PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan...

26
PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA TERKAIT KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Seminar Akuntansi Syariah Oleh: Kelas Akuntansi A dan B ` 133403003 Epa Rosalina 133403006 DewiWulansari 133403009 Enip Hanifah 133403029 Hana Rahmayani 133403045 Budiyasa Juan Firmansyah PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2016

Transcript of PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan...

Page 1: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIATERKAIT KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata kuliah Seminar Akuntansi Syariah

Oleh:

Kelas Akuntansi A dan B

` 133403003 Epa Rosalina

133403006 DewiWulansari

133403009 Enip Hanifah

133403029 Hana Rahmayani

133403045 Budiyasa Juan Firmansyah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2016

Page 2: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

ii

Abstrak

Akuntansi syariah dapat dipandang sebagai konstruksi sosial masyarakatIslam agar dapat diterapkan ekonomi sosial dalam kegiatan ekonomi.Akuntansi syariah merupakan sub-sistem dari sistem ekonomi dankeuangan Islam yang dipakai sebagai alat pendukung nilai-nilai Islamidalam ranah akuntansi yang berfungsi sebagai alat manajemen yangmenyediakan informasi keuangan kepada pihak eksternal dan internal.akuntansi syariah juga dihadapkan dengan permasalahan kompleksseputar konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS)pada standar akuntansi Indonesia.

Akuntansi syariah adalah akuntansi yang dikembangkan bukan hanyadengan cara “tambal sulam” terhadap akuntansi konvensional, akan tetapi,merupakan pengembangan filosofis terhadap nilai-nilai al-Qur’an yangditurunkan ke dalam pemikiran teoritis dan teknis akuntansi. Berdasarkanhasil tersebut maka bisa dikatakan bahwa konvergensi IFRS terhadapstandar akuntansi syariah yang dilakukan di Indonesia tidak akan bisasempurna seratus persen.

Kata kunci: sistem akuntansi syariah, sistem akuntansi konvensional

Page 3: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

iii

DAFTAR ISI

Abstrak ……………………...……………………………………….....................……….. ii

Daftar Isi………………………………………….………………………..................….….. iii

Kata Pengantar……………………………………………….……..............……...…... iv

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang..…………………………………………..........…………. 1

2. Rumusan Masalah…………………………………......…..……………. 4

3. Tujuan Makalah………………………….………………......…..…...... 4

BAB II ISI

1. Pengertian Akuntansi syariah………………….…......……….… 5

2. Prinsip- prinsip Akuntansi Syariah…………….....…..………. 5

3. Permasalahan Penerapan Sistem Akuntansi Syariah di

Indonesia ……..………………………………………………............…… 8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan………..………………………………………...........……….16

2. Saran…………………………………………………...............……………..17

3. Penutup……………………………………………….....…........………..…17

DAFTAR PUSTAKA…………………….…………………………….............….…….19

Page 4: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkatlimpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis diberikankekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah denganjudul “Pro Kontra Sistem Akuntansi Syariah di Indonesia TerkaitKonvergensi IFRS di Indonesia”. Makalah ini disusun untuk memenuhisalah satu tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Syariah.

Perkemangan akuntansi syariah di Indonesia yang pesat,tentunya tidak lepas dari permasalahan dalam penerapan sistemakuntansi syariah di Indonesia sendiri. Permasalahan- permasalahandalam penerapan sistem akuntansi syariah di Indonesia tentunyamengakibatkan munculnya pro dan kontra terkait penerapan sistemakuntansi syariah dikalangan masyarakat. Ada yang berpendapatuntuk berusaha keras menerapkan akuntansi syariah dari ajaransyariat Islam yang dijadikan sebagai pedoman ada juga yangberpendaat bahwa akuntansi syariah dalam penerapannya masihberlandaskan banyak pada Akuntansi Konvensional, sedangkanprinsip murni ajaran syariah hanya dijadikan sebagai pelengkap nama“syariah” saja.

Selain itu masalah standar yang digunakan untuk akuntansisyariah itu sendiri masih menjadi polemik. Transaksi keuangansyariah di beberapa negara termasuk Indonesia sendiri diyakini olehAOSSG (2010, para 14) dapat dipertanggungjawabkan menggunakanIFRS di satu sisi secara umum, namun menurut sisi yang lain adabeberapa orang yang percaya bahwa dibutuhkan standar akuntansiterpisah yang diwajibkan untuk melaporkan transaksi keuanganIslam.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah inipenulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,penulis menucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Euis Rosidah, SE.,MAK. selaku dosen mata kuliah yangtelah membantu penulis selama menyusun makalah ini;

2. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.Semoga Alloh swt memberikan balasan yangberlipat ganda.

Meskipun makalah ini telah diselesaikan, namun kemungkinanbesar masih terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan

Page 5: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

v

didalamnya, sehingga jauh dari suatu kesempurnaan. Oleh karenaitu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman sekalianatau siapapun yang nantinya membaca makalah ini, kiranya dapatmemberikan masukan-masukan agar tugas kami berikutnya menjadilebih baik lagi.

Namun, penulis berhara semoga makalah ini dapat bermanfaatbagi kita semua, khususnya bagi pembaca dan dapat pula dijadikansebagai salah satu objek pembelajaran. Sekian dan terima kasih.

Tasikmalaya, Sepetember 2016

Penulis

Page 6: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

vi

Page 7: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang MasalahIndonesia merupakan Negara muslim terbesar di dunia tentu saja

diharapkan dapat menerapkan sistem ekonomi syariah dalam kegiatanekonomi. Hal ini dikarenakan bahwa penghambaan manusia terhadapTuhan-Nya bukan hanya menyangkut hubungan secara vertikal antarahamba dengan Tuhannya tetapi juga hubungan antara sesama manusia(muamalat). Kegiatan Muamalat yang termasuk di dalamnya penerapansistem akuntansi syariah adalah merupakan bagian integral yang tidakbisa dipisahkan dengan pengabdian hamba terhadap Tuhannya. Menurut(Hasyshi:1986; Bydoun dan Willet, 2000 serta Harahap; 2001). Akuntansisyariah dapat dipandang sebagai konstruksi sosial masyarakat Islam agardapat diterapkan ekonomi sosial dalam kegiatan ekonomi. Akuntansisyariah merupakan sub sistem dari sistem ekonomi dan keuangan Islamyang dipakai sebagai alat pendukung nilai-nilai Islami dalam ranahakuntansi yang berfungsi sebagai alat manajemen yang menyediakaninformasi keuangan kepada pihak eksternal dan internal.

Pada dasarnya prinsip syariah berfokus pada suatu pemikiran yangmencakup keseluruhan dimensi kehidupan manusia yang saling terkaitpada hubungan antara mikro dan makro. Dimensi pertama adalah mikro,yaitu prinsip dasar syariah adalah individu yang beriman kepada Allah SWT(tauhid) serta mentaati segala aturan dan larangan yang tertulis dalam Al-Qur’an, Al Hadits, Fiqh, dan hasil Itjihad. Pentingnya Landasan tauhidadalah untuk mencapai tujuan syariah, menciptakan keadilan sosial (al a’dldan al ihsan) serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan syariah tersebutdapat tercapai apabila individu menggunakan etika dan moral iman (faith),taqwa (piety), kebaikan (righteoneus/birr), ibadah (worship).Tanggungjawab (responbility/fardh), usaha (free will/ikhtiyar), hubungandengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), sertabarokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah adalah meliputiwilayah politik, ekonomi dan sosial. Dalam dimensi politik, menjunjungtinggi musyawarah dan kerjasama. Sedangkan dalam dimensi ekonomi,melakukan usaha halal, mematuhi larangan riba, dan memenuhi kewajibanzakat. Selanjutnya dalam dimensi sosial yaitu mengutamakan kepentinganumum dan amanah.

Tujuan diterapkannya akuntansi syariah adalah untuk mencapaikeadilan sosial-ekonomi, dan sebagai bentuk menjalankan ibadah kitadalam memenuhi kewajiban kepada Allah SWT, sebagai bentukpertanggungjawaban kita terhadap tugas individu dalam melaporkansegala hal yang berkaitan dengan laporan keuangan. Hasil akhir teknikakuntansi syariah berupa informasi akuntansi yang akurat untukmenghitung zakat dan pertanggungjawaban secara horizontal kepada

Page 8: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

2

Allah SWT dengan berlandaskan moral, iman, taqwa serta vertikal kepadapara pemegang saham (Stakeholder).

Akuntansi syariah adalah alat pertanggungjawaban, yang diwakiliinformasi akuntansi syariah dalam bentuk laporan keuangan yang sesuaidengan syariah yaitu mematuhi prinsip full disclousure. Dimana laporankeuangan akuntansi syariah tidak lagi berorientasi pada maksimasi laba,akan tetapi membawa pesan modal dalam menerapkan perilaku etis danadil terhadap semua pihak. Menurut Gaffikin dan Triyuwono (1996)akuntansi adalah refleksi dari sebuah realitas yang idealnya dibangun dandipraktikan berdasarkan nilai-nilai dan etika. Nilai-nilai dan etika orangMuslim adalah syariah, maka alternative terbaik pengembangan akuntansisyariah adalah menggunakan pemikiran yang sesuai dengan syariah.Untuk memahami pengertian akuntansi syariah, dapat mengacu padadefinisi akuntansi syariah yang dikemukakan oleh Hameed (2003) yaitu:Berangkat dari definisi-definisi akuntansi tersebut di atas, akuntansisyariah dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai berikut: “Akuntansisyariah adalah suatu proses, metode, dan teknik pencatatan,penggolongan, pengikhtisaran transaksi, dan kejadian-kejadian yangbersifat keuangan dalam bentuk satuan uang, guna mengidentifikasi,mengukur, menyampaikan informasi suatu entitas ekonomi yangpengelolaan usahanya berlandaskan syariah, untuk dapat digunakansebagai bahan mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan memilihalternative-alternatif tindakan bagi para pemakainya”. Perkembanganakuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah mengalamipergeseran nilai yang sangat mendasar dituntut mengikuti perubahanyang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kam (1990:3) mengemukakanbahwa selama ini yang digunakan sebagai dasar konstruksi teoriakuntansi lahir dari konteks budaya dan idiologi.

Seperti yang dikemukakan oleh Umar Abdullah Ziad (2004) bahwaAkuntansi Syariah bermula dari kejernihan iman lalu dari sana ia mampumenyalakan akal. Kolaborasi dari keduanya adalah gelora nurani danketajaman mata hati, secara utuh melahirkan insan yang tak dilalaikanoleh jual beli dari Rabbnya Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahuikemudian ia mendirikan shalat sebagai sandaran dari lelah dan gelisah,maka zakat pun tak luput ditunaikan sebagai bentuk ibadah yangmensucikan pokok kehidupan dengan elegan dan menyuburkan ikatansosial pada sesama. Dimana dalam akuntansi Syariah tidak hanya sekedarmencakup masalah perdagangan, industri, keuangan, manajemen,pertanian dan pemerintahan (masalah duniawi). Tetapi yang terpentingdari semua itu adalah refleksi (peran manusia) dalam kekhalifahan dimukabumi ini yang memiliki nilai seperti ihsan, amanah, siddiq, cerdas dantabligh.

Tujuan laporan keuangan syariah adalah untuk menyediakaninformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahanposisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah

Page 9: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

3

besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, tujuan lainnyaadalah:

1) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam setiaptransaksi dan kegiatan usaha.

2) Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah sertainformasi asset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidaksesuai dengan prinsip syariah bila ada yang dalam perolehan danpenggunaannya.

3) Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggungjawab entitas dan syariah terhadap amanah dalam mengamankandana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.

4) Informasi mengenai keuntungan investasi yang diperoleh penanammodal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenaipemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah.Termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah danwakaf.Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan

yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besarpengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk jugalaporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya sepertilaporan tahunan. Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangankonsolidasi.

Tujuan akuntansi syariah menurut Mulawarman (2007a; 2007b)merealisasikan kecintaan utama kepada Allah SWT, denganmelaksanakan akuntabilitas ketundukan dan kreativitas, atas transaksi-transaksi, kejadian-kejadian ekonomi serta proses produksi dalamorganisasi, yang penyampaian informasinya bersifat material, batinmaupun spiritual, sesuai nilai-nilai Islam dan tujuan syariah.

Asumsi Dasar untuk mencapai tujuan akuntansi syariah adalahberupa penyusunan laporan keuangan atas dasar akrual dengan dasar inipengaruh transaksi dan peristiwa lain di akui pada saat kejadian (danbukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dandiungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporankeuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yangdisusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidakhanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayarankas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan sertasumberdaya yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masadepan. Oleh karena itu laporan keuangan menyediakan informasi masalalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalamkeputusan ekonomi. Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagianhasil usaha menggunakan dasar kas. Dalam hal prinsip pembagian hasilusaha berdasarkan bagi hasil. Pendapatan atau keuntungan yangdimaksud adalah keutungan bruto (GROSS PROFIT).

Page 10: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

4

Dari paparan di atas menunjukkan bahwa system akuntansi syariahmerupakan system alternative yang tepat bagi kaum muslimin diIndonesia, namun demikian di dalam implementasinya masih banyakterdapat kalangan yang berpendapat pro dan kontra terhadapimplementasi system akuntansi di Indonesia.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusanmasalah sebagai berikut:

Mengapa terjadi Pro Kontra pada Sistem Akuntansi Berbasis Syariah diIndonesia Terkait Konvergensi IFRS di Indonesia?

3. Tujuan PembahasanSejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengantujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

Pro Kontra pada Sistem Akuntansi Syariah di Indonesia TerkaitKonvergensi IFRS di Indonesia.

Page 11: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

5

BAB II

ISI

1. Pengertian Akuntansi Syari’ahPada dasarnya akuntansi sendiri memiliki banyak pengertian

dan definisi. Adapun pengertian dan definisi tersebut yang dipaparkandalam bebagau buku adalah sebagai berikut; (1) Dalam AccountingPrinciple Board, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinyaadalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuranuang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untukdigunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. (2) DalamAmerican Institute of Certified Public Accounting, mendefinisikanakuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisarandengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dankejadian-kejadian yang unmumnya bersifat keuangan. (3) Dalam AStatement of Basic Accounting Theory, akuntansi adalah prosesmengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomisebagai bahan informasi dalam pertimbangan pengambilan keputusanoleh pihak pemakai.

Dari pengertian akuntansi syari’ah yang telah dijelaskan secarateoritis tidak ada bedanya dengan akuntansi konvensional atauakuntasi barat, hanya saja dalam akuntansi syari’ah ditekankan padanilai-nilai Islami yang diatur dalam bagian mu’amalah dan konsep-konsep yang telah diatur dalam Al-Qur’an sebagai sumber utamanya.Sedangkan akuntansi konvensional sendiri berasaskan nilai-nilaikapitalis dan sosialis yang diadopsi dari negara-negara barat.

2. Prinsip-prinsip Akuntansi Syari’ahAkuntansi syari’ah tentunya tidak lepas dari konsep dan aturan

yang tertera dalam Al-Qur’an. Sehingga dalam prinsipnya pun diambildari Al-Qur’an surat al-Baqoroh ayat 282, dimana terdapat tiga prinsipakuntansi syari’ah, yaitu pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran.Ketiga prinsip ini sudah menjadi dasar dalam aplikasi akuntansisyari’ah. Adapun maksud dari ketiga prinsip tersebut adalah sebagaiberikut:

a) Pertanggungjawaban (Accountability). Prinsip pertanggungjawaban(accountability), merupakan konsep yang tidak asing lagidikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selaluberkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalanamanah merupakan hasil transaksi manusia dengan Sang Khalikmulai dari alam kandungan. Manusia dibebani oleh Allah SWT.untuk menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Intikekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah.Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang prosespertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah

Page 12: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

6

dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwaindividu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukanpertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuatkepada pihak-pihak yang terkait.

b) Prinsip Keadilan, Menurut penasiran Al-Qu’an surat Al-Baqarah; 282terkandung prinsip keadilan yang merupakan nilai penting dalametika kehidupan sosial dan bisnis, dan nilai inheren yang melekatdalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu padadasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalamsetiap aspek kehidupannya. Pada konteks akuntansi, menegaskankata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, dilakukan olehperusahan harus dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksiadalah sebesar Rp. 265 juta, maka akuntan (perusahaan) harusmencatat dengan jumlah yang sama dan sesuai dengan nominaltransaksi. Secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksiyang dengan kata lain tidak ada window dressing dalam praktikakuntansi perusahaan.

c) Prinsip Kebenaran Prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskandengan prinsip keadilan. Sebagai contoh, dalam akuntansi kitaselalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan.Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskanpada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan nilaikeadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi. Maka, pengembangan akuntansi Islam,nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan harus diaktualisasikandalam praktik akuntansi. Secara garis besar, bagaimana nilai-nilaikebenaran membentuk akuntansi syari’ah dapat diterangkan.

Dari penjelasan di atas bahwa kata keadilan dalam kontekaplikasi akuntansi mengandung dua makna:

i. Keadilan mengandung makna yang berkaitan dengan moral,yaitu kejujuran, yang menempatkan faktor yang sangat dominan.Tanpa kejujuran, informasi yang dihasilkan oleh seorangakuntan akan berakibat fatal pada pemakai dan penggunalaporan keuangan. Sehingga pengambilan keputusanpun salahdan secara tidak langsung berdampak pada masyarakat banyak.

ii. Kata keadilan bersifat fundamental. Dimana kata adil disinimerupakan sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upayadokontruksi terhadap keadaan akuntansi modern menuju padaakuntansi yang lebih baik dan termoderinisasi sesuai dengannilai-nilai Islam yang ada.Dalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan akuntansi

merupakan ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan datamenjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagaitransaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraanatau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba.Sebagaimana firmannya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 282) yangberbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah

Page 13: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

7

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamumenuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamumenuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis engganmenuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, makahendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itumengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwakepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpundaripada hutangnya…”

Dalam Al Quran juga dijelaskan bahwa kita harus mengukursecara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untukmenuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagiorang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al-Quran menyatakandalam berbagai ayat, antara lain dalam surat Asy-Syu’ara ayat 181-184yang berbunyi: ”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamutermasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengantimbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia padahak- haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi denganmembuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telahmenciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut,menurut Dr. Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan,utang, modal pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehinggaseorang akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Agarpengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu adanyafungsi auditing. Pada Islam, fungsi auditing ini disebut “tabayyun”sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Hujuraat ayat 6 yangberbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orangfasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamutidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpamengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atasperbuatanmu itu.”

Sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an, kita harusmenyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yangdisajikan dalam neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surat Al-Isra’ayat 35 yang berbunyi:

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglahdengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebihbaik akibatnya.”

Dari paparan di atas dapat disimpulan, bahwa kaidah akuntansidalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasarhukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber syari’ah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorangakuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis,pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan

Page 14: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

8

dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa. Dasar hukum dalamakuntansi syari’ah bersumber dari Al Quran dan Sunah Rasul, sertaadat yang tidak bertentangan dengan syari’ah Islam. Kaidah-kaidahakuntansi dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yangmembedakan dari kaidah akuntansi konvensional. Kaidah-kaidahakuntansi syari’ah sesuai dengan norma-norma masyarakat Islami, dantermasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayanmasyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.

Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “OnIslamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifatyang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman padafilsafat kapitalisme, sedangkan dalam akuntansi Islam ada “meta rule”yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukumsyari’ah yang berasal dari Allah SWT. yang bukan ciptaan manusia, danakuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief”yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggungjawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimanasetiap orang akan mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapanAllah SWT, yang memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yangmencatat semua tindakan manusia bukan saja di bidang ekonomi,tetapi juga bidang sosial-masyarakat dan pelaksanaan hukum syari’ahlainnya. Jadi, konsep akuntansi dalam Islam jauh lebih dahulu darikonsep akuntansi konvensional, dan bahkan Islam telah membuatserangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar akuntansikonvensional. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat An-Nahl: 89,yang berbunyi: “… Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran)untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dankabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

3. Permasalahan Penerapan Sistem Akuntansi Syariah di Indonesia

Kehadiran ekonomi Islam ini merupakan suatu langkah yangdigunakan untuk melepaskan diri dari jeratan kapitalisme dan sosialisme,menurut (Damayanti,2007). Dua sumber utama konsep ekonomi syariahberporos pada Al Qur’an dan Al Hadist. Ironisnya, kedua hukum Islamtersebut tidak pernah benar-benar digunakan sebagai landasan dalammerumuskan konsep epistemologis ekonomi Islam itu sendiri melainkanfiqh yang “sekedar” rasionalisasi kreatif ulama yang dijadikan sebagaiacuan utamanya. Oleh karenanya, ekonomi Islam banyak mengadopsibegitu saja teori-teori yang ada dalam ekonomi konvensional denganmelakukan penyesuaian atau dipaksakan dengan melakukan sedikitpenyesuaian atau dipaksakan agar sesuai dengan ayat atau hadis tertentu.Jika memang ada ayat atau hadis yang dijadikan sebagai suatu landasansyariah bagi suatu model transaksi ekonomi syariah, pengaturan yangberbasis sistematis dan kritis yang memenuhi prinsip-prinsip interpretasiyang valid tidak dilakukan terlebih dahulu. Dampak nyatanya adalah,bahwa penerapan ekonomi yang disebut syariah merupakan suatu

Page 15: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

9

kumpulan teori ekonomi konvensional yang disajikan seolah-olah berdalilal-Qur’an dan as-Sunnah. Metodologi akuntansi syariah yang sedangberkembang dewasa ini terbagi menjadi dua kubu yang memilikipendekatan yang berbeda dalam merumuskan akuntansi syariah, menurutSuwiknyo (2007). Kubu yang pertama merupakan kubu yang berusahakeras menerapkan akuntansi syariah dari ajaran syariat Islam yangdijadikan sebagai pedoman. Kubu yang kedua dalam menerapkannyamasih berlandaskan banyak pada Akuntansi Konvensional, sedangkanprinsip murni ajaran syariah hanya dijadikan sebagai pelengkap nama“syariah” saja.

Faktanya, aspek-aspek akuntansi konvensional tidak dapatditerapkan pada lembaga yang menggunakan prinsip-prinsip Islam baikdari implikasi akuntansi maupun akibat ekonomi, menurut Muhammad(2004). Dalam pendapatnya Gambling dan Karim (1991 dalam IAI, 2008)juga berargumentasi bahwa dalam perspektif Islam konsep incomeekonomi tidak bias diterapkan karena hal-hal yang tak bisa diterima itubegitu fundamental bagi teori deduktif Barat. Apabila diambil suatu contohseperti,model tingkat ekonomi pengembalian modal (economic rate ofreturn on capital) yang membentuk basis bagi kalkulasi pendapatan dimuka dengan asumsi bahwa uang punya nilai waktu (Time value formoney), diutarakan oleh Gambling dan Karim dalam pendapatnya sebagaihal yang sangat tidak diperkenankan dalam agama Islam baik denganalasan apapun. Mengacu pada pendapat ini, bagian dari teori akuntingdeduktif banyak terpengaruh pada teori ekonomi konvensional sangatlahtidak patut diterapkan sebagai landasan pemikiran untuk menciptakanteori landasan akuntansi Syariah menurut Islam. Adanya penerapkanpendekatan yang mengkomparasikan sasaran-sasaran yang ada dalamakuntansi kontemporer dan akuntansi syariah, apabila tidak sejalantinggalkan tertuang dalam Majalah Akuntan Indonesia (2008) menurutAAOIFI (Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial).Lembaga ini berpendapat bahwa cara itu konsisten dengan prinsip-prinsipIslam lebih luas bahwa suatu pandangan tak selalu memerlukan konsepyang mesti diambil dari Syariah. Dengan demikian, konsep informasiakuntansi berguna, seperti relevansi dan reliabilitas, bisa begitu sajadimasukkan dalam praktek akuntansi Islami oleh AAOIFI. Alternatifpendekatan yang dilakukan AAOIFI ini mungkin bisa digunakan sebagaikunci dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam penerapanAkuntansi Syariah di Indonesia, namun fakta yang terjadi sangatlahkompleks permasalahan yang terjadi untuk dapat menyatukan dua halyang berbeda dengan kerangka konseptual dan landasan yangbertentangan. Untuk itu, dalam menghadapi permasalahan ini perludibuatnya standar akuntansi yang berbeda untuk akuntansi syariahberbasis Islam. Adanya kebutuhan rasionalitas kerangka konseptualakuntansi syariah yang lebih baik lagi ini mendorong terbentuknya StandarAkuntansi Syariah. Enam standar terkait dengan akuntansi syariah yangtelah diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), yaitu PSAK 101(penyajian dan pengungkapan laporan keuangan entitas syariah), PSAK

Page 16: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

10

102 (murabahah), PSAK 103 (salam), PSAK 104 (istishna), PSAK 105(mudharabah) dan PSAK 106 (musyarakah). Sesuai dengan KerangkaDasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah, kerangkadasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajianlaporan keuangan bagi para penggunanya. Tetapi kiranya adanya standar-standar Akuntansi Syariah masih belum juga dapat membuat pihak-pihakyang berkepentingan merasa cukup terselesaikan permasalahannya.Banyak kebimbangan dan ketakutan yang masih membayangipengngaplikasian akuntansi syariah berbasis Islam ini. Belum jugamasalah ini terselesaikan, akuntansi syaria juga dihadapkan denganpermasalahan kompleks seputar konvergensi International FinancialReporting Standards (IFRS) pada standar akuntansi Indonesia.

Pro dan kontra transaksi keuangan tersebut nampaknyamenimbulkan dilema bagi para pembuat standar bukan hanya di Indonesiatapi juga di negara ASEAN yang lain. Menanggapi dilema tersebut Asean-Oceanic Standard Setter Group (AOSSG) dalam Research Paper-nya tahun2010 mengatakan bahwa transaksi keuangan Islam banyak menggunakankontrak, pengaturan, dan dalam bentuk hukum yang sangat berbeda daribanyak transaksi yang biasa, sehingga timbul pertanyaan apakah standarakuntansi yang ada saat ini cukup bisa diggunakan untuk transaksi Islam,atau apakah transaksi itu begitu unik sehingga membuat beberapa bentuklain dari kerangka akuntansi akan diperlukan. Belum lagi menjawabsebuah pertanyaan apakah standar internasional IFRS ini dapat mengatasimasalah ini atau malah justru semakin membebani teori akuntansi syariahyang diterapkan saat ini. Transaksi keuangan syariah di beberapa negaratermasuk Indonesia sendiri diyakini oleh AOSSG (2010, para 14) dapatdipertanggungjawabkan menggunakan IFRS di satu sisi secara umum,namun menurut sisi yang lain ada beberapa orang yang percaya bahwadibutuhkan standar akuntansi terpisah yang diwajibkan untuk melaporkantransaksi keuangan Islam.

Terkait adanya Konvergensi IFRS, beberapa hal yang mencakup isu-isu standarisasi antara lain:

AOSG (2010) telah merinci isu-isu penting terkait dalam kaitannya dengankonvergensi IFRS, isu-isu penting tersebut dikelompokkan berdasarkanempat cakupan topik yaitu:

1. substansi mengungguli bentuk,2. ukuran probabilitas,3. time value of money,4. isu-isu yang lain.

Isu-isu penting tersebut akan dipaparkan berdasarkan cakupanpengertiannya, seperti yang ada di bawah ini.

1. Substansi Mengungguli Bentuk merupakan suatu prinsip akuntansiyang disajikan secara wajar dalam suatu transaksi atau peristiwa lain

Page 17: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

11

sehingga memerlukan pencatatan agar dapat disajikan sesuai dengansubstansi dan realita ekonomi. Isu yang muncul kemudian adalahketika pembuat standar konvensional menganggap substansimengungguli bentuk terpisahkan dengan pelaporan keuangan, adakeraguan tentang penerimaan dari perspektif Islam. Beberapa percayabahwa substansi mengungguli bentuk akan membuat suatu transaksikeuangan syariah hampir tidak bisa dibedakan dan dibandingkandengan akuntansi konvensional. Contohnya adalah Ijarah. Selamaperiode ijarah, penyewa hanya dianggap menyewa. Selain itu, ada jugajanji (wa’ad) oleh lessor untuk menjual item, dan/atau janji oleh lesseeuntuk membeli item di akhir periode ijarah.a. Pendekatan bentuk mengungguli substansi yang berarti laporan

keuangan mengenali dua transaksi yang terpisah yaitu sewa akandiakui selama periode ijarah dan penjualan akan diakui pada saataqad untuk mentransfer ijarah dimasukkan ke dalam laporankeuangan.

b. Pendekatan substansi mengungguli bentuk yang berarti laporankeuangan hanya mengenali satu transaksi saja yaitu akun untukdua transaksi sama dengan kesepakatan ‘hire purchase’ denganmenggabungkan kedua kontrak menjadi satu. Contoh yang lainadalah penggunaan kontrak Mudarabah dalam skenario yangberbeda. Banyak institusi menggunakan kontrak yang klasik dalamproduk dan layanan mereka dan Mudarabah, yang merupakankontrak bagi hasil umumnya digunakan di bank, sebagai depositoproduk dan manajer aset, sebagai produk investasi. Meskipunmemiliki istilah yang sama, perilaku oleh IFRS terhadap produk iniberbeda. Untuk bank, ada harapan regulasi sehingga deposan tidakharus kehilangan uang (perlakuan sebagai kewajiban) dan untukmanajer aset, biasanya tidak memiliki kewajiban atas kerugian(perlakuan sebagai item off balance sheet). Dalam IFRS,pendekatan yang digunakan adalah substansi mengungguli bentuksaja, sehingga IFRS melihat ekonomi dan perilaku yangmenentukan akuntansi dan bukan apa bentuk hukum atau apaproduk yang disebut. Maka timbullah masalah terutama padatransaksi Ijarah tersebut.

2. Ukuran Probabilitas (Probability Criterion). “Konsep probabilitasdigunakan … untuk merujuk pada tingkat ketidakpastian bahwamanfaat ekonomi masa depan berhubungan dengan item tersebutakan mengalir ke atau dari entitas.” (Ayat 4,40). IFRS mengakui biaya-biaya tertentu ketika kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masadepan dapat dipastikan. Misalnya, mengarahkan penurunan nilai(impairment) diakui ketika penurunan tersebut diharapkan terjadi.Masalah yang muncul di sini adalah apakah ada larangan syariahterhadap pengakuan aset-aset kewajiban, pendapatan, dan biayadidasarkan pada ketika kemungkinan tersebut terjadi? Contoh darimasalah ini adalah Mudarabah. Mudarabah adalah akad Profit-Sharing,merujuk pada kesepakatan antara dua atau lebih orang dimana satu

Page 18: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

12

atau lebih dari mereka menyediakan pembiayaan, sedangkan yanglainnya menyediakan manajemen. Tujuannya adalah untuk melakukanperdagangan, industry, atau jasa dengan tujuan mencari keuntungan.Keuntungan bisa dibagi antara penyandang dana dan manajemensesuai dengan proporsi yang disepakati. Tetapi, kerugian hanyaditanggung oleh penyandang dana sesuai dengan bagian mereka darikeseluruhan modal. Kerugian manajer adalah tidak mendapatkankeuntungan atas kerjanya. Akad ini merupakan bentuk mekanismeinvestasi di mana bank mengelola kumpulan dana (pool of funds).Modal oleh bank kemudian diinvestasikan dalam berbagai aktivitasusaha. Para nasabah deposan berbagi resiko dan laba sesuai proporsiinvestasi masing-masing. Dalam menghitung keuntungan, bawahmodel gangguan mengusulkan IASB, penurunan akan diakui pada saatpenurunan diharapkan. Menurut pendekatan probabilitas penurunanakan berdampak keuntungan ketika itu adalah kemungkinan, namunpendekatan yang timbul malah justru penurunan hanya bisaberdampak ketika keuntungan tersebut terjadi.

3. Time Value of Money, Konsep time value of money telah diklaim olehsebagian besar ahli Islam sebagai suatu yang diharamkan karenaadanya unsur riba didalamnya. Konsep time value of moneymerupakan kembangan dari teori-teori bunga yang ada (theory ofinterest) , dari berbagai panadangan para ekonomi kapitalis sepanjangmasa. Dalam classical theory of interest tokoh yang sangat terkenaladalah Smith dan Ricardo, mereka berpendapat bahwa bungamerupakan kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam (borrower)kepada si pemberi pinjaman (lender) sebagai balas jasa ataskeuntungan yang diperoleh dari uang yang dipinjamkan. Konsep nilaiwaktu uang banyak digunakan oleh IASB, salah satunya adalah,penerapan pada IAS 39, adanya biaya amortisasi pada aktiva tertentudan kewajiban tertentu. “Pinjaman dan piutang … harus diukur denganbiaya diamortisasi dengan menggunakan metode efektif bunga.” (IAS39, Par. 46 dalam PWC, 2011). Permasalahan yang terjadi adalahapakah seharusnya kita mencerminkan nilai waktu dari uang dalampelaporan transaksi keuangan syariah, apabila tidak ada bunga yangjelas untuk dibebankan atau dikeluarkan dalam transaksi tersebut?.Pertanyaan ini untuk beberapa orang memiliki dampak yang tidakmenyenangkan karena pengaturan ini dibuat untuk menghindaripengisian bunga akan mengakibatkan pelaporan pendapatanpembiayaan dengan sengaja (AOSSG, 2010). Misalnya yang terjadipada kontrak penjualan tangguhan. Sebuah kontrak penjualan di manapembayaran ditangguhkan untuk jangka waktu tertentu. BerdasarkanIAS 18 (dalam AOSSG, 2010) jika nilai wajar aktiva yang ditransferkurang dari kas yang akan diterima, maka perbedaan tersebut dicatatsebagai pendapatan pembiayaan. Namun dalam akuntansi syariahjustru mengabaikan pendekatan nilai waktu uang sehingga jumlahseluruh kas yang diterima (atau diterima) akan dicatat sebagaipendapatan penjualan. Selain itu, kelebihan kas yang diterima atas nilai

Page 19: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

13

wajar akan dipertimbangkan untuk ditransfer dan akan dicatat sebagaipendapatan penjualan, bukan pembiayaan pendapatan.

4. Isu-isu yang lain. Berikut isu-isu lain yang juga dirinci oleh AOSSGdalam research paper-nya di tahun 2010.a) Syirkah, menurut bahasa, adalah ikhthilath (berbaur). Adaupun

menurut istilah syirkah (kongsi) ialah perserikatan yang terdiri atasdua orang atau lebih yang didorong oleh kesadaran untuk meraihkeuntungan. Masalah yang sering dipertanyakan, dalam transaksiSyirkah adalah apakah jumlah yang diterima atau dipegang olehsuatu badan di bawah pengaturan Syirkah harus mewakilikepentingan kepemilikan di entitas itu. Adanya IFRS 9 menimbulkansuatu diskusi tentang apakah aset keuangan berdasarkan Syirkahakan diukur pada biaya diamortisasi atau nilai wajar. Ayat 4.2menyatakan bahwa sebuah aset keuangan harus diukur pada biayadiamortisasi jika kedua kondisi terpenuhi yaitu aset tersebutdiadakan dalam model bisnis yang bertujuan untuk memegang asetdalam rangka untuk mengumpulkan arus kas kontraktual dan istilahkontrak dari aset keuangan menimbulkan pada tanggal tertentuuntuk arus kas yang semata-mata pembayaran pokok dan bungaatas nilai pokok yang beredar. Sebuah aset keuangan harus diukurpada nilai wajar kecuali diukur pada biaya diamortisasi jika keduakondisi terpenuhi yaitu asset tersebut diadakan dalam model bisnisyang bertujuan untuk memegang asset dalam rangka untukmengumpulkan arus kas kontraktual dan istilah kontrak dari assetkeuangan menimbulkan pada tanggal tertentu untuk arus kas yangsemata-mata pembayaran pokok dan bunga atas nilai pokok yangberedar hal ini sesuai dengan ayat 4.2. Pengaturan Syirkahdiberikan kewenangan sepenuhnya kepada investor terkait profityang ada pada suatu perusahaan. Sehingga, aset-aset ini mungkinperlu diukur pada nilai wajar karena arus kas mungkin tidakmewakili ‘semata-mata pembayaran pokok dan bunga. Akan tetapi,dalam peraturan Syirkah telah ditetapkan suatu indikasi yangmerujuk pada investor terkait peraturan pengembalian, tingkatpengembalian aktual yang dibayarkan kepada investor akan hampirselalu erat sesuai dengan tingkat indikasi ini, mencakupkeuntungan yang dihasilkan oleh investee. Oleh karena itu, dapatkita simpulkan untuk mengukur aktiva dengan biaya diamortisasikarena arus kas dapat dikatakan mirip ‘pembayaran pokok danbunga’, dan sesuai dengan ayat 10.

b) FRS 108 dibutuhkan refleksi dari substansi ekonomi dan bukanhanya bentuk hukum.(i) Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentukoleh perusahaan untuk suatu tujuan tertentu, misalnya untukmembagi atau menghilangkan resiko finansial. Tujuan daridibentuknya SPE sendiri adalah untuk mendanai aset tertentu ataulayanan tertentu dan tetap membuat hutang perusahaan induk,mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman,

Page 20: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

14

atau hipotek ke dalam bentuk liquid, mengurangi besarnya pajak.SPE sering digunakan untuk tujuan yang tidak etis, sepertimenghindari pajak dan menyembunyikan hutang, sehinggakehadirannya di masyarakat bersifat controversial karena banyakhal positif yang ditujukan kea arah negatif. Meskipun adapengalihan aset ke SPE, seringkali, transfer disertai denganpengaturan untuk aset yang akhirnya akan ditransfer kembali keoriginator. Dengan demikian, dalam keadaan ini, transfer mungkintidak memenuhi syarat sebagai penjualan, dan mungkin tidak diakuiberdasarkan IFRS.

(ii) Suku Penilaian memiliki definisi sertifikat yang bernilai samadengan bagian atau seluruh dari kepemilikan harta yang berwujuduntuk mendapatkan hasil dan jasa didalam kepemilikan asset danproyek tertentu atau aktivitas investasi khusus, sertifikat ini berlakusetelah menerima nilai sukuk, saat jatuh tempo dengan menerimadana sepenuhnya sesuai dengan tujuan sukuk tersebut.Perdagangan sukuk mendapat suatu kontra baik karena sifatmereka (seperti Bank Sentral Bahrain sukuk al-salam), karenakebanyakan produk syariah khususnya sukuk bersifat “debt-based”atau “debt-likely”. Padahal idealnya keuangan syariah adalah “profit-loss sharing”, ini terlihat dari komposisi tingkat kupon suku yangdibayarkan masih mendasarkan pada tingkat suku bunga tertentu.Sehingga, tidak mengherankan jika AAOIFI memberikan penilaianbahwa sekitar 85% sukuk belum sesuai dengan syariah. Biaya yangdiamortisasi telah diterapkan oleh sukuk yang terlebih dahulu,sejauh ini sesuai dengan peraturan IAS 39, di mana sukuk tidakdiperdagangkan mungkin bisa dikategorikan sebagai ‘pinjaman danpiutang’ baik atau sebagai ‘dimiliki hingga jatuh tempo investasi ‘,dan diukur setelah pengakuan awal pada biaya diamortisasi.Kenyataannya, IFRS 9 sendiri mengabaikan manajemen untukinstrumen individu, dan bukannya berfokus pada model bisnis suatuentitas untuk mengelola aset keuangan. Aset finansial untukkemudian diukur pada biaya diamortisasi jika aset tersebutdiadakan dalam model bisnis yang bertujuan untuk memegang asetdalam rangka untuk mengumpulkan arus kas kontraktual dan istilahkontrak dari aset keuangan menimbulkan pada tanggal tertentuuntuk arus kas yang semata-mata pembayaran pokok dan bungaatas nilai pokok yang beredar,hal ini terdapat pada ayat 4.2 IFRS 9.

(iii) Derivatif Tertanam, merupakan salah satu karakteristik sifatperbankan yang merupakan spekulasi (untung-untungan) terhadapperubahan nilai pasar. Transaksi derivatif dapat berfungsi sebagaisarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barangkomoditi tertentu di kemudian hari (price discovery). Pernyataan inimenyebabkan keputusan syariah bahwa harga harus diketahui padasaat kontrak untuk menghilangkan gharar atau ketidakpastian; yangsering diartikan bahwa harga harus ditinjau ulang (diperbaiki).

Page 21: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

15

Dampaknya adalah, bahwa lembaga keuangan Islam menghadapirisiko ketimpangan pendanaan saat pemberian jangka panjangsuku bunga tetap pembiayaan didanai oleh deposito jangka pendekvariabel tingkat. Pelanggan yang sebelumnya menyesuaikan untuktingkat yang lebih tinggi akan dirugikan pada saat harga pasar jatuh.Oleh karena itu dalam meningkatkan manajemen likuiditas danmengatasi keluhan pelanggan, pembiayaan tingkat variabel telahdikembangkan berdasarkan beberapa konsep-konsep Islam.Beberapa orang berkomentar bahwa tingkat keuntungan ini akantutup pada variabel- yang menilai struktur mungkin derivatiftertanam karena adanya pengaruh di bawah IAS 39, ayat 10 (danIFRS 9 ayat 4.6) yang mengatakan bahwa sebuah derivatif tertanammenyebabkan beberapa atau semua dari arus kas yang seharusnyadapat diperlukan oleh kontrak untuk dimodifikasi sesuai dengantingkat bunga tertentu, instrumen keuangan harga, harga komoditas,nilai tukar asing, indeks harga atau tarif, rating kredit atau kreditindeks, atau variabel lain. IAS 39 selanjutnya membutuhkan bahwaderivatif tertanam dipisahkan dari kontrak utamanya jika memenuhikriteria dalam paragraf 11-13. IFRS 9 ayat 4.7 tidak memerlukanderivatif tertanam untuk dipisahkan dari dalam lingkup standar,adalah mungkin bahwa mungkin ada kontrak Islam di luar lingkupIFRS misalnya, dalam beberapa kontrak berdasarkan kemitraanseperti beberapa bentuk musharakah berkurang. Berdasarkan ayat4,8 IFRS 9, entitas perlu untuk menerapkan IAS 39 paragraf 11-13.

Page 22: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

16

BAB III

KESIMPULAN dan SARAN

1. Kesimpulan

Akuntansi syariah berkembang pesat,seiring dengan perkembanganekonomi syariah di Indonesia, terutama di bidang perbankan, sehinggabisnis perbankan berbasis syariah kini menjadi trend yang patutdibanggakan. Prinsip dasar paradigma syariah merupakan multiparadigma yang mencakup keseluruhan dimensi wilayah mikro dan makrodalam kehidupan manusia yang saling terkait. Pertama dimensi mikroprinsip dasar paradigm syariah adalah individu yang beriman kepada AllahSWT (tauhid) serta mentaati segala aturan dan larangan yang tertuangdalam Al-Qur’an, Al Hadits, Fiqh, dan hasil itjihad. Kedua, dimensi makroprinsip syariah adalah meliputi wilayah politik, ekonomi dan sosial. Dalamdimensi politik, menjunjung tinggi musyawarah dan kerjasama. Sedangkandalam dimensi ekonomi, melakukan usaha halal, mematuhi laranganbunga, dan memenuhi kewajiban zakat. Selanjutnya dalam dimensi sosialyaitu mengutamakan kepentingan umum dan amanah. Ikatan AkuntanIndonesia pun sejauh ini telah menerbitkan enam standar terkait denganAkuntansi Syariah, yaitu PSAK 101 (penyajian dan pengungkapan laporankeuangan entitas syariah), PSAK 102 (murabahah), PSAK 103 (salam),PSAK 104 (istishna), PSAK 105 (mudharabah), dan PSAK 106(musyarakah). Namun, adanya standar-standar Akuntansi Syariah masihbelum juga dapat membuat pihak-pihak yang berkepentingan merasacukup terselesaikan permasalahannya. Banyak kebimbangan danketakutan yang masih membayangi pengngaplikasian akuntansi syariahberbasis Islam ini.

Belum juga masalah ini terselesaikan, akuntansi syariah jugadihadapkan dengan permasalahan kompleks seputar konvergensiInternational Financial Reporting Standards (IFRS) pada standar akuntansiIndonesia.

Isu-isu penting yang telah dibahas di atas menunjukkan bahwaprinsip akuntansi syariah dan akuntansi konvensional berbeda. IFRS yangmerupakan standar internasional yang mengacu pada akuntansikonvensional nampaknya ada beberapa bagian yang tidak cocok denganprinsip akuntansi syariah ini. Menurut Muhamad (2002) pada tataranpraktis akuntansi syariah adalah akuntansi yang berorientasi sosial danpertanggungjawaban, sebab akuntansi syariah dapat menyajikan atau

Page 23: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

17

mengungkap dampak sosial perusahaan terhadap masyarakat dansekaligus menyajikan laporan pertanggungjawaban yang bersifat humanis,emansipatoris, transendental dan teologikal. Oleh karena itu, konsep dasarakuntansi syariah adalah bersifat zakat dan amanah oriented. Akuntansisyariah adalah ilmu dan teknologi universal yang tumbuh dan berkembangsesuai dengan perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya, baik sosial,ekonomi, politik, peraturan perundangan, kultur, persepsi dan nilai(masyarakat) tempat akuntansi syariah diterapkan. Akuntansi syariahadalah akuntansi yang dikembangkan bukan hanya dengan cara “tambalsulam” terhadap akuntansi konvensional, akan tetapi, merupakanpengembangan filosofis terhadap nilai-nilai al-Qur’an yang diturunkan kedalam pemikiran teoritis dan teknis akuntansi. Berdasarkan hasil tersebutmaka bisa dikatakan bahwa konvergensi IFRS terhadap standar akuntansisyariah yang dilakukan di Indonesia tidak akan bisa sempurna seratuspersen.. AAOIFI dalam formulasinya menyatakan bahwa ketika IFRS tidakbisa diadopsi secara keseluruhan oleh IFI, ketika IASB tidak memiliki IFRSuntuk menutupi praktek perbankan syariah dan praktek keuangan syariah,dan ketika IFRS dapat diadopsi maka AAOIFI tidak akan mengembangkanstandar atau berkembang dan mengadopsi IFRS. Menurut Khairul Nizam,direktur pengembangan teknis di AAOIFI (dalam Ibrahim, 2009) bahwakesenjangan dan perbedaan ada dan akan terus ada di antara set keduastandar, karena kesenjangan dan perbedaan adalah hasil alami daristruktural tujuan yang berbeda dari IASB dan AAOIFI. IAI sendiri dalam halini juga mengacu pada AAOIFI dalam menanggapi permasalahankonvergensi IFRS ini. IFRS yang ada tidak bisa dipaksakan untuk akuntansisyariah yang memiliki prinsip yang berbeda.

2. Saran

Karena saat ini akuntansi syariah berkembang pesat, seiringdengan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, terutama di bidangperbankan, sehingga bisnis perbankan berbasis syariah kini menjadi trendyang patut dibanggakan. Sebagai masyarakat Indonesia dengan mayoritasmuslim, apalagi bagi orang-orang muslim khususnya, sudah saatnya untukberalih dari bank konvensional ke bank syariah. Karena selain untukmerasakan manfaat dari perkembangan perbankan syariah saat ini, jugauntuk menghindari riba yang banyak terdapat dalam perbankankonvensional. Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya menghindaririba dalam bentuk apapun, karena dosanya sangat besar. Dalam makalahini, pada prinsip dasar paradigma syariah di antaranya yang meliputiekonomi dikatakan bahwa kaum muslim harus melakukan usaha halal,mematuhi larangan bunga, dan memenuhi kewajiban zakat.

3. Penutup

Kami sangat berharap pembahasan kasus ini dapat berguna dalam

Page 24: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

18

rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Pro KontraSistem Akuntansi Syariah di Indonesia Terkait Konvergensi IFRS di Indonesia”.Tak lupa kami juga berterima kasih kepada Ibu Euis Rosidah,SE.,M.Akselaku dosen Mata Kuliah Seminar Akuntansi Syariah yang telahmembimbing dalam penyelesaian Tugas ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapatkekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya berharapadanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada saran yangmembangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yangmembacanya dan dapat berguna bagi saya khususnya maupun orang lainpada umumnya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih,mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Page 25: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

19

DAFTAR PUSTAKA

Ilahiyah, M.E. Pro Kontra Sistem Akuntansi Syariah Di IndonesiaTerkait Konvergensi IFRS di Indonesia. Dalam Ejournal UniversitasNegeri Surabaya [Online] Tersedia: ejournal.unesa.ac.id. [8 September2016].

AOSSG,2010, Research Paper: ‘Financial Reporting Issues Relating toIslamic Financing’. Diakses melalui:http://www.aossg.org

Baydoun dan Willet,2000. ‘Islamic Corporate Report’.Abacus Vol.36.No.1.

Chapra, Umer,2001, The Future of Economics : An IslamicPerspective,SEBI, Jakarta.

Damayanti, A. 2007. Ekonomi Etis:’Paradigma Baru Ekonomi Islam’,JurnalEkonomi Islam La Riba Vol.1, No.2.

Gambling, TE dan Karim Rifaat AA,1986, Journal of BusinessAccounting,Vol.13 (1)

Harahap,Sofyan dan Sayfri,2001,Menuju Perumusan Teori AkuntansiIslam,Penerbit Quantum, Jakarta.

Ibrahim, Mohamed Shanul Hameed. 2009. IFRS vs AAOIFI: ‘The Clash ofStandards?’,Karya Ilmiah tidak dipublikasikan. Munich Personal RePEcArchive (MPRA) Paper No.12539.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2006, Exposure Draft Kerangka DasarPenyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah,IAI, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007,‘Akuntansi Syariah, Apa yangDitakutkan?’,Majalah Akuntansi Syariah, Edisi no. 2 / Tahun I / Oktober2007,Jakarta.

Isu-isu Standarisasi dalam Akuntansi Syariah Terkait KonvergensiInternational Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia yangdiakses melalui: http://www.nenygory.htm.

Page 26: PRO KONTRA SISTEM AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA … · dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing). Kedua, dimensi makro prinsip syariah

20

Konsep Akuntansi Syariah diakses melalui: Muhammad Faisol »KONSEPAKUNTANSI SYARI’AH.htm

Muhamad,2002. Penyesuaian Teori Akuntansi Syari’ah: “PerspektifAkuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban”.

Muhammad,2004, ‘Teori Penilaian dalam Akuntansi Syari’ah’, IQTISADJournal of Islamic Economics Vol.3, No.1.

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009,Akuntansi Syariah di Indonesia,PenerbitSalemba Empat.

Price Waterhouse Cooper (PWC). 2011. ‘Accounting StandardisationIssues in IslamicFinance’, modul yang dipresentasikan dalam SeminarPrice Waterhouse Cooper Indonesia.

Razik, Amged Abd El. 2007,’Challenges of International Financial ReportingStandards (IFRS) in the Islamic Acounting World, Case of Middle EasternCountries’, Scientific Bulletin-Economic Sciences, Vol. 8 (14).

Rekonstruksi Kerangka Dasar Konseptual Untuk Akuntansi dan PelaporanKeuangan Syariah 1, diakses melalui: http: // [email protected]

Suwiknyo, Dwi. 2007,’Teorisasi Akuntansi Syari’ah’, Jurnal Ekonomi LaRiba Vol. 1, No. 2.

Toshikabu, Hayashi,1986,’On Islamic Accounting’,Karya ilmiah tidakdipublikasikan.

Triyuwono dan M.J.R Gaffikin,1996,Shari’ate Accounting: ‘An EthicalConstruction Of Accounting Knowledge’,Karya ilmiah tidak dipublikasikan.

Zaid, Omar Abdullah,2004, Akuntansi Syariah: Kerangka Dasar dan SejarahKeuangan Dalam Masyarakat Islam (terj. Syafe’I Antonio dan Harahap),LPFE,Jakarta.