PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17...

46
PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN (ORMAS) (STUDI KASUS DI KABUPATEN SLEMAN) SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM Disusun Oleh : BIKY UTHBEK MUBAROK NIM : 11340155 Pembimbing : NURAINUN MANGUNSONG, S.H, M.HUM ISWANTORO, SH., M.HUM ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Transcript of PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17...

Page 1: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013

TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN (ORMAS)

(STUDI KASUS DI KABUPATEN SLEMAN)

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM

Disusun Oleh :

BIKY UTHBEK MUBAROK

NIM : 11340155

Pembimbing :

NURAINUN MANGUNSONG, S.H, M.HUM

ISWANTORO, SH., M.HUM

ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

ii

ABSTRAK

Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas dengan segala

bentuknya hadir, tumbuh dan berkembang sejalan dengan sejarah perkembangan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dinamika perkembangan Ormas

dan perubahan sistem pemerintahan membawa paradigma baru dalam tata kelola

Organisasi Kemasyarakatan. Sehingga pengaturan serta pembinaannya perlu ditata

dengan baik di dalam Undang-Undang. Rancangan Undang Undang (RUU)

Organisasi Kemasyarakatan telah diresmikan oleh DPR pada bulan Juli tahun 2013.

RUU Ormas yang kini telah menjadi UU No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan menggantikan Undang-Undang sebelumnya yakni UU No. 8 Tahun

1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, kehadiran Undang-Undang ini mengalami

banyak penolakan dari Ormas di tingkat Nasional , baik sebelum maupun sesudah di

sahkannya. Dari data tersebut menjadi suatu masalah yang menarik untuk diteliti oleh

penyusun dalam mengkaji problematika UU No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan.

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yakni mendeskipsikan dan

menganalisis problematika UU No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan dari sudut dasar keberlakuan dan penerapannya di kabupaten

sleman. Untuk selanjutnya penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field

research), yaitu dengan melakukan pengamatan dan wawancara secara langsung

terhadap problematika UU No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan

dari sudut dasar keberlakuan dan penerapannya di Kabupaten Sleman.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa problematika UU No. 17 Tahun 2013

Tentang Organisasi Kemasyarakatan bertumpu pada materi muatan undang-

undangnya. Muhammadiyah dan koalisi kebebasan berserikat (KKB) mengajukan

permohonan judicial riview kepada Mahkamah Konstitusi (MK). dari dua perkara

tersebut, Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan dengan

membatalkan 10 pasal dan memberi tafsir konstitusional bersyarat atas 2 pasal. Dari

10 pasal yang dibatalkan MK, ada 3 pasal yang bersifat ultra petitum. Maksudnya

MK membatalkan pasal yang tidak dimohonkan (tidak diminta oleh pemohon untuk

dibatalkan). Problematika ini berpengaruh terhadap penerapannya di Kabupaten

Sleman. Hal itu terbukti dengan sikap kehati-hatian yang dilakukan pemerintah

daerah dalam mensosialisasikan Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang

Organisasi Kemasyarakatan. Karena UU ini menyangkut hal vital yang dapat

mengganggu kondusivitas kehidupan masyarakat.

Page 3: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas
Page 4: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas
Page 5: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas
Page 6: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas
Page 7: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

vii

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن هللا بسم

والصالة اشهد ان ال اله االهلل واشهد ان محمد الرسول هللا الحمد هلل الذي علّم بالقلم علّم اإلنسان ما لم يعلم

وعلى آله وصحبه والتابعين ومن تبعهم باحسان إلى آخر الزمان والسالم على خير االنام

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul: “Problematika Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) (Studi Kasus di Kabupaten Sleman).”

Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini untuk memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh gelar sarjana (strata-1) dalam Ilmu Hukum di

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini banyak

dibantu oleh berbagai pihak melalui instansi terkait maupun dengan peran serta

orang-orang tercinta yang ada di sekeliling penyusun baik yang bersifat moril

maupun materiil sangat membantu dalam penyelesaian penulisan ini. Untuk itu

dalam kesempatan ini perkenankanlah penyusun mengucapkan rasa terimakasih

yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 8: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

viii

2. Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ahmad Bahiej, SH., M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum dan Faisal

Luqman Hakim, SH., M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum.

4. Nurainun Mangunsong, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing

Akademik, sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah rela dan ikhlas

meluangkan waktu di sela-sela kesibukan untuk mengarahkan,

membimbing serta memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Iswantoro, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah rela dan

ikhlas meluangkan waktu di sela-sela kesibukan untuk mengarahkan,

membimbing serta memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Ilmu Hukum yang telah membantu dalam proses pendidikan

serta memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penyusun selama masa

kuliah.

7. Para Staff Administrasi, khususnya bagian Tata Usaha Ilmu Hukum yang

telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

8. Drs, Ardani, selaku Kepala Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman yang telah

mengizinkan penyusun untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Hanum Kasi Bidang Politik dan Ormas Kantor Kesbang DIY yang

telah mengizinkan penyusun untuk melakukan wawancara di sela-sela

kesibukannya.

10. Drs. KH. Nurjamil Dimiyati, selaku Ketua PCNU Kabupaten Sleman yang

telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk menjadi

Page 9: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

ix

responden serta menjawab kuesioner penyusun, dan berbagi banyak ilmu

terkait dengan penyusunan skripsi ini.

11. Drs. H. Buchari, Selaku Ketua PDM Kabupaten Sleman yang telah

meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk menjadi responden serta

menjawab kuesioner penyusun, dan berbagi banyak ilmu terkait dengan

penyusunan skripsi ini.

12. Kang Syukron selaku Ketua DPD KNPI Kabupaten Sleman yang telah

meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk menjadi responden serta

menjawab kuesioner penyusun, dan berbagi banyak ilmu terkait dengan

penyusunan skripsi ini.

13. Kang Munif selaku Ketua Forum Ormas dan LSM Kabupaten Sleman yang

telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk menjadi

responden serta menjawab kuesioner penyusun, dan berbagi banyak ilmu

terkait dengan penyusunan skripsi ini.

14. Ibu Ruqoyaah selaku staf di Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman

yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk menjadi

responden serta menjawab kuesioner penyusun, dan berbagi banyak ilmu

terkait dengan penyusunan skripsi ini.

Mengingat pengetahuan yang penyusun miliki masih jauh dari sempurna,

maka didalam penyusunan skripsi ini masih banyak ditemui kekurangannya.

Namun demikian penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuan, pengetahuan, yang penyusun miliki, serta keyakinan, kesabaran, dan

ketekunan diiringi do’a sehingga terwujud skripsi ini.

Page 10: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

x

Penyusun berharap, semoga nilai positif dari penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca sekalian, dan penyusun tidak mungkin mampu

membalas segala budi baik yang telah direlakan oleh semua pihak, hanya ribuan

terimakasih semoga seluruh amal kebaikan mendapat balasan dari Allah SWT.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Yogyakarta, 26 Mei 2015

Penyusun

Biky Uthbek Mubarok

Page 11: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

xi

PERSEMBAHAN

Dengan memenjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Ibu Surgaku, Papahku KH. Dr. Hilmi Muhammadiah yang selalu

memberi nafas dalam setiap lembar skripsi ini, Aang Pahlawan ku dan

seluruh keluargaku yang selalu memberikan motivasi, doa restu,

keikhklasan, pengorbanan, dan kasih sayang yang tulus.

Sahabat IH 304, Rekan-rekanita PC IPNU-IPPNU Kabupaten Sleman dan

semua saudaraku yang selalu menemani dan

memberikan inspirasi dalam setiap langkahku.

Almamater tercinta Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 12: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

xii

MOTTO

Afdla Man Syi’ta FaAnta Amiruhu

Asala Man Syi’ta FaAnta Ashiruhu

Memulyakan Seseorang Atas Kehendakmu Maka Kamu adalah Pemimpinnya

Berharap kepada Seseorang Atas Kehendakmu Maka Kamu adalah

Pembantunya

“Durratunnasihin”

Page 13: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .............................................. vi

KATA PENGANTAR: .............................................................................. vii

PERSEMBAHAN: ..................................................................................... xi

MOTTO: ............................................................................................... xii

DAFTAR ISI: ............................................................................................. xiii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 7

D. Telaah Pustaka ................................................................. 8

E. Kerangka Teoretik ............................................................ 12

F. Metode Penelitian ............................................................ 15

G. Sistematika Pembahasan .................................................. 18

BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG ORGANISASI

KEMASYARAKATAN (ORMAS)

A. Negara Hukum dan Demokrasi

Page 14: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

xiv

1. Pengertian Negara Hukum dan Demokrasi ................. 20

2. Unsur-unsur Demokrasi ............................................... 22

a. Masyarakat dalam Negara Demokrasi ..................... 22

b. Organisasi dalam Negara Demokrasi ....................... 24

B. Hak Berkumpul dan Berserikat dalam HAM ................... 33

C. Sejarah Organisasi Masyarakat ......................................... 35

D. Pengertian, Asas dan Fungsi Organisasi Masyarakat:

1. Pengertian ..................................................................... 39

2. Prinsip dan Asas-Asas Pembentukan Organisasi

Masyarakat ................................................................... 43

3. Fungsi Organisasi Masyarakat ...................................... 44

E. Dasar Hukum Pendirian Organisasi Masyarakat .............. 45

BAB III: TINJAUAN UMUM TENTANG ORGANISASI

KEMASYARAKATAN (ORMAS) DI KABUPATEN

SLEMAN

A. Kondisi sosial masyarakat Sleman

1. Pendidikan ......................................................................... 54

2. Agama ............................................................................... 56

B. Profil Ormas (NU, Muhammadiyah, KNPI)

1. Sejarah

a. Nahdlatul Ulama (NU) ............................................. 56

b. Muhammadiyah........................................................ 59

Page 15: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

xv

c. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ........... 60

2. Tujuan organisasi

a. Nahdlatul Ulama (NU) ............................................. 61

b. Muhammadiyah........................................................ 62

c. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ........... 63

C. Profil Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman

1. Struktur Organisasi dan Kelembagaan ......................... 64

2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran .................................... 66

D. Data dan Informasi Pembangunan

1. Data Hasil Pembangunan

a. Letak Wilayah .......................................................... 68

b. Karakteristik Wilayah .............................................. 70

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROBLEMATIKA UNDANG-

UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

ORGANISASI KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN

SLEMAN

A. Antara Demokratisasi dan Birokratisai ............................ 72

B. Penerapan Undag-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang

Ormas Di Kabupaten Sleman Yang Setengah Hati .............. 83

Page 16: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

xvi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 88

B. Saran ................................................................................. 90

Page 17: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terbentuknya Undang-Undang bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera, dan

tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan

pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya merupakan pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Dengan hakekat pembangunan sebagaimana tersebut, maka pembangunan

merupakan pengamalan Pancasila. Dengan pengertian mengenai hakekat

pembangunan, maka terdapat dua masalah pokok yang perlu diperhatikan. Pertama,

pembangunan nasional menuntut keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan

masyarakat Warga Negara Republik Indonesia. Kedua, karena pembangunan nasional

merupakan pengamalan Pancasila, maka keberhasilannya akan sangat dipengaruhi

oleh sikap dan kesetiaan bangsa Indonesia terhadap Pancasila.

Masalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah

wajar. Kesadaran serta kesempatan untuk itu sepatutnya ditumbuhkan, mengingat

pembangunan adalah untuk manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan

pendekatan ini, usaha untuk menumbuhkan kesadaran tersebut sekaligus juga

Page 18: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

2

merupakan upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional.

Tugas-tugas sosial yang menarik untuk diemban, seperti pembangunan, tidak

perlu harus dijalankan melalui penciptaan lembaga-lembaga hukum baru, maupun

melalui para ahli hukum, demikian menurut Frank. Sekalipun pikiran-pikiran Frank

itu niscaya akan mengandung suatu perdebatan mengenainya, namun di dalam

pendapatnya itu terkandung suatu kebenaran, dalam arti bahwa di dalam proses

pembangunan itu hukum bukanlah merupakan satu-satunya penggerak proses

tersebut. Sekalipun mungkin sudah jelas lembaga-lembaga dan konsepsi-konsepsi

yang dipersiapkan oleh hukum, namun pelaksanaannya akan banyak tergantung oleh

faktor-faktor lain yang terletak di luar kemampuan hukum untuk turut

membicarakannya. Kalau sekarang kita beralih pada perincian peranan-peranan

positif yang dapat dimainkan oleh hukum, maka antara lain akan dapat kita jumpai

hal sebagai berikut: Penciptaan Lembaga-lembaga hukum baru yang melancarkan dan

mendorong pembangunan.1

Dalam kerangka inilah letak pentingnya peranan Organisasi Kemasyarakatan.

Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas dengan segala

bentuknya hadir, tumbuh dan berkembang sejalan dengan sejarah perkembangan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dinamika perkembangan Ormas

dan perubahan sistem pemerintahan membawa paradigma baru dalam tata kelola

1Satjipto Raharjo, Hukum dan masyarakat, (Bandung: Angkasa, 1980), hlm. 135-136.

Page 19: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

3

organisasi kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Sehingga pengaturan serta pembinaannya perlu diarahkan kepada

pencapaian dua sasaran pokok, yaitu 1). Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan

yang mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat Warganegara Republik

Indonesia ke arah : a). makin mantapnya kesadaran kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b).

tumbuhnya gairah dan dorongan yang kuat pada manusia dan masyarakat Indonesia

untuk ikut serta secara aktif dalam pembangunan nasional; 2). Terwujudnya

Organisasi Kemasyarakatan yang mandiri dan mampu berperan secara berdaya guna

sebagai sarana untuk berserikat atau berorganisasi bagi masyarakat Warga Negara

Republik Indonesia guna menyalurkan aspirasinya dalam pembangunan nasional,

yang sekaligus merupakan penjabaran Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.

Kondisi Kabupaten Sleman terus mengalami perubahan seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk asli daerah dan semakin banyaknya pendatang yang

hilir mudik menempat di kabupaten ini. Baik dan buruknya dampak dari kondisi

tersebut memberikan pengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat, berdasarkan hasil

proyeksi sensus penduduk Sleman tahun 2010, jumlah penduduk Sleman tahun 2013

sebesar 1.141.718 jiwa, terdiri dari 574.913 laki-laki dan 566.805 perempuan.

Dengan luas wilayah 574,82 km2,

maka kepadatan penduduk Kabupaten Sleman

adalah 1.986 jiwa per km2.

Beberapa kecamatan yang relatif pada penduduknya

adalah Depok, Ngaglik dan Gamping. Komposisi penduduk menurut agama yang

dipeluk di Kabupaten Sleman pada tahun 2013 mencatat 1.034.100 orang beragama

Page 20: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

4

Islam, Katholik 63.637 orang, di susul oleh agama Kristen sebanyak 25.929 orang.

Adapun penduduk beragama Hindu dan Budha masing-masing tercatat 1.483 orang

dan 905 orang.2

Masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perbedaan hanya

terdapat pada sifat atau tingkat perubahan itu. Perubahan dapat menonjol atau tidak;

dapat cepat atau lambat; dapat menyangkut soal-soal yang fundamental bagi

masyarakat bersangkutan atau hanya perubahan yang kecil saja. Namun

bagaimanapun sifat dan tingkat perubahan itu, masyarakat senantiasa mengalaminya.3

Masyarakat tidak hanya merupakan kumpulan sejumlah manusia, melainkan

ia tersusun pula dalam pengelompokan-pengelompokan dan pelembagaan-

pelembagaan. Kepentingan para anggota masyarakat tidaklah senantiasa sama.

Namun, kepentingan yang sama mendorong timbulnya pengelompokan diantara

mereka itu. Di samping pengelompokan itu timbul pula pelembagaan-pelembagaan

yang menunjukan adanya suatu usaha bersama untuk menangani suatu bidang

persoalan di masyarakat, seperti: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Penyusun

melihat bahwa semakin berkembang masyarakat itu semakin banyak pengelompokan

dan pelembagaan yang terbentuk.4

2Sleman dalam angka 2014, http://www.slemankab.go.id/3274/kependudukan-demografi.slm,

19 Maret 2015.

3Soerjono Soekanto, Pengantar Peneliti Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1984), hlm. 215.

4Satjipto Raharjo, Hukum dan Masyarakat, (Bandung: Angkasa, 1980), hlm. 95.

Page 21: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

5

Mengingat tingginya tingkat heterogenitas ini, Pemerintah Kabupaten Sleman

terus berupaya menjaga agar tidak dimanfaatkan oleh orang atau kelompok yang

berniat memecah belah persatuan dengan dasar perbedaan. Kondisi itu merupakan

salah satu potensi terusiknya ketentraman dan ketertiban masyarakat yang telah

dibina sejak lama.

Rancangan Undang Undang (RUU) Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)

telah diresmikan DPR pada bulan Juli tahun 2013. RUU Ormas yang kini telah

menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan, menggantikan Undang-Undang sebelumnya yakni Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Dengan disahkannya RUU tersebut, peneliti dari Pusat Studi Hukum dan

Kebijakan Indonesia, Eryanto Nugroho menyatakan, Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2013 Tentang Ormas tersebut berpotensi menyebabkan dampak.

"Dari aspek substansi, UU No. 17 Tahun 2013 Tentang Ormas berpotensi

menimbulkan paling tidak lima dampak,"5

Dampak pertama adalah kerancuan kerangka hukum. Eryanto menyatakan

apakah semua yayasan, perkumpulan, serta semua perkumpulan yang tidak berbadan

hukum akan disebut Ormas.

5Eryanto dalam Seminar Potensi Dampak UU No. 17 Tentang Ormas di Hotel Santika

Jakarta, Senin (23/9)

Page 22: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

6

Kedua, pengaturan berlebihan dan multi tafsir bagi organisasi tidak berbadan

hukum. Sebagai contoh, Eryanto menambahkan, terdapat 47 LSM yang dianggap

ilegal di Lombok Tengah, karena tidak memiliki Surat Keterangan Terdaftar

Selanjutnya dampak yang akan dihasilkan adalah pengaturan lingkup

organisasi yang multi tafsir. Mantan Menteri Permukiman dan Pengembangan

Wilayah, Erna Witoelar, yang juga aktif di berbagai LSM menyatakan kebingungan

dengan kegiatan yang sedang dia lakukan.”

Dampak keempat yang akan dihasilkan dari UU Ormas ini adalah pengaturan

larangan yang multi tafsir. Dan yang terakhir, dikhawatirkan akan kembali

bangkitnya konsep Ormas yang mengedepankan pendekatan politik.

Sebagai catatan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas ini

mendapat penolakan. Muhammadiyah, Koalisi Kebebasan Berserikat (KKB), dan

beberapa organisasi lainnya menolak hadirnya Undang-Undang ini.

Padahal penyusun mengetahui bahwa Ormas dapat berperan sebagai sosial

kontrol dalam pembangunan nasional, dimana sosial kontrol yang dimaksud

merupakan suatu usaha pencegahan terhadap berbagai penyimpangan nilai dan norma

sosial. Usaha preventif dapat dilakukan sebelum sebuah peristiwa terjadi. Kegiatan

ini dimaksudkan sebagai upaya antisipasi terhadap berbagai kemungkinan

penyimpangan sosial sedini mungkin.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka penulis akan melakukan

penyelidikan dengan judul : “Problematika Undang-Undang Nomor 17 Tahun

Page 23: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

7

2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) (Studi Kasus di Kabupaten

Sleman).”

B. Rumusan Masalah

Berhubungan dengan hal yang diuraikan diatas, maka penulis mengangkat

permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi dasar keberlakuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013

tentang Organisasi kemasyarakatan?

2. Apakah penerapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang organisasi

masyarakat di Kabupaten Sleman sudah sesuai dengan amanah UU Ormas

tersebut?

C. Tujuan Dan Manfaat

1) Tujuan

a. Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar keberlakuan Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2013 tentang Organisasi kemasyarakatan

b. Untuk mengetahui apakah penerapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013

tentang organisasi masyarakat di Kabupaten Sleman sudah sesuai dengan amanah

UU Ormas tersebut

Page 24: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

8

2) Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah keilmuan dibidang Hukum

Tata Negara, khususnya dalam hal peran Oganisasi Kemasyarakatan dalam tatanan

masyarakat.

b. Secara Praktis

Menjadi masukan bagi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah untuk

dapat menjalankan pemerintahan dan kewenangan yang sesuai dengan Undang-

Undang, serta menjadi bahan koreksi khususnya bagi pemrintah Kab/Kota agar

dapat menjalankan amanat Undang-Undang yang lebih baik.

Dapat dijadikan pedoman atau sebagai bahan tambahan materi bagi pihak atau

peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam terkait dengan judul skripsi yang

penyusun ambil yaitu tentang Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan.

D. Telaah Pustaka

Berdasarkan penelusuran berbagai kepustakaan, penulis belum menjumpai

tulisan yang membahas secara mendalam terkait Efektivitas Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan serta belum ditemukan kajian

mendalam baik secara yuridis maupun sosiologis permasalahan Organisasi

Kemasyarakatan. Namun demikian, penyusun akan memaparkan berbagai hasil

Page 25: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

9

penelitian para sarjana khususnya dalam Bidang Organisasi Kemasyarakatan. Hasil

penelitian para sarjana menjelaskan mengenai kendala dan permasalahan serta

kesadaran masyarakat dalam peran terhadap Organisasi Kemasyarakatan.

Dari hasil penelitian Arianti yang berjudul “Tinjauan Sosiologi Hukum

Terhadap Aksi Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Dalam Kaitannya

Dengan Konflik Keagamaan Di Kota Makasar” menyatakan bahwa eksitensi

organisasi kemasyarakatan FPI senantiasa melakukan tindakan anarkisme dan

melanggar hak asasi manusia dengan alasan penegakkan amar ma’ruf nahyi mungkar

mengatasnamakan penodaan agama. Upaya yang ditempuh untuk menanggulangi aksi

organisasi FPI kaitannya dengan konflik keagamaan adalah dengan menempuh dua

cara, yakni cara yang bersifat preventif meliputi peningkatan pemahaman agama bagi

anggota FPI, sedangkan cara yang bersifat represif keorganisasian adalah melakukan

teguran secara tertulis, pemberhentian kegiatan, bahkan sampai pada pencabutan

status badan hukum/pembubaran.6

Pemerintah memandang perlu untuk menyusun satu Undang-Undang

berdasarkan ketentuan UUD 1945 sebelum reformasi, yaitu UU No. 8 Tahun 1985

tentang Organisasi Kemasyarakatan. Karena, UU Ormas yang lama tersebut sudah

tidak relevan lagi dengan dinamika masyakarat kini yang kemudian mendorong

lahirnya UU Nomor 17 Tahun 2013 sebagai UU Ormas yang baru. UU Ormas yang

6Arianti “Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Aksi Organisasi Masyarakat Front Pembela

Islam (FPI) Dalam Kaitannya Dengan Konflik Keagamaan Di Kota Makassar”, Skripsi, Fakultas

Hukum Universitas Hasanudin, 2014.

Page 26: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

10

baru diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengatur

ruang lingkup dan definisi ormas secara jelas terkait dengan aspek legal administratif.

Walaupun demikian, nyatanya UU Ormas yang baru masih meninggalkan beberapa

masalah sehingga perlu ditinjau apakah UU Ormas yang baru tersebut telah sesuai

dengan konstitusi serta dapat melindungi hak asasi manusia dari tindakan anarkis

melalui sanksi yang tercantum dalam batang tubuh UU tersebut.7

Dalam Tesis Theresia Rifeni Widiartati yang berjudul “Keberadaan

Organisasi Kemasyarakatan Berdasarkan Asas Pancasila Ditinjau dari Perspektif Hak

Asasi Manusia” ini menggunakan metode penelitian hukum normatif maupun metode

penelitian empiris, dengan titik berat pada penelitian normatif. Maksud dan tujuan

penulisan ini adalah untuk mengetahui secara yuridis dari perspektif hak asasi

manusia terhadap keberadaan Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan asas Pancasila

dan mengetahui peran negara terhadap Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang sedang berlaku. Secara yuridis

keberadaan Organisasi Kemasyarakatan tersebut telah diatur dalam suatu Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyaratan. Undang-undang

tersebut mewajibkan menggunakan asas Pancasila sebagai asas tunggal dan sampai

sekarang masih berlaku. Yang menjadi permasalahannya adalah Apakah keberadaan

organisasi-organisasi kemasyarakatan di Indonesia sebagai proses

7Dalam Penelitian Veronica Agnes Sianipar Yang Berjudul, “Tinjauan Yuridis Perlindungan

Hukum Hak Asasi Manusia Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Jember 2014.

Page 27: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

11

pendemokratisasian yang berasaskan Pancasila sebagai asas tunggal tersebut

melanggar hak asasi manusia? Bagaimana konstitusionalitas keberadaan organisasi

kemasyarakatan yang tidak berasaskan asas tunggal Pancasila terhadap terhadap UU

Ormas? Berdasarkan Pasal 28 UUD 1945 yaitu “ditetapkan dengan undang-undang”

tersebut itu menjadi dasar yang absah bagi keberadaan kewajiban dan tanggung jawab

untuk membatasi hak dan kebebasan sesuai dengan semangat demokrasi dan prinsip

negara hukum. Keberadaan organisasi kemasyarakatan yang tidak berasaskan tunggal

Pancasila itu bertentangan dengan Pancasila tapi tidak bila melihat dari indikator

rumusan sila-sila Pancasila. Substansi UU Ormas itu sudah tidak sesuai dengan

semangat reformasi sehingga perlu segera direvisi.8

Skripsi Nurmela Sugihani yang berjudul “Framing Harian Umum Solopos dan

Harian Jogja Tentang Peristiwa Bentrokan antara Ormas Islam dengan Warga

Gandekan, Solo.” Dalam Skripsinya, Nurmela menemukan bahwasannya fakta yang

sama dilaporkan secara berbeda oleh Harian Umum Solopos dan Tribun Jogja. Harian

Umum Solopos menonjolkan berita bentrokan tersebut dengan menggunakan

perangkat framing. Penilitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif. Data-datanya diperoleh dari teks-teks berita yang berhubungan dengan

pemberitaan peristiwa bentrokan antara ormas islam dengan warga Gandekan, Solo.

Selebihnya skripsi ini tidak mendalami tentang ormas islam secara mendalam tetepi

8Theresia Rifeni Widiartati “Keberadaan Organisasi Kemasyarakatan Berdasarkan Asas

Pancasila Ditinjau dari Perspektif Hak Asasi Manusia”, Tesis, Program pasca sarjana Program Studi

Ilmu Hukum, Universitas Indonesia, 2010.

Page 28: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

12

lebih menjelaskan bagaimana sebuah kasus dapat dihidangkan dalam bentuk

framing.9

Sebagai Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Tirto meneliti Ormas Islam pasca

gelombang reformasi. Pada saat Ormas-ormas lain menyerukan reformasi politik,

ekonomi, atau hokum, FPI menyerukan bahwa krisis bangsa ini berpangkal pada

moral. Ketika itu berbagai gerakan islam bermunculan di Indonesia. Baik organ yang

baru dibentuk, maupun gerakan yang sudah lama eksis dalam hal keagamaan. Lebih

dalam, seperti judul yang diangkat yaitu mengenai “Sikap dan Aksi FPI sebagai

Ormas Islam terhadap Sekulerisme, Pluralisme, dan Liberalisme di Indonesia.”

Skripsi ini meneliti tentang landasan pemahaman dan pijakan nilai FPI dalam setiap

pemikiran dan sikapnya dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi realitas moral

bangsa yang demikian beragam dan berkembang seiring bergantinya zaman.10

E. Kerangka Teoretik

1. Teori Negara Hukum

Konsep Negara hukum tidak asing lagi dalam ilmu pengetahuan

ketatanegaraan sejak zaman purba hingga sekarang ini. Hanya dalam praktek

ketatanegaraan orang masih pesimis, apakah negara hukum tersebut sudah diterapkan

9Nurmela Sugihani “Framing Harian Umum Solopos dan Harian Jogja Tentang Peristiwa

Bentrokan antara Ormas Islam dengan Warga Gandekan, Solo” Skripsi, Program Sarjana, Program

Studi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga. 2013 10

Tirto Saputra “Sikap dan Aksi FPI sebagai Ormas Islam Terhadap Sekulerisme, Pluralisme

dan Liberalisme di Indonesia” Skripsi, Program Sarjana, Program Studi Jinayah Siyasah, UIN Sunan

Kalijaga. 2014

Page 29: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

13

sepenuhnya atau belum. Hal ini dapat dipahami karena praktek, pengertian menurut

teori, masih perlu diperhitungkan dengan faktor-faktor yang nyata dan hidup dalam

masyarakat menurut waktu dan tempat, karena itu tidak mengherankan, sebab cita-

cita universal mengenai Negara Hukum yang diletakkan dalam konstitusi sering

dilanggar dalam praktiknya. Jika keadaan semacam ini harus terus menerus terjadi,

maka negara hukum bersifat formal, sedang dalam kenyataannya jauh menyimpang

dari apa yang tercantum dalam konstitusi, dan seolah-olah negara hukum itu hanyalah

suatu mitos saja yang belum pernah terbukti dalam sejarah ketatanegaraan. Dalam

Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 hasil amandemen disebutkan, “Negara Indonesia adalah

Negara Hukum”. Adanya pengakuan Negara Hukum secara intrinsik melekat pada

Pancasila dan bersumber pada Pancasila. Tujuan ide negara hukum ini dilahirkan

adalah untuk membendung adanya kesewenang-wenangan dari kekuasaan yang

mempraktekkan sistem yang absolut dan mengabaikan hak-hak dari rakyat itu sendiri.

Negara Hukum adalah negara yang berlandaskan atas hukum dan keadilan

bagi warganya. Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat

perlengkapan negara semata-mata berdasarkan hukum atau dengan kata lain diatur

oleh hukum, hal demikian akan mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup

warganya.11

11Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara, cet.ke-6 (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 88.

Page 30: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

14

2. Teori Demokrasi

Negara Hukum harus ditopang dengan sistem Demokrasi karena terdapat

korelasi yang jelas antara Negara Hukum yang bertumpu pada konstitusi, dengan

kedaulatan rakyat yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Dalam sistem

demokrasi tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sementara

hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna. Menurut Magnis Suseno

sebagaimana dikutip oleh Ni’matul Huda dalam bukunya, demokrasi yang bukan

Negara Hukum bukan demokrasi dalam arti yang sesungguhnya. Demokrasi

merupakan cara yang paling aman untuk mempertahankan kontrol atas Negara

Hukum.12

3. Teori Hak Asasi Manusia

Menurut Jerome J. Shestack, istilah Hak Asasi Manusia tidak ditemukan

dalam agama tradisional. Namun demikian, ilmu tentang ketuhanan (theology)

menghadirkan landasan bagi suatu teori HAM yang berasal dari hukum yang lebih

tinggi dari pada negara dan yang sumbernya adalah Tuhan (Supreme Being).

Tentunya, teori ini mengandaikan adanya penerimaan dari doktrin yang dilahirkan

sebagai sumber dari HAM.13

12Munthoha, Negara Hukum Indonesia, Pasca Perubahan Undang-Undang Dasar 1945,

cet.ke-1 (Yogyakarta: Kaukaba, 2013), hlm. 3.

Page 31: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

15

Ada beberapa teori yang penting dan relevan dengan persoalan HAM, antara

lain, yaitu: teori hak-hak kodrati (natural rights theory), teori positivisme (positivist

theory) dan teori relativisme budaya (cultural relativist theory). Menurut teori hak-

hak kodrati, HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh semua orang setiap saat dan di

semua tempat oleh karena manusia dilahirkan sebagai manusia. Hak-hak tersebut

termasuk hak untuk hidup, kebebasan dan harta kekayaan seperti yang diajukan oleh

John Locke. Pengakuan tidak diperlukan bagi HAM, baik dari pemerintah atau dari

suatu sistem hukum, karena HAM bersifat universal. Berdasarkan alasan ini, sumber

HAM sesungguhnya semata-mata berasal dari manusia.14

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu

termasuk penelitian yang dilakukan langsung dilapangan, diharapkan peneliti dapat

memperoleh informasi dan data sedekat mungkin dengan dunia nyata, sehingga

pengguna hasil penelitian dapat dimanfaatkan hasil dengan baik.15

13Jerome J. Shestack, Jurisprudence of Human Rights, dalam Theodor Mero edit, Human

Rights in International Law Legal and Policy Issues, (New York: Oxford University Press, 1992), hlm.

76.

14Todung Mulya Lubis, In search of Human Rights Legal-Political Dilemmas of Indonesia’s

New Order, 1966-1990, (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm. 15.

15Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 52.

Page 32: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

16

Dalam hal ini penulis menspesifikkan kepada sisi yuridis sosiologis. Yuridis

sosiologis yaitu pendekatan yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum

dan gaya sosial. Hal ini digunakan karena objek pembahasan berkaitan dengan

hukum secara yuridis, sedangkan sosiologis adalah untuk mengukur sejauh mana

implementasi atau pelaksanaan terhadap peraturan yang di berlakukan serta kesadaran

masyarakat atas hukum yang diberlakukan.

2. Sifat penelitian

Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Soerjono Soekamto

menyatakan bahwa penelitian berbentuk deskriptif bertujuan menggambarkan realitas

objek yang diteliti, dalam rangka menemukan diantara dua gejala dengan

memberikan gambaran secara sistematis, mengenai peraturan hukum dan fakta-fakta

sebagai pelaksana peraturan perundang-undangan tersebut dilapangan16

. Selain itu

data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,

analisis dokumen, dan catatan lapangan. Semua itu akan diolah untuk menghasilkan

analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti, nantinya akan

diuraikan dalam bentuk uraian naratif.

3. Sumber Data

a. Data Primer

16Soerjono Soekanto, Pengantar Peneliti Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1984), hlm. 96.

Page 33: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

17

Data yang diperoleh dari Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia,

Naskah Akademik, dan Undang-unang Nomor 17 Tahun 2013.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari buku, artikel, literatur, naskah akademik, serta

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan

penulis.

c. Data Tersier

Data yang didapat dari sumber internet dan sumber lain.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di kabupaten sleman, diantanya:

1. Kantor Kesbang Sleman;

2. Kantor DPD KNPI Sleman;

3. Kantor PCNU Kab. Sleman;

4. Kantor PD Muhammadiyah Kab. Sleman.

5. Narasumber

Narasumber dalam penelitian ini meliputi Kepala Kantor Kesbang, Ketua

DPD KNPI Sleman, Ketua Forum LSM & ORMAS Kab. Sleman, Ketua PCNU Kab.

Sleman, Ketua PD Muhammadiyah Kab. Sleman, dan tokoh masyarakat setempat.

Page 34: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

18

6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian

yaitu :

a. Wawancara

Adalah percakapan yang dilakukan dengan narasumber yang telah disebutkan

dengan maksud untuk memperoleh data atau kajian yang berhubungan dengan

penelitian.

b. Dokumentasi

Adalah pengumpulan data atau dokumen yang menghasilkan catatan penting

yang berhubungan dengan penelitian, sehingga memperoleh data yang sah dan pasti,

bukan berdasarkan perkiraan

c. Studi Kepustakaan

Adalah pengumpulan data melalui buku-buku artikel dan sumber lain yang

berkaitan dengan penelitian.

7. Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

mudah untuk di baca dan di pahami, penyusun dalam analisa ini menggunakan

deskripsi analitik, yaitu usaha mengumpulkan dan menyusun data. Selanjutnya

melakukan analisa dari data-data yang telah didapatkan.

Page 35: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

19

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan dalam penulisan penelitian ini dibagi dalam beberapa

bab yang mempunyai sub-sub bab, dan masing-masing bab itu saling berkaitan

sehingga membentuk rangkaian kesatuan pembahasan.

Bab satu berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab dua berisi tinjauan umum tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Bab tiga berisi tentang Profil Organisasi Kemasyarakatan dan Kantor

Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman.

Bab empat berisi tentang analisis problematika Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan

Bab lima penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 36: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dasar Keberlakuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Organisasi kemasyarakatan (Ormas)

Banyak ditemukan problematika di dalam proses pembentukan RUU

Ormas. Problematika paling banyak di temukan pada tahap pembahasan. Secara

formal dasar hukum tentang ketentuan pembentukan peraturan perundang-

undangan di dalam melahirkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang

Organisasi masyarakat telah dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan

Presiden sesuai dengan amanat Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Meskipun di dalam perjalanannya

harus melalui judicial riview yang diajukan Ormas Muhammadiyah dan Koalisi

Kebebasan Berserikat (KKB) kepada Mahkamah Konstitusi (MK). Garis

besarnya, dari dua perkara tersebut, MK mengabulkan sebagian permohonan

dengan membatalkan 10 pasal dan member tafsir konstitusional bersyarat atas 2

pasal. Dari 10 pasal yang dibatalkan MK, ada 3 pasal yang bersifat ultra petitum.

Page 37: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

89

Maksudnya MK membatalkan pasal yang tidak dimohonkan (tidak diminta oleh

pemohon untuk dibatalkan).68

2. Penerapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

kemasyarakatan (Ormas) di Kabupaten Sleman

Kepedulian masyarakat Kabupaten Sleman terhadap dinamika perubahan

aturan perundang-undangan masih rendah. Kurangnya informasi yang diterima

menjadi salah satu penyebab pasifnya respon yang dilakukan masyarakat.

Begitupun realita yang terjadi dengan hadirnya Undang-Undang No. 17 Tahun

2013 tentang Ormas. Hal itu terjadi pula pada kebanyakan Ormas, rutinitas yang

padat dan menumpuknya sejumlah agenda juga menjadi alasan tambahan setiap

Ormas. Selain itu adanya sikap kehati-hatian yang dilakukan pemerintah daerah

dalam mengundangkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Ormas

paska banyaknya problematika yang terjadi, baik sebelum maupun sesudah

dikeluarkannya putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya, karena

persoalan UU Ormas ini menyangkut hal vital yang dapat mengganggu

kondusifitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, meskipun telah melalui

proses panjang di dalam melahirkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang

Organisasi kemasyarakatan ini, kepastian hukum yang ada serta kejelasan amanat

Undang-Undang, di dalam penerapannya masih setengah hati. Pemerintah

68http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.Putusan&id=1&kat=1&cari=8

2%2FPUU-XI%2F2013

Page 38: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

90

Kabupaten sleman belum bisa dikatakan telah melaksanakan Undang-Undang ini

secara penuh, mengingat masih banyaknya Ormas yang belum mengetahui isi dari

UU tersebut, kemudian standar penerapan dan kepatuhan terhadap Undang-

Undang Ormas tersebut hanya bersifat terlaksana selama tidak mengganggu

ketertiban umum, padahal UU Ormas tersebut terdiri dari 87 Pasal dan 19 Bab,

termasuk di dalamnya mengenai larangan, sanksi, hak & kewajiban yang harus

dipatuhi oleh Ormas.

Page 39: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

91

B. Saran

1. Untuk Kantor Kesbang, sediakan kotak saran atau kontak peson untuk

menerima keluhan atau masukan dalam hal peningkatan kualitas pelayanan

masyarakat.

2. Untuk Kantor Kesbang, seyogjanya berperan aktif dalam merespon setiap

kebijakan yang bersangkutan dengan masyarakat, bisa dengan melakukan

kegiatan talk show atau dialog yang bisa berkomunikasi langsung dengan

masyarakat.

3. Untuk Kepala Kantor Kesbang, bersikap kehati-hatian adalah langkah aman

dalam menyikapi setiap kebijakan, namun hal itu tidak mampu bertahan lama,

karena setiap kebijakan tentu menghasilkan dampak, maka dari itu harus

segera diambil langkah tegas dengan mempertimbangkan resiko, karena jika

dibiarkan seperti itu, dalam waktu tertentu akan dirasakan masyarakat sebagai

ketidak pastian.

4. Untuk Ormas, keseriusan dalam menjalankan program kerja dan mematuhi

AD/ART (aturan-aturan) organisasi bukan menjadi alasan untuk menutup diri

dalam merespon setiap kebijakan pemerintah, karena hal itu justru akan

merugikan keberadaan Ormas.

Page 40: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

DAFTAR PUSTAKA

1) Al-qur’an

Surat Ali Imran Ayat 159

2) Undang-Undang

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan

3) Buku

A. Sholihul, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Kemasyarakatan (ORMAS), Surabaya: Rona Publishing. 2014.

Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, Jakarta: Cahaya Prima

Sentosa. 2014.

Page 41: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

Arianti “Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Aksi Organisasi Masyarakat

Front Pembela Islam (FPI) Dalam Kaitannya Dengan Konflik Keagamaan Di

Kota Makassar”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Hasanudin, 2014.

Asshiddiqie Jimly, Hukum Tata Negara & Pilar-pilar Demokrasi, Jakarta:

Sinar Grafika Offset. 2011.

Buchori Mochtar, Before and After Reformasi, Jakarta: Asia Foundation &

the Jakarta Post. 2001.

Diamond Larry, Developing Democracy: Toward Consolidation. Baltimore:

The Johns Hopkins University Press. 1999.

Huda, Ni’matul, Hukum Tata Negara, cet.ke-6, Jakarta: Rajawali Pers. 2012.

Hatta Muhammad, dalam Subandi Al Marsudi, Pancassila dan UUD 1945

dalam Paradigma Reformasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2001.

Kania Nia Winayanti, Dasar Hukum Pendirian & Pembubaran ORMAS,

Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2011.

Klingelhoffer, Stephen, and David Robinson, Law and Civil Society in the

South Pacific: Challenges and Opportunities; International Best Practices;

and Global Developments, New York: ICNL. 2004.

Page 42: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

Laodengkowe Ridaya, Mengatur Masyarakat Sipil: Pengaturan Organisasi

Masyarakat Sipil Di Indonesia, Depok: Piramedia. 2010.

Lubis, Mulya, Todung, In search of Human Rights Legal-Political Dilemmas

of Indonesia’s New Order, 1966-1990, Jakarta: Gramedia. 1993.

Moh. Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2003.

Munthoha, Negara Hukum Indonesia, Pasca Perubahan Undang-Undang

Dasar 1945, cet.ke-1, Yogyakarta: Kaukaba. 2013.

Nurmela Sugihani “Framing Harian Umum Solopos dan Harian Jogja Tentang

Peristiwa Bentrokan antara Ormas Islam dengan Warga Gandekan, Solo”

Skripsi, Program Sarjana, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN

Sunan Kalijaga. 2013.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Kantor Kesatuan Bangsa, Profil

Kantor Kesatuan Bangsa. 2014.

R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta:

Pradnya Paramita. 2007.

Page 43: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

Richard Robison and Vedi R Hadiz, Reorganizing Power in Indonesia: The

Politics of Oligarchy in an Age of Markets, New York: RoutledgeCurzon.

2004.

Shestak, J, Jerome, Jurisprudence of Human Rights, dalam Theodor Meron,

edit, Human Rights in International Law Legal and Policy Issues, New York:

Oxford University. 1992.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Peneliti Hukum, Jakarta: UI-Press. 1984.

Sorjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Yayasan Penerbit

Universitas Indonesia. 1977.

Theresia Rifeni Widiartati “Keberadaan Organisasi Kemasyarakatan

Berdasarkan Asas Pancasila Ditinjau dari Perspektif Hak Asasi Manusia”,

Tesis, Program pasca sarjana Program Studi Ilmu Hukum, Universitas

Indonesia, 2010.

Tirto Saputra “Sikap dan Aksi FPI sebagai Ormas Islam Terhadap

Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme di Indonesia” Skripsi, Program

Sarjana, Program Studi Jinayah Siyasah, UIN Sunan Kalijaga. 2014.

Veronoca Agnes Sianipar yang berjudul, “Tinjauan Yuridis Perlindungan

Hukum Hak Asasi Manusia Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun

Page 44: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan”, Skripsi, Fakultas Hukum

Universitas Jember 2014.

Widi, Kartiko, Restu, Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu.

2010.

4) Lain-lain

Slemankab.bps.go.id.

www.nu.or.id.

www.muhammadiyah.or.id.

www.knpikaltim.or.id.

h"p://www.beritasatu.com/poli4k/155142--‐139957--‐ormas--‐berpotensi--‐

jadi--‐penyakit--‐demokrasi.html.

Banda Aceh, Senin (4/11/13), Harian Analisia Aceh.

Bahtiar sebagai Kepala Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan Direktorat

(Ormas) Jendral Kesatuan Bangsa dan Politik Kementrian Dalam Negri.

Siaran Pers, pada 28/01/2014, Rilis 28.PUU-XI. 2013.

http://hukum.kompasiana.com/2014/12/26/keberadaan-ormas-pasca-putusa--

mk--693724.html.

http://www.slideshare.net/KurniawanSaputra1/panel-11-kemenkuhmham-

wicipto.

Page 45: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Pem333Q2bentukan

Peraturan Perundang-undangan.

http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/01/04/kemendagri-ikuti-putusan-m-

terkait-ormas.

Page 46: PROBLEMATIKA UNDANG-UNDANG NOMOR 17 …digilib.uin-suka.ac.id/17011/2/11340155_bab-i_iv-atau-v_daftar... · ... dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Tugas

NAMA : BIKY UTHBEK MUBAROK

TTL : 28 FEBRUARI 1993

ALAMAT : JL. PALEDAH NO. 24, RT/RW 020/005, DESA

KARANGPAWITAN, KEC. PADAHERANG, KAB.

PANGANDARAN JAWABARAT

EMAIL : [email protected]

NOMOR HP : 082243810001

NAMA ORANG TUA

AYAH : Drs. H. MASRUH HAERUMAN

IBU : Hj. SITI HASYAROH

RIWAYAT PENDIDIKAN : SD N 1 PADAHERANG

SMP N 1 PADAHERANG

MA NU NURUL ULUM

RIWAYAT ORGANISASI : WAKIL KETUA OSIS MA NU NURUL ULUM

Bid. INTELEKTUAL RAYON ASRAM BANGSA

PMII FAK. SYARIAH & HUKUM

KETUA PC. IPNU KAB. SLEMAN

WA. SEKERTARIS DPD KNPI KAB. SLEMAN