Problematika pemakaian kombinasi afiks me
-
Upload
erfani-retno -
Category
Documents
-
view
720 -
download
0
Transcript of Problematika pemakaian kombinasi afiks me
Problematika Pemakaian Kombinasi Afiks me-kan, me-i, di-kan, dan di-i
Menurut Rahardi (2001: 84). pemakaian kombinasi afiks me-kan, me-i, di-kan, dan di-I
memang sangat sering dirancukan. Perancuan pemakaian kombinasi afiks semacam itu tidak saja
ditemukan pada acara olahraga tinju ditelevisi, tetapi juga pada komunikasi keseharian
masyarakat kita. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya penguasaan unsur-unsur
kebahasaan masyarakat kita belum cukup baik dan perlu terus-menerus ditingkatkan. Selain itu,
kenyataan ini juga menandakan bahwa kadar kekritisan warga masyarakat kita dalam
menggunakan unsur-unsur kebahasaan tidak terlalu tinggi.
Pada bentuk memperingatkan, makna yang muncul sebagai akibat pertemuan afiks
dengan bentuk dasarnya itu berciri benefaktif. Dikatakan benefaktif karena perbuatan yang
disebut pada bentuk dasarnya itu dilakukan untuk orang lain. Kata memperingatkan dalam hal
tertentu juga dapat disamaartikan dengan mengingatkan yang maknanya jauh lebih mudah kita
mengerti, yakni membuat seseorang ingat sesuatu yang harus dilakukan. Selain itu, kata
memperingatkan juga dapat berarti member peringatan kepada orang lain agar tidak melakukan
sesuatu. Jika bentuk memperingatkan dan mengingatkan dapat memiliki kemungkinan-
kemungkinan makna di atas, bentuk diperingatkan dan diingatkan juga sejajar dengan bentuk itu.
Bentuk-bentuk di atas memang memiliki kemungkinan makna yang sama, hanya yang satu
merupakan verba aktif dan yang satunya verba pasif.
Kalau bentuk memperingatkan memiliki makna benefaktif, bentuk memperingati
memiliki makna kausatif yang maksudnya adalah “menyebabkan mendapat”. Dalam hal ini
bentuk tersebut sejajar dengan kata memagari yang dapat diartikan “menyebabkan mendapat
pagar”. Selain itu, bentuk memperingati juga dapat berarti “mengadakan sesuatu untuk
mengenang peristiwa tertentu” seperti kalimat: “Di tempat ini akan didirikan monument untuk
memperingati jasa pahlawan yang gugur”. Makna kedua inilah yang paling mudah dimengerti
dan paling banyak dipahami oleh masyarakat pemakai bahasa Indonesia.
Dari uraian di atas menjadi jelaslah bahwa makna bentuk memperingati berbeda jauh
dengan memperingatkan. Dalam pemakaian yang sangat terbatas, memang kedua bentuk itu
dapat dianggap bersepadan makna karena bentuk memperingati dapat pula berarti “memberikan
peringatan” seperti halnya kata memperingatkan. Bedanya adalah bahwa bentuk memperingati
berkonotasi makna repetitive atau keberulangan, sedangkan bentuk memperingatkan tidak
memiliki makna itu.