Profesi Kons Ani

64
 Profesi Bimbingan dan Konseling BAB I PENDAHULUAN A. Lata r Bela kan g Profesi merupakan pekerjaan yang di dalamnya memerlukan sejumlah persyaratan yang mendukung pekerjaannya. Karena itu, tidak semua pekerjaan menunjuk pada sesuatu profesi. Banyak pendapat yang mengemukakan tentang istilah profesi dan ciri – ciri profesi dan sering sekal i terda pat kesimpangs iuran tentang arti profesi dan hal – hal yang bersa ngkut paut dengan hal tersebut. Bimbingan dan konseling dipandang sebagai suatu profesi tetapi status sebagai profesi itu ma si h te rbel ah, ada pi hak ya ng mengat aka n bi mbingan merupakan pr of esi dan sudah terpr ofesi kan, sebaliknya ada pihak yang menya takan bukan atau belum profe si. Anggapan Bimbingan dan Konseling dikatakan sebagai suatu profesi berlandaskan pada alasan keberadaan  bimbingan dan konseling sudah ada pengakuan secara resmi dan kedudukan bimbingan dan konseling sudah jelas yaitu berada dalam ranah pendidikan. Selain itu anggapan yang melatar  belakangi bahwa bimbingan dan konseling dikatakan bukan sebagai suatu profesi adalah bahwa  bimbingan dan konseling itu merupakan bidang pekerjaan yang baru dan belum begitu mapan. Untuk mengerti secara jelas tentang apa itu profesi dan apa saja ciri – ciri profesi serta  bimbingan dan konseling sebagai profesi, maka kami kelompok 1 mencoba untuk mengulas tentang pengertian profesi, cirri – cirri profesi dan bimbingan dan konseling sebagai profesi. B. Rumusan Masala h 1. Apa yang dimaksud dengan profesi dan ciri – ciri profesi? 2. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi? C. Tujuan

Transcript of Profesi Kons Ani

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 1/64

 

Profesi Bimbingan dan Konseling

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi merupakan pekerjaan yang di dalamnya memerlukan sejumlah persyaratan yang

mendukung pekerjaannya. Karena itu, tidak semua pekerjaan menunjuk pada sesuatu profesi.

Banyak pendapat yang mengemukakan tentang istilah profesi dan ciri – ciri profesi dan sering

sekali terdapat kesimpangsiuran tentang arti profesi dan hal – hal yang bersangkut paut dengan

hal tersebut.

Bimbingan dan konseling dipandang sebagai suatu profesi tetapi status sebagai profesi itu

masih terbelah, ada pihak yang mengatakan bimbingan merupakan profesi dan sudah

terprofesikan, sebaliknya ada pihak yang menyatakan bukan atau belum profesi. Anggapan

Bimbingan dan Konseling dikatakan sebagai suatu profesi berlandaskan pada alasan keberadaan

  bimbingan dan konseling sudah ada pengakuan secara resmi dan kedudukan bimbingan dan

konseling sudah jelas yaitu berada dalam ranah pendidikan. Selain itu anggapan yang melatar 

 belakangi bahwa bimbingan dan konseling dikatakan bukan sebagai suatu profesi adalah bahwa

 bimbingan dan konseling itu merupakan bidang pekerjaan yang baru dan belum begitu mapan.

Untuk mengerti secara jelas tentang apa itu profesi dan apa saja ciri – ciri profesi serta

 bimbingan dan konseling sebagai profesi, maka kami kelompok 1 mencoba untuk mengulas

tentang pengertian profesi, cirri – cirri profesi dan bimbingan dan konseling sebagai profesi.

B. Rumusan Masalah

1.  Apa yang dimaksud dengan profesi dan ciri – ciri profesi?

2.  Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi?

C. Tujuan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 2/64

 

1.  Menjelaskan tentang pengertian profesi dan ciri – cirri profesi

2.  Menjelaskan tentang bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Profesi dan Ciri-ciri Profesi

1.  Pengertian Profesi

a.  Menurut Prayitno (1994:338), Profesi adalah Suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut

keahlian dari para petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan

oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk 

melakukan pekerjaan itu.

 b.  Menurut Mujtahid (dalam http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com

 

), Profesi

merupdarakan pekerjaan yang di dalamnya memerlukan sejumlah persyaratan yang mendukung

 pekerjaannya.

c.  Profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber 

 penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU No.14 Tahun 2005

Pasal 1 Butir 4).

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat kami simpulkan bahwa profesi adalah Suatu pekerjaan

yang menuntut keahlian dari pekerjanya dan memerlukan pendidikan khusus dalam jangka

waktu yang lama.

 

2.  Ciri – Ciri Profesi

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 3/64

 

Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat –syarat atau ciri – ciri

tertentu. Syarat – syarat atau ciri – ciri dari suatu profesi.

a.  Menurut McCully (1963),Tolbert(1972), dan Nugent(1981) dalam Prayitno (1994:339) dapat

dirangkum secara garis besarnya ciri-ciri dari suatu profesi adalah sebagai berikut :

1)  Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki fungsi dan kebermaknaan

sosial yang sangat menentukan.

2)  Untuk mewujudkan fungsi tersebut pada butir diatas para anggotanya (petugasnya dalam

 pekerjaan itu) harus menampilkan pelayanan yang khusus yang didasarkan atas teknik-teknik 

intelektual dan keterampilan –keterampilan tertentu yang unik.

3)  Penampilan pelayanan tersebut bukan dilakukan secara rutin saja, melainkan bersifat

  pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan

menggunakan teori dan metode ilmiah.

4)  Para anggotanya mempunyai kerangka ilmu yang sama yaitu yang didasarkan pada ilmu yang

 jelas, sistematis, dan eksplisit. Bukan hanya didasarkan atas akal sehat belaka.

5)  Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan pendidikan dan pelatihan dalam jangka

waktu yang cukup lama.

6)  Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi minimum melalui prosedure seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi ataupun sertifikasi.

7)  Dalam menyelenggarakan kepada pihak yang dilayani, para anggota memiliki kebebasan dan

tanggung jawab pribadi dalam memberikan pendapat dan pertimbangan serta membuat

keputusan tentang apa yang akan dilakukan berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan

 professional yang dimaksud.

8)  Para anggotanya, baik perorangan maupun kelompok, lebih mementingkan pelayanan yang

 bersifat sosial dari pada pelayanan yang mengejar keuntungan yang bersifat ekonomi.

9)  Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat (eksplisit) melalui kode etik 

yang benar-benar diterapkan, setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi

tertentu.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 4/64

 

10)  Selama berada dalam pekerjaan itu, para anggotanya terus-menerus berusaha menyegarkan dan

meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikutisecara cermat literatur dalam bidang

 perkerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami hasil-hasil riset serta berperan serta secra aktif 

dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota.

 b.  Menurut Prayitno ciri-ciri profesi dalam bidang apapun didasarkan pada Trilogi Profesi yang

terdiri dari : 1) Kompenen dasar keilmuan , 2) Komponen subtansi profesi, 3) Komponen praktik 

 profesi.

c.  Menurut D. Westby Gibson (1965) dalam Suharsini Arikuto, ciri-ciri khusus yang sebenarnya

dimaksud sebuah profesi. Ia menjelaskan ada empat ciri yang melekat pada profesi, yaitu;

Pertama, pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh

kelompok pekerja dikategorikan sebagai suatu profesi. Kedua, dimilikinya sekumpulan bidangilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan prosedur yang unik. Ketiga, diperlukannya

 persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan

  profesional dan keempat, dimilikinya organisasi profesional yang disamping melindungi

kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi tidak saja menjaga, akan

tetapi sekaligus selalu berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk 

tindak-tindak etis profesional kepada anggotanya.

B.  Bimbingan Konseling Sebagai Profesi

Bimbingan dan Konseling dikatakan sebgai profesi dapat dilihat dari Undang-undang dan

ciri-ciri profesi iutu sendiri :

1.  Menurut (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2)  “pendidik merupakan tenaga profesional”

dan dikuatkan oleh UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 yang menyatakan bahwa “keberadaan

konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik,

sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan

instruktur”

2.  Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri profesi diatas maka Bimbingan dan Konseling juga dapat

dikatakan sebagai profesi sebagai berikut :

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 5/64

 

a.  Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanannya kepada individu mempunyai

kebermaknaan sosial yakni melalui komponen layanan responsif dapat membantu individu

memecahkan masalah (pribadi, belajar, soial dan karir) yang dihadapi dan memerlukan

 pemecahan segera.

 b.  Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling baik melalui format klasikal,

kelompok dan perorangan, guru pembimbinga atau konselor menggunakan teknik-teknik 

spesifik seperti keterampilan dasar konseling

c.  Dalam penanganan masalah konseli, menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan

 pendekatan-pendekatan konseling yang berbeda sesuai kondisi dan keadaan konseli.

d.  Bimbingan dan konseling menggunakan kerangka ilmu yang jelasa dan sistematis, yakni dengan

tahap-tahap konseling itu sendiri dalam pemberian layanan.

e.  Untuk dapat menyelenggarakan bimbingan dan konseling, guru pembimbinga atau konselor 

harus melalui pendidikan dan pelatihan dalam jangka waktu yang lama, yakni pendidikan

 bimbingan dan konseling srata satu (S1) ditambah dengan pendidikan profesi guru (PPG) dan

atau pendidikan profesi konselor (PPK) selama 1 tahun.

f.  Mempunyai lisensi dalam penyelenggaaraan layanan BK yakni berupa Akta mengajar atau

sertifikasi seorang konselor.

g.  Mempunyai Kode Etik Profesi Konselor, sebagai pedoman pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling.

h.  Mempunyai komponen dasar keilmuan yakni ilmu pendidikan, komponen subtansi profesi yakni

 proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan

konseling dan komponen praktik profesi yakni penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap

sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling.

BAB III

PENUTUP

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 6/64

 

Kesimpulan

Dari beberapa pengertian yang ada maka menurut kami bahwa profesi adalah Suatu pekerjaan

yang menuntut keahlian dari pekerjanya dan memerlukan pendidikan khusus dalam jangka

waktu yang lama. Kemudian ciri-ciri profesi antara lain adanya komponen dasar keilmuan,komponen subtansi profesi, dan komponen praktik profesi.

Bimbingan dan Konseling dikatakan sebaagai profesi karena bimbingan dan konseling

memiliki komponen dasar keilmuan yakni ilmu pendidikan, komponmen subatnsi profesi yakni

 proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan

konseling dan komponen praktek profesi yakni Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap

sasaran pelayanan melalui moduspelayanan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Munandir.1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah.Jakarta : Depdikbud

Prayitno dan Erman Amti.1994.Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta : Rineka Cipta

Mujtahid dalam http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/01/mengenal-ciri-ciri-

 profesi.html, diunduh pada tanggal 6 Maret 2011

Paputungan, Zulkifli dalam http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/06/13/bimbingan-dan-

konseling-sebagai-profesi-2/, diunduh pada tangal 4 Maret 2011

Diposkan oleh herliantofelix89 di 08:23 http://herlianto89felix.blogspot.com/2011/03/profesi-bimbingan-dan-konseling.html

Pelayanan Konseling di SekolahPosted on 20 April 2008 by AKHMAD SUDRAJAT 

A. Struktur Pelayanan Konseling

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 7/64

 

Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta

  perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan

 peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi,

 bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini jugamembantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

1. Pengertian Konseling

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupunkelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangankehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui

 berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Paradigma, Visi, dan Misi

a. Paradigma

Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan   psiko-pendidikan dalam bingkai budaya.Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan

serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budayalingkungan peserta didik.

b. Visi

Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan

melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan

 pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

c. Misi

• Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melaluipembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian danmasa depan.

• Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dankompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluargadan masyarakat.

• Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah pesertadidik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 8/64

 

3. Bidang Pelayanan Konseling

• Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantupeserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dankecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristikkepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

• Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantupeserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkankemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. 

• Pengembangan kemampuan belajar , yaitu bidang pelayanan yang membantupeserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikutipendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

• Pengembangan karir , yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didikdalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambilkeputusan karir.

4. Fungsi Konseling

• Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri danlingkungannya.

• Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegahatau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapatmenghambat perkembangan dirinya.

• Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalahyang dialaminya.

• Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu pesertadidik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisipositif yang dimilikinya.

•  Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperolehpembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapatperhatian.

5 . Prinsip dan Asas Konseling 

• Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahanyang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan danpelaksanaan pelayanan.

•  Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

6. Jenis Layanan Konseling

• Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkunganbaru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yangdipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancarperan peserta didik di lingkungan yang baru.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 9/64

 

• Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, danpendidikan lanjutan.

• Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didikmemperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan

kegiatan ekstra kurikuler.• Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai

konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang bergunadalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

• Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalammengentaskan masalah pribadinya.

• Bimbingan Kelompok , yaitu layanan yang membantu peserta didik dalampengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatantertentu melalui dinamika kelompok.

• Konseling Kelompok , yaitu layanan yang membantu peserta didik dalampembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

• Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak laindalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perludilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

• Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikanpermasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

7. Kegiatan Pendukung

•   Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diripeserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baiktes maupun non-tes.

Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan denganpengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

• Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didikdalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapatmemberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalahpeserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

• Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dankomitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuandengan orang tua dan atau keluarganya.

• Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustakayang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,

kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.•  Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah

peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

8. Format Kegiatan

• Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didiksecara perorangan.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 10/64

 

• Kelompok , yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah pesertadidik melalui suasana dinamika kelompok.

• Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah pesertadidik dalam satu kelas.

• Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atausejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

• Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayanikepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yangdapat memberikan kemudahan.

9. Program Pelayanan

a. Jenis Program

1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruhkegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.

2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh

kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh

kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh

kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.5. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada

hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabarandari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atausatuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.

b. Penyusunan Program

1. Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik(need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

2. Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenislayanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, danvolume/beban tugas konselor.

B. Perencanaan Kegiatan

1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunanyang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan sertamingguan.

2. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabarandari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yangmasing-masing memuat: (a) sasaran layanan/kegiatan pendukung; (b)substansi layanan/kegiatan pendukung; (c) jenis layanan/kegiatanpendukung, serta alat bantu yang digunakan; (d) pelaksana layanan/kegiatanpendukung dan pihak-pihak yang terlibat; dan (d) waktu dan tempat.

3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalamkelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yangmenjadi tanggung jawab konselor.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 11/64

 

4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobotekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

5. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu mingguminimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/ madrasah.

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselorberpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifatrutin, insidental dan keteladanan.

2. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN danSATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan,waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

1. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:

• Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untukmenyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yangdapat dilakukan di dalam kelas.

• Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal

• Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakanlayanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjunganrumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:

• Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layananorientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling kelompok,dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

• Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jampembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalamkelas.

• Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasahmaksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dandilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.

• Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program

(LAPELPROG).• Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalamkelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor denganpersetujuan pimpinan sekolah/madrasah 

• Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasahdikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan programantarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan programpelayanan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 12/64

 

kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkanpenggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

D. Penilaian Kegiatan

1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

• Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dankegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didikyang dilayani.

• Penilaian jangka pendek  (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu(satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan ataukegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampaklayanan/kegiatan terhadap peserta didik.

• Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu(satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapalayanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk

mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukungkonseling terhadap peserta didik.

2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling

Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan

unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahuiefektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling

Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG.

Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta

didik dilaporkan secara kualitatif.

E. Pelaksana Kegiatan

1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor sekolah/ madrasah.2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah wajib:

(a) Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayananprofesional konseling; (b) merumuskan dan menjelaskan peran profesionalkonselor kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinansekolah/ madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua; (c) melaksanakan tugaspelayanan profesional konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkankepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orangtua, dan peserta didik; (d) mewaspadai hal-hal negatif yang dapatmengurangi keefektifan kegiatan pelayanan profesional konseling; (e)mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan;

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 13/64

 

3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidiklainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yangberlaku.

4. Pelaksana pelayanan konseling: (a) pelaksana pelayanan konseling diSD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan layananorientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten

dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, sertauntuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanankonseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok; (b)pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorangkonselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling; (c) p ada satuSMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat sejumlah konselordengan rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.

F. Pengawasan Kegiatan

1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan

dibina melalui kegiatan pengawasan.2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara: (a) interen,oleh kepala sekolah/madrasah; dan (b) eksteren, oleh pengawassekolah/madrasah bidang konseling.

3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor danimplementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dantugas konselor di sekolah/madrasah.

4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala danberkelanjutan.

5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untukpeningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanankonseling di sekolah/madrasah.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/bimbingan-dan-konseling-di-

sekolah/

Search

 

Search

Translator 

þÿ

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 14/64

 

Rabu, 28 Juli 2010

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH 

BAB I

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DAN KOMPETENSI KONSELOR

A. Pengertian, Posisi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian

Bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta didik

dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif, dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, supaya peserta didik dapat memahami dirinya

sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat ber- tindak secara wajar, sesuai

dengan tuntutan tugas-tugas perkembangan. Upaya bantuan ini dilakukan secara

terencana dan sistematis untuk semua peserta didik berdasarkan identifikasi

kebutuhan mereka, pendidik, institusi dan harapan orang tua dan dilakukan olehseorang tenaga profesional bimbingan dan konseling yaitu konselor.

Adapun tugas-tugas perkembangan peserta didik tingkat remaja (siswa SMP/MTs.

dan SMA/MA/SMK) adalah: (1) mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) mempersiapkan diri,

menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis

yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat. (3) mencapai pola

hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau

wanita. (4) memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam

kehidupan sosial yang lebih luas. (5) mengenal kemampuan, bakat, minat, serta

arah kecenderungan karir dan apresiasi seni. (6) mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan

pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan

masyarakat. (7) mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang

kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi. (8) mengenal sistem

etika dan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sebagai

pribadi, anggota masyarakat, maupun makhluk Tuhan. (9) encapai kematangan

dalam pilihan karir. (10) mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah

dan berkeluarga.

2. Posisi Bimbingan Konseling

 The Guidance Service is the Heart of Educational Process. Bimbingan dan konselingmerupakan bagian integral dari sistem pendidikan.

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan terhadap peserta didik yang

tidak terpisahkan dari layanan manajemen dan supervisi maupun kurikulum dan

pembelajaran serta bukan merupakan bagian dari bidang yang lain. Bimbingan dan

konseling juga tidak direduksi sebagai pengembangan diri atau bagian dari

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 15/64

 

pengembangan diri karena pengembangan diri merupakan tanggung jawab semua

sub sistem pendidikan, sehingga tidak bisa dipisahkan dari mata pelajaran,

kurikulum muatan lokal, dukungan managerial dan layanan bimbingan dan

konseling.

Pengembangan diri sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri

No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, Bab II, tentang Kerangka Dasar dan StrukturKurikulum pada semua jenjang pendidikan, SD, SMP dan SM menyatakan bahwa

kurikulum berisi: mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Dinyatakan

pula: “Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,

dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, danpengembangan karir peserta didik.”

Posisi pengembangkan diri dan bimbingan berdasarkan perspektif Bim- bingan dan

Konseling Perkembangan adalah pengembangan diri secara utuh merupakan

layanan dasar bimbingan (guidance curriculum), Selain itu dalam Bimbingan dan

Konseling, masih terdapat tiga layanan lainnya, yaitu: layanan responsif, layanan

perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem. Jadi pengembangan diri

hanya bagian dari layanan bimbingan dan konseling. Implementasinya layanan

bimbingan dan konseling tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah saja

tetapi untuk seluruh peserta didik karena bertumpu pada kebutuhan dan tuntutan

lingkungan individu.

Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan psikologis dalam suasana

pedagogis. Layanan psiko-pedagogis dalam seting persekolahan maupun luar

sekolah dalam koteks kultur, nilai dan religi yang diyakini konseli dan konselor.

Orientasi bimbingan dan konseling adalah perkem- bangan perilaku yang

seharusnya dikuasai oleh individu untuk jangka panjang tertentu menyangkut

ragam proses pendidikan, karir, pribadi, sosial, keluarga dan pengambilan

keputusan.

3. Tujuan Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas

perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebihlanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:

(a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, (b) kehidupan yang

produktif dan efektif dalam masyarakat, (c) hidup bersama dengan individu-individu

lain, (d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.

Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat

memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 16/64

 

kesempatan untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta

merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan

memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi

kesulitan-kesulitan sendiri; (4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya

secara optimal; (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan

untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengankeadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang

dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya

sampai batas optimal.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik,

dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi

kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam

memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan,

sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi

dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan

kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6)memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki

kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan

nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus

dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu :

pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation),

dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

Kompetensi yang harus dicapai peserta didik sebaiknya didasarkan kepada hasil

“needs assessment” yang telah dilakukan. Terkait dengan hal ini, maka hasil atau

temuan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo Kartadinata dkk.(2002) melalui

Inventori Tugas Perkembangan, dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk

merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah mereka

mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling khususnya untuk jenjang pendidikan

SMP, dan SMA/SMK.

Rumusan kompetensi yang harus dicapai peserta didik tingkat SMP dan SMA/SMK 

setelah mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling.

1. Landasan Hidup Religius (Mencapai Kematangan dalam Beriman dan Bertaqwa

kepada Tuhan YME)

1.1.Pemahaman

Mengenal arti dan tujuan ibadah Memahami hal ihwal ibadah.1.2. Penerimaan

Berminat mempelari jari dan tujuan ibadah. Mengembangkan sikap positif terhadap

kehidupan beragama.

1.3. Tindakan

Melakukan berbagai kegiatan ibadah de- ngan kemauan sendiri. Melaksanakan

ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi.

2. Landasan Perilaku Etis (Mencapai kematangan berperilaku etis)

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 17/64

 

2.1.Pemahaman Mengenal jenis-jenis norma dan memahami alasan pentingnya nor

-ma dalam kehidupan. Memahami keragaman sumber norma yang berlaku di

masyarakat.

2.2.Penerimaan Bersikap positif terhadap norma. Menghargai keragaman sumber

norma sebagai rujukan pengambilan keputusan.

2.3. Tindakan Berperilaku sesuai dengan norma yang dijunjung tinggi dalammasyarakat. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-

aspek etis.

3. Mencapai Kematangan Emosi

3.1.Pemahaman Mengenal emosi sendiri dan cara mengekspr- sikannya secara

wajar (tidak kekanak-kanakan atau impulsif). Memahami cara-cara

mengelola emosi (ter- masuk mengelola stres) dan cara-cara mengeks- presikan

emosi yang ti- dak menimbulkan kon- flik dengan orang lain.

3.2.Penerimaan Berminat untuk lebih memahami keragaman emosi sendiri dan

orang lain. Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan

orang lain.3.3. Tindakan Dapat mengekspresikan emosi atas dasar per-timbangan kontekstual

(norma/budaya). Dapat mengekspresi -kan perasaan dalam cara-cara yang bebas,

terbuka, dan tidak menimbulkan konflik.

4. Mencapai Kematangan Intelektual

4.1.Pemahaman Mengenal cara belajar yang efektif dan cara-cara pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan. Memahami cara-cara belajar yang efektif.

dan cara-cara pengam-bilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif.

4.2.Penerimaan Bersikap dan berkebiasaan belajar positif, serta berminat untuk

berlatih meme-cahkan masalah. Berkeinginan untuk ber prestasi dalam belajar dan

menyadari akan keragaman alternatif dalam membuat keputusan dan konsekuensi

yang dihadapinya.

4.3. Tindakan Dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan berdasarkan

informasi atau data secara objektif.

Dapat mengambil keputusan dan pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan

yang matang dan bertanggung jawab atas resiko yang mungkin terjadi.

5. Memiliki Kesadaran Tanggung Jawab Sosial

5.1.Pemahaman Mengenal cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban

dalam kehidupan sehari-hari. Memahami cara-cara memperoleh hak dan memenuhi

kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.

5.2.Penerimaan Menghargai hak-hak orang lain dan merasa senang melaksanakan

kewajiban yang diembannya. Bersikap baik dalam berinteraksi sosial dengan oranglain yang bersifat heterogin (multi etnis, budaya, dan agama), seperti sikap altruis,

empati, kooperatif, kolaboratif, dan toleran.

5.3. Tindakan Berinteraksi dengan orang lain atas dasar pertimbangan hak dan

kewajiban yg diemban masing-masing. Berinteraksi dengan orang lain atas dasar

kesamaan (equity) harkat dan martabat, dan nilai-nilai keharmonisan hidup (mutual

simbiosis).

6. Mencapai Kematangan Pengembangan Pribadi

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 18/64

 

6.1.Pemahaman Mengenal karakteristik diri sendiri (seperti fisik, kecerdasan, minat,

dan motivasi belajarnya). Memahami kelebihan dan kelemahan dirinya, baik fisik,

kecerdasan, maupun kepribadiannya.

6.2. Penerimaan Menerima keadaan diri sendiri secara positif dan realistik. Bersikap

baik dalam menerima diri sendiri dan pengembangannya.

6.3. Tindakan Mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif dalam rangkamengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Melakukan berbagai kegiatan

yang positif dan kreatif dalam upaya mengembangkan potensi dirinya.

7. Mencapai Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya

7.1.Pemahaman Mengenal norma-norma (etika) pergaulan dengan teman sebaya

yang beragam latar belakangnya. Memahami lebih mendalam tentang etika

pergaulan dalam berinteraksi dengan teman sebaya (terutama dengan lawan jenis).

7.2. Penerimaan Menyadari tentang pentingnya penerapan norma-norma dalam

bergaul dengan teman sebaya. Menerima tentang pentingnya penerapan norma-

norma dalam bergaul dengan teman sebaya.

7.3. Tindakan Bergaul dengan teman sebaya secara positif dan konstruktif. Bergauldengan teman sebaya secara baik atas dasar norma atau etika, baik yang

bersumber dari agama maupun adat istiadat.

8. Perilaku Kewirausahaan (Memiliki Kemandirian Perilaku Ekonomis)

8.1.Pemahaman Mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan

kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Memahami strategi dan peluang untuk

berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam keragaman

kehidupan.

8.2. Penerimaan Menyadari manfaat berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh,

dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Menerima nilai-nilai hidup hemat, ulet,

sungguh-sungguh, dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri.

8.3. Tindakan Membiasakan diri hidup hemat ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif 

dalam kehidupan sehari-hari. Menampilkan hidup hemat ulet, sungguh-sungguh,

dan kompeti- tif atas dasar kesadaran sendiri.

9. Mencapai Kematangan dalam Pilihan Karir

9.1.Pemahaman Mengenal jenis-jenis dan karakteristik studi lanjutan (SLTA) dan

pekerjaan. Memahami kemampu- an diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendi

dikan dan aktivitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir.

9.2. Penerimaan Mempersiapkan diri dengan menambah pengetahuan dan

keterampilan yang sesuai dengan studi lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya.

Mempersiapkan diri dengan serius untuk mengembangkan pengetahuan, dan

keterampilan dalam upaya persiapan diri memasuki dunia kerja.9.3. Tindakan Mengidentifikasi ragam alternatif studi lanjutan atau pekerjaan yang

mengandung relevansi dengan kemampuan dan minatnya. Mengembangkan

alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan

ragam karir.

10. Mencapai Kematangan dalam Kesiapan diri untuk Menikah dan Berkeluarga

10.1.Pemahaman Mengenal berbagai norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga.

Memahami norma-norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 19/64

 

10.2. Penerimaan Menghargai norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai

landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis. Menerima norma-

norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan

masyarakat yang harmonis.

10.3. Tindakan Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif 

tentang norma pernikahan dan berkeluarga. Mengidentifikasi calon pasangansuami/istri berdasarkan norma yang ada dalam pernikahan dan berkeluarga.

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keberadaan layanan

bibingan dan konseling di sekolah. Dengan kata lain apakah di sekolah terdapat

layanan bimbingan dan konseling?. Jika belum, pimpinan sekolah perlu di dorong

untuk mefasilitasi keberadaan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa sebagai

bagian dari layanan pendidikan di sekolah. Jika sudah ada, perlu didiskusikan

bagaimana orientasi layanan bimbingan dan konseling dan implementasi layanan

bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling bukan

layanan untuk siswa yang bermasalah dalam disiplin sehingga konselor menjadipolisi sekolah juga bukan layanan yang membantu menyelesaikan semua masalah

tetapi masalah yang berkenaan dengan kondisi psikologis peserta didik. Orientasi

layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tuntutan paradigma pendidikan

saat ini adalah layanan bimbingan dan konseling perkembangan yang membantu

perkembangan peserta didik secara optimal.

B. Kompetensi Guru Pembimbing (Konselor) Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional konsekwensinya

harus dilakukan secara profesional oleh personil yang memiliki kewenangan dan

kemampuan profesional untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Kekuatan dan eksistensi suatu profesi muncul dari kepercayaan publik. Masyarakat

percaya layanan yang diperlukan dapat diperoleh dari orang yang sebagai orang

yang berkompeten untuk memberikan layanan. Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia sebagai organisasi profesi pada bidang bimbingan dan konseling pada

kongres ke X di semarang menetapkan Standar Kompetensi Konselor Indonesia.

Pengawas perlu mengetahui kompetensi konselor untuk dapat melakukan

pembinaan dan pengawasaan sehingga layanan bimbingan dan konseling

dilaksanakan secara profesional

Sebagai suatu keutuhan kompetensi konselor merujuk pada pengusaan konsep,

penghayatan dan perwujudan nilai, penampilan pribadi yangbersifat membantu dan

ujuk kerja profesional yang akuntabel. Konselor adalah pendidik (UU RI no. 20 tahun2003 pasal 1 ayat 6) karena itu konselor harus berkompetensi sebagai pendidik.

Konselor adalah seorang profesional karenanya layanan bimbingan dan konseling

diatur dan didasarkan dalam kode etik. Konselor bekerja dalam berbagai seting.

Keragaman pekerjaan konselor mengandung maknanya adanya pengetahuan, sikap

dan keterampilan bersama yang harus dikuasasi oleh konselor dalam seting

manapun.

Pada kapasitas sebagai pendidik, konselor berperan dan berfungsi sebagai pendidik

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 20/64

 

psikologis dengan perangkat pengetahuan dan keterampilan psikologis yang

dimilikinya untuk membantu individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih

tinggi. Sebagai seorang pendidik psikologis seorang konselor harus kompeten

dalam hal :

1. Penguasaan konsep dan praksis pendidikan

2. Kesadaran dan komitmen etika profesi3. Penguasaan konsep perilaku dan perkembangan individu

4. Penguasaan konsep dan praksis asesmen

5. Penguasaan konsep da praksis bimbingan dan konseling

6. Pengelolaan program bimbingan dan konseling

7. Penguasaan konsep dan praksis riset dalam bimbingan dan konseling

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan apakah konselor yang ada

disekolah memiliki kompetensi sebagai konselor. Perlu dukungan sehingga layanan

bimbingan dan konseling dilakukan oleh seorang konselor (berlatar pendidikan

bimbingan dan konseling yang idealnya memiliki sertifikasi konselor). Paling tidak

layanan diberikan oleh guru pembimbing yang telah memperoleh pelatihanbimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh ABKIN maupun Depdiknas

yang ditugaskan oleh kepala sekolah untuk melakukan layanan bimbingan dan

konseling dengan dukungan penuh wali kelas, guru dan pimpinan sekolah yang

melaksanakan fungsi dan peran bimbingan dalam kapasitas dan kewenangannya

masing-masing. Pada kondisi paling darurat para tenaga pendidik di sekolah yaitu

guru, wali kelas dan pimpinan sekolah dalam peran dan tugasnya maing-masing

melaksanakan layanan bimbingan sesuai dengan kapasitas.

Para konselor perlu dukungan agar termotivasi mengembangkan diri sebagai

tenaga yang profesional dengan melanjutkan pendidikan untuk memperoleh

sertifikasi konselor dan melengkapi dengan berbagai aktivitas profesi. Para guru

pembimbing yang tidak berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling,

pimpinan sekolah, wali kelas dan guru perlu dukungan agar termotivasi untuk

belajar melakukan layanan bimbingan dan konseling secara benar. Upaya

pengembangan diri dapat dilakukan melalui kegiatan pengembangan staf secara

internal di sekolah, pertemuan pada MGBK di sanggar BK, mengikuti seminar,

workshop maupun pelatihan BK, terlibat dalam organisasi profesi dan melanjutkan

pendidikan.

BAB II

PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGANAN KONSELING DI SEKOLAH

A. Pengembangan Program BK 

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana

berdasarkan pengukuran kebutuhan (need asessment) yang diwujudkan dalam

bentuk program bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling di

sekolah dapat disusun secara makro untuk 3 (tiga) tahun, meso 1 (satu) tahun dan

mikro sebagai kegiatan opersional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus.

Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan profesional yang diberikan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 21/64

 

oleh konselor di sekolah. Pengawas perlu mengetahui dan memahami bagaimana

struktur dan lingkup program sebagai bahan pembinaan dan pengawasan terhadap

kinerja konselor dan pelayanan pendidikan psikologis yang diterima oleh peserta

didik untuk mendukung pencapaian perkembangan yang optimal serta mutu proses

dan hasil pendidikan

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program danbimbingan dan konseling perkembangan.

1. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di sekolah

Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu :

(a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif, (c) la- yanan perencanaan

individual, dan (d) layanan dukungan sistem. Keterkaitan keempat komponen

program bimbingan dan konseling.

a. Layanan Dasar Bimbingan

1) PengertianLayanan dasar bimbingan diartikan sebagai “proses pemberian bantuan kepada

semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang

disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara

optimal”.

2) Tujuan

Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh

perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh

keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka

dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan

dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar : (1) memiliki kesadaran

(pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya

dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi

tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri

dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan

masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai

tujuan hidupnya.

3) Materi

Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang

menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan eratdengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti

majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan, disamping masalah yang

menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang

dipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA, yaitu yang menyangkut karir. Materi-

materi tersebut, di antaranya : (a) fungsi agama bagi kehidupan, (b) pemantapan

pilihan program studi, (c) keterampilan kerja profesional, (d) kesiapan pribadi (fisik-

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 22/64

 

psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, (e) perkembangan dunia

kerja, (f) iklim kehidupan dunia kerja, (g) cara melamar pekerjaan, (h) kasus-kasus

kriminalitas, (i) bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (j) dampak pergaulan

bebas. Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai

berikut:

(a) Pengembangan self-esteem.(b) Pengembangan motif berprestasi.

(c) Keterampilan pengambilan keputusan.

(d) Keterampilan pemecahan masalah.

(e) Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi.

(f) Memahami keragaman lintas budaya.

(g) Perilaku yang bertanggung jawab.

b. Layanan Responsif 

1) Pengertian

Layanan responsif merupakan “pemberian bantuan kepada siswa yang memilikikebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera”.

2) Tujuan

 Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi

kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa

yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya.

 Tujuan layanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi

masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan

saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah

pengembangan pendidikan.

3) Materi

Materi layanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa.

Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk memahami

tentang suatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang

positif. Kebutuhan ini seperti kenginan untuk memperoleh informasi tentang bahaya

obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.

Masalah siswa lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yang dialami

atau dirasakan mengganggu kenyamanan hidupnya atau menghambat

perkembangan dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, ataugagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah siswa pada

umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui

gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.

Masalah (gejala masalah) yang mungkin dialami siswa di antaranya : (a) merasa

cemas tentang masa depan, (b) merasa rendah hati, (c) berperilaku impulsif 

(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara

matang), (d) membolos dari sekolah, (e) malas belajar, (f) kurang memiliki

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 23/64

 

kebiasaan belajar yang positif, (g) kurang bisa bergaul, (h) prestasi belajar rendah,

(i) malas beribadah, (j) masalah pergaulan bebas (free sex), (k) masalah tawuran,

(l) manajemen stress, dan (m) masalah dalam keluarga.

Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat ditempuh dengan cara

menganalisis data siswa, baik yang bersumber dari inventori tugas-tugas

perkembangan (ITP), angket siswa, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadirsiswa, leger, psikotes dan daftar masalah siswa atau alat ungkap masalah (AUM).

c. Layanan Perencanaan Individual

1) Pengertian

Layanan ini diartikan “proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan

melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya

berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta

pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya”.

2) Tujuan

Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1) memiliki

pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan,

perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut

aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan

berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.

 Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya

memfasilitasi siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana

pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Isi atau

materi perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk

memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian

meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa, layanan

yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan

dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing siswa. Melalui layanan

perencanaan individual, siswa dapat:

(a) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir,

dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas

pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan

masyarakatnya.

(b) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian

tujuannya.(c) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.

(d) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

3) Materi

Materi layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek

akademik, karir, dan sosial-pribadi. Materi pengembangan aspek (a) akademik

meliputi : memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 24/64

 

lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat,

dan memahami nilai belajar sepanjang hayat; (b) karir meliputi : mengeksplorasi

peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami

kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan (c) sosial-pribadi meliputi :

pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan sosial

yang efektif.

d. Layanan Dukungan Sistem

Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara

langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan

kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada

siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah

kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara,

dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan

profesinal; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf 

ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian danpengembangan (Thomas Ellis, 1990).

Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar

penyelenggaraan layanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah

untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan

sistem ini meliputi dua aspek, yaitu : (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan

manajemen.

1) Pemberian Layanan Konsultasi/Kolaborasi

Pemberian layanan menyangkut kegiatan guru pembimbing (konselor) yang

meliputi (a) konsultasi dengan guru-guru, (b) menyelenggarakan program

kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, (c) berpartisipasi dalam

merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah, (d) bekerjasama dengan personel

sekolah lainnya dalam rangka mencisekolahakan lingkungan sekolah yang kondusif 

bagi perkembangan siswa, (e) melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang

berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.

2) Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui

kegiatan-kegiatan (a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c)

pemanfaatan sumber daya, dan (d) pengembangan penataan kebijakan.Secara operasional program disusun secara sistematis sebagai berikut :

(a) Rasional berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan didasarkan atas

landasan konseptual, hukum maupun empirik

(b) Visi da misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan Bk yang mendukung

visi , misi dan tujuan sekolah

(c) Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan

isntitusi terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 25/64

 

instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan

(d) Tujuan, berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa

berdasarkan perkembangan

(e) Komponen program

(1) Layanan dasar, program yang secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa

pertingkatan kelas(2) Layanan responsif, program yang secara khusus dibutuhakn untuk membatu

para siswa yang memerlukan layanan bantuan khusus

(3) Layanan perencanaan individual, program yang mefasilitasi seluruh siswa

memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan

(4) Dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program,

program jejaring baik internal sekolah maupun eksternal

(f) Rencana operasional kegiatan

(g) Pengembagan tema atau topik (silabus layanan)

(h) Pengembangan satuan layanan bimbingan

(i) Evaluasi(j) Anggaran

Pengawas dapat melakukan pembinaan dan pengawasan “apakah sekolah memiliki

program bimbingan dan konseling?”. Pimpinan sekolah dan personil bimbingan

(guru pembimbing/konselor) harus didorong untuk menyusun program bimbingan.

 Jika program sudah ada personil bimbingan dan pimpinan sekolah didorong untuk

melakukan kajian apakah program sudah memfasilitasi kebutuhan peserta didik dan

mendukung ketercapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Pengawas juga mendorong

pimpinan sekolah dan konselor untuk menyampaikan program pada rapat dinas

sekolah sehingga semua pendidik di lingkungan sekolah mengetahui, memahami

dan dapat mengembangkan jejaring dalam peran fungsinya masing-masing.

Program disusun bersama oleh personil bimbingan dan konseling dengan

memperhatikan kebutuhan siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk

memfasilitasi pelayanan perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran

dan mendukung pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. Program yang telah

disusun disampaikan pada semua pendidik di sekolah pada rapat dinas agar

terkembang jejaring layanan yang optimal.

B. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling

Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan kosneling terkait dengan keempat

komponen program yang telah dijelaskan di atas. Strategi pelasanaan bagi masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan

a. Bimbingan Klasikal

Sebagaimana telah dikemukakan pada paparan di atas, bahwa layanan dasar

diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program

yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 26/64

 

para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan

kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan

orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi

siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang

diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh

tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagaihal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru,

dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib

sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah

lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan

kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi

mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media

cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet).

Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam

pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu

terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

b. Bimbingan Kelompok

Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok

kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan

minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah

masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-

cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.

Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau

perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.

c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua

pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas.

Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh

informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya),

membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek

bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di

antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang

kondusif bagi belajar siswa; (b) memahami karakteristik siswa yang unik dan

beragam; (c) menandai siswa yang diduga bermasalah; (d) membantu siswa yang

mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal(mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling

kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran

dengan bidang kerja yang diminati siswa; (g) memahami perkembangan dunia

industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada

siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan

kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek

emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 27/64

 

“figur central” bagi siswa); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara

mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.

d. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua

Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu

melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agarproses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga

oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling

memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua

dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang

mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat

dilakukan beberapa upaya, seperti : (1) kepala sekolah atau komite sekolah

mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu

kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2)

sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan

belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaananaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku

sehari-harinya.

2. Strategi untuk Layanan Responsif 

a. Konsultasi

Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak

pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam

memberikan bimbingan kepada para siswa.

b. Konseling Individual atau Kelompok

Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang

mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk mengidentifikasi

masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan

pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara

individual maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu

siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini,

masing-masing siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu

sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah

tersebut.

c. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah

klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak

lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien

yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi,

tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

d. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 28/64

 

Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap

siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan

atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai

mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga

berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikaninformasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu

mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.

3. Strategi untuk Layanan Perencanaan Individual

a. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-group Appraisal)

 Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis

dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat

 juga dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan

kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas

perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melaluikegiatan penilaian diri ini, siswa akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan

pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.

b. Individual or Small-Group Advicement

Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau

memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi,

sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan

merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan

dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2)

melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah

ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

4. Strategi untuk Dukungan Sistem

a. Pengembangan Professional

Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan

keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi,

(3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya),

atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).

b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi

Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf 

sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untukmemperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah

diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif 

bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program

bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya

sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang

relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti

dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 29/64

 

profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli

dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang

tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6)

Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

c. Manajemen ProgramSuatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercisekolaha,

terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan

(manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan

terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan

pendapatnya sebagai berikut: “Management is the process of planning, organizing,

leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other

organizational resources to achieve stated organizational goals”.

Berikut diuraikan aspek-aspek sistem manajemen program layanan bimbingan dan

konseling.

1) Kesepakatan ManajemenKesepakatan manajemen atas program bimbingan dan konseling sekolah

diperlukan untuk mejamin implementasi program dan strategi peluncuran dalam

memenuhi kebutuhana siwa dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini

menyangkut pula proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua pihak

di lingkungan sekolah bahwa program bimbingan dan konseling sebagai bagian

terpadu dari keseluruhan program sekolah.

2) Keterlibatan Stakeholder

Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan

penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan

dan konseling di sekolah.

3) Manajemen dan Penggunaan Data

Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan

data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa

memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus

menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari

keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat

terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Data yang diperoleh

dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data

dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam era teknologi informasi,

manjemen data siswa dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun

dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudahdimonitor. Penggunaan data siswa dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola

dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan siswa, akan menjamin

seluruh siswa menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah.

Konselor harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.

Kemajuan perkembangan siswa dapat dimonitor dari : prestasi belajar, data yang

terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas

perkembangan atau kompetensi.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 30/64

 

4) Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program

bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana

kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi

program, baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi siswa

mencpai tugas perkembangan atau kompetensi.5) Pengaturan Waktu

Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan

konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.

Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen

yang harus dilakukan oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu

digunakan untuk melayanai siswa secara langsung dan 20% digunakan untuk

dukungan manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen

program dapat ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah. Misalnya:

(a) Layanan dasar (30-40%),

(b) Responsif (15-25%),(c) Perencanaan individual (25-35%),

(d) Dukungan sistem (10-15%).

Ini contoh, dan setiap sekolah bisa mengembangkan sendiri. Dalam konteks

Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Bimbingan dan Konseling Perkembangan, perlu

ditetapkan waktu secara terjadwal untuk layanan bimbingan dan konseling klasikal.

6) Kalender Kegiatan

Program bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana

kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan

mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.

7) Jadwal Kegiatan

Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b)

tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang

dilakukan secara klasikal di kelas (layanan dasar) perlu dialokasikan waktu

terjadwal 1 – 2 jam pelajaran per-kelas per-minggu. Mengenai jadwal kegiatan

bimbingan, dewasa ini sudah mendapat legalitas pemerintah, yaitu dengan

terbitnya Peraturan Menteri Diknas No. 22 Tahun 2006. Dalam struktur kurikulum

yang termaktub dalam Permen tersebut, tercantum materi pengembangan diri

selama 2 jam/minggu, yang berlaku bagi semua satuan pendidikan dasar dan

menengah. Dalam implementasinya, materi pengembangan diri dilakukan olehkonselor. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan

kelompok dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar

 jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa

dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah

dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan

alih tangan (referal).

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 31/64

 

8) Anggaran

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan

dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan

untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam

Anggaran dan Belanja Sekolah.

9) Penyiapan Fasilitas

Fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah ialah ruangan tempat bimbingan yang

khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya

proses layanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan hendaknya

sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa yang berkunjung ke ruangan

tersebut merasa senang, aman dan nyaman, serta segi lain di ruangan tersebut

dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-

asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Terkait dengan fasilitas bimbingan

dan konseling, disini dapat dikemukakan tentang unsur-unsurnya, yaitu : (1) tempat

kegiatan, yang meliputi ruang kerja konselor, ruang layanan konseling danbimbingan kelompok, ruang tunggu tamu, ruang tenaga administrasi, dan ruang

perpustakaan; (2) instrumen dan kelengkapan administrasi, seperti : angket siswa

dan orang tua, pedoman wawancara, pedoman observasi, format konseling, format

satuan layanan, dan format surat referal; (3) Buku-buku panduan, buku informasi

tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi

layanan bimbingan, buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus,

buku harian, buku hasil wawancara, laporan kegiatan layanan, data kehadiran

siswa, leger BK, dan buku realisasi kegiatan BK; (4) perangkat elektronik (seperti

komputer, dan tape recorder); dan (5) filing kabinet (tempat penyimpanan

dokumentasi dan data siswa).

Di dalam ruangan itu hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen

bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, dan berbagai data serta informasi

lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan,

seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan, informasi tentang kegiatan

ekstra kurikuler, dan sebagainya. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu

hendaklah nyaman yang menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling

betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan

pelayanan yang terselenggara. Sarana yang diperlukan untuk penunjang layanan

bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.

(1) Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes.

Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tes bakatsekolah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat

pengumpul data yang berupa non-tes yaitu: pedoman observasi, catatan anekdot,

daftar cek, skala penilaian, alat-alat mekanis, pedoman wawancara, angket, biografi

dan autobiografi, dan sosiometri.

(2) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data.

Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentuk kartu

ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 32/64

 

mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai

keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing siswa, maka perlu

disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data siswa yang

perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat

menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi.

(3) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alatbantu bimbingan Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format

rencana satuan layanan dan kegiatan pendukung serta blanko laporan kegiatan,

blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda

surat.

10) Pengendalian

Pengendalian adalah salah satu aspek penting dalam manajemen program layanan

bimbingan dan konseling. Dalam pengendalian program, koordinator sebagai

pemimpin lembaga atau unit bimbingan dan konseling hendaknya memiliki sifat

sifat kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan tercisekolahanya suatukomunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada. Personel-personel yang

terlibat di dalam program, hendaknya benar-benar memiliki tanggung jawab, baik

tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya maupun tanggung

 jawab terhadap yang lain, serta memiliki moral yang stabil.

Pengendalian program bimbingan ialah : (a) untuk mencipakan suatu koordinasi

dan komunikasi dengan seluruh staf bimbingan yang ada, (b) untuk mendorong staf 

bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan (c) memungkinkan

kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.

Pengawas dapat melakukan pengawasan dan pembinaan : apakah program

bimbingan dan konseling yang disusun dilaksanakan sesuai dengan rancangan

program?. Apakah terdapat dokumentasi sebagai indikator pencatatan pelaksanaan

program?. Pengawas dapat berdiskusi dengan konselor program-program mana

yang sudah dilaksanakan?, apa hambatan yang ditemui pada saat melaksanakan

program?, apakah dapat diidentifikasi keberhasilan yang dicapai program?, apakah

dapat diperoleh informasi dampak langsung maupun tidak langsung pelaksanaan

program terhadap siswa, pendidik maupun institusi pendidikan?. Pengawas juga

diharapkan memberikan dorongan dan saran-saran bagaimana program-program

yang belum terlaksana dapat dilakukan. Pengawas harus mengembangkan diskusi

bersama pimpinan sekolah dan konselor berkenan dengan dukungan kebijakan,

sarana dan prasara untuk keterlaksanaan program.

C. Organisasi dan Personalia

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan di bawah tanggung jawab Kepala

Sekolah dan seluruh staf. Koordinator bimbingan dan konseling bertanggung jawab

dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling secara operasional. Personel

lain yang mencakup Wakil Kepala Sekolah, Guru Pembimbing (konselor), guru

bidang studi, dan wali kelas memiliki peran dan tugas masing-masing dalam

penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Secara rinci deskripsi tugas

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 33/64

 

dan tanggung jawab masing-masing personel, serta organisasi bimbingan dan

konseling di sekolah dapat disimak pada tabel 3.1. berikut.

 Tabel. 3.1. Deskripsi Tugas Personalia Bimbingan Konseling di Sekolah

 Jabatan Deskripsi Tugas

Kepala Sekolah 1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi

kegiatan pengajaran, pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah;2. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam

kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;

3. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di

sekolah;

4. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah;

5. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas

koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan

kesepakatan bersama guru pembimbing;

6. Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling

pada setiap awal catur wulan;7. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling

sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini

dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas;

8. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti Perusahaan/Industri, Dinas

Kesehatan, kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan

kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog, dan dokter)

Wakil Kepala Sekolah 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling kepada semua personel sekolah.

2. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling.

Koordinator Bimbingan dan Konseling 1. Mengkoordinasikan para guru pembimbing

dalam:

a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.

b. Menyusun program bimbingan dan konseling.

c. Melaksanakan program bimbingan dan konseling

d. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling,

e. Menilai program bimbingan dan konseling.

f. Mengadakan tindak lanjut.

2. Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya

tenaga, sarana dan prasarana;3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling

kepada kepala sekolah.

Konselor atau Guru Pembimbing

1. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan

2. konseling (terutama kepada siswa).

3. Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama kordinator BK.

4. Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 34/64

 

5. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi

tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan

individual, dan dukungan sistem).

6. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

7. Menganalisis hasil evaluasi.

8. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.9. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.

10. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru

pembimbing atau kepada kepala sekolah.

11. Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat

beribadah, jujur; bertanggung jawab; sabar; disiplin; respek terhadap pimpinan,

kolega, dan siswa).

12. Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang

peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Guru Mata Pelajaran 1. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan

konseling kepada siswa.2. Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa

yang memerlukan bimbingan dan konseling.

3. Mengalihtangankan (merujuk) siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling

kepada guru pembimbing.

4. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program

perbaikan dan program pengayaan, atau remedial teaching).

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan

dan konseling dari guru pembimbing

6. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian

layanan bimbingan dan konseling

7. Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi dengan siswa,

seperti : bersikap respek kepada semua siswa, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang

menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi sebagai figur moral

yang berfungsi sebagai ”uswah hasanah”.

8. bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan pada siswa dengan

perbandingan 1 : 150 orang

Wali Kelas 1. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan

konseling yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di

kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dankonseling.

3. Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk

memperoleh layanan bimbingan dan konseling.

4. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu

diperhatikan secara khusus dalam belajarnya.

5. Ikut serta dalam konferensi kasus.

Staf Administrasi 1. Membantu guru pembimbing (konselor) dan koordinator BK 

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 35/64

 

dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;

2. Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan

konseling.

3. Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan dalam

layanan bimbingan dan konseling.

Adapun struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah

(SMP/MTs, SMA/MA/SMK) adalah sebagai berikut.

Gambar 3.3. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling di SMP/MTs.

dan SMA/MA/SMK 

Beban tanggungjawab guru pembimbing (konselor) melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling adalah 1 : 150 siswa, sehingga jumlah konselor yang

dibutuhkan pada satu sekolah adalah jumlah seluruh siswa dibagi 150. Pemberian

layanan dasar bimbingan secara klasikal dapat memanfaatkan waktu

pengembangan diri yaitu 2 (dua) jam pelajaran. Aktivitas dapat dilakukan didalammaupun diluar kelas secara terjadwal sehingga setiap siswa memperoleh

kesempatan memperoleh layanan. Lingkup materi layanan adalah layanan pribadi,

sosial, belajar maupun karir.

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melakukan diskusi

terfokus berkenaan dengan ketersediaan personil konselor sesuai dengan

kebutuhan (berdasarkan jumlah siswa) serta upaya-upaya untuk memenuhi

ketersediaan konselor, optimalisasi peran dan fungsi personil sekolah dalam

layanan bimbingan dan konseling, serta mekanisme layanan sesuai dengan peran

dan fungsi.

BAB III

EVALUASI PROGRAM BK DI SEKOLAH

A. Pengertian , Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

 Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi

keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian

program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan

program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa

keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang

hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.Sehubungan dengan penilaian ini, Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan

pendapatnya: "Evaluation consist of making systematic judgements of the relative

effectiveness with which goals are attained in relation to special standards".

Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data)

untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan

yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari

evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala,

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 36/64

 

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan

sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program

kegiatan yang telah dilaksanakan.

Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses

untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria ataupatokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada

terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak

yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa

memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan

untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang

telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana

derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapatditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan

program selanjutnya.

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan

ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk

memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.

2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan

orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat

ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau

berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah.

B. Aspek-aspek yang Dievaluasi

Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu

penilain proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk

mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari

prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi

keefektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses

maupun hasil antara lain:

1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;

2. Keterlaksanaan program;3. Hambatan-hambatan yang dijumpai;

4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;

5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan

bimbingan;

6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan,

pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan keberhasilan siswa

setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 37/64

 

di masyarakat.

Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat

“penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.

2. Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau

pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil

dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan.

4. Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.

5. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama

dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).

6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan

layanan.

Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka

atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang

aspek-aspek yang dievaluasi (seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa;kegunaan layanan menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa

terhadap layanan lebih lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan

guru pembimbing; komitmen pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan suasana

penyelenggaraan kegiatan). Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh mana proses

penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi

kemajuan dan perkembangan dan/atau memberikan bahan atau kemudahan untuk

kegiatan layanan terhadap siswa.

C. Langkah-langkah Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut.

1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan evaluasi adalah

untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka

konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal

yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua

aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek

proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program (aspek hasil).

2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh

data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian

program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua

aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara,

pedoman observasi, dan studi dokumentasi.3. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu

dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum

dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.

4. Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka

dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan,

yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 38/64

 

relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program,

dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dip

andang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program.

Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yangdibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya. Di samping itu

penilaian kegiatan bimbingan dilakukan juga oleh pejabat yang berwenang

(pengawas bimbingan dan konseling) dari instansi yang lebih tinggi (Departemen

Pendidikan Nasional Kota atau kabupaten).

Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah,

para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat

depdikbud, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti

wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja siswa,

dan sebagainya.

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian

baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar

dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan

bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat

maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan

bimbingan dan konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk

pertanggungjawaban/akuntabiltas pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

Secara skematis evaluasi program bimbingan dan konseling tersebut dapat

digambarkan pada bagan 3.

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk mendorong

konselor dan personil layanan bimbingan dan konseling untuk melakukan evaluasiprogram dan keterlaksanaan program. Minimal evaluasi dilakukan pada akhir tahun

ajaran dan menjadi slaah satu dasar pengembangan program untuk tahun ajaran

berikutnya. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan setiap bulan melalui forum

pertemuan staf (MGBK di sekolah) dan dapat dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah.

Konselor dapat mengembangkan instrumen yang dapat menjaring umpan balik

secara triangulasi yaitu dari siswa sebagai objek dan subjek bimbingan, dari

pendidik di sekolah sebagai person yang terlibat dan berinteraksi langsung dengan

siswa, pimpinan sekolah terkait dengan ketercapaian tujuan dan dukungan

terhadap program sekolah, orang tua terkait dengan perubahan perilaku dan

perkembangan siswa. Dokumen pelaksanaan evaluasi menjadi salah satu indikator

unjuk kerja konselor.

D. Penutup

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional yang seyogyanya

dilakukan oleh guru pembimbing (konselor) berlatar pendidikan bimbingan dan

konseling. Pelaksanaan layanan secara optimal memerlukan dukungan sistem

layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru bidangs tudi, wali

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 39/64

 

kelas, pimpinan sekolah dan pendidik lainnya sesuai dengan kapasitas dan

perannya.

Guru pembimbing (konselor) sebagai seorang profesional dituntut me-nunjukkan

kinerja sesuai dengan Standar Kompetensi Konselor Indonesia, merupakan anggota

dari ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) dan terikat dengan kode

etik konselor. Untuk menuju ke arah itu, peran pengawas dalam memberikandorongan dan pembinaan sangat dibutuhkan.

Search

Search

Translator 

Rabu, 28 Juli 2010

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH 

BAB I

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DAN KOMPETENSI KONSELOR

A. Pengertian, Posisi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian

Bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta didik

dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif, dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, supaya peserta didik dapat memahami dirinya

sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat ber- tindak secara wajar, sesuai

dengan tuntutan tugas-tugas perkembangan. Upaya bantuan ini dilakukan secara

terencana dan sistematis untuk semua peserta didik berdasarkan identifikasi

kebutuhan mereka, pendidik, institusi dan harapan orang tua dan dilakukan oleh

seorang tenaga profesional bimbingan dan konseling yaitu konselor.

Adapun tugas-tugas perkembangan peserta didik tingkat remaja (siswa SMP/MTs.

dan SMA/MA/SMK) adalah: (1) mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) mempersiapkan diri,

menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis

yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat. (3) mencapai pola

hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau

wanita. (4) memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam

þÿ

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 40/64

 

kehidupan sosial yang lebih luas. (5) mengenal kemampuan, bakat, minat, serta

arah kecenderungan karir dan apresiasi seni. (6) mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan

pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan

masyarakat. (7) mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang

kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi. (8) mengenal sistemetika dan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sebagai

pribadi, anggota masyarakat, maupun makhluk Tuhan. (9) encapai kematangan

dalam pilihan karir. (10) mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah

dan berkeluarga.

2. Posisi Bimbingan Konseling

 The Guidance Service is the Heart of Educational Process. Bimbingan dan konseling

merupakan bagian integral dari sistem pendidikan.

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan terhadap peserta didik yangtidak terpisahkan dari layanan manajemen dan supervisi maupun kurikulum dan

pembelajaran serta bukan merupakan bagian dari bidang yang lain. Bimbingan dan

konseling juga tidak direduksi sebagai pengembangan diri atau bagian dari

pengembangan diri karena pengembangan diri merupakan tanggung jawab semua

sub sistem pendidikan, sehingga tidak bisa dipisahkan dari mata pelajaran,

kurikulum muatan lokal, dukungan managerial dan layanan bimbingan dan

konseling.

Pengembangan diri sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri

No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, Bab II, tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum pada semua jenjang pendidikan, SD, SMP dan SM menyatakan bahwa

kurikulum berisi: mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Dinyatakan

pula: “Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,

dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karir peserta didik.”

Posisi pengembangkan diri dan bimbingan berdasarkan perspektif Bim- bingan danKonseling Perkembangan adalah pengembangan diri secara utuh merupakan

layanan dasar bimbingan (guidance curriculum), Selain itu dalam Bimbingan dan

Konseling, masih terdapat tiga layanan lainnya, yaitu: layanan responsif, layanan

perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem. Jadi pengembangan diri

hanya bagian dari layanan bimbingan dan konseling. Implementasinya layanan

bimbingan dan konseling tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah saja

tetapi untuk seluruh peserta didik karena bertumpu pada kebutuhan dan tuntutan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 41/64

 

lingkungan individu.

Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan psikologis dalam suasana

pedagogis. Layanan psiko-pedagogis dalam seting persekolahan maupun luar

sekolah dalam koteks kultur, nilai dan religi yang diyakini konseli dan konselor.

Orientasi bimbingan dan konseling adalah perkem- bangan perilaku yang

seharusnya dikuasai oleh individu untuk jangka panjang tertentu menyangkutragam proses pendidikan, karir, pribadi, sosial, keluarga dan pengambilan

keputusan.

3. Tujuan Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas

perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih

lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:

(a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, (b) kehidupan yang

produktif dan efektif dalam masyarakat, (c) hidup bersama dengan individu-individu

lain, (d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat

memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan

kesempatan untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta

merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan

memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi

kesulitan-kesulitan sendiri; (4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya

secara optimal; (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan

untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengan

keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang

dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya

sampai batas optimal.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik,

dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi

kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam

memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan,

sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi

dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan

kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6)

memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki

kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan

nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus

dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu :

pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation),

dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

Kompetensi yang harus dicapai peserta didik sebaiknya didasarkan kepada hasil

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 42/64

 

“needs assessment” yang telah dilakukan. Terkait dengan hal ini, maka hasil atau

temuan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo Kartadinata dkk.(2002) melalui

Inventori Tugas Perkembangan, dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk

merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah mereka

mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling khususnya untuk jenjang pendidikan

SMP, dan SMA/SMK.Rumusan kompetensi yang harus dicapai peserta didik tingkat SMP dan SMA/SMK 

setelah mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling.

1. Landasan Hidup Religius (Mencapai Kematangan dalam Beriman dan Bertaqwa

kepada Tuhan YME)

1.1.Pemahaman

Mengenal arti dan tujuan ibadah Memahami hal ihwal ibadah.

1.2. Penerimaan

Berminat mempelari jari dan tujuan ibadah. Mengembangkan sikap positif terhadap

kehidupan beragama.

1.3. TindakanMelakukan berbagai kegiatan ibadah de- ngan kemauan sendiri. Melaksanakan

ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi.

2. Landasan Perilaku Etis (Mencapai kematangan berperilaku etis)

2.1.Pemahaman Mengenal jenis-jenis norma dan memahami alasan pentingnya nor

-ma dalam kehidupan. Memahami keragaman sumber norma yang berlaku di

masyarakat.

2.2.Penerimaan Bersikap positif terhadap norma. Menghargai keragaman sumber

norma sebagai rujukan pengambilan keputusan.

2.3. Tindakan Berperilaku sesuai dengan norma yang dijunjung tinggi dalam

masyarakat. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-

aspek etis.

3. Mencapai Kematangan Emosi

3.1.Pemahaman Mengenal emosi sendiri dan cara mengekspr- sikannya secara

wajar (tidak kekanak-kanakan atau impulsif). Memahami cara-cara

mengelola emosi (ter- masuk mengelola stres) dan cara-cara mengeks- presikan

emosi yang ti- dak menimbulkan kon- flik dengan orang lain.

3.2.Penerimaan Berminat untuk lebih memahami keragaman emosi sendiri dan

orang lain. Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan

orang lain.

3.3. Tindakan Dapat mengekspresikan emosi atas dasar per-timbangan kontekstual

(norma/budaya). Dapat mengekspresi -kan perasaan dalam cara-cara yang bebas,terbuka, dan tidak menimbulkan konflik.

4. Mencapai Kematangan Intelektual

4.1.Pemahaman Mengenal cara belajar yang efektif dan cara-cara pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan. Memahami cara-cara belajar yang efektif.

dan cara-cara pengam-bilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif.

4.2.Penerimaan Bersikap dan berkebiasaan belajar positif, serta berminat untuk

berlatih meme-cahkan masalah. Berkeinginan untuk ber prestasi dalam belajar dan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 43/64

 

menyadari akan keragaman alternatif dalam membuat keputusan dan konsekuensi

yang dihadapinya.

4.3. Tindakan Dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan berdasarkan

informasi atau data secara objektif.

Dapat mengambil keputusan dan pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan

yang matang dan bertanggung jawab atas resiko yang mungkin terjadi.5. Memiliki Kesadaran Tanggung Jawab Sosial

5.1.Pemahaman Mengenal cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban

dalam kehidupan sehari-hari. Memahami cara-cara memperoleh hak dan memenuhi

kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.

5.2.Penerimaan Menghargai hak-hak orang lain dan merasa senang melaksanakan

kewajiban yang diembannya. Bersikap baik dalam berinteraksi sosial dengan orang

lain yang bersifat heterogin (multi etnis, budaya, dan agama), seperti sikap altruis,

empati, kooperatif, kolaboratif, dan toleran.

5.3. Tindakan Berinteraksi dengan orang lain atas dasar pertimbangan hak dan

kewajiban yg diemban masing-masing. Berinteraksi dengan orang lain atas dasarkesamaan (equity) harkat dan martabat, dan nilai-nilai keharmonisan hidup (mutual

simbiosis).

6. Mencapai Kematangan Pengembangan Pribadi

6.1.Pemahaman Mengenal karakteristik diri sendiri (seperti fisik, kecerdasan, minat,

dan motivasi belajarnya). Memahami kelebihan dan kelemahan dirinya, baik fisik,

kecerdasan, maupun kepribadiannya.

6.2. Penerimaan Menerima keadaan diri sendiri secara positif dan realistik. Bersikap

baik dalam menerima diri sendiri dan pengembangannya.

6.3. Tindakan Mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif dalam rangka

mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Melakukan berbagai kegiatan

yang positif dan kreatif dalam upaya mengembangkan potensi dirinya.

7. Mencapai Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya

7.1.Pemahaman Mengenal norma-norma (etika) pergaulan dengan teman sebaya

yang beragam latar belakangnya. Memahami lebih mendalam tentang etika

pergaulan dalam berinteraksi dengan teman sebaya (terutama dengan lawan jenis).

7.2. Penerimaan Menyadari tentang pentingnya penerapan norma-norma dalam

bergaul dengan teman sebaya. Menerima tentang pentingnya penerapan norma-

norma dalam bergaul dengan teman sebaya.

7.3. Tindakan Bergaul dengan teman sebaya secara positif dan konstruktif. Bergaul

dengan teman sebaya secara baik atas dasar norma atau etika, baik yang

bersumber dari agama maupun adat istiadat.8. Perilaku Kewirausahaan (Memiliki Kemandirian Perilaku Ekonomis)

8.1.Pemahaman Mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan

kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Memahami strategi dan peluang untuk

berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam keragaman

kehidupan.

8.2. Penerimaan Menyadari manfaat berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh,

dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Menerima nilai-nilai hidup hemat, ulet,

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 44/64

 

sungguh-sungguh, dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri.

8.3. Tindakan Membiasakan diri hidup hemat ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif 

dalam kehidupan sehari-hari. Menampilkan hidup hemat ulet, sungguh-sungguh,

dan kompeti- tif atas dasar kesadaran sendiri.

9. Mencapai Kematangan dalam Pilihan Karir

9.1.Pemahaman Mengenal jenis-jenis dan karakteristik studi lanjutan (SLTA) danpekerjaan. Memahami kemampu- an diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendi

dikan dan aktivitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir.

9.2. Penerimaan Mempersiapkan diri dengan menambah pengetahuan dan

keterampilan yang sesuai dengan studi lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya.

Mempersiapkan diri dengan serius untuk mengembangkan pengetahuan, dan

keterampilan dalam upaya persiapan diri memasuki dunia kerja.

9.3. Tindakan Mengidentifikasi ragam alternatif studi lanjutan atau pekerjaan yang

mengandung relevansi dengan kemampuan dan minatnya. Mengembangkan

alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan

ragam karir.10. Mencapai Kematangan dalam Kesiapan diri untuk Menikah dan Berkeluarga

10.1.Pemahaman Mengenal berbagai norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga.

Memahami norma-norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga.

10.2. Penerimaan Menghargai norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai

landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis. Menerima norma-

norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan

masyarakat yang harmonis.

10.3. Tindakan Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif 

tentang norma pernikahan dan berkeluarga. Mengidentifikasi calon pasangan

suami/istri berdasarkan norma yang ada dalam pernikahan dan berkeluarga.

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keberadaan layanan

bibingan dan konseling di sekolah. Dengan kata lain apakah di sekolah terdapat

layanan bimbingan dan konseling?. Jika belum, pimpinan sekolah perlu di dorong

untuk mefasilitasi keberadaan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa sebagai

bagian dari layanan pendidikan di sekolah. Jika sudah ada, perlu didiskusikan

bagaimana orientasi layanan bimbingan dan konseling dan implementasi layanan

bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling bukan

layanan untuk siswa yang bermasalah dalam disiplin sehingga konselor menjadi

polisi sekolah juga bukan layanan yang membantu menyelesaikan semua masalah

tetapi masalah yang berkenaan dengan kondisi psikologis peserta didik. Orientasilayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tuntutan paradigma pendidikan

saat ini adalah layanan bimbingan dan konseling perkembangan yang membantu

perkembangan peserta didik secara optimal.

B. Kompetensi Guru Pembimbing (Konselor) Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional konsekwensinya

harus dilakukan secara profesional oleh personil yang memiliki kewenangan dan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 45/64

 

kemampuan profesional untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Kekuatan dan eksistensi suatu profesi muncul dari kepercayaan publik. Masyarakat

percaya layanan yang diperlukan dapat diperoleh dari orang yang sebagai orang

yang berkompeten untuk memberikan layanan. Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia sebagai organisasi profesi pada bidang bimbingan dan konseling pada

kongres ke X di semarang menetapkan Standar Kompetensi Konselor Indonesia.Pengawas perlu mengetahui kompetensi konselor untuk dapat melakukan

pembinaan dan pengawasaan sehingga layanan bimbingan dan konseling

dilaksanakan secara profesional

Sebagai suatu keutuhan kompetensi konselor merujuk pada pengusaan konsep,

penghayatan dan perwujudan nilai, penampilan pribadi yangbersifat membantu dan

ujuk kerja profesional yang akuntabel. Konselor adalah pendidik (UU RI no. 20 tahun

2003 pasal 1 ayat 6) karena itu konselor harus berkompetensi sebagai pendidik.

Konselor adalah seorang profesional karenanya layanan bimbingan dan konseling

diatur dan didasarkan dalam kode etik. Konselor bekerja dalam berbagai seting.

Keragaman pekerjaan konselor mengandung maknanya adanya pengetahuan, sikapdan keterampilan bersama yang harus dikuasasi oleh konselor dalam seting

manapun.

Pada kapasitas sebagai pendidik, konselor berperan dan berfungsi sebagai pendidik

psikologis dengan perangkat pengetahuan dan keterampilan psikologis yang

dimilikinya untuk membantu individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih

tinggi. Sebagai seorang pendidik psikologis seorang konselor harus kompeten

dalam hal :

1. Penguasaan konsep dan praksis pendidikan

2. Kesadaran dan komitmen etika profesi

3. Penguasaan konsep perilaku dan perkembangan individu

4. Penguasaan konsep dan praksis asesmen

5. Penguasaan konsep da praksis bimbingan dan konseling

6. Pengelolaan program bimbingan dan konseling

7. Penguasaan konsep dan praksis riset dalam bimbingan dan konseling

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan apakah konselor yang ada

disekolah memiliki kompetensi sebagai konselor. Perlu dukungan sehingga layanan

bimbingan dan konseling dilakukan oleh seorang konselor (berlatar pendidikan

bimbingan dan konseling yang idealnya memiliki sertifikasi konselor). Paling tidak

layanan diberikan oleh guru pembimbing yang telah memperoleh pelatihan

bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh ABKIN maupun Depdiknas

yang ditugaskan oleh kepala sekolah untuk melakukan layanan bimbingan dankonseling dengan dukungan penuh wali kelas, guru dan pimpinan sekolah yang

melaksanakan fungsi dan peran bimbingan dalam kapasitas dan kewenangannya

masing-masing. Pada kondisi paling darurat para tenaga pendidik di sekolah yaitu

guru, wali kelas dan pimpinan sekolah dalam peran dan tugasnya maing-masing

melaksanakan layanan bimbingan sesuai dengan kapasitas.

Para konselor perlu dukungan agar termotivasi mengembangkan diri sebagai

tenaga yang profesional dengan melanjutkan pendidikan untuk memperoleh

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 46/64

 

sertifikasi konselor dan melengkapi dengan berbagai aktivitas profesi. Para guru

pembimbing yang tidak berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling,

pimpinan sekolah, wali kelas dan guru perlu dukungan agar termotivasi untuk

belajar melakukan layanan bimbingan dan konseling secara benar. Upaya

pengembangan diri dapat dilakukan melalui kegiatan pengembangan staf secara

internal di sekolah, pertemuan pada MGBK di sanggar BK, mengikuti seminar,workshop maupun pelatihan BK, terlibat dalam organisasi profesi dan melanjutkan

pendidikan.

BAB II

PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGANAN KONSELING DI SEKOLAH

A. Pengembangan Program BK 

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana

berdasarkan pengukuran kebutuhan (need asessment) yang diwujudkan dalam

bentuk program bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling disekolah dapat disusun secara makro untuk 3 (tiga) tahun, meso 1 (satu) tahun dan

mikro sebagai kegiatan opersional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus.

Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan profesional yang diberikan

oleh konselor di sekolah. Pengawas perlu mengetahui dan memahami bagaimana

struktur dan lingkup program sebagai bahan pembinaan dan pengawasan terhadap

kinerja konselor dan pelayanan pendidikan psikologis yang diterima oleh peserta

didik untuk mendukung pencapaian perkembangan yang optimal serta mutu proses

dan hasil pendidikan

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan

bimbingan dan konseling perkembangan.

1. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di sekolah

Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu :

(a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif, (c) la- yanan perencanaan

individual, dan (d) layanan dukungan sistem. Keterkaitan keempat komponen

program bimbingan dan konseling.

a. Layanan Dasar Bimbingan

1) Pengertian

Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai “proses pemberian bantuan kepada

semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yangdisajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara

optimal”.

2) Tujuan

Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh

perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh

keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 47/64

 

dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan

dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar : (1) memiliki kesadaran

(pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya

dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi

tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri

dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan danmasalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai

tujuan hidupnya.

3) Materi

Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang

menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat

dengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti

majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan, disamping masalah yang

menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yangdipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA, yaitu yang menyangkut karir. Materi-

materi tersebut, di antaranya : (a) fungsi agama bagi kehidupan, (b) pemantapan

pilihan program studi, (c) keterampilan kerja profesional, (d) kesiapan pribadi (fisik-

psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, (e) perkembangan dunia

kerja, (f) iklim kehidupan dunia kerja, (g) cara melamar pekerjaan, (h) kasus-kasus

kriminalitas, (i) bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (j) dampak pergaulan

bebas. Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai

berikut:

(a) Pengembangan self-esteem.

(b) Pengembangan motif berprestasi.

(c) Keterampilan pengambilan keputusan.

(d) Keterampilan pemecahan masalah.

(e) Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi.

(f) Memahami keragaman lintas budaya.

(g) Perilaku yang bertanggung jawab.

b. Layanan Responsif 

1) Pengertian

Layanan responsif merupakan “pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki

kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera”.

2) Tujuan

 Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi

kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa

yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya.

 Tujuan layanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi

masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 48/64

 

saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah

pengembangan pendidikan.

3) Materi

Materi layanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa.

Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk memahamitentang suatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang

positif. Kebutuhan ini seperti kenginan untuk memperoleh informasi tentang bahaya

obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya.

Masalah siswa lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yang dialami

atau dirasakan mengganggu kenyamanan hidupnya atau menghambat

perkembangan dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau

gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah siswa pada

umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui

gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.

Masalah (gejala masalah) yang mungkin dialami siswa di antaranya : (a) merasacemas tentang masa depan, (b) merasa rendah hati, (c) berperilaku impulsif 

(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara

matang), (d) membolos dari sekolah, (e) malas belajar, (f) kurang memiliki

kebiasaan belajar yang positif, (g) kurang bisa bergaul, (h) prestasi belajar rendah,

(i) malas beribadah, (j) masalah pergaulan bebas (free sex), (k) masalah tawuran,

(l) manajemen stress, dan (m) masalah dalam keluarga.

Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat ditempuh dengan cara

menganalisis data siswa, baik yang bersumber dari inventori tugas-tugas

perkembangan (ITP), angket siswa, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir

siswa, leger, psikotes dan daftar masalah siswa atau alat ungkap masalah (AUM).

c. Layanan Perencanaan Individual

1) Pengertian

Layanan ini diartikan “proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan

melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya

berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta

pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya”.

2) Tujuan

Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1) memilikipemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan,

perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut

aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan

berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.

 Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya

memfasilitasi siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana

pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Isi atau

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 49/64

 

materi perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk

memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian

meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa, layanan

yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan

dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing siswa. Melalui layanan

perencanaan individual, siswa dapat:(a) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir,

dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas

pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan

masyarakatnya.

(b) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian

tujuannya.

(c) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.

(d) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

3) MateriMateri layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek

akademik, karir, dan sosial-pribadi. Materi pengembangan aspek (a) akademik

meliputi : memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan

lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat,

dan memahami nilai belajar sepanjang hayat; (b) karir meliputi : mengeksplorasi

peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami

kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan (c) sosial-pribadi meliputi :

pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan sosial

yang efektif.

d. Layanan Dukungan Sistem

Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara

langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan

kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada

siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah

kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara,

dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan

profesinal; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf 

ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan

pengembangan (Thomas Ellis, 1990).

Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancarpenyelenggaraan layanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah

untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan

sistem ini meliputi dua aspek, yaitu : (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan

manajemen.

1) Pemberian Layanan Konsultasi/Kolaborasi

Pemberian layanan menyangkut kegiatan guru pembimbing (konselor) yang

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 50/64

 

meliputi (a) konsultasi dengan guru-guru, (b) menyelenggarakan program

kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, (c) berpartisipasi dalam

merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah, (d) bekerjasama dengan personel

sekolah lainnya dalam rangka mencisekolahakan lingkungan sekolah yang kondusif 

bagi perkembangan siswa, (e) melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang

berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.

2) Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui

kegiatan-kegiatan (a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c)

pemanfaatan sumber daya, dan (d) pengembangan penataan kebijakan.

Secara operasional program disusun secara sistematis sebagai berikut :

(a) Rasional berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan didasarkan atas

landasan konseptual, hukum maupun empirik

(b) Visi da misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan Bk yang mendukungvisi , misi dan tujuan sekolah

(c) Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan

isntitusi terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan

instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan

(d) Tujuan, berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa

berdasarkan perkembangan

(e) Komponen program

(1) Layanan dasar, program yang secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa

pertingkatan kelas

(2) Layanan responsif, program yang secara khusus dibutuhakn untuk membatu

para siswa yang memerlukan layanan bantuan khusus

(3) Layanan perencanaan individual, program yang mefasilitasi seluruh siswa

memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan

(4) Dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program,

program jejaring baik internal sekolah maupun eksternal

(f) Rencana operasional kegiatan

(g) Pengembagan tema atau topik (silabus layanan)

(h) Pengembangan satuan layanan bimbingan

(i) Evaluasi

(j) Anggaran

Pengawas dapat melakukan pembinaan dan pengawasan “apakah sekolah memilikiprogram bimbingan dan konseling?”. Pimpinan sekolah dan personil bimbingan

(guru pembimbing/konselor) harus didorong untuk menyusun program bimbingan.

 Jika program sudah ada personil bimbingan dan pimpinan sekolah didorong untuk

melakukan kajian apakah program sudah memfasilitasi kebutuhan peserta didik dan

mendukung ketercapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Pengawas juga mendorong

pimpinan sekolah dan konselor untuk menyampaikan program pada rapat dinas

sekolah sehingga semua pendidik di lingkungan sekolah mengetahui, memahami

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 51/64

 

dan dapat mengembangkan jejaring dalam peran fungsinya masing-masing.

Program disusun bersama oleh personil bimbingan dan konseling dengan

memperhatikan kebutuhan siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk

memfasilitasi pelayanan perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran

dan mendukung pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. Program yang telah

disusun disampaikan pada semua pendidik di sekolah pada rapat dinas agarterkembang jejaring layanan yang optimal.

B. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling

Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan kosneling terkait dengan keempat

komponen program yang telah dijelaskan di atas. Strategi pelasanaan bagi masing-

masing komponen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan

a. Bimbingan KlasikalSebagaimana telah dikemukakan pada paparan di atas, bahwa layanan dasar

diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program

yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan

para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan

kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan

orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi

siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang

diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh

tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai

hal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru,

dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib

sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah

lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan

kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi

mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media

cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet).

Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam

pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu

terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

b. Bimbingan KelompokKonselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok

kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan

minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah

masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-

cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.

Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau

perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 52/64

 

c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua

pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas.

Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh

informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya),membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek

bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di

antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang

kondusif bagi belajar siswa; (b) memahami karakteristik siswa yang unik dan

beragam; (c) menandai siswa yang diduga bermasalah; (d) membantu siswa yang

mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal

(mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling

kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran

dengan bidang kerja yang diminati siswa; (g) memahami perkembangan dunia

industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepadasiswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan

kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek

emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan

“figur central” bagi siswa); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara

mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.

d. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua

Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu

melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar

proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga

oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling

memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua

dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang

mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat

dilakukan beberapa upaya, seperti : (1) kepala sekolah atau komite sekolah

mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu

kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2)

sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan

belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan

anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku

sehari-harinya.

2. Strategi untuk Layanan Responsif 

a. Konsultasi

Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak

pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam

memberikan bimbingan kepada para siswa.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 53/64

 

b. Konseling Individual atau Kelompok

Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang

mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas

perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk mengidentifikasi

masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan

pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secaraindividual maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu

siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini,

masing-masing siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu

sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah

tersebut.

c. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)

Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah

klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak

lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien

yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi,tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

d. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)

Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap

siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan

atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai

mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga

berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan

informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu

mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.

3. Strategi untuk Layanan Perencanaan Individual

a. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-group Appraisal)

 Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis

dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat

 juga dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan

kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas

perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui

kegiatan penilaian diri ini, siswa akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan

pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.

b. Individual or Small-Group Advicement

Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau

memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi,

sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan

merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan

dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2)

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 54/64

 

melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah

ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

4. Strategi untuk Dukungan Sistem

a. Pengembangan Professional

Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan danketerampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi,

(3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya),

atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).

b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi

Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf 

sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk

memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah

diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif 

bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program

bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upayasekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang

relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti

dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi

profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli

dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang

tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6)

Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

c. Manajemen Program

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercisekolaha,

terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan

(manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan

terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan

pendapatnya sebagai berikut: “Management is the process of planning, organizing,

leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other

organizational resources to achieve stated organizational goals”.

Berikut diuraikan aspek-aspek sistem manajemen program layanan bimbingan dan

konseling.

1) Kesepakatan Manajemen

Kesepakatan manajemen atas program bimbingan dan konseling sekolah

diperlukan untuk mejamin implementasi program dan strategi peluncuran dalammemenuhi kebutuhana siwa dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini

menyangkut pula proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua pihak

di lingkungan sekolah bahwa program bimbingan dan konseling sebagai bagian

terpadu dari keseluruhan program sekolah.

2) Keterlibatan Stakeholder

Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan

penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 55/64

 

dan konseling di sekolah.

3) Manajemen dan Penggunaan Data

Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan

data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa

memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus

menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian darikeutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat

terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Data yang diperoleh

dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data

dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam era teknologi informasi,

manjemen data siswa dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun

dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah

dimonitor. Penggunaan data siswa dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola

dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan siswa, akan menjamin

seluruh siswa menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah.

Konselor harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.Kemajuan perkembangan siswa dapat dimonitor dari : prestasi belajar, data yang

terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas

perkembangan atau kompetensi.

4) Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program

bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana

kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi

program, baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi siswa

mencpai tugas perkembangan atau kompetensi.

5) Pengaturan Waktu

Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan

konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.

Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen

yang harus dilakukan oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu

digunakan untuk melayanai siswa secara langsung dan 20% digunakan untuk

dukungan manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen

program dapat ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah. Misalnya:

(a) Layanan dasar (30-40%),

(b) Responsif (15-25%),

(c) Perencanaan individual (25-35%),

(d) Dukungan sistem (10-15%).Ini contoh, dan setiap sekolah bisa mengembangkan sendiri. Dalam konteks

Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Bimbingan dan Konseling Perkembangan, perlu

ditetapkan waktu secara terjadwal untuk layanan bimbingan dan konseling klasikal.

6) Kalender Kegiatan

Program bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana

kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 56/64

 

mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.

7) Jadwal Kegiatan

Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b)

tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang

dilakukan secara klasikal di kelas (layanan dasar) perlu dialokasikan waktuterjadwal 1 – 2 jam pelajaran per-kelas per-minggu. Mengenai jadwal kegiatan

bimbingan, dewasa ini sudah mendapat legalitas pemerintah, yaitu dengan

terbitnya Peraturan Menteri Diknas No. 22 Tahun 2006. Dalam struktur kurikulum

yang termaktub dalam Permen tersebut, tercantum materi pengembangan diri

selama 2 jam/minggu, yang berlaku bagi semua satuan pendidikan dasar dan

menengah. Dalam implementasinya, materi pengembangan diri dilakukan oleh

konselor. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan

kelompok dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar

 jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa

dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalahdinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan

alih tangan (referal).

8) Anggaran

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan

dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan

untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam

Anggaran dan Belanja Sekolah.

9) Penyiapan Fasilitas

Fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah ialah ruangan tempat bimbingan yang

khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya

proses layanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan hendaknya

sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa yang berkunjung ke ruangan

tersebut merasa senang, aman dan nyaman, serta segi lain di ruangan tersebut

dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-

asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Terkait dengan fasilitas bimbingan

dan konseling, disini dapat dikemukakan tentang unsur-unsurnya, yaitu : (1) tempat

kegiatan, yang meliputi ruang kerja konselor, ruang layanan konseling dan

bimbingan kelompok, ruang tunggu tamu, ruang tenaga administrasi, dan ruang

perpustakaan; (2) instrumen dan kelengkapan administrasi, seperti : angket siswadan orang tua, pedoman wawancara, pedoman observasi, format konseling, format

satuan layanan, dan format surat referal; (3) Buku-buku panduan, buku informasi

tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi

layanan bimbingan, buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus,

buku harian, buku hasil wawancara, laporan kegiatan layanan, data kehadiran

siswa, leger BK, dan buku realisasi kegiatan BK; (4) perangkat elektronik (seperti

komputer, dan tape recorder); dan (5) filing kabinet (tempat penyimpanan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 57/64

 

dokumentasi dan data siswa).

Di dalam ruangan itu hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen

bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, dan berbagai data serta informasi

lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan,

seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan, informasi tentang kegiatan

ekstra kurikuler, dan sebagainya. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan ituhendaklah nyaman yang menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling

betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan

pelayanan yang terselenggara. Sarana yang diperlukan untuk penunjang layanan

bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.

(1) Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes.

Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tes bakat

sekolah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat

pengumpul data yang berupa non-tes yaitu: pedoman observasi, catatan anekdot,

daftar cek, skala penilaian, alat-alat mekanis, pedoman wawancara, angket, biografi

dan autobiografi, dan sosiometri.(2) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data.

Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentuk kartu

ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga

mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai

keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing siswa, maka perlu

disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data siswa yang

perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat

menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi.

(3) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat

bantu bimbingan Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format

rencana satuan layanan dan kegiatan pendukung serta blanko laporan kegiatan,

blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda

surat.

10) Pengendalian

Pengendalian adalah salah satu aspek penting dalam manajemen program layanan

bimbingan dan konseling. Dalam pengendalian program, koordinator sebagai

pemimpin lembaga atau unit bimbingan dan konseling hendaknya memiliki sifat

sifat kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan tercisekolahanya suatu

komunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada. Personel-personel yang

terlibat di dalam program, hendaknya benar-benar memiliki tanggung jawab, baiktanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya maupun tanggung

 jawab terhadap yang lain, serta memiliki moral yang stabil.

Pengendalian program bimbingan ialah : (a) untuk mencipakan suatu koordinasi

dan komunikasi dengan seluruh staf bimbingan yang ada, (b) untuk mendorong staf 

bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan (c) memungkinkan

kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.

Pengawas dapat melakukan pengawasan dan pembinaan : apakah program

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 58/64

 

bimbingan dan konseling yang disusun dilaksanakan sesuai dengan rancangan

program?. Apakah terdapat dokumentasi sebagai indikator pencatatan pelaksanaan

program?. Pengawas dapat berdiskusi dengan konselor program-program mana

yang sudah dilaksanakan?, apa hambatan yang ditemui pada saat melaksanakan

program?, apakah dapat diidentifikasi keberhasilan yang dicapai program?, apakah

dapat diperoleh informasi dampak langsung maupun tidak langsung pelaksanaanprogram terhadap siswa, pendidik maupun institusi pendidikan?. Pengawas juga

diharapkan memberikan dorongan dan saran-saran bagaimana program-program

yang belum terlaksana dapat dilakukan. Pengawas harus mengembangkan diskusi

bersama pimpinan sekolah dan konselor berkenan dengan dukungan kebijakan,

sarana dan prasara untuk keterlaksanaan program.

C. Organisasi dan Personalia

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan di bawah tanggung jawab Kepala

Sekolah dan seluruh staf. Koordinator bimbingan dan konseling bertanggung jawab

dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling secara operasional. Personellain yang mencakup Wakil Kepala Sekolah, Guru Pembimbing (konselor), guru

bidang studi, dan wali kelas memiliki peran dan tugas masing-masing dalam

penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Secara rinci deskripsi tugas

dan tanggung jawab masing-masing personel, serta organisasi bimbingan dan

konseling di sekolah dapat disimak pada tabel 3.1. berikut.

 Tabel. 3.1. Deskripsi Tugas Personalia Bimbingan Konseling di Sekolah

 Jabatan Deskripsi Tugas

Kepala Sekolah 1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi

kegiatan pengajaran, pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah;

2. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam

kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;

3. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di

sekolah;

4. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah;

5. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas

koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan

kesepakatan bersama guru pembimbing;

6. Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling

pada setiap awal catur wulan;

7. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling

sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan inidilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas;

8. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti Perusahaan/Industri, Dinas

Kesehatan, kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan

kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog, dan dokter)

Wakil Kepala Sekolah 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling kepada semua personel sekolah.

2. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 59/64

 

bimbingan dan konseling.

Koordinator Bimbingan dan Konseling 1. Mengkoordinasikan para guru pembimbing

dalam:

a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.

b. Menyusun program bimbingan dan konseling.c. Melaksanakan program bimbingan dan konseling

d. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling,

e. Menilai program bimbingan dan konseling.

f. Mengadakan tindak lanjut.

2. Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya

tenaga, sarana dan prasarana;

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling

kepada kepala sekolah.

Konselor atau Guru Pembimbing

1. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan2. konseling (terutama kepada siswa).

3. Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama kordinator BK.

4. Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling.

5. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi

tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan

individual, dan dukungan sistem).

6. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

7. Menganalisis hasil evaluasi.

8. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.

9. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.

10. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru

pembimbing atau kepada kepala sekolah.

11. Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat

beribadah, jujur; bertanggung jawab; sabar; disiplin; respek terhadap pimpinan,

kolega, dan siswa).

12. Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang

peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Guru Mata Pelajaran 1. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan

konseling kepada siswa.

2. Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa

yang memerlukan bimbingan dan konseling.3. Mengalihtangankan (merujuk) siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling

kepada guru pembimbing.

4. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program

perbaikan dan program pengayaan, atau remedial teaching).

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan

dan konseling dari guru pembimbing

6. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 60/64

 

layanan bimbingan dan konseling

7. Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi dengan siswa,

seperti : bersikap respek kepada semua siswa, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang

menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi sebagai figur moral

yang berfungsi sebagai ”uswah hasanah”.8. bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan pada siswa dengan

perbandingan 1 : 150 orang

Wali Kelas 1. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan

konseling yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di

kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan

konseling.

3. Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk

memperoleh layanan bimbingan dan konseling.

4. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perludiperhatikan secara khusus dalam belajarnya.

5. Ikut serta dalam konferensi kasus.

Staf Administrasi 1. Membantu guru pembimbing (konselor) dan koordinator BK 

dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;

2. Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan

konseling.

3. Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan dalam

layanan bimbingan dan konseling.

Adapun struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah

(SMP/MTs, SMA/MA/SMK) adalah sebagai berikut.

Gambar 3.3. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling di SMP/MTs.

dan SMA/MA/SMK 

Beban tanggungjawab guru pembimbing (konselor) melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling adalah 1 : 150 siswa, sehingga jumlah konselor yang

dibutuhkan pada satu sekolah adalah jumlah seluruh siswa dibagi 150. Pemberian

layanan dasar bimbingan secara klasikal dapat memanfaatkan waktu

pengembangan diri yaitu 2 (dua) jam pelajaran. Aktivitas dapat dilakukan didalam

maupun diluar kelas secara terjadwal sehingga setiap siswa memperoleh

kesempatan memperoleh layanan. Lingkup materi layanan adalah layanan pribadi,sosial, belajar maupun karir.

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melakukan diskusi

terfokus berkenaan dengan ketersediaan personil konselor sesuai dengan

kebutuhan (berdasarkan jumlah siswa) serta upaya-upaya untuk memenuhi

ketersediaan konselor, optimalisasi peran dan fungsi personil sekolah dalam

layanan bimbingan dan konseling, serta mekanisme layanan sesuai dengan peran

dan fungsi.

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 61/64

 

BAB III

EVALUASI PROGRAM BK DI SEKOLAH

A. Pengertian , Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi

keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian

program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan

program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa

keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang

hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.

Sehubungan dengan penilaian ini, Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan

pendapatnya: "Evaluation consist of making systematic judgements of the relative

effectiveness with which goals are attained in relation to special standards".

Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data)untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan

yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari

evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala,

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan

sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program

kegiatan yang telah dilaksanakan.

Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses

untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau

patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada

terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak

yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa

memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan

untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang

telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana

derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat

ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan

program selanjutnya.Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan

ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk

memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.

2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan

orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 62/64

 

ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau

berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah.

B. Aspek-aspek yang Dievaluasi

Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu

penilain proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untukmengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari

prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi

keefektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses

maupun hasil antara lain:

1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;

2. Keterlaksanaan program;

3. Hambatan-hambatan yang dijumpai;

4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;

5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan

bimbingan;6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan,

pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan keberhasilan siswa

setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya

di masyarakat.

Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat

“penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.

2. Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau

pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.

3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil

dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan.

4. Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.

5. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama

dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).

6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan

layanan.

Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka

atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang

aspek-aspek yang dievaluasi (seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa;

kegunaan layanan menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa

terhadap layanan lebih lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehanguru pembimbing; komitmen pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan suasana

penyelenggaraan kegiatan). Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh mana proses

penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi

kemajuan dan perkembangan dan/atau memberikan bahan atau kemudahan untuk

kegiatan layanan terhadap siswa.

C. Langkah-langkah Evaluasi

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 63/64

 

Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut.

1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan evaluasi adalah

untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka

konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal

yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua

aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspekproses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program (aspek hasil).

2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh

data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian

program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua

aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara,

pedoman observasi, dan studi dokumentasi.

3. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu

dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum

dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.

4. Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, makadapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan,

yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang

relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program,

dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dip

andang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program.

Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang

dibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya. Di samping itu

penilaian kegiatan bimbingan dilakukan juga oleh pejabat yang berwenang

(pengawas bimbingan dan konseling) dari instansi yang lebih tinggi (DepartemenPendidikan Nasional Kota atau kabupaten).

Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah,

para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat

depdikbud, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti

wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja siswa,

dan sebagainya.

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian

baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar

dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan

bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat

maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan

bimbingan dan konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk

pertanggungjawaban/akuntabiltas pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

Secara skematis evaluasi program bimbingan dan konseling tersebut dapat

digambarkan pada bagan 3.

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk mendorong

5/13/2018 Profesi Kons Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/profesi-kons-ani 64/64

 

konselor dan personil layanan bimbingan dan konseling untuk melakukan evaluasi

program dan keterlaksanaan program. Minimal evaluasi dilakukan pada akhir tahun

ajaran dan menjadi slaah satu dasar pengembangan program untuk tahun ajaran

berikutnya. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan setiap bulan melalui forum

pertemuan staf (MGBK di sekolah) dan dapat dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah.

Konselor dapat mengembangkan instrumen yang dapat menjaring umpan baliksecara triangulasi yaitu dari siswa sebagai objek dan subjek bimbingan, dari

pendidik di sekolah sebagai person yang terlibat dan berinteraksi langsung dengan

siswa, pimpinan sekolah terkait dengan ketercapaian tujuan dan dukungan

terhadap program sekolah, orang tua terkait dengan perubahan perilaku dan

perkembangan siswa. Dokumen pelaksanaan evaluasi menjadi salah satu indikator

unjuk kerja konselor.

D. Penutup

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional yang seyogyanya

dilakukan oleh guru pembimbing (konselor) berlatar pendidikan bimbingan dankonseling. Pelaksanaan layanan secara optimal memerlukan dukungan sistem

layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru bidangs tudi, wali

kelas, pimpinan sekolah dan pendidik lainnya sesuai dengan kapasitas dan

perannya.

Guru pembimbing (konselor) sebagai seorang profesional dituntut me-nunjukkan

kinerja sesuai dengan Standar Kompetensi Konselor Indonesia, merupakan anggota

dari ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) dan terikat dengan kode

etik konselor. Untuk menuju ke arah itu, peran pengawas dalam memberikan

dorongan dan pembinaan sangat dibutuhkan.