OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

54
Mohd. Andalas OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBUAH PEDOMAN PRAKTIS DI MASA HAMIL DAN PERSALINAN SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Transcript of OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Page 1: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

M o h d . A n d a l a s

OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

SEBUAH PEDOMAN PRAKTIS DI MASA HAMIL DAN PERSALINAN

S Y I A H K U A L A U N I V E R S I T Y P R E S S

Page 2: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

SEBUAH PEDOMAN PRAKTIS DIMASA HAMIL DAN PERSALINAN

Page 3: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se-bagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pal-ing banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

SEBUAH PEDOMAN PRAKTIS DIMASA HAMIL DAN PERSALINAN

Mohd. Andalas

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Page 5: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Judul Buku: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBUAH PEDOMAN PRAKTIS DIMASA HAMIL DAN PERSALINAN

Penulis: Mohd. Andalas

Editor:Rosaria Indah

Penata Letak:Muhammad Irfan

Perancang Sampul:Iqbal Ridha

ISBN: 978-623-264-187-7ISBN: 978-623-264-188-4 (PDF)

Pracetak dan Produksi:SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Penerbit:Syiah Kuala University Press Jl. Tgk Chik Pante Kulu No.1 Kopelma Darussalam 23111, Kec. Syiah Kuala. Banda Aceh, AcehTelp: 0651-8012221

Email: [email protected]@unsyiah.ac.id

Website:http://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id

Cetakan Pertama 2020vi + 177 (15,5 cm X 23 cm)

Anggota IKAPI 018/DIA/2014Anggota APPTI 005.101.1.09.2019

Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.

Page 6: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

iii

PRAKATA

Alhamdulillah, Segala Puji Dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT Karena Buku Obstetrik Dalam Kehidupan Sehari-Hari Sebuah Pedoman Praktis Dimasa Hamil Dan Persalinan telah selesai disusun. Buku ini ditulis dengan Bahasa ilmiah popular sehingga mudah dicerna. Tulisan dalam buku ini telah dimuat di berbagai media sebelumnya.

Dibahas juga berbagai kasuistik yang sering terjadi saat menghadapi hari sekitar taksiran persalinan. Karena itu perlu dibaca untuk menjadi bahan pertimbangan dan diskusi, sesama keluarga dengan dokter, demi mencegah komplikasi yang tidak diinginkan bagi bayi dan ibu.

Dengan membaca buku ini diharapkan dapat membantu masyarakat semakin paham dalam hal reproduksi baik itu terkait perawatan sebuah kehamilan maupun perencanaan kehamilan.

Penulis pun menyadari jika didalam penyusunan buku ini mempunyai kekurangan, namun penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku ini tetap akan memberikan sebuah manfaat bagi pembaca.

Akhir kata untuk penyempurnaan buku ini, maka kritik dan saran dari pembaca sangatlah berguna untuk penulis kedepannya.

Banda Aceh, Agustus 2020Penulis,

Mohd. Andalas

Page 7: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Page 8: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

v

DAFTAR ISI

PRAKATA ........................................................................................................................... iiiDAFTAR ISI ........................................................................................................................vBAB I Mengenal Tanda Awal Persalinan ...........................................................................1BAB II Bayi Kembar Dan Kembar Siam............................................................................5BAB III Waspadai Kejang Saat Hamil ...............................................................................9BAB IV Waspadai Risiko Tinggi Dalam Kehamilan ........................................................13BAB V Mencegah Bayi Lahir Prematur ...........................................................................17BAB VI Asi Dan Keselamatan Bayi .................................................................................23BAB VII Ibu Hamil Dan Hepatitis B ..................................................................................27BAB VIII Bayi Besar, Kok Bisa? .......................................................................................31BAB IX Deteksi Awal Kelainan Bawaan ..........................................................................35BAB X Mencari Penyebab Mual dan Muntah .................................................................39BAB XI Teknik Menunda Kehamilan ...............................................................................43BAB XII Operasi Caesar dan Kematian Ibu ....................................................................47BAB XIII Teknik Memantau Kesejahteraan Janin ...........................................................51BAB XIV Antara Gerak Janin dan Bayi Stres .................................................................55BAB XV Bayi Diekstraksi Vakum Berbahayakah? .........................................................59BAB XVI Seputar Masalah Kehamilan Trimester Kedua ...............................................63BAB XVII Pro-Kontra Operasi Bayi Sungsang ...............................................................67BAB XVIII Guntingan Epis untuk Bayi Sungsang ...........................................................71BAB XIX Bayi Lahir tidak Menangis ................................................................................73BAB XX Dukunglah Ibu Memberi ASI! ............................................................................77BAB XXI Tips Buat Ibu Pasca Melahirkan ......................................................................81BAB XXII Sekilas tentang Plasenta Janin .......................................................................85BAB XXIII Sekilas tentang Hamil di Luar Kandungan ....................................................89BAB XXIV Dampak Buruk Jika Ibu Hamil Kurang Darah ..............................................93BAB XXV Tips untuk Ibu Hamil Jelang Persalinan .........................................................97BAB XXVI Infeksi Toksoplasma pada Kehamilan ....................................................... 101BAB XXVII Menentukan Kehamilan Pascaoperasi Caesar ........................................ 105BAB XXVIII Cara Mudah Mengatur Jarak Kehamilan ................................................. 109BAB XXIX Hindari Bayi Lahir Gawat Nafas ..................................................................113BAB XXX Mengenal Risiko pada Kehamilan Muda .....................................................117BAB XXXI Agar Janin tak Tertular HIV ......................................................................... 121BAB XXXII Hamil Pascaoperasi Tumor Kandungan ................................................... 125BAB XXXIII Melahirkan Bayi Sungsang ....................................................................... 129BAB XXXIV Operasi Sesar dan Komplikasinya .......................................................... 133BAB XXXV Tips Menghindari Kejang Hamil ................................................................ 137BAB XXXVI Infeksi Operasi Caesar dan “Kuman” Askeskin ...................................... 141BAB XXXVII Jenis Operasi Caesar .............................................................................. 145BAB XXXVIII Operasi Caesar Berisiko Lahirkan Bayi Gagal Nafas ........................... 149BAB XXXIX Amankah Persalinan Normal? ................................................................. 152BAB XL Ketika Taksiran Persalinan Terlewati .............................................................. 155

Page 9: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

vi

BAB XLI Hepatitis B dan Kehamilan ............................................................................ 159BAB XLII Wanita Hamil dan Tuberkulosis .................................................................... 163BAB XLIII Risiko Ketuban Pecah Dini .......................................................................... 167BAB XLIV Merenungi Peran Mablien ......................................................................... 171BAB XLV Mengatur Haid Saat Ibadah Haji ................................................................ 175

Page 10: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1

BAB I Mengenal Tanda Awal Persalinan

Kalau dikaji mendalam, proses persalinan ini benar-benar suatu mukjizat dari sang pencipta. Perubahan struktur biokimiawi terjadi setelah bayi jelang berumur 280 hari yang dilanjutkan dengan meningkatnya hormon yang merangsang pengeluaran bayi dan ini terjadi secara alami

untuk sebagian kasus persalinan

Sangat penting bagi seorang ibu mengenal tanda-tanda awal persalinan, sehingga tidak terlalu cepat pergi ke tempat persalinan. Dalam pengalaman seharihari, sangat sering ditemukan seorang ibu telah dirawat beberapa hari di klinik bersalin atau Rumah Sakit, padahal sebenarnya sang ibu masih dalam kategori persalinan palsu.

Kesalahan menilai awal persalinan tentu saja membuat keluarga menjadi waspada terhadap kesejahteraan bayi, karena telah begitu lama menunggu dan pada akhirnya pihak keluarga meminta bayinya dilahirkan dengan operasi.

Awal mulai suatu proses persalinan sampai masuk kepada proses persalinan yang benar memakan waktu sampai sehari. Umumnya telah disepakati bahwa suatu persalinan bermula setelah usia kehamilan berjalan 280 hari atau 40 minggu. Hitungan ini jika mengacu pada rumus Naegle.

Di saat menjelang usia kehamilan 40 minggu, terjadilah perubahan komponen struktur biokimia yang mempertahankan segmen bawah rahim (mulut rahim) sebagai pintu tempat keluar bayi tetap tertutup. Jelang mendekati taksiran persalinan tersebut, katakanlah plus 7 atau minus 7 hari dari hari taksiran, telah terjadi perubahan struktur rahim bagian bawah akibat mulai bergesernya beberapa hormon tertentu sebagai penjaga pintu. Di antaranya hormon estrogen dan progesteron yang dikenal dengan teori gergaji proses persalinan.

Jelang awal persalinan sering ibu merasakan kontraksi ringan yang hilang-timbul sebagai upaya melunakkan mulut rahim. Keluhan-keluhan inilah yang sering dirasakan ibu hamil, yang pada fase awal kontraksi terjadi hilang-timbul dengan durasi yang singkat dan waktu berulangnya juga lama yang lebih dikenal dengan his palsu. Untuk keluhankeluhan ini sebaiknya segera berkonsultasi dengan bidan atau dokter, apakah benar

Page 11: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

5

BAB II Bayi Kembar Dan Kembar Siam

Istilah kembar siam ini dipakai untuk mengenang kembar siam, yang berasal dari Siam (Thailand) Chung dan Eng Bunker. Terjadinya kembar siam akibat pembelahan sel yang tidak sempurna.

Sangat berbahagia ketika seseorang mengetahui dirinya hamil, apalagi jika hamil kembar. Ini ibarat mendapatkan paket two in one atau three in one. Maksudnya, sekali mengalami proses kehamilan dan persa-linan langsung mendapat dua atau tiga bayi sekaligus.

Tapi, perlu diingat bagi seseorang yang kehamilan kembar, terutama saat kehamilan memasuki tiga bulan kedua dan ketiga. Perut yang terasa sangat besar sering dikeluhkan. Biasanya ibu disertai dengan sesak napas dan tidak sanggup beraktivitas. Selain itu, hamil kembar membuat ibu berisiko terjadi hipertensi dalam kehamilan, kelahiran premature, dan perdarahan pascasalin.

Angka kejadian kehamilan kembar secara umum sekitar 1-2 persen, sedangkan kemungkinan terjadi kehamilan kembar siam, hanya 1 dalam 60.000 kehamilan. Kadang bagi sekelompok ibu dengan hamil kembar timbul rasa waswas dan selalu penasaran dengan sang bayinya yang kembar. Hal-hal tersebut adalah sebagian masalah yang sering dikeluhkan oleh ibu-ibu saat berkonsultasi ke dokter. Tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan para ibu muda atau calon ibu tentang hamil kembar.

Penyebab lahir kembarPenyebab bayi kembar tidak diketahui dengan pasti. Banyak faktor

yang diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Salah satu penyebabnya yang diketahui adalah pengaruh mengonsumsi obat penyubur dan faktor genetik. Dengan pemberian obat penyubur diharapkan indung telur bisa memproduksi sel telur, sehingga sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.

Selain itu, beberapa faktor lain seperti paritas (pernah melahirkan banyak anak), ras, dan usia ibu hamil mempengaruhi terjadi kehamilan kembar. Ras Afrika berpotensi melahirkan kembar, 1 setiap 50 wanita

Page 12: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

9

BAB IIIWaspadai Kejang Saat Hamil

Keluhan awal adanya ancaman kejang hamil berupa keluhan sakit kepala, nyeri uluhati, dan pandangan kabur yang muncul tiba-tiba, sedangkan tanda awal berupa kenaikan berat badan yang

drastis. Misalnya dua kilogram per minggu terutama dalam tiga bulan terakhir usia kehamilan

Kita takut kalau mendengar seseorang terkena stroke, step pada bayi atau kejang akibat kuman tetanus. Namun, kadang kita agak cuek dengan ancaman kejang hamil yang menyerang para ibu hamil setiap waktu, yang mengancam kesehatan ibu dan bayinya.

Kejang hamil dikenal dengan istilah eklampsia dalam istilah medis. Ini adalah penyakit tekanan darah tinggi yang diderita ibu hamil yang usia kehamilannya di atas 20 minggu. Seorang ibu hamil sebelum mengalami kejang hamil umumnya melewati tahap tekanan darah tinggi yang disertai pembengkakan (edema) dan terdapatnya protein di urin (proteinuria). Tahap-tahap inilah sebagai pertanda awal yang harus dipahami para ibu hamil dan keluarga sehingga cepat berkonsultasi dengan dokter keluarga atau bidan.

Kejang hamil merupakan komplikasi kehamilan yang menakutkan, karena sangat mengancam jiwa korbannya. Di negara maju antara 0,5 sampai 1,8% kasusnya. Sedangkan untuk daerah yang sedang berkembang sampai 14 persen, konon lagi untuk daerah yang dokter ahli kebidanan tidak ada dan sistim rujukan tidak berjalan baik, mungkin kematian ibu bisa sampai 50 persen. Kejang hamil merupakan suatu keadaan emergensi kebidanan dan perlu penanganan serius multidisiplin, yang terdiri atas internis, neurologist, intensifis, dan selayaknya pasien dirawat di ruang intensive (ICU). Bila kita ketahui kematian ibu setiap tahun sekitar 500.000 orang, sedangkan insidensi preeklampsi-eklampsia antara 2-8%, maka diperkirakan sekitar 10.000 sampai 40.000 ibu yang meninggal akibat komplikasi ini.

Kejang hamil merupakan lanjutan komplikasi tekanan darah tinggi dalam kehamilan, yang penyebabnya tidak diketahui dengan pasti hingga kini. Proses tekanan darah tinggi dalam kehamilan ini dikenal dengan

Page 13: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

13

BAB IVWaspadai Risiko Tinggi Dalam Kehamilan

Pengertian tentang kehamilan dan persalinan berisiko tinggi masih kurang dipahami oleh masyarakat. Risiko-risiko ini sering menjadi salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kehamilan yang berisiko akan meningkatkan usaha penapisan, sehingga angka kesakitan dan kematian ibu bersalin bisa ditekan atau diturunkan.

Masyarakat kita sampai saat ini masih kurang melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai yang dianjurkan. Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan pemeriksaan kehamilan setidaknya sebanyak empat kali selama kehamilan, yakni pada usia kehamilan trimester pertama, pada trimester kedua, pada trimester ketiga.

Untuk yang terakhir disarankan pemeriksaan minimal dua kali. Pemeriksaan trimester ketiga sebanyak dua kali bertujuan membuat kita lebih awas tentang risiko yang bisa saja terjadi di akhir masa kehamilan. Seorang ibu dengan risiko tinggi berpotensi mengalami risiko atau bahaya saat kehamilan dan persalinan bila kita bandingkan dengan kelompok ibu dengan kehamilan normal. Kelompok ibu hamil dengan risiko tinggi antara lain;- Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm. - Bentuk panggul ibu yang tidak normal. - Badan ibu kurus pucat. - Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun - Jumlah anak lebih dari 4 orang. - Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun. - Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu. - Sering terjadi keguguran sebelumnya.- Perdarahan pada waktu hamil muda dan berulang.- Keluar air ketuban pada waktu hamil. - Tekanan darah tinggi- Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus

Page 14: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

17

BAB VMencegah Bayi Lahir Prematur

Bayi lahir prematur masih menjadi salah satu penyebab kematian bayi baru lahir. Sekitar tiga juta bayi lahir dalam setahun di negara berkembang hanya berumur satu minggu, rerata frekuensi bayi lahir prematur berkisar 10 sampai 12 persen. Biasanya kelahiran bayi prematur berhubungan dengan pecahnya selaput ketuban premature.

dengan mengetahui tanda awal kontraksi prematur dan menghindari kelahiran prematur, berarti kita telah berupaya menurunkan insidensi kematian bayi.

Bayi lahir prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan di bawah 37 minggu, yang terhitung dari hari pertama haid terakhir. Dalam keadaan normal, usia kehamilan seseorang antara 37 sampai 42 minggu. Umumnya kejadian lahir prematur akibat adanya aktivasi prematur proses kontraksi rahim yang secara normal terjadi saat usia kehamilan di atas 37 minggu dan umumnya saat usia kehamilan 40 minggu.

Ada beberapa faktor penyebab kontraksi prematur, di antaranya, akibat overdistensi berlebihan otot rahim dan selaput ketuban, perdarahan di bawah selaput ketuban, dan akibat adanya infeksi dan peradangan di dalam rahim ibu hamil. Umumnya, proses infeksi ini telah terjadi dalam beberapa minggu bahkan berbulan-bulan sebelum terjadinya tanda-tanda kelahiran prematur. Infeksi air seni tanpa keluhan sering dihubungkan dengan pecahnya ketuban prematur (asimptomatik bakteriuria).

Biasanya proses kelahiran prematur diawali oleh beberapa proses di atas tadi. Yang perlu diperhatikan, sebaiknya seorang ibu yang mengeluh dengan perasaan demam, adanya kontraksi atau rasa tegang berlebihan, segera memeriksa dan berkonsultasi ke dokter keluarga/dokter kandungan demi mencegah kelahiran prematur.

Umumnya risiko overdistensi terjadi pada kehamilan kembar, sedangkan kejadian pecahnya ketuban prematur pada usia kehamilan 24 sampai 28 minggu sering dihubungkan dengan adanya pengaruh faktor infeksi.

Page 15: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

23

BAB VIAsi Dan Keselamatan Bayi

Bila ASI diberikan sejak 1 jam pertama pascalahir, bayi tersebut cenderung bertahan hidup dalam periode neonatal (satu bulan), sedangkan bayi yang tidak mendapat ASI sejak awal 2,5 kali

berpeluang meninggal

Dalam hal reproduksi, Islam menganjurkan seorang ibu tetap memberikan ASI (Air Susu Ibu) sampai usia anak 2 tahun. Anjuran ini ternyata banyak manfaatnya. Sangat jarang kita mendengar kasus diare yang terjadi akibat pemberian ASI. Tidak demikian dengan situasi sekarang. Kini banyak bayi yang dalam bulan pertama telah mengalami alergi, yang disinyalir akibat ibu tidak memberikan ASI saja untuk makanan anaknya.

Alasannya bermacam-macam, antara lain; akan membuat anak kurang gizi, tidak pinter. Dan ternyata, semua alasan tersebut tidak benar. Berdasarkan beberapa penelitian, pemberian ASI pada bayi yang diawali dengan inisiasi menyusu dini dalam jam pertama pascalahir dapat mencegah kematian 22 persen kematian neonatal. Dalai Lama dan Howard C Cutler, dalam buku The Art of Happiness (1999), mengatakan, “Dimulai saat lahir, tindakan pertama yang kita lakukan setelah lahir adalah mengisap air susu ibu kita. Ini adalah kegiatan ikatan kasih sayang, kehangatan, rasa iba. Tanpa kegiatan ini kita tidak akan hidup. Ini begitu jelas. Ini jalan hidup. Ini kenyataan”.

Lantas, kenapa budaya memberikan ASI yang jelas-jelas sangat banyak manfaat malah ditinggalkan pada era global ini? Mengapa begitu mudah mengganti makanan yang telah dianugerahkan oleh sang pencipta yang sangat istimewa dalam hal kandungan zat (makanan dan zat kebal tubuh) dengan air susu produksi ibu lembu?

Jam pertama pascalahir merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya. Si ibu mengalami perubahan dalam hormonal maupun fisiknya, akibat kelahiran bayi beserta plasentanya. Pada kelompok ibu yang melahirkan bayi sehat sebaiknya para penolong persalinan baik itu dokter maupun paramedis segera mulai menyusu dini yang sangat banyak manfaatnya.

Page 16: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

27

BAB VIIIbu Hamil Dan Hepatitis B

Permasalahan yang akan timbul pada seseorang ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B adalah risiko terjadi kelahiran prematur, sehingga harus diberikan terapi suportif demi mencegah lahir bayi prematur

Penyakit Hepatitis B masih termasuk penyakit yang perlu diwaspadai, karena risiko terjadi komplikasi bila tidak dapat sembuh dengan sempurna. Diperkirakan, 5-10 persen orang yang terinfeksi virus hepatitis B akan menjadi carrier (pembawa virus kronik), seterusnya sekitar 25-30 persen dari carrier kronik diprediksi akan meninggal akibat komplikasi penyakit virus hepatitis ini.

Kematian pada kelompok carrier diperkirakan akibat manifestasi komplikasi virus menjadi kanker hati (primer hepatoselular carsinoma). Pada daerah endemik Hepatitis B Virus (HBV), diperkirakan 20 persen penduduk kemungkinan akan menjadi pembawa virus kronik (carrier). Seorang wanita hamil dengan carrier kronis berpotensi menurunkan/menularkan penyakit ini pada anak/bayi.

Kita tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila seorang ibu carrier kronis yang hamil tanpa diberikan profilaksis. Soalnya, peluang menurunkan hepatitis bila tanpa profilaksis mencapai 70-90 persen. Upaya menurunkan risiko infeksi penyakit infeksi virus hepatitis adalah melalui skrining/penapisan virus hepatitis B pada wanita hamil atau pranikah, lebih lagi kalau kita berada di daerah yang dikategorikan endemik virus tersebut.

Virus hepatitis B ditemukan di seluruh dunia. Beberapa regional digolongkan sebagai daerah endemik virus hepatitis B, yakni Asia dan Afrika, sehingga upaya penapisan di daerah endemik perlu lebih ketat. Virus hepatitis B merupakan DNA hepadnavirus yang menjadi penyebab utama hepatitis (radang hati) akut, dan gangguan hati sangat serius yang dikenal dengan sirosis kronis dan hepatobiliar carcinoma. Masa inkubasi virus hepatitis 1 sampai 6 bulan. Virus hepatitis dianggap karsinogen kedua setelah merokok sebagai penyebab kanker pada manusia.

Page 17: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

31

BAB VIIIBayi Besar, Kok Bisa?

Sebagian kita kadang kaget ketika mendengar seorang ibu melahirkan dengan berat badan bayi di atas 4.000 gr. Tetapi, bukan hal yang aneh kalau ada bayi yang lahir dengan berat yang sangat ekstrem, bahkan sampai 6 kilogram, seperti bayi laki-laki dari seorang ibu dari Blangbintang, Aceh Besar, yang lahir 17 Oktober lalu. Kelahiran bayi dengan berat ekstrem tersebut jarang dan bisa dihitung dengan jari. Museum rekor Indonesia baru-baru ini mencatat bayi terberat Indonesia 6,4 kg dan terberat dunia dicatat bayi perempuan yang lahir pada 26 September 2007 lalu di Siberia dengan berat 7,7 kg. Menjadi pertanyaan kita, kenapa ada bayi lahir seberat itu? Normalkah, dan apa bahaya bagi ibu dan bayi besar tersebut?

Bayi besar atau istilah latin dikenal makrosomia, atau giant baby (bayi raksasa) adalah bayi dengan berat badan di atas empat kilogram. Kejadiannya sangat bervariasi, antara 8 sampai 10 persen dari total kelahiran. Akan tetapi, kelahiran dengan berat yang sangat ekstrem seperti kasus di atas sangat langka.

Bayi besar akan meningkatkan risiko problema proses persalinan, yaitu kemungkinan bahu bayi tersangkut. Dan kalaupun bayi lahir, akan mengalami gangguan napas dan kadang kala bayi lahir dengan trauma tulang leher, bahu, dan selubung sarafnya. Semua ini terjadi akibat massa bayi yang besar, sehingga tidak mungkin atau sangat sulit melewati panggul ibu. Beruntung pada keadaan tertentu bayi bisa lewat panggul ibu, meskipun prosesnya lama. Akan tetapi, biasanya bayi tersebut berpotensi tidak sehat, sedangkan ibu yang melahirkan sering mengalami gangguan berjalan setelah melahirkan akibat peregangan maksimal struktur tulang panggul. Keluhan keluhan tersebut bisa sembuh kembali dengan perawatan yang baik.

Faktor penyebab terjadinya bayi berukuran besar bisa akibat faktor ibu dan bisa juga akibat faktor bayinya sendiri. Beberapa faktor tersebut, di antaranya, Ibu menderita sakit gula (diabetes mellitus). Hal ini terjadi akibat adanya gangguan penggunaan gula darah ibu hamil yang disebabkan terganggunya hormon insulin. Keadaan inilah yang

Page 18: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

35

BAB IXDeteksi Awal Kelainan Bawaan

Hindari pemakaian obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter dalam usia kehamilan muda. Bila kita dapat melakukan upaya-upaya prevensi ini, maka kita bisa mengurangi risiko bayi lahir cacat.

Kelainan bawaan menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian bayi yang terjadi sekitar 2-3 persen dalam kelahiran hidup, dimana 25 persen di antaranya masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Kelainan bawaan bayi bisa mengenai sebagian organ tubuh atau bisa juga menyeluruh. Salah satu contoh cacat bawaan yang sering ditemui adalah bayi tanpa batok kepala dan spina bifida. Yang terakhir berupa kegagalan menutup selubung saraf saat usia kehamilan 4 minggu.

Penyebab pasti kelainan bawaan belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, ada dugaan kuat bahwa cacat bawaan berhubungan dengan faktor genetik dan faktor lingkungan. Walaupun insiden cacat bawaan relatif kecil dibandingkan bayi lahir normal, tetapi tidak salah bila kita membicarakan tentang kelainan bawaan bayi dan upaya-upaya pencegahan yang mungkin dilakukan demi menekan kejadian tersebut.

Beberapa faktor penyebab kelainan bawaan:1. Kelainan gen tunggal dan kelainan kromosom

Gen adalah kode-kode zat kimia yang mengontrol perkembangan setiap sel yang bekerja dalam tubuh. Gen lebih dikenal dengan DNA (deoxyribonucleicacid) yang terangkut dalam kromosom. Setiap sel tubuh manusia sekurang-kurangnya ada 50.000 unit gen. Kromosom adalah rangkaian pasangan gen-gen tersebut. Di dalam gen sendiri dikenal istilah gen dominan dan gen resesif. Kelainan bawaan yang muncul pada bayi terlahir adalah akibat adanya kelainan pada gen dominan ini, sedangkan kelainan dari gen resesif baru muncul bila bertemu dengan gen resesif lainnya yang sering dihubungkan dengan, misalnya, seorang laki-laki yang mengawini seorang perempuan yang masih bertalian dekat hubungan keluarga.

Setiap sel di tubuh kita mengandung 23 pasang rantai struktur kromosom. Pada setiap sel telur dan sperma hanya mengandung 22

Page 19: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

39

BAB XMencari Penyebab Mual dan Muntah

Faktor psikososial juga sangat mempengaruhi wanita untuk mengalami mual muntah dalam kehamilan, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, kehamilan tidak direncanakan, yang akan

menyebabkan sang ibu tersiksa batin, ambivalensi, dan konflik

Sudah menjadi pemahaman masyarakat kita bahwa mual dan muntah yang dikeluhkan seorang wanita selalu identik dengan hamil muda. Bila seorang wanita mengeluh mual sudah tentu mereka langsung menafsir, “Kamu hamilkan?” Konon lagi bila mual saat pagi hari yang dikenal dengan morning sickness. Mereka segera akan bertanya kehamilan yang ke berapa? Begitulah persepsi mual-muntah yang ada dalam masyarakat kita saat ini.

Apakah persepsi tersebut benar? Jawabannya antara ya atau tidak. Soalnya, ada sebagian wanita hamil yang tidak pernah mengeluh rasa mual dan muntah. Sebetulnya muntah tidak saja disebabkan oleh pengaruh kehamilan. Muntah bisa timbul akibat pengaruh hormon tiroid, penyakit lambung, adanya tumor, dan banyak faktor penyebab lainnya.

Pada wanita hamil, mual muntah disebabkan karena perubahan dalam sistim endokrin terutama karena tingginya kadar hCG (human chorionik gonadotropin), yang dihasilkan oleh sel-sel tropoblast dan umumnya terjadi antara minggu ke-8 sampai minggu ke-16 kehamilan. Kadar hCG ini telah dapat dideteksi dalam 3 minggu gestasi atau seminggu sebelum siklus haid berikutnya, seperti pemeriksaan yang lazim digunakan selama ini dengan tes pack.

Selain faktor hCG, mual muntah pada ibu hamil bisa akibat pengaruh kadar progesterone yang meningkat. Progesterone menyebabkan relaksasi klep (sfingter) antara lambung dan oesophagus, sehingga cairan lambung kembali ke oesophagus yang menyebabkan mual-muntah.

Hampir sepanjang hari wanita hamil mengeluh dengan mual dan muntah, maka pendapat yang menyatakan mual hanya di pagi hari tidaklah tepat. Faktor yang memperberat muntah, antara lain, keletihan, riwayat muntah pada kehamilan sebelumnya, penggunaan pil kontrasepsi, merokok, stres, cemas, serta masalah sosio ekonomi.

Page 20: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

43

BAB XITeknik Menunda Kehamilan

Bagi kelompok yang telah mempunyai anak cukup dan tidak ingin hamil lagi sebaiknya memilih alat yang lama masa kerjanya. Bahkan dianjurkan untuk bisa memakai teknik permanen dengan operasi

mini yang dilakukan saat haid bersih

Di Indonesia masih tinggi jumlah pasangan muda yang menikah, termasuk juga di Aceh. Kelompok muda ini masih dalam periode usia pertumbuhan dan tentunya masih sangat membutuhkan energi untuk pertumbuhan otot dan tulangnya. Maka alangkah elok bila mereka menunda dulu untuk hamil, sehingga punya waktu yang cukup memikirkan dan mempersiapkan rumah tangga yang baik sampai usia atau waktu yang tepat bagi mereka, baik secara mental maupun usia reproduksi yang sehat untuk hamil.

Ada beberapa macam alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan bagi kelompok ibu muda maupun kelompok umur lain yang masih bereproduksi. Pengertian alat kontrasepsi aman adalah alat/bahan yang digunakan aman dipakai baik oleh istri maupun suami, sangat rendah risiko komplikasi, dan cepat kembalinya masa kesuburan bila alat tersebut dihentikan penggunaannya.

Saat ini banyak ibu muda yang menggunakan sembarang alat kontrasepsi, tanpa mengetahui dengan jelas sifat dari obat/bahan kontrasepsi yang dipakai. Akibatnya, seringkali membuat sang ibu kurang nyaman dan umumnya mereka meminta dicabut kembali setelah dipasang beberapa waktu. Pengalaman saya, beberapa pasangan muda malah menggunakan alat kontrasepsi yang berisiko sehingga sulit subur kembali dan badan menjadi gemuk. Kondisi ini tentu saja semakin membuat tidak nyaman. Ada beberapa alat kontrasepsi bagi pasangan muda untuk menunda kehamilan;

Alat kontrasepsi sederhanaSistim kalender dengan menunda melakukan hubungan suami-istri saat

masa subur, yaitu saat ovulasi terjadi yang biasanya terjadi seminggu setelah haid bersih. Teknik senggama terputus juga sangat aman digunakan, bisa pula menggunakan alat kontrasepsi mekanik seperti kondom. Memang upaya penundaan usia kehamilan teknik sederhana ini kemungkinan lebih besar

Page 21: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

47

BAB XII Operasi Caesar dan Kematian Ibu

Di kota-kota besar Indonesia sendiri persalinan lewat operasi Sesar (caesar) menyerupai angka kejadian di AS dulu, sekitar 30-40 persen. Keadaan ini pernah membuat gerah pengurus IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang ingin mengaudit catatan medis Rumah Sakit untuk melihat indikasi ataupun alasan dilakukan operasi. Di Banda Aceh sendiri malah ada RS nonrujukan yang angka

operasinya cukup mencengangkan, di atas 50 persen

Kematian ibu akibat proses persalinan masih menjadi masalah di negara berkembang seperti Indonesia. Setiap menit ada seorang ibu yang meninggal. Ini berarti ada 1.400 wanita yang meninggal setiap hari. Belum lagi komplikasi yang timbul akibat proses persalinan tersebut. Di dunia, setiap menit ada 380 wanita menjadi hamil. Separuh dari jumlah tersebut kehamilannya tidak diinginkan. Sangat bervariatif risiko kematian ibu dari 100.000 wanita akibat proses reproduksi. Masing-masing negara punya angka yang berbeda. Lihat saja, Nepal 830, Indonesia 470, Bangladesh 600, Kamboja 590, Cina 60, Thailand 44, Jepang 12, dan Singapura 9.

Salah satu faktor penyebab masih tingginya risiko kematian di Indonesia akibat masih terbatasnya tenaga dokter ahli dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi. Saat ini memang semakin bertambah tenaga dokter ahli kebidanan, namun penyebarannya tidak merata.

Risiko kematian akibat kurangnya tenaga ahli sangat relatif. Yang terjadi di lapangan, dengan tersedianya dokter ahli di daerah, angka operasi Caesar menjadi tinggi. Angkanya melebihi standar Badan Kesehatan Dunia yang mensyaratkan 5-15 persen. Itu sebabnya, masyarakat sendiri kadang tertegun setengah keheranan: Apakah memang setiap kesulitan dalam proses kelahiran harus dilakukan operasi?

Untuk mengurangi risiko tidak baik terhadab sang ibu, biasanya Caesar menjadi pilihan. Kondisi ini diperburuk oleh pendidikan masyarakat yang masih sangat rendah. Meski mungkin ragu, mereka tidak berani mencari pendapat pada dokter lainnya.

Hal penting lainnya dalam menurunkan kematian ibu adalah perlunya pemerataan tenaga bidan atau perawat terlatih di setiap desa, yang sudah tentu bisa mendeteksi lebih awal jika adanya gangguan kehamilan dan

Page 22: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

55

BAB XIVAntara Gerak Janin dan Bayi Stres

Perlu diingat bahwa kondisi bayi yang stres (cemas) yang terus menerus di dalam rahim menjadi salah satu faktor penyebab bayi mati lemas. Mendeteksi bayi gawat bisa dilakukan dengan cara

memeriksa denyut jantung janin

Adanya gerakan janin aktif selama berada dalam rahim menjadi pertanda bahwa janin dalam keadaan sejahtera. Dengan gerak aktif menjamin bayi mendapat oksigen yang cukup melalui sirkulasi yang berasal dari plasenta sang ibu. Sebaliknya, bila gerak janin berkurang atau hilang jangan khawatir dulu karena ada kalanya bayi sedang beristrirahat sehingga malas bergerak.

Akan tetapi, bila janin tidak bergerak dalam waktu lama antara 12-24 jam sebaiknya waspadalah tentang kemungkinan ada hal-hal yang tidak beres dengan sang bayi. Tulisan ini akan sedikit menambah wawasan tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, apa yang harus dilakukan dan disiapkan oleh ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan.

Bayi dalam kandungan mulai aktif bergerak sejak memasuki usia bulan kelima kehamilan. Gerakan-gerakannya semakin lincah saat masuk dalam trimester kedua, karena ruang rahim yang masih besar dengan janin relatif kecil. Ketuban banyak, dan gerak janin semakin terbatas dengan meningkatnya usia kehamilan. Tentu karena ketuban yang semakin berkurang dan volume bayi yang semakin besar antara 2.500 gram sampai 4.000 gram.

Andaikan bayi yang biasa sangat aktif bergerak, lalu tiba-tiba gerakan dirasakan berkurang atau hilang sama sekali, apa yang harus dilakukan, apakah langsung menghubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan USG atau cukup dengan mengobservasi saja dalam beberapa jam? Ini penting untuk membedakan apakah sang janin sedang istirahat atau tidak.

Teknik memancing membangunkan bayi yang tidur dengan melakukan rangsang getar pada kulit perut ibu atau dengan rangsangan suara. Bila janin sedang tidur dan sehat rangsangan tersebut membuat janin terbangun dan bergerak yang bisa dirasakan sang ibu dan kewaspadaan

Page 23: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

59

BAB XVBayi Diekstraksi Vakum Berbahayakah?

Semua tindakan persalinan dengan alat bantu jika dilakukan oleh tenaga terlatih/profesional tetap akan aman, baik bagi bayi maupun ibu. Tujuan penggunaan alat vakum adalah membantu sang bayi

lahir tepat waktu sesuai dengan kesepakatan umum yang dipakai para ahli kebidanan

Tidak semua persalinan bisa berlangsung lancar secara spontan alias normal. Sebagian bayi lahir melalui bantuan alat, ekstraksi vakum atau forseps, dan sebagiannya lagi melalui proses operasi. Masih banyak beredar rumors di masyarakat tentang dampak buruk penggunaan alat vakum bagi kesehatan anak, sehingga beberapa ibu menolak dilakukan ekstraksi vakum dan langsung meminta dilakukan tindakan operasi. Sebenarnya, alasan penolakan sang ibu tersebut kurang tepat. Soalnya, semua tindakan persalinan dengan alat bantu jika dilakukan oleh tenaga terlatih/profesional tetap akan aman, baik bagi bayi maupun ibu. Tujuan penggunaan alat vakum adalah membantu sang bayi lahir tepat waktu sesuai dengan kesepakatan umum yang dipakai para ahli kebidanan, yakni pada kehamilan pertama maksimal kala pengeluaran 2 jam dan untuk kehamilan kedua atau lebih maksimal kala pengeluaran 1 jam. Malah saat ini waktu tersebut mulai dipersingakat lagi menjadi setengahnya. Semua batasan waktu yang dipakai tersebut demi upaya menurunkan risiko angka kesakitan dan kematian terhadap bayi.

Teknik melahirkan bayi menggunakan alat vakum telah dilakukan sejak tahun 1840 oleh Simpson. Akan tetapi, alat baru dengan efek sangat minimal pada bayi diperkenalkan oleh Malmstrom pada tahun 1954. Saat ini alat tarikan vakum dibuat dalam dua bentuk, yaitu yang terbuat dari bahan besi dan silastic, yang masing-masingnya mempunyai keunggulan. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memberikan tekanan negatif dan membentuk kaput di kulit kepala bayi sebagai tempat tarikan untuk membantu tenaga ibu mengedan. Alat ekstraksi ini hanya bersifat bantuan tenaga, bukan menggantikan tenaga mengedan.

Keadaan inilah yang sering menjadi kendala, sehingga tarikan terlalu kuat yang mempunyai risiko terjadi perdarahan di bawah kulit atau bahkan lebih berat. Karena pada tarikan dengan alat vakum ini tetap sang ibu harus mempunyai kekuatan kontraksi rahimnya, berbeda dengan alat forseps yang

Page 24: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

63

BAB XVISeputar Masalah Kehamilan Trimester Kedua

Dalam periode kehamilan trimester kedua, sebaiknya ibu melakukan aktivitas fisik untuk menjaga tubuh tetap fit. Aktivitas bisa dalam bentuk ringan, dengan tetap melakukan aktivitas rutin sehari-

hari, maupun melakukan senam hamil demi kelancaran aliran darah dan kesegaran

Apa yang terjadi dengan tumbuh kembang bayi anda dalam kehamilan trimester kedua atau sampai usia kehamilan 28 minggu atau sering disebut usia 7 bulan? Saat itu, berat badan ibu bertambah hingga 6 kilogram, sedangkan berat bayi bertambah satu kilogram. Hingga melahirkan, seorang ibu bertambah beratnya sampai 12 kilogram, sedangkan sang bayi sekitar 2.500 gram sampai 4.000 gram. Nah, mari kita lihat apa saja yang berubah dalam rentang waktu itu.

Perubahan fisikDengan usia kehamilan 28 minggu, terjadi perubahan fisik yang

nyata. Payudara mulai membesar, karena mulai diproduksi kolostrum. Inilah makanan pertama kelak ketika bayi lahir. Nilai gizi dan manfaat zat anugerah Tuhan itu tak terhitung. Areola mamae atau puting payudara pun saat itu akan bertambah gelap warnanya.

Dalam masa ini, pencernaan seorang ibu akan sedikit mengalami gangguan, akibat pengaruh hormon progesteron. Hormon ini berfungsi membuat relaksasi rahim, sehingga membuat perut ibu sedikit tidak nyaman. Kadang sering sakit dirasakan di uluhati. Ini terjadi karena lamanya makanan berada di dalam lambung akibat relaksasi sedikit otot lambung. Kadang kala sebagian ibu mengeluh sulit buang air besar, akibat lambatnya proses penyerapan makanan di usus halus. Hal terakhir ini perlu dipahami oleh para ibu hamil, sehingga tidak membiasakan memakai pencahar untuk melancarkan pengeluaran sisa makanan.

Uterus seorang ibu dalam trimester kedua akan tampak semakin besar, karena rahimnya mulai membesar setelah keluar dari rongga pelvis. Dalam trimester satu rahim masih berada di dalam rongga pelvis. Seorang ibu selama masa kehamilan trimester kedua akan merasa kurang nyaman dan

Page 25: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

67

BAB XVIIPro-Kontra Operasi Bayi Sungsang

Penyebab presentasi bokong tidak diketahui dengan pasti, namun banyak faktor yang dapat menyebabkan letak presentasi bokong, di antaranya paritas (jumlah kehamilan) dan bentuk panggul ibu

BAYI sungsang merupakan presentasi janin abnormal, dimana posisi janin dalam kandungan berbeda dengan posisi yang wajar. Bagian bokong janin berada di bawah, padahal seharusnya yang berada di bawah adalah kepala janin. Karena letak yang abnormal ini, banyak kalangan medis menyiasati persalinan bayi sungsang dengan cara operasi caesar.

Namun, operasi caesar sebenarnya tidak perlu dilakukan karena ternyata keadaan janin yang demikian bisa lahir secara normal. Berdasarkan penelitian, persalinan sungsang berisiko meningkatkan rasa sakit dan kematian bayi. Kematian perinatal langsung biasanya disebabkan karena persalinan presentasi bokong mencapai ukuran 4-5 kali lebih besar dibanding presentasi kepala. Kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah dikarenakan penanganan persalinan yang kurang sempurna. Hal ini ditandai dengan tersangkutnya kepala bayi dalam waktu teralu lama, disebabkan terjadinya hipoksia (tarikan) pada bokong yang terlalu cepat dan kuat, sehingga menyebabkan pendarahan di otak.

Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan. Frekuensi letak sungsang ditemukan di Rumah Sakit Dr Pirngadi Medan sebanyak 4,4 persen dan 4,6 % di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Penyebab presentasi bokong tidak diketahui dengan pasti, namun banyak faktor yang dapat menyebabkan letak presentasi bokong, di antaranya paritas (jumlah kehamilan) dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika dilihat dari paritas ibu, kasus terbanyak terjadi pada ibu dengan multigravida dibanding pada ibu hamil pertama (primigravida). Sedangkan jika dilihat dari panggul ibu, angka kejadian presentasi bokong terbanyak terjadi pada ibu yang berpanggul sempit. Panggul sempit menyebabkan fiksasi kepala janin menjadi tidak baik pada pintu kelahiran bagian atas panggul.

Page 26: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

71

BAB XVIIIGuntingan Epis untuk Bayi Sungsang

Begitu banyak pengalaman yang dirasakan seorang ibu saat melewati proses persalinan, mulai dari rasa takut ketika terjadi kontraksi rahim berlebihan sampai dengan rasa takut rusaknya kemaluan karena dilewati kepala bayi. Rasa takut lainnya adalah saat seorang dokter melakukan guntingan pada perineum yang lebih dikenal dengan episiotomi alias epis, menjelang proses keluarnya kepala bayi/punggung janin pada janin yang sungsang. Tindakan epis sebenarnya sangat bermanfaat untuk mencegah lamanya kepala anak berada di dasar panggul yang tentu akan berakibat melemahnya otot-otot dan ligament di diafragma pelviks. Salah satu otot-otot yang ada diafragma pelviks adalah otot-otot levator yang banyak berperan dalam fungsi seksual.

Peran otot-otot dasar panggul dalam menjaga diafragma pelviks sangat nyata. Bila otot-otot atau ligamen (penyangga) lemah maka ibu tersebut berpeluang untuk turun perut atau dikenal dengan prolap uteri, yang membuat seseorang mengeluh sakit, merasa bagian bawah perut turun, dan kadang kala mengganggu fungsi miksi.

Tindakan epis bermanfaat menghindari robekan perineum (jaringan di antara vagina dan anus) tidak beraturan, dan bila terjadi jauh lebih repot, karena berpeluang timbul pendarahan hebat dan penjahitan yang sulit. Dengan tindakan epis membuat penyembuhan luka akan lebih baik. Pilihan guntingan epis ada beberapa jenis dengan berbagai manfaat. Ada guntingan medial, guntingan lateral, bahkan ada guntingan mediolateral.

Guntingan epis yang banyak dipakai adalah jenis mediolateral, karena dengan cara ini bermanfaat menghindari robekan meluas ke bawah arah anus yang bila penjahitan tidak baik membuat buang air besar seseorang terganggu. Jenis medio lateral ini juga sangat bermanfaat mencegah terjadi pendarahan yang banyak bila dibandingkan guntingan ke arah lateral yang relatif banyak pembuluh darah. Dampak yang kurang nyaman dirasakan ibu pascapersalinan adalah rasa nyeri yang bisa diatasi dengan obat-obat antinyeri, misalnya tablet parasetamol dan asam mefanamat.

Page 27: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

73

BAB XIXBayi Lahir tidak Menangis

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bayi yang segera menangis setelah lahir merupakan pertanda kondisi fisiknya sehat. Pada situasi demikian lazimnya penolong persalinan hanya melanjutkan

pelayanan berupa menghangatkan, membersihkan jalan nafas, dan mengeringkan bayi tersebut.

Nah, bagaimana dengan bayi yang lahir tidak menangis, apakah keadaan tersebut aman untuk bayi? Sekitar 90 persen bayi baru lahir hanya memerlukan perawatan sederhana, yaitu membersihkannya dari cairan ketuban--dari mulut dan hidung--lalu menghangatkan. Hanya 10 persen bayi yang sering bermasalah. Oleh karena itulah, tidak mengherankan kalau kita melihat bayi normal yang baru lahir, tetap sehat-sehat saja walaupun diabaikan ibunya dalam beberapa jam, bahkan jika dibuang sekalipun.

Sedangkan bayi yang tidak menangis, selain karena gangguan aliran darah plasenta, juga lantaran pengaruh obat-obatan yang diberikan pada ibu hamil akibat kesehatannya. Misalnya pada kasus ibu hamil dengan tekanan darah tinggi yang mendapat obat-obatan. Obat tersebut bersifat menekan sistim pernafasan, sehingga bayinya saat lahir malas untuk menangis. Karena itu sangat penting bagi ibu membagikan informasi ini pada dokter atau penolong persalinan untuk menghindari salah tindakan.

Akan tetapi, saat ini ada acuan khusus yang diberlakukan oleh Perinasia (Perkumpulan para pemerhati bayi baru lahir) menghadapi bayi baru lahir, apakah segera menangis atau tidak. Menurut acuan tersebut, bagi bayi normal dan segera menangis cukup dengan menghangatkan bayi, dan bayi segera bisa diberi ASI. Sedangkan bagi bayi yang tidak menangis setelah diberikan oksigen serta dicoba dengan rangsangan taktil pada kaki dan dada dan gosokan punggung bayi, perlu tindakan lanjut. Tindakan lanjutnya berupa penilaian frekuensi detak jantung bayi.

Bila detak jantung bayi kurang dari 100 kali per menit, maka bayi perlu diberikan pompa paru (ventilasi tekanan positif) selama 30 detik. Akan tetapi, bila detak menjadi kurang dari 60 kali per menit, harus dilanjutkan dengan kompresi dada.

Page 28: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

77

BAB XXDukunglah Ibu Memberi ASI!

Penelitian Kohort di Australia, selama 5 tahun melaporkan bayi yang mendapat ASI selama 6 bulan mendapat nilai skor tingkat kecerdasan 8,2 poin untuk anak perempuan dan 5,8 poin untuk anak

laki-laki.

Menyusui bayi pada satu jam pertama kehidupan sampai usia 6 bulan dapat menyelamatkan lebih dari satu juta bayi. Karena itulah, mari mendukung sang ibu untuk mendapatkan hasil emas (mother support, going for the gold) sesuai tema pekan ASI (air susu ibu) sedunia tahun 2008.

Hal yang pertama dilakukan seorang ibu segera setelah bayi lahir adalah mendekatkan bayi dengan dadanya dan membiarkan sang bayi mencari puting susu Ibu. Hal tersebut adalah salah satu langkah prosedur dalam program inisiasi ASI.

Inisiasi ASI sangat banyak manfaatnya baik untuk ibu maupun bayi. Kita tahu dengan menyusui lebih awal (dini) akan bermanfaat bagi sang ibu dalam upaya membuat ikatan kasih sayang, dan berbagai dimensi keuntungan lainnya dari ASI yang ciptaan Sang Mahakuasa.

Lantas, kenapa budaya memberikan ASI yang jelas-jelas sangat bermanfaat tidak dilakukan oleh ibu yang mempunyai bayi. Anehnya lagi, para ibu lebih tertarik mengganti makanan sangat istimewa tersebut (ASI) dengan air susu lembu (PASI) yang jelas-jelas kandungan gizinya sangat berbeda.

Salah satu manfaat menyusui dini agar terjadi kontak dini si anak dengan ibu. Kontak dini mulut bayi dengan puting susu ibu akan merangsang hipofise bagian belakang anak untuk mengeluarkan zat oksitosin. Oksitosin yang keluar berperan ganda. Pertama, meningkatkan sekresi ASI, dan kedua, merangsang rahim ibu segera berkontraksi. Kontraksi rahim tersebut dibutuhkan untuk mencegah pendarahan ibu pascamelahirkan.

Perlu diingat bahwa perdarahan pascasalin merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Indonesia masih mendududuki peringkat tinggi dalam hal kematian ibu bila kita membandingkan dengan negara Asean lainnya, sebut saja Malaysia, yang angka kematian ibunya 28 per seratus ribu persalinan, sedangkan Indonesia mencapai 307 per seratus ribu persalinan.

Page 29: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

81

BAB XXITips Buat Ibu Pasca Melahirkan

Sebaiknya hubungan intim dilakukan setelah kondisi ibu telah segar kembali biasanya setelah nifas selesai, akibat ibu kadang masih trauma akibat proses persalinan apalagi

kalau ada guntingan perineum yang membuat dia merasa nyeri.

Tugas berat masih tetap menghadang seorang ibu pascamelahirkan, bila tidak melakukan persiapan perencanaan kehamilan berikutnya. Sejak kehamilan ibu/bapak harus mempersiapkan tumbuh kembang sang bayi dengan cukup bijaksana, yaitu kapan memutuskan untuk siap hamil kembali sehingga ada waktu untuk merawat bayi tersebut, paham jenis kontrasepsi apa yang aman akan dipakai, berapa lama bayi disusui.

Semua rencana ini harus telah dipikirkan dengan baik. Pengalaman penulis dalam praktik sehari-hari umumnya ibu-ibu terutama ibu muda/ibu yang pertama melahirkan, kurang memikirkan masalah sepele tersebut. Dan kadang keadaan ini akan berdampak fatal bila ibu belum siap menerima kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga melakukan abortus yang tidak aman. Sebagai contoh tentang penggunaan kontrasepsi, umumnya mereka ikut menggunakan alat kontrasepsi hanya atas saran teman atau anjuran sang ibu, bukan atas dasar pemahaman sendiri.

Kembalinya fungsi alat reproduksi, masa pemulihan kehamilan alat reproduksi seorang ibu pascamelahirkan dalam 6 minggu berikutnya yang dikenal dengan nifas atau puerperium. Dalam massa nifas, uterus kembali ke ukuran normal. Kadang kala selama masa nifas sering sang ibu tidak sabar melihat kondisi tubuhnya. Mereka menginginkan bentuk tubuhnya segera kembali ke bentuk normal. Akibatnya, dia melakukan diet ketat yang membuat situasi tidak baik, terhadap kondisi ibu dan produksi ASI.

Berikut adalah beberapa keadaan yang yang sering terjadi pascasalin dan tips yang perlu dipertimbangkan untuk mengatasinya.1. Nyeri mules kuat. Keluhan ini sangat sering dikeluhkan para ibu

pascamelahirkan terutama persalinan kedua. Sang ibu merasa perut menjadi mules akibat kontraksi kuat uterus yang hilang timbul

Page 30: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

85

BAB XXIISekilas tentang Plasenta Janin

Semakin tua usia kehamilan, menimbulkan perkapuran pada jaringan plasenta yang menyebabkan fungsi penyaluran aliran darah ke janin berkurang, sehingga bayi berisiko tumbuh tidak sehat. Itu sebabnya, pada kehamilan yang lewat waktu, bayi harus segera dilahirkan, supaya kekurangan

oksigennya tidak memanjang yang bisa mengganggu pertumbuhan sel otak si bayi.

Plasenta merupakan salah satu komponen penting dalam proses kehamilan. Gangguan pada plasenta akan mengganggu kelangsungan tumbuh kembang bayi selama berada di dalam rahim. Salah satu factor yang mempengaruhinya adalah letak plasenta. Bila letak plasenta tidak normal, resiko perdarahan mengancam nyawa ibu hamil saat persalinan.

Ibu hamil harus memahami beberapa hal seputar plasenta, sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat persalinan tiba. Selain itu, juga untuk mendapat bayi dan ibu yang sehat dalam melewati masa kehamilan dan proses persalinan.

Istilah plasenta pertama sekali diperkenalkan oleh Realdus Colombus tahun 1559. Dalam bahasa latin plasenta berarti kue bulat. Plasenta akan terbentuk sempurna setelah 16 minggu usia kehamilan. Normalnya, plasenta berbentuk cakram dengan garis median antara 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat sekitar 500 gram atau sekitar satu per lima berat bayi dan terletak di bagian depan dan belakang rahim, dekat fundus rahim.

Pada bagian plasenta ada bagian jaringan anak yang dikenal selaput korium yang dibentuk oleh amnion, pembuluh darah, chorion dan vilus, dan bagian yang dibentuk dari jaringan ibu yang dikenal dengan piring desidua atau piring basal. Arteri pada plasenta berbeda dengan arteri normalnya. Arteri di sini mengandung darah kotor, sedangkan vena mengedarkan darah bersih. Pada bayi normal, isi kandungan pembuluh darah sebaliknya.

Sebagai orang sehat, kita akan merasa sulit bernafas jika tidak menghirup oksigen yang cukup. Begitu juga yang terjadi pada bayi bila tidak mendapat aliran darah yang cukup dari plasenta melalui tali pusat. Pada bayi plasenta berperan sebagai paru-paru yang mengeluarkan zat

Page 31: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

89

BAB XXIIISekilas tentang Hamil di Luar Kandungan

Hamil di luar kandungan dalam istilah medis dikenal dengan kehamilan ektopik. Ini adalah kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri. Angka pasti insidensi kehamilan di luar kandungan sangat bervariasi, antara 1 setiap 28 sampai 400 kehamilan, sedangkan peluang berulang kasus tersebut berkisar antara 0-14 persen.

Kehamilan ektopik dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita, antara lain di tuba falopi (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Tuba falopi merupakan tempat favorit terjadinya kehamilan ektopik (90%). Pada seseorang dengan hamil di luar kandungan, keluhan akan dirasakan bila tempat lokasi kehamilan terganggu atau pecah, sehingga banyak terjadi perdarahan, sedangkan pada situasi tempat kantong kehamilan tidak terganggu biasanya belum dirasakan adanya keluhan, sehingga sering petugas medis misdiagnosa kasus kehamilan di luar kandungan pada fase awal.

Kehamilan ektopik dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:1. Bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga

rahim.2. Terdapat tumor atau kista pada tuba. 3. Endometriosis (jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri dan di

luar miometrium).4. Memiliki riwayat operasi tuba5. Kelainan anatomi kongenital

Mekanisme terjadinya kehamilan di luar kandungan ini akibat ovum yang telah dibuahi berimplantasi di tempat lain sebelum ovum yang dibuahi tersebut masuk ke kavum uteri, dan terbanyak terjadi di saluran tuba. Mukosa pada tuba bukan merupakan medium yang baik untuk pembuahan blastokista yang berimplantasi di dalamnya. Vaskularisasi kurang baik, dan desidua tidak tumbuh dengan sempurna, sehingga kapasitas tempat tersebut hanya mampu menahan sampai usia kehamilan 8 sampai 12 minggu. Berbeda kalau

Page 32: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

93

BAB XXIVDampak Buruk Jika Ibu Hamil Kurang Darah

Kehamilan adalah suatu proses kompleks. Oleh karenanya, seorang ibu yang hamil tentunya harus menjaga amanah tersebut dengan cara menyiapkan diri sebaik mungkin, terutama kondisi psikis dan fisik. Waktu yang dibutuhkan seorang ibu merawat kehamilannya cukup panjang, yakni sekitar 280 - 294 hari. Selama proses kehamilan dalam masa 9 bulan itu, seorang ibu perlu memperhatikan asupan gizi. Asupan gizi yang kurang berakibat kandungan kalori protein berkurang dan ini akan mempengaruhi suplai makanan dari ibu ke bayi. Salah satu dampak bila kurang asupan adalah terjadinya anemia alias kurang darah. Anemia berdampak kurang baik pada pertumbuhan bayi dan ibu hamil. Dampak buruk bagi ibu hamil yang kurang haemoglobin (Hb) adalah ibu tidak kuat mengedan, sehingga bayi terlalu lama di dasar panggul ibu. Ini berakibat bayi akan kurang suplai oksigen ke otaknya (hipoksia). Keadaan hipoksia otak merupakan faktor risiko bayi menjadi kurang pintar dan mudah terserang penyakit.

Anemia merupakan komplikasi paling sering terjadi pada ibu hamil. Klasifikasi anemia yang terjadi pada ibu hamil sangat bervariasi, mulai tingkat ringan sampai ke tingkat berat. Pada tingkat anemia ringan, seorang ibu belum menimbulkan keluhan klinis yang berarti. Sedangkan pada anemia berat atau anemia absolut, sudah ada yang dikeluhkan. Seorang ibu dengan anemia berat akan berdampak pada kesejahteraan janin, berupa gangguan pertumbuhan janin.

Masalah dari seorang ibu hamil dengan anemia adalah kurangnya kemampuan angkut oksigen oleh sel darah merahnya, yang lazimnya diketahui dengan melihat rendahnya kadar haemoglobin yang dikenal luas oleh masyarakat dengan istilah kurang Hb. Menurut kesepakatan Badan Kesehatan Dunia, seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar Hb-nya lebih rendah dari 11 persen. Sedangkan Central Desease Control (CDC) menilai kadar Hb tergolong rendah bila kurang dari 11 persen pada kehamilan trimester satu dan tiga, dan kadar Hb kurang 10,5 persen pada trimester kedua.

Page 33: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

97

BAB XXVTips untuk Ibu Hamil Jelang Persalinan

Setiap menit di seluruh dunia seorang wanita meninggal akibat kehamilan atau proses persalinan. Jadi, diperkirakan sekitar 1.400 orang wanita meninggal setiap hari. Kematian ibu hamil tersebut bisa langsung akibat proses kehamilan atau secara tidak langsung berhubungan dengan kehamilan.

Setiap pasangan muda selalu merasa risau ketika datangnya detik-detik kelahiran sang buah hati. Rasa khawatir telah muncul bahkan sejak seminggu menjelang jatuh tempo masa kontrak bayi berada dalam rahim. Dalam hitungan normal, masa kontrak bayi dengan rahim ibu adalah 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) siklus ibu.

Perhitungannya adalah dengan menambah angka 7 untuk tanggal haidnya, mengurangi 3 untuk bulan, sedangkan untuk tahun ditambah 1. Sebagai contoh, seorang ibu dengan HPHT 10-04-08, maka taksiran bersalinnya adalah 17-01-09. Calon ibu harus tetap siaga penuh dalam minggu-minggu akhir sesuai jadwal persalinan oleh karena proses persalinan akan terjadi antara seminggu sebelum atau seminggu sesudahnya. Sang calon bapak juga harus siap menjadi suami siaga, yakni siap antar jaga sang nyonya ke tempat persalinan yang telah direncanakan sebelumnya sejak awal usia kehamilan.

Masa suatu kehamilan normal antara 280 hari (40 minggu) sampai 294 hari (42 minggu). Masa kehamilan dikatakan memanjang kalau usia kehamilan melebihi 294 hari. Konsekuensi dari usia kehamilan memanjang adalah cairan ketuban semakin berkurang, dan plasenta sebagai terminal pengaliran kalori dari ibu ke anak yang menua, ditandai adanya perkapuran-perkapuran plasenta. Adanya penuaan plasenta dan ketuban berkurang sering merisaukan ibu hamil dan sering ditafsirkan salah, sehingga ibu ketakutan dan terbawa kepada tindakan lahir dengan operasi caesar.

Tidak seharusnya kehamilan lewat waktu diakhiri dengan operasi, karena masih ada waktu menunggu dengan cara memantau gerak dan denyut jantung bayi dengan alat rekam jantung bayi khusus (CTG). Bila dengan hasil alat ini ragu, dapat diperiksa dinamika aliran darah plasenta yang lebih dikenal dengan doppler test. Umumnya proses sakit melahirkan

Page 34: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

101

BAB XXVIInfeksi Toksoplasma pada Kehamilan

Kucing adalah tempat hidup utama parasit toxoplasma. Parasit ini dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Adapun dalam tubuh manusia, unggas dan hewan ternak lain sebagai hospes perantara, parasit ini berkembang biak secara aseksual, yaitu kemampuan untuk

berkembang biak dengan cara membelah diri.

Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan jelas risiko yang ditimbulkan seorang wanita hamil akibat parasit toksoplasma gondi. Toksoplasma berisiko menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan ternak, setelah seseorang terinfeksi dengan parasit toksoplasma yang masuk ke dalam tubuh, melalui feses hewan, atau memakan daging binatang yang terinfeksi dengan toksoplasma.

Komplikasi pada wanita dalam usia reproduksi sering dihubungkan dengan keguguran atau bayi lahir cacat. Dengan memahami pertumbuhan parasit dan habitatnya, akan sangat membantu dalam menekan rasa ketakutan wanita hamil tentang parasit ini.

Parasit toksoplasma cenderung masuk ke dalam sel organ (intrasel) tubuh manusia dan terdapat dalam tiga bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang beredar dalam darah, bentuk ookista yang dikeluarkan dalam tinja kucing, dan bentuk kista yang menetap dalam jaringan tubuh seperti paru, jantung, otot, dan otak. Bentuk kista berupa sebuah kantung yang di dalamnya berisi beribu-ribu trofozoit T gondii.

Kucing adalah tempat hidup utama parasit toxoplasma. Parasit ini dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Adapun dalam tubuh manusia, unggas dan hewan ternak lain sebagai hospes perantara, parasit ini berkembang biak secara aseksual, yaitu kemampuan untuk berkembang biak dengan cara membelah diri.

Di tanah yang tercemar, ookista (toxoplasma) dapat dibawa oleh lalat, kecoa, semut atau cacing tanah ke berbagai tempat di kebun. Ookista dapat menempel di sayuran, buah-buahan atau termakan oleh hewan ternak seperti ayam, kambing, anjing, sapi, dan menembus epitel usus, berkembang biak dengan membelah diri serta menetap dalam bentuk kista pada organ hewan tersebut.

Page 35: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

105

BAB XXVIIMenentukan Kehamilan Pascaoperasi Caesar

Seorang ibu dengan riwayat persalinan operasi dengan indikasi bukan atas alasan panggul sempit, berpeluang besar untuk melahirkan secara normal bila kembali hamil setelah anak usia 2 tahun. Sedangkan bagi ibu hamil dengan operasi dan usia anak masih di bawah satu tahun, dia boleh

hamil akan tetapi peluang baginya melahirkan secara spontan lebih kecil.

Dalam praktik sehari-hari, saya sering ditanya oleh para ibu yang berkonsultasi tentang waktu sebaiknya mereka bisa hamil kembali setelah melahirkan dengan cara sesar (caesar). Mereka masih gusar kalau luka operasi lama belum sembuh dan bisa berbahaya bagi dirinya. Pertanyaan tersebut sangat standar, akan tetapi memang sangat mereka perlukan.

Sebenarnya, pertanyaan tersebut sudah harus dijelaskan kepada para ibu muda beserta keluarga sebelum tindakan operasi terdahulu oleh dokter yang lebih dikenal dengan informed concent, yakni penjelasan segala seluk beluk tindakan/operasi beserta segala risikonya. Juga saat tersebut harus dijelaskan tentang kontrasepsi dan waktu terbaik untuk bisa hamil kembali dengan aman.

Dengan penjelasan yang jelas tentang seluk beluk tindakan yang akan dilakukan pada seseorang, akan membuat mereka paham benar apa yang akan dilakukan pada dirinya atau istrinya, sehingga kelak bila ada sesuatu hal yang terjadi akibat komplikasi, dia telah paham sebelumnya. Selama ini penjelasan detail menjelang operasi (informed concent) masih kurang dilakukan para dokter kita di Indonesia dengan berbagai alasan. Bisa karena waktu konsultasi yang kurang, karena terlalu banyak pasiennya, juga sebab-sebab lainnya.

Ada asumsi yang berlaku selama ini di masyarakat bahwa seseorang hanya boleh dilakukan operasi caesar maksimal tiga kali dan boleh hamil kembali setelah usia anak lima tahun. Semua informasi di atas bisa dibenarkan. Akan tetapi, hal tersebut pada zaman modern ini mulai ditinggalkan, oleh karena semakin meningkatnya tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat sehingga mereka lebih awas tentang kesehatannya.

Page 36: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

109

BAB XXVIIICara Mudah Mengatur Jarak Kehamilan

Sebagian perempuan merasa bangga jika terlalu sering hamil dan melahirkan. Mereka beranggapan, dengan melahirkan telah menjalankan tugas yang merupakan kodrat seorang perempuan, dalam hal ini seorang ibu. Namun, di balik semua itu sang suami perlu mempertimbangkan secara matang.

Kini, suami yang terus membiarkan sang istri hamil bisa digolongkan melakukan delik kekerasan dalam rumah tangga. Sang suami bisa dianggap tidak memberikan kesempatan kepada istri untuk beristirahat dari proses reproduksi.

Pengalaman di ruang praktik sehari-hari menunjukkan, umumnya ibu-ibu yang terlalu sering hamil ternyata mereka tidak tahu atau minim sekali pengetahuannya tentang kontrasepsi. Sebagiannya sedikit paham, tapi mereka sulit mendapat akses pelayanan alat kontrasepsi. Sebenarnya, sangat mudah bagi seorang ibu mengatur jarak kehamilan, baik secara alamiah maupun secara medis dengan alat atau obat-obatan.

Masyarakat seharusnya dibekali hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi lebih awal, misalnya sejak usia remaja. Di sisi lain, masyarakat harus diberikan cara mudah mengakses masalah kesehatan reproduksi, baik itu di pos kader/pos pelayanan KB maupun di rumah para bidan desa. Bila bisa melakukan advokasi pengetahuan kesehatan reproduksi secara luas kepada masyarakat, maka upaya kita menurunkan rasio kematian ibu melahirkan akan terwujud.

Menunda kehamilan/kesuburan. Pengetahuan ini penting diketahui kedua pihak baik sang ibu maupun

sang bapak. Pengetahuan menunda kesuburan ini sebaiknya diberikan saat mereka mendapat bimbingan konseling pranikah oleh tenaga konseling khusus atau mereka sendiri yang datang pada dokter kebidanan.

Kenapa pengetahuan ini penting diketahui mereka? Pengalaman dalam praktik sehari-hari menunjukkan, mereka tidak tahu cara/alat kontrasepsi yang digunakan, sehingga memakai alat kontrasepsi sesuai

Page 37: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

113

BAB XXIXHindari Bayi Lahir Gawat Nafas

Kematian bayi bisa diturunkan jika ada peningkatan kesadaran pihak ibu hamil beserta keluarganya dalam memeriksa kehamilan dengan baik dan teratur sekaligus berkonsultasi dengan

dokter segala kemungkinan yang bisa terjadi terhadap bayinya

Kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil survey kesehatan Demografi Indonesia 2002-2003 menunjukkan, 20 orang bayi meninggal dalam setiap seribu angka kelahiran. Bayi-bayi itu meninggal pada bulan pertama setelah kelahiran. Salah satu penyebabnya adalah pelayanan persalinan yang kurang optimal.

Sekitar 10 persen bayi yang lahir mempunyai masalah, yakni gagal nafas spontan. Dan bila bayi gagal nafas tersebut tidak tertolong dengan tindakan bantuan pernafasan buatan, berisiko besar terhadap sang bayi. Hanya satu persen bayi baru lahir yang perlu menggunakan alat bantu nafas. Pemerataan pengetahuan bagi tenaga medis dan paramedis seperti bantuan pernafasan awal dan lanjutan sangat dibutuhkan. Ini untuk menekan kesakitan dan kematian bayi.

Peran petugas pelayanan pertolongan persalinan sangat berpengaruh untuk sehat atau tidak sehatnya bayi. Bagi petugas yang tidak memahami keadaan bayi tentu akan sulit mengenal tanda awal bila ada hal-hal yang tak normal dengan bayi. Bila mereka tidak mengenal, tentu mereka akan terlambat merujuk dan sering membuat bayi tidak tertolong. Data menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian bayi yang lahir di desa jauh lebih tinggi dengan bayi yang lahir di perkotaan. Hal ini berhubungan dengan tenaga penolong persalinan, dimana di kota umumnya ditolong oleh tenaga terlatih.

Saat ini trend penolong persalinan di desa maupun di kota sudah berubah. Banyak masyarakat yang berharap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang risiko suatu persalinan sehingga mereka mencari tempat yang aman untuk suatu persalinan.

Page 38: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

117

BAB XXXMengenal Risiko pada Kehamilan Muda

Hamil di usia muda penuh dengan problema, mulai dari keluhan mual-muntah sampai dengan risiko terjadi keguguran, yang banyak terjadi sampai usia kehamilan 20 minggu. Oleh karena itulah para ibu sedang hamil muda harus lebih waspada terhadap risiko-risiko selama kehamilan muda. Salah satu risikonya adalah terjadinya keguguran atau lebih dikenal dengan abortus.

Keluhan seorang ibu dalam hal keluarnya bercak merah di kemaluan sering secara tiba-tiba. Malah kadangkala disertai dengan keluhan mules (keram perut). Keluhan-keluhan tersebut merupakan tanda awal terjadinya keguguran.

Keguguran didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat bayi kurang dari 500 gram. Dalam istilah keguguran dikenal beberapa klasifikasi di antaranya; keguguran terancam, keguguran komplik, keguguran tidak komplik, keguguran sedang berlangsung.

Diperkirakan, sekitar 80 persen keguguran terjadi di bawah usia kehamilan 12 minggu atau kehamilan 3 bulan. Terjadinya keguguran sangat dipengaruhi oleh usia seorang ibu saat hamil, dan beberapa faktor lainnya seperti riwayat keguguran dan kematian janin pada kehamilan yang lalu, juga pengaruh faktor bawaan kedua orangtua.

Penyebab keguguranPenyebab keguguran diduga berhubungan dengan gangguan

pembentukan hasil konsepsi itu sendiri baik itu pada fase preembrio (mulai haid terakhir sampai 5 minggu) maupun pada fase embryonic (minggu ke 5 sampai minggu 9). Kelainan-kelainan ini umumnya diakibatkan oleh gangguan sitogenetik/kromosom hasil konsepsi.

Penyakit tertentu yang menyebabkan keguguran, antara lain, penyakit gula/diabetes. Penyakit tiroid merupakan penyokong masih tingginya angka keguguran. Selain itu, para ibu yang terinfeksi dengan kuman tertentu, seperti kuman sifilis juga sangat berisiko terjadinya keguguran.

Page 39: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

121

BAB XXXIAgar Janin tak Tertular HIV

Seorang ibu hamil punya potensi menurunkan virus/bakteri kepada bayinya baik melalui plasenta maupun melalui kontak langsung saat persalinan. Itu sebabnya, pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit tertentu diperlukan untuk mendeteksi apakah sang ibu telah pernah terinfeksi ataupun sedang terinfeksi.

Salah satu penyakit menular seksual yang perlu diwaspadai karena jumlah kasus yang semakin meningkat adalah HIV. Bila kita tidak mengetahui seorang ibu hamil dengan HIV positif dan penolong persalinan tidak melakukan persiapan dengan baik, maka proses kelahiran sang bayi berisiko tertular HIV kepada penolong, alat medis, dan bayi.

Di Indonesia saat ini terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS. Jika tahun 2002 estimasi kasus 90 sampai 130.000 kasus, maka pada tahun 2006 estimasi berkisar 190.000 sampai 210.000 kasus. Peningkatan yang drastis terjadi terhadap kelompok wanita dan anak, seperti yang dipaparkan oleh Prof Syamsurizal dari FKUI, pada lokakarya kesehatan reproduksi di Lombok, 8 juli 2007. Dipaparkannya, dari 1.922 kasus yang berobat di klinik khusus HIV/AIDS RS DR Cipto Mangunkusumo Jakarta, 309 (16;69) kasus adalah perempuan. Upaya menghambat laju peningkatan kasus pada perempuan melalui pencegahan penularan dari ibu hamil dengan HIV positif pada bayinya, harus serius diperhatikan.

Sulit diobatiHuman Imunodefisiensi Virus (HIV)/Acquired Imunodefisiensi

Syndroms (AIDS) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang mengganggu sistim kekebalan tubuh manusia dan tergolong dalam kelompok penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini akan mengganggu sistim kekebalan tubuh yang normalnya dijaga oleh sel T 4. Virus HIV ini merupakan virus kompleks baru yang aneh, karena virus ini setelah masuk ke dalam pembuluh darah seseorang akan menyatu dan hidup dengan sel T4 yang berfungsi membentuk antibodi tubuh. Setelah itu virus ini akan mereplikasi dirinya menjadi virus dengan struktur genetik

Page 40: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

125

BAB XXXIIHamil Pascaoperasi Tumor Kandungan

Banyak kaum ibu yang ragu apakah bisa melahirkan secara normal atau tidak setelah sebelumnya menjalani operasi tumor kandungan. Tulisan ini diharapkan membantu para ibu dalam usia reproduksi memahami hal tersebut dan bisa menyiapkan kehamilan dengan baik.

Tumor jinak (adneksa) Tumor di rongga pelvis bisa berasal dari rahim, tuba, dan adneksa.

Di antara massa tumor di adneksa yang terbanyak berasal dari ovarium. Pada kelompok wanita dalam masa usia reproduksi, sekitar 80-85 persen umumnya terjadi tumor ovarium jinak. Seseorang dengan tumor di rongga pelvis akan sering mengeluh dalam beberapa hal, di antaranya berupa perut yang teregang, nyeri abdomen, rasa tertekan di rongga perut bagian bawah. Tumor tersebut juga akan menimbulkan keluhan-keluhan pada kandung kencing dan usus. Ada kelompok tumor tertentu yang mempunyai pengaruh pada hormon reproduksi seperti estrogen, yang berakibat terjadi perdarahan pervaginam. Kadang kala tumor di rongga pelvis tersebut menyebabkan nyeri hebat yang mendadak akibat tumor terpelintir, atau tumor yang pecah.

Umumnya, tumor ovarium jinak terjadi hanya satu sisi (unilaternal), kistik, mudah digerakkan, dan permukaannya licin. Keluhan dan tanda tersebut berbeda pada kelompok tumor ovarium ganas, dengan massa tumor terjadi bilateral (kedua sisi), padat, sulit digerakkan, bentuk tumor tak beraturan. Kadang kala pada tumor ganas tertentu teraba ada nodul/tonjolan di culdesac (perut bawah di belakang rahim) dan sering ditemui adanya ascites (cairan bebas) di rongga abdomen.

Bila seorang ibu hamil dan mempunyai tumor di rongga pelvis maka keluhan akan lebih hebat lagi karena rahimnya ikut membesar juga. Untuk kelompok ibu hamil dan terdapat tumor jinak di rongga pelvis, maka bila tumor berukuran lebih besar dari 5 cm dan ibu mengeluh nyeri sebaiknya dilakukan operasi pengangkatan saat usia kehamilan ibu 4 bulan atau 16 minggu, sedangkan bila tumornya lebih kecil dari 5 cm cukup diobservasi

Page 41: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

129

BAB XXXIIIMelahirkan Bayi Sungsang

Sungsang merupakan presentasi bayi yang abnormal. Yang menjadi masalah bayi dengan posisi sungsang adalah proses persalinan yang sulit, rumit, dan membutuhkan

kesabaran dari penolong dalam melewati proses persalinan.

Ada pendapat yang beredar luas dalam masyarakat awam bahwa seorang bayi yang lahir secara sungsang kelak sang bayi akan pintar dalam hal mengurut alias pijat memijat. Tentu pendapat tersebut sulit dipahami secara ilmiah. Saya sendiri sering bertanya pada sang ibu yang anaknya pernah dilahirkan sungsang, benarkah sudah ada tanda-tanda talenta tersebut? ternyata, Semua ibu yang saya tanyakan mengatakan bahwa belum ada tanda-tanda sang anak punya bakat seperti itu.

Dalam dunia medis, seorang bayi disebut sungsang bila letak bokongnya berada di bawah, padahal lazimnya posisi tersebut berada di atas. Sungsang merupakan presentasi bayi yang abnormal. Yang menjadi masalah bayi dengan posisi sungsang adalah proses persalinan yang sulit, rumit, dan membutuhkan kesabaran dari penolong dalam melewati proses persalinan. Bokong anak bukan bagian terbesar dari anak, sehingga bila berhasil keluar dari ruang panggul belum ada jaminan bagian kepala akan keluar dengan mudah dalam menit berikutnya. Sedang kepala anak seperti lazim pada letak kepala normal adalah bagian terbesar dari tubuh anak. Karena keunikan inilah, maka banyak penolong persalinan apakah itu bidan/dokter ahli kandungan, trauma menghadapi persalinan sungsang jika harus secara normal. Sehingga tidak mengherankan saat ini banyak kalangan lebih tertarik mencari jalan pintas menghadapi bayi sungsang, yakni dengan melakukan operasi Caesar.

Persalinan sungsang dimulai dengan melahirkan bokong/pantat, lalu perut, bahu anak. Pada tahap melahirkan bahu sering menjadi kendala, sebab bahu merupakan bagian yang lebar. Selain itu, seorang penolong persalinan sungsang berada dalam tekanan takut kalau-kalau kepala anak macet, sehingga penolong panik sehingga cepat sekali menarik bokong bayi yang membuat masuknya bahu bayi ke panggul tidak sesuai arah panggul.

Page 42: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

133

BAB XXXIVOperasi Sesar dan Komplikasinya

Kesan sekarang lahir secara operasi lebih keren dari dari lahir secara normal, lahir secara operasi membuat ibu semakin disayangi bapak? dan lahir secara operasi risiko komplikasi rendah dari lahir normal; menjadi pertanyaan masyarakat pada saya di ruang praktik apakah benar demikian?. Ini sebuah kesan yang terjadi di zaman sekarang(zaman Now) sesuai judul tulisan ini.

Saya beberpa kali pernah menulis pada media terkait operasi sesar dan komplikasinya beberapa tahun silam’ sedikit terusik dan membuat saya kembali diawal tahun ini menulis terkait berita tersebut dan nyata data menunjukkan semakin tinggi insidensinya. RSUZA saja meningkat tajam dari 33 persen tahun 2013, mnjadi 41 persen tahun 2016 dan menjadi 49 persen tahun 2016. Ada apa sebenarnya? Bila kita melihat secara makro dalam propinsi aceh. Apakah ada keterkaitan dengan semakin banyaknya tenaga dokter spesialis di rumah sakit atau sebaliknya yakni tidak terkait itu sama sekali. Badan kesehatan dunia masih

Sebaiknya operasi sesar r menjadi pilihan terakhir bila proses persalinan normal terkendala, atau bila ada indikasi absolute sehingga tak ada pilihan lain, bukan karena indikasi-indikasi yang kurang jelas (abu-abu).

Operasi sesar adalah cara terakhir proses melahirkan bayi bagi seorang ibu. Operasi sesar hanya dilakukan bila ada kendala dalam proses persalinan normal. Kendala dalam proses persalinan normal bisa berupa kendala menetap dan kendala yang tidak menetap. Dahulu operasi sesar menjadi hal yang menunjukkan prestisius seseorang, karena menunjukkan ningratnya seseorang. Kalau kita melihat tren operasi sesar tahun 90 puluhan, terlihat adanya grafik peningkatan, seperti yang dilaporkan oleh Ventura dkk tahun 2000. Menurutnya, dari setiap 10 orang yang melahirkan dalam setiap tahun di AS satu di antaranya pernah di operasi sesar. Di AS, peningkatan sangat drastis operasi sesar terjadi antara tahun 1945 sampai 1991, yakni dari 4,5 menjadi 25 persen.

Page 43: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

137

BAB XXXVTips Menghindari Kejang Hamil

Beberapa kelompok orang yang mempunyai faktor risiko terjadinya preeklampsi dan eklampsi, ialah seseorang yang pernah mendapat hipertensi pada hamil sebelumnya, ibu hamil yang gemuk,

hamil usia muda dan sangat tua, kehamilan pertama dan kehamilan kembar.

Hati-hati bila kenaikan berat badan ibu sebesar dua kilogram per minggu dalam tiga bulan menjelang persalinan. Ini bisa menjadi pertanda awal datangnya kejang. Kejang hamil atau eklampsia merupakan penyakit tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang usia kehamilan di atas 20 minggu atau sampai 42 hari pascasalin.

Seorang ibu hamil sebelum terjadi kejang hamil akan melewati beberapa tahap keluhan seperti tekanan darah tinggi, pembengkakan (edema), dan dijumpai protein diurin (proteinuriaa). Bila seorang wanita hamil mempunyai keluhan-keluhan tersebut, maka mereka harus lebih berhati-hati, sebab berisiko terjadi kejang hamil. Oleh karena itulah, wanita dengan keluhan tekanan darah yang meningkat, protein urin positif, dan kaki bengkak cepat berkonsultasi pada dokter keluarga atau bidan untuk program penanganan lanjutan.

Kejang hamil merupakan komplikasi kehamilan yang menakutkan, karena mengancam jiwa seorang wanita hamil. Di negara maju, kejadian kejang hamil antara 0,5 sampai 1,8 %, sedangkan di negara berkembang mencapai 14 persen. Kematian akan meningkat untuk daerah yang tidak punya dokter ahli kebidanan, dan sistim rujukan tidak berjalan dengan baik. Pada daerah tertentu kematian ibu bisa mencapai 50 persen.

Masih ada kepercayaan di masyarakat bahwa kejang hamil lantaran kemasukan roh jahat atau burong tujoh, terutama bila kejang tersebut terjadi setelah melahirkan. Kejang hamil merupakan emergensi kebidanan dan perlu penanganan multidisiplin ilmu kedokteran, mulai dari internis, neurologist, dan intensifis. Pasien kejang hamil sebaiknya juga dirawat di ruang intensif (ICU). Penyakit ini menjadi salah satu penyumbang masih tingginya kematian ibu, yang mencapai 500.000 orang setiap tahun. Saat ini setiap tahun diperkirakan sekitar 10.000 sampai 40.000 ibu hamil meninggal akibat komplikasi kejang hamil.

Page 44: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

141

BAB XXXVIInfeksi Operasi Caesar dan “Kuman” Askeskin

Di Indonesia, persalinan lewat operasi caesar menyerupai angka kejadian di AS pada masa silam, sekitar 30-40 persen, terutama di kota-kota besar.

Di salah satu harian lokal di Aceh, saya membaca kasus seorang ibu yang mengalami infeksi pada luka operasi caesar, sehingga timbul berbagai prasangka penyebab luka terinfeksi (bernanah) tersebut. Ada yang menduga luka bernanah karena ’kuman’ askeskin, ada pula yang menduga karena ’kuman’ malpraktek. Tak banyak orang yang menduga, bahwa penyebab sebenarnya dari infeksi tersebut akibat ketuban pecah 24 jam sebelum masuk rumah sakit.

Tindakan operasi caesar sebenarnya merupakan tindakan akhir dalam proses persalinan seorang ibu, walaupun saat ini adanya fenomena bahwa indikasi operasi bisa dilakukan atas permintaan pasien dengan alasan trauma jika harus melahirkan secara normal. Perlu diingat bahwa walaupun berbagai fasilitas dan kemampuan dokter dalam hal operasi berkembang baik, namun tindakan operasi tetap mempunyai risiko bila kita bandingkan dengan proses persalinan normal. Komplikasi yang terjadi dalam proses operasi caesar pun bisa terjadi secara tiba-tiba, tanpa terduga-duga sebelumnya. Bisa berupa perdarahan, emboli udara, atau infeksi luka operasi yang terlihat seminggu pascaoperasi.

Di Indonesia, tren operasi caesar relatif meningkat terutama di rumah sakit swasta dengan berbagai macam penyebabnya. Sebagiannya ada bahkan dengan alasan yang mengada-ada. Kejadian ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di negara maju. Di AS, peningkatan sangat drastis operasi caesar terjadi antara tahun 1945 sampai tahun 1991, yakni dari 4,5 persen menjadi 25 persen.

Akhir-akhir ini angka operasi menurun kembali, mulai tahun 1989 sampai 1996. Penurunan tersebut akibat semakin banyaknya ibu yang mempunyai riwayat operasi caesar, bisa melahirkan pervaginam (normal) dengan aman. Untuk menekan tingginya angka operasi, kelompok peduli operasi caesar dari kelompok Ahli Kebidanan dan Kandungan di AS

Page 45: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

145

BAB XXXVIIJenis Operasi Caesar

Penting juga seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur di Puskesmas atau rumah sakit untuk bisa diketahui ada atau tidaknya faktor risiko dalam persalinan kelak

==========

Bila dilihat dari segi sayatannya pada rahim ibu secara umum, ada dua jenis sayatan pada operasi caesar, yaitu jenis sayatan berbentuk elips pada segmen bawah rahim (SBR) dan jenis sayatan memanjang pada badan rahim yang lebih dikenal operasi caesar secara klasik.

Kedua jenis sayatan ini punya kelebihan masing-masing. Bila cara klasik biasa dilakukan untuk kasus-kasus emerjensi, misalnya dalam kasus gawat janin atau kepala janin sudah jauh terperangkap ke dalam panggul ibu sehingga sulit mengeluarkan bayi bila diambil sayatan di bagian bawah rahim. Keuntungan cara ini adalah waktu operasi lebih singkat. Pada jenis operasi dengan sayatan SBR yang lebih banyak dilakukan oleh para ahli kebidanan sekarang ini, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain, jumlah darah yang hilang saat operasi relatif sedikit dan peluang kemungkinan bisa melahirkan pervaginam pada persalinan berikutnya.

Kelemahan pada operasi caesar cara klasik adalah risiko terjadi perdarahan banyak dan risiko terjadi robek dinding rahim pada kehamilan berikutnya. Robeknya dinding rahim bisa terjadi saat kehamilan, sehingga ibu dengan teknik operasi ini selalu harus memeriksa kehamilan di RS/Puskesmas, sedangkan pada jenis sayatan SBR ibu bisa melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan atau puskesmas pembantu, karena kemungkinan terjadi robek dinding rahim saat persalinan.

Tindakan operasi tetap saja mempunyai risiko komplikasi. Risiko kematian bagi kelompok operasi 1 berbanding 2.500, sedangkan risiko kematian bagi persalinan pervaginam 1 berbanding 10.000. Pada kelompok yang berhasil lahir pervaginam pascaoperasi juga berisiko terjadi komplikasi, seperti yang dilaporkan Emmanuels dkk.

Page 46: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

149

BAB XXXVIIIOperasi Caesar Berisiko Lahirkan Bayi Gagal

Nafas

Operasi caesar sebenarnya hanya diperuntukkan bagi kelompok wanita yang mengalami kendala dalam proses melahirkan secara normal, baik kendala itu pada ibu maupun kendala dari faktor bayi

Banyak ibu yang tergoda melahirkan dengan cara operasi caesar. Alasannya bermacam-macam, misalnya agar alat reproduksi tetap orisinal. Bisa juga lantaran takut sakit atau akibat ditakutkan oleh tenaga medis, dengan argumen yang belum bisa diterima secara ilmiah.

Hal-hal tersebut sangat banyak terjadi baik di negara maju, apalagi di negara berkembang dan umumnya hal ini berhubungan dengan malpraktek. Itu sebabnya, para calon ibu dan bapak harus sangat berhati-hati bila merasa ada keraguan atas keputusan tenaga paramedis maupun tenaga medis yang menghendaki di-caesar. Bila ini terjadi, salah satu solusinya adalah dengan mencari pendapat pembanding (second opinion).

Operasi caesar selalu penuh dengan risiko baik terhadap ibu maupun bayi yang dilahirkan. Selain itu, dengan tindakan operasi caesar khususnya yang tanpa alasan (indikasi), akan mempersempit peluang untuk lahir normal pada kehamilan berikutnya. Salah satu komplikasi yang ditakutkan terjadi adalah sindroma gagal nafas pada bayi yang dilahirkan. Tulisan berikut akan memberikan wawasan pada kita terhadap salah satu risiko tersebut.

Bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar terencana berisiko tinggi terjadi komplikasi saluran pernafasan bila dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan secara normal ataupun yang dilahirkan dengan operasi caesar emergensi. Demikian hasil riset yang dilakukan Dr Anne Kirkeby Hansen, dari Rumah Sakit Universitas Aarhus, Denmark, yang dilansir Britis Medical Journal, Desember 2007 lalu.

Sebenarnya, dalam beberapa penelitian terdahulu juga sering didapatkan bahwa bayi yang lahir dengan operasi terencana sulit bernafas dan biru. Akan tetapi, mereka masih sulit untuk mencari apa faktor penyebabnya. Penelitian yang dilakukan Dr Anne dan kawan-kawan

Page 47: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

152

BAB XXXIXAmankah Persalinan Normal?

Setiap ibu hamil berpeluang besar melahirkan bayi secara normal. Tentunya untuk mencapai hal itu ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur di puskesmas atau dokter.

Pilihan terbaik bagi seorang ibu adalah tetap lahir secara alamiah

Pertanyaan tentang ketakutan atau kegundahan seorang ibu yang mendekati hari taksiran persalinan seperti judul di atas sangat sering dijumpai dalam praktik kebidanan sehari-hari. Hal tersebut sangat wajar. Dan menjadi tugas seorang dokter menjelaskan dengan gamblang, sehingga ibu hamil benar-benar mengetahui yang sebenarnya secara keilmuan tentang persalinan yang segera akan dihadapinya.

Hitungan taksiran persalinan seorang ibu ada beberapa metode. Yang lazim digunakan adalah dengan perhitungan dari hari pertama mendapat haid terakhir, lalu dikurang tiga, tanggal ditambah tujuh dan tahun ditambah satu. Selain itu, juga dipakai taksiran dengan pemeriksaan biometri janin dengan menggunakan Ultrasonografi (USG). Perlu dicatat dengan pemeriksaan USG, bila dilakukan pada awal kehamilan ketepatan persis mendekati cara hitungan hari haid karena kemungkinan kesalahan dalam hari, sedangkan bila diperiksa dalam trimester kedua atau pada bulan kelima atau enam kehamilan kesalahan tafsiran bisa mencapai mingguan.

Untuk mengetahui apakah anak yang di kandungnya tumbuh sehat atau tidak dapat dilakukan dengan melihat bertambah besarnya rahim seorang ibu seperti yang lazim dilakukan bidan sehari-hari dengan mengukur tinggi fundus (puncak rahim) dengan meteran biasa dari simpisis pubis atau tulang kemaluan. Dalam usia kehamilan seorang ibu antara 5 bulan sampai 8 bulan tinggi dalam sentian tersebut identik dengan usia kehamilan dalam minggu. Bagi seorang ibu yang hasil ukuran kurang sesuai dengan usia kehamilannya, perlu periksa lanjut ke dokter untuk konfirmasi kebenarannya, apakah benar bayi ada gangguan pertumbuhan atau tidak.

Page 48: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

155

BAB XLKetika Taksiran Persalinan Terlewati

kehamilan telah lewat, sebaiknya lakukan pemeriksaan kardiotokografi untuk memberi peluang janin tetap bisa lahir secara normal

Jadwal kelahiran sang bayi sering menjadi perbincangan dalam sebuah keluarga. Hal ini penting untuk mengatur persiapan tempat bersalin, perencanaan anggaran, dan bahkan mengatur jadwal suami siaga. Dengan mengetahui jadwal persalinan, ibu hamil bisa lebih waspada dan tidak akan resah ketika si jantung hati tak kunjung lahir meski sudah mencapai waktu taksiran.

Taksiran persalinan yang paling tepat ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) seorang ibu dalam siklus menstruasi. Bila ibu lupa HPHT perkiraaan taksiran, bisa memakai hitungan biometri janin dengan bantuan alat Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG bagi ibu hamil lazimnya dilakukan saat usia kehamilan tiga bulan pertama. Pemeriksaan di usia janin tiga bulan sangat akurat, kalaupun meleset hanya dalam hitungan hari.

Pemeriksaan Sonografi untuk menentukan usia kehamilan juga dapat dilakukan dalam tiga bulan kedua, namun kemungkinan kesalahannya dalam mingguan. Sementara itu, jika pemeriksaan dilakukan seorang ibu dalam tiga bulan terakhir usia kehamilan, tingkat kesalahan lazimnya lebih besar lagi, bisa dalam bulanan. Andaikan pemeriksaan dengan cara Sonografi tidak tersedia, dokter bisa juga menaksir waktu persalinan dengan menanyakan pada ibu hamil, kapan sang janin mulai aktif bergerak. Lazimnya, janin mulai aktif bergerak ketika memasuki 18 minggu usia kehamilan.

Apa yang ditakutkan bila persalinan terlewati tanggalnya? Masalahnya ada di plasenta. Semakin lewat waktunya, semakin minim plasenta menjalankan fungsinya, yaitu sebagai penyuplai energi untuk si janin. Fungsinya berkurang karena saat itu terjadi pengapuran plasenta. Ada tiga tingkat pengapuran tersebut, yaitu ringan, sedang dan berat. Adanya kelainan dari struktur plasenta ini sudah dapat ditentukan dengan USG standar dua dimensi. Yang harus mendapat perhatian lebih adalah pengapuran tingkat berat. Bila ini terjadi, persalinan tidak harus menunggu sampai usia kehamilan mencapai 42 minggu.

Page 49: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

159

BAB XLIHepatitis B dan Kehamilan

Permasalahan yang akan timbul pada seseorang ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B adalah risiko terjadi kelahiran prematur, lahir sebelum waktunya, sehingga perlu terapi suportif demi

mencegahnya

Benua Asia dan Afrika masuk dalam kategori daerah endemik virus Hepatitis B. Itu sebabnya, upaya pencegahan sangat diperlukan mengingat risiko yang dihadapi cukup besar bila terinfeksi virus Hepatitis B. Seseorang yang terkena infeksi virus Hepatitis B, sekitar 5-10 persen akan menjadi pembawa penyakit (carrier). Dari pembawa virus tadi, 25 sampai 30 persen berisiko meninggal akibat komplikasi seperti kanker hati.

Virus hepatitis B merupakan DNA hepadnavirus yang menjadi penyebab utama hepatitis (radang hati) akut. Gangguan hati serius secara umum dikenal dengan sirosis kronis dan hepatobiliar carcinoma. Masa inkubasi virus hepatitis relatif singkat antara satu hingga enam bulan. Pada manusia, virus hepatitis dianggap penyebab kanker (karsinogen) terbanyak setelah rokok.

Menurut Centre of Desease Control (CDC), selama tahun 1990-1998 terjadi penurunan insiden sampai 50 persen kasus hepatitis B dari beberapa tahun sebelumnya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di Amerika Serikat ini memang memfokuskan perhatiannya pada kesehatan dan keamanan publik untuk mewujudkan Amerika Serikat yang sehat.

Hal lain yang ditakutkan dari Hepatitis B adalah sifatnya yang hanya 50 persen saja menimbulkan keluhan radang akut dan tanda kuning, sedangkan sisanya tidak ada keluhan. Situasi inilah yang sangat berbahaya karena menularkan pada kelompok lain tanpa disadari. Diperkirakan, di seluruh populasi dunia ada sekitar satu juta orang bersifat carrier kronik.

Seorang wanita hamil dengan carrier kronik berpotensi menularkan penyakit ini pada anak/bayi. Tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila seorang ibu carrier kronik yang hamil tanpa diberikan profilaksis, peluang menurunkan pada bayi mencapai 70-90 persen. Skrining/penapisan virus

Page 50: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

163

BAB XLIIWanita Hamil dan Tuberkulosis

Seorang perempuan hamil memerlukan persiapan baik secara fisik maupun mental dalam menjalani masa penantian menuju kelahiran, karena beragam masalah bisa terjadi akibat adanya suatu kehamilan lebih-lebih lagi dalam usia kehamilan muda. Pada masa kehamilan muda sering dikeluhkan rasa mual dan muntah, yang pada keadaan tertentu dirasakan sangat berlebihan. Pada sekelompok wanita walau dengan berbagai keluhan berat tersebut, tetap takut mengonsumsi obat-obat antimuntah. Sebenarnya tidak perlu ketakutan yang berlebihan tersebut, karena banyak pilihan obat muntah yang aman dipakai untuk bumil dengan usia kehamilan muda.

Struktur pertumbuhan janin dalam masa usia kehamilan sampai 10 minggu adalah masa sangat sensitif. Masa tersebut adalah masa pembentukan organ-organ tubuh seorang bayi. Jadi, bila terganggu sinyal perintah maka berisiko akan salah dalam perintah pembentukan, yang dikenal dengan fase organogenesis.

Pada fase rawan ini sebaiknya berhati-hati memakan obat dan sebaiknya ibu hamil memakan obat yang direkomendasi dokter, kecuali vitamin yang sudah lazim digunakan untuk ibu hamil. Masalah lain yang sering terjadi adalah bila ibu hamil tersebut juga seorang yang terinfeksi kuman TB (tuberkulosis), maka dia semakin ragu lagi untuk memakan obat-obat TB tersebut, padahal obat TB aman dimakan ibu hamil walau dalam usia hamil muda. Hal yang terlarang dilakukan dalam usia hamil muda adalah penyinaran dengan sinar radiasi di ruas perut ibu bila tanpa perlindungan.

Kasus infeksi masih banyak terjadi terutama di negara sedang berkembang, termasuk kita di Indonesia. Infeksi menjadi salah satu penyebab kematian manusia, setelah penyakit pembuluh darah/jantung. Salah satu penyakit infeksi adalah tuberkulosis (TBC). Tuberkulosis merupakan penyakit endemik di Indonesia dan penyakit yang mematikan.

Page 51: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

167

BAB XLIIIRisiko Ketuban Pecah Dini

Seseorang dengan ketuban pecah prematur akan mengalami persalinan dalam seminggu, sedikit sekali yang bertahan sampai empat minggu. Bila kehamilan bisa dipertahankan juga ada beberapa risiko kendala yang dihadapi oleh bayi, seperti infeksi yang bisa terjadi pada bayi dan ibu, bahkan

sampai menimbulkan kecacatan bagi bayi yang di kandungnya

Dalam tahapan persalinan, selaput ketuban akan pecah bila pintu jalan lahir telah mendekati lengkap dan beberapa saat kemudian diikuti dengan keinginan mengedan. Akan tetapi, masalah akan muncul bila ketuban pecah dini. Apalagi bila kehamilan belum cukup bulan. Besar sekali risiko komplikasi bagi bayi dan si ibu bila ketuban pecah dini.

Pecahnya selaput ketuban berpeluang terjadinya kontraksi rahim sehingga bayi lahir prematur. Hampir sepertiga ibu hamil, ketuban pecah menjurus terjadinya kelahiran prematur.

Di katakan ketuban pecah dini bila pecahnya selaput ketuban dalam kehamilan terjadi saat belum masuk dalam masa bersalin, selanjutnya masalah berikutnya akan terjadi bila usia kehamilannya masih di bawah 37 minggu. Saat ini beberapa organ tertentu dari bayi belum matang seperti paru, pembuluh darah, dan beberapa organ penting lainnya. Insidensi ketuban pecah sekitar tiga persen dari jumlah perempuan hamil.

Bagi ibu dengan usia kehamilan cukup bulan dengan ketuban pecah berisiko terjadi kesakitan pada bayi dan ibu, seperti infeksi pada ibu yang berisiko terjadi perdarahan pascasalin, prolaps tali pusat, plasenta terlepas atau solusio plasenta bahkan sampai pada kematian bayi.

Hal yang perlu dilakukan bila terjadi dugaan kasus ketuban pecah adalah memastikan apakah benar cairan tersebut cairan ketuban atau bukan, sehingga bila yang keluar bukan suatu ketuban, ibu tak perlu cemas. Periksalah cairan yang diduga ketuban tersebut dengan kertas lakmus yang dapat membedakan asam basanya cairan tersebut. Selain itu, dokter dapat menentukan dengan pemeriksaan sonografi.

Page 52: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

171

BAB XLIVMerenungi Peran Mablien (Refleksi di Hari Ibu)

Andaikan para bidan kita melakukan praktik menolong persalinan sesuai pola yang dijalankan Nyak Rohani, tidak menutup kemungkinan angka kematian ibu dan bayi bisa diturunkan

secara nyata

Jika setiap 22 Desember selalu diperingati sebagai hari ibu secara nasional, maka tidak demikian dengan perempuan yang berada di pedesaan Kruengkala, Lhong, Aceh Besar. Mereka tidak mengerti dengan hari ibu. Dalam praktek sehari-hari, mereka justru lebih mengenal mablien (bidan kampung) sebagai penolong sang ibu dan bayi sebelum dan sesudah persalinan

Nyak Rohani, adalah seorang mablien. Pukul 12 siang, dia masih asyik dengan kegiatan rutinnya merawat seorang ibu muda (Dewi Sartika, 23 tahun) bersama bayi perempuan dengan berat 3.200 gram. Dewi melahirkan dua hari sebelumnya secara normal melalui bantuan tangan Nyak Rohani.

Menariknya, dalam pola asuh Nyak Rohani, ibu dan anaknya tidak dipisahkan dengan tujuan siap memberikan ASI bila membutuhkan, mirip pola asuh modern yang dikenal dengan rooming in. Saat saya temui, dia sedang mencuci pakaian kliennya Mencuci pakaian merupakan salah satu bagian dari paket pelayanan yang diberikan oleh Nyak Rohani bagi setiap ibu yang ditolong. Biasanya, lama kontrak perawatan yang diberikan oleh Mablien Rohani selama 7 hari atau sampai jatuhnya tali pusat si jabang bayi.

Untuk diketahui, 7 hari pertama merupakan fase rawan pertama yang dihadapi baik bagi ibu maupun si bayinya. Pada fase awal pascamelahirkan sampai hari ketujuh bagi sang ibu, risiko yang mungkin terjadi bisa berupa perdarahan, sedangkan untuk bayi berisiko infeksi melalui tali pusatnya.

Hal yang menarik dipelajari dari cara bekerja Nyak Rohani adalah, walaupun dia memperoleh ilmu menolong persalinan melalui proses transfer ilmu secara turun menurun dari indatunya, akan tetapi semua praktik keseharian yang dia jalankan tetap mempunyai makna kebenaran secara akademis, sesuai prinsip umum pertolongan persalinan modern (medis).

Page 53: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

175

BAB XLVMengatur Haid Saat Ibadah Haji

Allah SWT mewajibkan ibadah haji ke rumah suci atas semua manusia yang kuasa pergi ke sana (Ali Imran: 97). Karenanya, kesempurnaan melakukan rukun haji sangat diinginkan para jamaah. Usaha-usaha ke arah sana untuk mendapatkan kesempurnaan telah dilakukan para calon jamaah menjelang keberangkatan, baik secara perorangan maupun kelompok melalui menasik haji.

Bagi kelompok perempuan yang masih dalam usia reproduksi, kendala yang biasa dihadapi saat menjalankan ibadah haji atau umroh adalah datangnya haid (menstruasi). Seorang perempuan dalam menstruasi tidak diizinkan masuk ke daerah suci. Karena itu tulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan para calon jamaah haji terutama para calon haji perempuan, untuk kesempurnaan melaksanakan rukun haji dengan baik dengan menunda datangnya haid.

Darah haid, adalah perdarahan yang terjadi sebagai akibat luruhnya dinding dalam rahim atau endometrium. Haid normal akan terjadi pada setiap wanita yang sehat. Siklus haid akan terjadi setiap 21 sampai 35 hari, lamanya 3 sampai 6 hari dengan rata-rata 2 sampai 6 buah jumlah pembalut yang dibutuhkan per hari, dan tidak disertai rasa nyeri (dismenorhea).

Wanita yang sedang haid tidak diizinkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:1. Thawaf2. Shalat3. Berdiam diri di masjid4. Memegang dan membaca Alquran

Darah istihadah, adalah darah yang keluar dari rahim seorang wanita akibat suatu penyakit tertentu, seperti tumor mioma rahim, tumor jinak di mulut rahim, tumor ovarium dan endometrium. Wanita yang mengalami perdarahan akibat penyakit ini tetap dapat menjalankan ibadah, tetapi tetap perlu menjaga kebersihan vagina dengan membersihkan darahnya dan memakai pembalut.

Page 54: OBSTETRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

[email protected]@unsyiah.ac.id

Diterbitkan olehPercetakan & PenerbitSYIAH KUALA UNIVERSITY PRESSJln. Tgk. Chik Pante Kulu No. 1Kopelma DarussalamTelp. 0651-812221email:

https://unsyiahpress.unsyiah.ac.id ISBN 978-623-264-188-4 (PDF)

ISBN 978-623-264-187-7

Lahir di Banda Aceh tahun November 1960. Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas Padang, menjadi staf pengajar di FK Universitas Syiah Kuala 1988. Pada tahun 1998 mendapat brevet/ Spesialisasi OBGYN di Universitas Padjajaran Bandung. Gelar Doktor di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penulis telah banyak menghasilkan karya ilmiah baik di level nasional maupun internasional, bisa dilihat di mohd andalas fsd, [email protected].

Prof. DR. Dr. Mohd. Andalas, Sp.OG-FMAS