Pro Kontra Seputar GMO_1

15
Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO 1 SUMMARY Genetically Modified Organism (GMO) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan produk rekayasa genetika adalah organisme transgenik yang DNA-nya telah dirubah dengan menggunakan suatu teknologi yang disebut dengan bioteknologi modern. Teknologi ini menghasilkan suatu organisme atau produk yang berbeda dengan produk alamiahnya yang mempunyai beberapa kelebihan karena dalam pembuatannya dilakukan seleksi terhadap sifat- sifat baiknya. Pangan hasil rekayasa genetika atau makanan GM merupakan pangan atau produk pakan yang diturunkan dari tanaman, atau hewan ya ng dihasilkan melalui proses rekayasa genetika. Yang termasuk pangan hasil rekayasa genetika antara lain : hewan transgenik, bahan asal hewan transgenik dan hasil olah annya, ikan transgenik, bahan asal ikan transgenik dan hasil olahannya, tanaman transgenik, bagian-bagiannya dan hasil olahannya, serta jasad renik transgenik. Dalam pengembangannya, GMO disamping memiliki keuntungan, juga memiliki resiko yang harus diperhatikan. Keuntungan pangan hasil rekayasa genetika antara lain meningkatkan efisiensi dan produktivitas, nilai ekonomi produk, memperbaiki nutrisi, nilai palatabilitas dan meningkatkan masa simpan produk. Sedangkan resiko yang perlu diperhatikan dari pengembangan GMO antara lain : kemungkinan terjadinya gangguan pada keseimbangan ekologi, terbentuknya resi stensi terhadap anti biotik, dikuatirkan dapat terbentuknya senyawa toksik, allergen atau terjadinya perubahan nilai gizi. Produk pangan hasil rekayasa genetika yang paling sering ditemukan adalah kedelai, tomat, kentang, jagung, padi, kapas, dan canola. Transformasi yang berhasil telah melibatkan pengenalan berbagai sifat baru ke dalam varietas tanaman yang ada. Karakter input/masukan baru termasuk toleransi terhadap herbisida berspektrum luas, panas, kekeringan dan ketahanan terhadap serangga atau virus. Keluaran baru berkisar dari sifat pematangan yang tertunda atau karakteristik gizi atau fungsional berubah dari makanan, serta memilih gen yang dapat menghasilkan protein dan enzim. Upaya telah difokuskan pada tanaman pangan (jagung, kedelai, dan kanola), pakan hewan (jagung dan kedelai), tanaman industri (kapas), vaksin dan hormon untuk hewan (rBST), ikan (salmon), mikroba, dan bahan aktif makanan (chy-Mosin).

description

Konsep Umum GMO, Jenis-jenis GMO Pangan, Tahapan Produksi GMO

Transcript of Pro Kontra Seputar GMO_1

Page 1: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

1

SUMMARY

Genetically Modified Organism (GMO) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut

dengan produk rekayasa genetika adalah organisme transgenik yang DNA-nya telah dirubah

dengan menggunakan suatu teknologi yang disebut dengan bioteknologi modern. Teknologi ini

menghasilkan suatu organisme atau produk yang berbeda dengan produk alamiahnya yang

mempunyai beberapa kelebihan karena dalam pembuatannya dilakukan seleksi terhadap sifat-

sifat baiknya.

Pangan hasil rekayasa genetika atau makanan GM merupakan pangan atau produk pakan

yang diturunkan dari tanaman, atau hewan ya ng dihasilkan melalui proses rekayasa genetika.

Yang termasuk pangan hasil rekayasa genetika antara lain : hewan transgenik, bahan asal hewan

transgenik dan hasil olah annya, ikan transgenik, bahan asal ikan transgenik dan hasil olahannya,

tanaman transgenik, bagian-bagiannya dan hasil olahannya, serta jasad renik transgenik.

Dalam pengembangannya, GMO disamping memiliki keuntungan, juga memiliki resiko

yang harus diperhatikan. Keuntungan pangan hasil rekayasa genetika antara lain meningkatkan

efisiensi dan produktivitas, nilai ekonomi produk, memperbaiki nutrisi, nilai palatabilitas dan

meningkatkan masa simpan produk. Sedangkan resiko yang perlu diperhatikan dari

pengembangan GMO antara lain : kemungkinan terjadinya gangguan pada keseimbangan

ekologi, terbentuknya resi stensi terhadap anti biotik, dikuatirkan dapat terbentuknya senyawa

toksik, allergen atau terjadinya perubahan nilai gizi.

Produk pangan hasil rekayasa genetika yang paling sering ditemukan adalah kedelai,

tomat, kentang, jagung, padi, kapas, dan canola. Transformasi yang berhasil telah melibatkan

pengenalan berbagai sifat baru ke dalam varietas tanaman yang ada. Karakter input/masukan baru

termasuk toleransi terhadap herbisida berspektrum luas, panas, kekeringan dan ketahanan terhadap

serangga atau virus. Keluaran baru berkisar dari sifat pematangan yang tertunda atau karakteristik gizi

atau fungsional berubah dari makanan, serta memilih gen yang dapat menghasilkan protein dan enzim.

Upaya telah difokuskan pada tanaman pangan (jagung, kedelai, dan kanola), pakan hewan (jagung dan

kedelai), tanaman industri (kapas), vaksin dan hormon untuk hewan (rBST), ikan (salmon), mikroba, dan

bahan aktif makanan (chy-Mosin).

Page 2: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

2

Walaupun makanan GM menawarkan berbagai kelebihan karena sifat baik organisme tersebut

yang dapat dipilih dan dikembangkan, kehadiran makanan GM ini tak luput dari berbagai dampak negatif

yang ditimbulkannya. Makanan GM dapat berdampak buruk bagi aspek sosial, ekonomi, lingkungan,

serta kesehatan manusia dan hewan. Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah

memberikan ancaman persaingan serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara

konvensional. Ambil saja contoh penggunaan tebu transgenik yang mampu menghasilkan gula

dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau bit biasa. Hal ini jelas

menimbulkan kompetisi dan kekhawatiran bagi masa depan pabrik-pabrik gula yang

menggunakan bahan alami.

Begitu pula dengan efek negatif terhadap kesehatan. Terjadinya transfer genetik di dalam

tubuh organisme transgenik tidak menutup kemungkinan akan munculnya bahan kimia baru

yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer

gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi

menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan. Rekayasa genetika bahan pangan

dikhawatirkan dapat mengintroduksi alergen atau toksin baru yang semula tidak pernah dijumpai

pada bahan pangan konvensional. Pernah ditemukan kontaminan toksik dari bakteri transgenik

yang digunakan untuk menghasilkan pelengkap makanan (food supplement) triptofan.

Kemungkinan timbulnya risiko yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan terkait dengan

akumulasi hasil metabolisme tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat memberikan

kontribusi toksin, alergen, dan bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia.

Beberapa organisme transgenik telah ditarik dari peredaran karena terjadinya peningkatan

kadar bahan toksik. Kentang Lenape (Amerika Serikat dan Kanada) dan kentang Magnum

Bonum (Swedia) diketahui mempunyai kadar glikoalkaloid yang tinggi di dalam umbinya.

Demikian pula, tanaman seleri transgenik (Amerika Serikat) yang resisten terhadap serangga

ternyata memiliki kadar psoralen, suatu karsinogen, yang tinggi.

Efek buruk terhadap lingkungan pun cukup merisaukan. Hal ini adalah terjadinya pergeseran

gen pada bagian tanaman transgenik. Contoh yang pernah dilporkan adalah daun tanaman tomat

transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai

akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing tanah.

Tanaman tomat transgenik ini dikatakan telah mengalami pergeseran gen karena semula hanya

Page 3: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

3

mematikan Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organisme lainnya. Pergeseran

gen pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat mengakibatkan perubahan struktur dan

tekstur tanah di areal pertanamannya. Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran

ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta

tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap

faktor-faktor lingkungan tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan

gangguan lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.

Indonesia sebagai negara dengan kebutuhan akan bahan pangan yang cukup tinggi tidak

luput dari adanya produk pangan GMO. Untuk itu, pemerintah melakukan perlindungan melalui

regulasi terkait GMO. Di indonesia regulasi tentang Genetically modified organism (GMO) atau

organisme transgenik diatur dalam PP No. 28 tahun 2004 tentang Kemanan, Mutu, dan Gizi

Pangan. Disamping PP No. 28 tahun 2004 diatur pula mengenai pelabelan produk pangan

rekayasa genetika. Menurut pasal 35 PP No. 69 tahun 1999, disebutkan bahwa pada label untuk

pangan hasil rekayasa genetika wajib dicantumkan tulisan PANGAN HASIL REKAYASA

GENETIKA. Pada Label cukup dicantumkan keterangan tentang pangan rekayasa genetika pada

bahan yang merupakan pangan hasil rekayasa genetika tersebut dan juga dapat dicantumkan logo

khusus pangan hasil rekayasa genetika. Dari isi ketiga ayat pada PP No. 69 tahun 1999 tentang

label dan Iklan tersebut, Indonesia masih dalam posisi netral dan menghargai hak konsumen

untuk mengetahui komponen bahan pangan yang dikonsumsinya, termasuk pangan hasil

rekayasa genetika.

Selain peraturan perundangan diatas, ada beberapa peraturan perundangan lainnya yang

mengatur tentang Pangan produk Rekayasa Genetika diantaranya : Keptan 1997 tentang

keamanan hayatai Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetika (PBPHRG),

Keputusan bersama 4 menteri tahun 1999 tentang Keamanan Hayati dan Pangan PPHRG

(Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika) serta RPP 2004 tentang kemanan hayati PRG

(Produk Rekayasa Genetika).

Sementara dalam fungsi pelaksana perundangan untuk produk pangan trangenik didukung

oleh kelembagaan yang terdiri dari Komisi Kemanan Hayati dan Kemanan Pangan (KKHKP)

dengan anggota dari Badan POM, BPPT, LH, LIPI, LSM, LitbangTan, Litbang DKP, Litbang

Hut, Litbang Kes, dan Perhimpunan Profesi. Untuk Tim Teknis Kemanan Hayati dan Kemanan

Page 4: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

4

Pangan (TTKHKP) beranggotakan IPB, UI, LIPI, BPPT, LitbangTan, LitbangHut, LitbangKes,

LitbangKP, Badan POM, dan Bulog.

Produk pangan GMO mempunyai 2 sisi yang saling betolak belakang, pertama tentang

manfaat dan efisiensi pertanian produk GMO dan kedua mengenai isu keamanan pangan dari

varietas tanaman baru hasil rekayasa genetika. Melihat manfaat dan potensi bahayanya, maka

perlu disikapi secara bijak agar menguntungkan namun juga tetap minim resiko bahaya.

Penolakan secara berlebihan hanya akan membuat indonesia tertinggal dalam hal daya saing

pangan karena pada umumnya produk pangan GMO memiliki banyak kelebihan seperti kuantitas

panen produk tinggi, ketahanan terhadap hama yang cukup baik, serta kandungan nutrisi yang

lebih tinggi dibanding produk pangan non-GMO. Sementara itu, pembebasan terhadap produk

pangan GMO yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek negatif seperti banjirnya produk

GMO dipasaran, ataupun efek kesehatan dari pangan GMO yang tidak terkontrol secara baik.

Pemerintah sebagai penyelenggara negara dalam hal ini hendaknya menjadi filter bagi

produk pangan GMO baik hasil dari dalam negeri ataupun juga yang berasal dari luar negeri.

Melalui badan pelaksana yang terkait yang terdiri dari Komisi Kemanan Hayati dan Kemanan

Pangan (KKHKP) dan Tim Teknis Kemanan Hayati dan Kemanan Pangan (TTKHKP), langkah

tersebut menurut kami sudahlah sangat efektif. Namun yang perlu diperhatikan apakah regulasi

ini bisa secara konsisten dilaksanankan oleh badan terkait? Hal ini masih menjadi sebuah tanda

tanya mengingat produk pangan GMO juga terkait dengan kepentingan bisnis produk pangan

yang mana banyak lembaga pemerintah yang rawan tindak penyelewengan. Pertanyaan kedua

tentang pelaksanaan regulasi produk pangan GMO adalah mengenai kesiapan SDM dan

peralatan di badan terkait sebagai filter produk-produk GMO yang beredar di pasar dalam negeri.

Produk rekayasa genetika merupakan produk teknologi tinggi, dimana untuk pengujian dan

penelitiannya tidak hanya membutuhkan peralatan yang canggih namun juga SDM yang

mumpuni. Hendaknya pemerintah tidak hanya membuat suatu regulasi, tapi juga memikirkan

SDM dan perlatan yang diperlukan guna menjaga efek negatif dari produk pangan GMO baik

dari dalam maupun luar negeri.

Page 5: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak awal sejarah manusia, sistem kehidupan dan ekstrak mereka memiliki telah

digunakan secara empiris sepenuhnya untuk memecahkan salah satu kebutuhan manusia yang

paling dasar: bagaimana untuk memproduksi dan menyimpan makanan. Keju dan produksi bir

adalah dua contoh awal kemajuan di bidang bioteknologi. Dalam kasus keju, susu yang

merupakan produk biodegradable, berubah menjadi turunan stabil, lebih tahan lama untuk

disimpan, dan lezat. Penemuan selanjutnya, terutama oleh Louis Pasteur menunjukkan peran

mikroorganisme dalam makanan dan minuman dan karakterisasi enzim pencernaan, menjadi

suatu titik balik utama dalam pendekatan manusia untuk produksi makanan dan penyimpanan.

Sejak pertengahan abad kedua puluh, penggunaan enzim dan mikroba strain dalam berbagai

macam aplikasi pangan dan pakan telah melahirkan disiplin baru yang dikenal sebagai "rekayasa

biokimia".

Baru-baru ini, pengenalan rekayasa genetika telah membuka jalan bagi peningkatan

biokatalis untuk transformasi bahan mentah pertanian. Fakta bahwa tidak ada DNA eksogen

hadir dalam persiapan enzim memungkinkan penggunaan seperti pendekatan teknik molekuler

untuk meningkatkan efisiensi enzim katalitik. Hal ini penting karena kekhawatiran masyarakat

atas genetically modified organisms (GMOs) sangat menghambat kemungkinan inovasi

di banyak bidang. Dalam hal ini harus digarisbawahi bahwa meskipun sektor makanan dan pakan

secara tradisional termasuk aplikasi utama dari bioteknologi, pengembangan bahan dan proses

baru menjadi semakin sulit karena kendala peraturan yang ketat.

Bahan makananan hasil rekayasa genetika memasuki sistem pangan Global pada awal

hingga pertengahan 1990-an dan sekarang dalam berbagai pilihan makanan mentah dan olahan.

Pengenalan yang cepat dari makanan GM telah ditandai dengan dua cerita yang berbeda

pemasaran. Dalam contoh pertama, pemilik teknologi dan pengembang (yaitu, perusahaan

bioteknologi) sudah efektif dalam marketing produk baru mereka kepada para petani dan

produsen. Tingkat adopsi untuk varietas GM telah lebih cepat dari teknologi baru ini

Page 6: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

6

diperkenalkan lain dalam sistem agribisnis pangan (Kalaitzandonakes, 1999). Sementara itu,

sebagai input-sifat makanan GM telah diatur sebagai setara dengan makanan tradisional, sikap

dianggap menghalangi setiap usaha pemasaran eksplisit. Sebagian besar produk baru telah

dicampur dengan makanan konvensional pada pasokan rantai makanan global, sehingga

konsumen di banyak pasar belum punya pilihan untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Meskipun paling baru input-sifat bahan makanan GM tidak secara proaktif dipasarkan ke

konsumen, makanan GM yang dipasarkan secara proaktif menunjukkan nilai potensial dari

pemasaran yang efektif dan penempatan produk yang sukses. Warga dan konsumen di sejumlah

negara menuntut dan meminta pemerintahan atau pasar mereka untuk menyediakan baik undang-

undang atau sistem pelabelan proaktif untuk produk ini. Hal ini kontraproduktif bagi produsen

dan konsumen, karena sistem peraturan dan labeling cenderung instrumen tumpul untuk

mengelola atau sinyal atribut produk. Pemasaran yang lebih efektif tidak hanya bagus untuk

diterapkan, ini mungkin menjadi prakondisi untuk investasi dan inovasi lebih lanjut dalam sistem

pertanian dan pangan.

Transformasi yang berhasil telah melibatkan pengenalan berbagai sifat baru ke dalam varietas

tanaman yang ada. Karakter input/masukan baru termasuk toleransi terhadap herbisida berspektrum luas,

panas, kekeringan dan ketahanan terhadap serangga atau virus. Keluaran baru berkisar dari sifat

pematangan yang tertunda atau karakteristik gizi atau fungsional berubah dari makanan, serta memilih

gen yang dapat menghasilkan protein dan enzim. Upaya telah difokuskan pada tanaman pangan (jagung,

kedelai, dan kanola), pakan hewan (jagung dan kedelai), tanaman industri (kapas), vaksin dan hormon

untuk hewan (rBST), ikan (salmon), mikroba, dan bahan aktif makanan (chy-Mosin).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pemicu GMO kali ini adalah sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan GMO?

2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam GMO pada produk pangan?

3. Dampak negatif dari GMO pangan beserta contoh-contohnya?

4. Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan GMO pangan agar bisa dijual di pasar!

Page 7: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

7

5. Adakah lembaga-lembaga yang bertugas melegalisasi GMO pangan? Kalau ada,

jelaskan peranannya dalam menjaga kualitas dan keamanan produk-produk GMO

tersebut!

6. Bagaimana regulasi GMO produk pangan di luar negeri?

7. Bagaimana regulasi GMO produk pangan di luar Indonesia?

8. Bagaimana sebaiknya warga Indonesia menyingkapi produk-produk GMO pangan?

Page 8: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

8

BAB II

ISI

2.1 Konsep Umum

2.1.1 Pengertian GMO

Teknologi DNA atau rekayasa genetika merupakan kesinambungan dari proses yang

terjadi secara alami di alam dengan menggunakan sains dan teknologi baru. Genetically Modified

Organism (GMO) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan produk rekayasa genetika

adalah organisme yang DNA-nya telah dirubah dengan menggunakan suatu teknologi yang

disebut dengan bioteknologi modern sehingga menghasilkan suatu organisme atau produk yang

berbeda dengan produk alamiahnya yang mempunyai beberapa kelebihan karena dalam

pembuatannya dilakukan seleksi terhadap sifat-sifat baiknya.

Dengan memperkenalkan gen asing, para ilmuwan meminta sel diubah untuk membuat

protein baru atau enzim, sehingga sel melakukan fungsi baru. Gen dapat diambil dari tanaman,

hewan atau mikro-organisme. Jika gen dimasukkan ke dalam spesies lain, organisme yang

dihasilkan disebut sebagai “transgenik”. Contoh pangan hasil rekayasa genetika antara lain

meliputi hewan transgenik, bahan asal hewan transgenik dan hasil olahannya, ikan transgenik,

bahan asal ikan transgenik dan hasil olahannya, tanaman transgenik, bagian-bagiannya dan hasil

olahannya, serta jasad renik transgenik.

Peningkatan sifat yang diinginkan secara tradisional telah dilakukan melalui pemuliaan,

tetapi metode pemuliaan tanaman konvensional dapat menjadi sangat memakan waktu dan sering

tidak begitu akurat. Rekayasa genetika, di sisi lain, dapat menciptakan tanaman dengan sifat

yang diinginkan yang tepat sangat cepat dan dengan akurasi besar. Sebagai contoh, ahli genetika

tanaman dapat mengisolasi sebuah gen bertanggung jawab untuk toleransi kekeringan dan

menyisipkan gen tersebut ke tanaman yang berbeda. Pabrik rekayasa genetik baru akan

mendapatkan toleransi kekeringan juga. Gen tidak hanya dapat ditransfer dari satu tanaman ke

yang lain, tapi gen dari organisme non-tanaman juga dapat digunakan. Contoh paling terkenal

dari hal ini adalah penggunaan gen B.t. pada jagung dan tanaman lainnya. Bt, atau Bacillus

thuringiensis, adalah bakteri alami yang menghasilkan protein kristal yang mematikan bagi larva

Page 9: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

9

serangga. B.t gen protein Kristal telah dialihkan ke jagung, memungkinkan jagung untuk

menghasilkan pestisida sendiri terhadap serangga seperti hama penggerek jagung Eropa.

2.1.2 Tujuan Produksi Makanan GM

Makanan transgenik dikembangkan - dan dipasarkan - karena ada beberapa keuntungan

yang dirasakan baik kepada produsen atau konsumen dari makanan ini. Hal ini dimaksudkan

untuk diterjemahkan ke dalam produk dengan harga yang lebih rendah, manfaat yang lebih besar

(dalam hal nilai atau daya tahan gizi) atau keduanya. Awalnya pengembang benih GM ingin

produk mereka untuk diterima oleh produsen sehingga telah berkonsentrasi pada inovasi yang

petani (dan industri makanan lebih umum) akan menghargai.

Tujuan awal untuk mengembangkan tanaman berdasarkan organisme GM adalah untuk

meningkatkan perlindungan tanaman. Tanaman GM saat ini di pasar terutama ditujukan untuk

peningkatan tingkat perlindungan tanaman melalui pengenalan resistensi terhadap penyakit

tanaman yang disebabkan oleh serangga atau virus atau melalui toleransi meningkat terhadap

herbisida.

Resistensi terhadap serangga dicapai dengan memasukkan ke dalam tanaman pangan gen

untuk produksi toksin dari bakteri Bacillus thuringiensis (BT). Racun ini saat ini digunakan

sebagai insektisida konvensional di bidang pertanian dan aman untuk dikonsumsi manusia.

Tanaman transgenik yang secara permanen menghasilkan toksin ini telah terbukti memerlukan

jumlah yang lebih rendah dari insektisida dalam situasi tertentu, misalnya di mana tekanan hama

tinggi. Resistensi virus ini dicapai melalui pengenalan gen dari virus tertentu yang menyebabkan

penyakit pada tanaman. Resistensi virus membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit yang

disebabkan oleh virus tersebut, sehingga hasil panen yang lebih tinggi.

2.1.3 Potensi makanan GM untuk kesehatan dan lingkungan

A. Kesehatan

Potensi resiko makanan GM terhadap kesehatan manusia ditentukan dengan melakukan

penilaian keamanan makanan GM yang umumnya meneliti: (a) efek kesehatan langsung

(toksisitas), (b) kecenderungan untuk memprovokasi reaksi alergi (alergenisitas), (c) komponen

tertentu dianggap memiliki sifat gizi atau beracun, (d) stabilitas gen yang disisipkan; (e) efek

nutrisi terkait dengan modifikasi genetik, dan (f) efek yang tidak diinginkan yang dapat

Page 10: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

10

mengakibatkan dari penyisipan gen. Sementara diskusi teoritis sudah mencakup berbagai aspek,

tiga isu utama diperdebatkan adalah kecenderungan untuk memprovokasi reaksi alergi

(alergenisitas), transfer gen dan silang luar.

Alergenisitas. Sebagai masalah prinsip, transfer gen dari makanan umumnya alergi tidak

disarankan kecuali dapat menunjukkan bahwa produk protein dari gen yang ditransfer tidak

alergi. Sementara makanan tradisional dikembangkan umumnya tidak diuji untuk alergenisitas,

protokol untuk tes untuk makanan GM telah dievaluasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian

PBB (FAO) dan WHO. Tidak ada efek alergi telah ditemukan relatif terhadap makanan

transgenik saat ini di pasar.

Transfer gen. Transfer gen dari makanan GM untuk sel-sel tubuh atau bakteri di saluran

pencernaan akan menimbulkan kekhawatiran jika bahan genetik ditransfer berakibat buruk pada

kesehatan manusia. Hal ini akan sangat relevan jika gen resistensi antibiotik, digunakan dalam

menciptakan GMO, itu harus ditransfer. Meskipun kemungkinan transfer rendah, penggunaan

teknologi tanpa gen resistensi antibiotik telah didorong oleh FAO terakhir / WHO panel ahli.

Silang luar. Gerakan gen dari tanaman GM ke tanaman konvensional atau spesies terkait

di alam liar (disebut sebagai "silang luar"), serta pencampuran tanaman berasal dari biji yang

tumbuh konvensional dengan menggunakan tanaman GM, mungkin memiliki efek tidak

langsung pada makanan keselamatan dan keamanan makanan. Risiko ini adalah nyata, seperti

yang ditunjukkan ketika jejak-jejak jenis jagung yang hanya disetujui untuk digunakan pakan

muncul dalam produk jagung untuk konsumsi manusia di Amerika Serikat. Beberapa negara

telah mengadopsi strategi untuk mengurangi pencampuran, termasuk pemisahan yang jelas satu

bidang di mana GM tanaman dan tanaman konvensional tumbuh.

B. Lingkungan

Penilaian resiko terhadap lingkungan meliputi hal-hal yang terkait GMO dan potensi

lingkungan. Proses penilaian meliputi evaluasi karakteristik transgenik dan efeknya dan stabilitas

di lingkungan, dikombinasikan dengan karakteristik ekologi lingkungan di mana pengenalan

akan berlangsung. Penilaian ini juga mencakup efek yang tidak diinginkan yang dapat terjadi

dari penyisipan gen baru. Masalah-masalah ini meliputi: kemampuan GMO untuk melarikan diri

dan berpotensi memperkenalkan gen yang direkayasa ke dalam populasi liar; ketahanan gen

Page 11: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

11

setelah transgenik setelah dipanen; kerentanan organisme non-target (misalnya serangga yang

bukan hama) untuk produk gen; stabilitas gen; pengurangan spektrum tanaman lain termasuk

hilangnya keanekaragaman hayati, dan peningkatan penggunaan bahan kimia dalam pertanian.

Aspek keamanan lingkungan tanaman transgenik sangat bervariasi sesuai dengan kondisi lokal.

Investigasi saat ini fokus pada: efek berpotensi merugikan pada serangga yang

bermanfaat atau induksi cepat serangga resisten; generasi potensi patogen tanaman baru;

konsekuensi merugikan potensi keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa liar, dan penurunan

penggunaan praktek penting dari rotasi tanaman di pemerintah tertentu, situasi, dan pergerakan

gen ketahanan herbisida ke tanaman lain.

2.2 Jenis Makanan GM di Pasar Internasional

Semua tanaman GM yang tersedia di pasar saat ini internasional telah dirancang

menggunakan salah satu dari tiga sifat dasar: tahan terhadap kerusakan akibat serangga,

ketahanan terhadap infeksi virus, dan toleransi terhadap herbisida tertentu. Semua gen digunakan

untuk memodifikasi tanaman yang berasal dari mikroorganisme. Tabel di bawah ini

menunjukkan contoh tanaman hasil rekayasa genetika beserta tujuan pembuatannya.

Tabel 1. Jenis Makanan GM di Pasar Internasional. Sumber: 20 QUESTIONS ON GENETICALLY MODIFIED

(GM) FOODS.

Hasil Panen Sifat Daerah/Negara dengan

Persetujuan

Maizena Tahan serangga Argentina, Kanada, Afrika

Selatan, Amerika Serikat,

UniEropa

Tahan terhadap herbisida Argentina, Kanada, Amerika

Serikat, UniEropa

Kacang kedelai Tahan terhadap herbisida Argentina, Kanada, Afrika

Selatan, Amerika Serikat,

UniEropa (hanya untuk

proses)

Page 12: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

12

Oil seed rape Tahan terhadap herbisida Kanada, Amerika Serikat

Chicory (tanaman yang

akarnya dibakar sebagai

pengganti kopi)

Tahan terhadap herbisida UniEropa (hanya untuk

tujuan perkembangiakan)

Squash (semacam ketela/

gambas)

Tahan terhadap virus Kanada, Amerika Serikat

Kentang Tahan serangga, tahan

herbisida

Kanada, Amerika Serikat

Sumber: http://www.who.int/foodsafety/publications/biotech/20questions/en/

Tabel 2. Tujuan dan contoh tanaman rekayasa genetika di negara AS, Argentina, Kanada, Meksiko, Rumania dan

Uruguay

No Tujuan Rekayasa Genetika Contoh Tanaman

1 Menghambat pematangan dan pelunakan buah Tomat

2 Tahan terhadap serangan insektisida Tomat, kentang, jagung

3 Tahan terhadap serangan ulat Kapas

4 Tahan terhadap insekta dan virus Kentang

5 Tahan terhadap virus Squash

6 Tahan terhadap insekta dan herbisida Jagung, Padi, Kapas dan Canola

7 Toleran terhadap herbisida Kedelai, Canola, Kapas, Jagung

8 Perbaikan komposisi nilai gizi Canola (high laurate oil), Kedelai

(high oleid acid oil), Padi (high

beta-carotene) Sumber: http://lordbroken.wordpress.com/2010/07/23/penggunaan-rekayasa-genetika-pada-tanaman-genetically-

modified-organism-dikaji-dari-sisi-positif/

2.3 Tahapan produksi GMO

Untuk membuat suatu makanan GM, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian

gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat

diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat

maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning

Page 13: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

13

gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya

plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan

ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri

tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan

dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu,

salah satunya adalah bagian daun.

Berbagai teknik digunakan untuk memperkenalkan gen yang diinginkan atau gen 'tidak

aktif' yang tidak diinginkan. Teknik ini meliputi bakteri jinak atau infeksi viral (bakteri karier),

rekayasa gen, 'pembungkaman' gen, biolistics, presipitasi kalsium fosfat dan elektroporasi.

Beberapa teknik yang digunakan untuk mentransfer sel asing ke dalam hewan dan tumbuhan

meliputi:

Bakteri karier

Biolistik

Presipitasi kalsium fosfat

Elektroporasi

Gene silencing

Gene splicing

Lipofection (atau transfeksi liposom)

Injeksi

Viral karier

Bakteri karier

Bakteri Agrobacterium dapat menginfeksi tanaman, yang membuatnya menjadi pembawa

yang sesuai untuk menghantarkan DNA. Bakteri disiapkan dalam larutan khusus untuk membuat

dinding sel yang lebih berpori. Gen yang dipilih dimasukkan ke dalam molekul DNA bakteri

kromosom ekstra (disebut plasmid) dan turun ke dalam larutan. Larutannya kemudian

dipanaskan yang memungkinkan plasmid bakteri untuk masuk dan mengekspresikan gen baru.

Bakteri yang diubah secara genetik (atau rekombinan) diperbolehkan untuk memulihkan

('beristirahat') dan tumbuh dan, tergantung pada plasmid, membuat salinan tambahan dari gen

baru. Bakteri kemudian dibiarkan menginfeksi sel target tanaman sehingga dapat memberikan

plasmid dan gen baru ke dalam sel untuk diubah.

Page 14: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

14

Biolistik

DNA yang dipilih akan melekat pada partikel mikroskopis emas atau logam tungsten.

Seperti menembakkan pistol, ini DNA-sarat partikel ditembak ke dalam sel target menggunakan

ledakan gas di bawah tekanan.

Presipitasi kalsium fosfat

DNA dipilih terkena kalsium fosfat. Campuran ini menciptakan butiran kecil. Sel target

menanggapi butiran dengan sekitarnya dan menelan mereka (endoocytosis), yang

memungkinkan butiran untuk melepaskan DNA dan mengirimkannya ke inti host dan kromosom.

Elektoporasi

Sel target yang disiapkan direndam dalam larutan khusus dengan DNA yang dipilih.

Sebuah sengatan listrik singkat namun intens kemudian dilewatkan melalui solusi. Hasilnya

adalah pori-pori kecil / air mata dalam dinding sel, yang memungkinkan akses materi baru

genetik untuk inti atom. Kemudian, sel-sel ditempatkan dalam solusi lain dan mendorong untuk

memperbaiki mereka melanggar dinding, mengunci 'donor' DNA dalam sel. DNA yang dipilih

akan dimasukkan ke dalam kromosom inang untuk memberikan host dengan gen baru.

Gen silencing

Gen yang bertanggung jawab untuk sifat organisme yang tidak diinginkan diidentifikasi.

Salah satu metode untuk 'membungkam' gen tertentu adalah dengan melampirkan salinan kedua

gen dengan jalan/cara yang salah. Teknik ini digunakan untuk mencegah tanaman seperti kacang

dan gandum untuk memproduksi protein (alergen) yang biasanya bertanggung jawab dalam

alergi manusia. Pendekatan lain adalah untuk memasukkan DNA asing dalam gen untuk

'mematikan' itu.

Gen splicing

Bakteri mengandung enzim restriksi yang merupakan bagian dari 'sistem kekebalan

bakteri terhadap invasi oleh organisme lain atau bakteriofag (virus bakteri). Enzim restriksi

menyerang DNA asing dengan memotong itu menjadi beberapa bagian yang tepat dan mencegah

dari yang dimasukkan ke dalam kromosom bakteri. Bakteri yang berbeda menghasilkan enzim

Page 15: Pro Kontra Seputar GMO_1

Pemicu 2 Bioetika Pro Kontra Seputar GMO

15

restriksi yang berbeda yang memotong setiap DNA pada tempat yang berbeda, membuat

'lengket' DNA dalam beberapa kasus, yang berarti mereka dapat 'disisipkan' langsung ke DNA

disiapkan organisme target.

Dengan menggunakan enzim restriksi dari bakteri, ahli biologi molekuler dapat 'genetik

insinyur' DNA untuk 'penyisipan' ke target (host) sel untuk memodifikasi sifat-sifat gen. Ahli

biologi molekuler kemudian menggunakan enzim lain (DNA ligase) untuk memadukan urutan

gen baru ke dalam kromosom. Alternatifnya, gen baru dapat dimasukkan ke dalam molekul

DNA ekstra kromosom bakteri ini (plasmid), yang membawa gen invasi yang memungkinkan

untuk menyerang sel target dan memberikan gen. Contoh dari ini adalah invasi sel-sel tumbuhan

dengan Agrobacterium tumefaciens.

Lipofection

Gelembung kecil yang disebut liposom lemak digunakan sebagai pembawa DNA yang

dipilih. Sel target dan liposom ditempatkan ke dalam larutan khusus. Liposom bergabung dengan

fosfolipid dalam membran sel, yang memungkinkan masuknya DNA ke dalam sel untuk

dimasukkan dalam kromosom.

Injeksi

DNA yang dipilih akan disuntikkan ke dalam sel telur dibuahi (sel telur wanita) melalui

perangkat yang sangat ramping disebut tabung gelas kapiler. Telur hasil rekayasa genetika ini

kemudian ditransplantasikan ke rahim disiapkan wanita reseptif dan dibiarkan tumbuh panjang.

Metode ini memastikan bahwa hampir setiap sel dalam tubuh organisme berkembang

mengandung DNA baru, tetapi tidak semua keturunannya akan membawa transgen (dianggap

sebuah 'transgenik' hewan).

Viral karier

Sebuah virus yang akan menyerang sel target tetapi tidak menyebabkan kerusakan atau

kematian dipilih. DNA yang dipilih ditambahkan susunan genetik virus dan kemudian virus

diperbolehkan untuk menginfeksi target. Sebagai virus menyerang sel dan ulangan, DNA yang

dipilih akan ditambahkan ke sel target.