Pro 2004 Kimia Retno Enkapsulasi Kompleks- Zeolit Sintetis

download Pro 2004 Kimia Retno Enkapsulasi Kompleks- Zeolit Sintetis

of 15

description

hdthr

Transcript of Pro 2004 Kimia Retno Enkapsulasi Kompleks- Zeolit Sintetis

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    1

    SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN KIMIA

    Kontribusi Penelitian Kimia Terhadap Pengembangan Pendidikan Kimia

    ENKAPSULASI KOMPLEKS- ZEOLIT SINTETIS SEBAGAI KATALIS DALAM REAKSI OKSIDASI ALKENA

    Oleh: Dra.Retno Dwi Suyanti MSi, Jamalum Purba MSi, Ani Sutiani MSi

    Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan

    INTISARI Modifikasi zeolit sintetis dengan senyawa kompleks sebagai katalis telah dilakukan pada reaksi oksidasi olefin. Senyawa kompleks dari garam Mangan(II) dengan ligan 2,2 dipiridin (dipy) telah disintesa secara stoikiometri. Senyawa kompleks yang diperoleh mempunyai warna kuning cerah. Kompleks dari Mangan (II) dengan ligan 2,2 dipiridin memiliki kestabilan yang tinggi. Rumus molekul kompleks Mangan(II) mengikuti aturan Werner yaitu [Mn(dipy)2]SO4.5H2O. Rumus molekul tersebut diketahui dari data hasil pengukuran Spektroskopi Serapan Atom dan Konduktometri serta penentuan jumlah air kristal. Zeolit sintetis Ca-Na-A telah disintesis dengan bahan dasar Na2SiO3 dan Al2(SO4)3. Zeolit sintetis hasil sintesis di karakterisasi secara kualitatif kemurniannya dengan XRD. Senyawa kompleks hasil sintesa selanjutnya dienkapsulasi kedalam zeolit sintetis yang sudah diaktivasi. Hasil enkapsulasi dikarakterisasi dengan spektrometer infra merah. Dari data IR diketahui bahwa senyawa kompleks telah terenkapsulasi kedalam zeolit yang ditandai munculnya spektra pada bilangan gelombang: 1050 cm-1 dan 1700 cm-1 , 2000 cm-1. Hasil oksidasi sikloheksena dengan oksidator H2O2 dan katalis Mn(dipy)2Z berdasarkan metabolismenya mampu mengendalikan reaksi sehingga produk yang dihasilkan melewati tahap pembentukan epoksida, diol dan dikarboksilat. Produk-produk hasil oksidasi tersebut disimpulkan berdasarkan uji kualitatif sederhana menggunakan beberapa reagen dan indikator universal. Kata kunci: Zeolit sintetis, kompleks, katalis, enkapsulasi, oksidasi, olefin.

    ENCAPSULATION ZEOLITE SINTETIS-COMPLEXE AS KATALIS IN REACTION OF OXIDATION ALKENE

    By: Dra.Retno Dwi Suyanti MSi*

    Chemical Lecturer Majors FMIPA State University of Medan.

    ABSTRACT

    Zeolite modification of sintetis with complexe compound as katalis have been conducted at reaction of oxidation olefin. Complex compound of Manganese(II) salts with 2,2 dipiridin ( dipy) ligand have been synthesized stoichiometrically. Complex compound which obtained have colour turn yellow fairly. Complex of

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    2

    Manganese ( II) with ligan 2,2 dipiridin have high stability. Complexe Molecule formula Mangan(II) following order of Werner that is [ Mn(dipy)2]SO4.5H2O. The Formula Molecule known from data result of measurement Spectroscopy Absorption Atomic and Konduktometri and also determination of amount crystal hydrat. zeolite of Sintetis Ca-Na-A have synthesized with elementary materials Na2 SiO3 and Al2(SO4)3. Zeolite of Sintetis result characterized its qualitative properties with XRD. Complex Compounds result of synthesize is encapsulated into zeolite of sintetis whic h have activation. Result of encapsulate characterized with spectrometer infra red. The data of IR known that complexe compounds have encapsulated into zeolite marked spectra at wave number: 1050 cm-1 and 1700 cm-1 , 2000 cm-1. Result of oxidation sik loheksena with H2O2 oksidator with catalyst Mn(dipy)2 Z pursuant to its metabolism can control reaction so that yielded product pass phase forming of epoxide, diol and alkanedicarboxylic. Products result of the oxidation concluded pursuant to simple qualitative test use universal indicator and some reagen. Keyword: Zeolite of Sintetic, complexes, catalyst, encapsulate, oxidation, olefin.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada ini 9 dari 10 industri kimia memerlukan katalis di dalam pengoperasiannya.

    Penggunaan katalis sangat diperlukan pada proses oksidasi alkena baik untuk industri

    maupun skala penelitian. Penelitian polimerisasi styrena menggunakan katalis telah

    dilakukan menggunakan katalis zeolit alam dengan kompleks Ni(II) dan Co(III)

    (Retno 2001)

    Penelitian yang dilakukan untuk membuat katalis supaya menjadi lebih

    berhasil dan berdaya guna antara lain dengan cara memperluas permukaan katalis,

    sehingga kontak antara pereaksi dengan katalis menjadi lebih besar. Katalis logam

    murni dapat digunakan dalam bentuk serbuk ataupun struktur sarang madu, namun

    bentuk-bentuk ini memiliki kelemahan dalam efisiensi katalis. Disamping itu, katalis

    logam murni menunjukkan stabilitas termal yang rendah dan pada akhirnya

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    3

    mengakibatkan turunnya luas permukaan karena terbentuknya logam yang sangat

    kompak. (Mintova, 1996)

    Zeolit termasuk suatu fasa aktif dan ko katalis insulator yang sesuai untuk

    digunakan sebagai penyangga reaksi polimerisasi maupun oksidasi alkena. Zeolit

    yang ditemukan di alam baru dapat digunakan sebagai katalis setelah mengalami

    beberapa tahap aktivasi mencakup dealuminasi pertukaran ion dan kalsinasi.

    Penggunaan zeolit sintetis dengan pori yang cukup besar seperti zeolit Ca-Na-A

    cukup efektif untuk mengenkapsulasi Co(II).(Norman,1986). Beberapa katalis telah

    diteliti mampu mengarahkan reaksi polimerisasi styrena yaitu kompleks Ti(II), Co(III)

    dan Cr(II) serta beberapa logam transisi dengan ko katalis senyawa organo logam:

    MAO (Metil Aluminokson), TIBA (Tris Methyl Borat) dan gabungan antara MAO

    dan SiO2 (Tomutsu,1997). Beberapa kompleks logam transisi telah diteliti

    kestabilannya oleh peneliti antara lain kompleks tembaga(II) dengan ligan-ligan

    bidentat dengan atom N sebagai atom donor. (Retno, 1997). Kompleks Co(II) dan

    Ni(II) dengan ligan etil aseto asetat yang terenkapsulasi ke dalam zeolit alam juga

    telah disintesis dan dikarakterisasi peneliti.

    Penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah kelanjutan penelitian terdahulu

    dengan memanfaatkan hasil sintesis Ca-Na-A sebagai kokatalis sekaligus penyangga

    kompleks Mn(II) dengan ligan 2,2 bipiridin. Disamping melihat kemampuan

    kemampuan zeolit sintetis menggantikan kedudukan senyawa organo logam yang

    sangat mahal tersebut sebagai ko-katalis, dengan jalan mengenkapsulasi kompleks

    Mn(II) bipiridin hasil sintesa. Penelitian ini juga melihat kemampuan zeolit sintetis

    yang lebih murni dibanding zeolit alam mengenkapsulasi logam transisi tersebut

    untuk selanjutnya digunakan sebagai katalis yang mampu mengarahkan reaksi

    polimerisasi maupun reaksi oksidasi alkena. Penggunaan katalis pada oksidasi alkena

    diperkirakan mampu mengendalikan dan menseleksi produk reaksi oksidasi alkena

    sehingga mendapatkan produk ya ng dikehendaki apakah berupa aldehida, alkohol

    atau asam karboksilat.

    B. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana mensintesa zeolit sintetis dengan rumus molekul Ca-Na-Z

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    4

    2. Apakah kompleks Mn(II)dipiridin dapat terenkapsulasi ke dalam zeolit sintetis

    tersebut.

    3. Bagaimana hasil reaksi oksidasi alkena menggunakan katalis tersebut?

    C. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang anorganik kompleks dan identifikasi

    gugus fungsi senyawa organik

    D. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Kompleks Mangan (II) Mangan (Mn) dengan nomor atom 25 terletak pada periode ke-4 dan golongan VIIB

    dalam sistem periodik unsur-unsur (IUPAC). Unsur logam ini mempunyai bilangan

    oksidasi +2, +3, +4, +6 dan +7 tetapi tingkat oksidasi yang umum dikenal adalah +2

    sehingga konfigurasi elektronnya pada orbital d adalah d5(Cotton, 1989 : 495). Ion

    mangan(II) dapat membentuk senyawa kompleks dengan ligan-ligan karena ion ini

    masih mempunya i orbital d yang belum penuh terisi elektron. Orbital-orbital d

    tersebut dapat berfungsi sebagai penerima pasangan elektron dari ligan sehingga

    terbentuk senyawa kompleks dengan ikatan kovalen koordinasi. Banyaknya orbital

    kosong yang digunakan untuk mengikat ligan sangat mempengaruhi karakter senyawa

    kompleks yang terbentuk. Ligan asetilasetonato (acac) dan ligan bipiridin merupakan

    senyawa organik yang dikelompokkan ke dalam ligan kuat. Ligan kuat menyebabkan

    elektron-elektron yang belum berpasangan pada orbital d didesak menjadi

    berpasangan. Apabila senyawa organik dipakai sebagai pengompleks maka harus

    diingat bahwa pasangan elektron sebenarnya terletak pada gugus atom tertentu,

    biasanya gugus fungsi yang menentukan perilaku molekul keseluruhan termasuk

    kecenderungan membentuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks Mn(II) dengan

    ligan asetilasetonato memiliki bilangan koordinasi 4 dengan rumus molekul

    [Mn(acac)2]SO4 dan berwarna coklat muda. Sedangkan senyawa kompleks Mn(II)

    dengan ligan piridin memilik i bilangan koordinasi 4 dengan rumus molekul

    [Mn(py) 4]SO 4 berwarna coklat tua. Kompleks mangan(II) dengan ligan 2,2dipiridin

    juga telah disintesis memberikan kristal berwarna kuning dengan rumus molekul

    [Mn(dipy)2]SO4.H2O. (Retno, 2003)

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    5

    2. Ligan 2,2dipiridin

    2,2 dipiridin merupakan ligan kuat yang mempunyai gugus diimin :

    -C=N-C-C-N=C-, yang berfungsi sebagai ligan bidentat. Ligan sepit (chelate) ini

    mengandung dua atom nitrogen sebagai atom donor. Ligan ini memiliki titik leleh

    69,7oC dan bisa berkoordinasi dengan hampir semua ion logam-logam transisi.

    Struktur kristal ligan ini telah diteliti Merrit( dalam Retno 1997) dengan metode

    difraksi sinar-X terhadap kristal tunggalnya. Ligan ini memiliki satuan sel monoklin

    dengan harga a = 5,66 , b = 6,24 , c = 13,46 dan posisi atom -atomnya

    ditentukan oleh proyeksi kerapatan elektron. Struktur ligan:

    NN

    Gambar 1. Struktur 2,2 dipiridin

    3. Zeolit Nama zeolit yang berarti batu membuih disesuaikan dengan sifat mineral yang

    bersangkutan, yaitu akan membuih bila dipanaskan dalam tabung terbuka pada

    temperatur 300-400oC (Sarno, l987:ll2). Secara empirik zeolit dapat dinyatakan

    dengan rumus molekul berikut : Mx/n.[(AlO 2)x(SiO2)y].zH2O dimana

    M = Logam alkali atau alkali tanah

    n = valensi logam alkali

    x = 2 hingga l0

    y = 2 hingga 7

    Mx/n adalah kation bervalensi n yang terdapat diluar kerangka zeolit, [(AlO 2)x(SiO2)y]

    adalah kerangka zeolit aluminasilikat dan z H2O merupakan air kristal yang terdapat

    diluar kerangka zeolit. Rasio Si/Al (y/x) didalam kerangka zeolit menentukan struktur

    dan sifat-sifat zeolit. Didalam zeolit A yang memiliki rasio Si/Al = 1, maka setiap

    atom Si terikat dengan 4 atom Al melalui oksigen. Aturan Lowenstein

    mengemukakan bahwa secara umum didalam zeolit A terdapat rasio Si/Al sama

    dengan 1 tetapi dimungkinkan juga rasio lebih tinggi atau Si/Al > 1.

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    6

    Kation-kation bervalensi n (Mn+) diluar kerangka zeolit diperlukan untuk

    menyeimbangkan muatan negatif kerangka zeolit. Kation-kation penyeimbang dapat

    mengalami pertukaran dengan ion lain pada saat zeolit diberi perlakuan penambahan

    garam. Pertukaran kation oleh ion lain yang berbeda muatan dan ukuran akan

    berpengaruh terhadap ukuran pori dan sifat

    absorbsi zeolit14. Air kristal yang menempati pori-pori zeolit dapat dihilangkan

    melalui proses pemanasan pada suhu sekitar 350oC. Pada beberapa zeolit pelepasan

    air kristal bersifat reversibel sehingga rongga atau pori dapat digunakan untuk

    menyerap molekul lain. Berdasarkan sifat tersebut maka zeolit dapat digunakan

    sebagai penyaring molekul.

    Zeolit adalah kristal alumino silikat dengan struktur kerangka berpori yang

    berisi kation dan molekul air. Unit dasar penbentuk zeolit adalah SiO4 dan AlO4 yang

    mempunyai bentuk tetrahedral. Tetrahedral-tetrahedral tersebut berikatan satu sama

    lain membentuk polyhedral. Persenyawaan antar polihedral kemudian membentuk

    tektosilikat dalam susunan tiga dimensi. Pada kerangka zeolit sebagian Si bervalensi 4

    diganti oleh Al bervalensi 3. Akibatnya terjadi defisiensi muatan positif dalam

    kerangka yang dinetralkan dengan ion bervalensi l atau 2 seperti NH4+ , Na+ , K+ , Ca2+,

    Mg2+ dan Sr2+ ( Mumpton dan Fishman, l977 : ll89). Perbandingan antara Si4+ dan

    Al3+ berkisar l:l sampai l00:l.

    Struktur yang paling stabil adalah mineral zeolit yang perbandingan Si dan Al-

    nya adalah l:l (Komar, l987)

    Rasio Si/Antara lain (y/x) didalam kerangka zeolit menentukan struktur dan

    sifat-sifat zeolit. Aturan Lowenstein mengemukakan bahwa secara umum didalam

    zeolit A terdapat rasio Si/Antara lain sama dengan 1, tetapi dimungkinkan rasio yang

    lebih tinggi atau Si/Antara lain lebih besar atau sama dengan 1 (dwyer dan Dyer,

    1984). Zeolit dengan struktur khas yang dimilikinya, memperlihatkan sifat-sifat fisika

    dan kimia yang sangat menarik. Beberapa sifat kimia zeolit yang banyak dipelajari

    dan dimanfaatkan secara luas adalah sifat selektivitas adsorbsi, penukar ion dan

    katalis aktif.

    Zeolit termasuk katalis insulator( katalis asam-basa). Karena zeolit memiliki

    pusat asam baik bronsted atau lewis maka zeolit bisa aktif dalam reaksi yang

    melibatkan senyawa antara karbokation dan karboanion seperti polimerisasi.

    Penggunaan zeolit sebagai katalis yang umum antara lain adalah zeolit sebagai

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    7

    pendukung katalis logam (enkapsulasi). Enkapsulasi ini dipreparasi dengan mengganti

    bagian kosong dalam zeolit dengan ion logam tertentu.(S.Mintova, 1996).

    Kegunaan zeolit dalam pelunakan air adalah dengan pertukaran ion. Ion-ion

    tertentu seperti kalsium dan magnesium, mengganggu dalam air, karena membentuk

    endapan tak larut seperti gumpalan apabila kontak dengan sabun. Bila air dialirkan

    melalui suatu lapisan zeolit yang telah dihancurkan, ion Ca2+ dan Mg2+ dalam larutan

    cenderung untuk tertarik pada mineral itu.

    D. Katalisator Katalis didefinisikan sebagai zat yang dapat mempercepat dan mengendalikan reaksi

    tetapi tidak tergabung dalam produk reaksi. Kemampuan katalismempercepat reaksi

    merupakan akibat dari kemampuannya berinteraksi dengan reaktan-reaktan

    membentuk senyawa antara yang aktif. Dewasa ini sembilan (9) dari sepuluh (l0)

    industri kimia kimia menggunakan katalis untuk mempercepat reaksi yang terlibat

    didalamnya. Pada umumnya katalis bersifat spesifik artinya katalis tertentu hanya

    mempercepat reaksi tertentu saja. Katalis dibentuk dari komponen-komponen yang

    dapat menunjang sifat katalis yang diharapkan seperti aktif, selektif, stabil dan murah

    serta memiliki konduktivitas termal yang tinggi. Fasa aktif mengemban fungsi utama

    katalis untuk mempercepat dan mengarahkan reaksi. Katalis ini tidak memiliki

    kemampuan memindahkan elektron. Oleh karena itu katalis insulator ini tidak aktif

    dalam reaksi redoks. Tetapi, karena zeolit memiliki pusat asam baik bronsted atau

    lewis, maka zeolit bisa aktif dalam reaksi yang melibatkan senyawa antara

    karbokation dan karbonion seperti polimerisasi.

    Penelitian tentang katalis pada polimerisasi styrena telah dilakukan, hasil dari

    penelitian ini menunjukkan ada 4 kompleks logam transisi yang telah terbukti sebagai

    katalis pada proses tersebut, yaitu Ti (IV,III,II) Co (III), Cr(III) dan Ni(II). Namun

    demikian katalis tersebut dalam bekerjanya harus didukung ko-katalis yaitu suatu

    senyawa organologam MAO dan TIBA (Norman, 1986)

    E. Alkena Pada Industri Kimia Alkena dalam industri kimia dikenal dengan olefin. Banyak reaksi oksidasi-

    reduksi senyawa organik diperkirakan berlangsung dengan alur radikal bebas.

    Oksidasi hidrokarbon dalam industri dilaksanakan pada suhu tinggi dalam keadaan

    berudara. Pemutusan ikatan oksigen-oksigen dari hidroperoksida dan perombakan

    radikal alkoksi yang dihasilkan menyebabkan terbentuknya aldehida dan keton yang

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    8

    selanjutnya dioksidasi menjadi asam karboksilat. Senyawa-senyawa tersebut dapat

    dibuat dari proses adisi, polimerisasi reduksi maupun oksidasi. Oksidasi alkena

    memungkinkan untuk mendapatkan produk akhir seperti epoksida, be nzaldehida,

    alkohol atau diol maupun karboksilat atau dikarboksilat. Penggunaan katalis mampu

    menseleksi reaksi oksidasi tersebut sehingga dapat menghasilkan produk yang

    dikehendaki. Skema reaksi katalitik dengan cis-[Mn(bpy)2]2+-Y akan melalui

    pembentukan a. epoksida b. diol, c. diketon dan d. monomolekular asam

    alkanadikarboksilat atau pembentukan asam bimolekular alkanadikarboksilat. Asam

    adipat memungkinkan diproduksi industri melalui siklopentena (n=1), sikloheksena

    (n=2), siklooktena (n=4) dan sebaga inya.

    Tujuan Yang ingin dicapai

    1. Mensintesis dan mengkarakterisasi zeolit sintetis Ca-Na-A

    2. Mengenkapsulasi kompleks Mn(II) dengan ligan 2,2dipiridin kedalam zeolit

    sintetis Ca-Na-A

    3. Mengkarakterisasi hasil enkapsulasi kompleks Mn(II) dengan ligan

    2,2dipiridin tersebut sebagai katalis

    4. Mengkarakterisasi hasil oksidasi olefin (siklo heksena) yang menggunakan

    katalis kompleks Mn(II) zeolit kompleks

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004

    9

    METODE PENELITIAN

    Prosedur Penelitian

    Skema Garis Besar Penelitian:

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.Hasil Sintesa Reaksi antara senyawa ion logam mangan(II) dengan ligan dipiridin

    menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna kuning cerah. Kompleks

    mangan(II)dipiridin memiliki kestabilan tinggi yang ditandai dengan tingginya suhu

    penguraian dan tidak teroksidasinya kristal dalam keadaan terbuka. Hasil sintesa

    zeolit sintetis Ca-Na-A merupakan padatan yang kering dan sangat bersih sehingga

    memiliki daya absorbsi dan daya enkapsulasi yang lebih tinggi dibanding zeolit alam.

    Zeolit ini juga memiliki kemurnian tinggi dilihat dari 10 puncak utama dari

    difraktogramnya. Hasil enkapsulasi kompleks kedalam zeolit menunjukkan kristal

    Ca-Na-Zeolit LARUTAN KOMPLEKS Mn(II)-dipiridin

    Aktivasi Karakterisasi XRD, IR

    Kristalisasi Karakterisasi AAS, konduktometr

    ENKAPSULASI KARAKTERISASI

    REAKSI OKSIDASI ALKENA

    KARAKTERISASI PRODUK REAKSI

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 10

    yang homogen berwarna coklat muda. Terenkapsulasinya kompleks kedalam zeolit

    sintetis diperiksa dari data IR.

    B. Hasil Karakterisasi Kompleks Mn(II)

    1. Penentuan Suhu Penguraian

    Untuk menentukan suhu penguraian senyawa kompleks digunakan melting

    point. Adapun hasil pengukuran sebagai berikut:

    TABEL I

    SUHU PENGURAIAN SENYAWA KOMPLEKS Mn(II)

    No Senyawa Suhu Penguraian

    [Mn(dipy)2]SO4 295 296oC

    Dari data tersebut diketahui bahwa kompleks Mn(II)dipiridin stabil, dengan suhu

    penguraian diatas suhu penguraian air kristal yaitu suhu 110oC.

    2. Hasil Penentuan Jumlah Air Kristal Dari pengeringan sampel dalam oven pada suhu 110oC dan ditimbang sampai

    beratnya konstan maka diperoleh data sebagi berikut :

    TABEL II

    DATA HASIL PENENTUAN JUMLAH AIR KRISTAL

    No Sampel Berat Awal (gram) Berat akhir (gram) Jumlah H2O

    [Mn(dipy)2]SO4 0,110 0,093 gram 5 H2O

    Dari data diatas diketahui bahw a kompleks mangan(II) mengikat 5 mol air

    kristal.

    3. Hasil Penentuan Kadar Mangan(II) Dalam Sampel Pengukuran larutan standar dan larutan sampel menggunakan instrumen AAS

    merk GBC tipe AA-932. Kondisi analisis untuk menentukan kadar Mn(II) dalam

    kompleks digunakan standar MnSO 4.H2O pada lmax = 279,5 nm .

    Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi linier untuk kompleks

    mangan(II):

    y = -0,0044 + 0,1343X. Adapun konsentrasi Mangan(II) dalam senyawa kompleks

    disajikan pada Tabel III berikut.

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 11

    TABEL III

    HASIL PENGUKURAN KADAR LOGAM Mn DALAM SAMPEL

    No Sampel Abs [Logam]

    ppm

    Kadar (%)

    Perc. Teori

    1. [Mn(dipy)2SO4 5H2O 0,222 1,69 9,88 9,87

    Data tersebut diatas diperoleh dari hasil pengukuran sampel dengan konsentrasi Mn

    dalam sampel sekitar 9,9 ppm. Berdasarkan perbandingan kadar logam secara

    percobaan dan teoritis maka dapat dipastikan bahwa kompleks kobal memiliki rumus

    molekul [Mn(dipy)2]SO4.5H 2O .

    4. Hasil Pengukuran Daya Hantar Cuplikan

    Pengukuran daya hantar dilakukan dengan konduktometer tipe CG 859.

    Senyawa kompleks yang telah dibuat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai tabel

    standar sehingga konsentrasinya 10-3 M. Berikut ini data hasil pengukuran daya

    hantar kompleks:

    TABEL IV

    HASIL PENGUKURAN DAYA HANTAR SENYAWA KOMPLEKS

    No Sampel L(S cm2mol-1) Tipe elektrolit Jumlah

    Muatan

    1. [Mn(dipy)2SO4 5H2O 103 1 : 1 +2

    5. Hasil enkapsulasi Kompleks Kedalam Zeolit Hasil enkapsulasi ini diamati dengan spektrometer IR. Dari spektra yang

    diperoleh diketahui bahwa spektra tajam yang muncul pada zeolit Ca-Na-A murni

    yaitu didaerah bilangan gelombang 1050 cm -1 dan merupakan vibrasi ulur asimetrik

    dan merupakan vibrasi eksternal antar sambungan tetrahedral TO4 (T = Si atau Al)

    sementara setelah dienkapsulasikan kompleks Mn(II) kedalamnya terjadi penumpulan

    spektra pada bilangan gelombang tersebut dan perbandingan spektra yang muncul

    pada kompleks, aeolit sintetis murni dan katalis tercantum pada tabel berikut.

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 12

    TABEL V

    HASIL PENGKURAN DENGAN IR

    No Sampel Daerah Spektra IR cm-1

    1. [Mn(dipy)2SO4 5H2O 1080, 3200

    2 Zeolit Ca-Na-A 1050, 1700, 2000, 3200

    3 Katalis 1700, 2000, 3200

    Dari data spektra tersebut menunjukkan bahwa kompleks telah terenkapsulasi

    kedalam zeolit dan siap digunakan sebagai katalis pada reaksi oksidasi olefin guna

    mengendalikan reaksi sehingga diperoleh produk yang selektif.

    C. Hasil Karakterisasi Zeolit dengan XRD Berdasarkan difraktogram tersebut dapat diketahui harga d () dan total intensitas 10

    puncak utama khas zeolit Ca-Na-A hasil sintesis dinyatakan pada tabel berikut.

    TABEL VI HARGA d () DAN INTENSITAS 10 PUNCAK ZEOLIT SINTETIS

    No d ( I/Io ( Irel) 2,7885 56 2,7851 70 2,7851 70 2,7809 88 2,7784 98 2,7759 100 2,7742 98 2,7717 93 2.7683 76 2,7650 58 ? Irel = 727

    Berdasarkan total intensitas relatif yaitu 727 maka zeolit sintetis ini memiliki

    kemurnian yang sangat tinggi. Dari harga d (jarak antar bidang ) diketahui zeolit

    sintetis ini mempunyai harga d dengan intensitas utama khas adalah 2,7759 angstrom.

    D.HASIL OKSIDASI Hasil oksidasi olefin jenis siklohexena dengan katalis kompleks Mn-zeolit

    menggunakan oksidator hidrogen peroksida 30% pada suhu 30oC selama 2 jam, 4 jam

    dan 40 jam menghasilkan produk yang mengandung gugus fungsi epoksida, campuran

    epoksida (dengan selektifitas lebih tinggi) dan diol serta dikarboksilat.

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 13

    TABEL VII

    HASIL OKSIDASI OLEFIN(SIKLOHEKSENA) PADA SUHU KAMAR

    No Substrat Katalis Selektifitas

    Produk

    Waktu pH

    1 Siklohexena Mn(dipy)2Z Epoksida 2 jam 7

    2 Siklohexena Mn(dipy)2Z Epoxida,

    diol

    4 jam 7

    3 Siklohexena Mn(dipy)2Z dikarboksilat 40 jam 6

    4 Siklohexena - Asam

    dikarboksilat

    1 jam 3

    Data diatas diambil berdasrkan reaksi antara 0,2 mmol kompleks dengan 60

    mmol substrat olefin (siklohexena) dan H2O2 30% yang ditambahkan dengan

    kecepatan 20 mmol per jam.

    Karakterisasi Hasil Oksidasi

    Karakterisasi secara kualitatif didasarkan pada pengukuran pH dimana jika

    sikloheksena dioksidasi tanpa katalis maka dalam waktu singkat langsung diperoleh

    produk asam adipat yang ditandai dengan terbentuknya ester yang berbau harum

    apabila hasil oksidasi tersebut tersebut direaksikan dengan etanol dengan katalis

    asam dan harga pH 3. Penggunaan katalis mampu mengendalikan dan menseleksi

    produk oksidasi sehingga diperoleh produk dengan gugus epoksida, diol , baru

    dikarboksilat yang diidentifikasi dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam reagen ini

    positif memberikan warna hijau pada saat terbentuk diol karena terbentuknya Cr3+.

    Dengan demikian hasil reaksi produk dengan reagen ini negatif pada saat reaksi

    berlangsung 2 jam dan 40 jam yang berarti tidak dihasilkan gugus alkohol.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN 1. Ion logam Mn(II) dapat membentuk kompleks dengan ligan 2,2 dipiridin,

    dengan rumus molekul Mn(dipy)2SO4.5H2O

    2. Zeolit sintetis Ca-Na-A berdasarkan puncak difraktogramnya memiliki derajat

    kristalinitas dan kemurnian yang tinggi.

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 14

    3. Senyawa kompleks yang disintesa dapat dienkapsulasi kedalam zeolit sintetis

    Ca-Na-A

    4. Hasil karakterisasi enkapsulasi kompleks zeolit dengan IR ditandai munculnya

    spektra tajam pada bilangan gelombang 1050 cm-1, 1700 cm-1 dan 2000 cm-1

    5. Kompleks Mn(dipy) 2SO4.5H2O yang terenkapsulasi kedalam zeolit dapat

    digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi oksidasi alkena.

    6. Katalis Mn(dipy)2-Zeolit dapat mengendalikan reaksi oksidasi sikloheksena

    secara selektif.

    B. SARAN 1. Perlu dilakukan karakterisasi lanjutan terhadap katalis Mn(dipy)2-zeolit guna

    mendapatkan data yang lebih akurat dan kondisi optimalnya.

    2. Perlu dibandingkan efektifitas katalis dengan katalis lain yang menggunakan

    zat aktif kompleks seperti Ti(acac)3Cl3 dan Cr(acac)3Cl3 dan Mn(acac) 2SO4

    DAFTAR PUSTAKA 1. Retno Dwi Suyanti, Pengaruh Penggunaan Kompleks Co(II) dan Ni(II) sebagai katalis pada polimerisasi styrena, penelitian HEDS, DIKTI, UNIMED MEDAN, 2001 2. N. Tomutsu, Catalysis Surveys From Japan, l, l997, h. 89-ll0 Jepang 3. Svetlana Mintova, Zeolit, Elsevier, l6:3l-34,l996, New York 4. Retno Dwi Suyanti, Sintesis dan karakterisasi kompleks tembaga(II) dengan ligan bidentat yang mengandung atom N sebagai atom donor, tesis, ITB, Bandung l997 5. Peter-Paul, et al, Letter to Nature, Vol.369, June l994 6. Endang Widjayanti, Pengaruh Jumlah Cincin Aromatik terhadap Kekuatan Ligan pada kompleks Nikel(II), Tesis ITB, l992 7. Sarno,H, Lempung, Zeolit, Dolomit dan Magnesit, Direktorat Sumber daya Mineral, Bandung l987 8. D. Lavabre, Journal of Chemical Education, l988,274 9. Wolfgang. M.H.Sachtler, Acc. Chem Res, l993 26, h.383-387 10. Prakash, Satya et al, Advanced Inorganic Chemistry , Ram Nagar, New Delhi, l980 11. Angelici, Jr, Synthesisi and Technique In Inorganic Chemistry, Philadelpia : WB.Sunder, l970 12. D.F.Shriver, P.W. Atkin and C.H. Langford, Inorganic Chemistry, Oxford University Press, l990 13. N.N. Green Wood and Earnshour, Chemistry of the Element, Perganon Press, Oxford, l984 14. Ismono, Cara-cara Optik dalam Analisa Kimia , Departemen Kimia ITB, Bandung, l98l 15. Hamdan,H. l992, Introduction to Zeolite, Synthesis, Characterication and Modification , University Technologi, Malaysia 16. Gunar Lars Sillen, Stability Constants of Metal ion Complexes, Special Publication no.25, The Chemical Society, London, l97l 17. Norman Heron, Inorganic Chemistry, vol.25, No.26, 1986 h 4714-4717

  • Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, 9 Oktober 2004 15

    18. Iis Siti Jahro, 1999, Sintesis Zeolit 4A Dari Bahan Dasar Fraksi Ringan Abu Layang Non Magnetik, makalah seminar, FPMIPA, IKIP Medan, 1999