PROBLEMATIKA DAKWAH DI PULAU BALO-BALOANG … › upload › 12789-Full_Text.pdf · Untuk...

85
PROBLEMATIKA DAKWAH DI PULAU BALO-BALOANG KECAMATAN LIUKANG TANGAYA KABUPATEN PANGKEP KEPULAUAN SULAWESI SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ABDUL RAHIM NIM : 105270020715 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

Transcript of PROBLEMATIKA DAKWAH DI PULAU BALO-BALOANG … › upload › 12789-Full_Text.pdf · Untuk...

  • PROBLEMATIKA DAKWAH DI PULAU BALO-BALOANG KECAMATAN LIUKANG TANGAYA KABUPATEN PANGKEP

    KEPULAUAN SULAWESI SELATAN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    ABDUL RAHIM NIM : 105270020715

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

  • v

    ABSRTAK

    ABDUL RAHIM

    NIM : 105270020715

    ABDUL RAHIM. 105270020715. Problematika Dakwah di Pulau Balo-Balong Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan (dibimbing oleh Ilham Muchtar dan Hasan Bin Juhanis)

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.Bagaimana Kehidupan Keagamaan Masyarakat di Pulau Balo-Balong Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan 2. Untuk Mengetahui Permasalahan Dakwah Islam Yang di Hadapi Dai dan Masyarakat di Pulau Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan 3. Untuk Mengetahui Strategi Dakwah di Pulau Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data-data yang berbentuk tulisan atau lisan dari individu dan mengarahkan pada tingkah laku yang dialami. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi yang didapat dari data langsung melalui wawancara. Adapun teknik yang digunakan antara lain: ketekunan pengamatan triangulasi data, diskusi teman sejawat. Adapun hasil penelitian ini ialah pemahaman agama di pulau balo-baloang hanya satu yaitu Islam namun cara memaknainya yang berbeda-beda, permasalahan yang dihadapi dai sendiri yaitu factor bahasa sedangkan dari masyarakat yaitu kurangnya minat untuk mengetahui ajaran Islam yang sesuai syariat, strategi dakwah yang dilakukan para dai menggunakan cara bertatap langsung dengan para mad’u.

    Keyword : Problematika Dakwah

    Makassar, 20 Oktober 2020

    Penulis

    ABDUL RAHIM

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirahim

    Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan

    nikmat-nya, nikmat iman, kesehatan dan kesempatan sehingga penulisan

    skripsi ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam tetap tercurah

    kepada Rasulullah SAW, Keluarga, sahabat dan orang-orang yang

    senantiasa mengikuti beliau

    Skripsi ini berjudul Implementasi Dakwah Islam Terhadap Sikap

    Keberagamaan Remaja Di Desa Padang Raya Kecamatan Seko

    Kabupaten Luwu Utara. Skripsi ini upaya penulis untuk mengetahui

    implementasi dakwah islam terhadap sikap keberagamaan remaja. Skipsi

    ini juga merupakan tugas akhir akademik perkuliahan pada Universitas

    Muhammadiyah untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar sarjana

    strata satu komunikasi pentiaran islam (KPI)

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak

    mungkin dapat terselesaiikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak

    moril maupun materil, olehnya penulis menyampaikan ucapan syukur

    kepada:

    1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar

  • vii

    2. Syaikh Muhammad Muhammad Thoyyib Khoory, keluarganya,

    teman dan karib kerabatnya yang menjadi donatur bagi kami,

    jazaakumullahu khairan.

    3. Drs. H. Mawardi Pawangi, M. Pd.I selaku dekan fakultas agama

    islam universitas muhammadiyah Makassar

    4. Dr. Abbas Baco Miro, Lc, MA selaku ketua prodi komunikasi

    penyiaran islam universitas muhammadiyah Makassar

    5. Dr. M. Ilham Mukhtar, Lc., M.A. selaku pembingbing 1 skripsi

    6. Dr. Sudir Koadhi, S.S., M.Pd.I selaku pembingbing 2 skripsi

    7. Seluruh dosen-dosen universitas muhammadiyah atas kerja

    samanya

    8. Seluruh teman-teman angkatan 1 prodi penyiaran agama islam

    yang selama ini telah bersama-sama menjalani proses perkuliahan

    dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

    Alhamdulillah

    Jazakumullahu khairan katsiran

    Makassar, 20 Oktober 2020

    Penulis

    Abdul Rahim

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................... ii

    PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH…………………………………. iv

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………. v

    ABSTARK……………………………………………………………... vi

    KATA PENGANTAR…………………………………………………. vii

    DAFTAR ISI ................................................................................. viii

    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................ 4 C. Tujuan Peneltian .......................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Dakwah ........................................................... 6 B. Ruang Lingkup Dakwah ..................................................... 15 C. Metode Dan Problematika Dakwah………………………… . 19

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Penelitian Kualitatif ........................................................... 31 B. Subyek Dan Obyek Penelitian .......................................... 34 C. Fokus Penelitian ............................................................... 34 D. Jenis Dan Sumber Data .................................................... 34 E. Tahap-tahap Penelitian .................................................... 35 F. Teknik Pengumpulan Data………………………………….. 38 G. Instrumen Penelitian…………………………………………. 40 H. Teknik Analisa Data………………………………………….. 40 I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……………………… 41

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Pulau Balo-baloang……………………… 44

  • ix

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan……………………………………………… 68 B. Saran…………………………………………………….. 70

    DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 71

    RIWAYAT HIDUP

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Islam adalah agama risalah untuk manusia dan ummat manusia

    adalah pendukung amanah untuk meneruskan risalah dakwah baik

    sebagai ummat kepada umat-umat yang lain ataupun selaku perorangan,

    ditempat manapun mereka berada dan menurut kemampunnya masing-

    masing. 1 Islam menegaskan ummatnya untuk menyiarkan dan

    menyebarkan agama Allah SWT dan Rasulnya.

    ةٌ یَْدعُوَن إِلَى اْلَخْیِر َویَأُْمُروَن بِاْلَمْعُروِف َویَْنَھْوَن َعنِ اْلُمْنَكِر َوأُولَئِك ھُُم اْلُمْفِلُحوَن َوْلتَكُْن ِمْنكُْم أُمَّTerjemahan;

    Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

    kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

    yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.2

    Dengan demikianlah jelaslah bahwa islam adalah agama dakwah,

    yaitu agama yang didalamnya ada usaha untuk menyebarluaskan

    kebenaran dan mengajak manusia untuk melaksanakan apa yang menjadi

    perintah dan larangannya.Dakwah menjadi tugas yang harus diemban

    setiap muslim dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, bahkan

    1 Tuti Alawiyah, strategi dakwah dilingkungan majelis taklim ( Bandung: Mizan

    1997)hal.1. 2 Kementrian Agama RI, Alquran Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung:PT.

    Sygma Examedia Arkanleema,2010),h.63

  • 2

    dakwah itu menjadi tugas rutin dan kesinambungan dari masa ke masa

    sampai kelak kemudian hari.3

    Agama memiliki peranan penting dalam menasehati seorang

    sampaipada peranannya dalam membuat konsepsi tentang diri, cita-cita

    dan kehidupannya. Dakwah Islam sejak awal mula kelahirannya sampai

    saat ini akan selalu bersentuhan dengan realitas sosial yang

    mengintarinya, persentuhan dengan kenyataan dimasyarakat dengan

    dakwah Islam memunculkan dua kemungkinan, yang pertama adalah

    dakwah Islam akan mampu memberikan out put (hasil pengaruh) terhadap

    lingkungan masyarakat dalam arti memberikan pijakan hidup,arah dan

    dorongan mengadakan perbaikan serta perubahan yang lebih baik,

    sehingga terbentuk suatu tatanan masyarakat baru yang lebih baik. Dan

    yang kedua adalah dakwah Islam dipengaruhi oleh adanya perubahan

    masyarakat dalam arti corak dan arahnya, hal ini berarti bahwa dakwah

    Islam ditentukan oleh sistm yang berada dalam masyarakat tersebut.4

    Dakwah pada saat ini telah banyak mengalami kemajuan bila

    dibandingkan dengan masa lalu, namun perjalanannya tidak dapat

    berjalan terus sebagaimana yang diharapkan, mengingat seringkali

    muncul hambatan-hambatan yang baik yang ada kaitannya dengan

    dakwah secara langsug maupun tidak langsung, misalnya masalah

    kemiskinan yang secara tidak langsung menjadi persoalan dakwah

    3 Hafi Anshari, pemahaman dan pengalaman dakwah ( Surabaya: Al- Iklas1993) 4 Amrullah Ahmad(ED), Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial (Yokyakarta:

    PLPAN,178)hal.155

  • 3

    juga.Perspalan-persoalan yang dihadapi di pulau Balo-baloang, adalah

    persoalan dakwah Islam yang dihadapi para da’i dalam mengembangkan

    dakwah Islam. Dalam proses pelaksanaannya terdapat kendala. Kendala-

    kendala seperti itu ada yangberasal dari para da’i itu sendiri seperti

    lemahnya pendidikan da’i terutama kurangnya penguasan dalam masalah

    agama Islam.

    Para da’i dalam mengembangkan dakwah masih tersa kesulitan

    strategi apa yang harus diberikan dalam menghadapi situasi seperti ini,

    apalagi media yang dimiliki belum memadai, metode dakwah yang mereka

    belum kuasai terutamamaterinya yang hanyamenjelaskan tentang

    masalah sholat atau ibadah yang tidak pernah mengkaitkan dengan

    materi keduniaan.

    Kendala-kendala lain yang selalu menjadi persoalan tidak

    lancarnya aktivitas dakwah juga terdapat dalam masyarakat (objek

    dakwah ) yang belum muncul semangat keagamaannya baik dalam

    mengikuti pengajian-pengajian maupun dalam pengalaman agama,

    seperti sholat dan ibadah lainnya. Lebih parah lagi masyarakat

    dilingkungan sekitar pulau Balo-baloang masih melakukan tindakan-

    tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam. Terbukti dengan masih

    banyaknya warga yang menyembah kuburan, membawa sesajen

    kepohon-pohon, mempercayai hari tertentu. Dengan kondisi tersebut

    maka dapat dipahami bahwa problematika dakwah di pulau Balo-baloang

    masih sangat komplek.

  • 4

    Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin

    mengadakan penelitian yang berjudul “Problematika Dakwah di Pulau

    Balo-baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep

    Kepulauan”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, penulis

    dapat merumuskan permasalahan yang dapat dikaji sebagai berikut :

    1. Bagaimana kehidupan keagamaan masyarakat di pulau Balo-

    baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep

    Kepulauan ?

    2. Bagaimana permasalahan dakwah Islam yang dihadapi da’i dan

    masyarakat di pulau Balo-baloang Kecamatan Liukang Tangaya

    Kabupaten Pangkep Kepulauan?

    3. Bagaimana strategi dakwah di pulau Balo-baloang Kecamatan

    Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan ?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

    dari penelitian ini antara lain :

    1. Untuk mengetahui kehidupan keagamaan masyarakat di pulau Balo-

    baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan

  • 5

    2. Untuk mengetahui permasalahan dakwah Islam yang dihadapi di pulau

    Balo-baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep

    Kepulauan

    3. Untuk mengetahui strategi dakwah di pulau Balo-baloang Kecamatan

    Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep Kepulauan

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Manfaat secara teoritis yang di peroleh dari penelitian ini adalah

    menambah khazanah atau wawasan temuan penelitian baru mengenai

    problematika dakwah di pulau Balo-baloang

    2. Manfaat Praktis

    Manfaat secara praktis dari pelaksanaan penelitian ini bagi da’i yaitu

    dapat mengetahui permsalahan-permasalahan dakwah, kemudian dapat

    menerapkan strategi yang tepat sesuai kondisi keagamaan setempat

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Dakwah

    Secara harafiyah, dakwah berasal dari kata : da’aa- yad’uu –

    wa’watan (dakwah) yang berarti menyeru, memanggil dan juga mengajak

    untuk hal tertentu. Maksudnya adalah mengajak dan menyeru kepada

    manusia agar mengakui Allah SWT. Sebagai Tuhan yang benar, lalu

    menjalani kehidupan sesuai dengan ketentuan-ketentuannya yang

    tertuang dalam Alquran dan As-Sunnah. Dengan demikian , target dakwah

    adalah memujudkan sumber daya manusia yang bertakwa kepada Allah

    SWT. “ Dalam arti yng seluas-luasnya. Dalam kehidupan masyarakat

    khususnya kehidupan umat islam, dakwah memiliki kedudukan yang

    sangat penting.5

    Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa arab da’a yang

    berarti mengajak, mengundang,menyeru menarik serta memanggil.

    6 Dakwah adalah menyeru kepada manusia supaya taat dan beriman

    kepada Allah dan Rasul . Dakwah adalah usaha mengingatkan kepada

    fitrah manusia dan menyeru kepada manusia agar tidak menyembah

    Tuhan selain Allah. Dakwah adalah usaha untuk memperbaiki dan

    membangun masyarakat yang taat kepada Allah.

    5 Ahmad yani ,Bekal menjadi khatib dan Muballigh,(Jakarta: Al Qalam,cetakan

    pertama,2005).h.1

    6 Oemar Bakri dan Nuh ,Kamus Bahasa Arab Indonesia Inggris,(Jakarta: Mutiara,1958),h.104

  • 7

    Allah berfirman, Q.S Yusuf:108

    ِ ِ َعلَى بَِصیَرٍة أَنَا َوَمِن اتَّبَعَنِي َوسُْبَحاَن �َّ ن َوَما أَنَا ِمَن اْلُمْشِرِكیقُْل َھِذِه َسبِیِلي أَْدعُو إِلَى �َّ

    Terjemahan:

    Katakanlah (Muhammad) inilah jalanku aku dan orang-orang yang

    mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, maha suci

    Allah dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik7

    Berdasarkan pengertian di atas tugas dakwah dapat dipahami

    sebagai bagian dari tanggung jawab setiap muslim dalam menyebarkan

    agamanya ke tengah-tengah masyarakat . Kewajiban ini merupakan

    tanggung jawab individu manapun dengan kedudukan yang bervariasi.

    Penyebaran ajaran Islam secara merata harus di tingkatkan denga jalan

    memanggil, mengajak ke jalan yang benar (amar ma’ruf) dan mencegah

    perbuatan merugikan ( nahi munkar) . Umat Islam tanpa terkecuali

    memiliki kesempatan melaksanakan tugas mulia ini dengan menggunakan

    teknik dan metode yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-

    masing. 8

    Dari beberapa definisi di atas secara singkat dapat disimpulkan

    bahwa dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh informan

    (da’i) untuk menyampaikan informasi kepada pendengar (mad’u)

    7 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya,h 248 8 Hasniah Hasan,Metode Dakwah Terapan,(Surabaya:PT. Bina Ilmu ,Cet

    pertama,2005),h.2

  • 8

    mengenai kebaikan dan mencegah keburukan. Aktivitas tersebut dapat

    dilakukan dengan menyeru, mengajak atau kegiatan persuasif lainnya.

    Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam sebagai

    agama rahmatan lil’alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh

    manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur: da’i (subyek),

    maaddah (materi), thoriqoh (metode), wasilah (media),danmad’u (objek)

    dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan

    Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

    Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dimana dalam sebuah hadist tentang dakwah.

    ِ ْبِن َعْمٍرو، أَنَّ النَّبِيَّ َصلَّى هللاُ َعلَْیِھ َوَسلََّم، قَاَل: «بَّلِغُوا َعنِّي َوَلْو آیَةً، وَ ثُوا َعْن َعْبِد �َّ َحّدِ

    ْأ َمْقعََدهُ ِمَن النَّاِر» ِإْسَرائِیَل َوالَ َحَرَج، َوَمْن َكذََب َعلَيَّ َعْن بَنِي ًدا، فَْلیَتَبَوَّ ُمتَعَّمِArtinya:

    Dari Abdullah ibn Amr bahwa Nabi SAW. bersabda, “sampaikanlah dariku

    walaupun hanya satu ayat. Ceritakanlah apa yang telah aku beritahukan

    mengenai Bani Israil karena demikian itu tidak berdosa. Barang siapa

    sengaj berdusta tentang aku, kelaknya tempatnya di neraka 9 . (H.R

    Bukhari no 3202).

    Hadis ini menjelaskan tentang perintah Rasulullah SAW. Kepada umatnya

    untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau. Meskipun hanya satu ayat (

    sedikit ajaran Islam) yang kita terima, kita mempunyai kewajiban untuk

    menyampaikannya kepada orang lain. Dalam berdakwah, kita juga

    9 Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Al –Bukhari,Shahih Al-Bukhari, Jilid 4,(Al-Qahirah; Dar Thuq an-Najah,1442 H), h 170.

  • 9

    diperbolehkan menyampaikan tentang kisah-kisah Bani Israil sebagai

    ibrah ( pelajaran ) tentang perjalanan umat terdahulu. Dengan catatan,

    kisah-kisah itu yang sudah disampaikan Rasulullah SAW.

    Orang-orang yang mau berdakwah akan mendapatkan keutamaan

    /pahala yang sangat besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

    ْسَالِم سُنَّةً َحَسنَةً، فَعُِمَل بَِھا بَْعَدهُ، كُتَِب لَھُ ِمثُْل أَْجِر َمْن َعِمَل بَِھا، َوَال یَ أُُجوِرِھْم ْنقُُص ِمْن «َمْن َسنَّ فِي اْإلِْسَالِم سُنَّةً َسیِّئَةً، فَعُِمَل بَِھا بَْعَدهُ، كُتَِب َعلَْیِھ ِمثُْل وِ ْزِر َمْن َعِمَل بَِھا، َوَال یَْنقُُص ِمْن َشْيٌء، َوَمْن َسنَّ فِي اْإلِ

    أَْوَزاِرِھْم َشْيٌء»، Artinya;

    Barang siapa mengajak kepada hidayah, dia akan memperoleh bagian

    pahala itu seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya tanpa

    mengurangi sedikit pun pahala-pahala mereka. Barang siapa mengajak

    pada kesesatan, dia akan memperoleh bagian dosa seperti dosa-dosa

    orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dosa-dosa

    mereka (yang mengikutinya). 10

    Menurut Masdar Helmy , dakwah Islam adalah mengajak dan

    menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam),

    termasuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk membawa

    kebahagiaan dunia akhirat. 11 Akan tetapi dakwah Islam yang penulis

    maksudkan adalah aktivitas para da’i melalui pengajian umum ataupun

    khusus seperti pengajian bapak-bapak,pengajian remaja dan pengajian

    ruti setiap hari.

    10 Muslim bin Al-Hajjaj Abu Al Hasan Al-Qusyairi An –Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid 4,(Bairut; Dar ihya’ at-Turats Al Arabi,1954 M), h 2059.

    11 Masdar Helmy,Dakwah Dan Pembangunan(Jakarta: Wijaya 1976),hal.1

  • 10

    Q.S Al Imran :110

    ِ بِا�َّ َوتُْؤِمنُوَن اْلُمْنَكِر َعِن َوتَْنَھْوَن بِاْلَمْعُروِف تَأُْمُروَن ِللنَّاِس أُْخِرَجْت ٍة أُمَّ َخْیَر اْلِكتَاِب كُْنتُْم أَْھُل آَمَن َولَْو لََكاَن َخْیًرا لَُھْم ِمْنُھُم اْلُمْؤِمنُوَن َوأَْكثَُرھُُم اْلفَاِسقُون

    Terjemahan:

    Kamu umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia

    (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang

    munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah

    itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun

    kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. 12

    Islam sebagai agama merupakan penerus dari risalah-risalah yang

    dibawa nabi terdahulu, terutama agama-agama samawi seperti Yahudi

    dan Nasrani. Islam diturunkan karena terjadinya distorsi ajaran agama,

    baik karena hilangnya sumber ajaran agama sebelumnya ataupun

    pengubahan yang dilakukan pengikutnya. Dalam agama Nasrani

    misalnya, hingga saat ini belum ditemukan kitab suci yang asli. Karena

    dakwah merupakan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar, dakwah tidak

    selalu berkisar pada permasalahan agama seperti pengajian atau

    kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan keagamaan lainnya. Paling

    tidak ada tiga pola yang dapat dipahami mengenai dakwah.

    a. Dakwah Kultural

    Dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang mendekatkan pendekatan

    Islam Kultural, yaitu: salah satu pendekatan yang berusaha meninjau

    12 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya,h 64

  • 11

    kembali kaitan doktrinasi yang formal antara Islam dan negara. Dakwah

    kultural merupakan dakwah yang mendekati objek dakwah (mad’u)

    dengan memperhatikan aspek sosial budaya yang berlaku pada

    masyarakat. Seperti yang telah dilaksanakan para muballigh dahulu (yang

    dikenal sebagai walisongo) di mana mereka mengajarkan Islam

    menggunakan adat istiadat dan tradisi lokal. Pendekatan dakwah melalui

    kultural ini yang menyebabkan banyak masyarakat yang tertarik masuk

    Islam. Hingga kini dakwah kultural ini masih dilestarikan oleh sebagian

    umat Islam di Indonesia.

    Dakwah kultural juga bisa berarti kegiatan dakwah dengan

    memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk

    budaya secara luas dalam rangka menghasilkan kultur baru yang

    bernuansa Islami atau kegiatan dakwah dengan memanfaatkan adat,

    tradisi, seni dan budaya lokal dalam proses menuju kehidupan Islami.

    Dakwah kultural ini hukumnya sah-sah saja asal tidak bertentangan

    dengan nilai-nilai syar’i yang sudah baku, misalnya masalah akidah.

    Sebab apabila dakwah yang kita anggap kultural ini kemudian kita salah

    menfsirkannya, maka yang terjadi adalah kefatalan. Misalnya saja kita

    berdakwah dengan harus mengikuti budaya agama lain yang dapat

    menggugurkan nilai akidah kita, maka dakwah semacam ini tidak boleh

    dilakukan.

    Sejarah dakwah kultural sebagaimana yang dilakukan di awal Islam

    masuk ke wilayah Jawa, dimana bangsa Indonesia saat itu kaya dengan

  • 12

    tradisi animisme dan dinamisme, maka para pelaku dakwah kita yang

    lentur dalam menjalankan dakwah kulturalnya mengakibatkan ajaran Islam

    yang sudah sempurna menjadi terkotori oleh budaya setempat. Hal ini

    merupakan kesalahan fatal yang tidak boleh dicontoh dalam melakukan

    dakwah.Semaraknya ibadah bid’ah yang ada sekarang adalah merupakan

    warisan dari metode dakwah kultural yang diterapkan tanpa

    memperhatikan nilai-nilai akidah.

    b. Dakwah Politik

    Dakwah politik adalah gerakan dakwah yang dilakukan dengan

    menggunakan kekuasaan (pemerintah); aktivis dakwah bergerak

    mendakwahkan ajaran Islam supaya Islam dapat dijadikan ideologi

    negara, atau paling tidak setiap kebijakan pemerintah atau negara selalu

    diwarnai dengan nilai-nilai ajaran Islam sehingga ajaran Islam melandasi

    kehidupan politik bangsa. Negara dipandang pula sebagai alat dakwah

    yang paling strategis.

    Dakwah politik disebut pula sebagai dakwah struktural. Kekuatan

    dakwah struktural ini pada umumnya terletak pada doktrinasi yang

    dipropagandakannya. Beberapa kelompok Islam gigih memperjuangkan

    dakwah jenis ini menurut pemahamannya. Bentuk dakwah politik bisa

    bermacam-macam. Misalnya melakukan perjuangan politik seperti

    mengkritik penguasa yang menjadi pelayan penting orang barat,

    mengkritik kebijakan penguasa yang menjalankan agenda neoliberalisme,

    dan sebagainya. Perlu diberi catatan bahwa dakwah politik tidak boleh

  • 13

    menghalalkan segala cara, melainkan wajib berpegang teguh dengan

    syariah Islam. Maka dari itu, aktivitas kelompok atau partai Islam yang

    mengikuti pemilu dalam sistem demokrasi-sekuler dengan meninggalkan

    hukum-hukum syariah Islam tidak dapat disebut dakwah politik, melainkan

    hanya tindakan pragmatis yang justru sangat jauh dari Islam

    c. Dakwah Ekonomi

    Dakwah ekonomi adalah aktivitas dakwah umat Islam yang berusaha

    mengimplementasikan ajaran Islam yang berhubungan dengan proses-

    proses ekonomi guna peningkatan kesejahteraan umat Islam. Dakwah

    ekonomi berusaha untuk mengajak umat Islam meningkatkan ekonomi

    dan kesejahteraannya. Ajaran Islam dalam kategori ini antara lain; jualbeli,

    pesanan, zakat, infak dan lain sebagainya.

    Dakwah senantiasa menuntut keterlibatan umat Islam seluruhnya

    untuk dapat menyemarakkan dakwah melalui masjid atau majelis-majelis

    ta’lim yang ada di masyarakat. apabila umat Islam bersatu dan senantiasa

    dapat melaksanakan ajaran Islam secara bersama-sama dari golongan

    tua ,muda, kaya, miskin, maka akan dapat membentuk perilaku atau

    akhlak yang sesuai dengan syariat Islam. Melihat keberadaan para remaja

    yang berada disekitar daerah mesjid yang ada di masyarakat dengan

    membentuk suatu organisasi remaja mesjid di nilai akan membawa

    pengaruh dalam kehidupan beragama masyarakat.. Karena remaja masjid

    merupakan suatu organisasi remaja Islam di Masyarakat yang mempunyai

    tujuan aspiratif dan representatif. Aspiratif merupakan mampu

  • 14

    mengemban amanat hati nurani ummat, menjaga norma-norma yang ada

    di masyarakat ( dengan melaksanakan ajaran islam yang baik),

    sedangkan representatif adalah mewakili generasi sebagai pilar yang

    membela tegaknya ajara ilahi di seluruh bumi.’’ Remaja mesjid yang

    mewakili potensi dalam organisasinya akan ikut serta memikirkan masa

    depn ummat Islam , bertanggung jawab terhadap prospek perkembangan

    syiar Islam di masa yang akan datang.13

    Dakwah merupakan pelaksanaan terhadap perintah Allah , yaitu

    menyeru kepada manusia ke arah ajaran islam yang meliputi persoalan

    teologi, syariah, akhlak, dan institusi. Dakwah merupakan satu usaha

    untuk mengajar kebenaran kepada mereka yang lalai , membawa berita

    baik tentang nikmat dunia dan nikmat syurga , memberi amalan tentang

    balasan neraka di akhiran da kesengsaraan. Melaksanakan tugas dakwah

    merupakan puncak kebaikan dan kebahagiaan sebagaimana firman

    Allah dalam Al-Quran Surah Al Fusilat ayat 33 yang berbunyi

    ِ َوَعِمَل َصاِلًحا َوقَاَل إِنَّنِي ِمَن اْلُمْسِلِمینَ ْن َدَعا إِلَى �َّ َوَمْن أَْحَسُن قَْوًال ِممَّTerjemahan;

    Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang

    menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata

    sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri) 14

    Ilmu dakwah adalah suatu pentunjuk atau pedoman yang berisi

    mengenai cara-cara dan tuntutan untuk menarik perhatian orang lain agar

    13 Umar Jaeni ,panduan Remaja Masjid,(Surabaya: CV. Alfa Grafika,2003),h.1 14 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya,h 480

  • 15

    mengikuti seruan yang disampaikan. Tentu saja dalam agama islam ada

    beberapa kaidah yang tidak boleh dilanggar para endakwah seperti ajakan

    dengan kekerasan dan ancaman sangat tidak dianjurkan bahkan sebuah

    dosa besar karena melaggar ketentuan yang telah disebutkan dalam

    firman Allah SWT.

    َعِن َوتَْنَھْوَن بِاْلَمْعُروِف تَأُْمُروَن ِللنَّاِس أُْخِرَجْت ٍة أُمَّ َخْیَر اْلِكتَاِب كُْنتُْم أَْھُل آَمَن َولَْو ِ بِا�َّ َوتُْؤِمنُوَن اْلُمْنَكِر لََكاَن َخْیًرا لَُھْم ِمْنُھُم اْلُمْؤِمنُوَن َوأَْكثَُرھُُم اْلفَاِسقُون

    Terjemahan:

    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

    yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

    Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

    jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

    petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125).15

    B. Ruang Lingkup Dakwah

    1. Dasar Hukum Dakwah

    Dasar hukum pelaksanaan dakwah

    Dakwah merupakan aktifitas yang bersifat penting di dalam agama

    islam, karena dengan dakwah islam dapat tersebar serta diterima oleh

    masyarakat, dakwah juga berfungsi untuk menata kehidupan yang agamis

    menuju keharmonisan dan kebahagiaan masyarakat.

    15 Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya, h 281

  • 16

    1. Dasar kewajiban dakwah dalam Alquran

    Sangat banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang

    kewajiban umat islam untuk berdakwah, dan adil tentang kewajiban

    dakwah yang terdapat di dalam Alquran diantaranya adalah

    بِالَّتِي ِھَي أَْحَسُن إِنَّ َربََّك ھُوَ بِاْلِحْكَمِة َواْلَمْوِعَظِة اْلَحَسنَِة َوَجاِدْلُھْم بَِمْن َضلَّ َعْن اْدعُ إِلَى َسبِیِل َربَِّك أَْعلَُم ِھ َوھَُو أَْعلَُم بِاْلُمْھتَِدینَسبِیلِ

    Terjemahan:

    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

    yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

    Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

    jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

    petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125)16

    Surat an-nahl ayat 125 tersebut, selain merupakan bentuk perintah

    yang ditujukan kepada seluruh umat islam untuk berdakwah, juga

    merupakan tuntunan cara dalam melaksanakan aktifitas dakwah yang

    dapat relevan dengan petunjuk yang terdapat di dalam Al-Qur’an

    2. Dasar kewajiban dakwah dalam hadits

    Selain di dalam Alquran, dasar kewajiban dakwah juga banyak

    dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW didalam beberapa hadits,

    diantaranya

    a. Hadist riwayat imam muslim: “dari Abi Sa’id al-khudariyi ra. Berkata;

    aku telah mendengar Rasulullah bersabda;

    16 Kementrian agama RI , Al-quran tajwid dan terjemahannya.h 281.

  • 17

    ی «َمْن َرأَى ِمْنكُْم ُمْنَكًرا َماِن».فَْلیُغَیِّْرهُ بِیَِدِه، فَإِْن لَْم یَْستَِطْع فَبِِلَسانِِھ، فَإِْن لَْم یَْستَِطْع فَبِقَْلبِِھ، َوذَِلَك أَْضعَُف اْإلِ

    Artinya;

    Barang siapa diantara mereka melihat kemungkaran, maka hendaklah dia

    mencegah dengan tangannya (kekuatan atau kekuasaan;jika tidak

    sanggup maka cegahlah dengan lidahnya dan jika tidak mampu maka

    cegahlah dengan hati dan hal tersebut merupakan selemah-lemah

    Islam17.

    b. Hadist riwayat imam Tirmizi: dari Huzaifah ra. Dari nabi SAW

    bersabda:

    ُ أَْن یَْبعََث َعلَْیكُْم ِعقَ َوالَِّذي نَْفِسي ابًا ِمْنھُ ثُمَّ تَْدعُونَھُ بِیَِدِه لَتَأُْمُرنَّ بِالَمْعُروِف َولَتَْنَھُونَّ َعِن اْلُمْنكَِر أَْو لَیُوِشَكنَّ �َّ فَالَ یُْستََجاُب لَكُْم.

    Artinya;

    Demi zat yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada

    kebaikan dan haruslah kamu mencegah perbuatan munkar, atau Allah

    akan menurunkan siksanya kepadamu kemudian kamu berdoa kepadanya

    dimana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu18.

    17 Muslim bin Al-Hajjaj Abu Al Hasan Al-Qusyairi An –Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid 1, h 69

    18 Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Jilid 4,(Bairut; Dar Al- Gharbi Al – Islami,1998M),h38

  • 18

    2. Hukum Dakwah

    Pada dasarnya berdakwah merupakan tugas pokok para rasul yang

    di utus untuk berdakwah kepada kaumnya agar mereka beriman kepada

    Allah SWT, akan tetapi dengan berlandaskan kepada Alquran dan anjuran

    nabi Muhammad kepada ummat islam didalam beberapa hadist tentang

    keharusan untuk berdakwah, maka dakwah juga diwajibkan kepada

    seluruh umat islam.

    Mengenai hukum dakwah masih terjadi permasalahan apakah jenis

    kewajiban dakwah ditujukan kepada setiap individu atau kepada

    sekelompok manusia, perbedaan pendapat tersebut disebabkan

    perbedaan pemahaman terhadap dalil naqli (Alquran dan Hadist). Dan

    karena kondisi pengetahuan dan kemampuan manusia yang beragam

    dalam memahami Alquran.

    Menurut Asmuni syukur, hukum dakwah adalah wajib bagi setiap

    muslim, karena hukum islam tidak mengharuskan umat islam untuk selalu

    memperoleh hasil yang maksimal, akan tetapi usaha yang diharuskan

    maksimal sesuai denga kemampuan dan keahlian yang dimiliki,

    sedangkan berhasil atau tidak dakwah merupakan urusan Allah. Hal ini

    berlandaskan kepada firman Allah didalam Alquran, Q.S At-Tahrim (66):6

    َ یَا أَیَُّھا الَِّذیَن آَمنُوا قُوا أَْنفَُسكُْم َوأَْھِلیكُْم نَاًرا َوقُوُدَھا النَّاُس َواْلِحَجاَرةُ َعلَْیَھا َمَالئَِكةٌ ِغَالظٌ ِشَداٌد َال یَْعُصوَن �َّ َما أََمَرھُْم َویَْفعَلُوَن َما یُْؤَمُرون

  • 19

    Terjemahan:

    hai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

    neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya

    malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap

    apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

    yang diperintahkan19

    C. Metode dan Problematika Dakwah

    A. Metode Dakwah

    Secara etimologis istilah metodologi berasal dari bahasa

    yunani, yaitu ‘metodos’ yang berarti cara atau jalan, dan ‘logos’

    yang berarti ilmu. Secara semantic Metodologi berarti ilmu yang

    mempelajari tentang cara atau jalan yang di tempuh untuk

    mencapai tujuan atau memperoleh sesuatu.

    Berdasarkan pada pengertian tersebut metodologi dakwah

    adalah ilmu yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk

    mencapai tujuan dakwah. Adapun yang di maksud dengan metode

    dakwah adalah tata cara menjalankan dakwah agar mencapai

    tujuan dakwah yang telah di rencanakan.

    Dakwah sebagai suatu upaya untuk menyebarkan ajaran

    Allah Swt,. Kepada seluruh umat manusia memerlukan metode. Di

    dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda :

    19 Kementrian agama RI , Al-quran tajwid dan terjemahannya.h 560

  • 20

    ٍة أُمَّ فِي هللاُ بَعَثَھُ نَبِّيٍ ِمْن بِسُنَّتِِھ «َما یَأُْخذُوَن َوأَْصَحاٌب َحَواِریُّوَن، تِِھ أُمَّ ِمْن لَھُ َكاَن إِالَّ قَْبِلي َویَْفعَلُوَن َما الَ یَْفعَلُوَن، َما َال یَقُولُوَن ُخلُوٌف بَْعِدِھْم ِمْن تَْخلُُف إِنََّھا ثُمَّ بِأَْمِرِه، یُْؤَمُروَن، َویَْقتَُدوَن

    بِیَ َجاَھَدھُْم ُمْؤِمٌن، فََمْن فَُھَو بِقَْلبِِھ َجاَھَدھُْم َوَمْن ُمْؤِمٌن، فَُھَو بِِلَسانِِھ َجاَھَدھُْم َوَمْن ُمْؤِمٌن، فَُھَو ِدِه یَماِن َحبَّةُ َخْرَدٍل» َولَْیَس َوَراَء ذَِلَك ِمَن اْإلِ

    Artinya;

    Tidaklah seorang Nabi yang diutus Allah dari ummat sebelumku ,

    kecuali dari ummatnya terdapat orang-orang hawariyun ( para

    pembela dan pengikut) yang melaksanakan sunnahnya serta

    melaksanakan perintah-perintahnya. Kemudian datang geerasi

    setelah mereka; mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka

    kerjakan dan mereka mengerjakan sesuatu yang tidak

    diperintahkan. Oleh karena itu siapa yang berjihad kepada mereka

    dengan tangannya, maka ia adalah orang mukmin . Dan siapa yang

    berjihad melawan mereka dengan lisannya maka ia adalah orang

    mukmin. Dan siapa yang berjihad melawan mereka dengan

    hatinya, maka ia adalah orang mukmin. Sedangkan dibawah itu

    semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi 20.

    Tanpa menggunakan metode yang tepat, dakwah Islam tidak

    dapat dijalankan dengan baik dan tentu tidak memperoleh hasil

    sebagaimana yang di harapkan yaitu:

    1) Dakwah Dengan Cara Hikmah

    Metode dakwah pertama adalah dengan cara hikmah. Dalam

    Al-Qur’an kata hikmah dengan berbagai bentuknya (masdar dan

    20 Muslim bin Al-Hajjaj Abu Al Hasan Al-Qusyairi An –Naisaburi, Shahih Muslim, Jilid 1, h 61

  • 21

    fa’il) di sebut sebanyak 29 kali. Sebanyak 15 kali kata hikmah di

    sebutkan bersamaan dengan kata kitab, 4 di antaranya kata

    hikmah di sebut berkaitan dengan pengetahuan secara umum,

    dalam arti pengetahuan menyangkut berbagai persoalan manusia.

    Dalam bahasa Indonesia kata hikmah di artikan dengan bijaksana.

    Menurut Ali Aziz, kata bijaksana sebenarnya kurang

    merepresentasikan makna kata hikmah. Karena, kata bijaksana

    dalam bahasa Indonesia mengandung makna, menggunakan akal

    budi (pengalaman dan pengetahuan), dan pandai dan ingat-ingat.

    Sedangkan dalam bahasa arab kata hikmah berarti suatu pelajaran

    yang datang dari Allah Swt.

    Ar-Razi mengartikan kata hikmah dengan dalil-dalil yang pasti.

    Al-tabari mangartikan kata hikmah dengan “wahyu yang di berikan

    kepada Nabi Muhammad Saw”. Al-Maraghi mengartikan hikmah

    dengan “ perkataan yang pasti di sertai dengan dalil-dalil yang

    menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan”.

    Thaba’thabai mengartikan hikmah dengan “menyampaikan

    kebenaran dengan ilmu dan akal”. Makna hikmah dari para mufasir

    tersebut dapat memberikan benang merah tentang arti hikmah,

    yakni hikmah dari Allah yang berati mengetahui dan mendapatkan

    sesuatu seakurat mungkin. Sedangkat, hikmah dari manusia adalah

    mengetahui yang ada dan mengerjakan kebaikan.

  • 22

    Berdasarkan pada pengertian hikmah di atas, maka dakwah

    dapat di lakukan dengan berbagai cara. Yang terpenting adalah

    bahwa ajakan atau menyampaikan ajaran agama dapat mendorong

    dan merangsang orang untuk menjalankan nilai-nilai atau ajaran

    agama. Dakwah yang di lakukan untuk mendorong orang

    memperbaiki diri, dari yang kurang baik menjadi baik, dari yang

    baik menjadi lebih baik, dan seterusnya. Tentu hal ini tidaklah

    mudah. da’i memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang

    orang yang di dakwahinya agar dapat memberikan pesan dan

    motivasi. Tidak setiap orang dapat di berikan pesan dan motivasi

    dengan cara yang sama. Setiap orangpun harus di berlakukan

    secara berbeda. Dalam konteks inilah da’i di tuntut untuk terus

    menambah pengetahuannya, karena tidak bisa mengandalkan

    pengetahuan dan cara yang sama untuk member pesan-pesan

    dakwah kepada setiap orang.

    2) Dakwah bil-Mau’idhah Hasanah

    Dakwah dengan metode Mau’idhah Hasanah sering di artikan

    dengan pelajaran yang baik dan di praktikkan dalam bentuk

    ceramah keagamaan. Nasihat tentang kebaikan adalah kunci

    dalam metode ini.

    Salah satu bentuk pemberian nasihat adalah dengan cara

    memberikan ceramah keagamaan. Sebagai salah satu

    pengembangan konsep ini adalah pemberian materi atau pelajaran

  • 23

    yang baik, dalam arti materi yang mendorong orang untuk

    melakukan kebaikan.

    Di antara pelaksanaan konsep ini adalah pelaksanaan

    pendidikan, baik secara klasikal maupun dalam bentuk sorongan.

    Namun demikian konsep mau’idhah hasanah tidah sebatas pada

    ceramah keagamaan ataupun pembelajaran.

    3) Dakwah bi al-Mujadalah

    Akar kata Mujadalah adalah jadalah yang berarti menjalin,

    menganyam. Pengembangan kata jadalah adalah Mujaadala(h),

    yang bermakna perdebatan atau perbantahan.

    Dengan demikian dakwah bi al-mujadalah adalah dakwah

    dengan cara melakukan perdebatan atau perbantahan kepada

    obyek dakwah. Dakwah dengan cara ini dapat di lakukan secara

    langsung maupun secara tidak langsung. Perdebatan atau

    perbantahan secara langsung dapat di lakukan dengan cara lisan

    beradu argument. Mengemukakan dalil serta bukti untuk

    meyakinkan dan mematahkan logika lawan. Perbantahan secara

    langsung ini memerlukan kemampuan retoris dan logika yang baik.

    Karena menang dan tidaknya di tentuka oleh kedua hal itu.

    Meskipun logikanya bagus serta memiliki bukti yang kuat, tetapi jika

    tidak mampu menyajikan dengan retorika yang bagus, maka tidak

    akan mengubah pemikiran lawan. Dakwah ini banyak di lakukan

    oleh mereka yang pernah melakukan perpindahan keyakinan.

  • 24

    Mereka yang awalnya nashara kemudian masuk Islam,

    biasanya mereka melakukan dakwah denga melakukan perdebatan

    untuk menunjukkan kebenaran dalam Islam. Obyek dakwah

    mereka biasanya adalah mantan teman-teman mereka sendiri

    waktu mereka masih memeluk agama nashara.

    B. Problematika Dakwah

    Problematika berasal dari kata problem yang artinya soal, masalah,

    perkara sulit, persoalan. Problematika sendiri secara leksikal mempunyai

    arti: berbagai problem.

    Sedangkan pengertian problematika dakwah menurut istilah adalah

    permasalahan yang muncul dalam menyeru, memanggil, mengajak dan

    menjamu, dengan proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah.

    Hal ini dikarenakan Islam adalah dakwah, Terjemahnya agama yang

    selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan

    dakwah dan mengentaskan segala permasalahan yang timbul di

    masyarakat indonesia.

    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    problematika dakwah adalah permasalahan yang muncul dalam proses

    dakwah yakni ketika da’i menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu

    para mad’u.

    Secara etimologi, Istilah “masyarakat” merupakan terjemahan dari

    kata society (Inggris). Sedangkan istilah society berasal dan societas

    (Latin) yang berarti “kawan”.

  • 25

    Sedangkan secara terminologi, banyak para ahli yang

    mendefinisikan masyarakat, antara lain :

    1. Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok

    individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta

    sistem/aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena

    kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga

    masyarakat.

    2. Selo Soemardjan memberikan pengertian masyarakat sebagai

    orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

    3. Menurut Max Weber masyarakat adalah sebagai suatu struktur

    atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai

    yang dominan pada warganya.

    4. Menurut Bapak Komunis, Karl Marx, memberikan definisi

    masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita ketegangan

    organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan

    antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

    5. Menurut Ahli Sosiologi dan bapak sosiologi modern, Emile

    Durkheim, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kenyataan

    objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

    6. Menurut Max Weber masyarakat adalah sebagai suatu struktur

    atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai

    yang dominan pada warganya.

  • 26

    Sedangkan kata modern mempunyai arti terbaru, mutakhir, atau

    sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat modern adalah

    masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai

    budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada

    umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga

    disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat

    disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke

    masa kini, misalnya gelandangan.

    Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

    problematika dakwah dalam masyarakat modern adalah permasalahan

    yang muncul dalam menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu,

    dengan proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah terhadap

    masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai

    budaya yang terarah ke kehidupan dalam perkembangan zaman masa

    kini.

    Q.S Ali Imran:104

    ةٌ یَْدعُوَن إِلَى اْلَخْیِر َویَأُْمُروَن بِاْلَمْعُروِف َویَْنَھْوَن َعِن اْلُمْنَكِر َوأُولَئَِك ھُُم اْلُمْفِلُحونَوْلتَكُْن ِمْنكُْم أُمَّTerjemahan:

    Dan hendaklah di antara kamu ada segolong orang yang menyeru kepada

    kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang

    munkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung21

    21Kementrian Agama RI, Qur’an dan Terjemahnya, h. 64

  • 27

    Dahwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai

    problematika yang kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya

    perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris

    kehidupan manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki

    problematika hidup yang berbeda dengan masyarakat modern yang

    cenderung matrealistik dan indifidualistik. Begitu juga tantangan

    problematika dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang

    sesuai dengan tuntutan pada era sekarang.

    Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah dalam

    masyarakat modern di era kontemporer ini, antara lain :22

    1. Pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah lebih

    diartikan sebagai aktifitas yang bersifat oral communication (tablig)

    sehingga aktifitas dakwah lebih beriontasi pada kegiatan-kegiatan

    caramah.

    2. Problematika yang bersifat epistemologis. Dakwah pada era

    sekarang bukan hanya bersifat rutinitas, temporal dan instan, melainkan

    dakwah membutuhkan paradigma keilmuan. Dengan adanya keilmuan

    dakwah tentunya hal-hal yang terkait dengan langkah srategis dan teknis

    dapat dicari rujukannya melalui teori-teori dakwah.

    3. Problem yang menyangkut sumber daya manusia.

    Selain tiga di atas juga ada problematika dakwah dalam masyarakat

    modern dilihat dari :

    22 A. Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer, (Semarang (ID): Walisongo Press

    IAINWalisongo, 2005), h. 83.

  • 28

    a. Permasalahan Petugas dakwah (Da’i dan Lembaga Dakwah)

    Permasalahan diseputar petugas dakwah ini sangat banyak antara

    lain adalah: Pertama, terjadinya penyempitan arti dan fungsi dakwah

    menjadi hanya sekedar menyampaikan dan menyerukan dari atas

    mimbar, padahal dakwah sangat luas cakupannya yaitu mengajak

    manusia kepada kebajikan dan petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik

    dan melarang mereka dari kemungkaran, agar mereka memperoleh

    kesejahteraan/kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kedua,

    umumnya para da’i tidak profesional, bahkan banyak di antara mereka

    yang menjadikan dakwah sebagai kerja sampingan setelah gagal meraih

    yang diinginkan, akibatnya dakwah hanya dilakukan sekedar berpidato

    semata. Padahal Pendakwah adalah pemimpin masyarakat yang dapat

    memperbaiki kehidupan yang rusak. Ketiga, banyak di antara da’i yang

    tidak dapat memahami dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan

    dan tekhnologi, padahal Iptek adalah sesuatu yang bersifat netral yang

    dapat dipergunakan untuk kebaikan dan kejahatan. Keempat, longgarnya

    ikatan bathin antara si da’i dengan masyarakat, hubungan itu hanya

    sebatas ceramah, selesai

    ceramah dibayar dan habis perkara. Kelima, kegiatan lebih banyak

    bersifat dakwah bil lisan, sedangkan dakwah bil hal jarang dilakukan.

    b. Permasalahan Materi Dakwah

    Materi dakwah yang disampaikan pada umumnya adalah bersifat

    pengulangan atau klise sehingga menimbulkan kejenuhan bagi

  • 29

    masyarakat. Dan jarang sekali menyinggung kemajuan Iptek dalam

    rangka menunjang peningkatan Imtaq.

    c. Permasalahan pendekatan dan metode dakwah

    Dalam melakukan pendekatan dan metode dakwah banyak di

    antaranya yang kurang/tidak tepat sasaran sesuai dengan situasi dan

    kondisinya. Padahal Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar berbicara

    (memberikan dakwah) kepada manusia sesuai dengan tingkah laku atau

    pola pikirannya masing-masing.

    d. Permasalahan Media, Sarana dan Dana Dakwah

    Jarang sekali di antara da’i dan Lembaga Dakwah yang

    memanfaatkan media canggih sebagai sarana untuk berdakwah seperti

    OHP, TV, VCD, Film, Internet dan lain sebagainya, padahal sarana ini

    sangat ampuh dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Selain

    itu lembaga dakwah dan bahkan da’i sangat minim / kurang dalam hal

    pendanaan.

    e. Permasalahan Manajemen dan Sistem Dakwah

    Kelemahan utama dalam bidang manajemen adalah kurang

    mampunya pengelola lembaga dakwah dalam menerapkan manajemen

    modern dalam pengelolaan lembaga dakwah. Pada umumnya mereka

    menerapkan manajemen tradisional dalam pengelolaan lembaga dakwah.

    Selain itu manajemen lembaga dakwah banyak yang bersifat tertutup,

  • 30

    tidak melaksanakan open manajemen sehingga program-programnya

    tidak diketahui oleh masyarakat.

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi

    penelitian. Dan seorang harus memahami metodologi penelitian yang

    merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah (cara)

    sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

    masalah-masalah tertentu. Dalam dunia pendidikan pendekatan penelitian

    yang terkenal terbagi menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dalam

    penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dimana

    dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses daripada

    hasil suatu aktifitas. Untuk melakukan penelitian seseorang dapat metode

    penelitian tersebut. Sesuai masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan

    yang dimilkinya.

    A. Penelitian Kualitatif

    Menurut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif

    adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara

    fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam

    kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

    dalam bahasanya dan peristilahannya.23

    Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami

    (understanding) dunia makna yang yang disimbolkan dalam perilaku

    23 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

    1995)h. 62

  • 32

    masyarakat menurut perspektif masyarakat itu sendiri. 24 Sedangkan

    Secara teoritis format penelitian kulitatif berbeda dengan format penelitian

    kuantitatif. Perbedaan tersebut terletak pada kesulitan dalam membuat

    desain penelitian kualitatif, karna pada umunya penelitian kualitatif tidak

    berpola.

    Dan penelitian kualitatif adalah salah satu metode untuk

    mendapatkan kebenaran dan tergolong sebagai penelitian ilmiah yang

    dibangun atas dasar teori-teori yang berkembang dari penelitian dan

    terkontrol atas dasar empirik. Jadi dalam penelitian ini bukan hanya

    menyajikan data apa adanya melainkan juga berusaha

    menginterpretasikan korelasi sebagai factor yang ada yang berlaku

    meliputi sudut pandang atau proses yang sedang berlangsung.

    Sedangkan metode peneltian kualitatif menurut Lexy J. Moleong

    berdasarkan pada pondasi penelitan, paradigma penelitian, perumusan

    masalah, tahap-tahap penelitian, teknik peneltian, criteria dan teknik

    pemeriksaan data dan analisis dan penafsiran data.25

    Berpijak dari penelitian diatsa peneltian ini bertujuan untuk

    mengetahui bentuk publikasi, pengaplikasian, dan dampak dakwah yang

    mempengaruhi nilai-nilai keagamaan pada remaja di daerah pedesaan

    tepatnya di Kecamatan Liukang, Kabupaten Pangkep.

    24 Imam Suprayogo, Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1, (Bandung :

    Remaja Rosdakarya, 2001)h. 1 25 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafa, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

    1995)h. 63-64

  • 33

    Sedang jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis

    deskriptif kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta

    tata cara kerja yang berlaku.

    Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk medeskripsikan

    apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

    mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi

    yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif

    kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai

    keadaan yang ada.26

    Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk

    mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata seakarang

    yang semetnara berlangsung.27

    Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam

    meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat

    deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

    mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.28

    26 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991)h. 26

    27 Convelo G. Cevilla, dkk., Pengantar Metode Peneltian, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1993)h. 71

    28 Pengantar Metode Peneltian, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1993)h. 73

  • 34

    B. Subyek dan Obyek penelitian

    Subyek penelitian adalah informan yang akan di minta

    informasinya tentang obyek yang akan diteliti. 29 Para informan

    diantaranya Tokoh masyarakat, da’i, para orang tua dan warga

    masyarakat (jamaah).

    Sedangkan Obyek penelitian adalah pengaruh dakwah terhadap

    keberagamaan ramaja, serta apa saja factor-faktor yang mendukung dan

    menghambat dalam menjalan dakwah di daerah tersebut.

    C. Fokus Penelitian

    1. Kehidupan keagamaan masyarakat di pulau Balo-baloang.

    2. Permasalahan dakwah Islam yang dihadapi da’i dan masyarakat di

    pulau Balo-baloang

    3. Strategi dakwah di pulau Balo-baloang.

    D. Jenis dan Sumber Data

    Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka,30

    melainkan diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data kualitatif meliputi ;

    1. Data tentang gambaran umum mengenai objek penelitian.

    2. Data lain yang tidak berupa angka.

    29 Komarudin, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis, (Bandung : Aksara,

    1987)h.113 30 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM,

    1987)h. 66

  • 35

    Adapun jenis-jenis dengan sumber data yang di gunakan dalam

    penelitian ini dibagi menajdi dua macam, yaitu sumber data primer dan

    sumber data skunder. Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan

    data yang diperoleh dari informan yang orang yang berpengaruh dalam

    proses perolehan data atau bias disebut key member yang memegan

    kunci sumber penelitian ini, karna informan benar-benar tahu situasi

    daerah tersebut dan juga mengetahui kondisi keagamaan reamaja di

    daerah.

    Penetapan informan ini dalakukan dengan mengambil orang yang

    telah terpilih betul oleh penulis menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh

    sampel atau memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hal

    tersebut dinamakan teknik purposive sampling yaitu sanpel yang dipilih

    dengan cermat hingga dengan design penelitian. Penelitian akan

    berusaha agar dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan

    populasi sehingga dapat dianggap cukup representative.31

    E. Tahap-tahap Penelitian

    Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui

    tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini

    disusun secara sistematis agar diperoleh data secara sistematis pula. Ada

    empat tahap yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu :32

    31 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)h.9 32 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja

    Rosdakarya)h. 85-109

  • 36

    1. Tahap Pra-lapangan

    Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan.

    Ada enam langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

    a. Menyusun rancangan penelitian

    Pada tahap ini, peneliti membuat usulan penelitian atau proposal

    penelitian yang sebelumnya didiskusikan dengan dosen pembimbing dan

    beberapa dosen lain serta mahasiswa. Pembuatan proposal ini

    berlangsun sekitar satu tahun melalui diskusi yang terus-menerus dengan

    beberapa dosendan mahasiswa. Memilih lapangan penelitian

    b. Mencari dan Memanfaatkan Informan

    Tahap ini peneliti mencari seorang informan yang merupakan orang

    yang benar-benar tahu situasi dan kondisi lapangan dan Kemudian

    memanfaatkan informan tersebut untuk melancarkan penelitian.

    c. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

    Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau

    kebutuhan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.

    2. Tahap Lapangan

    Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu :

  • 37

    a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

    Tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami

    latar penelitian agar dapat menentukan model pengumpulan datanya.

    b. Memasuki Lapangan

    Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan

    yang akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur

    bahasa yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap

    menjaga etika pergaulan dan norma-norma yang berlaku di dalam

    lapangan penelitian tersebut.

    c. Berperan serta sambil mengumpulkan data

    Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam

    buku catatan, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan

    atau menyaksikan sendiri kejadian tersebut.

    3. Tahap Analisa Data

    Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan

    mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

    agar dapat memudahkan dalam menentukan tema dan dapat

    merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan data.33

    33 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja

    Rosdakarya)h. 103

  • 38

    Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber,

    dikumpulkan, diklasifikasikan dan analisa dengan komparasi konstan.

    4. Tahap Penulisan Laporan

    Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian,

    sehingga dalam tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap

    hasil penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan

    prosedur penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang baik

    pula terhadap hasil penelitian.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa

    dipertanggungjawabkan, maka dapat diperoleh melalui :

    1. Wawancara

    Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara

    bertanya langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan

    kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan

    bertanya langsung. Adapun wawancara yang dilakukan adalah

    wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini

    memungkinkan pertanyaan berlangsung luwes, arah pertanyaan lebih

  • 39

    terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya dan

    pembicaraan tidak kaku.34

    Adapun dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara

    bersama antara lain Kepala Desa dan para Toko-toko yang ada di

    Pula Sanane. Hal demikian dilakukan dengan tujuan untuk

    memeproleh data secara luas dan menyeluruh sesuai dengan kondisi

    saat ini.

    2. Observasi Langsung

    Observasi langsung adalah cara pengumpulan data dengan cara

    melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. Observasi harus

    dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang

    bisa diandalkan, dan peneliti harus mempunyai latar belakang atau

    pengetahuan yang lebih luas tentang objek penelitian mempunyai

    dasar teori dan sikap objektif.35

    Observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti bisa

    direalisasikandengan cara mencatat berupa informasi yang

    berhubungan dengan para Orang tua. Juga mengamati bagaimana

    mereka mendidik anak remaja mereka. Denganobservasi secara

    langsung, peneliti dapat memahami konteks data dalam

    berbagaisituasi, maksudnya dapat memperoleh pandangan secara

    34 Singarimbun, Masri dan Efendi Sofwan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta :

    LP3S, 1989) 35 Soeratno, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 1995)h. 99

  • 40

    menyeluruh. Untuk itupeneliti dapat melakukan pengamatan secara

    langsung dalam mendapatkan buktiyang terkait dengan objek

    penelitian.

    G. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang di pilih dan di

    gunakan oleh peneliti dalam kegiatan meneliti yakni mengumpulkan data

    agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah.

    Adapun wujud dari instrumen penelitian yang digunakan peneliti

    untuk mengumpulkan data-data yang ada berkaitan dengan obyek yang

    akan di teliti adalah hasil observasi, pedoman wawancara (interview

    guided), dan telaah kepustakaan (buku, teks, foto, arsip-arsip, dan artikel),

    dibantu dengan peralatan penelitian seperti kamera, alat perekam, dan

    buku catatan.

    H. Teknik Analisa Data

    Tahap menganalisa data adalah tahap yang paling penting dan

    menentukandalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya

    dianalisa dengan tujuanmenyederhanakan data ke dalam bentuk yang

    lebih mudah dibaca dandiinterpretasikan. Selain itu data diterjunkan dan

    dimanfaatkan agar dapat dipakaiuntuk menjawab masalah yang diajukan

    dalam penelitian.

  • 41

    Dalam penelitian ini berlandaskan pada analisa induktif. Peneliti

    berusahamerumuskanpernyataan atau abstraksi teoritis lebih umum

    mendasarkanperistiwa menurut Denzim yang dikutip oleh Dedy Mulyana,

    induksi analisisyang menghasilkan proposisi-proposisi yang berusaha

    mencakup setiap kasusyang dianalisis dan menghasilkan proposisi

    interaktif universal. Salah satu ciripenting induksi analisis adalah tekanan

    pada kasus negatif yang menyangkutproposisi yang dibangun peneliti.

    Analisis ini dilakukan berdasarkan pengamatandi lapangan atau

    pengalaman empiris berdasarkan data yang diperoleh dariwawancara,

    observasi dan dokumentasi kemudian disusun dan ditarik kesimpulan.

    I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

    Untuk memperoleh tingkat keabsahan data, teknik yang digunakan

    antara lain:36

    1. Ketekunan pengamatan, yakni serangkaian kegiatan yang dibuat

    secara terstruktur dan dilakukan secara serius dan berkesinambungan

    terhadap segala realistis yang ada di lokasi penelitian dan untuk

    menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur di dalam situasi yang sangat relevan

    dengan persoalan atau peristiwa yang sedang dicari kemudian difokuskan

    secara terperinci dengan melakukan ketekunan pengamatan mendalam.

    36 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualaitatif,(Bandung: Remaja

    Rosdakarya)h. 135

  • 42

    Maka dalam hal ini peneliti diharapkan mampu menguraikan

    secara rinci berkesinambungan terhadap proses bagaimana penemuan

    secara rinci tersebut dapat dilakukan.

    2. Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk

    keperluan pegecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data

    tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metode penyidik dan

    teori.37

    Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber,

    sebagaimana disarankan oleh patton yang berarti membandingkan dan

    mengecek kembali derajat kepercayaan suatu data yang diperoleh melalui

    waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Untuk itu

    keabsahan data dengan cara sebagai berikut :

    a. Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil

    wawancara

    b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

    berkaitan

    c. Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa

    yang dikatakan secara pribadi Yang ingin diketahui dari perbandingan ini

    adalah mengetahui alasan-alasan apa yang melatar belakangi adanya

    perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan titik temu atau

    37 Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya)h. 178

  • 43

    kesamaannya sehingga dapat dimengerti dan dapat mendukung validitas

    data.

    3. Diskusi teman sejawat, yakni diskusi yang dilakukan dengan rekan

    yang mampu memberikan masukan ataupun sanggahan sehingga

    memberikan kemantapan terhadap hasil penelitian.

    Teknik ini digunakan agar peneliti dapat mempertahankan sikap

    terbukadan kejujuran serta memberikan kesempatan awal yang baik untuk

    memulaimenjejaki dan mendiskusikan hasil penelitian dengan teman

    sejawat.

    Oleh karena pemeriksaan sejawat melalui diskusi ini bersifat informal

    dilakukan dengan cara memperhatikan wawancara melalui rekan sejawat,

    dengan maksud agar dapat memperoleh kritikan yang tajam untuk

    membangun dan penyempurnaan pada kajian penelitian yang sedang

    dilaksanakannya.

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran umum pulau Balo-baloang

    Desa Balo-Baloang adalah sebuah pulau yang terletak di

    kecamatan Liukang Tangaya kabupaten Pangkep. Juga merupakan salah

    satu dari 8 desa yang ada di Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten

    Pangkajene dan Kepulauan merupakan desa yang masuk wilayah

    kepulauan yang dikelilingi oleh gugusan pulau-pulau kecil. Sebuah pulau

    yang memiliki keindahan laut biru dan deretan pepohonan yang sedap di

    pandang mata . Namun seribu sayang kepulauan ini belum terjemah oleh

    pemerintah karena letaknya yang begitu jauh dari daratan . Kita dapat

    menempuh perjalanan 15 jam pada cuaca normal dengan menggunakan

    kapal tradisional atau kapal barang . Jarak tempuh antara Desa Balo-

    Baloang dengan kota kecamatan ± 60 km dengan menggunakan kapal

    perintis atau kapal motor memakan waktu sekitar 7 jam dan jarak tempuh

    ke Kabupaten ± 180 km dengan kendaraan yang sama menggunakan

    waktu sekitar 20 Jam 38 . Mata pencaharian masyarakat pulau Balo-

    baloang adalah nelayan dengan menggunakan alat tradisional seperti

    jaring dan pancing. Adapun mata pencaharian lain adalah berlayar

    dengan cara mengantar barang dari kota ke kota . Seperti Makassar,

    Sumbawa, Flores, dll. Adapun data Monografi tersebut adalah :

    38 Data dasar profil Desa Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten

    Pangkep

  • 45

    1. Letak Geografi pulau Balo-baloang

    Desa Balo-Baloang adalah terletak di kecamatan Liukang Tangaya

    kabupaten pangkep yang memiliki luas wilayah daratan 22,95 km2

    yang terdiri dari 10 pulau 5 diantaranya berpenghuni dan 5 lagi

    belum berpenghuni dengan batas wilayah sebagai berikut:

    Bagian Utara berbatasan dengan taka Ibrid atau biasa

    disebut juga dengan taka Rewatayya.

    • Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan

    Selayar.

    • Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Sabalana dan

    Kelurahan Sapuka Liukang Tangaya.

    • Bagian Barat berbatasan dengan Desa Sabaru

    2. Keadaan penduduk pulau Balo-baloang

    Jumlah penduduk desa Balo-baloang Kabupaten Pangkep

    Adalah sebagai berikut:

    Jumlah total penduduk : 917 jiwa

    Jumlah Laki-laki : 461 jiwa

    Jumlah perempuan : 456 jiwa

    Jumlah kk : 240 KK39

    Desa Balo-Baloang merupakan desa ke -3 dengan

    penduduk terbanyak setelah Sapuka dan Sabalana. Hal ini terlihat

    39 Data dasar profil Desa Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep

  • 46

    dari hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2015 lalu

    yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Balo-Baloang

    sekitar : 3.744 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga ( KK) : 1.002.

    dengan jumlah laki-laki: 1.852 jiwa dan jumlah perempuan: 1.892

    jiwa. Kepadatan penduduk di Desa Balo-Baloang telah dapat ditekan

    seiring dengan adanya program Keluarga Berencana yang

    digalakkan Pemerintah, sehingga dalam satu keluarga di Desa Balo-

    Baloang pada umumnya hanya terdiri dari lima jiwa.

    Setelah data kependudukan dari Dinas Penduduk dan

    Catatan Sipil dilakukan kroscek banyak data yang tidak akurat.

    Penduduk yang sudah meninggal, ganda, pindah, tapi masih tetap

    terdaftar sebagai penduduk Desa Balo-Baloang.

    Tabel 02: Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Desa Balo-

    Baloang Tahun 201740

    Nama Dusun

    Jumlah

    KK L P Total

    Balo-Baloang 215 429 422 851

    Balo-Baloang Caddi 26 51 51 102

    Sumanga 263 665 607 1.272

    40 Data dasar profil Desa Balo-Baloang Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten

    Pangkep

  • 47

    Pelokang 130 206 200 406

    Lagkoitang 182 335 331 666

    Total 816 1.686 1.611 3.297

    Sumber : Data Hasil Olahan Desa Balo-Baloang Tahun 201741

    3. Struktur Organisasi Kepemerintahan

    Desa di pimpin oleh kepala desa . Dalam menjalankan tugas beliau

    di bantu oleh peragkat desa agar menjadi mekanisme kerja yang lancar

    dan tertib , maka di susunlah organisasi kepemerintahan . Adapun

    Struktur Organisasi kepemerintahan desa Balo-baloang adalah sebagai

    berikut:

    41 Laporan data penduduk desa Balo-Baloang kecamatan Liukang Tangaya

    Kabupaten Pangkep

  • 48

    STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

    BALO-BALOANG KECAMATAN LIUKANG TANGAYA KABUPATEN

    PANGKAJENE DAN KEPULAUAN 42

    42 Struktur Organisasi kepemerintahan Desa Balo-Baloang

    KEPALA DESA BOHARI S.Pd

    KEPALA SEKSI PELAYANAN DAN KESEHJAHTERAAN

    MUHAMMAD ILYAS S.SOS

    KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN

    RUSTAN S.Pd

    SEKRETARIS DESA JARRE

    KEPALA URUSAN PERENCANAAN UMUM DAN TU

    ILIATI

    KEPALA URUSAN KEUANGAN

    MUSPIDASARI

    KEPALA DUSUN BALO-BALOANG

    RUSTAN S

    KEPALA DUSUN BBC

    URWAN

    KEPALA DUSUN PELOKANG

    SYAMSUDDIN, A.Md,kep.

    KEPALA DUSUN SUMANGA

    UMRAH S.Pd

    KEPALA DUSUN LANGKOITANG

    USMAN

  • 49

    3. Kehidupan Keagamaan Di Pulau Balo-baloang

    Sebagai seorang yang beragama hidup dan menjadi bangsa Indonesia

    seharusnya benar-benar bersyukur. Orang beragama tentu akan sangat

    mencintai agamanya, mereka akan senang jika bisa menjalankan

    agamanya dengan bebas, tanpa ada hambatan sedikit pun. Selain itu,

    mereka juga akan bahagia jika para pemimpinnya memberi ketauladanan

    dalam menjalankan agamanya.

    Aspek kehidupan masyarakat diatur oleh sebuah peraturan yang

    diterapkan oleh petinggi dari masyarakat tersebut baik oleh negara tempat

    masyarakat tersebut berada maupun oleh petinggi adatnya. Aspek –

    aspek yang diatur oleh negara misalnya adalah aspek kehidupan ekonomi

    sosial dan kebudayaan, misalnya di Indonesia mengatur demikian.

    Adapun hal lain yang diatur oleh Negara kita yaitu mengenai kehidupan

    beragama. Dalam hal ini diatur di dalam konstitusi kita yaitu UUD 1945

    pasal 29 yang berbunyi:

    1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

    2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

    agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

    kepercayaannya itu.

    Selain diatur di dalam konstitusi yang tertuang pada pasal 29

    tersebut, pemerintah juga mengukuhkan pengaturan mengenai

    pengaturan tentang kehidupan beragama pada UU 1/PNPS/1965

  • 50

    penodaan agama Pada undang – undang tersebut hanya menjelaskan

    bahwa setiap keagamaan yang menyimpang akan ditindak dan

    digolongkan pada kasus pidana. Pada pasal 1, "Setiap orang dilarang

    dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan, atau

    mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran tentang

    suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan

    keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan agama itu. " melakukan

    penafsiran tersebut pada pasal diatas mengandung makna yang ganda

    dan rancu. Penafsiran suatu agama yang dianut oleh seseorang memang

    dapatberbeda – beda dan pasal 29 UUD 45 memberikan kebebasan

    kepada rakyat untuk menganut kepercayaan yang sesuai dengan

    keyakinannya.

    Dari pembukaan singkat diatas dapat disimpulkan bahwa

    keterlibatan Negara pada kehidupan beragama cukup besar. Negara

    menjamin kebebasan memeluk agama di dalam konstitusi tetapi

    membatasi kepercayaan masyarakat pada uu penodaan agama. Di dalam

    uu ini terdapat unsure yang memiliki muatan bahwa seseorang dilarang

    melakukan kegiatan peribadatan yang menyimpang dari agama yang

    bersangkutan.

    Disini terlihat bahwa ada pembatasan kepercayaan yang dianut

    oleh masyarakat karena masyarakat dibatasi harus melakukan

    peribadatan sesuai dengan agama yang ditentukan. Misalnya pada

    agama X mengharus melakukan proses ibadah berupa Y ,tetapi orang

  • 51

    tersebut melakukan peribadatan berupa Z maka Negara turut ikut campur

    dan bahkan memvonis bersalah pada orang tersebut,bagaimana jika

    proses tersebut memang yang dipercayai oleh orang tersebut, bukankah

    ini bertentangan dengan konstitusi yang membebaskan masyarakat untuk

    menganut agama dan kepercayaannya masing – masing ?

    Disinilah letak dualisme dan pertentangan pengaturan terhadap

    kehidupan beragama bagi masyarakat Indonesia, dimana salah satu

    peraturan membebaskan dan yang lain melarang kepercayaan

    masyarakat.

    Keadaan seperti itu di pulau Balo-baloang telah dapat dilihat dan

    di- rasakan hambatan sedikit pun orang menjalankan agamanya. Jika

    ada aturan yang dianggap mengekang, misalnya dalam mendirikan

    tempat ibadah, sebenarnya hanyalah merupakan cara pemerintah

    untuk mengatur agar tidak terjadi benturan-benturan yang tidak perlu di

    antara ummat beragama.

    Keimanan atau kepercayaan pada agama terutama Islam itu,

    secara pragmatis merupakan kebutuhan untuk menenangkan jiwa,

    terlepas apakah objek kualitas imam itu benar atau salah. Secara

    psikologis ini menunjukkan bahwa islam itu selalu mengajarkandan

    menyadarkan akan nasib keterasingan menusia dan Tuhannya.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Agus ketua DPD di

    Pulau Balo-baloang. Beliau mengatakan bahwa agama yang dianut

    penduduk di Pulau Balo-baloang itu hanya satu yaitu agama Islam

  • 52

    namun yang membedakan adalah cara memaknai agama islam itu

    sendiri ataukah masalah akidah contohnya seperti pelaksanaan shalat

    . Ada sebagian dari masyarakat yang beranggapan bahwa

    melaksanakan shalat itu tidak harus dengan gerakan cukup dalam

    dalam hati Padahal di dalam ajaran Islam itu shalat harus dengan

    gerakan bukan dalam hati disamping beriman kepada Allah SWT.43

    Ada juga yang sudah melaksanakan shalat lima waktu akan tetapi

    masih melakukan kesyirikan dan itu masih kental sekali pada

    masyarakat ditempat tersebut dan tempat memintanya pun berbeda-

    beda sesuai dengan keyakinan mereka, ada juga tempat meletak kan

    sesajen setelah lebaran ataukah ketika salah seorang keluarganya

    sakit ataukah meminta ketika akan melaksanakan suatu hajatan seperti

    pernikahan dan lainnya. Mereka meletakkan makanan di rumah-rumah

    yang didalamnya ada kelambu merah. Juga seperti halnya ketika ada

    warga meninggal dunia dan saat mengantarkan jenasah ke kuburan

    setelah jenasah diturunkan dari rumah maka harus diletakkan di tanah

    3 kali, mereka berpendapat bahwa ketika jenasah tersebut tidak

    diletakkan di tanah 3 kali sebelum diantarkan kekuburannya maka

    setelah penguburannya akan ada suatu musibah yaitu akan

    mendapatkan hawa yang panas dan juga akan banyak orang-orang

    yang akan menyusul meninggal dunia.44

    43 Hasil Wawancara Dengan Ketua DPD Pulau Balo-baloang, Tgl 15 Maret 2018 44 Hasil Wawancara Dengan Tokoh Masyarakat, Tgl 15 Maret 2018

  • 53

    Ada juga sebagian kaum muslimin yang tidak memahami atau

    belum paham sepenuhnya tentang hari jumat, karena mayoritas

    masyarakat pulau Balo-Baloang adalah pelaut, mereka mencari ikan

    biasanya berangkat pada hari Selasa atau rabu, mereka tidak kembali

    untuk melaksanakan shalat Jumat, mereka tidak sadar akan kewajiban

    shalat Jumat tersebut.

    Dan bentuk kesyirikan lain yang mereka lakukan seperti

    menyembah kuburan mereka juga meyakini sesuatu yang tidak sesuai

    dengan syariat agama seperti mempercayai hari tertentu dan

    menyembah pohon. Perbuatan ini telah menjadi kebiasaan yang telah

    lama dan bahkan sudah menjadi kebiasaan sebagian besar kaum

    muslimin di negeri ini. Kesyirikan dengan menyembah kuburan di pulau

    Balo-Baloang yaitu dengan mendatangi kuburan orang yang dianggap

    sholeh semasa hidupnya pada hari tertentu dengan membawa

    makanan bahkan mereka ramai-ramai bermalam di kuburan tersebut

    dan makan bersama di kuburan tersebut, dan yang lebih fatalnya

    mereka membawa minuman keras hingga mabok dan ini sangat jauh

    sekali dari ajaran Islam . Dan juga mereka sampai punya subhat seperti

    itu karena menurut mereka orang yang sudah mengatakan kalimat

    shadatain tidak akan tergantung dalam kesyirikan, adanya

    pemahaman seperti itu karena adanya kesalahan dalam berdalil

    dengan hadis melakukan ibadah di kuburan seperti: berdoa , shalat,

    membaca Alquran, thawaf dan sebaiknya ada hewan

  • 54

    Terjadinya banyak permasalahan ummat tidak dapat dipungkiri

    bahwa hal itu memiliki keterkaitan dengan para pendakwah yang tidak

    berkualitas, adanya berbagai permasalahan keummatan yang terjadi

    tidak terlepas dari faktor para da’i yang mengemban tugas mulia yaitu

    dakwah Illallah. Sebelum menapaki permasalahan lebih dalam akan

    sebuah analisis sistem dakwah terhadap problematika ini, maka kita

    perlu ketahui terlebih dahulu apa dan bagaimana dakwah yang sesuai

    sunnah itu.

    Dakwah mestilah didasarkan dengan sifat ikhlas ,yaitu mengikhlaskan

    segala hal dalam dakwah hanya mengharapkan balasan dari Allah.

    Allah Azza Wa Jala berfirman:

    إِلَُھكُْم إِلَھٌ َواِحٌد فََمْن َكاَن یَْرُجو ِلقَاَء َربِِّھ فَْلیَْعَمْل َعَمًال َصاِلًحا قُْل إِنََّما أَنَا بََشٌر ِمثْلُُكْم یُوَحى إِلَيَّ أَنََّما َوَال یُْشِرْك بِِعبَاَدِة َربِِّھ أََحًدا

    Terjemahan;

    Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka

    hendaklah iya mengerjakan amal sholeh dan janganlah iya

    mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya

    (Q.S Al- kahfi : 110)45

    4. Permasalahan dakwah Islam yang dihadapi para da’i dan masyarakat

    di pulau Balo-baloang

    Istilah permasalahan dakwah bukanlah istilah yang asing lagi

    dalam ilmu dakwah. Dari zaman dahulu para penulis telah sering

    45 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.

  • 55

    menyebutnya. Sebagai contoh Ustadz Fathiyakan sudah menulis

    dalam bukunya “ Musykilatu ad-dakwah wa ad-da’iyah” beberapa

    problematika penting dalam permasalahan ini. Begitu juga dengan

    ustadz khalish Jalabiy juga menulis dalam bukunya “ fi an-naqdi adz-

    dzatiy” solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada. Oleh sebab

    itu bukanlah hal aneh lagi istilah seperti ini dalam ilmu dakwah. Dan ia

    merupakan bagian yang terpenting dalam kerangka bahasannya.

    Hal yang kita inginkan dari problema-problema dakwah ini

    adalah sekumpulan kesalahan-kesalahan dan hambatan-hambatan

    yang dialami oleh para da’i dalam perjalanan dakwahnya; baik

    tantangan itu bersifat internal maupun eksternal. Dan tantangan ini

    merupakan problema yang ada dalam jalan dakwah mereka. Baik

    kesalahan-kesalahan dan tantangan tersebut dari segi pemahaman

    terhadap dakwah itu sendiri atau dari segi metode yang dipakai.

    Sebab kesalahan yang berasal dari diri pribadi para da’i tidaklah bisa

    disamakan dengan kesalahan orang biasa. Sebab dampak kesalahan

    orang biasa hanya kembali pada dirinya sendiri dan tidak akan

    berdampak kepada orang lain. Berbeda dengan kesalahan yang

    dilakukan oleh para da’i dalam memahami dakwah dan menerapkan

    metodenya. Sebab bisa berimbas kepada orang lain, kesalahan da’i

    akan berpengaruh terhadap dakwah secara umum, baik ia menyadari

    atau tidak. Pepatah lama mengatakan: “ kesalahan orang yang

    berilmu adalah kesalahan bagi alam “. Oleh karena itu ada peringatan

  • 56

    akan kesalahan panutan dan tauladan dengan bentuk yang berbeda-

    beda.

    Kesalahan-kesalahan dan rintangan dalam dakwah agar ia

    dinamakan sebuah problem dan hambatan tidak diisyaratkan harus

    bersifat umum dan tidak harus dialami oleh semua para da’i. Tapi

    cukup, jika rintangan tersebut berada dalam barisan para penda’i

    walaupun hanya sedikit yang mengalaminya. Menganggap remeh

    permasalahan dakwah merupakan bentuk kesalahan. Bersikap acuh

    sehingga susah untuk memperbaiki ataupun mencari solusinya.

    Sehingga dengan demikian orang-orang akan merasa putus asa.

    Sesungguhnya tidak ada penyakit didunia ini kecuali Allah

    menurunkan obat. Maka hendaklah setiap da’i berjuang keras untuk

    mengetahui obat-obat dari permasalahan tersebut. Berusaha untuk

    mencari obat yang sesuai dengan penyakit. Sebab segala sesuatu

    berada ditangan Allah SWT.

    Allah Swt berfirman:

    َ لََمَع اْلُمْحِسنِینَ َوالَِّذیَن َجاَھُدوا فِینَا لَنَْھِدیَنَُّھْم سُبُلَنَا َوإِنَّ �َّ

    Terjemahan:

    Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,

    benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.

    Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang

    berbuat baik. (Al-Ankabut:69)46

    46 Kementrian agama RI , Al-quran tajwid dan terjemahannya hal 404

  • 57

    Para ulama salaf ataupun para da’i terdahulu sangat perhatian

    dalam hal memperbaiki kesalahan yang ada pada diri mereka

    sebelum mereka melakukan perbaikan terhadap orang lain. Sehingga

    dengan demikian mereka mudah untuk memperbaiki diri diri mereka

    sendiri dan menyelesaikan permasalahan. Banyak dikalangan da’i

    sekarang disibukkan mencari kesalahan-kesalahan orang lain dari

    pada mencari kesalahan diri sendiri. Sehingga dengan demikian

    sebagian mereka menilai jelek dan seolah tidak ada kebaikan pada

    diri orang lain tersebut.

    a. Permasalahan yang dihadapi da’i

    Ada permasalahan yang dihadapi para pendakwah di sana atau

    para da’i seperti faktor bahasa karena sebagian penduduk di pulau

    Balo-baloang masih sebagian besar tidak memahami bahasa