Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

20
1 BAB I KONSEP DASAR ENTREPRENEURSHIP Pembahasan Materi Dalam bab ini Anda akam mempelajari tentang pengertian entrepreneurship, manfaat entrepreneurship, peran dan fungsi wirausaha, motivasi menjadi entrepreneur, keuntungan dan kelemahan menjadi entrepreneur, profil entrepreneur, semangat berkewirausahaan, karakteristik sukses entrepreneur, karakteristik kegagalan seorang entrepreneur, konsep cash flow quadrant oleh Robert T. Kiyosaki, prinsip-prinsip entrepreneurship, dan mengambil inspirasi dari pengusaha sukses. 1.1. Pengertian Entrepreneurship Entrepreneurship yang diterjemahkan menjadi kewirausahaan sampai saat ini belum ada difinisi yang telah disepakati bersama di antara para ahli. Hal ini dapat disimak dari adanya perbedaan beberapa definisi antara satu ahli dengan ahli lainnya, namun setiap definisi memiliki benang merah yang sama. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, entre berarti antara dan prendre berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuatu yang baru (Syahrial Yusuf, 2010). Kewirausahaan berasal dari kata wira-usaha yang secara sederhana berarti orang yang berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. John J. Kao (1998) mendefinisikan entrepreneurship adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk mobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik. Pengertian entrepreneurship menurut Robert D. Hisrich (2005) adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil risiko utama dengan syara-syarat kewajaran, waktu, dan atau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa. Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber daya. Istilah wirausaha sebagai padanan kata entrepreneur dapat dipahami dengan menguraikan peristilahan tersebut sebagai berikut (Leonardus Saiman, 2009): Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang Usaha = penciptaan kegiatan, dan atau berbagai aktivitas bisnis. Identik dengan wiraswasta, yang berarti: Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang Swa = sendiri Sta = berdiri Swasta = berdiri di atas kaki sendiri, atau dengan kata lain berdiri di atas kemauan dan atau kemampuan sendiri.

description

bagian - dari buku prisip dasar menjadi entrepreneur sukses

Transcript of Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

Page 1: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

1

BAB IKONSEP DASAR ENTREPRENEURSHIP

Pembahasan Materi

Dalam bab ini Anda akam mempelajari tentang pengertian entrepreneurship, manfaatentrepreneurship, peran dan fungsi wirausaha, motivasi menjadi entrepreneur, keuntungandan kelemahan menjadi entrepreneur, profil entrepreneur, semangat berkewirausahaan,karakteristik sukses entrepreneur, karakteristik kegagalan seorang entrepreneur, konsep cashflow quadrant oleh Robert T. Kiyosaki, prinsip-prinsip entrepreneurship, dan mengambilinspirasi dari pengusaha sukses.

1.1. Pengertian Entrepreneurship

Entrepreneurship yang diterjemahkan menjadi kewirausahaan sampai saat ini belumada difinisi yang telah disepakati bersama di antara para ahli. Hal ini dapat disimak dariadanya perbedaan beberapa definisi antara satu ahli dengan ahli lainnya, namun setiapdefinisi memiliki benang merah yang sama. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis,entre berarti antara dan prendre berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untukmenggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuatu yang baru(Syahrial Yusuf, 2010). Kewirausahaan berasal dari kata wira-usaha yang secara sederhanaberarti orang yang berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagaikesempatan.

John J. Kao (1998) mendefinisikan entrepreneurship adalah usaha untuk menciptakannilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat, danmelalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk mobilisasi manusia, uang, danbahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supayaterlaksana dengan baik. Pengertian entrepreneurship menurut Robert D. Hisrich (2005)adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan olehindividu yang berani mengambil risiko utama dengan syara-syarat kewajaran, waktu, danatau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa. Produk dan jasatersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harusdipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dansumber-sumber daya.

Istilah wirausaha sebagai padanan kata entrepreneur dapat dipahami denganmenguraikan peristilahan tersebut sebagai berikut (Leonardus Saiman, 2009):Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuangUsaha = penciptaan kegiatan, dan atau berbagai aktivitas bisnis.Identik dengan wiraswasta, yang berarti:Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuangSwa = sendiriSta = berdiriSwasta = berdiri di atas kaki sendiri, atau dengan kata lain berdiri di atas kemauan dan atau kemampuan sendiri.

Page 2: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

2

Dapat penulis simpulkan bahwa berkewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upayayang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasarkemauan sendiri dan atau mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan ataukemampuan sendiri. Wirausaha/wiraswasta adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifatkewiraswastaan/kewirausahaan dan umumnya memiliki keberanian dalam mengambil risikoterutama dalam menangani usaha atau perusahaannya dengan berpijak pada kemampuan danatau kemauan sendiri.

1.2. Manfaat Entrepreneurship

Dari beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, dan ataumenengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyakuang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar. Sebelummendirikan usaha, setiap calon wirausahawan sebaiknya mempertimbangkan manfaatkepemilikan bisnis mikro, kecil, dan atau menengah. Thomas W. Zimmerer et al. (2005)merumuskan manfaat berkewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.2. Memberi peluang melakukan perubahan.3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya.4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin.5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan

pengakuan atas usahanya.6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa

senang dalam mengerjakannya.Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan di atas jelas bahwa menjadi usahawan

lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh jika seseorang menjadikaryawan atau menjadi orang gajian atau menjadi buruh bagi juragan/orang lain, ataumenjadi pesuruh bagi pengusaha lain atau menjadi pekerja bagi para pemilik perusahaan.

1.3. Peran dan Fungsi Wirausaha

Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai berikut:1. Fungsi pokok wirausaha, yaitu:

a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang tujuan dansasaran perusahaan.

b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan.c. Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya.e. Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar)

dengan komposisi yang menguntungkan.f. Memilih dan menetapkan kriteria pegawai atau karyawan dan memotivasinya.g. Mengendalikan secara efektif dan efisien.h. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru.i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta

mengolahnya menjadi barang dan atau jasa yang menarik.

2. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:

Page 3: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

3

a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakanpeluang usaha.

b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun merusak

lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.d. Meluangkan dan peduli atas CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta

bertanggung jawab terhadap lingkungan social di sekitarnya.e. Pemimpin industri, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam satu bidang

keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru, bukan dengandisengaja melainkan karena hasil temuan dan kehebatan daya cipta.

f. Usahawan, yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat,merangsang kebutuhan untuk mendapatkan langganan baru. Perhatiannya yangpaling utama adalah penjualan.

g. Pemimpin keuangan, yaitu orang yang sejak muda menekuni keuangan,mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-sumber keuangan.

h. Menemukan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa denganjumlah lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit.

1.4. Motivasi Menjadi EntrepreneurKeberanian seseorang untuk mendirikan usaha sendiri (berwirausaha) sering kali

terdorong oleh motivasi dari guru atau dosennya, atau koperasi yang memberikan mata kuliahentrepreneurship yang praktis dan menarik, sehingga dapat membangkitkan minatmahasiswa untuk mulai mencoba berwirausaha. Tidak jarang juga setelah seseorangmemperoleh kursus atau pendidikan non-gelar melalui koperasi atau koperasi kredit, bahkansetelah mendengarkan cerita sukses pengalaman bisnis yang dimiliki oleh orang-orang disekitar kita, meskipun bisnis kecil-kecilan, dapat menjadi pemicu, potensi dan motivasi utamauntuk menjadi wirausahawan yang berhasil. Motivasi untuk menjadi seorang wirausahabiasanya muncul dengan sendirinya, setelah memiliki bekal cukup untuk mengelola usahadan siap mental secara total.Secara umum motivasi seseorang untuk menjadi wirausahawan antara lain (Purdi E. Chandra,2008):1. Laba : Dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang diterima, dan

berapa yang akan dibayar kepada pihak lain atau pegawainya.2. Kebebasan: Bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi, bebas aturan main yang

menekan atau intervensi dari orang lain, bebas dari aturan budaya organisasi atauperusahaan.

3. Impian personal: Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitaskerja yang membosankan, karena harus mengikuti visi, misi, impian orang lain. Imbalanuntuk menentukan nasib/visi, misi dan impiannya sendiri.

4. Kemandirian: Memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam segala hal, sepertipermodalan, mandiri dalam pengelolaan/manajemen, mandiri dalam pengawasan, sertamenjadi manajer terhadap dirinya sendiri.

Maka dapat disimpulkan bahwa dengan berwirausaha seseorang akan termotivasiuntuk memperoleh imbalan minimal dalam bentuk laba, kebebasan, impian personal yangmungkin menjadi kenyataan, kemandirian, di samping memiliki peluang-peluang

Page 4: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

4

pengembangan usaha, memiliki peluang untuk mengendalikan nasibnya sendiri. Seorangwirausaha tidak menunggu hari gajian atau tanggal gajian, tetapi setiap hari diharapkanmemperoleh pendapatan rutin. Seorang wirausaha akan berusaha sistem bisnisnya dapatdijalankan orang lain, dirinya sendiri dapat berjalan-jalan. Tabel berikut adalah perbedaanesensial antara entrepreneur dengan karyawan atau orang gajian.Tabel 1.1 Perbedaan Antara Entrepreneur dengan Karyawan atau Pegawai

Entrepreneur Karyawan atau Pegawai1. Penghasilan bervariasi atau tidak teratur,

sehingga pada tahap awal sulit mengatur (tidak merasa aman) karena penghasilan tidak pasti.

1. Memiliki penghasilan pasti atau teratur, sehingga mudah diatur (rasa aman) meskipun gaji kecil.

2. Memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi orang kaya, penghasilan sebulan dapat menutupi pengeluaran atau biaya hidup untuk satu tahun.

2. Peluang kaya relatif (sangat tergantung kemujuan dan karier).

3. Pekerjaan bersifat tidak rutin. 3. Pekerjaan bersifat rutin4. Kebebasan waktu yang tinggi (tidak

terikat oleh jam kerja)4. Waktu tidak bebas (terikat) pada

jadwal/jam kerja perusahaan5. Tidak ada kepastian (ketidakpastian

tinggi) dalam banyak hal termasuk meramalkan kekayaan

5. Ada kepastian (dapat diprediksi) dalam banyak hal, kekayaan dapat diramalkan/dihitung

6. Kreativitas dan inovasi dituntut setiap saat

6. Bersifat menunggu instruksi atau perintah dari atasan

7. Ketergantungan rendah 7. Ketergantungan tinggi8. Berbagai risiko tinggi (asset dapat

dihitung bila dijadikan sebagai agunan dalam pinjaman) dan usahanya bangkrut

8. Risiko relatif rendah bahkan dapat diramalkan

9. Terbuka peluang untuk menjadi bos 9. Menjadi bos relatif sulit apalagi bekerja pada perusahaan keluarga

10. Tanggung jawab besar 10. Tanggung jawab relatif

Perlu digarisbawahi bahwa dikaitkan dengan perbedaan tersebut dalam Tabel 1.1,hampir 75 persen yang termasuk dalam daftar orang terkaya di dunia (majalah Forbes)merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian Thomas Stanley danWilliam Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai dua pertiga dari jutawan di AmerikaSerikat. “Orang-orang yang bekerja memiliki perusahan sendiri empat kali lebih besarpeluangnya untuk menjadi miliader daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain ataumenjadi karyawan perusahaan lain”. Dengan demikian kata sukses itu sendiri dapat diartikansecara beragam, bergantung dari sudut pandang masing-masing individu. Setiap orang bolehsaja mengkategorikan dirinya sukses. Namun terkadang, bila mereka mau jujur terhadapdirinya sendiri apakah benar itu yang mereka rasakan.

1.5. Keuntungan Dan Kelemahan Menjadi Entrepreneur

Berbagai keuntungan menjadi entrepreneur menurut Buchari Alma (2005), yaitu:

Page 5: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

5

1. Tercapai peluang-peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan potensi seseorang secara penuh.3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkret.5. Terbuka peluang untuk menjadi bos minimal bagi dirinya sendiri.Selain keuntungan, ada pula kelemahan menjadi entrepreneur , antara lain:1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memikul berbagai risiko. Jika risiko ini

telah diantisipasi secara baik, entrepreneur telah mampu menggeser risiko tersebut.2. Bekerja keras dan atau jam kerja yang mungkin lebih panjang.3. Kualitas hidup mungkin masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab pada tahap-tahap

awal seorang entrepreneur harus bersedia untuk berhemat.4. Memiliki tanggung jawab sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat walaupun

mungkin kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.

1.6. Profil Entrepreneur Seorang entrepreneur adalah seorang yang mampu mengorganisasikan dan

mengarahkan usaha baru. Untuk itu, sebaliknya (bahkan pada saat tertentu harus) beranimengambil risiko yang terkait dengan proses pemulaian. Beberapa entrepreneur dapat terlahirdalam suatu seni mulai dengan membuka usaha kecil seperti warung kelontong ketika masihusia sekolah atau di bangku kuliah dan dari sini Anda dapat mengambil pelajaran danberkembang karena sejak dini mulai mengasah kemampuan manajemen, mengelola waktu,dan melatih keuletan Anda. Anda dapat belajar dari entrepreneur yang telah sukses yangmenjadi idola Anda atau mengikuti model atau pola keberhasilan yang mereka kerjakansebelumnya. Mulailah belajar dari seseorang yang telah Anda kenal, seperti kawan, orangtua,handai taulan, dan sebagainya. Beberapa kualitas profil wirausaha agar berhasil menurutDavid E. Rye (1996), adalah:1. Seorang yang berprestasi tinggi2. Pengambil risiko3. Pemecahan masalah4. Pencari status5. Memiliki tingkat cadangan energi yang tinggi6. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi7. Menghindari ikatan emosi8. Memerlukan kepuasan pribadi

Dari profil wirausahawan yang telah dijabarkan tersebut dapat penulis simpulkanbahwa wirausahawan adalah seseorang yang mementingkan prestasi dan perlu yakin bahwamereka harus dapat menguasai nasib mereka sendiri. Waktu dalam sehari hanyalah 24 jamuntuk setiap orang, untuk itu Anda harus dapat mengaturnya sendiri sesuai dengan formatnya.Misalnya, format 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk rekreasi dan untuk keluarga dan 8 jamsisanya untuk istirahat. Namun, format pengaturan waktu dapat diubah sesuai dengankepentingan prestasi dan penguasaan nasib mereka sendiri, sehingga format waktu dapatfleksibel, misalnya 10 jam untuk bekerja, 8 jam untuk rekreasi dan untuk keluarga, dan 6 jamsisanya untuk tidak/istirahat. Hal yang paling penting adalah keseimbangan antara jam kerja,rekreasi, dan istirahat diaturnya sendiri sedemikian rupa sesuai dengan kekuatan dankesehatan fisik Anda. Jangan sampai hanya terfokus bekerja, tetapi kesehatan diri terabaikan,

Page 6: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

6

sehingga biaya pemeliharaan kesehatan justru lebih besar daripada manfaat yangdirasakan.Tabel 1.2. Profil Seorang Wirausahawan

Karakteristik Profil Ciri Wirausahawan yang MenonjolBerprestasi tinggi Mereka lebih suka bekerja keras dengan para ahli untuk

memperoleh prestasiPengambilan risiko Mereka tidak takut mengambil risiko, tetapi akan

menghindari risiko tinggi bilamana dimungkinkanPemecahan masalah Mereka cepat mengenali dan memecahkan masalah yang

dapat menghalangi kemampuannya mencapai tujuan.Pencari status Mereka tidak akan memperoleh kebutuhan akan status

mengganggu misi bisnisnya.Tingkat energi tinggi Mereka berdedikasi dan bersedia bekerja dengan jam kerja

yang panjang untuk membangun bisnisnya.Percaya diri Mereka mengandalkan tingkat percaya dirinya yang tinggi

dalam mencapai suksesIkatan emosi Mereka tidak akan memperoleh hubungan emosional

mereka mengganggu sukses bisnisnyaKepuasan pribadi Mereka menganggap struktur organisasi sebagai suatu

halangan bagi sasaran yang tinggi dicapainya.

1.7. Semangat Berkewirausahaan

Semangat kewirausahaan yang perlu dimasyarakatkan dan dibudayakan oleh parapemimpin pada umumnya dan para pengusaha (Indonesia) pada khususnya antara lain:

1. Kemauan kuat untuk berkarya (utamanya bidang ekonomi) dengan semangat mandiri.2. Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko.3. Kreatif dan inovatif.4. Tekun, teliti, dan produktif.5. Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

Berdasarkan kelima semangat kewirausahaan tersebut, jelas bahwa yang dibutuhkanoleh seorang pengusaha atau wirausaha (Indonesia) adalah berkarya dengan semangatmandiri, namun perlu berkarya dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang sejati.Hal ini dituntut bahwa seorang wirausahawan tidak hanya memikirkan bisnisnya sendiri(individualis), melainkan juga dituntut untuk dapat berkarya dengan penuh kebersamaan.Dengan kata lain, tidak boleh saling menjatuhkan satu sama lain, terutama yang bisnisnyasejenis, melainkan harus bersaing secara sehat, sehingga pada akhirnya akan mendorongmunculnya wirausahawan-wirausahawan baru yang tangguh, kreatif, inovatif, produktif,namun tetap menjaga karakter bangsa Indonesia yang ramah, gotong-royong, persaudaraansejati, dan tidak melanggar etika bisnis, lebih-lebih dalam menjual produk dan atau jasanyatidak boleh melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen Indonesia.

Menurut Salim Siagian dan Asfahani (1996) bahwa untuk berwirausaha harusmemiliki semangat 17-8-45, artinya harus berpegang pada: 17 ciri dan cara berwirausaha.Tujuh belas (17) ciri dan cara berwirausaha tersebut adalah:

1. Delapan (8) macam sebagai syarat pokok wirausaha handal.2. Empat (4) macam ciri dan cara sebagai kualifikasi wirausaha tangguh.

Page 7: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

7

3. Lima (5) macam ciri dan cara sebagai kualifikasi wirausaha unggul.Rincian ciri dan cara berwirausaha tersebut sebagai berikut:1. Delapan macam sebagai syarat pokok wirausaha handal.

Delapan butir (administrative entrepreneur) itu adalah kualifikasi dasar pengusaha yangbaik atau wirausaha handal, yaitu:a. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha mencari

penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan.b. Mau dan mampu mencari dan mengangkap peluang usaha dan menguntukan serta

melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkannya.c. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan atau jasa

serta mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efisien.d. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar-menawar, dan musyawarah dengan berbagai

pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para pembeli /pelanggan (memiliki jiwa salesmanship).

e. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan rencana, jujur, hemat, dan disiplin.f. Mencari kegiatan usaha dan perusahaannya serta lugas dan tangguh, tetapi cukup

luwes dalam melindunginya.g. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan

dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/managemenship) sertamelakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan risiko yang moderat.

h. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yangsaling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadapperusahaan.

2. Empat macam ciri dan cara sebagai kualifikasi wirausaha tangguh.Berikut ini empat kualifikasi wirausaha tangguh (innovative entrepreneurs), yaitu:a. Berpikir dan bertindak strategis serta adaptif terhadap perubahan termasuk yang

mengandung risiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah.b. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam

memuaskan pelanggan (penerapan falsafah dan teknik Total Quality Control (TQC)).c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan

pengusahanya), serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama

dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja, serta pemupukan permodalan.3. Lima macam ciri sebagai kualifikasi wirausaha unggul.

Kualifikasi wirausaha yang unggul ada 5 macam, yaitu:a. Berani mengambil risiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha

menghindarinya.b. Selalu berusaha mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk

pelanggan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan Negara.c. Antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan.d. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktifitas dan

efisiensi.e. Selalu berusaha untuk mencari ide dan peluang baru dalam berwirausaha.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bila semua calon danatau wirausahawan Indonesia dalam menjalankan bisnisnya senantiasa mempertimbangkan17 ciri dan cara berwirausaha dengan semangat 17-8-45 seperti tersebut di atas yang meliputi17 ciri dan cara berwirausaha, 8 macam syarat pokok wirausaha andal, dan 4 macam ciri dan

Page 8: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

8

cara sebagai kualifikasi wirausaha tangguh, serta 5 macam ciri dan cara sebagai kualifikasiwirausaha unggul, maka akan bermunculan pebisnis-pebisnis Andal, Tangguh, dan Unggul(ATU) yang akan mampu bersaing dengan pebisnis asing di kancah globalisasi perdaganganglobal.

1.8. Karakteristik Sukses EntrepreneurSukses tidaknya seorang berwirausaha dalam mengelola bisnis atau usahanya tidak

hanya dipengaruhi oleh faktor banyaknya modal yang dimiliki, dan fasilitas ataukoneksi/kedekatan dengan sumber kekuasaan yang dapat dinikmati. Akan tetapi yang lebihmenonjol adalah karena adanya fakta bahwa bisnis atau usahanya dapat dikelola oleh orangyang berjiwa entrepreneur dan tahu persis tentang apa, mengapa, dan bagaimana bisnis ituharus berjalan dan dikelolanya. Kelebihan modal dan kedekatan dengan sumberkekuasaanataupun fasilitas yang dimiliki oleh seorang pebisnis, karena faktor kedekatan dengan sumberkekuasaan (pucuk pemerintahan), dalam bisnis umumnya belum dapat menjamin bahwabisnis atau usahanya akan sukses dalam jangka panjang. Terbukti di Negara-negaraberkembang banyak bisnis yang maju karena faktor koneksi dan fasilitas yang diberikan olehpucuk pimpinan suatu Negara (karena faktor kedekatan dengan sumbu kekuasaan), atau anak-anak atau kolega pejabat ternyata bisnisnya tidak dapat bertahan dalam jangka panjang.David E. Rye (1996) merumuskan karakteristik sukses bagi seorang wirausahawansebagaimana Tabel 1.3 berikut.Tabel 1.3. Karakterisktik Sukses Seorang Wirausahawan

Karakteristik Sukses Ciri Sukses yang MenonjolPengendalian diri Mereka ingin dapat mengendalikan semua usaha yang mereka

lakukanMengusahakan terselesaikannyaurusan

Mereka menyukai aktivitas yang menunjukkan kemajuanyang berorientasi pada tujuan

Mengarahkan diri sendiri Mereka memotivasi diri sendiri dengan suatu hasrat yangtinggi untuk berhasil

Mengelola dengan sasaran Mereka cepat memahami rincian tugas yang harusdiselesaikan untuk mencapai sasaran

Penganalisis kesempatan Mereka akan menganalisis semua pilihan untuk memastikankesuksesannya dan meminimalkan risiko

Pengendalian pribadi Mereka mengenali pentingnya kehidupan pribadi terhadaphidup bisnisnya

Pemecah masalah Mereka akan selalu melihat pilihan-pilihan untukmemecahkan setiap masalah yang menghadang

Pemikiran objektif Mereka tidak takut untuk mengakui jika melakukankekeliruan

Hal yang harus digarisbawahi pada karakteristik sukses bagi seorang wirausahawandan perlu dilekatkan pada benak pikiran usahawan adalah bagaimana berpikir objektif dankreatif, sehingga mampu menganalisis setiap kesempatan bisnis yang mungkin muncul danpengendalian diri secara matang, sehingga mampu merencanakan dan mengendalikan bisnissecara objektif dan tidak mengandalkan diri pada pertolongan ataupun fasilitas yang ada diluar kemampuannya atau mengandalkan fasilitas atau kemudahan dari pihak lain.

Pada akhirnya orang harus berpikir realistis dan praktis. Realistis artinya melihatsesuatu berdasarkan kenyataan yang ada, sedangkan berpikir praktis artinya dapat

Page 9: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

9

mengerjakan sesuatu yang pada saat ini dilakukan. Setiap manusia harus tetap bertahan hidupdan berusaha menolong dirinya sendiri serta melakukan ikhtiar apa saja asalkan dalamkoridor norma sosial yang berlaku. Dengan kata lain tidak menempuh cara-cara yangbertentangan dengan ketentuan hukum dan atau norma sosial. Abraham Maslow, dengan teorihirarki kebutuhan manusia yang terkenal menyatakan tentang kebutuhan dasar manusia.Setiap orang membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, kepuasan dan kebutuhan fisiklainnya.

1.9. Karakteristik Kegagalan Seorang EntrepreneurKegagalan yang sering dialami oleh seorang wirausahawan dapat disebabkan karena

faktor ketidakmampuannya dalam mengelola bisnisnya, baik dalam jangka pendek maupunjangka panjang. Kegagalan yang lebih sering dialami atau terjadi adalah karena mereka tidakdapat mengantisipasi terhadap faktor-faktor ketidakpastian dalam bisnis dan usahanya dikemudian hari. Hal yang menjadi sorotan orang pada umumnya berfokus pada pertanyaanmengapa mereka dapat sukses? Akan tetapi jarang sekali yang bertanya mengapa parausahawan gagal? Menurut David E. Rye (1996), ada beberapa alasan mengapa wirausahawangagal? Karakteristik dan ciri kegagalan yang menonjol bagi seorang wirausahawan dapatdisimak pada Tabel 1.4 berikut.Tabel 1.4. Karakteristik Kegagalan Seorang Entrepreneur

Karakteristik Kegagalan Ciri Kegagalan yang MenonjolPengalaman manajemen Pemahaman umum mereka terhadap disiplin-disiplin

manajemen yang utama rata-rata kurangPerencanaan keuangan Mereka meremehkan kebutuhan modal bisnisLokasi usaha Mereka memilih lokasi awal yang buruk untuk

perusahaannyaPengendalian bisnis Mereka gagal mengendalikan aspek-aspek utama dalam

bisnisnyaPembelanjaan besar Mereka menghabiskan pengeluaran awal yang tinggi

yang sebenarnya dapat ditunda/tidak perluManajemen piutang Mereka menimbulkan masalah arus kas yang buruk

karena kurangnya perhatian akan piutangDedikasi Mereka meremehkan waktu dan dedikasi pribadi yang

diperlukan untuk memulai bisnisMemperluas berlebihan Mereka memulai program perluasan sebelum mereka

siap

Dari karakteristik kegagalan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegagalan utamadalam berwirausaha atau bisnis, di antaranya:1. Karena pengetahuan dan pengalaman manajemen yang minim;2. Perencanaan dan penggunaan uang perusahaan buruk (sering kali tidak ada pemisahan

antara uang untuk operasional dan biaya perusahaan dengan pengeluaranpribadi/keluarga) tidak memisahkan antara kebutuhan pribadi dengan kebutuhanbisnisnya;

3. Pengendalian bisnis yang kurang memadai dengan kata lain pengendalian bisnis yanglonggar dan mungkin dipaksakan;

Page 10: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

EAnda Punya Pekerjaan

BAnda memiliki Sistem & Orang Bekerja untuk Anda

SAnda Memiliki Pekerjaan

IUang Bekerja untuk Anda

10

4. Pemilihan lokasi tempat usaha awal yang buruk berfokus pada lokasi pusat pemerintahanagar memperoleh berbagai kemudahan atau fasilitas dan atau menentukan lokasi sesuaidengan selera pribadi pemilik atau feng shui;

5. Perencanaan ekspansi usaha baru yang buruk, misalnya membuka usaha baru di luarusaha kompetensinya atau di luar inti bisnisnya (core business);

6. Tidak memiliki kemampuan menyusun rencana usaha (business plan);7. Lemahnya pengelolaan usaha;8. Keterbatasan akses kepada perbankan;9. Keterbatasan dalam akses pasar dan minimnya penguasaan TI.

1.10. Konsep Cash Flow Quadrant Oleh Robert T. KiyosakiGambar 1.1 berikut diambil dari Cash Flow Quadrant yang ditulis oleh Robert T.

Kiyosaki dalam bukunya yang berjudul Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansialakan diuraikan secara ringkas. Kiyosaki menawarkan konsep cemerlang bahwa dalammemperoleh pendapatan, seseorang dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu:

Gambar 1.1. Cash Flow Quadrant

“E” (pegawai). Kalau mendengar kata “aman” atau “tunjangan,” saya bisa mendugainti mereka. Kata “aman” adalah sebuah kata yang sering digunakan sebagai reaksi terhadapemosi takut. Jika seseorang merasa takut, maka kebutuhan akan rasa aman adalah frasa yanglumrah dipergunakan oleh mereka yang terutama berasal dari kuadran “E”. Kalaumenyangkut uang atau pekerjaan, ada banyak orang yang sangat membenci perasaan takutyang mengiringi ketidakpastian ekonomi … itu sebabnya muncul hasrat akan rasa aman.

Mereka ingin rasa takut mereka dipuaskan dengan beberapa derajat kepastian, itusebabnya mereka mencari keamanan dan perjanjian yang mengikat dalam hal pekerjaan.Memang tepat kalau mereka mengatakan, “Aku tak terlalu tertarik kepada uang.” Bagimereka, rasa aman bahkan lebih penting daripada uang. Seorang pegawai bisa merupakanpresiden perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Yang terpenting bukanlah apa yangmereka lakukan, tetapi perjanjian mengikat yang mereka miliki dengan orang atau organisasiyang mempekerjakan mereka.

“S” (pekerja lepas). Mereka adalah orang-orang yang ingin: “Menjadi bos merekasendiri.” Atau mereka ingin: “Melakukan apa yang mereka mau.”Saya menamakan mereka“kelompok-melakukan-sendiri.” Sering, jika menyangkut topik uang, seorang “S” sejati tidaksuka jika penghasilannya tergantung pada orang lain. Dengan kata lain, jika mereka bekerja

Page 11: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

11

keras, mereka berharap dibayar untuk pekerjaan mereka. Mereka yang termasuk kelompok“S” tidak suka jika jumlah uang yang mereka hasilkan ditentukan oleh orang lain atau olehsekelompok orang yang mungkin tidak bekerja sekeras mereka. Jika mereka bekerja keras,bayarlah mereka dengan tinggi. Mereka juga mengerti bahwa jika tidak bekerja keras, makamereka tidak layak dibayar tinggi. Kalau menyangkut masalah uang, mereka memiliki jiwayang sangat independen atau sangat pribadi.

Jadi, sementara orang-orang “E”, atau pegawai, sering beraksi terhadap ketakutantidak mempunyai uang dengan mencari “rasa aman”, orang-orang “S” sering beraksi dengancara yang berbeda. Orang-orang dalam kuadran ini beraksi terhadap rasa takut tidak denganmencari rasa aman, tapi dengan mengambil alih kendali keadaan dan melakukannya sendiri.Ini sebabnya saya menyebut kelompok “S” sebagai “kelompok-melakukan-sendiri”. Kalaumenyangkut rasa takut dan risiko finansial, mereka ingin “menaklukan benteng denganmemegang tanduknya”. Dalam kelompok ini kita menemukan “professional” berpendidikantinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku kuliah, seperti misalnya dokter,pengacara, dan dokter gigi.

“B” (pemilik usaha). Kelompok ini nyaris bisa dikatakan sebagai lawan “S”. Seorang“B” sejati senang mengitari diri mereka sendiri dengan orang-orang pandai dari keempatkategori, “E, S, B, dan I.” Tidak seperti “S”, yang tak suka mendelegasikan pekerjaan (karenatidak ada yang bisa melakukannya dengan lebih baik), “B” sejati suka mendelegasikanpekerjaan. Moto sejati “B” adalah, “Mengapa melakukannya sendiri kalau kau bisa menyewaorang lain untuk melakukannya bagimu, dan mereka bisa melakukannya dengan lebih baik?”

Henry Ford cocok dengan kerangka ini. Seperti yang dikisahkan sebuah ceritaterkenal, sekelompok orang yang menyebut diri mereka cerdik-pandai datang untukmenghakimi Ford karena ia “bodoh”. Mereka menyatakan ia sebenarnya tidak tahu banyak.Karena itu Ford mengundang mereka ke dalam kantornya dan menantang mereka untukmengajukan pertanyaan apa saja dan ia akan menjawabnya. Jadi, panel itu berkumpul disekeliling sang industrialis Amerika paling berkuasa, dan mulai mengajukan pertanyaankepadanya. Ford mendengarkan pertanyaan mereka, dan begitu mereka selesai, ia hanyameraih beberapa pesawat telepon di mejanya dan memanggil beberapa asistennya yangcerdas, serta meminta mereka memberikan jawaban yang diinginkan panel itu. Ia mengakhiripertemuan itu dengan memberitahu panel bahwa ia lebih suka menyewa orang-orang pandaiberpendidikan untuk memberikan jawaban yang dibutuhkan supaya ia bisa mengosongkanpikirannya untuk melakukan tugas-tugas yang lebih penting. Tugas-tugas seperti “berpikir”.Inilah salah satu kutipan yang berasal dari ucapan Ford: “Berpikir adalah pekerjaan tersulit didunia. Itu sebabnya hanya sedikit orang yang melakukannya”.

“I” (penanam modal). Investor membuat uang dengan uang. Mereka tidak perlubekerja karena uang mereka bekerja untuk mereka. Kuadran “I” adalah arena bermaingolongan kaya. Di kuadran mana pun orang menghasilkan uang, jika berharap suatu hari akankaya, mereka pada akhirnya harus memasuki kuadran “I”. di dalam kuadran “I” lah uangdiubah menjadi kekayaan.

1.11. Prinsip-Prinsip Entrepreneurship Prinsip-prinsip entrepreneurship menurut Heri Erlangga (2011), yaitu:1. Harus optimis dan ambisius

Page 12: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

12

2. Dapat membaca peluang pasar3. Sabar4. Jangan putus asa5. Jangan takut gagal6. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan yang

tertunda.Ada pula prinsip entrepreneurship yang diungkapkan oleh Suryana (2008). Ada tujuh prinsipyang diberikan, di antaranya:

1. Passion (semangat)2. Independent (mandiri)3. Marketing sensitivity (peka terhadap pasar)4. Creative and innovative (kreatif dan inovatif)5. Calculated risk taker (mengambil risiko dengan penuh perhitungan)6. Persistent (pantang menyerah)7. High ethical standard (berdasar standar etika)

Jadi, apabila kedua pendapat tersebut digabungkan, ada 12 prinsip dalam berwirausa, yaitu:1. Jangan takut gagal. 2. Penuh semangat. 3. Kreatif dan inovatif. 4. Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil risiko. 5. Sabar, ulet, dan tekun. 6. Harus optimis dan ambisius. 7. Pantang menyerah/jangan putus asa. 8. Peka terhadap pasar/dapat baca peluang pasar. 9. Berbisnis dengan standar etika.

10. Mandiri dan Jujur. 11. Peduli lingkungan.

Seseorang yang telah memutuskan untuk menjadi pelaku usaha meskipun dalamskala kecil dapat disebut sebagai wirausahawan. Sebagai seorang pelaku usaha atauwirausahawan maka ia perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan. Dalam praktek sering kitamenyaksikan seorang wirausahawan terjadi dengan sendirinya dan kemudian sukses, untukyang demikian itu kita sebut mereka memiliki bakat.

1.12. Inspirasi Entrepreneur Sukses (Valentino Dinsi, 2011)1.12.1. De Witt dan Lila Wallace Pendiri Imperium Bisnis Reader’s Digest

President Richard Nixon bangkit dari duduknya, melambaikan tangan memintahadirin tenang. Jarum jam menunjukan pukul 12.12. “ini adalah pesta ualang tahun!” serunya.“Ulang Tahun ke-50 Reader’s Digest! Pada hari yang berbahagia ini, saya yakin semuahadirin pasti ingin mengatakan sesuatu buat Lila da De Witt?”. Jumat, 28 Januari 1972,langit musim dingin di Washington sangat cerah. Lebih dari 150 tamu-termasuk para menteridan istri, Laurance dan Mary Rockefeller, Bob Hope, serta para tokoh konservatif dari duniabisnis, pemerintahan maupun hiburan berjejal di state Dining Room, Gedung Putih, dalamWhite-tie dinner untuk menghormati sang pendiri Reader’s Digest. “Saya kerap berpikirtentang Digest,” lanjut Nixon, “tentang readershipnya yang luar biasa 100 juta!” sirkulasinya29 juta dan akan jadi 30 juta saat jabatan saya berakhir! Memikirkan arti digest. Saya katakandengan segenap keyakinan bahwa the Digest stand for God, for the country, and for the joyof life!”

Page 13: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

13

Nixon lalu bersulang buat De Witt dan Lila Wallace, yang kemudian berdiri membalashormat. Sampai lama setelah tepuk tangan berhenti dan seluruh hadirin duduk kembali,senyum masih mengembang di wajah tampan De Witt. Lelaki yang dalam usia senjanya, 82,masih gagah ini memang punya sejuta alasan untuk tersenyum. Bahkan Presiden pun, tokohyang paling terhormat di Negara yang dicintainya, menghormatinya. De Witt lalu memberisambutan pendek dan diakhiri dengan bersulang untuk sukses Nixon memenangkan masajabatan kedua. Ketika ruangan tenang kembali, sang presiden membuat kejutan.“Penghargaan tertinggi yang bisa diberikan seorang presiden kepada warga sipil di negeri iniadalah Medal Of Freedom. Penganugerahan mendali ini sangat jarang. Tapi itu lah yang sayaakan lakukan malam ini. Saya yakin telah memilih dua orang yang akan membuat jutaanrakyat Amerika bertepuk tangan.”

Perjalanan suami istri Walace sampai meraih Medal Of Freedom sungguh berliku.Ketika pertama kali menawarkan kumpulan ringkasan berbagai artikel pada awal 1920, taksatu penerbitpun yang mau menjadi publishernya. Padahal buat menutup US$600 ongkoscetak contoh majalah yang sejak awal di beri nama Reader’s Digest itu De Witt berhutangpada kakak dan ayahnya. “Artikelnya kelewat serius,” Gertrude Battles Lane, RedakturWomen’s Home Companion, memberi tanggapan tertulis. “Anda tidak mungkin menerbitkanmajalah tanpa fiksi. ”Komentar yang agak membesarkan hati cuma datang dari WilliadRandolph Hearst, tetapi juga tanpa penawaran sedikitpun. “Majalah anda mungkin bisamencapai sirkulasi 300 ribu. Ini terlalu kecil buat kami.”

De Witt putus asa. Umurnya sudah 30, keuangannya morat-marit dan masa depannyasuram. Untungnya, tanpa diduga, dia lalu bertemu Lila Acheson, adik dari seorang sobat lamayang telah lama ditaksirnya sejak pandangan pertama. Sehari setelah pertemuan itu. 15Oktober 1920, ketika berkencan di sebuah kafe di Stillwater, kota kecil St. Croix River, DeWitt bercerita. “Gimana menurutmu?” tanya De Witt. Dengan spontan Lila menjawab, ”ituide bagus sangat masuk akal. Nggak mungkin gagal.”De Witt tersenyum sedih. “Tapi.”Tuturnya, “ada masalah kecil. Saya sudah kirim itu majalah ke semua penerbit di negeri ini,dan sejauh ini cuma kamu dan saya, makhluk hidup yang percaya bahwa majalah itu bernilaitinggi.” Sang pemudapun menyimpulkan, “Inilah saatnya melupakan mimpi.”

Lila menyergah, “Jangan peduli apa kata orang idemu sempurna. Kamu harusbertahan bulatkan tekadmu!” De Witt memandang Lila dengan takjub. “Jadi, itu rahasianya,bulatkan tekad.” Dia tersenyum. “Well,” ujarnya, gimana kalau ini untuk menambahsemangat, saya pikir kamu harus kawin dengan saya.” Lila tertawa. “ kenapa kamu inginmengawini saya, kita belum kenal satu sama lain.’’ “Kita sudah saling kenal selama 10 tahun.Waktu pertama bertemu, malam natal itu, saya langsung tahu bahwa kamu istimewa. Bahkanlebih dari itu, kamu cewek paling mempesona di dunia! Jadi, apa jawabanmu?”

Lila memandang wajah De Witt, rahang yang kokoh, dahi yang tinggi, ekpresi yangsabar. Ada lagi: tekad yang keras, pantang menyerah bahkan keras kepala. Lelaki ini bakalansukses, dia yakin. Dia juga merasa bisa memercayainya, Lila merasa mantap. “apa jawabsaya?” dia menirukan. “Kenapa” jawaban saya adalah “yes!” Untuk memasuki gerbangperkawinan De Witt butuh uang. Maka dia lalu minta tolong kakaknya di Pittsbutgh, Ben,buat mencarikan kerja. “Pittsburgh tidak terlalu jauh dari New York, tempat Lila bekerjasebagai relawan di lembaga advokasi perempuan,” pikirnya. Pada Desember, dia diterima diWestinghouse, bagian Public Relation. Di Pittsburgh, De Witt menyewa kamar di rumah

Page 14: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

14

besar bergaya Victoria. Dia mengerjakan lagi tugas rutin yang membosankan. Semangatnyabaru muncul setibannya di kamarnya yang sempit ketika mematangkan rencana Reader’sDigest-nya. Di kantor, karyanya ini diperlihatkan kepada seorang teman akrab yang segeramemberi advise.

“Kamu nggak butuh penerbit.” Ujar teman yang berpengalaman dalam bisnis mailorder itu. “Jual saja melalui mail order. Terbitkan sendiri majalahmu.” De Witt tergugah. Diasudah memikirkan kemungkinan ini. Masalahnya, bagaimana dia bisa kawin kalau keluar darikerja?. Di akhir pekan, Lila datang ke Pittsburgh. Mereka berdua cari apartemen. Senin, akhirFebruari 1921, setelah menemukan apartemen yang cocok, dilema De Witt tersolusi. Sebagaiorang yang belakangan diangkat, dia di-PHK-kan duluan ketika resesi menjeratWestinghouse. Manakala ia panik menelepon Lila, calon istrinya itu malah tertawa. “wahkebetulan banget!” jawab Lila. “Sekarang kamu nggak punya alasan lagi. Ayo cepat kitamulai proyekmu itu!”

De Witt pun lalu bikin surat penawaran berlangganan Reader’s Digest. Dikirimnyasurat-surat itu ke pelanggan potensial, asosiasi guru, perawat, kelompok gereja, organisasiprofessional dan wanita, pekerja sosial, dan sebagainya. Sebagian surat ditujukan keperempuan. “Itulah pasar paling potensial,” ujar Lila. “Perang telah mengubah segalanya.Para perempuan telah keluar rumah untuk pertama kalinya, bekerja, tumbuh, inginmempelajari dunia. Mereka bahkan sudah punya hak pilih!” Ternyata sambutannya lumayan.Banyak yang bersedia mempertaruhkan US$3 untuk sebuah majalah yang belum pernahmereka lihat bentuknya. Ketika musim gugur tiba, uang yang terkumpul nyaris cukup untukmencetak edisi perdana. Maka, pada 10 Oktober, dia pindah ke New York, ke apartemen kecildi Greenvich Village. Keesokan harinya, dia dan Lila menemukan gudang bawah tanah diMinetta Lane untuk digunakan Sebagai kantor.

Pada 15 Oktober 1921, kedua sejoli itu pergi ke Desa Pleasantville, 40mil di utara, DeWitt dan Lila menikah di Gereja Presbytarian kecil. Yang menikahkan adalah kakak Lila,pendeta Barclay Acheson. Pernikahan Tradisional, kecuali satu hal: Lila hanya bersediamengucapkan janji “untuk mencintai dan menghormati” dan melewatkan kata “mematuhi”.Sekembalinya di New York, pengantin baru ini langsung mengirimkan lagi sekantong besarsurat penawaran, sebelum berbulan madu ke Pocono Mountains. Pulang dari bulan madu,mereka menemukan segepok surat balasan 1500 pucuk, yang masung-masing berisi US$3.Ditambah US$500 uang langganan sebelumnya dan pinjaman US$1.300 dari ayah dankakaknya, mereka mencetak 5 ribu ekslempar Reader’s Digest edisi perdana. Keduanya laluke notaris, mendaftarkan perusahaanya secara legal: The Reader’s Digest Association Inc. DeWitt menguasai 52% saham, Lila 48%. “Saya kaya sekarang!” Lila terkikik. “co-owner utangsenilai US$7 ribu.”

Jumat siang, Januari 1922, ketika 5 ribu ekslempar edisi pertama Reader’s Digestyang di kirim percetakan di Pittsburgh telah siap, Lila berhasil membujuk 6 perempuan mudadari klub komunitas untuk membantu sepanjang malam. Pukul 06.00 keesokan harinya,suami-istri Wallace mentraktir mereka, lalu naik taksi ke kantor pos. “Semoga majalah itubisa menghasilkan US$5 ribu per tahun,” demikian harapan keduanya ketika melepas lelahsetibanya di apartemen. De Witt hanya bisa memandang sebuah kopi Digest yang tersisa.Edisi perdana itu kecil saja, Cuma 64 halaman termasuk sampul depan dan belakang yangberwarna putih seperti isinya. Tanpa iklan, tanpa ilustrasi, tanpa halaman berwarna. Juga, tak

Page 15: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

15

secuil pun fiksi. “Orang-orang yang mempertaruhkan US$-nya puas nggak, ya?” De Wittmembatin.

Ternyata, hasilnya di luar dugaan. “I Love it!” tulis seorang pembaca. “Isinya wow,senilai emas!” Puji pembaca lainnya: “Orang Prancis punya satu kata untuk menyebutmajalah Anda. It’s magnifique!” Setelah itu adalah sejarahnya. Pada musim 1923 tirasReader’s Digest menembus angka 7 ribu dan tidak pernah bisa tersusul oleh Time, majalahberita yang lahir tahun itu dan didukung staf besar serta 70 penyandang dana. Memasukiakhir 1929, tirasnya melejit ke angka 290 ribu, dan mendatangkan pendapatan US$900 ribuper tahun.

Sukses ini menimbulkan masalah. Majalah yang artikelnya diambil merasa terancamdan beberapa ingin memutuskan perjanjian. Namun, dibantu seorang temannya, redakturNorth American Review Kenneth W. Payne, De Witt berhasil meyakinkan kalangan mediamassa bahwa Digest justru mendongkrak sirkulasi majalah lain dengan merangsang minatbaca yang lebih luas. Lalu, buat mencegah hal yang tidak diinginkan, De Witt menawarkankontrak menggiurkan kepada majalah-majalah top buat mendaur ulang artikel mereka.Tawaran ini disambut baik. Maklum, persaingan ketat saat itu membuat bisnis merekamegap-megap. Dengan kontrak ini, Digest dapat keuntungan lain: bisa mencegah lahirnyapesaing yang menerapkan strategi jurnalistik serupa. Pada 1936, Fortune menulis, jumlahDigest yang diposkan dari Pleasantville mencapai 1.801.393 eksemplar per bulan!

Digest juga mulai menulis artikel asli bukan saduran dari media lain. Sehingga, pada1936 itu, Digest merupakan majalah mandiri yang cukup bergaung suaranya. “And SuddenDeath”, artikel Digest tentang horror di jalan raya oleh pengendara mobil yang tidakbertanggung jawab diadopsi secara nasional untuk kampanye keamanan berkendara. RibuanKoran di seluruh negeri memuat ulang, dan Negara Bagian Wyoming membagikan kopinyabersama perpanjangan STNK. Digest kian beken, tirasnya terus meroket tidak terpengaruhdepresi besar yang melanda AS.

Sementara itu, pada 1934, Lila yang dengan berkembangnya organisasi Reader’sDigest merasa tidak dibutuhkan lagi merasa tertekan dan jatuh sakit. Pada Natal 1935, diamenyatakan tuntutannya agar suaranya didengar. “Saya kan juga pemilik,” ujarnya sengit.Maka, dia pun lalu ikut mengangkat orang-orangnya sendiri di Digest para lelaki yang dapatdikendalikan olehnya. Mulai dari kakanya sendiri, Barclay Acheson, sampai guru dansanya,Harry Wilcox.

Kemempinan yang mendua ini membuat intrik jadi marak. Fenomena Digest tidaktertahan lagi. Pada 1941, oplah mereka menembus angka 4 juta. Perang Dunia II yangkemudian pecah pun tidak mampu bikin mereka surut. Bahkan sebaliknya, Digest justrumenemukan jalan melebarkan sayap ke Amerika Selatan, Eropa dan Asia. Pada 1950, majalahyang ke 18 tahun sebelumnya Cuma dicetak 5 ribu ekslempar ini diterbitkan dalam 11 bahasadan dijual di 50 negara lebih. “Di Prancis dan Belgia, Selection du Reader’s Digest menjadimajalah bulanan bertiras terbesar,” tulis Time. Di Swedia, Det Basta ur Reader’s Digest,tidak terkalahkan, seperti juga Selezione dal Reader’s Digest di Italia dan Valitut PalatKoonnut Reader’s Digest di Finlandia” Berdasarkan pada sirkulasi global, De Witt Wllace,pendiri, pemilik dan bos Digest, adalah “the man successful editor in history”.

Apalagi, Digest lalu mendiversifikasi produk keringkasan buku dan, pada 1953, mulaimenerima iklan agar harganya yang selama 30 tahun lebih tidak beranjak dari US$0,25 per

Page 16: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

16

kopi dan US$3 per tahun bisa dipertahankan. Pemasukan iklan ini membuat pendapatanDigest meroket lagi. Kita bisa saja menyebut sukses Reader’s Digest Sebagai sebuahkebetulan. Majalah itu lahir pada saat yang tepat ketika kaum perempuan mulai masuk kedunia kerja. Kelompok masyarakat yang baru terbentuk ini haus informasi, membutuhkanbacaan yang mudah dicerna sekaligus mendidik.

Di sisi lain, De Witt dan Lila sebagai pendiri punya keyakinan dan passion buatmembesarkan Digest, sehingga sangat tahan banting mengatasi segala kesuliatn. Apalagi,pasangan yang tidak muda lagi dan drop-out kuliah itu tidak punya alternatif pekerjaan yanglebih menjanjikan. Kedua faktor kebetulan ini membuat De Witt dan Lila memiliki komitmenbisnis jangka panjang. Kebetulan lainya: kemampuan keduanya saling mengisi. Lalu, setelahbisnis Digest cukup besar, mereka enggan merekrut professional yang punya pendidikanlebih bagus dan atau pengalaman lebih banyak.

1.12.2. Olivia Lum, Anak Terbuang Menjadi Wanita Terkaya di Asia TenggaraDari anak yatim piatu menjadi salah satu Wanita Terkaya di Asia Tenggara. Anak

terbuang ini membuktikan bahwa kekurangan bukanlah halangan untuk maju. Bagaimana iabisa menjadi salah satu orang terkaya Asia Tenggara? Dan apalagi ambisi besarnya? HyfluxLtd. dan Olivia Lum. Inilah dua nama yang menjadi sorotan Forbes, September ketikamembicarakan peringkat orang terkaya di Asia Tenggara. Apa isimewanya? Hyflux adalahperusahaan water treatment terbesar di Asia Tenggara yang sudah merambah China, India,dan Timur Tengah, dengan visi menjadi global. Adapun Lum, CEO dan presiden perusahaanitu, merupakan satu-satunya perempuan yang berada dalam daftar orang terkaya Forbes,sekaligus yang termuda (45 tahun).

Forbes tentu tidak sembarang menyoroti keduanya, terutama Lum sebagai pendiri danpengelola Hyflux. Lum menampak ke posisi sekarang dengan sebuah cerita yang luar biasa.Sekarang kinerja Hyflux amatlah kinclong. Dalam kurun 8 tahun terakhir, pendapatanperusahaan telah meningkat rata-rata 55% menjadi US$53juta. Tahun ini, pendapatan ditaksirmendeati US$180 juta. Harga saham pun telah meningkat sejak listing di bursa Singapuratahun 2001, dari US$0,19 menjadi US$2, sementara saham Lum di Hyflux kini mencapaiUS$240 juta. Adapun kapitalisasi saham Hyflux mencapai US$650 juta.

Kisah Lum dikatakan luar biasa karena merunut ke belakang, tidak ada seorangpunyang berani memprediksi, apalagi menjamin perjalanan hidupnya. Awal mula Lum menjadipebisnis, sungguh sangat tidak meyakinkan. Bayangkan, ia ditinggalkan saat masih bayimerah di sebuah rumah sakit di Malaysia (hingga kini dia tidak punya petunjuk siapa orangtua biologisnya) tahun 1960. Lum diadopsi seorang janda miskin yang kelak dipanggilnyanenek, berusia 63 tahun yang punya kebiasan jelek: berjudi. Bersama empat anak adopsilainnya, Lum tinggal dirumah yang amat sederhana yang akan banjir selama hujan deras tibadi Kampar, Negara Bagian Perak, Malaysia. Kami meletakkan bata di lantai untuk denganbaik bagaimana buruknya situasi yang di alaminya ketika kecil. Setiap pagi, ketika bangun,saya mendengar orang menangis, menggerutu dan berkelahi karena kemiskinan katanyasewaktu diwawancarai China Post, 7 Oktober 2010.

Bagi sebagian orang situasi yang buruk tersebut, boleh jadi membuat putus asa, ataumendorong pada situasi yang lebih jelek lagi. Namun, Lum mempunyai hasrat kuat untukmemperbaiki nasibnya. Dan ia percaya, pendidikan menjadi jalan keluar dari lorong

Page 17: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

17

kegelapan sekaligus mengangkat derajat kehidupannya. Maka pada 1976, di usia 16, Lumpun berangkat ke Singapura, negeri yang dipandangnya bisa memberikan fasilitas pendidikanyang lebih baik. Di sini, ia bersekolah di Tiong Bahru Secondary School. Kemudian masukHwa Chong Junior College, selanjutnya Universitas Nasional Singapura (National Universityof Singapore) dan ia lulus sebagai sarjana kimia di tahun 1986.

Selama di Singapura, Lum bekerja serabutan demi mempertahankan hidup, sekolahdan cita-cita untuk memperbaiki nasibnya. Untuk kuliah, ia mencari beasiswa. Sementarauntuk membiayai hidup, ia bekerja apa saja. Tak heran, pada akhir pekan, ketika teman-temannya asik jalan-jalan, Lum justru ada di department store untuk menjajakan apa saja,mulai dari kosmetik sampai detektor asap. Toh, ia memandang itu semua sebagai bekal yangkelak sangat berguna. Itu adalah pengalaman yang amat berharga buat saya. Saya belajarbagaiman mendekati orang, dan mengukur respons mereka. Ini semua penting ketika sayamengawali bisnis, katanya seperti tertuang dalam tulisan From Small-Town Orphan to BigBoss, yang dimuat di buku kisah sukses pengusaha Singapura, Real Money (2002).

Keadaan ekonomi mulai membaik sewaktu Lum bekerja di Glaxo Smith Klinesebagai ahli kimia. Di sini ia mendapat gaji US$40 ribu setahun yang membuatnya sanggupmembeli apartement sekaligus mobil. Namun, karena yakin menjadi entrepreneur bisa lebihmemperbaiki derajat kehidupannya, pada 1989 Lum mengambil keputusan nekad: keluar dariGlaxoSmithkline, dan berwirausaha. Maka lahirlah Hyflux, perusahaan distribusi peralatanwater treatment. Bisnis air, dalam hemat Lum adalah bisnis yang prospektif, terlebihSingapura sangat bergantung pada pasokan air dari jirannya, Malaysia untuk mendirikanHyflux. Lum memang benar-benar berjudi. Selain meninggalkan Glaxo yang selama 3,5tahun menjadi tempatnya mencari nafkah, ia pun melego aset-aset penting yang telahdibelinya dengan susah payah. Lum menjual mobil dan apartemennya. Lalu, dengan uangUS$12 ribu ia mendirikan Hyflux.

Di awal berdiri, Hyflux benar-benar perusahaan yang bisa dipandang sebelah mata,karyawannya hanya 3 orang. Bersama mereka lah Lum bersaing dengan 20 perusahaansejenis. Ditanya ambisinya saat iu, ia berujar singkat; saya tidak punya rencana bisnis, sayatahu air adalah bisnis yang bagus. Maklum saja Lum tidak punya rencana besar. Di awalHyflux berdiri, ia belum punya pelanggan yang hebat. Ia lebih sering mengendarai motorsendirian dari Jurong ke Batu Pahat, mengetuk pintu pabrik (door to door) unuk menawarkanwalter filter, dan selanjutnya seluruh uang yang dia peroleh direinvestasi buat bisnisnya.Tidak puas dengan menjual peralatan water treatment, Lum pun menambah skill-nya. Mautahu caranya? Karena menawarkan jasa water treatment, ia pun ikut kursus pengelasan pipaledeng professional!

Hebatnya, ia lulus dengan nilai sempurna. Dan kemudian, situasi bak bola saljuberputar setelah ia memiliki keahlian ini. Proyek-proyek water treatment menghampirinya.Yang lebih hebat lagi, Lum yang mengerjakan semua proyek awal water treatment milikHyflux. Jika anda melihat pipa-pipa ledeng yang dipatri pada proyek-proyek awal, itu semuasaya yang mengerjakan ujarnya penuh rasa bangga. Saya harus memastikan ini adalahpekerjaan yang baik, sehingga saya melakukannya. Kepuasan pelanggan memang menjadikehirauan wanita yang hingga kini masih melajang ini. Dan itu pulalah yang akhirnyamembuat para pelanggan terus datang, bahkan mengundangnya ke mancanegara untukmembantu mengurusi penyediaan air bersih. Ke China, misalnya. Di negeri ini, tepatnya di

Page 18: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

18

Shanghai, Lum mulai mengepakan sayap di tahun 1994. Ia melayani perusahaan Singapurayang mulai membangun fasilitas manufaktur di China, seperti MMI Holdings dan Goldtron.

Buat para kliennya di China, Lum benar-benar berupaya untuk membuat mereka puas.Tidak seperti gaya birokratis Jepang dan Barat yang terkadang kental dengan birokratisme,Lum menjauhi itu semua. Jika ada persoalan di lokasi kerja, dia akan terbang langsung dariSingapure ke China keesokan harinya untuk menyelesaikan persoalan; ujar analis DBSVickers Securities Singapura, Eddy Loh (DBS adalah Underwriter IPO-nya Hyflux di tahun2001). Sikap inilah yang kelak membuat banayak pejabat di China terkesan dan kemudianmengundang Lum untuk terlibat dalam banyak proyek water treatment di negeri itu. Kelak,proyek-proyek di China sendiri menyumbang sekitar 40% pendapatan Hyflux pada 2004.Di satu sisi, sikap menjaga kepuasan konsumen memang membuat klien terkesan. Namun, disisi karyawan, bisa menjadi hal yang memberatkan. Sekedar ilustrasi, Lum yang yang terlihatselalu sibuk dan tergesa-gesa, bahkan melarang kata-kata urgent atau important dalam e-maildan memo perusahaannya. Segalanya adalah lakukan sekarang juga, ujar juru bicara Hyflux,Freddy Soon. Ya, do it now menjadi mantra budaya korporat di Hyflux.

Kendati terasa memberatkan, justru itulah yang mendorong Hyfluk berkembangbegitu pesat. Dalam rentang 16 tahun, perusahan ini bukan saja menguasai Asia Tenggara danmenjadi pemain penting di China (sekarang tengah menangani proyek di 20 kota, termasukBeijing dan Shanghai), tetapi juga merambah ke India dan Timur Tengah (menandatanganikontrak senilai US$400 juta pada 2010), dan ingin menjadikan Hyflux perusahaanmultimiliar dolar. Kami telah menjadi perusahaan terbesar di industri ini di Asia Tenggara.Kami ingin menjadi salah satu yang terbesar di Asia: tekadnya. Tidak sedikit yang menyakinitekad itu akan diraih. Maklum, riwayat hidupnya telah mengundang decak kagum banyakpihak. Dia mulai dari sekala kecil dan telah mengembangkan Hyflux menjadi perusahaanyang mapan. Determinasi dan wawasannya yang jauh ke depan menjadikannya seorangpemimpin yang baik Irvine Chiam, analis dari Westcomb Financial di Singapore, memuji atassegala aspek terjaganya itu, Lum telah meraih banyak penghargaan.

Pada 2003, misalnya, ia menjadi Young Entrepreneur of the Year Singapura, dantahun berikutya (2004) Hyflux dinobatkan menjadi Investor Choice Awards di Singapura.Meski hebat, tidak sedikit juga yang meragukan akankah Water Queen demikian ia dijulukibenar-benar menjadi yang terbesar. Pasalnya para pemain besar semacam Suez (Prancis), USFilter dan GE juga akan terus merangksek pasar. Selain itu, segelintir analis juga melihatbahwa keitika Hyflux merilis pendapatan kuartal kedua pada Agustus lalu, sesungguhnyabukan semua karena faktor kinerja penjualan. Sekalipun laba bersih mencapai US$10 juta,yang berarti tiga kali lipat dibanding 2004, para infestor memokuskan pada fakta bahwasebagian laba itu datang dari penjualan asset, seperti gedung. Tanpa bantuan itu diyakini lajulaba Hyflux tidak seimpresif sekarang.

Lum tetap optimis. Ketika ditanya sanggupkah ia bertarung melawan para pesaingnyatersebut, Lum menjawab ringan tetapi menyakinkan. Saya tetap lincah. Ini adalah periuk nasisaya. Dan saya amat lapar. Rasa lapar Lum bukan tanpa alasan. Mengacu pada AsianDevelopment Bank, sekitar 830 juta orang di negara-negara berkembang yang punya akses keair minum sehat, dan lebih dari 2 miliar jiwa kekurangan fasilitas sanitasi. Begitu orangmelihat bahwa mereka tidak bisa lagi menggunakan cara tradisional untuk membersihkan airsungai yang terpolusi, maka metode lama tidak bisa lagi bertahan dalam kontek kualitas, kata

Page 19: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

19

Lum penuh keyakinan. Seiring sungai dan sumber-sumber air terpolusi, akan ada permintaanyang besar atas pemurnian air untuk diminum, dan kebutuhan industri atas teknologipenggunaan air yang lebih aman, juga meningkat tambahnya.

Alasan lain yang membuatnya optimatis adalah tidak seperti rivalnya, ia mengklaimHyflux adalah salah satu dari sedikit perusahaan di dunia yang menyajikan full watersolution, sejak rekayasa dasar hingga pengelolaan proyek build-own-operate. Kebanyakanrival Hyflux menawarkan solsi yang lebih sedikit, karena kapabilitasnya juga terbatas. Paraanalis jelas boleh saja pro dan kontra. Namun, buat Lum, kini ia menjadi figure yang amatterpandang: Si Ratu Air, yang bahkan disegani oleh PM Singapura karena membangun pabrikpenyulingan air laut pertama untuk negeri itu. Dan Hyflux yang dibangun dengan susahpayah, kini telah menjelma menjadi pemain yang disegani. Merunut ke belakang, siapa yangbisa menyangka kerja keras seorang anak yang terbuang akan bisa seperti ini?

Evaluasi Mandiri1. Jelaskan secara singkat pengertian entrepreneurship menurut pendapat para ahli!2. Sebutkan secara singkat beberapa manfaat entrepreneurship dalam pembangunan bangsa!3. Apa yang melatarbelakangi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur yang tangguh!4. Sebutkan secara singkat perbedaan antara entrepreneur dengan karyawan atau pegawai!5. Sebutkan keuntungan dan kelemahan menjadi entrepreneur dalam membangun bangsa!6. Sebutkan beberapa kualitas profil entrepreneur agar berhasil dalam berwirausaha!7. Sebutkan kualifikasi-kualifikasi yang harus dimiliki untuk menjadi wirausaha tangguh!8. Jelaskan karakteristik-karakteristik yang harus dimiliki untuk menjadi entrepreneur yang

sukses!9. Jelaskan karakteristik-karakteristik kegagalan menjadi entrepreneur!10. Jelaskan secara singkat konsep Cash Flow Quadrant dari Robert T. Kiyosaki!

Daftar Pustaka

Buchori Alma. 2005. Kewirausahaan: Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta: Bandung.

David E. Rye. 1996. Entrepreneur: Tools for Executives (Wirausahawan). Prehallindo:Jakarta.

Heri Erlangga. 2011. Semangat Kewirausahaan di Perguruan Tinggi (The Spirit ofEntrepreneurship). Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

John J. Kao. 1998. The Entrepreneurial Organization. Prentice Hall International Inc: NewJersey.

Leonardus Saiman. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-Kasus. Salemba Empat:Jakarta.

Purdi E. Chandra. 2008. Cara Gila Jadi Pengusaha. Elex Media Komputindo: Jakarta.

Robert D. Hisrich, Michael P. Peter. 2005. Entrepreneurship. Irwin International Inc: Boston.

Robert T. Kiyosaki. 2008. The Cashflow Quadrant. Terjemahan Rina Bundaran. GramediaPustaka Utama: Jakarta.

Page 20: Prinsip dasar menjadi entrepreneur sukses BAB.1

20

___________. 2008. Rich Dad Poor Dad. Terjemahan Dwi Helly Purnama. GramediaPustaka Utama: Jakarta.

Salim Siagian, dan Asfahani. 1996. Kewirausahaan Indonesia: Dengan Semangat 17-8-45.Puslatkop dan Pengusaha Kecil, Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil.Jakarta.

Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. SalembaEmpat: Jakarta.

Syahrial Yusuf. 2010. Entrepreneurship: Teori dan Praktik Kewirausahaan yang TelahTerbukti. Lentera Ilmu Cendekia: Jakarta.

Valentino Dinsi. 2011. Bisnis Rumahan Bermodal Cekak, Omzet Miliaran. Gramedia PustakaUtama: Jakarta.