Paper Karawitan Jawa

27
Kliping MPK Seni – Karawitan Jawa “Mengenal dan Mengapresiasi Perkembangan Kesenian Karawitan Jawa” Pradipta Baskara 1206202375 Karawitan Jawa – Kelas 2 Dosen : - Eko Sulistiyo S.Hum

description

Tugas MPK-Seni Karawitan Jawa Universitas Indonesia

Transcript of Paper Karawitan Jawa

Page 1: Paper Karawitan Jawa

Kliping

MPK Seni – Karawitan Jawa

“Mengenal dan Mengapresiasi Perkembangan

Kesenian Karawitan Jawa”

Pradipta Baskara

1206202375

Karawitan Jawa – Kelas 2

Dosen :

- Eko Sulistiyo S.Hum

- Ari Prasetiyo S.S., M.Si.

Teknik Komputer

Fakultas Teknik

Universitas Indonesia

Depok, Indonesia

Page 2: Paper Karawitan Jawa

2013

Daftar Isi

I. Bab I 3

A. Apa itu Kesenian Karawitan Jawa 3

B. Asal Mula Kesenian Karawitan Jawa 6

C. Perkembangan Seni Karawitan Jawa 7

II. Bab II 8

A. Artikel 1 8

B. Artikel 2 14

III. Bab III 16

A. Analisis Artikel 1 16

B. Analisis Artikel 2 17

C. Hubungan antara Artikel 1 dan Artikel 2 18

IV. Daftar Pustaka 19

2

Page 3: Paper Karawitan Jawa

Bab I

Mengenal Seni Karawitan Jawa

A. Apa Itu Kesenian Karawitan Jawa

Gamelan Jawa

merupakan seperangkat

instrument sebagai

pernyataan musical yang

sering disebut dengan istilah

karawitan. Karawitan berasal

dari bahasa jawa rawit berarti

rumit, berbelit – belit, tetapi

rawit juga bararti halus,

cantik, berliku-liku dan enak.

Kata jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan,

musik Indonesia yang bersistem nada nondiatonis ( dalam laras slendro dan pelog )

yang menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memilikia fungsi, pathet dan

aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah

didengar.

Seni gamelan jawa mengandung nilai-nilai historis dan filsofis bagi bangsa

Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan jawa merupakan salah satu seni

budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak

digemari serta ditekuni. Secara Hipotesis, masyarakat Jawa sebelum adanya

pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan

gamelan. Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan

istana. Kini siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-

gamelan Jawa yang termasuk kategori pusaka (Timbul Haryono, 2001).

3

Gambar 1 : Seperangkat Alat Gamelan Jawa

Page 4: Paper Karawitan Jawa

Secara filosofis gamelan jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari

kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikaian disebabkan filsafat hidup masyarakt

Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa gamelan Jawa serta

berhubungan dekat dengan perkembangan religi yang dianutnya.

Istilah gamelan telah lama dikenal di Indonesia, sudah disebut pada beberapa

kakawin Jawa Kuno. Arti kata gamelan, sampaio sekarang masih dalam dugaan-

dugaan. Mungkin juga kata gamelan terjadi dari pergeseran atau perkembangan dari

kata gembel. Gembel adalahalat untauk memukul. Karena cara membunyikan

instrumen itu dengan dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul namanya pukulan,

barang yang sering diketok namanya ketokan atau kentongan, barang yang sering

digembal namanya gembelan. Kata gembelan ini bergeser atau berkembang menjadi

gamelan. Mungkin juga karena cara membuat gamelan itu adalah perunggu yang

dipukul-pukul atau dipalu atau digembel, maka benda yang sering dibuat dengan

cara digembel namanya gembelan, benda yang sering dikumpul-kumpulkan

namanya kempelan dan seterusnya gembelan berkembang menjadi gamelan.

Dengan kata lain gamelan adalah suatu benda hasil dari benda itu digembel-gembel

atau dipukul-pukul (Trimanto,1984).

Gamelan yang berkembang di wilayah Yogyakarta dan Surakarta lebih dikenal

dengan nama gamelan Jawa. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan

santai (slow) dibanding gamelan Bali yang rancak atau gamelan Sunda yang

mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Gamelan Jawa berdasarkan

perbedaan laras/nada dapat dibagi dua yaitu laras slendro dan laras pelog. Perbedaan

laras tersebut dipengaruhi oleh :

Sruti, yaitu jarak nada atau interval

Embat, yaitu perbedaan tinggi rendah nada atau perbedaaan sruti-sruti

dari satu perangkat gamelan satu dengan perangkat gamelan lain, namun

dalam laras yang sama.

Persamaan antara laras slendro dan pelog adalah keduanya dapat digunakan

untuk mengiringi tarian, pergelaran wayang, upacara dan sebagainya. Perbedaannya

terlihat pada gerak lagu, irama atau ritme. Gending slendro sedikit agak kalem dan

luwes, sedangkan gending pelog lebih bergairah dan bersemangat, Jenis perbedaan

laras / nada lainnya yaitu : Degung(khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan

4

Page 5: Paper Karawitan Jawa

madenda (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak

dipakai di Eropa.

Alat-alat gamelan dalam karawitan sangat banyak. Untuk gamelan klenengan

terdiri dari rebab, gender barung, gender penerus, gambang, siter, clempung,

kendhang, suling, bonang barung, bonang penerus, slenthem, demung, saron

barung, saron penerus, kethuk, kempyang, kenong, kempul, gong suwukan, gong

besar. Beberapa gamelan yang dipakai di luar klenengan, terdiri kemanak, kecer,

trebang, bedhuk, engkuk-kemong, calapita.

Gamelan terdiri atas beberapa komponen berdasarkan cara memainkannya,

yaitu:

Katabuh/kathuthuk (dipukul dengan alat pukul), antara lain bonang,

gambang, saron.

Digesek, yaitu rebab

Ditiup, yaitu seruling

Dipetik yaitu siter

Dipukul dengan telapak tangan yaitu kendang

Dan alat musik lain seperti : kendang, saron, bonang barung, bonang

penerus, slentem, gender, gambang, gong, kempul, kenong, ketuk,

clempung, bedug, keprak dan kepyak.

Berdasarkan fungsi, alat-alat gamelan mempunyai fungsi :

Pemangku lagu/pembawa lagu, yaitu instrumen yang bertugas

membawakan lagu pokok atau balungan. Terdiri dari saron, demung,

peking, dan slenthem

Pemangku irama yaitu instrumen yang bertugas menggunakan kendang

dalam bentuk gending, dan menunjukkan macam irama. Terdiri dari

kethuk, kenong, kempul dan gong

Pemurba irama, adalah instrumen yang memimpin atau menentukan

lagu. Terdiri rebab, gender dan bonang.

Sekar atau tembang adalah lagu khas Jawa yang sangat erat

hubungannya degngan gamelan. Di Jawa terdapat tiga golongan

tembang, yaitu sekar ageng, sekar tengahan dan sekar macapat. Di

samping itu terdapat lagu dolanan, biasanya lagu untuk anak-anak.

5

Page 6: Paper Karawitan Jawa

Bagi masyarakat Jawa gamelan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan

dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat

kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun

mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat

mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun

suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan

untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam

dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan.

Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing (Trimanto,

1984).

B. Asal Mula Kesenian Karawitan Jawa

Gamelan pertama kali diperkenalkan oleh Wali songo untuk membantu

menyebarkan agama islam di nusantara khususnya pulau jawa. Para wali tersebut

menggunakan gamelan sebagai daya tarik agar masyarakat mau masuk islam dan

datang ke mesjid untuk melakukan ibadah. Dengan semakin berkembangnya

kerajaan Demak, maka mendorong kerajaan Demak untuk lebih menyempurnakan

gamelan yang digunakan sebagai sarana penyebaran agama islam, sehingga dengan

gamelan tersebut agama Islam dapat lebih menyerap lagi ke dalam hati sanubari

rakyat. Selain itu gamelan juga digunakan oleh kerajaan Demak untuk

menyelenggarakan upacara sekaten untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad

SAW, yang dimana gemelan merupakan komponen utama dalam terselenggaranya

upacara Sekaten tersebut.

Dahulu kepemilikan gamelan Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini,

siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan termasuk gamelan-

gamelan pusaka. Bahkan gamelan saat ini tidak hanya digunakan untuk upacara-

upacara kekeratonan saja. Gamelan saat ini sudah tumbuh menjadi suatu kesenian

yang mengiringi kesenian lain, seperti wayang, ketroprak, ludruk dan kesenian-

kesenian jawa lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa unsur-unsur modern sudah

masuk kedalam kesenian gamelan yang mengakibatkan terjadi perubahan-

perubahan ciri di dalam kesenian gamelan, seperti pada saat ini kesenian gamelan

tidak hanya diisi oleh alat-alat musik tradisional seperti gong, saron dan lain-lain,

tetapi juga di isi dengan alat-alat musik modern seperti gitar, bass dan drum yang

6

Page 7: Paper Karawitan Jawa

memungkinkan kesenian gamelan tidak hanya memainkan tembang-tembang jawa

saja, tetapi juga sudah mulai bisa memainkan musik-musik yang jauh berbeda

alirannya dengan tembang jawa misalnya musik pop, dangdut bahkan jazz dan rock.

C. Perkembangan Kesenian Karawitan Jawa

Pada masa

kini selain diakui

didalam negeri,

kesenian gamelan jawa

ini juga sudah

mengundang perhatian

dunia, dengan

mendapat tanggapan-

tanggapan yang luar

biasa di dunia

internasional. Saat ini

telah banyak diadakan

pentas seni gamelan di berbagai negara Eropa dan memperoleh tanggapan

yang sangat bagus dari masyarakat di sana. Bahkan sekolah-sekolah di

beberapa negara seperti New Zealand, Singapura, Amerika Serikat dan Jepang

gamelan jawa sudah menjadi kurikulum, baik itu kurikulum tetap maupun

hanya kurikulum tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya minat

warga negara asing untuk mendalami seni budaya Indonesia khususnya

gamelan.

Namun, animo yang dihadirkan oleh masyarakat asing terhadap kesenian

karawitan juga tidak dapat tertular pada masyarakat Indonesia itu sendiri

selaku pemilik dari kesenian tersebut. Diantara masyarakat Indonesia belum

mengetahui bahkan menyadari Indonesia memiliki kekayaan tradisional yang

bernilai historis tinggi dan juga memiliki nilai seni yang tinggi pula yaitu salah

satunya Gamelan Jawa.

7

Gambar 2 : Karawitan Memkat Warga Asing

Page 8: Paper Karawitan Jawa

Bab II

Artikel 1

Salah satu tempat di Yogyakarta yang dapat kita kunjungi dimana kita bisa

melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Kita bisa menonton

pertunjukkannya pada hari kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai

sebuah pertunjukkan musik tersendiri, sedangkan pada hari sabtu pada waktu yang

sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit. Selain itu kita juga

dapat melihat tempat pelatihan gamelan yang terdapat di Yogyakarta yaitu

kediaman keluarga Bapak Wijan (56 tahun) bersama istrinya Ibu Mulyani (50

tahun), yang bertempat tinggal di daerah Polowijan no 17 kulon pasar Ngasem

Yogyakarta, tepatnya didaerah selatan alun-alun utara Yogyakarta. Disana kita bisa

banyak belajar menabuh (memukul) gamelan, mempelajari nada-nada gamelan yang

8

Page 9: Paper Karawitan Jawa

sedikit berbeda dari nada standar, kemudian disamping itu daerah ngasem juga

banyak tempat jualan pernak pernik dan kaos jogja yang berjejer sepanjang jalan

menuju ngasem. Kawasan ngasem dulunya adalah pasar hewan hias dan tanaman

hias yang sangat terkenal di Yogyakarta pada dulunya, sekarang pasar hewan dan

tanaman hias sudah pindah didaerah bantul yang lumayan jauh jaraknya dari

jantung kota Yogyakarta, saat ini pasar ngasem hanya menjadi pasar harian jawa

saja yang agak berkurang aktivitasnya.

Walaupun terlihat kuno, namun bagunan rumah pak Wijan sangatlah kokoh

dan kuat. Bentuk ukirannya pun unik, di setiap sudut rumah terpasang alat-alat

gamelan dari yang kecil sampai yang besar. Di dalam rumah yang kecil dan mungil

ini kami disambut baik. Tutur kata yang lembut dan senyum ramah yang selalu

terpancar membuat susana di rumah tersebut menjadi nyaman dan menyenangkan.

Dalam sela-sela waktu yang ada bapak Wijan dan ibu Mulyani banyak menceritakan

tentang kehidupan mereka dalam mengembangkan Gamelan atau yang sering

mereka sebut dengan Karawitan. Sepanjang perjalanannya pak Wijan sendiri

mempunyai dua kelompok Karawitan. Kelompok pertama bernama Punjolaran dan

yang kedua bernama Dipowiromo. Kedua kelompok Karawitan tersebut sudah

dikelolanya sejak empat atau lima tahun yang lalu.

Setiap malam senin, mulai dari jam 8 sampai dengan jam 11 pak Wijan selalu

mengadakan latihan Karawitan atau memainkan alat musik gamelan. Beliau tidak

perlu mengeluarkan biaya atau penyewaan alat musik saat mengadakan latihan

karena mereka sudah mempunyai alat dan tempat latihan sendiri. Biasanya yang

memainkan alat musik gamelan ini berkisar antara 20 sampai dengan 30 orang

dalam setiap kali pentas. Selain merupakan sanggar latihan dan tempat pelestarian

cagar budaya kediaman pak Wijan yang telah banyak dikenal banyak orang disekitar

ngasem juga merupakan tempat penjualan alat gamelan baik satu set maupun

eceran. Pada era 1960an seorang pemilik gamelan satu set adalah orang yang

dianggap kaum borjuis (bangsawan) yang dianggap orang kaya. Namun pada jaman

sekarang cenderung orang enggan memiliki gamelan, selain mahal dan sulit untuk

bisa menguasai game itu sendiri, gamelan juga sudah mulai tersisihkan dengan alat

musik yang lebih moderen. Ada dua jenis bahan gamelan pada awalnya yaitu

perunggu dan kuningan yang harganya bisa mencapai 600 juta satu set-nya, namun

seiring perkembangan zaman ada juga bahan baku gamelan yang terbuat dari besi

9

Page 10: Paper Karawitan Jawa

yang harganya jauh lebih murah dari bahan perunggu dan kuningan ujar pak Wijan

dikediamannya setelah kami jumpai disekitar taman parkir taman sari Yogyakarta.

Pak Wijan juga mengatakan bahwa yang biasanya membeli gamelan dengan bahan

besi ialah pengamen-pengamen yang berada diperempatan lampu merah atau pun

digunakan hanya untu hiasan rumah saja. Pak wijan juga mengatakan bahwa

gamelan yang memiliki suara bagus itu ialah gamelan yang bekas pakai bukan yang

baru. Malah kebanyakan orang mencari gamelan yang bekas karena suaranya yang

lebih nyaring ketimbang gamelan yang baru. Pada saat saya bertanya mengapa

gamelan yang bekas itu lebih baik kualitas suaranya? Pak wijan pun langsung

menjawabnya karena semakin sering gamelan itu di pukul atau di ketuk secara terus

menerus maka secara tidak langsung membuat suarana lebih lentur dan nyaring

ketimbang yang baru.

Harga satu set yang besi dan kuningan serta perunggu juga mencapai 200

juta, gamelan itu mahal diakibatkan karena bentuk lekuknya, kualitas suara, serta

jumlahnya banyak atau sedikit keunikan itu digunakan. Ternyata alat pemukul

gamelan itu dibuat dari daerah tersendiri dengan gamelannya itu sendiri, yaitu

daerah Klaten Jawa tengah tepatnya sebelah timur kota Yogyakarta, sedangkan

gamelan diproduksi di berbagai tempat ada yang dari Solo, Madiun, Ponorogo serta

Yogyakarta. Di daerah Yogyakarta masih banyak tempat atau sanggar gamelan yang

aktif maupun tidak aktif akan tetapi yang paling deket dari jantung kota Yogyakarta

hanya sanggar yang dikelola pak Wijan saja dan masih sangat aktif, sanggar pak

wijan selalu melakukan latihan rutin seminggu dua kali. Apabila anda datang ke

Yogyakarta jangan lupa untuk berkunjung kekediaman pak Wijan didaerah ngasem

tepatnya sebelah kanan pasar ngasem pas tingkungan jalan.

Sesuai dengan slogan orang Yogyakarta “alon-alon waton kelakon” atau pelan-

pelan asal bisa terlaksana musik gamelan bertempo sangatlah santai dan pelan, akan

tetapi sesuai dengan era saat ini uyon-uyon yang biasanya hanya untuk pertunjukan

wayang kulit sekarang uyon-uyon sering dikombinasikan dengan organ tunggal

tanpa nada-nada melodi asli dengan hanya merekam hasil pentas kemudian diputar

ulang untuk pertunjukan dilain tempat, kemudian yang dulunya hanya suara

gamelan dengan syair-syair tentang kehidupan sekarang beralih menjadi music

campursari yang identik dengan music tentang perjalanan cinta dan kisah patah hati

seseorang dengan tambahan tempo cepat dan goyangan lekuk-lekuk tubuh para

10

Page 11: Paper Karawitan Jawa

penyanyinya yang sangat identik dengan wanita-wanita seksi dengan pakaian

minim.

Berbeda halnya dengan wayang kulit, gamelan ini bisa tampil sendiri tanpa

adanya wayang kulit namun wayang kulit tidak bisa tampil tanpa diiringi oleh musik

gamelan. Aliran musik gamelan yang unik juga membedakan ia dengan alat musik

lainnya. Suaranya yang terdengar lembut, berirama membuat orang yang

mendengarnya kagum dan memiliki kesan tersendiri di dalam mendengarkan musik

gamelan tersebut. Hal yang membuat kami kagum, bahwa musik gamelan ini

mempunyai arti dalam setiap nyanyian dan nada yang di mainkannya.

Selain keluarga pak Wijan khususnya di daerah Terban, tepatnya berada di

GK/V 260 terdapat juga kelompok karawitan yaitu keluarga ibu Tumini Soeparno.

Alat musik gamelannya masih sangat terawat, alat musik itu mereka beli di salah

satu anggota keluarganya yang berada di Solo. Gamelan tersebut mereka beli karena

nenek dari keluarga tersebut sangat menyukainya, sehingga tak heran bila

kebersihan dan keawetan satu set alat gamelan itu pun terjaga dengan baik. Namun

sayang dari keluarga ibu Tumini ini tidak ada yang meneruskan perjuangannya

untuk melestarikan musik gamelan ini. Saat kami mewawancarai anak dari ibu

Tumini ini, beliau mengatakan bahwa dirinya itu tidak dapat memainkan satu pun

alat musik gamelan ini. Bahkan ibu Tumini berpendapat bahwa mungkin bila beliau

meninggal anak-anaknya akan menjual alat gamelannya tersebut.

Biasanya masyarakat sekeliling Terban juga ikut melestarikanya dengan cara

setiap kamis selalu mengadakan latihan menggunakan gamelan tersebut untuk

karawitan. Dalam setiap penampilan apabila di undang ke acara – acara tertentu,

pemain gamelan menggunakan pakaian adat jawa komplit dengan kebaya dan

blangkonnya. Anak – anak usia 12 sampai 15 tahun juga pernah menggunakan

gamelan tersebut untuk pementasan merayakan hari kemerdekaan Republik

Indonesia di Terban. tapi sayangnya sekarang anak – anak usia tersebut sudah tidak

latihan lagi kalau tidak ada pementasan, sekarang mereka memilih bermain band

daripada memainkan gamelan. Ini menunjukan bahwa budaya – budaya modern

sudah masuk ke dalam budaya tradisional dan kita sebagai orang bersuku Jawa ikut

melestraikan budaya – budaya yang sudah di rintis oleh nenek moyang kita. Jangan

kita hilangkan kebudayaan yang kita miliki karena dengan kebudayaan itulah salah

satu ciri khas dari jiwa kita. Seharusnya pemerintah pun harus ikut andil dalam

11

Page 12: Paper Karawitan Jawa

melestarikan kebudayaan yang bangsa ini miliki, mungkin dengan memasukkan

dalam kurikulum pelajaran atau sering mengadakan perlombaan yang bernafaskan

budaya bangsa ini.

Sekarang yang rutin latihan dengan gamelan tersebut hanya bapak-bapak dan

ibu-ibu yang berada di sekitar terban saja. Oleh karena itu setiap kamis mereka

sangat antusias melakaukan latian karawitan dengan menggunakan gamelan. Bapak

RT dan RW setempat juga sangat mendukung adanya latian karawitan tersebut

perangkat desa lainya juga mendukung kegiatan tersebut bahkan Bapak kelurahan

terban juga antusias dan sangat mendukung adanya kegiatan tersebut untuk

melestarikan kebudayaan jawa yang sekarang ini sudah sangat sedikit di temukan di

Jawa Khususnya Di Yogyakarta.

Seiring dengan berjalannya waktu, seni alat musik gamelan mulai luntur. Salah

satu penyebabnya adalah adanya organ tunggal. Organ tunggal perlahan-lahan

membuat seni musik gamelan tersingkir, karena spesifiknya organ tidak memakai

banyak tempat sedangkan gamelan butuh tempat yang cukup luas untuk

mengadakan suatu pentas. Organ tunggal pun tidak memerlukan banyak orang

untuk memainkannya. Oleh karena itu lah terkadang masyarakat sekarang

cenderung lebih memilih organ tunggal dibandingkan gamelan. Penerus untuk

melestarikan alat musik ini pun mulai menurun. Kebanyakan yang masih bertahan

adalah para orang tua di atas 30 tahun dan cenderung yang masih muda lebih

tertarik dengan alat musik yang lebih moderen.

Seni musik gamelan juga memberi arti penting bagi masyarakat Jawa. Secara

filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan filsafat hidup masyarakat Jawa berkaitan

dengan seni budayanya yang berupa gamelan Jawa serta berhubungan erat dengan

perkembangan religi yang dianutnya. Pada masyarakat jawa gamelan juga

mempunyai fungsi tersendiri yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan

spiritual. Gamelan memiliki keagungan tersendiri, buktinya bahwa dunia pun

mengakui gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat

musik barat yang serba besar. Gamelan merupakan alat musik yang luwes, karena

dapat berfungsi juga bagi pendidikan.

Pada masa sekarang ini ada kecenderungan perbedaan persepsi yang

dilakukan oleh generasi-generasi muda melalui berbagai atraksi kebudayaan yang

12

Page 13: Paper Karawitan Jawa

pada segi-segi lain kelihatan agak menonjol. Anak muda terlihat tak tertarik gamelan

karena tidak ada yang mengenalkan, selain itu tidak ada yang mengajarkan. Itu tidak

bisa disalahkan karena mayoritas orang tua jaman sekarang, bahkan lingkungan

sekolah, tidak mendukung anak mengenal gamelan. Bagi generasi muda, gamelan

sulit diminati kalau dibunyikan seperti masa-masa dulu pada era orang tua atau

kakek dan nenek mereka. Anak muda sekarang lebih cenderung menyukai alat

musik yang lebih moderen semisal drum, gitar, piano dan lain- lain ketimbang

mempelajari seni musik gamelan yang merupakan ciri khas dari kebudayaan jawa

khususnya Yogyakarta.

Gamelan bukan sekadar alat musik tradisional atau obyek, namun ada spirit di

dalamnya, yakni kebersamaan karena dibutuhkan keharmonisan dan kebersamaan

untuk menghasilkan lagu atau tembang yang enak di dengar. Yang penting di sini

adalah manusianya, yaitu bagaimana mereka merasa dekat dengan gamelan. Perlu

kita pikirkan juga bahwa demi kelestarian kebudayaan kita sendiri yang sungguh-

sungguh Adhi Luhur, penuh dengan estetika, keharmonisan, ajaran-ajaran, filsafat-

filsafat, tatakrama, kemasyarakatan, toleransi, pembentukan manusia-manusia yang

bermental luhur.

Namun apakah kalian tau, bahwa gamelan Jawa sekarang mempunyai

tanggapan yang luar biasa di dunia internasional. Saat ini telah banyak diadakan

pentas seni gamelan di berbagai negara Eropa serta memperoleh tanggapan yang

sangat bagus dari masyarakat di sana. Bahkan sekolah-sekolah di luar negeri yang

memasukan seni gamelan sebagai salah satu musik pilihan untuk dipelajari oleh para

pelajarnya juga tidak sedikit. Bahakan negara tetangga kita Malaysia dapat

memainkan musik gamelan dengan baik, yang lebih mengesankan lagi adalah

mereka masih muda bukan seperti di negara kita dimana cenderung yang sudah

lanjut usia lah yang mahir dan masih melestarikannya, kalau begini jangan salahkan

bila gamelan akan diklaim negara tetangga. Ironisnya di negeri sendiri masih banyak

orang yang mengasingkan masa depan gamelan. Terutama para pemuda yang

cenderung lebih tertarik pada musik-musik luar yang memiliki instrumen serba

canggih. Dari sini diperlukan suatu upaya untuk menarik minat masyarakat kepada

kesenian tradisional yang menjadi warisan budaya bangsa tersebut.

13

Page 14: Paper Karawitan Jawa

Artikel 2

Oleh: Adhitya Wibawa Putra - TeknoJurnal

Kini pengembang aplikasi mobile di Indonesia telah berkembang pesat dan

telah menghasilkan banyak aplikasi yang berkualitas. Hal ini membuktikan bahwa

pengembang aplikasi mobile lokal pun tidak kalah dengan pengembang aplikasi dari

luar negeri.

Salah satu aplikasi mobile buatan lokal yang terbaru dan menarik adalah

Gamelan DJ, sebuah aplikasi musik yang unik karena merupakan kombinasi alat

musik tradisional gamelan dan alat musik modern DJ Deck.

Gamelan DJ merupakan aplikasi musik berbasis Android yang memadukan

unsur tradisional dengan modern. Dengan mengusung slogan “Play it Live.. High

Quality Samples.. Mix and Mash your beats!”, Gamelan DJ akan membuat kita dapat

mencoba sesuatu jenis musik baru yang belum pernah dicoba oleh orang lain.

Saat ini, Gamelan DJ masih dalam versi beta namun sudah menghadirkan

beragam alat musik mulai dari synth, drum/beat, bass, acapella serta lead harmonis

dari saron pelog gamelan.

14

Page 15: Paper Karawitan Jawa

Gamelan DJ juga menyajikan beberapa fitur yang berfungsi sebagai tambahan

variasi ketika pengguna memainkan Gamelan DJ secara langsung di depan banyak

orang.

Navigasi dari aplikasi ini diciptakan sesederhana mungkin agar mudah

digunakan dan dioperasikan tanpa memerlukan “pre-setup” sehingga pemula yang

ingin menggunakannya pun akan sangat mudah. Tampilan aplikasinya pun dibuat

dengan menarik sehingga pengguna dapat dengan nyaman menggunakan

aplikasinya.

Pengembang aplikasi yang membuat aplikasi Gamelan DJ ini adalah Kwoplink

Studio, sebuah studio pengembang aplikasi mobile baru di Jogjakarta. Gamelan DJ ini

juga merupakan produk pertama yang dikeluarkan oleh Kowplink Studio.

Ke depannya, Kwoplink Studio sendiri akan terus mengembangkan,

menambahkan fitur baru, dan membuat Gamelan DJ di platform lain juga.

Menurut saya aplikasi ini sangat cocok untuk pengguna android yang

menyukai musik tradisional maupun modern tapi ingin mencoba gabungan kedua

rasa musik tersebut. Pengguna dapat mengunduh aplikasi ini di Google Play atau di

situs resmi Kowplink Studio.

15

Page 16: Paper Karawitan Jawa

Bab IV

Analisis Artikel

A. Artikel 1

Disudut alun – alun kota Yogyakarta seorang bapak berusia 56

bernama bapak Wijan dan istrinya Ibu Mulyani masih memiliki sebuah

sanggar Karawitan Jawa sekaligus menjadi tempat pelestarian budaya pribadi

milik mereka, disana kita dapat belajar memukul dan cara memainkan

gamelan secara tepat.. Sampai saat ini sanggar yang dimiliki Pak Wijan

berjumlah dua, yaitu Punjolaran dan Dipowiromo.

Menurut Pak Wijan, satu set gamelan yang terbuat dari kuningan dan

perunggu saat ini mencapai 200juta, maka dari itu banyak orang yang

menginovasikannya dari besi agar harga gamelan menjadi lebih terjangkau.

Namun, anehnya orang banyak mencari gamelan bekas, bukan dari sudut

harga yang lebih miring namun dari kualitas suara yang dihasilkan, tutur Pak

Wijan.

Kemudian ditemukan Sanggar Karawitan Jawa Non Aktif di daerah

Terban. Singkatnya, sanggar tersebut dimiliki oleh Ibu Turmini. Sebenarnya

alat – alat gamelan yang dimilikinya masih sangat terawat, namun sayangnya,

anak – anak dari ibu Turmini tidak bisa memainkan satupun dari alat tersebut

dan dia beranggapan bahwa Gamelan Set itu akan dijual oleh anak – anaknya

sepeninggalannya.

Kenyataan lain adalah dahulu anak – anak usia 12 – 15 tahun berlatih

gamelan, namun perdagangan bebas dan westernisasi di Indonesia

memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan latihan gamelan

tersebut. Anak – anak seusia itu lebih memilih membentuk Band.

Eksistensi gamelan Jawa juga semakin di desak oleh kehadiran organ

tunggal, dimana dari jumlah alat, jenis alat, penggunaan alat, orang yang

16

Page 17: Paper Karawitan Jawa

memainkan, lahan untuk pementasan jauh lebih simple dan mudah. Hal ini

berdampak terhadap semakin pudarnya alunan musik mendayu dari gamelan

jawa yang pada dasarnya adalah perpaduan unik dan cantik serta tergolong

dalam sejarah permusikan Indonesia.

Pun, anak – anak muda jaman sekarang mulai meninggalkan kesenian

Gamelan jawa. Padahal, pada dasarnya, gamelan jawa tidak dapat lepas dari

nilai – nilai dan filsafah hidup masyarakt jawa yang pada dasarnya

terkandung nilai keharmonisan dan kebersamaan serta memiliki nilai estetika

yang tinggi.

Pudarnya kesenian karawitan di dukung oleh sarana dan prasarana

dari sekolah untuk mengembangkan kesenian tersebut. Guru lebih

mementingkan ilmu pengetahuan yang ada ketimbang memberikan sedikit

refreshing sekaligus pelestarian budaya Indonesia, salah satunya Karawitan

Jawa.

Hal ini bertolak belakang dengan tanggapan asing yang justru positif

dan memiliki spirit untuk mampu mengembangkan gamelan jawa. Tugas kita,

masyarakat Indonesia sebagai pemilik sah gamelan jawa ada 4 yaitu,

Mengenal apa itu Karawitan Jawa, Mencintai Karawitan Jawa,

Melestarikannya dan Mempertahankannya agar tidak punah.

B. Artikel 2

Baru – baru ini sebuah vendor aplikasi smartphone bernama Kowplink

Studio mengembangkan sebuah Inovasi baru dan unik dalam dunia per-

gamelan jawa-an. Inovasi yang mereka luncurkan saat ini tergolong unik yaitu

Gamelan DJ.

Karya anak negeri ini merupakan sebuah aplikasi yang hanya berbasis

android, dimana didalamnya kita bisa seolah memainkan gamelan namun

secara virtual. Agak disayangkan, Gamelan DJ ini masih berversi beta tapi

sudah menghadirkan beragam alat music.

Aplikasi buatan lokal ini cukup mendapat tanggapan positif, artinya

sudah banyak diunduh oleh para pengguna smartphone berbasis android.

Dimana berarti sebenarnya masyarakat masih memiliki ketertarikan dan

minat terhadap gamelan jawa.

17

Page 18: Paper Karawitan Jawa

Aplikasi Gamelan DJ garapan Kowplink Studio ini memberi petunjuk

bahwa Gamelan masa kini adalah Gamelan yang mampu berjuang

mempertahankan eksistensinya sesuai dengan perkembangan dan tuntutan

zaman. Dilansir dari sebuah situs pemberitaan, yaitu Kompas.com,

mengatakan bahwa Gamelan DJ adalah aplikasi pertama yang dibuat oleh

Kowplink Studio. Kedepannya mereka akan serius dalam mengembangkan

aplikasi berbasis budaya Indonesia.

Melihat aplikasi ini, bisa diberikan hipotesis bahwa sebenarnya masih

banyak anak bangsa yang peduli dan cinta terhadap budayanya namun

mereka masih membutuhkan wadah dan inovasi yang terlhat segar namun

tidak menghilangkan nilai dan falsafah dari budaya itu sendiri.

C. Hubungan Antara Artikel 1 dan 2

Dari 2 artikel tersebut, kita bisa melihat bagaimana timbul kontradiksi

antara kemajuan dan kemunduran dari kesenian gamelan jawa. Di satu sisi,

banyak sanggar gamelan jawa yang telah mati dan tidak lagi beroperasi, disisi

lain banyak anak negeri yang mengembangkan gamelan jawa melalui media

atau wadah baru agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman.

Kita tidak bisa menyalahkan atau memindahkan tanggung jawab untuk

mempertahakan kesenian ini kepada orang lain. Tugas kita sebagai sesama

masyarakat Indonesia sama. Perlu adanya tanggapan positif baik dari pihak

yang sedang mati – matian berjuang untuk melestarikan budaya maupun dari

pihak yang hanya mampu dalam batas mengenal dan mencintai. Tidak ada

yang salah namun tidak ada pula yang benar.

Kedepannya, bagi kita yang masih belum mampu memberikan

kontribusi terhadap budaya Indonesia yang sedang tergrogoti oleh era

kemajuan teknologi ini, bisa memberikan sedikit dari hidup kita untuk paling

tidak dapat mempelajari dan mencintai budaya yang bangsa Indonesia miliki.

Kita tidak pernah tahu bila suatu hari nanti, akan tiba masa hilangnya budaya

tersebut, namun selagi hal itu belum terjadi, tugas kita masih berat, yaitu

mempertahankan budaya tapi terlebih penting, kita patut mencintai budaya

itu agar mampu mempertahankannya.

18

Page 19: Paper Karawitan Jawa

Daftar Pustaka1. Gambar 1 : http://bit.ly/UJVc1h

2. Gambar 2 : http://bit.ly/YHtleO

3. Bahan 1 : http://bit.ly/W4MQTt

4. Bahan 2 : http://bit.ly/WSvK8h

5. Bahan 3 : http://bit.ly/YC5a2w

6. Artikel 1 : http://bit.ly/12PbUjq

7. Artikel 2 : http://bit.ly/XNEGsU

19