Prinsip Sanitasi Makanan
description
Transcript of Prinsip Sanitasi Makanan
Prinsip Sanitasi Makanan
Sumber: Kemenkes 942/2003 tentang pedoman persyaratan hygiene sanitasi makanan jajanan
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara
orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat. Jadi dalam hal ini sanitasi ditujukan
kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada orangnya.
Usaha sanitasi pada penyedia makanan dan minuman (seperti Rumah Makan) mempunyai
hubungan yang erat dalam peningkatan dan pemeliharaan kebersihan makanan dan minuman.
Food hygiene menitikberatkan pada makanan yang mudah membusuk, seperti: daging, ikan,
susu, telur, makanan dalam kaleng, dan minuman yang mengandung CO2.
Adapun sanitasi makanan memiliki “6 prinsip utama sanitasi makanan” dimana penting dalam
pengelolaan makanan minuman, yaitu :
PRINSIP 1 : Cara Pemilihan Bahan Makanan
Semua bahan makanan disimpan dengan baik sehingga tidak terjadi kontaminasi/pencemaran.
RPH yang diawasi pemerintah/resmi.
Tempat potong lain yang diketahui dan diawasi petugas inspektur kehewanan/peternakan.
Tempat Pelelengan Ikan (TPI) yang diawasi instansi perikanan.
Pusat penjualan bahan makanan dengan sistem pengaturan suhu yang dikendalikan dengan
baik (swalayan).
Tempat penjualan bahan makanan yang diawasi pemerintah dengan baik.
Industri pengawetan/distributor bahan makanan yang telah berijin.
Perusahaan yang khusus di bidang penjualan bahan mentah dan dikelola dengan persyaratan
kesehatan serta diawasi pemerintah.
Lokasi tempat produksi sayuran, buah atau ternak seperti daerah pertanian, peternakan,
perkebunan, kolam ikan.
PRINSIP 2 : Cara Penyimpanan Bahan Makanan
Makanan yang baik adalah makanan bergizi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup
termasuk manusia (dan disukai juga oleh bakteri).
Kerusakan makanan biasanya akibat dari : cemaran bakteri (alami/perlakuan manusia),
adanya enzym (pematangan buah) dan mekanis (gesekan, tekanan, benturan)
Cara penyimpanan makanan : Cooling, Penyimpanan sejuk dengan suhu 10oC – 15oC
seperti : minuman, buah, sayuran. Chilling, Penyimpanan dingin dengan suhu 4oC – 10oC, untuk
bahan makanan berprotein yang akan segera diolah. Freezing, Penyimpanan dingin sekali
dengan suhu 0oC – 4oC, untuk bahan berprotein mudah rusak jangka waktu 24 jam. Frozen,
Penyimpanan beku dengan suhu < 0oC, untuk bahan berprotein mudah rusak jangka waktu > 24
jam.
PRINSIP 3 : Cara Pengolahan
Biasanya makanan diolah di dapur. Oleh karena itu, kebersihan dapur harus diperhatikan dan
dijaga kebersihannya dengan mengikuti kaidah Cara Produksi Makanan Yang Baik
(CPMB) atauGood Manufacturing Practice (GMP).
Adapun pengolahan makanan dan minuman harus memenuhi hal berikut ini :
Persiapan tempat pengolahan (Dapur)
Ventilasi baik agar asap dan udara panas dapat keluar dengan sempurna
Lantai, dinding & ruangan bersih dan terpelihara
Meja percikan bersih, permukaan kuat/tahan goresan
Tungku dilengkapi alat penangkap asap/pembuang asap
Ruangan bebas lalat dan tikus
Persiapan rancangan menu
Direncanakan formulir pemesanan dari konsumen
Ketersediaan bahan, jenis & jumlah
Keragaman variasi dari setiap menu
Proses pengolahan
Tenaga ahli dari menu terkait (untuk pengujian rasa)
Peralatan masak
Peralatan tidak melepaskan zat beracun kepada makanan (tidak melampaui ambang batas)
Peralatan tidak patah, gompel, penyok, tergores, retak
Peralatan dapat dicuci dengan sempurna sehingga jadi sumber kontaminasi
Tidak mencampur alat untuk makanan masak dan bahan mentah
Alat bersih diletakkan pada tempat masing-masing sehingga mudah dicari
Peralatan makan dan minum
Bentuk utuh, tidak rusak/cacat, retak, berlekuk-lekuk dan tidak membahayakan
Alat yang sudah bersih dilarang dipegang di tempat makanan/minuman/mulut menempel
karena dapat terjadi pencemaran mikroba melalui jari tangan.
Alat bersih disimpan dalam rak yang terlindung dari serangga dan tikus
Alat bersih dikelurkan bila akan digunakan
Wadah Penyimpanan Makanan
Peralatan penyimpanan harus terpisah
Penyimpanan secara terpisah mulai dari wadah masing-masing jenis, tempat penyimpanan
atau alat untuk menyimpan makanan
Sarana Penyajian (display)
Lemari display (lemari kaca) mengikuti prinsip pemisahan wadah untuk tiap jenis makanan
Sirkulasi udara harus cukup
Terlindung dari jamahan orang, serangga dan tikus
Rak Penyimpanan
Bersih, kering dan sejuk, tidak terkena sinar matahari langsung
Mudah dijangkau petugas
Jarak rak terendah dari lantai dan dari dinding 15 cm, tertinggi tidak menyentuh langit-langit
Peralatan untuk pencucian
Membersihkan bahan makanan dan mencuci peralatan
Tempat cuci tangan terpisah dengann tempat cuci lain
Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi dibutuhkan untuk keperluan pembersihan dan pemeliharaan (house &
maintenance)
Jamban & kamar mandi dengan air secukupnya
Tempat sampah tertutup
Sistem Pengaliran Air Limbah (SPAL) & Sistem Pengaliran Air Hujan lancar dan tertutup
Pemilihan Bahan/sortir
Bahan dari gudang/pasar pasti ada yang rusak sehingga perlu disortir
Keuntungan :
1. Membuang sumber penular/perusak makanan
2. Menjaga mutu dan keawetan makanan
3. Mengurangi risiko pencemaran makanan
Persiapan Bahan
Cuci bahan sampai bersih dengan air mengalir
Potong dengan ukuran kecil/dikehendaki
Buang bagian yang rusak, layu, bernoda
Masukkan potongan bahan ke tempat bersih dan terlindung dari serangga
Bahan siap dimasak
Segera dimasak, jangan terlalu lama di luar kulkas
Peracikan Bumbu
Cuci semua bumbu sampai bersih dengan air mengalir
Biji-bijian direndam untuk membuang debu & sampah
Siapkan alat penghancur yang bersih (ulekan, blender, dll)
Hancurkan bumbu segera
Masukkan ke dalam tempat bersih dan terlindung dari serangga
Segera dimasak dan jangan biarkan terlalu lama di luar kulkas
Persiapan Pengolahan
Siapkan wajan, kuali untuk mengolah
Tuangkan air, minyak atau mentega untuk bahan pemanas makanan
Masukkan bahan secara bergiliran sesuai cara memasak menurut jenis menu makanan
Ratakan suhu makanan dengan membalikkan/mengaduk sehingga semua bahan matang
Gunakan api yang tidak besar sehingga seluruh bagian makanan matang secara merata (suhu
yang terlalu tinggi akan mematangkan bagian luar sementara bagian dalam masih mentah,
sehingga bahaya karena memungkinkan bakteri masih hidup)
Prioritas dalam Memasak
Dahulukan memasak makanan yang tahan lama seperti gorengan yang kering
Makanan yang rawan seperti kaldu dan kuah dimasak pada waktu akhir masak
Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak dalam lemari es
Simpan makanan matang yang belum waktunya dihidangkan dalam keadaan panas
Uap makanan jangan sampai mencair dan masuk ke dalam makanan karena akan
menyebabkan kontaminasi ulang
Makanan masak tidak boleh dijamah dengan tangan telanjang
Untuk mencicipi makanan gunakan sendok khusus yang selalu dicuci
PRINSIP 4 : Cara Penyimpanan Makanan Matang
Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak dan sangat disukai oleh bakteri
Bakteri tumbuh dan berkembang dalam makanan dimana suasananya cocok untuk hidupnya
Jumlah bakteri dapat bertambah banyak dalam waktu yang singkat
Bakteri ada yang menghasilkan racun sedangkan dalam makanan (sayur & buah)
terdapatenzym yang membuatnya menjadi matang dan busuk
Cara Menyimpan Makanan Matang (Wadah) : Setiap makanan ditempatkan pada wadah
terpisah, Pemisahan didasarkan pada saat makanan mulai dioleh dan jenis makanan, Tiap wadah
mempunyai tutup berventilasi sehingga dapat mengeluarkan uap air dan Makanan berkuah
dipisah antara lauk dengan saus/kuahnya
Cara Menyimpan Makanan Matang (Suhu) : Makanan kering/gorengan disimpan pada suhu
kamar (25-30oC), Makanan basah (kuah, sup, gulai) harus segera disajikan dengan suhu > 60oC,
dan Makanan basah yang masih lama disajikan disimpan pada suhu < 10oC
Cara Menyimpan Makanan Matang dari Waktu Tunggu (holding time) : Makanan yang
berada pada daerah aman adalah : Makanan yang baru dimasak berada karena suhunya >60oC,
Waktu tunggu <4 jam (suhu dapat diabaikan), Makanan yang suhunya makin mendekati danger
area mempunyai waktu tunggu yang semakin singkat dan Makanan yang disimpan pada suhu
dingin harus dipanaskan kembali sebelum dihidangkan (reheating)
PRINSIP 5 : Cara pengangkutan makanan
Pengangkutan pada dasarnya mempunyai dua tujuan, yaitu : bahan makanan tidak sampai
tercemar dan bahan makanan tidak sampai rusak
Pengangkutan makanan yang sehat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran
makanan
Pencemaran makanan matang lebih berisiko dibanding pencemaran pada bahan makanan,
sehingga pengendalian lebih diperhatikan pada makanan matang
Dalam proses pengangkutan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan,
orang, suhu, kendaraan pengangkut
PRINSIP 6 : Cara penyajian makanan
Tahap penyajian makanan merupakan rangkaian akhir perjalanan makanan yang diolah.
Makanan sebelum disajikan harus diatur sedemikian rupa sehingga menarik, menambah
selera makan, terhindar dari kontaminasi dan terjaga sanitasinya.
Sisa makanan disimpan kembali dan dijaga sanitasinya dengan memperhatikan tempat
penyimpanan, suhu penyimpanan dan suhu pemanasannya.
Uji organoleptik : Memeriksa makanan dengan cara meneliti dengan menggunakan panca
indera manusia, yaitu melihat (penampilan), meraba (tekstur), mencium (aroma), mendengar
(bunyi, telur), menjilat (rasa)
Uji biologis : Dilakukan pada tamu VVIP (kepala negara/pemerintahan), dengan cara
memakan sebelum menghidangkan oleh petugas pengawas dan pengusaha
Setiap menu harus ada satu porsi sampel yang disimpan sebagai bank sampel, untuk
konfirmasi bila terjadi gangguan/tuntutan konsumen
Sampel disimpan dalam lemari es (< 10) selama 1x 24 jam (sebaiknya dibuang)
Gunakan dus/kantong plastik sterille (direbus) untuk tiap jenis makanan
Menambahkan asam sorbet sekitar 5 ppm untuk pengawetan tepung dan keju