PROBLEMATIKA DAKWAH DI PULAU BALO-BALOANG … › upload › 12789-Full_Text.pdf · Untuk...
Transcript of PROBLEMATIKA DAKWAH DI PULAU BALO-BALOANG … › upload › 12789-Full_Text.pdf · Untuk...
-
PROBLEMATIKA DAKWAH DI PULAU BALO-BALOANG KECAMATAN LIUKANG TANGAYA KABUPATEN PANGKEP
KEPULAUAN SULAWESI SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ABDUL RAHIM NIM : 105270020715
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
-
v
ABSRTAK
ABDUL RAHIM
NIM : 105270020715
ABDUL RAHIM. 105270020715. Problematika Dakwah di Pulau Balo-Balong Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan (dibimbing oleh Ilham Muchtar dan Hasan Bin Juhanis)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.Bagaimana Kehidupan Keagamaan Masyarakat di Pulau Balo-Balong Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan 2. Untuk Mengetahui Permasalahan Dakwah Islam Yang di Hadapi Dai dan Masyarakat di Pulau Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan 3. Untuk Mengetahui Strategi Dakwah di Pulau Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data-data yang berbentuk tulisan atau lisan dari individu dan mengarahkan pada tingkah laku yang dialami. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi yang didapat dari data langsung melalui wawancara. Adapun teknik yang digunakan antara lain: ketekunan pengamatan triangulasi data, diskusi teman sejawat. Adapun hasil penelitian ini ialah pemahaman agama di pulau balo-baloang hanya satu yaitu Islam namun cara memaknainya yang berbeda-beda, permasalahan yang dihadapi dai sendiri yaitu factor bahasa sedangkan dari masyarakat yaitu kurangnya minat untuk mengetahui ajaran Islam yang sesuai syariat, strategi dakwah yang dilakukan para dai menggunakan cara bertatap langsung dengan para mad’u.
Keyword : Problematika Dakwah
Makassar, 20 Oktober 2020
Penulis
ABDUL RAHIM
-
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan
nikmat-nya, nikmat iman, kesehatan dan kesempatan sehingga penulisan
skripsi ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam tetap tercurah
kepada Rasulullah SAW, Keluarga, sahabat dan orang-orang yang
senantiasa mengikuti beliau
Skripsi ini berjudul Implementasi Dakwah Islam Terhadap Sikap
Keberagamaan Remaja Di Desa Padang Raya Kecamatan Seko
Kabupaten Luwu Utara. Skripsi ini upaya penulis untuk mengetahui
implementasi dakwah islam terhadap sikap keberagamaan remaja. Skipsi
ini juga merupakan tugas akhir akademik perkuliahan pada Universitas
Muhammadiyah untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar sarjana
strata satu komunikasi pentiaran islam (KPI)
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
mungkin dapat terselesaiikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
moril maupun materil, olehnya penulis menyampaikan ucapan syukur
kepada:
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
-
vii
2. Syaikh Muhammad Muhammad Thoyyib Khoory, keluarganya,
teman dan karib kerabatnya yang menjadi donatur bagi kami,
jazaakumullahu khairan.
3. Drs. H. Mawardi Pawangi, M. Pd.I selaku dekan fakultas agama
islam universitas muhammadiyah Makassar
4. Dr. Abbas Baco Miro, Lc, MA selaku ketua prodi komunikasi
penyiaran islam universitas muhammadiyah Makassar
5. Dr. M. Ilham Mukhtar, Lc., M.A. selaku pembingbing 1 skripsi
6. Dr. Sudir Koadhi, S.S., M.Pd.I selaku pembingbing 2 skripsi
7. Seluruh dosen-dosen universitas muhammadiyah atas kerja
samanya
8. Seluruh teman-teman angkatan 1 prodi penyiaran agama islam
yang selama ini telah bersama-sama menjalani proses perkuliahan
dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
Alhamdulillah
Jazakumullahu khairan katsiran
Makassar, 20 Oktober 2020
Penulis
Abdul Rahim
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH…………………………………. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………. v
ABSTARK……………………………………………………………... vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………. vii
DAFTAR ISI ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................ 4 C. Tujuan Peneltian .......................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Dakwah ........................................................... 6 B. Ruang Lingkup Dakwah ..................................................... 15 C. Metode Dan Problematika Dakwah………………………… . 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif ........................................................... 31 B. Subyek Dan Obyek Penelitian .......................................... 34 C. Fokus Penelitian ............................................................... 34 D. Jenis Dan Sumber Data .................................................... 34 E. Tahap-tahap Penelitian .................................................... 35 F. Teknik Pengumpulan Data………………………………….. 38 G. Instrumen Penelitian…………………………………………. 40 H. Teknik Analisa Data………………………………………….. 40 I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……………………… 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pulau Balo-baloang……………………… 44
-
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………… 68 B. Saran…………………………………………………….. 70
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 71
RIWAYAT HIDUP
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama risalah untuk manusia dan ummat manusia
adalah pendukung amanah untuk meneruskan risalah dakwah baik
sebagai ummat kepada umat-umat yang lain ataupun selaku perorangan,
ditempat manapun mereka berada dan menurut kemampunnya masing-
masing. 1 Islam menegaskan ummatnya untuk menyiarkan dan
menyebarkan agama Allah SWT dan Rasulnya.
ةٌ یَْدعُوَن إِلَى اْلَخْیِر َویَأُْمُروَن بِاْلَمْعُروِف َویَْنَھْوَن َعنِ اْلُمْنَكِر َوأُولَئِك ھُُم اْلُمْفِلُحوَن َوْلتَكُْن ِمْنكُْم أُمَّTerjemahan;
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.2
Dengan demikianlah jelaslah bahwa islam adalah agama dakwah,
yaitu agama yang didalamnya ada usaha untuk menyebarluaskan
kebenaran dan mengajak manusia untuk melaksanakan apa yang menjadi
perintah dan larangannya.Dakwah menjadi tugas yang harus diemban
setiap muslim dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, bahkan
1 Tuti Alawiyah, strategi dakwah dilingkungan majelis taklim ( Bandung: Mizan
1997)hal.1. 2 Kementrian Agama RI, Alquran Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung:PT.
Sygma Examedia Arkanleema,2010),h.63
-
2
dakwah itu menjadi tugas rutin dan kesinambungan dari masa ke masa
sampai kelak kemudian hari.3
Agama memiliki peranan penting dalam menasehati seorang
sampaipada peranannya dalam membuat konsepsi tentang diri, cita-cita
dan kehidupannya. Dakwah Islam sejak awal mula kelahirannya sampai
saat ini akan selalu bersentuhan dengan realitas sosial yang
mengintarinya, persentuhan dengan kenyataan dimasyarakat dengan
dakwah Islam memunculkan dua kemungkinan, yang pertama adalah
dakwah Islam akan mampu memberikan out put (hasil pengaruh) terhadap
lingkungan masyarakat dalam arti memberikan pijakan hidup,arah dan
dorongan mengadakan perbaikan serta perubahan yang lebih baik,
sehingga terbentuk suatu tatanan masyarakat baru yang lebih baik. Dan
yang kedua adalah dakwah Islam dipengaruhi oleh adanya perubahan
masyarakat dalam arti corak dan arahnya, hal ini berarti bahwa dakwah
Islam ditentukan oleh sistm yang berada dalam masyarakat tersebut.4
Dakwah pada saat ini telah banyak mengalami kemajuan bila
dibandingkan dengan masa lalu, namun perjalanannya tidak dapat
berjalan terus sebagaimana yang diharapkan, mengingat seringkali
muncul hambatan-hambatan yang baik yang ada kaitannya dengan
dakwah secara langsug maupun tidak langsung, misalnya masalah
kemiskinan yang secara tidak langsung menjadi persoalan dakwah
3 Hafi Anshari, pemahaman dan pengalaman dakwah ( Surabaya: Al- Iklas1993) 4 Amrullah Ahmad(ED), Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial (Yokyakarta:
PLPAN,178)hal.155
-
3
juga.Perspalan-persoalan yang dihadapi di pulau Balo-baloang, adalah
persoalan dakwah Islam yang dihadapi para da’i dalam mengembangkan
dakwah Islam. Dalam proses pelaksanaannya terdapat kendala. Kendala-
kendala seperti itu ada yangberasal dari para da’i itu sendiri seperti
lemahnya pendidikan da’i terutama kurangnya penguasan dalam masalah
agama Islam.
Para da’i dalam mengembangkan dakwah masih tersa kesulitan
strategi apa yang harus diberikan dalam menghadapi situasi seperti ini,
apalagi media yang dimiliki belum memadai, metode dakwah yang mereka
belum kuasai terutamamaterinya yang hanyamenjelaskan tentang
masalah sholat atau ibadah yang tidak pernah mengkaitkan dengan
materi keduniaan.
Kendala-kendala lain yang selalu menjadi persoalan tidak
lancarnya aktivitas dakwah juga terdapat dalam masyarakat (objek
dakwah ) yang belum muncul semangat keagamaannya baik dalam
mengikuti pengajian-pengajian maupun dalam pengalaman agama,
seperti sholat dan ibadah lainnya. Lebih parah lagi masyarakat
dilingkungan sekitar pulau Balo-baloang masih melakukan tindakan-
tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam. Terbukti dengan masih
banyaknya warga yang menyembah kuburan, membawa sesajen
kepohon-pohon, mempercayai hari tertentu. Dengan kondisi tersebut
maka dapat dipahami bahwa problematika dakwah di pulau Balo-baloang
masih sangat komplek.
-
4
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin
mengadakan penelitian yang berjudul “Problematika Dakwah di Pulau
Balo-baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep
Kepulauan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, penulis
dapat merumuskan permasalahan yang dapat dikaji sebagai berikut :
1. Bagaimana kehidupan keagamaan masyarakat di pulau Balo-
baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep
Kepulauan ?
2. Bagaimana permasalahan dakwah Islam yang dihadapi da’i dan
masyarakat di pulau Balo-baloang Kecamatan Liukang Tangaya
Kabupaten Pangkep Kepulauan?
3. Bagaimana strategi dakwah di pulau Balo-baloang Kecamatan
Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui kehidupan keagamaan masyarakat di pulau Balo-
baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan
-
5
2. Untuk mengetahui permasalahan dakwah Islam yang dihadapi di pulau
Balo-baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep
Kepulauan
3. Untuk mengetahui strategi dakwah di pulau Balo-baloang Kecamatan
Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis yang di peroleh dari penelitian ini adalah
menambah khazanah atau wawasan temuan penelitian baru mengenai
problematika dakwah di pulau Balo-baloang
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis dari pelaksanaan penelitian ini bagi da’i yaitu
dapat mengetahui permsalahan-permasalahan dakwah, kemudian dapat
menerapkan strategi yang tepat sesuai kondisi keagamaan setempat
-
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Dakwah
Secara harafiyah, dakwah berasal dari kata : da’aa- yad’uu –
wa’watan (dakwah) yang berarti menyeru, memanggil dan juga mengajak
untuk hal tertentu. Maksudnya adalah mengajak dan menyeru kepada
manusia agar mengakui Allah SWT. Sebagai Tuhan yang benar, lalu
menjalani kehidupan sesuai dengan ketentuan-ketentuannya yang
tertuang dalam Alquran dan As-Sunnah. Dengan demikian , target dakwah
adalah memujudkan sumber daya manusia yang bertakwa kepada Allah
SWT. “ Dalam arti yng seluas-luasnya. Dalam kehidupan masyarakat
khususnya kehidupan umat islam, dakwah memiliki kedudukan yang
sangat penting.5
Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa arab da’a yang
berarti mengajak, mengundang,menyeru menarik serta memanggil.
6 Dakwah adalah menyeru kepada manusia supaya taat dan beriman
kepada Allah dan Rasul . Dakwah adalah usaha mengingatkan kepada
fitrah manusia dan menyeru kepada manusia agar tidak menyembah
Tuhan selain Allah. Dakwah adalah usaha untuk memperbaiki dan
membangun masyarakat yang taat kepada Allah.
5 Ahmad yani ,Bekal menjadi khatib dan Muballigh,(Jakarta: Al Qalam,cetakan
pertama,2005).h.1
6 Oemar Bakri dan Nuh ,Kamus Bahasa Arab Indonesia Inggris,(Jakarta: Mutiara,1958),h.104
-
7
Allah berfirman, Q.S Yusuf:108
ِ ِ َعلَى بَِصیَرٍة أَنَا َوَمِن اتَّبَعَنِي َوسُْبَحاَن �َّ ن َوَما أَنَا ِمَن اْلُمْشِرِكیقُْل َھِذِه َسبِیِلي أَْدعُو إِلَى �َّ
Terjemahan:
Katakanlah (Muhammad) inilah jalanku aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, maha suci
Allah dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik7
Berdasarkan pengertian di atas tugas dakwah dapat dipahami
sebagai bagian dari tanggung jawab setiap muslim dalam menyebarkan
agamanya ke tengah-tengah masyarakat . Kewajiban ini merupakan
tanggung jawab individu manapun dengan kedudukan yang bervariasi.
Penyebaran ajaran Islam secara merata harus di tingkatkan denga jalan
memanggil, mengajak ke jalan yang benar (amar ma’ruf) dan mencegah
perbuatan merugikan ( nahi munkar) . Umat Islam tanpa terkecuali
memiliki kesempatan melaksanakan tugas mulia ini dengan menggunakan
teknik dan metode yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-
masing. 8
Dari beberapa definisi di atas secara singkat dapat disimpulkan
bahwa dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh informan
(da’i) untuk menyampaikan informasi kepada pendengar (mad’u)
7 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya,h 248 8 Hasniah Hasan,Metode Dakwah Terapan,(Surabaya:PT. Bina Ilmu ,Cet
pertama,2005),h.2
-
8
mengenai kebaikan dan mencegah keburukan. Aktivitas tersebut dapat
dilakukan dengan menyeru, mengajak atau kegiatan persuasif lainnya.
Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam sebagai
agama rahmatan lil’alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh
manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur: da’i (subyek),
maaddah (materi), thoriqoh (metode), wasilah (media),danmad’u (objek)
dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan
Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dimana dalam sebuah hadist tentang dakwah.
ِ ْبِن َعْمٍرو، أَنَّ النَّبِيَّ َصلَّى هللاُ َعلَْیِھ َوَسلََّم، قَاَل: «بَّلِغُوا َعنِّي َوَلْو آیَةً، وَ ثُوا َعْن َعْبِد �َّ َحّدِ
ْأ َمْقعََدهُ ِمَن النَّاِر» ِإْسَرائِیَل َوالَ َحَرَج، َوَمْن َكذََب َعلَيَّ َعْن بَنِي ًدا، فَْلیَتَبَوَّ ُمتَعَّمِArtinya:
Dari Abdullah ibn Amr bahwa Nabi SAW. bersabda, “sampaikanlah dariku
walaupun hanya satu ayat. Ceritakanlah apa yang telah aku beritahukan
mengenai Bani Israil karena demikian itu tidak berdosa. Barang siapa
sengaj berdusta tentang aku, kelaknya tempatnya di neraka 9 . (H.R
Bukhari no 3202).
Hadis ini menjelaskan tentang perintah Rasulullah SAW. Kepada umatnya
untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau. Meskipun hanya satu ayat (
sedikit ajaran Islam) yang kita terima, kita mempunyai kewajiban untuk
menyampaikannya kepada orang lain. Dalam berdakwah, kita juga
9 Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Al –Bukhari,Shahih Al-Bukhari, Jilid 4,(Al-Qahirah; Dar Thuq an-Najah,1442 H), h 170.
-
9
diperbolehkan menyampaikan tentang kisah-kisah Bani Israil sebagai
ibrah ( pelajaran ) tentang perjalanan umat terdahulu. Dengan catatan,
kisah-kisah itu yang sudah disampaikan Rasulullah SAW.
Orang-orang yang mau berdakwah akan mendapatkan keutamaan
/pahala yang sangat besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
ْسَالِم سُنَّةً َحَسنَةً، فَعُِمَل بَِھا بَْعَدهُ، كُتَِب لَھُ ِمثُْل أَْجِر َمْن َعِمَل بَِھا، َوَال یَ أُُجوِرِھْم ْنقُُص ِمْن «َمْن َسنَّ فِي اْإلِْسَالِم سُنَّةً َسیِّئَةً، فَعُِمَل بَِھا بَْعَدهُ، كُتَِب َعلَْیِھ ِمثُْل وِ ْزِر َمْن َعِمَل بَِھا، َوَال یَْنقُُص ِمْن َشْيٌء، َوَمْن َسنَّ فِي اْإلِ
أَْوَزاِرِھْم َشْيٌء»، Artinya;
Barang siapa mengajak kepada hidayah, dia akan memperoleh bagian
pahala itu seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi sedikit pun pahala-pahala mereka. Barang siapa mengajak
pada kesesatan, dia akan memperoleh bagian dosa seperti dosa-dosa
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dosa-dosa
mereka (yang mengikutinya). 10
Menurut Masdar Helmy , dakwah Islam adalah mengajak dan
menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam),
termasuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk membawa
kebahagiaan dunia akhirat. 11 Akan tetapi dakwah Islam yang penulis
maksudkan adalah aktivitas para da’i melalui pengajian umum ataupun
khusus seperti pengajian bapak-bapak,pengajian remaja dan pengajian
ruti setiap hari.
10 Muslim bin Al-Hajjaj Abu Al Hasan Al-Qusyairi An –Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid 4,(Bairut; Dar ihya’ at-Turats Al Arabi,1954 M), h 2059.
11 Masdar Helmy,Dakwah Dan Pembangunan(Jakarta: Wijaya 1976),hal.1
-
10
Q.S Al Imran :110
ِ بِا�َّ َوتُْؤِمنُوَن اْلُمْنَكِر َعِن َوتَْنَھْوَن بِاْلَمْعُروِف تَأُْمُروَن ِللنَّاِس أُْخِرَجْت ٍة أُمَّ َخْیَر اْلِكتَاِب كُْنتُْم أَْھُل آَمَن َولَْو لََكاَن َخْیًرا لَُھْم ِمْنُھُم اْلُمْؤِمنُوَن َوأَْكثَُرھُُم اْلفَاِسقُون
Terjemahan:
Kamu umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. 12
Islam sebagai agama merupakan penerus dari risalah-risalah yang
dibawa nabi terdahulu, terutama agama-agama samawi seperti Yahudi
dan Nasrani. Islam diturunkan karena terjadinya distorsi ajaran agama,
baik karena hilangnya sumber ajaran agama sebelumnya ataupun
pengubahan yang dilakukan pengikutnya. Dalam agama Nasrani
misalnya, hingga saat ini belum ditemukan kitab suci yang asli. Karena
dakwah merupakan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar, dakwah tidak
selalu berkisar pada permasalahan agama seperti pengajian atau
kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan keagamaan lainnya. Paling
tidak ada tiga pola yang dapat dipahami mengenai dakwah.
a. Dakwah Kultural
Dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang mendekatkan pendekatan
Islam Kultural, yaitu: salah satu pendekatan yang berusaha meninjau
12 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya,h 64
-
11
kembali kaitan doktrinasi yang formal antara Islam dan negara. Dakwah
kultural merupakan dakwah yang mendekati objek dakwah (mad’u)
dengan memperhatikan aspek sosial budaya yang berlaku pada
masyarakat. Seperti yang telah dilaksanakan para muballigh dahulu (yang
dikenal sebagai walisongo) di mana mereka mengajarkan Islam
menggunakan adat istiadat dan tradisi lokal. Pendekatan dakwah melalui
kultural ini yang menyebabkan banyak masyarakat yang tertarik masuk
Islam. Hingga kini dakwah kultural ini masih dilestarikan oleh sebagian
umat Islam di Indonesia.
Dakwah kultural juga bisa berarti kegiatan dakwah dengan
memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk
budaya secara luas dalam rangka menghasilkan kultur baru yang
bernuansa Islami atau kegiatan dakwah dengan memanfaatkan adat,
tradisi, seni dan budaya lokal dalam proses menuju kehidupan Islami.
Dakwah kultural ini hukumnya sah-sah saja asal tidak bertentangan
dengan nilai-nilai syar’i yang sudah baku, misalnya masalah akidah.
Sebab apabila dakwah yang kita anggap kultural ini kemudian kita salah
menfsirkannya, maka yang terjadi adalah kefatalan. Misalnya saja kita
berdakwah dengan harus mengikuti budaya agama lain yang dapat
menggugurkan nilai akidah kita, maka dakwah semacam ini tidak boleh
dilakukan.
Sejarah dakwah kultural sebagaimana yang dilakukan di awal Islam
masuk ke wilayah Jawa, dimana bangsa Indonesia saat itu kaya dengan
-
12
tradisi animisme dan dinamisme, maka para pelaku dakwah kita yang
lentur dalam menjalankan dakwah kulturalnya mengakibatkan ajaran Islam
yang sudah sempurna menjadi terkotori oleh budaya setempat. Hal ini
merupakan kesalahan fatal yang tidak boleh dicontoh dalam melakukan
dakwah.Semaraknya ibadah bid’ah yang ada sekarang adalah merupakan
warisan dari metode dakwah kultural yang diterapkan tanpa
memperhatikan nilai-nilai akidah.
b. Dakwah Politik
Dakwah politik adalah gerakan dakwah yang dilakukan dengan
menggunakan kekuasaan (pemerintah); aktivis dakwah bergerak
mendakwahkan ajaran Islam supaya Islam dapat dijadikan ideologi
negara, atau paling tidak setiap kebijakan pemerintah atau negara selalu
diwarnai dengan nilai-nilai ajaran Islam sehingga ajaran Islam melandasi
kehidupan politik bangsa. Negara dipandang pula sebagai alat dakwah
yang paling strategis.
Dakwah politik disebut pula sebagai dakwah struktural. Kekuatan
dakwah struktural ini pada umumnya terletak pada doktrinasi yang
dipropagandakannya. Beberapa kelompok Islam gigih memperjuangkan
dakwah jenis ini menurut pemahamannya. Bentuk dakwah politik bisa
bermacam-macam. Misalnya melakukan perjuangan politik seperti
mengkritik penguasa yang menjadi pelayan penting orang barat,
mengkritik kebijakan penguasa yang menjalankan agenda neoliberalisme,
dan sebagainya. Perlu diberi catatan bahwa dakwah politik tidak boleh
-
13
menghalalkan segala cara, melainkan wajib berpegang teguh dengan
syariah Islam. Maka dari itu, aktivitas kelompok atau partai Islam yang
mengikuti pemilu dalam sistem demokrasi-sekuler dengan meninggalkan
hukum-hukum syariah Islam tidak dapat disebut dakwah politik, melainkan
hanya tindakan pragmatis yang justru sangat jauh dari Islam
c. Dakwah Ekonomi
Dakwah ekonomi adalah aktivitas dakwah umat Islam yang berusaha
mengimplementasikan ajaran Islam yang berhubungan dengan proses-
proses ekonomi guna peningkatan kesejahteraan umat Islam. Dakwah
ekonomi berusaha untuk mengajak umat Islam meningkatkan ekonomi
dan kesejahteraannya. Ajaran Islam dalam kategori ini antara lain; jualbeli,
pesanan, zakat, infak dan lain sebagainya.
Dakwah senantiasa menuntut keterlibatan umat Islam seluruhnya
untuk dapat menyemarakkan dakwah melalui masjid atau majelis-majelis
ta’lim yang ada di masyarakat. apabila umat Islam bersatu dan senantiasa
dapat melaksanakan ajaran Islam secara bersama-sama dari golongan
tua ,muda, kaya, miskin, maka akan dapat membentuk perilaku atau
akhlak yang sesuai dengan syariat Islam. Melihat keberadaan para remaja
yang berada disekitar daerah mesjid yang ada di masyarakat dengan
membentuk suatu organisasi remaja mesjid di nilai akan membawa
pengaruh dalam kehidupan beragama masyarakat.. Karena remaja masjid
merupakan suatu organisasi remaja Islam di Masyarakat yang mempunyai
tujuan aspiratif dan representatif. Aspiratif merupakan mampu
-
14
mengemban amanat hati nurani ummat, menjaga norma-norma yang ada
di masyarakat ( dengan melaksanakan ajaran islam yang baik),
sedangkan representatif adalah mewakili generasi sebagai pilar yang
membela tegaknya ajara ilahi di seluruh bumi.’’ Remaja mesjid yang
mewakili potensi dalam organisasinya akan ikut serta memikirkan masa
depn ummat Islam , bertanggung jawab terhadap prospek perkembangan
syiar Islam di masa yang akan datang.13
Dakwah merupakan pelaksanaan terhadap perintah Allah , yaitu
menyeru kepada manusia ke arah ajaran islam yang meliputi persoalan
teologi, syariah, akhlak, dan institusi. Dakwah merupakan satu usaha
untuk mengajar kebenaran kepada mereka yang lalai , membawa berita
baik tentang nikmat dunia dan nikmat syurga , memberi amalan tentang
balasan neraka di akhiran da kesengsaraan. Melaksanakan tugas dakwah
merupakan puncak kebaikan dan kebahagiaan sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran Surah Al Fusilat ayat 33 yang berbunyi
ِ َوَعِمَل َصاِلًحا َوقَاَل إِنَّنِي ِمَن اْلُمْسِلِمینَ ْن َدَعا إِلَى �َّ َوَمْن أَْحَسُن قَْوًال ِممَّTerjemahan;
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang
menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata
sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri) 14
Ilmu dakwah adalah suatu pentunjuk atau pedoman yang berisi
mengenai cara-cara dan tuntutan untuk menarik perhatian orang lain agar
13 Umar Jaeni ,panduan Remaja Masjid,(Surabaya: CV. Alfa Grafika,2003),h.1 14 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya,h 480
-
15
mengikuti seruan yang disampaikan. Tentu saja dalam agama islam ada
beberapa kaidah yang tidak boleh dilanggar para endakwah seperti ajakan
dengan kekerasan dan ancaman sangat tidak dianjurkan bahkan sebuah
dosa besar karena melaggar ketentuan yang telah disebutkan dalam
firman Allah SWT.
َعِن َوتَْنَھْوَن بِاْلَمْعُروِف تَأُْمُروَن ِللنَّاِس أُْخِرَجْت ٍة أُمَّ َخْیَر اْلِكتَاِب كُْنتُْم أَْھُل آَمَن َولَْو ِ بِا�َّ َوتُْؤِمنُوَن اْلُمْنَكِر لََكاَن َخْیًرا لَُھْم ِمْنُھُم اْلُمْؤِمنُوَن َوأَْكثَُرھُُم اْلفَاِسقُون
Terjemahan:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125).15
B. Ruang Lingkup Dakwah
1. Dasar Hukum Dakwah
Dasar hukum pelaksanaan dakwah
Dakwah merupakan aktifitas yang bersifat penting di dalam agama
islam, karena dengan dakwah islam dapat tersebar serta diterima oleh
masyarakat, dakwah juga berfungsi untuk menata kehidupan yang agamis
menuju keharmonisan dan kebahagiaan masyarakat.
15 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya, h 281
-
16
1. Dasar kewajiban dakwah dalam Alquran
Sangat banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang
kewajiban umat islam untuk berdakwah, dan adil tentang kewajiban
dakwah yang terdapat di dalam Alquran diantaranya adalah
بِالَّتِي ِھَي أَْحَسُن إِنَّ َربََّك ھُوَ بِاْلِحْكَمِة َواْلَمْوِعَظِة اْلَحَسنَِة َوَجاِدْلُھْم بَِمْن َضلَّ َعْن اْدعُ إِلَى َسبِیِل َربَِّك أَْعلَُم ِھ َوھَُو أَْعلَُم بِاْلُمْھتَِدینَسبِیلِ
Terjemahan:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125)16
Surat an-nahl ayat 125 tersebut, selain merupakan bentuk perintah
yang ditujukan kepada seluruh umat islam untuk berdakwah, juga
merupakan tuntunan cara dalam melaksanakan aktifitas dakwah yang
dapat relevan dengan petunjuk yang terdapat di dalam Al-Qur’an
2. Dasar kewajiban dakwah dalam hadits
Selain di dalam Alquran, dasar kewajiban dakwah juga banyak
dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW didalam beberapa hadits,
diantaranya
a. Hadist riwayat imam muslim: “dari Abi Sa’id al-khudariyi ra. Berkata;
aku telah mendengar Rasulullah bersabda;
16 Kementrian agama RI , Al-quran tajwid dan terjemahannya.h 281.
-
17
ی «َمْن َرأَى ِمْنكُْم ُمْنَكًرا َماِن».فَْلیُغَیِّْرهُ بِیَِدِه، فَإِْن لَْم یَْستَِطْع فَبِِلَسانِِھ، فَإِْن لَْم یَْستَِطْع فَبِقَْلبِِھ، َوذَِلَك أَْضعَُف اْإلِ
Artinya;
Barang siapa diantara mereka melihat kemungkaran, maka hendaklah dia
mencegah dengan tangannya (kekuatan atau kekuasaan;jika tidak
sanggup maka cegahlah dengan lidahnya dan jika tidak mampu maka
cegahlah dengan hati dan hal tersebut merupakan selemah-lemah
Islam17.
b. Hadist riwayat imam Tirmizi: dari Huzaifah ra. Dari nabi SAW
bersabda:
ُ أَْن یَْبعََث َعلَْیكُْم ِعقَ َوالَِّذي نَْفِسي ابًا ِمْنھُ ثُمَّ تَْدعُونَھُ بِیَِدِه لَتَأُْمُرنَّ بِالَمْعُروِف َولَتَْنَھُونَّ َعِن اْلُمْنكَِر أَْو لَیُوِشَكنَّ �َّ فَالَ یُْستََجاُب لَكُْم.
Artinya;
Demi zat yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada
kebaikan dan haruslah kamu mencegah perbuatan munkar, atau Allah
akan menurunkan siksanya kepadamu kemudian kamu berdoa kepadanya
dimana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu18.
17 Muslim bin Al-Hajjaj Abu Al Hasan Al-Qusyairi An –Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid 1, h 69
18 Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Jilid 4,(Bairut; Dar Al- Gharbi Al – Islami,1998M),h38
-
18
2. Hukum Dakwah
Pada dasarnya berdakwah merupakan tugas pokok para rasul yang
di utus untuk berdakwah kepada kaumnya agar mereka beriman kepada
Allah SWT, akan tetapi dengan berlandaskan kepada Alquran dan anjuran
nabi Muhammad kepada ummat islam didalam beberapa hadist tentang
keharusan untuk berdakwah, maka dakwah juga diwajibkan kepada
seluruh umat islam.
Mengenai hukum dakwah masih terjadi permasalahan apakah jenis
kewajiban dakwah ditujukan kepada setiap individu atau kepada
sekelompok manusia, perbedaan pendapat tersebut disebabkan
perbedaan pemahaman terhadap dalil naqli (Alquran dan Hadist). Dan
karena kondisi pengetahuan dan kemampuan manusia yang beragam
dalam memahami Alquran.
Menurut Asmuni syukur, hukum dakwah adalah wajib bagi setiap
muslim, karena hukum islam tidak mengharuskan umat islam untuk selalu
memperoleh hasil yang maksimal, akan tetapi usaha yang diharuskan
maksimal sesuai denga kemampuan dan keahlian yang dimiliki,
sedangkan berhasil atau tidak dakwah merupakan urusan Allah. Hal ini
berlandaskan kepada firman Allah didalam Alquran, Q.S At-Tahrim (66):6
َ یَا أَیَُّھا الَِّذیَن آَمنُوا قُوا أَْنفَُسكُْم َوأَْھِلیكُْم نَاًرا َوقُوُدَھا النَّاُس َواْلِحَجاَرةُ َعلَْیَھا َمَالئَِكةٌ ِغَالظٌ ِشَداٌد َال یَْعُصوَن �َّ َما أََمَرھُْم َویَْفعَلُوَن َما یُْؤَمُرون
-
19
Terjemahan:
hai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan19
C. Metode dan Problematika Dakwah
A. Metode Dakwah
Secara etimologis istilah metodologi berasal dari bahasa
yunani, yaitu ‘metodos’ yang berarti cara atau jalan, dan ‘logos’
yang berarti ilmu. Secara semantic Metodologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang cara atau jalan yang di tempuh untuk
mencapai tujuan atau memperoleh sesuatu.
Berdasarkan pada pengertian tersebut metodologi dakwah
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk
mencapai tujuan dakwah. Adapun yang di maksud dengan metode
dakwah adalah tata cara menjalankan dakwah agar mencapai
tujuan dakwah yang telah di rencanakan.
Dakwah sebagai suatu upaya untuk menyebarkan ajaran
Allah Swt,. Kepada seluruh umat manusia memerlukan metode. Di
dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda :
19 Kementrian agama RI , Al-quran tajwid dan terjemahannya.h 560
-
20
ٍة أُمَّ فِي هللاُ بَعَثَھُ نَبِّيٍ ِمْن بِسُنَّتِِھ «َما یَأُْخذُوَن َوأَْصَحاٌب َحَواِریُّوَن، تِِھ أُمَّ ِمْن لَھُ َكاَن إِالَّ قَْبِلي َویَْفعَلُوَن َما الَ یَْفعَلُوَن، َما َال یَقُولُوَن ُخلُوٌف بَْعِدِھْم ِمْن تَْخلُُف إِنََّھا ثُمَّ بِأَْمِرِه، یُْؤَمُروَن، َویَْقتَُدوَن
بِیَ َجاَھَدھُْم ُمْؤِمٌن، فََمْن فَُھَو بِقَْلبِِھ َجاَھَدھُْم َوَمْن ُمْؤِمٌن، فَُھَو بِِلَسانِِھ َجاَھَدھُْم َوَمْن ُمْؤِمٌن، فَُھَو ِدِه یَماِن َحبَّةُ َخْرَدٍل» َولَْیَس َوَراَء ذَِلَك ِمَن اْإلِ
Artinya;
Tidaklah seorang Nabi yang diutus Allah dari ummat sebelumku ,
kecuali dari ummatnya terdapat orang-orang hawariyun ( para
pembela dan pengikut) yang melaksanakan sunnahnya serta
melaksanakan perintah-perintahnya. Kemudian datang geerasi
setelah mereka; mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka
kerjakan dan mereka mengerjakan sesuatu yang tidak
diperintahkan. Oleh karena itu siapa yang berjihad kepada mereka
dengan tangannya, maka ia adalah orang mukmin . Dan siapa yang
berjihad melawan mereka dengan lisannya maka ia adalah orang
mukmin. Dan siapa yang berjihad melawan mereka dengan
hatinya, maka ia adalah orang mukmin. Sedangkan dibawah itu
semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi 20.
Tanpa menggunakan metode yang tepat, dakwah Islam tidak
dapat dijalankan dengan baik dan tentu tidak memperoleh hasil
sebagaimana yang di harapkan yaitu:
1) Dakwah Dengan Cara Hikmah
Metode dakwah pertama adalah dengan cara hikmah. Dalam
Al-Qur’an kata hikmah dengan berbagai bentuknya (masdar dan
20 Muslim bin Al-Hajjaj Abu Al Hasan Al-Qusyairi An –Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid 1, h 61
-
21
fa’il) di sebut sebanyak 29 kali. Sebanyak 15 kali kata hikmah di
sebutkan bersamaan dengan kata kitab, 4 di antaranya kata
hikmah di sebut berkaitan dengan pengetahuan secara umum,
dalam arti pengetahuan menyangkut berbagai persoalan manusia.
Dalam bahasa Indonesia kata hikmah di artikan dengan bijaksana.
Menurut Ali Aziz, kata bijaksana sebenarnya kurang
merepresentasikan makna kata hikmah. Karena, kata bijaksana
dalam bahasa Indonesia mengandung makna, menggunakan akal
budi (pengalaman dan pengetahuan), dan pandai dan ingat-ingat.
Sedangkan dalam bahasa arab kata hikmah berarti suatu pelajaran
yang datang dari Allah Swt.
Ar-Razi mengartikan kata hikmah dengan dalil-dalil yang pasti.
Al-tabari mangartikan kata hikmah dengan “wahyu yang di berikan
kepada Nabi Muhammad Saw”. Al-Maraghi mengartikan hikmah
dengan “ perkataan yang pasti di sertai dengan dalil-dalil yang
menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan”.
Thaba’thabai mengartikan hikmah dengan “menyampaikan
kebenaran dengan ilmu dan akal”. Makna hikmah dari para mufasir
tersebut dapat memberikan benang merah tentang arti hikmah,
yakni hikmah dari Allah yang berati mengetahui dan mendapatkan
sesuatu seakurat mungkin. Sedangkat, hikmah dari manusia adalah
mengetahui yang ada dan mengerjakan kebaikan.
-
22
Berdasarkan pada pengertian hikmah di atas, maka dakwah
dapat di lakukan dengan berbagai cara. Yang terpenting adalah
bahwa ajakan atau menyampaikan ajaran agama dapat mendorong
dan merangsang orang untuk menjalankan nilai-nilai atau ajaran
agama. Dakwah yang di lakukan untuk mendorong orang
memperbaiki diri, dari yang kurang baik menjadi baik, dari yang
baik menjadi lebih baik, dan seterusnya. Tentu hal ini tidaklah
mudah. da’i memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang
orang yang di dakwahinya agar dapat memberikan pesan dan
motivasi. Tidak setiap orang dapat di berikan pesan dan motivasi
dengan cara yang sama. Setiap orangpun harus di berlakukan
secara berbeda. Dalam konteks inilah da’i di tuntut untuk terus
menambah pengetahuannya, karena tidak bisa mengandalkan
pengetahuan dan cara yang sama untuk member pesan-pesan
dakwah kepada setiap orang.
2) Dakwah bil-Mau’idhah Hasanah
Dakwah dengan metode Mau’idhah Hasanah sering di artikan
dengan pelajaran yang baik dan di praktikkan dalam bentuk
ceramah keagamaan. Nasihat tentang kebaikan adalah kunci
dalam metode ini.
Salah satu bentuk pemberian nasihat adalah dengan cara
memberikan ceramah keagamaan. Sebagai salah satu
pengembangan konsep ini adalah pemberian materi atau pelajaran
-
23
yang baik, dalam arti materi yang mendorong orang untuk
melakukan kebaikan.
Di antara pelaksanaan konsep ini adalah pelaksanaan
pendidikan, baik secara klasikal maupun dalam bentuk sorongan.
Namun demikian konsep mau’idhah hasanah tidah sebatas pada
ceramah keagamaan ataupun pembelajaran.
3) Dakwah bi al-Mujadalah
Akar kata Mujadalah adalah jadalah yang berarti menjalin,
menganyam. Pengembangan kata jadalah adalah Mujaadala(h),
yang bermakna perdebatan atau perbantahan.
Dengan demikian dakwah bi al-mujadalah adalah dakwah
dengan cara melakukan perdebatan atau perbantahan kepada
obyek dakwah. Dakwah dengan cara ini dapat di lakukan secara
langsung maupun secara tidak langsung. Perdebatan atau
perbantahan secara langsung dapat di lakukan dengan cara lisan
beradu argument. Mengemukakan dalil serta bukti untuk
meyakinkan dan mematahkan logika lawan. Perbantahan secara
langsung ini memerlukan kemampuan retoris dan logika yang baik.
Karena menang dan tidaknya di tentuka oleh kedua hal itu.
Meskipun logikanya bagus serta memiliki bukti yang kuat, tetapi jika
tidak mampu menyajikan dengan retorika yang bagus, maka tidak
akan mengubah pemikiran lawan. Dakwah ini banyak di lakukan
oleh mereka yang pernah melakukan perpindahan keyakinan.
-
24
Mereka yang awalnya nashara kemudian masuk Islam,
biasanya mereka melakukan dakwah denga melakukan perdebatan
untuk menunjukkan kebenaran dalam Islam. Obyek dakwah
mereka biasanya adalah mantan teman-teman mereka sendiri
waktu mereka masih memeluk agama nashara.
B. Problematika Dakwah
Problematika berasal dari kata problem yang artinya soal, masalah,
perkara sulit, persoalan. Problematika sendiri secara leksikal mempunyai
arti: berbagai problem.
Sedangkan pengertian problematika dakwah menurut istilah adalah
permasalahan yang muncul dalam menyeru, memanggil, mengajak dan
menjamu, dengan proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah.
Hal ini dikarenakan Islam adalah dakwah, Terjemahnya agama yang
selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan
dakwah dan mengentaskan segala permasalahan yang timbul di
masyarakat indonesia.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
problematika dakwah adalah permasalahan yang muncul dalam proses
dakwah yakni ketika da’i menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu
para mad’u.
Secara etimologi, Istilah “masyarakat” merupakan terjemahan dari
kata society (Inggris). Sedangkan istilah society berasal dan societas
(Latin) yang berarti “kawan”.
-
25
Sedangkan secara terminologi, banyak para ahli yang
mendefinisikan masyarakat, antara lain :
1. Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok
individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta
sistem/aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena
kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga
masyarakat.
2. Selo Soemardjan memberikan pengertian masyarakat sebagai
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
3. Menurut Max Weber masyarakat adalah sebagai suatu struktur
atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai
yang dominan pada warganya.
4. Menurut Bapak Komunis, Karl Marx, memberikan definisi
masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita ketegangan
organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan
antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
5. Menurut Ahli Sosiologi dan bapak sosiologi modern, Emile
Durkheim, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kenyataan
objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
6. Menurut Max Weber masyarakat adalah sebagai suatu struktur
atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai
yang dominan pada warganya.
-
26
Sedangkan kata modern mempunyai arti terbaru, mutakhir, atau
sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat modern adalah
masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada
umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga
disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat
disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke
masa kini, misalnya gelandangan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
problematika dakwah dalam masyarakat modern adalah permasalahan
yang muncul dalam menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu,
dengan proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah terhadap
masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam perkembangan zaman masa
kini.
Q.S Ali Imran:104
ةٌ یَْدعُوَن إِلَى اْلَخْیِر َویَأُْمُروَن بِاْلَمْعُروِف َویَْنَھْوَن َعِن اْلُمْنَكِر َوأُولَئَِك ھُُم اْلُمْفِلُحونَوْلتَكُْن ِمْنكُْم أُمَّTerjemahan:
Dan hendaklah di antara kamu ada segolong orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang
munkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung21
21Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya, h. 64
-
27
Dahwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai
problematika yang kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya
perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris
kehidupan manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki
problematika hidup yang berbeda dengan masyarakat modern yang
cenderung matrealistik dan indifidualistik. Begitu juga tantangan
problematika dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang
sesuai dengan tuntutan pada era sekarang.
Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah dalam
masyarakat modern di era kontemporer ini, antara lain :22
1. Pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah lebih
diartikan sebagai aktifitas yang bersifat oral communication (tablig)
sehingga aktifitas dakwah lebih beriontasi pada kegiatan-kegiatan
caramah.
2. Problematika yang bersifat epistemologis. Dakwah pada era
sekarang bukan hanya bersifat rutinitas, temporal dan instan, melainkan
dakwah membutuhkan paradigma keilmuan. Dengan adanya keilmuan
dakwah tentunya hal-hal yang terkait dengan langkah srategis dan teknis
dapat dicari rujukannya melalui teori-teori dakwah.
3. Problem yang menyangkut sumber daya manusia.
Selain tiga di atas juga ada problematika dakwah dalam masyarakat
modern dilihat dari :
22 A. Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer, (Semarang (ID): Walisongo Press
IAINWalisongo, 2005), h. 83.
-
28
a. Permasalahan Petugas dakwah (Da’i dan Lembaga Dakwah)
Permasalahan diseputar petugas dakwah ini sangat banyak antara
lain adalah: Pertama, terjadinya penyempitan arti dan fungsi dakwah
menjadi hanya sekedar menyampaikan dan menyerukan dari atas
mimbar, padahal dakwah sangat luas cakupannya yaitu mengajak
manusia kepada kebajikan dan petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik
dan melarang mereka dari kemungkaran, agar mereka memperoleh
kesejahteraan/kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kedua,
umumnya para da’i tidak profesional, bahkan banyak di antara mereka
yang menjadikan dakwah sebagai kerja sampingan setelah gagal meraih
yang diinginkan, akibatnya dakwah hanya dilakukan sekedar berpidato
semata. Padahal Pendakwah adalah pemimpin masyarakat yang dapat
memperbaiki kehidupan yang rusak. Ketiga, banyak di antara da’i yang
tidak dapat memahami dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi, padahal Iptek adalah sesuatu yang bersifat netral yang
dapat dipergunakan untuk kebaikan dan kejahatan. Keempat, longgarnya
ikatan bathin antara si da’i dengan masyarakat, hubungan itu hanya
sebatas ceramah, selesai
ceramah dibayar dan habis perkara. Kelima, kegiatan lebih banyak
bersifat dakwah bil lisan, sedangkan dakwah bil hal jarang dilakukan.
b. Permasalahan Materi Dakwah
Materi dakwah yang disampaikan pada umumnya adalah bersifat
pengulangan atau klise sehingga menimbulkan kejenuhan bagi
-
29
masyarakat. Dan jarang sekali menyinggung kemajuan Iptek dalam
rangka menunjang peningkatan Imtaq.
c. Permasalahan pendekatan dan metode dakwah
Dalam melakukan pendekatan dan metode dakwah banyak di
antaranya yang kurang/tidak tepat sasaran sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Padahal Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar berbicara
(memberikan dakwah) kepada manusia sesuai dengan tingkah laku atau
pola pikirannya masing-masing.
d. Permasalahan Media, Sarana dan Dana Dakwah
Jarang sekali di antara da’i dan Lembaga Dakwah yang
memanfaatkan media canggih sebagai sarana untuk berdakwah seperti
OHP, TV, VCD, Film, Internet dan lain sebagainya, padahal sarana ini
sangat ampuh dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Selain
itu lembaga dakwah dan bahkan da’i sangat minim / kurang dalam hal
pendanaan.
e. Permasalahan Manajemen dan Sistem Dakwah
Kelemahan utama dalam bidang manajemen adalah kurang
mampunya pengelola lembaga dakwah dalam menerapkan manajemen
modern dalam pengelolaan lembaga dakwah. Pada umumnya mereka
menerapkan manajemen tradisional dalam pengelolaan lembaga dakwah.
Selain itu manajemen lembaga dakwah banyak yang bersifat tertutup,
-
30
tidak melaksanakan open manajemen sehingga program-programnya
tidak diketahui oleh masyarakat.
-
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi
penelitian. Dan seorang harus memahami metodologi penelitian yang
merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah (cara)
sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan
masalah-masalah tertentu. Dalam dunia pendidikan pendekatan penelitian
yang terkenal terbagi menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dalam
penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dimana
dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses daripada
hasil suatu aktifitas. Untuk melakukan penelitian seseorang dapat metode
penelitian tersebut. Sesuai masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan
yang dimilkinya.
A. Penelitian Kualitatif
Menurut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan peristilahannya.23
Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami
(understanding) dunia makna yang yang disimbolkan dalam perilaku
23 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1995)h. 62
-
32
masyarakat menurut perspektif masyarakat itu sendiri. 24 Sedangkan
Secara teoritis format penelitian kulitatif berbeda dengan format penelitian
kuantitatif. Perbedaan tersebut terletak pada kesulitan dalam membuat
desain penelitian kualitatif, karna pada umunya penelitian kualitatif tidak
berpola.
Dan penelitian kualitatif adalah salah satu metode untuk
mendapatkan kebenaran dan tergolong sebagai penelitian ilmiah yang
dibangun atas dasar teori-teori yang berkembang dari penelitian dan
terkontrol atas dasar empirik. Jadi dalam penelitian ini bukan hanya
menyajikan data apa adanya melainkan juga berusaha
menginterpretasikan korelasi sebagai factor yang ada yang berlaku
meliputi sudut pandang atau proses yang sedang berlangsung.
Sedangkan metode peneltian kualitatif menurut Lexy J. Moleong
berdasarkan pada pondasi penelitan, paradigma penelitian, perumusan
masalah, tahap-tahap penelitian, teknik peneltian, criteria dan teknik
pemeriksaan data dan analisis dan penafsiran data.25
Berpijak dari penelitian diatsa peneltian ini bertujuan untuk
mengetahui bentuk publikasi, pengaplikasian, dan dampak dakwah yang
mempengaruhi nilai-nilai keagamaan pada remaja di daerah pedesaan
tepatnya di Kecamatan Liukang, Kabupaten Pangkep.
24 Imam Suprayogo, Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2001)h. 1 25 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafa, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1995)h. 63-64
-
33
Sedang jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis
deskriptif kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta
tata cara kerja yang berlaku.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk medeskripsikan
apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi
yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif
kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai
keadaan yang ada.26
Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata seakarang
yang semetnara berlangsung.27
Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat
deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.28
26 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991)h. 26
27 Convelo G. Cevilla, dkk., Pengantar Metode Peneltian, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1993)h. 71
28 Pengantar Metode Peneltian, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1993)h. 73
-
34
B. Subyek dan Obyek penelitian
Subyek penelitian adalah informan yang akan di minta
informasinya tentang obyek yang akan diteliti. 29 Para informan
diantaranya Tokoh masyarakat, da’i, para orang tua dan warga
masyarakat (jamaah).
Sedangkan Obyek penelitian adalah pengaruh dakwah terhadap
keberagamaan ramaja, serta apa saja factor-faktor yang mendukung dan
menghambat dalam menjalan dakwah di daerah tersebut.
C. Fokus Penelitian
1. Kehidupan keagamaan masyarakat di pulau Balo-baloang.
2. Permasalahan dakwah Islam yang dihadapi da’i dan masyarakat di
pulau Balo-baloang
3. Strategi dakwah di pulau Balo-baloang.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka,30
melainkan diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data kualitatif meliputi ;
1. Data tentang gambaran umum mengenai objek penelitian.
2. Data lain yang tidak berupa angka.
29 Komarudin, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis, (Bandung : Aksara,
1987)h.113 30 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM,
1987)h. 66
-
35
Adapun jenis-jenis dengan sumber data yang di gunakan dalam
penelitian ini dibagi menajdi dua macam, yaitu sumber data primer dan
sumber data skunder. Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan
data yang diperoleh dari informan yang orang yang berpengaruh dalam
proses perolehan data atau bias disebut key member yang memegan
kunci sumber penelitian ini, karna informan benar-benar tahu situasi
daerah tersebut dan juga mengetahui kondisi keagamaan reamaja di
daerah.
Penetapan informan ini dalakukan dengan mengambil orang yang
telah terpilih betul oleh penulis menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh
sampel atau memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hal
tersebut dinamakan teknik purposive sampling yaitu sanpel yang dipilih
dengan cermat hingga dengan design penelitian. Penelitian akan
berusaha agar dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan
populasi sehingga dapat dianggap cukup representative.31
E. Tahap-tahap Penelitian
Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui
tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini
disusun secara sistematis agar diperoleh data secara sistematis pula. Ada
empat tahap yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu :32
31 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)h.9 32 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja
Rosdakarya)h. 85-109
-
36
1. Tahap Pra-lapangan
Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan.
Ada enam langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu :
a. Menyusun rancangan penelitian
Pada tahap ini, peneliti membuat usulan penelitian atau proposal
penelitian yang sebelumnya didiskusikan dengan dosen pembimbing dan
beberapa dosen lain serta mahasiswa. Pembuatan proposal ini
berlangsun sekitar satu tahun melalui diskusi yang terus-menerus dengan
beberapa dosendan mahasiswa. Memilih lapangan penelitian
b. Mencari dan Memanfaatkan Informan
Tahap ini peneliti mencari seorang informan yang merupakan orang
yang benar-benar tahu situasi dan kondisi lapangan dan Kemudian
memanfaatkan informan tersebut untuk melancarkan penelitian.
c. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau
kebutuhan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.
2. Tahap Lapangan
Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu :
-
37
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami
latar penelitian agar dapat menentukan model pengumpulan datanya.
b. Memasuki Lapangan
Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan
yang akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur
bahasa yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap
menjaga etika pergaulan dan norma-norma yang berlaku di dalam
lapangan penelitian tersebut.
c. Berperan serta sambil mengumpulkan data
Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam
buku catatan, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan
atau menyaksikan sendiri kejadian tersebut.
3. Tahap Analisa Data
Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
agar dapat memudahkan dalam menentukan tema dan dapat
merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan data.33
33 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja
Rosdakarya)h. 103
-
38
Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber,
dikumpulkan, diklasifikasikan dan analisa dengan komparasi konstan.
4. Tahap Penulisan Laporan
Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian,
sehingga dalam tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap
hasil penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan
prosedur penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang baik
pula terhadap hasil penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa
dipertanggungjawabkan, maka dapat diperoleh melalui :
1. Wawancara
Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara
bertanya langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan
kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan
bertanya langsung. Adapun wawancara yang dilakukan adalah
wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini
memungkinkan pertanyaan berlangsung luwes, arah pertanyaan lebih
-
39
terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya dan
pembicaraan tidak kaku.34
Adapun dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara
bersama antara lain Kepala Desa dan para Toko-toko yang ada di
Pula Sanane. Hal demikian dilakukan dengan tujuan untuk
memeproleh data secara luas dan menyeluruh sesuai dengan kondisi
saat ini.
2. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. Observasi harus
dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang
bisa diandalkan, dan peneliti harus mempunyai latar belakang atau
pengetahuan yang lebih luas tentang objek penelitian mempunyai
dasar teori dan sikap objektif.35
Observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti bisa
direalisasikandengan cara mencatat berupa informasi yang
berhubungan dengan para Orang tua. Juga mengamati bagaimana
mereka mendidik anak remaja mereka. Denganobservasi secara
langsung, peneliti dapat memahami konteks data dalam
berbagaisituasi, maksudnya dapat memperoleh pandangan secara
34 Singarimbun, Masri dan Efendi Sofwan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta :
LP3S, 1989) 35 Soeratno, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 1995)h. 99
-
40
menyeluruh. Untuk itupeneliti dapat melakukan pengamatan secara
langsung dalam mendapatkan buktiyang terkait dengan objek
penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang di pilih dan di
gunakan oleh peneliti dalam kegiatan meneliti yakni mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah.
Adapun wujud dari instrumen penelitian yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data-data yang ada berkaitan dengan obyek yang
akan di teliti adalah hasil observasi, pedoman wawancara (interview
guided), dan telaah kepustakaan (buku, teks, foto, arsip-arsip, dan artikel),
dibantu dengan peralatan penelitian seperti kamera, alat perekam, dan
buku catatan.
H. Teknik Analisa Data
Tahap menganalisa data adalah tahap yang paling penting dan
menentukandalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya
dianalisa dengan tujuanmenyederhanakan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dandiinterpretasikan. Selain itu data diterjunkan dan
dimanfaatkan agar dapat dipakaiuntuk menjawab masalah yang diajukan
dalam penelitian.
-
41
Dalam penelitian ini berlandaskan pada analisa induktif. Peneliti
berusahamerumuskanpernyataan atau abstraksi teoritis lebih umum
mendasarkanperistiwa menurut Denzim yang dikutip oleh Dedy Mulyana,
induksi analisisyang menghasilkan proposisi-proposisi yang berusaha
mencakup setiap kasusyang dianalisis dan menghasilkan proposisi
interaktif universal. Salah satu ciripenting induksi analisis adalah tekanan
pada kasus negatif yang menyangkutproposisi yang dibangun peneliti.
Analisis ini dilakukan berdasarkan pengamatandi lapangan atau
pengalaman empiris berdasarkan data yang diperoleh dariwawancara,
observasi dan dokumentasi kemudian disusun dan ditarik kesimpulan.
I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh tingkat keabsahan data, teknik yang digunakan
antara lain:36
1. Ketekunan pengamatan, yakni serangkaian kegiatan yang dibuat
secara terstruktur dan dilakukan secara serius dan berkesinambungan
terhadap segala realistis yang ada di lokasi penelitian dan untuk
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur di dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau peristiwa yang sedang dicari kemudian difokuskan
secara terperinci dengan melakukan ketekunan pengamatan mendalam.
36 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualaitatif,(Bandung: Remaja
Rosdakarya)h. 135
-
42
Maka dalam hal ini peneliti diharapkan mampu menguraikan
secara rinci berkesinambungan terhadap proses bagaimana penemuan
secara rinci tersebut dapat dilakukan.
2. Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk
keperluan pegecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data
tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metode penyidik dan
teori.37
Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber,
sebagaimana disarankan oleh patton yang berarti membandingkan dan
mengecek kembali derajat kepercayaan suatu data yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Untuk itu
keabsahan data dengan cara sebagai berikut :
a. Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil
wawancara
b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi Yang ingin diketahui dari perbandingan ini
adalah mengetahui alasan-alasan apa yang melatar belakangi adanya
perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan titik temu atau
37 Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya)h. 178
-
43
kesamaannya sehingga dapat dimengerti dan dapat mendukung validitas
data.
3. Diskusi teman sejawat, yakni diskusi yang dilakukan dengan rekan
yang mampu memberikan masukan ataupun sanggahan sehingga
memberikan kemantapan terhadap hasil penelitian.
Teknik ini digunakan agar peneliti dapat mempertahankan sikap
terbukadan kejujuran serta memberikan kesempatan awal yang baik untuk
memulaimenjejaki dan mendiskusikan hasil penelitian dengan teman
sejawat.
Oleh karena pemeriksaan sejawat melalui diskusi ini bersifat informal
dilakukan dengan cara memperhatikan wawancara melalui rekan sejawat,
dengan maksud agar dapat memperoleh kritikan yang tajam untuk
membangun dan penyempurnaan pada kajian penelitian yang sedang
dilaksanakannya.
-
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum pulau Balo-baloang
Desa Balo-Baloang adalah sebuah pulau yang terletak di
kecamatan Liukang Tangaya kabupaten Pangkep. Juga merupakan salah
satu dari 8 desa yang ada di Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan merupakan desa yang masuk wilayah
kepulauan yang dikelilingi oleh gugusan pulau-pulau kecil. Sebuah pulau
yang memiliki keindahan laut biru dan deretan pepohonan yang sedap di
pandang mata . Namun seribu sayang kepulauan ini belum terjemah oleh
pemerintah karena letaknya yang begitu jauh dari daratan . Kita dapat
menempuh perjalanan 15 jam pada cuaca normal dengan menggunakan
kapal tradisional atau kapal barang . Jarak tempuh antara Desa Balo-
Baloang dengan kota kecamatan ± 60 km dengan menggunakan kapal
perintis atau kapal motor memakan waktu sekitar 7 jam dan jarak tempuh
ke Kabupaten ± 180 km dengan kendaraan yang sama menggunakan
waktu sekitar 20 Jam 38 . Mata pencaharian masyarakat pulau Balo-
baloang adalah nelayan dengan menggunakan alat tradisional seperti
jaring dan pancing. Adapun mata pencaharian lain adalah berlayar
dengan cara mengantar barang dari kota ke kota . Seperti Makassar,
Sumbawa, Flores, dll. Adapun data Monografi tersebut adalah :
38 Data dasar profil Desa Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten
Pangkep
-
45
1. Letak Geografi pulau Balo-baloang
Desa Balo-Baloang adalah terletak di kecamatan Liukang Tangaya
kabupaten pangkep yang memiliki luas wilayah daratan 22,95 km2
yang terdiri dari 10 pulau 5 diantaranya berpenghuni dan 5 lagi
belum berpenghuni dengan batas wilayah sebagai berikut:
Bagian Utara berbatasan dengan taka Ibrid atau biasa
disebut juga dengan taka Rewatayya.
• Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan
Selayar.
• Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Sabalana dan
Kelurahan Sapuka Liukang Tangaya.
• Bagian Barat berbatasan dengan Desa Sabaru
2. Keadaan penduduk pulau Balo-baloang
Jumlah penduduk desa Balo-baloang Kabupaten Pangkep
Adalah sebagai berikut:
Jumlah total penduduk : 917 jiwa
Jumlah Laki-laki : 461 jiwa
Jumlah perempuan : 456 jiwa
Jumlah kk : 240 KK39
Desa Balo-Baloang merupakan desa ke -3 dengan
penduduk terbanyak setelah Sapuka dan Sabalana. Hal ini terlihat
39 Data dasar profil Desa Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep
-
46
dari hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2015 lalu
yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Balo-Baloang
sekitar : 3.744 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga ( KK) : 1.002.
dengan jumlah laki-laki: 1.852 jiwa dan jumlah perempuan: 1.892
jiwa. Kepadatan penduduk di Desa Balo-Baloang telah dapat ditekan
seiring dengan adanya program Keluarga Berencana yang
digalakkan Pemerintah, sehingga dalam satu keluarga di Desa Balo-
Baloang pada umumnya hanya terdiri dari lima jiwa.
Setelah data kependudukan dari Dinas Penduduk dan
Catatan Sipil dilakukan kroscek banyak data yang tidak akurat.
Penduduk yang sudah meninggal, ganda, pindah, tapi masih tetap
terdaftar sebagai penduduk Desa Balo-Baloang.
Tabel 02: Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Desa Balo-
Baloang Tahun 201740
Nama Dusun
Jumlah
KK L P Total
Balo-Baloang 215 429 422 851
Balo-Baloang Caddi 26 51 51 102
Sumanga 263 665 607 1.272
40 Data dasar profil Desa Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten
Pangkep
-
47
Pelokang 130 206 200 406
Lagkoitang 182 335 331 666
Total 816 1.686 1.611 3.297
Sumber : Data Hasil Olahan Desa Balo-Baloang Tahun 201741
3. Struktur Organisasi Kepemerintahan
Desa di pimpin oleh kepala desa . Dalam menjalankan tugas beliau
di bantu oleh peragkat desa agar menjadi mekanisme kerja yang lancar
dan tertib , maka di susunlah organisasi kepemerintahan . Adapun
Struktur Organisasi kepemerintahan desa Balo-baloang adalah sebagai
berikut:
41 Laporan data penduduk desa Balo-Baloang kecamatan Liukang Tangaya
Kabupaten Pangkep
-
48
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA
BALO-BALOANG KECAMATAN LIUKANG TANGAYA KABUPATEN
PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 42
42 Struktur Organisasi kepemerintahan Desa Balo-Baloang
KEPALA DESA BOHARI S.Pd
KEPALA SEKSI PELAYANAN DAN KESEHJAHTERAAN
MUHAMMAD ILYAS S.SOS
KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN
RUSTAN S.Pd
SEKRETARIS DESA JARRE
KEPALA URUSAN PERENCANAAN UMUM DAN TU
ILIATI
KEPALA URUSAN KEUANGAN
MUSPIDASARI
KEPALA DUSUN BALO-BALOANG
RUSTAN S
KEPALA DUSUN BBC
URWAN
KEPALA DUSUN PELOKANG
SYAMSUDDIN, A.Md,kep.
KEPALA DUSUN SUMANGA
UMRAH S.Pd
KEPALA DUSUN LANGKOITANG
USMAN
-
49
3. Kehidupan Keagamaan Di Pulau Balo-baloang
Sebagai seorang yang beragama hidup dan menjadi bangsa Indonesia
seharusnya benar-benar bersyukur. Orang beragama tentu akan sangat
mencintai agamanya, mereka akan senang jika bisa menjalankan
agamanya dengan bebas, tanpa ada hambatan sedikit pun. Selain itu,
mereka juga akan bahagia jika para pemimpinnya memberi ketauladanan
dalam menjalankan agamanya.
Aspek kehidupan masyarakat diatur oleh sebuah peraturan yang
diterapkan oleh petinggi dari masyarakat tersebut baik oleh negara tempat
masyarakat tersebut berada maupun oleh petinggi adatnya. Aspek –
aspek yang diatur oleh negara misalnya adalah aspek kehidupan ekonomi
sosial dan kebudayaan, misalnya di Indonesia mengatur demikian.
Adapun hal lain yang diatur oleh Negara kita yaitu mengenai kehidupan
beragama. Dalam hal ini diatur di dalam konstitusi kita yaitu UUD 1945
pasal 29 yang berbunyi:
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Selain diatur di dalam konstitusi yang tertuang pada pasal 29
tersebut, pemerintah juga mengukuhkan pengaturan mengenai
pengaturan tentang kehidupan beragama pada UU 1/PNPS/1965
-
50
penodaan agama Pada undang – undang tersebut hanya menjelaskan
bahwa setiap keagamaan yang menyimpang akan ditindak dan
digolongkan pada kasus pidana. Pada pasal 1, "Setiap orang dilarang
dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan, atau
mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran tentang
suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan
keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan agama itu. " melakukan
penafsiran tersebut pada pasal diatas mengandung makna yang ganda
dan rancu. Penafsiran suatu agama yang dianut oleh seseorang memang
dapatberbeda – beda dan pasal 29 UUD 45 memberikan kebebasan
kepada rakyat untuk menganut kepercayaan yang sesuai dengan
keyakinannya.
Dari pembukaan singkat diatas dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan Negara pada kehidupan beragama cukup besar. Negara
menjamin kebebasan memeluk agama di dalam konstitusi tetapi
membatasi kepercayaan masyarakat pada uu penodaan agama. Di dalam
uu ini terdapat unsure yang memiliki muatan bahwa seseorang dilarang
melakukan kegiatan peribadatan yang menyimpang dari agama yang
bersangkutan.
Disini terlihat bahwa ada pembatasan kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat karena masyarakat dibatasi harus melakukan
peribadatan sesuai dengan agama yang ditentukan. Misalnya pada
agama X mengharus melakukan proses ibadah berupa Y ,tetapi orang
-
51
tersebut melakukan peribadatan berupa Z maka Negara turut ikut campur
dan bahkan memvonis bersalah pada orang tersebut,bagaimana jika
proses tersebut memang yang dipercayai oleh orang tersebut, bukankah
ini bertentangan dengan konstitusi yang membebaskan masyarakat untuk
menganut agama dan kepercayaannya masing – masing ?
Disinilah letak dualisme dan pertentangan pengaturan terhadap
kehidupan beragama bagi masyarakat Indonesia, dimana salah satu
peraturan membebaskan dan yang lain melarang kepercayaan
masyarakat.
Keadaan seperti itu di pulau Balo-baloang telah dapat dilihat dan
di- rasakan hambatan sedikit pun orang menjalankan agamanya. Jika
ada aturan yang dianggap mengekang, misalnya dalam mendirikan
tempat ibadah, sebenarnya hanyalah merupakan cara pemerintah
untuk mengatur agar tidak terjadi benturan-benturan yang tidak perlu di
antara ummat beragama.
Keimanan atau kepercayaan pada agama terutama Islam itu,
secara pragmatis merupakan kebutuhan untuk menenangkan jiwa,
terlepas apakah objek kualitas imam itu benar atau salah. Secara
psikologis ini menunjukkan bahwa islam itu selalu mengajarkandan
menyadarkan akan nasib keterasingan menusia dan Tuhannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Agus ketua DPD di
Pulau Balo-baloang. Beliau mengatakan bahwa agama yang dianut
penduduk di Pulau Balo-baloang itu hanya satu yaitu agama Islam
-
52
namun yang membedakan adalah cara memaknai agama islam itu
sendiri ataukah masalah akidah contohnya seperti pelaksanaan shalat
. Ada sebagian dari masyarakat yang beranggapan bahwa
melaksanakan shalat itu tidak harus dengan gerakan cukup dalam
dalam hati Padahal di dalam ajaran Islam itu shalat harus dengan
gerakan bukan dalam hati disamping beriman kepada Allah SWT.43
Ada juga yang sudah melaksanakan shalat lima waktu akan tetapi
masih melakukan kesyirikan dan itu masih kental sekali pada
masyarakat ditempat tersebut dan tempat memintanya pun berbeda-
beda sesuai dengan keyakinan mereka, ada juga tempat meletak kan
sesajen setelah lebaran ataukah ketika salah seorang keluarganya
sakit ataukah meminta ketika akan melaksanakan suatu hajatan seperti
pernikahan dan lainnya. Mereka meletakkan makanan di rumah-rumah
yang didalamnya ada kelambu merah. Juga seperti halnya ketika ada
warga meninggal dunia dan saat mengantarkan jenasah ke kuburan
setelah jenasah diturunkan dari rumah maka harus diletakkan di tanah
3 kali, mereka berpendapat bahwa ketika jenasah tersebut tidak
diletakkan di tanah 3 kali sebelum diantarkan kekuburannya maka
setelah penguburannya akan ada suatu musibah yaitu akan
mendapatkan hawa yang panas dan juga akan banyak orang-orang
yang akan menyusul meninggal dunia.44
43 Hasil Wawancara Dengan Ketua DPD Pulau Balo-baloang, Tgl 15 Maret 2018 44 Hasil Wawancara Dengan Tokoh Masyarakat, Tgl 15 Maret 2018
-
53
Ada juga sebagian kaum muslimin yang tidak memahami atau
belum paham sepenuhnya tentang hari jumat, karena mayoritas
masyarakat pulau Balo-Baloang adalah pelaut, mereka mencari ikan
biasanya berangkat pada hari Selasa atau rabu, mereka tidak kembali
untuk melaksanakan shalat Jumat, mereka tidak sadar akan kewajiban
shalat Jumat tersebut.
Dan bentuk kesyirikan lain yang mereka lakukan seperti
menyembah kuburan mereka juga meyakini sesuatu yang tidak sesuai
dengan syariat agama seperti mempercayai hari tertentu dan
menyembah pohon. Perbuatan ini telah menjadi kebiasaan yang telah
lama dan bahkan sudah menjadi kebiasaan sebagian besar kaum
muslimin di negeri ini. Kesyirikan dengan menyembah kuburan di pulau
Balo-Baloang yaitu dengan mendatangi kuburan orang yang dianggap
sholeh semasa hidupnya pada hari tertentu dengan membawa
makanan bahkan mereka ramai-ramai bermalam di kuburan tersebut
dan makan bersama di kuburan tersebut, dan yang lebih fatalnya
mereka membawa minuman keras hingga mabok dan ini sangat jauh
sekali dari ajaran Islam . Dan juga mereka sampai punya subhat seperti
itu karena menurut mereka orang yang sudah mengatakan kalimat
shadatain tidak akan tergantung dalam kesyirikan, adanya
pemahaman seperti itu karena adanya kesalahan dalam berdalil
dengan hadis melakukan ibadah di kuburan seperti: berdoa , shalat,
membaca Alquran, thawaf dan sebaiknya ada hewan
-
54
Terjadinya banyak permasalahan ummat tidak dapat dipungkiri
bahwa hal itu memiliki keterkaitan dengan para pendakwah yang tidak
berkualitas, adanya berbagai permasalahan keummatan yang terjadi
tidak terlepas dari faktor para da’i yang mengemban tugas mulia yaitu
dakwah Illallah. Sebelum menapaki permasalahan lebih dalam akan
sebuah analisis sistem dakwah terhadap problematika ini, maka kita
perlu ketahui terlebih dahulu apa dan bagaimana dakwah yang sesuai
sunnah itu.
Dakwah mestilah didasarkan dengan sifat ikhlas ,yaitu mengikhlaskan
segala hal dalam dakwah hanya mengharapkan balasan dari Allah.
Allah Azza Wa Jala berfirman:
إِلَُھكُْم إِلَھٌ َواِحٌد فََمْن َكاَن یَْرُجو ِلقَاَء َربِِّھ فَْلیَْعَمْل َعَمًال َصاِلًحا قُْل إِنََّما أَنَا بََشٌر ِمثْلُُكْم یُوَحى إِلَيَّ أَنََّما َوَال یُْشِرْك بِِعبَاَدِة َربِِّھ أََحًدا
Terjemahan;
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah iya mengerjakan amal sholeh dan janganlah iya
mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya
(Q.S Al- kahfi : 110)45
4. Permasalahan dakwah Islam yang dihadapi para da’i dan masyarakat
di pulau Balo-baloang
Istilah permasalahan dakwah bukanlah istilah yang asing lagi
dalam ilmu dakwah. Dari zaman dahulu para penulis telah sering
45 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.
-
55
menyebutnya. Sebagai contoh Ustadz Fathiyakan sudah menulis
dalam bukunya “ Musykilatu ad-dakwah wa ad-da’iyah” beberapa
problematika penting dalam permasalahan ini. Begitu juga dengan
ustadz khalish Jalabiy juga menulis dalam bukunya “ fi an-naqdi adz-
dzatiy” solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada. Oleh sebab
itu bukanlah hal aneh lagi istilah seperti ini dalam ilmu dakwah. Dan ia
merupakan bagian yang terpenting dalam kerangka bahasannya.
Hal yang kita inginkan dari problema-problema dakwah ini
adalah sekumpulan kesalahan-kesalahan dan hambatan-hambatan
yang dialami oleh para da’i dalam perjalanan dakwahnya; baik
tantangan itu bersifat internal maupun eksternal. Dan tantangan ini
merupakan problema yang ada dalam jalan dakwah mereka. Baik
kesalahan-kesalahan dan tantangan tersebut dari segi pemahaman
terhadap dakwah itu sendiri atau dari segi metode yang dipakai.
Sebab kesalahan yang berasal dari diri pribadi para da’i tidaklah bisa
disamakan dengan kesalahan orang biasa. Sebab dampak kesalahan
orang biasa hanya kembali pada dirinya sendiri dan tidak akan
berdampak kepada orang lain. Berbeda dengan kesalahan yang
dilakukan oleh para da’i dalam memahami dakwah dan menerapkan
metodenya. Sebab bisa berimbas kepada orang lain, kesalahan da’i
akan berpengaruh terhadap dakwah secara umum, baik ia menyadari
atau tidak. Pepatah lama mengatakan: “ kesalahan orang yang
berilmu adalah kesalahan bagi alam “. Oleh karena itu ada peringatan
-
56
akan kesalahan panutan dan tauladan dengan bentuk yang berbeda-
beda.
Kesalahan-kesalahan dan rintangan dalam dakwah agar ia
dinamakan sebuah problem dan hambatan tidak diisyaratkan harus
bersifat umum dan tidak harus dialami oleh semua para da’i. Tapi
cukup, jika rintangan tersebut berada dalam barisan para penda’i
walaupun hanya sedikit yang mengalaminya. Menganggap remeh
permasalahan dakwah merupakan bentuk kesalahan. Bersikap acuh
sehingga susah untuk memperbaiki ataupun mencari solusinya.
Sehingga dengan demikian orang-orang akan merasa putus asa.
Sesungguhnya tidak ada penyakit didunia ini kecuali Allah
menurunkan obat. Maka hendaklah setiap da’i berjuang keras untuk
mengetahui obat-obat dari permasalahan tersebut. Berusaha untuk
mencari obat yang sesuai dengan penyakit. Sebab segala sesuatu
berada ditangan Allah SWT.
Allah Swt berfirman:
َ لََمَع اْلُمْحِسنِینَ َوالَِّذیَن َجاَھُدوا فِینَا لَنَْھِدیَنَُّھْم سُبُلَنَا َوإِنَّ �َّ
Terjemahan:
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,
benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik. (Al-Ankabut:69)46
46 Kementrian agama RI , Al-quran tajwid dan terjemahannya hal 404
-
57
Para ulama salaf ataupun para da’i terdahulu sangat perhatian
dalam hal memperbaiki kesalahan yang ada pada diri mereka
sebelum mereka melakukan perbaikan terhadap orang lain. Sehingga
dengan demikian mereka mudah untuk memperbaiki diri diri mereka
sendiri dan menyelesaikan permasalahan. Banyak dikalangan da’i
sekarang disibukkan mencari kesalahan-kesalahan orang lain dari
pada mencari kesalahan diri sendiri. Sehingga dengan demikian
sebagian mereka menilai jelek dan seolah tidak ada kebaikan pada
diri orang lain tersebut.
a. Permasalahan yang dihadapi da’i
Ada permasalahan yang dihadapi para pendakwah di sana atau
para da’i seperti faktor bahasa karena sebagian penduduk di pulau
Balo-baloang masih sebagian besar tidak memahami bahasa