PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

22
Urip Wahyono 95 | Jurnal Warna, Vol.1, No.1, Juni 2017 PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN BUDAYA Urip Wahyono Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta ABSTRAK RRI sebagai radio milik pemerintah mempunyai kewajiban ikut serta menunjang pengembangan seni dan budaya dengan berperan aktif dalam pengembangan seni karawitan melalui proses produksi rekaman uyon-uyon. Di dalam upaya untuk dapat melaksanakan kegiatan proses produksi rekaman karawitan, diperlukan sebuah proses panjang untuk menjadi sebuah siaran karawitan yang berbobot dan menjadi acuan sebagian masyarakat pendengarnya. Proses tersebut dimulai dengan pra produksi sampai dengan pasca produksi siaran. Oleh karena itu hadirnya siaran uyon-uyon menjadi sebuah jawaban dari persoalan pelestarian dan pengembangan seni budaya. Kata kunci: RRI Yogyakarta, uyon-uyon, proses produksi rekaman A. Pendahuluan Karawitan merupakan bentuk seni pertunjukan yang telah berkembang dan membudaya di wilayah nusantara khususnya di Jawa. Kesenian ini sudah dikenal lama oleh masyarakat Jawa, namun kapan diciptakannya dan siapa yang menciptakan belum diketahui secara pasti. Hal tersebut tidak mengherankan dikarenakan pewarisannya dilakukan secara turun-temurun (Sumanto, Nartosabdho: Kehadirannya dalam Dunia Pedalangan 2002, 15). Data tulis yang ada juga sangat terbatas untuk menerangkan adanya siapa pencipta-

Transcript of PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Page 1: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

95 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA

SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN BUDAYA

Urip Wahyono

Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

ABSTRAK

RRI sebagai radio milik pemerintah mempunyai kewajiban ikut serta

menunjang pengembangan seni dan budaya dengan berperan aktif

dalam pengembangan seni karawitan melalui proses produksi rekaman

uyon-uyon. Di dalam upaya untuk dapat melaksanakan kegiatan proses

produksi rekaman karawitan, diperlukan sebuah proses panjang untuk

menjadi sebuah siaran karawitan yang berbobot dan menjadi acuan

sebagian masyarakat pendengarnya. Proses tersebut dimulai dengan pra

produksi sampai dengan pasca produksi siaran. Oleh karena itu

hadirnya siaran uyon-uyon menjadi sebuah jawaban dari persoalan

pelestarian dan pengembangan seni budaya.

Kata kunci: RRI Yogyakarta, uyon-uyon, proses produksi rekaman

A. Pendahuluan

Karawitan merupakan bentuk seni pertunjukan yang telah

berkembang dan membudaya di wilayah nusantara khususnya di Jawa.

Kesenian ini sudah dikenal lama oleh masyarakat Jawa, namun kapan

diciptakannya dan siapa yang menciptakan belum diketahui secara

pasti. Hal tersebut tidak mengherankan dikarenakan pewarisannya

dilakukan secara turun-temurun (Sumanto, Nartosabdho:

Kehadirannya dalam Dunia Pedalangan 2002, 15). Data tulis yang ada

juga sangat terbatas untuk menerangkan adanya siapa pencipta-

Page 2: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

96 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

pencipta pada masa terdahulu. Atas dasar pertimbangan tersebut,

hadirnya sebuah pendokumentasian untuk karawitan sangat diperlukan

di masa yang akan datang agar seni karawitan tidak hilang begitu saja.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan

mengembangkan seni karawitan, di antaranya lewat teknologi

penyiaran radio maupun lewat rekaman kaset pita maupun VCD.

Dalam sejarah perkembangan karawitan, kehadiran teknologi

memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan seni karawitan

di lingkungan masyarakat, salah satunya adalah melalui teknologi

radio. Sebagaimana koran, majalah, dan televisi, radio merupakan

media komunikasi massa yang dapat digunakan setiap orang untuk

tujuan tertentu. Di Indonesia radio dibagi menjadi dua kategori yaitu

radio milik pemerintah yang disebut Radio Republik Indonesia (RRI)

dan radio swasta niaga. Salah satu stasiun radio pemerintah yang

membantu dalam penyiaran gending-gending adalah RRI Yogyakarta

yang dibentuk tanggal 11 September 1945. Pada masa pemerintahan

orde baru, RRI Yogyakarta berstatus Nusantara II yang bernaung di

bawah Departemen Penerangan dengan sebutan RRI Stasiun Nusantara

II Yogyakarta. Setelah reformasi berstatus Perusahaan Jawatan (Perjan)

dan berganti nama menjadi RRI Cabang Madya Yogyakarta yang

bernaung di bawah Departemen Keuangan, kemudian sekarang menjadi

Lembaga Penyiaran Publik dengan mengacu Badan Hukum UU No. 37

tahun 2005 dan PP No. 11 dan PP No. 12 Tahun 2005.

Page 3: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

97 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Di samping berfungsi sebagai sarana informasi muktahir, RRI

Yogyakarta juga pernah menyiarkan hiburan-hiburan segar yang

mampu merebut hati para penggemarnya, antara lain adalah musik pop,

wayang orang, wayang kulit, ketoprak, pembacaan puisi dan

sebagainya (Amin Rais, 1985: 37-41). Sebagai radio milik pemerintah

RRI Yogyakarta dituntut untuk melakukan siaran yang membuat

sebuah sajian acara radio menarik untuk didengar. Untuk

penyelenggaraan sebuah radio sangat diperlukan format siaran, tujuan

penentuan format siaran untuk memenuhi sasaran khalayak secara

spesifik dan untuk kesiapan berkompetensi dengan radio guna merebut

pangsa pendengar. Salah satu format siaran budaya yang dikemas oleh

RRI Yogyakarta adalah siaran uyon-uyon sebagai materi siaran penting

untuk mengembangkan seni karawitan di wilayah Yogyakarta dan

sekitarnya. Sebagai salah satu materi utama siaran tentunya banyak

pertimbangan agar siaran uyon-uyon dapat dinikmati oleh para

pendengarnya.

Format siaran uyon-uyon yang dipakai oleh LPP RRI Yogyakarta

meliputi dua proses yaitu secara langsung (live) dan siaran tunda. Siaran

langsung yaitu semua hal yang mengenai program siaran dilakukan

secara langsung dalam hal ini adalah ketelitian dalam mengolah siaran

sangat diperlukan, kesalahan dalam penyiaran akan berakibat fatal,

karena materi yang disajikan tidak dapat diulang akan tetapi didengar

langsung oleh para pendengar dan tidak melalui tahap-tahap pengeditan

Page 4: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

98 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

di ruang siaran. Adapun dalam proses siaran tunda, produksi dilakukan

di dalam ruang produksi meliputi tahap pengeditan dan penggabungan

materi secara mekanis sampai sebuah paket siap disiarkan. Pada proses

rekaman ini lebih ditekankan pada kesempurnaan auditif untuk hasil

yang maksimal, maka kualitas produksi rekaman gending merupakan

suatu unsur penting dalam mewujudkan materi siaran karawitan yang

baik. Hal ini mengingat bahwa radio merupakan media siaran yang

menggunakan materi audio sebagai media utama dalam memberikan

informasi dan apresiasi bagi khalayak pendengar.

Radio sebagai institusi sosial yang sedang berkembang secara

dinamis, banyak harapan dari masyarakat agar materi yang disiarkan

sesuai dengan dinamika hati para pendengar yang sekarang ini makin

kritis dengan siaran yang disajikan dan dinamika kehidupan yang

sangat kompleks. Radio tidak hanya menghibur dan menjauhkan

pendengar dari realitas yang harus dipecahkan secepatnya. Untuk itu,

dianjurkan tidak mengakses wacana yang anti sosial, tidak membentuk

masyarakat yang acuh tak acuh akan tetapi masyarakat yang berbudaya,

kreatif dan optimis.

B. Proses rekaman uyon-uyon di RRI Yogyakarta

Proses rekaman karawitan di RRI Yogyakarta yang dilaksanakan

oleh Keluarga Kesenian Jawa RRI Yogyakarta atau grup pembantu

siaran ditempuh melalui berbagai proses tahapan produksi untuk

menghasilkan suatu produk rekaman yang baik dengan hasil maksimal.

Page 5: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

99 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

1. Perencanaan

Mencari dan menemukan ide acara merupakan proses yang

sangat penting, sebab suatu acara akan dapat diterima oleh

pendengarnya jika ide yang dipilih sesuai dengan pilihan para

pendengar. Oleh sebab itu, pentingnya merencanakan suatu produksi

acara merupakan hal utama dalam proses suatu produksi. Pada tahap

perencanaan ini produser acara mengadakan rapat dan menentukan

acara yang akan dibuat bersama anggota lainnya termasuk tim kreatif.

Pembahasan yang penting dalam proses perencanaan ini terdiri dari

nama acara, penempatan siaran, materi gending yang akan disajikan,

durasi, operator, maupun pengarah acara.

Berikut adalah contoh jadwal perencanaan program siaran uyon-uyon

malam yang disiapkan sebelum proses acara rekaman berlangsung oleh

Keluarga Kesenian RRI Yogyakarta.

Uyon-uyon Malam

Oleh : Karawitan RRI Yogyakarta

Pimpinan : Ki Murwanto

Waranggana : Ny. Kasilah, Ny. Mugini, Ny. Mamik Wiratmi,

Ny. Jimah Poniji, Ny. Sunarni, Ny. Wahyu.

Gerong : Sdr. Tumidjan, Sdr. Ponijo, Pratiwi Wibawa

Penata Gending : Ki Murwanto

Operator Produksi : Subarjo

Page 6: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

100 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Pengarah Acara : Sutardjo

NO Gending Durasi

1. Gending Pambuka 2’30”

2. Gending Merak Kesimpir Pelog Patet Nem ndawah

Ladrang Gleyong Kasusul lagu Gotong Royong

17’59”

3. Bawa Sekar tengahan Sri Martana Dening

Tumidjan Katampen Gending Maduwaras Slendro

Sanga ketuk kalih kerep minggah ketuk sekawan

Kasusul Ladrang Gecul Sura Wangen

33’43”

4. Gending Lempung Gunung Pelog Patet Barang,

ketuk kalih kerep minggah Gandrung Manis dipun

pungkasi Pangkur Palaran Tuwin Jenggleng

Dening Sedherek Yuningsih Saha Harto Basiyo

49’55”

Sumber: Produksi RRI Yogyakarta

2. Menentukan kelompok pengisi acara

Menghubungi kelompok pengisi acara dibagi menjadi dua yaitu

dari kelompok pengisi dari Keluarga Kesenian Jawa RRI Yogyakarta

dan kelompok pembantu siaran yaitu dari grup yang ditunjuk oleh RRI

atau melalui proses pengajuan.

Page 7: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

101 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

a. Keluarga kesenian Jawa RRI

Keluarga Kesenian Jawa RRI Yogyakarta adalah kelompok yang

dibentuk oleh RRI untuk membantu siaran budaya terutama dalam

bidang kesenian Jawa seperti uyon-uyon, iringan wayang kulit,

ketoprak, tari, maupun untuk seni drama. Anggota kesenian ini

merupakan kelompok seniman karawitan yang mempunyai rasa

kebanggaan diri yang besar terhadap seni karawitan khususnya.

Kebanggaan akan kesenian karawitan dalam diri mereka menjadi

motivasi untuk menekuni dunia mereka, untuk mengabdi dan

menyelenggarakan siaran karawitan di RRI Yogyakarta.

Anggota kesenian Jawa RRI terdiri dari staf karyawan atau

pegawai tetap yang mendapatkan gaji dari lembaga RRI Yogyakarta

karena berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai

tidak tetap terdiri dari sebagian pegawai RRI yang sudah purna tugas

dari jabatannya.

Tugas utama dari Keluarga Kesenian Jawa RRI atau yang lebih

dikenal dengan grup Uyon-uyon Manasuka adalah membantu siaran

karawitan yang disiarkan oleh RRI Yogyakarta. Dengan adanya

kelompok karawitan yang dibentuk oleh RRI sendiri secara tidak

langsung menghemat biaya produksi, agar setiap kali siaran tidak hanya

mengundang kelompok dari luar saja. Selain itu juga untuk

menghindari siaran yang sifatnya mendadak agar tidak kesulitan

mencari kelompok karawitan untuk mengisi acara tersebut.

Page 8: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

102 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

b. Kelompok karawitan dari luar RRI

Selain dilakukan oleh grup karawitan dari RRI sendiri, dalam

melaksanakan program siaran karawitan pihak RRI juga meminta

bantuan grup dari luar sebagai kelompok pembantu siaran, baik

kelompok pembantu siaran yang ditunjuk maupun yang mengajukan

secara langsung kepada pihak RRI. Bagi grup karawitan dari luar yang

berperan sebagai pengisi program rekaman karawitan di RRI harus

memenuhi standar kelayakan dalam rekaman. Oleh karena itu, RRI

melakukan uji kelayakan siaran sebelum proses rekaman dilakukan,

dengan cara mendatangi langsung ke tempat proses latihan.

Kelompok yang membantu siaran karawitan lebih banyak berasal

dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kodya Yogyakarta

yang jumlahnya sekitar 50 kelompok pengisi acara. Adapun dari

Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo hanya berkisar

1-4 kelompok karawitan, disebabkan tempatnya yang cukup jauh

dengan studio RRI. Jumlah kelompok karawitan yang ada sekitar 59,

terdiri dari bapak-bapak dan campuran kelompok ibu-ibu.

Berikut sebagian dari nama kelompok pengisi pembantu siaran

di RRI Yogyakarta :

1. Kelompok Karawitan Institut Seni Indonesia, Yogyakarta

2. Kelompok Karawitan Horeg Tan Horeg, Yogyakarta

3. Kelompok Karawitan Suka Rini, Bantul

4. Kelompok Karawitan Sekar Puri, Sleman Timur

Page 9: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

103 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

5. Kelompok Karawitan Melathi Rinonce, Mlati, Sleman

6. Kelompok Karawitan Karawitan PKK Kasihan, Bantul

7. Kelompok Karawitan Praba Baskara, Munggur

8. Kelompok Karawitan Langen Setyo Rini, Bantul

9. Kelompok Karawitan SMKI, Yogyakarta

10. Kelompok Karawitan Condong Raras, Gedong Tengen,

Yogyakarta

11. Kelompok Karawitan Kirana Budaya, Gamping, Sleman

12. Kelompok Karawitan Langen Laras Rini, Prenggan

13. Kelompok Karawitan Madya Laras, Jl Kaliurang, Sleman

14. Kelompok Karawitan laras Madu Rejodani

15. Kelompok Karawitan KORPRI UGM, Yogyakarta

16. Kelompok Karawitan Sekar Sapta Laras

17. Kelompok Karawitan Puji Rahayu, Sentolo, Kulon Progo

18. Kelompok Karawitan Lindu Laras, Yogyakarta

19. Kelompok Karawitan Marga Laras, Marga Luwih

20. Kelompok Karawitan Setyo Rini, Srandakan, Bantul

21. Kelompok Karawitan Retna Budaya, Kricak, Yogyakarta

22. Kelompok Karawitan Puspitasari, Tembi, Bantul

23. Kelompok Karawitan Sekar Laras, Kepanjen, Sleman

24. Kelompok Karawitan Sekar Arum, Wonolelo, Sleman

25. Kelompok Karawitan Ngudi Wiromo, Siluk, Imogiri, Bantul

26. Kelompok Karawitan Dwijo Wiromo, Imogiri, Bantul

Page 10: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

104 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

27. Kelompok Karawitan Cahya Laras, Sawungsari, Hargo

Binangun, Pakem, Sleman

28. Kelompok Karawitan Ibu-ibu PKK Kecamatan Kraton,

Yogyakarta

29. Kelompok Karawitan Santi Laras, Bantul

30. Kelompok Karawitan Ibu-ibu Budaya Rini, Kricak Jati Mulya,

Yogyakarta

Menentukan kelompok pengisi acara yang memenuhi kriteria

kelayakan rekaman dilakukan dengan cara memberikan undangan

kepada pimpinan kelompok yang akan mengisi dan kemudian

dikoordinasikan kepada anggotanya masing-masing. Setelah itu,

diadakan peninjauan ke tempat latihan oleh tim yang telah ditunjuk

untuk memantau latihan. Tim yang ditunjuk untuk memantau adalah

orang yang sudah mengusai karawitan atau mengetahui seni karawitan,

hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam memilih

grup yang sudah layak atau belum untuk disiarkan di RRI. Setelah

dinilai layak dan masuk dalam daftar untuk siaran, maka dilakukan

rekaman uji coba di studio RRI yang dilaksanakan pada hari Senin dan

Rabu dengan jadwal yang telah ditentukan. Seandainya kelompok

tersebut layak untuk rekaman, maka pada waktu itu juga dilakukan

rekaman, adapun kelompok yang kurang memenuhi syarat dan kurang

memenuhi kriteria standar rekaman akan diberi kesempatan lagi sesuai

kesepakatan dan jadwal yang telah ditentukan dari pihak RRI. Proses

Page 11: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

105 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

ini menunjukkan bahwa RRI Yogyakarta memiliki konsistensi untuk

menjaga mutu dan kualitas materi siaran yang hendak disajikan.

3. Persiapan Peralatan Rekaman

Ada dua perkembangan penting teknologi radio pasca tahun

1990-an : (1) di bidang produksi siaran, sistem editing manual

(menggunakan audio mixer yang dirancang khusus) kini berpindah ke

sistem editing digital menggunakan perangkat personal komputer

dengan software bernama cool edit Pro, Raduga, Sound Force, Adobe

Audition, dan lain sebagainya. (2) di bidang distribusi transmisi siaran,

dari perangkat pemancaran di jalur terrestrial (AM/FM) berpindah ke

jalur online (jalur bebas Frekuensi).

Perkembangan yang ada di RRI Yogyakarta di bagian teknik

terutama untuk program siaran dan rekaman juga mengalami hal yang

sama. Sebelum ada teknologi komputerisasi untuk melakukan rekaman

masih menggunakan peralatan manual sederhana atau biasa disebut

dengan sistem analog. Ketika mulai awal tahun 2004 dengan

berkembangnya komputer untuk program rekaman audio maka RRI

beralih dari semula sistem analog menjadi sistem digital dengan

menggunakan teknologi komputerisasi. Program yang dipakai untuk

mengedit audio menggunakan softwareAdobe Audition 1.0 dan

software untuk menyimpan ke VCD menggunakan Nero 6.0.

Page 12: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

106 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Peralatan yang lama tidak semuanya diganti menggunakan

komputer, sebagian alatnya juga masih dipergunakan untuk menunjang

rekaman auditif, contohnya untuk proses mixing masih menggunakan

mixer manual.

Studio dan peralatan yang dipergunakan untuk produksi siaran

dan rekaman terdiri dari :

a. Studio Contiunity I, dipergunakan untuk menyelenggarakan siaran

Programa 1 (daerah) dengan 2 ruangan penyiar

b. Studio Contiunity II, dipergunakan untuk menyelenggarakan siaran

Programa 2 (Kota) dengan 2 ruangan penyiar

c. Studio I, dipergunakan untuk memproduksi musik non tradisional

dengan 1 buah studio, 1 ruang penyiar

d. Studio 2, dipergunakan untuk memproduksi musik tradisional

dengan peralatan 1 buah studio, 1 ruang penyiar

e. Studio 3, dipergunakan untuk memproduksi drama, siaran kota

dengan 1 buah studio, 1 ruang penyiar

f. Studio Editing, dipergunakan untuk memproduksi siaran kota,

wawancara dengan 1 buah ruangan penyiar

g. Post Production, dipergunakan untuk memproduksi acara yang

mempunyai tingkat kesukaran tinggi.

Studio yang dipergunakan untuk rekaman karawitan adalah

studio II, terdiri dari dua jenis peralatan yaitu gamelan perunggu satu

Page 13: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

107 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

perangkat, dan peralatan teknik studio yang digunakan untuk rekaman

siaran budaya.

Pertama, gamelan yang digunakan untuk rekaman di studio 2

yaitu gamelan gaya Yogyakarta laras pelog dan slendro. Gamelan itu

bernama Kyai Sadad Pengasih dan Kyai Kuntul Wilanten, merupakan

bantuan dari kraton Yogyakarta untuk menunjang siaran karawitan di

RRI. Sampai sekarang gamelan tersebut masih terawat dengan baik dan

menjadi gamelan yang diandalkan untuk rekaman karawitan dan jadi

ciri khas RRI Yogyakarta.

Kedua, peralatan teknik studio yang digunakan untuk siaran dan

rekaman yang dihasilkan dari proses rekaman karawitan di studio 2.

Peralatan yang digunakan berupa hardware (perangkat keras) Mixing

Console (SIEMENS C4P 16 CHANNEL), Tape Recorder (AEG 21 R),

Time Delay (AKG TDU 8000), Microphone (AKG D 1000, 2 buah,

AKG D 222, 5 buah, AKG D 12 E, 2 buah, AKG D, 2 buah, AKG 321,

4 buah, SUR CM 581, 1 buah, AKG C58, 2 buah), Monitor Komputer

merk LG Flatron 17 in 730 5 Hk, 1 buah, CPU Pentium IV ( Processor

Intel Pentium 4-530 3Ghz l2 chace 1 Mb LGA 775, RAM 512 Mb/2700

Isp, Hardisk 80 dan 120 Gb/ Seagate 7200 rpm, CD Room, UPS pro

links 600 VA, Sound Card Lynx Audio Ls 22/Echomia. Wall box, 2 buah.

Adapun Software (perangkat lunak) untuk proses editing audio adalah

Adobe Audition 1,0. dan Nero 6,0. yang dipergunakan untuk Burning

(membakar/menyimpan) dalam bentuk Compact Disc (CD).

Page 14: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

108 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

4. Persiapan Akustik Studio Rekaman RRI

Proses terpenting dalam rekaman audio adalah suara yang

dihasilkan dari rekaman tersebut dapat maksimal, dalam arti suara yang

dihasilkan dari rekaman itu bersih dari kebisingan, mendesis, gangguan

suara yang tidak diperlukan seperti suara ribut kendaraan bermotor,

kebisingan bengkel, percakapan di dekat ruang rekaman, maupun suara

lain yang pada intinya mengganggu proses rekaman. Oleh karena itu,

pelaksanaan proses rekaman audio diutamakan di dalam ruang tertutup

agar suara yang dihasilkan baik dan terhindar dari gangguan suara dari

luar. Standar studio rekaman yang baik adalah suara dari luar studio

tidak dapat masuk ke dalam studio, hal tersebut tentunya berpengaruh

besar pada sistem penataan akustik studio rekaman.

Berikut ini adalah bentuk gambar dan penataan instrumen studio

II RRI Yogyakarta yang digunakan untuk proses rekaman karawitan :

Gambar 1. Denah ruang Studio II digunakan untuk rekaman karawitan

Keterangan:

Page 15: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

109 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

1. Kendang

2. Slentem

3. Gender Barung

4. Gender Penerus

5. Gambang

6. Rebab

7. Vokal

8. Siter

9. Bonang Barung dan Penerus

10. Demung

11. Peking

12. Saron

13. Gong dan Kempul

14. Kenong

15. Ruang rekaman sandiwara

16. Ruang operator

17. Pintu masuk studio

Adapun spesifikasi akustik yang ada di ruang studio rekaman

RRI adalah sebagai berikut :

a) Ukuran yang dipakai adalah 8 x 12 m², ukuran tersebut sudah

memenuhi standar yang digunakan untuk rekaman karawitan,

sebab studio itu mampu menampung semua instrumen gamelan

lengkap, wayang kulit, 1 kotak wayang kulit, kelir untuk

wayang, dan sound control.

b) Bahan berpori yang digunakan untuk papan dalam tembok,

yaitu glass wolls dan rami bulu. Bahan tersebut berguna sekali

untuk menyerap bunyi yang dihasilkan dari suara gamelan agar

bunyi tidak mendengung atau suaranya memantul sehingga

bunyinya menjadi tidak bagus.

Page 16: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

110 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

c) Bahan berpori yang digunakan untuk papan luar tembok ruang

rekaman terbuat dari triplek dan gypsum yang berpori. Hal ini

dimaksudkan agar pantulan dari suara yang dihasilkan gamelan

dapat dikembalikan ke dalam tembok dan diserap oleh bahan

dalam tembok yaitu glass wolls dan rami bulu sehingga tidak

menimbulkan pantulan bunyi.

d) Penyerap ruang yang dibuat dari lembaran-lembaran berlubang

dalam bentuk panel, prisma, kubis dan diisi dengan bahan

berpori.

5. Persiapan Operator Rekaman

Memproduksi rekaman auditif mungkin tidak dapat terlepas dari

operator rekaman, yaitu orang yang secara teknis langsung menangani

dan mengendalikan segala perangkat rekaman serta bertanggung jawab

terhadap semua alat sebelum dan sesudah proses produksi.

Seorang operator rekaman harus dapat bekerja dengan baik

bersama pengarah acara demi menciptakan hasil produksi yang baik

dan sempurna. Untuk menjalankan produksi rekaman maka seorang

operator harus diberi pengarahan kerja oleh pengarah acara dan dituntut

untuk berkreasi secara teknis guna mencapai hasil produksi yang efisien

dan sempurna dengan kemampuan bakat yang ada. Untuk mencapai

hasil tersebut diperlukan pengetahuan dasar mengenai studio rekaman

serta pengalaman dalam pengoperasian peralatan yang ada.

Page 17: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

111 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Di RRI Yogyakarta, operator yang bertugas untuk menjalankan

rekaman di studio II salah satunya adalah Subarjo (48 tahun), bertugas

sebagai operator untuk siaran budaya khususnya seni karawitan dan

dibantu oleh pengarah acara yaitu Sumbada dan Murjono. Untuk

menjadi seorang operator yang baik, dibutuhkan bakat, hobi, dan

kreativitas. Di samping ketiga aspek tersebut diperlukan juga

kepribadian yang tabah dan tenang serta dibekali dengan pengetahuan

dasar elektronika.

Produksi rekaman merupakan hal yang penting dalam rekaman

karawitan di studio RRI Yogyakarta. Untuk proses itu sendiri juga

melalui berbagai tahapan-tahapan yang saling terkait antara satu dengan

yang lainnya, agar produksi rekaman yang dihasilkan dapat semaksimal

mungkin.

Gambar 2. Bagan proses rekaman di studio II R.R.I. Yogyakarta

Keterangan:

1. Sumber Suara

Page 18: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

112 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

2. Microphone

3. Wall Box

4. Mixer

5. Komputer studio rekaman

6. Komputer siaran

7. Pemancar

8. VCD/DVD

Penataan Studio Rekaman

Proses Mixing menggunakan mixer

Penggabungan semua materi suara

Pengambilan suara dari kelompok

pengisi acara

Proses Mixing menggunakan mixer

Pengeditan suara dari mixer ke

software Adobe Audition 1.0

Penggabungan semua materi suara

hasil pengeditan, dikombinasikan

dengan suara penyiar

Page 19: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

113 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

1. Teknik penataan Gamelan

Penataan gamelan sebelum proses rekaman sangatlah penting,

karena akan sangat berpengaruh terhadap suara yang akan direkam.

Penataan itu sendiri bisa dari penataan gamelan yaitu :

a. Mempersiapkan alat yang akan dipakai seperti tabuh gamelan,

walaupun kelihatan sepele tapi kalau tidak dipersiapkan akan sangat

berpengaruh terhadap kelancaran rekaman

b. Mengatur tata letak gamelan pada posisi yang benar. Misalkan untuk

instrumen siter dijauhkan dengan rebab karena secara musikalitas

teknik tabuhan siter akan mempengaruhi irama pada rebab, begitu

juga sebaliknya.

2. Teknik penataan microphone

Namun yang paling utama dalam proses itu adalah pengaturan

penempatan microphone, sebab penempatan microphone untuk

rekaman karawitan sangat berbeda dengan yang lainnya. Rekaman

karawitan membutuhkan banyak microphone sebab alat yang dipakai

berjumlah cukup banyak dibandingkan dengan rekaman untuk musik

biasa seperti band, campursari, atau rekaman ketoprak. Masing-masing

dari instrumen hampir semuanya membutuhkan microphone. Oleh

karena itu, penempatannya untuk rekaman karawitan sangat penting.

Microphone merupakan salah satu sumber pokok dan merupakan

input untuk studio rekaman. Microphone sangat peka menerima

getaran suara, maka perletakannya memerlukan pengaturan tata letak

yang khusus, agar suara-suara yang tidak diperlukan itu tidak ikut

Page 20: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

114 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

masuk ke dalam rekaman, khususnya rekaman suara gamelan yang

memiliki berbagai jenis sumber suara.

Berdasarkan pengalaman sampai saat ini, untuk siaran radio dan

studio rekaman, penggunaan microphone dibutuhkan yang terbaik

kalau itu mungkin. Dengan cara ini didapat mutu suara yang terbaik dan

bagus, tapi akustik dalam studio juga sangat berpengaruh sekali untuk

hasil yang sempurna. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk

menempatkan microphone agar mendapatkan suara yang maksimal,

cara tersebut dilakukan berdasarkan perambatan akustik suara dan juga

ditambah dari pengalaman operator. Untuk mendapatkan suara yang

baik tidak saja dari microphone yang dipergunakan (memilih yang

tepat). Sering sekali terjadi orang yang menggunakan microphone

untuk merekam suara yang diinginkan tidak memperhatikan

karakteristik dari alat itu sendiri.

Dalam proses rekaman karawitan di RRI Yogyakarta, penataan

Microphone di studio 2 (studio khusus rekaman siaran budaya ) sangat

memperhatikan jarak antara Microphone dengan instrumen yang

direkam, hal tersebut dipengaruhi oleh jenis dan hasil suara yang

dikeluarkan oleh masing-masing instrumen berbeda. Di dalam studio 2

RRI Yogyakarta hampir semua jenis mic yang digunakan adalah

Dynamic Microphone yang mempunyai kepekaan atau sensitifitas

hanya kearah muka Microphone itu sendiri dan sudut-sudut kecil di

sekitarnya jenis ini dinamakan Directional Microphone.

Penataan microphone jauh dan dekatnya dengan instrumen

dipengaruhi oleh jenis suara yang dihasilkan dari instrumen itu sendiri,

Page 21: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

115 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

yaitu suara instrumen keras dan lembut. Berikut penataan jarak

microphone dengan masing-masing instrumen gamelan.

C. Penutup

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia atau

disingkat dengan LPP RRI Yogyakarta merupakan lembaga pemerintah

yang mempunyai andil besar dalam pengembangan seni dan budaya

daerah khususnya seni karawitan di Yogyakarta dan sekitarnya. LPP

RRI dibentuk pada tanggal 11 September 1945 bertujuan memenuhi

kebutuhan publik menurut porsi yang memadai. Uyon-uyon Manasuka

merupakan salah satu produk RRI Yogyakarta yang kemudian dikenal

namanya dengan sebutan Uyon-uyon Manasuka RRI Yogyakarta.

Pembentukan dan perkembangan yang membutuhkan proses panjang

itu sudah selayaknya mendapatkan legitimasi penuh dari masyarakat

khususnya komunitas seni karawitan dan pendukungnya. Melalui

proses rekaman produksi seni karawitan setidaknya menjadi salah satu

pelopor eksistensi dan kelestarian budaya khususnya seni karawitan dan

menjadi salah satu acuan bagi masyarakat di sekitarnya.

Daftar Pustaka

Agus Ahyari, 1995.Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Agus Sudibyo, 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta:

LKIS.

Gazali, Effendi, 2002. Penyiaran Alternatif tapi Mutlak. Jakarta:

Departemen Komunikasi Universitas Indonesia.

Page 22: PRODUKSI REKAMAN KARAWITAN RRI YOGYAKARTA SEBAGAI …

Urip Wahyono

116 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Hidayat, Dedy N, 2000. Pers dalam Revolusi Mei. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Harley Prayudha, 2004.Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan

Praktik Penyiaran. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.

Kitley, Philip, 2001.. Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca.

Jakarta: LSPP PT Media Lintas Inti Nusantara.

Masduki, 2004.Menjadi Broadcaster Profesional. Yogykarta: Pustaka

Populer LKIS Yogyakarta.

M.A, Moelong, Lexy J, Dr, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2000.

Masduki, 2003.Radio Siaran dan Demokratisasi. Yogyakarta: Jendela.

Darmanto, SS,1992.Manajemen Produksi Siaran. Yogyakarta: JICA-

MMTC.

Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 2000.

Nawawi, Hadani, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 1983.

Rais, Amin, 1985. “RRI dan Kehidupan Beragama” dalam Suryo

Sumarno, dkk. RRI Nusantara II Yogyakarta: Bergulat Dalam

Berkarya. Yogyakarta PT BP Kedaulatan Rakyat.

Sumanto, 2002.Nartosabdho: Kehadirannya dalam Dunia

Pedalangan. Surakarta: STSI Surakarta Press.

Wahyudi, J.B, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1994.