PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

182
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL SISWA KELAS 1 SDIT AL-IRSYAD TEGAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Oleh : Azizah Afni Rizky 113911078 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015

Transcript of PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Page 1: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN

SYSTEM FULL DAY SCHOOL SISWA KELAS 1

SDIT AL-IRSYAD TEGAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

Azizah Afni Rizky

113911078

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2015

Page 2: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Azizah Afni Rizky

NIM : 113911078

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Program Studi : PGMI

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY

SCHOOL SISWA KELAS 1 SDIT AL-IRSYAD TEGAL

Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali

bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 24 Juni 2015

Pembuat Pernyataan,

Azizah Afni Rizky

NIM: 113911078

Page 3: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Prof. Dr. Hamka Km 2 (024) 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185 Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi berikut ini:

Judul : Problematika Pembelajaran System Full Day

School Siswa Kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal

penulis : Azizah Afni Rizky

NIM : 113911078

Program Study : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Telah diujikan dalam sidang Munaqosah oleh dewan penguji Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang dan dapat

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana dalam

pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Semarang, 06 Juli 2015

Dewan penguji

Ketua Sekretaris

H. Fakrur Rozi, M.Ag. Dr. Hamdan Hadi Kusuma,

M.Sc.

NIP. 19691220 199503 1001 NIP. 19770320 200912 1002

Penguji I Penguji II

Zulaikhah, M.Ag, M.Pd Drs. H. Amin Farih, M.Ag.

NIP. 19760130 200501 2001 NIP. 19710614 200003 1002

Pembimbing I Pembimbing II

Ismail, M. Ag Achmad Zuhrudin M. S.I NIP: 19711021 199703 1002 NIP: 19730701 200604 1013

Page 4: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

iv

NOTA DINAS

Semarang, 24 Juni 2015

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamualaikum, wr.wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,

arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SISTEM

FULL DAY SCHOOL SISWA KELAS 1 SDIT

AL-IRSYAD TEGAL

Penulis : Azizah Afni Rizky

NIM : 113911078

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Program Studi : PGMI

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo untuk

diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum, wr.wb

Pembimbing I,

Ismail, M.Ag

NIP:1971021 199703 1 002

Page 5: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

v

NOTA DINAS

Semarang, 24 Juni 2015

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamualaikum, wr.wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,

arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SISTEM

FULL DAY SCHOOL SISWA KELAS 1 SDIT

AL-IRSYAD TEGAL

Penulis : Azizah Afni Rizky

NIM : 113911078

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Program Studi : PGMI

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo untuk

diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum, wr.wb

Pembimbing II,

Achmad Zuhrudin, M. S.I

NIP: 19730701 200604 1 013

Page 6: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

vi

ABSTRAK

Judul : PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SISTEM FULL

DAY SCHOOL SISWA KELAS 1 SDIT AL-IRSYAD

TEGAL

Penulis : Azizah Afni Rizky

NIM : 113911078

Skripsi ini membahas problematika pelaksanaan pembelajaran

system full day school di SDIT Al-Irsyad Kota Tegal. Kajiannya

dilatarbelakangi oleh inovasi dalam dunia pendidikan. Studi ini

dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana

pelaksanaan pembelajaran system full day school Siswa Kelas 1 SDIT

Al-Irsyad Kota Tegal? (2) Apa saja problematika yang dialami dan

pemecahan masalahnya dalam pelaksanaan pembelajaran system full

day school siswa kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal?.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Metode analisis yang digunakan ada tiga tahap yaitu

reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses

pelaksanaan pembelajaran system full day school di SDIT Al-Irsyad

berlangsung dari pagi hingga sore hari (07.00-15.00), dalam

pelaksanaan pembelajaran full day school banyaknya muatan agama

dalam struktur kurikulum yang dikembangkan merupakan kegiatan

yang mendukung adanya pembelajaran system full day school. (2)

problematika dalam pelaksanaan pembelajaran system full day school

diantaranya yang pertama adalah masih ditemukan siswa yang belum

mampu menyesuaikan diri dengan jam tambahan yang diberlakukan

oleh sekolah, kedua adanya sebagian kecil siswa yang merasa

kelelahan atau bosan karena seharian berada di sekolah, ketiga dalam

pelaksanaan proses tadarus dan do’a bersama pra KBM masih

ditemukan siswa tidak sepenuhnya khidmat, keempat terkadang masih

ditemukan pada saat pembelajaran kelas kosong ditinggal gurunya

yang berhalangan, kelima masih ditemukan siswa yang bermain-main

pada saat pelaksanaan wudhu menjelang sholat dzuhur dan asyar.

Page 7: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

vii

Solusi dalam mengatasi problematika pembelajaran system

full day school di SDIT Al-Irsyad Tegal melalui kegiatan, pihak

sekolah mensosialisasikan akan tujuan pembelajaran system

pembelajaran full day school, menerapkan jadwal guru piket

pengganti mengajar, dan jadwal guru piket pendamping wudhu &

Sholat serta adanya pembinaan oleh pihak sekolah yang dilakukan

oleh masing-masing wali kelas, serta pihak sekolah bekerjasama

dengan para guru dalam mewujudkan pembelajaran yang

menyenangkan guna tercapai tujuan pembelajaran full day school.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan dan khazanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi serta

masukan bagi praktisi pendidikan dan civitas akademika di

Lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo

Semarang.

Page 8: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

viii

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab-Latin dalam skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan

Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan kata sandang [al-] disengaja

secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

a t

b z

t ‘

s g

j f

h q

kh k

d l

ż m

r n

z w

s h

sy ’

s y

d

Bacaan Madd: Bacaan Diftong: ā = a panjang َاْو = au ī = i panjang َاْي = a

ū = u panjang

Page 9: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, Tuhan semesta alam yang

telah memberikan nikmat, taufiq, inayah, serta hidayah-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi,

dengan judul “Problematika Pembelajaran System Full Day

School Siswa Kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal”.

Shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada

Rasul-Nya baginda yang agung Nabi Muhammad SAW. Rasul

terakhir yang membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan penerang hati

umat kepada jalan yang diridhai Allah sehingga selamat dan bahagia

dunia dan akhirat, serta pemberi syafaat kelak di yaumul qiyamat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat

bimbingan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Karenanya sudah sepatutnya penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Dr. H. Darmuin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

2. Abdul Kholiq, M.Pd selaku Dosen Wali yang senantiasa

meluangkan waktu untuk memberikan motivasi dan arahan

selama studi di UIN Walisongo Semarang.

3. Ismail, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Achmad

Zuhrudin, M.S.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.

4. Segenap Dosen Pengajar di UIN Walisongo yang telah

membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Pimpinan Perpustakaan Institut dan Fakultas yang telah

memberikan izin dan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

Page 10: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

x

6. Abu Tholib, SH.I, M.S.I Kepala Sekolah, Moh. Agus Arifin, S.Pd

selaku waka kurikulum dan segenap guru, karyawan SDIT Al-

Irsyad Tegal yang telah banyak membantu selama penelitian.

7. Kedua orang tuaku Bapak (Kasturi) dan Ibu (Ruinah), serta

kakak-kakaku (Rosnani, Tira ningsih, Iswanto, Iskandar, Refly

Fauzan, dan Maslikhatun) dan adek-adekku (Layla Nur fitri dan

Riyadil Jinan) serta kluarga besarku yang aku sayangi, trimakasih

atas do’a, nasehat, motivasi, dukungan, ketulusan, cinta dan kasih

sayang dalam mendidik penulis.

8. Teman-teman seperjuangan PGMI B 2011 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat KKN Posko 38 (Pak Anwar, Pak Bai, Ivo,

Tabiq, Bu Cus, Bu Nol, Bu ain, Bu sit dan Elya)

10. Bapak dan ibu kost Marina yang telah memberikan tempat

tinggal, serta sahabat-sahabt kost Marina ( mba baim, ila, diyah,

ruroh dan ana) yang menemani dan memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan dan budi mereka selalu mendapat ridho

dan rahmat dari Allah SWT. Seiring do’a dan ucapan terima kasih

penulis mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa

manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang budiman.

Karena penulis sadar bahwa hanya kepada Allah-lah semuanya akan

kembali. Wallahu A’lam bis Showab.

Semarang, 24 Juni 2015

Azizah Afni Rizky

NIM.113911078

Page 11: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN.... .......................................... ii

PENGESAHAN .................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ..................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................... vi

TRANSLITERASI .............................................................. viii

KATA PENGANTAR .. ....................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................ xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . ................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 5

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Problematika Pembelajaran Sistem Full Day

School ............................................................. 6

1. Pengertian problematika pembelajaran.. .... 6

2. Pengertian dan ciri-ciri pembelajaran…….. 7

3. Aspek Pembelajaran .................................. 11

4. Komponen Pembelajaran……………... .... 17

B. Pembelajaran system full day school . .............. 21

1. Konsep pembelajaran full day school ........ 25

Page 12: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

xii

2. Tujuan full day school ............................... 31

C. Kajian Pustaka ................................................. 37

D. Kerangka Berpikir .. ......................................... 39

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................ 42

C. Sumber Data .. ............................................... 43

D. Fokus Penelitian ............................................. 44

E. Teknik Pengumpulan Data ............................ 44

F. Uji Keabsahan Data .. .................................... 47

G. Teknik Analisis Data ..................................... 49

BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data SDIT Al-Irsyad Kota Tegal .... 52

1. Gambaran Umum SDIT Al-Irsyad kota

Tegal

a. Tinjauan Historis ................................ 52

b. Letak Geografis . ................................ 53

c. Visi, Misi, dan Tujuan, SDIT Al-

Irsyad Kota Tegal . ............................. 53

d. Kegiatan Penunjang .. ........................ 55

e. Struktur Organisasi ............................ 57

f. Keadaan Guru, Karyawan, dan Murid 58

g. Keadaan Siswa ................................... 59

h. Sarana dan Prasarana ......................... 59

i. Kurikulum SDIT Al-Irsyad Kota Tegal 61

Page 13: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

xiii

2. Pelaksanaan Pembelajaran System Full

Day School Siswa Kelas 1 ........................ 62

a. Perencanaan Pembelajaran ................. 62

b. Pelaksanaan pembelajaran full day

school siswa kelas 1 ........................... 67

c. Evaluasi pembelajaran system full

day school siswa kelas 1 …............... 73

3. Problematika dan solusi pelaksanaan

pembelajaran system full day school

Siswa Kelas 1 ........................................... 75

B. Analisis Data ................................................... 78

1. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Full

Day School Siswa Kelas 1 SDIT Al-

Irsyad Kota Tegal ..................................... 78

2. Analisis Problematika dan Pemecahannya

dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sistem

Full Day School Siswa Kelas 1 SDIT

Al-Irsyad Kota Tegal ................................ 87

C. Keterbatasan Penelitian . ................................. 90

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ......................................................... 92

B. Saran .. ............................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Struktur Organisasi SDIT Al-Irsyad Kota Tegal

Masa Bakti 2014-2015 ............................................ 57

Tabel 4.2 Daftar Guru dan Karyawan SDIT Al-Irsyad Kota

Tegal ....................................................................... 58

Tabel 4.3 Daftar Siswa SDIT Al-Irsyad

Tegal…………………………………………….. .. 59

Tabel 4.4 Daftar Sarana Pendidikan SDIT Al-Irsyad Kota

Tegal ....................................................................... 60

Table 4.5 Daftar Struktur Kurikulum SDIT Al-Irsyad Kota

Tegal ....................................................................... 61

Tabel 4.6 Jadwal Pelajaran Kelas I ......................................... 68

Page 15: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Catatan Hasil Wawancara

Lampiran 4 Catatan Hasil Wawancara

Lampiran 5 Pedoman Observasi

Lampiran 6 Hasil Observasi 1

Lampiran 7 Hasil Observasi 2

Lampiran 8 Hasil Observasi 3

Lampiran 9 Jurnal Penelitian

Lampiran 10 Kalender Pendidikan

Lampiran 11 Program Tahunan

Lampiran 12 Program Semester

Lampiran 13 Silabus

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 15 Dokumentasi

Lampiran 16 Jadwal Pelajaran

Lampiran 17 Jadwal Piket Pendamping Wudhu dan Shalat

Page 16: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa

pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis,

serta bertanggung jawab.1 Pendidikan dianggap menjadi solusi

dalam penyelesaian segala problematika yang ada di negeri ini

baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal

merupakan pendidikan yang diselenggarakan melalui prasarana

terlembaga seperti sekolah, akademi, universitas.

Sekolah merupakan tempat kedua untuk mendidik anak

setelah keluarga. Sekolah menjadi tempat bagi anak didik untuk

belajar dan mempelajari banyak hal. Sekolah adalah ruang

aktualisasi diri untuk menumbuhkan semangat hidup dan

mengembangkan minat serta bakat yang dikehendaki. Sekolah

merupakan sebuah rumah yang memberikan kemudahan dan

1Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 20

Page 17: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

2

fasilitas bagi anak didik dalam melahirkan sekian banyak

kreativitas. Sekolah mengantarkan anak didik untuk tumbuh

menjadi manusia-manusia dengan segala bentuk harapan dan

impian. Sekolah juga merupakan salah satu sarana membina

putra-putri bangsa agar menjadi anak-anak yang berguna bagi

bangsa dan negara sebab disana mereka ditempa untuk belajar

berbicara, berpikir, dan bertindak.2

Sekolah dengan sistem full day school merupakan sekolah 1

hari penuh, full day school memiliki kurikulum inti yang sama

dengan sekolah umumnya, namun mempunyai kurikulum lokal.

Dengan demikian kondisi anak didik lebih matang dari segi materi

akademik dan non akademik. Sekolah dengan sistem full day

school dianggap sebagai solusi yang tepat untuk menjembatani

keseimbangan antara pengetahuan umum yang seringkali

diidentikkan dengan penyelenggaraan pendidikan kognitif, yang

digandengkan dengan pendidikan agama secara seimbang.

Sekolah dengan system Full day school mengantisipasi

terhadap dampak buruk pengaruh globalisasi saat ini diantarnya

korupsi, kekerasan, tawuran antar pelajar atau antar kampung,

kejahatan seksual, kehidupan konsumtif, dan kehidupan politik

yang tidak produktif. Pengaruh globalisasi yang berdampak

negatif terhadap perkembangan kepribadian siswa, dengan

2Moh yamin, Paduan Manjemen Mutu Kurikulum Pendidikan

(Jogjakarta: DIVA press, 2012), hlm. 203.

Page 18: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

3

memberi bekal agama yang cukup kepada peserta didik agar tidak

mudah terpengaruh dengan budaya lingkungan yang tidak Islami.

Sekolah dengan system Full day school, didirikan karena

beberapa tuntutan, diantaranya adalah: Pertama, minimnya waktu

orang tua di rumah, lebih-lebih karena kesibukan di luar rumah

yang tinggi (tuntutan kerja). Kedua, perlunya formalisasi jam

tambahan keagamaan karena dengan minimnya waktu orang tua di

rumah maka secara otomatis pengawasan terhadap hal tersebut

juga minim. Ketiga, perlunya peningkatan mutu pendidikan

sebagai solusi alternatif untuk mengatasi problematika

pendidikan. Peningkatan mutu tidak akan tercapai tanpa

terciptanya suasana dan proses pendidikan yang representative

dan professional.3

Dengan memasukkan anak mereka ke full day school,

mereka berharap dapat memperbaiki nilai akademik anak-anak

mereka sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang

berikutnya dengan sukses, juga masalah-masalah tersebut di atas

dapat teratasi. Sistem baru full day school sebagai bentuk

alternatif dalam upaya memperbaiki manajemen pendidikan,

khususnya dalam manajemen pembelajaran dan juga merupakan

3Iwan Kuswandi, “Full Day School dan Pendidikan Terpadu”,

http://iwankuswandi.wordpress.com di akses 05 November 2014

Page 19: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

4

tuntutan kebutuhan masyarakat yang menghendaki anak dapat

belajar dengan baik di sekolah dengan waktu yang lebih lama.4

Sekolah yang menambah waktu belajar peserta didik lebih

lama itu tentu beresiko menimbulkan kejenuhan bagi peserta

didiknya. Dengan demikian sekolah harus pandai-pandai

menciptakan metode pembelajaran yang menyenangkan agar

peserta didik termotivasi dan mampu menerima mata pelajaran

dengan baik sehingga prestasi belajar mereka maksimal.

SDIT Al-Irsyad merupakan salah satu sekolah yang

menerapkan program pembelajaran sistem 1 hari penuh di

sekolah, namun dalam penerapannya apakah sudah mencapai

tujuan yang optimal sehingga problem inilah yang membuat

penulis tertarik untuk meneliti problematika pelaksanaan

pembelajaran sistem full day school yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran sistem full day school di SDIT Al-Irsyad

Tegal.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas, persoalan yang akan

dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran system full day school

siswa kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal?

4Aminingsih noventia, pengaruh sistem full day school siswa kelas V

dengan teman sebaya ( di SD muhammadiyah PAKEL Program plus),

skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga, 2014), hlm. 5.

Page 20: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

5

2. Apa saja problematika dan solusi dalam pelaksanaan

pembelajaran sistem full day school siswa kelas 1 SDIT Al-

Irsyad Tegal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penulisan Skripsi

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi tentang problematika dalam pelaksanaan

pembelajaran system full day school siswa kelas 1 SDIT Al-

Irsyad Tegal.

Secara spesifik, penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh informasi dan kejelasan tentang:

a. Pelaksanaan pembelajaran system full day school siswa

kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal.

b. Problematika dan solusi dalam pelaksanaan pembelajaran

system full day school siswa kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal.

2. Manfaat Penelitian Skripsi

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menambah khasanah keilmuan di bidang pendidikan.

b. Memberikan gambaran dan penjelasan kepada guru atau

pendidik dan lembaga pendidikan sebagai sumbangan

pemikiran untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDIT

Al-Irsyad Tegal.

Page 21: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Problematika Pembelajaran Sistem Full Day School

1. Pengertian Problematika pembelajaran

Problem dalam kajian ilmu penelitian seringkali didefinisikan

adanya kesenjangan antara harapan (yang dicita-citakan) dengan

kenyataan (yang dihasilkan). Dengan demikian perlu ada upaya

untuk lebih mengarah kepada sesuatu seperti yang diharapkan.

Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan dari seberapa jauh

guru mampu meminimalisir atau menyelesaikan problem

pembelajaran. Semakin sedikit problem pembelajaran akan

semakin besar peluang keberhasilan belajar siswa, begitu

sebaliknya.

Sedikitnya ada tiga macam bentuk problem pembelajaran:

pertama, problem yang bersifat metodologis, yaitu problem

yang terkait dengan upaya atau proses pembelajaran yang

menyangkut masalah kualitas penyampaian materi, kualitas

interaksi antar guru dengan siswa, kualitas pemberdayaan sarana

dan elemen dalam pembelajaran.

Kedua, problem yang bersifat kultural yaitu problem yang

berkaitan dengan karakter atau watak seorang guru dalam

mensikapi atau mempersepsi terhadap proses pembelajaran.

Problem ini muncul dari cara pandang atau pemahaman guru

terhadap peran guru dan makna pembelajaran. Problem ini

Page 22: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

7

muncul dari cara pandang atau pemahaman guru terhadap peran

guru dan makna pembelajaran.

Ketiga, problem yang bersifat sosial yaitu problem yang

terkait dengan hubungan dan komunikasi antara guru dengan

elemen lain yang ada diluar guru, seperti adanya

kekurangharmonisan antara guru dan siswa, antara pimpinan

sekolah dengan siswa, bahkan diantara sesama siswa.

Ketidakharmonisan antara guru dan siswa bias disebabkan di

samping faktor kultural juga bisa disebabkan akibat pola atau

system kepemimpinan yang kurang demokrasi atau kurang

memperhatikan masalah-masalah kemanusiaan.1

2. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran

Kamus besar bahasa indonesia (2007: 17) mendefinisikan

kata pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk

yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau dituruti,

sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, pembuatan

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Kimble

dan Garmezy (dalam Pringgawidagda, 2002: 20), pembelajaran

adalah suatu perubahan prilaku yang relatif tetap dan merupakan

hasil praktik yang diulang-ulang. Subjek belajar yang dimaksud

adalah siswa atau juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan

belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif

1Saehan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang: Rasail

Media Group, 2008), hlm. 9-10

Page 23: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

8

mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan

masalah, dan menyimpulkan suatu masalah.

Selain itu, Rombepajung (1988:25) juga berpendapat bahwa

pembelajaran adalah memperoleh suatu mata pelajaran atau

memperoleh suatu ketrampilan melalui pelajaran, pengalaman,

atau pengajaran. Brown (2007: 8) merinci karakteristik

pembelajaran sebagai berikut:

a. Belajar adalah menguasai atau “memperoleh”

b. Belajar adalah mengingat informasi atau ketrampilan.

c. Proses mengingat-ingat melibatkan sistem penyimpanan,

memori, dan organisasi kognitif.

d. Belajar melibatkan perhatian aktif sadar dan bertindak

menurut peristiwa-peristiwa di luar serta di dalam organisme.

e. Belajar itu bersifat permanen, tetapi tunduk pada lupa.

f. Belajar melibatkan berbagai bentuk latihan.

g. Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku.2

Sedangkan pembelajaran seperti yang didefinisikan Oemar

Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya

adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya

sehingga terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik.

2M. Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. I, hlm. 18

Page 24: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

9

Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari

lingkungan individu, maupun faktor eksternal yang datang dari

lingkungan individu tersebut.

Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa

atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan

dorongan oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang

teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta

didik. Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan

nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan

menganalisa tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang

study pendidikan agama yang terkandung dalam kurikulum.

Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan dan

mengembangkan cara-cara (metode, strategi pembelajaran yang

tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan

sesuai dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat

diaktualisasikan dalam proses pembelajaran)3 Pembelajaran

Menurut Abdul Aziz Majid dalam kitabnya “At-Tarbiyah wa

Turuku al-Tadris” adalah:

3Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,

(Semarang: Rasail Media Group, 2011), hal. 9-10

Page 25: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

10

“Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari

seorang guru kepada murid. Pengetahuan itu tidak hanya

terfokus pada pengetahuan normative saja namun

pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat

membekali kehidupan dan akhlaknya”4

Pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh

Miarso (1993), menyatakan bahwa “pembelajaran adalah usaha

pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses

dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali.

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah

dikemukakan, maka dapat disimpulkan beberapa ciri

pembelajaran sebagai berikut.

a. Merupakan upaya sadar dan disengaja.

b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses

dilaksanakan.

d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses,

maupun hasilnya.5

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

melalui interaksi antar peserta didik dengan guru, lingkungan

4Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, “Al-Tarbiyah waturuqu

Al-Tadrisi”, Juz.1, (Mesir: Darul Ma’arif,1979), hlm. 61

5Eveline siregar dan hartini nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 12-13

Page 26: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

11

dan sumber belajar lainnya dalam pencapaian kompetensi dasar

(BSNP, 2006: 16)6

3. Aspek Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan

memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk

mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran

lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan

berkaitan dengan cara mengorganisasikan isi pembelajaran,

menyampaikan isi pembelajaran dan mengelola pembelajaran.

Pembelajaran mencakup tiga aspek yaitu: 1) peserta didik, 2)

proses belajar, dan 3) situasi belajar7

a. Peserta didik

Sebelum guru memasuki ruangan kelas untuk

memberi materi pelajaran terhadap para siswa, ada

beberapa hal yang terlebih dahulu perlu dibenahi atau

dilakukan kajian terhadap siswa-siswa yang akan diajar.

Hasil kajian tersebut akan menjadi dasar pertimbangan

dalam rangka menentukan bobot materi pelajaran, bentuk

pola, dan struktur sajian yang akan disajikan. Cara

penyajian memegang peranan yang sangat besar atas

penyerapan materi oleh siswa. Jika hasil sajian ini bisa

6Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan

Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 265-266.

7 Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: TERAS,

2012), hlm. 3-4.

Page 27: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

12

dilakukan dengan matang dan seksama maka tentu hasilnya

dapat lebih maksimal.

b. Proses belajar

Belajar (learning) adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat

nanti (Sadiman, dkk, 1986: 2). Belajar dapat terjadi di

rumah, di sekolah, ditempat kerja, di tempat ibadah, dan di

masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja, dari

apa, dan pada siapa. Bahkan kemampuan orang untuk

belajar ini merupakan salah satu ciri penting yang

membedakan manusia dengan makhluk lain.

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual,

artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai

dengan perkembangan dan lingkungannya. Peserta didik

tidak seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau

pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai

sumber belajar yang tersedia di lingkungannya.8

Belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi

juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat,

penyesuaian sosial, bermacam-macam ketrampilan, dan

cita-cita. Belajar mengandung pengertian terjadinya

perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga

8Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan

aplikasinya, hlm. 62.

Page 28: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

13

perbaikan prilaku, misalnya pemuasan kebutuhan

masyarakat dan kepribadian secara lebih lengkap. Menurut

Hilgard dan Brower mendefinisikan belajar sebagai

perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan

pengalaman.9

Menurut pengertian secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

laku. Sehingga pengertian belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku

yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah:

1) Perubahan terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan

fungsional

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

9Oemar hamalik, Psikologi belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar

Baru Algesindo, 2009), hlm. 45

Page 29: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

14

Pengertian belajar dapat kita temukan dalam

berbagai sumber atau literatur. Meskipun kita melihat ada

perbedaan-perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar

tersebut masing-masing ahli, namun secara prinsip kita

menemukan kesamaan-kesamaannya. Sebagaimana

pendapat beberapa ahli:

1) Belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanen

sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan

pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa

melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu

mengkomunikasikannya kepada orang lain (Pidarta,

2000: 197).

2) Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai

kecakapan, ketrampilan, dan sikap (Gredler, 1994: 1),

dengan demikian belajar menuntut adanya perubahan

yang relatif permanen pada pengetahuan atau prilaku

seorang karena pengalaman.

3) Belajar merupakan suatu proses pribadi yang tidak

harus dan atau merupakan akibat kegiatan mengajar.

Guru melakukan kegiatan mengajar tidak slalu diikuti

terjadinya kegiatan mengajar tidak slalu diikuti

terjadinya kegiatan belajar pada peserta didik.

Sebaliknya peserta didik dapat melakukan kegiatan

belajar tanpa harus ada guru yang mengajar. Namun

dalam kegiatan belajar peserta didik ini ada kegiatan

Page 30: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

15

membelajarkan, yaitu misalnya yang dilakukan oleh

penulis buku bahan ajar, atau pengembang paket

belajar dan sebagainya.10

c. Situasi Belajar

Dalam dunia pendidikan yang ada sering kita

jumpai adanya proses pembelajaran yang terkesan

membosankan atau monoton dimana Paradigma lama yang

mengalami masa suram menuju paradigma baru. Terkait

dengan pembelajaran paradigma lama mengalami masa

suram yang ditandai oleh (1) guru sebagai pengajar bukan

pendidik, sumber pengetahuan dan mahatahu. (2) sekolah

terikat jadwal ketat. (3) belajar dibatasi kurikulum. (4) basis

belajar hanya berkutat pada fakta, isi pelajaran dan teori

semata. (5) hafalan menjadi agenda utama dalam

pembelajaran. (6) keseragaman. (7) kelas menjadi fokus

utama. (8) komputer lebih dipandang sebagai objek. (9)

penggunaan media statis lebih mendominasi. (10)

komunikasi terbatas. (11) penilaian lebih bersifat normatif.

Paradigma lama tampaknya sudah tidak relevan lagi

untuk kondisi saat ini yang ditandai dengan segala

perubahan di segala lini. Pembelajaran harus turut berubah

seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga

terjadi keseimbangan dan kesesuaian. Pembelajaran yang

inovatif yang dapat dijadikan paradigma baru untuk

10

Indah komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 2-3.

Page 31: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

16

menjawab tantangan perubahan zaman. Paradigma baru

ditandai oleh pembelajaran inovasi yang berangkat dari

hasil refleksi terhadap eksistensi paradigma lama.

Paradigma pembelajaran inovatif diyakini mampu

memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kecakapan

hidup dan siap terjun dimasyarakat.

Pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran

yang dikemas oleh guru yang merupakan wujud gagasan

atau teknik yang dipandang baru agar mampu

memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam

proses dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif tersebut

terkandung makna pembaharuan. Gagasan pembaharuan

muncul sebagai akibat pembelajaran dirasakan statis,

klasik, dan tidak produktif dalam memecahkan masalah

belajar. Dengan begitu, pembelajaran inovatif ditandai

dengan prinsip-prinsip berikut:

1) Pembelajaran, bukan pengajaran

2) Guru sebagai fasilitator, bukan instruktur

3) Siswa sebagai subjek, bukan objek

4) Multimedia, bukan mono media

5) Sentuhan manusiawi, bukan hewani

6) Pembelajaran induktif bukan deduktif

7) Materi bermakna bagi siswa bukan sekedar untuk di

hafal

Page 32: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

17

8) Keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif.11

4. Komponen Pembelajaran

Adapun komponen dalam pembelajaran meliputi:

a. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran atau biasa dikenal dengan

instruksional umum (TIU), instructional goal. Secara umum

TIU dipahami sebagai pernyataan umum dan luas tentang apa

yang akan dipelajari, Williams (2004: 4) menulis tentang TIU

sebagai berikut:

Instructional goals describe what behavior students will

learn or be able to do after instruction and indicate the

context in which behavior is to occur. Instructional goals

have tree basic requirements; (1) should be measured; that

is, describe the behavior the students is to perform in

directly observable terms, (2) should indicate what the

student can reasonably accomplish, (3) should specify the

context in which the behavior is to occur to make the

behavior function.

Tujuan instruksional umum menggambarkan prilaku

apa yang siswa akan pelajari atau mampu lakukan setelah

pembelajaran dan menunjukkan konteks dimana prilaku itu

terjadi. Tujuan instruksional umum memiliki tiga

persyaratan dasar. (1) harus terukur, yaitu menggambarkan

prilaku untuk dilakukan secara langsung dan dapat diamati.

(2) menunjukkan apa yang siswa dapat lakukan. (3)

11

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia

Buana Pustaka, 2009), hlm. 7.

Page 33: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

18

menetapkan konteks dimana prilaku tersebut terjadi untuk

membuat prilaku yang berfungsi.

Selain tujuan instructional umum, terdapat pula

tujuan instruksional khusus (TIK) atau yang disebut

instructional objective. Tujuan instruksional khusus

menggambarkan hasil belajar yang diharapkan dan bukan

ringkasan isi materi pembelajaran.12

b. Bahan pelajaran

Substansi yang akan disampaikan dalam proses

interaktif edukatif.13

Tanpa bahan pelajaran proses edukatif

tidak akan berjalan. Karena itu, pendidik yang akan mengajar

pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pembelajaran

yang akan disampaikan kepada peserta didik.

c. Kegiatan pembelajaran

Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat

memudahkan pendidik dalam melaksanakan kegiatan

pembelajarannya, pendidik dapat mengetahui cara

memulainya, menyajikannya dan menutup pembelajaran.

d. Metode pembelajaran

Metode adalah suatu cara untuk mempermudah

peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Atau dapat

12

Muhammad Yaumi, Prinsi-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013), Cet. II, hlm. 85-87.

13Saiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2000), cet. 1, hlm. 16-17

Page 34: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

19

diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal.14

e. Media pembelajaran

Alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara

lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, video recorder,

film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan

komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa untuk belajar.15

f. Waktu tatap muka

Pendidik atau guru harus tahu alokasi waktu yang

diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu

yang digunakan pendidik dalam menyampaikan informasi

pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai

dengan target yang ingin dicapai. Minggu efektif dalam satu

tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu.

14

Mulyana, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki Press, 2012),

hlm. 81

15Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003), Cet. 5, hlm. 3

Page 35: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

20

g. Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan

yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal

bagi terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien.16

h. Sumber pelajaran

Dalam pengertian yang sederhana sumber belajar

(learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran

atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau

semacamnya. Dalam desain pengajaran yang biasa disusun

guru terdapat salah satu komponen pengajaran yang dirancang

berupa sumber belajar atau pengajaran yang umumnya diisi

dengan buku-buku rujukan (buku bacaan wajib atau

dianjurkan).17

i. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan peserta

didik dalam belajar dan keberhasilan pendidik dalam

mengajar. Sedangkan tujuan evaluasi adalah untuk

mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan

peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan,

16

Akhmad Rohani, Pengelolaan Pembelajaran, (Jakarta: Rineke

Cipta, 2010), hlm. 143

17Akhmad Rohani, Pengelolaan Pembelajaran, hlm. 185

Page 36: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

21

memungkinkan pendidik menilai aktifitas atau pengalaman

yang didapat, dan menilai metode mengajar yang digunakan.18

B. Pembelajaran Sistem Full Day School

Kata full day school berasal dari bahas inggris yakni dari kata

full day dan school. Full day artinya hari penuh dan kata school

artinya sekolah. Full day school berarti sekolah sepanjang hari atau

proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pukul 07.00-15.30

WIB. Dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Sekolah bisa

leluasa mengatur jadwal pelajaran menyesuaikan dengan bobot mata

pelajaran dan ditambah dengan model-model pendalamannya. Full

day school yang dimaksud adalah program sekolah di mana

proses pembelajaran dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan

kebijakan seperti ini maka waktu dan kesibukan anak-anak lebih

banyak dihabiskan di lingkungan sekolah daripada di rumah. Anak-

anak dapat berada di rumah lagi setelah menjelang sore. Full day

school merupakan model sekolah umum yang memadukan sistem

pengajaran agama secara intensif yaitu dengan memberi tambahan

waktu khusus untuk pendalaman agama siswa, tambahan

dilaksanakan pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar

18

Suharsini arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007), Cet. 7.

Page 37: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

22

sedangkan pada sekolah-sekolah umum, anak biasanya sekolah

sampai pukul 13.00 WIB.19

Sekolah biasanya melakukan pertemuan sekitar 6 jam per hari

selama 180 hari setiap tahun. Waktu untuk kegiatan pendidikan dapat

diperpanjang melalui penugasan pekerjaan rumah, tetapi waktu total

yang tersedia untuk pengajaran pada dasarnya ditentukan. Dari 6 jam

ini harus terdapat waktu untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran

ditambah dengan waktu untuk istirahat, olahraga (pendidikan jasmani)

peralihan diantara jam pelajaran, pengumuman, dan sebagainya.

Pada sekolah sistem full day school Proses belajar mengajar

yang diberlakukan dari pagi sampai sore yang berarti hampir seluruh

aktifitas anak berada di sekolah, mulai dari belajar, makan, bermain

dan ibadah yang dikemas dalam sistem pendidikan. Dengan sistem ini

pula diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang Islam

pada anak secara utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan.

Dalam full day school kegiatan-kegiatan belajar seperti tugas sekolah

yang biasanya dikerjakan di rumah dapat dikerjakan di sekolah

dengan bimbingan guru yang bertugas. Namun bukan berarti full day

school mengekang siswa untuk tidak bermain dan terus menerus

belajar, tetapi dalam full day school juga terdapat metode dan media

belajar yang meliputi kelas dan alam sehingga siswa tidak menjadi

bosan. Dengan adanya sistem full day school, lamanya waktu

19

Saefudin, Manajemen Pembelajaran Full Day School (di SMP

Islam Hidayatullah Semarang). Skripsi (Semarang: IAIN Walisongo, 2011)

hlm. 43.

Page 38: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

23

pembelajaran tidak menjadi beban karena sebagian waktunya

digunakan untuk waktu-waktu informal.20

Dalam Lembaga full day school lembaga bebas mengatur

jadwal mata pelajaran sendiri dengan tetap mengacu pada standar

nasional alokasi waktu sebagai standar minimal dan sesuai dengan

bobot mata pelajaran, ditambah dengan model-model pendalamannya.

Jadi yang terpenting dalam full day school adalah pengaturan jadwal

mata pelajaran. Program ini banyak ditemukan pada sekolah tingkat

dasar SD/MI swasta yang berstatus unggulan.

Pelaksanaan pembelajaran full day school menerapkan

Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan sehingga siswa tidak akan mengalami kejenuhan

dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran. (PAIKEM) merupakan

Salah satu bentuk pembelajaran inovatif, istilah aktif maksudnya

pembelajaran adalah proses aktif membangun makna dan pemahaman

informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik

itu sendiri. Istilah inovatif dimaksudkan dalam proses pembelajaran

diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih

baik. Istilah Kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan

sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada

dasarnya setiap individu memiliki imaginasi dan rasa ingin tahu yang

tidak pernah berhenti. Istilah Efektif berati bahwa model pembelajaran

apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan

20

Iwan Kuswandi, “Full Day School dan Pendidikan Terpadu”,

http://iwankuswandi.wordpress.com di akses 05 November 2014

Page 39: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

24

tercapai secara maksimal. Dan istilah Menyenangkan dimaksudkan

bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang

menyenangkan dan mengesankan.21

Dalam program full day school siswa mendapatkan

keuntungan secara akademik dimana dengan lamanya waktu belajar

siswa dapat menambah pengalaman dan keuntungan secara sosial.

Dengan adanya full day school menunjukkan anak-anak lebih banyak

belajar daripada bermain. Hal ini menunjukkan produktifitas anak

tinggi, maka juga lebih mungkin dekat dengan guru, siswa lebih

menunjukkan sikap yang lebih positif, karena tidak ada waktu luang

untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan karena seharian

berada di sekolah dan berada dalam pengawasan guru. Menurut

Sehudin (2005: 17) mengatakan bahwa garis-garis besar program full

day school adalah sebagai berikut:

1) Membentuk sikap yang Islami

a) Pembentukan sikap yang Islami

1) Pengetahuan dasar tentang iman, Islam, dan ihsan.

2) Pengetahuan dasar tentang akhlak terpuji dan tercela.

3) Kecintaan kepada Allah dan Rasulnya.

4) Kebanggaan kepada Islam dan semangat memperjuangkan.

b) Pembiasaan berbudaya Islam

1) Gemar beribadah

2) Gemar belajar

21

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,

hlm. 46-47

Page 40: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

25

3) Disiplin

4) Kreatif

5) Mandiri

6) Hidup Bersih dan sehat

7) Beradab Islam

2) Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan

a) Pengetahuan materi-materi pokok program pendidikan.

b) Mengetahui dan terampil dalam beribadah sehari-hari.

c) Mengetahui dan terampil baca Tulis Al-Qur’an.

d) Memahami secara sederhana isi kandungan amaliyah sehari-

hari.22

1. Konsep Pembelajaran Sistem Full Day School

Proses pembelajaran full day yang diterapkan lebih lama

di sekolah tidak hanya berlangsung di dalam kelas. Konsep awal

terbentuknya full day school ini bukan menambah materi ajar dan

jam pelajaran yang sudah ditetapkan Depdiknas seperti yang ada

dalam kurikulum, melainkan tambahan jam sekolah digunakan

untuk pengayaan materi ajar yang disampaikan dengan metode

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan untuk menambah

wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan, menyelesaikan

tugas dengan bimbingan guru, pembinaan mental, jiwa dan moral

22

Ida Nurhayati Setiyarini, dkk, “Penerapan Sistem Pembelajaran Fun

& Full Day School untuk Meningkatkan Religiusitas Peserta Didik SDIT Al

Islam Kudus” Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, (Vol 2, No.

2, April/2014), hlm 237-239.

Page 41: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

26

anak. Dengan kata lain konsep dari full day school adalah

integrated curriculum dan integrated activity.

Konsep dasar dari full day school, integrated curriculum

dan integrated activity merupakan upaya meningkatkan religiusitas

peserta didik sehingga dalam kurikulum yang digunakan terdapat

perpaduan antara pelajaran umum yang ditetapkan pemerintah dan

pelajaran tambahan yang mewujudkan apa yang menjadi visi dan

misi sekolah.

Dapat dikatakan bahwa system full day school adalah

sebuah system yang dilakukan secara sadar untuk mengatur adanya

tindak belajar yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi

dengan cara yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak

merasa takut dan bosan walau mereka belajar seharian. Full day

school diterapkan oleh sekolah yang diharapkan memberikan

pembelajaran yang bermutu, membentuk akhlak peserta didik yang

lebih baik, serta prestasi yang didapatkan lebih maksimal.

Menurut Basuki (Syukur, 2008:5) terdapat beberapa unsur dalam

penerapan sistem full day school:

a. Pengaturan jadwal mata pelajaran untuk ketertiban belajar

mengajar.

b. Strategi pembelajaran yaitu pola umum yang mewujudkan

proses pembelajaran yang diyakini efektifitasnya untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

c. Saran dan prasarana yang memadai yaitu media pembelajaran

yang merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam proses

Page 42: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

27

pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan

pembelajaran serta komponen yang terdapat dalam

pembelajaran seperti fasilitas belajar, buku belajar, sumber

belajar, alat pelajaran atau bahan pelajaran.

Berdasarkan unsur-unsur dalam penerapan Sistem full day

school maka dapat diartikan bahwa unsur yang menunjang dalam

penerapan sistem full day school adalah adanya pengaturan jadwal

yang baik, pembelajarannya harus memiliki strategi yang sangat

baik dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, fasilitas yang

menunjang serta menggali lebih dalam lagi tentang materi yang

akan atau yang sudah diberikan.23

Bahwa sistem pembelajaran full day school selain

pengembangan kreatifitas juga terdapat 3 Ranah belajar yaitu:

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Benyamin S. Bloom

(Suprijono: 2002. 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

a. Ranah kognitif mencakup:

1) Knowledge (pengetahuan, ingatan)

2) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh)

3) Application (menerapkan)

4) Analisis (menguraikan, menentukan hubungan)

23

Lisnawati Soapatty, Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full

Day School) Terhadap Prestasi Akdemik Siswa Jati Agung Sidoarjo, “Jurnal

Kajian Moral dan Kewarganegaraan” (vol,2. No.2 Tahun 2014), hlm. 721

Page 43: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

28

5) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru)

6) Evaluating (menilai)

b. Ranah afektif mencakup:

1) Receiving (sikap menerima)

2) Responding (memberikan respon)

3) Valuing (nilai)

4) Organization (organisasi)

5) Characterization (karakterisasi)

c. Ranah psikomotorik mencakup:

1) Initiatory

2) Pre-routine

3) Routinized

4) Ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,

dan intelektual.24

Kurikulum yang digunakan di full day school adalah

pengintegrasian kurikulum pendidikan umum dan agama, baik dalam

pengertian kuantitatif maupun kualitatif. Pengertian kuantitatif berarti

memberikan porsi pendidikan umum dan agama secara seimbang.

Sementara pengertian secara kuantitatif berarti menjadikan pendidikan

umum diperkaya dengan perspektif agama, dan pendidikan agama

dalam suatu jalinan kegiatan belajar mengajar, maka diharapkan

peseta didik dapat memahami esensi ilmu dan perspektif yang utuh,

24

M. Thobroni & arif mustofa, Belajar dan Pembelajaran, Cet. I, hlm.

23

Page 44: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

29

mengetahui sesuatu untuk tujuan manfaat dan maslahat, dan

mengamalkan keimanan dengan ilmu dan pengetahuan yang luas.

Karakteristik yang digunakan dalam sekolah full day school

adalah lebih lama dibandingkan dengan sekolah biasa. Pelajarannya

lebih banyak dan lebih variatif yang dikemas sedemikian rupa agar

terasa menyenangkan. Selain itu kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan

keagamaan mendapat porsi lebih besar. Selain teori, anak didik

langsung diperkenalkan dengan praktek lapangan. Klasifikasi jam

efektif belajar di full day school pada sekolah dasar adalah sebagai

berikut:

Kelas 1 sampai kelas 2, jam efektif belajar adalah mulai jam 07.00

WIB sampai dengan jam 14.00

Kelas 3 jam efektif belajar adalah mulai jam 07.00 s/d 14.30

Kelas 4 s/d 6, jam efektif belajar adalah mulai jam 07.00 WIB

sampai dengan jam 15.30/16.00.25

Mengenai konsep dalam sistem full day school adalah sebagai berikut:

25

Qurrota Ayyun, “Sistem Pendidikan Full Day School dan

Terpadu”,http//qurrotaayyun.blogspot.com/2013/06/sistem-pendidikan-

fullday-school-dan.html, diakses 14 November 2014

Page 45: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

30

Menurut Fahmi Alaidroes format full day school meliputi beberapa

aspek yaitu :

a) Kurikulum yaitu mengintegrasikan atau pemaduan program

pendidikan umum dan agama. Dengan memadukan kurikulum

umum dan agama dalam suatu jalinan kegiatan belajar mengajar

diharapkan peserta didik dapat memahami esensi ilmu dalam

perspektif yang utuh.

a). Kurikulum.

kurikulum Kemediknas dan

kurikulum muatan lokal

b. banyaknya aktifitas full aktif,

karena aktifitas siswa-siswi di

sekolah tidak terbatas di kelas tetapi

juga ada aktifitas lain diluar sekolah

dan itu merupakan sisi kehidupan

siswa-siswi sehari-hari misalnya

sholat berjmaah, bermain, belajar

kelompok dan lain-lain

Full day school

Integrated activity

dan

Integrated curiculum

Lama belajar:

Kelas I s/d II: 07.00 s/d 14.00

Kelas III: 07.00 s/d 14.30

Kelsa IV s/d VI: 07.00 s/d 15.30

Tujuan dan target:

Membentuk generasi yang

berakhlakul karimah, beriman,

berprestasi, dan bertakwa kepada

Allah SWT, taat kepada orang

tua, aktif, kreatif, unggul dalam

berprestasi melalui perpaduan

aspek pengetahuan ketrampilan

dan sikap yang islami.

Page 46: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

31

b) Kegiatan belajar mengajar yaitu dengan mengoptimalisasikan

pendekatan belajar berbasis Active Learning siswa mesti

dirangsang untuk aktif terlibat dalam setiap aktivitas.

c) Peran serta, yakni melibatkan pihak orang tua dan kalangan

eksternal (masyarakat) sekolah untuk berperan serta menjadi

fasilitator pendidikan para peserta didik.

d) Iklim sekolah, yaitu lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola

perilaku dan segenap peraturan yang diwujudkan dalam kerangka

nilai-nilai Islam yang syar’i maupun kaumi, nilai Islam yang

syar’i melandasi segala aspek perilaku dan peraturan yang

mencerminkan akhlakul karimah. Sedangkan nilai Islam yang

kaumi berwujud dalam pola penataan lingkungan yang sesuai

dengan hukum-hukum alam.26

2. Tujuan Full Day School

Adanya sekolah dengan sistem full day school menjadi

jawaban atas segala problem masyarakat tentang berbagai

penyimpangan yang banyak dilakukan remaja sekarang. Hal inilah

yang menjadi motivasi para orang tua untuk mencari sekolah

formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-kegiatan positif

(informal) pada anak.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan sistem

pendidikan full day school adalah untuk memberikan dasar yang

26

Saefudin, Manajemen Pembelajaran Full Day School, (di SMP

Islam Hidayatullah Semarang), Skripsi, hlm. 59

Page 47: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

32

kuat untuk mengembangkan dan meningkatkan

kecerdasan/inteligensi Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ),

Spiritual Quotient (SQ) dengan berbagai inovasi yang efektif dan

aktual. Kurikulumnya didesain untuk menjangkau masing-masing

bagian dari perkembangan ini yakni untuk mengembangkan

kreatifitas yang mencakup integritas dan kondisi tiga ranah( ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik).

1) Inteligensi Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual

Dalam perkembangan kognitif anak usia sekolah,

masalah kecerdasan atau inteligensi mendapat banyak

perhatian dikalangan psikolog. Hal ini karena inteligensi telah

dianggap sebagai suatu norma yang menentukan

perkembangan kemampuan dan pencapaian optimal hasil

belajar anak di sekolah. Dengan mengetahui inteligensinya

seorang anak dapat dikategorikan sebagai anak yang

pandai/cerdas (genius), sedang, atau bodoh (idiot).27

IQ didefinisikan sebagai:

(1) kemampuan untuk bekerja dengan abstraksi (ide, simbol,

prinsip hubungan, konsep dan prinsip)

(2) kemampuan untuk belajar dan menggunakan abstraksi

tersebut dan

27

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), hlm.163

Page 48: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

33

(3) kemampuan untuk menyelesaikan masalah termasuk

masalah yang baru.28

2) Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (1995) Kecerdasan Emosional

merupakan (Emotional intelligence) merujuk pada kemampuan

mengenali perasan kita sendiri dan perasan orang lain,

kemampuan memotivasi diri sendiri dan perasan mengelola

emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan

dengan orang lain. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-

kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan

kecerdasan Akademik (academic intelligence), yaitu

kemampuan-kemampuan kognitif murni yang diukur dengan

IQ. banyak orang yang cerdas, dalam arti terpelajar tetapi tidak

mempunyai kecerdasan Emosi, sehingga dalam bekerja

menjadi bawahan orang ber-IQ lebih rendah tetapi unggul

dalam ketrampilan kecerdasan emosi. Daniel Goeman

mengklasifikasikan kecerdasan emosional atas lima komponen

penting, yaitu: (1) mengenali Emosi, (2) mengelola emosi, (3)

motivasi diri sendiri, (4) mengenali emosi orang lain, dan (5)

membina hubungan.

Memperhatikan kelima komponen kecerdasan emosi

diatas, dapat dipahami bahwa kecerdasan emosi sangat

dibutuhkan oleh manusia dalam rangka mencapai kesuksesan,

28

M. Hariwijaya, Tes EQ Tes Kecerdasan Emosional, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005), Cet. 1, hlm.7

Page 49: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

34

baik dibidang akademis, karir, maupun dalam kehidupan

sosial. Bahkan belakangan ini beberapa ahli dalam bidang tes

kecerdasan telah menemukan bahwa anak-anak yang memiliki

IQ tinggi (cerdas) dapat mengalami kegagalan dalam bidang

akademis, karir dan kehidupan sosialnya. Banyak anak-anak

yang memiliki kecerdasan rata-rata mendapatkan kesuksesan

dalam hidupnya. Berdasarkan fakta tersebut para ahli tes

kecerdasan menganggap bahwa faktor IQ hanya dianggap

menyumbangkan 20% dalam keberhasilan masa depan anak.

Sejumlah penelitian terbaru mengenai otak manusia semakin

memperkuat keyakinan bahwa emosi mempunyai pengaruh

yang besar dalam menentukan keberhasilan anak.29

3) Spiritual Quotient (SQ) atau Kecerdasan Spiritual

Secara bahasa kecerdasan spiritual berasal dari dua

kata yaitu “cerdas” dan “spiritual”. Cerdas berarti sempurna

perkembangan akal budi, tajam pikiran, cepat mengerti

tentang sesuatu, dapat memecahkan masalah dan

sebagainya.30

Sedangkan spiritual adalah berkenaan dengan

spirit atau jiwa. Pembangunan mental dan spiritual.31

Nilai-nilai spiritual sudah terkandung atau ada dalam

diri manusia sejak manusia dilahirkan, dan semakin terasa

29

Desmita, Psikologi Perkembangan, hlm. 171-172

30W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), cet-ke 16, hlm. 210.

31H.M. Hafi Anshari, Kamus Psichologi , (Surabaya: Usaha Nasional,

1996), hlm. 653

Page 50: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

35

setelah orang menginjak usia dewasa. Setiap manusia memiliki

nilai spiritual dan untuk mengembangkannya tergantung pada

usaha dan potensi yang telah ada dalam diri manusia. Nilai

spiritual ini dapat berupa rasa kasih sayang, kejujuran dan

kreativitas.

Menurut Ary Ginanjar SQ merupakan kemampuan

untuk memberi makna dan nilai ibadah terhadap perilaku dan

kegiatan, melalui langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah,

menjadi manusia yang hanif (seutuhnya) dan memiliki pola

piker dan tauhidi (integralistik) serta berprinsip karena Allah.32

Sedangkan menurut Danah Zohar dan Ian Marshall

mendefinisikan Kecerdasan Spiritual (spiritual Quotient atau

disingkat SQ):

Kecerdasan untuk memecahkan persoalan makna nilai,

yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan

hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan

hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan

yang lain.33

Secara utuh dapat dilihat bahwa pelaksanaan sistem

pendidikan full day school mengarah pada beberapa tujuan

antara lain:

32

Ary ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ

POWER Sebuah Inner Journey Melalui Ihsan, (Jakarta: agra, 2004), cet. Ke-

3, hlm. 15.

33Danah Zohar, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam

Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, terj. Rahmani

Astuti dkk, (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 4.

Page 51: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

36

1) Untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi

pelajaran yang telah ditetapkan oleh Diknas sesuai jenjang

pendidikan.

2) Memberikan pengayaan pengalaman melalui pembiasaan-

pembiasaan hidup yang baik untuk kemudian diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

3) Melakukan pembinaan kejiwaan, mental dan moral peserta

didik disamping mengasah otak agar terjadi keseimbangan

antara kebutuhan jasmani dan rohani agar terbentuk

kepribadian yang utuh.

4) Pembinaan spiritual inteligensi peserta didik melalui

penambahan materi-materi agama dan kegiatan keagamaan

sebagai dasar dalam bersikap dan berprilaku.34

Dilihat dari pengertian dan tujuan pendidikan terpadu

sebagaimana tersebut di atas maka dapat dikemukakan

beberapa fungsi system pendidikan full day school sebagai

berikut:

a) Menghindari pemisahan-pemisahan pengetahuan.

b) Memberikan kemungkinan bagi guru dan peserta didik

untuk memanfaatkan waktu secara efisien dan efektif

karena peserta didik dan guru bekerjasama penuh dan

bermakna.

34

Iwan Kuswandi, “Full Day School dan Pendidikan Terpadu”,

http://iwankuswandi.wordpress.com di akses 05 November 2014

Page 52: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

37

c) Memberikan peluang bagi peserta didik untuk

mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara

bersamaan.

d) Memudahkan peserta didik untuk menghubungkan dan

mengorganisasikan ide-ide, konsep-konsep dan

kemampuan-kemampuan yang sedang diajarkan sehingga

akan terjadi transfer pemahaman dari satu konteks ke

konteks yang lainnya.

C. Kajian Pustaka

Pustaka yang mencantumkan proses pembelajaran memang

sangat banyak sekali kami jumpai. Akan tetapi penulis lebih

memfokuskan pada pustaka yang berisi tentang pembelajaran yang

bersifat solutif sebagai alternatif problem-problem proses

pembelajaran full day school. Penulis menggunakan hasil penelitian

sebagai kajian pustaka yaitu penelitian yang berjudul “Problematika

Pembelajaran Muatan Lokal Agama di MA Hasan Kafrawi jepara”

penelitian dikaji oleh Muflihul Huda dengan NIM: 3102204 hasil

penelitian menunjukkan bahwa. Diantara problematika yang muncul

di MA Hasan Kafrawi Jepara adalah problem strategi pembelajaran,

persiapan, pelaksanaan pembelajaran, problem waktu dan problem

evaluasi pembelajaran. Kelima problematika itu muncul dikarenakan

kesulitan untuk menerapkan sistem yang ada sesuai dengan kondisi.35

35

Muflihul Huda, Problematika Pembelajaran Muatan Lokal Agama,

Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo, 2008)

Page 53: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

38

Serta penelitian yang berjudul “Problematika Pembelajaran

Akidah Akhlak MI Surodadi 1 Sawangan Magelang” Oleh Rina

Sholikhatun (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Proses

pembelajaran akidah akhlak di MI Surodadi 1 Sawangan Magelang

dilakukan dengan merencanakan pembelajaran dilanjutkan dengan

melaksanakan pembelajaran. 2) Problematika yang di alami dalam

pembelajaran akidah akhlak di MI Surodadi 1 Sawangan Magelang

terkait dengan problematika guru dalam menyampaikan materi,

kurangnya sarana pra sarana penunjang seperti media pembelajaran,

kurangnya minat siswa dalam belajar dan penggunaan metode

pembelajaran dan evaluasi belajar yang baik.36

Disamping itu peneliti juga mengkaji dari penelitian Saudari

Rinesti Witasari NIM: 103911039 yang berjudul “Problematika

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an siswa kelas III M.I. Ma’arif

Krakal Kebumen tahun 2013/2014” hasil penelitian menunjukkan

bahwa 1) dalam pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an

semester ganjil siswa kelas III M.I Ma’arif Krakal Kebumen berjalan

dengan baik dan sistematis.2) problematika pembelajaran al-Qur’an

peserta didik kelas III semester ganjil belum bisa membaca al-Qur’an

dengan lancar dan baik sesuai dengan Tajwid yaitu peserta didik

belum fasih dalam mengucapkan huruf hijaiyah, peserta didik belum

bisa membedakan macam-macam dan contoh hukum bacaan idhom,

36

Rina Sholikhatun, Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak MI

Surodadi 1 Sawangan Magelang, Skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo,

2011)

Page 54: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

39

ikhfa, idhar dan peserta didik masih ada yang terbata-bata dalam

membaca Al-Qur’an.37

Persamaan ketiga karya tulis tersebut dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah terletak pada karya tulis pertama pada

aspek pembahasan dan cakupan materi. Karya tulis pertama berfokus

pada problem strategi pembelajaran, persiapan, pelaksanaan

pembelajaran, problem waktu dan problem evaluasi pembelajaran

Kelima problematika itu muncul dikarenakan kesulitan untuk

menerapkan sistem yang ada sesuai dengan kondisi. Sedangkan

penelitian yang dilakukan peneliti membahas problematika

pelaksanaan pembelajaran system full day school. Perbedaan dengan

karya tulis yang kedua dan ketiga adalah bahwa karya tulis yang

kedua membahas Problematika dan solusi pada Pembelajaran Akidah

Akhlak, sedangkan karya tulis yang ketiga membahas problematika

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, sedangkan penelitian yang

dilakukan peneliti membahas problematika pelaksanaan pembelajaran

system full day school.

D. Kerangka Berfikir

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat

terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan. Penggunaan

37

Rinesti Witasari, Problematika Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Siswa Kelas III M.I. Ma’arif Krakal Kebumen Tahun 2013/2014, Skripsi,

(Semarang: IAIN Walisongo, 2014)

Page 55: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

40

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Disisi lain

pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda dalam konteks

pendidikan. Guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan

menguasai isi pelajaran hingga mempunyai sesuatu objektif yang

ditentukan dengan (aspek kognitif) serta keterampilan (aspek

psikomotor) seorang peserta didik. Namun proses pengajaran ini

memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak. Yaitu pekerjaan

pengajar saja sedangkan pembelajaran menyiarkan adanya interaksi

antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari

motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar atau faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi

ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi

tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.

Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan

siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik

ditunjang fasilitas yang memadai ditambah dengan kreatifitas guru

akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Dalam pembelajaran system full day school Apabila dalam

pengaplikasian pelaksanaan kegiatan pembelajaran terdapat problem

kemudian tidak segera ditangani kesulitan dalam pencapaian target

belajar akan semakin bertambah. Karena itu pelaksanaan kegiatan

Page 56: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

41

pembelajaran yang berkualitas akan memudahkan pencapaian tujuan

pendidikan Nasional.

Page 57: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kualitatif lapangan (field Research). Penelitian

kualitatif ini dapat dipandang sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.1 Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang alamiah atau pada

konteks dari suatu keutuhan, instrumennya adalah manusia,

baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain. Penelitian

kualitatif menggunakan analisis data secara induktif, proses

pengumpulan data deskriptif (berupa kata-kata, gambar) bukan

angka-angka.2 Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini

bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi yang ada di

SDIT Al-Irsyad Tegal.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Objek yang menjadi penelitian ini adalah problematika

pembelajaran system full day school siswa kelas 1 SDIT Al-

1Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2002), cet. XVII, hlm.3.

2Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif rancangan Metodologi,

presentasi, dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian

pemula Bidang Ilmu Sosial,Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV.

Pustaka setia, 2002), cet. I, hlm. 51

Page 58: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

43

Irsyad Tegal. yang terletak di Jalan Gajah Mada No. 188 Tegal.

Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian tentang dilaksanakan

pada tanggal 17 Februari sampai 17 Maret 2015. Penelitian ini

tidak dilakukan secara terus menerus, tetapi dilaksanakan pada

hari tertentu saja.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber primer

Sumber primer yaitu data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama.3 Data primer

diperoleh oleh peneliti dengan melakukan wawancara,

observasi, dan dokumentasi secara langsung. Adapun yang

dimaksud sumber primer adalah Bapak Abu Tholib, S. H.I.

M. S.I Kepala SDIT Al-Irsyad Tegal, Bapak Moh. Agus

Arifin, S.Pd wakil kepala bagian kurikulum dan guru kelas

yang dijadikan sumber primer dalam penelitian ini.

2. Sumber sekunder

Sumber sekunder yaitu sumber penunjang selain dari

sumber primer, sebagai bahan pendukung dalam pembahasan

skripsi yang seringkali juga diperlukan oleh peneliti. Sumber

ini biasanya berbentuk dokumentasi atau data laporan yang

3Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1998), hlm. 84

Page 59: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

44

telah tersedia,.4 Sebagai data sekunder penulis mengambil dari

buku-buku atau dokumentasi yang berhubungan dengan

penelitian ini. Data penelitian sekunder ini yaitu dokumen

struktur kurikulum, dan dokumen yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran full day school di SDIT Al-Irsyad

Tegal.

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis lebih menekankan pada

problematika pelaksanaan pembelajaran system full day school pada

siswa kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal, dilakukan penelitian lapangan

(field research) dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu proses dalam

penelitian yang sangat penting karena data merupakan instrumen

yang dapat membantu peneliti dalam memecahkan permasalahan

yang sedang diteliti. Oleh karena itu data yang dikumpulkan harus

valid untuk digunakan. Dalam mengumpulkan atau memperoleh

data, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Metode Interview (wawancara)

Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk

4Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, hlm.85

Page 60: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

45

mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden.

Wawancara bermakna pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.5

Wawancara adalah komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan tujuan tertentu. Teknik wawancara yang

digunakan penulis yaitu wawancara tak terstruktur yaitu

Wawancara yang digunakan untuk menemukan informasi

bukan baku atau informasi tunggal dan jawaban dari

responden lebih bebas.

Penulis menggunakan metode ini dengan cara

melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait yaitu:

bapak Abu Tholib, S.H.I. M. S.I kepala SDIT Al-Irsyad Tegal

mengenai problematika dan solusi dalam pelaksanaan

pembelajaran sistem full day school siswa kelas 1. Wawancara

dilaksanakan di ruang kepala sekolah pada hari Rabu, 18

Februari 2015. wawancara dengan bapak M. Agus Arifin, S.

Pd. Wakil kepala kurikulum mengenai pelaksanaan dan

konsep pelaksanaan pembelajaran dengan sistem full day

school di SDIT Al-Irsyad Tegal, wawancara dilaksanakan di

5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. VI, hlm. 206

Page 61: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

46

ruang kepala sekolah SDIT Al-Irsyad Tegal pada Tanggal 20

dan 23 Februari 2015. Wawancara dengan ibu Dra. Uning

Muflichah mengenai problematika yang dialami siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran sistem full day school. Wawancara

dilaksanakan pada tanggal 21 Februari di ruang kelas 1.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang nampak pada objek

penelitian.6

Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah

problematika pembelajaran sistem full day school di SDIT Al-

Irsyad Tegal, Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, maupun

pada saat diluar kegiatan belajar dan kegiatan penunjang

pembelajaran sistem full day school.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan atau transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan

sebagainya.7

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

6S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2004), cet. IV, hlm. 158

7Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 231

Page 62: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

47

Adapun yang dimaksud dengan dokumentasi disini adalah

data dokumen yang tertulis.8

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

yang dibutuhkan misalnya data tentang sejarah berdirinya

SDIT Al-Irsyad Tegal, keadaan siswa, guru serta karyawan,

struktur organisasi, sarana pendidikan, jadwal pelajaran,

struktur kurikulum serta sumber data yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran sistem full day school di SDIT Al-

Irsyad Tegal.

F. Uji Keabsahan Data

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, untuk menguji

keabsahan data agar data yang dikumpulkan akurat serta

mendapatkan makna langsung terhadap tindakan dalam penelitian.

Maka penulis menggunakan metode triangulasi data, yaitu proses

penguatan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang menjadi

bukti temuan.9

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui

beberapa sumber. Peneliti menggabungkan dan

membandingkan informasi data yang telah diperoleh dari

8Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, hlm. 329

9Emzir, Analisis Data, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2010), hlm. 82

Page 63: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

48

beberapa sumber. Masalahnya, untuk menguji kredibilitas data

tentang sistem full day school maka pengumpulan dan

pengujian data dapat diperoleh melalui ke kepala bagian

kurikulum, dan guru Jadi dalam menguji data yang didapatkan

sudah valid atau belum, peneliti membandingkan informasi

yang didapat dari beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Peneliti dalam konteks ini menguji

kebenaran data yang diperoleh dari sumber yang sama namun

dengan teknik yang berbeda, diantaranya dengan wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari

pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah,

akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel.10

untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas peneliti

menggunakan pengecekan dengan wawancara, observasi atau

teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil

10

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan

Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet IV, hlm.

372-374

Page 64: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

49

uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara

berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastiannya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah analisis terhadap data yang telah

tersusun atau data yang telah diperoleh dari hasil penelitian di

lapangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode data

kualitatif yaitu proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis,

transkip, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-

bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan temuannya pada orang

lain. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan pola hubungan tertentu sehingga menjadi

hipotesis11

Penulis menggunakan analisis data dengan model Miles

dan Huberman, yaitu analisis data yang dilakukan secara langsung

dan terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Adapun langkah-langkah dalam analisis data ini adalah:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan

11

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-

Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 217.

Page 65: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

50

demikian, data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari data

bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya

adalah mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat. Dengan mendisplaykan data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

Peneliti dalam Penyajian data penyampaian informasi

berdasarkan data yang diperoleh sesuai dengan fokus

penelitian untuk disusun secara baik, runtut, sehingga mudah

dilihat, dibaca, dipahami tentang suatu kejadian dan tindakan

atau peristiwa yang terkait dengan problematika pembelajaran

sistem full day school siswa kelas 1 dalam bentuk teks naratif.

Kegiatan pada tahapan ini antara lain:

a. Membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis,

sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah.

b. Memberi makna setiap rangkuman tersebut dengan

memperhatikan kesesuaian dengan fokus penelitian.

c. Menyajikan data tentang problematika dalam pelaksanaan

pembelajaran sistem full day school siswa kelas 1 SDIT

Al-Irsyad Tegal.

Page 66: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

51

3. Conclusion Drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut

Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi.12

Penarikan kesimpulan disini adalah upaya untuk

mengartikan data yang ditampilkan dengan melibatkan

pemahaman peneliti. Setelah melakukan reduksi data dan

penyajian data, peneliti akan menyimpulkan tentang

problematika dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

sistem full day school siswa kelas 1 serta solusinya dari apa

yang menjadi temuan pada saat penelitian dilakukan.

12

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R & D), hlm. 334-335

Page 67: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

52

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data SDIT Al-Irsyad Kota Tegal

1. Gambaran Umum SDIT Al-Irsyad kota Tegal

a. Tinjauan historis

Pada tanggal 29 Agustus 1927 Al-Irsyad membuka cabang

yang pertama di Tegal. Cabang ini untuk pertama kalinya diketuai

oleh Ahmad Ali Baisa, didampingi oleh Muhammad bin

Muhammad Ganis sebagai sekretaris dan Said bin Salim Ba‟syir

sebagai bendahara, sedangkan Madrasahnya dipimpin oleh

Abdullah Salim Alatas, murid Surkati lulusan angkatan pertama.

Madrasah yang menjadi cikal bakal berdirinya SD Al-Irsyad ini

berturut – turut dipimpin oleh Abdullah Salim Al-Atas,

Muhammad Nur Alansharry, Ali Harharah, Abul Fadhel Sati

Alansharry, Ustad Ali bin Salim bin Rabba‟, Muhammad bin Said

Ba‟syir, sampai kemudian Amir, Mahanani Wibowo, Sudarmin Ms

( 1976 – 2004 ), Moh. Tholib, SH. ( 2004 – 2005 ), dan H. Abu

Tholib,SH.I ( 2005 s/d sekarang ) .

Pada waktu itu Madrasah Al-Irsyad yang kemudian

menjadi SD Al-Irsyad hanya memiliki 6 kelas dengan jumlah siswa

sekitar 150, seiring dengan meningkatnya mutu dan prestasi yang

diraih, maka kepercayaan masyarakatpun semakin meningkat, hal

ini dibuktikan dengan melonjaknya jumlah siswa, sehingga perlu

dibangun lagi kelas-kelas paralel. Dan Alhamdulillah dengan dana

Page 68: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

53

dari Banpres dan Inpres, pembangunan kelas-kelas paralel bisa

terwujud pada tahun 1989.

Dan dengan jumlah siswa 303 pada saat ini SD Al-Irsyad

mencoba menerapkan sistem pendidikan “Full Day School” pada

tahun pelajaran 2008 – 2009 , dengan harapan semoga usaha ini

dapat membantu dan meringankan beban orang tua dalam

mengemban amanah yakni mendidik putra – putrinya menjadi

Generasi Robbani, sholih dan sholihah, aktif, kreatif dan mandiri,

siap melakukan perubahan dan berakhlaqul karimah, berguna bagi

agama.54

b. Tinjauan geografis

Secara geografis, SDIT Al-Irsyad Tegal terletak pada

posisi yang sangat strategis Gedung sekolah berada di pinggir jalan

raya. Luas Tanah 1.247 m2 Luas Bangunan Bertingkat 750 m

2

Terletak di jalan Gajah Mada No.108 Tegal. Kelurahan Pekauman

Kecamatan Tegal barat Kota Tegal.

c. Visi, misi dan tujuan pendidikan di SD Al-Irsyad Kota Tegal

Visi adalah tujuan universal sebuah institusi atau lembaga

untuk mengarahkan dan menjadi barometer keberhasilan tujuan

yang ingin dicapai. SDIT Al-Irsyad Tegal menetapkan visi

“menjadi sekolah Islam yang unggulan, beriman, bertakwa,

berakhlakul karimah, dan berprestasi”.

54

Dokumentasi SDIT Al-Irsyad Tegal pada tanggal 20 Februari 2015

Page 69: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

54

Maka untuk memperjelas visi tersebut, kemudian

dijabarkan sebuah misi yaitu:

1) Mewujudkan SD yang bermutu dan profesional.

2) Menciptakan budaya dan sistem pendidikan yang Islami.

3) Menyelenggarakan tadarus al-Qur‟an pra KBM

4) menyelenggarakan sholat dzuhur berjama‟ah dan kuliah

dhuhur (kultum)

5) menyelenggarakan sholat dhuha setiap hari jum‟at kelas III s/d

VI.

6) mewujudkan SDM yang berkualitas Islami

7) Mewujudkan Kerjasama Yang Baik Diseluruh Warga Sekolah.

8) Mencetak generasi yang berakhlakul karimah, berguna bagi

Agama, masyarakat, bangsa dan negara.

9) Melaksanakan proses belajar mengajar yang Islami,

bimbingan, dan pembinaan secara efektif dan efisien.

10) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran

Islam kepada warga sekolah.

11) Menumbuhkan pola pikir dan semangat keunggulan secara

intensif kepada warga sekolah.

12) Menerapkan management partisipatif dengan melibatkan

seluruh warga sekolah dan masyarakat, terutama orang tua

siswa sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan

dengan pendidikan.

13) Melaksanakan bimbingan belajar dan bimbingan khusus.

Page 70: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

55

14) Melaksanakan ekstrakurikuler sesuai kebutuhan peserta didik

atau bakat dan minat.

Sedangkan tujuan SD Al-Irsyad Kota Tegal secara umum

adalah: membentuk generasi yang berakhlakul karimah, beriman,

berprestasi dan bertakwa kepada Allah SWT, Taat kepada orang

tua, aktif dan kreatif, unggul dalam prestasi melalui perpaduan

aspek pengetahuan ketrampilan dan sikap yang Islami.

Tujuan khusus SDIT Al-Irsyad Kota Tegal adalah

mendidik siswa-siswi menjadi:

1) Generasi yang berakidah shahihah, bersih, lurus dan

berakhlakul karimah.

2) Memiliki kesadaran beribadah yang baik dan benar.

3) Memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan berwawasan

luas.

4) Memiliki keunggulan dalam berprestasi.

5) Memiliki tanggung jawab dan kesadaran yang mandiri.

6) Trampil dan memiliki skill yang memadai.

7) Bermanfaat bagi Masyarakat, bangsa, negara dan agama.55

d. Kegiatan penunjang

Selain pelajaran di kelas, SD Al-Irsyad juga mengadakan

kegiatan penunjang yang diselenggarakan untuk mengembangkan

kompetensi siswa, diantaranya sebagai berikut.

55

Dokumentasi SDIT Al-Irsyad Tegal pada Tanggal, 20 Februari 2015

Page 71: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

56

1) Kegiatan ekstrakurikuler

Meliputi beragam ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan

minat siswa, yang terdiri atas:

a) Ekstra Wajib, terdiri dari: pramuka/kepanduan, yanbu’a/

baca tulis Al- Qur'an

b) Ekstra Pilihan, terdiri dari: karate, renang, tenis meja, bola

basket dan seni lukis

c) Musik terdiri dari: rebana

d) Lain-lain, terdiri dari : conversation bahasa inggris dan

bahasa arab, jarimatika, bimbingan konseling, komputer dan

internet.

2) Pembinaan keagamaan

Pembinaan Keagamaan, terdiri dari: pembinaan

akhlakul karimah, pelaksanaan tadarus Al-Qur‟an, pembinaan

tertib salat dhuha dan dhuhur, pembinaan hafalan juz „amma,

pembinaan tarjamah Al-Qur’an, pelaksanaan kultum, muazin,

wirid dan doa, pelaksanaan tabung sedekah /infaq, yanbu’a, dan

pelaksanaan tahfidzul qur’an

Page 72: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

57

e. Struktur organisasi

Tabel 4.1

Struktur Organisasi

SDIT Al-Irsyad Kota Tegal

PRAMUKA

KEPALA SEKOLAH KOMITE

SEKOLAH

STAFF TU/

KARYAWAN

BENDAHARA

WAKASEK

KURIKULUM

WAKASEK

KESISWAAN

PEMBINA WALI KELAS

KOMPUTER

PERPUS

AGAMA

SISWA

KORJEN

KORJEN II KORJEN I

KELAS IV

KELAS V

KELAS VI

KELAS I

KELAS II

KELAS III

Page 73: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

58

f. Keadaan guru dan karyawan SDIT Al-Irsyad Kota Tegal

1) Keadaan guru dan karyawan

Tenaga guru SD Al-Irsyad Kota Tegal tahun 2014/2015 baik

guru tetap maupun tidak tetap sebanyak 30 karyawan.

Tabel 4.2

Daftar Guru dan Karyawan

SDIT Al-Irsyad Kota Tegal

Tahun Pelajaran 2014/2015

No. Nama Jabatan

1. Abu Tholib S.H.I, M. S.I KEPALA SEKOLAH

2. Moh. Agus Arifin, SP.d Wala Kurikulum/WK 6 B

3. Moh. Subekhi S.Ag Wala Kesisw/WK 4 B

4. Siti Rochimah Guru Kelas 5 C

5. Muslikhah, S.Pd Guru Mapel

6. Erna Yusuf, S.Pd.I Guru Mapel

7. Sutiono, S.Pd. SD Guru Kelas 5 B

8. Dra. Sri Wahyuni Guru Kelas 2 A

9 Akhmad Yani, S.Pd. SD Guru Kelas 1 D

10 Dra. Uning Muflikhah Guru Kelas 1 B

11. Dra. Elpi Nurul Haeni Guru Kelas 2 B

12. Yuliati, S.Pd., SD Guru Kelas 1 C

13. Zahid Usman, S.Ag Guru Kelas 5 A

14. Beni Heroni, S.Pd.I Guru Kelas 6 A

15. Moh. Sofan, SP.d.I Guru Kelas 2 C

16. Lutfi Kurniawati, S.PD Guru Kelas 1 A

17. Setiyani, ST Guru Kelas 4 B

18. Ali Taufik Guru Mapel

19. Rahmawati Oerip P, S.HUT Guru Mapel

20. Ali Sumitro, S.AG Guru Mapel

21. Solikhah S.Pd Guru Mapel

22. Nurudin Harisman, SP Guru Mapel

23. Abdul Rosidin, A.MA Guru Mapel

24. M.K. Aji Saputra, S.Pd Guru Mapel

25. Rizki Maulida Karyawan/Bendahara

Page 74: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

59

26. Nurhidaya Ries Setyani GR. Kom +TU

27. Siti Suci Asih GR. Kom + TU

28. Wahyu Wulandari. A.Ma Pustakawati

29. Nur Salim Kary. Penjaga

30. Untung Kurnianto Kebersihan

g. Keadaan Siswa

Siswa SD Al-Irsyad Kota Tegal pada tahun 2014/2015

seluruhnya sebanyak 324 siswa yang terdiri dari 150 siswa putra

dan 174 siswa putri, dan dibagi dalam 6 kelas. Kelas I (kelas IA ,

IB dan IC), kelas II (kelas IIA, IIB dan IIC), kelas III (kelas IIIA

dan IIIB), kelas IV (kelas IVA dan IVB), kelas V (kelas VA dan

VB), kelas VI (kelas VIA dan VIB).56

Tabel 4.3

Daftar Siswa SDIT Al Irsyad Kota Tegal Tahun 2014/2015

No Kelas Putra Putri Jumlah

1 I 34 39 75

2 II 23 39 62

3 III 19 28 47

4 IV 29 16 45

5 V 38 14 52

6 VI 18 27 43

Jumlah 161 163 324

h. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki SDIT Al-Irsyad Tegal

sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar secara umum, dapat

dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

56

Dokumentasi SD Al-Irsyad Kota Tegal tanggal 24 Februari 2015

Page 75: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

60

1) Sarana Pendidikan, meliputi: gedung, masjid, kantor yayasan,

ruang kepala sekolah, ruang guru, PSB (Pusat Sumber Belajar)/

perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer dan

internet, kebun sekolah, dan sarana olahraga lainnya, sarana

ekstrakurikuler, kantin, UKS, kamar mandi 10 ruang, gudang.

Tabel 4.4

Sarana Pendidikan SDIT Al-Irsyad Tegal No Nama Jml Keterangan

1 Gedung 1 Baik

2 Masjid 1 Baik

4 Kantor Yayasan 1 Baik

5 Ruang Serbaguna 1 Baik

6 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

7 Ruang Guru 1 Baik

8 PSB (Pusat Sumber Belajar)/

Perpustakaan 1 Baik

9 Laboratorium IPA 1 Baik

10 Laboratorium Komputer dan

Internet 1 Baik

14 Kebun Sekolah 1 Baik

15 Lapangan 1 Baik

16 sarana olahraga lainnya 1 Baik

17 Kantin 2 Baik

18 UKS 1 Baik

22 Ruang Belajar 14 Baik

23 Kamar mandi 10 Baik

24 Gudang 1 Baik

2) Prasarana pendidikan, meliputi:

a) Buku absen guru dan siswa

b) Daftar prestasi harian dan prestasi kolektif; dan

Page 76: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

61

c) Seperangkat alat kantor seperti meja, kursi, almari dan

komputer.57

i. Kurikulum SDIT Al-Irsyad Tegal

Ada beberapa kurikulum yang diterapkan di SD Al-Irsyad

Kota Tegal, diantaranya adalah Kurikulum Nasional (kurikulum

2013 dan KTSP) dan Kurikulum lokal yang diberlakukan oleh

yayasan adalah kegiatan pembelajaran dengan pengembangan

Agama Islam yang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah,

sehingga terbentuk kurikulum terpadu.

Tabel 4.5

Struktur Kurikulum

UMUM I II III IV V VI JML

A Pendidikan Umum 29 30 32 34 35 40 200

1. P K N 5 2 2 4 2 2 17

2. Bahasa Indonesia 8 7 6 7 6 8 42

3. Matematika 5 6 5 6 6 8 36

4. Ilmu Pengetahuan Alam - 2 5 3 5 6 21

5. Ilmu Pengetahuan Sosial - 2 3 3 3 3 14

6. Seni Budaya dan Ketrampilan 2 2 2 2 2 2 12

7. Pendidikan Kesehatan Jasmani 3 3 3 3 3 3 18

8. Mulok Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 12

9. Mulok Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2 12

10. Mulok Komputer 2 2 2 2 2 2 12

11. CBI (Conversation Bhs. Ingg) - - - - 1 1 2

12. CBA (Conversation Bhs. Arab) - - - - 1 1 2

B Pendidikan Agama 18 18 17 17 16 16 102

1. Al-Qur‟an 2 2 2 2 4 4 16

2. Fiqih 2 2 2 2 2 2 12

3. Tauhid/ Aqidah Akhlaq 2 2 2 2 2 2 12

57

Dokumentasi pada tanggal 20 Februari 2015 di SD Al-Irsyad

KotaTegal

Page 77: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

62

4. Bahasa Arab 3 3 3 3 3 3 18

5. Tarikh - - 1 1 1 1 4

5. Baca Tulis Al-Qur‟an 8 8 6 6 2 2 32

6. Mahfudhot 1 1 1 1 1 1 6

7. Pendidikan Agama Islam 1 1 2

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sistem Full Day School Siswa Kelas 1

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran Full Day Pada dasarnya dalam

manajemen pembelajaran full day dan pembelajaran biasa itu sama

saja. Yang menjadi beda adalah ketika guru harus berhati-hati dalam

merancang desain pembelajarannya. Mengapa harus berhati-hati

karena ketika guru tidak tepat dalam memilih media, metode,

sumber belajar, dan tidak mampu menguasai kelas dengan baik

maka akan mengurangi kualitas pembelajarannya. Hal ini

disebabkan siswa akan merasa cepat jenuh atau bosan karena

intensitas waktu yang begitu panjang yang harus siswa tempuh

dalam kegiatan full day school Pertimbangan semua harus selalu

diperhatikan oleh guru di SD Al-Irsyad Kota Tegal. Jika tidak maka

akan berakibat fatal bagi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.

Dalam merencanakan Pembelajaran, guru SD Al-Irsyad Tegal wajib

menyusun PMH (Program Mengajar Harian) dan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). yang disesuaikan dengan materi dari

kanwil disesuaikan dengan kurikulum Nasional dan KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah) sesuai kemampuan madrasah

dan ditambah dengan kurikulum muatan lokal. Seperti halnya

dengan sekolah lain yaitu guru harus menyusun Program Tahunan

Page 78: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

63

(Prota), Program Semester (Promes), Kalender Pendidikan

(Kaldik),Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru akan

menentukan keberhasilan pembelajaran yang dipimpinnya. Hal ini

didasarkan dengan membuat sebuah rencana pembelajaran yang

baik atau lebih terperinci akan membuat guru lebih mudah dalam

hal penyampaian materi pembelajaran, pengorganisasian peserta

didik di kelas, maupun pelaksanaan evaluasi pembelajaran baik

proses ataupun hasil belajar. Dengan demikian kegiatan

pembelajaran akan terarah dengan rapi dan baik. Berikut penjelasan

dari hal-hal yang perlu guru susun untuk memenuhi kriteria

pembelajaran yang ideal.

1) Program Tahunan(Prota)

Program Tahunan merupakan program umum setiap mata

pelajaran untuk setiap kelas. Prota dikembangkan oleh guru mata

pelajaran yang bersangkutan. Rancangan program ini perlu

dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran

baru dimulai. Kira-kira di Bulan Juli semua guru harus menyusun

Prota ini. Ini wajib dilakukan karena merupakan pedoman bagi

pengembang program-program pembelajaran berikutnya yakni

program semester, program mingguan, dan program harian atau

program pembelajaran setiap pokok bahasan. Di SD Al-Irsyad

Kota Tegal berlaku semua guru wajib membuat prota ini. Prota

ini diserahkan kepada kepala sekolah bersamaan dengan

perangkat pembelajaran yang lainnya. Seperti Silabus, KKM,

Page 79: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

64

Program Semester, Program Tatap Muka, dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Setiap satu mata pelajaran wajib

menyerahkan semua komponen perangkat pembelajaran di atas

tanpa terkecuali. Baik mata pelajaran agama maupun umum.

Komponen perangkat itu dijilid dijadikan satu dan nantinya harus

ditandatangani oleh kepala sekolah dan guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

Kepala sekolah SD Al-Irsyad mewajibkan semua guru

agar menyerahkan komponen pembelajaran itu sebelum tahun

ajaran pendidikan baru dimulai. Yaitu pada awal bulan Agustus

semua guru sudah harus melengkapi persyaratan itu. Prota ini

berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus

dikuasai siswa setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.

Dan yang menjadi pokoknya adalah adanya jumlah waktu yang

akan dilakukan dalam jangka satu tahun yang akan datang.

Berapa kali tatap muka bisa dilakukan di dalam satu tahun itu.

Alokasi waktu juga masuk di dalamnya.

2) Program Semester

Program semester berisikan garis-garis besar mengenai

hal-hal yang dilaksanakan dan dicapai dalam satu Semester

tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari

program tahunan. Pada umumnya semesteran ini berisikan

tentang bulan, pokok bahasan yang akan disampaikan, waktu

yang akan direncanakan, dan hal-hal berisikan tentang

kompetensi dasar, pokok materi, indikator keberhasilan belajar,

Page 80: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

65

pengalaman belajar yang akan dicapai, alokasi waktu dan sistem

penilaian sumber, bahan, alat belajar sudah termasuk dalam

Prota. Pada program semester, walaupun ditargetkan oleh Waka

Kurikulum dalam waktu dekat harus sudah jadi. Program

Semester menjadi penting karena memuat kapan waktu akan

diadakan pertemuan tatap muka, juga memuat kapan ulangan

harian akan dilakukan, dan kapan ujian tengah semester dan ujian

akhir semester. Sehingga akan kelihatan pada pekan ke berapa

dan pada bulan apa pertemuan suatu materi tertentu akan

diadakan. Dengan demikian guru sudah mengetahui waktunya.

Prota ini akan menuntun guru dalam melaksanakan program

pembelajaran.

3) Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan di SD Al-Irsyad Kota Tegal dibuat

oleh pihak sekolah hasil musyawarah kerja dari tim pengembang

kurikulum. Dalam kalender pendidikan di SD Al-Irsyad Kota

Tegal ditentukan atas dasar efisiensi dan efektifitas kegiatan

belajar mengajar. Seperti halnya sekolah biasa yang lain di SD

Al-Irsyad Kota Tegal Kaldik (Kalender Akademik) menjadi salah

satu perangkat pembelajaran yang harus dipenuhi guru dalam

pelaksanaan pembelajaran. Kaldik akan menjadi pedoman dalam

menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

4) Silabus

Semua mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolah

biasa ataupun sekolah berbasis full day wajib menghadirkan

Page 81: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

66

silabus. Sebagai pengembang kurikulum harus memiliki

kreatifitas dalam mengembangkan materi dan kompetensi dasar

setiap pokok bahasan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki

peserta didik dan pengembangan lingkungan sekitar. Dalam

merencanakan pengembangan silabus setiap guru melakukan hal-

hal sebagai berikut:

a) Mengembangkan Indikator

b) Mengidentifikasi materi ajar atau materi pokok

c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran

d) Pengalokasian waktu

e) Pengembangan penilaian menentukan sumber atau bahan

atau alat

Semua guru di SD Al-Irsyad Kota Tegal dalam menentukan

sumber belajar itu memiliki teknis yang khusus. Karena SD Al-

Irsyad Kota Tegal mengharuskan semua guru untuk

menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan. Ini karena

pengaruh dari sistem full day yang diterapkan. Kepala sekolah

sangat jeli dan cermat untuk meneliti metode dan sumber belajar

yang akan dipakai pada saat pembelajaran siswa. Jika sekiranya

ada sumber belajar yang kurang mendukung terlaksananya Azaz

Smart Teaching Dan Quantum Teaching maka kepala sekolah

tidak akan segan-segan menegur guru. Kepala sekolah

menyarankan kepada semua guru SD Al-Irsyad agar

memanfaatkan sumber belajar yang bervariatif dan kontemporer.

Kepala sekolah tidak menginginkan jika guru menggunakan

Page 82: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

67

sumber belajar yang monoton dan tekstualis atau sumber bacaan

yang berisi teks an sich. Setidaknya menurut kepala sekolah guru

bisa memanfaatkan sumber belajar yang bisa menggairahkan

semangat belajar siswanya.

Dengan kata lain guru menggunakan sumber yang tidak biasa-

biasa saja. Seringkali guru menggunakan sumber belajar seperti

koran, majalah, internet, manuskrip kuno, atau yang lainnya.

Menurut kepala sekolah sumber-sumber tersebut merupakan hal

baru dan unik yang tidak semua guru di sekolah pada umumnya

bersedia memakai sumber tersebut. Bahkan kepala sekolah akan

mendukung jika sumber belajar yang dugunakan seperti museum,

kondisi riil objek materi pembelajaran seperti berkunjung ke bank,

pasar, kantor pemerintahan. Sehingga pembelajaran yang

dilakukan itu memang betul-betul mendeskripsikan hal yang

tadinya abstrak menjadi konkrit dan nyata. Dengan demikian

siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan

dan tentunya akan mempercepat pemahaman siswa.

b. Pelaksanaan Pembelajaran siswa kelas 1

Durasi jam efektif full day school di SDIT Al-Irsyad Tegal

adalah jam 07.00 s/d 15.30 WIB. Adapun Pelaksanaan Belajar

Mengajar di SDIT Al-Irsyad Tegal sebagai berikut:

PBM Hari senin s/d kamis

1) Kelas I s/d II jam 07.00 s/d 14.00

2) Kelas III jam 07.00 s/d 15.30

3) Kelas IV-VI jam 07.00 s/d 15.30

Page 83: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

68

PBM Hari Jum‟at

1) Kelas I s/d VI jam 07.00.55 s/d 11.00

PBM Hari Sabtu khusus Pengembangan diri siwa

1) I s/d VI jam 07.00 s/d 11.00

Adapun pelaksanaan pembelajaran sistem full day school

siswa kelas I sebagai berikut:

Tabel 4.6

Jadwal Pelajaran Kelas I

Waktu Jam ke Kelas Kegiatan pembelajaran

07.00-07.30 I-VI Pagi Ceria

Tadarus

07.30-09.30 1-4 I & II

Pelaksanaan KBM sesuai

dengan jadwal mata

pelajaran

09.30-09.40 I & II Istirahat

09.40-11.40

5-8 I & II

Pelaksanaan KBM sesuai

dengan jadwal mata

pelajaran

11.40-12.30

I & II

Istirahat, Makan siang,

persiapan sholat

Sholat dhuhur

12.30-14.00 9-11 I & II

Pembinaan Wali Kelas/

Pelaksanaan KBM sesuai

dengan jadwal pelajaran

1) Pagi ceria atau Tadarus pra KBM

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai semua guru

terlebih dahulu melakukan tadarus bersama sebagai bentuk

keteladanan untuk anak didik. Kemudian siswa di kelas masing-

masing dengan dipandu oleh wali kelasnya melakukan tadarus

Page 84: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

69

bersama sesuai dengan ketentuan masing-masing kelas.

dilanjutkan dengan do‟a bersama dengan dipandu salah satu siswa

SDIT Al-Irsyad yang diikuti oleh semua siswa dari kelas I-VI.

Siswa melanjutkan ikrar pelajar yang berbunyi:

Kami pelajar SD Al-Irsyad kota Tegal berjanji dan berikrar:

a) Siap dididik menjadi kader muslim yang bertakwa dan

berakhlakul karimah

b) Siap menjaga dan melaksanakan sholat 5 waktu dengan

penuh keikhlasan dan kesadaran

c) Mentaati tata tertib sekolah patuh dan hormat kepada guru.

d) Akan slalu berbakti dan hormat kepada orang tua.

e) Siap menjaga almamater dan nama baik sekolah.

f) Setia kawan dan menjunjung tinggi persaudaraan.

Dilanjutkan siswa tadarus bersama di kelas masing-masing yang

dipandu oleh wali kelasnya sesuai dengan ketentuan bacaannya.58

2) Kurikulum pembelajaran

Kurikulum menjadi faktor terpenting dalam dunia pendidikan.

Dalam sekolah yang berbasis full day school kurikulum yang

digunakan adalah “integrated activity dan integrated curriculum”

artinya seluruh program dan aktifitas anak yang ada di sekolah

mulai dari belajar, bermain, makan, dan beribadah dikemas dalam

suatu sistem pendidikan.

58

Hasil observasi di SDIT Al-Irsyad Kota Tegal pada tanggal 24

Februari 2015

Page 85: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

70

a) Pembelajaran berdasarkan Kurikulum Kemendikbud

Dalam pelaksanaan pembelajaran full day sekolah

menggunakan kurikulum yang sesuai dengan dinas pendidikan

yaitu dengan menggunakan pembelajaran kurikulum 2013

dan kurikulum satuan pendidikan (KTSP) yang disesuaikan

dengan visi dan misi sekolah. Sehingga terbentuk kurikulum

terpadu. Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik

integratif dan materi tambahan pelajaran agama. Sesuai

dengan visi sekolah sistem full day school mengedepankan

pengembangan agama Islam, membentuk siswa yang

berakhlakul karimah.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 yang berbasis

karakter dan kompetensi dilaksanakan berdasarkan kebutuhan

dan karakteristik peserta didik. Implementasi kurikulum 2013

dalam pembelajaran berbasis kompetensi, dan karakter yang

dilakukan dengan pendekatan tematik integratif. Pembelajaran

tematik digunakan mulai dari kelas I, II, IV dan V.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan diluar

kelas. Artinya proses belajar dilakukan di dalam dan diluar

Menyesuaikan dengan Tema pembelajaran yang ada .59

Pelaksanaan KBM siswa kelas I dimulai pukul 07.00

s/d 14.00. pembelajaran siswa kelas I menggunakan

59

Hasil wawancara dengan bapak M. Agus Arifin S.Pd waka

kurikulum SDIT Al-Irsyad Tanggal 20 Februari 2015 diruang tamu SDIT

Al-Irsyad Tegal

Page 86: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

71

kurikulum nasional yaitu kurikulum 2013 “Tema 5

pengalamanku sub tema 3 pengalamnku di sekolah”

b) Pembelajaran sesuai dengan kurikulum lokal

Kurikulum lokal yang diberlakukan oleh yayasan

adalah kegiatan pembelajaran dengan pengembangan Agama

Islam diantaranya 1) Baca tulis Al-Qur‟an. 2) Aqidah. 3) Fiqih

4) Hadist 5) Akhlak 6) Tarikh/sirah nabawiyah dan 7)

Tahfidh. Untuk program pengembangan keimanan siswa

sistem full day school menerapkan program Mabit dan PPA

(Program pendidikan akhlak)

(1) Program pendidikan akhlak

Program pendidikan akhlak (PPA) merupakan

program pencapaian jaminan mutu atau Quality Assurance

(QA) dari sisi selain tool skin dan akademik. PPA berada

diseluruh kegiatan pembelajaran mata pelajaran, kegiatan

ekstra kurikuler dan kegiatan lainnya seperti pagi ceria,

pembiasaan makan tertib, dan sholat. Ada enam aspek PPA

yang dilaporkan dalam rapot. Untuk mendukung PPA ada

beberapa komponen yang dirangkum sebagai berikut:

(a) Budaya sekolah: merupakan bentuk pembiasaan yang

terprogram. Bagi siswa yang belum bisa mengikuti,

maka ada konsekuensi logis yang sifatnya mengarahkan

agar pembiasaan tersebut dijalankan oleh siswa yang

bersangkutan. Tata tertib masuk kedalam budaya

sekolah.

Page 87: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

72

(b) Kontrak belajar merupakan kesepakatan antar siswa

dengan wali kelas dan guru agar dalam kelas terwujud

kelancaran belajar.

(c) SOP siswa: merupakan SOP yang berkait dengan siswa.

SOP berisi langkah-langkah kegiatan yang merupakan

pendetailan dari sebagian budaya sekolah.

(d) Life skills (mentoring) dengan model mentoring

merupakan pembelajaran secara berkelompok dipandu

oleh guru. Kegiatan ini memiliki rencana dan materi

yang harus searah dengan PPA. Life skills berisi

mengecek buku penghubung, penyampaian materi/

tausiyah dan diskusi.

(e) KBM Mapel (kegiatan belajar mengajar mata pelajaran)

merupakan kegiatan kurikuler baik dalam kelas maupun

diluar kelas dengan tujuan kepada akademik dan harus

memiliki non akademik.

(f) Parenting: yaitu program pembelajaran bagi orang tua

agar memiliki tujuan ke arah QA dan pola Asuh yang

minimal sama dengan sekolah.

Program-program pengembangan keimanan siswa

tersebut dilaksanakan dan dibuat sebagai sebuah kewajiban

bagi siswa-siswi terutama siswa kelas I SD Al-Irsyad Kota

Tegal. Dalam pembelajaran sistem full day school

membentuk pembiasaan diri siswa diantaranya:

(a) 4 “S” (Senyum, sapa, salam, santun)

Page 88: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

73

(b) Ikrar pagi

(c) Pagi ceria

(d) Kultum/ khitobah

(e) Tadarus/doa-doa keseharian

(f) Sholat dzuhur dan sholat ashar berjamaah.

(g) SKJ setiap Hari sabtu.

(h) Kegiatan shodaqoh dan infaq setiap hari jum‟at.60

c. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran Efektifitas pembelajaran tidak

dapat diketahui tanpa melalui evaluasi hasil belajar. Sesuai dengan

karakteristik kurikulum SD Al-Irsyad tegal yang memuat

evaluasi/penilaian hasil belajar ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dalam hal ini ada bentuk penilaian yang digunakan.

Pertama, Evaluasi proses belajar. Evaluasi proses belajar terhadap

partisipasi peserta didik baik secara individu maupun kelompok

selama proses pembelajaran berlangsung. Standar yang digunakan

di SD Al-Irsyad Kota Tegal dalam penilaian proses dapat dilihat

dari keterlibatan peserta didik secara aktif baik fisik, mental,

maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping

menunjukkan kegiatan belajar tinggi, semangat belajar yang besar

dan rasa percaya diri sendiri. Selain memperhatikan keaktifan

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dalam satuan bahasan

60

Hasil wawancara dengan bapak M. Agus Arifin S.Pd waka

kurikulum SDIT Al-Irsyad kota Tegal Tanggal 20 Februari 2015 di ruang

tamu SDIT Al-Irsyad Tegal.

Page 89: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

74

tertentu. Penilaian proses secara kognitif dapat dilakukan dengan

adanya test tertulis yang berbentuk pilihan ganda (objektif) dan

berbentuk uraian (subjektif). Selain penilaian berbentuk test juga

menggunakan instrumen lain yaitu porto folio. Hal ini

diselenggarakan agar kompetensi setiap mata pelajaran yang

mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang tercermin

dalam tindakan dan prilaku, sehingga guru kelas atau mata

pelajaran memantau peserta didik dan mengevaluasi secara

menyeluruh baik di madrasah dan lingkungan sekitar. SD Al-

Irsyad Kota Tegal menentukan kriteria ketuntasan minimal belajar

dalam memberikan penilaian tiga ranah:

1) Ranah kognitif, dengan adanya tes tertulis ulangan harian

minimal tiga kali dalam satu semester, apabila dalam ulangan

harian belum mencapai ketuntasan belajar oleh peserta didik

maka diadakan remidiasi sehingga ada nilai remidi. Ulangan

harian ini ditunjukkan untuk memperbaiki kinerja dan hasil

belajar peserta didik secara berkelanjutan dan

berkesinambungan. Bentuk remidiasi biasanya tugas resume

atau tugas lainnya dan untuk standar kelulusan mata pelajaran.

2) Ranah afektif, dengan adanya kriteria yang dinilai diantaranya:

a) Menyimak.

(1) Sadar memperhatikan pelajaran yang di berikan oleh

guru pada siswa dalam proses pembelajaran.

(2) Siswa dapat kesediaan menerima apa yang akan di

berikan oleh gurunya.

Page 90: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

75

b) Merespon Siswa di tekankan untuk dapat manut dalam

peraturan yang sudah diberlakukan seperti kedisiplinan,

keramahan, kehadiran.

c) Menghargai Menerima nilai, Mendamba nilai, Merasa

wajib mendamba nilai

d) Mengorganisasi Mampu merumuskan system nilai, kriteria-

kriteria nilai secara matang

e) Mewatak Seluruh hidupnya telah dijiwai oleh nilai yang

telah digelutinya secara konsisten.

3) Ranah Psikomotorik, Penilaian ini dapat dinilai sesuai materi

dan metode yang digunakan, misal metode diskusi maka aspek

penilaian pada perhatian pelajaran, ketepatan memberikan

contoh, kemampuan mengemukakan pendapat dan kemampuan

untuk menjawab. Serta bentuk performance dan hasil karya

keseharian misalnya membuat resume, melafalkan ayat-ayat Al

Qur‟an dan sebagainya.

3. Problematika dan Solusi Pelaksanaan Pembelajaran System

Full Day School Siswa Kelas 1

a. Problematika pembelajaran sistem full day school

Full day school didebut (sekolah sepanjang hari) karena

siswa menghabiskan waktunya di sekolah hampir sepanjang hari

dengan demikian diharapkan bahwa lingkungan luar sekolah tidak

mempengaruhi peserta didik. Penerapan pembelajaran sistem full

day school tidak terlepas dengan problematika yang di hadapi oleh

siswa dalam penerapan sekolah sepanjang hari.

Page 91: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

76

Problematika yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan

pembelajaran sistem full day school siswa kelas 1 SDIT Al-Irsyad

Tegal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan

“Kepala Sekolah Bapak Abu Tholib, S. H.I dan” dan “M. Agus

Arifin S.Pd selaku Wakasek Bid. Kurikulum”, guru kelas 1 “Dra.

Uning muflichah” serta observasi yang dilakukan selama beberapa

kali, peneliti menemukan berbagai problematika yang dihadapi

dalam proses pelaksanaan pembelajaran sistem full day school

siswa kelas 1, diantaranya:

1) Terdapat Siswa kurang bisa menyesuaikan diri dengan jam

tambahan yang diberlakukan oleh sekolah sistem full day school

2) Adanya Siswa merasa kelelahan atau bosan dengan jam

pembelajaran yang terlalu lama.61

pemberlakuan waktu belajar

siswa sekolah umum lainya berbeda dengan jam belajar sekolah

full day (sekolah sepanjang hari), pada sekolah umunya siswa

kelas 1 pulang pada pukul 12.00 sementara sekolah yang

menerapkan sistem full day school siswa pulang pukul 14.00

WIB. Sebelum jam pembelajaran selesai terkadang terdapat

siswa merengek minta pulang karna sudah merasa kelelahan

atau bosan seharian berada di sekolah .

3) Adapun dalam berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran

sistem full day school proses tadarus dan do‟a bersama siswa

pra KBM masih belum sepenuhnya khidmat, hal ini dapat

61

Hasil wawancara bapak M. Agus Arifin S.Pd wakasek. bid

kurikulum SDIT Al-Irsyad kota Tegal.

Page 92: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

77

ditunjukkan dengan masih adanya siswa yang tidak ikut

membaca, dan masih ada yang main-main dalam proses

pembacaan.

4) Pada saat pelaksanaan wudhu sebelum sholat dzuhur dan sholat

asyar berjama‟ah, masih banyak ditemukan siswa yang

melakukan wudhu dengan kurang benar dan tertib dalam

berwudhu. hal ini ditunjukan dengan siswa yang berwudhu

dengan ngawur atau tidak teratur dan mainan air.62

b. Upaya sekolah dalam mengatasi problematika yang dihadapi

1) SDIT Al-Irsyad mensosialisasikan akan tujuan dari adanya

pembelajaran system full day school pada orang tua wali murid

beserta meminta kerjasamanya dalam mewujudkan tujuan

pembelajaran yang menjadi visi dan misi sekolah guna

mencapai tujuan pendidikan Nasional.

2) Dalam mengatasi segala problem siswa Guru SDIT Al-Irsyad

kota tegal guru dibekali strategi dalam pemilihan dan

penggunaan metode, dan media yang tepat dalam pelaksanaan

pembelajaran. Dengan menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan sehingga tidak membuat siswa merasa bosan

selama seharian belajar di sekolah. SDIT Al-Irsyad

memberlakukan Guru Piket pengganti mengajar setiap harinya

secara bergilir atau bergantian sesuai jam KBM di sekolah,

guna mewujudkan target belajar yang maksimal.

62

Hasil observasi terhadap pelakasanaan pembelajaran di SDIT Al-

Irsyad Kota Tegal.

Page 93: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

78

3) Guru SDIT Al-Irsyad meberi pengawasan penuh pada siswa

dalam proses pelaksanaan pembelajaran sistem full day school.

4) SDIT Al-Irsyad Tegal Memberi jadwal pengawasan guru piket

pendamping Wudhu dan juga dilakukan pembinaan wali kelas

yang di isi dengan pembinaan tentang wudhu, bagaimana

wudhu yang tertib dan benar.

Breafing pra KBM setiap hari oleh kepala sekolah,

wakasek. Bid. Kurikulum dan smua guru merupakan kegiatan

evaluasi yang dilakukan sekolah. Dalam mencegah dan mengatasi

segala problematika yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran

sistem full day school di SDIT Al-Irsyad Tegal. Breafing yang

dilakukan salah satunya dengan memberi himbauan kepada seluruh

Guru terutama akan kerjasama dan tanggung jawabnya dalam

mendidik siswa SDIT Al-Irsyad Kota Tegal agar tercapai yang

menjadi visi, misi dan tujuan sekolah.63

B. Analisis Data

1. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Full Day School Siswa

Kelas 1 di SDIT Al-Irsyad Kota Tegal

Alasan mengapa diterapkan pembelajaran full day school adalah

a. Adanya Pengaruh globalisasi yang berdampak negatif terhadap

perkembangan kepribadian siswa.

63

Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran di SDIT Al-Irsyad Kota

Tegal

Page 94: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

79

b. Full day school adalah solusi terbaik untuk mengantisipasi

terhadap dampak buruk pengaruh globalisasi saat ini.

c. Memberi bekal agama yang cukup kepada peserta didik agar

tidak mudah terpengaruh dengan budaya lingkungan yang

tidak Islami.

d. Memberikan pembelajaran, pembiasaan yang baik, pendidikan

dengan pelatihan yang cukup serta memadai kepada peserta

didik.

e. Untuk mencapai dan memenuhi program jaminan mutu

sekolah.

f. Mengoptimalkan tugas guru di sekolah dalam mengajar,

melatih, mendidik, membimbing, mengasihi, mengasah dan

mengasuh siswa.

g. Sekolah adalah central pembelajaran, pendidikan dan

pengkaderan siswa.64

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran berdefinisi proses penyusunan

materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan

pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu

lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.65

Perencanaan menjadi

64

Wawancara dengan Kepala Sekolah Bapak Abu Tholib, S.HI, M.S.I

di SDIT Al-Irsyad Tegal Pada Tanggal 18 Februari 2015

65Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan

Standart Kompetensi Guru, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm. 17

Page 95: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

80

pedoman pelaksanaan yang harus dipatuhi guru saat melaksanakan

pembelajaran di dalam kelas bersama siswa. Namun yang menjadi

masalah saat ini adalah banyak guru yang mengajar dengan

serampangan tanpa mengindahkan perencanaan yang ia susun

sendiri yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Kasus ini merupakan kecenderungan dari guru yang

mengindikasikan lebih sukanya memakai pendekatan pembelajaran

lama yang bersifat teacher centered. Dalam perencanaan

pembelajaran full day pemakaian sistem kuno ini akan menjadi

masalah yang sangat besar yang berdampak pada kualitas

pembelajaran siswanya. Kenapa bisa demikian, karena banyaknya

waktu yang harus dilewatkan siswa di sekolah mengakibatkan

siswa lebih mudah kelelahan dan cenderung rentan terhadap

perasaan bosan dan jenuh. Kenyataan semacam harus bisa

diperhatikan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas

jika menginginkan kualitas pembelajarannya unggul.

Ada komponen lagi selain Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang harus guru susun terlebih dahulu

sebelum pelaksanaan pembelajaran di mulai di kelas. Yaitu antara

lain Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes),

Kalender Pendidikan (Kaldik), dan Silabus. Secara keseluruhan

komponen ini harus diperhatikan oleh semua guru dan guru wajib

mematuhi apapun yang telah tersirat di dalamnya. Akan menjadi

sia-sia jika isi yang telah termuat di perangkat pembelajaran itu

tidak ditaati oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran. Jika

Page 96: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

81

demikian halnya bisa dipastikan kegiatan pembelajaran di kelas

akan semakin kacau dan tidak akan terarah.

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang betul-betul

berkualitas dalam sistem full day maka kegiatan perencanaan

pembelajaran harus dipersiapkan dengan matang dan direalisasikan

senyatanya pada saat pembelajaran di kelas bersama siswa oleh

guru. Abu Tholib (Kepala Sekolah SDIT Al-Irsyad Tegal)

melakukan hal ekstrim dan berani dalam rangka menjaga kualitas

pembelajaran full day. Yaitu dia tidak akan memberikan tanda

tangan dengan kata lain belum akan menyetujui perangkat

pembelajaran yang disusun guru sebelum memuat rencana

pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa. Menurutnya jenis pendekatan

pembelajaran guru sangat berpengaruh terhadap mutu

pembelajaran di kelas. Pengawasan perencanaan pembelajaran

tidak sampai di situ saja pengawasanya. Abu Tholib bahkan mau

melakukan inspeksi mendadak (sidak) dengan memasuki ruangan

kelas untuk memastikan apakah pembelajaran yang sedang

berlangsung sudah memuat nilai azaz smart Teaching dan

Quantum Teaching atau belum. Langkah ini merupakan langkah

bijaksana bagi kepala sekolah dalam mengawasi kegiatan

pembelajaran para guru bersama siswanya. Jika belum

menyenangkan bagi siswa kepala sekolah tidak segan untuk

menegur guru dan mengingatkan untuk mengubah pendekatan

yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pada intinya guru

Page 97: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

82

harus mematuhi pedoman/peraturan yang telah dibuatnya sendiri

dalam perangkat pembelajaran yang telah ditandatangani atau

disetujui oleh guru dan kepala sekolah tersebut.66

b. Pelaksanaan Pembelajaran

SDIT Al-Irsyad Kota Tegal menggunakan sistem full day

school dimaksudkan untuk memaksimalkan waktu yang dipunyai

anak sehingga waktu yang ia punya itu bisa sepenuhnya digunakan

untuk belajar. Tak ada waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk

bermain-main selepas pulang dari sekolah. Sehingga banyak dari

mereka yang memanfaatkan waktu luangnya itu untuk kegiatan

hal-hal yang positif yang berhubungan dengan tugasnya sebagai

siswa atau pelajar. Karena waktu yang terbuang percuma hanya

untuk bermain-main itu sangat berguna untuk menunjang

pembelajaran materi mereka di sekolah. Adanya hal demikian ini

yang menyebabkan SDIT Al-Irsyad menerapkan sistem full day

school. Di samping itu banyaknya materi yang diajarkan di SDIT

Al-Irsyad juga ikut memberikan alasan kenapa harus dilakukan

sekolah sistem full day. Menurut Kepala Sekolah Abu Tholib,

”Jumlah pelajaran yang ada di SDIT Al-Irsyad itu lebih banyak

dari pada jumlah pelajaran yang ada di sekolah lain. Sehingga kami

perlu menambahkan jam pelajaran pada siswa. Siswa pukul 07.00

pagi harus sudah sampai di sekolahan dan pukul 15.30 sore atau

setelah sholat Ashar berjamaah anak baru boleh pulang.

66

Wawancara dengan bapak M. Agus Arifin S.Pd selaku waka

Kurikulum SD Al-Irsyad Tegal pada tanggal 20 Februari 2015

Page 98: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

83

Pertimbangan lain yang juga mendukung diadakannya full

day di SDIT Al-Irsyad adalah banyaknya muatan pendidikan

agama dalam struktur kurikulum yang dikembangkan. Kurikulum

khusus yang dikembangkan yaitu membiasakan praktik sholat

jama‟ah dan juga sholat sunnah. Setiap siswa diwajibkan

menjalankan dan mengikuti Tadarus Pagi atau do‟a-do‟a

keseharian, kultum/khitobah, sholat sunnah dhuha, sholat sunnah

qobliyah dan ba‟diyah. Semua kegiatan ini diselenggarakan di luar

struktur kurikulum sehingga juga membutuhkan waktu yang lama.

Adapun tambahan mata pelajaran Agama Islam diberikan kepada

siswa SDIT Al-Irsyad adalah sebagai berikut: Baca tulis Al-

Qur‟an, Aqidah, Fiqih, Hadist, Akhlak, Tarikh/sirah nabawiyah

dan Tahfidz.

Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran di sekolah biasa

dengan yang dilakukan di sekolah full day tidak ada bedanya.

Perbedaannya hanya terletak pada penekanan pemilihan metode

pembelajaran yang bisa menghindarkan kebosanan dan kejenuhan

siswa karena siswa dalam sekolah full day sudah lelah baik secara

fisik dan psikis. Selama seharian penuh ia digodok dalam

pembelajaran secara terus menerus mulai pagi pukul 07.00 sampai

pukul 15.30 petang. Sehingga pembelajarannya jangan sampai

membuat frustasi siswa yang telah kelelahan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses

berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari

kegiatan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi

Page 99: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

84

guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran

kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam fungsi

ini memuat kegiatan pengorganisasian dan kepemimpinan

pembelajaran yang melibatkan penentuan berbagai kegiatan,

seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus yang

harus dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pendahuluan guru menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan

tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa, dan menyampaikan cakupan bahasan materi dan penjelasan

uraian kegiatan sesuai silabus. Selanjutnya adalah kegiatan inti.

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD

yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis siswa.

Dalam kegiatan penutup guru bersama dengan peserta

didik membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran, melakukan

penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam kegiatan remidi, program pengayaan, layanan

konseling atau memberikan tugas baik tugas individu maupun

Page 100: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

85

kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan

menyamakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Langkah-langkah di atas adalah langkah umum yang

dilakukan pada saat pembelajaran. Perlu ditegaskan lagi

pelaksanaan pembelajaran adalah wujud nyata dari perencanaan

yang telah tersusun di dalam perangkat pembelajaran. Sehingga

pelaksanaan ini tidak bisa diseragamkan langkah-langkahnya. Hal

ini disesuaikan dengan isi materi bahan ajar, metode, sumber

belajar, dan media pembelajaran yang digunakan. Khusus untuk

memaksimalkan hasil pembelajaran yang maksimal dalam

pembelajaran full day maka dibutuhkan kreatifitas guru dalam

mengelola kelas, fasilitas pendidikan yang lengkap, dan bina

suasana pembelajaran yang menyenangkan.

c. Evaluasi Pembelajaran

Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau

khususnya di kelas guru adalah pihak yang paling bertanggung

jawab atas hasilnya. Dengan demikian guru patut dibekali dengan

evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni

mengevaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi pada saat pembelajaran

dilakukan oleh masing-masing guru kelas atau mapel pada saat

mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang dibuat. Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data

untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana

Page 101: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

86

tujuan pembelajaran yang sudah tercapai. Jika belum bagaimana

yang belum dan apa sebabnya.67

Pelaksanaan pembelajaran yang berdasarkan dengan

kalender pendidikan (kaldik) yang diterapkan oleh pemerintah

yaitu adanya UTS (ujian tengah semester) merupakan bagian dari

evaluasi pembelajaran. Disitu dapat dilihat sejauh mana hasil

belajar atau prestasi peserta didik. Sekolah yang menerapkan

pembelajaran sistem full day school tetap memberlakukan jam

pelajaran lebih panjang daripada sekolah lainnya yakni setelah

pelaksanaan UTS (ujian tengah semester) siswa dilanjutkan dengan

kegiatan pembinaan mapel (mata pelajaran) atau pembinaan

karakter siswa. Pembinaan mapel (mata pelajaran) berdasarkan

yang akan diujikan esok harinya oleh guru kelas atau guru mapel

masing-masing.

Pembinaan mapel (mata pelajaran) dan pembinaan karakter

siswa dilakukan oleh SDIT Al-Irsyad Kota Tegal diberlakukan

setelah jam pelaksanaan UTS (ujian tengah semester) selesai,

dengan ketentuan jadwal masing-masing dan dilanjutkan dengan

pelaksanaan sholat berjama‟ah dhuhur sebelum siswa pulang.

Waktu Pelaksanaan UTS (ujian Tengah Semester) dimulai pukul

07.30 Sampai dengan selesai sesuai dengan ketentuan jadwal.68

67

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 3

68Hasil observasi terhadap pelaksanaan UTS SDIT Al-Irsyad Tegal

pada tanggal 11-03-2015

Page 102: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

87

Pelaksanaan pembinaan mata pelajaran bertujuan untuk

mempermudah siswa agar tidak mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal yang diujikan. Siswa dibekali dengan

mempelajari soal-soal latihan UTS (ujian tengah semester) tahun

ajaran sebelumnya atau dengan cara guru memberikan kisi-kisi

terkait mapel tersebut dengan mengevaluasi bersama Materi

pembelajaran yang telah dibahas pada saat KBM. Pembelajaran

system full day school meskipun dalam pelaksanaan UTS (ujian

tengah semester) tetap memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan

adanya pembinaan mapel (mapel) atau pembinaan karakter siswa

sehingga tidak hanya unggul secara akademis melainkan

membentuk siswa untuk tetap memiliki kebiasaan Islami.

2. Analisis Problematika dan Pemecahanya dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Sistem Full Day School Siswa Kelas 1 SDIT Al-

Irsyad Kota Tegal

a. Analisis Problematika Pembelajaran system Full Day School

Secara kasat mata memang pembelajaran full day school

ini terkesan sangat ideal karena pemanfaatan waktu yang lebih

banyak dari pada siswa sekolah dengan pembelajaran biasa. Dan

seakan siswa akan bisa dipastikan lebih unggul dari siswa yang

memakai pembelajaran biasa. Namun tidak serta merta demikian

halnya karena siswa dalam pembelajaran full day sangat rentan

terhadap stress dan frustasi. Dampak stress dan frustasi akan

terjadi jika para guru tidak tepat dalam pemilihan metode pada

saat pembelajaran. Seperti diakui wakasek. Bid. kurikulum SDIT

Page 103: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

88

Al-Irsyad kota tegal, ada siswa yang mengeluhkan kelelahan pada

saat jam pembelajaran.

Masalah yang demikian ini jika tidak segera diselesaikan

oleh pihak yang guru maka akan berdampak lebih buruk lagi bagi

kesehatan mental psikis anak. Karena otak mereka tidak mungkin

bisa dipaksakan untuk berpikir secara terus menerus dan

memikirkan hal-hal yang dianggap berat bagi siswa. Ini akan

menjadi boomerang bagi anak jika anak terus dipaksakan. Sekolah

yang menerapkan pembelajaran berbasis full day harus

menyiapkan segala kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi

pada siswa. Selain itu pihak sekolah juga perlu menyediakan

segudang solusi untuk memecahkan masalah tadi. Dan hal ini

telah dibuktikan oleh pihak SDIT Al-Irsyad Kota Tegal.

Pelaksanaan pembelajaran full day di SDIT Al-Irsyad Tegal sudah

terbilang profesional. Karena problematika yang biasa melingkupi

lembaga pengelola pembelajaran full day tidak semua terjadi di

SDIT Al-Irsyad Kota Tegal. Seperti misalnya anak merasa kurang

memiliki wahana eksplorasi bakat dan minat keterampilan.

Dalam kebanyakan sistem full day school di sekolah lain

itu anak-anak masih merasa terkungkung dalam kegiatan

pembelajaran yang monoton. Dengan kata lain struktur kurikulum

yang semrawut yang tidak begitu memperhatikan aspek psikologi

anak. Misalnya dengan muatan kurikulum yang terlalu berat dan

waktu yang sangat panjang. Sedangkan yang berlaku di SDIT Al-

Page 104: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

89

Irsyad Kota Tegal struktur kurikulum tertata dengan baik yang

memperhatikan aspek beban psikologi pada anak.

b. Analisis solusi pelaksanaan pembelajaran system full day school

Keterlibatan antara orang tua wali murid dengan sekolah

memudahkan Terjalinya kerjasama yang baik dalam mewujudkan

tujuan pendidikan Nasional. Hal tersebut dapat mengantisipasi

segala problematika yang menghambat tujuan pembelajaran di

sekolah. Begitu juga dengan keterlibatan guru dengan siswa dalam

mewujudkan target belajar. sekolah selalu memberi konfirmasi

atau mensosialisasikan kepada orang tua wali murid terkait

apapun yang akan menjadi agenda sekolah, ataupun yang

berhubungan dengan prestasi dan problem siswa langsung

melalui buku konsultasi murid SDIT Al-Irsyad Tegal.

Pembelajaran sistem full day school tidak hanya

memberlakukan pembelajaran di dalam kelas melainkan juga

dilakukan di luar kelas pembelajaran tersebut untuk menghindari

kebosanan pada siswa selama seharian berada di sekolah. Guru

dalam mengajar harus memperhatikan kondisi psikis siswa agar

pembelajaran full day school dapat mencapai target belajar.

Andaikan di dalam kelas maka banyak metode yang akan

dikombinasikan dengan menggunakan pembelajaran audio visual.

Selain itu Metode variasi tempat belajar yaitu tempat belajar

seperti di taman sekolah, maupun di alam bebas dengan demikian

peserta didik tidak merasa terbebani dengan lamanya waktu

belajar di sekolah. Sekolah full day school meliki management

Page 105: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

90

yang baik dalam membuat jadwal yang berkaitan dengan

pembelajaran baik jadwal pelajaran, jadwal piket guru mengajar,

dan lain-lain. Jadwal piket guru dibuat sesuai dengan skill yang

dimiliki oleh guru.

Sekolah dengan sistem full day school harus memiliki

management yang baik terutama untuk pelasaknaan pembelajaran

yang berlangsung dari pagi hingga sore hari, pergantian jadwal

guru piket mengajar apabila guru yang pada saat jam mengajar

berhalangan SDIT Al-Irsyad memiliki solusi agar pembelajaran

baik di dalam dan di luar kelas tetap di isi. Penerapan guru piket

pengganti mengajar menjadi solusi apabila terdapat problem guru

berhalangan mengajar.

Dalam pembelajaran sistem full day school di SDIT Al-Irsyad

Tegal kerjasama antara guru dan staff/karyawan lainya, baik

kepala sekolah dan waksek. Bid. Kurikulum selalu mendapat

perhatikan hal ini untuk mewujudkan apa yang menjadi visi, misi

dan tujuan sekolah full day school.dengan adanya breafing stiap

pagi Pra KBM merupakan langkah yang dilakukan oleh sekolah

dalam mengevaluasi pembelajaran sistem full day school,

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian pasti

menemukan kendala dan hambatan. Itu semua bukan muncul

sebagai unsur kesengajaan. Namun karena keterbatasan dalam

melakukan penelitian. Ada beberapa keterbatasan dalam

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 106: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

91

1. Keterbatasan sumber informan. Dari sini penelitian tidak

dapat secara keseluruhan menjelaskan keadaan pelaksanaan

pembelajaran sistem full day school

2. Keterbatasan kemampuan.

Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu peneliti

menyadari sebagai manusia biasa masih mempunyai banyak

kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini. Misalnya

keterbatasan tenaga, kemampuan berfikir, dan keterbatasan

pengetahuan. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal

mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan

kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen

pembimbing.

3. Keterbatasan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama penyusunan skripsi. Waktu

yang singkat inilah yang dapat mempersulit ruang gerak

penelitian, sehingga dimungkinkan dapat berpengaruh

terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan.

Page 107: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

92

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang problematika

pembelajaran system full day school siswa kelas 1 SDIT Al-Irsyad

kota Tegal, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pelaksanaan pembelajaran full day school bertujuan untuk

memaksimalkan waktu yang dimiliki oleh peserta didik

sehingga waktu yang ia punyai itu bisa sepenuhnya digunakan

untuk belajar, Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sejak pagi

hingga sore hari (jam 07.00 s/d 14.00 WIB). Pembelajaran

dimulai dengan perencanaan yang meliputi aspek Program

Tahunan (prota), program semester (promes), kalender

pendidikan (kaldik), silabus dan rencana pelaksanaaan

pembelajaran (RPP), dalam pelaksanaan pembelajaran

banyaknya muatan agama dalam struktur kurikulum

merupakan hal yang mendukung diadakanya pembelajaran

system full day school school dan selanjutnya adanya evaluasi

pembelajaran menjadi tolak ukur apakah yang menjadi tujuan

pembelajaran sudah tercapai atau belum.

2. Problematika yang dialami SDIT Al-Irsyad Tegal dalam

pembelajaran system full day school siswa kelas 1 diantaranya

yang pertama Terdapat beberapa siswa baru yang masih belum

bisa menyesuakan diri dengan jam pembelajaran yang

diberlakukan oleh sekolah system full day school. kedua Pada

Page 108: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

93

saat pelaksanaan pembelajaran terkadang ditemui siswa yang

merasa kelelahan atau bosan karna seharian berada di sekolah.

Ketiga dalam berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran

sistem full day school proses tadarus dan do’a bersama siswa

pra KBM masih belum sepenuhnya khidmat. Keempat Pada

saat pelaksanaan wudhu menjelang sholat dzuhur dan sholat

asyar berjama’ah, masih sering ditemukan siswa dalam

berwudhu kurang benar dan tertib.

Adapun solusi terhadap problematika yang di hadapi

SDIT Al-Irsyad Tegal yang pertama dengan cara Pihak sekolah

mensosialisasikan kepada orang tua akan sistem pembelajaran

yang diberlakukan dan meminta kerja sama para orang tua wali

murid dengan maksud agar tercapai tujuan belajar yang menjadi

visi dan misi sekolah dan juga dengan memberi motivasi pada

siswa akan tujuan pembelajaran. Untuk penyelesian problematika

yang kedua dengan adanya jadwal guru pendamping pada saat

pembelajaran untuk mengendalikan proses KBM baik didalam

maupun diluar kelas. Ketiga, Guru SDIT Al-Irsyad kota tegal

dibekali strategi dalam pembelajaran agar pelaksanaan

pembelajaran dapat menyenangkan sehingga tidak membuat siswa

merasa bosan selama seharian belajar di sekolah. Dan

penyelesaian problematika yang keempat, SDIT Al-Irsyad Tegal

juga Memberi jadwal pengawasan guru piket pendamping wudhu

dan sholat dengan memberi pembinaan yang dilakukan oleh wali

kelasnya masing-masing tentang wudhu yang tertib dan benar.

Page 109: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

94

Pengawasan dilakukan dari kegiatan berwudhu sampai dengan

sholat berjama’ah. Dan yang terakhir Breafing tiap hari pra KBM

merupakan bentuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh

sekolah apabila terdapat problem yang ditemukan dalam

pelaksanaan pembelajaran sehari sebelumnya.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang problematika dalam

pembelajaran system full day school di SDIT Al-Irsyad Kota

Tegal, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah dan guru

Agar terus melakukan pengawasan dan peningkatan prihal

pelaksanaan pembelajaran system full day school di sekolah.

Terutama dalam pembentukan pembiasaan karakter siswa

yang islami

2. Kepada pihak pemerintah

Agar untuk meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya

tujuan pendidikan.

3. Kepada pihak orang tua

Agar selalu mengawasi perkembangan karakter anak,

sehingga perkembangan karakter anak tidak hanya diserahkan

kepada sekolah tetapi orang tua juga ikut mengontrol anak.

Page 110: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

DAFTAR PUSTAKA

Aischa Revaldi, Memilih Sekolah untuk Anak, (Jakarta: Inti Medina,

2010)

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

_______, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Aksara: 2007), Cet. 7.

Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003), Cet. 5.

Ayyun Qurrota, “Sistem Pendidikan Full Day School dan Terpadu”,

http://qurrrotaayun.blogspot.com/2013/06/sistem-pendidikan-

fullday-school-dan.html, diakses 14 November 2014.

Aziz Abdul Majid dan Aziz abdul Sholeh, “Al-Tarbiyah wa Turuqu

Al-Tadrisi”, Juz.1., (Mesir: Darul Ma’arif,1979)

Bahri Djamarah Syaiful, Guru dan Anak Didik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2000) cet. I.

Conny R Semiawan, Penerapan Pembelajaran pada Anak, (Jakarta:

PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007)

Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,

2002)

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007)

Ginanjar Ari Agustin, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER

Sebuah Inner Journey Melalui Ikhsan, (Jakarta: Agra, 2004),

Cet. Ke-3

Page 111: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Hamalik Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar

Baru Algesindo, 2009)

Hafi Ansyari H.M, Kamus Psikologi, (Surabaya: Usaha Nasional,

1996)

Hariwijaya M, Tes EQ, Tes kecerdasan Emosional (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005), Cet.I

Huda Muflihul, Problematika Pembelajaran Muatan Local Agama,

Skripsi (Semarang: Iain Walisongo, 2008)

Komsiyah Indah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

2012)

Kuswandi Iwan, “Full Day School dan Pendidikan Terpadu”,

http://iwankuswandi.wordpress.com di akses 05 November

2014

Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2004)

Moleong J Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2002), Cet. XVII,

Muchith M. Saekhan, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang: Rasail

Media Group, 2008)

Mukhtar, Desain Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: CV Misaka

Ghaliza, 2003)

Mulyana Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigm Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010)

Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Page 112: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Mulyono, Strategi Pembelajaran,(Malang: UIN Maliki Press, 2012)

Mustofa Arif dan Thobroni M, Belajar dan Pembelajaran,

(Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2011), Cet. I.

Nara Hartini dan Siregar Evelina, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011)

Noventia Aminingsih, Pengaruh Sistem Full Day School Siswa Kelas

V dengan Teman Sebaya (di SD muhammadiyah PAKEL

Program plus), skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga,

2014)

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-16

Rohani Akhmad, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineke Cipta,

2010)

Saefudin, Manajemen Pembelajaran Full Day School (di SMP Islam

Hidayatullah Semarang), Skripsi, (Semarang: IAIN

Walisongo, 2011)

Setiyarini ida nurhayati, dkk, “Penerapan Sistem Pembelajaran Fun &

Full Day School untuk Meningkatkan Religiusitas Peserta

didik SDIT Al Islam Kudus” Jurnal Teknologi Pendidikan

Dan Pembelajaran, (Vol 2, No. 2, April 2014)

Sholikhatun Rina, Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak MI

Surodadi 1 Sawangan Magelang, Skripsi, (Semarang: IAIN

Walisongo, 2011)

SM Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM,

(Semarang: Rasail Media Group, 2011)

Page 113: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Soapatty Lisnawati, Pengaruh System Sekolah Sehari Penuh (Full Day

School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa Jati Agung

Sidoarjo” Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan” (Vol,

2 No.2 Tahun 2014)

Soyomukti Nurini, Pendidikan Berperspektif globalisasi, (Jogjakarta:

Ar-ruzz Media, 2008)

Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif rancangan Metodologi,

presentasi, dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa

dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan

Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka setia, 2002), Cet. I.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. VI.

Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1998)

Suryo Busono B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Pt

Rineke Cipta, 1997)

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia

Buana Pustaka, 2009)

Syaodiq Nana Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan,

(Jakarta: Rineke Cipta, 2004), Cet.Iv

Tohir Muhamad, Problematika Pembelajaran Mata Pelajaran

Takhassus (Muatan Lokal Agama) di MA Walisongo

Pecangaan Jepara, skripsi, (Semarang: IAIN Walisongo,

2011)

Thobroni M dan Mustofa Arif, Belajar dan Pembelajaran,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. I

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan

Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Page 114: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Witasari Rinesti, Problematika Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

siswa kelas III M.I. Ma’arif Krakal Kebumen Tahun

2013/2014, Skripsi (Semarang: IAIN Walisongo. 2014)

Yamin Moh, Paduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan,

(Jogjakarta: DIVA press, 2012)

Yaumi Muhammad, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013), Cet. II.

Zohar Danah, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir

Intregalistik dan Holistic untuk Memaknai Kehidupan, Terj

Rahmani Astuti Dkk, (Bandung: Mizan, 2001)

Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-

Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006)

Page 115: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Abu Tholib, S.H.I. M.S.I

Jabatan : Kepala Sekolah

Pendidikan terakhir : S-2

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Februari 2015

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

1. Bagaimana implementasi pembelajaran sistem full day school di

SDIT Al-Irsyad Tegal ustadz?

2. Nilai-nilai religius yang yang dikembangkan dalam pelaksanaan

pembelajaran sistem full day school di SDIT Al-Irsyad itu apa

saja ustadz?

3. Apa saja problem dan solusi yang dihadapi sekolah dalam

penerapan pembelajaran full day school ustadz?

Page 116: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Moh. Agus Arifin, S.Pd

Jabatan : Wakasek. Bid. Kurikulum

Pendidikan terakhir : S1

Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Februari & 3 Maret 2015

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

A. Problematika Pembelajaran Sistem Full Day School

1. Berdasarkan penerapan sistem full day school di SDIT Al-

Irsyad Tegal Bagaimanakah legalitas dari sistem full day

school tersebut?

2. Kurikulum yang digunakan dalam penerapan pembelajaran

sistem full day school SDIT Al-Irsyad Tegal?

3. Konsep dalam pelaksanaan pembelajaran full day school di

SDIT Al-Irsyad Tegal?

4. Apa saja yang Aspek yang ditekankan dalam pembelajaran

sistem full day school di SDIT Al-Irsyad Tegal?

5. Apa tujuan dari adanya pembelajaran sistem full day school di

SDIT Al-Irsyad Tegal?

6. Bagaimana program pelaksanaan pembelajaran sistem full day

school SDIT Al-Irsyad Tegal yang meliputi a) perencanaan,

b) pelaksanaan dan c) evaluasi pembelajaran full day school?

Page 117: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

7. Apa saja yang aktifitas yang mendukung dalam penerapan

pembelajaran sistem full day school?

8. Apa saja problem dan solusi yang dihadapi dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran full day school?

Page 118: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 3

Catatan Hasil Wawancara

Nama : Abu Tholib, S.H.I. M.S.I

Jabatan : Kepala Sekolah

Pendidikan terakhir : S-2

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Februari 2015

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Peneliti : Bagaimana implementasi pembelajaran sistem full day

school di SDIT Al-Irsyad Tegal?

Informan : Sekolah kami memadukan 2 kurikulum dalam

pembelajaran full day mba yaitu kurikulum umum dan

lokal. Sehingga kami menerapkan jam tambahan

hingga sore hari. Dan sejauh ini untuk penerapan

pembelajaran full day school sudah berjalan hampir

kurang lebih selama 8 tahun. Dan Alhamdulillah

sampe sekarang tetap berjalan dengan baik berkat kerja

sama antar semua pegawai, dan guru-guru disisni.

Terutam management sekolah yang bagus. Agar

pembelajaran tetap berjalan efektif dan efisien

meskipun terlihat sekolah full day itu seakan

melelahkan bagi para peserta didik namun pada

kenyataanya siswa tetap semangat dalam mengikuti

pembelajaran hingga sore hari.

Page 119: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

peneliti : Nilai-nilai religius yang yang dikembangkan di SDIT

Al-Irsyad itu apa aja ustadz?

Informan : Nilai-nilai yang kami tanamkan disini adalah

kebiasaan berakhalakul karimah mba. Siswa di didik

untuk memiliki akhlak yang baik. Sopan santun, salam

dan berjabat tangan ketika bertemu guru, saling

menghormati, saling menghargai, makan dan minum

sambil duduk. Dan juga dengan pembiasaan-

pembiasaan yang baik., misalnya sejak dini anak-anak

sudah diajarkan kebiasaan sholat dhuhur berjama’ah

dari kelas I-VI, pembiasaan ini diharapkan mampu

membentuk anak yang berkarakter religius.

Peneliti : Bagaimana problem yang dihadapi sekolah dalam

penerapan pelaksanaan pembelajaran full day ustadz?

Informan : Untuk kendalanya hanya ada pada KBM mba, pada

saat pembelajaran berlangsung kadang ditemukan

siswa yang kelelahan atau jenuh karna satu hari berada

di sekolah, kemudian penyesuaian diri bagi siswa baru

yang sulit, terkadang belum saatnya jam pulang tapi

siswa merengek minta untuk pulang, . Solusi yang

sekolah kami lakukan kami senantiasa

menginformasikan akan perkembangan anak pada

orang tua wali murid, terutama mensosialisasikan akan

tujuan sekolah berbasis sistem full day school. Sekolah

Page 120: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

bekerjasama dengan orang tua wali murid dalam

mewujudkan tujuan pembelajaran.

Peneliti : Trimakasih ustadz atas waktunya, mohon maaf bila

sudah merepotkan.

Informan : Iya mba sama-sama.

Page 121: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 4

Catatan Hasil Wawancara

Nama : Moh. Agus Arifin, S.Pd

Jabatan : wakasek. Bid. kurikulum

Pendidikan terakhir : S1

Hari/Tanggal : Jum’at, 20 Februari 2015

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Peneliti : Berdasarkan pembelajaran sistem full day school di

SDIT Al-Irsyad Bagaimanakah legalitas dari sistem

penerapan pembelajaran full day school tersebut

ustadz?

Informan : Legalitas dari sekolah kami ya dari kemendiknas mba.

Peneliti : Kurikulum yang digunakan dalam penerapan

pembelajaran sistem full day school SDIT Al-Irsyad

Tegal?

Informan : Kurikulum kita itu dinas pendidikan namun dengan

materi yang diterapkan disekolah kita ada taman

pendidikan al-Qur’an (TPQ), Hadist, Tauhid,Tariqh,

bahasa Arab, Fiqh, Akidah akhlak, yang TPQ yang

menyatu itu kita laporkan ke kemenag karna sudah

mendapatkan ijin oprasional dari kemenag. Dan setiap

tahun pun kita mengeluarkan syahadah/Ijazah TPQ

yang dilegalisir oleh kemenag, sehingga disini itu sama

saja anak mendapatkan pendidikan umum dan sekolah

Page 122: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

TPQ yang sore harinya secara terpisah. Ijazahnya pun

juga dapat.

Peneliti : Konsep dalam pelaksanaan pembelajaran full day

school di SDIT Al-Irsyad Tegal?

Informan : Pembelajaran full day itu terintegrasi ya mba jadi itu

perpaduan antar pelajaran kurilum umum dengan

kurikulum lokal atau kurikulum dari sekolah kami

sendiri, jadi memang kebanyakan jamnya itu

diberlakukan setelah jam pembelajaran umum namun

karna biyar tidak bertabrakan kadang ada yang pagi

hari juga.

Peneliti : Kemudian Apa saja yang Aspek yang ditekankan

dalam pembelajaran sistem full day school di SDIT Al-

Irsyad ustadz?

Informan : Pembentukan pembiasaan karakter pada siswa dengan

budaya yang diterapkan oleh sekolah. Dimulai pagi

hari semua guru sudah harus sampai disekolah jam

06.30 semua guru berdiri didepan gerbang untuk

penjemputan siswa didepan gerbang sekolah.

kedatangan siswa untuk kebiasaan bersalaman,

kemudian sebagai bentuk keteladanan pada siswa

semua guru melanjutkan tadarus Al-Qur’an di

mushola sehingga tidak hanya siswa saja yang

bertadarus Al-Qur’an Pra KBM. Dan untuk hari rabu

kita baca secara Tahfidnya saja sesuai dengan target

Page 123: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

kita Siswa SDIT dari kelas I sampe kelas VI hafal juz

ama atau hafal Juz 30 Dalam Al-Qur’an. untuk kelas I

surat Al-Fatihah sampai dengan Surat Al-Fiil.

Kemudian untuk kelas II dan seterusnya diatasnya

surat Al-Fill. Jadi biyar masa anaknya aja yang hafal

gurunya tidak hafal mba. Untuk hari sabtu ada jadwal

tahfidul Qur’anya sendiri. hafalanya kalo yang hari

rabu dipimpin oleh Al Hafidz kita, kita menyimak

bersama-sama dan secara bergiliran jadi missal siswa

dapat giliran baca An-Naba ya siswa baca An-Naba.

Dan setiap hari melaui wali kelasnya mba, biyar

mereka hafal setiap hari setengah jam sebelum

pembelajaran dari jam 07.00-07.30 ada pembianaan

wali kelas, pembinaan karakter, tadarus, pembinaan

Tahfidz dan juga ada program pembinaan akhlak

(PPA) itu juga untuk mengulang kembali hafalanya

atau mebinaan akhlak yang alokasinya itu 1 jam

pelajaran pada akhir jam pelajaran tapi tidak setiap hari

1 minggu 2x.

Peneliti : Apa tujuan dari adanya pembelajaran sistem full day

school di SDIT Al-Irsyad Tegal?

Informan : Tujuan dari sekolah sistem full day itu tidak hanya

membuat siswa pintar secara akademis saja mba atau

pintar secara intelektual, namun disini kami juga

Page 124: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

membentuk siswa berakhlakul karimah serta memiliki

nilai religius (ESQ).

Peneliti : Bagaimana program pelaksanaan pembelajaran sistem

full day school SDIT Al-Irsyad Tegal yang meliputi a)

perencanaan, b) pelaksanaan dan c) evaluasi

pembelajaran sistem full day school?

Informan : Iya mba karna kita kan dibawah dinas, kita kebetulan

dabin 3 daerah pembinaan 3 dari dinas itu kita

mendapatkan pengawas dalam pengawasan dari dinas

pendidikan kita harus melakukan sesuai dengan

ketentuan pembelajaran yaitu semua yang memuat

prota, promes, silabus dan RPP (rencana pelaksanaan

pembelajaran), Kita kalo liburan semesteran 3 hari

berangkat mba tidak ada yang libur semua guru disini,

mereka berangkat untuk menyiapkan admistrasi

pembelajaran berikutnya, atau mereka kadang

menyelesaikan administrasi semester kemaren yang

belum dituntaskan jadi kita persiapanya jauh hari

sebelum pembelajaran. Dan juga Sesuai dari dinas

pendidikan untuk RPP dibuat secara bertahap.

Untuk pelaksanaan sekolah full day meskipun dari pagi

hingga sore, tapi Alhamdulillah mba anak nyaman

berada disekolah walaupun anak pulang sampai jam

setengah 4 sore malah kadang ada anak yang ingin les

di sekolah tapi dari kami tidak mengijinkan guru

Page 125: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

melakukan adanya les. Walaupun iya mba kadang ada

siswa yang merasa jenuh karna 1 hari berada di

sekolah tapi kami disini dan teman-teman semua guru

dibekali jurus jitu dalam menangani siswa. Contohnya

baru saja kemaren tgl 19 hari kamis harusnya libur

tapi dari kita ikutkan pelatihan dengan tema “Jurus

Sang Guru” kita menatangkan narasumber dari

Surabaya namanya pak Drs. Miftahul jinan M.Pd. I

dari Griya Parenting Surabaya disitu kami dibekali

jurus untuk mengatasi anak yang merasa kelelahan

atau jenuh dengan jurus yang dapat menyegarkan jadi

semua guru dibekali jurus untuk mengatasi problem

pada siswa.

Peneliti : Apa saja yang aktifitas yang mendukung dalam

penerapan pembelajaran sistem full day school?

Informan : Aktifitas yang mendukung pembelajaran full day

sesuai dengan kurikulum lokal yang kami terpakan ya

mba, dengan adanya pembiasaan sholat dhuha setiap

hari jum’at, sholat jama’ah dhuhur dan ashar, serta

progam mabit (malam bimbingan iman dan taqwa),

PPA (program pembinaan akhlak) dan lain-lain.

Peneliti : Apa saja problem yang dihadapi dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran full day school?

Informan : Untuk kendalanya ya mba dari kami paling hanya

masalah KBM itu paling kurangnya penyesuaian diri

Page 126: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

pada siswa baru terhadap jam pembelajaran sampai

sore contoh siswa kelas 1 yang sekolah di SDIT Al-

Irsyad tegal dijadwalkan pulangnya kan jam 1 kalo

sekolah dasar yang lain paling jam 10. Disitu kadang

anak lagi bermain dengan teman yang berbeda sekolah

akan merasa iri temanya pulangnya lebih cepet

daripada dia yang sekolah full day, namun itu tidak

mebuat kami untuk berhenti dengan menerapkan jam

tambhan karna presentasinya sangat kecil hanya sekitar

0,2 %. Sehingga kami disini juga meminta kerjasama

pada wali murid untuk ikut memberikan pengarahan

pada anaknya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kemudian untuk problem lainya adalah siswa ada yang

mengadu merasa kelelahan mungkin karna dampak

dari jam pembelajaran yang lama di sekolah ya mba.

Tapi untuk problem tersebut sekolah kami tidak hanya

tinggal diam karna kami pun memiliki solusi untuk

mengatasi segala problem siswa di sekolah kami guru

di tuntut untuk kreatif sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran dapat menyenangkan tidak membuat

siswa merasa bosan meski sehari berada di sekolah.

Untuk penjadwalan pelajaran pun SDIT Al-Irsyad

sangat berhati-hati mba, kami memperhatikan kondisi

psikis siswa dalm menentukan jadwal piket. Mana-

mana saja mata pelajaran yang dianggap berat kami

Page 127: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

taro diawal pelajaran. Tidak hanya jadwal pelajaran

SDIT juga menerapkan guru piket pengganti mengajar

setiap harinya secara bergilir sebagai solusi apabila

terdapat guru yang berhalangan mengajar, breafing

tiap pagi pra KBM dari sekolah kami itu juga

merupakan kegiatan evaluasi pembelajaran dari

sekolah sistem full day school apakah terdapat problem

pada saat pembelajaran sebelumnya.

Peneliti : Trimakasih banyak ustadz untuk waktu yang diberikan

untuk saya. Mohon maaf jika banyak salah dan

merepotkan

Informan : sama-sama mbak Trimakasih.

Page 128: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 5

PEDOMAN OBSERVASI

Observasi

1. Aktifitas pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas

2. Aktifitas keseharian staf atau karyawan

3. Budaya Sekolah (kegiatan pembiasaan diri)

4. Sarana dan prasarana pendidikan.

Page 129: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 6

Observasi 1

Oservasi : Kamis, 26 Februari 2015

Kegiatan : Observasi budaya SDIT Al-Irsyad Tegal

Waktu : 06.30-13.00

Tempat : SDIT Al-Irsyad Tegal

Tujuan observasi budaya dilingkungan SDIT Al-Irsyad adalah

untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran full day yang

berlangsung dalam membangun karakter religious peserta didik

melalui budaya yang diterapkan. Budaya yang diterapkan disekolah

adalah budaya religiu, sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut.

Pelaksanaan pembelajaran full day school dalam penerapan kebiasaan

religius di SDIT Al-Irsyad Tegal dapat dilaksanakan melalui berbagai

kegiatan yaitu kegiatan rutin dan spontan.

Kegiatan rutin yang ada di lingkungan Sekolah terlihat

melalui kegiatan sholat dhuha berjama’ah, sholat dhuhur dan asyar

berjama’ah, tadarus Al-Qur’an pra KBM, Menjaga keamanan,

ketertiban dan kebersihan di dalam maupun di luar kelas sehari-hari,

kemudian memperingati hari besar islam, khotmul Qur’an , hala-bi

halal, qurban, infaq, silaturrahim, I’tikaf, wisata realigi, mabit (malam

bimbingan iman dan taqwa), makan dan minum sambil duduk,

mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan para guru-guru jika

bertemu baik didalam maupun diluar sekolah, berbicara yang baik,

sopan dan santun, patuh dan taat pada semua guru, dan lain

Page 130: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

sebagainya. Kegiatan rutin tersebut mencerminkan bahwa SDIT Al-

Irsyad Tegal merupakan lembaga yang berlandaskan ajaran-ajaran

islam, sehingga dalam keseharianya selalu mengedepankan akhlak

yang baik, baik anatar sesame siswa, sesama guru dan staff lainya,

antara guru dan murid, serta antar sesame warga sekolah.

Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran full day school

pelaksanaan kegiatan spontan terlihat ketika interaksi antar guru dan

siswa. Contoh saja ketika ada siswa yang membuang sampah

sembarangan, makan dan minum tidak sambil duduk, berbicara kotor,

mengejek temanya, mencoret-coret tidak pada tempatnya itu

merupakan contoh akhlak yang tidak baik dan ketika guru melihat hal

tersebut maka tindakan yang dilakukan adalah menegur peserta didik,

selain menegur tadi guru juga memberikan nasehat dan contoh yang

baik adalah cara yang efektif agar peserta didik mengetahui bahwa

perbuatanya memang tidak baik bagi peserta didik dan peserta didik

tidak mengulanginya lagi, terkadang juga diterapkan sanksi bagi

peserta didik yang banyak melakukan kesalahan dan tidak mau

mendengarkan nasehat para guru.

Kebiasaan yang diterapkan di SDIT Al-Irsyad ini juga

didukung oleh adanya tata tertib sekolah baik untuk guru maupun

untuk siswa. Tata tertib disini dimaksudakan sebagai rambu-rambu

bagi siswa dan guru dalam bersikap, bertingkah laku, bertindak,

berbicara, serta melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam

rangka menciptakan kultur sekolah yang islami. Demikian observasi

kegiatan budaya sekolah.

Page 131: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 7

Observasi 2

Oservasi : Kamis, 28 Februari 2015

Kegiatan : Observasi kegiatan Ekstrakurikuler

Waktu : 06.30-11.00

Tempat : SDIT Al-Irsyad Tegal

Observasi pada kegiatan ekstrakurikuler didampingi oleh

ustadz Moh. Arifin observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan

pengembangan diri sekolah full day yang ada di SDIT Al-Irsyad

Tegal. Kegiatan eksrtakurikuler memberikan kesempatan pada siswa

untuk menggembangakan bakat yang dimilikinya. Sehingga disekolah

siswa tidak hanya membentuk peserta didik pintar secara akademis

namun siswa juga dibekali skill atau keahlian yang pada nantinya bisa

diamalkan. Diantara kegiatan pengembangan diri yang ada di SDIT

Al-Irsyad adalah computer dan internet, seni lukis (kaligrafi),

conversation bahasa inggris dan bahasa arab, karate, renang,

pramuka/kepanduan, jarimatika, seni islami (rebana), bimbingan

konseling dan tenis meja serta bola basket.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan secara rutin setiap hari

sabtu sesuai dengan ketentuan kelas masing-masing. Kegiatan

ekstrakurikuler juga memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

tampil di depan masyarakat sebagai atlit ajang perlombaan nasional

maupun lainya. Salah satu contohnya adalah beberapa siswa pilihan

dari kelas III, IV dan V yang mengikuti lomba karate di kota

Page 132: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Semarang. Dalam hal inbi guru memberikan pesan dan menasehati

agar tetap menanamkan nilia-nilai religius maupun karakter lainya.

Demikian dari hasil observasi kegiatan ekstrakurikuler.

Page 133: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 8

Observasi 3

Oservasi : Senin , 02 Maret 2015

Kegiatan : Observasi pembelajaran di dalam dan diluar kelas

Waktu : 09.00-15.00

Tempat : SDIT Al-Irsyad Tegal

Kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah full day yaitu dari

pagi jam 07.00 s/d 15.30 peserta didik seharian berada disekolah .

pada saat pembelajaran berlangsung guru memulai dengan pembukaan

pelajaran dengan memberikan tujuan pembelajaran. Pembelajaran

dilaksanakan di dalam maupun diluar kelas tergantung bagaimana

materi yang akan disampaiakan. Salah satu contoh pada saat kelas V

mata pelajaran tematik tentang Ekosistem guru menerapakan

pelaksanaan pembelajaran dengan membawa sisawa kluar dari kelas

atau lingkungan taman agar peserta didik dapat dapat dengan

mudahmemahami materi yang diajarkan. Misalnya dengan cara

mengamati tumbuhan dan hewan yang ada dilingkungan sekitar guna

mencari tahu proses jaring-jaring makan yang ada pada hewan atau

tumbuhan tersebut secara langsung.

Pada saat pembelajaran guru juga dibekali jurus jitu dalam

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar peserta didik

tidak merasa bosan karna seharian berada di sekolah dengan

penggunaan strategi , media, materi, alat, bahan dan sumber belajar

lainya yang mendukung proses pembelajaran agar tercapai yang

Page 134: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

menjadi tujuan pembelajaran tersebut. Pelaksanaan pembelajaran

walau sampe sore tetap berjalan terkendali . Demikian observasi

pelaksanaan pembelajaran di sekolah SDIT Al-Irsyad Tegal.

Page 135: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 9

Jurnal Penelitian

No. Hari,

Tanggal

Jenis Kegiatan Keterangan

1. Rabu, 18

Februari

2015

Wawancara

dengan kepala

Sekolah SDIT

Al-Irsyad

Tegal

Wawancara berjalan dengan

lancar

2. Jum’at 20

Februari

2015

Wawancara

dengan

wakasek. Bag.

kurikulum

Wawncara yang dilakukan

dengan oleh wakasek. Bag.

Kurikulum dengan ditemani

Humas berjalan dengan baik

dan lancar

3. Senin,

23

februari

2015

Berjabat

tangan dan

salam. serta

upacara

pengibaran

bendera merah

putih

Semua siswa sebelum masuk

sekolah tepat di pintu gerbang

melakukan Berjabat tangan

dengan berurutan kepada

kepala sekolah dan smua guru

dengan mengucapkan salam

hal ini dikarenakan

membiasakan budaya islami

terhadap peserta didik sebagai

sikap hormat pada guru

maupun staff/karyawan lainya

Page 136: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

dan juga sebagai bentuk

penyambutan guru pada

siswanya yang akan belajar.

pada saat pelaksanaan upacara

pelaksanaan berjalan dengan

lancer namun masih ada

beberapa siswa yang dorong-

dorongan dan saling bercanda

dengan teman disebelahnya.

4. Selasa, 24

februari

2015

briffing oleh

kepala

sekolah, guru

dan seluruh

staff/karyawan

SD Al-Irsyad

Tegal

Breaffing diikuti oleh seluruh

guru, staff atau karyawan yang

diapandu oleh kepala sekolah

atau wakasek kurikulum .

Semua guru, staff atau

karyawan lainya mengikuti

dan memperhatikan

berjalanya breaffing dengan

Memperhatiakan araha-arahan

yang disampaikan terkait

dengan kegiatan pembelajaran

dengan, perencanaan

pembelajaran akan 22ancer

serta mengevaluasi

pembelajaran sehari

sebelumnya dengan biak serta

Page 137: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

apabila ditemukan salah

seorang guru yang melanggar

peraturan sekolah pada saat

pembelajaran sebelumnya

setelah breaffing guru tersebut

mendapat sanksi.

5. Kamis, 26

Februari

2015

Pagi ceria atau

tadarus pra

KBM dan do’a

Kegiatan tadarus pra KBM

yang dilakukan oleh kepala

sekolah, guru, staff dan

karyawan berjalan dengan

khidmat dan 23ancer.

6. Sabtu, 28

Februari

2015

Senam pagi

dan kegiatan

ekstrakurikuler

Senam pagi dilakukan setiap

hari sabtu dan diikuti oleh

kepala sekolah, guru, staff dan

karyawan serta semua siswa.

Pelaksanaan senam berjalan

dengan lancer namun tetap

masih ditemukan siswa yang

bercanda dengan teman

sebelahnya pada saat senam

berlangsung.

Ekstrakurikuler diikuti oleh

siswa sesuai dengan ketentuan

jadwalnya masing-masing.

Siswa mengikuti kegiatan

Page 138: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

ekstrskurikuler dengan

semangat.

7. Senin, 02

Maret

2015

Pembelajaran

di kelas

maupun diluar

kelas

Pembelajaran di kelas masih

dijumpai benberapa siswa

yang tidak memperhatikan

dengn baik pada proses

pelajaran berlangsung. Begitu

juga dengan pelaksanaan

pembelajaran diluar kelas ada

beberapa siswa yang justru

malah menggunakan waktu

belajar untuk kesempatan

bermain padahal ada guru

yang senantiasa mengawasi

proses pembelajaran

berlangsung.

8. Selasa, 03

Maret

2015

Wawancara

dengan

wakasek. Bag.

krikulum

9. Rabu, 04

Maret

2015

Program

pendidikan

Akhlak

Masih dijumpai siswa tidak

memperhatikan apa yang

disampaiakan oleh guru atau

walikelasnya.

10. Kamis, 05 Wudhu Shalat Pada saat pelaksanaan wudhu

Page 139: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Maret

2015

Dzuhur Dan

Asyar

masih banyak dijumpai siswa

bermain air, bergurau saat

sholat dan barisan masih

belum rapi namun adanya guru

piket pendamping wudhu dan

sholat disitu siswa dapat

melakukan wudhu dengan

tertib dan benar serta

ditumbuhkan kebiasaan

membaca do’a setelah wudhu.

11. Jum’at,

06 Maret

2015

Shalat dhuha

dan

pembelajaran

sholat dhuha diikuti oleh smua

siswa kelas III s/d VI dengan

teratur dan beberapa guru piket

pendamping sholat dhuha.

Sholat dhuha dilaksanakan

dengan tertib.

12. Rabu, 11-

13 Maret

2015

Pelasanaan

UTS (ujian

Tengah

Semestere)

dan pembinaan

mapel (mata

pelajaran)

UTS (ujian tengah semester)

merupakan bentuk evaluasi

pembelajaran yang ditetapkan

sesuai kurikulum

KEMENDIKNAS yang

disesuaikan dengan kaldik

(kalender pendidikan) yang

Page 140: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

ada. Dilakukan serempak oleh

semua siswa SDIT Al-Irsyad

Tegal. Pelaksanaanya berjalan

dengan lancar dan tertib.

Kemudian dilanjutkan dengan

Pembinaan mata pelajaran

(mapel) yang menjadi

kurikulum lokal sekolah itu

sendiri sebagai sekolah system

full day, dengan dibimbing

oleh wali kelas masing-masing

atau guru mata pelajaran yang

bersangkutan setelah

pelaksanaan ujian selesai guna

mempersiapkan pelajaran yang

akan diujikan esok harinya.

Page 141: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UNTUK SD/MI DAN SDLB

Lam

piran

10

Page 142: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 11

Page 143: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lam

piran

12

Page 144: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 145: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 146: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 147: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lam

piran

13

Page 148: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 149: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 150: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 151: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 152: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 153: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 154: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 155: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 156: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 157: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 158: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 159: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 160: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 14

Page 161: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 162: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 163: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 164: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 165: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 166: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 15

DOKUMENTASI SDIT AL-IRSYAD TEGAL

KEGIATAN SHOLAT BERJAMA’AH

Page 167: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

PEMBELAJARAN DI DALAM & DILUAR KELAS

Page 168: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

ISTIRAHAT MAKAN SIANG

I

Page 169: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

WUDHU

SENAM PAGI

Page 170: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

BRIFFING GURU

Page 171: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

KEGIATAN BERJABAT TANGAN

Page 172: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 16

Page 173: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 174: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 175: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...
Page 176: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Lampiran 17

JADWAL PIKET PENDAMPING WUDHU DAN SHALAT

KELAS 1-2 SD AL-IRSYAD TEGAL

SENIN SELASA

No. Nama tempat ket No. Nama Tempat ket

1. Abdul

Rosyidin

Aula 1. Sutiono Aula

2. M. Sofan Aula 2. Beni Heroni Aula

3. Jumanto Aula 3. N. Kharisman Aula

4. Lutfi

Kurniawati

Aula 4. Erna Yusuf Aula

5. Uning

Muflikhah

Aula 5. Yuliati Aula

6. Beni Heroni T. wudhu 6. Abdul Rosyidin T. wudhu

7. Zahid Usman T. wudhu 7. Jumanto T. wudhu

8. N. Kharisman T. wudhu 8. M. sofan T. wudhu

9. Rahmawati T. wudhu 9. Uning

Muflikhah

T. wudhu

10. Yuliati T. wudhu 10. Lutfi

Kurniawati

T. wudhu

RABU KAMIS

No. Nama tempat ket No. Nama Tempat ket

1. M. Sofan Aula 1. Zahid Usman Aula

2. Jumanto Aula 2. Beni Heroni Aula

3. Akhmad Yani Aula 3. M. Subekhi Aula

4. Lutfi

Kurniawati

Aula 4. Elpi Nurul H Aula

5. Yuliati Aula 5. Uning

Muflikhah

Aula

6. Abdul

Rosyidin

T. wudhu 6. Erna Yusuf T. wudhu

7. N. Kharisman T. wudhu 7. M. Sofan T. wudhu

8. M. Agus Arifin T. wudhu 8. Akhmad Yani T. wudhu

9. Setiyani T. wudhu 9. Abdul

Rosyidin

T. wudhu

10. Erna Yusuf T. wudhu 10. Yuliati T. wudhu

Page 177: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

JADWAL PENDAMPING WUDHU DAN SHALAT

KELAS 3-6

SD AL-IRSYAD TEGAL

SENIN SELASA

No. Nama tempat ket No. Nama Tempat ket

1. M. Subekhi Aula 1. Ali Taufik Aula

2. Ali Taufik Aula 2. Ali Sumitro Aula

3. M. Agus

Arifin

Aula 3. Elpi Nurul H Aula

4. Siti Rochimah Aula 4. Setiyani Aula

5. Muslihah Aula 5. Muslikhah Aula

6. Akhmad Yani T. wudhu 6. Zahid Usman T. wudhu

7. Sutiono T. wudhu 7. M. Subekhi T. wudhu

8. Ali Sumitro T. wudhu 8. Akhmad Yani T. wudhu

9. Sri Wahyuni T. wudhu 9. Siti Rochimah T. wudhu

10. Erna Yusuf T. wudhu 10. Rahmawati T. wudhu

11. Setiyani T. wudhu 11. Sri Wahyuni T. wudhu

RABU KAMIS

No. Nama tempat ket No. Nama Tempat ket

1. Beni Heroni Aula 1. Ali sumitro Aula

2. Zahid Usman Aula 2. Sutiyono Aula

3. ALI

SUMITRO

Aula 3. Akhmad yani Aula

4. Siti rochimah Aula 4. Muslihah Aula

5. Sri wahyuni aula 5. Rahmawati Aula

6. Sutiyono T. wudhu 6. M. Agus Arifin T. wudhu

7. Ali Taufik T. wudhu 7. N. Kharisman T. wudhu

8. M. Subekhi T. wudhu 8. Jumanto T. wudhu

9. Elpi Nurul H T. wudhu 9. Setiyani T. wudhu

10. Rahmawati T. wudhu 10. Siti Rochimah T. wudhu

Page 178: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

11. Uning

Muflihah

T. wudhu 11. Sri Wahyuni T. wudhu

Note: 1. Pendamping di aula bertugas mengkondisikan siswa-siswinya

agar tenang dan berdzikir

2. Pendamping di tempat wudhu bertugas mengawasi dan

membimbing siswa-siswinya agar berwudhu dengan baik dan

benar.

3. Niatkan amal ini sebagai bentuk keta’atan pada Allah SWT.

Tegal, Agustus 2014

Pembina Agama Putra Pembina Agama Putri

Ali Sumitro Muslikhah, S.Pd.I

Mengetahui,

Kepala SD Al-Irsyad Tegal

Abu Tholib, SHI. M.S.I

Page 179: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Problematika Pembelajaran System Full Day School Siswa Kelas 1

SDIT Al-Irsyad Tegal

Page 180: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY

SCHOOL SISWA KELAS 1 SDIT AL-IRSYAD TEGAL

Page 181: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL

SISWA KELAS 1 SDIT AL-IRSYAD TEGAL

Page 182: PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SYSTEM FULL DAY SCHOOL ...

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Azizah Afni Rizky

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 22 September 1992

3. Alamat Rumah : Ds. Suradadi RT.01 RW.01

Kec. Suradadi Kab. Tegal

HP : 085727129741

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. MI NU 01 Suradadi, lulus tahun 2004

b. MTs AL-Fatah Suradadi-Tegal, lulus tahun 2007

c. SMA NU 01 Suradadi-Tegal, lulus tahun 2010

d. UIN Walisongo Semarang (FITK. Jur. Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah), lulus tahun 2015

2. Pendidikan Non-Formal

-

Semarang, 11 Juni 2015

Azizah Afni Rizky