PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN...

25
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh anggaran sektor publik. Anggaran untuk sektor publik selain dibiayai oleh APBD atau APBN juga perlu mendapat dukungan melalui swadaya masyarakat dan partisipasi swasta. Anggaran sektor publik atau APBD dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya agar terjamin secara layak. Tingkat keberhasilan program pembangunan dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dituangkan ke dalam APBD. Pengelolaan keuangan daerah sebagai salah satu aspek penting dalam pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan ketentuan yang berlaku. Untuk mewujudkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab diperlukan manajemen keuangan daerah yang mampu mengendalikan kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel. 5.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bitung berlandaskan pada kebijakan- kebijakan umum pemerintah,landasan hukumnya yaitu: a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011 Rencana Pembangunan Jangka Menengah 26

Transcript of PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN...

Page 1: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

BAB VARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh anggaran sektor publik. Anggaran untuk sektor publik selain dibiayai oleh APBD atau APBN juga perlu mendapat dukungan melalui swadaya masyarakat dan partisipasi swasta. Anggaran sektor publik atau APBD dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya agar terjamin secara layak. Tingkat keberhasilan program pembangunan dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dituangkan ke dalam APBD.

Pengelolaan keuangan daerah sebagai salah satu aspek penting dalam pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan ketentuan yang berlaku. Untuk mewujudkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab diperlukan manajemen keuangan daerah yang mampu mengendalikan kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel.

5.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bitung berlandaskan

pada kebijakan- kebijakan umum pemerintah,landasan hukumnya yaitu:a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.c. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.d. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.e. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

26

Page 2: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

f.Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

g. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Kebijakan pemerintah yang bersifat khusus di bidang pendapatan daerah, landasan hukumnya sebagai berikut:a. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;

Peraturan perundang-undangan di atas memberikan arah bagi Pemerintah Kota Bitung untuk mengelola keuangan daerah dan melakukan berbagai upaya dalam menggali potensi sumber penerimaan yang optimal agar dapat menjamin alokasi belanja bagi Pembangunan Daerah.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk penyelenggaraan otonomi daerah berimplikasi pada tuntutan kebutuhan pendanaan yang cukup besar. Oleh karena itu kebijakan umum pemerintah berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 (pasal 157) ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah telah menetapkan sumber-sumber pendapatan daerah sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD yaitu :1) Pajak Daerah;2) Retribusi Daerah;3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

27

Page 3: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

4) Lain-lain PAD yang sah. Terdiri dari:i. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkanii. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah

yang tidak dipisahkan;iii. Jasa giro;iv. Pendapatan bunga;v. Tuntutan ganti rugi;vi. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari

penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

b. Dana perimbangan. Meliputi: i. Dana Bagi Hasil;ii. Dana Alokasi Umum (DAU); daniii. Dana Alokasi Khusus (DAK).

c. Lain -lain PAD yang sah. Terdiri dari seluruh pendapatan daerah selain PAD dan dana perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah.

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pemerintah Kota Bitung melakukan restrukturisasi dasar pemungutan pendapatan daerah dalam bentuk perubahan atas beberapa Peraturan Daerah dan menerbitkan Peraturan Daerah yang baru. Beberapa jenis pajak daerah yang dilakukan di Kota Bitung berdasarkan pada peraturan diatas adalah sebagai berikut:a. Pajak Reklameb. Pajak Penerangan Jalanc. Pajak Galian Cd. Pajak Hotele. Pajak Restoranf.Pajak HiburanSelain itu ada beberapa jenis retribusi yaitu :

a. Retribusi Penggantian Biaya Cetak dan Pelayaan Jasa Ketatausahaan.

b. Retribusi Ijin Berjualan Keliling dan Penjualan di suatu tempat tertentu.

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

28

Page 4: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Kinerja Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bitung selama selama 5 tahun terakhir dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a) Kebijakan Pemerintah (peraturan perundang-undangan); b) Jumlah penduduk;c) Pendapatan Masyarakat; d) Fluktuasi Harga Komoditas Andalan.; e) Kebijakan Moneter, dan f) Dunia Usaha.

Lima tahun kedepan kontribusi peningkatan pendapatan daerah khususnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak) sangat ditentukan oleh potensi riil pendapatan yang ada di Kota Bitung.

Selain faktor-faktor tersebut, kondisi daerah yang aman akan menjamin pertumbuhan ekonomi sehingga berdampak pada peningkatan penerimaan pendapatan daerah. Dilihat dari sisi Pendapatan Daerah terhadap kebutuhan Belanja Daerah, Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam kurun waktu 6 tahun sejak tahun 2000 sampai 2005, digambarkan pada Tabel 5.1 berikut ini.

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

29

Page 5: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

TABEL 5.1KONTRIBUSI PAD DAN DANA PERIMBANGAN

TERHADAP APBD KOTA BITUNG, TAHUN 2000-2005

TAHUN PAD (Rp.000)

DANA

PERIMBANGAN

(Rp.000)

APBD (Rp.000)Kontribusi

PAD

Kontribusi

Dana

Perimb.

2000 3,740,146 17,169,734 32,116,335 11.65% 53.46%

2001 6,075,580 80,798,304 87,802,428 6.92% 92.02%

2002 7,132,142 118,590,534 134,125,471 5.32% 88.42%

2003 5,803,326 135,463,122 151,058,041 3.84% 89.68%

2004 9,444,723 142,462,233 157,792,582 5.99% 90.28%

2005 10,658,094 159,791,713 176,609,717 6.03% 90.48%

Sumber: BPKAD Kota Bitung & Bitung Dalam Angka

Berdasarkan data realisasi kinerja pendapatan secara keseluruhan selang tahun 2000-2005, sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD mengalami peningkatan tiap tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 27%, kecuali pada tahun 2003 yang mengalami penurunan. Kemudian dari dana perimbangan walaupun prosentasenya cenderung menurun namun dari segi jumlah selalu meningkat setiap tahun. Bahkan pada tahun 2006 dana perimbangan yang bersumber dari DAU teralokasi sebesar kurang lebih Rp. 217,3 milyar.

Arah kebijakan umum yang akan dilakukan pada periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2006-2011, Pemerintah Kota Bitung akan menempuh langkah-langkah yang dapat menjamin terselenggaranya peningkatan kinerja Pengelolaan Pendapatan Daerah tanpa pembebanan yang lebih berat pada masyarakat. Hal ini dipahami sebagai wujud dari komitmen untuk menjadikan masyarakat Kota Bitung yang berdaya saing dan menjamin kehidupan yang lebih sejahtera.

Pengelolaan Pendapatan Daerah mengacu pada potensi daerah yang dimiliki Kota Bitung. Selain sumber-sumber pendapatan yang sudah dikelola selama ini, masih terdapat beberapa sumber-sumber pendapatan daerah yang berpotensi untuk digali dan dioptimalkan

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

30

Page 6: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

penerimaannya dengan tetap memperhitungkan kemampuan ekonomi masyarakat.

Untuk mewujudkan arah kebijakan pengelolaan pendapatan daerah tersebut, pemerintah Kota Bitung secara bertahap menata infrastruktur dan suprastruktur daerah, satu dengan yang lainnya secara sinergis, berinteraksi dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi lembaga agar tidak terjadi tumpang tindih.

Prioritas penataan pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bitung, dilakukan terhadap: a. Penegakan hukum bagi pengelola pendapatan daerah dan wajib

pajak / retribusi..b. Mempersingkat rantai birokrasi pengelolaan pajak daerah dan

retribusi daerah.c. Peningkatan kualitas dan kesejahteraan Sumber Daya Manusia

(SDM) aparatur pengelola pendapatan daerah.d. Peningkatan sarana dan prasarana untuk pendekatan pelayanan

kepada masyarakat wajib pajak dan wajib retribusi.e. Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat wajib pajak

dan wajib retribusi.f. Peningkatan koordinasi antar Dinas/Badan/Kantor unit kerja

pengelola pendapatan daerahg. Peningkatan kerja sama dan kemitraan dengan stakeholders,

swasta, dan LSM.h. Penyelenggaraan akuntabilitas kinerja pendapatan daerah sampai

pada semua arah.i. Pemberdayaan aparat kecamatan dan kelurahan dalam

pemungutan PAD.Pemberian penghargaan (reward) kepada aparat pengelola

pendapatan daerah yang melampaui target atau tercapai lebih cepat dari waktu yang ditentukan, serta wajib pajak/retribusi yang memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan daerah. Disamping itu perlu juga diberikan hukuman (punishment) bagi aparat pengelola PAD apabila target tidak tercapai dan wajib pajak/retribusi lalai memenuhi kewajibannya.

Kebijakan pengelolaan Pendapatan Daerah dalam kurun waktu Rencana Pembangunan Jangkah Menengah (RPJM) Kota Bitung tahun 2006-2011 dilakukan melalui strategi:

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

31

Page 7: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

a. Ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), b. Intensifikasi Penerimaan Pendapatan Daerah, c. Peningkatan kualitas pelayanan, dand. Peningkatan tertib administrasi pengelolaan Pendapatan Daerah.

Ke depan, Kota Bitung bukan tidak mungkin akan menghadapi berbagai tantangan yang dapat menahan laju pertumbuhan perekonomian masyarakat, namun dengan disemangati rasa kebersamaan akan ada harapan yang dapat terus menjamin berlangsungnya kondisi dinamis dan kondusif.

Sosialisasi kebijakan pemerintah di bidang pajak negara dikembangkan dengan menggunakan media cetak maupun elektronik yang dapat menjangkau seluruh masyarakat. Di sisi lain, kebijakan pemerintah di bidang pendapatan daerah diharapakan memperoleh pemahaman yang benar dari masyarakat sehingga proses pemungutan dapat berjalan lebih lancar, diikuti dengan pemberian bukti-bukti penerimaan yang akuntabel yang pada gilirannya menumbuhkan rasa tanggung jawab masyarakat bahwa membayar pajak dan retribusi adalah kewajiban dan tanggung jawab setiap warga masyarakat.

Sanksi-sanksi terhadap ketidakpatuhan pada kewajiban pajak dan retribusi, diterapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilakukan oleh aparat yang berwewenang. Setiap penerimaan dari berbagai jenis Pendapatan Daerah, harus dapat dipertanggung jawabkan melalui pencatatan dan pelaporan yang tertib dan teratur.

Memperhatikan dasar kewenangan, arah kebijakan, potensi serta strategi dan prioritas serta tantangan pertumbuhan ekonomi kedepan, penataan pengelolaan pendapatan tersebut, maka sasaran peningkatan pendapatan daerah Kota Bitung 5 tahun kedepan (2006-2011) diproyeksikan sebagai berikut :

TABEL 5.2. ESTIMASI NILAI DAN PERTUMBUHAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGANKOTA BITUNG TAHUN 2006-2011

Tahun PENDAPATAN DAERAH Jumlah Pertumbuhan

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

32

Page 8: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

PendapatanPAD Dana Perimbangan P A D Dana Perimb.

2006 11,517,044.78 168,552,355.56 180,069,400.33 9.38% 12.17%

2007 12,504,220.04 186,833,975.22 199,338,195.27 8.57% 10.85%

2008 13,491,395.31 205,115,594.89 218,606,990.20 7.89% 9.78%

2009 14,478,570.58 223,397,214.56 237,875,785.13 7.32% 8.91%

2010 15,465,745.84 241,678,834.22 257,144,580.07 6.82% 8.18%

2011 16,452,921.00 259,960,453.88

Sumber: Data diolah dengan menggunakan metode Least Square, tahun dasar 2005

Proyeksi penerimaan PAD dan Dana Perimbangan (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak) didasarkan atas data historis tahun 1997/1998 sampai 2005 dengan asumsi:a. Perkembangan ekonomi daerah relatif stabil, dengan pertumbuhan

diperkirakan sekitar 5,79 %- 7,73% setiap tahun.b. Adanya peningkatan daya beli masyarakat.c. Penyediaan jasa pelayanan pemerintah yang memadai dan

semakin membaik.d. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom tetap berlaku.

e. Adanya suasana kondusif yang menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah.

Jenis pendapatan daerah yang dominan memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sedangkan jenis Pajak lainnya perlu ditingkatkan secara aktif dan terkoordinasi.

Untuk masa waktu 5 tahun ke depan (2006-2011), upaya-upaya untuk peningkatan PAD berorientasi pada beberapa aspek:

a. Pengembangan objek retribusi :b. Penyesuaian tarif retribusi.c. Ekstensifikasi sumber pendapatan lain-lain PAD yang sah.

Potensi pendapatan yang tidak dapat dijangkau oleh pajak daerah dan retribusi daerah, dikelola melalui “lain-lain PAD yang sah” sebagai salah satu sumber pendapatan dalam struktur APBD. Sumber pendapatan potensial ini perlu diatur dengan menerbitkan peraturan daerah tentang “Lain-Lain PAD yang Sah.”

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

33

Page 9: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

d. Pengembangan subjek pajak.e. Peningkatan kontribusi dana bagi hasil pajak/bukan pajak.

Kedepan Pemerintah Daerah memerlukan tambahan dana segar untuk menutupi belanja aparatur, dapat saja melakukan pinjaman. Sumber alternatif pembiayaan selain pinjaman daerah terbuka kemungkinan diperoleh melalui pasar modal yakni dengan menerbitkan obligasi daerah. Obligasi adalah surat berharga berupa pengakuan atas hutang yang diterbitkan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta atau BUMN dalam jangka waktu tertentu. Pemegang obligasi berhak mendapatkan bunga obligasi secara berkala dan pelunasan atas pokok obligasi disebutkan dalam prospektus.

Selanjutnya sumber pembiayaan pembangunan dapat juga dilakukan melalui kerjasama pihak swasta dengan Pemerintah Daerah. Bentuk kerjasama dapat dilakukan dengan pihak swasta membentuk suatu perusahaan dimana masing-masing pihak turut memberikan share modal sesuai dengan kesepakatan bersama.

Untuk kebutuhan pembiayaan pembangunan jangka panjang, upaya-upaya menarik investasi baru serta meningkatkan investasi langsung perlu dikembangkan. Melalui peningkatan investasi, pendapatan daerah dalam jangka panjang dapat meningkat. Agar peningkatan investasi secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah secara luas, maka investasi hendaknya lebih diarahkan ke sektor industri yang berbasis perikanan dan kelautan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas.

5.2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah

Beberapa issue strategis yang dihadapi dalam pengelolaan belanja daerah antara lain:a. Masih rendahnya kualitas pelayanan publik.b. Jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan yang

rentan untuk jatuh ke bawah garis kemiskinan masih sangat besar.c. Masih adanya ketimpangan pembangunan antara wilayah.d. Tingkat pengangguran terbuka dan setengah menganggur masih

tinggi.e. Tingkat kesejahteraan sebagian besar tenaga kerja masih rendah.f. Sebagian masyarakat masih kesulitan untuk mendapatkan layanan

pendidikan dan kesehatan yang bermutu.

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

34

Page 10: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

g. Sebagian masyarakat masih diliputi oleh rasa tidak aman akibat tindak kriminalitas, kejahatan, dan kekerasan.

h. Masyarakat masih menghadapi ketidakpastian hukum.i. Proses desentralisasi masih belum berjalan sepenuhnya.j. Pengaruh perekonomian global.k. Terbatasnya sumber dana daerah dan kurangnya sumber daya

manusia dalam mengelola sumber daya alam.Berdasarkan issue strategis sebagaimana tersebut di atas, maka

pengelolaan belanja daerah diarahkan pada: 1. Pemberdayaan Keluarga sebagai mitra Pemerintah dalam

pembinaan kepribadian masyarakat.2. Pemberian kesempatan penyelenggaraan kegiatan peribadatan yang

seluas-luasnya kepada masyarakat sesuai dengan iman dan kepercayaannya.

3. Pembinaan dan peningkatan kerukunan hidup antar umat beragama.4. Pembinaan dan pengembangan sistem hukum dan budaya hukum di

semua lapisan masyarakat melalui peningkataan kesadaran dan ketaatan hukum.

5. Penyusunan produk hukum yang yang mencerminkan tatanan demokratis, dan menghormati hak asasi manusia, dengan menjunjung tinggi prinsip jujur, adil dan benar.

6. Mendorong terbinanya asas legalitas.7. Pemberian Subsidi pendidikan bagi masyarakat didik yang

berprestasi dan kurang mampu.8. Peningkatan fasilitas dan penyelenggaraan Pendidikan Umum /

kejuruan terutama maritim dan bahari.9. Peningkatan partisipasi melalui stake holder.

10. Penambahan jumlah tenaga guru/pendidik terampil yang sesuai spesifikasi dan keahlian pada bidangnya.

11. Peningkatan Standard pendidikan (KBK), dan wajib belajar 12 tahun.12. Pemantapan peran, fungsi serta wewenang Institusi Birokrat dalam

penyelenggaraaan pelayanan yang bersih dari KKN.13. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai.14. Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan kepada masyarakat

melalui Pos satu pintu.15. Pemantapan peran aparatur yang profesional, proaktif dan

bertanggung jawab pada bidangnya.

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

35

Page 11: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

16. Mendorong terciptanya peran gender di lembaga pemerintah dan masyarakat.

17. Pemulihan kepercayaan masayrakat pada sistem pemerintahan daerah.

18. Penguatan Kelembagaan Ekonomi rakyat19. Perencanaan Suatu sistem pengelolaan terpadu bagi semua sentra-

sentra skonomi.20. Memfasilitasi hubungan kemitraan antara masyarakat usaha kecil,

menengah dan Koperasi serta tenaga Kerja.21. Mendorong kelancaran sistim distribusi barang, terutama sembako

dari dan ke seluruh pelosok.22. Mendorong transaksi ekonomi yang melancarkan kesejahteraan

masyarakat.23. Penataan dan Peningkatan Institusi BUMD24. Menciptakan Potensi Alam Bitung sebagai pariwisata Pantai, Hutan

Bukit dan Laut.25. Mendorong terbinanya masyarakat untuk mengembangkan

potensinya dibidang pariwisata.26. Membangun Industri Pariwisata khas Kota Bitung.27. Menjadikan rencana tataruang (RTRW) sebagai pedoman arah

kebijakan penggunaan ruang sesuai peruntukannya.28. Mengkoordinasikan antar instansi dan masyarakat untuk

menghindari kesalahan penggunaan ruang.29. Penyelenggaraan Pembangunan yangh Sustainable dan berwawasan

lingkungan.30. Menyediakan sarana dan prasarana air bersih.31. Peningkatan Panjang ruas jalan dalam kota yang sesuai standarisasi.32. Penataan Drainase dalam Kota.33. Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan dengan

keseimbangan rute pelayanan, kapasitas yang tersedia, jumlah armada dan ruas jalan.

34. Menambah, merehabilitasi, membangun gedung perkantoran, fasum dsb.

35. Penataan, membuka, meningkatkan jalan lingkar Lembeh.36. Meningkatkan sistem pengawasan hutan dan laut.37. Mengkoordinasikan Instansi yang berkompeten dibidang pelestraian

alam.

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

36

Page 12: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

38. Melakukan penanaman kembali (reboisasi) hutan Gundul.39. Mengoptimalkan penggunaan Cek dam dan pemanfaatan outlet

sesuai peruntukannya.40. Pemberdayaan Organisasi Induk Bidang Olahraga.41. Pembentukan Organisasi Kesenian dan kebudayaan.42. Peningkatan Pelayanan Kesenian Masyarakat.43. Peningkatan Kualitas dan kuantitas paramedis44. Penyederhanaan Sistem Pelayanan Kesehatan

Pada dasarnya alokasi belanja tahunan daerah, tercermin pada APBD yang merupakan kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan masyarakat, maka penganggaran harus mengacu pada prinsip anggaran yaitu hemat, tidak mewah, efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah sejak tahun 2000 s/d 2005 banyak mengalami perubahan yang mendasar, terutama karena adanya perubahan-perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah. Perkembangan pendapatan dan belanja daerah selang tahun 2000-2005 cenderung fluktuatif. Secara nominal terus bertambah jumlahnya, namun tingkat pertumbuhan cenderung menurun kecuali pada tahun 2005.

TABEL 5.3PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BITUNG

TAHUN ANGGARAN 2000 S/D 2005

Tahun Pendapatan Belanja +/-Pertumbuhan (%)

Pendapatan Belanja

2000 32,116,334,903 32,187,791,215 -71,456,312

2001 87,802,427,740 84,416,692,790 3,385,734,950 173.4 162.3

2002 134,125,470,630 134,125,470,630 0 52.8 58.9

2003 151,058,041,433 142,124,722,730 8,933,318,703 12.6 6.0

2004 157,792,581,667 145,249,686,730 12,542,894,937 4.5 2.2

2005 176,609,717,584 176,065,651,525 544,066,059 11.9 21.2

Sumber : Bitung Dalam Angka & BPKAD Kota Bitung.

Alokasi anggaran belanja rutin dan pembangunan selama 6 tahun sejak tahun 1997 s/d 2002 terlihat dalam tabel 5.5 menunjukkan

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

37

Page 13: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

alokasi belanja yang diprioritaskan ke belanja rutin dengan rata-rata 67% sedangkan belanja pembangunan hanya kurang lebih 28% dari total APBD. Belanja rutin tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 74% dengan nilai 35,2 milyar rupiah dan terendah terjadi pada tahun 1997/1998 sebesar 61 persen senilai 13,3 milyar rupiah.

Belanja pembangunan terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar 23% senilai 11 milyar rupiah karena tahun anggaran berjalan hanya 9 bulan, sedangkan yang tertinggi terjadi pada tahun 2002 sebesar 31,3% senilai 41,9 milyar rupiah. Meskipun demikian terlihat bahwa jumlah dan prosentase belanja pembangunan sejak tahun 2000 sampai 2002 cenderung meningkat.

Selang tahun amatan, yaitu sejak 1997/1998 – 2002 sektor transportasi cukup dominan apalagi pada tahun 1998/1999 mencapai 51,6 % dari total belanja pembangunan. Meskipun demikian pada akhir periode amatan sektor transportasi cenderung menurun, pada akhir periode menurun signifikan hingga mencapai 21,5% pada tahun 2002. Kemudian diikuti oleh sektor perumahan dan pemukiman dengan nilai prioritas tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar 34,6 % senilai 3,8 milyar rupiah namun menurun drastis hingga mencapai 4,7 % pada tahun 2002. Demikian juga sektor pendidikan, kebudayaan nasional, pemuda dan olahraga yang terlihat menonjol hanya pada tahun 1997/1998-1999/2000, terlebih pada tahun 1999/2000 mencapai 24,5 %, kemudian menurun drastis hingga mencapai 9 % pada tahuh 2002.

TABEL 5.5ALOKASI BELANJA APBD KOTA BITUNG

TAHUN ANGGARAN 1997/1998 - 2002 (Ribu Rupiah)No

.

Jenis Belanja 1997/98 1998/99 1999/2000 2000 2001 2002

I PENGELUARAN

A. BELANJA RUTIN 13,349,368 16,897,89

8

21,949,

023

35,195,54

9

58,839,03

3

92,170,83

1

1. Belanja Pegawai 9,117,193 10,771,377 15,289

,251

19,504,870 39,247,437 51,013,262

2. Belanja Barang 2,106,879 2,921,025 2,931,134 14,528,063 6,526,601 10,285,267

3. Belanja Pemeliharaan 202,431 239,846 251,15

9

565,706 1,217,658 19,363,878

4. Belanja Perjalanan

Dinas

409,043 396,835 742,30

2

596,910 2,542,022 4,666,659

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

38

Page 14: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

5. Belanja Lain-lain 1,024,543 1,554,698 2,061,8

23

- 6,854,569 6,841,765

6. Angsuran Hutang dan

bunga

- 152,500 86,8

75

- 1,534,575

7. Pensiun dan

Onderstand

74,423 22,327 50,0

68

- -

8. Bantuan Keuangan 8,000 4,5

00

- 105,

310

9. Pengeluaran yang tdk

termasuk bagian lain

287,696 779,258 472,50

8

- 585,5

86

10. Pengeluaran tak

disangka

119,160 60,03

2

59

,403

-

225,2

75

B. BELANJA PEMBANGUNAN 6,656,229 6,812,9

47

9,208,

232

11,024,7

42

25,304,65

9

41,954,63

6

1 Sektor Industri 138,025 15,000 120

,500

35,00

0

162,1

00

132,02

7

2 Sektor Pertanian dan

Kehutanan

- 45,00

0

216

,470

301,35

3

549,56

3

346,325

3 Sektor Sumber Daya

Air dan Irigasi

- -

-

-

-

216,873

4 Sektor Tenaga Kerja - - - - 250,000 183,600

5 Sektor

Perdagangan,Pengemb

Usaha Daerah,

Keuangan Daerah dan

Koperasi

- 76,773 95

,000

275,000 1,092,675 675,780

6 Sektor Transportasi 260,085 3,517,523 2,911,614 2,523,629 5,351,140 9,029,181

7 Sektor Pertambangan

dan Energi

2,590,000 -

-

- 158,775 100,000

8 Sektor Pariwisata dna

Telekomunikasi Daerah

30,000 30,000 65

,000

50,000 56,518 89,960

9 Sektor Pembangunan

Daerah dan

Pemukiman

559,459 27,400 45

,000

340,000 1,248,241 2,428,185

10 Sektor Lingkungan

Hidup dan Tata Ruang

80,000 44,632 333,

462

90,000 984,856 1,673,840

11 Sektor Pendidikan,

Kebudayaan Nasional,

Kepercayaan Terhadap

Tuhan Yang Maha Esa

Pemuda dan Olahraga

1,102,367 746,791 2,254,

683

1,029,416 1,471,041 3,756,190

12 Sektor Kepen dudukan

dan Keluarga Sejahtera

17,500 - 12,000 40,000 49,900 70,475

13 Sektor Kesehatan,

Kesejahteraan Sosial,

Peranan Wanita, Anak

236,270 188,587 105,178 110,445 699,780.0 1,220,280

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

39

Page 15: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

dan Remaja

14 Sektor Perumahan dan

Pemukiman

895,167 1,447,557 1,744,

085

3,814,456 3,833,606 1,972,744

15 Sektor Agama 4,000 10,000 - 100,000 112,920 1,533,500

16 Sektor Ilmu

Pengetahuan Dan

Tekonologi

85,000 33,800 75

,000

140,000 230,000 617,780

17 Sektor Hukum 17,500 50,000 35

,000

125,000 100,000 898,841

18 Sektor Aparatur

Pemerintahan &

Pengawasan

517,356 489,884 1,083,

545

1,916,533 8,053,967 16,587,957

19 Sektor Politik,

Penerangan,

Komunikasi & Media

Masa

70,000 25,000 95

,000

95,000 525,000 300,000

20 Sektor Keamanan dan

Ketertiban Umum

53,500 65,000 8

,695

25,000 374,577 121,098

21 Subsidi Pembangunan

pada daerah bawahan

- - 8

,000

13,910

C. URUSAN KAS DAN

PERHITUNGAN

1 Rutin 1,725,405 2,185,606 2,110,510 1,084,804 4,703,952

2 Pembangunan

-

-

-

-

-

-

JUMLAH 21,731,002 25,896,451 33,267,

765

47,305,095 88,847,644 134,125,467

Belanja aparatur tahun 2003 s/d 2005 terlihat dalam tabel 5.6. Dilihat dari proporsinya, belanja aparatur relatif lebih tinggi dari belanja Pelayanan Publik, dengan persentase terendah sebesar 62% pada tahun 2005 dan tertinggi pada tahun 2004 yaitu 77 %. Hal ini terutama untuk menampung pembayaran pegawai, belanja barang dan jasa, perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan serta belanja modal yang berupa pengadaan dan pembangunan sarana fisik aparatur daerah yang sifatnya menambah aset dan manfaat ekonominya lebih dari satu tahun.

Untuk belanja pelayanan publik yaitu belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaatnya, dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat yang pada tiga tahun terakhir cenderung meningkat sejak tahun 2003 dengan proporsi tertinggi pada tahun 2005 hingga mencapai 38% senilai 66 milyar

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

40

Page 16: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

rupiah. Selanjutnya sejak Tahun Anggaran 2003 telah mulai diberlakukan sistem anggaran baru yang berpedoman pada Kepmendagri No 29 tahun 2002 Tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Tata Cara Pengawasan, Penyusunan, dan Perhitungan APBD dimana pada sistem ini selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah (surplus/defisit) ditutupi oleh selisih antara pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran.

Tahun Anggaran 2005 keseluruhan Belanja Daerah dialokasikan sebesar Rp. 176.065.649.000 yang terdiri dari Belanja Aparatur Daerah sebesar Rp. 109.993.740.000 dan Belanja Pelayanan Publik sebesar Rp. 66.071.909.000.

TABEL 5.6ALOKASI BELANJA APBD KOTA BITUNG

TAHUN ANGGARAN 2003-2005

No Jenis Belanja 2003 2004 2005

Jlh % % Jlh % % Jlh % %

I Belanja Aparatur

Daerah

103,049,895 70 111,395,709 77 109,993,740 62

1 Belanja

Administrasi

Umum

87,038,066 59 84 101,608,134 70 91 91,115,544 52 83

2 Belanja Operasi

dan Pemeliharaan

11,651,304 8 11 7,822,952 5 7 15,787,286 9 14

3 Belanja Modal 4,360,525 3 4 1,964,623 1 2 3,090,910 2 3

II Pelayanan Publik 43,373,688 30 33,853,974 23 66,071,909 38

1 Belanja

Administrasi

Umum

12,129,624 8 28 13,739,353 9 41 14,784,769 8 22

2 Belanja Operasi

dan Pemeliharaan

3,167,184 2 7 9,046,332 6 27 16,114,804 9 24

3 Belanja Modal 17,476,880 12 40 2,896,137 2 9 9,094,043 5 14

4 Belanja Bagi Hasil

Bantuan Keuangan

10,500,000 7 24 8,172,152 6 24 25,578,293 15 39

5 Belanja Tidak

Tersangka

100,000 0.1 0.2 0 0.0 0 500,000 0.3 1

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

41

Page 17: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

J u m l a h 146,423,583 100 145,249,683 100 176,065,649 100

Sumber: BPKAD Kota Bitung & Bitung Dalam Angka

Kebijakan belanja daerah yang diprediksi dari tahun anggaran 2006 s/d 2011 memuat penganggaran jangka menengah daerah yang berisikan pokok-pokok kebijakan anggaran yang memuat tujuan, sasaran , program, dan kegiatan yang bersifat makro. Dengan demikian prediksi pendapatan dan belanja dalam tabel 5.7 ini hanya menetapkan garis besar kebijakan anggaran yang nantinya akan merupakan landasan dalam penyusunan anggaran tahunan daerah.

Estimasi pendapatan dan belanja daerah pada prinsipnya dimaksudkan untuk mengakomodasi berbagai aspirasi dan kepentingan publik dengan melibatkan seluruh stakeholder daerah. Dengan memperhatikan berbagai kondisi diatas, untuk lima tahun kedepan diprediksi akan terjadi peningkatan belanja daerah seiring dengan adanya kenaikan pendapatan daerah. Kenaikan belanja ini juga disesuaikan dengan perubahan asumsi-asumsi dasar ekonomi nasional seperti tingkat inflasi, suku bunga, kenaikan bahan bakar minyak, kapasitas fiskal dan kebutuhan fiskal daerah.

TABEL 5.7ESTIMASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KOTA BITUNG TAHUN 2006-2011 (Ribuan Rupiah)

Thn PENDAPATAN BELANJA + / -

2006 218,187,756,925 210,017,089,484 8,170,667,441

2007 245,312,612,525 236,013,876,211 9,298,736,313

2008 272,437,468,124 262,010,662,939 10,426,805,185

2009 299,562,323,724 288,007,449,667 11,554,874,057

2010 326,687,179,324 314,004,236,395 12,682,942,929

2011 353,812,034,923 340,001,023,122 13,811,011,801

Berdasarkan table di atas, terdapat selisih surplus anggaran 8,1 milyar rupiah pada tahun 2006 hingga mencapai 13,1 milyar rupiah pada tahun 2011. Surplus anggaran ini dikondisikan sebagai dana cadangan untuk mengantisipasi pengeluaran-pengeluaran di luar

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

42

Page 18: PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/BAB5-ARAH... · Web viewUndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

yang direncanakan seperti penanggulangan bencana alam (lokal/daerah).

5.3. Kebijakan Umum Anggaran Dalam rangka pengembangan sumber pendapatan daerah maka

diperlukan kebijakan yang bersifat umum dan khusus ;a. Umum :

Meningkatkan dan mengelola Pendapatan Daerah secara tertib dan bertanggung jawab dalam rangka mengisi penerimaan APBD.

b. Khusus :Meningkatkan PAD sebagai salah satu komponen penerimaan APBD secara optimal sesuai potensi yang ada.

Kebijakan tersebut di atas diarahkan pada :a. Meningkatkan penerimaan melalui intensifikasi sumber-sumber

PAD yang telah dilaksanakan selama ini, terutama bagi sumber-sumber penerimaan yang wajar yakni: meliputi sumber-sumber penerimaan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang dan yang telah dikembangkan berdasarkan ruang lingkup kewenangan Kota Bitung.

b. Memperluas ekstensifikasi sumber PAD berdasarkan kewenangan Kota Bitung. Perluasan sumber penerimaan daerah mengarah pada upaya mendayagunakan seluruh potensi daerah yang dibarengi dengan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

c. Membentuk dan memberdayakan BUMD sebagai sumber pendapatan daerah.

d. Mewujudkan kerjasama pemerintah daerah dengan pihak swasta. e. Meningkatkan pelayanan publik sesuai bidang kewenangan setiap

unit kerja. f. Mengembangkan sistem kompensasi (insentif dan disinsentif) bagi

PNS sesuai ketentuan yang berlaku. g. Mengembangkan mekanisme pelayanan prima/paripurna.

RPJM Daerah Kota Bitung 2006-2011Rencana Pembangunan Jangka Menengah

43