorang guru dapat tercapai dengan baik
maksimal.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
34
I. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat dan gairah belajar.
2. Metode digunakan harus dapat memberikan kesempatan pada
siswa dalam mewujudkan hasil karya.
3. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi
4. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Macam-macam Metode Mengajar dan Penggunaan
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang digunakan guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan.
lnteraksi siswa dan guru banyak menggunakan bahasa lisan. Di
dalam metode ceramah ini yang mempunyai penman utama adalah
guru.39
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat 1\vo
Way Traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara murid
dan siswa.Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa yang
bertanya guru yang menjawab
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk
merangsang siswa berfikir, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
c. Metode Diskusi
Metode ini merupakan suatu kegiatan kelompok untuk
memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat
;iengeman tlersama yang lebihjelas dan lebih teliti tentang sesuatu,
39 Ahmad Sabri, Strategi Be/ajar Mengajar ... , h. 52.
35
atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam metode
diskusi diharapkan semua orang memberikan kontribusi pemikiran
sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang
sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.
d. Metode Tugas Belajar Dan Resitasi
Metode ini tidak sama dengan pekerjaan rumah, akan tetapi
jauh lebih luas. Tugas dapat dikerjakan di rumah, di sekolah, di
perpustakaan, dan di tempat lainnya. Metod·~ ini ingin merangsang
anak aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau juga
secara kelompok.
Metode ini bertujuan agar semua pe:ngetahuan siswa yang
telah diterima lebih mantap, mengaktifkan siswa mempelajari
sendiri suatu masalah dengan membaca clan mengerjakan soal-soal
sendiri serta mencobanya sendiri, agar siswa lrbih rajin dan dapat
mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah.
e. Metode Demonstrasi
Metode ini banyak digunakan dalan1 pelajaran klasikal di
sekolah-sekolah tekhnik dan dipusat-pusat pelatihan industri.
Metode ini juga banyak digunakan dalam angkatan bersenjata."0
Dalam bidang pendidikan agama Islam banyak yang dapat
didemonstrasikan terutama dalam bidimg pelaksanaan ibadah
seperti pelaksanaan salat, zakat, rukun haji dan lain-lain.
7. Keterampilan Mengajar
Seorang guru yang ideal hams memiliki beberapa keterampilan
mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Adapun keterampilan-keterampilan tersebut dapat dikategorikan sebagai
oerumt:
40Mukhtar clan Marintis Yamin, Metode Pe111belajara11 Yang Berhasi/, (Jakarta: C\T. Sasama Mitra Suksena. 2004).cet. I h. 47
36
a. Keterampilan mengelola kelas
Keterampikan ini sangat penting dimiliki oleh setiap guru demi
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
· ~ru!emoanKannya apabila terjadi gangguan, dalam proses belajar
mengajar.
Ada beberapa prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas,
diantaranya:
b. Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya
iklim kelas yang meyenangkan.
c. Bervariasi
Penggunaan alat dan media, gaya dan ineraksi belajar mengajar yang
bervariasi merupakan kunci terciptanya pengelolaan kelas yang efektif
dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Prinsip keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah sterategi
mengajar guru agar dapat mencegah kemungkinan munculnya
gangguan saiswa.
e. Keterampilan Bertanya
Guru harus menguasai berbagai keterampilan/teknik bertanya.
Keterampilan bertanya diharapkan menjadi pmunjang agar siswa
belajar dengan akti£ Dalam buku Menjadi Guru Profesional karangan
Mohammad Uzer Usman dijelaskan bahwa pertanyaan yang tersusun
dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan
dampak positif terhadap siswa, seperti meningkatkan partisipasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu siswa terhadap suatu masalah menuntun proses berpikir siswa.41
41 Moch. Uzcr Usman, !vfetljadi GunJ Prof. ..• h. 74-75
37
f. Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan memberi penguatan adalah segala bentuk respon apakah
bersifat verbal atau tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back)
bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan
ataupun koreksi.
g. Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran
adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara
sistematik. Penyampain informasi yang terencana dan disajikan dengan
urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Pemberian penjelasan merupakan utama kegiatan guru dalam interaksi
dengan siswa dalam kelas.
Beberapa komponen keterampilan menjelaskan yang harus
diketahui oleh seorang guru, antara lain:
a. Merencanakan
Seorang guru harus lebih dahulu merencanakan dengan baik terhadap
penyampaian informasi yang akan disampaikan. Dalam ha! ini seorang
guru hams memperhatikan pesan yang akan disampaikannya dan
variasi penerima pesan yang akan disampaikan.
b. Penyajian
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: diberikan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, penggunaan
ilustrasi, dan pemberian tekanan terhadap masal:ah pokok yang sedang
dibahas.
c. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran adalah kegiatan seorang guru dalam kegiatan
belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya
38
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan belajar.
Demikian juga tidak kalah pentingnya rnntuk dimiliki seorang
guru adalah keterampilan menutup pelajaran dalam ha! ini cara
menutup pelajaran yang dapat dilakukan oleh se:orang guru hendaknya
dipusatkan pada peninjauan kembali penguasaan inti pelajaran dengan
merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. Kemudian
mengefaluasi, yaitu dengan bentuk evaluasi antara lain
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikllsikan ide baru pada
situasi lain, mengeplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan
soal-soal tertulis.
Dalam sebuah proses pendidikan, gum merupakan salah satu
komponen yang sangat penting selain komponen yang lainnya, seperti
kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan dan evaluasi.
Gum juga berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum, karena
gurulah yang secara langsung berhubungan dengan murid. Pada
dasarnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses mengajar
adalah sebagai directur of learnig (direktur belajar), artinya setiap guru
diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar.
Hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran adaqlah
perubahan perilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik,
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, tujuan pembelajaran inin
tentunya harus be1jalan secara optimal, untuk itu ada beberapahal yang
harus diperhatikan oleh pendidik, salah satunya adalah keprofesionalan
seorang guru.
Guru sebagai pendidik formal di sekolah, memiiki peran yang
sanat penting dalam dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran di sekolah. Selain itu guru juga. memikul tugas dan
anggung jawab yang sangat berat, terutama guru agama dalam
mengajar bidang studinya, karena guru agama ibukan hanya mengajar
39
tapi juga harus melaksanakan pendidikan dan p•~mbinaan. Oleh karena
itu guru dituntut mempersiapkan diri agar memiliki keterampilan
pengajaran yang baik.
Jika seorang guru tidak mempunyai k1~terampilam mengajar
dengan baik, maka tidak mnstahil guru tidak akan mudah dalam
merealisasikan fungsi dan penman guru dalam proses belajar mengajar.
Dan ha! ini juga dapat berpengaruh besar terhadap keberhasilan siswa
dalam belajar. Oleh karena itu profesionalisme guru Pendidikan
Agama Isla dalam proses pembelajaran yang baik salah satunya adalah
dengan adanya keberhasilan belajar siswa yang baik pula.
Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam proses
pembelajaran sangat penting, apalagi dalam angka meningkatkan
keberhasilan siswa dalam belajar mengajar, maka keberadaan guru
yang profesional sangat dibutuhkan oleh siswa.
A. M etode Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan atau
(field research), yaitu untuk memperoleh data atau informasi dari masalah
yang cliteliti. Aclapun metode yang cligunakan clalam penelitian ini aclalah
metocle deskriptif analisis. yaitu menggambarkan, mengungkapkan, dan
memaparkan data yang diperoleh secara jelas clan apa adanya, sehingga hasil
dari penelitian clapat tergambar clengan jelas.
B. Variabel Pcnclitian
Variabel aclalah gejala yang bervariasi, yang meqjacli objek penelitian. 1
Dalam penelitian ini yang meqjacli variabel aclalah profesionalisme guru
penclidikan agama Islam clalam proses pembelajaran yang efktif.
Variasi nilai yang diteliti clalam profesionalisme guru penclidikan
agama Islam tersebut adalah profesionalisme guru dalam :
I. Merencanakan atau menyusun progam pengajaran, yang meliputi :
a. Menetapkan tujuan pembelajaran
b. Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
c. Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai
d. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
2. Melaksanakan progam pengajaran berdasarkan rencana, yang meliputi:
a. Membuka pelajaran
b. Melaksanakan proses belajar mengajar yang terdiri dari:
l. Keterampilan memberikan motivasi
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan menggunakan media
4. Keterarnpilan bertanya
5. Keterampilan menjawab
6. Keterampilan penggunaan metode
c. Keterampilan menutup pelajaran
!. Melakukan penilaian/evaluasi
2. Menarik kesimpulan
3. Memberikan.fol/ow up
C. Definisi Opcrasional
41
Profesionalisme guru pendidikan agama Islam yang dimaksud disini
adalah sejumlah kecakapan dalam menjalankan tugas keguruan oleh guru
pendidikan agama Islam, yang dibangun berdasarkan adanya pengetahuan
teoritik dan latihan-latihan keguruan yang dilakuka.n secara berulang-ulang
dalam waktu yang memadai.
Kemampuan guru pendidikan agama Islam d.alam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran ini harus dilakukan secara tepat guna
untuk mencapai tujuan penclidikan yang cliharapkan.
Pembelajaran yang efektif di sini maksudnya adalah interaksi proses
belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas oleh guru pendidikan
agama Islam clengan menggunakan strategi yang efektif.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
bertt~juan untuk memperoleh data mengenai profesionalisme guru pendidikan
agama Islam clalam proses pembelajaran yang efektif.
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data adalah
pendekatan kualitatif dengan data kuantitatif secara terpadu, dengan unit
analisisnya 111enyus1111 progam pengajaran dan melaksmwkan progam
pengajaran.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Lok.asi va11Q: diiadikan fen1n~t nf':nP:liti:in 1111 nrlrdnh 1\.A<:irl1•<:1c":ih A J;u .... l ..
42
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 8 Juni 2008
sampai 15 Juni 2008.
E. Populasi clan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Dalam sebuah
penelitian terlebih clahulu harus menentukan populasi clan sarnpel guna
membatasi ruang lingkup penelitian sehingga penelitian menjacli terarah.
Dalam penelitian ini yang menjacli populasi aclalah seluruh siswa kelas
XI MA Yusufiyah Ponclok Gede Jakarta Timur yang be1jumlah 114 orang.
Maka responclen yang cliambil clalam penelitian ini seba.nyak 25% atau sekitar
30 siswa. Hal ini berclasarkan dengan apa yang telah di ungkapkan oleh
Suharasimi Arikunto sebagai berikut:
"Apabila subjeknya kurang clari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih''.2
F. Te!mik Pcngumpulan Data
Aclapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data da!am
penelitian ini adalah :
1. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan, pencatatan secarn sistematis terhadap
konclisi MA Yusufiyah Ponclok Gede yang diteliti melalui observasi ini
malrn penulis akan memperoleh data mengenai kondisi sekolah, guru,
karyawan, clan sarana clan prasarana.
2. Wa\vancara
Yaitu pengumpulan data dengan mewawancarai pihak-pihak yang
c!ianggap dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi ini. Dalam hal ini penulis
mengadakan wawancara clengan kepala sekolah clan guru bidang stucli
No
I.
2.
43
pendidikan agama Islam mengenai profesionali.sme guru pendidikan
agama Islam.
3. Angket
Yaitu suatu alat pengumpulan infonnasi dengan cara menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis juga oleh
responden. Dalam hal ini angket diberikan kepada kelas XI yang
berjumlah 30 siswa, untuk mendapatkan data yang konkrit tentang
profesionalisme guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran
yang efektif.
Ditinjau dari variasi nilai variabel yang diteliti maka item
pertanyaan didistribusikan dengan kisi-kisi sebagai berikut:
KISI-KISI ANGKET
PROFESIONALISME GURU PAI DALAM MELAKSANAKAN
PROGRAM PENGAJARAN DAN MENILAI HASII" PROSES
BELA.JAR MENGA.JAll ·-·-
No. Item
Variabel Dimensi lndikator pertanyaan -·
posit if Negatif
Kepribadian Penampilan a. Kerapihan l
berpakaian
b. Disiplin 2
c. A dab 3,5 4
d. Sikap 6,7 8
Kualitas Membuka a. Keterampifan 9,10,
pengajaran guru pel::;jaran membuka 11, 12
pelajaran
Melaksanakan b. KeterampHan 13, 15,
proses belajar memberikan 16, 31,
mengajar motivasi 46
c. Keterampilan 17, 18, 19
d.
e.
f.
g.
Keterampilan a.
menutup
pelajaran
b.
c.
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
menjela sk; m
Keteran Ian 1pi
na menggu kan
media
Keterar npi
bertany a
Keter
menjaw
am pi
ab
npi Keterar
naa penggu.
Ian
Ian
Ian
n
metode /s trategi
Melaku kar
n/ penilaia
evaluas
Menaril
l
kesimpt 11 ila
rik Membe an
follow up
44
20,21,22
'23,34
24,25,26
,27
14,28,29
,30
32,33,35 36,38
,37
39,40,41
42,43,44
45
47
Untuk mengelolah angket yang telah penulis peroleh dari responden
dilakukan penganalisaan data dengan data statistik didistribusi dan frekuensi,
yaitu memeriksa jawaban-jawaban dari responden (siswa), lalu dijumlahkan,
diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel).3 Data yang didapat dari item
pertanyaan akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat frekuensi
dan prosentase dengan menggunakan mmus:
h. 196
P= F xl00% N
3 Sutrisno Hadi, Metodo/ogi Penelitian Research, (Jakarta: Andi Ofset, 1990), eel. ke-2,
45
Keterangan:
P Prosentase yang dicari
F Frekuensi dari hasil jawaban
N Jumlah seluruh sampel.4
Data-data yang didapat dari setiap item pertanyaan dibuat dalam table
yang didalamnya langsung dibuat frekuensi dan prosentase, kemudian penulis
menganalisa dan menginterprestasi data tersebut.
4 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: .Raja Grafindo Persada, 1994), cet. ke-16, h. 40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umnm Sekolah
1. Sejarah Berdirinya MA Yusnfiyah Pondok G1~dc Jakarta Timur
MA Yusufiyah merupakan salah satu lembaga pendidikan fonnal
yang berada di bawah naungan yayasan Yusufiyah. Selain Madrasah
Aliyah, yayasan ini juga mendh;Jrnn lembaga pendidikan formal seperti:
TK, MI, MTs, MA, SMA, SMK, STM, dan PGTK, yang semuanya diurus
oleh KH. Yahya Muhyiddin sebagai penanggung jawab lembaga
pendidikan formal di Yusufiyah.
MA. Yusufiyah didirikan pada tahun 1980. Menurut Kepala
Madrasah Bpk H. Rosadi, lembaga pendidikan yusufiyah diselenggarakan
oleh KH. Abuya Yusuf, seorang ulama diwilayah Lubang Buaya,
kemudian beliau mewakafkan tanahnya kepada anaknya yaitu KH. Yahya
Muhyiddin untuk mengurusnya.
Adapun letak geografisnya, MA. Yusufiyah terletak di jalan raya
pondok gede no. 36 Kelurahan, Lubang Buaya , Kecamatan, Cipayung,
Jakarta Timur. Madrasah ini dibangun di atas tanah wakaf seluas 3000 m2,
yang terdiri dari bangunan madrasah, masjid, dan lapangan olah raga.
Sesuai dengan lampiran surat keputusan kantor wilayah Departemen
Agama bahwa pada tanggal 15 Semtember 1992 MA. Yusufiyah berstatus
diakui. 1
2. Visi, Misi MA. Yusnfiyah
Visi MA Yusufiyah adalah menjadi lembaga pendidikan Islam
untuk turut serta membentuk karakter yang berwawasan moderen, berilmu
pengetahuan religius, dan berakhlakul karimah yang diridloi Allah SWf
10okun1entasi MA Yusufiyah berupa surat keterangan mcnenai idcntitas/latar belakang MA Yusufiyah.
47
Adapun misi MA Yusufiyah adalah
I) Melaksanakan pendidikan yang berbuda.ya berdasarkan nilai-nilai
luhur Islam
2) Melakukan kegiatan belajar mengajar yang sinergis antara ilmu
agama dan ilmu pengetahuan umum
3) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dalam perbaikan moral
dan materi
4) Memberikan para pelajar berupa bekal ilmu yang dilandaskan pada
nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan moderen untuk mampu
menjawab tantangan zaman.2
3. Struktur Organisasi MA Yusufiyah
Dalam suatu Organisasi diperlukan adanya suatu struktur yang
menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinasi antar
pemimmpin dan anggota. Hal ini harus diperhatikan dan dibenahi lebih
awal dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang baik adalah
badan itu sendiri. Dalam hal ini MA Yusufiyah selalu berusaha
memperbaharui sistem organisasinya, sejalan dengan kebutuhan dan
tantangan yang dihadapi. Berikut ini adalah strnktur organisasi MA
Yusufiyah.
2Sumber: Dokkumentasi MA Yusufiyah berupa papan pengumurnan
STRUKTUR ORGANISASI MA. YUSUJf<'IY AH
T AHUN AJARAN 2007120011
YAYASAN
Komite Madrasah f---' Kepala Madrasah
48
1-------JL __ T_. a_t_a_u._sa_h_a_--'
Wak.Bag. Kesiswaan
BK/BP
Wali Kelas
Gum
SISWAMA
Wak.Bag. Kurikulum
NO
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
49
4. Kurikulum dau Sistem Belajar Mengajar
Kurikulum yang digunakan MA. Yusufiyah yaitu menggunakan
kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dimana
kurikulum ini sudah disempurnakan dari kurikulum sebelumnya yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Kurikulum yang digunakan sekarang m1 dalam rangka
memperkaya metodologi pembelajaran di MA Yusufiyah Pondok Gede
Jakarta Timur.
Sedangkan sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah sistem
klasikal, yaitu dalam penyampaian pelajaran sebagian besar di dalam kelas
dengan metode ceramah, diskusi, dan tanyajawab.3
5. Keadaan Guru dan Peserta Didik
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di MA Yusufiyah berj11mlah 30 orang termasuk
dengan kepala madrasah, kepala yayasall, wakil kepala bidang
kurikulum dan kesiswaan. Untuk mengetahui le:bih jelas keadaan guru
yang ada di sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2 Data Pengajar MA Yusufiyah
NAMA PENDIDIKAN
JABATAN TERAKHIR
··-- -· KH. Yahya Muhyiddin PGA Ka. Y ayasan __ Drs. H. M. Rosadi SJ IAIN Ka. Madrasah M. Yunus, S. Ag SJ JAIN Wakabid. Kesiswaan Mujiman. Hp, BA Sarmud Jayabaya Wakabid. Kurikulum Sa'adih,S, Ag SI IAIA Guru PAI -Drs. Soleh. K SI IAIN Guru Piket Rusman, S. Pd SI STKIP Guru Geografi/PKN --Drs. Sutomo SIWM Guru Bahasa Indonesia Suyatno, S. Pd SI STKIP Guru Bahasa lnggris Mulsani, S. Pd SIUT Guru Biologi H. M. Lili Su'ud, ST SI UIA Guru TIK Afri Harri Wijianto Dill Guru Piket --
3Sa'adih SA.g, Basil Wawancara, Tanggal 8 juni 2008
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
,__... .. -·-~--·
28 29 30
50
Rudi Widodo, S. Pd SI UNJ Guru Olah Raga Siyamto, S. Pd SI UIA Guru Olah Raga Drs. Parmono SI !KIP Guru Bahasa Indonesia Salman Robiansyah, S. Pd SIUMJ Guru Bahasa lnggris Haeruddin, S. Ag SI IAIN Guru PAI M. Yakub, S. Ag SI IAIN Guru PAI Abd. Rosyid, S. Ag SI !AJA Guru PAI
b-···-· -Siyadi Diil Guru TIK Ir. Hern Wijiastuti SIJayabaya Guru Fisika/IPA NismahNaqjar, S. Pd SI U!N Guru Matematika Siti. Dahlia, BCHK Sarmud Hukum Guru PKN Nining Swn, SE SI UIA I Guru Ekonomi Siti. Masyithoh, S. Hi SI UIN [Guru PAI Adella Dwi Sandri, S. Pd SIUHAMKA [ Guru Bahasa Indonesia R. Nuraini Komalasari,S. SI UIA I Guru Bahasa lnggris Pd ' Hildawati DIII Guru Bahasa Inggris Mulvanti DII Guru Seni Budaya Hiskandar. S. Ag SI IAIN Guru PAI
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa gum-guru di MA Yusufiyah
sebagian besar berlatar belakang strata satu (SI), hanya sedikit sekali
yang berlatar belakang Dill dan DII. Begilu juga dengan guru bidang
studi Agama Islam semuanyan berlatar belakang pendidikan SL Maka
dapat disimpulkan bahwa Gum bidang Studi Agama Islam, memiliki
spesifikasi bidang keilmuan agama yang memadai dan dapat
mendukun proses belajar mengajar pada bidang studinya masing
masing
b. Keadaan Peserta Didik
Adapun jumlah siswa/i pada tahun ajaran 200712008 sebanyak 426
orang, dengan perincian sebagaimana terlihat pada tabel 3 berikut ini:
Kelas Kelas I Ke I as II Kelas Ill Jumlah
Tabet 3 Jumlah siswa/i MA Yusufiyab
Tahuu Ajaran 2007/2008
Laki-Laki Peremnuan 89 109 50 64
·----81 69
·-· 220 242
51
Jumlah 198 114 150 462
Adapun latar belakang siswa MA Yusufiyah, berasal dari beraneka
ragam suku di Indonesia antara lain: Sunda, Jawa, Sumatra, dan Jakarta.
Dan dengan keadaan ekonomi orang tua yang beraneka ragam pula,
dengan rata-rata tingkat ekonomi kelas menengah. Pekerjaan orang tua
siswa rata-rata wiraswasta, namun ada juga sebagian dari mereka yang
bekerja sebagai pegawai negeri.
6. Sarana Dan Prasarana
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak terlepas dari
sarana dan prasarana sekolah yang dimiliki. Adapun sarana dan prasarana
yang dimilik MA Yusufiyah Pondok Gede antara lain
Tabel 4 Sarana Dan Prasarana
NO RU ANG JUMLAH KONDISI I Ruang Belajar/Kelas 11 Baik 2 Kepala Sekolah 1 Baik 3 Walcil Ka. Sekolah l Baik
>-----·~--
4 Guru l Baik ·-
5 Tata Usaha l Baik 6 BK 1 Baik 7 Os is l Baik 8 Komite Sekolah 1 Baik 9 Aula/Serbaguna l Baik 10 Kesehatan/UKS l Baik
·-"-11 Sarana Ibadah 1 Baik 12 Peroustakaan 1 Baik .• 13 Lab. Komputer 1 Baik 14 Lab. IPA 1 Baik
52
15 Lab. Bahasa 1 Baik - _,_,,_ 16 RuangTamu 1 Baik 17 Lapangan Olah Raga 2 Baik 18 Pos Keamanan 1 Baik 19 We.Guru 1 Baik 20 We. Murid 2 Baik
Adapun perlengkapan sekolah yang tersedia guna menunjukan
jalnnya proses beljar mengajar adalah: meja belajar, kursi, papan tulis,
komputer dan perlengkapan lainnya seperti: audio player, vidio player,
ohp, serta alat peraga pem belajaran . Hal ini menunjukkan bahwa MA
Yusufiyah sudah cukup baik dalam mengakornodasi dan memenuhi
kebutuhan siswa-siswi agar bakat dan potensi yang dirniliki siswa-siswi
dapat berkembang dengan baik.
B. Profesionalisme Gnrn Pendidilran Agama Isllam Dalam Proses
Pcmbelajaran Yang Efektif
I . Profesionalisme Guru Dalam Merencanakan dan Menyusun pembelajaran
Sebelum proses pembelajaran, guru selalu membuat perencanaan
pengajaran terlebih dahulu, karena ini sudah menjadi kewajiban seorang
guru, agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran,
persiapan mengajar juga sangat membantu dalam mengarahkan tindakan
yang akan disampampaikan kepada siswa ketika proses belajar mengajar
sedang berlangsung agar tidak menyimpang dari materi yang sedang
dipelajari. "Karena ini sudah menjadi tugas pokok seorang guru. " 4
Guru yang profesional, harus pandai dalam memilih metode, dan
pemilihan metode dalam pembelajara, guru menyesuaikan dengan
kebutuhan materi, agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif
dan tidak menyita banyak waktu. Dan dalam memilih metode biasanya
guru biasanya guru menggunakan metode yang yang bervariasi dalam
setiap pertemuan."Agar tidak membosankan siswa dalam ketika belajar di
dalam kelas. " 5 Dal am proses pembelajaran pemilihan media juga sangat
4 Sa'adih, S. Ag, Hasil Wawancara, Tanggal 8 Juni 2008. 5Masyithoh, SHi, Basil Wawancara, Tanggal 8 Juni 2008.
53
penting, karena dapat rnembantu guru dalam proses pembelajaran, seperti
yang terlampir tetapi rneskipun penggunaan media penting tetap harus
melihat kebutuhan rnateri yang akan diajarkan agar 1tidak sia-sia.
Dalam proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi sangat
bermanfaat, baik sebelum maupun sesudah proses pembelajaran. Hal ini
berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Karena untuk mengetahui
sejauhrnana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan dan
sejauhmana pengetahuan siswa terhadap rnateri yang akan dipelajari. 6
Selain merencanakan dan menyusun pembelajaran, seorang guru
juga harus dapat mengatasi siswa yang sulit rnemahami pelajaran dan
mernberikan semangat siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara
dalam mengatasi siswa yang sulit memahami pelajaran dengan cara
menambahkan jam pelajaran selmna kurang lebih satu jam diluar jam
pelajaran yang sudah ditetapkan oleh sekolah, dan dalam menumbuhkan
semangat siswa, biasanya guru selalu memberik;m motivasi kepada siswa,
dan mernerintahkan siswa untuk merubah suasana belajar, dan melakukan
inovasi-inovasi baru agar tidak jenuh dalam belajar. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi yang penulis lakukan, bahwa dalam
merencanakan atau menyusun pembelajaran, guru Pendidikan Agama
Islam MA Yusufiyah sudah cukup profesional.
2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalarn Melaksanakan
Pembelajaran
Guru yang profesional salah satunya ditunjukkan dengan
kepribadian yang baik dan keterampilan mengajar yang dimiliki oleh
seorang guru mengingat peran guru dalam proses pembelajaran sangat
besar maka seorang guru harus memiliki dan m1~nguasai keterampilan
dasar mengajar dengan baik agar dapat menunjang proses pembelajaran
yang dilakukan.
Setelah diperoleh data berdasarkan hasil 21ngket yang diberikan
:Cepada siswa-siswi, selanjutnya data diolah dalam bentuk tabel deskriptif
6Sa'adih, SAg, Hasil Wawancara, Tanggal 8 Juni 2008.
54
persentase. Berikut ini penulis sajikan data mcngenai hasil tabulasi
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan
pembelajaran.
Tabel 5 Guru berpakaian rapih
No Pernyataau Frekuensi Persentase
I a. Selalu 20 66,67%
b. Sering 8 26,66% c. Kadang-kadang 2 6,67% d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,67%)
responden menyatakan ketika proses belajar gum selalu berpakaian rapih.
Sebagian lain (26,67%) menyatakan sering, sedikit sekali
(6,67%)menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap rnengajar guru sudah
memberikan contoh dengan baik kepada siswa-siswinya, ini terlihat dari
jawaban siswa yang sebagian besar menyatakan guru selalu berpakaian
rapi
Tabel 6 Gum datang tepat waktn
No Pernyataan Frekuensi Persentase
2 a. Selalu 6 20% b. Sering 21 70%
c. Kadang-kadang 3 10% d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 30 100%
55
Dari label di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (70%) responden
menyatakan guru sering dalang tepat waktu untuk mengajar. Sebagian lain
(20%) menyalakan selalu, sedikit sekali (10%) menyalakan kadang-kadang,
dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa
guru sudah cukup baik dalam memberikan contoh kedisiplinan waktu kepada
siswa-siswinya.
Tabel 7 Men,,.awali dan mengakhiri pela·aran denean salam
No Pernyataan Frekuensi Persentase
3 a. Selalu 15 50%
b. Sering 6 20%
c. Kadang-kadang 9 30%
d. Tidak pemah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari label di alas dapat dilihat bahwa sebagian lbesar ( 50%) responden
menyatakan guru selalu mengawali dan mengakhiri pelajaran dengan salam.
Sebagian lain (30%) menjawab kadang-kadang;,, sedikit sekali (20%)
1:nenjawab sering, dan tidak ada satupun (0%) menyatakan tidak pernah. Hal
ini menunjukan bahwa guru sang;at baik dalam memulai pelajaran.
Tabel 8
Guru bersifat pilili kasih terhadap siswa
No Pernyataan Frekuensi Persentase
4 a. Selalu I 3,33%
b. Sering 0 0%
c. Kadang;-kadang 9 30%
d. Tidakpemah 20 66.67% ------
Jumlah 30 100% --
Dari tabel di alas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,67%)
responden menyatakan bahwa guru tidak pemah bersikap pilih kasih terhadap
siswa yang diajarkan. Sebagian lain menjawab kadang-kadang, sedikit sekali
56
(3.33%) menyalakan selalu, dan tidak ada (0%) yang rnenyalakan sering. Hal
ini rnenunjukkan bahwa guru mereka tidak pemah pilih kasih dalam
rnemperhatikan siswanya.
Tabel 9
Guru bersifat lmmoris dan demokratis -
No Pernyataan Frekuensi Persentase
5 --
a. Selalu 4 13.33%.
b. Sering 4 13,33% c. Kadang-kadang 2 6,67% d. Tidak pemah 20 66,67%
Jumlah 30 100% ·--···· ---
Berdasarkan tabel di alas dapat dilihat bahwa sebagian responden
(66,67%) menyatakahn guru sering bersifat humoris dan demokratis ketika
mengajar. Sebagian lain (13.33%) menyatakan selah.i dan tidak pemah, sedikit
sekali(6,67%) menyalakan kadang-kadang. Hal ini menmtjukkan bahwa untuk
menarik minat siswa dalam belajar guru seing bersifat humoris dan demokratis
ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Tabel 10
Guru mempunyai perhatian yang be!lar
No Pernyataan Frekuensi Perseutase
6 Selalu .
a. 11 36,66%[
b. Sering 3 10% c. Kadang-kadang 13 43,34% d. Tidak pernah 3 10%
Jumah 30 100%
Dari tabel di alas dapat dilihat bahwa hampir setengah dari responden
(43,34%) menjawab guru selalu mempunyai perhatian yang besar terhadap
perkembangan belajar dan pemasalahan yang dihadapi siswa. Sebagian lain
(36,66%) menyalakan kadang-kadang, dan sedikit sekali (10%) yang
57
menyatakan sering dan tidak pernah. Hal ini menuf\jukkan bahwa gum sudah
berperilh sebagiii motivator dalam perkembangan belajar siswa
Tabel 11
Gum bersifat sablllr terhadap siswa
No Pernyataau Frekueusi Persentase
7 a. Selalu 15 50%
b. Sering 4 13.33%
c. Kadang-kadang 8 26,67%
d. Tidak pernah 3 10%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (50%) responden
menjawab guru selalu bersikap sabar terhadap siswa yang lambat berfikir.
Sebagian lain (26,67%) menjawab kadang-kadang, sebagian kecil (13,33%)
menjawab sering, dan sedikit sekali (l 0%) meujawab tidak pemah. Hal ini
menunjukan bahwa guru selalu berikap sabar terhadap siswa yang lambat
berfikir , hal ini dilakukan agar siswa selalu temmtivasi dalam mengikuti
pelajaran tersebut.
Tabel 12
Guru tidak mau tahu terhadap siswlll yau1~ bermasalah
No Pcrnyataan Frekuensi Pcrseutase
8 a. Selalu 4 13,33%
b. Sering 3 10%
c. Kadang-kadang 10 33,33%
d. Tidak pemah 13 43,34%
Jumah 30 100% ..
Dari hasil tabel di atas dapat dilihat babwa sebagian besar responden
(43,34%)guru mereka tidak pemah tidak mau tahu dengan siswa yang
bermasalah. Sebagian lain (33,33%) menyatakan kadang-kadang, sebagian
lain lagi (13,33%) menyatakan selalu, On sedikit sekali (10%) rnenyatakan
58
sering. Hal ini menunjukakan bahwa guru sudah berperan cukup baik terhadap
siswa/i nyadenan selalu peduli terhadap siswwa yang diajarkannya
Tabel 13
Memperhatikan sikap dan tempat dnduk siswa
No Pernyataan Frekue. nsi Persentase
9 a. Selalu 15 50%
b. Sering 9 30%
c. Kadang-kadang 6 20%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumah 30 100% ..
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setengah( 50%) dari
responden menyatakan bahwa guru selalu memperhatikan sikap dan tempat
duduk siswa. Sebagian lain (30%) menyatakan sering, sedikit sekali (20%)
menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%) menya1akan tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam rangka memoroses pembelajaran yang efektif
guru selalu memperhatikan sikap dan tempat duduk siiswa dengan baik agar
siswa tidak jenuh dalam be I ajar.
Tabel 14
Meneoba mencairkan suasann
No Pernyataan Frekueusi Persentase
IO a. Selalu 9 30%
b. Sering 16 53,34%
c. Kadang-kadang 4 13,33%
d. Tidak pernah I 3,33%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setengah(53,34%) dari responden
menyatakan babwa guru sering mencoba mencairkan suasana melalui sapaan/
59
bertanya tenlang kesebatan siswa. Sebagian lain me:njawab selalu (30%),
sebagian lain lagi menjawab kadang-kadang (13,33%), dan sedikit sekali
(3,33%) menjawab tidak pemab. Hal ini adalab aspek yang cukup penting
dalam merangsang siswa-siswi dalam belajar.
No
11
Tabel 15
Memulai pelajarau setelah siswa nampak siap
Pernyataan
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak per nah
Jumlah "· .. --~-··--·"------· -
Frcku
13
7
10
0
30
ensi Persentase I
43,34%
23,33%
33,33%
0%
100%
Dari label di alas dapat dilihat babwa sebagian siswa (43,34%)
responden menyalakan bahwa guru selalu rnemulai pelajaran setelah siswa
narnpak siap. Sebagian lain (33,33%) rnenyatakan kadang-kadang dan
sebagian kecil (23,33%) menyalakan sering, tiadak ada (0%) rnenyalakan
tidak pernah. Hal ini rnenunjukkan babwa dalam rangka memproses
pembelajaran yang efektif guru selalu memulai belajar setelab siswa nampak
siap, agar siswa dapat belajar dengan baik.
Tabel 16
Menjelaskan matcri pokok I tujuan pembdajaran
No Pernyataan Freku Ii ens Persentase
12 a. Selalu 10 33,33%
b. Sering 9 30%
c. Kadang-kadang 9 30%
d. Tidak pernab 2 6,67%
Jumlab 30 100%
Dari label di alas dapat dilibat bahwa sebagian besar (33,33%)
menyatakan guru selalu rnenjelaskan materi pokoJrJtujuan pernbelajaran
60
sebelum memulai pelajaran. Sebagian lain (30%) menyatakan sermg dan
kadang-kadang, dan sedikit sekali ( 6,67%) menyatakan tidak pemah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam memulai pelajaran dengan
terlebih dahulu mengemukakan matcri pokok/tujuan pembelajara
Tabei 17
Memberi pujian pada siswa yang b1~rtanya
No Pernyataan Freku ·i CD& Persentase
13 a. Selalu 3 10%
b. Sering 4 13,33%
c. Kadang-kadang 14 46,67%
d. Tidak pernah 9 30% -
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seb.agian besar (46,67%)
responden menyatakan guru kadang-kadang memberi pujian pada siswa yang
be11anya/menjawab pertanyaan. Sebagian lain (30%) menyatakan tidak
pernah, sebagian lain lagi (13,33%) menyatakan sering, dan sedikit sekali
(I 0%) menyatakan tidak pemah. Hal in menunjukkan bahwa guru jarang
sekali memberikan pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan atau
bertanya, padahal hal ini adalah aspek yang cukup penting dalam merangsang
dan menggugah siswa agar selalu termotivasi untuk bcrtanya atau menjawab
pertanyaandala belajar.
Tabet 18
Memperbatikan sunggnh-s1111gg11b respon siswa
No Pernyataa11 Frekuensi Perseutase
14 a. Selalu 15 50%
b. Sering 2 6,67%
c. Kadang-kadang 11 36,66%
d. Tidak pernah 2 6,67%
Jumlah 30 100% ---
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setengah dari responden (50%)
menjawab guru selalu memperhatikan sungguh-sungguh respon siswa baik
61
berupa pertanyaan, reaksi, dan usu Ian. Sebagian lain (36,66%) menjawab
kadang-kadang, dan sedikit sekali (6,67%) menjawab sering dan tidak pemah.
Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam memotivasi siswa/i
dengan memperhatikan sungguh-sungguh respon siswa baik berupa
pertanyaan, reaksi, dan usulan .
Tabel 19
Memandang siswa sebagai anak scmdliri ----
No Pernyataan Frelrnensi Persentase
15 a. Selalu 13 43,34%
b. Sering 4 13,33%
c. Kadang-kadang 9 30%
d. Tidak pemah 4 13,33%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(43,34%) responden menjawab guru selalu memandang siswa sebagai anak
sendiri, sehingga ia sayang kepada siswanya. Sebagian lain (30%) menjawab
kadang-kadang, dan sebagian kecil responden menjawab sering dan tidak
pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah menjadi pengganti orang tua
siswa denan baik di sekolah dengan selalu memandang siswa sebagai anak
sendiri dan sayang terhadap siswanya, hal ini sangat dibutuhkan oleh siswa/i
agar selalu termotivasi dalam belajar.
No
16 a.
b.
c.
d.
Tabell 20
Memberikan kekuatan tisik
Pernyataau Freku
Selalu 7
Sering 6
Kadang-kadang 14
Tidakpemah 3 -
Jumlah 30
eus i Persentase
23,33%
20%
46,67%
10%
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(46,67%) responden menjawab guru kadang-kadang memberikan kekuatan
62
fisik kepada siswanya seperti senyum, pandanga simpatik, mendekati, dan
menepuk bahu. Sebagian lain (23,33%) menyatakan sefalu, dan sebagian lain
(20%) menyatakan sering, dan sedikit sekali (10%) menyatakan tidak pernah.
Hali ini menunjukkan bahwa guru jarang sekali memberikan kekuatan fisik
kepada siswanya seperti senyum, pandangan simpatik, mendekati, dan
menepuk bahu, padahal ini sangat dibutuhkan oleh siswa/i agar te1motivasi
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Tabel21
Menggunakan bahasa yam g mudah dim1mgerti
No Pernyataan Frekuensi Persentase
17 a. Selalu 12 40%
b. Sering 10 33,33%
c. Kadang-kadang 8 26,67
d. Tidak penah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ( 40%) responden
menyatakan guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam
menjelaskan materi pelajardfl. Sebagian lain (33,33%) menyatakan sering,
sedikit sekali (26,67%) menyatakan kadang-kadang, dmn tidak ada (0%) yang
menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menjelaskan
materi guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar
memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami materi pelajaran.
Tabel 22
Mengaitkan pembahasan mate1i pefajaran
No Pernyataan Frelmensi Persentase
18 a. Selalu 4 13,33%
b. Sering 14 46,67%
c. Kadang-kadang 9 30%
d. Tidak pernah 3 10%
Jumlah 30 100% -------· --------
Dari label di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (46,67%)
responden menyatakan guru sering rnengaitkan pemhahasan dengan materi
63
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Sebagian lain (30%) rnenyatakan
kadang-kadang, sebagian lain lagi(l3,33%)rnenyatakan selalu, dan sedikit
sekali (10%) rnenyatakan tidak pemah. Hal in rnenuf\jukkan bahwa guru sudah
cukup baik dalam memberikan penjelasan mate:ri pelajaran dengan
mengaitkan maetri pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Tabel 23
Uraian materi tidak fokus (ngela11tur)
No Peruyataan Frekuensi Persentase ....
19 a. Selalu 0 0%
b. Sering I 3,33%
c. Kadang-kadang 18 60%
d. Tidakpemah J I 36,67%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat diliha bahwa sebagian responden ( 60%)
menyatakan bahwa uraian yang diberikan oleh guru tidak pemah tidak
berfokus pada inti pelajaran (ngelantur). Sebagian lain (30,67%) menyatakan
kadang-kadang, sedikit sekali (3,33%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%)
menyatakan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak pemah ngelantur
dalam menjelaskan materi pclajaran, ini terbukti dari jawaban responden yang
sebagian besaR (60%) yang meuyatakan tidak pemah.
No
20
-
Tabei 24
Mengulang hal-hal penting dalam pcHajaran
Pernyataan
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidakpcmah
Jumlah
Frekn
13
8
8
I
30
ensi Persentase
43,33%
26,67%
26,67%
3,33%
100% ..
Dan tabel d1 atas dapat d1hhat bahwa sebagim:;-besar{43,34%) dari
seluruh responden menjawab guru selalu mengulang .hal-hal penting dalam
64
penjelasan agar siswa lebih paham. Sebagian lain (26,67%) menyatakan sering
dan kadang-kadang, dan sedikit sekali (3,33%) menyatakan tidak pemah. Hal
ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses
pembelajaran dengan mengulang kembali hal-hal peniting dalam penjelasan
agar siswa lebih paham, ini di lakukan agar materi pelajaran sepenuhnya dapat
tersampaikan secara jelas dan untuk mengantisipasi serta membantu siswa
yang belum memahami materi pelajaran.
Tabel 25
Memperhatikan sunggnlt-snnggnlt
No Pernyataan Frekuensi Persentasel
21 a. Selalu 10 33,33%
b. Sering 5 16,67%
c. Kadang-kadang 15 50%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari label di alas dapat dilihat bahwa lebih dari se3tengah (60%)
responden menyatakan siswa selalu memperhatikan sungguh-sungguh ketika
guru sedang menguraikan materi. Ssebagian lain (39%) menyatakan sering,
sedikit sekali (10%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada (0%)
menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika menguraikan
materi guru tidak membosankan, sehingga siswa memperhatikan sungguh
sungguh.
Tabel 26
Menyelingi penjelasan dengan pertanyaan
No Pernyataan Frekmmsi Perseotase
22 a. Selalu 5 16,67%
b. Sering 10 33,33%
c. Kadang-kadang 15 50%
d. Tidak pernah 0 0% 1--
Jumlah 30 100%
Dari tabel di alas dapat dilihat bahw3qa setengah dari responden
(50%0) menyatakan guru selalu menyelingi penjelasan dengan pertanyaan-
65
pertanyaanuntuk mengetahiui sejauh mana awal penge!ahuan siswa. Sebagian
lain (33,33%) menyatakan sering, sedikit sekali (16,67%) menyatakan kadang
kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah, Hal ini menunjukkan
bahwa guru cukup baik dalam menggunakan waktu luang dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar tidak ada waktu yang terbuang sia
sia.
No
23 a.
b.
c.
d.
Jumlah
Tabcl 27
Mengambil referensi lain
Pernyataan Frckmensi ---~· ··-~--
Selalu 2
Sering 6
Kadang-kadang 12
Tidak pernah 10
30
Persentase
6,67%
20%
40%
33,33%
100%
Dari label di alas dapat dilihat bahwqa sebagian besar ( 40%)
respondenmenyatakan guru kadaqng-kadang menagambil refernsi lain selain
buku paket yang diwajibkan dari sekolah, misalnya dari internet. Sebagian lain
(33,33%) menyatakan tidak pernah, sebagian lain lagi (20%) menyatakan
sering, dan sedikit seklali (6,67%) menyatakan tlidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru jarang sekali mengambil referensi lain, selain buku
paket yang diwajibkan dari sekolah, misalnya dari internet, padahal ini adalah
aspek yang cukup penting dalam menambah wawasan dan pengetahuan siswa.
Tabel 28
Media bervariasi
No Peroyataan Freku
24 a. Selalu 2
b. Sering 9
c. Kadang-kadang 10
d. Tidak pernah 9
Jumlah 30
ensi Persentase
6,67%
30%
33,33%
30%
Dari label di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden (33,33%)
menjawab media yang digunakan guru kadang-kadang bervariasi dan tidak
66
monoton. Sebagian lain (30%) menjawab sering dan tidak pemah, sedikit
sekali (6,67%) menjawab selalu. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar
guru jarang sekali menggunakan media yang bervariasi dan tidak monoton,
padahal ha! ini cukup penting dalam proses belajar mengajar agar siswa/i tidak
jenuh ketika proses belajar
Tabet 29
Media disesuaikau dengau materi p1~lajara11
No Pemyataan Frekuem1i Persentase
25 a. Selalu 16 53,34%
b. Sering 6 20%
c. Kadang-kadang 8 26.67%
d. Tidak pernah 0 10%
Jumlah 30 100% 1....-.-.-.--..~-~----
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasebagian responden (53,34%)
menjawab media yang digunakan guru selalu di sesuaikan dengan kebutuhan
materi pelajaran. Sebagian lain (26,67%) menjawab kadang-kadang, sedikit
sekali (20%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%) mmyatakan tidak pernah.
Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengatur dan
menyesuaikan media pengajaran yang digunakan dengan melihat kebutuhan
materi terlebih dahulu agar tidak menyita waktu yang ada.
Tabel30
Media tidak merepotlran atau membahayalran
No Pernyataan Frekmensi Persentase
26 a. Selalu 13 43,34%
b. Sering 4 13,33%
c. Kadang-kadang 6 20%
d. Tidak pernah 7 23,33%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat d11ihat bahwa sebagian besar (43,34%)
responden menyatakan bahwa media yang dipilih guru selalu tidak
67
merepotkan. Sebagian lain (23,33%) mcnyatakan tidak pemah, sebagian lain
(20%) menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekali { 13,33%) menyatakan
sering. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam memilih
media dengan selalu memilih media yang tidak merepotkan atau
membahayakan siswa.
Tabcl 31
Mcnggunakan media atan alat peraga
No Pernyataan Frekuensi Persentase I
27 a. Selalu 0 0%
b. Sering 6 20%
c. Kadang-kadang 21 70%
d. Tidak pernah 3 10% ·--·-·-·--· -----··-··--···-·-·-
Jumlah 30 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar {70%) responden
menyatakan guru hanya kadang-kadang menggunakan media/alat peraga.
Sebagian lain {20%) menyatakan sering, sedikit sekali {10%) menyatakan
tidak pemah, dan tidak ada {0%) menyatakan selalu. Hal ini menunjukkan
bahwa ketika mengajar guru hanya kadang-kadang menggunakan media
pembelajaran/alat peraga, selebihnya tidak karena bcrgantung pada kebutuhan
materi
Tabel 32
Menggnnakan bahasa yang jelas dan mucllah dipahami
No Pernyataan Frekuensi Persentase
28 a. Selalu 22 73,34%
b. Sering 4 13,33%
c. Kadang-kadang 4 13,33%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar {73,34%)
responden menyatakan b'llru selalu menggunakan bahasa yang mudah
68
dipahami danjelas ketika bertanya. Sebagian lain (13,33%) menyatakan sering
dan kadang-kadang dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika bertanya guru selalu menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami agar memudahkan siswa dalam menyerap dan
memahami pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Tabel33
Memberi waktu sejenak uutuk berfilkir
No Pernyataan Frekuensi Perscntase
29 a. Selalu 23 76,66%
b. Sering 5 ' 16,67%
c. Kadang-kadang 2 6,67%
d. Tidak pemah 0 0%
Jumlah 30 100% ---"·---~-
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat lebih dari setengah
responden(76,66%) menyatakan gum selalu memberikan waktu sejenak
kepada siswa untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan. Sebagian lain
(16,67%) menyatakan sering, sediokit sekali (6,67%) menyatakan kadang
kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah .. Hal ini menunjukkan
bahwa ketika memberikan pertanyaan gum selalu memberikan waktu sejenak
untuk berfikir, agar siswa dapat menjawab pe11anyaan dengan baik.
Tabel 34
Menyampaikan pertanyaan telebih dal~ulu
No Pernyataan Frekmms:i Persentase
30 a. Selalu 16 53,34%
b. Sering 10 33,33%
c. Kadang-kadang 3 10%
d. Tidak pernah 1 3,33% ---··------------~---~~··-
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian (53,34%) responden
menyatakan guru selalu menyampaikan pertanyaan ter!ebih dahulu keseluruh
69
s1swa, sebelum menunjuk siswa untuk menjawab .. Sebagian lain (33,33%)
menyatakan sering, sebagian lain lagi (I 0%) menyatakan kadang-kadang, dan
sedikit sekali (3,33%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa
gurusudah cukup baik dalam melakukan proses pembelajara dengan
menyampaikan pertanyaan terlebih dahulu keseluruh siswa, sebelum
menunjuk siswa untuk nmenjawab. Hal ini dilakukan agar siswa dapat
memprsiapkan terlebih dahulu jawabannya dengan baik.
Tabel35
Memberi respon yang ramah dan menyenangkan
No Pernyataan Frekuensi Persentase
31 a. Selalu 12 40%
b. Sering 9 30%
c. Kadang-kadang 8 26,67%
d. Tidak pernah I 3,33% -
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ( 40%) responden
menyatakan guru selalu memberikan respon yang ramah dan menyenangkan
sehingga timbul antusias dan keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya.
Sebagian lain (30%) menjawab sering, sebagian lain lagi (26,67%) menjawab
kadang-kadang, dan sedikt sekali (3,33%) menjawab tidak pernah. Hal ini
dilakukan agar siswa selalu termotivasi ketika bertanya atau menjawab
pertanyaan.
No
32
Tabel 36
Menghindari jawahan serempak
Pernyataan Frekuensi
a. Selalu 16
b. sering 8
c. Kadang-kadang 3
d. Tidak pernah 3
Jumlah 30%
Persentase
53,34%
26,66%
10%
10%
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setcngah dari responden
(53,34%) menyatakan guru selalu menghindari jawaban serempak siswa, agar
70
diketahui siapa yang belum paham. Sebagian lain(26,66%) menjawab sering,
sebagian lain (I 0%) menjawwab kadang-kadang dan tidak pemah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan proses
pembelajaran dengan menghindari jawaban serempak, ini dilak:ukan agar
mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa dalam memahami
pelajaran yang sudah dibahas.
No
33
Tabet 37
Menuutun jawabau siswa
Peruyataau Frekueusi
a. Selalu 21
b. Sering 9
c. Kadang-kadang 0
d. Tidak pemah 0
Jumlah 0
Persentase
70%
30%
0%
0
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (70%) responden
menyatakan guru selalu memmhm jawaban siswa sehingga siswa dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar. Sebagiamn lain (30%) menyatakan
sering, dan tidak ada (0%) meyatakan kadang-kadang clan tidak pemah.Hal in
menunjukkan bahwa guru sudah menjadi pembimmbing dan teladan yang baik
dalam proses pembelajaran dengan selalu memberikan bimbingan kepada
siswa yang kurang atau belum mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Hal
seperti ini sangat dibutuhkan oleh siswa/i dalam rangka membangkitkan
kepercayaan dirinya agar selalu termotivasi dalam belaj:ar.
71
Tabel 38
Memberikan penjelasan yang enknp
No Pernyataan Frekn ;i Persentase
34 a. Selalu 20 66,67%
b. Sering 7 23,33%
c. Kadang-kadang 3 10%
d. Tidak pemah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,67%)
responden menyatakan bahwa guru selalu memberikan penjelasan yang cukup
sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan. Sebagian lain (23,33%)
menjawab sering, sebagian lain lagi (10%) meajawab kadang-kadang, dan
tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini mermnjukkan bahwa guru
sudah cukup baik dalam melakukan proses pembel~jamn dengan memberikan
penjelasan yang cukup sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dengan
baik, ha! ini dilakukan agar penjelasan yang diberikan dapat tersampaikan
dengan jelas.
Tabel 39
Menilai jawaban bersama-sama ~-~ .. -~·-·-·-···-··-
No Pernyataan Fr eku 1ensi Persentase
35 a. Selalu 8 26,67%
b. Sering 13 43,34%
c. Kadang-kadang 8 26,66%
d. Tidak pemah 1 3,33%
Jumlah 30 100% --~·--
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden
(43,34%) menyatakan guru sering menilai jawaban bersama-sama siswa.
Sebagian lain 926,66%) menyatakan selalu dan kadang-kadang, dan sedikit
sekali (3,33%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru
sudah cukup kreatif dan cerdik dalam melibatkan siswa agar ikut serta aktif
72
dalam menilai jawaban bersama-sama, ini juga merupakan salah sati cara
unluk memperkuat pemahaman siswa agar menjadi l1:bih baik.
Tabet 40
Mencela jawaban siswa
No Pernyataan Frekuensii Persentase
36 a. Selalu 0 0%
b. Sering 2 6,67%
c. Kadang-kadang 9 30%
d. Tidak pemah 19 63,33%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (63,33%)
menyatakan guru tidak pernah mencela jawaban siswa yang tidak sesuai
dengan pembahasan. Sebagian lain(30%) menyatakan kadang-kadang, sedikit
sekali (6,67%) menyatakan sering, dan tidak ada (0%) menyatakan selalu. Hal
in menunjukkan bahwa guru sudah menjadi pembimbing yang baik denan
tidak pemah mencela jawaban siswayang tidak sesuai dengan pembahasan.
Hal seperti ini sangat dibutuhkan oleh siswa agar selalu termotivasi dalam
setiap menjawab pertanyaan dari guru
Tabel 41
Jawaban mendalam dan memuaskan
No Pernyataan Frekuensi Persentase
37 a. Selalu 4 13,33%
b. Sering 6 20%
c. Kadang-kadang 19 63,34
d. Tidak pernah I 3,33%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (63,34%)
responden menyatakan bahwa jawaban yang diberikan guru kadang-kadang
73
mendalam dan memuaskan. Sebagian lain (20%) me1tjawa sering, sebagian
lain lagi (13,33%) menjawab selalu, dan sedikit sekali (3,33%) menjawab
tidak pemah. Hal ini menunjukkan bhwa gum jarang sekali dalam
memberikan jawaban yang mendalam dan memuaskan, padahal ini adalah
aspek yang cukup penting gar siswa selalu termotivasi dalam bertanya.
No
38
Tabel 42
Ragu-ragu ketika menjawab
Pernyataan Frekueusi
a. Selalu 0
b. Sering I
c. Kadang-kadang 12
d. Tidak pernah 7
Jumlah 30 ·-----·--~···-·~-
Persentase
0%
3,33%
40%
56,67%
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (56,67%)
responden menyatakan guru tidak pernah ragi-ragu ketika menjawab
pertanyaan. Sebagian lain (40%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali
(3,33%) menjawab sering, dan tida ada (0%) menjawab selalu. Hal ini
menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam menjawab pe1tanyaan
dengan tidak pernah ragu-ragu ketika menjawab perlayaan, hal ini berarti guru
sudah cukup menguasai materi.
No
39
Tabei43
Metode beraneka ragam
Pernyataan Frekuensi
a. Selalu 7
b. Sering 21
c. Kadang-kadang 2
d. Tidak pernah 0
Jumlah 30
Persentase
23,34%
70%
6,66%
0%
100%
Metode adalah cara yang d1gunakan oleh guru dalam pembelajaran,
menggunakan metode yang bervaria~i dalam pembelajaran dapat menunjang
74
keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar yang dikukan. Dari tabel di atas
dapat dilihat bahwa sebagian besar (70%) res.ponden guru sering
menggunakan metode yang beraneka ragam dalajrn pembelajaran, sebagian
lain (23,34%) menyatakan selalu, sedikit sekali (6,66%) menyatakan kadang
kadang, dan tidak ada (0%) menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan
bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah menggunakan metode yang
beraneka ragam agar siswa tidak jenuh dalam belajar
Tabel 44
Metode yang dignnakan membantu memahami pelajaran
No Pernyataan Frelmensi Persentasc I 40 a. Selalu 15 50%
b.Sering 7 23,34%
c. Kadang-kadang 4 13,33%
d. Tidak pernah 4 13,33% -·------···--~--
Jumlah 30 100%
Dari label diatas dapat dilihat bahwa scbagian besar (50%) responden
menyatakan penggunaan metode yang dilakukan oleh guru dapat membantu
pemahaman siswa dalamj belajar. Sebagian lain (23,34%) menyatakan sering,
dan sedikit sekali (13,33%) menyatakan kadang-kadang dan tidak pemah. Hal
in menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh guru cukup baik dalm
membantu pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
Tabel 45
Metode scsuai dengan tnjuan pembt:lajarau
No Pernyataan Frekuensi Persentase
41 a. Selalu 13 43,34%
b. Sering 5 16,66%
c. Kadang-kadang 12 40%
d. Tidak pernah 0 0%
Jumlah 30 100% ·-·-·----- ..
Dan tabel d1 atas dapat d1hhat sebagmn besar responden (43,34%)
menyatakan metode yang digunakan oleh guru sesuai dengan tujuan
75
pembelajaran, sebagian lain (40%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali
(16,66%) menyatakan sering, dan tidak ada(O%) menyatakan tidak pemah.
Hal ini menunjukkan bahwa gurusudah cukup baik dalam menggunakan
metode dengan melihat tujuan pembelajaran terlebih dahulu agar tidak
menyita waktu.
Tabel 46
Melakukan peuilaian
No Pernyataan Frelrne
42 a. Selalu 15
b. Sering 7
c. Kadang-kadang 7
d. Tidak pernah l
Jumlah 30
nsii Persentase I
50%
23,33%
23,33%
3,34%
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (50%) responden
meilyatakan guru selalu melakukan penilaian tentang materi yang telah
dibahas pada akhir pembelajaran, sebagian lain (23,33%) menyatakan seing
dan kadang-kadang, dan sedikit sekali (3,34%) menyatakan tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengakhiri proses
pembelajaran, dengan terlebih dahulu melakukan penilaian untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan dan
untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilalmkan.
~-
No
43
Tabet 47
Memberikan soal-soal tertuli:s ····~---~---~·-
Pernyataan .Frelrneusi
a. Selalu 18
b. Sering 8
c. Kadang-kadang 4
d. Tidak pemah 0
Jumlah 30
Persentase
60%
26,67%
13,33%
0%
100%
Dari label di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (60%) responden
menyatakan guru selalu memberikan soal-soal tertulis tentang materi yang
76
sudah diajarkan pada setiap akhir pembelajaran, sebagian lain (26,67%)
menyatakan sering, sedikit sekali (13,33%) menyatakan kadang-kadang, dan
tidak ada (0%) menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru ·
sudah cukup baik dalam mengakhiri proses pembelajaran denga memberikan
soal-soal tertulis tentang materi yang sudah diajarkan pada setiap akhir
pembelajaran. lni dilakukan agar mengetahi sejauh mana pemahaman siswa
tentang materi yang sudah diajarkan dan untuk mengetahui keberhasilan
siswa.
Tabel 48
Mengulang kembali materi yang sudaD1 dibabas
No Pernyataan Frekue111si Persentase
44 a. Selalu 15 50%
b. Sering 11 36,67%
c. Kadang-kadang 3 10%
d. Tidak pernah I 3,33%
Jumlah 30% 100% ~·-----··-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ( 50%) dari
seluruh responden menjawab guru selalu mengulang kembali materi yang
sudah dibahas, sebagian lain (36,67%) menyatakan sering, sebagian lain lagi
(10%) menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekalii (3,33%) menyatakan
tidak pernah.Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam
melakukan proses pembelajaran dengan mengulang kembali materi yang
sudah dibahas, agar materi pelajaran sepenuhnya dapat tersampaikan secara
jelas dan untuk mengantisipasi serta membantu siswa yang belum memahami
materi pelajaran dengan baik.
77
Tabel 49
Merangkum materi bersama-sama
No Pernyataan Frekuensi Persentase I
45 a. Selalu 13 43,34%
b. Sering 7 23,33%
c. Kadang-kadang 6 20%
d. Tidak pemah 4 13,33%
Jumlah 30 100%
Pada tabel di at:as dapat diketahui bahwa (43,34%) rsponden
menyatakan bahwa guru selalu merangkum materi yang telah dibahas pada
tiap akhir pembelajaran. (23,33%) responden mtmyat:akan sering, (20%)
responden menyatakan kadang-kadang, dan (13,33%) responden bahwa guru
tidak pemah menyimpulkan materi yang telah dibahaspada tiap akhir
pembelajaran. Hal ini menunjukkanbahwa guru cukup kreatif dan cerdik
dalam melibatkan siswa agar ikut serta aktif dalam menyimpulan materi
pelajaran yang telah dibahas. Ini juga merupakan salah satu cara untuk
memperkuat pemahaman siswa agar menjadi lebih baik.
No
46
Tabel 50
Memberikan arahan dan nasebat
Pernyataan Frekuensi
a. Selalu 16
b. Sering 8
c. Kadang-kadang 6
d. Tidak pemah 0
Jumlah 30%
Pcrsentase
53,34%
26,66%
20%
0%
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (53,34%)
responden menyatakan guru selalu memberikan arahan dan nasehat pada siswa
sebelum mengakhiri proses pembelajanm, sebagian lain (26,67%) menyatakan
sering, sedikit sekali (20%) menyatakan kadang-kaclang, dan tidak ada (0%)
menyatakan tidak pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik
78
dalam menjadi motivator bagi siswa dengan tidak lupa memberikan arahan
dan nasehat terlebih dahulu sebelum mengakhiri proses pembelajan dengan
tujuan agar siswa selalu termotivasi dalam belajar.
Tabel 51
Memberikan gambaran materi mmtu pertemua111 yang akan datang
Nol Peroyataan
47 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pemah
Jumlah
I 14
10
4
2
Freknen· si Persentase
46,67%
33,33%
13,33%
6,67% ·-~-------· ------~------!
30 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ( 46,67%) dari
responden menyatakan bahwa guru selalu memberikan gambaran materi untuk
pertemuan yang akan datang sebelum mengakhiri kegiatan belajar mengajar,
sebagian lain (33,33%) menyatakan sering, sehagian lain lagi(l3,33%)
menyatakan kadang-kadang, dan sedikit sekali ( 6,67%) menyatakan tidak
pemah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melakukan
proses pembelajaran dengan tidak lupa memberikan gambaran materi untuk
pertemuan yang akan datang agar siswa selalu semangat dalam belajar.
3. Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Propfesionalisme Gum Pendidikan
Agama Islam
Dalam meningkatkan profesionalisme gum, khususnya guru
Pendidikan Agama Islam, syaratnya adalah hams berpendidikan minimal SI,
selain itu juga guru PAI harus lulusan kependidikan agama islam, dan
alhamdulillah guru-guru PAI MA Yusfiyahsemuanya lulusan dari fakultas
agama jurusan kependidikan islam.
Selain harus bependidikan minimal SI, upaya yang dilakukan sekolah
adalah dengan mengadakan metodologi pembelajaran Quantum Leaming,
workshop kurikulum. Dan upaya lain yang dilakukall adalah mewajibkan guru
PAI untuk mengikuti penataran-penataran guru yang diadakan ofoh sekolah
79
maupun yang diadakan oleh DEPAG, dan kegiatan-kegiatan itu bukan saja
untuk guru PAI, tetapijuga untul< semua guru. Selain itu dalam meningkatkan
profesionalisme guru PAI, sekolah juga mengadakan program berupa praktek
keseharian guru-guru.
Dan penilaian yang dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru P Al adalah mengenai prosentase guru, misalnya datang
kemadrasah tepat waktunya, hadir dalam kelas tepat waktunya, bukan hanya
prosentase guru yang dinilai tapi juga tapi juga cara guru menyiapkan
persiapan mengajar, dan aspek utama yang dinilai adalah akhlak para guru
Pendidikan Agama Islam. Bukan hanya penilaian guru yang dilakukan oleh
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI, tetapi guru PAI jugsa
harus memiliki keterampilan yang baik dalam mengajar.' Hal ini berdasarkan
basil wawancara dengan kepala sekolah MA Yusufiyah.
C. Interprestasi Data
Seorang guru yang profesional, sebelum proses pembelajaran harus
selalu membuat perencanaan pengajaran, karena in:i adalah tugas pokok
seorang guru, dan dalan1 pemilihan metode pembelajaran, guru harus
menyesuaikan dengan materi pembelajaran, agar proses pembelajaran lebih
efektif. Dan dalam pemilihan media juga sangat penting, karena dapat
membantu proses pembelajaran, tapi meskipun penggunaan media sangat
penting tetap hams melihat kebutuhan materi, agar tidak menjadi sia-sia. Hal
ini berdasarkan basil wawancara dan obsevasi kepada guru PAI MA
Yusufiyah.
Dengan demikian profesionalisme guru pendidikan agama islam dalam
proses pembelajaran yang efektif yang ditinjau dari aspek kepribadian,
membuka pelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan kegiatan
akhir (menutup pelajaran). Dapat penulis kemukakan bahwa dari aspek
kepribadian, dalam berpakaian sangat baik karena 66,67% siswa menjawab
guru selalu berpakaian rapih. 70% siswa menjawab bahwa guru seiam oatl':",
7Drs. H. M. Rosadi, Wawancara, 12 Juni 2008
80
tepat waktu untuk mengajar. 50% siswa menjawab bahwa guru selalu
mengawali dan mengakhiri pelajaran dengan salam. 66,67% siswa menjawab
guru tidak pemah bersifat pilih kasih terhadap siswa yang diajarkannya.
66,67% siswa menjawab bahwa guru sering bersifat h11.moris dan demokratis.
43,34% siswa menjawab bahwa guru selalu mempunyai perhatian yang besar
terhadap perkembangan belajar dan permasalahan yang dihadapi siswa. 50%
siswa menjawab bahwa guru selalu bersifat sabar terhadap siswa yang lambat
berfikir. Hal ini menunjukkan bahwa kepribadian guru Madrasah Aliyah
Yusufiyah sudah sangat baik.
Dari aspek membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru sangat baik,
karena 50% siswa menjawab bahwa guru selalu memperhatikan sikap dan
tempat duduk siswa. 53,34% siswa menjawab bahwa guru sering mencoba
mencairkan suasana melalui sapaan/bertanya tentang kesehatan siswa. 43,34%
siswa menjawab bahwqa guru selalu memuali pelajaran setelah siswa nampak
siap. 33,33% siswa menjawab bahwa guru selalu meajelasakan materi
pokok/tujuan pembelajaran secara singkat. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan awal dalam membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
proses pembelajaran sangat baik.
Dari aspek melaksanakan prose belajar mengajuar yang telah
dilakukan, penulis melihat proses pembelajaran yang telah dilakukan cukup
baik, karena 50% siswa menjawab bahwa gum selalu memperhatikan
sungguh-sungguh respon siswa baik berupa pertanyaan, reaksi, dan usulan.
43,34% siswa menjawab bahwa guru selalu memandang siswa sebagai anak
sendiri sehingga ia sayang kepada siswanya. 40% siswa menbjawab bahwa
dalam menjelaskan materi pelajaran guru selalu menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa. 46,67% siswa menjawabbahwa guru sering
mengaitkan pembahasan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. 60%
siswa menjawab bahwa guru tidak pernah ngelantur dalam menyampaikan
materi pelajaran. 60% siswa menjawab bahwa siswa selalu memperhatikan
sungguh-sungguh ketika guru sedang menguraikan materi pelajaran. 53,34%
siswa menjawab bahwa guru selalu menggunakan media yang sesuai dengan
81
kebutuhan pelajardll. 43,345 siswa menjawab bahwa guru selalu memilih
media yang tidak merepotkan siswaatau membahayakan. 73,34% siswa
menjawab bahwa guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
76.67% siswa menjawab bahwa guru selalu memb<~rikan waktu sejenak
kepada siswa untuk berfikir seoolum menjawab pertanyaan. 70% siswa
menjawab bahwa guru selalu menuntun jawaban siswa sehingga siswa dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar. 66,67% siswa menjawab bahwa guru
selalu memberikan penjelasan yang eukup sehingga siswa dapat menjawab
pertanyaan. 63,33% siswa menjawab bahwa guru tidak pernah mencela
jawaban siswa yang tidak sesuai dengan pembahasan. 56,67% siswa
menjawab bahwa !,'llru tidak pernah mgu-ragu ketika menjawab pertanyaan.
70% siswa menjawab bahwa guru sering menggunakan metode yang beraneka
ragam dalam mengajar. 43,34% siswa menjawab bahwa guru selalu
menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam melaksanakan prose
belajar mengajar di MA Yusufiyah.
Dari aspek kegiatan akhir atau menutup pelajaran yang telah dilakukan
juga cukup baik, karena 50% siswa menjawab bahwa guru selalu melakukan
penilaian tentang materi yang sudah dibahas pada akhir pemoolajaran. 50%
siswa menjawab bahwa gur selalu mengulang kembali materi yang telah
dibahas setiap akhir pembelajaran. 43,34% siswa meajawab bahwa guru selalu
mcrangkum materi bersam-sama siswa. 53,34% siswa menjawab bahwa guru
selalu memoorikan arahan dan nasehat sebelum mengakhiri kegiatan belajar
mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan akhir atau menutup pelajaran
yang dilakukan dalam proses pembelajaran cukup baik.
Bukan hanya seorang guru, yang meningkatkan profesionalismenya
dalam mengajar, tetapi sekolah juga harus melakukan berbagai macam upaya
dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI, diantaranya guru hams
berlatar belakang pendidikan minimal SI, dan juga guru PAI harus lulusan
kependidikan Islam. Sclain itu sekolah juga mcngadakan metodologi
pembclajaran, quantum Learning dan lain-lain. Dan sekolah juga melakukan
82
penilaian terhadap guru PAI, misalnya mengenai kehadiran guru, menyiapkan
persiapan mengajar clan aspek utama yang dinilai adalah akhlak para guru,
khususnya guru PAI. Selain itu juga guru dituntut harus mempunyai
keterampilan dalam mengajar. Hal ini berdasarkan hasil wawancara clan
observasi kepada kepala sekolah MA Yusufiyah. Dengan demikian penulis
menyimpulkan bahwa guru PAI di MA Yusufiyah dalam proses helajar
mengajar sudah cukup efektif clan profesional.
BABV
PENUTUP
Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan data yang
penulis peroleh, maka tahap akhir dari penyusunan skripsi ini adalah memberikan
kesimpulan dan saran-saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitunan serta pengolahan data,
maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dilihat dari beberapa jawaban yang diberikarn oleh responden, maka
penulis dapat menganalisa bahwa guru yang profosional harus mempunyai
persiapan dalam mengajar, baik yang berkenaan dengan kepribadian,
membuka pelajaran, memberikan motivasi., keterampilan dalam
menjelaskan, dalam menggunakan metode, media yang dipakai, maupun
faktor-faktor lainnya yang berkenaan dengan proses. pembelajaran, sangat
membantu dalam mengefektifitaskan proses belajar mengajar. Dan dari
hasil penelitian penulis dapat menginterprestasikan bahwa keberadaan
guru MA Yusufiyah memiliki keprofesionalan dalam menjalankantugas
sebagai pengajar dan pendidik.
2. Adapun beberapa ha! yang dilakukan kepala sekolah MA Yusufiyah dalam
meningkatkan profesionalisme guru PAI, diantaranya dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan kependidikan, workshop, dan studi komparatif
kebeberapa lembaga yang lebih maju.
B. Saran-saran
I. Kepada pihak pengelola sekolah, hendaknya selalu memberikan motifasi
dan dukungan kepada guru di lapangan, dalam hal ini khususnya
penyediaan sarana dan prasarana pengajaran yang dibutuhkan oleh guru
agama agar mendukung kualitas dan proses pembelajaran yang dilakukan.
84
2. Kepada para guru khususnya guru PAI, hendaknya selalu memberikan
perhatian dan dukungan penuh kepada siswa/i agar selalu semangat dan
tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
3. Kepada pihak guru hendaknya selalu memberikan inovasi-inovasi baru
yang berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran agar selalu terampil
dan komunikatif dalam prose pembelajaran. Penulis juga mengharapkan
kepada guru untuk lebih jeli dalam menata tempat duduk siswa sehingga
dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dalam belajar dan tidak lupa untuk
bertanya tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
DAFT AR PUST AKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. Ke. 13
Bukhari, Mukhtar, Pendidikan dalam pemhangunan, Jakarta: !KIP Muhammadiyah Jakarta Press, 1994.
Danim, Sudarwan, lnovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Darajat, Zakiyah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Seko/ah, Jakarta: Cv. Ruhama, 1995.
----, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet Ke-4.
, Metodik I/mu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet Ke-3. ----
Daud Makrnur, Tetjemah Hadis Shohih Muslim, Semarang; Cv, Adi Grafika, 1996, cet Ke-4, Jilid 4.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-Garis Besar Program Pengajaran Sekolah Dasar, Mata Pelajaran P Al, Jakarta: Derektorat Pendidikan Dasar, 1993/1994.
Echols, M. John, et, all, Kamus lnggris Indonesia, JakarL"1: Gramedia, 1996.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian Research, Jakarta: Andi Ofset, 1990, Cet Ke-2.
Imam Al-Hafiz Abi 'Abdilah bin Ismail Al-Bukhari, Shohih Bukhari, Beirut: AlMaktabah Al-' Asyariyah, 1997.
Joni, T. Raka, Penelitian Pengemhangan Dalam Pembaharuan Pendidikan, Jakarta: P21, PTK Dirjen Depdikbud, 1984.
Lutfi, Muchtar, Profesionalisme Guru, Bandung: Mimbar Pendidikan !KIP, 9 September, 1984.
86
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2004.
Marimba, Ahmad. D, Pengantar Filsafat Pendidikan .lvlam, Bandung: NU AlMa'arif, 1990.
Muhaimin, et, all, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Rosdda Karya, 2002.
Namsa, Yunus, Metodologi Pengantar Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, Cet Ke- I.
Nurdin, Syafrudin dan Basyirudin Usman, Guru Prifesional Dan Implementasi Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press,2003.
Pusat Kurikulum Penelitian dan Pengembangan Departemen Nasional, Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta,2004.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, .Bandung: Sinar Barn Algensindo, 2002.
Sunarto, Ahmad, dkk, Tetjemah Shohih Bukhari, Semamng: Cv. As-Syifa, 1993.
Supriadi, et, all, Buku Ajar Pendidikan agama Islam, Jakarta: Cv Grafika Karya Utama,200 I.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Iondonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994
Usman, Moch, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. remaja Rosda Karya,2002.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas, Bandung: Citra Unbara, 2003.
Kelas
ANGKET PROFESIONALISME GURU PAI DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF STUDI KASUS MA. YUSUFIY AH
PONDOKGEDE
Jenis kelamin Petunjuk pengisian angket:
I. Bacalah basmalah sebelum mengisi angket ini 2. Beri !ah tancla (X) pacla salah satu jawaban yang ancla anggap benarclan sesuai
clengan keaclaan yang sebenar-benarnya 3. Angket ini bertujuan hanya untuk penelitian clan ticlak berpengaruh sama seklali
clengan nilai ancla 4. Terima lkasih alas bantuan clan partisipasinya
l. Kepribadian A. Pcnampilan
I. Dalam proses belajar mengajar guru berpakaian rapih a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kaclang cl. Tidak pernah
2. Guru datang tepat waktu untuk mengajar a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kaclang d. Tidak pernah
3. Guru mengawali clan mengakhiri pelajaran dengan salam a. Selalu b. Sering c. Kadang-kaclang cl. Ticlak pernah
4. Guru bersifat pilih kasih terhaclap siswa yang cliajarkannya a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kaclang cl. Ticlak pernah
5. Guru bersifat humoris dan demokratis ketika mngajar di kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-adang d. Tidak pernah
6. Guru mempunyai perhatian yang besar terhadap perkembangan belajar dan pennasalahan yang dihaclapi siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah
7. Guru bersikap sabar terhadap siswa yang lam bat berfikir a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang cl. Tidak pernah
8. Guru tidak mau tahu dengan siswa yang bermasalah, yang penting ia telah mengajarkan sesuai jadwal dan kurikulum a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Kualitas pengajaran guru B. Melaksanalrnn progam penga,jaran
9. Guru rnernperhatikan sikap dan tern pat duduk siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah
I 0. Guru mencoba rnencairkan suasana melalui sapaan I bertanya tentang kesehatan SIS\Va
a. Sela! u b. Sering c. Kaclang-kadang cl. Tidak pernah I I. Guru mernulai pelajaran setelah siswa nampak siap
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Guru menjelaskan secara singkat materi pokok I tujuan pebelajaran
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kaclang d. Tidak pernah 13. Guru mernberi pujian pada siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan
a. Selalu b. Seing c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Guru mernperhatikan sungguh-sungguh respon siswa baik berupa pertanyaan, reaksi, dan usulan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Guru rnernandang siswa sebagai anak sendiri, sehingga ia sayang kepada s1swanya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Guru rnemberikan penguatan fisik kepada siswanya seperti senyum, pandangan simpatik, rnendekati, menepuk bairn, dsb a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Dalarn menjelaskan rnateri guru rnenggunakan bahasa yang rnudah dimengerti oleh siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Guru rnengaitkan pernbahasan rnateri pelajaran dengan kehidupan sehari-hari s1swa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah
19. Uraian rnateri yang di berikan oleh guru tidak berfokus pada inti pelajaran (ngelantur) a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Guru rnengulang hal-hal penting dalam penjelasan agar si8wa lebih faham a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21. Siswa rnernperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru sedang menguraikan n1ateri a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22. Guru rnenyelingi penjelasan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh rnana pengetahuan awal siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
23. Guru mengambil referensi lain, selain buku paket yang cliwajibkan dari sekolah, misalnya dari internet. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
24. Media yang digunakan guru bervariasi dan tidak monoton a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25. Media yang digunakan guru disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran a. Sela! u b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
26. Media yang clipilih guru ticlak merepotkan atau membahayakan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27. Dalam proses belajar mengajar guru menggunakan media I alat peraga a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
28. Ketika bertanya guru menggunakan bahasa yangjelas dan mudah difahami oleh s1swa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29. Guru mernberi waktu sejenak kepacla siswa untuk berfikir sebelurn rnenjawab pertanyaan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
30. Guru menyampaikan pertanyaan terlebih dahulu keseluruh siswa, sebelum menunjuk siswa untuk menjawab a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang d. Tidak pernah
31. Guru memberi respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul antusias dan keberanian siswa untuk menjawab atau be1ianya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
32. Guru menghindari jawaban serempak siswa, agar diketahui siapa yang belum paham a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
33. Guru menuntun jawaban siswa sehingga siswa dapat me111;mukan sendiri jawaban yang benar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Ticlak pernah
34. Guru memberikan penjelasan uang cukup sehingga sisw dapat menjawab pe1ianyaan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kaclang d. Ticlak pernah
35. Guru menilai jawaban bersama-sama clengan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
36. Guru mencela jawaban siswa yang tidak sesuai dengan pembahasan a. Selalu b. Sering c. Kaclng-kadang d. Tidak pernah
37 . .Jawaban yang cliberikan guru menclalam dan memuaskan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang cl. Tidak pernah
38. Guru ragu-ragu ketika menjawab pertanyaan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
39. Guru mcnggunakan metode yang beraneka ragam dalam mengajar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
40. Metode yang digunakan guu membantu saya dalam memahami pelajaran PAI a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
41. Metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
C. Kctcrampilan menutup pelajaran 42. Guru melakukan penilaian tentang materi yang telah dibahas pada akhir
pembelajaran a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah
43. Guru memberikan soal-soal tertulis tentang materi yang suclah diajarkan pada Setiap akhir pembelajaran a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang d. Ticlak pernah
44. Guru mengulang kembali materi yang telah dibahas setiap akhir pembelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
45. Guru merangkum materi yang telah clibahas bersama-sama siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang cl. Ticlak pernah
46. Disetiap akhir pembelajaran guru memberikan arahan dan nasehat agar raj in belajar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
47. Sebelum mengakhiri kegiatan belajar mengajar guru memberikan gambaran materi untuk pertemuan yang akan datang a. Selalu b. Sering c. Kaclang-kadang d. Ticla.k pernah
PEDOMAN WA WAN CARA DENGAN GURU BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMAISLAM
HarirJ'anggal lntervie\ve Waktu/Tempat wawancara
: Kamis/8 Juni 2008 :Sa'adih, S.Ag : 11 00-12 00 WIB/Ruang guru
I. Sebelum mengajar apakah bapak/ibu membuat perencanaan pengajaran(RPP)?
Ya, sebelum mengajar saya selalu membuat perencanaan pengajaran terlebih
clahulu, karena ini adalah tugas pokok seorang guru.
2. Bagaimana menurut bapak/ibu mengenai pentingnya penyusunan perencanaan
pengajaran sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar?
Sangat Penting, agar proses pembelajaran yang dilakukkan dapat berjalan dengan
baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapaL
3. Dalam proses pembelajaran, bagaimana usaha bapak dalarn memilih rnetode?
Dalarn memilih metode biasanya saya rnenyesuaikan denga kebutuhan materi,
agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif clan tidak rnenyita banyak
\Vaktu
4. Menurut bapak/ibu seberapa pentingkah penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar rnengajar?
Sangat penting, karena dapat membantu guru dalam proses pembelajaran, tetapi
meskipun penggunaan media ini penting tetap harus rnelihat pada kebutuhan
materi agar tidak menjadi sia-sia. Peran media dalam proses pembelajaran sangat
besar, seperti siswa lebih cepat dan lebih rnudah mernaharni materi apabila
menggunakan media,
5, Menurut bapak/ibu seberapa besarkah manfaat pelaksanaan evaluasi di setiap
akhir proses belajar mengajar?
Jelas sangat besar, karena untuk mengetahui keadaan siswa apakah mereka benar
benar sudah memahami materi atau tidak, sehingga kita bisa mengambil langkah
untuk selanjutnya.
6. Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa/i, cara apakah yang bapak/ibu
lakukan?
Biasanya saya selalu rnemotivasi siswa, memerintahkan untuk merubah suasana
be I ajar, clan melakukan inovasi-inovasi baru agar siswa tidak jenuh dalam belajar.
Upaya dalam mengatasi siswa yang sulit memahami pelajaran dengan cara
menambahkan jam pelajaran selama kurang lebih satu jam diluar jam pelajaran
sekolah yang telah ditetapkan.
5. Menu rut ibu metode apakah yang paling efektif untuk pelajaran agama?
Menurut saya semua metode pada dasarnya efektiftergantung materi yang akan di
ajarkan kepada siswa, namun biasanya saya menggunakan metode yang bervariasi
dalam tiap pertemuan agar tidak membosankan siswa ketika belajar.
PEDOMAN WA W ANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH MA. YUSUFIYAH
PONDOK GEDE, JAKARTA-TIMUR
Hari/Tanggal
lnterviewe
Tempat/waktu wawancara
: Kam is I 12 Juni 2008
: Ors. H. M. Rosyadi
: MA Yusufiyah I 14.25
I. Adakah syarat tertentu untuk menjadi guru PAI di MA Yusufiyah?
Ya, ada syaratnya untuk menjadi giru PAI, yaitu harus berpendidikan minimal SJ,
selain itu juga guru PAI di MA Yusuiyah harus keluaran atau lulusan
kependidikan Islam, dan alhamdulillah guru-guru bidang studi agama Islam
semuanya lulusan dari fakultas agamajurusan kependidikan Islam
2. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru,
khususnya guru PAI?
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesinalisme guru PAI adalah
dengan mengadakan metodologi pembelajaran quantum learning, worksshop
kurikulum. dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah wawasan
guru Pendidikan Agama Islam. Dan upaya lain yang dilakukan adalah
mewajibkan guru PAI ntuk mengikuti penataran-penataran guru yang diadakan
oleh sekolah maupun yang diadakan oleh DEPAG, dan kegiatan-kegiatan itu
bukan saja untuk guru PAI tapi juga untuk semua guru.
3. Program apa yang bapak rencanakan untuk meningkatkan profesionalisme guru
PAI? Apakah sudah terlaksana?
Program yang saya lakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru, berupa
praktek keseharian guru-guru. Alhamdulillah sebagian program tersebut sudah
terlaksana.
4. Apakah bapak melakukan penilaian terhadap para guru PAI ? Aspek apa sajakah
yang dinilai?
Ya, biasanya saya melakukan penilaian terhadap guru setiap persemester, dan
aspek yang dinilai adalah mengenai 1. Prosentase guru, misalnya datang
kemadrasah tepat waktunya, ikut serta dalam upacara dan rapat-rapat madrasah,
hadir dalam kelasa sesuai jadwal. 2. Profesi mengajar, menyiapkan AMP,
menyiapkan jadwal alokasi waktu mengajar, menyiapkan persiapan mengajar,
memecahkan kesulitan yang dihadapi siswa, menyiapkan pencatatan analisa basil
belajar. 3. Hubungan ketja sama, ikut membantu k.epala madrasah dalam
memecahkan masalah bersama, ikut rekannya dalam memecahkan kesulitan
dalam mengajar, dan ikut menciptakan hubungan yang baik dengan pegawai tataq
usaha termasuk pesuruh. 4. Aspek utama yang dinilai adalah akhlak para guru
PAL dan alhamdulillah setelah saya amati selama saya menjabat kepala sekolah
disini, guru-guru PAI di sini semuanya berakhlak baik.
5. Adakah keterampilan khusus yang bapak tuntut dari guru PAI untuk
meningkatkan profesionalismenya?
Ada, bukan hanya guru PAI saja yang dituntut keterampilannya tapi juga untuk
se111ua guru.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN [RPP]
NAMA MADRASAH MAT A PELAJARAN KELAS I SEMESTER ALO KASI W AKTU PERTEMUAN KE
: MA Yusufiyah : FIQIH : XI [SEBELAS] I II [GEN AP] : 6 JAM PELAJARAN [ 3 X TM ] : 1-3 [SATU-TIGA]
Standar Kompctensi Memiliki pemaharnan dan penghayatan yang lebih mendalam terhadap ajaran Islam tentang Pidana, Hudud, Munakahat, Waris dan Wasiat se11a marnpu mengarnalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetansi Dasar Indikator Hasil Belajar :
Menjelaskan Hukum Warisan
I. Menjelaskan pengertian ilmu mawaris
2. Menjelaskan landasan hukum mawaris
3. Menjelaskan tujuan dan kedudukan ilmu mawaris
4. Menjelaskan ayat-ayat tentang ilrnu mawaris
5. Menjelaskan hikmah mawaris
L Tujuan Pembclajaran Mampu rnenjelaskan perrnasalahan warisan dan wasiat
2. Meteri Ajar Mawarits adalah ihnu tentang pembagian harta peninggalan setelah seseorang rneninggal dunia
3. MetodePembelajaran JIGSAW LEARNING ( Belajar Dengan Model Jiqsaw ): Metode ini merupakan rnetode yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan metode ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
4. Langkah Pembelajaran
I. Kegialan Awai a. Mengamati dan mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran b. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa c. Melakukan tes penjajakan [pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada pelajaran baru e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa
2. Kegialan Inti a. Pilihlah materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen ( bagian) b. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika
jumlah siswa adalah 50 sementara, jumlah segmen yang ada 5 , maka rnasing-masing kelompok terdiri dari I 0 orang. Jika jumlah ini dianggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang, kernudian setelah proses selcsai gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut.
c. Setiap kelornpok mendapat tugas membaca dan rnemaharni submateri pembelajaran yang berbeda-beda
d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelornpok.
e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan ---··---1--- ··-·-- .. :..l-1. +-···----1-1.-- ..l-1--- 1.-1-·-·--1.
3. Kegiatan Akhir a. Memberikan penegasan dan menyimpulkan materi ajar yang sudah dipelajari b. Memberikan post tes untuk mengetahui basil pembelajaran c. Memberikan tugas mandiri untuk mendalami materi ajar
5. Alat/Bahan/Sumber Belajar a. Lem bar peraga yang berisi peta konsep sesuai materi ajar b. Lem bar peraga yang berisi sketsa penerapan konsep sesuai materi c. Buku Ajar I buku paket yang diterbitkan Depag Pusat Jakarta d. Buku referensi sesuai dengan mata perlajaran yang diajarkan e. Lembar Kegiatan Siswa "HIKMAH" Forum Guru Bina PAI.
6. Penilaian a. K . 'f[T 1.· 01 111!1 es 1san IT I' ] LI IS
No ITEM SOAL Bo bot Catalan 01 Jelaskan pengertian dan hukum ilmu mawaris 3 02 Terangkan tujuan dan kedudukan ilmu mawaris? 4 03 Tuliskan ayat-ayat tentang ilmu mawaris? 4 04 Jelaskan hikmah ilmu mawaris 4 05 Diskripsikan pembagian waris sebelum turunva Al-Qur'an? 5
b. Afektiff Pengamatan Minat dan Sikaol As Jek Penilaian Afektif J ml
No Nama Siswa Respon Disiplin Kerja Tuntas Skor
Nilai Cata tan sruna Tugas -·
OJ 02 03
c. Psikomotorik [Unjuk Ker' al Asoek Penilaian Psikomotorik Jml No
01 02 03
Cata tan
Nama Siswa Penguasaan
Mengetahui Kepala Madrasah
Drs. H. MOH. ROSYADI NIP. 150 216 571
Sistematika Kecakapan Mutu Skor
Nilai Kania
Jakarta 15 Juni 2008 Penyusun
Guru Mata pelajaran
.ff. SA' ADIH S. ~
Catalan Guru
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGEJU
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Telp. (62-21) '1443328, 7401925, Fox. (62-21) 7·M.!l2B
1 Nomor 95, Cipulal 15412, Indonesia Emuil : uinjk.t@1;ubi.net.id
omor : Un.01/FlffL022/l 33/2008 Jakarta, 2 Juni 2008 amp. : Outline/ Proposal a I : Permoltonan lzin Penelitian
m1busan:
Kepada Yth: Kepala Madrasah Aliyah Yusufiyah di JI. Raya Pondok Gede Jakarta Timur.
Assalamu'alaikum Wr. Wb. dengan hormat kumi sampaikan bahwa,
Numa NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
Rosanah I 030 I I 02688 Pcndidikan Agama Islam IX ( Sembilan ) Profesonalisme Guru Pendulikan Agama Islam dalam proses pcmbelajaran yang efektif study ka£,us Madrasah Aliyah Yusufiyah di JI. Raya Pondok Gede JaJ<a1ta Timur.
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu'alaikum wr. wb.
An. Dekan
' \· «I/ .'/ j ~.-a a ' rfHta Usaha
J 3;;'/;:~.,·:~;~,:<'::::~ • .J ~ . '1\ 11 ~. \,\~·::y~t'} f .. ~ ' -
)\ ·•: ··~r,s: as Darw1s ·,: .. ',, , , , N'!P. I .iO 236 356
~ ... ' :·, ~· .
Dekan FITK Pcmbantu Dekan Bidang Akadcmik Mahasiswu yang bersnngkutan
I
YAYASAN YUSUFlYAH
MA YUS-UFl'i1~H JI. Pondok Gede No.36 Lubang Buaya Cipayung Jakarta Timur 13810
Telp. (021) 8412537 - 87795087
SURAT KETERANGAN No .. .3.'ii-t.IAIMA/YYNII/2008
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Madrasah Aliyah (MA) Yusufiyah Jakarta
menerangkan bahwa :
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
:ROSANAH
: I 03011026788
: limn Tarbiyah dan Keguruan
: PAI
Nama tersebut diatas benar telah melaksanakan Penelitrian/Observasi dalam rangka
penyusunan Skripsi yang be1judul :
"PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF STUDI KASUS"
(Madrasah Aliyah Yusufiyah, JI. Raya Pondok Gede No 36 Jakarta Timur). Pada tanggal
2 - 8 Juni 2008.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat, untuk dapat diketahui dan dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, Juli 2008
<", ,:;·;~K_~pil:la MA Yusufiyah ' ·,-,,) ,,,.,,,c,---·-"~·~-'-~-~- -- _--'-:!- ,.'\,.,
/.- .'·:,.."'