Produksi Semen Beku
-
Upload
mechtildis-kartika-permatasari -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
description
Transcript of Produksi Semen Beku
Inseminasi Buatan (IB)
pemasukan atau penyampaian semen ke dalam
saluran kelamin betina dengan menggunakan alat-alat
buatan manusia. Dalam praktek prosedur IB tidak hanya
meliputi deposisi atau penyampaian semen ke dalam
saluran kelamin betina, tetapi juga tak lain mencakup
seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan,
penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengangkutan
semen, Inseminasi, pencatatan dan juga penentuan hasil
inseminasi pada hewan betina, bimbingan dan
penyuluhan pada ternak.
Manfaat IB:
- Peningkatan mutu genetic
- Banyak betina yang dapat difertilisasi dengan
satu batch semen
- Menekan penyebaran STD (sexually transmitted
disease)
- Dll
Alat – Bahan:
- Gun IB
- Plastic Sheet
- Straw
- Vaseline
- Nitrogen Thermos
- Air Hangat
- DLL
Metode koleksi semen dibagi menjadi 3 metode:
1. Elektro Ejakulator
2. Massage
3. Vagina Buatan
Dari ketiga metode tersebut, metode yang menggunakan
Vagina Buatan paling banyak digunakan. Karena alat
(Vagina buatan) dibuat kodisinya sedemikian rupa
menyamai kondisi vagina betina yang asli.
Frekuensi koleksi semen:
1. Sapi: 2 x Sehari / minggu
2. Domba: Sebanyak2nya untuk beberapa minggu
3. Babi dan Kuda: Setiap hari, jika akan dikoleksi
setiap hari dan untuk jangka waktu yang singkat,
istirahatkan selama 2-3 hari saat koleksi.
Semen yang diklokesi harus diperiksa dulu, analisis
semen ada 2 bagian, Micro dan Macro.
Makroskopis:
1. Volume: Dilihat pada tabung koleksi
2. Warna: Berwarna putih susu (normal) kemerahan
(ada infeksi saluran sperma)
3. Bau: Bau khas tiap2 spesies
4. Viskositas: Kental, dilihat dari seberapa lama
semen yang ada kembali ke keadaan awal saat
tabung koleksi dimiringkan. Encer: < 1miliar
spm/cc; Sedang: 1.000-2.000 miliar spm/cc;
Kental: > 2 miliar spm/cc
5. pH: Domba (±6,8) Sapi yg jarang dikoleksi
(±7.0)
Mikroskopis:
1. Morfologi: <35% yang abnormal
2. Motilitas: 60% menunjukkan pergerakan
progresif
3. Survival: Dapat hidup 48 jam setelah ejakulasi.
4. Dilakukan dengan mikroskop
Faktor yang mempengaruhi kualitas & kuantitas semen:
1. Makanan
2. Suhu
3. Frekuensi Ejakulasi
4. Libido
5. Penyakit
6. Pengankutan
7. Umur
8. Herediter
9. Gerak badan
Tabel Volume dan Pemeriksaan Makroskopis serta
Mikroskopis
Abnormalitas sperma dibagi menjadi 2, ekor dan kepala.
Pada kepala contohnya adalah:
1. Dekapitasi
2. Makrocephalic
3. Microcephalic
4. Piriform
5. Kepala bulat
6. Acrosom acak
7. Berkawah
8. Dll
Untuk abnormalitas pada ekor antara lain:
1. Coiled tail with droplet
2. Coiled double tail
3. Folded tail
4. Filamentous
5. Double Tail
6. Corkscrew Midpiece with Droplet
7. Corkscrew Midpiece
Pengenceran sperma dilakukan dengan bahan yang
memeneuhi syarat:
Cattle
Dairy Beef Sheep Swine Horses
Volume
(ml) 6 4 1-2
225* -
400
60* -
100
Sperm
concentra
tion
(billion/ml
) 1.2 1.0 3.0 0.2 0.15
Total
sperm
(billion) 7 4 3 45 9
Motile
Sperm % 70 65 75 60 70
Morpholo
gically
normal
sperm % 80 80 90 60 70
pH 6.5-7.0
6.5-
7.0 5.9-7.3 6.8-7.3 6.2-7.8
1. Murah, Sederhana, Praktis Dibuat
2. Mengandung unsur fisiologis yang sama dengan
semen dan tidak toksik
Fungsi pengenceran:
1. Menyediakan zat makanan sebagai sumber energi
bagi permatozoa;
2. Melindungi sperma terhadap cold shock;
3. Menyediakan suatu penyanggah untuk mencegah
perubahan pH;
4. Mempertahankan tekanan osmotik dan
keseimbangan elektrolit yang sesuai;
5. Mencegah pertumbuhan kuman;
6. Memperbanyak volume semen.
Prosedur IB:
1. Hewan yang ada telah mengalami estrus,
waktu yang baik untuk IB adalah 6-12 jam
pasca terlihat tanda-tanda estrus
2. Bersihkan alat dan vulva
3. Thawing straw
4. Pasang straw dengan gun dan plastic sheet
5. Gunakan Glove untuk IB
6. Palpasi rectal untuk mencari cincin cervix ke-
4
7. Masukkan Gun IB yang telah terdapat straw
dan suntikkan isi straw.
Semen beku: Semen segar yang diencerkan sesuai dosis
dengan bahan pengencer semen yang mengandung
krioprotektan (gliserol).
Proses pembuatan semen beku:
a. Evaluasi semen
b. Pengitungan dosis & pengenceran
c. Pengemasna
d. Ekulibrasi suhu 4°C selama 4-6 jam
e. Pembekuan
f. Penyimpanan
g. Inseminasi
Alat-alat yang dibutuhkan:
a. Alat printing
b. Cool top & Filling sealing machine
c. Freezing model ponton
d. Freezing model kantung
e. Container (berisi nitrogen cair)
Pengenceran Sperma, tahapan:
a. Pembuatan bahan pengencer
b. Penyiapan larutan pengencer
c. Proses pengenceran
Macam-macam bahan pengencer:
1. Egg yolk (sederhana)
2. Air kelapa (sederhana)
3. Susu Skim (sederhana)
4. Tris
5. Sitrat
6. Andromed
Syarat bahan pengencer:
a. Murah, sederhana & praktis pembuatannya
b. Mengandung unsur yang sifat fisik dan kimianya
sama dengan semen
c. Mempertahankan tingkat fertlitas sperma
d. Memungkinkan dalam penilaian sprema setelah
pengenceran
Tujuan bahan pengencer:
a. Menyediakan zat-zat makanan
b. Melindungi spermatozoa dari cold shock
c. Menyediakan suatu penyanggah
d. Mencegah pertumbuhan kuman
e. Memperbanyak volume semen
Cara pembuatan larutan pengencer:
A. Pengencer A (1.000 cc): Buffer Antibiotik
950cc+ Kuning Telur 50cc= homogenkan
B. Pengencer B (1.000 cc): Gliserol 160cc+Buffer
Antibiotik 770cc+Kuning telur 50cc+Glukosa
20gr= homogenkan
Prosedur pengenceran, syarat 1 jam sebelum proses:
a. Semen+Part A primer simpan dlm cool top suhu
4-5°C, 35 menit
b. Angkat Part A primer dari water jacket
c. 50 menit + Part A Extra
d. Tambahkan ¼ part B sebanyak 4x interval 15
menit
e. Filling & Sealing dlm straw 2.5 jam kemudian
Macam straw:
1. Mini: volume 0,25 cc, 25 jt spm
2. Medium: volume 0.5 cc, 50 jt spm
Bagian straw:
Warna straw:
Identitas Straw:
1. Nama produsen:
Instansi/swasta/koperasi
2. Breed/Bangsa pejantan
Untuk menghindari perkawinan beda tipe
pejantan potong/perah
3. Nama pejantan
Untuk mengetahui tetua/bapaknya, menghindari
inbreeding
4. Kode batch:
Nomor produksi (A, B, C, D, dst)
Contoh 1. A= 1976, B= 1977, dst
Contoh 2. AJ 047=
AJ: 2011
047: produksi ke 47
5. Nomor pejantan
Terdiri dari 5-6 digit:
- 2 Digit pertama : Kode Bangsa
- 2 Digit tengah : Tahun kelahiran pejantan
- 2 Digit terakhir : Nomor urut pejantan
Merah : Bali Biru muda : Ongole Abu – abu : FH Biru tua : Brahman Coklat tua : Hereford Transparan : Simmental Kuning : Charolais Merah muda : Limousin Hijau pupus : Santa
Gertrudis Jingga : Belmond
Red
Hitam : AMZ Coklat muda : Drough Master Hijau Tua : Brangus Merah anggur : Taurindicus Hijau muda : Madura Salem : Angus
Kode sapi:
Proses Filling & Sealing:
a. Proses pengisian straw dengan semen yang telah
diencerkan & penjepitan ujung straw
b. Straw yang digunakan bisa mini straw atau
medium straw
c. Penghitungan straw yang sudah diisi semen
dengan rak hitung
d. Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam cool
top
Proses Freezing Semen:
a. Menyusun & menghitung straw diatas rak
dibekukan
b. Proses pembekuan: ±4 cm diatas N2 cair selama 9
menit, dicelupkan dalam N2 cair suhu -196°C
c. Penyimpanan & pencatatan di buku
Tujuan utama freezing:
untuk menyimpan, memelihara, dan menjamin
kelangsungan hidup suatu materi genetik. Hal ini berarti
bahwa penyimpanan sel gamet (plasma germinal) dengan
menggunakan teknik kriopreservasi diharapkan dapat
mempertahankan daya hidupnya dan fungsi sel gamet
baik secara imunologis, biologis dan fisiologis
(Suprianata dan Pasaribu, 1992).
Penanganan semen beku:
- Merupakan factor yang sangat penting guna
mencegah kematian sperma; atau
- Mencegah kualitas straw tetap baik dan bisa
digunakan untuk IB pada sapi induk
Manajemen straw beku didalam container:
1. Semen beku di dalam container harus selalu terisi
nitrogen cair dan straw terendam dengan jarak
minimal >15 cm dari dasar container
2. Setiap seminggu sekali cek volume nitrogen cair
dengan cara memasukkan penggaris plastic warna
hitam atau kayu, bekas berwarna putih adalah
batas permukaan nitrogen cair
3. Pengambilan straw dalam container tidak boleh
melebihi tinggi leher container dan hindari dari
matahari langsung
4. Setelah di thawing, straw beku tidak boleh
dikembalikan lagi kedalam container karena
kualitas sperma akan menurun dan terjadi
kematian sperma
Penyimpanan semen beku:
- Semen beku yang dievaluasi dan mempunyai Post
Thawing Motility (PTM) lebih dari 40% dapat
disimpan untuk IB
- Suhu nitrogen cair harus -196°C
- Kapasitas container disesuaikan dengan jumlah
straw yang disimpan
- Selain container untuk straw, container untuk
nitrogen cair juga harus disediakan untuk stok.
- Kualitas straw beku akan terus terjaga jika tetap
terendam nitrogen cair.