PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAMenetapkan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 3 - 6. Keputusan Presiden Nomor...
Transcript of PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAMenetapkan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 3 - 6. Keputusan Presiden Nomor...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2013
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 28 TAHUN 2005
TENTANG PEMBENTUKAN TIM NASIONAL UNTUK PERUNDINGAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Menimbang
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa kerja sarna perdagangan bebas (Free Trade
Agreement/FTA) dan kerja sarna ekonomi komprehensif
(Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA)
dengan negara-negara mitra di forum bilateral dan
regional, serta dinamika perundingan di forum multilateral
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan
memberi dampak yang signifikan terhadap perekonomian
nasional Indonesia, sehingga perlu untuk memperkuat dan
meningkatkan peran aktif Indonesia dalam setiap
perundingan perdagangan internasional;
b. bahwa telah terjadi perubahan struktur organisasi
kementerian dan lembaga yang berkaitan dengan
penanganan kerja sarna perdagangan internasional
sehingga perlu mengubah Keputusan Presiden Nomor 28
Tahun 2005 ten tang Pembentukan Tim Nasional Untuk
Perundingan Perdagangan Internasional;
c. bahwa ....
Mengingat
PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA
- 2 -
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Presiden tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pembentukan Tim Nasional
Untuk Perundingan Perdagangan Internasional;
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 ten tang Pengesahan
Agreement Establishing The World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor
57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3564);
3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan
Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3882);
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4012);
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);
6. Keputusan ...
Menetapkan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
6. Keputusan Presiden Nomor 260 Tahun 1967 ten tang
Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Menteri
Perdagangan dalam Bidang Perdagangan Luar Negeri;
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun
2011;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG
PEMBENTUKAN TIM NASIONAL UNTUK PERUNDINGAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL.
PasalI
Beberapa ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 28
Tahun 2005 tentang Pembentukan Tim Nasional Untuk
Perundingan Perdagangan Internasional, diubah sebagai
berikut:
1. Keten tuan ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
1. Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasa13
Susunan keanggotaan Tim Nasional PPI sebagaimana
dimaksud dalam Pasa11, adalah sebagai berikut:
a. Pengarah
b. Ketua merangkap
Anggota
c. Wakil Ketua I
merangkap Anggota
Wakil Ketua II
merangkap Anggota
Wakil Ketua III
merangkap Anggota
Wakil Ketua IV
merangkap Anggota
d. Pelaksana Harian
Ketua
Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
Menteri Perdagangan
Wakil Menteri Perdagangan
Wakil Menteri Keuangan
Wakil Men teri Pertanian
Wakil Menteri Perindustrian
Direktur Jenderal Kerja Sarna
Perdagangan In ternasional,
Kementerian Perdagangan.
Wakil ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
Wakil Ketua I
Wakil Ketua II
e. Anggota
Kepala Badan Pengkajian dan
Pengernbangan Kebijakan
Perdagangan,
Perdagangan.
Kernen terian
Staf Ahli Menteri Perdagangan
Bidang Diplornasi Perdagangan,
Kernenterian Perdagangan.
: 1. Duta Besar Republik
Indonesia untuk World Trade
Organization
Jenewa;
(WTO) di
2. Direktur J enderal Perdagang
an Luar Negeri, Kernenterian
Perdagangan;
3. Direktur Jenderal Multilate-
ral, Kernen terian Luar N egeri;
4. Direktur J enderal Asia Pasifik
dan Afrika, Kernenterian Luar
Negeri;
5. Direktur Jenderal Arnerika
dan Eropa, Kernenterian Luar
Negeri;
6. Direktur Jenderal Kerja
Sarna ASEAN, Kernenterian
Luar Negeri;
7. Direktur ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
7. Direktur Jenderal Hak Keka
yaan Intelektual, Kernenteri
an Hukurn dan HAM;
8. Direktur Jenderal Bea dan
Cukai, Kernenterian Keu-
angan;
9. Direktur J enderal Pajak,
Kernenterian Keuangan;
10. Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lernbaga
Keuangan,
Keuangan;
Kernenterian
11. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kernenterian Keu-angan;
12. Direktur Jenderal Perhu-bungan Laut, Kernenterian
Perhubungan;
13. Direktur J enderal Pengolah
an dan Pemasaran Hasil
Pertanian,
Pertanian;
14. Direktur
Kementerian
Jenderal Kerja
Sarna Industri Internasional,
Kernenterian Perindustrian;
15. Kepala ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
15. Kepala Badan Pembinaan
Konstruksi, Kementerian
Pekerjaan· Umum;
16. Direktur Jenderal Bina
Usaha Kehutanan, Kemen
terian Kehutanan;
17. Direktur J enderal Penyeleng
garaan Pos dan Telekomuni
kasi, Kementerian Komuni
kasi dan Informatika;
18. Direktur J enderal Pengolah
an dan Pemasaran Hasil
Perikanan, Kementerian
Kelautan dan Perikanan;
19. Sekretaris J enderal Kemen
terian Energi dan Sumber
Daya Mineral;
20. Sekretaris Jenderal Kemen
terian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi;
21. Deputi Bidang Koordinasi
Kerja Sama Ekonomi dan
Pembiayaan
Kementerian
In ternasional,
Koordinator
Bidang Perekonomian;
22. Direktur ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
22. Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan,
Kesehatan;
23. Deputi
Kementerian
Bidang Tata
Lingkungan, Kementerian
Lingkungan Hidup;
24. Sekretaris
Pengawas
Makanan;
Utarna Badan
Obat dan
25. Deputi Gubernur Bidang
Hukurn, Bank Indonesia;
26. Deputi Bidang Kerja Sarna
Penanarnan Modal, Badan
Koordinasi Penanaman
Modal;
27. Deputi Bidang Perekonorni
an, Sekretariat Kabinet;
28. Wakil dari Karnar Dagang
dan Industri Indonesia
(KADIN);
29. Wakil dari Asosiasi Pengusa
ha Indonesia (APINDO).
2. Ketentuan Pasal 4 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut: .
Pasal ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 9 -
Pasa14
(1) Dalam melaksanakan tugas, Tim Nasional PPI dibantu
oleh Tim Penasehat yang terdiri dari:
a. Prof. Erman Rajagukguk, SH., LL.M., Ph.D.;
b. Ketua Kamar Dagang dan Industri;
c. AdolfWarouw, SH., LL.M.;
d. Drs. Muchtar, M.Sc.;
e. Prof. DR. Djisman Simandjuntak;
f. Prof. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec., Ph.D.;
g. Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D.;
h. Prof. Achmad Zen Vmar Purba, SH., LL.M.;
i. Arianto A. Patunru, SE., MSc., Ph.D.
(2) Penambahan, pemberhentian, dan penggantian
anggota Tim Penasehat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) selanjutnya ditetapkan oleh Ketua Tim
N asional PPI.
2. Ketentuan Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal5
(1) Tim Nasional PPI berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
(2) Tim '"
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
(2) Tim Nasional PPI melalui Ketua Tim Nasional PPI wajib
menyampaikan
N asional PPI
setiap akhir
diperlukan.
laporan pelaksanaan tugas Tim
secara tertulis kepada Presiden pada
tahun atau sewaktu-waktu apabila
4. Ketentuan Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal8
Penasehat Tim Nasional PPI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal4 ayat (1) bertugas:
a. memberikan saran, nasehat, dan pendapat kepada Tim
Nasional PPI terhadap kebijakan perundingan
perdagangan internasionaI sesuai dengan rencana,
program dan pelaksanaan pembangunan nasional; dan
b. memberikan saran, nasehat, dan pendapat kepada
Kelompok Perunding, apabila diminta oIeh Kelompok
Perunding.
5. Ketentuan PasaI 9 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
PasaI9
( 1 ) Un tuk kelancaran pelaksanaan tugas Tim N asionaI
PPI, Ketua Tim NasionaI PPI dapat membentuk
Kelompok Perunding bagi suatu perundingan
perdagangan internasional serta menetapkan tugas
Kelompok Perunding tersebut.
(2) Kelompok ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
(2) Kelompok Perunding sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1) terdiri dari:
a. Tim Perunding, yang bertugas melakukan
perundingan, mengamankan dan memperjuangkan
posisi dan strategi suatu perundingan perdagangan
internasional berdasarkan kepentingan
pembangunan nasional.
b. Tim Teknis, yang bertugas menganalisa,
menyiapkan dan merumuskan bahan-bahan suatu
perundingan
keperluan
perdagangan in ternasional dan
Tim teknis lain yang diperlukan
Perunding sebagaimana dimaksud pada huruf a.
(3) Tim Perunding dan Tim Teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat berasal dari Anggota Tim Nasional
PPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d,
pejabat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian terkait, tenaga ahli maupun pihak swasta
terkait.
(4) Tim Perunding dan Tim Teknis sebagaimana dimaksud
pad a ayat (2) berada di bawah koordinasi Ketua
Kelompok Perunding.
(5) Tim ...
PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA
- 12 -
(5) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b, dapat melakukan perundingan sewaktu-waktu
apabila diperlukan oleh Tim Perunding.
6. Ketentuan Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 11
(1) Untuk melaksanakan tugasnya, Pelaksana Harian Tim
Nasional PPI dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin
oleh Sekretaris Umum yang ditetapkan oleh Ketua Tim
N asional PPI.
(2) Sekretaris Umum bertugas:
a. melaksanakan tertib administrasi di lingkungan Tim
N asional PPI;
b. membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pelaksana
Harian; dan
c. mempersiapkan pertemuan dan rapat baik yang
dilaksanakan oleh Kelompok Perunding, Penasehat
Tim Nasional PPI, Pelaksana Harian maupun Tim
N asional PPI.
(3) Keanggotaan Sekretariat Pelaksana Harian Tim
Nasional PPI terdiri dari pejabat Kementerian/ Lembaga
Pemerintah Non Kementerian terkait.
(4) Susunan ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
(4) Susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat
Pelaksana Harian Tim Nasional PPI ditetapkan oleh
Ketua Tim Nasional PPI.
7. Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 13
(1) Segala biaya yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan
penyelenggaraan
penyelenggaraan
tugas Pelaksana Harian,
tugas Sekretariat dan
tugas Kelompok Perunding
dibebankan anggaran Kementerian Perdagangan.
(2) Biaya Perjalanan dalam rangka pelaksanaan tugas Tim
Nasional PPI dibebankan kepada anggaran masing-
rna sing Kernen terian / Lem baga Pemerintah Non
Kementerian atau Lembaga lainnya.
(3) Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
anggota Kelompok Perunding dan Tim Penasehat dari
lembaga di luar pemerintah dapat dibebankan pada
anggaran Kementerian Perdagangan atau dibiayai oleh
lembaga yang bersangkutan.
Pasal ...
PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA
- 14 -
Pasal II
Keputusan Presiden InI mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Januari 2013
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO