Prinsip Percobaan

3
BJ / RJ I.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair dengan metode tertentu. I.2.2 Tujuan Percobaan Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari aquadest, bensin, minyak tanah dan minyak kelapa dengan menggunakan piknometer dan hydrometer. I.3 Prinsip Percobaan A. Penentuan bobot jenis dengan Piknometer Penentuan bobot jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana ditimbang lebih dahulu berat piknometer kosong dan piknometer berisi zat cair yang diuji. Selisih dari penimbangan adalah massa zat cair tersebut pada pengukuran suhu kamar (25 0 C) dan dalam volume konstan, tertera pada piknometer. Maka bobot jenis zat cair tersebut adalah massanya sendiri dibagi dengan volume piknometer, dengan satuan g/mL. B. Penentuan rapat jenis dengan Piknometer Penentuan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana rapat jenis zat cair tersebut adalah bobot jenisnya sendiri yang diperoeleh dari pengukuran sebelumnya dengan piknometer, dibagi dengan bobot jenis air suling pada suhu 25 0 C, tanpa menggunakan satuan. C.Penentuan rapat jenis dan bobot jenis dengan metode Hidrometer Penentuan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur 500 ml, lalu dimasukkan hidrometer dimana angka yang terbaca pada permukaan zat cair menunjukkan bobot jenis zat cair tersebut. Kelarutan I.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami cara penentuan kelarutan suatu zat padat dalam cairan pelarut pada berbagai suhu. I.2.2 Tujuan Percobaan Menentukan kelarutan dari asam benzoat dan asam borat dalam pelarut air pada suhu kamar, 45 o C dan 60 o C. I.3 Prinsip Percobaan Penentuan kelarutan suatu zat pada asam borat dan asam benzoat pada suhu kamar, 45 o C dan 60 o C dengan cara melarutkan, menyaring, mengeringkan dan menimbang residu zat yang tidak larut. Kompleks I.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami cara menetapkan kelarutan suatu zat dengan penambahan sulfanilamid dalamzat pengompleks. I.2.2 Tujuan Percobaan Menentukan kelarutan kofein dalam larutan dengan penambahan sulfanilamide yang beratnya bervariasi dan dilakukan pengukuran dengan spektro UV pada panjang gelombang yang sesuai.

description

e

Transcript of Prinsip Percobaan

BJ / RJ

BJ / RJ

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair dengan metode tertentu.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari aquadest, bensin, minyak tanah dan minyak kelapa dengan menggunakan piknometer dan hydrometer.

I.3 Prinsip Percobaan

A. Penentuan bobot jenis dengan Piknometer

Penentuan bobot jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana ditimbang lebih dahulu berat piknometer kosong dan piknometer berisi zat cair yang diuji. Selisih dari penimbangan adalah massa zat cair tersebut pada pengukuran suhu kamar (250C) dan dalam volume konstan, tertera pada piknometer. Maka bobot jenis zat cair tersebut adalah massanya sendiri dibagi dengan volume piknometer, dengan satuan g/mL.

B. Penentuan rapat jenis dengan Piknometer

Penentuan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana rapat jenis zat cair tersebut adalah bobot jenisnya sendiri yang diperoeleh dari pengukuran sebelumnya dengan piknometer, dibagi dengan bobot jenis air suling pada suhu 250C, tanpa menggunakan satuan.

C.Penentuan rapat jenis dan bobot jenis dengan metode Hidrometer

Penentuan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur 500 ml, lalu dimasukkan hidrometer dimana angka yang terbaca pada permukaan zat cair menunjukkan bobot jenis zat cair tersebut.

Kelarutan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara penentuan kelarutan suatu zat padat dalam cairan pelarut pada berbagai suhu.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan kelarutan dari asam benzoat dan asam borat dalam pelarut air pada suhu kamar, 45oC dan 60oC.

I.3 Prinsip Percobaan

Penentuan kelarutan suatu zat pada asam borat dan asam benzoat pada suhu kamar, 45oC dan 60oC dengan cara melarutkan, menyaring, mengeringkan dan menimbang residu zat yang tidak larut.

Kompleks

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara menetapkan kelarutan suatu zat dengan penambahan sulfanilamid dalamzat pengompleks.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan kelarutan kofein dalam larutan dengan penambahan sulfanilamide yang beratnya bervariasi dan dilakukan pengukuran dengan spektro UV pada panjang gelombang yang sesuai.

I.3. Prinsip Percobaan

Penentuan kelarutan, kofein dalam larutan dengan penambahan sulfa dengan bobot yang berbeda, dimana akan terbentuk senyawa komplek dan dilakukan pengukuran dengan spektro UV pada panjang gelombang yang sesuai

Fendis

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara penentuan koefisien partisi suatu zat di dalam dua pelarut yang saling tidak bercampur.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan koefisien partisi asam borat dan asam benzoat dalam pelarut air serta dalam pelarut minyak kelapa yang tidak saling bercampur.

I.3 Prinsip Percobaan

Penentuan koefisien distribusi/koefisien partisi dari asam borat dan asam benzoat berdasarkan pada perbandingan kelarutan suatu zat dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur yakni dalam minyak dan air.

Disolusi

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara penentuan konstanta kecepatan disolusi obat.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan konstanta kecepatan disolusi tablet asetosal dengan media disolusi air suling dengan menggunakan alat disolusi.

I.3 Prinsip Percobaan

Penentuan tetapan disolusi tablet Inzana (asetosal) berdasarkan kadar zat yang terdisolusi dengan menggunakan alat disolusi dengan menggunakan air suling sebagai medium, dimana penentuan kadar dilakukan pada menit ke 5, 10, 15, 20, dan 45 dengan menggunakan metode titrasi alkalimetri dimana titik akhir titrasi ditentukan oleh indikator fenolftalein yang memberikan perubahan warna dari bening menjadi merah muda.

Mikromeritik

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan menggunakan metode tertentu.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan ukuran partikel serbuk talcum dan pati jagung dengan menggunakan metode ayakan.

I.3 Prinsip Percobaan

Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu.

Emulsi

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengatahui dan memahami hal-hal yang berperan dalam pembuatan emulsi dan kestabilan dari suatu emulsi.

I.2.2 Tujuan Percobaan

-Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi.

-Membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan.

-Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.

-Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan.

I.3 Prinsip Percobaan

Pembuatan emulsi dengan menggunakan emulgator dengan variasi HLB butuh dan penentuan kestabilan suatu emulsi dengan nilai HLB butuh yang bervariasi yang didasarkan pada penampakan fisik dari emulsi tersebut, misalnya perubahan volume, perubahan warna dan pemisahan fase terdispersi dalam jangka waktu tertentu pada kondisi yang dipaksakan.

Stabo

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara penentuan kestabilan atau stabilitas dari suatu sediaan.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menetapkan pH dan suhu kestabilan Amoksisilin dengan menghitung harga K, t , t90 pada berbagai suhu dan pH.

I.3 Prinsip Percobaan

Penentuan stabilitas amoksisilin tablet pada berbagai suhu dan pH berdasarkan konstanta laju reaksinya, t , t90 yang diperoleh dari hubungan grafik waktu (t) terhadap konsentrasi, dimana konsentrasi amoksisilin diperoleh dengan metode iodometri.