labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/.../uploads/2013/05/RKPD-BAB-II.docx · Web viewPenanggulangan...

46
2.1 EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN DAERAH Perkembangan perekonomian Kalimantan Timur dalam 5 tahun terakhir masih dalam pertumbuhan yang positif,meskipun belum menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan beberapa indikator makro ekonomi Kalimantan Timur. Hasil Evaluasi terhadap kinerja pembangunan tahunan 2008 merupakan gambaran keberhasilan implementasi dari kebijakan tahun 2008, yang menginformasikan sejauhmana kebijakan tersebut dalam mendukung tujuan pembangunan itu sendiri. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang dihitung berdasarkan tiga indikator yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan indeks daya beli menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008, IPM Kalimantan Timur mencapai angka 74,30, meningkat sebesar 53 poin dibandingkan tahun sebelumnya yaitu menjadi 73,77. Dalam rentang waktu 2004 – 2008, IPM Kalimantan Timur meningkat sebesar 2,10 poin dari angka 72,2 pada tahun 2004 menjadi 74,30 pada tahun 2008. Pencapaian tersebut menempatkan Kalimantan Timur pada posisi peringkat 5 lebih tinggi dari tahun sebelumnya pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 12 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2008

Transcript of labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/.../uploads/2013/05/RKPD-BAB-II.docx · Web viewPenanggulangan...

2.1 EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN DAERAH

Perkembangan perekonomian Kalimantan Timur dalam 5 tahun terakhir masih dalam pertumbuhan yang positif,meskipun belum menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan beberapa indikator makro ekonomi Kalimantan Timur.

Hasil Evaluasi terhadap kinerja pembangunan tahunan 2008 merupakan gambaran keberhasilan implementasi dari kebijakan tahun 2008, yang menginformasikan sejauhmana kebijakan tersebut dalam mendukung tujuan pembangunan itu sendiri.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang dihitung berdasarkan tiga indikator yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan indeks daya beli menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008, IPM Kalimantan Timur mencapai angka 74,30, meningkat sebesar 53 poin dibandingkan tahun sebelumnya yaitu menjadi 73,77. Dalam rentang waktu 2004 – 2008, IPM Kalimantan Timur meningkat sebesar 2,10 poin dari angka 72,2 pada tahun 2004 menjadi 74,30 pada tahun 2008. Pencapaian tersebut menempatkan Kalimantan Timur pada posisi peringkat 5 lebih tinggi dari tahun sebelumnya pada peringkat posisi 6. Indeks Kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH), pada tahun 2007 AHH mencapai 70,4 dan mengalami kenaikan menjadi 70,89 tahun pada tahun 2008. Namun demikian AHH Kalimantan Timur ini lebih tinggi dari angka nasional sebesar 68,23 tahun.

Provinsi Kalimantan Timur yang selama ini dikenal sebagai salah satu Provinsi pengahasil devisa yang cukup besar bagi negara terutama yang berasal dari potensi SDA khususnya yang bersumber

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 12

BAB IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN

2008

dari sektor pertambangan dan industri, telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong percepatan pembangunan di berbagai bidang. Prioritas pembangunan Kalimantan Timur Tahun 2010 dengan mendasarkan pada visi, misi dan agenda pembangunan jangka menengah Provinsi Kalimantan Timur diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar guna mendorong perekonomian rakyat dan peningkatan pelayanan kebutuhan dasar. Dengan prioritas tersebut diharapkan sektor-sektor ekonomi yang potensial yang masih tertinggal dapat dipacu untuk cepat berkembang sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur tahun 2007 adalah sebesar 1,88 % kemudian tahun 2008 meningkat sebesar 4,82 %. Meskipun terjadi fluktuasi pertumbuhan, namun masih menunjukan adanya peningkatan. Serta tidak dipungkiri krisis global yang melanda dunia juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang berimbas pula pada Provinsi Kalimantan Timur, sehingga terjadi penurunan pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Diprediksi pada tahun 2009 akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 %.

Kondisi Makro Ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim berdasarkan harga berlaku dengan migas dikedudukan di Tahun 2008 sebesar Rp. 315,22 triliun dan 2007 sebesar Rp. 223,36 triliun. Namun kondisi tersebut tidak banyak mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan hal ini disebabkan terlalu besarnya kontribusi sektor migas dan pengolahan yang padat modal. Tingkat pendidikan dan keterampilan penduduk masih rendah, dari jumlah penduduk 3,02 juta jiwa tidak berpendidikan atau belum tamat Sekolah Dasar, masih sebesar 49,48%.

Sedangkan pada bulan April 2008, Provinsi Kalimantan Timur mengalami inflasi sebesar 0,63 %, atau terjadi kenaikan harga konsumen (IHK) dari 166,80, pada bulan Maret 2008 menjadi 167,85 pada bulan April 2008. dengan angka inflasi tersebut, maka

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 13

laju inflasi tahun kalender 2008 (Januari-April 2008) Kalimantan Timur telah mencapai 4,52 %.

Kependudukan.Perkembangan Penduduk Kalimantan Timur pada tahun

2008 mencapai 3,11 juta jiwa atau tumbuh sebesar 2,31 % dibandingkan tahun sebelumnnya yaitu sebesar 2,34 %. Hal ini menunjukkan penurunan dari segi prosentase namun meningkat dari sisi jumlah dibanding tahun 2007 yang sebesar 3,02 juta jiwa. Apabila tidak ditanggulangi secara komprehensif akan menimbulkan masalah sosial, terutama pertumbuhan penduduk dari arus migrasi.

Pengarusutamaan Gender.Pengurusutamaan Gender adalah Persamaan kondisi dan

status antara laki-laki dan perempuan sehingga tidak seorangpun yang terabaikan kesempatan dan hak asasinya. Dibidang pendidikan pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs perempuan lebih rendah dari Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs laki-laki Partisipasi perempuan dalam politik juga tumbuh dan berkembang sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 27 yang menjamin persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan bagi semua warga negara. Saat ini banyak perempuan yang terlibat dalam berbagai organisasi dan partai politik, meskipun jumlah mereka belum signifikan namun peran mereka sudah patut dipertimbangkan.

Pada tahun 2006 Persentase perempuan yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten/Kota hanya berkisar antara 3,7%-15%. Demikian pula di tingkat Provinsi, persentase perempuan sebagai anggota DPRD juga lebih sedikit dibandingkan laki-laki yaitu sebesar 15,6% (7 orang) dan laki-laki sebesar 84,4% (38 orang). Jika dilihat secara keseluruhan jumlah perempuan yang menduduki jabatan di DPR di Provinsi maupun Kabupaten/Kota Kalimantan Timur hanya sebanyak 32 orang atau (10,4%) dan laki-laki 313 orang (89,6%). PNS yang masuk kategori eselon I di

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 14

lingkungan Pemprov hanya 1 orang laki-laki, sementara perempuan tidak ada. Untuk pejabat eselon II berjumlah 44 orang, yang terdiri atas PNS laki-laki sebanyak 43 orang (98%) dan PNS perempuan hanya 1 orang (2%); untuk pegawai kategori eselon III sebanyak 270 orang yang terdiri atas PNS laki sebanyak 232 orang (86%) dan PNS perempuan hanya 38 orang (214%); sementara untuk PNS dengan kategori eselon IV ada 836 orang, yang terdiri atas PNS laki-laki sebanyak 613 orang (73 %) sedangkan perempuan hanya 226 orang (27%); dan yang terakhir PNS dengan kategori eselon V berjumlah 4 orang yang terdiri atas PNS laki-laki sebanyak 2 orang (50%) dan perempuan 2 orang (50%). Dari jenjang pendidikan yang terendah (SD) berjumlah 230 orang yang terdiri atas PNS laki-laki mencapai 190 orang (83%) dan PNS perempuan hanya 40 orang ( 17%). Di jenjang pendidikan SLTP, ada 155 orang yang terdiri atas PNS laki-laki 123 orang (79%) dan PNS perempuan hanya 32 orang (21%). Sementara PNS berpendidikan SLTA berjumlah 3660 orang yang terdiri atas PNS laki-laki 1872 orang (51%) dan PNS perempuan 788 orang (49%). Kondisi yang sama terjadi pula pada jenjang pendidikan D1 sampai D3, jumlah PNS yang berpendidikan D1 berjumlah 73 orang yang terdiri atas PNS laki-laki 34 orang dan PNS perempuan 39 orang. Khusus untuk jenjang pendidikan D1, tampak bahwa PNS perempuan sedikit lebih banyak bila dibanding PNS laki-laki dengan komposisi perempuan 51% dan laki-laki 49%. Sementara untuk jenjang D2, jumlah PNS ada 8 orang yang terdiri atas PNS laki-laki sebanyak 7 orang (88%) dan PNS perempuan hanya orang (12%). Dan untuk jenjang pendidikan D3, jumlah PNS sebanyak 583 dengan komposisi sebagai berikut PNS laki-laki 300 orang (51%) dan perempuan hanya 283 orang (49%). Jumlah PNS dengan jenjang pendidikan sarjana muda mencapai 73 orang dengan komposisi jumlah PNS laki-laki ada 55 orang (75 %) dan PNS perempuan hanya 18 orang (25%). PNS dengan tingkat pendidikan D4 ada 14 orang yang terdiri atas PNS laki-laki 9 orang (64%) dan PNS perempuan hanya 5 orang (36%). Begitu pula dengan PNS berpendidikan sarjana baik sarjana S1 hingga S3 tampak bahwa jenjang S1 sampai dengan S3 didominasi PNS laki-laki. Jumlah PNS

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 15

yang berpendidikan S1 ada 1887 orang yang terdiri atas PNS laki-laki 1325 orang (70%) sementara perempuan hanya 562 orang (30%). Untuk jenjang S2, PNS laki-laki lebih juga banyak dibandingkan jumlah PNS perempuan yaitu 363 orang (61,%) sedangkan PNS perempuan hanya 129 orang (39%). Sementara untuk jenjang pendidikan yang tertinggi (S3) hanya ada 1 orang laki-laki (100%).

Kemiskinan.Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada tahun

2007 mencapai 324.800 jiwa, dan pada tahun 2008 sebesar 310.803 jiwa. Kemiskinan merupakan salah satu masalah mendasar yang membayang-bayangi ekonomi Kalimantan Timur. Sedangkan jumlah pengangguran pada tahun 2008 sebesar 11,41 % dari total penduduk Kalimantan Timur. Jumlah penduduk miskin terkonsentrasi di perdesaan atau lebih besar daripada di perkotaan. Pada tahun 2007 masing-masing sebesar 64,56 persen dan 53,13 persen.

Struktur ketenaga kerjaan dan pengangguran,Pada tahun 2007 jumlah pengangguaran terbuka /pencari

kerja sebesar 149.796 , kemudian pada tahun 2008 berkurang menjadi 144.798 orang. Angkatan kerja pada tahun 2007 sebanyak 1.241.421 orang, kemudian meningkat sebesar 1.269.172 orang. Percepatan pertumbuhan ekonomi akan didorong untuk menurunkan tingkat pengangguran yang mulai menurun dan mengurangi jumlah penduduk miskin yang masih besar dengan mendorong kualitas pertumbuhannya.

Untuk sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Industri Pengolahan mencapai 47,65%, sedangkan sektor yang sedikit sekali menyerap tenaga kerja adalah sektor Listrik, Gas dan Air sebesar 0,09%. Pengiriman TKI ke luar negeri yang dapat dipenuhi dengan tujuan Sabah – Sarawak Malaysia Timur melalui BP2TKI Nunukan. Sedangkan tenaga kerja yang dideportasi sampai dengan tahun 2007 sebanyak 14.678

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 16

orang. Dengan mulai menggeliatnya kegiatan ekonomi hingga tahun 2007, maka jumlah orang yang bekerja terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah orang yang bekerja telah mencapai 1.168.0471 orang.

Ketransmigrasian.

Penyelenggaraan program penempatan transmigrasi mulai dari Prapelita, Pelita dan era Otonomi Daerah di Provinsi Kalimantan Timur telah membangun Unit Permukiman dan Penempatan Transmigrasi sebanyak 249 UPT (Unit Permukiman Transmigrasi) dan Penempatnan Transmigrasi sebanyak 78.050 KK dengan jumlah jiwa sebanyak ± 313.838 Jiwa transmigran atau 10,67 % dari penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2006. Tahun 2007 program penyiapan permukiman dan penempatan transmigrasi sebanyak 360 KK, yaitu lokasi Sesayap Kab. Berau 150 KK dan Tepian Langsat 210 KK pemenuhan daya tampung, serta membina Transmigrasi sebanyak 4.831 KK yang tersebar di 21 lokasi.

PendidikanUpaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus

didorong melalui peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan. Berbagai kebijakan yang terus dilaksanakan sampai dengan tahun 2008 memberikan hasil yang baik. Dibidang pendidikan, pada tahun 2007 angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) pada jenjang SD/MI sebesar 115 % dan pada tahun 2008 mencapai sebesar 112 %. Sedangkan APK jenjang SMP/MTs dan yang sederajat pada tahun 2007 sebesar 89 % dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 94,57 %. Pada jenjang SMA/SMK/MA/SMLALB/ telah mencapai 73,66 % dan 79,25 %. Peningkatan APK tersebut juga disebabkan oleh meningkatnya angka jenjang pendidikan dasar yang ditamatkan dari 26,02 persen tahun 2007 menjadi 30 persen pada tahun 2008. Sementara itu APK pada jenjang Perguruan Tinggi mencapai 0,19 persen pada tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 17

2008, meningkat sebesar 0,1 persen dari tahun 2007. Indikator pencapaian pembangunan pendidikan yang lain, yaitutingkat buta aksara penduduk umur 15 tahun ke atas tercatat sebesar 3,9 persen pada tahun 2007 dan menurun tercatat sebesar 3,5 persen pada tahun 2008. Untuk itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, yang tidak hanya difokuskan pada jalur pendidikan formal, melainkan juga pendidikan non formal. Peningkatan mutu pelayanan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat Kalimantan Timur untuk melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi.

Pada tahun 2008 angka SD/MI sebesar 30 persen dibanding tahun 2007 hanya mencapai 26.02 persen. Begitu juga untuk SLTP / MTs yang pada tahun 2008 naik menjadi 21.87 persen dibanding tahun 2007 yang mencapai 21.27 persen, SLTA / MA pada tahun 2008 mencapai 27.63 persen, naik dibanding tahun 2007 yang mencapai 27,1 persen, sedangkan Perguruan Tinggi yang pada tahun 2007 5,59 persen naik menjadi 5,79 persen. Pada Penurunan Angka Buta Aksara mengalami penurunan yang pada tahun 2007 3.9 persen menurun menjadi 3.5 % pada tahun 2008 yang artinya kemajuan pada bidang Pendidikan Khususnya Buta Aksara.

AgamaKondisi Kalimantan Timur yang sangat kondusip sampai

dengan pasca Pemilihan Gubernur serta Pemilihan Anggota Legislatif yang mencerminkan wujud dari semakin kuat dan berkembangnya kerukunan umat beragama yang ditandai dengan tingkat kemampuan pemahaman terhadap nilai-nilai agama.

Pembangunan agama merupakan upaya untuh memenuhi salah satu hak masyarakat yaitu hak untuk memeluk agama menurut keyakinan masing-masing. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa Negara menjamin Kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat dan agama dan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 18

kepercayaiannya. Serta diikuti dengan meningkatkan pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama sehingga terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional yang didukung sarana dan prasarana.

Penduduk di Kalimantan Timur menurut agama yang dipeluk atau yang diyakini pada tahun 2007 pemeluk agama Islam sebesar 83,02 Persen, Protestan sebesar 10,39 persen, Khatolik 4,93 persen, Budha, Hindu dan lain-lain sebesar 1,66 persen.

Perkembangan jumlah rumah ibadah dari tahun ke tahun berfluktuaktif dimana pada tahun 2006 jumlah rumah ibadah kaum muslim sebanyak 4.013 unit, meningkat menjadi 4.934 unit atau mengalami perkembangan sebesar 7,61 persen. Begitu pula dengan jumlah Gereja Khatolik mengalami penurunan dari 339 unit menjadi 235 unit di tahun 2007 atau sebesar -14,45 persen. Sedangkan Gereja Protestan mengalami kenaikan yang cukup pesat dari 847 unit menjadi 986 unit atau meningkat sebesar 16,41 persen. Pura mengalami peningkatan dari 38 unit menjadi 40 unit dan Vihara meningkat dari 35 unit menjadi 40 unit.

Jumlah jemaah haji mengalami penurunan yang dikarenakan adanya kebijakan pembatasan kuota jamaah haji oleh Pemerintah. Pada tahun 2002 jumlah jamaah haji telah mencapai 7.569 orang. Dan Tahun 2004 menurun menjadi 7.047 orang, kemudian tahun 2005 menurun kembali menjadi 4.664 orang dan pada tahun 2006 kembali mengalami penurunan menjadi 2.774 orang. Sedangkan pada tahun 2007 Kalimantan Timur mendapatkan tambahan kuota sehingga jamaah haji meningkat menjadi 3.073 orang.Kesehatan.

Secara umum perkembangan derajat kesehatan masyarakat Kalimantan Timur selama kurun waktu 2002-2007 menunjukkan kecenderungan yang membaik. Hal ini ditandai dengan beberapa indikator kesehatan seperti pada tahun 2002, Angka Kematian Bayi berkisar 34 bayi per 1.000 kelahiran, dan pada tahun 2007 menurun menjadi 29 bayi per 1.000 kelahiran. Mencermati angka kematian ibu di Kalimantan Timur pada tahun 2002 sebanyak 302 per 100.000 ibu melahirkan, dan pada tahun 2007 angka kematian

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 19

ibu dapat ditekan menjadi 128 per 100.000 ibu melahirkan. Angka Harapan Hidup telah meningkat dari 68,02 pada tahun 2002, menjadi 70,40 pada tahun 2007. Penyakit DBD di Kalimantan Timur telah endemis dan setiap tahunnya terjadi peningkatan kasus (KLB) dibeberapa Kabupaten/Kota. Pada tahun 2006 jumlah kasus DBD sebanyak 3.165 kasus (Inciden Rate/IR : 115,88 per 100.000 penduduk) atau terjadi peningkatan kasus dari 3.067 tahun 2005 dan kematian apabila dibanding tahun 2005 sebesar IR = 108,38 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) hanya sebesar 2,58 %. Berbagai sarana kesehatan memperlihatkan perkembangan yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Jumlah rumah sakit dan puskesmas (termasuk puskesmas perawatan) pada tahun 2002 masing-masing berjumlah 25 dan 159 unit. Kondisi ini cukup jauh berbeda jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 yang masing- masing mencapai 41 dan 196 unit. Pada periode yang sama, indikator ketersediaan sarana kesehatan lainnya juga relatif bervariasi, kecuali pada jumlah dokter mengalami kenaikan, dimana rasio dokter per 100.000 penduduk meningkat dari 22,5 pada tahun 2002 menjadi 32,4 pada tahun 2007.

Pemerintahan.Perkembangan administrasi Pemerintahan Kabupaten/Kota

mengalami perkembangan sangat pesat yaitu dengan bertambahnya 1 Kabupaten baru Kabupaten yaitu Kabupaten Tana Tidung pada tahun 2007, sehingga pada kondisi tahun 2008 jumlah Kabupaten/Kota menjadi 14. Pada tahun 2008 kecamatan bertambah menjadi 136 Kecamatan (dari tahun 2006 bertambah 12 kecamatan), serta bertambahnya jumlah desa menjadi 1.422 Desa/Kelurahan. Untuk 5 (lima) tahun kedepan sangat dimungkinkan adanya pertambahan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan serta Desa/Kelurahan.

Dengan adanya Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang organisasi Perangkat Daerah maka memberikan konsekuensi antara lain pengurangan jumlah pejabat struktural dalam suatu SKPD dan penambahan SKPD baru yang sesuai dengan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 20

kebutuhan daerah. Pada tahun 2008 jumlah SKPD (Badan, Dinas, RSU, Kantor dan Inspektorat) 52 buah SKPD dan UPTD sebanyak 25 buah dengan pejabat eselon II berjumlah 50 orang, eselon II 286 dan eselon IV 735 orang.

Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Honorer di Kalimantan Timur pada 14 (empat belas) Kabupaten/Kota pada 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan jumlah yang menurun, pada tahun 2005 berjumlah 81.243 orang, kemudian pada tahun 2006 meningkat menjadi sebesar 83.896 orang (meningkat 3,26 % dari tahun 2005) kemudian pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 2,23 % dari tahun 2006 atau sebesar 82.023 orang. Hal ini disebabkan adanya pegawai negeri yang pensiun, meninggal serta terbatasnya formasi penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan tidak diperkenankan menerima Tenaga Honorer pada 3 tahun terakhir tersebut sampai dengan tahun 2009.

Penanggulangan Narkoba.Pada tahun 2008, kasus pelanggaran hukum di Kalimantan

Timur tercatat sebanyak 545 kasus narkoba, dan kasus hukum lainnya termasuk pembalakan liar, penambangan liar, pencurian ikan, perdagangan anak dan perempuan, dan pelintas batas. Pencegahan dan penanganan kasus hukum masih belum optimal. Hal ini disebabkan belum memadainya organisasi, aparat dan fasilitas pendukung dalam penegakan dan pelayanan hukum bagi masyarakat Kalimantan Timur. Kasus narkoba merupakan kasus nasional bahkan internasional, secara nasional kasus ini menjadi topik utama diberbagai diskusi, seminar, penyuluhan dan pada akhir Oktober 2000 dibentuklah Badan Koordinasi Narkoba Nasional (BKKN) di Jakarta.Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah narkoba yang berkembang ditindaklanjuti dengan terbitnya Undang-Undang No.22 Tahun 1997 tentang Narkoba, Undang-Undang No.5 tahun 1997 Psikotropika dan Peraturan Presiden No.83 Tahun 2007, serta sudah terbentuknya BN di 13 Kab./Kota se Kaltim. Di Kalimantan Timur kasus narkoba sampai saat ini sudah sangat memperihatinkan, baik di kalangan pelajar maupun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 21

masyarakat keterlibatannya cukup tinggi. Adapun kasus narkoba di Provinsi Kalimantan Timur sampai pada tahun 2008 berdasarkan data di Jajaran Polda Kaltim dan BNP Kaltim sebanyak 545 kasus narkoba, dengan jumlah tersangka sebanyak 722 orang yang terdiri dari 641 orang laki-laki dan 82 orang wanita.

Adapun rincian data jumlah kasus narkoba di Jajaran Polda dan BNP Kaltim dari tahun 2007 s.d 2008 yaitu :a). Tahun 2007 terdapat 509 kasus dengan jumlah tersangka 737

orangb). Tahun 2008 terdapat 545 kasus dengan jumlah tersangka 722

orang.Dilihat dari tahun 2007 s.d. 2008 di Kalimantan Timur kasus

narkoba terjadi kenaikan sebanyak 36 kasus dan tersangka terjadi Penurunan sebesar 15 persen.

Penanggulangan Korupsi.

Mengenai penanganan terhadap kasus pengaduan masyarakat baik yang melalui Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara maupun pengaduan langsung ke Gubernur sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 diterima pengaduan sebanyak 250 pengaduan, dan yang dapat ditangani sebanyak 230 kasus (92,00 %) surat pengaduan dilimpahkan ke Kabupaten/Kota untuk dilaksanakan pemeriksaan dan terbukti kebenarannya 119 kasus (51,74 %) pengaduan. Dari 119 kasus pengaduan yang terbukti kebenarannya telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 118 kasus (9,16 %) dan sebanyak 1 kasus (0,84 %) yang masih dalam proses penyelesaian.

Kerugian negara/daerah yang timbul sebesar Rp. 1.596.010.140,00 terhadap temuan dimaksud secara rutin ditagih dan dapat ditarik sebesar Rp. 88.807.857,00 (5,57 %). Sedangkan Jumlah aparat yang dikenakan hukuman disiplin/administratif sebanyak 158 orang.Hasil temuan oleh lembaga pemeriksa independen yang ditetapkan dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 22

tanggungjawab keuangan negara oleh BPK dan tindak lanjut penyelesaiannya.

Untuk kasus korupsi di lingkungan PNS yang dipantau oleh biro hukum dalam permintaaan atau kesaksian dari kejaksaaan atau kepolisian sebanyak 13 kasus kemudian meningkat menjadi sebanyak 22 kasus, namun semuanya sudah tertangani.

Dengan besarnya kasus yang menimbulkan kerugian negara/daerah tersebut Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membuat suatu Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD – PK) tahun 2007 - 2012 yang mengacu kepada Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAN – PK) tahun 2004-2009.

Guna tercapainya RAD - PK Kalimantan Timur tahun 2007-2012, dibutuhkan suatu lingkungan yang kondusif dengan persepsi, komitmen aksi yang konsisten dari pimpinan dan semua unsur dengan penerapan strategis perencanaan dan pendekatan yang terdiri dari tindakan pencegahan dan tindakan penindakan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan RAD - PK Kalimantan Timur tahun 2007 - 2012.

Dengan adanya RAD – PK Kalimantan Timur tahun 2007 - 2012 akan mengurangi kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan pelanggaran HAM dalam rangka mengurangi kasus kerugian Negara sehingga pembangunan akan lebih berhasil guna untuk kesejahteraan masyarakat serta terciptanya sistem pelayanan publik yang adil, transparan, akuntabel dan berpihak kepada rakyat. Selain itu terlaksananya penegakan hukum yang tegas untuk memberantas penyalahgunaan narkotika dan kejahatan yang meresahkan masyarakat, penghormatan, pemenuhan serta perlindungan HAM.

Hasil temuan Badan Pengawas Daerah Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 temuan berupa saran dan rekomendasi pada lingkungan Provinsi, Kabupaten dan Kota se Kalimantan Timur terdapat 4.643 temuan, serta nilai kerugian Negara/Daerah dengan kewajiban setor kepada Negara/Daerah.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 23

Dalam waktu 20 tahun ke depan, penegakan hukum dan pelayanan hukum bagi masyarakat Kalimantan Timur diharapkan akan semakin bermutu, adil, mudah dan tanpa diskriminasi dengan didukung organisasi yang solid, aparat penegak hukum yang profesional, prasarana yang lengkap dan memadai. Dengan demikian, tindak pelanggaran hukum dapat dicegah, kriminalitas dapat dikurangi, dan kasus hukum dapat diselesaikan secara tuntas dan adil sehingga dapat menciptakan kehidupan yang tertib hukum, aman, stabil dan tenteram bagi masyarakat Kalimantan Timur.

Kesejahteraan Sosial.Rehabilitasi dan Pelayanan Anak Nakal dan Korban

penyalahgunaan NAPZA sebanyak 2.618 jiwa dan juga Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial, diantaranya WTS, eks NAPI, Waria dan Gepeng sebanyak 33.732 jiwa

Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan penanggulangan pengungsi dan korban bencana lainya yang telah dirumahkan sebanyak 25.146 orang, Pekerja migran terlantar sebanyak 5.621 jiwa atau 995 KK. Penyandang HIV/AIDS dan eks kusta 77 jiwa.

Pada kurun waktu lima tahun ini (2003–2007) sub sektor sosial telah membimbing dan merehabilitasi sosial daerah kumuh sebanyak 20.747 jiwa berupa bantuan bahan bangunan rumah, pembinaan pada organisasi sosial sebanyak 2.061 orang sekaligus membina Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat sebanyak 11.499 orang, Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial sebanyak 8740 orang.

Pembangunan kesejahteraan sosial selama kurun waktu lima tahun (2003 – 2007) telah dilakukan pembinaan pada sejumlah keluarga miskin sebanyak 111.463 jiwa Demikian pula dengan pemberdayaan anak terlantar termasuk anak jalanan telah dibina sebanyak 17.132 orang. Pemerintah juga tidak menutup mata pada Pemberdayaan Komoditas Adat Terpencil yang selama lima tahun teralkhir telah dibina sebanyak 13.331 jiwa

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 24

Lingkungan.Kondisi lingkungan hidup di Kalimantan Timur dapat dilihat

dari luas penyebaran lahan kritis tahun 2007 seluas 6.402.472 ha, sebagai akibat ekspolitasi hutan, pertambangan dan kebakaran hutan.

Selain itu, Provinsi Kalimantan Timur memiliki potensi ekosistem pesisir laut dan perairan yang sangat besar diantaranya hutan mangrove dan terumbu karang. Kerusakan lingkungan hidup juga terjadi di wilayah pesisir laut dan perairan Kalimantan Timur, yaitu kerusakan hutan mangrove dan terumbu karang. Luas hutan mangrove di Kalimantan Timur + 883.379 ha yang mengalami rusak berat + 329.579 ha, rusak ringan + 328.695 ha sedangkan yang kondisinya baik hanya tersisa + 225.105 ha (25,48%). Kerusakan hutan mangrove terberat terdapat di Kabupaten Bulungan mencapai + 141.354 ha dari luasan 265.807 ha (53,20 %) diikuti kabupaten Kutai Kartanegara sebesar + 88.704 ha, dan Kabupaten Paser + 50.273 ha. Sedang potensi penyebaran terumbu karang tercatat seluas + 46.000 ha. Dengan total kerusakan seluas + 26.500 ha. atau 57,60 %. Kondisi ini seiring dengan fenomena yang terjadi pada tingkat Nasional, diperkirakan ekosistem terumbu karang di Indonesia yang tersisa 6,41 % dalam kondisi yang sangat baik, dan 24,23 % dalam kondisi baik, sedang 70 % dalam kondisi mengalami kerusakan. Kerusakan terumbu karang di Kalimantan Timur pada kategori sedang sampai berat terutama pada beberapa kabupaten/kota seperti Berau, Bontang, Balikpapan, Paser yang umumnya disebabkan oleh penggunaan bom ikan, pencemaran, penggunaan bahan kimia, pengambilan batu karang oleh masyarakat untuk dibuat hiasan, sedimentasi yang terus meningkat, sedangkan di Kutai Timur masih dalam kondisi baik.

Kerusakan kawasan pesisir terbesar juga terjadi pada kawasan Delta Mahakam dari luasan 150.000 Ha yang mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat konversi hutan mangrove sebesar 129.582,5 Ha (85%), dimana terjadi penebangan hutan mangrove oleh masyarakat untuk berbagai keperluan serta

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 25

kegiatan pembangunan (tambak, pemukiman, infrastruktur dan kegiatan migas)

Provinsi Kalimantan Timur terdapat 19 DAS dan 108 sub DAS, dimana DAS Mahakam yang mengalami degradasi cukup tinggi, disebabkan oleh sedimentasi secara besar-besaran baik dari limbah perkotaan maupun dari DAS itu sendiri dan meningkatnya lahan kritis yang terdapat di daerah catchment area sehingga berakibat pada.1. Meningkatnya tinggi muka air pada DAS Mahakam pada saat

air pasang besar yang menyebabkan genangan (banjir) di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara. Hal tersebut terjadi juga di kabupaten/Kota : Kutai Timur, Bontang, Balikpapan, PPU, Paser, Berau, Bulungan, dan Malinau

2. Kualitas air sungai Mahakam masuk dalam kategori pencemaran ringan sampai sedang.

Degradasi/penurunan kualitas lingkungan juga dialami oleh keanekaragaman hayati di Kaltim meliputi jenis yang dilindungi terancam punah terutama flora (anggrek hitam, kantong semar, kayu gaharu, ulin), dan fauna (pesut mahakam, orang utan, beruang madu, burung enggang, gajah Nunukan, penyu, burung belibis) yang disebabkan oleh degradasi hutan, gangguan masyarakat, penangkapan dan perdagangan illegal.

Infrastruktur.Sub Bidang Perumahan dan Permukiman telah berhasil

melaksanakan pembangunan Saluran drainase yang meliputi saluran primer 1.000 m, sekunder 4.000 m, tersier dan saluran lingkungan 5.700 m, pemasangan pipa air bersih 8 ribu m lebih dan jalan lingkungan 4,6 km. Disamping itu telah ditingkatkannya rumah masyarakat yang kurang mampu sebanyak 1000 unit rumah dengan model bantuan secara stimulan, kemudian telah dibangunkan sebanyak 1.140 unit rumah yang langsung dibantu secara keseluruhan pembangunannya.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 26

Kegiatan lainnya adalah penyusunan disain teknis instalasi pengolahan air bersih di Samarinda Seberang, Penyelesaian Rehabilitasi Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Lanjutan Pembangunan Islamic Centre, Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi, Pembangunan Gedung Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, Pembangunan Kompleks Stadion Utama, Pembangunan Asrama Mahasiswa Kaltim diluar daerah.

Penanganan jalan dan jembatan meliputi Program Rehabilitasi / Pemeliharaan jalan dan jembatan serta Program Peningkatan serta Pembangunan jalan dan jembatan. Dari kedua program tersebut telah direalisasikan melalui pelaksanaan pembangunan jalan selama kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 sebagai berikut :1. Pada tahun 2002 panjang jalan nasional 1.226,11 km dan

seiring dengan perkembangan wilayah maka terjadi peningkatan fungsi dan peran jaringan jalan sehingga pada tahun 2007 panjang jalan nasional menjadi 1.539,7 km.

2. Panjang jalan provinsi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 tercatat sepanjang 1.762,07 km.

3. Panjang jembatan permanen pada tahun 2002 tercatat sepanjang 12.593,60 m dan pada tahun 2007 tercatat sepanjang 15.023,60 m.

Sementara itu dilihat dari kondisi permukaan jalan pada tahun 2007 sebagai berikut :1. Jalan Nasional sepanjang 1.539,70 km terdiri dari jenis

permukaan aspal sepanjang 1.273,28 Km (82,70 persen); Permukaan aggregat 266,42 Km (17,30 persen); sedangkan kondisi permukaan jalan dengan kondisi baik (mantap) tercatat sepanjang 1.261,30 Km (81,92 persen); Kondisi rusak dan rusak berat (tidak mantap) tercatat sepanjang 278,40 Km (18,08 persen).

2. Jalan Provinsi sepanjang 1.762,07 km terdiri dari jenis permukaan aspal sepanjang 1.102,83 Km (62,59 persen);

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 27

Permukaan aggregat 540,30 Km (30,61 persen); Permukaan tanah 118,94 Km (6,80 persen). Sedangkan kondisi permukaan jalan dengan kondisi baik (mantap) tercatat sepanjang 1.641,27 (93,14 persen) Km; Kondisi rusak dan rusak berat (tidak mantap) tercatat sepanjang 120,80 Km (6,86 persen).

3. Jalan Lintas Kalimantan Poros Selatan sepanjang 1.102,12 km terdiri dari jenis permukaan aspal sepanjang 1.062,12 Km (96,37 persen); Permukaan aggregat 40,00 Km (3,63 persen). Sedangkan kondisi permukaan jalan dengan kondisi baik (mantap) tercatat sepanjang 835,18 Km (75,77 persen); Kondisi sedang tercatat sepanjang 194,10 km (17,61 persen) dan rusak (tidak mantap) tercatat sepanjang 72,84 Km (6,60 persen).

4. Jalan Lintas Kalimantan Poros Tengah sepanjang 409,22 km terdiri dari jenis permukaan aspal sepanjang 319,22 Km (78,01 persen); Permukaan aggregat 80 Km (19,55 persen); Permukaan tanah 10 Km (2,44 persen); Sedangkan kondisi permukaan jalan dengan kondisi baik (mantap) tercatat sepanjang 319,22 Km (78,01 persen); Kondisi sedang sepanjang 80 km (19,55 persen) dan rusak (tidak mantap) tercatat sepanjang 10 Km (2,44 persen).

5. Pembangunan Jalan Perbatasan mulai dari Tanjung Selor – Malinau – Simanggaris – Nunukan - Batas Negara sepanjang 465 Km, Sampai dengan tahun 2007 kondisi permukaan aspal 108,92 (23,42persen), Aggregat 217,50 (46,77persen) dan Tanah 138,58 (29,80persen).

6. Pembangunan jembatan sepanjang 2.430 M sehingga total panjang jembatan di Provinsi Kalimantan Timur sepanjang 15.023 M.

Untuk pengembangan sumberdaya air dan irigasi telah ditetapkan :1. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan rawa2. Pengelolaan sungai, danau dan sumber air lainnya.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 28

3. Konservasi sumberdaya air.

Pembangunan sektor sumberdaya air dan irigasi selama lima tahun 2002-2007 telah dilaksanakan :1. Pembangunan jaringan irigasi sistem pompa sebanyak 2 unit,

dengan potensi lahan yang terairi dan dapat dimanfaatkan petani seluas 400 hektar.

2. Penanggulangan banjir dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan kolam penampung air sebanyak 2 buah, pembangunan pompa air sebanyak 4 buah, rehabilitasi saluran drainase sepanjang 400 m, normalisasi sungai/saluran sepanjang 15.270 m, pembersihan gulma seluas 122.514 m, perkuatan tebing sepanjang 589 m dan pembuatan saluran/drainase sepanjang 7.985 m.

3. Kegiatan pemeliharaan operasional dan pemeliharaan pengairan diarahkan pada pemeliharaan saluran irigasi, normalisasi saluran, pembangunan rumah pompa dan operasional pompa dan hasilnya sampai dengan tahun 2007 seluas 71.910 hektar pada 100 lokasi daerah irigasi yang tersebar di Kabupatan/Kota.

4. Kegiatan pengembangan daerah irigasi pada 5 lokasi yaitu Daerah Irigasi Merancang, Daerah Irigasi Panca Agung dan Daerah Irigasi Semurut, Daerah irigasi Lok Sumber, Daerah Irigasi Labanan. Secara keseluruhan daerah irigasi meningkat seluas 17.923 hektar atau rata-rata 3.585 hektar per tahun.

5. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi diarahkan pada kegiatan pembangunan saluran pembuang sepanjang 24.100 m, penyediaan bangunan pelengkap sebanyak 89 buah, pembangunan saluran pembawa sepanjang 50.564 m, pembangunan saluran pipa sepanjang 7.000 m, pembangunan lenning saluran sepanjang 18.259 m, normalisasi saluran sepanjang 25.686 m, rehabilitasi saluran sepanjang 6.985 m dan perkerasan jalan inspeksi seluas 7.200 m.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 29

Tata Ruang.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Timur disusun pada Tahun 1992 dan disahkan menjadi Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Nomor 12 Tahun 1993 (disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1995 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Seri D Nomor 07 Tanggal 1 September 1995. Kemudian pada tahun 1999 dilakukan Revisi RTRWP Kaltim melalui Padu Serasi RTRWP Kaltim dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan yang kemudian disahkan melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 050/K.443/1999 pada tahun 1999.

Berdasarkan hasil peninjauan kembali (review) RTRWP Kaltim pada tahun 2003, RTRWP Kaltim hasil padu serasi tahun 1999 direkomendasikan untuk direvisi karena sudah tidak dapat mengakomodir dinamika perkembangan wilayah Kalimantan Timur saat ini. Dinamika perkembangan wilayah Kalimantan yang terjadi dan sangat berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan Rencana Tata Ruang antara lain.a. Faktor Eksternal

- Adanya perubahan paradigma penataan ruang dengan berlakunya peraturan perundangan baru terutama peraturan perundangan yang terkait dengan otonomi daerah dan pemekaran wilayah, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan aspirasi daerah terutama tuntutan kebutuhan ruang bagi peningkatan pembangunan daerah.

- Kondisi ekonomi global yang mengembangkan sumber energi alternatif khususnya bioenergi karena semakin berkurangnya potensi sumber energi migas dunia, mendorong Pemerintah Daerah untuk menangkap peluang pengembangan bioenergi tersebut, mengingat kondisi wilayah Kalimantan Timur memiliki potensi lahan yang besar bagi budidaya tanaman penghasil bioenergi.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 30

Konsekuensinya adalah semakin meningkatnya kebutuhan ruang budidaya bagi pengembangan investasi daerah.

- Kondisi iklim Global dan kepedulian dunia terhadap lingkungan menuntut pemerintah daerah untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan. Hal tersebut memiliki konsekuensi pada peningkatan kebutuhan ruang untuk pelestarian dan konservasi.

b. Faktor Internal- Pemekaran wilayah dan aspirasi kabupaten/kota terutama

kabupaten/kota pemekaran yang wilayahnya sebagian besar berada dalam kawasn hutan, menyebabkan perlu disusun kembali struktur ruang dan pola ruang wilayah Kalimantan Timur di dalam RTRWP Kaltim, untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah.

- Ketertinggalan rencana tata ruang dari pemanfaatan ruang yang berlangsung sangat cepat dan dinamis, sehingga RTRWP Kaltim perlu penyesuain kembali.

Oleh karena itu, pada tahun 2004 dilakukan kembali Revisi RTRWP Kaltim yang kemudian dipadu serasikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Hasil padu serasi tersebut kemudian ditanda tangani dalam Kesepakatan Bersama antara Gubernur dengan Bupati/Walikota se Kalimantan Timur pada tanggal 12 Januari 2006. RTRWP Kaltim hasil kesepakatan tahun 2006 tersebut telah bahas dan disetujui oleh DPRD Provinsi untuk diproses legalisasinya lebih lanjut ke Menteri Dalam Negeri.

Ketenagalistrikan.Pembangunan bidang infrastruktur lainnya yang cukup

penting adalah pembangunan ketenagalistrikan. Di Provinsi Kalimantan Timur kebutuhan listrik sampai saat ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dengan tingginya kebutuhan/permintaan energi listrik di Kalimantan Timur lebih

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 31

kurang 12 persen pertahun, sedangkan PLN hanya menyediakan energi listrik dengan peningkatan rata-rata 8,5 persen pertahun, maka terjadi krisis energi listrik dihampir semua wilayah di Kalimantan Timur.

Penjualan tenaga listrik PLN pada tahun 2002 sebesar 923 ribu Megawatt per-jam pada tahun 2007 sebesar 1,03 juta Megawatt per-jam atau terjadi peningkatan rata-rata sebesar 2,27 persen per tahun.

Produksi tenaga listrik PLN pada tahun 2002 sebesar 1,09 juta Megawatt per-jam dan pada tahun 2007 sebesar 1,49 juta Megawatt per-jam atau terjadi pertumbuhan rata-rata sebesar 6,42 persen per tahun.

Daya tersambung pelanggan pada tahun 2002 sebesar 488,63 Megavolt Amper dengan jumlah pelanggan sebanyak 339,2 ribu pelanggan, dan pada tahun 2007 sebesar 637,59 Megavolt Amper dengan jumlah pelanggan sebanyak 400,08 ribu atau meningkat rata-rata sebesar 5,47 persen.

Saat ini kondisi pembangunan kelistrikan di Kalimantan Timur telah berkembang dengan ditambahnya daya pembangkit listrik pada tahun 2007 yaitu daya terpasang sebesar 248 mega watt, kemudian daya mampu sebesar 175 mega watt dengan beban puncak sebesar 195 mega watt dan diharapkan pada tahun 2009 beban puncak akan mencapai 317,00 mega watt.

Saat ini kondisi daya terpasang untuk tahun 2008 sebesar 485.89 mw disbanding tahun 2007 yang hanya sebesar 441 mw. Untuk daya mampu pada tahun 2008 sebesar 413.01 mw disbanding tahun yang hanya mencapai 306 mw. Sedangkan beban puncak pada tahun 2008 hanya sedikit mengalami kenaikan dari tahun 2007. Pada tahun 2008 beban puncak yaitu 327 mw sedangkan tahun 2007 adalah sebesar 323,7 mw.

Pertambangan dan energi.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 32

Produksi batubara Kalimantan Timur dari tahun 2002 – 2007 terus meningkat dengan kenaikan produksi rata-rata 15 persen per tahun. Produksi emas dan perak mengalami penurunan. Emas dari produksi 16,78 ton tahun 2002 menjadi 0,31 ton pada tahun 2007. Perak dari produksi 10,84 ton menjadi 0,20 ton pada tahun 2007.

Batubara Kalimantan Timur umumnya (lebih 75 persen) dipasarkan ke luar negeri (ekspor) yaitu ke Jepang, Korea, Filipina, Thailand, Malaysia, India, Amerika dan beberapa Negara Eropa sedangkan yang dipasarkan di dalam negeri hanya sebagian kecil saja yaitu ke pabrik semen di Jawa dan Sulawesi, untuk pabrik kertas, peleburan nikel serta ke PLTU Surabaya dan Paiton.

Satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan emas yang berhasil mengembangkan kegiatannya ke tahap produksi adalah PT. Kelian Equatorial Mining (KEM) yang kegiatannya berlokasi di Kabupaten Kutai Barat. Perusahaan ini menambang bijih emas primer dan pengolahannya dilakukan dengan proses cyanidasi yang menghasilkan butiran emas. Butiran tetap emas yang dihasilkan, sesuai dengan peraturan yang berlaku kemudian dimurnikan di pabrik pemurnian emas PT. Aneka Tambang Unit Logam Mulia di Jakarta. Selain emas dan bijih yang diproses juga menghasilkan logam perak. Produksi tertinggi yang dicapai oleh PT. KEM yaitu pada tahun 2001 yakni sebesar 15.339 Kg (emas) dan perak sebesar 10.924 Kg. Dan saat ini PT. KEM tersebut tidak beroperasi lagi.

Perusahaan yang melakukan usaha pencarian dan pengelolaan minyak bumi di Kalimantan Timur antara lain: Pertamina DOH Kalimantan, PT Exspan Nusantara Lap. Tarakan dan Sanga-sanga, PT Perkasa Equatorial, PT Vico Indonesia, Unocal Indonesia dan Total Indonesia dengan hasil cadangan minyak bumi terbukti sebanyak 729,48 MMSTB, serta cadangan gas bumi yang di usahakan oleh perusahaan yang sama cadangan terbukti 27.809,00 BSCF dan hasil potensial 20.088,03 BSCF.

Jumlah produksi minyak bumi di Kalimantan Timur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 memiliki nilai fluktuatif

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 33

yang disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk gas bumi tingkat produksi selama lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan produksi, kecuali pada tahun 2006 yang mengalami kenaikan produksi dibanding tahun 2005. Pada tahun 2003 produksi gas bumi sebesar kurang lebih 1.221.162.590 MMSCF dan pada tahun 2007 produksi mencapai 1.072.815.900 MMSCF.

Perhubungan

Beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Timur saat ini masih tergantung dengan moda transportasi Sungai, Darat, Laut dan Udara sebagai penghubung antar daerah. Selama kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, kegiatan pembangunan pada sub sektor perhubungan dilakukan untuk memperlancar arus lalu lintas barang dan jasa sebagai berikut.a. Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas sebanyak

8.079 unit, tersebar pada jalan negara dan jalan Provinsi di sebagian jalur lintas wilayah tengah dan Selatan Kalimantan Timur.

b. Pemasangan pagar pengaman jalan sepanjang 10.260 m tersebar pada jalan negara dan jalan Provinsi di sebagian jalur lintas wilayah tengah dan Selatan Kalimantan Timur.

c. Pemasangan rambu sungai sebanyak 270 unit di Sungai Mahakam antara Kota Bangun sampai Muara Muntai serta rambu suar sungai 11 unit di sungai sesayap, dan 4 unit rambu suar di pelabuhan penyeberangan Kariangau Balikpapan.

d. Pengadaan Marka Jalan tersebar di jalan negara dan jalan Provinsi.

e. Pembangunan Terminal Regional Tipe B di Tanjung Redeb Kabupaten Berau.

f. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kariangau pada sisi Darat dan Pengerukan Alur Sungai Wain Besar Balikpapan.

g. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Tarakan dan Toli-Toli di Tarakan.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 34

h. Pembangunan Dermaga Penyeberangan dalam tahap pelaksanaan pembangunannya adalah Dermaga Bulungan dan Dermaga Nunukan.

i.Pembangunan Dermaga Sungai di Long Iram, Melak dan Muara Pahu.

Selanjutnya, moda transportasi laut di Kalimantan Timur merupakan mata rantai dari sistem transportasi nasional yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi terutama dalam export dan import barang pada pelabuhan umum dan khusus.

Adapun hasil yang dicapai selama periode 5 tahun pada subsektor perhubungan laut adalah sebagai berikut :1. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Redeb.2. Pengembangan Pelabuhan Malundung Tarakan.3. Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.4. Pembangunan Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Lamijung Nunukan.5. Pembangunan Pelabuhan Sungai Nyamuk di Pulau Sebatik,

Nunukan.6. Pembangunan dan Pemasangan Rambu Suar.7. Pengerukan Alur Pelayaran Pelabuhan Samarinda.8. Pembangunan dan pemindahan rambu penuntun.

Moda Transportasi Udara memiliki peran yang sangat penting di Provinsi Kalimantan Timur baik yang menghubungkan antar Kota/Kabupaten, antar Provinsi, intra regional dan internasional. Selain itu juga memiliki peran untuk menghubungkan kawasan pedalaman dan perbatasan dengan kawasan pantai. Ketergantungan Provinsi Kalimantan Timur akan transportasi udara utamanya penerbangan perintis untuk menjangkau daerah terpencil yang hanya dapat dihubungkan dengan pusat-pusat pertumbuhan melalui transportasi udara.

Sampai dengan tahun 2007 di Provinsi Kalimantan Timur terdapat sepuluh bandar udara yang dioperasionalkan dibawah pembinaan Departemen Perhubungan masing-masing satu Bandara

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 35

dikelola oleh P.T. Angkasa Pura dan sembilan Bandara lainnya dikelola oleh Pemerintah. Klasifikasi Bandara yang ada di Provinsi Kalimantan Timur mulai dari Bandara Kelas Perintis sampai kelas Internasional. Kemampuan landasan Bandara di Provinsi Kalimantan Timur dapat di darati oleh Pesawat Cassa 212 sampai dengan pesawat berbadan lebar jenis DC-10 dan MD-11. Untuk meningkatkan Sarana dan Prasarana Bandara, dalam kurun waktu 2002 sampai dengan 2007 telah dilakukan pengembangan beberapa fasilitas bandara seperti berikut.a. Perpanjangan Landasan Pacu, Bandar Udara Juwata Tarakan

dari 1.850 m menjadi 2.250 m, Bandar Udara Kalimarau dari 1.400 m menjadi 1.850 m, Bandar Udara Tanjung Harapan dari 900 m menjadi 1.200 m, Bandar Udara Nunukan dari 900 m menjadi 1.100 m, Bandar Udara Malinau dari 900 m menjadi 1.400 m, Bandar Udara Melalan dari 900 m menjadi 1.200 m, Bandar Udara Long Bawan dari 900 m menjadi 1.100 m dan Bandar Udara Long Apung dan Datah Dawai masing-masing 830 m dan 750 m. Sementara itu untuk Bandar Udara Temindung Samarinda sepanjang 1.000 m akan dipindahkan ke lokasi Sungai Siring Samarinda yang direncanakan sepanjang 2.500 m. Selain itu mulai tahun 2006 telah direncanakan pembangunan Bandar Udara di Kabupaten Paser.Pengembangan Fasilitas Keselamatan Penerbangan.

b. Pengembangan Armada/Subsidi Angkutan Perintis Adapun Perkembangan Angkutan Udara selama tahun 2002

sampai dengan tahun 2007 di Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut.a. Pertumbuhan pergerakan pesawat udara untuk pesawat yang

datang mengalami kenaikan 9,87 persen, dimana pada tahun 2002 tercatat 27.417 kedatangan dan pada tahun 2007 tercatat 39.059 kedatangan atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,71 persen. Sedangkan pesawat yang berangkat pada tahun 2002 tercatat 27.584 dan pada tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 36

2007 tercatat 38.807 keberangkatan atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,29 persen.

b. Pertumbuhan penumpang datang mengalami kenaikan 35,02 persen, dimana pada tahun 2002 tercatat 840.855 penumpang datang, sedangkan pada tahun 2007 tercatat 1,872.566 penumpang datang atau mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 14,24 persen. Sedangkan penumpang berangkat mengalami kenaikan 32,03 persen, dimana pada tahun 2002 tercatat 878.579 penumpang berangkat, sedangkan pada tahun 2007 tercatat 1.994.197 penumpang berangkat atau mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 14,90 persen.

Jumlah angkutan barang yang dibongkar (kargo) melalui bandara mengalami kenaikan sebesar 12,22 persen dari tahun 2002 ke tahun 2003, dimana pada tahun 2002 tercatat 12.026 ton dan pada tahun 2003 tercatat 12.173 ton. Secara rata-rata angkutan barang yang di bongkar mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8,76 persen, dimana pada tahun 2007 tercatat 17.035 ton. Sedangkan jumlah angkutan barang yang di muat (kargo) melalui bandara pada tahun 2002 tercatat 1.814 ton lebih dan pada tahun 2003 tercatat 8.464 ton lebih dan pada tahun 2007 tercatat 14.191 ton lebih atau mengalami pertumbuhan rata-rata 9,28 persen.

Pertanian Tanaman Pangan.

Perkembangan produksi berbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura pada periode 2002 – 2007 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 20,10 persen per tahun yaitu dari 1,07 juta ton pada tahun 2002 menjadi 2,08 ton pada tahun 2007. Selanjutnya perkembangan luas panen untuk berbagai komoditas pertanian mengalami pertumbuhan rata-rata 0,06 persen per tahun atau rata-rata 176,70 ribu hektar pertahun. Produkasi padi berdasarkan angka sementara tahun 2008 sebesar 584.917 ton,

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 37

naik sebesar 3,07 % dibanding tahun 2007 sebesar 567.502 ton. Sementara produksi jagung tahun 2008 sebesar 12.792 ton meningkat sebesar 10,09 % dari tahun 2007 sebesar 11.620 ton. Adapun produksi kedelai tahun 2008 sebesar 2.577 ton meningkat 22,07 % dari tahun 2007 sebesar 2.008 ton.

Perikanan. Sub Bidang Perikanan dan Kelautan, kegiatan yang

dilaksanakan diantaranya Pengembangan Balai Benih dan Pengkajian Mutu Hasil Perikanan, Perencanaan, Pembinaan dan Pengendalian Perikanan, Pembangunan Pusat Pelatihan Perikanan Kalimantan Timur, Pembuatan Peta Potensi Perikanan Tangkap dan Budidaya, Pembangunan Prasarana Perikanan. Hasil yang dicapai pada kegiatan ini adalah terkelolanya program perikanan secara efektif dan efisien, terlaksananya rencana pembinaan dan pengendal ian per ikanan serta terbangunnya gedung kantor Pusat Pelatihan Perikanan. Potensi produksi sumberdaya ikan di Kalimantan Timur sekitar 339.998 ton/tahun baik dari perairan laut, perairan umum, budidaya tambak dan budidaya air tawar. Luas laut Kalimantan Timur 4,54 juta km2, luas perairan umum 2,77 juta ha, luas perairan payau 225 ribu ha. Produksi perikanan Kalimantan Timur tahun 2002 berjumlah 132.485,9 ton dengan nilai produksi sebesar Rp1.203.970.315,00 dan pada tahun 2007 produksinya meningkat menjadi 204.420,1 ton dengan nilai produksi Rp. 3.049.549.776,. Pertumbuhan produksi perikanan Kalimantan Timur dalam lima tahun terakhir sebesar 7,55 % dengan pertumbuhan nilai produksi sebesar 20,78 %.

Kenaikan persentase produksi dan nilai produksi perikanan dari masing-masing daerah tangkapan/budidaya adalah sebagai berikut.a. Produksi perikanan dari perairan laut sebesar 84.099,7 ton

(tahun 2002) menjadi 95.529 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan sebesar 2,58 %; sedangkan nilai produksinya Rp.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 38

669.383.316 (tahun 2002) menjadi Rp. 1.156.137.734 (tahun 2007) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 2,58 %; namun kontribusinya terhadap total produksi perikanan sebesar 46,73 % pada tahun 2007 lebih kecil daripada tahun 2002, yaitu sebesar 59,20 %.

b. Produksi perikanan dari perairan umum sebesar 26.327,9 ton (tahun 2002) menjadi 26.327,9 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan sebesar 3,73 %; sedangkan nilai produksinya Rp. 82.118.990 (tahun 2002) menjadi Rp. 356.734.071 mengalami kenaikan pertumbuhan yang signifikan sebesar 34,15 %; kontribusinya terhadap total produksi perikanan sebesar 18,53 % pada tahun 2002 lebih besar daripada tahun 2007 sebesar 15,47 %. Produksi perikanan dari tambak sebesar 17.202,9 ton (tahun 2002) dan 33.706,6 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan sebesar 14,40 %; sedangkan nilai produksinya Rp. 417.608.489,00 (tahun 2002) menjadi Rp. 1.055.370.787 (tahun 2007) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 20,37 %; kontribusinya terhadap total produksi perikanan pada tahun 2002 sebesar 12,11 % lebih kecil daripada tahun 2007, yakni: 16,49 %. Hasil perikanan tambak di Kalimantan Timur didominasi oleh budidaya jenis udang ekspor.

c. Produksi perikanan dari kolam 192,7 ton (tahun 2002) menjadi 5.147,2 ton (tahun 2007) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 92,90 %; nilai produksinya Rp. 4.423.930 (tahun 2002) menjadi Rp. 78.690.829 mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 77,84 %; kontribusinya terhadap total produksi perikanan sangat kecil pada tahun 2002 sebesar 0,14 % dan tahun 2007 sebesar 2,52 %.

d. Produksi perikanan dari keramba 14.235,9 ton (tahun 2002) menjadi 19.865,1 ton (tahun 2007) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 33,56 %; sedangkan nilai produksinya Rp. 12.882.259 (tahun 2002) menjadi Rp. 262.839.850 (tahun 2007) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 82,78 %; kontribusinya terhadap total produksi perikanan pada tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 39

2002 sebesar 10,02 % dan tahun 2007 sebesar 9,72 %. Produksi perikanan dari budidaya/pantai tahun 2002 tidak ada, pada tahun 2007 sebesar 18.552,0 ton dengan nilai produksi Rp. 139.776.505; kontribusinya terhadap total perikanan sebesar 9,08%.

Perkebunan. Produksi komoditas unggulan perkebunan dalam periode

tahun 2002 – 2007 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 18,98 persen per tahun yaitu dari 622 ribu ton pada tahun 2002 menjadi 1,42 juta ton pada tahun 2007. Selanjutnya perkembangan luas areal berbagai komoditas unggulan perkebunan meningkat rata-rata sebesar 7,61 persen per tahun yaitu dari 297,70 ribu hektar pada tahun 2002 menjadi 427,90 hektar pada tahun 2007.

Peternakan. Ternak sapi merupakan ternak unggulan menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan. Namun dari populasi ternak sapi pada tahun 2008 sebanyak 96.029 ekor tersebut hanya dapat memasok daging sapi untuk keperluan local sebesar 30,03 % (2.264,26 yon) dari jumlah total ketersedian daging sapi sebanyak 7.540,41 ton. Pertumbuhan populasi untuk ternak sapi sebesar 14,73 % sedangkan untuk komoditas ternak lainnya pertumbuhannya rata-rata 2-5 % per tahun, masih sangat kecil.

Dari data populasi ternak pada tahun 2008 dapat digambarkan bahwa kontribusi terbesar untuk ketersediaan daging keseluruhan adalah dari daging ayam ras pedaging sebanyak 17.952,55 ton.

Adapun untuk pengadaan ternak sapi setiap tahunnya diperlukan sebanyak 80.000 ekor. Selain pengadaan ternak sapi untuk mencapai indicator pembangunan juga perlu dilakukan inseminasi buatan, selain itu untuk nemekan angka kematian diperlukan obat-obatan dan vaksinasi dengan asumsi angka kematian antara 2,1 % - 1,87 %.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 40

Perkembangan secara rinci populasi ternak, impor, produksi daging dan produksi telur, sebagai berikut.a. Populasi ternak sapi berjumlah 56.531 ekor (tahun 2002)

menjadi 81.746 (tahun 2007), sehingga mengalami pertumbuhan populasi sapi sebesar 7,66 % dalam lima tahun terakhir, sedangkan jenis ternak yang lain populasinya semakin menurun atau tidak mengalami pertumbuhan positif, antara lain kerbau, kambing, domba, babi dan kuda. Populasi kerbau berjumlah 15.436 ekor (tahun 2002) menjadi 9.091 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 10,05 %; populasi kambing berjumlah 71.356 ekor (tahun 2002) menjadi 61.105 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 3,05 %; populasi domba berjumlah 1.225 ekor (tahun 2002) menjadi 894 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 6,11 %; populasi babi berjumlah 145.716 ekor (tahun 2002) menjadi 71.753 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 13,21 %; dan populasi kuda berjumlah 94 ekor (tahun 2002) menjadi 69 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 6 %.

b. Unggas yang mengalami pertumbuhan populasi hanya ayam ras petelur dan ayam ras pedaging sedangkan ayam kampung dan itik tidak mengalami pertumbuhan populasi. Populasi unggas dari ayam ras petelur 501.900 ekor (tahun 2002) menjadi 947.600 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 13,55 %, ayam ras pedaging 20.624.500 ekor menjadi 23.832.200 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan sebesar 2,93 %. Sedangkan ayam kampung dan itik mengalami pertumbuhan menurun, ayam kampung berjumlah 3.315.800 ekor (tahun 2002) menjadi 3.129.800 ekor (tahun 2007) sehingga pertumbuhannya minus 1,15 %; itik berjumlah 376.800 ekor (tahun 2002) menjadi 161.000 ekor (tahun 2007) sehingga pertumbuhannya minus 15,64 %.

c. Untuk memperbaiki populasi ternak yang ada, juga diusahakan ternak bibit (impor bibit) sapi 1.657 ekor (tahun 2002) dan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 41

6.449 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan 31,23 %; kerbau 27 ekor (tahun 2002) dan 191 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan 47,89 %; kambing 995 ekor (tahun 2002) dan 1.018 ekor mengalami pertumbuhan 0,46 %; babi 150 ekor (tahun 2002) dan 239 ekor (tahun 2007) mengalami pertumbuhan 9,76 %.

d. Produksi daging ternak hanya kambing dan kerbau yang mengalami pertumbuhan produksi, sedangkan sapi, domba dan babi tidak mengalami pertumbuhan produksi padahal peluang pasar ternak di Kalimantan Timur dibutuhkan 70 % daging sapi. Produksi daging kambing 450,49 ton (tahun 2002) dan 666,04 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan 8,13 %; kerbau 214,95 ton (tahun 2002) dan 259,80 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan sebesar 3,86%; sapi 7.399,69 ton (tahun 2002) dan 7.165,50 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 0,64 %; domba 13,21 ton (tahun 2002) dan 6,42 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 13,44 %; babi 1.133,50 ton (tahun 2002) dan 1.072,97 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 1,09 %.

e. Ternak potong yang masuk seperti sapi 35.855 ekor (tahun 2002) dan 32.629 ekor (tahun 2007) malah mengalami pertumbuhan minus 1,87 %, sedangkan ternak potong lain, diantaranya kambing, kerbau dan babi mengalami pertumbuhan. Kambing 7.601 ekor (tahun 2002) dan 28.598 ekor (tahun 2007) pertumbuhan sebesar 30,34 %; kerbau 291 ekor (tahun 2002) dan 653 ekor (tahun 2007) pertumbuhan sebesar 17,54 %; babi 245 ekor (tahun 2002) dan 250 ekor (tahun 2007) pertumbuhan sebesar 0,41 %.

f. Produksi daging unggas hanya ayam ras petelur dan ayam ras pedaging mengalami pertumbuhan positif sedangkan ayam kampung dan itik mengalami pertumbuhan minus. Produksi daging ayam ras petelur berjumlah 211,64 ton (tahun 2002) menjadi 295,43 ton (tahun 2007) mengalami petumbuhan 6,90 %; produksi daging ayam ras pedaging 15.406,50 ton (tahun

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 42

2002) menjadi 17.802,65 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan 2,93 %; produksi daging ayam kampung 3.404,25 ton (tahun 2002) menjadi 3.126,77 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 1,69 %; dan produksi daging itik 109,85 ton (tahun 2002) menjadi 71,67 ton (tahun 2007) mengalami pertumbuhan minus 8,19 %.

g. Produksi telur ayam ras petelur saja yang mengalami pertumbuhan meningkat sedangkan ayam kampung dan itik tidak menunjukkan kenaikan pertumbuhan. Produksi telur ayam ras berjumlah 3.720,07 ton (tahun 2002) menjadi 9.476 ton (tahun 2007) sehingga mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 20,56 %. Produksi telur ayam kampung berjumlah 2.138,92 ton (tahun 2002) menjadi 1.285,53 ton (tahun 2007) sehingga mengalami pertumbuhan 9,68 %; produksi telur itik berjumlah 1.434,21 ton (tahun 2002) menjadi 599,34 ton (tahun 2007) sehingga mengalami pertumbuhan minus 16,01 %.

Kepariwisataan

Perkembangan pada Bidang Kepariwisataan terlihat adanya beberapa indikator yang mengalami peningkatan. Perkembangan obyek wisata pada tahun 2002 berjumlah 180 obyek, menjadi 316 obyek tahun 2007 atau meningkat rata-rata 15,11 persen per tahun. Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Kalimantan Timur pada tahun 2002 sebanyak 11.094 orang dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 19.746 orang, atau mengalami peningkatan rata-rata 15,60 persen per tahun.

Sementara itu jumlah Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang berkunjung ke Kalimantan Timur pada tahun 2002 sebanyak 577.377 orang dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 793.000 orang atau mengalami peningkatan rata-rata 7,47 persen per tahun.

Perindutrian.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 43

Pertumbuhan sektor industri di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2008 terlihat dari jumlah industri yang mengalami peningkatan dari 12825 unit pada tahun 2004 menjadi 15.168 unit pada tahun 2008 atau naik sebesar 2343 unit dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,65 % per tahun. Sejalan dengan pertumbuhan ini pada sisi lain jumlah tenaga kerja yang terserap, untuk kurun waktu yang sama meningkat dari 112.315 orang menjadi 125.513 orang atau mengalami peningkatan rata-rata 3,26 % per tahun, demikian pula investasi mengalami pertumbuhan rata-rata 3,78 % dari 6.389,504 milyar menjadi Rp. 7.598,160 milyar. Pertumbuhan industri dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 tersebut diatas, jika dilihat dari jumlah unit usaha, industry besar hanya mengalami perubahan sebesar 2 unit usaha, sementara yang terbesar mengalami pertumbuhan adalah industri kecil menengah daari sebesar 12.707 unit usaha menjadi 15.036 unit usaha atau mengalami pertumbuhan rata-rata 3,67 % pertahun, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 53.365 orang pada tahun 2004 menjadi 71.233 orang pada tahun 2008 atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,70 % pertahun, sementara itu industry besar hanya tumbuh sebesar 2,03 % pertahun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 58.950 orang pada tahun 2004 menjadi 59.409 orang pada tahun 2008 atau bertambah 459 orang, sedangkan investasi mengalami penurunan sebesar 2,09 %.

Pada tahun 2008 Industri kecil menengah naik yaitu sebesar 15.038 unit usaha dibanding tahun 2007 yang hanya hanya mencapai 14.910 unit usaha ,sedangkan tenaga yang terserap sebesar 71.233 orang dengan investasi sebesar 2. 946.517 juta. Pada Tahun 2008 Industri besar juga mengalami peningkatan terdiri dari 117 unit usaha , 55.446 Tenaga kerja dan menelan investasi sebesar 4.395.159,43 Juta, termasuk juga Desain kemasan, desain Mebel kayu, Desain Mebel Rotan dan Desain keramik.

Koperasi.Pertumbuhan jumlah koperasi meningkat menjadi 3.828 unit

pada tahun 2008 dari 3.700 unit pada tahun 2007 atau mengalami

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 44

kenaikan sebesar 3,46 persen, yang disebabkan oleh adanya kebijakan dan kemudahan akses permodalan yang disediakan oleh pemerintah daerah (Kubar dan Pasir) dan terbukanya peluang usaha disektor perkebunan yang mensyaratkan kemitraan dengan koperasi (Kutim, Panajam, dll). Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka jumlah anggota koperasi tahun 2008 menjadi 405.260 orang atau meningkat sebanyak 18.666 orang atau naik 4,83% dibanding tahun 2007 sebanyak 386.594 orang dan demikian pula halnya dengan volume usaha yang meningkat dari 897,467 milyar rupiah tahun 2007 menjadi 901,167 milyar rupiah pada tahun 2008 atau naik sebesar 0,41%.

Hal yang sangat menggembirakan adalah meningkatnya Sisa Hasil Usaha (SHU) seiring dengan peningkatan volume usaha, yaitu dari 233,701 milyar pada tahun 2007 menjadi 234,719 milyar rupiah pada tahun 2008 atau meningkat 0,44%. Sedangkan peran Koperasi dan UKM terhadap perekonomian daerah kaltim adalah kemampuannya memperlancar arus distribusi bahan pokok dengan fungsinya selaku pedagang pengecer kebutuhan pokok masyarakat mulai dari perkotaan hingga pedalaman dan perbatasan, serta peran UKM dalam menyerap pengangguran pasca krisis industri kayu.

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Kalimantan Timur atas himpunan data yang dikirim dari Kab/Kota hingga akhir tahun 2008 adalah Usaha Mikro 13.853 unit, Usaha Kecil 362.221 unit dan Usaha Menengah 806 unit, dengan klasifikasi usaha terdiri dari Industri 306.111 unit, Perdagangan 41.903 unit dan Jasa 28.866 unit. Keadaan UMKM mengalami peningkatan sebesar 3.411 unit usaha dari tahun sebelumnya 373.469 unit. Tenaga kerja yang terserap sebanyak 737.202 orang, meningkat 7.230 orang tenaga kerja dan naik 0,99% dari tahun sebelumnya sebanyak 729.972 orang tenaga kerja. Pembangunan dan pembinaan koperasi menunjukan beberapa dampak positif, meskipun belum mampu mengubah struktur perekonmian daerah jika diukur dengan jumlah koperasi, namun jumlah anggota dan volume usaha dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 45

Pertumbuhan jumlah koperasi meningkat menjadi 3.559 unit pada tahun 2006 dari 3.082 unit pada tahun 2005 atau mengalami kenaikan sebesar 15,48 %. Jumlah anggota koperasi tahun 2006 sebanyak 387.649 orang meningkat sebanyak 9.540 orang atau naik 2,52 % dibanding tahun 2005 sebanyak 378.109 orang. Volume usaha meningkat dari Rp. 446,904 miliar tahun 2005 menjadi Rp. 477,235 miliar pada tahun 2006 atau naik sebesar 6,79 persen. (untuk lebih jelasnya lihat Lampiran Matrik Tabel 1)

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD TAHUN 2008 DAN REALISASI RPJM

Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Tahun 2008 serta realisasi RPJM dapat dilihat dalam lampiran matrik (tabel 2).

2.3 ISU STRATEGIS DAN MASALAH MENDESAK

Berdasarkan kondisi objektif yang ada, Kalimantan Timur masih dihadapkan pada persoalan pemenuhan kebutuhan dan infrastruktur dasar masyarakat, maka isu strategis pembangunan Kalimantan Timur saat ini adalah.1) Kemandirian dan kedaulatan pangan2) Pengentasan kemiskinan3) Pengangguran 4) Keterbatasan akses permodalan5) Reformasi birokrasi/pelayanan publik6) Degradasi mutu lingkungan7) Daya saing dan iklim investasi8) Pendidikan dan pelayanan kesehatan9) Infrastruktur 10) Pembangunan perbatasan, pedalaman dan daerah tertinggal.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 46

Dari sejumlah isu-isu strategis pembangunan, ditetapkan 5 (lima) persolalan mendasar dalam pelaksanaan pembangunan Kalimantan Timur Tahun 2009 – 2013 adalah.1) Kemiskinan2) Ketenagakerjaan3) Keinfrastrukturan4) Ketimpangan antar daerah5) Kualitas SDM

Berdasarkan isu prioritas dan persoalan mendasar serta kondisi aktual , maka dalam pelaksanaan pembangunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 perlu mendapat perhatian terhadap 13 (tiga belas) permasalahan pokok yang harus diselesaikan, yaitu :1) Ketatalaksanaan dan Aparatur Negara2) Pelayanan Publik dan Partisipasi Masyarakat3) Kasus Korupsi4) Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal5) Tingginya Pengangguran6) Daya Saing Ssektor riil, Pertanian dan Komoditas Ekspor7) Infrastruktur Dasar8) Pasokan Listrik9) Permukiman dan Penyehatan Lingkungan10) Jumlah Penduduk Miskin11) Kualitas Pendidikan dan Kesehatan12) Kualitas Pendidikan dan Kesehatan13) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2010 II - 47