PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG...

59
PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2011 Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Aemsina Hayatillah 108103000002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Transcript of PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG...

Page 1: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR

YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2011

Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Aemsina Hayatillah

108103000002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 September 2011

Aemsina Hayatillah

Page 3: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

iii

PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2011

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Aemsina Hayatillah

NIM: 108103000002

Pembimbing I Pembimbing II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 4: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan penelitian berjudul Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 yang diajukan oleh Aemsina

Hayatillah (NIM: 108103000002), telah diujikan dalam sidang di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 19 September 2011. Laporan penelitian ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

(S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 19 September 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

Penguji I Penguji II

PIMPINAN FAKULTAS

DEKAN FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Page 5: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat

dan kesehatan serta kekuatan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penelitian yang berhudul “Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2011“.

Dalam pelaksanaan laporan penelitian ini penulis banyak menerima

bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR selaku Kaprodi PSPD.

3. dr. Erfira Hermawan, Sp.M selaku dosen pembimbing I dan dr. Fikri

Mirza Putranto, Sp.THT selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

meluangkan dan membagi waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyusunan dan kesempurnaan laporan

penelitian ini.

4. Silvia Fitrina Nasution M.Biomed, dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS,

Sp.GK, drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab

riset PSPD.

5. dr. Zulhafdy Muchni, Sp.M, dr. Ibnu Harris, Sp.THT dan Silvia Fitrina

Nasution, M.Biomed selaku tim penguji atas saran - saran yang diberikan

untuk menyempurnakan penelitian ini.

6. Staf Pegawai PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

senantiasa membantu kelancaran pengambilan data.

7. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan kelancaran dan

kesuksesan pendidikan serta memberikan motivasinya setiap saat kepada

penulis. Cinta kasih kalian sepanjang masa, hormat adinda.

Page 6: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

vi

8. Seluruh sejawat dan sahabat di PSPD khususnya Leliana Saleh,

Rahmanandhika Swadari, Novianti Supriatna, Sahara Effendy, Fuad

Nasrulhaq Mulyana, Raden Muhammad Ihsan Sasraningrat, Abdul Majid

Halim W, Bil Awal Ramadhan dan sahabat tercinta Endah Purnamasari,

Devy Hilpiani, Asnawi Romadhona yang senantiasa mengingatkan,

menemani dan memberikan bantuannya sehingga laporan penelitian ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penulis

2011

Page 7: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

vii

ABSTRAK

Aemsina Hayatillah. Program Studi Pendidikan Dokter. Prevalensi Miopia

Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

Pendahuluan: Miopia merupakan salah satu gangguan penglihatan yang

prevalensinya tinggi di dunia dan kelainan refraksi cukup serius di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi miopia dan faktor – faktor

yang mempengaruhinya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. Metode: Pendekatan studi deskriptif

dengan rancangan penelitian cross-sectional kemudian dilakukan analisis

univariat, dilakukan pada 96 mahasiswa Pendidikan Dokter preklinik (tahun

angkatan 2008-2010). Hasil: Prevalensi miopia sebesar 62,50% (60 orang).

Gambaran distribusi berdasarkan usia diperoleh sebesar 50,00% (30 orang)

berusia ≥ 20 tahun, 61,66% (37 orang) memiliki riwayat keluarga miopia,

90,00% (54 orang) dengan orang tua berpendidikan tinggi, 55,00% (33 orang)

dengan orang tua berpenghasilan > Rp 5.000.000, 56,67% (34 orang) melakukan

aktivitas melihat dekat lebih dari 5 jam/hari. Kesimpulan: Prevalensi miopia pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tinggi.

Kata kunci:

Miopia, Faktor Yang Mempengaruhi

ABSTRACT

Aemsina Hayatillah. Medical Programme Study. Prevalence of Myopia And

Factors - Factors Affecting the Educational Studies Program Student Doctor

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta Year 2011

Introduction: Myopia is one of visual impairment that high prevalence in the

world and seriously refraction abnormalities in Indonesian.This study aims to

determine the prevalence of myopia and factors - factors that influence the

students of Education Studies Doctor Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta in 2011. Methode: a descriptive study with cross-sectional study design

then performed univariate analysis, conducted on 96 students Preclinical Medical

Education (in force 2008-2010). Results: the prevalence of myopia 62.50% (60

people). Description of the distribution by the age 50.00% (30 men) aged ≥ 20

years, 61.66% (37 people) had a family history of myopia, 90.00% (54 people)

with highly educated parents, 55.00% (33 people) with highly income parents >

Rp. 5,000,000, 56.67% (34 people) saw activity near the more than 5 hours / day.

Conclussions: The Prevalence of myopia in Education Studies Doctor Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta is high.

Key words:

Myopia, Factors Affecting

Page 8: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iv

KATA PENGANTAR..................................................................................... v

ABSTRAK/ABSTRACT................................................................................. vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

DAFTAR BAGAN...........................................................................................

xi

xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................. 2

1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................

1.3.1. Tujuan Umum.........................................................................

1.3.2. Tujuan Khusus........................................................................

3

3

3

1.4. Manfaat Penelitian............................................................................ 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4

2.1. Landasan Teori.................................................................................

2.1.1. Struktur Bola Mata.................................................................

2.1.2. Proses Melihat........................................................................

2.1.3. Kelainan Refraksi...................................................................

2.1.4. Miopia....................................................................................

2.1.4.1. Definisi......................................................................

2.1.4.2. Etiologi......................................................................

2.1.4.3. Klasifikasi.................................................................

2.1.4.4. Manifestasi Klinis.....................................................

2.1.4.5. Penatalaksanaan........................................................

2.1.5. Tajam Penglihatan (Visus).....................................................

2.2. Kerangka Konsep.............................................................................

2.3. Definisi Operasional........................................................................

4

4

6

7

8

8

8

9

10

10

11

12

13

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 15

3.1. Desain Penelitian............................................................................... 15

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................... 15

3.3. Populasi dan Sampel.........................................................................

3.3.1. Populasi Terjangkau...............................................................

3.3.2. Populasi Target.......................................................................

3.3.3. Besar Sampel...……...............................................................

3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel..................................................

15

15

15

15

16

3.3.5. Kriteria Sampel.......................................................................

3.3.5.1. Kriteria Inklusi..........................................................

3.3.5.2. Kriteria Ekslusi..........................................................

16

16

16

3.4. Cara Kerja Penelitian........................................................................ 17

Page 9: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ix

3.4.1. Alur Penelitian........................................................................

3.4.2. Alat dan Bahan........................................................................

3.4.3. Cara Kerja...............................................................................

3.5. Managemen Data...............................................................................

3.5.1. Pengumpulan Data..................................................................

3.5.2. Pengolahan Data.....................................................................

3.5.3. Penyajian Data........................................................................

3.5.4. Analisis Data...........................................................................

17

17

18

19

19

19

19

19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................

4.1. Karakteristik Data Responden..........................................................

4.1.1. Distribusi Karakteristik Usia Responden................................

4.1.2. Distribusi Karakteristik Riwayat Miopia Keluarga Pada

Responden...............................................................................

4.1.3. Distribusi Karakteristik Pendidikan Orang Tua Responden...

4.1.4. Distribusi Karakteristik Penghasilan Orang Tua Responden..

4.1.5. Distribusi Karakteristik Aktivitas Melihat Dekat Responden.

4.2. Analisis Univariat.............................................................................

4.2.1. Prevalensi Miopia Pada Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2011 dan Derajat Keparahan / Koreksi Miopia.......................

4.2.2. Gambaran Distribusi Usia Responden Miopia Pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011.............................................

4.2.3. Gambaran Distribusi Riwayat Keluarga Responden Miopia

Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011..................................

4.2.4. Gambaran Distribusi Pendidikan Orang Tua Responden

Miopia Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011..........................

4.2.5. Gambaran Distribusi Penghasilan Orang Tua Responden

Miopia Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011..........................

4.2.6. Gambaran Distribusi Aktivitas Melihat Dekat Responden

Miopia Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011..........................

4.3. Keterbatasan Penelitian....................................................................

4.3.1. Variabel Penelitian................................................................

4.3.2. Sampel Penelitian..................................................................

20

20

20

21

21

22

22

23

23

25

26

27

27

28

29

29

30

BAB V. PENUTUP…..................................................................................... 31

5.1. Simpulan ........................................................................................... 31

5.2. Saran ................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33

LAMPIRAN .................................................................................................... 35

Page 10: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Definisi Operasional……………….……………….…… 13

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Usia Responden………………. 20

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Riwayat Miopia Keluarga

Responden………………………………………………. 21

Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Pendidikan Orang Tua

Responden………………………………………………. 22

Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Penghasilan Orang Tua

Responden………………………………………………. 22

Tabel 4.5. Distribusi Karakteristik Aktivitas Melihat Dekat

Responden………………………………………….…… 23

Tabel 4.6. Distribusi Prevalensi Miopia Responden……………….. 24

Tabel 4.7. Distribusi Keparahan/Koreksi ODS Responden Miopia.. 24

Tabel 4.8. Gambaran Distribusi Usia Responden Miopia…….……. 25

Tabel 4.9. Gambaran Distribusi Riwayat Keluarga Responden

Miopia…………………………………………………… 26

Tabel 4.10. Gambaran Distribusi Pendidikan Orang Tua Responden

Miopia…………………………………………………… 27

Tabel 4.11. Gambaran Distribusi Penghasilan Orang Tua Responden

Miopia……………………………………………………. 28

Tabel 4.12. Gambaran Distribusi Aktivitas Dekat Responden Miopia.. 28

Page 11: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pandangan Anterior Tulang – Tulang Orbita Kiri……… 4

Gambar 2.2. Penampang Bola Mata………………………………….. 5

Gambar 2.3. Proses Melihat…………………………………………... 6

Gambar 2.4. Kelainan Sumbu Aksial Bola Mata Pada Miopia……..... 8

Gambar 2.5. Koreksi Lensa Negatif Pada Miopia……………………. 10

Page 12: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1. Bagan Skema Kerangka Konsep Penelitian..................... 12

Bagan 3.1. Bagan Skema Alur Penelitian.......................................... 17

Page 13: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Uji Statistik........................................................... 35

Lampiran 2 Informed Consent.......................................................... 42

Lampiran 3 Kuesioner....................................................................... 43

Lampiran 4 Tabel Aktivitas 24 Jam.................................................... 45

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup.................................................... 46

Page 14: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab kebutaan dan hambatan

penglihatan saat beraktivitas1. Miopia merupakan salah satu ganguan penglihatan

yang memiliki prevalensi tinggi di dunia2. Prevalensi miopia telah dilaporkan

setinggi 70-90% di beberapa negara Asia, 30-40% di Eropa dan Amerika Serikat

serta 10-20% di Afrika3. Dari seluruh kelompok umur (berdasarkan sensus

penduduk tahun 1990) kelainan refraksi (12,9%) merupakan penyebab low vision

/ penglihatan terbatas terbanyak kedua setelah katarak (61,3%)

di Indonesia2.

Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 1993-1996

mendapatkan kelainan refraksi di Indonesia sebesar 24,72% menempati urutan

pertama dalam 10 penyakit mata terbanyak, dan merupakan penyebab kebutaan

urutan ketiga (0,14%) setelah katarak (0,78%) dan glaukoma (0,20%) serta

menjadi masalah yang cukup serius4.

Penyebab miopia sampai saat ini belum diketahui pasti, diperkirakan

bersifat multifaktorial dan berhubungan dengan faktor genetik (internal) serta

lingkungan (eksternal)5. Faktor internal meliputi genetik, riwayat keluarga,

panjang bola mata, usia, jenis kelamin dan etnik. Faktor eksternal meliputi

pencahayaan saat tidur, membaca, pendidikan dan penghasilan orang tua serta

aktivitas melihat dekat. Pengaruh kedua faktor tersebut masing-masing masih sulit

dibuktikan dan sangat mungkin interakasi keduanya mengakibatkan peningkatan

miopia2. Banyak kasus kelainan refraksi yang memperlihatkan adanya keterkaitan

faktor genetik. Anak dengan orang tua miopia cenderung mengalami miopia

(dose-dependent pattern)3. Selain faktor internal, prevalensi miopia cenderung

meningkat dengan meningkatnya usia, namun mekanisme dari hal ini belum

diketahui6. Berbagai penelitian mendapatkan prevalensi miopia meningkat dengan

meningkatnya penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan1.

Mahasiswa

Kedokteran cenderung mengalami miopia dua kali lebih besar dibandingkan

kebanyakan orang pada umumnya.7 Penelitian pada mahasiswa kedokteran di

Page 15: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2

Singapura memperlihatkan hasil sebesar 82% mahasiswa mengalami miopia8.

Selain kebiasaan melakukan aktivitas jarak dekat, jumlah waktu yang dihabiskan

untuk membaca dan aktivitas melihat dekat dapat merupakan faktor risiko

terjadinya miopia.9 Penelitian di Singapura menyatakan bahwa anak yang

menghabiskan waktunya dengan aktivitas melihat dekat (membaca, menonton

TV, bermain video game dan menggunakan komputer) lebih banyak yang

mengalami miopia dengan prevalensi sebesar 64,8%.10

Mahasiswa kedokteran cenderung dinilai orang memiliki orang tua dokter

atau pendidikan tinggi lain dengan penghasilan diatas rata – rata orang pada

umumnya sehingga hal ini menjadi faktor resiko terjadinya miopia pada anak

selain karena aktivitas melihat dekat dan usia yang semakin bertambah serta

keterkaitan riwayat keluarga miopia. Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta baru berdiri selama 6 tahun dengan karakteristik

mahasiswa yang berbeda – beda baik secara latar belakang pendidikan maupun

status sosial ekonomi dan aktivitas kesehariannya sehingga memungkinkan

adanya variasi miopia dan faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa.

Oleh karena itu, maka kami bermaksud untuk melakukan penelitian

mengenai prevalensi miopia dan faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

populasi target mahasiswa preklinik sehingga dengan melakukan penelitian

tersebut dapat diperoleh prevalensi miopia dan faktor yang mempengaruhinya

serta sebagai sarana informasi pada mahasiswa terkait miopia.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana prevalensi miopia dan faktor –

faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011?

Page 16: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

3

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui prevalensi miopia dan faktor – faktor yang mempengaruhinya

pada mahasiswa Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran faktor usia, riwayat keluarga, pendidikan orang tua,

penghasilan orang tua dan aktivitas melihat dekat pada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2011 yang mengalami miopia.

2. Mengetahui derajat keparahan / koreksi miopia pada mahasiswa Program

Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

1. Untuk meningkatkan keilmuan peneliti mengenai miopia dan faktor yang

mempengaruhinya.

2. Untuk meningkatkan pengalaman dan keterampilan peneliti.

3. Untuk menjadi dasar bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

1.4.2. Bagi kalangan medis

2. Sebagai landasan untuk memberikan informasi bahwa miopia merupakan

kelainan refraksi yang cukup serius apabila progresivitasnya tidak dicegah.

3. Sebagai landasan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.3. Bagi mahasiswa dan masyarakat

2 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan masyarakat mengenai miopia

dan faktor yang mempengaruhinya.

3 Sebagai informasi dan sarana edukasi kesehatan kepada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sehingga diharapkan mahasiswa senantiasa meningkatkan kepeduliannya

terhadap kesehatan mata.

Page 17: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Struktur Bola Mata

Orbita secara skematis digambarkan sebagai piramida berdinding empat

yang berkonvergensi ke arah belakang. Dinding medial orbita kanan dan kiri

terletak pararel dan dipisahkan oleh hidung. Volume orbita dewasa kira – kira 30

cc dan bola mata hanya menempati sekitar seperlima bagian ruangannya. Lemak

dan otot menempati bagian terbesarnya. Atap orbita terutama terdiri atas facies

orbitalis ossis frontalis. Dinding lateral dipisahkan dari bagian atap oleh fissura

orbitalis superior. Bagian anterior dinding lateral dibentuk oleh facies orbitalis

ossis zygomaticus. Dasar orbita dipisahkan dari dinding lateral oleh fissura

orbitalis inferior. Tepian inferior orbita terdiri dari pars frontalis ossis maksilaris

di medial dan os zygomaticus di lateral11

.

Gambar 2.1. Pandangan Anterior Tulang – Tulang Orbita Kiri Sumber : T.Schlote, 2006

Bola mata orang dewasa normal hampir mendekati bulat11

, dengan

diameter anteroposterior berkisar kurang dari 25mm, terbagi kedalam dua segmen

yang berbeda, yaitu segmen anterior yang memiliki bagian transparan dan segmen

posterior yang memiliki diameter lebih luas. Nervus optikus memasuki mata

Page 18: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

5

melalui diskus optikus yang berjarak 3mm kebagian nasal (medial) dari kutub

posterior12

.

Gambar 2.2. Penampang Bola Mata Sumber : T.Schlote, 2006

Bola mata terdiri dari :

a. Konjungtiva merupakan membran mukosa transparan dan tipis yang

membungkus permukaan posterior kelopak mata dan permukaan anterior

sklera11

, terjadinya proses fagositosis dan pengenalan antigen13

.

b. Sklera merupakan pembungkus fibrosa pelindung mata dibagian luar,

jaringan padat dan berwarna putih serta bersambungan dengan kornea di

sebelah anterior dan dura mater nervus optikus di sebelah posterior11

.

c. Kornea merupakan jaringan transparan, disisipkan ke sklera dilimbus,

kornea dewasa rata – rata memiliki tebal 0,54mm di tengah, sekitar

0,65mm di tepi, dan diameternya sekitar 11,5mm11

, berperan dalam

kemampuan refraktif mata14

.

d. Uvea merupakan lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea

dan sklera11

. Iris berfungsi mengubah-ubah ukuran pupil dengan

berkontraksi, menentukan warna mata; korpus siliaris membentuk aqueous

humor dan mengandung otot siliaris; khoroid berfungsi untuk mencegah

berhamburannya berkas cahaya di mata14

.

e. Lensa merupakan suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan

hampir transparan, tebalnya sekitar 4mm dan diameternya 9mm,

dibelakang iris lensa digantung oleh zonula zinii yang menghubungkannya

Page 19: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

6

dengan korpus siliaris11

, berfungsi dalam menghasilkan kemampuan

refraktif yang bervariasi selama akomodasi14

.

f. Retina merupakan jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang

melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata,

membentang ke depan dan berakhir di tepi ora serrata, mengandung

fotoreseptor11

.

g. Korpus Vitreus merupakan badan gelatin yang jernih dan avaskular yang

membentuk dua per tiga dari volume dan berat mata, berisi air 99%,

sisanya 1% meliputi kolagen dan asam hialuronat sehingga mirip gel yang

membantu mempertahankan bentuk mata11,14

.

2.1.2. Proses Melihat

Berkas cahaya akan berbelok / berbias ( mengalami refraksi ) apabila

berjalan dari satu medium ke medium lain dengan kepadatan yang berbeda kecuali

apabila berkas cahaya tersebut jatuh tegak lurus permukaan14,15

. Cahaya bergerak

lebih cepat melalui udara daripada melalui melalui media transparan lain misalnya

air dan kaca. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium yang densitas yang

lebih tinggi, cahaya tersebut melambat (sebaliknya juga berlaku)14

.

Gambar 2.3. Proses Melihat Sumber: www.google.com

Dengan masuknya sinar kedalam mata, terjadilah proses penglihatan yang

terdiri dari empat tahap, yaitu tahap pembiasan, tahap sintesa fotokimia, tahap

pengiriman sinyal sensoris dan tahap persepsi di pusat penglihatan. Tahap

Page 20: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

7

pembiasan terjadi di kornea, lensa, badan kaca, dimana titik hasil pembiasan

tergantung pada panjang sumbu bola mata. Sedangkan proses fotokimia terjadi

pada fovea di makula. Proses kimia yang terjadi akan merangsang dan

menimbulkan impuls listrik potensial. Selanjutnya impuls listrik ini akan diantar

oleh serabut saraf ke pusat penglihatan di otak untuk diproses sehingga terjadi

persepsi penglihatan9.

Cahaya yang melewati kornea akan diteruskan melalui pupil, kemudian

difokuskan oleh lensa ke bagian belakang mata, yaitu retina. Fotoreseptor pada

retina mengumpulkan informasi yang ditangkap mata, kemudian mengirimkan

sinyal informasi tersebut ke otak melalui saraf optik. Semua bagian tersebut harus

bekerja simultan untuk dapat melihat suatu objek11,16

.

Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk

penglihatan jauh, tetapi otot siliaris akan berkontraksi untuk memungkinkan lensa

menjadi cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat14

.

2.1.3. Kelainan Refraksi

Mata normal memiliki susunan pembiasan oleh media refraksi dengan

panjang bola mata yang seimbang. Hal ini memungkinkan bayangan benda

setelah melalui media tersebut tepat dibiaskan di retina pada mata yang tidak

mengalami akomodasi atau istirahat untuk melihat jauh, sehingga memiliki tajam

penglihatan 6/6.1

Semakin bertambah usia maka status refraksi berangsur-angsur menjadi

emetropia. Emetropisasi (penyesuaian komponen bola mata dan kekuatan sistem

optik yang mengakibatkan benda dari jarak jauh akan difokuskan secara tepat di

retina tanpa akomodasi) sifatnya bervariasi pada setiap individu, sehingga pada

sekelompok individu dapat menimbulkan ametropia. Kelainan refraksi merupakan

istilah yang dipakai untuk keadaan ametropia akibat dari satu atau lebih

komponen optik bola mata memperlihatkan variasi yang signifikan dari nilai

variasi biologis normal, bukan merupakan penyakit atau kelainan bola mata

kongenital, yaitu berupa miopia, hipermetropia, astigmatisma.17

Page 21: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

8

2.1.4. Miopia

2.1.4.1.Definisi

Miopia atau nearsightedness atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan

refraksi dimana sinar-sinar sejajar dari objek pada jarak tak terhingga akan

berkonvergensi dan berfokus (dibiaskan pada suatu titik) di depan retina pada

mata tanpa akomodasi sehingga menghasilkan bayangan yang tidak fokus.

Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mengubah daya bias lensa dengan

kontraksi otot siliar yang menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan

lensa sehingga bayangan pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus di

retina.11,16

2.1.4.2.Etiologi

Etiologi dan patogenesis miopia belum diketahui, diduga dipengaruhi oleh

faktor lingkungan dan faktor genetika.3,17,18

Dari beberapa studi penelitian genetik

di Eropa didapatkan bahwa faktor genetik mempengaruhi 80% untuk terjadinya

kelainan refraksi. Faktor lingkungan yang mempengaruhi miopia seperti aktivitas

melihat dekat, tingkat pendidikan orang tua, status sosial ikut menyebabkan

prevalensi miopia yang meningkat.17

Pada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau

kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.16

Gambar 2.4. Kelainan Sumbu Aksial Bola Mata Pada Miopia Sumber: Harold Ellis, 2006

Page 22: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

9

Dikenal bentuk miopia16

:

1. miopia refraktif merupakan bertambahnya indeks bias media penglihatan

dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.

Miopia jenis ini dekenal dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia

yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan (kornea dan lensa) yang

terlalu kuat.

2. miopia aksial merupakan miopia akibat panjangnya sumbu bola mata,

dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.

2.1.4.3. Klasifikasi

Miopia dapat diklasifikasikan berdasarkan pertumbuhan bola mata,

etiologi, onset terjadinya dan derajat beratnya miopia. Berdasarkan pertumbuhan

bola mata, miopia dikelompokkan menjadi miopia fisiologis yang terjadi akibat

peningkatan diameter aksial yang dihasilkan oleh pertumbuhan normal sedangkan

miopia patologis merupakan pemanjangan abnormal bola mata yang sering

dihubungkan dengan penispisan sklera. Sedangkan klasifikasi berdasarkan onset

terjadinya terbagi menjadi miopia kongenital yang terjadi pada saat lahir, miopia

juvenil atau miopia usia sekolah yang ditemukan pada usia sebelum 20tahun dan

miopia dewasa yang ditemukan pada usia 20tahun atau lebih. Berdasarkan

etiologinya, miopia terbagi atas aksial akibat perubahan panjang bola mata

melebihi 24 mm dan refraktif akibat kelainan kondisi elemen bola mata18

.

Sedangkan berdasarkan derajat beratnya miopia terbagi kedalam13,16

:

1. Miopia ringan adalah miopia antara 0-3 D

2. Miopia ringan adalah miopia antara 3-6 D

3. Miopia ringan adalah miopia di atas 6 D

Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk16

:

1. miopia stasioner adalah miopia yang menetap setelah dewasa

2. miopia progresif adalah miopia yang bertambah terus pada usia dewasa

akibat bertambah panjangnya bola mata

3. miopia maligna adalah miopia yang berjalan progresif yang dapat

mengakibatkan ablsio retina dan kebutaan atau sama dengan miopia

pernisiosa atau miopia maligna atau miopia degenertif

Page 23: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

10

2.1.4.4.Manifestasi Klinis

Pada penderita miopia, keluhan utamanya adalah penglihatan yang kabur

saat melihat jauh, tetapi jelas untuk melihat dekat. Selain itu pasien akan

memberikan keluhan sakit kepala atau mata terasa lelah, sering disertai dengan

juling dan celah kelopak mata sempit. Seseorang miopia mempunyai kebiasaan

mengernyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan

efek pinhole13,16

. Pasien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat

sehingga mata selalu dalam konvergensi yanga kan menimbulkan astenopia

konvergensi dan bila menetap akan terlihat juling kedalam atau esotropia. Apabila

terdapat miopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain, dapat terjadi

ambliopia pada mata yang miopianya lebih tinggi dan menyebabkan

eksotropia11,16

.

2.1.4.5.Penatalaksanaan

Terapi yang dapat diberikan adalah koreksi kacamata dengan

menggunakan lensa sferis konkaf ( negatif ) terkecil yang memberikan ketajaman

penglihatan maksimal16

. Lensa sferis negatif ini dapat mengoreksi bayangan pada

miopia dengan cara memindahkan bayangan mundur tepat ke retina11,16

, sehingga

penderita dapat melihat dengan baik tanpa akomodasi13

.

Gambar 2.5. Koreksi Lensa Negatif Pada Miopia Sumber: T.Schlote, 2006

Selain dikoreksidengan lensa kacamata, koreksi miopia dapat menggunakan

lensa kontak atau bedah keratorefraktif16

. Lensa kontak adalah lensa yang

Page 24: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

11

diletakkan diatas kornea dan memiliki daya kohesi sehingga tetap menempel pada

kornea, tujuannya adalah untuk memperbesar bayangan yang jatuh di retina13

.

Terdapat keuntungan memakai lensa kontak, diantaranya13

:

1. Praktis dalam penggunaanya (sama dengan seperti penglihatan mata

normal, sedangkan kaca mata penglihatan akan menjadi lebih besar/kecil)

2. Luas lapang pandang tidak berubah (penggunaan kaca mata lapang

pandang menjadi menciut)

3. Tujuan kosmetik

Sedangkan kerugian dari pemakaian lensa kontak adalah13

:

1. Lebih mudah terkena infeksi, apabila pemakainnya kurang memperhatikan

kebersihan / lingkungan sekitar kurang bersih

2. Lebih mudah terjadi erosi kornea, terutama apabila dipakai terlalu

lama/dipakai tidak teratur

2.1.5. Tajam Penglihatan (Visus)

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata.

Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang, dapat digunakan kartu snellen

dan bila penglihatan mata kurang maka tajam penglihatan diukur dengan

menentukan kemampuan melihat jumlah jari ataupun proyeksi sinar16

.

Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata dengan atau tanpa

kacamata. Setiap mata diperiksa terpisah. Untuk mengetahui sama atau tidaknya

ketajaman penglihatan kedua mata dapat dilakukan dengan menutup salah satu

mata16

.

Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak 6 meter

atau 20 kaki, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan

beristirahat atau tanpa akomodasi16

. Bila dapat melihat dengna baik huruf-huruf

dengan ukuran yang memang seharusnya dapat dilihat pada jarak 20 kaki, orang

tersebut dikatakan memiliki penglihatan 20/20 (penglihatan mata normal). Bila

hanya dapat melihat huruf – huruf yang seharusnya mampu dilihat pada jarak 200

kaki, dikatakan orang itu memiliki penglihatan sebesar 20/20015

.

Bila seseorang diragukan apakah penglihatannya berkurang akibat

kelainan refraksi, maka dilakukan uji pinhole. Bila penglihatan berkurang dengan

Page 25: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

12

diletakkannya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik atau kekeruhan

media penglihatan yang mengakibatkan penglihatan menurun16

.

2.2. Kerangka Konsep

Bagan 2.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Variabel yang diteliti Pengaruh yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti Pengaruh yang tidak diteliti

FAKTOR INTERNAL :

Genetik

Panjang Bola Mata

Jenis Kelamin

Suku

FAKTOR INTERNAL :

Usia

Riwayat Keluarga

FAKTOR EKSTERNAL :

Pendidikan orang tua

Penghasilan orang tua

Aktivitas melihat dekat

Prevalensi

Miopia

FAKTOR EKSTERNAL :

Pencahayaan saat tidur

Pencahayaan saat membaca

Page 26: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

13

2.3. Definisi Operasional

Tabel 2.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Miopia Kelainan

refraksi yang

memerlukan

koreksi lensa

sferis negatif

Visus Snellen

chart

Ordinal 1. 6/6

2. < 6/6

2. Usia Lama hidup

responden

(pembulatan)

mulai dari

lahir hingga

penelitian

dilakukan

Wawancara Kuesioner Interval 1. ≤ 18 thn

2. 19thn

3. ≥ 20 thn

3. Riwayat

Keluarga

Keluarga inti

yang

diketahui

memakai

kacamata

untuk melihat

jauh

Wawancara Kuesioner Nominal 1. Ayah dan Ibu

2. Ayah/Ibu

3. Saudara

kandung

4. Tidak ada

riwayat

4. Pendidikan

orang tua

Jenis

Pendidikan

terakhir yang

di peroleh

Wawancara Kuesioner Ordinal 1. SD-SMP

2. SMA- Strata

5. Penghasilan

orang tua

Penghasilan

rata-rata yang

diperoleh

dalam satu

bulan

Wawancara Kuesioner Interval 1. < Rp.1.250.000

2. Rp.1.250.000 –

Rp. 5.000.000

3. >Rp. 5.000.000

Page 27: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

14

6. Aktivitas

melihat

dekat

Lamanya

waktu (jam)

per hari yang

dibutuhkan

untuk

menonton

televisi,

membaca,

kebiasaan

mengguna-

kan

komputer/

laptop,

bermain

video game

Wawancara Kuesioner Interval 1. < 5 jam

2. 5-10 jam

3. > 10 jam

7. Derajat

Keparahan/

Koreksi

Miopia

Ukuran lensa

negatif yang

digunakan

untuk

mencapai

visus 6/6

Visus Lensa

Trial

Interval 1. 0-3 D

2. 3-6 D

3. > 6 D

6

Page 28: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode pengumpulan

data secara cross sectional menggunakan kuesioner dan pemeriksaan visus.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan waktu penelitian dari bulan

juli sampai bulan agustus 2011.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2. Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah mahasiswa preklinik (tahun angkatan

2008-2010) Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.3. Besar Sampel

Besar sampel (n) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus deskriptif

kategorik. Alasan penggunaan rumus ini adalah penelitian yang dilakukan

merupakan penelitian deskriptif dan semua variabel dalam penelitian ini

dikategorikan.

Sampel minimal yang dibutuhkan19

:

n = (Zα)2

.p .q

(d)2

n = (1,96)2 . 0,60 . 0,40

(0,1)2

n = 92,19

Ket :

n : Jumlah Sampel

Zα : Ditentukan oleh tingkat kepercayaan pada α=0,05; Zα bernilai 1,96

p : proporsi outcome of interest

Page 29: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

16

q : 1-p

d : 0,1

Jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebanyak 92,19

orang. Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang tidak berhasil

ditemui maka jumlah responden ditambah sebanyak 10%. jadi jumlah sampel

adalah 92,19 + 9,21 = 101,40 dibulatkan menjadi 102 orang.

3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua mahasiswa preklinik (tahun

angkatan 2008-2010) Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang secara random terpilih sesuai dengan besar penghitungan sampel.

Pengambilan sampel menggunakan teknik random dengan cara Simple Random

Sampling19

, yaitu dengan merandom nama dari daftar keseluruhan nama

mahasiswa preklinik yang diperoleh dari pengurutan data populasi target.

3.3.5. Kriteria Sampel

3.3.5.1. Kriteria Inklusi :

Mahasiswa Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

menjalani pendidikan preklinik di kampus FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.3.5.2. Kriteria Eksklusi :

Saat pengisian peserta subjek penelitian tidak hadir.

Tidak mendapat persetujuan dari peserta subjek penelitian.

Pengisian kuesioner tidak lengkap.

Page 30: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

17

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Alur Penelitian

Bagan 3.1. Skema Alur Penelitian

3.4.2. Alat dan Bahan

1. Snellen chart

2. Lensa uji coba

3. Bingkai uji coba

4. Meteran

Nama mahasiswa preklinik

Program Studi Pend.Dokter

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Simple random sampling

Nama mahasiswa yang

terpilih namanya

informed consent

Prevalensi Miopia dan Faktor – faktor

yang yang mempengaruhinya

Pengumpulan dan

pengolahan data

dengan SPSS 16.0

Wawancara dengan

menggunakan

kuesioner dan

pemeriksaan visus

YA TIDAK

Page 31: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

18

3.4.3. Cara Kerja

Sampel penelitian diperoleh dari hasil random yang dilakukan pada

keseluruhan nama mahasiswa preklinik Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan teknik simple random sampling. Setelah

diperoleh nama sampel, maka responden dikumpulkan dalam satu ruangan dan

diberikan informed consent, jika menyetujui lalu dilanjutkan dengan pengisian

kuesioner dan pemeriksaan visus.

a. Wawancara Menggunakan Kuesioner

Responden yang sudah terpilih namanya secara random dikumpulkan

dalam satu ruangan kemudian dilakukan wawancara dimana pertanyaan diajukan

satu persatu sesuai dengan kuesioner. Wawancara dilakukan dalam tiga hari,

masing-masing untuk angkatan 2008, 2009, 2010 yang kemudian dilanjutkan

dengan pemeriksaan visus.

b. Pemeriksaan Visus

Pemeriksaan visus dilakukan untuk mengetahui apakah responden

mengalami miopia atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menunjang pertanyaan no 1

pada kuesioner yaitu berupa “apakah anda penderita miopia?” Responden

dinyatakan miopia, jika : hasil pemeriksaan visus <6/6 dan jawaban responden

ya, tidak atau tidak tahu. Responden tidak dinyatakan miopia, jika hasil

pemeriksaan visus 6/6 dan jawaban responden ya, tidak atau tidak tahu.

1. Syarat Ruangan Pemeriksaan

Ruang pemeriksaan dengan penerangan cukup, dapat menempelkan

snellen chart di dinding pada jarak 6 meter, bersih, aman dan tidak ada

sesuatu apapun yang mengganggu selama pemeriksaan berlangsung.

2. Prosedur Pemeriksaan

Setelah diwawancarai, responden duduk menghadap snellen chart

yang diletakkan 6 meter dari tempat responden berada, penglihatan

responden harus terbebas dari penggunaan kaca mata atau lensa

kontak.

Pastikan responden tidak buta huruf, secara bergantian mata kanan

dan kiri diperiksa dengan cara menutup salah satu mata yang lain

Page 32: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

19

ketika mata yang satu diperiksa. Responden menyebutkan satu

persatu huruf yang terdapat pada snellen chart.

Apabila penyebutan huruf oleh responden tidak sampai visus 6/6

maka mata yang sedang diperiksa dibantu oleh pinhole sampai

diperoleh visus 6/6. Apabila dengan bantuan pinhole visus tidak

berubah maka pemeriksaan dilanjutkan menggunakan lensa uji

hingga koreksi sesuai.

Apabila responden tidak bisa menyebutkan huruf pertama pada

snellen chart dan penggunaan pinhole tidak membantu

meningkatkan tajam penglihatan maka pemeriksaan dilanjutkan

dengan hitungan jari, visus menjadi ../60. Apabila hitungan jari

tidak bisa, dilanjutkan dengan pemeriksaan gerakan tangan, visus

menjadi ../300. Apabila gerakan tangan masih tidak bisa,

pemeriksaan menggunakan pencahayaan, dinilai apakah responden

dapat membedakan terang atau gelap dari cahaya tersebut, visus

menjadi ../∞.

3.5. Managemen Data

3.5.1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner

dan pemeriksaan visus kepada sampel penelitian secara bersamaan saat penelitian

berlangsung.

3.5.2. Pengolahan Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik. Semua

perhitungan statistik dilakukan menggunakan software SPSS 16.0.

3.5.3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular dan tubular.

3.5.4. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dan diolah secara statistik lalu dilanjutkan

dengan analisis univariat.

Page 33: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian dan analisa data mengenai penelitian tentang

prevalensi miopia dan faktor – faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.

Penelitian ini dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan waktu penelitian dari bulan

juli sampai bulan agustus 2011, sampel merupakan mahasiswa preklinik Program

Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terpilih secara

simple random sampling, dengan jumlah sampel adalah 102 orang, namun yang

termasuk ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi penelitian sebanyak 96 orang.

Adapun penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui prevalensi

miopia disertai dengan derajat keparahan / koreksi miopia dan faktor yang

mempengaruhinya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011 yaitu berupa distribusi usia, riwayat keluarga,

pendidikan orang tua, penghasilan orang tua dan aktivitas melihat dekat.

4.1. Karakteristik Data Responden

4.1.1. Distribusi Karakteristik Usia Responden

Usia merupakan lama hidup responden yaitu pembulatan mulai dari lahir

hingga penelitian dilakukan, dikategorikan berdasarkan usia ≤18 tahun, 19 tahun

dan ≥ 20 tahun.

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Usia Responden

No Usia Frekuensi Persentase

1 ≤18 tahun 20 20,83

2 19 tahun 30 31,25

3 ≥ 20 tahun 46 47,92

Total 96 100,00

Page 34: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

21

Berdasarkan tabel di atas dari 96 orang responden terlihat bahwa hampir

dari seluruh responden yaitu sebanyak 46 orang (47,92%) memiliki usia ≥ 20

tahun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden dengan usia ≥ 20 tahun lebih

banyak dibandingkan dengan responden dengan usia 19 atau 18 tahun

dikarenakan penelitian dilakukan pada 3 angkatan yang jaraknya berurutan dan

tahun lahir dari responden lebih banyak di tahun 1990-1991 sehingga diperoleh

data yang kurang bervariasi berdasarkan usia.

4.1.2. Distribusi Karakteristik Riwayat Miopia Keluarga Pada Responden

Riwayat keluarga dilihat berdasarkan dari ada tidaknya keluarga inti

responden yang diketahui memakai kacamata untuk melihat jauh, dikategorikan

menjadi ada riwayat miopia keluarga (ayah dan ibu, ayah / ibu, saudara kandung)

dan tidak ada riwayat miopia keluarga.

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Riwayat Miopia Keluarga Responden

No Riwayat Keluarga Frekuensi Persentase

1 Tidak Ada 37 38.54

2 Saudara Kandung 14 14.58

3 Ayah/Ibu 26 27.08

4 Ayah dan Ibu 19 19.79

Total 96 100.00

Berdasarkan tabel di atas dari 96 orang responden terlihat lebih dari

sebagian responden yaitu sebanyak 59 orang (61.45%) memiliki riwayat miopia

keluarga. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh responden memiliki keterkaitan

miopia dalam keluarganya.

4.1.3. Distribusi Karakteristik Pendidikan Orang Tua Responden

Pendidikan orang tua responden dilihat berdasarkan jenis pendidikan

terakhir yang di peroleh hingga saat penelitian dilakukan, dikategorikan menjadi

pendidikan rendah (SD-SMP) dan pendidikan tinggi (SMA-Strata)

Page 35: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

22

Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Pendidikan Orang Tua Responden

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SD-SMP 12 12.50

2 SMA-Strata 84 87.50

Total 96 100.00

Berdasarkan tabel di atas dari 96 orang responden terlihat bahwa hampir

seluruh responden yaitu sebanyak 84 orang (87,50%) orang tuanya memiliki

pendidikan tinggi yaitu pendidikan SMA-Strata.

4.1.4. Distribusi Karakteristik Penghasilan Orang Tua Responden

Penghasilan orang tua responden dilihat berdasarkan penghasilan rata-rata

yang diperoleh dalam satu bulan, dikategorikan menjadi penghasilan rendah (<

Rp.1.250.000), sedang (Rp. 1.250.000 – Rp. 5.000.000) dan Tinggi (>Rp.

5.000.000)

Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Penghasilan Orang Tua Responden

No Penghasilan Frekuensi Persentase

1 < Rp 1.2500.000,00 5 5.21

2 Rp 1.250.000,00 - Rp 5.000.000,00 40 41.67

3 > Rp 5.000.000,00 51 53.13

Total 96 100.00

Berdasarkan tabel di atas dari 96 orang responden terlihat bahwa sebagian

dari seluruh responden yaitu sebanyak 51 orang (53,13%) memiliki penghasilan

tinggi yaitu lebih dari Rp 5.000.000 setiap bulannya.

4.1.5. Distribusi Karakteristik Aktivitas Melihat Dekat Responden

Aktivitas melihat dekat dilihat berdasarkan lamanya waktu (jam) per hari

yang dibutuhkan untuk menonton televisi, membaca, kebiasaan menggunakan

Page 36: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

23

komputer / laptop, bermain video game. Dikategorikan menjadi < 5 jam, 5-10

jam, > 10 jam

Tabel 4.5. Distribusi Karakteristik Aktivitas Melihat Dekat Responden

No Aktivitas Melihat

Dekat Frekuensi Persentase

1 < 5 jam 46 47,92

2 5 - 10 jam 36 37,50

3 > 10 jam 14 14,58

Total 96 100,00

Berdasarkan tabel di atas dari 96 orang responden terlihat bahwa sebagian

dari seluruh responden yaitu sebanyak 46 orang (47,92%) melakukan aktivitas

dekat kurang dari 5 jam, 36 orang (37,50%).

4.2. Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen

kemudian dilakukan perincian dari setiap variabel yang berkaitan dengan

prevalensi miopia.

4.2.1. Prevalensi Miopia Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011 dan Derajat

Keparahan / Koreksi Miopia

Distribusi prevalensi miopia pada mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011 dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 37: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

24

Tabel 4.6. Distribusi Prevalensi Miopia Responden

No Miopia Frekuensi Persentase

1 Ya 60 62.50

2 Tidak 36 37.50

Total 96 100.00

Berdasarkan tabel di atas dari 96 orang responden terlihat bahwa sebagian

besar dari seluruh responden yaitu sebanyak 60 orang (62,50%) menderita miopia,

Hal ini dapat disimpulkan bahwa prevalensi miopia pada mahasiswa Program

Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cukup tinggi.

Distribusi derajat keparahan/koreksi miopia dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Keparahan / Koreksi ODS Responden Miopia

No Koreksi Miopia ODS Frekuensi Persentase

1 0-3 46 76.67

2 3-6 14 23.33

3 >6 0 0.00

Total 60 100.00

Berdasarkan tabel di atas dari 60 orang responden miopia terlihat bahwa

hampir dari seluruh responden yaitu sebanyak 46 orang (76,67%) memiliki

koreksi miopia ODS 0-3 sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat miopia yang

terjadi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011 merupakan miopia ringan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 didapatkan

prevalensi miopia sebesar 60% dengan jumlah sampel 90 orang. Jika mengacu

kepada data tersebut, terjadi peningkatan prevalensi miopia sebesar 2,50% pada

Page 38: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

25

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2011.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hartanto dan Inakawati (2002-

2003)20

di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan bahwa kelainan refraksi tak

terkoreksi penuh yang paling banyak yaitu berupa miopia sebesar 58,15%.

Dalam penelitian yang sama, derajat keparahan / koreksi miopia lebih

banyak pada derajat ringan yaitu sebanyak 30 orang dengan usia 11-20 tahun dan

25 orang dengan usia 20-30 tahun20

.

4.2.2. Gambaran Distribusi Usia Responden Miopia Pada Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2011

Distribusi usia responden miopia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Gambaran Distribusi Usia Responden Miopia

No Usia Miopi Tidak Miopi Total Persentase

f % f %

1 ≤18 tahun 14 23,33 6 16,67 20 20,83

2 19 tahun 16 26,67 14 38,89 30 31,25

3 ≥20 tahun 30 50,00 16 44,44 46 47,92

Total 60 100,00 36 100,00 96 100,00

Berdasarkan tabel di atas dari 60 orang responden penderita miopia terlihat

bahwa sebagian dari seluruh responden yaitu sebanyak 30 orang (50,00%) berusia

≥ 20 tahun, ini berarti bahwa usia ≥ 20 tahun memiliki kecenderungan mengalami

miopia lebih besar.

Prevalensi miopia cenderung meningkat dengan meningkatnya usia,

namun mekanisme dari hal ini belum diketahui. Suatu teori menjelaskan bahwa

prevalensi miopia pada orang dewasa disebabkan oleh perubahan indeks refraksi

lensa, yaitu indeks refraksi lensa meningkat dengan meningkatnya kekeruhan inti

lensa sejalan dengan meningkatnya usia6.

Penelitian lain menunjukkan bahwa miopia dapat menjadi progresif

dengan bertambahnya usia, hal ini dikarenakan bola mata masih mengalami

Page 39: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

26

pertumbuhan atau pemanjangan serta perubahan komponen bola mata yang pada

akhirnya akan mengakibatkan perubahan status refraksi menjadi lebih miopia21

.

4.2.3. Gambaran Distribusi Riwayat Keluarga Responden Miopia Pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011

Distribusi riwayat keluarga pada responden miopia dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.9. Gambaran Distribusi Riwayat Keluarga Responden Miopia

No Riwayat

Keluarga

Miopia Tidak Miopia Total Persentase

F % F %

1 Tidak Ada 23 38,33 14 38,89 37 38,54

2 Saudara Kandung 11 18,33 3 8,33 14 14,58

3 Ayah/Ibu 14 23,33 12 33,33 26 27,08

4 Ayah dan Ibu 12 20,00 7 19,44 19 19,79

Total 60 100,00 36 100,00 96 100,00

Berdasarkan tabel di atas dari 60 orang responden penderita miopia terlihat

bahwa sebagian dari seluruh responden yaitu sebanyak 37 orang (61,66%)

memiliki riwayat miopia keluarga, hal ini dapat disimpulkan bahwa keterkaitan

riwayat miopia keluarga cenderung mempengaruhi miopia pada responden.

Lam dkk22

, dalam penelitiannya mengemukakan bahwa riwayat miopia

pada orang tua mempengaruhi pertumbuhan bola mata anak. Pertumbuhan bola

mata dan pergeseran refraksi ke arah miopia terjadi lebih cepat pada anak dengan

riwayat miopia. Seseorang dengan predisposisi keluarga dan terpapar oleh faktor

miopigenik maka emetropisasi akan berjalan tak terkendali yang mengakibatkan

pemanjangan aksial bola mata dan terjadi miopia sedang pada usia dewasa23

.

Anak dengan riwayat ayah dan ibu miopia cenderung melakukan aktivitas

melihat lebih dekat dibandingkan anak tanpa orang tua miopia24

.

Page 40: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

27

4.2.4. Gambaran Distribusi Pendidikan Orang Tua Responden Miopia

Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011

Distribusi pendidikan orang tua responden miopia dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.10. Gambaran Distribusi Pendidikan Orang Tua Responden Miopia

No Pendidikan Miopia Tidak Miopia

Total Persentase f % F %

1 SD-SMP 6 10,00 6 16,67 12 12,50

2 SMA-Strata 54 90,00 30 83,33 84 87,50

Total 60 100,00 36 100,00 96 100,00

Berdasarkan tabel di atas dari 60 orang responden penderita miopia terlihat

bahwa hampir seluruh responden yaitu sebanyak 54 orang (90,00%) orang tuanya

berpendidikan SMA-Strata, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden

yang mengalami miopia memiliki orang tua dengan pendidikan tinggi.

Tingkat pendidikan seseorang sering digunakan untuk menghubungkan

lamanya waktu bekerja dalam jarak dekat dengan miopia pada orang – orang yang

berpendidikan tinggi. Hasilnya adalah orang yang berpendidikan tinggi lebih

banyak yang mengalami miopia25

.

Banyaknya buku yang dibaca per minggu merupakan salah satu petanda

aktivitas melihat dekat yang secara independen berhubungan dengan tingkat

pendidikan dan perilaku orang tua serta status ekonomi keluarga. Keluarga

dengan tingkat penddidikan tinggi dan perilaku suka membaca akan mendorong

anaknya untuk membaca atau melakukan aktivitas melihat dekat yang lebih

banyak26

.

4.2.5. Gambaran Distribusi Penghasilan Orang Tua Responden Miopia

Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011

Distribusi penghasilan orang tua responden miopia dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 41: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

28

Tabel 4.11. Gambaran Distribusi Penghasilan Orang Tua Responden Miopia

No Penghasilan Miopia Tidak Miopia

Total Persentase f % f %

1 <Rp 1.2500.000,00 3 5,00 2 5,56 5 5,21

2 Rp 1.250.000,00 - Rp

5.000.000,00 24 40,00 16 44,44 40 41,67

3 > Rp 5.000.000,00 33 55,00 18 50,00 51 53,13

Total 60 100,00 36 100,00 96 100,00

Berdasarkan tabel di atas dari 60 orang responden penderita miopia terlihat

bahwa sebagian dari seluruh responden yaitu sebanyak 33 orang (55,00%) orang

tuanya memiliki penghasilan lebih dari Rp 5.000.000, ini dapat disimpulkan

bahwa responden miopia cenderung memiliki orang tua dengan penghasilan

tinggi.

Berbagai penelitian mendapatkan prevalensi miopia meningkat dengan

meningkatnya penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan1.

Keluarga dengan status ekonomi yang lebih tinggi mempunyai

kemampuan lebih baik untuk membeli buku dan fasilitas untuk pergi ke

perpustakaan atau toko buku serta membeli fasilitas lainnya26

.

4.2.6. Gambaran Distribusi Aktivitas Melihat Dekat Responden Miopia

Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011

Distribusi aktivitas melihat dekat responden miopia dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.12. Gambaran Distribusi Aktivitas Melihat Dekat Responden Miopia

No Aktivitas

Melihat Dekat

Miopia Tidak Miopia Total Persentase

f % f %

1 < 5 jam 26 43,33 20 55,56 46 47,92

2 5 - 10 jam 24 40,00 12 33,33 36 37,50

3 > 10 jam 10 16,67 4 11,11 14 14,58

Total

60 100,00 36 100,00 96 100,00

Page 42: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

29

Berdasarkan tabel di atas dari 60 orang responden terlihat bahwa sebagian

dari seluruh responden yaitu sebanyak 34 orang (56,67%) melakukan aktivitas

melihat dekat lebih dari 5 jam sedangkan sebanyak 20 orang (55,56%) responden

tidak miopia melakukan aktivitas melihat dekat kurang dari 5 jam . Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa responden miopia melakukan aktivitas dekat

lebih lama dibandingkan dengan responden tidak miopia.

Aktivitas melihat dekat dari beberapa penelitian diketahui dapat

meningkatkan terjadinya miopia26

. Aktivitas melihat dekat menyebabkan

akomodasi terus menerus, sehingga menyebabkan meningkatnya suhu pada bilik

mata depan yang selanjutnya akan meningkatkan produksi cairan intraokular.

Peningkatan tersebut akan meningkatkan tekanan bola mata yang berhubungan

dengan miopia27

.

Aktivitas melihat dekat menyebabkan stress induces distant accomodation

yang terus menerus dan mengakibatkan perubahan biokimia dari sklerayaitu

fibroblas sklera yang merupakan suatu mekanisme kimia untuk peregangan,

terjadi setelah 30 menit saat berakomodasi. Akumulasi akomodasi yang terus

menerus menyebabkan memanjangnya waktu mekanisme peregangan yang

berdampak pada meregangnya sklera, sehingga bayangan objek pada aktivitas

melihat dekat jatuh di depan retina18

.

Bukti lain ditemukan pada anak muda China di Hongkong yang miopia

menunjukkan adanya kecenderungan tingginya blur driven nearwork-induced

transient myopia yang terus menerus setelah aktivitas melihat dekat. Hal ini

diperkirakan dapat mengeksaserbasi predisposisi genetik mata miop yang

selanjutnya dapat mengalami progresivitas24

.

Miopia lebih banyak terdapat pada orang-orang yang pekerjaannya

memerlukan fokus mata jarak dekat dalam kurun waktu yang lama, seperti

pekerjaan yang berhubungan dengan komputer/laptop20

.

4.3. Keterbatasan Penelitian

4.3.1. Variabel Penelitian

Faktor yang mempengaruhi miopia bersifat multifaktorial, namun peneliti

hanya meneliti beberapa faktor dari faktor- faktor yang mempengaruhi prevalensi

Page 43: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

30

miopia dan hanya dilakukan analisis univariat sehingga hubungan dari masing –

masing variabel terhadap prevalensi miopia belum dapat dibuktikan.

Penelitian dilakukan pada saat bulan Ramadhan dan aktivitas perkuliahan

di Program Studi Pendidikan Dokter dari ketiga angkatan tidak terlalu aktif seperti

perkuliahan semestinya (hanya ujian dan perbaikan nilai / KKD saja) dimana

aktivitas untuk melihat dekat diharapkan akan jauh lebih banyak dilakukan

dibandingkan dengan aktivitas yang sedikit luang seperti yang didapatkan oleh

peneliti kemarin saat pengambilan data, sehingga dari hasil penelitian tidak

didapatkan perbedaan yang signifikan antara aktivitas yang dilakukan kurang dari

5 jam/hari dengan aktivitas yang dilakukan 5-10 jam/hari, sedangkan peneliti

mengharapkan aktivitas untuk melihat dekat cenderung banyak dilakukan selama

5-10 jam/hari untuk mendukung teori, walaupun secara keseluruhan responden

miopia lebih banyak yang melakukan aktivitas melihat dekat lebih dari 5 jam/

hari.

4.3.2. Sampel Penelitian

Meskipun jumlah sampel memenuhi sampel minimum, namun alangkah

baiknya jika sampel mencapai sama banyak sesuai dengan penghitungan besar

sampel, hal ini memungkinkan hasil lebih varitif dan lebih mendukung teori.

Usia dari sampel penelitian sebagian besar berusia 19-21 tahun, hal ini

kurang memberikan informasi peningkatan prevalensi miopia berdasarkan usia.

Page 44: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

31

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Prevalensi Miopia pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 cukup tinggi yaitu sebesar

62,50%.

2. Gambaran distribusi miopia berdasarkan usia diperoleh sebesar 50,00%

(30 orang) berusia ≥ 20 tahun, 61,66% (37 orang) memiliki riwayat

keluarga miopia, 90,00% (54 orang) dengan orang tua berpendidikan

tinggi, 55,00% (33 orang) berpenghasilan > Rp 5.000.000, 56,67% (34

orang) melakukan aktivitas melihat dekat lebih dari 5 jam/hari.

3. Derajat keparahan / koreksi miopia pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 sebesar

76,67% (46 orang) memiliki koreksi ringan, yaitu 0–3 D.

5.2. Saran

1. Prevalensi miopia pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

cukup tinggi, maka diperlukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik

untuk membuktikan hubungan masing – masing faktor terhadap prevalensi

miopia, karena miopia merupakan kelainan refraksi yang dipengaruhi oleh

banyak faktor baik internal maupun eksternal, atau dilakukan penelitian

dengan desain kohort selama 2 tahun untuk mengetahui progresivitas

miopia dan faktor yang berperan dalam progresivitasnya sehingga

diharapkan dapat menurunkan angka prevalensi miopia tersebut.

2. Dilakukan penelitian yang berkaitan dengan lama dan jarak responden

dalam melakukan aktivitas dekat, banyaknya buku yang dibaca dan

pengaruh pencahayaan saat aktivitas dekat tersebut dilakukan selama 1

hari atau 1 minggu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersendiri

dari aktivitas melihat dekat.

Page 45: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

32

3. Derajat miopia terbanyak pada responden miopia ringan yaitu kisaran

koreksi 0-3 D, hal ini bisa dicegah dengan pemeriksaan mata lebih dini,

rutin dan melakukan aktivitas luar rumah sebanyak 2-3 jam per harinya

diluar kesibukan responden sebagai mahasiswa kedokteran yang aktivitas

melihat dekatnya lebih banyak. Dengan demikian, akomodasi yang terlalu

berlebihan dapat dikurangi dan secara tidak langsung dapat mengurangi

insidensi miopia dini.

4. Penyediaan sarana pemeriksaan mata rutin dan konsultasi dokter spesialis

mata untuk mahasiswa di kampus FKIK dengan tujuan mempermudah

pengontrolan terhadap progresivitas miopia mahasiswa.

Page 46: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Dandona R, Dandona L, Naduvilath TJ, Srinivas M, McCarty CA, Rao

GN. Refractive errors in an urban population in Southern India: The Andra

Pradesh Aye Disease Study. Invest Ophtalmol Vis Sci. 1999;40:2810-

2818.

2. Saw SM, Husain R, Gazzard GM. Causes of low vision and blindness in

rural Indonesia British Journal of Ophtalmology. 2003;87(9):1075-1078.

3. Mutti DO, Mitchell GL, Moeschberger ML, Jones LA, Zadnik K. Parental

myopia, nearwork, school achievement and children’s refractive error.

Investigative Ophtalmology and Visual Science. 2002;43(12):3633-3640.

4. Depkes RI. Hasil survey kesehatan indera penglihatan dan pendengaran

1996. Jakarta. 1997.

5. Saw SM, Nieto FJ, Katz J, Schein OD, Levy B, Chew SJ. Factors related

to the progression of myopia in Singapore Children. Optom Vis Sci.

2000;77:549-54.

6. McBrien NA, Adam DW. A longitudinal investigation of adult-onset and

adult-progression of myopia in an occupational group: refractive and

biometric findings. Invest Ophtalmol Vis Sci. 1997;38:321-33.

7. Midelfart A, Hjertnes S. Myopia Among Medical Students in Norway

Invest Ophtalmol Vis Sci. 2005;46:562.

8. Mehdizadeh M, Jalaeian H, Kashef MA. Effects of Various Risk Factors

on Myopia Progression. Iran J Med Sci. 2006;31(4):204-207.

9. Spraul CW, Lang GK. Optics and refractive errors. In: Lang GK, ed.

Opthalmology : A short textbook. New York: Thieme; 2000:p.423-36

10. Guggenheim JA. Correlatiom in refractive errors between siblings in the

Singapore cohort study of risk factor of myopia. British Journal of

Opthalmology. 2007;91(6):781-784.

11. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum ed.14.

Jakarta: Widya Medika; 2000:1

12. Ellis,Harold. Clinical Anatomy. New York: Blackwell Publishing; 2008.

13. Perdami. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa

kedokteran ed.II. Jakarta: Sagung Seto; 2010:46-56.

Page 47: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

34

14. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed.II. Jakarta: EGC;

2001:160-7.

15. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed.XI. Jakarta:

EGC; 2008:644-50.

16. Sidarta, Ilyas. Ilmu Penyakit Mata ed. III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

2010:1

17. Taylor D, Hyot CS. Pediatric Ophtalmology and Strabismus theory and

practice. 3 ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.

18. Gilmartin B. Myopia: precedents for research in the twenty-first century.

Clinical and Experimental Ophtalmology. 2004;32:305-24.

19. Dahlan S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan ed.2. Jakarta: Salemba Medika; 2009:1

20. Hartanto Willy, Inakawati Sri. Kelainan Refraksi Tak Terkoreksi Penuh Di

RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode 1 Januari 2002 - Desember 2003.

Media Medika Muda. 2010;4:25-30.

21. Hyman L, Gwiazda J, Hussein M, Norton TT, Wang Y, Marsh-Tootle W,

et al. Relationship of age, sex, and ethnicity with myopia progression and

axial elongation in the correction of myopia evaluation trial. Arch

Ophtalmol. 2005;123:977-87.

22. Lam DS, Fan DS, Lam RF, Rao SK, Chong K, Lau JT. The effecct of

parental history of myopia on children eye size and growth: result of a

longitudinal study. Invest Ophtalmol Vis Sci. 2008;49(3):873-6.

23. Fredrick DR. Clinical review, myopia. Br Med J. 2002;324:1195-9.

24. Wolffsohn JS, Gilmartin B, Li RW-H, Edwards MH, Chat SW-S, Lew JK-

F, et al. Nearwork-induced trancient myopia in preadolescent Hong Kong

Chinese. Invest Ophtalmol Vis Sci. 2003;44:2284-9.

25. Konstantopoulos A, Yadegar G, Elgohary M. Nearwork, education, family

history and myopia in Greek conscript. Eye. 2008;22:542-546.

26. Saw SM, Zahang MZ, Hong RZ, Fu ZF, Pang MH, Tan T. Nearwork

activity, night lights, and myopia in the Singapore-China study. Arch

Ophtalmol. 2002;120:620-7.

27. Gwiazda JE, Hyman, Norton TT, Hussein M,Marsh-Toole W, Manny R.

Accommodation and related risk factors associated with myopia

progression and their interaction with treatment in COMET children.

Invest Ophtalmol Vis Sci. 2004;45:2143-51.

Page 48: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

35

Lampiran 1

Hasil Uji Statistik

Frequency Table

lama hidup responden

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid >= 18 tahun 20 20.8 20.8 20.8

19 tahun 30 31.3 31.3 52.1

>= 20 tahun 46 47.9 47.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

riwayat penggunaan kacamata minus di keluarga

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 37 38.5 38.5 38.5

saudara

kandung 14 14.6 14.6 53.1

ayah/ibu 26 27.1 27.1 80.2

Ayahdanibu 19 19.8 19.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

pendidikan org tua responden

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid SD-SMP 12 12.5 12.5 12.5

SMA-Strata 84 87.5 87.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

penghasilan perbulan orgtua responden

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <1.250.000 5 5.2 5.2 5.2

1.250.000-

5.000.000 40 41.7 41.7 46.9

>5.000.000 51 53.1 53.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

Page 49: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

36

lamanya aktivitas melihat dekat

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 5 jam 46 47.9 47.9 47.9

5 - 10 jam 36 37.5 37.5 85.4

> 10 jam 14 14.6 14.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

prevalensi miopia

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak

miopi 36 37.5 37.5 37.5

miopi 60 62.5 62.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

koreksi miopia ods

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0-3 46 76.7 76.7 76.7

3-6 14 23.3 23.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

lama hidup

responden *

prevalensi miopia

96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

Page 50: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

37

lama hidup responden * prevalensi miopia Crosstabulation

prevalensi miopia Total

tidak

miopia Miopia

lama

hidup

respon

den

>= 18

tahun

Count

6 14 20

% within prevalensi

miopia 16.7% 23.3% 20.8%

19 tahun Count 14 16 30

% within prevalensi

miopia 38.9% 26.7% 31.3%

>= 20

tahun

Count 16 30 46

% within prevalensi

miopia 44.4% 50.0% 47.9%

Total Count 36 60 96

% within prevalensi

miopia 100.0% 100.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

riwayat

penggunaan

kacamata minus d

keluarga *

prevalensi miopia

96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

Page 51: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

38

riwayat penggunaan kacamata minus d keluarga * prevalensi miopia

Crosstabulation

prevalensi miopia Total

tidak

miopia Miopia

riwayat

penggunaan

kacamata

minus di

keluarga

Tidak Count

14 23 37

% within prevalensi

miopia 38.9% 38.3% 38.5%

saudara

kandung

Count 3 11 14

% within prevalensi

miopia 8.3% 18.3% 14.6%

ayah/ibu Count 12 14 26

% within prevalensi

miopia 33.3% 23.3% 27.1%

Ayah dan

ibu

Count 7 12 19

% within prevalensi

miopia 19.4% 20.0% 19.8%

Total Count 36 60 96

% within prevalensi

miopia 100.0% 100.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pendidikan org

tua responden *

prevalensi

miopia

96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

Page 52: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

39

pendidikan org tua responden * prevalensi miopia Crosstabulation

prevalensi miopia Total

tidak

miopia miopia

pendidikan

org tua

responden

SD-SMP Count

6 6 12

% within

prevalensi

miopia

16.7% 10.0% 12.5%

SMA-Strata Count 30 54 84

% within

prevalensi

miopia

83.3% 90.0% 87.5%

Total Count 36 60 96

% within

prevalensi

miopia

100.0% 100.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

penghasilan

perbulan orgtua

responden *

prevalensi miopia

96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

Page 53: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

40

penghasilan perbulan orgtua responden * prevalensi miopia Crosstabulation

prevalensi miopia Total

tidak

miopia Miopia

penghasilan

perbulan

orgtua

responden

<1.250.000 Count

2 3 5

% within

prevalensi

miopia

5.6% 5.0% 5.2%

1.250.000-

5.000.000

Count 16 24 40

% within

prevalensi

miopia

44.4% 40.0% 41.7%

>5.000.000 Count 18 33 51

% within

prevalensi

miopia

50.0% 55.0% 53.1%

Total Count 36 60 96

% within

prevalensi

miopia

100.0% 100.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

lamanya aktivitas

melihat dekat *

prevalensi miopia

96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

Page 54: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

41

lamanya aktivitas melihat dekat * prevalensi miopia Crosstabulation

prevalensi miopia Total

tidak

miopia miopia

lamanya

aktivitas

melihat dekat

< 5 jam Count

20 26 46

% within

prevalensi

miopia

55.6% 43.3% 47.9%

5 - 10

jam

Count 12 24 36

% within

prevalensi

miopia

33.3% 40.0% 37.5%

> 10 jam Count 4 10 14

% within

prevalensi

miopia

11.1% 16.7% 14.6%

Total Count 36 60 96

% within

prevalensi

miopia

100.0% 100.0% 100.0%

Page 55: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

42

Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam rangka memenuhi tugas akhir untuk memperoleh gelar Sajana

Kedokteran, saya Aemsina Hayatillah mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi Miopia

Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa PSPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2011”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar prevalensi miopia dan

faktor – faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa PSPD dimana berdasarkan

penelitian sebelumnya diperoleh sebesar 60% mahasiswa mengalami miopia. Adapun

manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi dan sarana edukasi kesehatan

mata kepada mahasiswa.

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : …………………………

NIM : .......................................

Umur : ………………………… tahun

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari

penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :

PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PSPD UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2011

dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan bila

suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini

serta berhak untuk mengundurkan diri.

Jakarta, 2011

Peneliti Yang menyetujui

Peserta

( Aemsina Hayatillah ) ( )

Page 56: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

43

Lampiran 3

KUESIONER PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PSPD UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2011

No. Kuesioner :

Identitas responden

Nama :

Tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pendidikan saat ini (semester):

Suku :

No telp :

Identitas keluarga (meliputi orang tua, saudara kandung, responden)

Nama

Kedudukan

dalam

keluarga

Usia

(tahun)

Pendidikan

Terakhir

Penghasilan

/bulan

Pengguna

kacamata

negatif

(Y/T)

1. Apakah anda penderita miopia?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

(Jika jawaban anda selain YA, maka lanjutkan ke pertanyaan no 5)

Page 57: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

44

2. Sejak kapan anda mengalami miopia?

a. < Setahun yang lalu

b. 1 tahun yang lalu

c. 2 tahun yang lalu

d. 3 tahun yang lalu

e. > 3 tahun yang lalu

3. Setelah tahu anda miopia, apakah anda menggunakan kacamata (negatif) ?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah ukuran kacamata anda masih mengalami peningkatan sampai saat

terakhir diperiksa?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah anda melakukan pemeriksaan mata rutin?

a. Ya

b. Tidak

6. Kapan pemeriksaan mata terakhir anda lakukan?

a. < Setahun yang lalu

b. 1-5 tahun yang lalu

c. > 5 tahun yang lalu

*DI ISI OLEH PENELITI

HASIL PEMERIKSAAN VISUS

OD

VISUS

OS

Page 58: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

45

Lampiran 4

TABEL AKTIVITAS 24 JAM

A. Membaca

B. Menonton TV

C. Menggunakan Laptop

D. Main Video Game

Page 59: PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG … · PREVALENSI MIOPIA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

46

Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aemsina Hayatillah

Tempat Tanggal Lahir : Subang, 17 April 1990

Alamat : Jalan Rancasari No. 12 Rt 08 / Rw 03, Pamanukan

41254, Subang, Jawa Barat

Email : [email protected]

No.Telpon : 08569-417-1990; 0856-7128-111

Riwayat Pendidikan :

RA Miftahul Huda (1995-1996)

SDN 3 Pamanukan (1996-2002)

SMPN 1 Pamanukan (2003-2005)

SMA Pasundan 2 Bandung (2005-2008)

FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-

Sekarang)