FISIK PRASARANA WILAYAH -...
Transcript of FISIK PRASARANA WILAYAH -...
FISIK PRASARANA WILAYAH
GAMBAR…. Peta Wilayah Administrasi Kota Tangerang Selatan
A. FISIK DASAR DAN PEMANFAATAN LAHAN
Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali
Pasanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di
sebelah barat. Posisi Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan DKI
Jakarta karena pada awalnya memang dijadikan sebagai kota satelit bagi
DKI Jakarta maka penduduknya lebih banyak yang bekerja di Jakarta tapi
tinggal di Kota Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dari banyaknya
perumahan-perumahan yang tumbuh dan berkembang di Kota Tangerang
Selatan. Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat, sebagian besar
bersifat non-alamiah, seiring dengan tumbuhnya kawasan-kawasan
perumahan, mulai dari yang berskala kecil-menengah hingga berskala
besar, seperti: Bumi Serpong Damai (BSD) seluas 6.000 ha, Bintaro Jaya
seluas 1.500 ha, dan Perumahan Alam Sutera. Akhirnya mengakibatkan
sektor perdagangan dan jasa menjadi berkembang sesuai kebutuhan
disertai juga dukungan sektor transportasi yang cukup memadai karena
banyak akses menuju DKI Jakarta baik melalui jalan tol Serpong – Pondok
Indah atau jalan regional yang sudah tersebar dan tersambung langsung.
Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah,
dimana sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang
relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian
wilayah antara 0 – 25 m dpl.
Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat
Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong
Utara.
2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan
Setu.
Klimatologi
Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah dengan suhu yang relatif panas
dengan kelembaban tinggi. Temperatur udara berdasarkan penelitian di stasiun
Geofisika klas I di Tangerang rata-rata berkisar antara 21,2-33,7˚C, suhu
maksimum tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Oktober yaitu 36,6˚C dan suhu
minimum terendah pada bulan Juni yaitu 19,2 ˚C . Rata-rata kelembaban udara
78,0 % dan rata-rata intensitas matahari 56,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Januari dan pada bulan September hanya satu kali hujan,
sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 108,4 mm. Hari hujan
tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Keadaan ini
terjadi pada hampir seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan.
Geologi
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Adapun
beberapa Kecamatan ada yang lahannya bergelombang seperti di perbatasan antara
Kecamatan Setu dan kecamatan Pamulang serta sebagian di kecamatan Ciputat
Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium,
yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah.
Berdasarkan klasifikasi dari United Soil Classification System, batuan ini mempunyai
kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan
terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih
cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
Hidrologi
Sistem hidrologi di Kota Tangerang Selatan terdiri atas :
Air permukaan yaitu diartikan sebagai air yang mengalir atau muncul di
permukaan. Aliran air permukaan yang terdapat di wilayah ini berupa aliran sungai
Cisadane, Sungai Angke dan sebagian wilayah dilewati sungai Pesanggrahan. Ada
juga saluran-saluran alam yang dialiri air sepanjang tahun sebagai penampung
drainase lokal. Saluran semacam ini cenderung meluap pada musim hujan.
Kedua Air Tanah, air tanah di wilayah Kota Tangerang Selatan secara kualitas
dalam kondisi baik, hal ini menyebabkan banyak penduduk yang masih
menggunakannya sebagai air bersih. Potensi air tanah Kota Tangerang Selatan,
Berdasarkan laporan studi potensi dan pengembangan sumberdaya air tersebar di
Kabupaten Tangerang, Dinas PU kabupaten Tangerang tahun 2002 diketahui bahwa
potensi air sungai dan situ/rawa merupakan potensi air permukaan di Kota
Tangerang Selatan berdasarkan Satuan Wilayah Sungai (SWS) menunjukkan
potensi sebagai berikut :
Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane – Ciliwung, sebesar 2,551 m³/dt
diwakili oleh pengukuran Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995,
sedang debit terbesar rata-rata bulanan sebesar 115,315 m³/dt, diukur di
Sungai Cisadane, stasiun Batu Beulah dalam periode 1991 sampai 1998.
Mata air jumlahnya ada 3 yang semuanya berlokasi di Kecamatan Ciputat
dengan total debit 210 liter/detik.
Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukkan
bahwa Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota Tangerang Selatan mengalami
defisit air pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara surplus
air hanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 Bulan).
Air tanah dangkal, debit air tanah di Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota
Tangerang Selatan berkisar antara 3 – 10 liter/detik/km². Air tanah ini
cenderung diambil secara berlebihan di sepanjang jalan-jalan utama terutama
oleh industri/pabrik.
Untuk di permukiman warga rata-rata kedalaman air tanah mencapai 5 – 10
meter. Terdapat juga penggunaan air tanah dalam, melalui pompa deepwell pada
kawasan-kawasan perumahan baru yang dikelola pengembang swasta.
Mengenai gambaran kualitas air sungai dan air tanah di Kota Tangerang
Selatan bila mengacu kepada gambaran kualitas air sungai Cisadane sebagai sungai
yang terbesar maka didapatkan pencemaran yang cukup bervariasi yang
ditunjukkan oleh beberapa parameter.
Tabel ……
Gambaran Kualitas Air Sungai Cisadane
Jenis Tanah
Dilihat dari data jenis tanah berdasarkan keadaan geologi, di wilayah Kota
Tangerang Selatan sebagian besar terdiri dari batuan endapan hasil gunung api muda
dengan jenis batuan kipas aluvium dan aluvium/alivial. Sedangkan dilihat dari
sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi
latosol merah dan latosol coklat kemerahan. Oleh karena itu secara umum lahan
cocok untuk pertanian/ perkebunan. Jenis tanah yang sangat sesuai dengan kegiatan
pertanian tersebut makin lama makin berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya
yang bersifat non-pertanian. Sedangkan untuk sebagian wilayah seperti di Kecamatan
Serpong dan Kecamatan Setu jenis tanahnya ada yang mengandung pasir khususnya
untuk daerah yang dekat dengan Sungai Cisadane.
B. Penggunaan Lahan
Perkembangan penduduk yang cepat yang dilihat dari semakin menjamurnya
permukiman di wilayah Tangerang Selatan mengakibatkan banyak terjadinya
perubahan fungsi guna lahan. Kecenderungan yang terjadi adalah beralihnya lahan
pertanian atau bahkan kawasan lindung menjadi kawasan perumahan ataupun untuk
kegiatan perdagangan dan jasa, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian khusus
antara lain mengenai keseimbangan fungsi kawasan tak terbangun dan kawasan
terbangun.
Karakter perkembangan kawasan terbangun (perumahan, industri,
perdagangan dan jasa) pada Kota Tangerang Selatan tidak lepas dari keberadaan
perlintasan pergerakan antar wilayah serta adanya jaringan jalan regional yang
menghubungkan kota-kota utama seperti DKI Jakarta, Kota Tangerang dan
Kabupaten Tangerang. Sehingga konsekuensinya perkembangan kawasan terbangun
mengikuti pola jaringan jalan utama.
Pola pengembangan fisik / tata guna lahan saat ini berupa pola ekstensifikasi
dan intensifikasi. Pola ekstensifikasi banyak dijumpai di daerah pinggiran,
sedangkan intensifikasi banyak dijumpai di daerah yang menjadi pusat kegiatan.
Bila dilihat berkembangnya perumahan baik skala besar ataupun skala kecil
mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk ataupun aktifitas penduduk di Kota
Tangerang Selatan ini sendiri. Bila peningkatan jumlah ataupun aktifitas penduduk
tidak dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai akan
menimbulkan berbagai permasalahan yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Perumahan dan Permukiman
Kawasan perumahan dan permukiman berfungsi sebagai hunian bagi
masyarakat Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan penghitungan pada peta
diketahui luas penggunaan lahan untuk perumahan dan permukiman sebesar
9.941,41 Ha dari keseluruhan Kota Tangerang Selatan. Untuk Kota Tangerang
Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu BSD, Bintaro dan
Alam Sutera. Selain itu ketiga kawasan ini didukung dengan adanya prasarana
transportasi seperti kereta api dan jalan tol. Saat ini pengembangan perumahan di
Kota Tangerang Selatan banyak menggunakan pola cluster dengan tipe rumah
beragam (tipe kecil hingga tipe besar). Banyak lahan perkampungan yang sudah
berubah fungsi dan kepemilikannya biasanya mayoritas pemilik lahan
perkampungan adalah para pendatang.
Industri / Kawasan Industri dan Pergudangan
Luas lahan industri dan kawasan industri yaitu sebesar 167,61 Ha.
Kegiatan perdagangan dan jasa
Luas lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa ini sebenarnya tersebar
hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun yang lebih banyak
menonjol adalah kegiatan perdagangan dan jasa yang terjadi saat ini dapat
diidentifikasi berada disepanjang koridor jalan-jalan utama seperti Jalan Raya
Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan, Jalan
Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang – Ciputat
Jalan Raya Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya).
Luas kegiatan perdagangan dan jasa ini adalah sebesar 487,08 Ha.
Sawah ladang dan kebun
Luas penggunaan lahan sawah dan ladang oleh petani pengarap hanya
2.794,41 Ha.
Semak belukar dan rerumputan
Semak belukar yang dimaksud disini adalah tanah kosong yang tidak
dikelola/diurus oleh pemiliknya namun bukan berarti tidak ada pemiliknya adapun
luasnya hanya 366,48 Ha.
Pasir dan galian
Mempunyai luas yang sangat kecil karena bukan penggunaan yang dominan
dan hanya ada di Kecamatan Setu yaitu dengan luas 15,27 Ha.
Situ dan danau/tambak/kolam
Dari hasil interpretasi peta udara diketahui banyak danau /situ yang sudah
tidak ada lagi di peta oleh karena itu luas penggunaannya untuk
situ/danau/kolam/tambak ini hanya sebesar 137,43 Ha.
Tanah Kosong
Tanah kosong disini termasuk juga lapangan olahraga seperti lapangan bola
dan halaman rumah adapun luasnya hanya 809,31 Ha.
D Prasarana Transportasi
Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor
daya tarik investasi di suatu daerah. Jalan kota Tangerang Selatan berdasarkan
Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) memiliki
total panjang 115,81 Km dengan 70,36% dari panjang total tersebut dalam kondisi
baik, 18,37% dalam kondisi sedang dan 11,28% dalam kondisi rusak. Data ini
berbeda dengan data Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan yang
menyatakan bahwa total panjang jalan kota adalah 137,773 Km dan diperkirakan
5% rusak ringan, 5% rusak sedang dan 20% rusak berat.
Titik rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik yang umumnya
terdapat pada sekitar persimpangan jalan atau pasar. Stasiun kereta rel listrik
(KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan
Ciputat Timur. Titik rawan kemacetan dan titik lokasi stasiun KRL didapatkan dari
Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
sedangkan nama lokasi, desa dan kecamatan diperoleh berdasarkan informasi dari
Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006 karya Gunther W.
Holtorf.
No. Titik Rawan Kemacetan
1 Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong
2 Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin
3 Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik)
4 Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI
5 Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol
6 Pasar Jombang sekitar Jalan Tol
7 Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung
8 Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya
9 Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa
10 Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat
11 Pertigaan Pasar Ciputat
12 Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata
Sumber:
- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Tabel …
Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan
1 Stasiun Serpong Serpong Serpong
2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong
3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat
4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat
5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur
Sumber:
- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Tabel …
Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
E Prasarana Telekomunikasi dan Energi
Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan
telekomunikasi juga sangat penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga
kantor PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan Pamulang. Gardu listrik berjumlah 71
unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan terdapat lebih dari
15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan.
Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower
GSM/BTS berjumlah 83 unit sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529
sambungan. Sambungan telepon paling banyak terdapat di Pamulang dengan
26.447 sambungan sedangkan paling sedikit terdapat di Setu dengan 5.381
sambungan.
Gardu
Listrik
Kantor
PLN
Sambungan
ListrikSPBU
Tower
GSM/BTS
Kantor Telkom
/ STO
Sambungan
Telepon
1 Serpong 14 1 18.508 12 12 - 10.282
2 Serpong Utara 4 - 15.165 6 10 1 8.425
3 Ciputat 10 1 28.375 7 9 1 15.764
4 Ciputat Timur 11 - 28.944 9 8 - 16.080
5 Pamulang 20 1 47.604 13 24 1 26.447
6 Pondok Aren 8 - 47.070 3 8 1 26.150
7 Setu 4 - 9.686 2 12 1 5.381
71 3 195.352 52 83 5 108.529
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Kota Tangerang Selatan
Tabel …
Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN
Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STO
di Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan
Energi Telekomunikasi
F Utilitas
Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun
limbah cair, terdapat 21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian
besarnya menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Selain itu
juga terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong,
Serpong Utara dan Pondok Aren.
Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, sedangkan
tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak
terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren
masing-masing hanya terdapat 2 unit TPU.
TPS WTP
1 Serpong 1 3
2 Serpong Utara 3 1
3 Ciputat 3 0
4 Ciputat Timur 1 0
5 Pamulang 3 0
6 Pondok Aren 3 1
7 Setu 7 0
21 5
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Kota Tangerang Selatan
Tabel …Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP)
di Kota Tangerang Selatan
No NoSebaran
Jumlah Luas
1 Serpong 0 5 5,6
2 Serpong Utara 0 2 2,5
3 Ciputat 0 6 10,6
4 Ciputat Timur 0 3 4,5
5 Pamulang 0 5 5,0
6 Pondok Aren 1 2 4,0
7 Setu 1 3 3,5
Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel ….Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
No Kecamatan Makam PahlawanTPU
G Rawan Bencana
Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang
bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat
di sepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan, di
antaranya Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat dan Kali
Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4.1.
Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan.
Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ
Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, Situ Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang /
Pondok Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Namun, ada 4 situ yang sudah tidak
tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, dan Situ Legoso.
Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada akhir Ma
No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha)
1 Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup Serpong Utara 8,2
2 Situ Parigi Pondok Aren 5,1
3 Situ Bungur Ciputat -
4 Situ Antak Ciputat -
5 Situ Rompang Ciputat Timur -
6 Situ Gintung Ciputat Timur 29,3
7 Situ Legoso Ciputat -
8 Situ Pamulang / Pondok Benda Pamulang 27,0
9 Situ Ciledug / Kedaung Pamulang 9,7
Kota Tangerang Selatan 79,3
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel ….
Situ di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
No Lokasi Sungai Kecamatan
1 Kompleks Sekretariat Negara Kali Angke Pondok Aren
2 Perumahan Maharta Kali Serua Pondok Aren
3 Taman Mangu Kali Pasanggrahan Pondok Aren
4 Graha Permai, Bintaro Kali Ciputat Ciputat
5 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro Kali Serua Pondok Aren
6 Kompleks Inhutani Kali Pasanggrahan Ciputat
7 Perumahan Pondok Hijau Kali Ciputat Ciputat
8 Perumahan Graha Hijau Kali Pasanggrahan Ciputat
9 Perumahan Reni Jaya Kali Angke Pamulang
10 Perumahan Bukit Pamulang Indah Kali Kedaung Pamulang
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel….Lokasi Rawan Banjir
di Kota Tangerang Selatan