Presus

5
BAB II DASAR TEORI PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial. Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma berat; kadang-kadang trauma ringan saja dapat menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu. Juga trauma ringan yang terus menerus dapat menimbulkan fraktur. Fraktur patologik adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalami proses paotologik, misalnya tumor tulang primer atau sekunder, mieloma multipel, kista tulang, osteomielitis, dan sebagainya. Trauma ringan saja sudah dapat menimbulakan fraktur. 1 Fraktur stress disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus, misalnya fraktur fibula pada pelari jarak jauh, frkatur tibia pada penari balet, dan sebagainya. 1 II. ETIOLOGI Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui kondisi fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal mempunyai struktur yang dapat menahan kompresi dan tekanan memuntir (shearing). Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan

description

ortopedi

Transcript of Presus

Page 1: Presus

BAB II

DASAR TEORI

PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang

rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial. Fraktur tidak selalu

disebabkan oleh trauma berat; kadang-kadang trauma ringan saja dapat

menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu. Juga trauma

ringan yang terus menerus dapat menimbulkan fraktur.

Fraktur patologik adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya

telah mengalami proses paotologik, misalnya tumor tulang primer atau sekunder,

mieloma multipel, kista tulang, osteomielitis, dan sebagainya. Trauma ringan saja

sudah dapat menimbulakan fraktur.

1

Fraktur stress disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus,

misalnya fraktur fibula pada pelari jarak jauh, frkatur tibia pada penari balet, dan

sebagainya.

1

II. ETIOLOGI

Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita

harus mengetahui kondisi fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat

menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal mempunyai struktur yang dapat

menahan kompresi dan tekanan memuntir (shearing).

Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan

membengkok, memutar dan tarikan. Trauma dapat bersifat :

• Trauma langsung

Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan

terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya

bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.

• Trauma tidak langsung

Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke

daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan

Page 2: Presus

tangan extensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada

keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.

Tekanan pada tulang dapat berupa :

• Tekanan berputar yang dapat menyebabkan fraktur bersifat spiral

atau oblik

• Tekanan membengkok yang menyebabkan fraktur transversal

• Tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur

impaksi, dislokasi, atau fraktur dislokasi

• Kompresi vertikal dapat menyebabkan fraktur komunitif atau

memecah misalnya pada bahan vertebra.

• Trauma langsung disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu

akan menyebabkan fraktur oblik atau fraktur Z

• Fraktur oleh karena remuk

• Trauma karena tarikan pada ligamen atau tendo akan menarik

sebagian tulang.

2

III. PATOFISIOLOGI

Fraktur traumatik yaitu yang terjadi karena trauma yang tiba-tiba.

2

Fraktur patologis dapat terjadi hanya tekanan yang relatif kecil

apabila tulang telah melemah akibat osteoporosis atau penyakit lainnya.

11

Fraktur stres

yang

terjadi karena adanya trauma yang terus menerus

pada suatu tempat tertentu.

2

ANATOMI

Gambar 1. Tulang paha, femur, tampak depan, belakang, medial

*Dikutip dari kepustakaan

Page 3: Presus

V. KLASIFIKASI FRAKTUR.

Klasifikasi etiologis

• Fraktur traumatik

Yang terjadi karena trauma yang tiba-tiba

• Fraktur patologis

Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di

dalam tulang

l Fraktur stres

Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat

tertentu.

Klasifikasi klinis

• Fraktur tertutup (simple fracture)

Adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.

• Fraktur terbuka (compound fracture)

Adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui lika

pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam)

atau from without (dari luar)

• Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)

Adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi, misalnya malunion,

delayed union, nonunion, infeksi tulang.

Klasifikasi radiologis

Klasifikasi ini berdasarkan atas :

1. Lokalisasi (gambar 2.1)

• Diafisial

• Metafisial

• Intra-artikuler

• Fraktur dengan dislokasi

Gambar 2.1. klasifikasi fraktur menurut lokalisasi

a. Fraktur diafisis c. Dislokasi dan fraktur

b. Fraktur metafisis d. Fraktur intra-artikule

*Dikutip dari kepustakaan

2

2. Konfigurasi (gambar 2.2)

Page 4: Presus

• Fraktur transversal

• Faktur oblik

• Fraktur spiral

• Fraktur Z

• Fraktur segmental

• Fraktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen

• Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma kompresi

• Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo misalnya

fraktur epikondilus humeri, fraktur patela

l Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada tulang

tengkorak

• Fraktur impaksi

• Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah

pada fraktur vertebra, patela, talus, kalkaneus

• Fraktur epifisis

Gambar 2.2. klasifikasi fraktur sesuai konfigurasi.

a. Transversal

b. Oblik

c. Spiral

d. Kupu-kupu

e. Komunitif

f. Segmental

g. Depresi

*Dikutip dari kepustakaan

3. Menurut ekstensi (gambar 2.3)