Produk Kimia Dalam Kehidupan Sehari

download Produk Kimia Dalam Kehidupan Sehari

of 23

description

produk kimia yang ada dalam kehidupan kita

Transcript of Produk Kimia Dalam Kehidupan Sehari

Produk Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari & Alat dan Bahan Kimia

Disusun oleh: Dea Chintia PutriKelas: X IPA 3

Sekolah Menengah Atas Negeri Tiga BandungTahun Ajaran 2013/2014

Tujuan:

Agar kita mengetahui manfaat serta dampak negatif dari penggunaan produk atau bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari kita, serta agar kita mengetahui alat dan bahan kimia yang ada beserta dengan fungsinya.

Teori:

A. Produk Kimia dalam Kehidupan Sehari-Hari.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang kimia telah menghasilkan banyak sekali produk-produk yang bermanfaat dalam kehidupan kita. Setiap bahan kimia memiliki fungsi masing-masing, serta memiliki dampaknya masing-masing. Banyak ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kelompok bahan kimia yang dimaksud, di antaranya adalah:

1. Pembersih;2. Pemutih pakaian;3. Pewangi;4. Pestisida;

1. Pembersih

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai bahan kimia pembersih, di antaranya adalah sabun, detergen, pasta gigi, dan sebagainya.

Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh pengurai. Jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme (biodegradable). Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen yang tidak selektif atau tidak hati-hati adalah: Menimbulkan limbah rumah tangga berupa busa. Busa yang ditimbulkan sabun dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah, sedangkan busa yang dihasilkan dari detergen sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah.

Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. Menggunakan detergen dengan konsentrasi yang encer dan kadar ABS yang rendah. Menggunakan detergen yang mudah terurai, seperti sodium dodesil sulfat (SDS). Menyimpan sabun pada tempat yang benar sehingga jauh dari jangkauan anak.

Jenis PembersihKandungan Bahan Kimia Utama

1. Sabun mandi & Sabun colek (cuci)

2. Pencuci tangan

3. Bubuk detergen

4. Pencuci peralatan dapur

5. Pembersih lantai Asam

6. Krim pencukur

7. Pasta gigi

8. Sampo

9. Pembersih muka1. Kalium palmitat atau kalium stearat

2. Natrium palmitat atau natrium stearat

3. Linear alkil sulfonat (LAS)

4. Linear alkil sulfonat (LAS)

5. klorida atau benzalkonium klorida

6. Kalium stearat dan natrium stearat

7. Natrium lauril sulfat

8. Natrium lauril eter sulfat

9. Kalium palmitat atau kalium stearat

Berikut adalah perbedaan sabun dengan detergen:a. Sabun

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu orang sudah mengenal sabun. Orang pada saat itu mengenal sebuah proses yang disebut saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi antara minyak atau lemak, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun yang berasal dari hewan (hewani) dengan basa-basa tertentu yang dihasilkan dari abu (alkali) tumbuh-tumbuhan (natrium hidoksida dan kalium hiodroksida). Reaksi ini ternyata dapat menghasilkan sebuah senyawa yang dapat digunakan untuk membersihkan kotoran yang kemudian dikenal sebagai sabun, serta senyawa berasa manis yang disebut olsuss yang kemudian disebut sebagai gliserol. Gliserol ini dimanfaatkan lebih lanjut untuk bahan peledak, pelarut, dan sebagainya.

Minyak nabati yang biasa digunakan biasanya berupa minyak kelapa, minyak sawit, minyak biji kapas, minyak jarak, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. Minyak dan lemak hewani yang biasa digunakan biasanya berupa minyak ikan, lemak kambing atau domba, lemak sapi, dan lain-lain.

Berdasarkan kandungan basa yang terdapat di dalamnya, sabun dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sabun lunak dan sabun keras.

1. Sabun lunak

Sabun lunak adalah sabun yang mengandung ion kalium karena dalam proses pembuatannya, basa yang digunakan adalah kalium hidroksida (kaustik potas). Sabun jenis ini disebut sabun lunak karena memang kalium hidroksida memiliki sifat pemutih (bleaching) yang lebih lunak daripada natrium hidroksida yang digunakan pada sabun keras. Contoh sabun lunak adalah semua produk sabun mandi, sampo, dan pasta gigi. Proses pembuatannya melibatkan reaksi kimia berikut ini.

kalium hidroksida + gliserol tristearat kalium stearat (sabun mandi) + gliserolAtaukalium hidroksida + gliserol tripalmitat kalium palmitat (sabun mandi) + gliserol

Lalu, mengapa sabun dan sampo orang dewasa pedih di mata sedangkan sabun dan sampo bayi tidak? Pada dasarnya masing-masing produsen pembersih jenis sabun lunak berusaha menciptakan produk seistimewa dan semenarik mungkin. Sabun atau sampo yang pedih di mata berarti memiliki kandungan kalium lebih tinggi daripada yang tidak pedih di mata. Sampo dengan kandungan kalium lebih tinggi memiliki daya bersih yang lebih tinggi. Pada sabun atau sampo bayi kandungan kaliumnya dibuat lebih rendah karena digunakan untuk kulit yang masih sensitif. Akan tetapi, walaupun daya pembersihnya lebih rendah, sabun ini aman dan cukup efektif untuk membersihkan kulit bayi.

Selain kandungan basa yang berbeda-beda, jenis dan jumlah minyak dan lemak yang digunakan dalam pembuatan jenis sabun lunak ini juga memengaruhi sifat-sifat fisik sabun. Sifat fisik itu meliputi keras dan lunaknya, jumlah busa yang dihasilkan, warnanya transparan atau tidak, kelarutan dalam air, dan lain-lain. Tambahan bahan-bahan lain seperti minyak atsiri, vitamin, mineral, parfum, pewarna, mint dan esens atau pemberi rasa pada pasta gigi, dan lain-lain akan mempertinggi kegunaan dan menambah daya tarik pembersih yang termasuk ke dalam sabun lunak ini.

2. Sabun keras

Sabun keras adalah sabun yang mengandung ion natrium, karena dalam proses pembuatannya digunakan natrium hidroksida (soda api atau kaustik soda). Natrium hidroksida merupakan basa yang lebih keras daripada kalium hidroksida. Daya pemutihnya sangat iritatif (bersifat melukai) terhadap kulit. Oleh karena itu, sabun jenis ini tidak cocok untuk membersihkan tubuh, kecuali bagian-bagian tertentu seperti telapak tangan yang memang berkulit lebih tebal. Contoh sabun keras adalah sabun colek (sabun krim). Proses pembuatan sabun keras melibatkan reaksi kimia berikut ini.

natrium hidroksida + gliserol tristearat natrium stearat (sabun colek) + gliserolAtaunatrium hidroksida + gliserol tripalmitat natrium palmitat (sabun colek) + gliserol

Selain kedua jenis sabun tersebut, terdapat juga jenis sabun yang merupakan campuran antara sabun keras dan sabun lunak, misalnya krim pencukur. Penggunaan sabun keras pada krim ini dimaksudkan untuk melunakkan kulit, sehingga rambut yang menempel di atasnya, seperti cambang, kumis, janggut, atau bulu kaki lebih mudah dibersihkan.

b. Detergen

Komponen pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua jenis pembersih menggunakan detergen. Dahulu orang mengandalkan sabun sebagai bahan pembersih satu-satunya yang paling andal. Tetapi kemudian diketahui bahwa pada air yang memiliki kadar garam tinggi (air sadah) dan air yang dingin penggunaan sabun ternyata tidak efektif. Di dalam air ini biasanya terkandung ion kalsium atau ion magnesium yang menyebabkan daya pembersih sabun menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan ion kalium atau ion magnesium dalam air sadah menggantikan posisi ion natrium atau ion kalsium pada molekul sabun. Oleh karena itu, orang kemudian berusaha menciptakan bahan pembersih yang memiliki daya pembersih efektif di dalam semua jenis larutan. Sampai pada sekitar tahun 1940-an akhirnya orang berhasil menciptakan detergen.

Bahan dasar detergen adalah alkil benzena sulfonat atau sering disingkat ABS. Dibandingkan dengan sabun, detergen memiliki daya cuci lebih baik karena tetap efektif untuk mencuci walaupun dengan menggunakan air sadah maupun air dingin. Supaya kotoran yang terlepas tidak kembali menempel, biasanya ditambahkan zat kimia tertentu yang disebut anti-redeposisi. Contoh zat anti-redeposisi adalah metil karboksi selulosa.

2. Pemutih

Pemutih biasanya dijual dalam bentuk larutannya dan digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sukar dihilangkan dengan hanya menggunakan sabun atau detergen. Larutan pemutih yang dijual di pasaran biasanya mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5% dan terdapat juga kapur klor(CaOCl2).. Selain digunakan sebagai pemutih dan membersihkan noda, juga digunakan untuk desinfektan (membasmi kuman). Pada umumnya, bahan pemutih yang dijual di pasaran sudah aman untuk dipakai selama pemakaiannya sesuai dengan petunjuk. Selain dengan noda, zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna pakaian. Oleh karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk.

Bagaimana pemutih dapat menghilangkan kotoran yang membandel pada pakaian putih? Dalam bahan pemutih mengandung hipoklorit Ca(ClO2) yang biasanya dikenal kaporit, dan larutan pemutih mengandung natrium hipoklorit (NaClO). Bahan pemutih akan mengoksidasi kotoran sehingga kotoran tersebut akan larut dalam air

Efek Samping Penggunaan Pemutih: Bahan pemutih pakaian umumnya mengandung senyawa klorin yang dapat merusak serat kain dan warna pakaian. Senyawa klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Bahan pemutih kulit yang mengandung merkuri atau raksa yang berlebihan dapat merusak sistem saraf.

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk dari penggunaan pemutih, antara lain: Hindari penggunaan jenis pemutih yang mengandung merkuri. Hanya menggunakan produk pemutih jika kotoran atau noda sulit dihilangkan oleh sabun atau detergen.3. Pewangi

Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik. Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya mengandung zat-zat lain, seperti alcohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk pewangi yang berbentuk padat.

Selain alkohol, masih terdapat beragam zat tambahan lainnya yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tersebut ada yang dapat mencemari lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer bagian atas akan dapat merusak lapisan ozon. Selain itu juga berdampak pada kesehatan manusia antara lain mengiritasi mata, hidung, tenggorok, kulit, mengakibatkan mual, pusing, perdarahan, hilang ingatan, kanker, dan tumor, kerusakan hati, menyebabkan iritasi ringan hingga menengah pada paru-paru, termasuk gejala seperti asma. Berikut adalah beberapa pewangi sintetik:

AromaBahan Yang di Kandung(% Berat Bersih)Efek Samping

Jeruk , lemonFruity-fragrance 86-173Limonin > 50%kanker, peradangan pada mata dan kulit

LavenderLavender-fragrance 93-054Linalool 10-50%Gangguan pernafasan

TomatTomato Oil 010Propilin glikol > 50%Peradangan pada mata dan kulit, jika tertelan dan terhirup dapat menyebabkan pingsan dan tak sadar

PepermintSpearmint oil 660Karvon > 50%Menyebabkan peradangan pada mata dan kulit.

Musim bungaSpring Flowers Fragrance 5975Karbitol 10 50%Gangguan pernafasan dan sistem saraf, peradangan mata.

PepermintPeppermint 5011-Menthol 10 50%Lesu lemah mual, muntah, sakit perut, vertigo, hilang keseimbangan pergerakan anggota badan, mengantuk dan koma

Buah-buahanBergamont Oil 100Linalil asetat, lomonin, linalool, 10 50%Gangguan pernafasan, peradangan mata dan kulit.

Bunga-bungaanBouquet Floral 3881Benzal asetat 10 50%Kanker pankreas, peradangan mata, saluran pernafasan dan batuk.

Kulit Kayu ManisCinnamon Oil 950Sinamik Aldehid > 50%Peradangan sistem pernafasan dan kulit, mengantuk. Jika tertelan menyebabkan muntah, sakit perut dan diare.

Wangi CemaraAlpha Pinene P & Fa-Pinen 97.5%Mengganggu sistem pernafasan, kerusakan paru-paru, vertigo, denyutan jantung meningkat, pusing, halusinasi, kebakaran dan kesan terbakar pada kulit, konjunktivitas, merusakkan sistem pertahanan badan.

LilaAlpha Terpineol P & F, FCCa-Terpineol 88.5%Peradangan lapisan mucus pada-paru, pneumonitis, susah bernafas, kehilangan koordinasi anggota badan, sakit kepala

4. Pestisida

Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai untuk memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi pertanian. Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan sebagai berikut (menurut tingkat toksisitas (racun)): a. Pestisida golongan APestisida digolongkan ke dalam kelompok ini didasarkan pada fungsinya, yaitu sebagai insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida. Isektisida adalah jenis pestisida yang berfungsi mencegah dan membasmi serangga. Isektisida juga digunakan di rumah-rumah untuk membasmi nyamuk, kecoa, laba-laba, dan sejenisnya. Contoh insektisida: DDT, aldrin, paration, malation, dan karbaril. Namun, saat ini penggunaan produk tersebut dalam rumah tangga telah dibatasi. Herbisida adalah jenis pestisida yang berfungsi mencegah dan membasmi tanaman yang merugikan petani seperti alang-alang dan rumput liar. Contoh herbisida: 2,4D, 2,4,5T, pentaklorofenol, dan amonium sulfonat.Fungisida adalah pestisida khusus untuk jamur. Selain racun bagi jamur, juga dapat dipakai untuk racun tanaman dan racun serangga. Contoh fungisida adalah organomerkuri dan natrium dikromat. Rodentisida adalah pestisida khusus untuk membasmi tikus. Contoh rodentisida adalah senyawa arsen.

b. Pestisida Golongan BPestisida digolongkan ke dalam golongan B didasarkan pada jenis bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Jenis-jenis pestisida yang digolongkan menurut cara ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Pestisida Golongan BPestisidaBahan

OrganikKimia organik

AnorganikKimia anorganik

OrganoklorSenyawa karbon mengandung klor

OrganofosfatSenyawa karbon mengandung fosfat

KarbamatSenyawa karbon mengandung asam karbamat

FumiganRacun berasap

MikrobialBahan kimia dari mikroorganisme

BotanikalBahan kimia tanaman

1) OrganoklorSelain DDT, jenis pestisida yang tergolong terklorinasi adalah aldrin, dieldrin, heksaklorobenzena (BHC), 2,4-D dan 2,4,5-T. Aldrin dan dieldrin digunakan sebagai racun serangga (insektisida), sedangkan 2,4- D dan 2,4,5-T digunakan sebagai racun tanaman (herbisida).

2) Organofosfat

Senyawa pestisida yang mengandung fosfat di antaranya paration dan malation. Kedua senyawa ini tergolong insektisida.

Paration sangat efektif digunakan untuk mencegah hama pengganggu buah-buahan, tetapi pestisida ini sangat beracun bagi manusia. Berbeda dengan paration, malation sangat efektif untuk serangga tertentu dan efek racunnya tidak terlalu kuat bagi manusia.

3) Karbamat

Contoh dari pestisida yang mengandung karbamat adalah isopropil N-fenilkarbamat (IPC), sevin, dan baygon.

Isopropil Nfenilkarbamat digunakan sebagai herbisida terutama untuk mengontrol pertumbuhan rumput tanpa memengaruhi tanaman utama. Adapun sevin dan baygon tergolong insektisida.

c. Pestisida Golongan CPestisida digolongkan ke dalam golongan C didasarkan pada pengaruhnya terhadap hama. Beberapa jenis pestisida menurut golongan ini terdapat pada tabel berikut.Pestisida Golongan CJenisPengaruh

RepelantDapat menjauhkan serangga

DefoliantDapat menggugurkan daun

PerencatDapat menggagalkan pertumbuhan

d. Pestisida Golongan DPestisida dapat juga digolongkan berdasarkan cara tindakannya terhadap hama. Perhatikan tabel berikut.

Pestisida Golongan DJenis RacunCara Tindakan

Racun perutMembunuh jika termakan

Racun sentuhMembunuh jika menyentuh kulit

Racun sistemikMembunuh jika masuk ke dalam sistem organisme

Racun pracambahMembunuh terhadap benih

Efek Samping Penggunaan Produk Pembasmi Hama Produk pembasmi serangga beraerosol dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon stratosfer. Penipisan ozon akan meningkatkan jumlah penderita penyakit kanker kulit secara signifikan, termasuk melanoma ganas, dan pengidap katarak. Dapat merusakkan produk pertanian. Anti nyamuk termasuk kelompok pestisida (pembasmi hama), sehingga obat antinyamuk juga mengandung racun.

Alternatif Tidak menggunakan pestisida yang mengandung bahan kimia seperti senyawa karbamat, fosfat, dan klorin. Penggunaan pestisida organic dan biopestisida. Pemanfaatan teknologi terkini.

ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN

Produk-produk kimia dalam kehidupan sehari-hari juga tidak lepas dari zat aditif. Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.

Fungsinya di antaranya :

1. Antioksidan dan antioksidan sinergis.2. Pengasam, penetral.3. Pemanis buatan.4. Pemutih dan pematang. 5. Penambah gizi.6. Pengawet.7. Pengemulsi (pencampur).8. Pemantap dan pengental.9. Pengeras.10. Pewarna alami dan sintetis. 11. Penyedap rasa dan aroma, dan lainnya.

Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:1. Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;2. Zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.

Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa.1. Penyedap

a. Bahan Penyedap Alami

Bahan penyedap alami yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada makanan, antara lain: Santan kelapa, Susu sapi, dan Kacang-kacangan.

Bahan penyedap lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, antara lain: Lengkuas, ketumbar, Cabai, kayu manis, dan pala

b. Bahan Penyedap Buatan

Zat penyedap buatan dibedakan menjadi dua macam yaitu, zat penyedap aroma dan zat penyedap rasa.

Zat Penyedap Aroma BuatanBerasal dari senyawa golongan ester, antara lain oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah pisang), dan iso amil valerat (aroma buah apel).

Zat penyedap rasa buatanBanyak digunakan adalah monosodium glutamate (MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.

2. Pemanis

a. Bahan Pemanis Alami

Zat pemanis alami yang biasa digunakan, dibedakan menjadi dua yaitu, Pemanis nutritif dan Pemanis nonnutritif

Pemanis nutritif Pemanis nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif berasal dari tanaman (sukrosa/gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan (laktosa, madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirop glukosa, dekstrosa, sorbitol). Kelebihan pemanis ini dapat mengakibatkan obesitas, karena kandungan kalorinya yang tinggi.

Pemanis nonnutritif Pemanis nonnutritif adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori. Pemanis nonnutritif berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein.

b. Bahan Pemanis Buatan

Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Bahan pemanis buatan ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi. Contoh pemanis buatan antara lain sakarin, siklamat dan aspartam.

PenggunaaanyaPemanis buatan banyak digunakan sebagai pemanis dalam permen dan berbagai jenis makanan olahan. Makanan olahan yang biasa menggunakan pemanis buatan antara lainsirop, es mambo, dan kue atau roti.

3. Pengawet

Bahan pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.

a. Bahan Pengawet Alami

Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah : Garam Cuka Gula Bahan pengawet alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu berada dalam kondisi baik.

b. Bahan Pengawet Buatan

Beberapa bahan pengawet buatan yang diperbolehkan untuk dipakai, namun kurang aman jika digunakan secara berlebihan. Kalsium Benzoat Sulfur Dioksida (SO2) Kalium Nitrit Kalsium Propionat/Natrium Propionat Asam Sorbat Natrium Metasulfat

Adapun bahan-bahan pengawet yang tidak aman dan berbahaya bagi kesehatan, antara lain sebagai berikut: Natamysin (mual, muntah ) Kalium Asetat (rusaknya fungsi ginjal ) Butil Hidroksi Anisol (BHA) (penyakit hati dan memicu kanker ) Boraks (gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal)

4. Pewarna

a. Bahan Pewarna Alami

Bahan pewarna alami yang juga sering digunakan, antara lain seperti berikut: Warna kuning itu berasal dari bumbu masakan yang disebut kunyit. Daun pandan dan daun suji untuk menghasilkan warna hijau; Gula merah dan karamel untuk menghasilkan warna cokelat; Cabai, tomat, dan paprika untuk menghasilkan warna merah.

b. Bahan Pewarna Buatan

Bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu: amarant (pewarna merah) tartrazine (pewarna kuning) erythrosine (pewarna merah) fast green FCF (pewarna hijau) sunset yellow (pewarna kuning) brilliant blue (pewarna biru). Penggunaan tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi, asma, dan hiperaktif pada anak. Penggunaan erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi pada pernapasan, hiperaktif pada anak, tumor tiroid pada tikus, dan efek kurang baik pada otak dan perilaku. Penggunaan Fast Green FCF secara berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor. Penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, dan gangguan pencernaan.

B. Alat dan Bahan Kimia

Alat-alat kimia

Peralatan Dasar

1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Fungsi :a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang tinggib. Menampung zat kimiac. Memanaskan cairand. Media pemanasan cairan

2. Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsi :a. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan.b. Menampung filtrat hasil penyaringan.c. Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.

3. Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsi :a. Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu

4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya :a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL. Fungsi :a. Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Fungsi :a. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimiab. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil

7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Fungsi :a. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampelb. Tempat saat menimbang bahan kimiac. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut. Fungsi :a. Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.

9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.

10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium. Fungsi :a. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatanb. Dipakai untuk mengaduk larutan

12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.

13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.

15. Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.

16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.

Peralatan Pendukung

1. Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L. Fungsi :a. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakan : Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.

2. Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 .Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsi :a. Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.

3. Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.

4. Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi. Cara menggunakannya :Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.

5. Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca. Fungsi :a. Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi. Cara menggunakannya :Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.

6. Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel. Fungsi :a. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas airb. Mengeringkan padatan Cara menggunakannya :a. Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping. b. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama. Keterangan :Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 sampai warnanya kembali biru.

7. Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.

8. Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.

9. Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.

10. Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.

11. Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.

12. Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

13. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.

14. Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

15. Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

16. Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa krusibel.

17. Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.

18. Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari larutan.

19. Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses kromatografi kertas.

20. Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam proses spektrofotometri.

Kesimpulan:

Produk-produk kimia di kehidupan kita sehari-hari berjumlah sangat banyak seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Tidak semua produk yang ada itu aman. Oelh karena itu kita harus dapat mengetahui mana produk dengan komposisi yang aman untuk kita gunakan. Begitu juga produk makanan yang telah ditambahkan zat aditif. Kita harus pandai memilah makanan mana yang aman dikonsumsi dan mana yang tidak.

Alat-alat kimia cukup banyak jumlahnya dan memiliki fungsi yang berbeda. Dengan jumlah yang banyak itu kita diharapkan dapat melakukan penelitian pada bahan kimia lebih aman. Setiap alat memiliki fungsi masing-masing dan harus dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Tentu saja kita harus mengetahui penggunaan masing-masing alat, jangan sampai alat disalah gunakan untuk hal yang lain.

Daftar Pustaka:

http://endiferrysblog.blogspot.com/2013/01/bahan-kimia-dalamkehidupan-sehari-hari.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Aditif_makanan#Pengawet

http://harapanindonesia.com/kesehatan/berita.php?ART_LINK=1362822244Bahaya_Boraks_Dalam_Makanan_Kita_

http://astor09.blogspot.com/2011/08/pengenalan-alat-dan-bahan-di_25.html

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Alat%20dan%20bahan%20Kimia%20dalam%20lab%20IPA.pdf

http://budisma.web.id/macam-macam-pestisida.html

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/zat_kimia_dalam_wewangian/

http://alphachem.blogspot.com/2010/06/bahan-pemutih.html