Procedur Exercise VOR Rev.1.docx

52
MODUL MATERI PRAKTEK MATA KULIAH RADIO NAVIGATIONS AID 3 DISUSUN OLEH : SUKARWOTO,ST,SSIT,MM PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN NAVIGASI UDARA JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA 1 Modul Praktek Peralatan DVOR – woto 052012

Transcript of Procedur Exercise VOR Rev.1.docx

MODUL MATERI PRAKTEKMATA KULIAH RADIO NAVIGATIONS AID 3

DISUSUN OLEH :SUKARWOTO,ST,SSIT,MM

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN NAVIGASI UDARAJURUSAN TEKNIK PENERBANGANSEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA2012

MODUL 1 : Melakukan Pengukuran dan Pengujian Power Supply1. Latihan 1 : Batery Charger Power SupplyA. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada Modul Batery Charger Power Supply Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Power Supply Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanMultimeterC. Materi Latihan

a. Cek pada tegangan input 230 Vac 15 % , 50 0,5 Hzb. Cek frekuensi dalam jangkauan dan ukur tegangan input AC pada konektor BCPS Subrackc. Switch kedua transmitter pada posisi ONd. Gunakan Voltmeter dan ukur tegangan DC output pada terminal konektor +N / -N pada sisi belakang kabinete. Tegangan ouput pada rentang + 54 Volt DC 1,6 Voltf. Catat hasil pengukuran / test dibawah ini

Input Voltage30 Vac 15 %:------------------------------- V

Output Voltage+ 54 Vdc 1,60 V

:

:

:

:

------------------------------- V ACC #1

------------------------------- V ACC #2

------------------------------- V ACC #3

------------------------------- V ACC #4

2. Latihan 2 : DC ConverterA. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada Modul DC-Converter Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Power Supply Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanMultimeterC. Materi Latihan

a. Gunakan Voltmeter untuk mengukur dan catat tegangan DC output DCC 28 pada panel belakang BP-TX untuk transmitter 1 dan 2b. Rentang Tegangan seharusnya pada 28 Vdc 1,70 Vc. Catat hasil pengukuean / test dibawah ini

Output Voltage :

+28 Vdc 1,70 VBP TX 1

--------------------VBP TX 2

--------------------V

3. Latihan 3 : DC Converter DCC MV

A. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada Modul DC-Converter Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Power Supply Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanMultimeterC. Materi Latihan

a. Gunakan voltmeter untuk mengukur dan catat tegangan DCC-MV output pada panel belakang BP-TX untuk transmitter 1 dan 2b. Catat hasil pengukuran di bawah ini :

Tegangan output

+28 Vdc 1,70 V

+15 Vdc 0,75 V

+5,2 Vdc 0,18 V

+15 Vdc 0,75 VBP TX 1

--------------------V

--------------------V

--------------------V

--------------------VBP TX 2

--------------------V

--------------------V

--------------------V

--------------------V

4. Latihan 4 : DC Converter DCC 05A. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada Modul DC-Converter DCC 05 Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Power Supply Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanMultimeterC. Materi Latihan

a. Gunakan voltmeter untuk mengukur dan catat tegangan DCC-05 Converter output pada panel belakang BP-Cb. Catat hasil pengukuran di bawah ini :

Tegangan output

+5 Vdc 0,16 V

M 1

--------------------V

M 2

--------------------VLCP

--------------------V

5. Latihan 5 : CSL DC - ConverterA. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada Modul CSL DC - Converter Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Power Supply Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanMultimeterC. Materi Latihan a. Gunakan voltmeter untuk mengukur dan catat tegangan CSL DC/DC Converter output pada panel belakang BP-Cb. Catat hasil pengukuran di bawah ini :

Tegangan output

+15 Vdc 0,60 V

-15 Vdc 0,60 V

:--------------------V

:--------------------V

6. Latihan 6 : BCPS Low Bateray Switch OffA. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada BCPS Low Bateray Switch Off Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Power Supply Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanMultimeterC. Materi Latihan a. Test ini menunjukan rentang tegangan input batery, LCP Monitoring dan emergency shutdown untuk operasional yang benarb. Hubungkan terminal batery VOR dengan external dc power supplyc. Pada LRCI Environmental Setup , cek monitor batery enable (difungsikan), install batery capacity set pada 50 Ah, batery warning capacity level set paa 40 Ah dan Batery Ah Low TX off level set pada 20 Ahd. Program aktual batery capacity pada 50 Ahe. Set pada external tegangan power supply ke nilai nominal 54,0 Ahf. Switch OFF smua AC/DC Converter dengan switch pada pnel depang. Amati LRCI BCPS window pada indikator Main Failure

7. Latihan 7 : BCPS AC/DC Converters BIT IndicationsA. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada BCPS Low Bateray Switch Off Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Power Supply Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanMultimeterC. Materi Latihana. Switch ke satu AC/DC Converter Module ke OFFb. Amati Jika BCPS modul menunjukan tanda tidak berfungsi dengan baik dan BCPS BIT akan memberikan tanda Warning dan Maintennce Alert c. Switch AC/DC Converter kembali pada posisi ON dan amati semua indikator kembali ke normald. Ulangi untuk a) sampai c) untuk setiap modul yg terinstale. Catat hasil pengukuran/ pengujian di bawah ini :

BCPS Module 1 BIT IndicationBerfungsi

------------*)Tidak berfungsi

------------*)

BCPS Module 2 BIT Indication------------*)------------*)

BCPS Module 3 BIT Indication------------*)------------*)

BCPS Module 4 BIT Indication------------*)------------*)

*) berikan tanda ( ) pada ...........*) dari hasil pengukuran / pengujian

MODUL 2 . Transmitter TestA. Tujuan a. Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian pada Modul Frekuensi Carrier dan Sideband Peralatan DVORb. Taruna diharapkan dapat memahami dan menghitung nilai toleransi pengujian dan Pengukuran pada Modul Frekuensi Carrier dan Sideband Peralatan DVORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. 1 set Multimeterb. RF CounterC. Materi Latihan 1. Latihan 1 : Frekuensi Carrier dan Sidebanda) Hubungkan RF-Counter seperti terlihat pada gambar 1b) Nyalakan sistem dan atur bypass pada posisi onc) Pilih transmitter 1 untuk mengudarad) Atur 30 Hz AM dan 1020 Hz AM pada 0 %e) Atur frekuensi transmitter pada 108.0 Mhz dan rekam counter reading (pembacaan terbalik)f) Ulangi (langkah e) menggunakan frekuensi 113.0 dan 117.95 MHzg) Atur frekuensui transmitter pada frekuensi yang ditentukan dan rekam counter readingh) Pilih transmitter 2 untuk mengudara dan ulangi langkah d) sampai g)i) Hubungkan RF-counter ke USBj) Ulangi langkah e) sampai g) dan rekam counter readingk) Pilih transmitter 1 untuk mengudara dan ulangi langkah d) sampai g)l) Hubungkan RF-counter ke LSBm) Ulangi langkah d) sampai f) dan rekam counter readingn) Pilih transmitter 2 untuk mengudara dan ulangi langkah d) sampai g)o) Kembalikan transmitter pada posisi (prosedur) normalp) Toleransi frekuensi : + 0,001 % (+ 1,08 KHz @108 MHz)

2. Latihan 2 : Mengkalibrasi Ouput Power Carrier Side BandA. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian Mengkalibrasi Ouput Power Carrier Side Band B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Power Meter

C. Materi Latihana) Matikan sistemb) Hubungkan Power Meter ke CSB output yang terletak pada bagian atas cabinet.c) Nyalakan sistem dan atur bypass pada posisi ond) Program output power pada nominal output power, (50 W atau 100 W pilih sesuai yang digunakan)e) Atur voice, identity dan 30 Hz Reference Modulation ke 0 %.f) Sesuaikan bacaan pada Power meter dengan power output yang telah diprogram + 2 W dengan X16 (bagian belakang Control Coupler)g) Rekam bacaan yang telah diprogram dan yang telah diukurh) Atur transmitter pada 25 watts dan rekam power terukur dalam kisaran +/- 2.5 wattsi) Pilih transmitter 2 untuk mengudara dan ulangi langkah d) sampai g)j) Matikan sistem dan cabut Power MeterTX 1TX 2

Daya Terprogram Maskapai-------W-------W

Daya Terukur Maskapai-------W-------W

Daya Terukur 25 W + 2.5 W

-------W-------W

3. Latihan 3 : Keakuratan Frekuency 30Hz dan Pengaturan AM DepthA. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian Keakuratan Frekuency 30Hz dan Pengaturan AM DepthB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. 1 set Multimeterb. Frekuenzy AnalizerC. Materi Latihan

a) Hubungkan Modulation Analyzer seperti terlihat pada gambar 1b) Atur Modulation Analyzer pada nominal Frekuensi Carrierc) Pilih transmitter 1 untuk mengudarad) Sesuaikan bacaan modulasi ke 30 % + 0.2 % pada modulation analyzere) Nilai yang terprogram seharusnya 30% + 2.0 %f) Hubungkan frequency counter AF output pada modulation analyzerg) Ukur frekuensi audio 30Hz dan rekamh) Nilai yang terukur seharusnya 30.000 Hz + 0.003 Hz(+ 0.01%)i) Pilih transmitter 2 untuk mengudara dan ulangi langkah d sampai hj) Rekam hasil pengukuran TX 1TX 2

AM Depth 30% + 2.0 % terprogram-------%-------%

AM Depth 30% + 0.2 % terukur-------%-------%

AF 30.000 Hz + 0.003 Hz terukur-------Hz-------Hz

4. Latihan 4 : Identity (1020 Hz) Frequency dan AM Depth Setting AccuracyA. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian Identity (1020 Hz) Frequency dan AM Depth B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. 1 set Multimeterb. Frekuenzy AnalizerC. Materi Latihan

a) Hubungkan Modulation Analyzer seperti terlihat pada gambar 1b) Atur Modulation Anlyzer pada nominal Frekuensi Maskapaic) Pilih transmitter 1 untuk mengudarad) Atur kondisi identity tone ke continuous/ berkelanjutane) Sesuaikan transmitter untuk Identity Tone depth 10% + 0.2 %f) Rekam nilai yang diprogram dan nilai yang diukurg) Periksa bahwa nilai terprogram untuk 5%, 15%, dan 20% dalam kisaran + 2%h) Ukur dan rekam frekuensi Identity Tone. Seharusnya menunjukkan 1020 Hz + 0.102 Hzi) Atur identity tone kembali ke kondisi normalj) Pilih transmitter 2 untuk mengudara dan ulangi langkah d) sampai h)TX 1TX 2

AM depth terprogram 10% + 2.0 %-------%-------%

AM depth terukur 10% + 0.2 %-------%-------%

AM depth terukur 5% + 2 %-------%-------%

AM depth terukur 15% + 2 %-------%-------%

AM depth terukur 20% + 2 %-------%-------%

Frekuensi 1020 Hz + 0.102 Hz-------Hz-------Hz

5. Latihan 5 : Identity Morse Code (kode Morse Identity)A. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian Identity Morse Code (kode Morse Identity) pada VORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. 1 set Multimeterb. Frekuenzy AnalizerC. Materi Latihan

a) Dalam TX 1 buatlah program untuk beberapa urutan 2, 3 & 4 karakter kode Morse dan periksa bahwa sistem pada indikasi normalb) Periksa bahwa interval antara Kode Morse berurutan setiap 7.5 detik + 0.5 detikc) Buatlah rogram TEST sebagai kode Morse dan periksa bahwa transmitter mengindikasikan bahwa program ini dalam Digital-Bite window dari transmitterd) Rekam hasil pengukuran dan ulangi langkah tests pada TX2PassFail

Kode Morse TX 1 2 karakter

Kode Morse TX 1 3 karakter

Kode Morse TX 1 4 karakter

Interval Kode Morse TX 1 (7.5+ 0.5detik)

Test TX 1 menimbulkan peringatan BITE

Kode Morse TX 2 2 karakter

Kode Morse TX 2 3 karakter

Kode Morse TX 2 4 karakter

Interval Kode Morse TX 2 (7.5+ 0.5detik)

Test TX 2 menimbulkan peringatan BITE

6. Latihan 6 : Kode Identity VOR Yang digunakan bersama DMEA. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian Identity Morse Code (kode Morse Identity) pada VORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Frekuenzy AnalizerC. Materi Latihana) Pada CSL atur S5 ke posisi Associated (terhubung) dan atur X25 ke posisi 2-3b) Pada TX1 buatlah program sebuah pengaturan Kode 1:3 dalam window Konfigurasi dibawah DME Trigger c) Pantau dengan MSP V4 LED bahwa secara berturut turut ketiga Sekuen Kode Morse ditransmisi oleh VOR sedangkan yang keempat tidak adad) Periksa interval antara Kode Morse DME adalah setiap 30 detike) Sekarang buatlah program sebuah pengaturan Kode 1:4 dalam window Konfigurasi dibawah DME Trigger f) Pantau dengan MSP V4 LED bahwa secara berturut turut kempat Sekuen Kode Morse ditransmisi oleh VOR sedangkan yang kelima tidak adag) Periksa interval antara Kode Morse DME adalah setiap 37.5 detikh) Rekam hasil pengukuran dan ulangi langkah test untuk TX2PassFail

Sekuens Kode TX1 1:3

Interval Kode DME TX1 (30 detik)

Sekuens kode TX1 1:4

Interval Kode DME TX1 (37.5 detik)

Sekuens Kode TX2 1:3

Interval Kode DME TX2 (30 detik)

Sekuens kode TX2 1:4

Interval Kode DME TX2 (37.5 detik)

7. Latihan 7 : Carrier Spektrum A. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian Carrier Spektrum pada VORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihana) Hubungkan Spectrum Analyzer seperti terlihat pada gambar 1b) Pilih transmitter 1 mengudarac) Atur (voice) suara, identity dan Referensi 30 Hz kedalaman modulasi ke kondisi normald) Pengaturan Spectrum AnalyzerAnalyzer SettingValue

Frekuensi Center (tengah): Frekuensi Customer (Pelanggan) atau 113.0

Resolusi BW: 1 Khz

Video BW: 30 Hz

Freq Span: 100 Khs

Sweep Time: 7.5 detik

Reference: O dB

Attenuation: 10 dB

e) Periksa bahwa berada dibawah garis batas seperti pada gambar 2f) Petakkan spectrum dan lampirkan rekaman protocol inig) Atur modulation depths (kedalaman modulasi) kembali ke normalh) Pilij transmitter 2 ke aerial dan ulangi langkah c) sampai g)i) Rekam hasil pengukuran

Gambar 2 CSB Spectrum Mask8. Latihan 8 : USB/LSB Output Power (Daya Keluaran)A. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian USB/LSB Output Power (Daya Keluaran)pada VORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Power meterC. Materi Latihan

a) Matikan sistemb) Hubungkan Power Meter ke USB output setelah Transfer Switch tetapi sebelum circulator di sisi belakang cabinet dengan sebuah 30 dB attenatorc) Nyalakan sistem dan atur transmitter 1 untuk mengudarad) Atur USB output power untuk transmitter 1 yaitu 15 watt untuk Daya Maskapai 50 Watts atau 30 Watts untuk daya Maskapai 100 wattse) Pilih transmitter 2 untuk mengudara dan ulangi langkah d)f) Matikan sistemg) Hubungkan power Meter ke LSB outpit setelah Transfer Switchh) Nyalakan sistem dan atur transmitter 1 mengudarai) Atur LSB output power untuk transmitter 1 yaitu 15 watts untuk Daya Maskapai 50 Watts atau 30 Watts untuk daya Maskapai 100 wattsj) Pilih transmitter 2 mengudara dan ulangi langkah i)k) Matikan sistem dan lepas / cabut Power Meterl) Rekam hasil pengukuran

USB level yang diprogram

USB Power terukur 15/30 W + 0.5 W

LSB level yang diprogram

LSB Power terukur 15/30 W + 0.5 W

9. Latihan 9 : 9960 Hz Sideband Signal SpectrumA. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian 9960 Hz Sideband Signal Spectrum pada VORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Hubungkan Spectrum Analyzer ke USB outputb) Pilih transmitter 1 mengudarac) Pengaturan Spectrum AnalyzerAnalyzer SettingValue

Frekuensi Center (tengah): fo nominal

Resolusi BW: 1 Khz

Video BW: 30 Hz

Freq Span: 100 Khs

Sweep Time: 7.5 detik

Reference: O dB

Attenuation: 10 dB

d) Periksa bahwa spectrum berada di bawah batas seperti terlihat pada gambar 3

Gambar 3 9960 Hz Sideband Spectrum Maske) Petakkan spectrum dan lampirkan rekaman protocol inif) Pilih transmitter 2 mengudara dan ulangi langkah d)g) Ulangi menggunakan LSB outputh) Rekam hasil pengukuranPassFail

Batas USB TX1

Batas LSB TX1

Batas USB TX2

Batas LSB TX2

10. Latihan 10 : 9960 Hz FrequencyA. Tujuan Taruna diharapkan dapat melakukan pengukuran dan pengujian 9960 Hz Frequency pada VORB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Frequency CounterC. Materi Latihan

a) Ukur frekuensi 9960 Hz dengan sebuah frequency counter pada titik uji di PMC-Db) Atur 30 Hz AM dan 1020 Hz pada 0%c) Ukur USB di depan test connector pin c12 pada PMC-Dd) Ukur LSB di depan test connector pin c12 pada PMC-De) Rekam hasil pengukuranTX 1TX 2

+ 9960 Hz + 1 Hz (USB)------Hz------Hz

- 9960 Hz + 1 Hz (LSB)------Hz------Hz

11. Latihan 11 : Fungsi ASU Blending (Paduan ASU)A. Tujuan Dengan menggunakan USB dan LSB power yang diatur sebelumnya, paduan sideband signal diselaraskan dan diatur untuk mencapai keseimbangan. Penyelarasan dilakukan dengan perintah yang terdapat di menu TX1 (2) Adjustment ASU terdiri dari: USB sine blending USB cosine blending LSB Sine Blending LSB Cosine BlendingPengukuran dilakukan dengan bantuan sebuah oscilloscope. Keempat dignal yang dimodulasi tersedia di test connector (X3) BSG, terdiri dari: UDEM_USB_SIN Pin a24 UDEM_USB_COS Pin a25 UDEM_LSB_COS Pin c24 UDEM_LSB_SIN Pin c25Signal yang dimodulasi di oscilloscope harus menunjukkan tidak adanya potongan pada titik maksimalnya. Caranya dengan menyelaraskan hingga potongan berkurang dan mengatur batas 5%. Cara pengaturan dimulai dengan transmitter 1

B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. 1 set Multimeterb. OscilloscopeC. Materi Latihana) Atur keempat Fungsi Blending yang dimodulasi ke pengaturan maksimalb) Seimbangkan pengukuran yang mencakup sinus/cosinus Blending Levelsc) Rekam pengukuran yang mencakup sinus/cosinus Blending Levelsd) Rekam pengukuran untuk sinus/cosinus Blending Levelse) Ulangi langkah a sampai d untuk transmitter 2TX 1TX 2

LSB Sin Blending-------------------------------------

LLevel in VSetting in %Level in VSetting in %

LSB Cos Blending------------------------------------

Level in VSetting in %Level in VSetting in %

USB Sin Blending------------------------------------

Level in VSetting in %Level in VSetting in %

USB Cos Blending------------------------------------

Level in VSetting in %Level in VSetting in %

12. Latihan 12 : USB RF Phase AlignmentA. Tujuan Karena menggunakan prinsip double sideband (DSB) maka satu dari dua sideband harus dikontrol secara bertahap. Oleh karena itu, satu sideband (LSB) memiliki pengaturan RF-Phase yang tetap dan sideband lainnya diatur dengan satu lingkaran pengaturan bertahap.USB RF Phase Control harus diatur untuk mendapatkan AM depth yang optimal untuk 9960 Hz subcarrier signal. Dengan simulasi pengaturan test, menurut gambar 1 atur untuk mendapatkan 9960 Hz yang maksimal.

B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Oscilloscope

C. Materi Latihan

a) Pilih menu pengukuran Monitor 1 (2) dan amati 9960 depth diukur dari sensor lapangan terdekatb) Ubah menu Pengaturan Transmiter USB RF Phase untuk mendapatkan 9960 Hz AM maksimalc) Rekam pengaturan USB RF-Phase d) Rekam Pengaturan SB Phase yang ditampilkan di menu Pengukuran TX 1(2)e) Ulangi langkah a) dan d) untuk transmitter 2TX 1TX 2

Pengaturan USB Phase..o..o

SB Phase..o..o

13. Latihan 13 : 9960 Hz AM DepthA. Tujuan 9960 HZ AM dapat ditingkatkan atau diturunkan dengan memvariasikan keempat blending level yang diatur dengan faktor yang serupa. Dengan perintah Alligment all Blending Levels dalam menu TX1 (2) Adjusment ASU keempat blending level diubah dengan satu perintah.Dalam kasus 9960 Hz AM indikasi monitor harus ditingkatkan maka SB power Levels juga harus ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai dengan menu TX1 (2) Adjusment dengan perintah Alligment USB + LSB Power Levels dengan memasukkan faktor yang sesuai.

B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. OscilloscopeC. Materi Latihana) Pilih di dalam menu Monitor 1(2) Measurement dan amati 9960 Hz AM depth diukur dari sensor lapangan terdekatb) Masukkan di menu Adjusment ASU factor yang sesuai untuk mengalikan Aligment all blending Levels dan Aligment USB+LSB Powr Level untuk mengubah nilai aktual yang ditampilkan agar didapatkan sebuah nominal 30% dari 9960 Hz AM. Aturlah koreksi yang halus jika 30 % + tidak tercapaic) Rekam keempat Blending Levelsd) Ulangi langkah a) sampai c) untuk transmitter 2TX 1TX 2

USB Phase yang diprogram..o..o

Pengaturan Blending setelah Penyelarasan ke 30% 9960 Hz AMTX 1TX 2

USB Sin Blending------------------------------------

Level in VSetting in %Level in VSetting in %

USB Cos Blending------------------------------------

Level in VSetting in %Level in VSetting in %

LSB Sin Blending------------------------------------

Level in VSetting in %Level in VSetting in %

LSB Cos Blending------------------------------------

Level in VSetting in %Level in VSetting in %

TX 1TX 2

Mon 1 9960 Hz AM Depth 30 % + 0.5%..o..o

Mon 2 9960 Hz AM Depth 30 % + 0.5%..o..o

14. Latihan 14 : Start Antena untuk Operasi NormalA. Tujuan Agar taruna dapat memahami tentangsistem antenna harus diseleksi benar benar dari semua antenna ganjil. Ini berarti harus dilakukan uji ketepatan dari sistem antenna pada saat pemeliharaan yang sifatnya korektif.

B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. OscilloscopeC. Materi Latihan

a) Nyalakan Start Antena Normal Operationb) Baca dan rekam nilai Azimuthc) Pindah ke antenna 03d) Baca dan rekam nilai Azimuthe) Ulangi langkah c) dan d) sampai antenna 47f) Kembali ke antenna 01

AntennaAzimuth (o)ErrorAntennaAzimuth (o)Error

010 0,502180 0,5

0315 0,504`195 0,5

0530 0,506110 0,5

0745 0,508125 0,5

0960 0,510140 0,5

1175 0,512155 0,5

1390 0,514170 0,5

15105 0,516185 0,5

17120 0,518200 0,5

19135 0,520215 0,5

21150 0,522230 0,5

23165 0,524245 0,5

25180 0,526260 0,5

Star antenna Normal OperationNominal AzimuthMeasured AzimuthErrorMeasured AzimuthError

TX 1TX 2

10---------0---------0---------0---------0

315---------0---------0---------0---------0

530---------0---------0---------0---------0

745---------0---------0---------0---------0

960---------0---------0---------0---------0

1175---------0---------0---------0---------0

1390---------0---------0---------0---------0

15105---------0---------0---------0---------0

17120---------0---------0---------0---------0

19135---------0---------0---------0---------0

21150---------0---------0---------0---------0

23165---------0---------0---------0---------0

25180---------0---------0---------0---------0

27195---------0---------0---------0---------0

29210---------0---------0---------0---------0

31225---------0---------0---------0---------0

33240---------0---------0---------0---------0

35255---------0---------0---------0---------0

37270---------0---------0---------0---------0

39285---------0---------0---------0---------0

41300---------0---------0---------0---------0

43315---------0---------0---------0---------0

45330---------0---------0---------0---------0

47345---------0---------0---------0---------0

Spread + 0.5--------------

15. Latihan 15 : Start Antenna untuk Single Step Operation (Prosedur Tahap Tunggal)A. Tujuan Agar taruna dapat memahami tentang Start Antenna untuk Single Step Operation (Prosedur Tahap Tunggal)Selama menggunakan cara ini, saklar pembalik dihentikan dan salah satu sideband dipancarkan dari sepasang antenna yang terdiri dari satu elemen ganjil dan elemen genap berikutnya sedangkan sideband yang lain diumpankan k elemen yang berlawanan secara diametris. Dengan diseleksi, tiap antena dibuat kelompok terdiri atas empat antena.

B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. OscilloscopeC. Materi Latihan

a) Alihkan Start Antenna Single Step Operation ke start antenna yang diinginkanb) Validasi penghentian pembalik (no 30 Hz FM)c) Ukur level keempat elemen yang diaktifkan dengan menggunakan power meter d) Baca dan rekamdaya terukur dari masing masing elemene) Periksa level elemen antena yang tidak dipilih dengan menggunakan power meterf) Alihkan kembali Start Antena Single Step ke posisi off.TX 1TX 2

Selected SB Antena (x)....

LSB Sin ganjil = x....

LSB Cos genap x + 1....

USB Sin ganjil = x + 24 ....

USB Cos genap = x + 25....

16. Latihan 16 : Aerial/Standby IsolationA. Tujuan Agar taruna dapat memahami tentang Aerial/Standby Isolation

B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Hubungkan the Spectrum Analyzer seperti terlihat pada gambar 1b) Pengaturan Spectrum Analyzer sama dengan di 3.2.2c) Pilih transmitter 1 mengudara dan transmitter 2 standbyd) Ukur dan rekam output signale) Matikan transmitter 1 dan ukur serta rekam output signalf) Beda antar aerial transmitter dan standby transmitter seharusnya minimal 50 dBg) Ulangi langkah c) sampai f) dengan transmitter 2 mengudaraTX 1TX 2

Aerial TX ON Reference Level..dBm..dBm

Aerial TX OFF Reference Level..dBm..dBm

Difference > 50 dB

17. Latihan 17 : CSB/SB Radiated PhaseA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang CSB/SB Radiated PhaseB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Pada window Pengukuran transmitter 1 amati dan rekam CSB/SB Radiated Phase (tahap pancar)b) Tambah 200 untuk mengukur tahap dan rekam sebagai batas atas RF-Phase c) Kurangi 200 untuk mengukur tahap dan rekam sebagai batas bawah RF-Phased) Masukan nilai ini ke dalam pengukuran TX1e) Letakan TX2 ke aerial dan ulangi langkah a) sampai d) untuk transmitter 2TX 1TX 2

Pengukuran..o..o

Batas Atas Alarm..o..o

Batas Bawah Alarm..o..o

MODUL 3 . Near Field Monitor Test

1. Latihan 1 : Near Field RF LevelA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang Kalibrasi RF-level untuk monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Nyalakan sistem dan pilih transmitter 1 beroperasib) Kalibrasi RF-level untuk monitor 1 100% + 5%. Atur Digital Attenuation ke 0 dB atau 16 dB untuk mencapai sebuah nilai AGC antara 10% sampai 90% (tergantung pada pengaturan simulator)c) Rekam nilai yang didapat pada langkah b)d) Ulangi langkah b) dan c) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Digital Attenuation..dB..dB

AGC Adjust Factor..%..%

RF Level 100% + 5%..%..%

2. Latihan 2 : Near Field RF Level Alarm CheckA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang Kalibrasi RF-level untuk monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Atur Batas Atas Alarm 125% untuk monitor 1 b) Atur Batas Bawah Alarm 75% untuk monitor 1 c) Naikan/turunkan pengaturan monitor AGC untuk memeriksa fungsi indikasi alarmd) Rekam fungsi yang benar dari indikasi alarme) Ulangi langkah a) sampai d)untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

RF Alarm > 125 %..%..%

RF Alarm < 75 %..%..%

3. Latihan 3 : Near Field 30 Hz AMA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang Batas bawah dan batas atas alarm untuk sistem monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanc. Multimeterd. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Kalibrasi monitor 30% + 0.2% dan rekam faktor kalibrasib) Atur Batas Atas Alarm 34.5% untuk monitor 1 c) Atur Batas Bawah Alarm 25.5% untuk monitor 1 d) Naikan/turunkan pengaturan 30 Hz modulasi untuk memeriksa fungsi indikasi atas dan bawah alarm.e) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan sebuah transisi ke indikasi alarmf) Ulangi langkah a) sampai e) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Cal 30 Hz AM depth..%..%

30 Hz AM Alarm > 34.5 %..%..%

30 Hz AM Alarm < 25.5 %..%..%

4. Latihan 4 : Near Field 9960 Hz AMA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang Near Field 9960 Hz AM untuk sistem monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Kalibrasi monitor 30% + 1% dan rekam faktor kalibrasib) Atur Batas Atas Alarm 34.5% untuk monitor 1 c) Atur Batas Bawah Alarm 25.5% untuk monitor 1 d) Naikan/turunkan fungsi blending untuk memeriksa fungsi indikasi alarm.e) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan sebuah transisi ke indikasi alarmf) Ulangi langkah a) sampai e) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Cal 9960 Hz AM depth..%..%

9960 Hz AM Alarm > 34.5 %..%..%

9960 Hz AM Alarm < 25.5 %..%..%

5. Latihan 5 : Near Field FM IndexA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang Near Field FM Index untuk sistem monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Periksa indikasi Near Field FM index untuk monitor 1b) Kalibrasi FM index menjadi 16.0 + 0.1c) Rekam bacaan dan faktor kalibrasid) Ulangi langkah a) sampai c untuk monitor 2e) Atur Batas Atas Alarm 1 yaitu 17.0f) Atur Batas Bawah Alarm 1 yaitu 15.0g) Uraikan nilai kalibrasi FM index agar menimbulkan dua batas atas dan bawah indikasi alarmh) Rekam nilai pengukuran yang menyebabkan transisi terhadap indikasi alarmi) Ulangi langkah f sampai h untuk monitor 2 Monitor 1Monitor 2

Cal FM Index..%..%

FM Index Alarm > 17.0..%..%

FM Index Alarm < 15.0..%..%

6. Latihan 6 : Near Field Azimuth Accuracy dan KalibrasiA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang Near Field Azimuth Accuracy dan Kalibrasi untuk sistem monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihana) Atur saklar Test generator pada posisi 0b) Konfirmasi bahwa TSG azimuth mengindikasikan 0o + 0.25oc) Rekam Bacaan TSG Azimuthd) Ulangi langkah b) dan c) untuk monitor 2e) Hubungkan VOR signal analyzer ke near field antenna output dari simulatorf) Atur penyelarasan transmitter untuk indikasi azimuth 0.00o + 0.10o di VOR signal analyzerg) Rekam pengaturan transmitterh) Alihkan TX 2 ke posisi aerial (mengudara) dan ulangi langkah f dan g. Biarkan transmitter untuk stabil selama 1 menit sebelum memulai kalibrasii) Hubungkan kembali simulator output ke monitor 1 near field input.j) Pengukuran monitor 1 dan 2 seharusnya 0.00o + 0.20o k) Rekam bacaan Azimuth Near field monitor 1&2l) Alihkan TX1 ke aerial ulangi langkah j & kMonitor 1Monitor 2

Cal Azimuth Monitor..o..o

TSG Azimuth 0.00o + 0.25o..o..o

TX Azimuth Alignment..o..o

Mon 1 Azimuth 0.00o + 0.20o..o..o

Mon 2 Azimuth 0.00o + 0.20o..o..o

7. Latihan 7. Near Field Azimuth Alarm Limits dan IndikasiA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan tentang Near Field Azimuth Accuracy dan Kalibrasi untuk sistem monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Atur Batas Atas Alarm 1 sampai 1.0o untuk monitor 1b) Atur Batas Bawah Alarm 1 sampai 359.0o untuk monitor 1c) Naikan/turunkan pengaturan Azimuth atau untuk memeriksa fungsi indikasi alarm.d) Rekam batas batas dan fungsi indikasi alarme) Ulangi langkah a) sampai d) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Near field azimuth Alarm > 1.00 o..o..o

Near field azimuth Alarm < 359.00 o..o..o

MODUL 4. Identification Monitoring

1. Latihan : Indentity Modulation & Morse CodeA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan cabinet dengan akhiran p/ns di 0, 1 , or 2 test ini dapat digunakan dengan standar konfigurasi Near field dan Next Field dikonfigurasikan terhadap Near field hanya tanpa counterpoise dua ujung kutub! Untuk cabinet dengan akhiran p/ns dengan 3 atau lebih tinggi test ini dapat digunakan untuk semua konfigurasiB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihana) Buatlah sebuah program tiga karakter kode morse dalam LRCI Station Configuration dan atur Identity monitoring menjadi executiveb) Atur transmitter identity tone pada kondisi off dalam TX Configurationc) Verifikasi bahwa monitor menunjukan sebuah identity alarmd) Atur transmitter kembali ke normal dan verifikasi bahwa monitor kembali ke normale) Atur transmitter identity tone ke kondisi berkelanjutan dalam TX Configurationf) Kalibrasi pengukuran Identity Modulation 10 % + 0.2% untuk monitor 1 g) Rekam faktor kalibrasi monitorh) Atur batas atas modulasi monitor 1020 Hz yaitu 12.5 % dan batas bawah 7.5 %i) Ulangi langkah f sampai h untuk monitor 2j) Atur transmitter identity tone kembali ke kondisi normalk) Atur transmitter 1020 Hz AM depth untuk memeriksa kedua batas atas dan bawahl) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan transisi pada indikasi alarmm) Ulangi langkah k & l untuk monitor 2n) Buatlah program dalam transmitter konfigurasi Kode Morse yang berbeda daripada yang ditunjukano) Verifikasi bahwa identity alarm diindikasikan pada kedua monitor dan rekan hasilnya.Monitor 1Monitor 2

Alarm indication no tone....

Alarm indication continuous tone....

1020 Hz AM Alarm > 12.5 %....

1020 Hz AM Alarm < 7.5 %....

Morse Code Mismatch....

2. Latihan 2 : Next Field Identity Modulation & Morse CodeA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan pada cabinet dengan akhiran p/n di 0, 1 atau 2 dengan Nextfield monitoring ketika dikonfigurasi untuk menggunakan counterpoise dua ujung kutub.B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihana) Buatlah sebuah program tiga karakter kode morse dalam LRCI Station Configurationb) Atur transmitter identity tone pada kondisi off dalam TX Configurationc) Verifikasi bahwa monitor menunjukan sebuah identity alarmd) Atur transmitter kembali ke normal dan verifikasi bahwa monitor kembali ke normale) Atur transmitter identity tone ke kondisi berkelanjutan dalam TX Configurationf) Atur transmitter identity tone kembali ke kondisi normalMonitor 1Monitor 2

Alarm indication no tone....

Alarm indication continuous tone....

MODUL 5Next Field Monitor Test

1. Latihan 1:Next Field Dipole RF LevelA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Next Field Dipole RF Level AlatB. Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihan

a) Nyalakan sistem dan pilih transmitter 1 ke aerialb) Atur Monitor 1 Dipole RF Level AGC Adjust untuk indikasi 100% + 5%. Atur Dipole 1 RF Level Digital Adjust antara 0 dB ataupun 16 dB seperlunya untuk mencapai nilai AGC antara 10% sampai 90 % (tergantung pada simulator )c) Rekam nilai yang didapatkan pada langkah bd) Ulangi langkah b) sampai c) untuk dipole 2e) Ulangi Langkah b) sampai d untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Dipole 1 RF Level Digital Adjust..dB..dB

Dipole 1 RF Level AGC Adjust..%..%

Dipole 1 RF Level 100% + 5%..%..%

Dipole 2 RF Level Digital Adjust..dB..dB

Dipole 2 RF Level AGC Adjust..%..%

Dipole 2 RF Level 100% + 5%..%..%

2. Latihan 2 : Internal CSB RF LevelA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Internal CSB RF Level B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkana. Multimeterb. Spectrum AnalizerC. Materi Latihana) Nyalakan sistem dan pilih transmitter 1 ke aerialb) Atur Monitor 1 Internal CSB RF Level AGC untuk indikasi 100% + 5%. Atur Internal CSB RF Level Digital attenuation antara 0 dB ataupun 16 dB untuk mencapai nilai AGC antara 20% sampai 80% (tergantung pada simulator )c) Rekam nilai yang didapatkan pada langkah bd) Ulangi Langkah b) &c) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Internal RF Level Digital attenuation..dB..dB

Internal CSB RF Level AGC..%..%

Internal RF Level 100% + 5%..%..%

3. Latihan 3 : Integral 9960 Hz AM Phasing AdjusmentA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Internal CSB RF Level B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihan

a) Nyalakan sistem dan pilih transmitter 1 ke aerialb) Atur Integral 9960 Hz AM depth posisi on untuk monitor 1 ke maksimal dengan cara mengubah USB RF-Phase dengan potentiometers pada MDS-D dengan label Phase Monitor 1c) Ulangi langkah b untuk monitor 2 menggunakan pengaturan Phase Mon 2

4. Latihan 4 : Dipole RF level Alarm ChecksA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Dipole RF level Alarm ChecksB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihan

a) Atur Batas Atas Alarm untuk monitor 1 yaitu 125%. Perhatikan bahwa terdapat batas alarm yang umum untuk semua sensor jadi membatasi Near filed antenna juga digunakan pada next field dipoleb) Atur Batas Bawah Alarm untuk monitor 1 yaitu 75%c) Naikan/turunkan pengaturan Dipole 1 monitor 1 AGC untuk memeriksa fungsi indikasi alarmd) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan transisi pada indikasi alarme) Ulangi Langkah c) & d) untuk Dipole 2f) Ulangi Langkah c) sampai f) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Dipole 1 RF Level Alarm > 125 %..%..%

Dipole 1 RF Level Alarm < 75 %..%..%

Dipole 2 RF Level Alarm > 125 %..%..%

Dipole 2 RF Level Alarm < 75 %..%..%

5. Latihan 5 : Internal 30 Hz AM DepthA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Internal 30 Hz AM DepthB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihana) Atur Internal 30 hz AM Cal Factor hingga pengukuran monitor 1 menunjuk 30% + 0.2% dan rekam factor kalibrasib) Atur batas atas alarm untuk monitor 1 yaitu 34.5%. Perhatikan bahwa terdapat batas batas alarm yang umum untuk semua sensor jadi batas batas untuk Near Field antena juga digunakan pada next field dipoles.c) Atur Batas Bawah Alarm untuk monitor 1 yaitu 25.5%d) Naikan/turunkan pengaturan modulasi transmitter 30 Hz untuk memeriksa fungsi indikasi alarme) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan transisi pada indikasi alarmf) Ulangi Langkah c) sampai e) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Internal 30 Hz AM Cal Factor..%..%

Internal 30 Hz AM Alarm > 34.5%..%..%

Internal 30 Hz AM Alarm < 25.5%..%..%

6. Latihan 6 : Integral 9960 Hz AM DepthA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Internal 30 Hz AM DepthB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihana) Atur Integral 9960 Hz AM AGC Adjust hingga pengukuran Monitor 1 menunjuk 30% + 0.2%. Atur Integral 9960 Hz AM AGC Adjust antara 0 dB ataupun 16 dB untuk mencapai nilai AGC antara 20% sampai 80% (tergantung pada simulator )b) Rekam nilai ini dan ulangi langkah a) untuk monitor 2c) Atur batas atas alarm untuk monitor 1 yaitu 34.5%. Perhatikan bahwa terdapat batas batas alarm yang umum untuk semua sensor jadi batas batas untuk Near Field antena juga digunakan pada next field dipoles.d) Atur Batas Bawah Alarm untuk monitor 1 yaitu 25.5%e) Naikan/turunkan pengaturan USB/LSB power atau fungsi blending untuk memeriksa fungsi indikasi alarmf) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan transisi pada indikasi alarmg) Ulangi Langkah e) & f) untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Integral 9960 Hz AM Digital AGC..dB..dB

Integral 9960 Hz AM AGC Djust..%..%

Integral 9960 Hz AM Alarm > 34.5%..%..%

Integral 9960 Hz AM Alarm < 25.5%..%..%

7. Latihan 7 : Dipole FM IndexA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Dipole FM IndexB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihan

a) Atur FM Index Cal Factor untuk indikasi 16.0 + 0.1 di monitor Dipole 1b) Rekam factor kaslibrasic) Ulangi langkah a) & b) untuk monitor 2d) Ulangi langkah a) sampai c) untuk dipole 2e) Atur batas atas alarm untuk monitor 1 yaitu 17.0 Perhatikan bahwa terdapat batas batas alarm yang umum untuk semua sensor jadi batas batas untuk Near Field antena juga digunakan pada next field dipoles.f) Atur Batas Bawah Alarm untuk monitor 1 yaitu 15.0g) Variasikan FM Index nilai kalibrasi yang menyebabkan kedua indikasi atas dan bawah alarm h) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan transisi pada indikasi alarmi) Ulangi Langkah e) sampai h) untuk monitor 2j) Ulangi Langkah e) sampai i) untuk dipole 2Monitor 1Monitor 2

FM Index Cal Factor..dB..dB

Dipole 1 FM Index Alarm > 17.0..%..%

Dipole 1 FM Index Alarm < 15.0..%..%

Dipole 2 FM Index Alarm > 17.0

Dipole 2 FM Index Alarm < 15.0..%..%

8. Latihan 8 : Dipole Azimuth Alarm LimitA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Dipole Azimuth Alarm LimitB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihan

a) Atur batas atas alarm monitor 1 dipole 1 azimuth yaitu 1.0ob) Atur batas bawah alarm monitor 1 dipole 1 azimuth yaitu 359.0oc) Naikan/turunkan pengaturan dipole azimuth cal untuk memeriksa fungsi indikasi alarmd) Rekam nilai pengukuran yang menimbulkan transisi pada indikasi alarme) Ulangi langkah a sampai d untuk monitor 2Monitor 1Monitor 2

Dipole Calibration Factor..o..o

Dipole 1 Azimuth Alarm > 1.00o..o..o

Dipole 1 Azimuth Alarm < 359.00o..o..o

Dipole 2 Azimuth Alarm > 1.00ooo

Dipole 2 Azimuth Alarm > 359.00o..o..o

MODUL 6.Mendeteksi Kegagalan Sideband AntennaA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Mendeteksi Kegagalan Sideband AntennaB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihana) Nyalakan TX1 dan hubungkan ke aerialb) Di LRCI Station Configuration hilangkan tanda pilihan SB Monitoring is executivec) Hubungkan channel 1 oscilloscope ke PMC test point THRESHOLD (lihat Gambar 4)d) Hubungkan channel 2 oscilloscope ke PMC test point SB-MON-COMMP (lihat Gambar 4)e) Gunakan external trigger (pemicu luar) dari oscilloscope untuk menghubungkan dengan 30 hz sync signal pada PMC test connector X3 / c29 (front of module)f) Buka window TX antenna Failure Detection) pada transmitter yang sesuaig) Buatlah Program parameter Threshold ke 1Vh) Atur parameter Phase Control sehingga signal tersebut berada pada titik maksimum dengan dua perbedaan yang jelas akan dua plateaux yang diamati dalam periode tunggal frekuensi 30 Hz. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh yang khas akan apa yang diperkirakan.

Gambar 4 PMC Test Pointi) Amati window TX Antenna Failure Deetection bahwa beberapa antena terdeteksi cacat (indikasi antena berwarna kuning)j) Amati juga window MON 1 Antenna Failure Detection dan pastikan bahwa antena yang sama juga terdeteksi. Parameter Upper Antena Limit yang normal di-set (ditetapkan) ke 3 dan tidak boleh di-set ke 48 sebagaimana ini akan menggagalkan evaluasik) Putuskan hubungan dua antena (satu untuk tiap plateau (titik datar)) dalam PDSU dan periksa bahwa keduanya terlihat dalam monitor dan window Transmitter. Kurva dalam oscilloscope seharusnya dapat disamakan dengan apa yang terlihat dalam Gambar 5 dan 6

Gambar 6 PMC SB_MON_COMP dengan A1 & A25 Tidak terhubungl) Periksa dalam LRCI Station Configuration parameter SB Monitoring is Executivem) Semua antena berwarna kuning sebelumnya di window Monitor harus berubah merah alihkan/hentikan proses yang muncul jika Monitor Bypass tidak terhubung

MODUL 7. Test Signal GeneratorA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Test Signal GeneratorB. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkan-C. Materi Latihan

a) Test Signal Generator (TSG) menyediakan sebuah signal standar VOR untuk memastikan monitor dalam posisi 0. Dibawah ini cirri yang dimiliki signal standar VOR: RF Level = nominal 100% tetapi antar 95 sampai 105 30 Hz AM = nominal 30.0 % tetapi antara 29.0% sampi 31.0% 9960 Hz AM = nominal 30.0 % tetapi antar 29.0% sampi 31.0% FM index = nominal 16.0 tetapi antara 15.5 sampai 16.5 Azimuth = nominal 0.00o tapi antara + 0.5b) Posisi saklar yang lain mengubah signal standar VOR untuk memenuhi pemeriksaan sistem pengukuran monitor. Maka saklar TSG harus diputar ke posisi lain dan pastikan bahwa bacaan monitor TSG jg turut berubahPositionReading

0TSG Normal Operation

1TSG Azimuth45 o

2TSG Azimuth90 o

3TSG Azimuth135 o

4TSG Azimuth180 o

5TSG Azimuth225 o

6TSG Azimuth270 o

7TSG Azimuth315 o

8TSG 30 Hz AM0%

9TSG 9960 Hz AM0%

ATSG FM Index15

BTSG FM Index17

CTSG FM Index25

D, E & FNot Used

c) Putar saklar (knop) TSG ke posisi normal 0

MODUL 8 : System Switchover and Shutdown (Pengalihan dan Penghentian (darurat) Sistem)A. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Pengujian yang digunakan untuk memastikan peralatan VOR bereaksi secara tepat terhadap perubahan status monitor B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanC. Materi Latihana) Dalam window LRCI Station Configuration atur monitor logic ke ORb) Atur TX1 ke prosedur normal dalam aerialc) Ubah pengaturan azimuth transmitter yang mengudarasehingga bantalan pengukuran lebih besar dari 0.8o tetapi lebih kecil dari1.0o pada monitor 1. Sebuah peringatan awal (kuning) seharurnya muncul (terindikasi)d) Sekarang ubah batas alarm monitor 1 sampai muncul azimuth alarme) Setelah pengaturan Alarm Delay (penundaan peringatan) berakhir seharusnya aerial berubah ke standby transmitter dan setelahnya pada saat yang sama juga mati (off)f) Pastikan bahwa History Switchover dan Shutdown (Hist. SO/SD) terlihat ada dalam menu ADRACS dan data monitor history yang tersimpan juga tepatg) Ulangi langkah b sampai f tetapi dengan transmitter yang lain seperti yang utama dan gunakan monitor 2h) Dalam window LRCI Station Configuration atur monitor logic ke ANDi) Ulangi lanhkah b sampai g tetapi pastikan dengan satu monitor tidak muncul apapun dalam alarm dan kedua monitor harus dalam keadaan alarm (peringatan) sebelum gerakan munculj) Dalam window LRCI Station Configuration atur monitor logic ke Extended ANDk) Ulangi langkah b sampai g tetapi sekarang atur 30 Hz menjadi satu monitor sehingga muncul alarm dengan nilai 23.5 % dan 25.5%. Pastikan bahwa dengan satu monitor tidak muncul switchover dan shutdown dalam alarml) Ulangi langkah b sampai g tetapi sekarang atur 30 Hz menjadi satu monitor sehinggamuncul alarm dengan mengatur monitor yang sama ke nilai kurang dari 22%. Pastikan bahwa dengan satu monitor dalam extended alarm (perpanjangan peringatan) muncul switchover dan shutdownm) Akhirnya dengan sistem dalam opersi normal utamakan TX1 dan atur ke fungsi logika AND letakan monitor satu ke kondisi Fault (gagal) dengan mengatur satu batas alarm TSG. Pastikan bahwa pengaturan batas azimuth monitor yang lain menyebabkan sistem chage-over atau shutdown. Ulangi dengan monitor laindan transmitter lainnya ke aerial.Monitor 1Monitor 2

Azimuth Pre-alarm....

Alarm delay....

OR logic....

AND logic

Extended AND logic ....

Monitor Fault

Modul 9 :ModemA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Hubungkan remote control dengan konektor LGM peralatan VOR B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanC. Materi Latihana) Hubungkan remote control dengan konektor LGM di atas cabinet dan pastikan ada komunikasi (hubungan) normal antara remote control dan rak peralatan DVOR b) Pengujian lebih lanjut ditetapkan dengan FAT untuk RCSX

Modul 10 :Voice AmplifierA. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan Voice Amplifier peralatan VOR B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanC. Materi Latihan

a) Hubungkan generator audio dengan konektor VAM (pin 1/2) di atas cabinetb) Hubungkan spectrum analyzer ke output CSB dari muatan kosong. Matikan 30 Hz AM dan kenali.c) Programkan kedalaman Voice AM yakni 25%d) Atur output dari generator audio untuk frekuensi yang nampak dibawah input level -6 dBme) Rekam amplitudo dari sideband yang lebih tinggi. Beda antara LSB dan USB seharusnya tidak lebih dari 0.5 dBf) Gunakan 600Hz sebagai referensi dan pastika bahwa frekuensi 400 Hz dan 2500 Hz memiliki variasi kurang dari + 3.0 dBg) Pastikan bahwa 100 Hz & 4500 hz adalah 30 dB atau lebih dibawah nilai referensiTX 1DifferenceTX 2Difference

100 Hz > 30 dB........

400 Hz < + 3 dB........

600 Hz (Ref)........

1020 Hz > 35 dB........

2500 Hz < 3 dB........

4500 Hz > 30 dB........

Modul 11 :ETX-CPU (Embedded PC Board)A. Tujuan Agar taruna dapat memahami dan dapat mempraktekan ETX-CPU (Embedded PC Board)peralatan VOR B. Alat Pengukuran / Pengujian yang di butuhkanC. Materi Latihana) Pastikan bahwa onboard LED V3 & V4 menunjukan warna hijaub) Patikan bahwa Compact Flash memory card terpasangc) Pastikan bahwa jumper telah tepat diatur seperti tiap manual teknisnya, terutama x15 dan x49 dan chip D6 telah terpasangd) Pastikan bahwa semua instalasi kabel ETC-CPU terhubung secara tepat ke motherboard dank e bagian atas cabinet seperti tiap manual teknisnyae) Hubungkan keyboard ke soket X10/keyboard dan monitor ke X11/VGA pada board. Boot (nyalakan) LINUX OS dan login sebagai user root.f) Pastikan bahwa Ethernet adaptor menyala dan berjalan dengan perintah /sbin/ifconfig eth0 dan periksa tampilan kata kunci UP dan RUNNING. Perhatikan daftar inet addr ke dalam lembar pengujiang) Pastikan bahwa semua port 4 COM diaktifkan dengan perintah dmesg grep tty. Port COM ttyS0, ttyS1, ttyS2 dan ttyS3 harus terdaftarh) Pastikan bahwa MCS proxy agent telah star secara otomatis pada saat booting dengan perintah ps-ef | grep Proxy. Perhatikan semua proxy agentyang memilikiimbuhan Proxy ke dalam lembar pengujian.

15Modul Praktek Peralatan DVOR woto 052012