PRODUKSI

download PRODUKSI

of 16

Transcript of PRODUKSI

PRODUKSI NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Sejarah Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :

* Produk Domestik Bruto (GDP) Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

* Produk GNPNasional Bruto () Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

* Produk Nasional Neto (NNP) Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

* Pendapatan Nasional Neto (NNI) Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)

adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

* Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer paymentadalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

* Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI) Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable

income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Pendapatannegara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu: * Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. * Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). * Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X M)

Manfaat Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan

negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya. Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. \

Faktor yang memengaruhi * Permintaan dan penawaran agregat Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

* Konsumsi dan tabungan Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi, pendapatan dan tabungan sangat erat hubungannya.

* Investasi Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

PERHITUNGAN PRODUKSI &PENDAPATAN NASIONAL I. Berbagai pendekatan perhitungan Ada dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan keadaandan perkembangan perekonomian suatu negara, yaitu Produksi Nasional (National Product) & Pendapatan nasional (National Income). Kedua konsep tersebut dapat diibaratkan sebagai mata uang yang bisa dilihatdari dua sisi yang berbeda. Kalau Produksi Nasional adalah nilai semua hasil produksi suatu perekonomian selama suatu jangka waktu tertentu, maka Pendapatan Nasional merupakan akuan pemilikan (claims) atas hasil-hasil produksi tersebut. Keduanya merupakan dua cara alternatif untuk melihat atau mengetahui nilai pasar dari output suatu perekonomian. Nilai keduanya sama. Karena mempunyai nilai yang sama, maka kedua konsep yang disebutkan diatas sering digunakansecara bergantian. Tetapi untuk tujuan kejelasan, selanjutnya kita akan menggunakan istilah Produksi Nasional jika fokus utama adalah output suatu perekonomian, sedang istilah Pendapatan Nasional digunakan jika fokus utama adalah pendapatan yang diterima atas seluruh hasil produksi tersebut. Cara langsung dan tak langsung Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menghitung

produksi dan pendapatan nasional, yaitu secara langsung (direct method) dan secara tak langsung (indirect method). Dengan metode langsung, jika kita ingin mengetahui Produksi Nasional, jumlahkan produksi tiap perusahaan di semua sektor perekonomian yang ada di negara tersebut. Sedang kalau ingin mengetahui besarPendapatan Nasional suatu negara, jumlahkan pendapatan seluruh warga negara yang ada di negara yang bersangkutan. Metode perhitungan Produksi dan Pendapatan Nasional secara langsung memang tampaknya sederhana. Tetapi untuk skala besar pelaksanaannya sungguh berat dan akan memakan biaya tinggi dan waktu yang sangat lama. Untuk lebih menyederhanakan perhitungan, para ahli ekonomi lebih suka menggunakan cara tidak langsung dengan menggunakan penaksiran. Misalnya untuk Pendapatan Nasional, kita tidak perlu menanyakan pendapatan tiap orang, yang jumlahnya jutaan dan bahkan ratusan juta. Informasi yang tidak perlu dibuang. Yang diperlukan hanyalah penaksiran pendapatan secara keseluruhan untuk tiap-tiap kelas masyarakat. Dengan cara ini tugas penghitungan dapat dilakukan secara lebih irit dalam waktu yang tidak terlalu lama. Lebih lanjut, ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung Pendapatan Nasional, yaitu dengan Pendekatan Produksi (Production Approach), Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dan Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach), yang kadang-kadang juga disebut Pendekatan konsumsi (Consumption Approach). II. Pendekatan Produksi

Dengan pendekatan produksi, pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan nilai produksi barang-barang dan jasa yang diciptakan oleh semua sektor ekonomi, yang dihitung menurut harga faktor-faktor produksi yang digunakan dalam tiap proses produksi selama satu jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ini disebut Produksi Nasional Bruto menurut harga faktor (PNBf) Untuk menyederhanakan perhitungan, tiap barang/faktorproduksi dipisahkan menurut golongan. Cara yang paling sederhana adalah dengan membaginya atas produksi tiga sektor utama, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Pembagian tersebut kadang-kadang diubah menjadi:pertanian, industri dan jasa. Tetapi dengan pembagian yang terlalu sederhana ini sulit untuk menilai struktur perekonomian. Untuk itu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) menganjurkan agar sektor-sektor perekonomian diklasifikasikan atas sebelas sektor, yaitu: Pertanian; Pertambangan

dan Penggalian; Industri; Bangunan; Listrik, Gas dan Air minum; Pengangkutan dan Komunikasi; Perdagangan; Perbankan dan Lembaga-lembaga Keuangan lainnya; Sewa rumah; Pemerintahan Pertahanan; serta Jasa-jasa lainnya. Pembagian sektor ini di Indonesia sekarang bahkan dipecah lagi menjadi 21 sektor. Metode perhitungan nilai tambah Dalam masyarakat yang lebih maju akivitas produksi umumnya terpisah dengan aktivitas konsumsi. Dalam kegiatan produksi pun sering terpisah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Misalnya dalam memproduksi mobil, tidak semua komponen dihasilkan oleh satu perusahaan. Mesin dibuat oleh suatu perusahaan tertentu, kaca oleh perusahaan lain, dan begitu juga ban, baut dan mor, busi, dan komponen-komponen lainnya masing-masing dihasilkan oleh bagian-bagian atau perusahaan-perusahaan yang berbeda. Pemisahan pembuatan tiap komponen tidak hanya berlaku dalam satu negara, tetapi bahkan bisa meluas hingga antar negara. Begitu juga dalam proses produksi. Hasil produksi yang dikerjakan oleh perusahaan pertama bisa diolah lebih lanjut oleh perusahaan kedua, dan hasil pekerjaan perusahaan kedua diolah lagi oleh perusahaan ketiga, keempat, dan seterusnya. Kadang-kadang pemisahan tersebut melanggar batas sektor ekonomi. Misalnya produksi kapas dilaksanakan oleh sektor pertanian. Output kapas ini oleh perusahaan tekstil merupakan input untuk membuat kain. Selanjutnya kain merupakan input bagi perusahaan konveksi (pakaian jadi). Dalam situasi seperti dicontohkan dia atas, kalau kita menghitung produksi secara total, bisa terjadi perhitungan berulang-ulang , dimana sesudah dihitung di suatu sektor (misalnya sektor pertanian), dihitung lagi dalam sektor atau sektor-sektor lainnya (misalnya sektor industri dan sektor perdagangan). Untuk menghindari terjadinya perhitungan secara berulang-ulang oleh sektor-sektor yang berbeda, sebaiknya tiap proses produksi dihitung secara sendiri-sendiri pada tiap perusahaan di sektor masing-masing. Dengan demikian dalam menghitung nilai produksi yang dihitung hanya nilai tambah pada masing-masing sektor, yaitu selisih antara nilai produksi dengan nilai biaya antara(intermediate goods) berupa bahan-bahan baku atau bahan dasar, bahan pembantu dan bahan penolong lainnya yang terpakai untuk menghasilkan produk tersebut. Untuk menghindari terjadinya double countingdalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) tersebut, oleh ahli ekonomi telah dikembangkan sebuah analisis yang dikenal dengan Input-Output

Analysis(disingkat analisis I-O). dengan metode analisis I-O ini, untuk mencari berapa besarnya tambahan nilai (value added) setiap lapangan usaha atau sektor, digunakan cara berikut: NT=NK NM Keterangan: NT = NK = NM =

Nilai Tambah masing-masing sektor. Nilai Keluaran masing-masing sektor. Nilai Masukan masing-masing sektor.

Jika nilai tambah di semua sektor sudah diketahui, maka PDB bisa dicari, di mana besarnya PDB tersebut adalah penjumlahan total dari Nilai Tambah di semua sektor: PDB = NT Produk Nasional Bruto Produk Nasional Neto Penjumlahan seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dalam suatu negara selama suatu periode tertentu (biasanya satu tahun), disebut Produk Nasional Bruto (PNB). Dalam perhitungan bruto ini penyusutan (Depresiasi, = D), dimasukkan. Kalau seandainya nilai penyusutan (D) ini dikeluarkan dari perhitungan, dan diperoleh Produk Nasional Neto (PNN). Dengan demikian rumus mencari Produk Nasional Neto (PNN) tersebut adalah sebagai berikut: PNN = PNB D Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik Bruto Faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa di suatu negara ada yang milik warga negara itu sendiri dan ada pula yang merupakan milik warga negara asing. Begitu juga tempat pemanfaatan faktor bisa dilakukan dalam negeri maupun luar negeri. Karena pemilikan faktor-faktor produksi dan tempat pemanfaatan faktor-faktor produksi berbeda-beda, maka perlu dibedakan antara istilah: a) Nilai faktor-faktor produksi milik penduduk setempat yang digunakan di negara itu sendiri (NPPDN) b) nilai faktor-faktor produksi milik penduduk setempat yang digunakan di luar negeri (NPPLN) c) nilai faktor-faktor produksi milik warga asing tetapi digunakan di negara tersebut (NPADN) Contoh faktor-faktor milik warga negara Indonesia yang

ditanamkan di luar negeri adalah penanaman modal oleh pengusaha sukses Setiawan Djodi di Amerika Serikat atau oleh konglomerat Liem Sioe Liong di negara Filipina dan Cina. Sedang contoh faktor-faktor produksi milik orang asing yang ditanamkan di Indonesia adalah faktor-faktor produksi milik Caltex di Riau dan perusahaan-perusahaan asing lainnya yang beroperasi di Indonesia. Dengan adanya pembedaan pemilikan dan tempat di mana faktor-faktor tersebut dimanfaatkan, menyebabkan adanya pembedaan antara Produk Domestik Bruto (PDB) dengan Produk Nasional Bruto (PNB). Nilai total Produk Domestik Bruto dihitung dari seluruh produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi di suatu wilayah, mencakup nilai faktor-faktor produksi yang dimanfaatkan dalam negara tersebut, tidak peduli apakah pemiliknya dari warga sendiri atau warga asing. Dengan demikian: PDB = NPPDN + NPADN Di pihak lain nilai Produk Nasional Bruto dihitung dari seluruh produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara, tanpa memperhatikan apakah faktor-faktor produksi tersebut digunakan di dalam negeri sendiri atau di luar negeri. Dengan demikian, PNB = NPPDN+ NPPLN Dari uraian di atas jelas bahwa kata nasional digunakan untuk menekankan bahwa nilai seluruh produksi diciptakan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut, tidak peduli apakah faktor-faktor produksi tersebut dimanfaatkan di dalam maupun di luar negeri. Sedang kata domestik digunakan untuk menekankan bahwa nilai seluruh produksi yang dihasilkan tercipta di dalam negeri, dan dalam hal ini tidak dibedakan apakah diciptakan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut atau milik warga negara asing. Yang jelas penciptaan produksi terlaksana di negara tersebut. Secara ringkas hubungan antara Produk Nasional Bruto (PNB) dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diformulasikan sebagai berikut: PNB = PDB PFB di mana PFB adalah Pembayaran Faktor Bersih (Net Factor Payment), yang merupakan selisih antara nilai faktor-faktor produksi dalam negeri yang digunakan di luar negeri (NPPLN) dengan nilai faktor-faktor produksi milik warga negara asing yang digunakan di dalam negeri (NPADN). Nilai PFB bisa positif dan bisa pula negatif, tergantung mana yang lebih besar di antara keduanya. Kalau nilai faktor-faktor produksi yang digunakan di luar negeri lebih besar daripada nilai nilai faktor-faktor produksi milik asing yang ditanamkan di dalam negeri maka nilainya akan positif. Begitu juga sebaliknya. Biasanya negara-negara kaya yang industrinya sudah maju mempunyai nilai Pembayaran Faktor Bersih yang positif, menunjukkan

bahwa nilai faktor-faktor produksi milik penduduk setempat yang digunakan di luar negeri (NPPLN) lebih besar dibanding nilai faktor-faktor produksi milik warga asing tetapi digunakan di negara tersebut (NPADN). Sebaliknya pada negara-negara miskin atau sedang berkembang lebih sering mempunyai PFB negatif, disebabkan kenyataan lebih banyaknya investasi asing yang ditanamkan di dalam negeri dibandingkan dengan investasi penduduk setempat yang ditanamkan di luar negeri. 1. Pendekatan Penerimaan/Pendapatan Untuk menghitung pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan maka kita harus menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh semua lapisan masyarakat di negara yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu yang diperoleh sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang disumbangkan atau dijual kepada perusahaan. Yang dihitung dalam hal ini adalah pembayaran atas faktor-faktor produksi yang digunakan oleh semua perusahaan, termasuk di dalamnya: a) sewa, yaitu pembayaran (berupa sewa) atas tanah dan bangunan, b) upah/gaji, yaitu pembayaran atas jasa tenaga kerja berupa upah atau gaji, c) bunga modal, yaitu pembayaran atas modal yang dipinjamkan kepada perusahaan, dan d) laba kewiraswastaan, yaitu pembayaran atas jasa kewirausahaan berupa keterampilan dan kemampuan mengelola sumberdaya ekonomi dalam proses produksi. Hasil daripada perhitungan pendapatan nasional melalui pendekatan penerimaan/pendapatan di atas disebut Pendapatan Nasional (National Income/YNB). Dalam praktek pembagian pendapatan tidak dilakukan atas empat golongan seperti di jelaskan di atas. Di samping bekerja pada orang atau perusahaan dengan menerima gaji/upah, banyak pula orang bekerja secara mandiri (self-employed) yang tidak tergantung pada orang atau perusahaan lain. Orang yang bekerja secara mandiri menerima semua unsur pendapatan untuk dirinya sendiri, termasuk di dalamnya gaji, sewa bunga dan bahkan juga laba, semuanya termasuk kategori Pendapatan Perorangan (Personal Income). Begitu juga dalam kenyataan ada pengeluaran pajak tidak langsung, pengeluaran konsumsi modal da penyesuaian pengeluaran-pengeluaran kecil(miscellaneous) lainnya. Dengan adanya pembedaan antara orang yang bekerja dengan orang lain dan orang yang bekerja secara mandiri dan kenyataan adanya pengeluaran-pengeluaran lain yang

disebutkan di atas, maka pembagian atau penggolongan yang lebih rinci tentang pendapatan yang diterima dari faktor-faktor produksi tersebut menjadi: a) Pendapatan atas sewa, yaitu seluruh sewa atas sumber-sumber daya khususnya tanah dan faktor-faktor produksi lain yang disewakan. b) Pendapatan tenaga kerja berupa gaji/upah. Mencakup semua bentuk kompensasi kerja, mulai dari gaji/upah, pajak pendapatan, sumbangan keamanan sosial, sumbangan dana pensiun, iuran KORPRI dan sebagainya. Pokoknya yang dihitung adalah semua kompensasi yang dibayarkan kepada pekerja, tidak peduli apakah pembayaran tersebut betul-betul diterima atau tidak. c) Pendapatan dari usaha perorangan. Golongan masyarakat yang banyak bekerja secara mandiri ini adalah petani kecil dan pengusaha kecil. d) Pendapatan dari modal berupa bunga neto, yaitu selisih antara total bunga yang diterima secara keseluruhan dengan bunga pinjaman untuk konsumsi dan bunga bunga pinjaman pemerintah. e) Keuntungan perusahaan sebelum kena pajak, baik berupa keuntungan perusahaan yang dibagikan kembali kepada pemilik modal (devidends), maupun yang ditahan oleh perusahaan (retained earnings). f) Pajak tak langsung, yaitu pajak-pajak yang bebannya digeserkan pada pihak lain oleh wajib pajak (seperti pajak tontonan,pajak penjualan, pajak pembangunan dan sebagainya) g) Pengeluaran konsumsi modal (capital consumption allowance), seperti depresiasi stok modal, bagian dari penerimaan perusahaan yang tidak dibagikan pada pemilik faktor-faktor produksi. h) Penyesuaian-penyesuaian kecil lain (miscellaneous adjustment) seperti subsidi pemerintah pada pihak swasta, pembayaran transfer bisnis, penyesuaian penilaian inventory, dan sebagainya. Pendapatan Nasional Bruto Pendapatan Nasional Neto Sebelumnya sudah disebutkan bahwa hasil perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan disebut Pendapatan Nasional. Dalam hal ini harus dibedakan antara Pendapatan Nasional Bruto dengan Pendapatan Nasional Neto(YNB) adalah jumlah total pendapatan semua warga masyarakat selama setahun, termasuk pendapatan yang diperoleh di luar negeri, tetapi tidak termasuk pendapatan warga negara asing yang bekerja di wilayah negara tersebut. Disebut bruto karena penyusutan tidak dikeluarkan dari perhitungan. Jika penyusutan dikeluarkan dari perhitungan, maka pendapatan yang diperoleh disebut Pendapatan Nasional Neto (YNN). Dengan demikian

hubungan antara Pendapatan Nasional Bruto (YNB) dan Pendapatan Nasional Neto (YNN)dapat ditulis dalam ekuasi berikut: YNN = YNB D Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposal Di Amerika juga dikenal istilah Pendapatan Pribadi(personal income) dan Pendapatan Disposal (Dispossble Income). Yang dimaksud dengan Pendapatan Pribadi adalah pendapatan yang diterima seluruh anggota masyarakat selama satu periode tertentu dalam suatu negara tertentu, tidak peduli apakah orang itu memberikan kontribusi kerja atau tidak. Pendapatan yang diterima tanpa kontribusi kerja ini disebut Pembayaran Pindahan atau Transfer (Transfer Payment), mencakup pembayaran pensiun, sumbangan bagi orang yang tidak bekerja(pengangguran), bantuan pada penyandang cacat, veteran, bea siswa, dan sebagainya. Tidak semua Pendapatan Pribadi dapat langsung digunakan untuk tujuan konsumsi dan tabungan, sebab sebagian harus dikeluarkan untuk membayar pajak. Pendapatan pribadi setelah Dikurangi pajak ini disebut Pendapatan Disposal yaitu pendapatan pribadi yang siap digunakan untuk tujuan konsumsi dan menabung. Yd = Y T Keterangan: Yd = Pendapatan Disposal Y = pendapatan Agregat T = Pajak IV. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan

Pendekatan pengeluaran dapat dikatakan sebagai pelengkap (complement) terhadap pendekatan penerimaaan, sebab semua penerimaaan sektor-sektor produksi pada hakikatnya diperoleh karena dilakukannya pengeluaran oleh sektor-sektor ekonomi lainnya. Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai golongan masyarakat untuk membeli barang-barang dan jasa yang dihasilkan di negara tersebut selama setahun. Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengeluaran atau konsumsi rumah tangga (C), yaitu total semua pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang-barang dan jasa keperluan rumah tangga. Konsumsi dibedakan atas barang-barang tahan lama (durable goods, seperti radio, rumah, mobil), dan barang-barang tidak tahan lama (non durable goods, seperti makanan, sabun dan sebagainya. Contoh jasa adalah jasa pendidikan, jasa kesehatan,

hiburan dan sebagainya. b. Pengeluaran perusahaan atau Investasi (I), yaitu pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk membeli barang-barang modal untuk mendirikan perusahaan baru atau memperluas perusahaan yang sudah ada. Termasuk di dalamnya pengeluaran perusahaan untuk: (a) membeli bahan baku/material, mesin-mesin, peralatan pabrik, serta semua barang modal lain yang digunakan dalam proses produksi; (b) membeli bangunan kantor, pabrik, rumah pegawai, tanah, dan (c) perubahan nilai stok (inventory). c. P Konsumsi Pemerintah (Government Consumption Expenditure, G), yaitu seluruh pengeluaran pemerintah yang bersifat konsumsi, misalnya untuk membangun jalan dan jembatan, irigasi, listrik, air minum, dan taman-taman rekreasi. d. Ekspor bersih (X-M), yaitu selisih antara nilai penjualan barang-barang dan jasa ke luar negeri (Ekspor, X) dengan nilai barang-barang dan jasa yang didatangkan dari luar negeri (Impor, M). Nilai pengeluaran total diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai barang-barang dan jasa akhir yang dibeli selama setahun tersebut menurut harga pasar. Nilai total pendapatan nasional yang dihitung dengan pendekatan pengeluaran ini disebut Produk Nasional Bruto menurut harga pasa (PNBp). Dari unsur-unsur pengeluaran seperti yang dijelaskan di atas, maka perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran ini bisa dicari dengan formula sebagai berikut: PNBp = C + I + G + ( X M) Untuk mencari pendapatan nasional bersih (Pendapatan Nasional Neto, =PNN), maka depresiasi harus dikurangkan dari PNB di atas: PNN = PNB Depresiasi

V. Hal-hal yang tidak Masuk Perhitungan Menurut Lipsey&Steiner (1982), ada 3 jenis aktivitas yang tidak dicantumkan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu: a. Aktivitas-aktivitas yang melanggar hukum (illegal). b. aktivitas-aktivitas yang tidak dilaporkan (unreported activities) dan c. aktivitas-aktivitas yang tidak masuk pasar (non-marketed economic activities) Aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan secara hukum (illegal) tidak dihitung, walau sebagian aktivitas tersebut nyata-nyata menghasilkan

barang-barang dan jasa yang dijual di pasar. Termasuk di dalam aktivitas-aktivitas illegal tersebut adalah: aktivitas-aktivitas pembuatan minuman keras yang dilarang pemerintah hasil tanaman ganja yang di jual secara tidak sah, aktivitas dan hasil dari industri pelacuran (yang konon merupakan salah satu sumber devisa yang cukup besar di Thailand, Filiphina, dan mungkin juga di Indonesia), dan hasil dari aktivitas judi, pencurian, korupsi dan sebagainya Aktivitas lain yang tidak dicantumkan dalam pendapatan nasional adalah aktivitas-aktivitas ekonomi yang tidak dilaporkan (unreported activities), atau sering juga disebut ekonomi bawah tanah (underground economy), dalam kehidupan sehari-hari banyak orang melakukan transaksi bisnis yang melanggar hukum, tetapi tidak dicantumkan dalam pembukuan, dengan tujuan agar mereka terhindar dari pajak yang lebih tinggi. Jenis kegiatan ekonomi ketiga yang seringtidak tercantum dalam perhitungan nasional adalah aktivitas-aktivitas ekonomi yang tidak singgah di pasar (non marketed economic activities). Termasuk di dalamnya: jasa istri sebagai ibu rumah tangga aktivitas ekonomi yang dikerjakan sendiri seperti membuat kandang ayam dan membetulkan atap bocor sendiri. (Tetapi jika untuk memperbaiki atap bocor tersebut anda memanggil/menggaji tukang profesional, aktivitas tersebut diperhitungkan), pekerjaan-pekerjaan sukarela, misalnya aktivitas kerja sukarela mahasiswa Unibraw memberikan service tune up mobil secara gratis, kegiatab ABRI masuk desa, dan sebagainya. Harus dicatat bahwa aktivitas ekonomi yang tidak singgah di pasar (non -marketed activities) ini dinegara-negara berkembang cukup besar, terutama dalam kehidupan masyarakat petani dan pengusaha kecil di daerah-daerah pedesaan serta sektor-sektor informasi di perkotaan. Selain tidak menghitung semua aktivitas ekonomi, dalam perhitungan pendapatan nasional juga banyak faktor yang nyata-nyata mempengaruhi kesejahteraan (well-being) masyarakat, tetapi hal tersebut tidak terungkapkan dalam pendapatan nasional. Yang jelas dalam perhitungan pendapatan nasional soal kualitas hidup tidak dihitung, begitu juga polusi, kehidupan yang tenteram di pedesaan, kebisingan di kota, perasaan tidak enak berdesak-desakkan naik bus atau kereta api, dan banyak lagi yang lainnya.

Penghitungan Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu: * Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. * Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). * Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X M) Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut : g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin