Prinsip Percobaan
description
Transcript of Prinsip Percobaan
BJ / RJ
BJ / RJ
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair dengan metode tertentu.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari aquadest, bensin, minyak tanah dan minyak kelapa dengan menggunakan piknometer dan hydrometer.
I.3 Prinsip Percobaan
A. Penentuan bobot jenis dengan Piknometer
Penentuan bobot jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana ditimbang lebih dahulu berat piknometer kosong dan piknometer berisi zat cair yang diuji. Selisih dari penimbangan adalah massa zat cair tersebut pada pengukuran suhu kamar (250C) dan dalam volume konstan, tertera pada piknometer. Maka bobot jenis zat cair tersebut adalah massanya sendiri dibagi dengan volume piknometer, dengan satuan g/mL.
B. Penentuan rapat jenis dengan Piknometer
Penentuan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana rapat jenis zat cair tersebut adalah bobot jenisnya sendiri yang diperoeleh dari pengukuran sebelumnya dengan piknometer, dibagi dengan bobot jenis air suling pada suhu 250C, tanpa menggunakan satuan.
C.Penentuan rapat jenis dan bobot jenis dengan metode Hidrometer
Penentuan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah, minyak kelapa) dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur 500 ml, lalu dimasukkan hidrometer dimana angka yang terbaca pada permukaan zat cair menunjukkan bobot jenis zat cair tersebut.
Kelarutan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penentuan kelarutan suatu zat padat dalam cairan pelarut pada berbagai suhu.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menentukan kelarutan dari asam benzoat dan asam borat dalam pelarut air pada suhu kamar, 45oC dan 60oC.
I.3 Prinsip Percobaan
Penentuan kelarutan suatu zat pada asam borat dan asam benzoat pada suhu kamar, 45oC dan 60oC dengan cara melarutkan, menyaring, mengeringkan dan menimbang residu zat yang tidak larut.
Kompleks
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara menetapkan kelarutan suatu zat dengan penambahan sulfanilamid dalamzat pengompleks.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menentukan kelarutan kofein dalam larutan dengan penambahan sulfanilamide yang beratnya bervariasi dan dilakukan pengukuran dengan spektro UV pada panjang gelombang yang sesuai.
I.3. Prinsip Percobaan
Penentuan kelarutan, kofein dalam larutan dengan penambahan sulfa dengan bobot yang berbeda, dimana akan terbentuk senyawa komplek dan dilakukan pengukuran dengan spektro UV pada panjang gelombang yang sesuai
Fendis
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penentuan koefisien partisi suatu zat di dalam dua pelarut yang saling tidak bercampur.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menentukan koefisien partisi asam borat dan asam benzoat dalam pelarut air serta dalam pelarut minyak kelapa yang tidak saling bercampur.
I.3 Prinsip Percobaan
Penentuan koefisien distribusi/koefisien partisi dari asam borat dan asam benzoat berdasarkan pada perbandingan kelarutan suatu zat dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur yakni dalam minyak dan air.
Disolusi
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penentuan konstanta kecepatan disolusi obat.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menentukan konstanta kecepatan disolusi tablet asetosal dengan media disolusi air suling dengan menggunakan alat disolusi.
I.3 Prinsip Percobaan
Penentuan tetapan disolusi tablet Inzana (asetosal) berdasarkan kadar zat yang terdisolusi dengan menggunakan alat disolusi dengan menggunakan air suling sebagai medium, dimana penentuan kadar dilakukan pada menit ke 5, 10, 15, 20, dan 45 dengan menggunakan metode titrasi alkalimetri dimana titik akhir titrasi ditentukan oleh indikator fenolftalein yang memberikan perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
Mikromeritik
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan menggunakan metode tertentu.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menentukan ukuran partikel serbuk talcum dan pati jagung dengan menggunakan metode ayakan.
I.3 Prinsip Percobaan
Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu.
Emulsi
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengatahui dan memahami hal-hal yang berperan dalam pembuatan emulsi dan kestabilan dari suatu emulsi.
I.2.2 Tujuan Percobaan
-Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi.
-Membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan.
-Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.
-Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan.
I.3 Prinsip Percobaan
Pembuatan emulsi dengan menggunakan emulgator dengan variasi HLB butuh dan penentuan kestabilan suatu emulsi dengan nilai HLB butuh yang bervariasi yang didasarkan pada penampakan fisik dari emulsi tersebut, misalnya perubahan volume, perubahan warna dan pemisahan fase terdispersi dalam jangka waktu tertentu pada kondisi yang dipaksakan.
Stabo
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penentuan kestabilan atau stabilitas dari suatu sediaan.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menetapkan pH dan suhu kestabilan Amoksisilin dengan menghitung harga K, t , t90 pada berbagai suhu dan pH.
I.3 Prinsip Percobaan
Penentuan stabilitas amoksisilin tablet pada berbagai suhu dan pH berdasarkan konstanta laju reaksinya, t , t90 yang diperoleh dari hubungan grafik waktu (t) terhadap konsentrasi, dimana konsentrasi amoksisilin diperoleh dengan metode iodometri.