bestari epaper edisi 260/maret/2010

24
ISSN:0215-206X STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987 ISSN:0215-206X STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987 No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA Menyoroti Fenomena UU Nikah Siri Menyoroti Fenomena UU Nikah Siri Siri Bukan Jalan Aman, Siri Bukan Jalan Aman, Pidana Bukan Penyelesaian Pidana Bukan Penyelesaian Hal 12 Hal 12 PERNIK MALANG PERNIK MALANG Simbol Perlawanan Pribumi Simbol Perlawanan Pribumi pada Penjajah pada Penjajah Hal 16 Hal 16 Lagi, UMM Ungguli PTS Lagi, UMM Ungguli PTS se-Jatim se-Jatim Kesenian Bantengan Kesenian Bantengan BESTARI BESTARI Recruitment Recruitment in Progress in Progress Hal. 8 Hal. 8

description

bestari epaper edisi 260/maret/2010

Transcript of bestari epaper edisi 260/maret/2010

Page 1: bestari epaper edisi 260/maret/2010

ISSN

:021

5-20

6X

STT

:SK

Men

pen

No.

1147

/SK/

Ditje

n PP

G/S

TT/1

987

Tgl.2

7 O

ktob

er 1

987

ISSN

:021

5-20

6X

STT

:SK

Men

pen

No.

1147

/SK/

Ditje

n PP

G/S

TT/1

987

Tgl.2

7 O

ktob

er 1

987

No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMAMenyoroti Fenomena UU Nikah SiriMenyoroti Fenomena UU Nikah Siri

Siri Bukan Jalan Aman, Siri Bukan Jalan Aman,

Pidana Bukan PenyelesaianPidana Bukan Penyelesaian Hal 12Hal 12

PERNIK MALANGPERNIK MALANG

Simbol Perlawanan Pribumi Simbol Perlawanan Pribumi

pada Penjajahpada Penjajah Hal 16Hal 16

Lagi, UMM Ungguli PTS Lagi, UMM Ungguli PTS se-Jatimse-Jatim

Kesenian BantenganKesenian Bantengan

BESTARIBESTARIRecruitment Recruitment in Progressin Progress

Hal. 8Hal. 8

Page 2: bestari epaper edisi 260/maret/2010

2 BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 JENDELA

Salam Redaksi

Dapur RedaksiDapur Reddadaaksksk iip

T E R A

BESTARIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Gedung Student Center Lt. 1 Kampus III UMM, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang Telp. (0341) 464318 Psw. 199 Fax. (0341) 464320 e-mail: [email protected], homepage: www.bestari-umm.co.cc

Penanggungjawab: Muhadjir Effendy. Pengarah: Mursidi, Sujono. Pemimpin Redaksi: Joko Widodo. Pemimpin Usaha: Agus Santoso. Wakil Pemimpin Redaksi: Nurudin. Sidang Redaksi: Santi Prastiyowati, Cekli Setya Pratiwi, Moch. Wakid, Warsono, Hany Handajani, Azhar Muttaqin, M. Salis Yuniardi, Nur Alif M, Djoni Djunaedi, Sugeng Puji Leksono, Indah Dwi Pratiwi. Redaksi Pelaksana: Nur Alifah, Devi Anggraini O., Silvia Ramadhani, M. Zakiya Al Khalim Staf Redaksi/Reporter: Lilis Lianatus S., Fibriana Eka C., Ropidin, Siti Yuliana, Annisa Rosyidah, Ika Romika, Multi Rahma, Nina Nurruwaida A.P., M. Rajab. Setting Lay-Out/Desain Grafis & IT: Zakiya, Muhibbuddin. Periklanan: Zakiya. Tata Usaha/Sirkulasi: Siswanto.

Redaksi menerima tulisan para akademis Mahasiswa dan Praktisi melalui karya tulis secara bebas dan kreatif. Tulisan tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa merubah isi. Pengiriman tulisan Paling lambat tanggal 10 tiap bulan. Iklan baris Rp.5000/brs, maksimal 5 baris. Iklan Kolom: minimal 1/16 halaman Rp. 155.000 (bw). Ukuran lain, silahkan datang ke kantor Redaksi Bestari. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Biaya ganti cetak Rp. 1.750/eks

Cover Design: MuhibbuddinFoto: Heni Tri Novianti

ISSN:0215-206X STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987ISSN:0215-206X STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

“Saya sih setuju saja dengan adanya nikah siri kalau pasangannya memang sudah cocok, agamanya baik dan bisa bertanggung jawab. Saya sendiri sudah mengalami nikah siri selama 3 bulan. Sekarang sudah melakukan nikah resmi. Pokoknya untuk kalangan akhwat jangan mudah tertipu dengan nikah resmi dengan lelaki yang ternyata tukang tipu,” Demikian Anissa namanya memberi komentar pada tulisan di status facebook saya tentang nikah siri di kalangan mahasiswa. Berbeda dengan Annisa, Dian sangat tidak setuju dengan fenomena nikah siri tersebut. Dengan tegas ia menyatakan : “I disagree banget, kalau pihak cowok melakukan nikah siri karena satu alasan yang lebih positif, bisa juga, it’s ok. Tapi kalau pihak cowok hanya ingin mengambil keuntungan dari pihak cewek, nah itu jadi lain, coz paling sering ujung-ujungnya yang rugi pasti pihak cewek.”

Dari 27 orang yang mengomentari status tersebut, ada yang secara tegas menolak dan menyetujui, tapi ada juga yang belum mengambil sikap sembari menjawab diplomatis. Salah satunya Hoiriyah, ia lebih menyerahkan hal tersebut kepada niat pelakunya. Jika dikalkulasi, berdasarkan komentar mereka, ada sekitar 60 persen yang menolak secara tegas, sisanya setuju 35 persen dan 5 persen tidak mengambil sikap tegas.

Demikianlah, nikah siri di satu sisi dibenci tapi di sisi lain diminati. Dibenci, diwanti dan dianggap keji karena dianggap perbuatan yang merugikan kaum hawa dan hanya sebagai sarana melampiaskan nafsu semata. Dan diminati karena terbukti mereka yang telah mempraktekkan ternyata tidak sedikit. Dengan alasan menghindari zina, nikah siri dianggap sarana yang paling efektif terjalinnya hubungan laki-laki dan perempuan secara halal.

Perdebatan tentang boleh tidaknya nikah siri sebenarnya bukanlah hal baru di negara ini. Ketika saya kuliah S1 dulu di akhir tahun 90an diskusi-diskusi tentang fenomena tersebut sering dilakukan. Tidak banyak yang berubah, kesimpulannya selalu sama, nikah siri harus dihentikan karena dianggap melanggar agama dan bertentangan

Nikah Siri, Dibenci dan Dimina dengan aturan Negara, yaitu bahwa nikah harus melalui KUA dan dicatatkan, kemudian bisa merugikan kaum wanita dikarenakan posisi mereka lemah di mata hukum, anak-anak bisa terlantar dan hanya sarana pemuas nafsu tanpa dikategorikan berzina. Kesimpulan tersebut tidak jauh beda dengan statemen yang diungkapkan beberapa tokoh baru-baru ini, seperti Mahfud MD Ketua MK dan KH. Ma’ruf Amin Ketua MUI Pusat.

Waktu terus berlalu, sosialisasi juga tidak jarang dilakukan oleh lembaga resmi pemerintah seperti KUA dan Departemen Agama, tapi hingga saat ini pernikahan siri ternyata tetap diminati, bahkan bak cendawan di musim hujan, kondisinya cenderung subur dan meningkat. Tidak hanya kalangan remaja, tetapi juga me-reka yang sudah dewasa bahkan lanjut usia. Tidak saja dari mereka yang tingkat ekonominya lemah tetapi juga mereka yang berdompet tebal.

Profesi pun beragam, mulai dari kalangan mahasiswa, pegawai negeri, pe-bisnis bahkan pelaku seni seperti pemain sinetron, film dan penyanyi. Lebih menarik lagi, peminatnya tidak saja yang beragama Islam, tidak sedikit yang beragama lain pun ikut melakukan (tentu dengan istilah yang berbeda, tapi esensinya sama, yaitu nikah sembunyi-sembunyi tanpa melalui lembaga resmi negara), sebagaimana pengakuan Angel Caramoy, artis yang beragama Kristen.

Nah, seakan geram menghadapi situasi ini, pemerintah berencana menerbitkan UU baru untuk melengkapi UU pernikahan lama No. 1 tahun 1974. Di salah satu drafnya, para pelaku nikah siri akan diancam dengan kurungan maksimal 3 tahun dan denda 5 juta rupiah. Alih-alih untuk melindungi warganegaranya, RUU tersebut malah sontak menuai protes keras dan mengundang polemik di kalangan masyarakat.

Yang unik, tidak hanya dari kalangan laki-laki, para wanita yang karena demi melindungi merekalah RUU itu dirancang malah ikut-ikutan turun ke jalan berdemo untuk menentang. Dilematis karena ingin memberi air susu malah disiram dengan air tuba? Atau pemerintah terlalu over policy? Para pakar pun ikut angkat bicara, ada yang mendukung langkah pemerintah tersebut secara tegas, seperti yang diungkapkan oleh

ketua MK dan MUI Pusat, dan ada juga yang menolak secara tegas, seperti yang dilakukan oleh Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim. Ia meminta pemerintah agar tidak mengatur formalitas perkawinan terlalu berlebihan karena bisa melanggar hak asasi manusia (HAM). Dan ada juga yang mendukung tetapi dengan memberi catatan kepada pemerintah seperti yang disampaikan oleh Husein Muhammad Ketua Dewan Kebijakan Fahmina-institute Cirebon sekaligus Komisioner Komnas Perempuan.

Menurutnya pemerintah perlu ber-hati-hati dalam menerapkan kewajiban pencatatan berikut sanksinya itu. Karena jangan-jangan dalam penerapannya pe-rem puan juga yang akan dirugikan. Ketika terjadi pernikahan di bawah tangan dan ditangkap, karena melanggar hukum lalu diadili, maka perempuan boleh jadi akan kena kerugian berlapis. Misalnya dicerai atau ditinggal suaminya tanpa nafkah dan dihukum penjara 6 bulan atau denda 5 juta. Padahal dia tidak berdaya, miskin dan tidak tahu hukum.

Luar biasa memang fenomena nikah siri ini, ibarat kupu-kupu malam dalam lagu karya Titik Puspa yang kembali dipopulerkan grup band Peterpan, ia dipuji dan dicaci, diwanti dan diminati. Ia telah berhasil membuat pemerintah yang berniat baik harus bingung dan bersitegang dengan rakyatnya. Cuma berbeda dengan lagu di atas, dimana melacur merupakan perbuatan keji yang dilakukan karena untuk menyambung nyawa. Nikah apapun bentuknya, siri ataupun formal, esensinya sebuah tin-dakan mulia yang ingin menegaskan perbedaan manusia dengan hewan dan demi mendapat ridha Allah. Hanya saja agar bisa bersinergi antara niat suci dengan usaha menjaganya secara formal dan legal berdasarkan aturan negara, maka nikah di KUA biar bagaimanapun jauh lebih baik tanpa perlu diancam dengan kriminalisasi seperti yang diwacanakan. Selau ada jalan tengah, karena kupu-kupu malam pun tahu bahwa Tuhan Penyayang umat-Nya yang berniat baik dan Insya Allah akan memberikan jalan yang terbaik pula, amien.

Azhar MuttaqinSidang Redaksi Bestari

hib/Bestarihib/Bestari

Jalan semakin panjang dan terjal ditambah lagi dengan merebaknya isu mengenai RUU pernikahan siri yang digelontorkan pemerintah dalam upayanya “menjaga”rakyatnya membuat suasana bertambah rumit. Dalam RUU yang direncanakan akan memidanakan para pelaku nikah siri membuat masyarakat berbeda pandangannya.

Beberapa kalangan berpendapat nikah siri dapat membantu para wanita, beberapa yang lain merasa pihak wanita yang paling dirugikan. Jika ditinjau dari sudut agama, nikah siri sebenarnya tidak ada, yang ada hanya pernikahan. Pernikahan menjadi siri ataupun tidak tergantung kebijakan dari pemerintah yang berkuasa di negara tersebut. Untuk lebih lebih lanjut membahas mengenai pernikahan siri, kami sajikan dalam rubrik Laporan Utama edisi kali ini.

Selanjutnya dalam rubrik Pernik kami mencoba untuk mengusung kemistisan dari tradisi bantengan sebagai salah satu kebudayaan khas Malang yang identik dengan sesaji dan kesurupan. Adalah salah satu daya tarik tersendiri dalam upayanya mempertahankan keaslian diri, khususnya dari gempuran kebudayaan asing yang masuk dan memengaruhi penerusnya dan juga nilai-nilai agama yang mereka anut.

Dunia kewirausahaan yang gencar di jadikan iklan promosi pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran ternyata kurang direspon positif oleh kalangan mahasiswa. Walapun pemerintah sudah menggelontorkan berbagai macam programnya mulai dari kredit usaha rakyat yang nilainya mencapai Rp 20 triliun sampai dengan semakin di tingkatkannya jumlah penerima Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK). Kami sajikan data penelusuran kami melalui rubrik polling yang kami lakukan atas 300 mahasiswa perwakilan dari kampus-kampus yang ada di Kota Malang.

Tak lupa kami mengucapkan selamat kepada UMM yang telah menerima penghargaan Anugrah Kampus Unggulan (AKU) dari Kopertis VII untuk ketiga kalinya berturut-turut, dan juga atas suksesnya salah satu mahasiswanya yang telah menjadi juara I bidang Matematika dalam olimpiade MIPA 2010. Selain itu dirubrik Serambi Kampus UMM melalui salah satu dosennya telah berhasil membuat pakan kelinci tanpa menggunakan rumput yang mana telah diproduksi untuk kepentingan umum.

Semoga informasi-informasi yang kami sajikan dalam Bestari edisi 260 ini dapat menjadi salah satu sumber referensi dalam melangkah dan memberikan manfaat bagi mereka yang mau menerima perubahan yang lebih baik. Amin.

Redaksi Pelaksana

Semakin Mantab dengan AKU

Evaluasi: demi menjaga akuntabilitas, Nur Alifah(berdiri) melakukan evaluasi koran Bestari edisi 258.

heni/Bestariheni/Bestari

Page 3: bestari epaper edisi 260/maret/2010

3BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010SERAMBI KAMPUS

EKSKLUSIF

Sebagai kampus swasta terunggul di Jawa Timur, UMM tidak kenal lelah untuk terus berkarya bagi bangsa. Kali ini giliran Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP), digawangi Mochammad Sobri, dosen sekaligus Pembantu Dekan III FPP, menemukan Ekstrak Pakan Kelinci Tanpa Rumput. Menjadi inovasi pertama, karya mengagumkan itu mendapatkan pengakuan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Seperti yang selama ini kita tahu, kelinci biasanya makan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan seperti; wortel, bayam, kangkung dan rum put-rumputan lainnya. Seiring perkem-bangan zaman, lahan kosong tempat rerumputan tumbuh semakin sempit. Tapi, dengan penemuan cerdas tersebut, peternak kelinci tetap dapat mengembangkan usahanya, meskipun rumput semakin langka.

Perkuat Daya Tahan Tubuh

Rahmad Pulung Sudibyo, staf pengajar FPP sekaligus pembina beberapa kelompok peter nak kelinci di Malang menyampaikan bahwa, penemuan tersebut sangat membantu peternak-peternak kelinci di perkotaan, yang mana lahan tumbuhnya rerumputan sangat jarang. Pakan tersebut sangat cocok sebagai usaha intensifikasi, yakni usaha peningkatan produktivitas dengan lahan yang ada.

“Meski lahan sempit namun produksi tetap banyak,“ ujar kepala Laboratorium Agribisnis tersebut. Lebih jauh, Pulung menjelaskan jika formula pakan kelinci tanpa rumput membuat daya tahan tubuh kelinci menjadi kuat, sehat, lincah dan bau kotoran tidak terlalu tajam.

Pendapat serupa disampaikan Fitrotul Huda, mahasiswa peternakan yang memelihara sekitar 60 hingga 70 ekor kelinci. Fitroh menyampaikan, ekstrak tersebut sangat cocok digunakan untuk usaha penggemukan kelinci. “Untuk kelinci pedaging, tiga bulan saja sudah panen. Tapi dengan

Pertama di Indonesia, Pakan Kelinci Tanpa Rumput

rumput, bisa sampai tiga bulan setengah baru panen,” ujar salah satu mahasiswa binaan Sobri itu.

Fitroh juga mengungkapkan jika ekstrak tanpa rumput membuat kelinci lebih tahan penyakit serta tumbuh lebih cepat. “Pakan rumput membuat kelinci sering kembung, apalagi di musim penghujan rumput-rumput berkadar air tinggi,” jelasnya. Mahasiswa yang juga pengurus Gabungan Petani Kelinci Kota Batu itu menambahkan, jika kemarau rumput susah dicari

Keistimewaan lain diungkapkan Pulung. Pengurus Yayasan Bina Insan Sejahtera Malang ini menjelaskan, pakan tanpa rumput lebih fleksibel. Jika peternak mau bepergian, tinggal disiapkan pakan sebanyak hari yang ditinggal. “Kalau mau pergi tiga hari, cukup disiapkan makanan untuk tiga hari,“ ujarnya.

Bukan hanya lebih praktis, temuan membanggakan FPP ini juga terjamin mutu serta kualitasnya. Hanya dengan satu formula biskuit, kualitas gizi yang dibutuhkan kelinci secara keseluruhan sudah dapt terpenuhi. “Kalau rumput, kita gak tahu. Belum tentu rumput itu

higienis, Apalagi setelah disemprotkan pestisida, ini bisa meracuni kelinci,” terang Pulung pada Bestari.

Sepakat dengan apa yang diungkapkan Pulung, Fitroh juga menyampaikan, pakan ternak yang diantara bahan campurannya adalah jagung, bungkil kedelai, bekatul, dan polar ini terbilang sangat praktis. ”Satu jenis pakan sudah komplit, memenuhi seluruh kebutuhan gizi kelinci,” tutur mahasiswa yang mengaku mulai beternak kelinci sejak SMA tersebut. Saat ini Fitroh bahkan telah memasarkan kelinci-kelincinya hingga Balikpapan, Batam, Lampung dan Papua.

Suwarno, salah satu peternak kelinci binaan Sobri, menyampaikan bahwa pakan kelinci tanpa rumput temuan Sobri memang sudah diatur sesuai dengan zat-zat yang dibutuhkan kelinci. Hal ini bagus dan cocok untuk meningkatkan produktivitas kelinci. ”Rumput, biasanya hanya mengandung air saja, jadi belum memenuhi kebutuhan gizi kelinci,” ungkapnya.

Lebih lanjut, peternak yang memiliki sekitar 50 ekor kelinci

tersebut menjelaskan bahwa, karena setiap kelinci mengalami fase yang berbeda, tentunya memiliki kebutuhan gizi yang berbeda pula. ”Kelinci pejantan butuh protein tinggi, sedangkan kelinci dalam masa pertumbuhan membutuhkan serat kasar lebih banyak,” terangnya mencotohkan. ”Dengan pakan tersebut, peternak dapat mengira-ngira sendiri, pakan yang dibutuhkan kelinci sesuai fasenya,” tambah Warno.

Ditanya tentang alasannya mengg-unakan biskuit kelinci sebagai pakan, peternak yang tinggal di Dukuh Klandungan Desa Landungsari mengaku memilih ekstrak tersebut dibanding rumput karena lebih praktis. ”Karena tidak harus cari rumput, waktu luang tersisa lebih banyak. Sehingga bisa digunakan hal lain yang bermanfaat. ”Waktu tidak tersita untuk ternak saja,” akunnya.

Untuk menekan pengeluaran, Warno berinisiatif menanam jagung, kedelai dan bayam disawahnya sendiri. ”Dengan demikian pakan tidak seluruhnya membeli,” terang Warno yang telah menyetor kelinci-kelincinya hingga Tulungagung,

Jombang, Blitar serta beberapa taman rekreasi sekitar Jawa Timur.

Warno mengaku, dengan 50 ekor kelinci, omset perbulannya mencapai 750 ribu hingga 1 juta rupiah, merasa cukup menguntungkan. Apalagi semua yang berhubungan dengan kelinci dapat menghasilkan. ”Urinnya dijual untuk pupuk anggrek, kulitnya untuk krupuk rambak, kotorannya digunakan sebagai pupuk kandang, kalau tidak berproduksi lagi, kelinci disembelih untuk sate. Pokoknya semuanya menguntungkan Mbak,” ujarnya.

Produk Unggulan FPP UMMPendapat lain disampaikan Su-

jono, Pembantu Rektor (PR) satu yang juga pernah menggunakan ekstrak tersebut untuk ternak kelincinnya. Sujono menceritakan bahwa temuan tersebut merupakan terobosan bagus, untuk meningkatkan produktivitas petani kelinci dengan mengurangi tingkat kematian kelinci ”Pakan tersebut dapat mengurangi tingkat kematian kelinci. Hal ini mengingat, j ika menggunakan hijauan, ada beberapa kelinci yang tidak kuat sampai akhirnya kembung dan mati,” ujarnya.

Sujono juga mengungkapkan, pakan kelinci tanpa rumput dapat dijadikan produk unggulan Fakultas Pertanian-Peternakan. Sehingga da-pat membangun citra FPP lebih baik lagi. “Dengan mempelopori temuan, ekstrak pakan kelinci tanpa rumput pertama di Indonesia, citra FPP akan lebih bagus, pastinya juga bisa membangun pecitraan kampus dari sisi peternakannya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Sujono menerang-kan, Malang sebagai kota wisata sangat cocok untuk peternak-peter-nak kelinci. “Kelinci merupakan salah satu binatang peliharaan yang sering dicari di tempat-tempat pariwisata. Harapanya, dengan pa-kan tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan para peternak kelinci,” ujar pria ramah tersebut. Rom

Dengan Inovasi, Ubah yang Tak Lazim

Apa tujuan menciptakan ekstrak tersebut?

Sebagai akademisi di bidang peternakan, saya ingin merubah pola pikir yang tertanam di benak para mahasiswa FPP. Contohnya, beruang kutub yang um umnya hidup di kutub.

Maka, kita harus bisa bagaimana caranya, memelihara beruang

di daerah tropis. Saya ber harap, temuan ini bisa merubah

kebiasaan-kebiasaan l a m a . Dengan

inovasi jitu, hal yang tadinya

tidak lazim menjadi

lazim.

Dari mana ide itu muncul ?Ide itu muncul ketika mahasiswa

saya mengeluhkan ternak kelincinya banyak yang mati.

Setelah saya amati, ternyata perma salahannya bersumber dari makanan yang kurang higienis. Rumputnya banyak tercemar pestisida dan mikroorganisme. Apalagi dari limbah pasar, banyak mengandung jamur, karena membusuk. Dalam benak saya bertanya, jika penyebab itu dihilangkan, problem dapat teratasi.

Akhirnya saya terinspirasi keil-muan unggas. Pakan unggas stabil dan manajemen pengolahannya mudah. Kalau unggas bisa, kenapa kelinci tidak? Dari situlah, saya menemukan ide cari pakan kelinci tanpa rumput, dapat dikontrol nutrisinya dan mem e-nuhi standar gizi kelinci. Akhir nya, saya meramu beberapa bahan diantaranya kedelai, jagung, pollar menjadi ekstrak pakan kelinci tanpa rumput.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk proses riset hingga berhasil?

Kalau disimpulkan sekitar delapan bulan. Awalnya, kelinci tidak mau makan pakan tersebut. Baru setelah dicoba hingga sepuluh kali, mau

makan dan lahap. Jadilah kelinci yang seratus persen tidak makan rumput.

Kapan mendapatkan penghargaan MURI dan bagaimana prosesnya?

Setelah saya berhasil dalam riset tersebut, saya banyak berbicara di media-media lokal, sehingga banyak yang tertarik untuk mencobanya. Ke-mudian saya mendapatkan tugas dari fakultas, mengadakan acara bakar sate terbanyak dan terpanjang di Indone-sia. Sekitar 25 ribu tusuk.

Berawal dari peristiwa itu, pihak MURI beberapa kali berkunjung ke kandang kelinci saya dan heran me-lihat kelinci tidak memakan hijauan. Menurut mereka, hal tersebut unik, langka pertama kali di Indonesia, atau bahkan di dunia, dan bernilai aka-demis. Pada akhirnya, di tahun yang sama, UMM mendapatkan dua peng-hargaan MURI. Bakar sate terbanyak no. 3295 Agustus 2008 dan Penemu Formula Pakan Kelinci Tanpa Rum-put no 3513, Desember 2008.

Setelah mendapatkan MURI, apa tinda-kan selanjutnya dari FPP untuk menso-sialisasikan formula tersebut?

Rencananya, UMM akan mem-

ro duksi formula itu menjadi bis -ku it kelinci, yang akhirnya menjadi hak paten UMM untuk memroduks inya . S e d a n g k a n u n t u k p e m a s a r a n n ya , pih-ak kampus berencana membentuk jaringan pemasaran untuk umum. Sehingga bisa dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan, kalau bisa go international.

Apa harapan bapak untuk per kembangan formula ini ke depannya?

Saya berharap, formula ini bisa diproduksi oleh tenaga-tenaga ahli. Sehingga, manajemen marketing, pemasaran dan segala hal yang berhubungan dengan proses pro–duksi , termasuk pengamanan pro duk dapat tertangani secara profesional. Selain itu, produk ini diharapkan bisa menjadi salah s a t u p r o d u k s i u n g g u l a n d i University Farm UMM (kawasan yang mengintegrasikan labora-torium FPP dengan unit-unit income center yang terkait dengan fakultas tersebut). Pada akhirnya, penemuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas

Problem kehidupan, akan terpecahkan dengan berkarya, hal tersebut dibuktikan oleh Mochammad Sobri. Spt. MP, Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian-Peternakan UMM. Ia merupakan penemu formula pakan kelinci tanpa rumput pertama di Indonesia, yang mendapatkan penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Bagaimana proses penemuan formula tersebut? Berikut penelusuran reporter Bestari Ika Romika Mawaddati.

Mochammad Sobriheni/Bestariheni/Bestari

Lahap: Produk pakan kelinci tanpa rumput, temuan salah satu dosen sangat digemari. Terlihat pada gambar kelinci melahap habis makanan yang disediakan.

heni/Bestariheni/Bestari

Page 4: bestari epaper edisi 260/maret/2010

4 SUARA KAMPUSBESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

Seminar Muhammadiyah Diwarnai Rokok

Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM mengadakan seminar berkala “Muhammadiyah Update” sebagai refleksi menjelang satu abad Muhammadiyah, di Ruang Sidang Rektor UMM (13/3).

Seminar dengan tema “Menggu-gat Modernitas Muhamma di-yah” itu menghadirkan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Koordinator Tarjih, Tajdid dan Tabligh Pimpinan Wilayah Muham-madiyah Jawa Timur M. Sa’ad Ibrahim serta Rektor UMM Muhadjir Effendy sebagai pembicara.

Sebanyak 70 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen UMM, organisasi otonomi Muham madi-yah serta pimpinan cabang Muham-madiyah se-Malang Raya hadir dalam seminar tersebut. “Seminar ini adalah sebagai suatu bentuk kegembiraan atas diselenggarakannya Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta Bulan Juli mendatang,” ujar Ketua Umum PSIF Ajang Budiman mengawali acara.

Haedar Nashir dalam kesem-patan tersebut berbicara masalah rokok, yang pada akhirnya menjadi bahasan menarik seminar. Ia mengkritik Muhammadiyah yang hendak memfatwakan bahwa rokok itu haram. Menurutnya, Muham-madiyah tidak harus mengikuti Majelis Ulama Indonesia.

Ditegaskan Sa’ad Ibrahim, fatwa

tidak memiliki otoritas mengikat; bisa diambil, bisa juga tidak. Fatwa itu digunakan pada wilayah ijtihad yaitu musyawarah antar ulama. “Jadi, apapun dan bagaimana pun hasilnya, kita jangan saling menyalahkan,” pesannya.

Akan tetapi, ia berbeda dalam menyikapi fatwa tersebut. “Jika alasan tidak diterimanya pengha-raman rokok adalah dampak hilang-nya mata pencaharian para petani tembakau atau karyawan perusahaan rokok, berarti para pekerja tuna susila juga berhak beralasan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa pekerjaan mereka,” ujarnya bersemangat.

Pendapat tersebut mendapat tanggapan dari Haedar, bahwa rokok dan perzinahan berada dalam konteks yang berbeda. “Kalau perzinahan sudah jelas ada larangannya dalam Alquran, sedangkan rokok hasil dari ijtihad,” terangnya.

Sedangkan Muhadjir, dalam kesempatannya mempertanyakan mo der nitas Muhammadiyah. Menu-rut nya, modern merupakan saudara kembar sekuler. Akan tetapi, modern dalam Muhammadiyah berbeda dengan modern di negara-negara barat. “Jika modern di barat sebatas memandang tujuan ke depan dalam hidup mereka, Muhammadiyah jus-tru memperhatikan tujuan mereka selama hidup hingga setelah kehid u-pan itu,” terangnya. nin.

Wakil Pimpinan Redaksi Ha-rian Republika, Nasihin Masha, me nyempatkan diri untuk berbagi pengalaman dengan pers Kampus Putih (5/2). Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan pandangannya tentang pers mahasiswa yang masih tetap ideal. “Idealisme mereka masih murni, tidak terkontaminasi dengan pengaruh apapun,” paparnya.

Ia menjelaskan, pers saat ini berada di era pers industri, dimana setiap berita adalah komoditas untuk dikomersilkan. Pasalnya, setiap me-dia selalu ingin memanjakan kon-su mennya demi sebuah eksist ensi ataupun rating. “Oleh sebab itu, idealisme pers seringkali dikesam-ping kan,” ujarnya.

Namun untuk tetap menjaga ob-

Sharing Republika – Pers Kampus Pu h

Bangkitkan Kembali Gairah Pers Mahasiswayek tivitas berita, Nasihin menya ran-kan melakukan prosedur liputan yang benar, tanpa memikirkan sub s tansi kebenaran itu sendiri. Ia juga berpesan kepada pers Kampus Putih untuk memiliki sikap tajam dalam melihat suatu isu. “Ketajaman itu harus dipelajari dan dibiasakan, termasuk dengan menjadi jurnalis kampus”, pesannya.

Hal itu diamini Kepala Humas UMM, Nasrullah. Menurutnya, jur-nalisme di kalangan mahasiswa telah melahirkan banyak tokoh nasional. Ia mengingatkan era pers perjuangan, tokoh-tokoh semacam Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Buya Hamka adalah penulis-penulis handal kala itu. “Andalah penerus perjuangan dari tokoh pers perjuangan. Mualailah

dari sekarang,” ujarnya memotivasi.Selain itu, Nasrullah menilai

aktivitas jurnalistik juga akan mendorong mahasiswa menjadi lebih tajam berfikir, sensitif terhadap persoalan sosial, sistematis, akurat dalam mengambil keputusan dan berdisiplin tinggi.

Kepada 20 pers kampus yang hadir, Nasrullah berpesan untuk membangkitkan kembali gairah pers mahasiswa dan menjaga idea-l isme jurnalistik. Menurutnya, maha siswa adalah waktu yang tepat untuk melatih keterampilan jur na listik. “Semua yang ada di kampus bisa dijadikan berita. Tapi ingat, beritanya harus obyektif dan mematuhi kode etik jurnalistik,” pesannya. lia

Pimpinan Cabang Aisiyah (PCA) Khusus UMM bekerjasama de-ngan Asisten Koordinator Bi dang (As korbid) Al Islam dan Ke mu-ham madiyaan (AIK) UMM meng-adakan Pengajian Akbar Aisyiyah se-Malang Raya di Aula BAU (24/2). Pengajian yang diselenggarakan da-lam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad AS tersebut men datangkan perwakilan Biro Orga nisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah, Shoimah Kastolani, serta Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Noer Cholis Huda.

Pengajian tersebut tidak hanya dihadiri anggota Aisyiyah, namun juga dosen dan staf dari UMM serta wali siswa SD Muhammadiyah se-Malang Raya. Pembantu Rektor III, Mursidi dalam sambutannya memaparkan harapannya agar Muham madiyah tidak hanya mem-bentuk cabang melainkan ranting agar kader bertambah banyak. “Kegiatan ini merupakan komitmen untuk membina warga UMM agar ikut perserikatan Aisyiyah,” ungkapnya.

Shoimah dalam kesempatan itu berbicara tentang peradaban umat. Menurutnya, salah satu cara

Pengajian Akbar Aisyiyah

Cabang dan Ranting untuk Pengkaderan

membangun peradaban umat ada-lah dengan memberikan kemer-dekaan beragama. “Bukan berarti bebas tidak beragama, namun mem-bebaskan akal pikiran manusia dari segala bentuk khurafat atau takhayul,” jelasnya.

Berbeda dengan Shoimah, Noer Cholis Huda membahas poligami.Menurutnya, pernikahan di Islam itu pada dasarnya monogami. “Berbahagialah menjadi orang Muham madiyah yang tidak meng-anut tradisi poligami,” ucap Nur-cholis. “Poligami persyaratannya ketat, jadi kalau anda tidak bisa adil mending satu saja,” imbuhnya.

Nurcholis juga berpesan kepa-da seluruh peserta pengajian bah-wa bagian yang paling penting dan berbahaya pada manusia ada lah lidah dan hati. “Oleh karena itu, dalam berbicara harus mengeluarkan ucapan yang baik,” katanya. “Ucapan yang baik ada enam macam, yaitu: tidak berucap bohong, mengeluarkan ucapan yang lembut, yang mulia, menyentuh hati, memberi harapan kepada orang yang putus asa dan baik menurut kebiasaan diri dan lingkungan. mg_ros

Demi menghadapi persaingan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), perwakilan dari sekitar 200 PKM yang mendapat dana hibah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) mendapat pengarahan di Aula BAU (6/3).

Pembantu Rektor III UMM, Joko Widodo berharap agar PKM yang mendapatkan pendanaan itu dapat masuk dalam Pimnas. Ia mengemukakan bahwa yang dibu-tuhkan untuk meraih Pimnas adalah kerja keras dan keyakinan bahwa PKM yang disusun dapat masuk Pimnas. ”Seringkali maha siswa sudah minder duluan dengan karyanya,” ungkapnya.

Joko yakin, mahasiswa UMM punya potensi yang besar untuk meraih kemenangan di Pimnas, termasuk untuk mendapatkan peringkat lima besar pada pengiriman PKM tahun depan. Namun yang sering menjadi kendala adalah penyakit kurang percaya diri.

Selain itu, pada kesempatan yang lalu, PKM yang masuk masih banyak yang salah. Misalnya saja PKM yang seharusnya masuk PKM-T, namun

Pengarahan PKM

Perlu Keyakinan untuk Tembus Pimnas

ternyata dimasukkan PKM-M. Hal itu dibenarkan Reviewer PKM 2010, Heni Sukorini. Menurutnya, dari 21 ribu PKM yang masuk, hanya sekitar 4000 proposal yang didanai dan memenuhi standar penilaian Dikti.

Pada kesempatan itu, Joko ber-cerita bahwa UMM dulunya tidak mengenal Pimnas. Namun karena UMM rutin mengirim, akhirnya dapat meraih peringkat 10 besar. Namun demikian, bukan hanya prestasi 10 besar yang terpenting.

Joko berharap agar mahasiswa tekun dan terus mencoba mencapai Pimnas. Ia berkomitmen akan membantu mahasiswa. ”Kalau anda kesulitan jangan segan-segan berkonsultasi dengan kami,” pesannya.

Joko optimis mahasiswa akan memanfaatkan kesempatan dengan baik. Ia berharap agar semua mahasiswa harus mempunyai keya-kinan dan usaha yang tinggi untuk lolos. “Jika anda punya tekad, kami punya tekad,” tegasnya. mg_phi

dok. Bestaridok. Bestari

Guna memantapkan persiapan Sertifikasi Dosen Tahun 2010, Direk torat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dit jen Dikti) mengadakan Penyamaan Per sepsi Asesor (12/3). Sebagai satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) di Malang yang menjadi Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen (PTP Serdos) didaulat menjadi penyelenggara acara tersebut.

Agenda yang diadakan di Ruang Sidang Rektor itu dihadiri 48 orang guru besar dan doktor yang telah tersertifikasi sebagai pendidik dari PTS-PTS di Malang, 15 orang diantaranya dari UMM. Asesor dalam sertifikasi dosen nanti adalah guru besar dan doktor yang tersertifikasi pendidik. Hadir sebagai pembicara,

Samakan Persepsi, Tunjukkan Kelayakan Diri

Ketua Tim Sertifikasi Dosen Nasional, Djoko Kustono.

Djoko mengungkapkan, tujuan penyamaan persepsi bagi para asesor adalah untuk menyamakan penilaian terhadap portofolio dosen secara kuantitatif, sehingga asesor memiliki patokan angka yang sama dalam menilai. “Dalam hal ini penyamaan persepsi untuk menyamakan penilaian angka kuantitatif, bukan masalah kualitatif,” jelasnya.

Dekan Fakultas Teknik salah satu PTN di Malang itu juga mengungkapkan, dosen yang menji plak atau menjadi plagiat atas karya dosen lain akan di-blacklist dan didiskualifikasi. “Konsekuensinya adalah tidak dapat

mengikuti sertifikasi selama seta-hun,” tambahnya menegaskan. Dije-las kannya, ada 24 unsur yang harus disamakan persepsinya di antara para Asesor. Tiga diantaranya ada-lah peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran, peningkatan peng-embangan ilmu, dan pengabdian kepada masyarakat.

Selain untuk menyamakan per sep-si, agenda tersebut juga merupakan sarana pengujian lulus tidaknya para guru besar dan doktor tersebut sebagai asesor. “Agenda Penyamaan persepsi ini menjadi ujian bagi para calon asesor, nantinya para peserta yang lulus sebagai asesor akan mendapatkan NIRA, yaitu Nomor Induk Registrasi Asesor,” jelas Djoko.

Ketua penyelenggara kegiatan, Wahyu Widodo mengungkapkan, sertifikasi akan dihentikan pada tahun 2014 sehingga perlu tindakan cepat agar para dosen memiliki kesempatan untuk sertifikasi. Ia juga menjelaskan, kegiatan tersebut adalah untuk menambah jumlah asesor di perguruan tinggi termasuk UMM. “Saat ini UMM memiliki delapan Asesor, dan kali ini ada 15 calon asesor yang mengikuti penyamaan persepsi calon asesor,” jelasnya. mg_ynm

Entry Data: Tampak salah satu peserta yang menyerahkan blanko penyamaan persepsi ASESOR yang setelah diisi untuk diproses.

Beri wejangan: Shoimah Kastolani (paling kiri) mengungkap salah satu cara dalam membangun peradaban umat adalah dengan kemerdekaan beragama

Motivasi: Joko Widodo (tengah) memberikan pengarahan kepada perwakilan dari 200 PKM mengenai yang harus dilakukan agar lolos Pimnas.

heni/Bestariheni/Bestari

sis/Bestarisis/Bestari

Page 5: bestari epaper edisi 260/maret/2010

5 SUARA KAMPUS BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

Dengan semboyan “Tidak ada aku, kamu ataupun dia. Yang ada hanyalah kita”, Ikatan Mahasiswa Muham madiyah (IMM) Komisariat Aufklarung Teknik UMM meng-adakan Temu Akbar Alumni (28/2).

Acara tersebut dihadiri alumnis Fakultas Teknik (FT) UMM serta Sudarman selaku Dekan FT. Dije-laskan Sofi’ul Fuad, ketua pelak sana seminar, acara tersebut tidak hanya menjadi ajang silaturahmi melainkan juga sebagai media pembentukan jaringan alumni.

Ditanya lebih lanjut tentang mak-sud pembentukan jaringan tersebut, Alumni Rayon Clapeyron (nama untuk IMM Teknik Sipil, red) men jelaskan hal

Temu Akbar Alumni IMM Aufklarung Teknik

Perkuat Ikatan Persaudaraan dan Jaringanitu dimaksudkan untuk membangun kerja sama. “Adik-adik yang masih kuliah membutuhkan informasi pe-luang dunia kerja, sedangkan kami bu tuh informasi ilmu pengetahuan yang terbaru,” terangnya.

Jaringan alumni dirasa penting karena berhubungan dengan akreditas fakultas maupun universitas. “Berapa lama alumni menganggur dan besar-nya gaji pertama yang diterima alum-ni, menjadi salah satu poin dalam penilaian akreditasi. Untuk itu harus saling tolong menolong,” ujarnya ber-semangat.

Hal tersebut diamini Sudarman. Ia menilai acara seperti itu juga per-lu diadakan di lingkup fakultas. Me-

nu rutnya, dengan berkumpulnya alum ni peluang-peluang baru bagi maha siswa yang masih kuliah akan ter buka. “Setidaknya alumni tahu ang katan dibawahnya. Jadi jika adik tingkatnya lulus dan melamar kerja di perusahaan yang dinaunginya bisa dipermudah. Paling tidak, jika ada mahasiswa praktik lapangan tidak susah lagi,” harapnya.

Dari acara tersebut, terjaring beberapa alumni yang sudah menduduki jabatan menjanjikan. Diantaranya Hardiansyah, alumni Teknik Elektro yang sekarang menjadi Staf Ahli Ditjen Kelautan dan Perikanan Pusat; Agung Jaka R., alumni Teknik Sipil yang berhasil menjadi Direktur

Bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) dan Assesment Center Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK) Tingkat Nasional (Acenas), Fakultas Psikologi UMM menghelat Simposium Nasional bertema “Mainstream Pendidikan Inklusif di Indonesia” di UMM Dome, (21/2). Hadir sebagai pemateri Muhadjir Effendy, dan Direktur PSLB Eko Djatmiko Sukarso.

Dalam pidatonya, Muhadjir me-nya takan bahwa pendidikan inklu sif harus dipersiapkan secara serius oleh negara. “Anak Berkebutuhan Khu sus (ABK. red) harus jadi anak negara,” tegasnya di hadapan sekitar 400 un-dangan dari 76 sekolah di Jawa Timur.

Sedangkan Eko menekankan bah wa pendidikan inklusif tengah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan. Jadi sekolah-sekolah harus bersiap menerima ABK untuk belajar dengan metode inklu-sif. “Sesudah ini, mari berlomba-lomba merekrut ABK untuk belajar di sekolah Bapak Ibu sekalian,” himbau Eko kepada peserta simposium.

Dalam kesempatan itu, Dekan Psikologi UMM Tulus Winarsunu memaparkan, ABK bukan hanya anak yang dikatakan cacat, melainkan juga yang memiliki kemampuan khusus di luar rata-rata. Ia menegaskan pentingnya

“ABK Harus Jadi Anak Negara”perhatian dari pemerintah untuk memberdayakannya seoptimal mungkin demi kemajuan pendidikan nasional.

“Siswa yang cacat seperti cacat fisik dan autis masuk dalam PK. Kalau anak yang menjadi pelacur, anak jalanan, anak penghuni lapas (lembaga pemasyarakatan. red) atau suku terasing masuk dalam PLK,” terangnya. Terkait itu, Muhadjir menegaskan bahwa usaha pendidik tidak boleh berhenti. “Mencintai pekerjaan adalah kunci profesionalisme,” tandasnya.

Ketua Pimpinan Wilayah Muham madiyah Jawa Timur, Syafiq Mughni menganalogikan pendidikan inklusif dengan Islam. “Dalam konsep pen didikan inklusif, pendidikan ditujukan untuk semua kalangan. Islam sendiri adalah agama yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan rahmat bagi semua,” ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan pem-bahasan Pendidikan Khusus dan Pen-di dikan Layanan Khusus secara lebih mendalam dengan hadirnya em pat pakar pendidikan inklusif, yakni Budi-anto selaku Pakar Pendi dikan Inklu-sif, Kasi Pendidikan Khu sus Dinas Pen didikan Pemprov Jatim Achmadi, Kepala Lembaga Kebu dayaan UMM Arif Budi Wurianto dan Direktur Acenas PK/PLK Salis Yuniardi. mg_osa

PT. Uastu Karya; Misbah, alumni Teknik Industri yang kini menjabat Manajer Accounting perusahaan batu bara di Kalimantan; serta Achmad Rofiq yang menjadi kandidat Ketua

Muda di Milad Muhammadiyah. Di bidang akademik, alumni Teknik Elektro UMM, Zulfatman berhasil menjadi kandidat Doktor di Universiti Teknologi Malaysia. lia

“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Jargon tersebut diusung Tim Trainer Psyco-Spiritual Quotion (PSQ) UMM saat memberikan pelatihan mental menyongsong Ujian Nasional (Unas) kepada 310 siswa SMPN 8 Malang, di Auditorium Kampus II UMM (6/3).

Sepanjang pelatihan, para siswa aktif dalam tanya jawab seputar materi kesiapan mental dan permainan yang diberikan tim trainer. Berbagai game seperti permainan angka un-tuk memahami tingkat stres, tes kecerdasan, permainan menentukan dan mencapai target, semuanya di-berikan tim trainer binaan Atok

Pelatihan PSQ UMM

Op miskan Siswa Raih Sukses dalam UnasMiftachul Huda. “Saya optimis lulus ujian nasional,” ungkap Husein, siswa SMPN 8 setelah sukses menyelesaikan game yang diberikan tim trainer.

Ketua Tim Trainer PSQm Zainul Anwar saat memaparkan materi “Me-raih Kesuksesan Studi dan Meraih Impian” menghimbau seluruh siswa untuk terus belajar kapanpun dan dimanapun. Pria kelahiran 30 tahun silam itu menegaskan bahwa dengan belajar optimal, mental akan terasah dan siap dalam kondisi apapun. “Cara sukses agar pintar dan lulus ujian adalah belajar, yang kedua belajar, selanjutnya belajar dan belajar,” ujarnya.

Menutup pelatihan yang berlang-

Seminar Nasional Matematika

Jurusan Matematika FKIP UMM menyelenggarakan Seminar Nasional Matematika, Pendidikan Matematika dan Terapannya (30/1) di Ruang Teater Dome UMM. Kesempatan itu menghadirkan dua pakar matematika dari Negeri Jiran, Noor Shah Saad dan Sazeli Ab. Ghani.

Pengajaran Harus Terstandar Menurut Pembantu Dekan

I FKIP UMM, M. Syaifuddin, kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas keilmuan baik di bidang matematika, pendidikan matematika maupun terapannya. “Kami ingin meningkatkan kualitas matematika baik di lingkungan perguruan tinggi, sekolah, maupun pe merhati matematika di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Ia menjelaskan, seminar itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan program Jurusan Matemati-ka untuk tingkat nasional. Sedangkan seminar internasional akan dilaksana-kan pada pertengahan 2011 menda-tang. Peserta seminar tersebut men-capai 322 orang yang berasal dari 28 perguruan tinggi dan 3 satuan pendidikan.

Pemakalah yang terdaftar dalam seminar tersebut mencapai 124 orang. Sebanyak 200 lainnya merupakan peserta non-pemakalah yang terdiri dari dosen, guru, mahasiswa dan pemerhati matematika, tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga Malaysia.

Seminar yang dibuka langsung oleh Rektor UMM, Muhadjir Effendy

Untuk meningkatkan kualitasnya, Program Pascasarjana UMM meng-a dakan lokakarya bertema “Mem-perkokoh Posisi dan Peran Program Pasca Sarjana sebagai Salah Satu Pilar Akademik untuk Menyangga Visi-Misi Universitas” (22-24/2). Kegiatan yang diikuti oleh 52 peserta tersebut diselenggarakan di Aula Kampus I.

Peserta terdiri dari dosen dan selu-ruh pengelola Program Pasca sar jana. “Tujuannya meningkatkan kuali tas Program Pascasarjana da lam berbagai aspek, baik peng aja ran maupun pelaya-nan sehingga meng hasilkan output yang berkuali tas,” ungkap Syamsul Arifin, ketua pelaksana lokakarya.

Salah satu pembicara, Wahyu Widodo menuturkan, lokakarya ter-sebut dapat dijadikan ajang berbagi ilmu. Ada beberapa masalah yang memerlukan solusi dari pemikir besar di Program Pascasarjana. “Saya menanti masukan, saran dan kritik dari peserta. Pemikir besar biasanya memiliki ide yang besar,” tutur Kepala Badan Kendali Mutu Akademik (BKMA) UMM tersebut.

Lebih lanjut Wahyu menjelaskan, BKMA akan memperbanyak dan mem perkuat lembaganya dengan men dirikan cabang di setiap fakultas dan jurusan. Selain itu, BKMA juga

‘Reward and Punishment’ untuk Kinerja Dosen

‘melebarkan sayap’ hingga Kampus I dan II. “Di tingkat fakultas, ada Komisi Kendali Mutu Akademik (KKMA), sedangkan di tingkat jurusan ada Tim Koordinasi Kegiatan Akademik (TKKA),” urainya menjelaskan.

Menurut pria yang menamatkan S3 di Unair ini, untuk menangani kendali mutu harus ada standar yang jelas, BKMA dalam hal ini memulai perbaikan standar tersebut di tingkat hulu. dalam pemaparannya hal yang paling mendesak untuk distandarkan adalah bidang program studi.

Bekerjasama dengan ketua jurusan dan ketua program studi, BKMA membuat konsep standar mutu. “Meskipun masih ada kelemahan, tiap program studi telah memiliki standar mutu. Kelemahan berasal dari tipe standar yang masih kuantitatif,” terangnya.

Lebih lanjut, Wahyu mengung-kapkan bahwa dosen juga akan men-dapatkan reward dan punishment karena upaya tersebut bertujuan meningkatkan kinerja dosen. “Bagi dosen yang tingkat kehadirannya kurang dari 80 persen, ada ‘surat cinta’ pertama dari Rektor. Jika masih dilakukan, ada ‘surat cinta’ kedua. Bila masih tidak ada perbaikan, rektor akan bertindak tegas,” pungkasnya. mg_abi

sung selama enam jam tersebut, Atok menggali kekuatan spiritual siswa agar siap lahir batin menghadapi Unas. “Semua yang tidak mungkin akan menjadi mungkin dengan doa adik-adik semua,” himbau Atok seraya menampilkan video berjudul Kasih Seorang Ibu.

Seluruh siswa yang hadir tampak meneteskan air mata haru saat Atok memaparkan kasih keluarga, guru dan dukungan SMPN 8 untuk kesuksesan para siswa. “Semuanya mendukung kesuksesan adik-adik. Terus kejar cita-cita dan terus berusaha!” seru Atok yang juga Kepala Biro Kemahasiswaan UMM itu menyemangati. mg_osa

Demi mempermudah pegawai UMM dalam urusan perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) bekerjasama dengan UMM mengadakan Sosialisasi Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak Tahunan Orang Pribadi (18/3). Kegiatan yang dilaksanakan di Aula BAU tersebut dihadiri seluruh pegawai UMM.

Acara tersebut mensosialisasikan kemudahan pengisian SPT yang ditawarkan KPP bagi pegawai. Para pegawai UMM tidak perlu datang ke

Tak Perlu Lagi ke Kantor PajakKantor Pelayanan Pajak (KPP) karena dalam acara itu telah disediakan formulir pengisian SPT. Mereka yang hadir bisa langsung menyetorkannya saat itu juga. “Kegiatan semacam ini penting bagi kita,” ujar Pembantu Rektor I UMM, Sujono saat menyampaikan sambutan.

Sosialisasi disampaikan Didik Sugiharto, Staf Bagian Account Representative KPP Madya Malang. Sebelum penjelasan dimulai, formulir SPT terlebih dahulu dibagikan kepada

para peserta sosialisasi.Menurut Didik, semua yang hadir

dalam kegiatan tersebut bisa me-nyetorkan SPT-nya di tempat, kecuali yang tidak punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). “Mereka yang tidak membawa atau tidak punya, bisa menyusul ke kantor kami,” jelasnya. “Bagi suami istri yang NPWP-nya sama maka yang wajib melapor adalah suaminya. Tapi kalau beda, istri boleh melaporkan sendiri atau ikut suami,” tambahnya. rjb

Mengenang: Salah satu alumni IMM Aufklarung Tekhnik melihat foto-foto masa lalunya semasa kuliah.

itu diantaranya berisi presentasi dua pemakalah dari Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia dan dua pemakalah dari UMM, Dwi Priyo Utomo (Pengetahuan Konseptual dan Prosedural dalam Pembelajaran Matematika) dan M. Syaifuddin (pengetaraan Item Response Theory Menggunakan Desain Common-Item Nonequivalent Group dan Model Logistik 2 Parameter).

Menurut Saad, pengajaran Mate ma-tika harus berstandar dan diadaptasikan dengan kondisi negara masing-masing. “Di Malaysia, dalam menerapkan Ilmu Matematika mengacu pada Amerika dan Australia, namun tidak sepenuhnya cocok diterapkan,” kata-nya. “Malaysia juga pernah mene-rapkan pengajaran Matematika menggunakan Bahasa Inggris, na-mun nilainya kurang memuaskan sehingga tahun ini dikembalikan lagi menggunakan Bahasa Melayu,” terangnya dengan logat melayu.

Saad juga mengakui bahwa masalah terbesar di negaranya adalah sulitnya mengangkat nilai matematika, karena kurang profesionalnya guru. lia

Noor Shah Saad

umam/Bestariumam/Bestari

heni/Bestariheni/Bestari

Page 6: bestari epaper edisi 260/maret/2010

6 SUARA KAMPUSBESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

Bertempat di Kantor Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM, alumnus English for International Programs-University of South Caro-lina, Cecep Zakarias El-Bilad bersama mahasiswa peminat Studi Amerika dan anggota PSIF membedah buku fenomenal The Post-American World karangan Fareed Zakaria (12/03).

Menurut Cecep, dalam buku ter-laris versi New York Times itu dise but-kan, banyak alasan meng apa Amerika Serikat (AS) dimung kinkan runtuh dalam waktu dekat. Ber dasarkan pre-diksi para ahli, kerun tuhan negara peng-usung demokrasi itu adalah sesuatu yang sulit dibayangkan. “Is it possible that America will come to its end? (Mungkinkah Amerika akan be nar-benar runtuh?)” tantang Juara II Karya Cerpen Rektor Cup 2009 itu kepada forum perihal kondisi AS saat ini.

Selanjutnya, Cecep menjabarkan secara detail bahwa China dan India siap menjadi kekuatan baru dunia baik dari segi ekonomi maupun politik. Salah satu bukti yang dibeberkannya adalah intervensi ekonomi China ke berbagai belahan dunia termasuk AS

AS Akan Runtuhdan Eropa. Hal itu sempat menjadi hantaman besar bagi negara superpower sekelas AS belum lama ini.

Sementara itu, Mahasiswa Ber-pres tasi UMM 2009, Rahmadhani Al-Barauwi yang juga hadir dalam forum tersebut menyampaikan kritik terhadap sistem ekonomi AS yang menjadi salah satu faktor penyebab kegoncangan Negeri Paman Sam itu. “Amerika hampir saja jatuh dan mengalami keruntuhan. Sebetulnya ini adalah kritik bagi sistem ekonomi yang berkembang di Amerika,” ungkap nya.

Menanggapi isu negara superpower yang bakal menggantikan AS, Rahmadhani percaya ke depan AS belum bakal runtuh karena pondasinya cukup kuat sebagai negara berpengaruh. “Saya melihat negara-negara Uni-Eropa dan Inggris cukup kokoh. Eropa sekarang ini sering disebut puncaknya peradaban meski ekonomi ‘dipegang’ Amerika,” ujarnya.

“Yang terpenting adalah bagai mana negara-negara yang berpotensi menjadi negara besar tidak bermotif menguasai, tapi bertujuan untuk bangkit bersama,” pungkasnya. mg_osa

Untuk meningkatkan kualitas akademik mahasiswa UMM, Institute for Culture (Lembaga Kebudayaan/LK) UMM menyelenggarakan laun-ch ing Cultural Studies Student Club (SC2). Kegiatan yang diseleng garakan di Aula BAU (17/2) tersebut diikuti oleh kurang lebih 110 mahasiswa. Menurut Kepala LK UMM, Arif Budi Wurianto, pembentukan klub studi tersebut dilatarbelakangi oleh sedikitnya karya tulis mahasiswa di bidang seni.

Arif mengatakan, jarangnya pro-posal di Bidang Seni dan Sosial Kritis ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) juga menjadi latar belakang didirikannya klub studi tersebut. “Banyak duta besar yang mengadakan lomba karya tulis di bidang seni dan budaya,” ungkapnya.

Launching SC2 LK-UMM

Berharap Lahirnya Mazhab Sosial Kri sIa berharap melalui kegiatan terse-but mahasiswa terdorong untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas akademiknya.

Sesuai dengan visinya; “Mewu-jud kan mahasiswa cerdas, kritis dan pemikir lintas disiplin melalui pemi-kiran studi kultural”, maka menurut Arif, kegiatan tersebut diharapkan dapat menciptakan sebuah madzhab sosial kritis yang keluar dari UMM.

Pembantu Rektor III, Joko Widodo mengaspresiasi terbentuknya SC2 di UMM. Menurutnya, mahasiswa selama ini kurang minat dalam bidang seni dan sosial budaya. Bisa dilihat dari pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang kebanyakan memilih bidang kewirausahaan (PKMK). “Sementara di bidang seni

dan sosial sangat sedikit,” ungkapnya.Ia optimis, lahirnya SC2 akan

me munculkan pemikir-pemikir kri-tis di bidang seni dan sosial buda ya. “Asal kan ditunjang dengan fasilitas dan komitmen yang kuat. Saya siap memfasilitasinya, karena kegiatan ini sangat potensial untuk dikembangkan,” tegasnya.

Salah seorang peserta, Kastur Eko melihat keikutsertaannya dalam kegiatan kajian dan studi klub sebagai tuntutan. Menurutnya, mahasiswa harus berpikir kritis dan obyektif terhadap kondisi sosial budaya yang ada di masyarakat saat ini. “Ketika ditawari untuk ikut, saya langsung tertarik, karena saya rasa itu sangat bermanfaat,” tambah mahasiswa Jurusan Tarbiyah itu. rjb

Malang, Tuan Rumah Olycon 2010

Dalam sambutannya di hadapan 24 utusan Racana KH. Fatahillah dan Nyi Mas Gandasari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Jarot Sugiyono, Pembina Pramuka UMM menekankan pentingnya mengimplementasikan nilai-nilai luhur dalam Pramuka. Acara sambutan yang digelar di Aula Lantai 1 Masjid A.R. Fachruddin itu dilanjutkan dengan bakti sosial ke beberapa lokasi di sekitar UMM (18-19/02).

Sehubungan dengan kunjungan tersebut, Dora Ayu selaku Ketua Dewan Racana KH. Ahmad Dahlan Nyi Siti Walidah UMM menerangkan, kerja sama tersebut merupakan kesepakatan kedua belah pihak.

“Awalnya merupakan inisiatif dari pihak UIN sendiri. Selanjutnya, kita menawarkan studi komperatif,”

Pramuka, Selalu Berikan Manfaatujar Dora. Selain melakukan studi ke penjuru Kampus Putih, diadakan pula bakti sosial ke beberapa masjid sekitar UMM. Selain itu, dilakukan pula pembinaan di SDN Tunggul Wulung 2 yang juga merupakan SD binaan Racana KH. Ahmad Dahlan Nyi Siti Walidah UMM. “Di SDN Tunggul Wulung 2 akan diadakan bina satuan, bakti sosial serta pemberian buku gratis oleh pihak UIN Jakarta,” ujar Dora menambahkan.

Saat memberikan pembekalan, Jarot Sugiyono berpesan untuk selalu berjiwa Pramuka di manapun berada, salah satunya ialah selalu siap memberikan banyak manfaat kepada orang lain. “Dengan kegiatan Pramuka kita dituntut untuk bisa memberi lebih banyak manfaat. Pramuka adalah implementasi nilai-

nilai luhur,” himbau pria yang juga menjabat Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMM.

Saat penyambutan, dilakukan adat racana buka sebagai makna supremasi dan adat menerima tamu dari racana lain. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan apel dari pihak UMM. “Apel adalah khas Racana KH. Ahmad Dahlan Nyi Siti Walidah UMM dan merupakan wujud sambutan kita,” jelas Umi Hasanah, Anggota Dewan Racana UMM.

Dora berharap, akan lebih banyak lagi kontribusi yang bisa diberikan UMM kepada masyarakat karena itu merupakan visi misi Pramuka untuk terus mengabdi. “Harapan saya tidak berhenti sampai di sini dan bisa lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat kedepannya,” pungkasnya. mg_osa

Lebih Hidup dengan Spiritual AwarenessSetelah sukses menggelar Tutorial

Idealis 2009, Fakultas Psikologi (FP) UMM kembali meluncurkan program unggulannya di tahun 2010. Bertempat di Aula BAU, 270 mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009 mendapat bekal tentang pentingnya peran sarjana psikologi di kehidupan bermasyarakat (7/3).

“Tugas akademisi bukan ha nya membuat inovasi, tetapi juga mencip-takan perubahan da lam masyarakat,” ujar Direktur Assessment Center Pen didikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Tingkat Nasional (ACENAS PK/PLK), Salis Yuniardi.

Berkesempatan membuka prosesi launching, Pembina Program Tutorial Idealis, Muhammad Shohib berpesan untuk selalu memanfaatkan waktu seoptimal mungkin. “Jangan sampai menyesal dan berkata, loh saya kok sudah semester akhir ya? tapi belum ada perubahan,” terang Shohib diikuti gelak tawa mahasiswa.

Dipaparkan Shohib, dengan Tuto-rial Idealis ini mahasiswa Psikologi UMM akan memiliki perilaku unggul dan karakter IDEALIS (Integritas, Disi-plin, Empati, Asertif, Lugas, Inisiatif dan Santun). “Itulah tujuh karakter yang kami harapkan ada pada mahasiswa Psikologi setelah mengikuti program ini,” ujarnya.

Sebagai langkah awal, salah satu trainer, Muhammad Hayat memberikan

pelatihan Spiritual Awareness (kesadaran spiritual). Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu menekankan pentingnya hubungan baik dengan Tuhan dan sesama manusia. “Menabur kebaikan pada orang lain sama dengan menabur kebaikan bagi diri sendiri,” lanjutnya.

“Bisa berprasangka baik kepada orang lain, bisa bertenggangrasa dengan orang lain, bikin hidup lebih hidup,” pekik hayat disambut tepuk tangan riuh peserta pelatihan. Hayat menghadirkan nuansa berbeda dengan training based on music dalam pelatihan tersebut. Dengan alunan musik dan beryanyi bersama di sela pelatihan, hubungan emosional dan pengalaman spiritual semakin mantap dirasakan seluruh peserta.

Kedepannya, bersama 28 tutor yang telah ‘digodog’ sejak November lalu, para tutee (mahasiswa peserta Program Tutorial Idealis) akan didampingi dan dibimbing untuk lebih mengenal psikologi dan mengembangkan potensi diri. “Kegiatan selama empat bulan yang dimulai Maret 2010, selain berisi pendampingan tiap minggu, juga dilengkapi outbond, terjun ke lapangan, pelatihan berkala, modul belajar lengkap dan lingkungan yang kondusif untuk peningkatan serta pengembangan diri,” terang anggota Tim Pengembangan Kurikulum Tutorial Idealis 2010, Yoga Achmad. mg_osa

Kota Malang dipercaya menjadi tuan rumah even pendidikan “Na-tional Olympiad And Inter national Confe rence 2010” (Olycon) Ke-5 (6/2). Bertempat di UMM Dome, sekitar 970 sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK di seluruh Jawa Timur hadir untuk memeriahkan acara yang rutin diadakan setiap tahun oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur tersebut.

Dengan mengangkat tema

“Science and Technology In Smart Modern School Development”, acara dibagi dua yaitu Olimpiade dan International Conference (konferensi internasional). Olimpiade meliputi Bidang Studi Matematika dan IPA untuk tingkat SD, Matematika dan Fisika untuk tingkat SMP, Ekonomi dan Akuntansi untuk tingkat SMA/SMK. Selain itu, dimasukkan pula bidang keagamaan, yaitu mengenai Islam Kemuhammadiyahan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang diperuntukkan

bagi semua peserta.Dalam acara pembukaan Oly-

con ke-5 tersebut, diumumkan pe-ring kat 10 Besar Sekolah Unggul Muham madiyah Jawa Timur dari ting kat SD, SMP, dan SMA/MA, yang sebelumnya sudah diputuskan di Surabaya oleh Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur. Keputusannya, peringkat pertama tingkat SD diraih oleh SD Muhammadiyah 4 Surabaya, tingkat SMP diraih oleh SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, dan di tingkat SMA/MA diraih oleh

SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Sementara acara International

Con ference menghadirkan beberapa pakar di bidang pendidikan dari dalam dan luar negeri. Pakar pendidikan dari luar negeri yang hadir adalah Kathe Kirby dari Asia Educations Foundation Australia, Nakano Kyoko dari Japan International Cooperation Agency, Masuda Ayako dari Konsulat Jenderal Jepang dan Wang Hoa Gen dari Konsulat Jenderal China.

Di tempat terpisah (GKB I),

digelar lomba untuk siswa-siswi SMP dan SMA sederajat (6/2). Perlombaan tersebut terbagi menjadi dua kelas dengan bidang studi tertentu; Fisika, Matematika dan Al-Islam, Kemu hammadiyahan dan Bahasa (Ismuba) untuk SMP; serta Akuntansi, Fisika, Ismuba dan Matematika untuk SMA. “Lomba itu diharapkan dapat memo tivasi siswa-siswa dalam mening katkan kualitas belajarnya,” ung kap Iswahyudi, Guru Fisika SMP Muham madiyah 1 Surabaya. mg_ros/rjb

Launching: Muihammad Hayat menerima sertifikat dari ketua tutorial IDEALIS setelah mengisi materi spiritual.

“Saat ini banyak sekali kondisi-kondisi negara ini yang perlu dibenahi,” ungkap Wakil Bupati Malang, Rendra Kresna pada Seminar dan Silaturahmi Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia (22-24/3). Acara yang digelar di Ruang Teater Dome itu membedah patologi kebangsaan di Indonesia.

Menurut Rendra, masalah yang terjadi di Indonesia bisa terjadi akibat kesalahan persepsi atau mungkin dikarenakan adanya suatu penyakit dalam tubuh Indonesia itu sendiri, yang terjadi pada banyak aspek.

Dalam perspektif Rendra, yang sering menjadi kendala dalam dunia perpolitikan Indonesia adalah kurangnya kaderisasi atau transfer ilmu. “Banyak para pejabat yang setelah dua tahun menjadi bupati mencalonkan diri menjadi wakil bupati, dan akhirnya pemerintahan hanya dipegang oleh orang-orang itu saja,” paparnya.

Permasalahan dalam dunia per-po liti kan Indonesia itu memerlu-kan reformasi dari kaum muda. Ia mendukung gerakan demonstrasi

Seminar dan Silaturahmi Nasional BEM UMM

Masuki Sistem, Sembuhkan Penyakit Bangsa

yang dilaksanakan mahasiwa. Menu-rutnya tugas mahasiswa adalah mem perjuangkan nasib rakyat. Ken-dati demikian, ia mengaku mem-perjuangkan nasib rakyat di jalan bukanlah hal yang mudah.

Ia bercerita tentang masa lalunya saat menjadi aktifis dan penyuara aspirasi rakyat di jalan, yang dira-sanya begitu sulit. Ia berpendapat, mengupayakan perubahan dan pe-nyem buhan sistem akan lebih mudah ketika telah masuk dalam suatu sistem pemerintahan. ”Jika kita masuk pada suatu sistem peme rintahan, perlahan-lahan kita bisa merubah kesalah-

kesalahan yang terjadi di dalamnya,” terangnya.

Lulusan Fakultas Ekonomi UMM itu berharap, akan ada pemimpin-pemimpin muda yang terlahir dan mampu mengatasi masalah bangsa ini. “Saya berharap pemimpin bangsa itu nantinya betul-betul muncul dari Anda semua yang ada di tempat ini,” ujar Rendra. “Andalah yang nanti menggantikan kita, Andalah yang nanti memperjuangkan nasib bangsa ini. Masih banyak penyakit-penyakit di Indonesia dan pemimpin-pemimpin mudalah yang harus mencarikan obatnya,” pesannya. mg_phi

osa/Bestariosa/Bestari

heni/Bestariheni/Bestari

Bedah patologi: Rendra memberikan gambaran seputar bangsa Indonesia saat ini.

Page 7: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 7SUARA KAMPUS

Setiap orang dapat berubah menjadi lebih baik. Hal tersebut di-sam paikan Executive Director The American-Indonesian Ex change Found-a tion (Aminef), Michael E. McCoy, saat mensosialisasikan Pro gram Beasiswa Fullbright di Aula Bau (12/3). Fullbright Scholarship Program meru-pakan program beasiswa yang dita-warkan oleh Yayasan Aminef, beker-jasama dengan Education USA.

Sebanyak 100 dosen dan maha-siswa UMM serta guru-guru SMA di Malang hadir mendengarkan pen jelasan pria berambut putih itu. Didampingi Koordinator Education USA di UMM, Achmad Habib, McCoy menjelaskan garis besar tujuan program adalah untuk meningkatkan saling pengertian antara Amerika dengan negara-negara lain, melalui pertukaran pendidikan.

Program beasiswa itu menyedia-kan beberapa jenis beasiswa, diantara-nya Fulbright Presidential Scholarship Program, beasiswa yang dibuka bagi dosen lulusan S2 untuk melanjutkan S3 (Ph.D Program), dengan IPK mini-mum 3.00 dan TOEFL minimal 575. Program lainnya, Fulbright Doc toral Dissertation Research Program, diperun-tukkan bagi yang sedang menempuh

program doktor (S3) di perguruan tinggi Indonesia dan sedang menyelesaikan disertasinya, untuk menga dakan penelitian di Amerika Serikat.

Program lain yang banyak dimi-nati adalah Fullbright Foreign Lang-ua ge (Indonesian or Javanese) Tea-ching Assistant (FLTA). Program itu diperuntukan bagi sarjana S1 yang sudah pernah mengajar bahasa Inggris di lembaga pendidikan di Indonesia untuk mengajar Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa di Amerika Serikat.

Pada kesempatan tersebut, McCoy memberikan lima rahasia sukses memenangkan program beasiswa, yaitu; tidak harus menunggu batas

waktu untuk mengerjakan study objective dan proposal penelitian, pertanyaan utama saat wawancara adalah alasan khusus memilih jurusan, giat belajar tes TOEFL, tidak akan ada pertanyaan yang sulit jika belajar dari sekarang, “It’s not difficult questions if you learn from now,” tegasnya. Yang terakhir adalah jangan sungkan untuk bertanya kepada Aminef.

Menurut Habib, surat rekomen dasi dari dosen, dekan atau pihak lain yang berwenang juga menjadi salah satu pertimbangan. Ia menegaskan, “Nggak ada cara lain kecuali rajin, rajin karena tekad, dan tekad itu karena benar-benar ingin ke Amerika.” nin

Sosialisasi Program Beasiswa Fullbright

Perdalam TOEFL dan Jangan Menunggu

“Para juara Dekan Cup harus berpartisipasi ke tingkat yang lebih tinggi dan terus menorehkan presta-si,” pesan Pembantu Dekan (PD) III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM, Nur Widodo saat memberikan sambutan pada Penutupan Dekan Cup FKIP di Aula BAU (15/3).

Fakultas yang terdiri dari Program Studi Matematika dan Komputasi (Matkom), Biologi, Baha sa Indonesia, Civic Hukum, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) itu menggelar tiga kategori lomba. Ketiganya adalah olah raga (voli, tenis meja, futsal, catur), keaga maan (kaligrafi, qiro’ah, ceramah agama)

Penutupan Dekan Cup FKIP

Targetkan Juara Umum Rektor Cupdan seni (pop singer, dangdut singer, traditional singer).

Banyaknya mahasiswa yang berpar tisipasi, seperti yang diutara-kan Fauzan, merupakan simbol rasa memiliki yang positif dan cerminan antusiasme mahasiswa FKIP.. “Yang terberat adalah pasca Dekan Cup, karena kita harus mempertahankan juara umum pada Rektor Cup 2010,” pesan Fauzan.

Acara yang digelar Badan Ekse kutif Mahasiswa FKIP itu dimanfaatkan Fauzan untuk me mo -tivasi mahasiswa nya agar mening-katkan prestasi tak hanya di tingkat universitas, melainkan juga nasional bahkan internasional. “Buatlah ‘tiada hari tanpa prestasi’ di FKIP tercinta

ini,” katanya disambut tepuk tangan riuh 60 mahasiswa yang hadir.

Juara Umum tahun ini jatuh pada Jurusan Biologi. Program Studi yang diketuai Sri Wahyuni itu berhasil me-raih juara I pada lomba voli putri, tenis meja, ceramah dan qiroah (membaca Alquran), ditambah juara II voli putra.

Acara yang dihadiri seluruh perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) itu juga dimeriahkan dengan penampilan Nur Widodo yang melantunkan lagu Dealova. Di akhir acara, turut tampil Juara Dangdut Singer, Winda Agustina membawakan lagu dangdut didampingi PD II FKIP, Thathit Manon. mg_osa

Dalam mempersiapkan Rektor Cup, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam (BEM FAI) UMM menyelenggarakan Dekan Cup (13/3). Kegiatan tersebut dibuka oleh Dekan FAI, Sunarto di Masjid AR. Fachruddin Lantai 1. Dalam sambutannya, Sunarto berpesan agar mahasiswa FAI bisa meningkatkan kreativitas.

Dalam Rector Cup tahun kemarin, FAI bisa menjadi Juara Umum III. Prestasi tersebut harus dipertahankan bahkan ditingkatkan untuk maju ke Rector Cup tahun ini. “Harus

Dekan Cup FAI

Siap Maju ke Rektor Cupberusaha naik ke juara di atasnya,” ujar Sunarto saat membuka acara.

Kegiatan tersebut merupakan hasil kerjasama BEM FAI dengan lembaga-Lembaga Semi Otonom (LSO) FAI, seperti LSO bidang olah raga Fagama, LSO bidang kepenulisan Forum Studi Islam dan LSO bidang seni Alif. Dalam penyelenggaraan Dekan Cup, BEM memberikan otoritas penuh kepada LSO untuk menunjuk juri bagi tiap-tiap lomba.

Kegiatan bertema “Gali Potensi, Raih Prestasi Bersama BEM FAI” tersebut disambut hangat mahasiswa

FAI, salah satunya Budi Gunawan. Koordinator Volly tersebut berharap setiap angkatan bisa mengikuti berbagai lomba yang diadakan.

Ketua BEM FAI, Khairil Anwar menjelaskan, ada tiga jenis lomba dalam Dekan Cup FAI; olahraga (tenis meja, bola volly, futsal), kepenulisan (resensi, artikel, puisi, esai) dan seni (nasyid dan kaligrafi). Menurutnya, semua jenis lomba itu bertujuan membantu mahasiswa dalam mengembangkan kreativitas mereka. “Para juaranya nanti akan diutus ke Rector Cup,” pungkasnya. rjb

Tahun 2010 merupakan tahun istimewa bagi Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) UMM. Pasalnya, kali ini UMM kedatangan lima mahasiswa baru angkatan ke-30 yang tidak hanya berasal dari Australia, tetapi juga dari Amerika Serikat dan Inggris. Kelimanya adalah Brooke Gabriel Nolan, Benita Kali Chudleigh, Lisa Clare Mapson (Australia), Thomas Edward Flemos (Inggris) dan Madison Nicole Richardson (Amerika).

Dekan FISIP, Wahyudi dalam sambutannya di acara perkenalan (16/2) berharap kelima mahasiswa baru ACICIS tersebut dapat menggali informasi mengenai Indonesia lebih banyak lagi. “Saya harap mahasiswa ACICIS bisa mendapatkan informasi mengenai Indonesia yang lebih banyak, dibandingkan dengan informasi yang didapatkan sebelumnya di Australia yang mungkin mengandung stereotype negatif,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, kelima mahasiswa tersebut memperkenalkan diri dan topik yang akan diangkat dalam penelitian mereka nanti. Khusus Brooke, tahun ini merupakan kedua kalinya ia menempuh studi di ACICIS UMM, dan ia akan meneliti tentang nelayan NTT yang sering tertangkap pihak

ACICIS UMM Rambah Tiga BenuaAustralia di perairan Australia Utara atau Timor Selatan. Menurut wanita pecinta tenis tersebut, nelayan NTT tidak bersalah dalam kasus pelanggaran batas wilayah tersebut. “Menurut saya, mereka hanya mencari rejeki untuk kehidupan mereka,” ungkapnya dalam Bahasa Indonesia.

Lisa Clare Mapson akan meneliti tentang kasus seni budaya Reog Ponorogo, yang sebelumnya sering diberitakan media telah diklaim oleh Malaysia. Topik itu dipilihnya karena sebelumnya ia sendiri pernah tinggal di Malaysia selama enam bulan, serta ingin mengetahui mengapa Indonesia dan Malaysia yang memiliki banyak kesamaan tidak bisa berhubungan dengan baik. “Saya kira itu memang milik orang Jawa, tapi di Malaysia banyak orang dari Jawa yang mengembangkan Budaya Reog Ponorogo,” ujarnya.

Tiga mahasiswa lainnya, Benita, Madison dan Thomas masing-masing memilih topik religi, pertanian dan kesenian dalam penelitian mereka. Nantinya, hasil dari penelitian kelima mahasiswa baru ACICIS tersebut tidak hanya dipresentasikan di UMM, melainkan juga kepada dosen dan teman-teman di negara asal mereka. mg_ros

Salah satu cara mempelajari se-buah negara adalah melalui karya seni. “Pameran bertajuk “Picturing America” yang digelar di Perpustakaan Pusat Kampus III UMM (5-12/3), diharapkan dapat mengenalkan lebih jauh sejarah dan kebudayaan Amerika pada mahasiswa dan masyarakat umum,” ujar Andie De Arment, Public Affairs Officer Konsulat Jenderal Amerika yag berkantor di Surabaya.

Pameran tersebut menyuguhkan lebih dari 40 karya seniman terbaik Amerika dari berbagai zaman. Event

Kenalkan Amerika Lewat Seniberagam karya. Diantaranya adalah karya seni lukis, arsitektur dan fotografi. Seluruhnya menyuguhkan gambaran mengenai sejarah, kebudayaan, tokoh dan beberapa tempat yang bernilai sejarah di Amerika.

Salah satu karya seni yang menarik Andie adalah Sans Are Lakota. Sebuah karya lukis yang menggambarkan berbagai macam ekspresi wajah manusia, yang diperlihatkan sekelompok penduduk Indian saat melihat kehadiran seorang kulit putih. “Saya sangat suka dengan lukisan ini,”

yang berlangsung selama delapan hari tersebut terselenggara atas kerja sama Konsulat Jenderal Amerika dengan American Corner UMM dan Jurnalistik Fotografi Club (Jufoc).

Usai memberi sambutan singkat dan membuka pameran, dengan didampingi Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Soeparto dan beberapa staf Humas UMM, Andie berjalan berkeliling sambil memberikan penjelasan beberapa karya yang terpajang kepada mahasiswa.

Pameran yang baru pertama kalinya digelar di Indonesia itu menghadirkan

ungkapnya dengan aksen Amerika.Melalui pameran itu, bukan berarti

Amerika mengesankan arogansi atau kesombongan dengan menampakan keberagaman budaya mereka. “We’re not only showing the good, but we’re also showing the bad (Kami tidak hanya menampakan sisi bagusnya saja, akan tetapi hal-hal buruk juga, sejarah kelam),” ujarnya.

Menyadari hal itu pula, menurut Andie, perlu ada pertukaran buda-ya, yang bertujuan mempelajari ke-bu da yaan masing-masing negara.

Me nu rutnya, Amerika juga masih perlu banyak belajar dari negara lain. “Amerika is not perfect,” tandasnya.

Pameran yang diselenggarakan di Malang, Medan dan Jakarta itu merupakan program yang digagas National Endowment for The Humanities bekerjasama dengan American Library Association. Di Amerika sendiri, pameran karya seni dan budaya tersebut telah dikenalkan di sekolah-sekolah sejak 2008. “Tujuannya adalah sebagai bahan pengajaran sejarah Amerika melalui karya seni,” terang Andie. nin

Michael McCoy: Saat

menyampaikan persyaratan

mendapatkan beasiswa

FulBright di hadapan para

dosen dan mahasiswa se-

Malang Raya.

“Jangan mencari ide yang linear dengan kebanyakan orang, karena jika berpikir linear kita akan selalu menjadi follower (pengikut.red),” ungkap Wiyono selaku pemateri dalam acara Seminar Sukses Menyelesaikan Tugas Akhir yang diadakan Unit Pelaksana Teknis Bimbingan Konseling (UPT BK) UMM (18/3).

Dalam pemamaparannya, Wi, sapaan akrab Wiyono, memberikan contoh bagaimana ide itu bisa didapatkan, “Cobalah jalan-jalan sore dan amatilah lingkungan yang ada di sepanjang jalan, bukalah mata, telinga dan mulut, kalian pasti mendapatkan inspirasi,” jelas pria yang juga mewakili UMM dalam Raskin Award itu.

Menambahkan apa yang di ung-kap kan Wiyono, Maftuchah mem-berikan beberapa kiat bagaimana me-nyusun proposal penelitian. “Dalam perbuatan proposal penelitian, peneliti harus mengikuti syarat-syarat yang ada, seperti sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah,” tegas wanita

Mencari Inspirasi Sambil Jalan-jalanSeminar Sukses Tugas Akhir BK

yang menjabat sebagai Ketua Sentra Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) UMM itu.

Menjelaskan kiat penulisan proposal, ia menjelaskan tuntutan proposal harus sistematis. Artinya, proposal tersebut harus tersusun secara runtut. Sedangkan berencana berarti proposal tersebut harus jelas kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir. Terakhir, proposal harus berdasarkan landasan-landasan atau literatur dan penelitian yang dila-kukan dengan dasar keilmiahan dan metode-metode penelitian.

Sebelum mengakhiri sesinya, Maftuchah berpesan pada 110 peserta yang hadir untuk selalu membuka pikiran terhadap lingkungan sekitar dan konsisten dengan apa yang telah dipilihnya. Pesan tersebut dipertegas Wiyono dengan wejangan singkat tentang tanggung jawab. “Ketika muncul rasa malas, harus diingat kembali bahwa hidupmu adalah tang-gung jawabmu,” tegasnya. zack

Pakar: Maftuchah memberikan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir agar sukses dalam menyelesaikan skripsi.

heni/Bestariheni/Bestari

umam/Bestariumam/Bestari

Page 8: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 SUARA KAMPUSSUARA KAMPUS8

UMM kembali menggelar perhela-tan wisuda. Pada periode I tahun 2010, UMM menghadirkan Direktur Ketenagaan Direktorat Jenderal Pen-di dikan Tinggi, Muchlas Samani un-tuk memberikan orasi kepada 668 wisudawan (27/2).

Kedatangan Muchlas tersebut, terkait dengan pungukuhan lulusan per tama Program Jarak Jauh Pen-didikan Guru Sekolah Dasar (PJJ-PGSD). Rektor UMM, Muhadjir Effendy mengatakan, wisuda kali ini adalah satu hal yang istemewa. Pasal-nya, diantara para wisudawan terdapat 98 lulusan PJJ-PGSD yang dikukuhkan. Muchlas menyerahkan tanda kelulu-san secara simbolik kepada dua per-wa kilan PJJ-PGSD itu.

Wisuda Sarjana Periode I Tahun 2010

UMM, Perguruan Tinggi dengan Segudang Prestasi

Tahun ini, UMM yang diwakili Evie Sofiati berhasil mengalahkan 40 peserta lainnya dari PTS se-Jawa Timur. Evie mengungkapkan, persiapannya menghadapi olimpiade dilakukannya dengan berdiskusi bersama teman perwakilan lainnya dan juga dengan dosen. Ada lima materi yang dilombakan, yaitu struktur aljabar, aljabar linier, analisis variabel kompleks, analisis riil dan kombinatorika.

Saat ini, Evie sedang mempersiap-kan diri untuk Olimpiade MIPA Tingkat Nasional yang akan diseleng-garakan di Universitas Airlangga Sura baya April mendatang (6-7). Selain Evie, perwakilan UMM yang ber hasil menyabet Juara Harapan III, Dedi Yulianto juga akan berang kat mewakili Jawa Timur pada olimpiade tersebut.

Lagi, UMM Ungguli PTS se-Ja mLagi, UMM Ungguli PTS se-Ja m

Evie berharap, setelah ia lulus dari UMM nanti generasi penerusnya bisa mempertahankan prestasi nomor satu tersebut, khususnya di bidang Matematika. “Saya ingin nanti setelah saya lulus, adik

tingkat bisa mempertahankan Juara I, khususnya Matematika. Tapi saya juga berharap Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) bisa mendapatkan juara,” harap anak bungsu tersebut. mg_ros

UMM kembali meraih Juara I Bidang Matematika dalam Olimpiade Matema tika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di Surabaya (11-12/3). Tahun sebelumnya, UMM yang diwakili oleh Lailatul Muannisak juga menjadi Juara I Bidang Matematika dalam kompetisi yang diadakan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII Jawa Timur itu.

Lebih lanjut Rektor UMM men-jelaskan, momen wisuda bukan semata sebagai ritual pengukuhan, melainkan juga sebagai wahana silaturahmi dan penyampaian informasi. “Alham-dulil lah UMM masuk dalam rang-king universitas kelas dunia versi webo metrics. Selain itu, UMM juga dipercaya menjadi tuan rumah kon-tes robot tingkat regional maupun nasional,” jelasnya bangga.

Dalam kesempatan itu, UMM juga menerima secara simbolik Piala Anugerah Kampus Unggul (AKU) dari Kopertis Wilayah VII. Piala tersebut diserahkan oleh Sekretaris Pelaksana Kopertis, IBM Martha kepada Muhadjir. Hal tersebut menandakan UMM telah berhasil mempertahankan pertasinya tiga

tahun berturut-turut. Dalam orasinya, Muchlas meng-

ajak wisudawan untuk merenung. Ia mengingatkan, wisudawan harus siap melepas status dan segala atribut kemahasiswaannya, dan bersiap meng-hadapi ujian yang sebenarnya. Ditam-bahkannya, lulusan yang bisa belajar mandiri dengan cepat dan update teknologilah yang bisa bertahan di era global. “Saat ini, era globalisasi menuntut semua menggunakan iptek, contohnya e-learning, e-marketing, e-library dan sebagainya, dan wisuda wan harus menguasai hal itu,” kata Muchlas.

Ada enam cara versi Muchlas menjawab tantangan masa depan, yaitu: kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah, kemampuan komunikasi, kemampuan beradaptasi, inisiatif dan berpikir entrepreuner, kemampuan analisis dan mengelola informasi, dan yang terakhir curiosity (keinginan yang kuat) dan imajinasi. “Keenamnya adalah soft skill yang harus anda jadikan karakter,” ujarnya.

Muchlas berharap, UMM bisa menjadi garda depan dalam meng-em bangkan kemampuan softskill maha siswa. Terlebih dari segi his-toris, Muhammadiyah yang telah ber usia satu abad dinilainya telah berpengalaman memperjuangkan pen didikan. “UMM adalah contoh per gu ruan tinggi Muhammadiyah dengan segudang prestasi. Sudah ada program pengembangan softskill di dalamnya. Mohon ditularkan ke yang lain,” harapnya mengakhiri. lia

Ada yang istimewa dalam acara Pengajian dan Temu Kader Muhammadiyah se-Malang Raya yang diadakan di Ruang Teater Dome UMM (1/3). Acara tersebut mendatangkan Amien Rais sebagai keynote speaker serta dihadiri Rektor UMM Muhadjir Effendy, Ketua Pusat Dakwah Muhammadiyah (PDM) Malang Taufik Kusuma serta PDM Kabupaten Malang Khusnul Fathoni.

Dalam ceramahnya, Amien meng-ajak para peserta pengajian me-review perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhamma diyah, mengingat tidak lama lagi Muhammadiyah akan berusia satu abad. “Satu abad yang lalu bangsa kita masih dijajah Belanda. Oleh karena itu, kita harus benar-benar meneladani jihad KH. Ahmad

Lima Masalah Besar DuniaDahlan dalam membuat gerakan untuk menggulingkan penjaja han Belanda dahulu,” ucap pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Selain membicarakan perjuangan KH. Ahmad Dahlan di masa lam-pau, ia juga mengingatkan bahwa di masa kini umat manusia dunia sedang menghadapi lima masalah besar. Pertama adalah ledakan kepen-dudukan. Diungkapkan Amien, angka kelahiran di dunia saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka kema-tian. “Menurut PBB, dalam satu detik lahir delapan bayi dan tiga orang meninggal,” ungkap Amien di depan sekitar 700 peserta pengajian.

Permasalahan kedua adalah kekurang an bahan pangan yang terjadi dimana-mana dan telah mengancam

dunia dengan meningkatnya kasus kelaparan. Masalah ketiga, krisis energi. “Persediaan minyak bumi saat ini semakin menipis, namun jumlah penduduk semakin melonjak tinggi. Makanya setiap tahun harga minyak selalu naik,” ujarnya.

Masalah selanjutnya yang tidak kalah penting adalah perubahan iklim, yang saat ini mendapat perhatian khusus dari masyarakat dunia. “Diperkirakan, tahun 2034 gunung-gunung salju mele-leh dan permukaan laut akan naik menjadi tiga sampai empat meter,” ujar Amien.

Terakhir adalah krisis akhlak, yang menurut Amien juga sedang di-ala mi masyarakat dunia saat ini. Ia mencontohkan pelegalan menikah dengan sesama jenis di Inggris. mg_ros

UMM untuk kedua kalinya kembali menjadi tujuan even Road-show Eagle Award Documentary Com petition (EADC) di Kota Malang, yang diadakan di Ruang Teater Dome (18-19/3) Sebelumnya, pada Bulan Desember tahun 2008, UMM juga menjadi tuan rumah untuk event yang sama.

“Roadshow yang diadakan oleh Metro TV ini difokuskan di UMM karena selama tiga tahun berturut-turut mahasiswa UMM selalu masuk sebagai finalis, terang Taufan Agustiyan Prakoso, ketua pelaksana. Taufan merupakan salah satu anggota Tim UMM yang lolos sebagai finalis dan peraih penghargaan untuk Ide Cerita Terbaik Pilihan Juri serta Film Favorit Pilihan Pemirsa pada EADC 2009, dengan film “Merajut Impian dari Catwalk Jalanan”.

Acara tersebut diisi coaching clinic bersama dua juri EADC yaitu Moriza Prananda (News Producer Metro TV) dan Lianto Luseno. Moriza mengatakan, menjadi finalis EADC berarti memperoleh banyak hal dari pihak penyelenggara untuk mewujudkan film maker, seperti: pitching forum, coaching clinic, workshop, documentary lab, well equipment, well plan, tutorial by professionals.

Lianto, saat menjelaskan tentang

Berprestasi, Kembali Jadi Tuan Rumah

Roadshow EADC

film dokumenter menyebutkan, do ku men ter adalah rekaman dan reali tas yang memiliki pengaturan sudut pandang dan memiliki nilai subyektivitas tinggi. “Film doku-menter berbeda dengan jurnalistik. Yang membedakan adalah tafsir pada obyeknya. Dokumenter harus subyektif, jurnalistik harus obyektif,” jelas pria kelahiran Muara Ening, Sumatera Selatan tersebut.

Ia juga berbagi kiat agar bisa lolos sampai ke 50 besar. Pertama, karya harus sesuai dengan tema, kali ini EADC mengusung tema “Cerdas Indonesiaku”. Menurutnya, tema tersebut lebih fokus pada sikap yang ditunjukkan dan mental para pesertanya. Kriteria kedua, karya film harus menggugah dari segi penyajian filmnya. Ketiga, karya harus film oriented, yaitu harus bisa divisualisasikan.

Agar mudah dipahami oleh peserta, panitia memutarkan tiga film terbaik tahun 2007 sampai 2009, yaitu “Kepala Sekolahku Seorang Pemulung”, “Prahara Tsunami Bertabur Bakau” dan “Gorila dari Gang Buntu”. Acara yang dihadiri lebih dari 150 peserta tersebut diakhiri dengan diskusi interaktif bersama dua juri EADC dan mahasiswa senior UMM yang lolos dalam EADC tahun sebelumnya. mg_ros

Junjung Realitas: Juri Eagle Awards, (dari kiri) Moriza Prananda dan Lianto Luseno menjelaskan makna film dokumenter.

dok. pribadidok. pribadi

heni/Bestariheni/Bestari

heni/Bestariheni/Bestari

Orasi: Muhlas Samani (tengah) ditemani Malik Fadjar (kiri) dan Muhadjir Efendy saat akan memeberikan orasi pada acara wisuda sarjana UMM.

Terima penghargaan:Evie Sofiati (jas merah)saat mereima penghargaan juara I bidang Matematika dalam Olimpiade MIPA

Page 9: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010SKETSASKETSA 9

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ada-lah sebuah ajang bergengsi

tahunan khusus kalangan akademisi. Pimnas sendiri diadakan untuk pertama kalinya tahun 2002. ‘Pesta’ akbar yang digelar DIKTI ini dijadikan sebagai tempat pertarungan berbagai hasil pemikiran yang telah dicetuskan.

Meskipun diadakan secara tahunan, tidak semua akademisi dapat terlibat dalam acara tersebut, baik sebagai peserta maupun dewan juri (reviewer). Dibutuhkan proses penyeleksian yang panjang untuk bisa ke sana. Hany Andajani

Dukung Dukung Penulisan Ilmiah, Jadi Juri PimnasPenulisan Ilmiah, Jadi Juri Pimnasadalah satu-satunya dosen UMM yang berhasil menjadi dewan juri tahun 2007-2008.

“Jadi juri Pimnas itu kita bisa tahu mahasiswa seluruh Indonesia yang terdiri dari bermacam fikiran, wawasan, keilmuan serta karakter yang berbeda pula,”ujar dosen Jurusan Perikanan tersebut saat ditemui disela-sela kesibukannya. Wanita berjilbab ini mengaku ingin menyaksikan

kemampuan akademik para peserta Pimnas yang berasal dari luar

UMM. Berawal dari kedekatannya

dengan mahasiswa di jurusan perikanan, Hany, sapaanya selalu men-suport mereka agar mau melakukan penulisan ilmiah. Sejauh ini Hany sudah membimbing sebanyak 6 kelompok mahasiswa, 4 kelompok yang menulis

program kreativitas

mahasiswa (PKM) dan 1 kelompok yang berhasil masuk ke Pimnas.

P e n g a l a m a n t e r s e b u t menghantarkan wanita berkulit putih ini sebagai dewan juri bidang PKM. “Sebenarnya di Pimnas dewan juri sendiri terdiri dari empat bidang yaitu, penelitian, pengabdian, jurnal, dan PKM,”tukas wanita yang memiliki motto “berbagi itu indah” tersebut.

Di samping berkompeten pada bidang yang menjadi keahliannya, seorang juri harus mempunyai segudang penelitian dan buku yang telah dihasilkan selama menjadi dosen maupun sebagai praktisi. Komponen inilah yang dipakai sebagai dasar untuk menjadi juri. Tak hanya itu setelah lulus seleksi, para calon juri yang lolos dari seleksi administratif akan dipanggil ke Jakarta untuk melakukan tes pengoreksian karya ilmiah mahasiswa.

Menurut anak pasangan Mashadi

dan Timar Wulandari ini karya ilmiah mahasiswa tersebut sebenarnya sudah dikoreksi oleh para juri senior, hanya saja nilainya tidak dicantumkan. Di sini merupakan ujian bagi para calon untuk memberikan nilai, apakah ia murah nilai atau justru sebaliknya.

Pada Pimnas tahun 2007, Hany menjadi juri di Universitas Lampung (Unila), pada tahun 2008, Hany pun turut berpartisipasi di Universitas Sultan Agung (Unisula) dan tahun 2009 kemarin Hany tidak dilibatkan sebagai dewan juri, karena komposisi dewan juri sendiri 30% dari kalangan dosen, 70% berasal dari kalangan praktisi.

“Awalnya saya merasa masih junior dalam acara akbar tersebut, tapi lambat-laun saya juga belajar dengan para juri senior,”tukas wanita alumni jebolan IPB tersebut. Diakui Hany menjadi juri Pimnas dijadikan sebagai pengalaman dan akan terus dicoba karena setiap orang siap untuk berkompetisi satu sama lain.

Berdasarkan pengalamannya sebagai juri Pimnas, Hany menuturkan bahwa mahasiswa UMM bisa lebih unggul dari mahasiswa PTN besar seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian Bandung (IPB). Hanya saja rasa kepercayaan diri mereka yang harus terus dipompa. “Mahasiswa UMM jangan ciut ketika bersaing dengan mereka,”ujar Hany bersemangat.

Sebagai dewan juri, wanita kelahiran 15 Januari 1971 ini mengatakan bahwa penilaian karya tulis mahasiswa ditilik dari substansinya yaitu isi proposalnya, apakah isi proposal tersebut berkualitas ataukah hanya sekedar copy paste saja.

Terbiasa bergaul dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) sejak kecil, tidak membuat Alam Aji Putera merasa canggung. Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris asli Malang ini justru menjadikan mereka sebagai teman. Meskipun saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa, Alam, demikian sapaan akrabnya juga berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris dan Multimedia di sebuah sekolah luar biasa (SLB) di Malang.

Diakui Alam, menjadi guru bagi ABK bukan hal yang mudah. Dirinya kerap diuji dengan berbagai perlakuan para ABK yang tidak terduga, seperti tiba-tiba menangis, berlari keluar kelas, hingga bertengkar dengan ABK yang lain. “Ya begitulah karakter ABK banyak yang tidak dimengerti secara logika bagi orang normal seperti kita,”tuturnya.

Awal pengabdian Alam untuk mendidik para ABK dimulai saat dirinya mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) tahun 2009. Kala itu, ia beserta ke-29 temanya yang tergabung dalam kelompok KKN-T 13 ditugaskan di Kecamatan Tulungrejo, Kabupaten Malang. Ketika memperoleh data dari Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) bahwa masyarakat di sana merupakan penduduk dengan tuna aksara tertinggi di Jawa Timur, Alam beserta kelompoknya merasa tertampar. “Di sana terdapat empat dusun yang dihuni kurang lebih 600 Kepala Keluarga (KK) ada 168 orang yang tuna aksara,”ujar prihatin.

Menyadari pentingnya sebuah pendidikan, Alam dan teman-

Awalnya karena Priha ntemanya tidak berdiam diri diri. Setiap hari selama satu bulan pengabdian, mereka menjalankan program yang telah diamanahkan kepada mereka, yakni membuat kelompok belajar dan mengajarkan kepada masyarakat setempat CaLisTung (baca, tulis dan berhitung).

Lebih dari itu, kelompok KKN-T 13 juga mencanangkan program ‘Pos Daya’, sebuah forum komunikasi yang menjembatani masyarakat desa setempat guna mencari solusi dari setiap permasalahan yang tengah mereka hadapi. Seperti mengajarkan keterampilan memasak, menjahit, membuat minuman sari toga (Tanaman Obat Kelurga), Senam Lansia (Lanjut Usia), Reboisasi, dan penyuluhan tentang biogas. “Tujuan dari kegiatan kami supaya masyarakat di sana bisa maju dan hidup mereka jadi lebih baik,”urainya menjelaskan.

Lebih lanjut anak pasangan Aji Kusbiantoro dan Idayu Astuti tersebut mengatakan, bahwa di lokasi itu dijumpai beberapa ABK yang tidak sempat mengeyam pendidikan. Ironisnya, mereka pun tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, yang mana hal tersebut dengan jelas termaktub dalam konstitusi negara yang mengamanahkan kepada pemerintah agar setiap orang berhak untuk memperoleh pendidikan.

Berawal dari keprihatinan itu, Alam berinisiatif mendirikan sekolah inklusif, sebuah sekolah yang menggabungkan peserta didik antara anak normal dan ABK. Dalam proses belajar mengajar, ABK tetap mengikuti kurikulum siswa yang normal, hanya saja metode pembelajaran sedikit berbeda. Jadi, dalam kelas tersebut ada dua orang guru, satu guru untuk

siswa yang normal dan yang satu lagi guru untuk ABK yang biasa disebut guru pendamping khusus (GPK). Pembelajaran yang dilakukan GPK dianjurkan menggunakan metode audio visual. Hal ini agar ABK dapat memahami apa yang disampaikan oleh GPK.

“Anak normal dan ABK sama-sama mempunyai hak untuk ‘mengecap’ pendidikan. Bila mereka (anak normal. Red.) sudah terbiasa membantu anak ABK, hal ini akan menyadarkan orang tua normal mau menerima kondisi ABK,”harap mahasiswa yang pernah meraih Juara I LKTIM Tingkat Kopertis VII tahun 2008.

Kerja keras Alam dan ke-29 temannya membuahkan hasil. Tanggal 17 Februari 2010 kemarin, akhirnya Alam berhasil mengharumkan nama UMM sebagai Koordinator Mahasiswa Terbaik Nasional Kuliah Kerja Nyata Tematik. Acara tersebut diadakan dalam rangka ulang tahun Yayasan Damandiri. “Alhamdulillah dari situ saya mendapatkan beasiswa pendidikan sebesar Rp.3 juta dan Rp.7 juta dari Yayasan D a m a n d i r i ,” a k u n ya senang.

Alam memaparkan, kriteria penilaian lomba tersebut terdiri dari kewirausahaan, lingkungan hidup, serta pendidikan. Sedangkan di lingkungan kampus, Alam dan teman-

temannya meraih juara ke-II dan atas rekomendasi dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Alam melaju ke tingkat nasional hingga lolos dan berhasil.

Hadiah diterima langsung oleh Alam di Jakarta. Alumni MAN 3 Malang ini menceritakan bahwa pada saat itu dirinya bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi, Puteri Indonesia dan Puteri Duta Wisata. Ditengan acara, Alam terkesima oleh penampilan para ABK yang mempersembahkan tari tradisional Aceh yaitu Tari Saman. “Melihat itu, saya hampir meneteskan air mata. Para penarinya ada yang menderita tuna netra dan tuna runggu tetapi mereka terlihat apik membawakannya,”ucapnya terharu. mul

Nama : Alam Aji PuteraTTL : Malang, 21 April 1988Alamat : Jln. Sulfat Indah II/12 Malang

Riwayat Organisasi :Malang Fun English Club sebagai Sekretaris tahun 2006-2007Paguyuban Kakang Mbakyu Malang 2007LSM Down Syndrome Lilin Kecil sebagai Sekretaris tahun 2008-2009Guru Bahasa Inggris dan Multimedia di SLB Idayu, Malang Ketua Karang Taruna di Kelurahan Pandanwangi, Kec. Belimbing, Malang

Prestasi yang Pernah Diraih: Kakang Persahabatan Malang 2007Model of The Year tahun 2008Juara I LKTIM Tingkat Kopertis VII tahun 2008Koordinator Mahasiswa Terbaik Nasional Kuliah Kerja Nyata Tematik tahun 2010.

BIODATABIODATA

Meskipun diadakan secara tahunan, tidak semua akademisi dapat terlibat dalam acara tersebut, baik sebagai peserta maupun dewan juri (reviewer). Dibutuhkan proses penyeleksian yang panjang untuk bisa ke sana. Hany Andajani

ini mengaku ingin mekemampuan akademik p

Pimnas yang berasal UMM.

Berawal dari keddengan mahasiswa perikanan, Hany, selalu men-suport mtmau melakukan ilmiah. Sejauh ini Hmembimbing sebkelompok mahakelompok yang

program

Karya tulis yang berkualitaslah yang benar-benar akan didanai oleh Dikti.

Untuk bisa didanai oleh Dikti, dewan juri akan melihat unsur kemanfaatan dari karya tersebut. Seperti Program Kreativitas Maha-siswa Penelitian (PKMP), hasil pene-litian tersebut dapat didaftarkan hak patennya ke Dirjen HAKI di Jakarta. Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKMT) hasil teknologi tersebut dapat diterapkan oleh mitranya. Untuk Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) hasil pengabdian masyarakat tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya dalam hal pendidikan dan peningkatan ekonomi. Sedangkan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) bahwa proposal tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan ber wira usaha.

“Adanya Pimnas kiranya dapat memfasilitasi mahasiswa untuk dapat meningkatkan kreativitas mereka dalam berbagai bidang,”harapnya. “Jangan sampai setelah Pimnas lantas, program kreativitas tersebut berhenti,”tambahnya. Hany menceri-takan ada sebuah mahasiswa di sebuah PTN di Surabaya yang mendapatkan dana dari Program Kewirausahaan dengan membuat jam alaram yang bisa melantunkan suara adzan. Hingga kini mahasiswa tersebut berhasil menjalankan usahanya dan telah meraup keuntungan dan tenaga kerja yang banyak.

Dari pihak kampus UMM sendiri memberikan jaminan dan penghargaan (reward) kepada maha-siswa yang berhasil masuk Pimnas berupa beasiswa, piagam dan akan dibebaskan dari Tugas Akhir (TA).

mul

BIODATABIODATANama lengkap : Hany Handajani, Spi. Msi.T.tgl.lahir : Jakarta, 15 Januari 1971Alamat : Jl. Indragiri IV Kav. 9 MalangNama Orang TuaAyah : H. MashadiIbu : Hj. Timar WulandariRiwayat PendidikanSD : SDN Kraton IV Maospati MagetanSMP : SMPN 14 MakassarSMA : SMAN 3 MalangS1 : Perikanan, Unibraw MalangS2 : Ilmu Perairan, PPS IPBPenelitian yang telah dilakukan- Sex reversal pada ikan gurami tahun 2005-2006- Pemanfaatan Azolla untuk pakan ikan tahun 2007-2008- Pemanfatan hijauan (daun lamtoro, kiambang dang daun lingkung) untuk pakan ikan tahun 2009.

Hany HandajaniHany Handajaniumam/Bestariumam/Bestari

Alam Aji PuteraAlam Aji Puteraheni/Bestariheni/Bestari

Page 10: bestari epaper edisi 260/maret/2010

10 SUARA KAMPUSBESTARI No. 260 /TH.XXII/MARET/2010

Mengusung konsep berbeda, Kine Klub dan Tit’s Film menyelenggarakan workshop dengan mendatangkan Aria Kusumadewa sebagai mentor (26/2). Workshop tersebut tidak sekedar menawarkan materi melainkan secara langsung menerjunkan pesertanya ke lapangan dan turun tangan dalam pembuatan sebuah film.

“Mentor tidak harus selalu di depan untuk mengajarkan bagaimana membuat film yang benar, tapi dengan cara terjun langsung mendampingi proses pembuatan film,” ungkap sutradara kenamaan itu.

Sineas film senior Indonesia, Deddy Mizwar, turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia mengaku bangga terhadap semangat sineas muda yang ada di Malang.“Bangga sekali, spirit anak muda terutama Malang tidak kalah dengan ketiga kota lain yang menjadi tempat diselenggarakannya workshop (Jakarta, Jogja dan Semarang),” ujar Deddy saat sharing dalam worksop film yang digelar di Hall UMM Inn itu.

Sutradara Para Pencari Tuhan tersebut mengaku sangat apresiatif dengan penyelenggaraan worksop tersebut. Pasalnya, dengan begitu akan bermunculan kreativitas-kreativitas baru. “Acara seperti ini

Workshop Kine dan Tit’s

Belajar Cara Asyik Membuat Film

bisa melahirkan film-film yang lebih fresh dari sineas muda,” aku aktor senior itu.

Aria mengaku, workshop tersebut merupakan bentuk pengabdian ke-pa da masyarakat. “Kami punya cara sendiri untuk mengabdi kepa-da masyarakat. Dan beginilah cara kami, belajar dengan sineas muda untuk membuat film yang sebenarnya,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, pembuatan film itu tergantung pada ‘kokinya’. “Kalu mau dibikin susah ya susah. Tapi kalau mau dibikin enjoy juga bisa. Saya ingin menularkan cara asyik membuat film dan tidak mahal, tapi

berkualitas,“ tegasnya bersemangat.Workshop di Kota Malang

menghasilkan sebuah karya berjudul “Salah”. Film tersebut mengisahkan seorang anak penjual kue dan jamu di pasar yang suatu hari harus berjualan menggantikan ibunya yang sakit. Di hari yang sama, polisi mengadakan razia teroris. Karena berjenggot, iapun ditangkap polisi karena dinilai berpenampilan mirip teroris.

Film yang mengambil latar Kota Malang tersebut digarap oleh 18 orang peserta worksop. Tidak hanya sineas muda Malang, sebagian peserta berasal dari Universitas Diponegoro Semarang. lia

Bertempat di Aula BAU, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pen-didikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Bahasa Daerah (HMJ Bahtera) menggelar acara Dialog Akademik (9/3). Acara tersebut bertujuan men-jembatani mahasiswa dan dosen dalam mengurai berbagai permasalahan terkait penyelenggaraan pendidikan.

Dalam kesempatan tersebut ha-dir Dekan FKIP, Fauzan dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahtera, Ekarini Saraswati serta para dosen Bahasa In-donesia. Selain itu, Pembantu Rektor III sekaligus Dosen Bahasa Indonesia Joko Widodo juga hadir mewakili rek-torat berdialog dengan mahasiswa.

Agung Nurdianto selaku ketua pelaksana menyebutkan, dengan adanya kegiatan tersebut, permasa-lahan mahasiswa akan terpecahkan. “Kalau begini mahasiswa bisa men-yampaikan uneg-unegnya, dan dosen bisa memberikan solusinya,” terang-nya kepada Bestari.

Dialog Akademik HMJ Bahtera

Instropeksi Demi PrestasiAgung berharap dengan adanya

kegiatan tersebut masing-masing ele-men jurusan bisa saling memperbaiki untuk menghasilkan yang terbaik. “Dosen dan mahasiswa bisa saling mengintrospeksi, untuk meraih presta-si yang lebih baik lagi, “ harapnya.

Dalam kesempatan tersebut Joko menyampaikan, Mahasiswa Bahasa Indonesia haruslah percaya diri. Menurutnya, sifat minder hanya akan menghambat kreativitas. “Penyakit terbesar mahasiswa adalah minder. Kalau begitu mana bisa menghasilkan karya. Kekreatifan pun akan terham-bat,” jelasnya.

Hal tersebut diamini oleh Fauzan. Menurutnya, potensi mahasiswa di bidang akademik luar biasa. “Kalau dikembangkan, potensi Anda sung-guh luar biasa. Anda bisa melebarkan sayap ke bidang lain, salah satunya jurna listik,” paparnya.

Menjawab pertanyaan salah satu peserta tentang tidak adanya fasilitas

Laboratorium Jurnalistik, Eka Rini menegaskan bahwa hal tersebut bu-kanlah alasan. “Jika anda memang mau belajar, UMM menyediakan. Salah satu tempat Belajar Jurnalistik di UMM adalah Bestari,” jawabnya.

Sependapat, Joko menjelaskan bahwa koran kampus bisa dijadikan wahana pembelajaran untuk menulis di media massa. “Kalau sudah ter-biasa menulis di Bestari, maka Anda tidak akan kaku lagi untuk menulis di media massa. Dan jika tulisan Anda dimuat baik regional maupun nasion-al, akan dapat ‘ganti tinta’ dobel (dari media yang memuat karyanya dan dari kemahasiswaan, red),” bebernya.

Acara yang dikuti seluruh maha-siswa jurusan tersebut diakhiri dengan pemberian penghargaan bagi ma-hasiswa dengan indeks prestasi (IP) terbaik dari masing-masing kelas dan ditutup dengan penampilan maha-siswa melalui puisi dan penampilan teatrikal. lia

Sejak berdiri tahun 2007 silam, Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) praktis menjadi salah satu prodi “termuda” di Kampus Putih. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat mahasiswanya untuk bersaing dengan yang lain. Bersiap torehkan prestasi di Dekan Cup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 2010, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGSD gelar Seleksi Catur Menuju Dekan Cup 2010 di Taman Baca Gedung Kuliah Bersama (GKB) I (3-4/3).

Menurut Bagus Amirul, koordi-nator kegiatan, talenta mahasiswa PGSD cukup bersinar di berbagai bidang. Untuk itu, HMJ sepakat menghelat kegiatan khusus yang mempersiapkan mahasiswa agar siap tampil dan berkompetisi secara maksimal di Dekan Cup FKIP 2010.

Selain seleksi catur, juga diadakan seleksi mempersiapkan talenta unggul di bidang lukis, bola voli, futsal, seni, dan lari sprint. Di bidang

HMJ PGSD

Siapkan Talenta untuk Kompe siseni, diselenggarakan lomba MC, menyanyi dan baca puisi,” terang Bagus. “Peserta seleksi lomba catur sendiri berjumlah 25 orang,” tambahnya.

Nantinya, juara pertama, kedua dan ketiga akan dipersiapkan kembali secara intensif untuk menghadapi Dekan Cup FKIP 2010. Persiapan itu diantaranya latihan khusus bagi perwakilan Dekan Cup FKIP 2010, dan latihan catur bersama. Meski waktu persiapan cukup singkat, pihak HMJ optimis mampu menorehkan prestasi dan menyabet gelar juara.

“Harapan kami, mahasiswa PGSD tetap eksis dan kemampuannya dapat diakui oleh fakultas lain. PGSD kualitasnya tidak kalah dengan yang lain dan mempunyai banyak bibit unggul,” ungkap pria asal Bojonegoro itu optimis. “Memang kami sengaja menemukan bibit-bibit yang bermutu dan HMJ memfasilitasi minat dan bakat teman-teman PGSD,” pungkas Bagus. mg_osa

Setelah sukses menggandeng PT. Reliance dalam kerjasama penjualan Sukuk (SR002), kini Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) UMM menggandeng Direktur PT. BEI, Friderica Widyasari Dewi dalam penyelenggaraan serang ka-ian acara Capital Market Out look 2010.

Perpanjangan kerjasama tersebut disambut baik oleh Nazzarudin selaku Dekan Fakultas Teknik. Menurutnya fungsionalisasi dan perpanjangan kerjasama akan me-nambah pengalaman akademik yang tak terlupa bagi mahasiswa. “Suasana pembelajaran kondusif, serta fasilitas yang memadai seperti po jok BEI akan memperkuat atmosfir akademik yang dibangun UMM,” ungkapnya.

Pojok BEI UMM sudah beker-ja sama dengan BEI sejak masih

Pojok BEI UMM

Lebarkan Sayap, Gandeng PT. BEIbernama Pojok Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2004 silam. Menurut Penanggungjawab Pojok BEI UMM, Syamsul hal tersebut dila-kukan untuk membuka jaringan UMM. “Dengan begitu mahasiswa bisa belajar tetang saham. Tidak hanya teori, tetapi mereka juga tahu praktiknya,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Pojok BEI juga menghadirkan M Arie Mooduto selaku Direktur Internasional Center for Development in Islamic Finance. Ia menjelaskan tentang pengembangan instrumen dan transaksi pasar modal berbasis syariah.

Menurut Dosen Pascasarjana S3 Unair tersebut, Ekonomi Islam adalah studi yang mengkaji ikhtiar manusia dalam mengelola sumber daya, untuk mencapai keseimbangan ekonomi, berdasarkan prinsip

Alquran. “Makanya dalam syariah semuanya harus jelas,” terangnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa ada enam prinsip keislaman yang dipakai dalam ekonomi syariah. “Kejujuran, kepercayaan, persaudaraan, ilmu pengetahuan, keadilan dan keikhlasan,” paparnya.

Ia berharap, Ekonomi berba sis syariah bisa dijalankan deng an benar, di Indonesia yang nota-bennya sebagai negara yang penduduknya muslim terbesar. Menurutnya sudah banyak yang mengerti tentang teori ekonomi syariah, tetapi masih belum banyak yang menerapkan benar. “Jadilah pelaku ekonomi. Investor atau fungsi lainnya, bukan hanya mementingkan keuntungan saja. Tetapi lebih mengutamakan karunia dan ridho Allah SWT,” harapnya. lia

Mengusung semangat pengabdian untuk Muhammadiyah, KKN Khusus 70 A mengadakan penyuluhan, pemeriksaan, sekaligus pengobatan gratis untuk anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Putra Kota Malang (21/2). Acara tersebut menutup se-rang kaian kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan sejak 19 Januari lalu. Kegiatan pungkasan itu memboyong Dokter Winda Praptika Risa khusus untuk anak-anak panti asuhan yang terdiri dari tingkat SD sampai SMA.

Dari total 98 anak, sebagian besar mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis tersebut. Ditemui di sela-sela pemeriksaan, Winda menyampaikan, secara umum keluhan mayoritas anak adalah batuk dan pilek. “Semua yang mengikuti pemeriksaan mendapatkan obat gratis,” terangnya.

Sementara itu, Koordinator Kelompok 70 A, Abdul Wahid Shomad menjelaskan, penting sekali adanya pemeriksaan gratis untuk anak-

anak panti. “Karena mereka tinggal bersama, kemungkinan untuk saling tertular jika mengidap penyakit akan lebih besar. “Sebenarnya akan lebih baik kalau acara semacam ini bisa diadakan secara rutin melihat kebutuhan pelayanan kesehatan mereka,” ungkapnya.

Untuk memeriahkan suasana, usai pemeriksaan dan pengobatan gratis, acara dilanjutkan dengan “Nonton Bersama”. Suasana riuh rendah mengiringi saat-saat terakhir perpisahan dengan anak-anak panti setelah satu bulan bersama. Sebagai penutup, ramah tamah diperakrab oleh hidangan sate gule menjelang waktu makan siang. “Enak,” ucap mereka senang.

Dalam kesempatan terakhir ter-sebut, Wahid selaku koordinator desa juga berpesan kepada semua, KKN hendaknya diniatkan untuk peng-abdian bagi persyarikatan sehingga timbul keikhlasan. “Jangan hanya berpikir nilai,” selorohnya. ifa

Tuntaskan Pengabdian, Wujudkan Kepedulian

Tugas seorang jurnalis adalah memadukan tata bahasa Indonesia yang baku dengan kaidah-kaidah jurnalistik sehingga dapat mendidik pembaca. Itulah salah satu poin yang disampaikan Ketua Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM, Ajang Budiman pada Pelatihan Penulisan Tata Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Kantor Redaksi Bestari (20/3).

Kepada seluruh kru Bestari, Ajang menyampaikan koreksi terhadap kalimat-kalimat panjang yang biasa ditemukan di Koran Kampus UMM itu. Menurutnya, kalimat yang terlalu panjang akan menurunkan motivasi membaca dan cenderung sulit dipahami. “Umumnya karya jurnalistik kalimatnya agak pendek. Kalau untuk karya ilmiah murni, kalimatnya bisa panjang sekali,” jelas Ajang.

Pada pelatihan yang bertepatan dengan Rapat Evaluasi Bestari Edisi 259 itu, Ajang menyarankan untuk menulis berita disertai unsur mendidik, menyenangkan, dan menghibur. “Seperti Tempo, enak dibaca dan perlu,” ujar salah satu ahli tata bahasa Kampus Putih itu

Resolusi untuk Hasilkan Karya Eduka f

memotivasi.Wakil Pemimpin Redaksi Bestari,

Nurudin mengaku pentingnya upgrading kemampuan punggawa Bestari secara berkala, karena semua hal yang tidak diasah akan cenderung luntur. “Karena masih belajar, sedikit banyak bisa dimaklumi kalau melakukan kesalahan. Meskipun tidak dapat dibiarkan begitu saja,” kata Nurudin mengomentari kemampuan reporternya.

Diungkapkan Nurudin, kesala-han reporter yang paling umum adalah tata bahasa. “Umumnya para reporter sering salah dalam pemenggalan kalimat atau penggu-naan dan penulisan kata serapan,” ujarnya diamini Redaksi Pelaksana Bestari, Nur Alifah.

Ke depan, Nurudin berencana meng-upgrade kemampuan awak Bestari tidak hanya dari tata tulis, tapi juga segi keredaksian atau penulisan berita itu sendiri. Di akhir pelatihan, Ajang mengaku salut dan menyampaikan apresiasinya kepada Bestari atas usahanya untuk terus maju, dimulai dari pelatihan tata bahasa. mg_osa

lia/Bestarilia/Bestari

Berbagi: Dedi Mizwar(kanan) memberikan semangat pada sineas muda di Malang

Page 11: bestari epaper edisi 260/maret/2010

11SUARA KAMPUS BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

Terbitnya Surat Edaran Rektor perihal waktu kelulusan mahasiswa angkatan 2006, Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UMM menggelar Workshop Pengayaan Penyusunan Proposal Skripsi di Aula BAU (11/03).

Acara yang dihadiri 174 mahasiswa Akuntansi itu membahas mekanisme pembimbingan, penemuan ide, review metodologi penelitian hingga tata tulis skripsi. Setelah workshop, mahasiswa diberi waktu tiga minggu untuk menyusun proposal skripsi.

“Selama tiga minggu penuh mereka akan melakukan bimbingan pembuatan draf proposal. Jadi, pem-bim bing juga harus intens melakukan bimbingan,” ungkap Kepala Labo-ratorium Akuntansi FE UMM, Ihyaul Ulum.

Selanjutnya, pada 10 April mendatang, mahasiswa akan dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan 11-12 orang dengan satu dosen pendamping. “Di forum itulah mereka

Workshop Pengayaan Proposal Skripsi FE

Motivasi Mahasiswa Lulus Tepat Waktumempresentasikan draft proposalnya dalam bentuk PowerPoint, setelah 3 hari sebelumnya materi proposal di-review oleh dosen pembimbingnya,” ujar penulis buku Intelectual Capital dan Audit Sektor Publik itu kepada Bestari.

Program yang dicetuskan Prodi Akuntansi terbukti sukses. Sejak diluncurkan tahun lalu, rata-rata penyusunan skripsi mahasiswa akuntansi hanya memakan waktu empat bulan, bahkan ada yang hanya satu setengah bulan. Tetapi Ulum menegaskan bahwa cepatnya proses penyusunan skripsi tidak berarti mengurangi kualitas dan itu adalah komitmen Prodi Akuntansi.

Akbar Sandi Prakoso, mahasiswa Prodi Akuntansi angkatan 2006 optimis, dengan workshop itu ia akan lebih memahami tata cara penyusunan skripsi dan bisa lulus lebih cepat. “Pastinya bakal membantu kita berhasil. Saya sendiri target lulus bulan Agustus,” ujarnya optimis. mg_osa

Demi memperkenalkan dan mende-katkan UMM dengan masyarakat, Badan Eksekutif Mahasiswa UMM (BEMU) mengadakan Festival Band se-Jawa Timur (15-19/3). Acara yang menghadirkan Grup Band Kotak itu diikuti oleh pelajar, mahasiswa serta masyarakat yang berasal dari seluruh Jawa Timur.

Menurut ketua pelaksana fes-tival, Andhika Agus Syahputra, fes tival band yang diadakan kali itu merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh BEMU UMM. Ia mengungkapkan, band meru-pakan hal yang akrab dengan kaum muda saat ini sehingga promosi UMM dengan festival band tersebut diharapkan akan mendapat perhatian dari kawula muda.

Selain karena kedekatannya de-ngan dunia kaum muda, band juga menuntut adanya kerjasama tim dan kreativitas yang tinggi dari para pe-mainnya. Kreativitas peserta dalam mengaransemen musik menjadi sua-tu penilaian sendiri. ”Dengan ada-nya festival band ini, pihak yang ber musuhan pun harus bekerjasama dalam satu panggung,” ujarnya.

Fes val Band se-Jawa Timur

Tumbuhkan Patrio sme Lewat NadaTumbuhkan Patrio sme Lewat Nada

Diungkapkan Andhika, perserta dalam festival tersebut sangat beragam, dari seluruh Jawa Timur. ”Peserta dari lomba ini sangat beragam, bahkan ada salah satu personil band yang masih duduk di bangku SD, tapi dapat bersatu dan mempersembahkan lagu yang menarik,” imbuhnya.

Persatuan dan nasionalisme juga menjadi satu tuntutan da lam kompetisi tersebut. Hal itu dibuk-

tikan dengan adanya satu lagu nasional. Andhika menjelaskan, hal tersebut bertujuan menumbuhkan jiwa patriotisme dan kebanggan kaum muda terhadap bangsa.

“Untui itu, diusahakan festival band tersebut dapat diadakan secara berkala, terlebih agar kaum muda dapat terus berkreasi dan berkompetisi daripada melakukan hal-hal negatif seperti penggunaan narkoba,” paparnya. mg_phi

Unjuk Gigi: Volume Band beraksi di depan juri dengan membawakan salah lagu nasional yang wajib dinyanyikan.

heniBestariheniBestari

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) peminat dan pecinta fotografi Focus kembali meramaikan Kampus Putih dengan sejuta karya. Bertema “First Action at Seventeen”, UKM tersebut menggelar Pameran Pasca Diklat Dasar (Diklatsar) yang berlangsung di Taman Baca Gedung Kuliah Bersama (GKB) I UMM (4-6/3).

Menurut Ketua Pelaksana Pameran, Irwan Arisandi, acara yang menyuguhkan 18 foto pilihan anggota muda Focus itu merupakan tindak lanjut dari Diklatsar yang diadakan di Selorejo Februari silam (15-18). Sebanyak 86 peserta anggota muda Focus berlomba-lomba menciptakan karya fotografi selama pelatihan untuk diseleksi dan ditampilkan dalam pameran.

Panitia sengaja mengusung tema “First Action at Seventeen” agar tercipta semangat baru di tahun 2010. “ Ini adalah sebuah aksi pertama di tahun ke-17 bagi Focus, aksi menunjukkan karya terbaik,” terang Irwan seraya menunjuk beberapa

Usia Dewasa, Pacuan untuk Terus Berkarya

karya yang terpajang rapi.Untuk memeriahkan pameran

aksi pertamanya, Focus menyuguhkan penampilan band. “Selain dimanjakan seni fotografi, pengunjung juga dihibur agar lebih santai dan enjoy,” terang Irwan.

Pada kesempatan itu, Irwan menghimbau seluruh anggota muda Focus agar menjadikan aksi pertama tahun itu untuk menunjukkan sejauh mana mereka bisa berkarya dan sejauh mana hasil karya itu bisa dinilai orang lain. “Harapan saya untuk anggota Focus angkatan ke-17 adalah agar pameran ini dijadikan pacuan untuk terus berkarya,” ujar pria asal Lombok itu.

Ke depan, Focus berencana menggelar pameran-pameran fotografi lainnya baik lokal maupun lingkup yang lebih luas. Selain sebagai ajang kreasi, Focus UMM berkomitmen untuk lebih produktif dan inovatif dalam menelurkan karya-karyanya dan membuktikan diri sebagai yang terdepan dalam fotografi. mg_osa

Pameran: Para pengunjung

pameran tampak mengapresiasi foto-foto karya

mahasiswa fokus angkatan muda.

Dalam rangka menjalani keprofe-sian keperawatan di SMA Negeri 6 Malang, beberapa mahasiswa D3 Keperawatan UMM mengadakan Kaderisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Bertempat di Ruang 2/2 kampus II UMM (25/2), acara tersebut dihadiri Sekretaris Pogram Studi (Prodi) D3 Keperawatan UMM, Edi Purwanto.

Edi berharap dengan adanya kegiatan tersebut, kader UKS SMAN 6 bisa turut bertanggungjawab menjaga kesehatan lingkungannya, terutama lingkungan sekolah. “Harapannya, kader mampu melakukan tindakan-tindakan prefentif untuk menjaga kesehatan di lingkungan sekolah,” jelasnya.

Kaderisasi UKS SMAN 6 Malang

Cetak Kader Lingkungan SehatPria kelahiran Bojonegoro itu

me nyampaikan materi Resusitasi Jantung Paru, yaitu langkah medis untus mengembalikan nafas pasien pada kondisi normal. sedangkan De-marhaen Afilla, mahasiswa Semester VI, menyampaikan tata cara me-nanga ni pasien yang kehilangan nafas ketika denyut nadi tidak teraba, salah satunya dengan melakukan kompresi dada.

”Dada pasien tepatnya pada tu-lang X (tulang pada bagian dada diantara rangkaian tulang iga kiri dan kanan, red) harus terus dipompa hingga pasien kembali bernafas,” ungkapnya.

Ketua pelaksana, Achmad Holifi

menjelaskan, pelatihan itu dimaksud-kan untuk memberikan wawasan baru pada para kader tetang tata cara menangani pasien. ”Kami beharap kader ini bisa menjadi promotor teman-teman yang lain dalam menja-ga kesehatan sekolah,“ ungkap pemu-da asal Pamekasan tersebut.

Disinggung tentang tanggapan pihak sekolah atas pembentukan kaderisasi UKS tersebut, Holifi meng-ung kapkan pihak sekolah memberikan dukungan yang baik. “Salah satunya, anak-anak hari ini mendapatkan dispensasi untuk mengikuti pelatihan dengan mudah. Bahkan kami tidak terlibat dalam proses perizinan dispen-sasi tersebut,” pungkasnya. mg_ynm

Mengangkat tema Minhajurrasul fi Tarbiyatis Syabab wa Kaifa Nutathbiquhu fi Hadzal ‘Ashr, Muhammad bin Sa’id al-Ghamidy menyampaikan kuliah tamu untuk mahasiswa FAI UMM di Aula BAU (2/3). Direktur af Academy of al-Haramain itu menjelaskan secara gamblang tentang manhaj pendidikan Nabi terhadap pemuda.

Kuliah tamu tersebut mendapat sambutan hangat dari Rektor UMM, Muhajir Effendy. Sebagai penghor-matan kepada al-Ghamidy, Muhajir menyampaikan sambutannya dalam Bahasa Arab. Menurutnya, UMM merupakan salah satu universitas yang memberi perhatian lebih terhadap Bahasa Arab dan pendidikan Islam. “Kami membuka pintu lebar-lebar untuk kunjungan dari Arab,” ungkap-nya. Menurut al-Ghamidy, Nabi Mu-ham mad menggunakan teori atau me to de khusus untuk mendidik para

Mendidik dengan Cinta ala Rasulsahabat.

Karakteristik pendidikan Nabi adalah bersifat rabbaniyah (didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan). “Selain itu, pendidikan Nabi juga berkelanjutan,” jelasnya dalam Bahasa Arab.

Lebih lanjut disampaikan al-Ghamidy, Nabi menerapkan pendidi-kan yang realistis. Praktik tersebut diterap kan kepada para sahabat di awal munculnya Islam. Menurutnya, Nabi Muhammad menyampaikan mate-ri pendidikannya secara sempurna. “Tidak dipotong-potong, sehingga para sahabat mudah memahami dan mempraktikkannya,” ujarnya.

Ia melanjutkan, kunci utama kesuk-sesan pendidikan Nabi Muhammad ter hadap para sahabat adalah cinta. Nabi mendidik para sahabat dengan berasaskan rasa cinta dan kasih sayang. “Di situ terlihat suasana kekeluargaan dan persaudaraan,” tegasnya. rjb

Untuk meningkatkan persaudara-an, empat orang perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pra muka Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHamka) Jakarta meng-unjungi UKM Pramuka UMM (8/3).

Ketua UKM Pramuka UMM, Muhammad Amin mengungkapkan, kedatangan tersebut bertujuan studi banding, tidak hanya mengenai struktur organisasi, tapi juga mempe-lajari program kerja Pramuka UMM. “Mereka sedang merintis kembali UKM Pramuka yang sempat vakum selama beberapa tahun. Mereka ingin berbagi pengalaman, masalah dan solusi,” ungkap mahasiswa Jurusan

Berbagi Ilmu dengan Teman SeperguruanPendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMM itu.

Selain berbagi pengalaman, UHamka juga diajak berkeliling kampus untuk mengenalkan UMM secara lebih dekat. “Kami mengajak mereka berwisata kampus. Sesama muhammadiyah harus saling kenal agar lebih akrab,” ujar mahasiswa semester enam tersebut.

Dalam kunjungan tersebut, Pra-muka UMM dan UHamka juga mengagendakan pembuatan For-um Komunikasi Pramuka Pergu-ruan Tinggi Muhammadiyah Se-Indonesia. Rencananya, acara pertama kali akan diadakan tiga bulan

ke depan, sebatas Pulau Jawa. “Kami mencoba menjadi pelopor forum komunikasi tersebut. Semoga forum tersebut mampu meningkatkan mutu Pramuka Muhammadiyah,” tuturnya.

Sebagai wujud apresiasi atas kunjungan tersebut, Pramuka UMM mengadakan upacara adat pada pembukaan dan penutupan. Dihadiri Pembina UKM Pramuka UMM, Jarot Sugiyono, upacara diwarnai petik apel, injak tanah, serta pencabutan keris pusaka. “Upacara adat ditujukan bagi tamu sebagai wujud penghormatan. Semoga kunjungan ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak,” harapnya mengakhiri. mg_abi

Usaha untuk meraih poin penuh di laga Indonesia Super League (ISL) dibuktikan Tim Persatuan Sepak Bola Malang (Persema) U-21 dengan menyewa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dan Stadion UMM selama enam hari (14-19/3). “Di Rusu-nawa jam malam juga berlaku, jadi atlet lebih terkondisikan baik untuk latihan dan istirahat,” ujar Sugeng Widodo, Pelatih Kepala Persema U-21 saat ditemui di Rusunawa UMM (18/3).

Setelah memperoleh hasil seri melawan Arema Junior di Stadion Gajayana pekan lalu, kesebelasan yang dibina Sugeng berfokus melakukan peningkatan. Melalui pertimbangan yang matang, pihak manajemen dan kepelatihan sepakat memilih Rusunawa

UMM sebagai pusat latihan sementara. Menurut pria yang juga Pelatih

Kepala Tim Sepak Bola UMM itu, Rusunawa memiliki banyak kelebihan. “Selain dekat dengan tempat berlatih (Stadion UMM. red), udara masih sejuk dan segar serta jauh dari kebisingan jalan raya,” ujarnya. Widodo yakin, dengan suasana yang baru, semangat atlet bakal meningkat pesat.

“Di sini pemain lebih terkontrol. Kebugaran dan kecepatan juga meningkat,” ungkap alumnus Kampus Putih tahun 1991 itu kepada Bestari. Melihat perkembangan kondisi atlet sejak pindah ke Rusunawa, Widodo optimis bakal mencuri poin penuh saat melawan Persik Kediri U-21 (21/3). “Untuk memperbaiki posisi, jangan

sampai kehilangan poin,” tegas Widodo optimis.

Pandi Widiarto, mahasiswa UMM Jurusan Ilmu Pemerintahan yang juga atlet Persema U-21 mengungkapkan, semangat latihannya semakin meningkat sejak pindah ke Rusunawa. Hal itu dikarenakan suasana yang nyaman dan dekat tempat latihan. “Target saya ke depan, bersama Persema bisa menjuarai ISL U-21 dan bisa membuat orang tua bangga,” harap Pandi.

Ditanya mengenai kemungkinan perpindahan permanen pusat latihan ke Rusunawa dan Stadion UMM, Widodo mengaku semuanya bergantung pada pihak manajemen dan UMM sendiri. mg_osa

Atlet Lebih Terkondisikan di Rusunawa UMM

Page 12: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMANo. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

Meskipun terdapat penolakan dari berbagai pihak, kelihatannya

pemerintah tidak gentar sedikit pun untuk mencabut RUU PA itu. Bahkan, pemerintah terus memperkuat nilai dan esensi RUU PA untuk dijadikan Undang-Undang Peradilan Agama (UU PA) tentang perkawinan agar sah secara hukum. Lebih dalam, UU PA nantinya akan menjadi landasan negara dalam menangani masalah nikah siri. Jadi, jika RUU PA itu benar disahkan, maka mau tidak mau masyarakat harus tunduk mematuhinya. Jika tidak, maka bersiaplah berlapang dada apabila dikenakan pidana, termasuk menjalani bulan madu di hotel prodeo.

Merujuk berita (Jawa Pos, 15/2/ 2010), ketua Mahkamah Kons titusi (MK) Mahfud M.D sangat setuju dan mendukung sanksi pidana ter-sebut. Menurut Mahfud, demikian disapa, meski nikah mut’ah dilarang dalam Islam, tetapi kenyataannya banyak ditemukan kasusnya. Pun, praktik nikah siri. Keduanya banyak menimbulkan korban di kalangan perempuan sendiri dan anak-anak. Salah satunya yaitu pihak-pihak pelaku pernikahan siri itu tidak bisa menjadi ahli waris. Karenanya, perlu ada UU yang melarang praktik nikah siri dan mut’ah. Menurut pria asal Madura itu, nikah siri terjadi kerapkali keluar dari konteks ibadah, tetapi semata-mata hanya untuk memenuhi dorongan atau pelampiasan nafsu seksual.

Berbeda dengan MK, ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, juga kukuh dengan pendapatnya. Menu-rutnya, pasal dalam RUU Perkawinan terdapat pidana yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Lebih jauh, pria yang terpilih lagi sebagai Ketua Komnas HAM periode 2010-2012 dalam rapat paripurna pemilihan ketua dan penetapan subkomisi Komnas HAM tersebut mengungkapkan, perkawinan me-rupa kan hak privasi dan peran negara hanya melegalkannya. “Dalam hal ini negara harus bersifat pasif dan tidak ikut menentukan untuk menghormati hak asasi warga negara. Karena itu, pengajuan RUU tersebut sebagai bentuk intervensi negara terhadap wilayah privasi warga negara,” ungkapnya menjelaskan.

Siri, Sah dalam Agama Sebenarnya apa nikah siri itu?

Abdus Shomad, mengartikan nikah siri menurut bahasa dari kata siri yang artinya diam-diam atau sembu-nyi sembunyi. Secara harfiah, nikah siri adalah nikah diam-diam yang hanya diketahui oleh kalangan ter-batas. “Nikah di bawah tangan yang hanya diketahui oleh keluarga dekat mempelai berdua,” ungkapnya.

Menurutnya, meski dilakukan se-cara diam-diam, nikah siri seharusnya tetap dilaksanakan secara syar’i (sesu-ai dengan kaidah agama, red.), artinya semua syarat dan rukun nikah harus dipenuhi. ”Hanya saja, pernikahan ini tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) karena berbagai ala-san,” jelas pria yang menjabat ketua MUI Jatim itu.

Menjawab fenomena nikah siri, laki-laki ramah ini mengklasifikasikan nikah siri secara terminologi menja-di tiga bagian. Pertama, pernikahan tanpa wali. Lebih lanjut dijelaskan, pernikahan itu dilaksanakan secara rahasia atau sembunyi-sembunyi. Hal

Siri Bukan Jalan Aman, Siri Bukan Jalan Aman, Pidana Bukan PenyelesaianPidana Bukan Penyelesaian

Menyoro Fenomena UU Nikah Siri

Berawal dari usulan Majelis Ulama Indonesia (MUI), akhirnya lahirlah Rancangan Undang-Undang Pengadilan Agama (RUU PA) tentang perkawinan. Maksud hati untuk melindungi nasib dan masa depan perempuan dan anak. Namun, yang terjadi justru timbulnya kontroversi di masyarakat. Pihak yang mendukung atau menolak pengesahan RUU tersebut teguh dengan dasar

dan pendirian masing-masing. Bagaimana agama, hukum, dan sosiologi membedah kontroversi tersebut?

ini mungkin terjadi karena pihak wali dari salah satu mempelai tidak me-nyetujuinya atau karena alasan lain sehingga menganggap sah pernikahan tanpa wali itu.

Kedua, pernikahan yang sah seca-ra agama namun tidak dicatatkan da-lam lembaga pencatatan negara. “Fak-tor yang menjadi penyebab seseorang tidak mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan sipil negara, salah satunya karena tidak mampu memba-yar administrasi pencatatan. Namun, ada pula yang disebabkan karena ta-kut ketahuan melanggar aturan yang melarang pegawai negeri nikah lebih dari satu,” ungkap pria yang biasa disapa Shomad itu.

Ketiga, pernikahan yang dirahasia-kan karena alasan tertentu. “Misal-nya karena takut mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yang terlan-jur menganggap tabu pernikahan siri atau karena pertimbangan-pertimban-gan rumit yang memaksa seseorang untuk merahasiakan pernikahannya,” ujarnya.

Sementara itu, masalah sah dan tidaknya sebuah pernikahan turut pula menjadi perhatian pria kelahiran 1968 itu. Dalam agama, ia mengung-kapkan, pernikahan sah jika rukunnya terpenuhi. ”Di tahun 2005 lalu, MUI sudah memutuskan bahwa nikah di bawah tangan itu sah jika rukunnya dipenuhi, seperti penjelasan termino-logi kedua tadi. Akan tetapi, hal itu bisa menjadi haram jika hak-hak anak dan istri tidak dilaksanakan atau dipe-nuhi,” papar Shomad.

Menurut pria asal Madura terse-but, nikah siri yang dilarang dan diha-ramkan jika tidak memenuhi syarat dan rukunnya, seperti dilakukan sen-diri tanpa wali dan saksi. ”Wali men-jadi rukun utama dalam pernikahan,” tegasnya via telfon.

“Abu Hurairah ra. meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, seorang wanita tidak bo-leh menikahkan wanita lainnya. Seorang wanita juga tidak berhak menikahkan di-rinya sendiri. Sebab, sesungguhnya wanita pezina itu adalah (seorang wanita) yang menikahkan dirinya sendiri,”demikian terangnya.

“Ini berbeda dengan nikah siri yang sesuai ketentuan syariat. Pelaku-nya tidak boleh dianggap melakukan tindak kemaksiatan sehingga pelaku tidak perlu dijatuhi sanksi seperti ke-tentuan dalam RUU perkawinan itu. Namun demikian, karena kita hidup dalam negara yang mengatur penca-tannya, maka nikah siri yang syar’i harus melakukan pencatatan di admi-nistrasi negara. Hal ini agar seseorang yang telah menikah memiliki alat buk-ti, bahwa dirinya benar-benar telah melakukan pernikahan,” paparnya beropini.

Pria yang mewakili lembaga MUI Jatim ini juga menolak keras rencana pemberlakukan sanksi pidana bagi pelaku nikah siri. ”Sekali lagi pidana terhadap pelaku nikah siri yang sesuai ketentuan syariat bertentangan dengan ajaran Islam. Alangkah baik-nya pemerintah menyelesaikan per-masalahan amoral seperti perzinaan, pelacuran yang terjadi di masyarakat. Ya, buatlah undang-undang yang mengatur itu,” pungkasnya.

Tetap Perlu Disahkan NegaraSementara itu, dalam perspektif

hukum, seperti dituturkan dosen Fakultas Hukum Sumali, perkawinan berprinsip pada legalitas. Artinya, suatu perbuatan menjadi boleh atau tidak boleh sepanjang ada peraturan yang mengatur. Dalam hukum perkawinan sendiri, pernikahan sah sepanjang dijalankan sesuai aga-ma dan kepercayaan. Maka, jika agama mengakui sah, UU negara juga mengakui keabsahannya. “Itu logikanya,” tandasnya.

Namun diungkapkan, kenyataan-nya hukum apapun yang berlaku dapat berubah sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat saat ini. Seperti sekarang, RUU PA ada karena dilatarbelakangi fenomena nasib terlantarnya perempuan dan anak akibat nikah siri.

Keberadaan hukum sendiri me-nu rut lelaki yang ramah tersebut bersandar pada tiga tipologi, yaitu sebagai kontrol sosial, menyelesaikan persoalan, dan perubah perilaku masyarakat. Untuk merumuskan

kontroversi pernikahan siri, Sumali menyarankan untuk mencari akar permasalahannya. Namun demikian, Sumali menyayangkan jika nantinya persoalan RUU Perkawinan ini berujung pada kriminalisasi nikah siri.

Menanggapi beberapa masya–rakat yang beralasan bahwa biaya pernikahan mahal sehingga memi-lih siri, Sumali memberi jalan tengah berupa sosialisasi atau penye lenggaraan kawin masal secara gra tis. “Yang penting kan dicatat,” imbuhnya.

Agar tertib dan memudahkan, Sumali juga menyarankan pemerintah untuk memperbaiki persoalan admi-nistrasi dulu. “Ini kan awalnya per-soalan administrasi. Maka, perbaiki segala sesuatu yang berkaitan dengan birokrasi dulu, misalnya yang mem-buat biaya jadi membengkak lebih dari biaya yang seharusnya. Itu yang harus ditertibkan dulu,” ujarnya me-nyarankan.

Sementara itu, alasan lain yang sering dikemukakan untuk menikah siri adalah poligami. Menurut Sumali, meskipun diperbolehkan, namun bagi seorang suami harus memperhatikan aturan dari poligami itu sendiri.

Dijelaskannya, seorang suami diperbolehkan berpoligami jika istri pertama sakit keras dan tidak bisa disembuhkan, tidak bisa mem-berikan keturunan, atau tidak bisa menjalankan kewajiban sebagai istri. ”Istri tidak bisa menjalankan kewa jiban selayaknya istri itu mi-sal nya karena mempunyai jam ker-ja hingga larut malam atau sering bepergian. Di samping itu, poligami itu harus ada ijin dari istri pertama,” jelasnya.

Pada dasarnya larangan hukum negara terhadap pernikahan yang tidak dicatatkan adalah untuk men-jamin perlindungan hukum pada istri dan anak.

Dipengaruhi Banyak FaktorDalam tinjauan sosiologi, jika apa

yang dipikirkan atau diperbuat seseo-rang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat, maka orang tersebut dapat dikatakan telah mela-kukan anomali nilai atau keanehan.

Akibatnya, masyarakat akan mem-berikan sanksi sosial. Sanksi tersebut bisa berupa label, identifikasi-iden-tifikasi tertentu, bahkan hukuman. “Terutama perempuan karena selama ini dalam sanksi sosial masyarakat, perempuan yang banyak terkena,” ungkap pengamat sekaligus dosen So-siologi, Muhammad Hayat.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Sosiologi ter-sebut mencontohkan nilai-nilai sosial pada masyarakat desa. Perayaan se-perti Maulid Nabi atau pernikahan banyak diselenggarakan secara besar-besaran. Hal ini tidak terlepas dari sifat kebersamaan dan ikatan kolegial dalam masyarakat. “Masyarakat desa lebih baik menghabiskan uang untuk perayaan daripada untuk mencatat-kan pernikahan karena bagi mereka yang lebih penting adalah pengakuan masyarakat daripada pemerintah,” je-lasnya.

Penting bagi pemerintah, menurut pria yang disapa Hayat itu, menjem-batani kepentingan masyarakat dan proses administrasi negara. Masyara-kat dengan ciri homogen lebih takut dengan sanksi sosial. “Pemerintah ha-rus dapat melakukan sosialisasi yang baik, efektif, dan benar serta mampu mensinergikan nilai-nilai lokalitas,” terangnya menyarankan.

Di lain sisi, masyarakat yang tinggal di tempat lebih majemuk dan modern, mempunyai nilai sosial yang berbeda. Diterangkan Hayat, dalam teori sosiologi Max Weber, stratifikasi masyarakat bisa diidentifikasi melalui kekuasaan politik, status, dan prestise.

Meskipun dalam kelompok sosial modern telah terdapat emansipasi dan tingkat pendidikan yang tinggi, namun segelintir orang masih menilai status berdasarkan kekuasaan, harta, wanita, dan tahta. Ketika segelintir orang mempunyai dominasi ekonomi, ia bisa menguasai beberapa akses dan memproduksi status tersebut.

Terkait dengan beberapa masya-rakat yang masih menganggap stigma status berdasarkan akses ‘menguasai’ wanita, saat ini kecil kemungkinan-mengungkapkanya secara eksplisit. “Ketika wanita saat ini telah setara kedudukan sosial atau pendidikannya dengan lelaki, sangat tidak mungkin mengakui secara terbuka. Maka nikah siri banyak ditempuh oleh segelintir orang dalam kasus-kasus seperti ini,” terang Hayat.

Pakar sosial, Ishomuddin, me-maknai nikah siri merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut pelaku perkawinan secara Islam yang tidak mengikuti prosedur administra-tif pemerintah, dalam hal ini Departe-men Agama atau kelembagaan Islam. “Tentu istilah ini tidak dipakai oleh negara lain yang secara kelembagaan Islam tidak diurus oleh pemerintah yang bersangkutan,” ungkapnya.

“Persoalannya, di Indonesia, se-cara kelembagaan Islam, perkawinan menjadi urusan negara untuk men-gatur pranata agama dan kehidupan beragama. Hal ini berarti umat Islam dalam perspektif pemerintah harus tunduk dengan peraturan yang ada,” tambahnya.

Ishomuddin juga menilai terjadinya pernikahan siri bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. ”Selain faktor ekonomi yang sangat dominan, juga ada faktor sosial, pendidikan, dan juga faktor agama,” tegas Guru Besar Fakultas Agama Islam UMM itu mengakhiri.

sya/mg_rey/ rif

12

Nasib sang anak: anak dari pernikahan siri tidak diakui oleh dinas pencatatan sipil sebagai anak dari sang ayah.

umam/Bestariumam/Bestari

Page 13: bestari epaper edisi 260/maret/2010

No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010BESTARILAPORAN UTAMALAPORAN UTAMA 13

Masalah pidana itu disesali sebagian masyarakat, termasuk komnas HAM dan para aktivis hak asasi. Pidana yang memantik pro kontra terkait RUU perkawinan adalah adanya hukuman pidana yang bervariasi, mulai enam bulan hingga tiga tahun dan denda mulai Rp 6 juta hingga Rp 12 juta, seperti yang terdapat pada pasal 143.

Antara Hukum dan HAMKomentar lain datang dari ketua

Pimpinan Cabang NU Mulyoagung Dau Malang, Muhammad Chamsyah. Menurutnya, bila RUU perkawinan disahkan sangat mungkin akan ada protes luar biasa dari masyarakat .

Tentang nikah siri, laki-laki yang biasa disapa Chamsyah itu, tidak setuju bila harus diancam pidana karena bertentangan dengan syariat Islam. Selain itu, nikah siri atau pun poligami tidak lain adalah salah satu cara untuk menghindari perzinaan.

Hal senada diamini aktivis Mu-hammadiyah, Khoirul Huda. Ba-ginya, pidana terhadap pelaku nikah siri merupakan penghinaan atau ben-tuk intervensi terhadap umat muslim. “Menurut hemat saya, tidak setuju adanya sanksi pidana terhadap pelaku nikah siri,” ungkap lulusan Universi-tas Muhammadiyah Surabaya itu.

Lebih jelas, pernikahan merupa-kan hak pribadi setiap warga negara yang tidak dapat dicampuri oleh ne-gara. “Akan terjadi kezaliman bila ne-gara mengintervensi privasi seseorang. Meskipun hukum itu untuk kemasla-hatan umat, namun alangkah baiknya substansi dari UU itu bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di masya-rakat bawah. Jadi, pemerintah tidak muluk-muluk membuat draf Undang-Undang tok,” tandasnya.

Masih menurut Khoirul, meski terjadi pro dan kontra, sebaiknya komponen bangsa dalam menyikapi RUU perkawinan harus arif bijaksana dan pemerintahan tidak asal membuat Undang-Undang.

Yang Siri yang Dicari?Yang Siri yang Dicari?

“Perlu memperhatikan masalah riil yang terjadi pada masyarakat. Untuk masyarakat sendiri jangan hanya ikut-ikutan, namun harus kritis menyikapi sesuatu hal, sehingga tidak terjadi gontok-gontokan dalam masyarakat,” ungkapnya menyarankan.

Perlu Pertimbangkan Sisi MaslahatSementara itu, ungkapan jujur

keluar dari mulut Ringgit Wardani. Menjadi istri siri yang baru dijalaninya dua bulan belakangan ini memberikan pengalaman baru dalam berumah tangga. Bagi mahasiswi Jurusan Akuntansi pada salah satu unversitas swasta di Malang tersebut, nikah

siri hanyalah sebuah sarat menuju kehalalan, tidak lebih. ”Tidak ada tanggung jawab apa-apa yang saya dapat dari suami. Bahkan dimatanya, dia menganggap saya tidak lebih dari pacarnya,” tutur wanita 20 tahun itu. Perlakuan itu ternyata justru membuatnya tertekan.

Wanita asal Lumajang itu mengaku tujuan nikah siri yang dijalaninya adalah untuk mendapat kehalalan dalam berhubungan semata. Lebih dalam lagi yakni agar sah secara agama dalam berhubungan badan layaknya suami istri.

Masalah tanggung jawab suami yang seharusnya menafkahi keluarga

Kalau Bisa Resmi, Buat Apa Siri?Kalau Bisa Resmi, Buat Apa Siri?

Bagaimana tanggapan Anda menyikapi permasalahan RUU PA terhadap laran-gan nikah siri?

Adanya pro kontra RUU PA ada benarnya. Yang terpenting mencari

titik temu antara kedu-anya. Titik temu itu bisa

diperoleh dengan melakukan diskusi-diskusi secara terin-

tegrasi dengan meli-batkan semua lapi-

san masyarakat, terutama perem-puan agar sua-ranya terako-modasi.

Persoalanya, ketika terjadi benturan antara hukum agama dan hukum negara, pada umumnya mereka akan memilih hukum agama. Mengapa demikan? Ini karena umat masih memandang hukum agama sebagai hukum tertinggi dibanding hukum negara.

Dimana titik permasalahannya?Ada asumsi agar hukum negara

tidak berbenturan dengan hukum agama, maka hukum negara harus bersifat komplimenter, yaitu hukum negara harus bisa melengkapi hukum agama. Negara memandang pernikahan harus dicatat, di sisi lain masyarakat memandang jika sudah menjalankan hukum agama dengan benar, mereka tidak harus menjalankan hukum negara. Bagi mereka, yang terpenting sudah menjalankan rukun pernikahan secara syar’i, maka peraturan negara tidak wajib dijalankan.

Bagaimana dengan pidana yang akan diterima pelaku nikah siri?

Jika hal itu nantinya benar, maka syariat agama seakan-akan didudukkan lebih rendah dari nilai-nilai sosial. Sementara, masih banyak persoalan di luar sana yang belum ditangani dengan baik, seperti kumpul kebo dan pelacuran. Bahkan,

seolah-olah justru dibiarkan saja oleh pemerintah.

Itu yang menyebabkan umat merasa tidak ada keberpihakan pemerintah pada mereka. Padalah, bagi masyarakat menengah ke bawah, alasan nikah siri diantaranya benturan biaya yang tidak bisa dipenuhi. Mereka rata-rata tidak paham mengenai hukum dan tidak tahu akibat nikah siri. Alasan-alasan itu yang seharusnya diperhatikan pemerintah terlebih dahulu.

Apa saja dampak nikah siri bagi perem-puan dan anak?

Dampak pernikahan siri memang banyak dirasakan perempuan ketim-bang laki-laki-laki. Perempuan bisa saja tidak mendapat pengakuan dari si suami jika suatu saat ada tuntunan mengenai sesuatu hal, misalnya per-tanggungjawaban penafkahan anak. Selain itu, hak-hak istri siri menjadi kabur, misalnya ada laporan KDRT ke pihak yang berwajib, maka si sua-mi siri tidak dapat dituntut atas hal itu. Dan yang paling penting adalah urusan administrasi anak, seperti akta kelahiran,urusan sekolah, dan seba-gainya menjadi terabaikan.

Sejauh ini, apa upaya LP3A menyikapi isu nasib perempuan akibat pernikahan siri?

Nikah siri adalah manivestasi dari sikap ketidakbertanggungjawa-ban laki-laki dan sikap ketidakber-dayaan perempuan. Lembaga memi-nimalisir hal itu dengan cara capacity building, yakni bentuk pemberdayaan perempuan melalui pendidikan, kajian-kajian, wacana dan advoka-si. Structural adjustment dan culture change juga menjadi kajian untuk perempuan. Structural adjustment yaitu menyeimbangkan antara hak dan kewajiban perempuan dan laki-laki. Sedangkan culture change adalah budaya yang memihak perempuan dengan mengangkat perempuan setingkat dengan laki-laki.

Agar perempuan tidak terjebak dalam pernikahan siri?

Kaji dan pelajari lebih dalam mengenai hakekat nikah siri, hak-hak, dan tanggung jawab apa yang akan didapat dan dijalani, serta yang harus diperhatikan adalah masa depan dan nasib pribadi dan juga anak. Jangan lupa, perempuan harus mengembangkan potensi diri dengan membentuk wawasan seluas-luasnya agar menjadi perempuan berdaya. Jika ada pilihan pernikahan yang sah secara agama dan hukum, maka perempuan harus berani mengatakan “Tidak!” untuk nikah siri!

Praktek nikah siri di Indonesia sudah terjadi sejak lama. Namun demikian, isu ini kembali menghangat ketika pemerintah mengajukan Rancangan Undang Undang Peradilan Agama (RUU PA) tentang perkawinan yang kini masuk dalam draf Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2010. Dalam RUU itu, terdapat pasal yang menjerat dan memidanakan pelaku nikah siri, kawin mut’ah, dan poligami.

tidak berlaku dalam rumah tangga siri Ringgit. Sang suami yang belum bekerja itu, diakuinya tidak pernah memperhatikan sisi ekonominya. ”Untuk biaya hidup, kuliah, dan lain-lain masih menjadi beban orang tua saya,” akunya.

Ketika ditanya masalah suka duka rumah tangganya, wanita itu spontan menjawab banyak dukanya. Bahkan seandainya bisa memutar waktu, dia akan memilih untuk tidak melakukan pernikahan siri yang baru seumuran jagung itu. Baginya, tanpa meniatkan nikah untuk ibadah, nikah siri tidak le-bih dari pemanfaatan wanita sebagai obyek pemuasan seksual pria. ”Saya

sudah merasakan sendiri,” tekannya mendalam.

Tak berbeda jauh dengan Ringgit, Ani (nama samaran), memaparkan suka duka pernikahan sirinya yang telah membuahkan seorang anak. Per-nikahan yang sejak semula memang tidak direstui restu orang tua tersebut dirasanya kurang harmonis. “Sedih juga karena kami tidak mendapatkan restu orang tua. Hingga anak saya se-karang berusia setahun, pernikahan kami belum bisa merukunkan dua keluarga,” sesal wanita yang juga be-rumur 20 tahun itu.

Menanggap masalah nikah siri, Ahmad Syahroni, Kepala KUA Kec. Klojen pun angkat bicara. Menurut-nya, biaya pencatatan pernikahan sebenarnya cukup terjangkau. “Bia-ya pencatatan hanya tiga puluh ribu. Kalau akhirnya membengkak, mung-kin karena melibatkan banyak syarat administarsi pendukung yang belum lengkap,” ungkapnya. Pria yang se-hari-harinya juga merangkap sebagai penghulu tersebut memisalkan bebe-rapa masyarakat yang belum mempu-nyai Kartu Keluarga (KK) atau KTP baru mengurus ketika akan menikah.

Syahroni mengungkapkan aturan dan prosedur pencatatan pernikahan telah disosialisasikan dalam tiap fo-rum. “Melalui rapat rutin koordinasi kecamatan yang dihadiri muspika, lu-rah, modin, dan tokoh-tokoh masya-rakat,” paparnya.

Ia menambahkan, KUA memper-silahkan masyarakat berkonsultasi. Bahkan KUA Kec. Klojen membu-ka pendaftaran online melalui alamat email [email protected].

Mengomentari RUU Pernikahan, Syahroni menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan hikmah suatu perkawinan yaitu untuk meng-hasilkan keturunan, mencegah perzi-nahan, serta disuaikan dengan konsep agama dan negara. “Sisi kemaslahatan anak juga jangan lupa dipertimbang-kan,” pungkasnya. Sya/ mg_rey/rif

RUU PA yang memuat pidana bisa jadi mewakili ungkapan sudah jatuh ter-timpa tangga bagi para pelakunya. Sudah susah, masuk penjara pula. Bagaimana Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) mengo-mentari fenomena ini? Berikut petikan wawancara eksklusif reporter Bestari, Siti Yuliana dengan Kepala LP3A UMM, Dr. Trisakti Handayani, M.M.

umam/Bestariumam/BestariTrisakti HandayaniTrisakti Handayani

hib/Bestarihib/Bestari

Page 14: bestari epaper edisi 260/maret/2010

14

akar

Jumlah Responden Populasi Taraf Signifikasi Taraf Kesalahan

300 Mahasiswa 96.33% 3.67%

Sampel Area: UMM, Polinema, UM, ABM, UB, Widya Karya, Widyagama, Poltekes, ITN, UNITRI, STIKI,

UNIGA, Unmer, UIN Maliki, UNISMA

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

Terbukti, sebanyak 19,03 % responden Bestari mengaku memiliki usaha mandiri. Salah satunya Devi, mahasiswa Jurusan Tata Boga Universitas Negeri Malang yang mengaku kalau sudah mempunyai usaha mandiri sejak beberapa tahun silam, saat dirinya belum duduk di bangku kuliah. “Saya merintis usaha katering sejak SMU. Sekarang, pasarannya semakin berkembang luas,” tutur wanita yang hanya memasarkan usahanya dari mulut ke mulut tersebut.

Pengalaman Devi ternyata berbeda dengan 48,10 % responden lain yang mengaku tidak pernah mempunyai usaha mandiri. Jayeng, mahasiswa Poltekkes Malang mengutarakan belum tertarik menggeluti usaha mandiri. “Sebenarnya usaha mandiri itu penting sekali. Namun jika dibarengi dengan kuliah, takutnya mengganggu konsentrasi,”akunya khawatir.

Ditanya mengenai alasan mendirikan usaha mandiri, Bagus, mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya mengaku bahwa usaha mandiri merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan kreativitas, ide atau gagasan. “Sebagai pemula, jangan terlalu berharap mendapatkan keuntungan. Yang paling penting adalah pengalaman berbisnis serta menciptakan jiwa entrepeneur sejak dini,” ungkap pria yang mewakili 39,73 % responden tersebut. Alasan lain diungkapkan Rani yang mewakili pendapat 38,36 % responden lain, mengaku melakukannya hanya karena ingin menambah uang saku. “Paling tidak dapat meringankan beban ortu,” jelas mahasiswa Polinema tersebut.

Berbagai macam jenis usaha digeluti oleh remaja muda. Sebanyak 31,51 % responden memilih mengelola usaha pertokoan seperti counter dan usaha jual barang jadi. Silvi, mahasiswa UB itu lebih suka memilih usaha jual barang jadi. ”Lebih simpel dan waktunya bisa dikondisikan dengan kuliah,” tutur wanita asal Lumajang itu.

Sedangkan Fatmawati, mahasiswa UM yang mewakili 9,59 % responden memilih membuka warung sebagai bentuk usaha mandirinya. ”Kebetulan saya Jurusan Tata Boga dan hobi memasak. Jadi lebih memudahkan saya untuk mengembangkan usaha ini,” jelasnya. mg_uva

Ajang Penyalur Ide dan Ajang Penyalur Ide dan Krea vitasKrea vitas

Usaha Mandiri

Keputusan untuk mendirikan usaha mandiri ternyata mendatangkan banyak manfaat. Salah satunya adalah menjadi semangat untuk untuk merancang masa depan. Hal ini diakui Sri Faslia Hamka, mahasiswi Institut Teknologi Nasional Malang yang mewakili 20,55 % responden lainnya. “Prospek usaha mandiri mahasiswa yang dijalankan sejak dini sangatlah bagus. Jikalau ada keinginan, tinggal menerapkanya tatkala telah lulus kuliah,” tandas mahasiswi ayu tersebut.

Pendapat lain diungkapkan Sakti Pardano, mahasiswa Universitas Merdeka Malang yang mengaku bahwa kegiatan berwirausaha dapat memberikan efek positif agar seorang mahasiswa termotivasi untuk selalu berkarya dan berinovasi. “Sehingga mereka bisa

Kuliah dan Kerja, atau Kuliah Saja? selalu termotivasi untuk melahirkan karya-karya baru,” ungkap pria yang mewakili 8,22 % responden itu.

Meski banyak mendatangkan keuntungan, Deni Ardiyansyah, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Informasi dan Komputer Indonesia berpendapat bahwa kuliah sambil kerja bisa mengganggu konsentrasi kuliah dan menyebabkan kuliah terbengkalai. “Kebanyakan bagi mereka yang kuliah sambil kerja, konsentrasinya pecah. Pada akhirnya kuliah terbengkalai dan terlambat lulus. Apa lagi bagi saya gak ada waktu untuk jalan-jalan bersama teman-teman yang lain,” terang pria yang mewakili 4,11 % responden itu.

Hambatan untuk mendirikan usaha ternyata datang karena berbagai alasan. Sebanyak 23,97 % responden mengaku bahwa diri mereka terkendala waktu untuk kuliah

sembari bekerja. Salah satunya Agus. “Untuk sementara, saya belum mikir kerja. Tapi konsentrasi kuliah dulu, karena gak ada waktu luang. Belum lagi kuliah saya dari pagi sampai sore,” ungkap mahasiswa asli Malang yang sedang menempuh studi S1 di STIKI Malang itu.

Kendala lain yang dirasakan para mahasiswa untuk memulai suatu usaha adalah tidak adanya modal awal. Hal ini diakui 21,92 % responden, salah satunya Syamsul Aram, mahasiswa Unmer asal Gresik. Disamping itu, 2,74% responden lain mengaku bahwa kuliah sambil kerja/usaha hanya menghambur-hamburkan uang dan waktu. mg_jun

Selain dapat meringankan beban orang tua, usaha man-diri yang berkembang dika-langan mahasiswa juga sangat bermanfaat untuk peng em-bang an kreatifitas. Menu rut pem bina Enterpreneur Club (E-Club), Titiek Ambar wati, tahun ini banyak terja di penu-runan gairah berwira usaha dan berkre atifitas pada diri mahasiswa baik untuk men-dirikan usaha secara mandiri

maupun berkelompok.Eksistensi usaha mandiri dan kreatifitas mahasiswa

selama ini membutuhkan komunitas yang mampu men–dukung usaha yang sedang dibangun. “Keberadaan usaha kita akan menjadi besar jika ada input dari orang lain, baik secara riil maupun materiil sehingga kita akan kuat. Sebagaimana lidi, dia akan menjadi kuat dan bermanfaat jika didukung dengan lidi-lidi yang lain sehingga menjadi sapu yang susah dipatahkan bila sudah diikat,” ungkap wanita ayu tersebut.

Realitanya berwirausaha itu tidak semudah yang dibayangkan sebagian mahasiswa. Akan tetapi berwirausaha membutuhkan berbagai modal. “Yang paling utama adalah modal keberanian. Sebab tanpa keberanian, seseorang tidak akan mampu untuk mendirikan usaha yang ancaman resikonya cukup besar. Misalnya kerugian dan cemoohan dari teman-teman. Selain itu modal uang juga penting, dan yang terakhir modal kejujuran,” ujar wanita yang mempunyai tiga putra tersebut.

Titiek juga menjelaskan, bahwa yang dikatakan wira–usahawan sukses adalah mereka yang mampu memberi manfaat bagi orang lain, bukan malah meminta. “Yang paling penting, jangan sekali-kali kita berbicara apa yang didapat ketika berwirausaha, akan tetapi layanan apa yang sudah kita berikan untuk kemanfaatan orang lain,” ungkap dosen Fakultas Ekonomi menejemen tersebut

Selain itu Titiek juga menuturkan bahwa mahasiswa yang super yaitu mereka yang mempunyai softskill. “Sehingga ketika mereka sudah lulus, pengangguran tidak akan menimpa. Setidaknya ia mempunyai pengalaman serta pegangan usaha meskipun kecil,” tuturnya.

Lebih lanjut Titiek menjelaskan bahwa saat ini minat usaha mahasiswa sangat tinggi. “Apalagi dengan adanya seminar-seminar enterpreneuship akan lebih memotivasi gerakan mahasiswa berwirausaha dari seminar-seminar tersebut. Sehingga tidak putus sampai disitu saja,” terang wanita asal Kediri tersebut.

Belajar sambil berwirausaha menurut Titiek tidak terlepas dari berbagai dampak, baik itu positif maupun negatif. “Dampak positifnya yaitu menambah pengalaman berwirausaha, sehingga jika seseorang pernah mengalami kegagalan maka kedepannya mereka akan belajar dari kegagalan tersebut. Selain itu berwirausaha juga bisa meningkatkan hubungan silahturahmi,” ujar Titiek. “Sedangkan dampak negatifnya yaitu mengganggu konsentrasi kuliah bagi mereka yang tidak bisa memanajemen waktu dengan baik,” tambahnya. mg_fik

Kuncinya, Siap Mentalbdlbbp(trdmd

heni/Bestari

Kewirausahaan merupakan salah satu alat memajukan bangsa. Mahasiswa sebagai Agent of Change dan Agent of Control selayaknya menjadi pelopor untuk menggalakkan semangat kewirausahaan di kalangan masyarakat. Tidak sedikit mahasiswa merintis usahanya dengan memanfaatkan kreativitas dan kemandirian mereka. Berbagai jenis usahapun tak luput dari tangan dingin mereka.

BUKUKuliah

Disamping sebagai mahasiswa, apakah anda memiliki usaha mandiri?

Apa yang menyebabkan Anda ingin mendirikan Usaha Mandiri?Pemenuhan kebutuhan (menambah uang saku) 38,36%Menyalurkan kreatifitas, ide atau gagasan 39,73%Menciptakan lapangan kerja 7,53%Iseng ajah 9,59%Lainnya 4,11%Abstain 0,68%

Kursus 6,16%Jasa pengetikan dan terjemahan 4,79%Jasa konsultan/pengembang usaha 2,05%Warung/usaha kreativitas makanan 9,59%Toko/counter/usaha jual barang jadi 31,51%Supplier/distributor 5,48%Kreativitas marchendise 6,85%Daur ulang barang bekas menjadi aksesoris 2,05%Part-time serabutan (waiter, sales, dll) 5,48%Lainnya 23,29%Abstain 2,74%

Ranah usaha mandiri apa yang (akan/sedang/pernah) Anda lakukan?

yayayayayayyyyay ngngg ( ((akakakkkaaaaaaaaaaaaa??

aaaaandndndndnnn iriri ii aaaaaa

Apakah dampak dari usaha anda?menambah semangat berusaha untuk masa depan 20,55%menambah motivasi untuk selalu berkarya 8,22%menambah pengalaman berwirausaha 42,47 %menambah uang saku 15,75%biasa-biasa aja 5,48%sangat mengganggu konsentrasi kuliah 4,11%Lainnya 0,68%Abstain 2,74%

Apa kendala Anda dalam menghadapi usaha mandiri?Manajerial 22,60%Waktu tersita 23,97%Mengganggu kuliah 16,44%Uang terbuang sia-sia 2,74%Tidak ada modal usaha 21,92%Males, gak penting 1,37%Lainnya 6,16%Abstain 4,79 %

Dari mana Anda mendapatkan ide usaha mandiri?Buku 1,37%Internet 9,59%Pekerjaan orang tua 13,70%Diskusi teman 24,66%Pengalaman pertemuan di kelas 7,53%Inovasi pribadi 34,93%Lainnya 8,22%

Foto:Heni Tri N.Grafis: Zack

grafis:zackgrafis:zack

grafis:zackgrafis:zack

Titiek AmbarwatiTitiek Ambarwati

Page 15: bestari epaper edisi 260/maret/2010

15

SimpulBESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010

Di era globalisasi ini penting ki-ranya mahasiswa mempunyai usaha mandiri. Disamping meringankan be-ban orang tua dalam pembiayaan ku-liah, usaha mandiri juga merupakan wadah untuk mengembangkan kreati-fitas mahasiswa.

Sebanyak 43,94 % responden men-gaku bahwa mendirikan usaha mandi-ri itu sangat penting. Yusuf Bachtiar, mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang, mengatakan dengan adanya usaha mandiri maka seseorang akan lebih merdeka. “Merdeka bukan be-

Kembangkan Krea vitas, Meski di Universitas

rarti lepas dari penjajahan, akan tetapi bebas untuk mengembangkan kreati-vitas yang dimiliki. Tidak ada paksaan dari orang lain dan pastinya mampu menambah jatah uang saku,” tutur mahasiswa kelahiran Lamongan ter-sebut.

Beranjak dari hal tersebut, sebany-ak 51,9 % responden menyatakan eksistensi usaha mandiri hanya men-capai taraf penting saja. Sebagaimana yang diungkapkan Etika Dewi, ma-hasiswi jurusan Kimia UIN Maliki. “Dengan usaha mandiri kita dapat le-bih menghargai hasil dari kerja keras pribadi. Disamping dapat menambah pengalaman dalam berwirausaha, ke-depanya nanti saya juga punya pro-spek yang terencana dengan matang,” jelasnya.

Ironisnya, 3,81 % responden mengatakan usaha mandiri itu ku-rang penting bagi mahasiswa. Mu-hammad Fahmi, mahasiswa UIN Maliki Malang menegaskan bahwa berwiraswasta itu tidak penting. Ke-beradaan usaha mandiri hanya akan

menyita waktu kuliah saja. “Tujuan merantau ke Malang adalah kuliah, bukan mendirikan usaha. Jadi jangan sampai kuliah kita terbengkalai hanya karena berwiraswasta,” tegas pria asal Kediri terse-but.

Manfaat usaha mandiri yang dilakukan maha-siswa saat ini ditunjukan oleh 64,36 % responden. Maria Ulfah, mahasiswi jurusan akuntansi Univer-sitas Gajayana menyatakan meskipun masih dalam keadaan kuliah, akan tetapi usaha mandiri sangat efektif dan penting sekali. “Selain dapat berkreasi, berwiraswasta juga merupakan ajang bagi saya un-tuk mengimplementasikan mata kuliah terhadap dunia kerja. Apalagi saat ini saya sedang menekuni jurusan menejemen,” pungkasnya. mg_fik

Rekatnya para mahasiswa dengan dunia kewirausahaan menuai berbagai anggapan dimata mahasiswa lain. Sebanyak 65,05 % responden setuju bahwa mahasiswa yang aktif dalam dunia kewirausahaan cenderung lebih kompetitif secara akademik dibanding yang tidak memiliki usaha mandiri ataupun kegiatan organisasi di luar perkuliahan.

Seperti yang diungkapkan Dedik Triyoga, mahasiswa Jurusan Mana-jemen Universitas Malang Kuceć wara itu mengaku kagum pada teman-temannya yang kini telah memiliki usaha mandiri. “Di kelas

mereka tampak lebih aktif dan cen-

derung mudah menguasai materi

dibanding mahasiswa

Butuh Wadah Pengembangan Dirilain. Disamping itu, mereka juga mendapatkan peng a laman langsung dari ilmu yang dipelajarinya, jadi lebih cepat dan mudah memahami materi yang diberikan dosen,” ungkap mahasiswa asal Blitar itu.

Meski demikian, 16,61% respon-den lainnya justru mengaku kegiatan perkuliahan teman-temannya menjadi terbengkalai lantaran kegiatan usa-ha mereka yang cenderung mema-kan banyak waktu. Seperti yang diungkapkan Renata Donar, maha-siswa Universitas Widya Karya Malang. Renata mengaku teman sesama mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara kegiatan usaha dengan kegiatan perkuliahan mereka. “Mereka susah membagi dan menentukan prioritas waktu antara usaha dan kuliahnya,”

Gelar sarjana tidak menjamin seseorang mendapatkan pekerjaan. Sekarang ini semakin banyak lulusan sarjana, namun semakin sempit lapan-gan kerja. Tengok saja, begitu lulus ku-liah banyak dari mereka menganggur. Tak ingin terjebak dalam keadaan ini, sebagian mahasiswa memilih untuk mendirikan usaha mandiri. Salah satu mahasiswa yang mulai merintis usaha mandiri sembari kuliah adalah Muhamad Anas Al Ayyubi.

Mahasiswa semester akhir Fakul-tas Hukum itu memaparkan bahwa sekarang sudah saatnya mahasiswa Indonesia belajar dan berkaca pada negara-negara maju khususnya Ame-rika dalam hal usaha mandiri. Mindset atau pemikiran untuk merintis usaha mandiri harus ditanamkan sejak dini sehingga ketika lulus kuliah siap terjun ke dunia kerja yang sebenarnya. Me-rubah pandangan dari mencari peker-jaan menjadi menciptakan lapangan

Kuncinya Pandai Membaca Peluangpekerjaan. Hal ini lantaran, sudah bu-kan jamannya lagi untuk menggantung-kan finansial sepenuhnya ke orangtua.

Anas yang juga memiliki usaha toko sepatu itu menerangkan bahwa dengan mempunyai usaha mandiri akan ba-nyak keuntungan yang didapat. Misal-nya, menciptakan kemandirian dalam hidup khususnya finansial. Selain itu, berwirausaha dapat menumbuhkan kematangan berfikir dan kedewasaan dalam mengatur dan mengelola finan-sial. Ada kepuasan tersendiri ketika dapat memenuhi kebutuhan hidup dari hasil jerih payah pribadi. Selain memberikan keuntungan finansial, yang terpenting adalah mahasiswa akan terlatih untuk membaca pelu-ang usaha di sekitar mereka dan lebih mengasah kreativitas.

Terkait dengan pengelolaan dan pengembangan usaha mandiri, Anas menjelaskan bahwa seorang wiraus-ahawan harus bisa inovatif. Maksud-

nya, harus mampu menciptakan pro-duk-produk baru agar konsumen tidak sampai di titik jenuh. Misalnya produk sepatu, model sepatu tidak boleh selalu sama, sehingga pengusaha harus pan-dai-pandai membaca selera pasar dan mempersiapkan model-model terbaru. Untuk itu, informasi bisa didapat dari majalah,koran, atau internet.

Pria yang gemar mancing itu me-nambahkan hal lain yang bisa dilaku-kan seorang enterpreuner pemula ada-lah belajar dari para pengusaha yang telah sukses. Para pemula dalam du-nia bisnis bisa mencontoh cara usaha para pengusaha sukses, namun tidak menjiplak seluruhnya. Harus ada ciri khas tersendiri.

Lebih lanjut Anas menambahkan, bahwa semua di atas, tidak akan mak-simal tanpa adanya kedisiplinan dan pengelolaan waktu yang baik. Belum lagi sebagai mahasiswa, kita harus dapat membagi waktu antara usaha

dengan kuliah. Jangan sampai kuliah terganggu dan usaha tidak berjalan lancar.

Sedangkan bagi mahasiswa yang mempunyai inisiatif merintis usaha mandiri namun belum bisa terealisasi, pria kelahiran Sidoarjo, 20 Juli 1985 itu menegaskan bahwa untuk memulainya, sifat berani dan pandai membaca pelu-ang harus mutlak ada. Masalah modal, tidak perlu dikhawatirkan. Jika memang terkendala modal, maka mulailah den-gan usaha kecil-kecilan yang tidak bu-tuh modal besar, atau paling tidak menjadi pekerja part timer. Dengan ini, kita dapat belajar mengelola usaha dari orang lain.

Terkait dengan menumbuh-kan jiwa entrepener di kalangan mahasiswa, Anas mengung-kapkan bahwa mahasiswa yang sudah sukses dengan usaha mandirinya wajib membe-rikan contoh kepada yang

lain yang belum punya usaha. Selain itu, mahasisswa diharapkan aktif mengikut seminar-seminar kewirau-

sahaan yang dapat membuka wawa-san tentang usaha

mandiri. mg_uva

Dewasa ini, banyak maha siswa yang berkeinginan memi liki usaha mandiri. Berbagai gagasan, ide-ide atau inovasi tentang peluang usaha baru pun kerap muncul dalam diri para generasi muda ini. Meski demikian, mendirikan sebuah usaha tetap dianggap sebagai suatu hal yang sulit. Untuk menyiasatinya, Sujono, Pembantu Rektor I UMM menjelaskan bahwa selama ada motivasi, kemauan, serta niat yang baik, maka hal tersebut dapat dipadukan. “Biasanya kekhawatiran seperti itu muncul dari calon-calon wirausaha yang masih dini. Mereka merasa binggung dan ragu dari mana mereka harus memulainya. Sebenarnya hal tersebut bisa diatasi dengan kemauan, motivasi serta niat,” tutur pria yang menpunyai usaha peternakan susu sapi dan penggemukan sapi.

Pria yang pernah mengembangbiakkan kelinci, kambing, dan domba itu menjelaskan banyak peluang yang semestinya ditum buh-kembangkan oleh mahasiswa. Hanya saja, kurangnya motivasi dan semangat menyebabkan mereka sulit menggembangkan usahanya.

Terkait dengan sebagian mahasiswa yang hasil usaha mandiri mereka sampai dapat membiayai kuliah mereka, alumni S1 Universitas Diponegoro Semarang tersebut sangat mendukung dan mengapresiasi mereka. “Sampai saat ini saya sudah berhasil membimbing beberapa mahasiswa yang dulunya bingung memulai usaha mandiri. Hingga sekarang usaha mereka telah berkembang dan lumayan sukses,” tutur dosen lulusan S3 Biokimia Universitas Airlangga Surabaya itu.

Menanggapi pengakuan para mahasiswa yang mengaku tidak memiliki waktu luang dan kemauan untuk berwirausaha, Sujono menjelaskan bahwa kendala tersebut sebenarnya bermula dari diri individu yang belum memiliki kemauan keras. “Bisa dibilang mereka tidak merasakan pentingnya usaha sejak dini. Ada pepatah mengatakan dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan. Masalah modal dapat diatur dan yang paling mendasar adalah kemauan serta motivasi yang keras,” jelas dosen yang mengajar Statistika di pascasarjana UMM itu.

Terkait dengan harapan mahasiswa yang menginginkan adanya bimbingan dari pihak kampus kepada mereka, dosen Jurusan Peternakan itu menjelaskan, selama ini kampus telah menyediakan banyak wadah. Diantaranya adalah Pusat Pengembangan Managemen (PPM), yang berasal dari DIKTI melalui Kopertis guna mengembangkan kewirausahaan mahasiswa. “Selama ini telah ada bimbingan atau wadah dari kampus. Diantaranya dana dari DIKTI melalui Kopertis untuk pengembangan usaha mahasiswa itu sendiri. Semua tersedia, tinggal ada tidaknya keinginan mereka saja,” ungkapnya.

Dosen yang juga mengajar Metedeologi Penelitian di Fakultas Keperawatan UMM itu berharap para alumnus UMM dapat mandiri setelah keluar dari kampus ini. “UMM berharap para alumnusnya tidak hanya mencari pekerjaan, tapi harus membuka lapangan pekerjaan bagi yang lain,” terang lelaki asal Solo itu. Sujono juga menjelaskan bahwa saat ini tingkat pengangguran di Indonesia tiap tahunnya mencapai 20 juta jiwa, sehingga pemerintah memberikan kesempatan kepada universitas-universitas yang ada untuk mendidik para mahasiswanya terkait dengan usaha mandiri. mg_jun

Di Mana Ada Kemauan di Situ Ada Jalan

Muhamad Anas Al Ayyubiheni/Bestariheni/Bestari

Menurut Anda, seberapa pentingkah mendirikan Usaha Mandiri?

Menurut Anda, apa manfaat usaha mandiri yang dilakukan mahasiswa saat ini?

Dapat mengembangkan kreativitas 64,36%menambah uang saku 32,87%Tidak ada, karena mengganggu kuliah 2,08%Abstain 0,69%

Sujono

terang mahasiswa semester VIII Jurusan Teknologi Hasil Produksi itu.

Melihat fenomena tersebut, tidak kurang dari 92,04 % responden menyepakati perlu adanya wadah bagi mahasiswa yang mempunyai usaha mandiri. Cindy Kurnia Dewi, mahasiswa Akuntansi Unversitas Widyagama Malang itu mengaku dengan adanya wadah bagi usahawan muda, maka jiwa kewirausahaan mereka dapat tersalurkan. “Disamping dapat membagi pengalaman dan pengetahuan, wadah tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk meng embangkan diri. Sehingga, mereka juga dapat meningkatkan kreativitas dan pengetahuan tentang dunia bisnis di era globalisasi ini,” terang mahasiswa asal Pandaan itu. fbr

Mereka cenderung lebih kompetitif 65,05%Kuliahnya terbengkalai 16,61%Biasa aja (sama seperti sebelum memiliki usaha

mandiri) 9,34%Lainnya 5,88%Abstain 3,11%

Bagaimana Anda menilai mahasiswa yang aktif dalam dunia entreprnuership(kewirausahaan)?

Perlukah dibentuk wadah bagi mahasiswa yang mempunyai usaha mandiri?

grafis:zackgrafis:zack

grafis:zackgrafis:zack

Page 16: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 PERNIK MALANGPERNIK MALANG16

Tidak ada yang tahu pasti kapan pertama kali seni budaya bantengan muncul, namun para seni man memperkirakan bahwa ma syarakat mulai mengenal kesenian tersebut sekitar tahun 1940-an. Hal itu didasarkan pada pesatnya perkem bangan beladiri pencak silat yang merupakan unsur utama dalam kese nian tersebut. Pencak silat kala itu hanya dipelajari masyarakat pedesaan sebagai latihan ketangkasan dan perlindungan diri.

Semakin tingginya minat ma-sya rakat pada pencak silat dan penyebarannya yang semakin luas, mengilhami beberapa padepokan untuk berinovasi. Tambahan bebe-ra pa properti seperti kepala ban teng dan harimau (macanan) yang terbuat dari kayu, menjadi awal terben tuknya kesenian bantengan seperti yang kita kenal sekarang. Untuk mengim-banginya, jurus-jurus dalam pencak silat pun diubah menjadi gerakan tari-tarian yang menghibur masyarakat.

Dalam perkembangan selanjut-nya, kesenian bantengan tidak hanya melibatkan properti kepala banteng dan harimau. Tiruan hewan-hewan lain seperti kera dan singa turut menjadi pelengkap. Dari kesenian itu pula julukan singo edan diambil bagi tim sepakbola Malang, Arema.

Berbagai alat musik tradisional seperti beduk (cidor), kendang, dan rebana (klonteng) semakin meng-hidupkan kesenian khas Kota Batu tersebut. Selain alat-alat musik tradi-sional, kesenian bantengan juga meng gunakan alat musik elektronik modern seperti organ atau keyboard. Lagu-lagu yang dimainkan sebagai pengiring juga tidak lagi sebatas lagu daerah melainkan juga lagi modern. Tujuannya tentu saja untuk menarik perhatian penonton.

Wajib Kuasai Bela DiriMeskipun kesenian bantengan

sempat menghilang pada era tahun 90-an, kecintaan masyarakat tidak pudar begitu saja. Joko Susanto misalnya, sebagai bentuk keprihatinan, ia bersama beberapa seniman Kota Malang akhirnya bahu membahu mencoba menghidupkan kembali kesenian yang hampir terkubur zaman tersebut.

Pada tahun 1995, jerih payah Joko mulai manampakkan hasil. Masyarakat semakin antusias, tidak hanya orang-orang tua. Kesenian tersebut semakin menarik minat kaum muda juga untuk bergabung.

Di padepokannya, Joko memiliki 84 orang seniman sebagai anggotanya. Di antara 84 rekannya tersebut, Joko mengaku sebagian besar adalah pemuda yang memang tertarik mempelajari kesenian bantengan. “Bahkan ada yang masih anak-anak. Selain belajar bantengan mereka juga memperdalam ilmu kanuragan. Kami memang tidak membatasi usia,” papar bapak empat anak tersebut.

Joko menambahkan, penguasaan beladiri memang syarat mutlak untuk bisa memainkan bantengan. Selain keindahan, bantengan juga mengedepankan keberanian dalam atraksi-atraksinya. Atas dasar alasan itu pula Joko menamai padepokannya dengan nama Sekar Kombang, sekar yang berarti bunga melambangkan unsur keindahan, sedangkan kombang yang berarti harimau mencerminkan keberanian.

“Kunci utamanya jangan sampai ragu ketika mau melakukan atraksi, kalau ragu-ragu lebih baik mundur daripada celaka,” tandas Joko penuh semangat. Untuk mempertahankan

Meneropong Eksistensi Seni Bantengan

Selain memiliki pemandangan alam yang memukau, Batu ternyata juga menyimpan pesona budaya, salah satunya kesenian bantengan. Bagaimanakah para senimannya mempertahankan eksistensinya? Berikut reportase Bestari.

eksistensi kesenian bantengan, padepo-kan Sekar Kombang menggelar latihan secara rutin setiap malam Minggu.

Selain antusiasme yang semakin meningkat, padepokan yang dipimpin Joko juga telah berhasil mengukir berbagai prestasi. Kiprah Joko dalam mempertahankan kelestarian kesenian bantengan tidak hanya sebatas lingkup Malang saja. Beberapa daerah seperti Mojokerto kerap mengundang mereka untuk tampil pada acara-acara peringatan hari kemerdekaan dan hari-hari besar keagamaan.

Satu hal yang sangat menarik dari padepokan Sekar Kombang yaitu kesetiaan mereka pada pemimpin atau ketua padepokan. Selama 15 tahun berdiri, padepokan Sekar Kombang belum pernah sekalipun mengalami pergantian ketua. “Awalnya saya hanya dipercaya masyarakat, tapi akhirnya dipilih menjadi ketua. Sempat dilakukan pemilihan ketua baru, tapi kebanyakan anggota tidak mau dan tetap memilih saya sebagai ketua mereka,” pungkas Joko.

Simbol PerlawananJika ditelusuri lebih dalam, kese-

nian bantengan ternyata tidak hanya sebatas metamorfosis pen cak silat menjadi seni. Menurut Joko, awalnya kesenian bantengan terbentuk sebagai pembeda antara kaum pribumi dengan penjajah.

Pada waktu-waktu tertentu, ban-tengan sengaja ditampilkan untuk mena rik perhatian masyarakat. Sete lah berkumpul lantas mereka mengatur siasat untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah di tanah jawa. Simbol-simbol perlawananpun tercermin pada alur cerita yang biasa ditampilkan. Meskipun terdapat berbagai macam alur cerita, namun secara esensi tetap terdapat alur utama yakni pertarungan antara banteng melawan harimau atau macan.

Kaum penjajah yang disimbolkan sebagai harimau senantiasa menyebar-kan ketakutan dan penindasan terhada kaum yang lemah, yakni banteng yang merupakan gambaran masyarakat pribumi. Sedangkan kera merupakan gambaran bagi orang-orang pribumi yang memihak penjajah. Mereka selalu mengadu domba dengan kelincahan dan kecerdikannya. Dalam keadaan terkekang dan dihantui katakutan, akhirnya sang banteng melakukan perlawanan. Setelah melalui perta rung an yang sengit dan penuh

pertumpahan darah, akhirnya sang banteng keluar sebagai pemenang dan berhasil menghancurkan tirani yang mengekangnya.

Setelah kaum penjajah pergi dari tanah air, alur cerita kesenian bantengan tidak lantas berubah begitu saja. Menurut Ketua Komunitas Peng-giat Budaya Indonesia, Agus Riyanto, para kyai atau sesepuh desa akhirnya menggunakan kesenian bantengan sebagai media untuk syiar agama Islam. Hal yang sama juga ditempuh oleh Sunan Kalijaga pada masa awal penyebaran Islam di Jawa. Terbukti cara seperti itu sangat efektif untuk menarik minat masyarakat.

Tak mau kalah, masyarakat Teng-ger pun ikut menggunakan kesenian tersebut dalam upacara-upacara adat dan peringatan hari besar Hindu seperti sedekah desa dan sedekah gunung. “Kesenian bantengan me-mang sangat erat kaitannya dengan ritual-ritual keagamaan, baik Islam maupun Hindu. Tidak he ran, akhirnya kesenian ini mampu menye-bar ke seluruh penjuru tanah Jawa khususnya Jawa Timur,” ungkap pria kelahiran Kota Batu tersebut.

Jadikan Festival TahunanUntuk mengembalikan banteng an

pada masa keemasannya, pada tahun 2008, Agus Riyanto menggandeng beberapa kelompok kesenian bantengan Kota Batu untuk mengadakan festival. Perhelatan yang diberi nama Gebyar Bantengan Nuswantara tersebut ber hasil mendatangkan sekitar 78 kelompok kesenian bantengan.

Selain seniman, acara tersebut juga melibatkan kelompok mahasiswa pecinta kesenian daerah Jawa Timur, khususnya Malang. Berkaca dari pengalaman tersebut, Agus akhirnya memutuskan untuk menjadikan Gebyar Bantengan Nuswantara sebagai agenda tahunan Komunitas Penggiat Budaya Indonesia.

Kesuksesan festival tersebut kem-bali terulang. Pada 2009, Komunitas Penggiat Budaya Indonesia mampu mengajak jauh lebih banyak lagi dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 107 kelompok kesenian bantengan un-tuk berpartisipasi. Lomba yang dise-lenggarakan pun semakin beragam, seperti lomba fotografi dan pameran foto.

Untuk tahun 2010, Agus dan rekan-rekannya menargetkan mampu mengundang sekitar 120 kelompok

kesenian bantengan. “Kami berha-rap pesertanya akan semakin bertam-bah. Lomba yang digelar juga semakin beragam dari tahun-tahun sebelumnya,” papar Agus pada Bestari.

Persiapan yang sudah mereka mulai sejak awal tahun ini diyakini mampu menarik banyak kalangan. Rencananya, pada festival kali ini, Agus juga akan menyertakan lomba fotografi, lomba film dokumenter, dan lomba mewarnai untuk anak-anak.

Meskipun acara yang digelarnya dari tahun ke tahun terbilang sukses, Agus tetap merasa kecewa, pasalnya perhatian pemerintah dirasa sangat minim. Pendanaan kegiatan yang berkisar 200 juta rupiah, seluruhnya harus ditanggung oleh mereka sendiri yang bersumber dari para donatur pecinta seni se-Jawa Timur. Ironisnya lagi, untuk sekadar perizinan pun mereka harus mengurusnya sendiri ke Kepolisian Daerah Jawa Timur. “Pemerintah Kota Batu memang kurang begitu memperhatikan. Untuk izin saja bahkan kami harus langsung mendatangi Kapolda Jatim,” tutur Agus prihatin.

Makin MenarikKecintaan Agus pada seni,

khususnya kesenian bantengan me-mang tak terbantahkan lagi. Terbukti, kini Agus memiliki 30 kepala bantengan dan delapan kepala macanan. Dana yang dikeluarkan untuk koleksinya tersebut tidaklah sedikit, terlebih jika harus membeli properti-properti terse-but dari pengrajin.

Menurut penuturannya, Agus membuat sendiri kepala banteng dan macanan tersebut, ukuran kayu yang dibutuhkan untuk membuat kepala bantengan juga berbeda-beda tergantung besar kecilnya kepala yang akan dibuat. Kepala banteng yang biasa dibuat Agus berkisar antara 30 cm untuk ukuran anak-anak dan 60 cm untuk ukuran orang dewasa.

Kayu yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kepala banteng pun bukanlah kayu sem-barangan. Kepala bantengan hanya bisa dibuat dengan menggunakan kayu dadap, kayu loh, kayu waru, atau kayu kembang. Agus biasanya lebih memilih menggunakan kayu dadap sebagai bahan dasarnya. Selain bobotnya yang terbilang ringan, kualitas kayu tersebut juga sangat bagus karena tidak mudah retak dan pecah saat di pahat.

Untuk bagian tanduk, Agus harus menggunakan tanduk banteng asli. Harga sepasang tanduk banteng biasanya berkisar antara satu sampai satu setangah juta rupiah. Meskipun tergolong mahal, Agus tetap menekuni hobi dan kecintaannya pada bantengan. “Kalau dihitung secara keseluruhan, untuk membuat satu buah kepala banteng kira-kira membutuhkan dana sekitar dua sampai tiga juta rupiah,” papar Agus mengingat.

Sebagian masyarakat merasa ber syu kur, masih ada orang-orang seperti Joko dan Agus yang tetap mempertahankan kesenian yang hampir punah tersebut. “Saya senang bantengan masih tetap ada, bahkan bentuk dan warnanya lebih unik dibandingkan bantengan zaman dulu,” terang Kustinah, warga Batu.

Kustinah sendiri mengaku sudah mengenal kesenian bantengan sejak masih kanak-kanak. Menurut penutu-rannya, bantengan zaman dulu sangatlah berbeda dengan bantengan yang ada sekarang. Bantengan zaman dulu hanya sekadar kepala banteng yang diberi warna, sedangkan sekarang lebih menarik. “Sekarang ada bantengan yang memiliki satu badan dengan tiga kepala. Ada juga bantengan dengan tiga badan dan satu kepala, pokoknya unik,” imbuhnya.

Sebagai pelaku dan pecinta seni, khususnya bantengan, Joko dan Agus berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kelestarian kesenian bantengan. “Jangan sampai kesenian yang menjadi ciri khas Kota Batu tersebut punah tergerus zaman, apalagi sampai diklaim oleh negara lain, seperti halnya kesenian-kesenian Indonesia yang lainnya,” pungkas Joko.

Meskipun tergolong sebagai kesenian yang cukup berbahaya, ban-tengan ternyata tidak hanya diminati oleh orang dewasa. Buktinya, Ahmad Mustofa, seorang bocah yang baru berumur 10 tahun sudah dua tahun belakangan bergabung bersama ke-lompok kesenian Banteng Liar Desa Dadaprejo.

Menurut penuturan Sri Wahyuni, ibu Mustofa, awalnya ia merasa khawatir membiarkan anaknya ikut bermain. Setelah melihat kelihaian dan rasa percaya diri yang ada pada Mustofa, Sri baru benar-benar merestui kegemaran anaknya tersebut. “Awalnya saya merasa khawatir jadi sempat saya larang, setelah melihat langsung kok sepertinya anak saya senang sekali, makanya saya biarkan saja,” kenang Sri memuji anaknya.

Kecintaan Mustofa pada kesenian bantengan memang tidak muncul begitu saja, ia mulai menyukai kese-nian tersebut setelah melihat kakeknya beraksi memimpin bantengan. Rasa penasaran dan kagum menyelimuti bocah kelas 4 SD tersebut. Seolah mendapat lampu hijau dari sang kakek, Mustofa mulai memberanikan diri mengikuti latihan.

Awalnya Mustofa masih sem-bunyi-sembunyi karena takut dila-rang ibunya, namun kehadiran Mus-tofa yang bermain jaranan justru menjadi daya tarik penonton. “Dulu pasti dimarahi kalau ketahuan ikut bermain, tapi saya terus memaksa. Akhirnya ibu mengizinkan,” ungkap bocah bertubuh tambun tersebut. Alhasil, Mustofa kini menjadi anggota resmi kelompok bantengan di desa tersebut. Kehadiran Mustofa yang selalu mengundang gelak tawa kini menjadi magnet tersendiri bagi penonton. rpd/mg_ihe

Simbol Perlawanan Pribumi pada PenjajahSimbol Perlawanan Pribumi pada Penjajah

dok.Bestaridok.Bestari

Kanuragan: ilmu yang harus dikuasai oleh setiap pemain kesenian bantengan, sehingga tidak mengakibatkan luka pada saat melakukan atraksi.

Page 17: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010PERNIK MALANGPERNIK MALANG 17

Bersuci dan mandi besar di sumber mata air atau sungai merupakan ritual rutin yang harus dijalani oleh para seniman bantengan. Sisi magis yang melekat pada kesenian tersebut memang mengharuskan para senimannya untuk melakukan ritual-ritual seperti itu. Tujuan dari ritual itu tidak lain adalah menyucikan raga dari segala kotoran-kotoran lahiriyah.

Selain bersuci, beberapa hari se–belum pertunjukan, para seniman bantengan juga diwajibkan menjalani puasa atau yang lebih dikenal dengan tirakat Tujuannya untuk mensucikan pikiran dari berbagai macam pikiran jahat yang dapat mengganggu kelan–caran pertunjukan. Dalam keadaan jiwa dan raga yang bersih, para seniman yakin para leluhur akan datang dan merasuki mereka sehingga mereka mempunyai keberanian untuk melakukan aksi-aksi yang menantang maut.

Untuk mengundang roh para leluhur, seniman bantengan biasanya harus menyiapkan berbagai macam ubo rampe (sesaji). Pisang, bumbu kinang, ketela, umbi-umbian, dan ke–menyan merupakan menu wajib yang harus disajikan. Mantra-mantra yang menggunakan Bahasa Jawa kuno juga turut membumbui kesan angker dan seram kesenian bantengan. Saat para seniman bantengan dalam keadaan ndadi (kerasukan, red.), mereka akan bergerak semakin liar dan melakukan aksi-aksi pertunjukan yang tidak bisa diterima akal sehat. Menurut Sajari, salah seorang ketua kelompok kesenian bantengan di Batu, para pemain bantengan memulai aksinya dengan melakukan atraksi-atraksi beladiri yang disebut kembangan dipimpin oleh ketua kelompok.

Setelah dibuka oleh sang ketua, lima sampai enam orang seniman lainnya mulai memasuki arena untuk menirukan gerakan yang sama. Pembukaan pertunjukan pun ditutup oleh atraksi semacam carok (pertarungan satu lawan satu) dengan menggunakan pedang, clurit, dan

Aroma Mis s Iringi SesajiAroma Mis s Iringi SesajiNuansa penuh mistik memang tak terpisahkan dari kesenian bantengan. Fenomena kerasukan hampir dapat dipastikan terjadi pada setiap

pertunjukan. Gerakan liar dan atraksi menakutkan merupakan bagian inti pertunjukan bantengan.

pisau. Pada adegan tersebut, nuansa mistis sangat terasa terlebih ketika tercium bau kemenyan yang dibakar ketua kelompok. Kemudian secara tiba-tiba, masuklah dua pemain yang menggunakan properti kepala bantengan dengan gerakan liar ak–ibat kerasukan. Tidak lama setelah bantengan memasuki arena, harimau (macanan) juga mulai beraksi. Dalam keadaan tidak sadar, keduanya bertarung dengan sengit hingga akhirnya bantenglah yang keluar sebagai pemenang. “Inti ceritanya seperti itu, sekarang memang banyak kreasi cerita, agar lebih menarik. Namun, intinya tetap sama yaitu pertarungan banteng dengan harimau,” tutur pria yang akrab disapa Jari tersebut.

Jari membantah jika masyarakat menyebut bantengan merupakan kesenian yang menyesatkan. Menurut

Jari, fenomena kerasukan yang dialami para pemain bantengan merupakan bumbu agar pemain lebih berani beraksi dan terhindar dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Setelah pertunjukan selesai, maka dengan sendirinya mereka akan sadar. “Kami meyakini bahwa yang merasuki para pemain bukanlah jin atau semacamnya, mereka adalah leluhur kami yang sama-sama mencintai bantengan. Mereka memasuki tubuh pemain sebagai upaya untuk melindungi agar pemain tidak luka,” tegas Jari.

Tidak Harus KerasukanBerbeda dengan Jari, Ahmad

Zaenuri yang sama-sama berprofesi sebagai seniman bantengan, menilai pertunjukan bantengan tidak harus selalu melibatkan lelembut (roh-roh halus, red.).

Menurut Zen, sapaan akrab Zaenuri, hal-hal semacam itu sudah selayaknya ditinggalkan karena tidak sesuai lagi dengan keadaan zaman. Dilihat dari segi agama pun, hal tersebut sudah jelas bertentangan dan tidak dibenarkan. “Kita memang menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian bantengan, tapi jika ada hal-hal yang bertentangan dengan agama, secara pribadi saya harus menolaknya,” terang pria dua putra tersebut.

Zen menambahkan, untuk me–nyiasatinya maka ia dan pemain ban–tengan lainnya lebih meningkatkan latihan, baik gerakan maupun ilmu kanuragannya. Dengan latihan yang serius dan tekun, kecelakaan yang mungkin terjadi sewaktu pertunjukan bisa diminimalisir. Untuk tetap menjaga “rasa” dan keaslian kesenian

bantengan, kadang-kadang Zen dan rekannya harus pura-pura dalam keadaan kerasukan. “Supaya kesan bantengan tidak berubah, kami me–nyiasati penonton dengan berpura-pura kerasukan, tapi sebenarnya tetap sadar dan kami tetap bisa mengendalikan diri,” ungkap Zen seraya tersenyum.

Selain itu, menurut Zen, jika ia dan rekannya ada yang benar-benar kerasukan, maka hal tersebut be–nar-benar terjadi secara kebetulan. Beberapa hal yang diyakini Zen se–bagai penyebab kerasukan diantaranya kondisi psikologis pemain, kurang yakin pada dirinya sendiri, dan terakhir peng–aruh perhitungan hari (primbon, red.) yang tidak tepat.

Meskipun kelompok kesenian bantengan tempat Zen bernaung menghindari hal-hal berbau magis, Zen tidak memungkiri ia dan rekan-rekannya harus tetap menjalani berbagai ritual. Hal tersebut dianggap bisa menjauhkan mara bahaya dan terhindar dari niat jahat orang yang usil. Selain itu, beberapa sesembahan berupa sesaji juga harus tetap tersedia. “Namun niatnya bukan lagi untuk mengundang leluhur, akan tetapi sebagai pengantar doa,” imbuh Zen.

Senada dengan Ahmad Zaenuri, Kustanto selaku masyarakat yang sangat mengagumi kesenian ban–tengan, juga merasa hal-hal magis yang menyelimuti bantengan su–dah sepantasnya ditinggalkan. Ia meng–anggap hal tersebut merupakan peninggalan-peninggalan kepercayaan animisme dan dinamisme yang masih terpatri kuat pada masyarakat.

Meskipun kesenian bantengan harus dipertahankan keberadaannya, namun jangan sampai hal itu justru menjerumuskan para pemainnya pa–da kesesatan. “Sekarang kan sudah ada ajaran agama yang jelas, jadi hal-hal semacam itu harus ditinggalkan. Kalau tidak bisa secara langsung, maka kita tinggalkan secare perlahan-lahan, sedikit demi sedikit,” ungkap pria 49 tahun tersebut. rpd/mg-ihe.

Berikut wawancara ekslusif reporter Bestari, Ropidin, bersama lelaki yang akrab disapa Mbah Bahdi, seorang sesepuh bantengan di Desa Dadaprejo, Batu.

Apa yang membuat Mbah begitu suka pada

bantengan?Bantengan itu kan

warisan leluhur. Jadi, sebagai orang yang dituakan

di Desa Dadaprejo, sudah sepantasnya saya

mempertahankan k e b u d a y a a n

t e r s e b u t . S a n g a t

disayangkan kalau kebudayaan khas Kota Batu ini sampai hilang. Maka dari itu, sebisa mungkin saya wariskan kecintaan ini pada anak-anak dan cucu-cucu saya, dengan harapan mereka bisa meneruskan kebudayaan ini pada generasi selanjutnya. Intinya, apapun rintangan yang menghalangi, kebudayaan ini harus tetap ada.

Sudah berapa lama Mbah menekuni kesenian bantengan?

Sebenarnya sudah lama bahkan sejak saya masih remaja, tapi kalau yang secara resmi diangkat sebagai sesepuh baru berjalan dua tahun ini, tepatnya pada pertengahan tahun 2008. Awalnya saya hanya mengiringi anak-anak muda kemana mereka tampil. Karena dibutuhkan, akhirnya saya diminta untuk menjadi sesepuh sekaligus menjadi pawang. Jadi, ketika dalam keadaan kesurupan saya bertugas untuk mengendalikan dan mengontrol kondisi pemain agar tidak sampai terjadi kecelakaan.

Set iap akan melakukan pertunjukan, saya harus mengadakan ritual setrenan yaitu memohon izin kepada leluhur dan mengundang mereka demi keselamatan bersama.

Jika tidak dilakukan ritual ini, maka seluruh penonton akan ikut kerasukan, bukan hanya pemain. Dengan kata lain, saya bertindak sebagai mediator untuk menjembatani antara pemain dengan para leluhur. Setelah pertunjukan selesai, tugas saya selanjutnya yaitu memulangkan mereka ke alamnya masing-masing. Mereka juga seperti manusia, jadi tidak akan datang sebelum diundang dan tidak akan pulang sebelum diusir. Untuk ritual ini biasanya saya menggunakan sesaji, dupa, dan kemenyan agar mereka mau mengikuti perintah saya.

Apa saja kesulitan yang dihadapi selama ini?

Kesulitan yang dihadapi cukup banyak, salah satunya orang-orang yang tidak suka kesenian ini. Saya tidak menyembah roh atau jin, saya hanya meminta izin agar seluruh pemain dan penonton tidak mendapat gangguan dari makhluk halus tersebut. Bahkan sempat ada yang meminta kami supaya bubar, namun sekali lagi saya tegaskan bahwa kami di sini hanya berusaha mempertahankan kebudayaan leluhur. Kesulitan lain

“Budaya Ini Tak Boleh Sirna”“Budaya Ini Tak Boleh Sirna”

Mistis: Sang ketua seniman melakukan ritual dengan mengucapkan mantra sebelum latihan dimulai.

umam/Bestariumam/Bestari

heni/Bestariheni/Bestari

tentu saja masalah keuangan.

Bentuk perhatian apa yang diberikan oleh pemerintah?

Belum banyak bantuan yang bisa diberikan oleh pemerintah. Sejauh ini kami hanya menerima bantuan dana dari pemerintah tiap satu tahun sekali, itupun jumlahnya tidak seberapa banyak. Padahal untuk keperluan latihan saja, dana yang dibutuhkan cukup besar yaitu untuk membeli konsumsi dan perlengkapan-perlengkapan lain seperti bunga, dupa, dan sesaji. Untuk membeli seragam baru saja kami harus menghimpun dana sendiri dengan cara patungan antar anggota. Untunglah kami masih dibantu oleh karang taruna.

Apa harapan Mbah kedepannya?Seperti yang saya ungkapkan

sebelumnya, saya berharap agar kesenian ini bisa terus bertahan. Jangan sampai orang melupakan kesenian kebanggaan masyarakat Kota Batu dan Malang ini. Ada banyak hal yang bisa dipetik, baik nilai kebersamaan, nilai seni, maupun filosofisnya.

Sebagai kesenian tradisional, bantengan masih lekat dengan berbagai ritual. Berbagai macam sesaji turut menyertai ketika pertunjukan bantengan dilakukan. Untuk melakukan bermacam ritual tersebut, ada seorang yang memang khusus ditunjuk untukmemimpinnya.

B a h d iB a h d i

Page 18: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 POLEMIK18

Sai f u d d i n , M a h a s i s w a ju rusan Bahasa Inggris mengaku sangat kecewa

dengan adanya dosen yang kurang

pro fe sional. Menurutnya, mahasiswa

berhak mendapatkan pengajaran yang

semestinya, apalagi mahasiswa sudah

membayar adaministrasi yang lumayan

mahal sehingga seharusnya kampus

mem berikan fasilitas yang memadai kepada mahasiswa. “Kampus UMM mendapat gelar kampus unggulan di Jawa Timur dari Dikti, tapi beberapa dosen masih kurang profesional dalam mengajar,” tegasnya.

Saifuddin menambahkan, dosen dikatakan professional apabila memenuhi kriteria seperti tepat waktu, tidak diktator, humanis, dan tidak mempermalukan mahasiswa di depan umum. “Serta bisa memotivasi mahasiswa untuk belajar,” ungkapnya.

Senada dengan Saifuddin, Abdul Afif juga menyayangkan hal ini. “Gelar unggulan yang didapat UMM jangan sampai hanya sebatas lebel saja, tapi juga harus diimbangi bukti yang kongkrit agar kepercayaan masyarakat tidak hilang,” harapnya.

Menurutnya, pihak yang punya kebijakan perlu mengetahui tingkat kehadiran dan keadaan dosen, perlu ada sanksi yang jelas bagi dosen yang tidak aktif dan harus ada angket untuk mahasiswa dalam rangka mengetahui dan menilai dosen.

Sementara itu, mengomentari keluhan mahasiswa tersebut, Romlah, PD I FAI, mengatakan pro–fesionalisme dosen sudah tercakup dalam Persyaratan Minimal Dosen Profesional. Dosen harus memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai. Kedua, dosen memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuni. Selain itu, dosen di-tu ntut memiliki kemampuan ber–komunikasi yang baik dengan anak didiknya, termasuk jiwa kreativitas dan produktivitasnya sebagai aka–demisi.

Mengenai profesi, dosen diha-ruskan memiliki etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap

Menyorot Profesionalisme Dosen

Dosen, Jangan Sebatas MengabsenPilihan tiap orang untuk menggeluti suatu pekerjaan menuntutut sebuah komitmen pribadi dan tanggungjawab mengenai pekerjaan yang digelutinya. Tak terkecuali ketika harus memutuskan untuk menggeluti profesi

tertentu misalnya menjadi dosen atau guru, sikap profesional tetap tidak boleh pudar.

profesinya. Untuk mengembangkan intelektualitas, dosen pun diharapkan dapat mengembangkan diri melalui media yang ada.

Romlah juga mengungkapkan, walaupun dalam Undang-Undang tuntutan profesional telah di–cantumkan, namun pantauan ter–hadap kondisi lembaga pendidikan yang ada tidak boleh terabaikan.

Romlah juga membuat jurnal daftar hadir dosen yang harus diisi oleh mahasiswa untuk mengontrol dosen. Di sana termuat nama dosen dan mata kuliah yang diampuh serta lembar pertemuan beserta waktu dan materi yang disampaikan. ”Biasanya jika dosen disodorkan jurnal tersebut, mereka tidak bisa berkutik,” ujar sosok berkacamata itu.

Dosen juga tidak sebatas mengajar saja. Penelitian dan pengabdian masyarakat pun merupakan dua sisi yang harus tersentuh bagi mereka yang berpredikat pendidik. Ketika ditemui pun, terlihat wanita yang ber domisili di Via Sengkaling itu sed ang sibuk dengan penelitian. “Tiap tahun, ada dana dari Lemlit yang memang dialokasikan untuk penelitian. Sayangnya, tidak semua dosen antusias untuk melakukan penelitian sehingga seringnya dana tidak terpakai,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Jurusan Bahasa Inggris Fardini Sabilah mengungkapkan, sikap profesional merupakan kewajiban yang menjadi sta ndar mutu perguruan tinggi. Be-kerja secara profesional adalah to-lok ukur yang sudah ditekankan sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Jurusan Bahasa Inggris su d ah menekankannya sejak lima ta hun lalu,” lanjut Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.

Bicara mengenai evaluasi, di Jur-u san Pen didikan Bahasa Inggris misalnya, diadakan agenda tahunan khusus bagi mahasiswa dan dosen yaitu Dialog Akademik. “Itu meru-pakan wadah bagi mahasiswa yang ingin mengungkapkan keluh kesahnya terhadap pengajaran yang telah diberikan dosen,” tukasnya.

Sementara itu, Khozin selaku dosen Fakultas Agama Islam meng–atakan, profesional adalah cara orang melakukan pekerjaan yang ditekuninya dan itu menjadi sumber penghasilan baginya. “Syaratnya, pekerjaan itu jelas memerlukan kemahiran dan kecakapan dengan memenuhi standar mutu yang ada,” ungkapnya seraya merujuk UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Khozin menambahkan, ketika dos en dihadapkan pada tuntutan pro–fesionalisme, maka dosen harus mampu menjalankan fungsinya sebagai pendidik profesional sekaligus ilmuwan. “Tugas utamanya harus bisa mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi, seni, pengetahuan yang di-milikinya serta melakukan pengabdian pada masyarakat,” ujar alumnus salah satu univeristas negeri di Malang itu.

Walaupun standar profesionalisme dosen sudah ditentukan melalui

peraturan tertulis, namun kenyataannya, tiap-tiap lembaga pendidikan memiliki acuan khusus tersendiri, tak terkecuali UMM. Maka, di lingkup UMM, sudah menjadi tugas Badan Kendali Mutu Akademik (BKMA) untuk mer-umuskannya. “Sepengetahuan saya, detai l nya dari acuan tersebut memang belum ada, tapi BKMA memiliki rumusan tentang kinerja dosen,” terang Khozin.

Bekal yang harus dimiliki dosen agar menjadi pengajar profesional juga diberikan UMM berupa pelatihan. Baik dosen muda maupun dosen tetap diberikan pembekalan. Bahkan, bagi dosen tetap ada kelanjutan program sejenis pemantapan pembekalan yang disebut Applied Approach(AA). “Kedua–nya adalah pelatihan yang dikemas untuk meningkatkan kemampuan,” ujar Khozin.

Pemantapan tersebut berisi materi tentang pemaparan posisi sebagai

dosen, metodologi pembelajaran, Sa–tuan Acara Perkuliahan (SAP), dan sistemasi evaluasi. Selain itu, pria ramah itu juga menegaskan perlunya dosen bisa fokus meski memiliki dua-lisme jabatan.

Menyetujui p e n d a p a t Kho -zin, Su jono mengungkapkan, pro-fe siona lisme harus dibuktikan me lalui sertifikasi. “Serta menguasai empat kompetensi seperti pedagogis, profesional, sosial, dan pribadi,” im-buh nya.

Dalam hal i tu, Sujono me -na mbahkan per lu adanya kon-trak belajar di awal perkuliahan. “Sebaik nya harus ada konfirmasi ke mahasiswa. Kalau perlu, juga ada inisiatif dari mahasiswa untuk menghubungi dosen tersebut jika memang belum juga hadir pada waktu yang ditentukan,” tegas dosen Jurusan Pertanian dan Peternakan itu. ans/mg_hul

Melakukan pekerjaan secara profesional adalah tuntutan setiap profesi. Namun, tetap diperlukan sistem yang mengatur sehingga me mung kinkan profe-sionalisme tersebut dievaluasi dan ditingkatkan. Berikut hasil wawancara reporter Bestari, Fat hul Muin dengan Kepala Badan Kenda li Mutu Akademik, Prof.Dr. Wah yu Widodo, MS

Dalam bidang akademik, fungsi BKMA sendiri seperti apa?

Fungsi BKMA adalah mengen-dalikan mutu akademik. Mutu adalah sesuatu yang sesuai atau melebihi harapan kita. Adapun salah satu harapan kita adalah harapan stake-holders yaitu harapan mahasiswa, orang tua, perusahaann, dll. Mereka menginginkan mutu akademik di UMM bagus, baik, dan meningkat.

Oleh karena itu, kita mencoba mengendalikan mutu di UMM agar harapan tersebut bisa tercapai. Adapun akademik menurut peratu-ran pemerintah tercantum di Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian. Sementara ini yang baru bisa kita lakukan adalah mengendalikan di bidang pendidikan dan pengajaran sedangkan bidang penelitian dan pengabdian akan kita

Pantau dengan CCTVlakukan pada masa yang akan datang.

Bagaimana jalannya proses kontroling BKMA terhadap kegiatan perkuliahan?

Salah satu bentuk kontroling kita adalah CCTV (kamera yang terhubung dengan BKMA, red.)yang berfungsi untuk melihat kegiatan di kelas, apakah di kelas terjadi interaksi antara dosen dan mahasiswa? terutama yang lebih kita lihat adalah dosen baik dari tingkat kehadiran maupun ketepatan waktu mengajar. Memang kita akui bahwa kita baru melakukan dari sisi kuantitatifnya saja. Sebenarnya kalau kita ingin lebih mendalam, maka di dalam kelas harus ada audio tidak hanya visual saja sehingga aktifitas di kelas bisa terpantau dengan baik dan maksimal.

Selain menggunakan CCTV, apa lang-kah lain yang dilakukan?

Mencoba untuk bekerja dari hulu ke hilir. Sebelum kita menyelesaikan hilir maka kita terlebih dahulu menyelesaikan hulunya. Pertama, mem perkuat konsep kelembagaan. Kedua, peningkatan kapasi tas ke lem ba gaan. Ketiga, peningkatan ak-t i fitas ke lembagaan. Sebenarnya yang menjadi prioritas kita sekarang adalah adanya standardisasi misal-

nya standardisasi mutu dosen, stan-dardisasi mutu program studi dan yang akan kita lakukan lagi adalah standardisasi mutu laboratorium.

Beberapa dosen menyatakan bahwa fungsi CCTV kurang bisa merekam proses yang sebenarnya?

Kegiatan monitoring yang kita lakukan melalui CCTV menimbulkan pro dan kontra di kalangan dosen, namun nilai manfaat dari CCTV bisa meningkatkan kuantitatif pembela-jaran dengan harapan juga bisa meningkatkan kualitas pembelajaran. Faktanya setiap tahun ter jadi peningkatan kualitas pembelajaran di UMM hal ini membuktikan bahwa peran dan fungsi CCTV sangat besar bagi peningkatan pembelajaran di UMM.

Dalam Proses belajar mengajar tidak selama nya terjadi di kelas namun ka-dang kala terjadi di taman, di lorong, dll sehingga tidak terpantau CCTV, bagaimana BKMA menghadapi masa-lah ini?

Dalam situasi seperti itu, selama ada laporan ke BKMA bahwa ada kegiatan BBM di luar kelas yang tidak bisa dipantau dengan CCTV maka kita mengerakan tenaga part timer

untuk memantau kegiatan belajar mengajar di luar kelas.

Jika ada dan ditemukan dosen yang ja-rang masuk apa tindakan yang diambil BKMA?

Kita bukan lembaga pengeksekusi sehingga kita tidak mempunyai wewenang untuk memberi sanksi ke-pada dosen yang telah melakukan pelanggaran dan kesalahan. Kita adalah lembaga pengendali mutu sehingga kita hanya memiliki wewenang untuk melaporkan kepada pimpinan kemudian pimpinanlah yang mengambil kebijakan atas usulan BKMA. Kebijakan tersebut berupa memberi surat teguran. Jika masih mengulangi kesalahan lagi maka akan diberi surat teguran kedua. Jika masih mengulagi lagi maka akan diberi sanksi yang sesuai dengan peraturan kepegawaian dosen UMM.

Bagaimana koordinasi BKMA de ng-an setiap fakultas?

BKMA selalu melakukan ko-ordinasi dengan setiap fakultas baik berupa pertemuan yang sifatnya isidentil maupun non pertemuan seperti surat menyurat. Biasanya, pimpinan fakultas memberi surat kepada kita terkait dengan jadwal perkuliahan.

Interaktif: Keterampilan dosen dalam menyampaikan mata kuliah sangat dibutuhkan dalam menunjang kenyamanan belajar.

Wahyu Widodo

umam/Bestariumam/Bestari

umam/Bestariumam/Bestari

Page 19: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010IPTEK 19

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) dewasa ini merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia se-bagai usaha agroindustri. Hal tersebut mengingat potensi sumber daya alam Indonesia yang telah terbukti sangat sesuai untuk budidaya tanaman lidah buaya

Lidah buaya mempunyai kandu-ngan nutrisi cukup lengkap antara lain vitamin, mineral, asam amino dan en zim. Banyak kelebihan dan po-tensi sebagai bahan pangan karena semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan. Bagian-bagian lidah buaya yang digunakan antara lain daun dapat digunakan langsung mau pun dalam bentuk ekstrak. Getah daun yang berwarna kuning dan rasanya pahit digunakan untuk penyembuhan luka.

Gel bersifat mendinginkan, mu-dah rusak karena mengandung zat aktif dan enzim maka gel sangat sen si tif terhadap suhu, udara dan cahaya serta sangat mudah teroksidasi sehingga berubah warna menjadi ku-ning hingga coklat.

Potensi ini sebenarnya sudah mulai dikembangkan namun sampai saat ini belum termanfaatkan seca-ra maksimal. Berdasarkan hasil pe-ne litian tanaman lidah buaya me-mpunyai begitu banyak manfaat untuk kesehatan, maka penggunaan lidah buaya yang semakin bervariasi akan meningkatkan nilai ekonomi dan selera konsumen terhadap lidah buaya. Salah satu pengolahan dengan membuat makanan yang diminati yaitu mengolahnya menjadi es krim lidah buaya.

Es krim merupakan sejenis ma-kanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani atau nabati, gula dan dengan atau tanpa bahan makanan lain. Permasalahan yang sering timbul pada proses pem-buatan es krim adalah kecepatan melelehnya yang relatif cepat. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mencapai kondisi kecepatan leleh yang sesuai dengan kualitas es krim. Untuk meningkatkan kualitas es

Ice CreamIce Cream Nikmat nan SehatNikmat nan Sehat

krim lidah buaya ditambahkan bahan penstabil, pembentuk gel (gelling agents) atau bahan pengental yang banyak dimanfaatkan dalam industri makanan.

Menurut Dedi Fardiaz, seorang anggota Indonesian Food Technologist Ass ociation, pembentukan gel adalah sua tu fenomena penggabung an atau pengikatan silang rantai-rantai poli -mer sehingga terbentuk suatu jala tiga dimensi bersambungan. Selanjutnya jala ini menangkap air di dalamnya dan membentuk struktur yang kuat dan kaku. Pembentukan gel diharapkan dapat memperlambat melelehnya es krim.

Dalam penelitian ini dicoba dengan menambahkan gelling agents yang ber-fungsi sebagai stabilisator. Faktor penting dalam pembuatan es krim adalah penambahan susu, skim dan gula. Bentuk olahan es krim lidah buaya diharapkan disukai oleh konsu-men dari semua golongan usia sebagai salah satu alternatif camilan yang menyehatkan.

Dalam pembuatan es krim ini peneliti menggunakan bahan baku lidah buaya segar, susu sapi segar dan menggunakan bahan tambahan yaitu gelling agents. Gel-ling agent yang peneliti gunakan sebagai ujicoba terdiri dari Carboxymethil celullose (CMC) yang berfungsi untuk memperbai-ki tekstur dan kristal laktosa yang terben-tuk akan lebih halus dan untuk mencegah terjadinya retrogradasi, gum arab yang dimanfaatkan untuk mengontrol kristal es dan glaze, untuk menstabilkan emulsi dan memantapkan flavor (cita rasa)

dan Nalginat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi, stabilisator es krim dan produk susu.

Peneliti memilih menggunakan ketiga jenis gelling agents tersebut ka-rena ketiganya merupakan fraksi yang mampu membentuk gel, mempunyai kelarutan tinggi dalam air dingin dan berfungsi sebagai senyawa peningkat daya suspensi larutan (stabilizer) atau menstabilkan emulsi, memperbaiki tekstur es krim

Setelah dilakukan perlakuan (ba ca: analisis) didapatkan hasil sebagai be-rikut:

Total Gula Konsentrasi gelling agents yang

ditambahkan terhitung sebagai gula total sehingga makin tinggi konsentrasi gelling agents yang ditambahkan, maka gula total yang terukur juga semakin tinggi. Kecenderungan gula total meningkat dengan meningkatnya kon-sentrasi gelling agents. Hal ini disebakan oleh, kandungan karbohidrat sehing-ga penambahan gelling agents akan menambah pula total gula yang ter-kandung pada es krim.

Jika dibandingkan dengan Es krim yang beredar di pasaran yaitu Walls me miliki total gula sebesar 78,09%, sedangkan es krim lidah buaya yang dihasilkan perlakuan jenis dan konsentrasi gelling agents CMC (0,1%; 0,3%; 0,5%) dan gum arab (0,3%; 0,5%) mengandung total gula antara 71,79% - 90,31%, berarti sudah memenuhi standar. Kadar Lemak

Semakin tinggi konsentrasi gelling

agents yang ditambahkan maka akan meningkatkan kadar lemak es krim karena gelling agents mengandung ka-dar lemak yang berbeda-beda. Men-urut Standar Nasional Indonesia (SNI, 1995), lemak yang terkandung dalam es krim yaitu minimal 5%, sedangkan es krim yang beredar di-pasaran (Walls) memiliki kadar lemak sebesar 6,52%. Pada perlakuan jenis gelling agents gum arab mengandung lemak sebesar 5,89 % sehingga sudah sesuai dengan SNI.

Waktu LelehPenambahan konsentrasi gelling

agents yang tinggi maka akan menambah waktu pelelehan pada es krim. Hal ini sesuai dengan pendapat Champbell and Marshall (1975), penambahan konsentrasi stabilizer yang tinggi akan menyebabkan pelelehan yang lambat. Selain konsentrasi stabilizer, emulsifier, bahan-bahan ser-ta kondisi pemrosesan dan kondisi penyimpanan juga mempengaruhi waktu leleh.

Apabila dibandingkan dengan es krim yang beredar di pasaran yaitu Walls memiliki kecepatan leleh 40,36 menit/g, es krim lidah buaya yang dihasilkan mempunyai kecepatan leleh lebih cepat yaitu sebesar 25,51 menit/g (perlakuan konsentrasi gelling agents 0,5%).

AromaPada aroma es krim lidah buaya

akibat perlakuan jenis dan konsentrasi

gelling agents berkisar antara 2,29 sampai 2,58 yang berada pada kisaran tidak langu. Hal ini disebabkan penggunaan konsentrasi gelling agents antara 0,1% sampai 0,5% relatif sedikit (minim) mempengaruhi aroma es krim lidah buaya secara keseluruhan. Gelling agents mempunyai peranan sebagai pelindung, pengontrol tekstur serta daya ikat terhadap senyawa-senyawa penyebab aroma dari lidah buaya.

TeksturPengaruh konsentrasi gelling agents

ber beda nyata terhadap tekstur es krim lidah buaya. Semakin banyak konsentrasi yang ditambahkan tekstur es krim lidah buaya semakin lembut.

Dari hasil ujicoba yang dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa Kom-binasi perlakuan terbaik gelling agents CMC dengan konsentrasi 0,5% meng-hasilkan kualitas es krim lidah buaya terbaik, dengan karakteristik total gu-la 90,31%; kadar lemak 4,23 %; total padatan 32,80%; waktu leleh 25,65 menit/g; viskositas 7,18 dPas; overrun 8,29%; skor kenampakan 3,13 (cukup menarik); skor aroma 2,33 (tidak langu) dan skor tekstur 3,60 (cukup lembut).

_______________________ Data diolah oleh: Muhammad

Zakiya

Biodata PenelitianJudul penelitian : Pembuatan es krim lidah buaya (aloe chinensis) dengan penambahan gelling agents (kajian jenis dan konsentrasi gelling agents)Nama Peneliti : Titik SundariFakultas/jurusan : Fakultas Pertanian/ Jurusan Teknologi Hasil PertanianPembimbing : Ir. Elfi Anis Saati, M.P. dan Ir.Warkoyo, M.P.Tahun Penelitian : 2009

LOMBALOMBA

Dalam rangka peringatan ulang tahun Bestari ke-23, ikuti lombanya:1. Cerpen :- Tema bebas- Minimal 7 halaman- Dikumpulkan dalam bentuk hardcopy (A4) dan softcopy dengan format *.doc atau *.rtf

2. Essay:- Tema “Budaya Lokal Malang”- Minimal 5 halaman- Dikumpulkan dalam bentuk hardcopy (A4) dan softcopy format *.doc atau *.rtf

3. Karikatur:- Tema “Kampus Putih Tercinta”- Menyerahkan karya dalam bentuk A3

4. Fotografi:- Tema “Kebudayaan Malang”- Foto BW atau colour- Rekayasa hanya sebatas yang bisa dilakukan dalam kamar gelap- Ukuran 12R (tanpa list) dan menyerahkan softcopy dalam bentuk CD (format JPEG, skala min.8, ukuran min. 6 Megapixel)- Sertakan nama, alamat, no. telp, Judul foto, peristiwa, lokasi, dan data teknis pada belakang foto- Masukkan karya ke dalam amplop tertutup

Ketentuan Umum:- Peserta mahasiswa UMM- Melampirkan fotocopy KTM- Tiap peserta hanya boleh mengikuti satu kategori- Mengisi formulir (dapat diambil di kantor Bestari, Gedung SC UMM Lt.1)- Karya dimasukkan dalam amplop dan menuliskan jenis/kategori pada kanan atas amplop- Karya milik pribadi dan belum pernah dipublikasikan- Semua karya yang diserahkan menjadi hak milik panitia sepenuhnya.- Batas maksimal pengumpulan tanggal 15 Mei 2010 pukul 17.00 WIB

Untuk informasi lebih lanjut bisa datang langsung ke kantor redaksi Bestari atau hubungi contact person kami:Lia: 081553549007Ropidin: 085642600849

Page 20: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 KATA MEREKA20 c

“Apa perbedaan partai politik dari jangkrik?” (Sobary, 2000:17). Sebenarnya, tidak ada hubungan signifikan antara parpol dengan jangkrik. Dalam disiplin ilmu politik pun, kita tidak pernah menemukan bahasan yang mempersandingkan parpol dan jangkrik untuk menemukan korelasi antara keduanya.

Jawabannya bisa sederhana. Partai politik hidup seolah hanya di DPR dan di dewan pimpinan pusat partai, sedangkan jangkrik hidupnya di sawah, terutama sawah yang tidak digenangi air.

Bukan hanya itu, musim jangkrik berlangsung setahun sekali, yakni mulai sekitar bulan pertama turun hujan sampai bulan keempat, setelah panen jagung selesai, disusul panen kacang tanah. Namun, ketika sawah mulai diairi untuk dibajak dan diganti tanaman padi, jangkrik bagaikan lenyap tanpa jejak dari persawahan dan bumi pedesaaan menjadi sunyi senyap dari suara jangkrik yang biasanya bernyayi pada malam hari.

Lain lagi dengan partai politik. Ia muncul di tengah kita, menghiasi berbagai sisi kehidupan tiap lima tahunan terutama ketika masa kampanye t iba dengan segala “nyanyian” manis. Selebihnya kita seolah tidak pernah tahu, apakah partai politik itu ada atau tidak dalam masyarakat kita.

Setelah masa kampanye dan pemilu usai, parpol di parlemen disibukkan oleh pilihan antara koalisi atau oposisi. Koalisi berarti menjadi pengikut dan berpihak pada

Partai Poli k dan Jangkrik

pemerintah dengan mendukung berbagai argumen, langkah, dan kebijakan yang akan diambil. Memilih jalan koalisi, tentunya partai akan memperoleh kursi empuk di jajaran kabinet, sesuatu yang didambakan setiap partai karena memang untuk itulah partai lahir dan hidup. Namun, ketika parpol memilih oposisi, maka ia harus berani berseberangan dan kritis terhadap pemerintah. Sebagai penyeimbang di parlemen, menjadi oposan harus terampil memainkan artikulasi politik untuk menyatakan

cita-cita perjuangan yang sering tidak sama bahkan bertolak belakang dengan kehendak pemerintah. Fighting spirit harus hidup sebagai oposan.

Pertanyaannya, adakah koalisi permanen di parlemen?. Saya rasa tidak ada. Itulah yang ditampilkan Golkar dan PKS, sebagai peserta koalisi, dalam drama di panggung parlemen pada voting saat pengambilan keputusan terhadap kasus Century. Sikap keduanya sebagai peserta koalisi yang “berani” berseberangan dengan rekan-rekan mereka (PD, PPP, PAN dan PKB) sehingga menyebabkan yang pro-pemerintah tumbang menelan pil pahit kekalahan. Tentu ini sangat menyakitkan hati pemerintah, namun sedikit melegakan di mata rakyat. Itulah politik, dan memang harus seperti itu adanya.

Jika tidak demikian, maka yang salah akan menjadi benar oleh suara mayoritas dalam fora politik. Inilah yang oleh Buya Syafi’i dikatakan sebagai “demokrasi kedai kopi”, yaitu demokrasi yang baru sampai pada upaya bagaimana menjatuhkan atau mencegah pihak lawan jangan menang, sekalipun yang dikatakan lawan berada pada pihak yang benar.

Ketika partai (baik koalisi ataupun oposisi) tidak lagi menjadi wakil elemen kritis, sehat, dan rasional yang gigih mengewajantahkan gagasan ideal untuk rakyat, maka akan lahir sikap kritis dari koalisi yang permanen di “parlemen jalanan”.

Menilik peta koalisi di parlemen atau yang disebut dengan Dewan Perw a k i lan Rakyat Re pub l ik Indonesia (DPR RI), dimana Partai Demo krat (PD) se bagai pe menang Pemilu telah membangun koalisi ber sama Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Per-satuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dalam perjalanannya, koalisi ini terlihat sekali kelemahannya. Contohnya, bisa di lihat dalam penelusuran kasus Centu r y melalui Panitia Khusus Ang-ket Century yang berakhir pada Rapat Paripurna tanggal 3 Maret 2010.

Rapat menghasilkan kesimpulan bahwa ada kesalahan dengan bailout Bank Century maka perlu adanya penyelesaian lewat proses hukum. Keretakan koalisi terlihat jelas saat voting pemilihan kesimpulan akhir tentang kasus dana talangan Bank Century pada Rapat Paripurna DPR RI. Fraksi Golkar dan PKS membelot dari koalisi yang dimana koalisi Demokrat memilih kesimpulan bahwa kucuran dana talangan Bank Century tidak ada permasalahan.

Ada apa dengan partai koalisi yang membelot? Perlu diketahui, koa li si me rupakan sebuah strategi un tuk membangun kekuatan politik, Demokrat, Golkar, PKS, PAN, PPP, dan PKB telah membuat kon-trak politik pada awal periode pemerintahan dengan mengikat diri sebagai koalisi dalam par-

Beda Visi, Ideologi, dan Strategi

lemen. Namun, beberapa ahli berpendapat Partai Demokrat belum berpengalaman dalam mengolah koalisi yang mereka pimpin karena termasuk partai yang baru beberapa tahun ber ta r ung da lam dunia perpolitikan. Akhirnya, banyak anggota koalisi yang membelot karena dipengaruhi permasalahan kurangnya jam terbang Partai Demokrat dalam mengolah koalisi.

Yang menjadi pertanyan lagi, Apakah ada koalisi permanen dalam parlemen? Dalam teori tentang koalisi

disebutkan, memang ada koalisi permanen pada parlemen. Koalisi ini akan menghasilkan pemerintah yang kuat (strong), mandiri (autonomous), dan tahan lama (durable) karena tidak akan mudah di tekan oleh partai oposisi. Namun, kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya. Selain masih kurang bisanya partai pemerintah dalam mengolah koalisi juga visi misi partai koalisi yang sulit disatukan sehingga koalisi yang tebangun menjadi lemah. Jadi, koalisi permanen yang ada di palemen akan sangat sulit di bentuk.

Atau, apakah karena semua ini untuk sebuah kebenaran dan sepenuhnya untuk kemenangan rakyat Indonesia? Semoga demikian karena itulah harapan bangsa Indo-nesia. Namun, ranah politik bukanlah ranah yang gampang ditebak atau di simpulkan dengan praktis. Perlu diketahui, masing-masing par-tai politik punya visi, ideologi, dan strategi politik yang berbeda. Koalisi yang kuat sulit terbangun jika perbedaan yang ada belum bisa disatukan dalam kesepakatan membangun koalisi dan yang sering terabaikan adalah konsistensi tehadap kontrak politik dalam kesepakatan membangun koalisi.

Oleh: Najamuddin Khairurrijal*

Oleh: Rahmat Al-Kahfi*

"Demo anarkis mahasiswa, apakah cermin agent of change?".

Tema kata mereka 261:

Info BestariInfo Bestari

Naskah diterima di kantor redaksi Bestari atau email: [email protected]. Paling lambat tanggal 10 April 2010, dengan jumlah karakter 3000 karakter. Naskah yang dimuat akan mendapatkan imbalan.

Redaksi

*Ilmu Pemerintahan 2007 Aktif di DIMPA UMM

(Divisi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Muhammadiyah Malang)

___________________________*Mahasiswa Hubungan

Internasional UMM 2009

Dear Dee, jurusan IKom menyampaikan terima kasih atas suratmu di Bestari edisi 258 bulan Januari lalu.

Dengan keluhanmu tersebut, kami jadi bisa koreksi diri. Pada dasarnya monitoring perkuliahan juga memerlukan partisipasi mahasiswa. Selanjutnya Dee bisa menyampaikan pada Kajur atau Sekjur di kantor jurusan maupun via HP. Semester depan, jurusan akan mengundang ketua kelas secara periodik berkaitan dengan perkuliahan. Demikian penjelasan dari jurusan.

Salam, Kajur Ikom,Frida K.

Tanggapan Kajur IKom.

Evaluasi Periodik Jurusan

Ralat Edisi 259

Pada edisi 259- Februari 2010. rubrik Serba-Serbi Wisuda terjadi kesalahan cetak,

• Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan, seharusnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

• Nama ketua Menwa yang tertulis Ainur Rofiq, seharusnya Ahmad Rofik

Air dan Listriknya kug masih mati ...?Kepada Yth. Bagian PerlengkapanMohon dengan sangat agar kelancaran dari sirkulasi air dan juga

mengenai penerangan di sekitar kamar mandi gedung Student Center, khususnya lantai 2-4. Karena sampai sekarang ada yang sering mati dan juga ada pula yang masih belum diperbaiki.

Walaupun di lantai satu air lancar, namun ketika waktu sholat datang harus antri, dan seringnya kami tertinggal untuk sholat berjamaah, untuk itu mohon kiranya hal ini untuk bisa segera disikapi. Terima kasih.

FirmanAktifis UMM

umam/Bestariumam/Bestari

Kepada Pihak yang berwenangP2KK sudah berakhir, namun bagi kami ada satu pertanyaan yang

ingin kami sampaikan. Mengenai pembagian kelompok-kelompok dalam P2KK, dulu modelnya semua fakultas di acak sehingga mahasiswa antar fakultas dapat saling mengenal dan bersilaturahmi, di samping hal itu juga untuk menekan adanya premordial terhadap masing-masing fakultas.

Namun sekarang kenapa sekarang pembagian kelompoknya hanya bersasarkan fakultas, saya sebagai pendamping merasa tujuan kami jadi terhambat. Untuk itu kami mengharap kepada yang berwenang untuk bisa mempertimbangkan hal tersebut.

Demikian permohonan saya, semoga dapat menjadi pertimbangan dalam pembagian kelompok P2KK di periode selanjutnya

Rosapendamping P2KK

Akankah Premordial akan tumbuh subur kembali?

Page 21: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010KONSULTASI 21

BKBH

Konseling

BiroNurani

Tim UPT BKMasjid AR Fachruddin Lantai I Kampus III UMM

[email protected] : 0341-464318 ext 180

Tim UPT BKBHMasjid AR Fachruddin Lantai I Kampus

III UMM

[email protected] : 0341-464318 ext 193

Nikah siri dikenal dikalangan umat Islam sejak masa Imam Malik bin Anas, yaitu pernikahan yang memenuhi rukunnya, yaitu calon suami, calon isteri, wali, saksi dan ijab kabul. Serta syarat perkawinan: persetujuan kedua belah pihak, mahar (mas kawin), tidak boleh melanggar larangan-larangan perkawinan. Hanya saja saksi diminta untuk merahasiakan terjadinya pernikahan tersebut kepada khalayak ramai, sehingga tidak ada i’lanun-nikah (pengumuman akan pernikahan.red) dalam bentuk walimatul-’ursy atau dalam bentuk yang lain. Bagaimana nikah siri yang berkembang di masyarakat pada masa sekarang?

Fakta pertama, pernikahan yang sah menurut ketentuan syariat namun tidak dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil. Ada dua hukum yang harus dikaji secara berbeda, yakni hukum pernikahan dan hukum tidak mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan negara.

Dari aspek pernikahan, nikah siri tetap sah menurut ketentuan syariat, dan pelakunya tidak boleh dianggap melakukan tindak kemaksiatan. Pasalnya, suatu perbuatan baru dianggap kemaksiatan dan berhak dijatuhi sanksi, ketika perbuatan tersebut dikategorikan ”mengerjakan yang haram” dan ”meninggalkan yang wajib” yang telah ditetapkan oleh syariat.

Adapun berkaitan hukum tidak mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan negara, maka kasus ini dapat dirinci sebagai berikut. Pertama, fungsi pencatatan pernikahan pada lembaga pencatatan sipil adalah agar seseorang memiliki alat bukti (bayyinah)/dokumen resmi untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar telah melakukan pernikahan dengan orang lain. Sehingga bisa digunakan sebagai alat bukti ketika terjadi ketika terjadi sengketa yang berkaitan dengan pernikahan, maupun sengketa yang lahir akibat pernikahan, seperti waris, hak asuh anak, perceraian, nafkah, dan lain sebagainya.

Kedua, dalam khazanah peradilan Islam, negara berhak menjatuhkan sanksi mukhalafat (pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan negara.red) kepada orang yang melakukan tindakan mukhalafat. Pasalnya, negara mempunyai hak untuk menetapkan aturan-aturan tertentu untuk mengatur urusan-urusan rakyat yang belum ditetapkan ketentuan dan tata cara pengaturannya oleh syariat. Khalifah boleh saja menetapkan aturan administrasi tertentu untuk mengatur urusan pernikahan. Aturan yang mengharuskan orang yang menikah untuk mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan resmi negara. Aturan semacam ini wajib ditaati dan dilaksanakan oleh rakyat. Untuk itu, negara berhak memberikan sanksi bagi orang yang tidak mencatatkan pernikahannya ke lembaga pencatatan negara, karena sudah termasuk tindakan mukhalafat.

Ketiga, jika pernikahan siri dilakukan karena faktor biaya, maka pada kasus semacam ini negara tidak boleh mempidanakan dan menjatuhkan sanksi mukhalafat kepada pelakunya. Pasalnya, orang tersebut tidak mencatatkan pernikahannya dikarenakan ketidakmampuannya; sedangkan syariat tidak membebani seseorang di luar batas kemampuannya. Oleh karena itu, negara tidak boleh mempidanakan orang tersebut, bahkan wajib memberikan pelayanan pencatatan gratis kepada orang-orang yang tidak mampu mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan negara.

Keempat, pada dasarnya, Nabi saw telah mendorong umatnya untuk menyebarluaskan pernikahan dengan menyelenggarakan walimatul ‘ursy. Anjuran untuk melakukan walimah, walaupun tidak sampai berhukum wajib akan tetapi nabi sangat menganjurkan (sunnah muakkadah). Nabi saw bersabda yang artinya: “Adakanlah walimah walaupun dengan seekor kambing”.[HR. Imam Bukhari dan Muslim]

Fakta kedua, pernikahan siri sering diartikan oleh masyarakat umum dengan pernikahan tanpa wali. Pernikahan semacam ini dilakukan secara rahasia (siri) dikarenakan pihak wali perempuan tidak setuju; atau karena menganggap absah pernikahan tanpa wali; atau hanya karena ingin memuaskan nafsu syahwat belaka tanpa mengindahkan lagi ketentuan-ketentuan syariat.

Sesungguhnya Islam telah melarang seorang wanita menikah tanpa wali. Dalam salah satu petuahnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, rasulullah Saw bersabda:”Seorang wanita tidak boleh menikahkan wanita lainnya. Seorang wanita juga tidak berhak menikahkan dirinya sendiri. Sebab, sesungguhnya wanita pezina itu adalah (seorang wanita) yang menikahkan dirinya sendiri”. (HR Ibn Majah dan Ad Daruquthniy)

Berdasarkan hadits di atas dapatlah disimpulkan bahwa pernikahan tanpa wali adalah pernikahan batil. Pelakunya telah melakukan maksiat kepada Allah SWT, dan berhak mendapatkan sanksi di dunia. Hanya saja, syariat belum menetapkan bentuk dan kadar sanksi bagi orang-orang yang terlibat dalam pernikahan tanpa wali. Oleh karena itu, kasus pernikahan tanpa wali dimasukkan ke dalam bab ta’zir (pidana), dan keputusan mengenai bentuk dan kadar sanksinya diserahkan sepenuhnya kepada seorang qadliy (hakim). Seorang hakim boleh menetapkan sanksi penjara, pengasingan, dan lain sebagainya kepada pelaku pernikahan tanpa wali.

______________________Joko Asihono

Dosen Jurusan Bahasa Indonesia

Nikah di Bawah Tangan “Siri"

Assalamu’alaikum, Wr.Wb.Pengasuh rubrik konsultasi hukum

yang saya hormati, saya Aida dari Malang. Pada bulan Januari 2005 saya menikah dengan seorang pria bernama AB yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pernikahan kami dilakukan secara siri karena status AB yang telah memiliki seorang isteri dan dua orang anak.

Pada awalnya saya dan AB sangat berbahagia meskipun kami harus menjalani hubungan perkawinan ini sembunyi-sembunyi. Namun pada pertengahan tahun 2009 hubungan kami mulai retak, keretakan ini berawal dari rasa cemburu AB terhadap saya yang terlampau besar sehingga sangat membatasi ruang gerak saya.

Pada bulan Februari 2010 AB menjatuhkan talak, saya hanya bisa pasrah dan berusaha untuk tegar menghadapi hidup. Yang menjadi permasalahan adalah karena per–nikahan kami dilakukan secara siri sehingga saya tidak bisa mendapatkan hak atas harta gono-gini yang kami

miliki. Perlu diketahui bahwa selama perkawinan, kami memiliki harta yang keseluruhannya bernilai kurang lebih 800 juta rupiah.

Saya pernah membicarakan permasalahan ini kepada AB, namun dia bersikeras tidak mau membagi harta gono-gini tersebut kepada saya dengan alasan pernikahan kami tidak sah secara hukum dan sertifikat rumah tersebut terbit atas namanya. Hingga saat ini saya terus menjalin komunikasi dengan AB, namun dia tetap pada pendiriannya.

Pengasuh yang saya hormati, yang ingin saya tanyakan adakah upaya hukum yang dapat saya tempuh agar saya bisa mendapatkan hak saya atas harta gono-gini tersebut? Karena sebagian besar harta tersebut adalah dari penghasilan saya. Demikian pertanyaan saya, atas jawaban dan saran pengasuh saya ucapkan terima kasih.

Hormat sayaAida

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.Jawab:

Wa’alaikum Salam, Wr.Wb.Saudari Aida yang saya hormati,

persoalan yang anda hadapi

seka rang merupakan salah satu aki bat yang muncul dari ada nya hubungan perkawinan yang tidak dicatatkan secara resmi di lembaga yang berwenang, dalam hal ini KUA. Secara formal status perkawinan anda tidak diakui oleh negara, oleh karena itu segala hak dan kewajiban yang timbul akibat perkawinan tersebut otomatis dianggap tidak ada, termasuk hak anda atas gono-gini yang diperoleh selama perkawinan.

Namun demikian masih ada upaya hukum yang masih bisa ditempuh untuk memperjuangkan hak anda atas gono-gini tersebut. Berdasarkan kronologi kasus yang anda sampaikan, dapat kami simpulkan bahwa yang menjadi tujuan utama adalah bagaimana agar status perceraian anda dan AB sah dimata hukum, untuk itu penyelesaian kasus anda dilakukan dengan cara alur balik.

Agar terjadi perceraian yang sah secara hukum, maka harus ada per-kawinan yang sah pula. Oleh karena Itu lang kah pertama yang harus an-da lakukan adalah mencatatkan per-ka winan anda. Anda mengajukan permohonan Itsbat Nikah di Peng-adilan Agama.

Dalam pasal 7 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan bahwa “Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akte nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama” Kemudian disebutkan pula bahwa “itsbat nikah dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan (a) adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian (ayat 3)”.

Berkenaan dengan status AB yang telah beristri, maka sebelum mengajukan permohonan Itsbat Nikah, AB harus terlebih dahulu meng–ajukan permohonan izin poligami di Pengadilan Agama (pasal 56 KHI). Proses ini mau tidak mau harus melibatkan isteri pertama AB, karena salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya persetujuan isteri pertama. Terlebih persetujuan tersebut harus disampaikan secara lisan pada sidang Pengadilan Agama (Pasal 58 ayat (2) KHI).

AB juga harus memen uhi per–syaratan sebagaimana ketentuan yang diatur dalam PP No 10 Tahun 1983 Jo PP No. 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, yaitu “Pegawai

Negeri Sipil Pria yang akan beristri lebih dari seorang, wajib memperoleh izin lebih dahulu dari pejabat”.

Setelah Izin Poligami di peroleh dan permohonan Itsbat Nikah juga sudah dikabulkan oleh Hakim, maka secara hukum, perkawinan anda telah sah. Selanjutnya langkah terakhir yang dapat anda lakukan adalah mengurus perceraian anda dengan AB. Untuk itu anda dapat mengajukan gugatan cerai terhadap AB sekaligus pembagian harta bersama/gono-gini di Pengadilan Agama tempat dimana anda tinggal.

Saudari Aida yang kami hormati, agar semua proses hukum di atas dapat berjalan dengan lancar, hal terpenting yang harus anda lakukan adalah mengupayakan proses nego–siasi dengan AB dan isterinya secara maksimal. Demikian jawaban kami, semoga dapat membantu menye–lesaikan permasalahan anda.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Merebut Harta Gono-gini dari Perkawinan Siri

Assalamualaikum Wr. Wb.Saya adalah seorang

mahasiswa semester lanjut di sebuah perguruan tinggi, panggil saja saya Kris. Saya merasa sangat terbantu

sekali dengan adanya layanan konseling via email ini, karena saya merasa malu ketika harus datang sendiri ke UPT bimbingan dan konseling. Hal tersebut mungkin dipicu karena saya ini dianggap sebagai sosok orang yang dikenal oleh kebanyakan teman-teman sebagai orang yang survive banget dan teramat amat sangat tegar dan juga saya sangat menjaga wibawa saya dihadapan semua teman-teman saya, jadi mana mungkin saya harus datang ke UPT bimbingan konseling dengan membawa semua permasalahan yang saya hadapi ini.

Langsung saja kepada permasalahan yang saya hadapi ya mas/ mbak yang saya hormati. Belakangan ini saya sangat dihantui dengan perasaan dan suasana hati yang kebanyakan orang bilang adalah perasaan cinta. Ketika melihat seorang wanita cantik, saya merasa seakan ada sebuah hasrat untuk memilikinya, maka dari itu saya merasa sangat ingin sekali berpacaran lagi. Saat ini saya mempunyai teman dekat seorang perempuan namun dia berdomisili di Probolinggo, sebut saja namanya Caliph.

Saya dan dia pernah berpacaran, namun seiring berjalannya waktu saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya. Namun saya dan dia masih sering sekali bernghubungan, kami sering melayangkan kabar dan tidak jarang pula kami sering ber-sms dan berteleponan ria, namun saya kok merasa malah terjadi benturan antara keinginan dan norma atau nilai-niilai yang selama ini saya pegang, karena terus terang dahulunya saya adalah seorang yang cenderung memperdalam pengetahuan dan mengasah akidah saya pada Agama Islam.

Hal itulah yang mungkin membuat saya bingung menghadapi permasalahan ini, karena di satu sisi saya ingin sekali berpacaran dan di sisi lain seperti ada hal yang membebani saya untuk tidak berpacaran. Selama ini belum ada yang tahu terhadap permasalahan batin yang saya hadapi ini, karena saya merasa malu ketika harus mencurahkan perasaan yang mengganjal ini kepada teman yang ada pada sekeliling saya.

Saya selalu melakukan hal untuk menghindari perasaan yang saya hadapi ini, jadi ketika saya merasa kesepian dan ingin sekali bercengkerama dengan seorang wanita saya terus menerus menghindarinya dan lari dari apa yang selama ini saya rasakan. Mohon dibantu untuk menghadapinya.

Terima KasihKrisWassalamualaikum Wr. Wb.

Jawab:Waalaikum Salam Wr. WbKami atas nama UPT Bimbingan dan

Konseling UMM mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang begitu besar yang sudah diberikan saudara Kris kepada kami, sehingga saudara sampai bersedia mencurahkan persoalan yang sedang saudara alami kepada kami.

Untuk saudara Kris, memang diusia yang sudah bisa dikatakan dewasa seringkali kita semua merasakan hal tersebut. Keinginan untuk menjalin perasaan dengan lawan jenis dan keinginan yang cenderung mendorong kita keambang perasaan yang sering disebut cinta. Jika ditinjau dari usia anda saat ini, hal tersebut sudah biasa karena anda sudah tidak bisa dikatakan sebagai anak remaja lagi, yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah ketika adanya sebuah perasaan yang berbenturan antara keinginan mempunyai pacar lagi dan pola norma atau nilai-nilai yang selama ini telah mempengaruhi pola pikir, yang berimbas pada keraguan untuk melangkah.

Kalau kita bicara berdasarkan atas norma dan nilai-nilai agama yang sedang dialami, memang tidaklah baik seorang muslim melakukan atau menjalin hubungan pacaran karena hal tersebut akan memicu terjadinya zina, entah itu zina mata, zina tangan, dan lainnya. Namun apabila kita berbicara atas dasar nurani dan teologi akal sehat, maka apakah pacaran dapat diartikan sebagai sebuah hubungan yang mendekatkan kita kepada zina?. Ada jenis-jenis pacaran yang bisa dikatakan sebagai hubungan pacaran yang sehat, semua itu tergantung dari bagaimana anda mengartikan dan menerjemahkan hakikat pacaran.

Apa salahnya jika sesekali mengikuti hari nuraninya? karena hati nurani adalah selalu baik untuk diri orang yang mengamininya, apalagi didukung dengan adanya akal sehat ketika menjalaninya, dengan begitu anda tidak akan merasa terbelenggu dengan apa yang selama ini mengganggu perasaan dan pikiran. Akhir kata, semoga permasalahan yang dialami menjadikan semakin anda bertambah kuat dan bijaksana untuk kedepannya. Semoga Allah memudahkan dalam menghadapinya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Lebih Baik Pacaran

Page 22: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXIII/MARET/2010 OPINI22Corak

Oleh: Husamah*

Fatwa Haram Rokok dan Kepekaan Muhammadiyah

_____________________* Mahasiswa Sosiologi 2009

Universitas Muhammadiyah Malang

“Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bimahri madzkur” sepotong prosesi akad nikah yang akan menghalalkan hubungan antara laki-laki dan wanita, hal ini juga menjadi pertanda akan sah tidaknya sebuah pernikahan. Pernikahan adalah salah satu perjalanan sakral dalam kehidupan umat manusia, baik dia beragama Islam maupun Non-Islam.

Dalam dunia Islam, syarat (baca:rukun) pernika-han sangat mudah sekali, hanya memerlukan calon mempelai, wali, dua orang saksi, dan Ijab-Qobul. Kemudahan tersebut tentunya tidak serta merta bisa dilakukan di negara ini, karena ada undang-undang yang mengatur akan berlangusngnya sebuah pernikahan, yang mana belakangan ini muncul isu baru mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) mengenai pernikahan siri.

Banyak yang tidak setuju namun tidak sedikit jua orang yang mendukungnya, semua mempunyai alasan masing-masing dalam mempertahankan pendapatnya. Adapun publik figur yang mendukung salah satunya adalah ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, sedangkan publik figur yang mendukung ada Ketua Komnas HAM, Ifdhal Kasim dan juga Ahmad Dhani, pemimpin dari grup band Dewa 19.

Perbedaan pendapat mengenai RUU ini pun terus berlanjut, namun sebelum lebih lanjut mengomentari nikah siri, penulis perlu memaparkan terlebih dahulu mengenai perbedaan mendasar pada nikah siri dengan nikah pada umumnya, pembeda antara pernikahan siri dan dan perkawinan konvensional hanya ada pada pencatatan di kantor pencatatan sipil, pembeda ini lah yang menjadikan pernikahan dikatakan siri atau tidak. Namun perbedaan mendasar tersebut berakibat sangat mendasar pula dalam kehidupan berkeluarga, seperti status anak, harta warisan, dan lain sebagainya. Status anak hasil perkawinan siri tidak dapat dicatatkan/mendapatkan akta kelahiran.

Pernikahan siri dianggap oleh para pendukung RUU tersebut sebagai bentuk perzinaan yang mengatasnamakan agama, melegalkan tindakan zina, dan berbagai macam alasan lainnya. Nikah siri jika dilihat dari segi keadilan, mungkin akan sedikit lebih menguntungkan pihak lelaki, karena para lelaki bisa menikah kapanpun mereka kehendaki tanpa harus melakukan perijinan poligami.

Disamping itu juga jika terjadi permasalahan-permasalahan dikemudian hari seorang wanita akan kesulitan dalam membuktikan kebenaran status pernikahannya dihadapan hukum karena pernikahan mereka dilakukan tanpa adanya pencatatan oleh pihak yang terkait, dan kalaupun si istri menghendaki agar pernikahan siri tersebut diakui oleh pencatatan sipil, dia harus berusaha membujuk sang mantan suami untuk bersedia mencatatkan pernikahan mereka.

Meskipun demikian, masih banyak orang yang masih menghendaki pernikahan siri dengan berbagai macam alasan, salah satunya mungkin adalah mahalnya biaya pernikahan jika harus dilakukan melalui pencatatan sipil. Melalui sebuah penelusuran singkat biaya yang dibutuhkan untuk pengurusan surat-surat pengajuan perkawinan membutuhkan dana mulai dari Rp350.000 sampai dengan Rp1.000.000, sungguh biaya yang lumayan mahal jika dibandingkan dengan perkawinan siri. Belum lagi jika harus mengadakan walimatul ‘ursy (resepsi pernikahan) yang jelas akan sangat membutuhkan dana yang besar.

Jika alasan yang tersebut diatas mungkin lebih cocok untuk orang yang kurang mampu, namun bagi beberapa orang yang mempunyai kecukupan materi namun masih tetap melakukan pernikahan siri, mereka mungkin mempunyai alasan-alasan yang berbeda. Ada yang karena kesulitan pengurusan surat-surat pernikahan seperti para pegawai negeri sipil, ada juga karena ingin membantu para janda yang membutuhkan tempat bersandar.

Terlepas dari berbagai macam alasan yang disebutkan diatas, yang mana pernikahan siri akan membawa dampak positif maupun negatif semuanya terserah yang menjalankannya. Baik buruknya pernikahan siri ditentukan oleh sang pelaku, pemerintah hanya berusaha melindungi hak-hak warga negaranya. Namun pemerintah sebelum menetapkan sebuah RUU seharusnya mendengar aspirasi masyarakatnya. Pemerintah berhak untuk mengatur tata cara pernikahan yang diperbolehkan, namun pemerintah tidak berhak untuk serta-merta mempidanakan segala jenis pernikahan siri, karena hal tersebut tentunya akan bertentangan dengan agama dan akan memunculkan perlawanan dan rasa tidak percaya masyarakat terhadap pemerintah.

Zakiya Al KhalimRedaksi Pelaksana

Nikah Tak Seharusnya Dipersulit

* Staf Pengajar Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Berbagai drama dan skandal yang terjadi dalam dunia hukum negeri ini seharusnya menyadarkan seluruh pihak penegak hukum dari pusat ke bawah untuk mengakui bahwa hukum telah kehilangan superoiritasnya. Hukum beserta penegaknya kerap berpihak pada kalangan penjahat kelas kakap, sebaliknya mereka cender ung mengangkat tangan ketika berhadapan dengan penjahat kelas teri. Bukan hanya itu, hukum bahkan mampu bersifat subjektif bukan objektif hingga diperalat atau dimanipulasi oleh kalangan penegaknya sendiri.

Di akhir tahun 2009 dan awal 2010 ini, banyak suguhan berupa sandiwara para penegak hukum yang tidak adil dalam mengentaskan kasus-kasus di negara gemah ripah loh jinawi ini. Berbagai permasalahan muncul. Banyak berita tersaji, salah satunya tentang pejabat maupun kepala daerah yang harus disidik karena kasus korupsi. Disamping itu kita juga dapat menikmati banyak berita lain yang menyesakkan dada.

Meninggalkan berbagai kasus yang menimpa para pejabat negara, sepak terjang panglima makelar kasus yang lihai mengendalikan

aparat penegak hukum di negeri ini juga mengundang derai air mata. Jiwa hukum nyata telah terkoyak. Keadilan pun sudah tidak lagi dipandang sebagai hak. Mata hukum seakan buta dengan statmennya klasiknya yakni “Belum ada bukti yang kuat”.

Sesaknya dada, nampaknya harus berlangsung lebih lama. Kasus pencurian 3 buah kakao oleh Mbok Minah, yang bukan lain adalah seorang warga kecil dan kurang mampu semakin mengiris hati. Berbagai drama tentang ditangkap dan disidangnya “orang-orang kecil” di penagdilan silih datang bergani. Se la in Mbok Minah, masih ada kasus-kasus kelas teri pencurian kapas randu di Jawa Tengah, pemetik semangka di Kediri Jawa timur dll.

Melihat rentetan kasus tersebut, tidak salah kiranya jika orang menilai bahwa saat ini hukum di Indonesia sedang kehilangan superioritasnya. Roh keadilan untuk mengadili segala tindakan kejahatan tidak lagi dapat hidup dengan selayaknya. Hukum harus melihat siapa dulu yang menjadi pelaku kejahatan, hingga keputusan baru bisa dijatuhkan.

Jika hal demikian harus tetap berlarut, tentu diperluan sebuah kajian bersama untuk

Superioritas Hukum yang Kandasmembahas sistem hukum di negeri tercinta ini. Jika memang hukum berlaku di masyaraskat Indonesia tanpa mengenal status apapun dalam penerapannya, maka roh hukum harus tetap hidup.

Hal ini mengingat, bahwa di dalam UU dijelaskan dengan sejelas-jelasnya bahwa setiap manusia yang terlahir di dunia mempunyai hak yang sama dimata hukum. Selain itu juga d i j e la s k a n d a l a m a g a m a Islam yaitu di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist bahwa keadilan dekat sekali dengan taqwa. Bahkan Al-Qur’an memerintahkan agar setiap manusia berlaku dengan adil kepada sesama manusia, termasuk kepada orang yang kita benci sekalipun. Salah satu ayat menyebutkan “Jagalah sikap atau rasa kebencianmu pada seseorang membuat kamu tidak berlaku adil kepadanya”. Nabi sendiri dalam hadistnya pernah mengatakan jika seandainya Fatimah ( anak nabi ) mencuri maka akan saya potong tangannya.

Dalam UU dan peraturan agama sudah terjajar rapi bagaimana hukum bertindak adil tapi mengapa hukum di indonesia masih memilah dan memilih untuk mengatasi permasalah yang ada? Hal seperti itu hanya akan membuat identitas hukum di indonesia semakin kacau di mata dunia.

Oleh:Marjuki

Pengurus Pusat Muhammadiyah melalui Majlis Tarjih dan Tajdid kembali mengeluarkan gembrakan baru, berupa keputusan haram merokok bagi Umat Islam. Keputusan yang dituangkan dalam fatwa No.6/SM/MTT/III/2010 itu menggunakan pertimbangan dasar dalam Al-Qur’an dan Hadis (hukum Islam) serta pertimbangan sebab-akibat. Dengan keluarnya fatwa baru ini maka fatwa tahun 2005 yang menyatakan merokok mubah dinyatakan tidak berlaku lagi. Sebagaimana dirilis Jawa Pos (Rabu, 10 Maret 2010), fatwa haram yang dikeluarkan Muhammadiyah ini berbeda dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yaitu tanpa batasan umur.

Hadirnya fatwa rokok jelas merupakan bukti kepedulian dan kepekaan Muhammadiyah terhadap kondisi kekinian yang terus menjadi polemik. Meskipun memang, beberapa pihak menganggap fatwa tersebut agak terlambat. Setidaknya, inilah angin segar baru untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan makmur. Mengapa sehat dan makmur? Karena faktanya merokok tidak hanya merugikan secara kesehatan, tetapi juga merugikan secara ekonomi.

Semakin MelejitKonsumsi rokok di Indonesia me-

lejit seperti roket. Indonesia bahkan menjadi salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia. Indonesia menempati urutan kelima di antara negara-negara dengan tingkat agre-gat konsumsi tembakau tertinggi di dunia. Tingginya populasi dan kon-sumsi rokok, menempatkan Indonesia di urutan ke-5 pengonsumsi temba-kau tertinggi di dunia, setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang, dengan perkiraan konsumsi 220 miliar batang pada 2005.

Publikasi WHO untuk Asia Tenggara juga menunjukkan kecenderungan penggunaan rokok di Indonesia meningkat setiap dasawarsanya. Jika tahun 1970 konsumsi rokok per kapita di Indonesia sebesar 469 batang, jumlah tersebut melonjak menjadi lebih dari 100% periode 1980 dengan 942 batang. Selanjutnya tercatat untuk periode 1990

dan 2000, konsumsi rokok per kapita Indonesia meningkat menjadi 1.145 batang dan 1.434 batang. Bayangkan sendiri berapa besarnya konsumsi rokok sampai tahun 2010 ini.

Pembunuh Nomor DuaAsap rokok adalah faktor utama penyebab

berbagai penyakit semisal jantung koroner, stroke dan berbagai penyakit lainnya. Dalam setiap kepulannya terkandung setidaknya 4000 racun zat kimia berbahaya, dan 43 di antara-nya bersifat karsinogenik. Zat berbahaya ter-sebut antara lain tar, CO, nikotin, butan, dime-tilnitrosamin, aseton (cat), ammonia (pembersih lantai), benzo(a)piren, akrolein, asetaldehida, arsin, nikel karbonil, olefin terklorinasi, nitro-olefin dan toluene (pelarut industri).

Data epidemi tembakau di dunia menunjuk-kan bahwa tembakau membunuh lebih dari 5 juta orang tiap tahunnya. Jika hal itu berlanjut, maka pada 2020 diperkirakan terjadi 10 juta kematian dengan 70% terjadi di negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.

Tim Penanggulangan Masalah Tembakau Depkes menyebutkan sedikitnya 9,2% dari 3.300 kematian pada 2001 disebabkan tem-bakau. Lagi, sedikitnya 57% rumah tangga di Indonesia mempunyai satu orang perokok dan hampir seluruhnya (91,8%) merokok di rumah. Akibatnya, sedikitnya 43 juta anak In-donesia usia 0-14 tahun terkena paparan asap rokok yang akan berpengaruh pada mudahnya anak-anak tersebut terkena infeksi saluran per-nafasan, infeksi telinga tengah dan asma.

Menambah KemiskinanTernyata dampak rokok tidak hanya

dari aspek kesehatan. Hasil analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (SUSENAS-BPS) beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan penduduk untuk rokok adalah dua setengah kali lebih besar daripada biaya pendidikan dan tiga kali lebih besar daripada anggaran kesehatan. Ini belum termasuk biaya pengobatan yang harus dikeluarkan.

U l a s a n d i n e g a r a - n e g a r a k a y a mengungkapkan bahwa perokok membebani asuransi kesehatan lebih besar daripada mereka yang tidak merokok (walaupun usia perokok biasanya lebih pendek). Apabila asuransi

kesehatan dibayar oleh rakyat (seperti jamsostek) maka para perokok tentunya ikut membebankan biaya akibat merokok kepada orang lain juga.

Perilaku sebagian besar perokok juga semakin irrasional. Banyak anak terpaksa putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah, namun anehnya si orang tua justru mampu membeli berbungkus-bungkus rokok tiap harinya. Sebuah media bahkan pernah memuat kesaksian seorang sopir berpenghasilan Rp 50 ribu sehari dengan empat anak yang kedua anaknya tidak sekolah dengan alasan biaya. Anehnya, sopir tersebut mampu menghabiskan uang Rp 24 ribu per hari untuk membeli tiga pak rokok. Sementara, ia memberi uang belanja kepada istrinya sebesar Rp20 ribu sehari.

Tantangan Besar MuhammadiyahPemerintah jelas telah menolak meratifikasi

Framework Convention on Tobacco Control, sebuah konvensi pengendalian tembakau. Padahal Indonesia terlibat dalam pembuatan draft konvensi tersebut bahkan kini telah ada 147 negara yang meratifikasi sejak diresmikan menjadi hukum internasional tahun 2005. Inilah tantangan pertama Muhammadiyah. Keberhas i lan Muhammadiyah da lam ”membujuk” pemerintah, sungguh akan memiliki efek luar biasa dan merupakan prestasi besar.

Tantangan kedua adalah menjamin d i taa t inya fa twa te r sebut o leh kader Muhammadiyah sendiri, mulai dari pengurus sampai akar rumput. Sebagai organisasi massa raksasa dengan anggota yang berjumlah puluhan juta, bergerak pada berbagai fasilitas umum di pendidikan/kesehatan dan tersebar di seluruh Indonesia, jelas keputusan ini akan menjadi tantangan tersendiri dalam tingkatan iplementasinya.

Oleh karena itu, instruksi mengikat kepada seluruh jajaran organisasi dan lembaga-lembaga amal usaha Muhammadiyash di seluruh Indonesia perlu dibarengi adanya pemantauan serius di lapangan sekaligus diterapkannya sistem reward and punishment. Reward and punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi kader untuk melakukan kebaikan, dalam hal ini fatwa haram rokok.

Page 23: bestari epaper edisi 260/maret/2010

BESTARI No. 260 /TH.XXII/MARET/2010HUMANIORA

R E S E N S I

23Sajak-sajak Putry el Fadlilah*

“.......Aku benar-benar tersadar bahwa telah lama sekali meninggalkan kampung halamanku. Aku rindu dusunku.....aku rindu gunung menjulang.....aku rindu desir angin pesisir.....aku harus pulang untuk membayar semua kerinduanku ini. Aku selalu ingat Bapak dan Emak. Aku merindukan mereka. Karena merekalah aku bisa seperti ini. Karena kerja keras mereka aku bisa melihat isi dunia.......” (Sang Penakluk Ombak, halaman 314)

Penggalan cerita di atas seolah mampu mewakili pesan dari novel Sang Penakluk Ombak karya Pradana Boy ZTF yang menyindir orang Indonesia yang hidup berhasil di luar negeri, lalu tidak mau kembali ke negerinya sendiri. Justru si Dul, tokoh utama dalam novel ini, meski menjabat diplomat karir dan kerap melanglang buana, hatinya tetap tinggal di kampung halamannya. Pesona alam pedesaan dan ingatan tentang pengorbanan kedua orangtuanya telah mengurung si Dul dalam tempurung kenangan yang tak terlupakan..

Tapi apakah selamanya hidup si Dul hanya berisi hal-hal indah saja? Coba simak kisah demi kisah dalam novel ini. Dari judulnya saja, pembaca akan segera menebak betapa kehidupan si Dul penuh terjangan ombak. Tak jarang ombak itu menghempaskannya ke alam derita. Ombak di sini bisa bermakna kutukan. Tapi ombak juga bisa berarti perlawanan melawan ketidakberdayaan.

Novel ini diawali dari kisah masa kecil si Dul, seorang anak dusun terpencil di Lamongan Jawa Timur, yang acap mengalami

hinaan hanya karena terlahir dari keluarga miskin. Sekian kali ia terpaksa gigit jari sebab tidak mampu memasuki sekolah atau fakultas yang diinginkan. Si Dul bisanya meratap pilu, menatap kawan-kawannya yang menikmati sekolah unggulan atau jurusan favorit. Sementara si Dul kecil harus terdampar di sekolah renta yang akrab dengan cemoohan. Masa kuliah pun ia lalui di jurusan Studi Is lam Universi tas M u h a m m a d i y a h Malang (UMM) yang, oleh teman-temannya dari jurusan lain, diejek sebagai “jurusan akhirat” karena SPP-nya yang murah meriah.

Sejak kuliah di “jurusan a k h i r a t ” i t u l a h s i D u l menemukan bakatnya dalam dunia tulis-menulis. Beberapa kali si Dul menjuarai lomba karya tulis ilmiah, baik di tingkat kampus maupun tingkat nasional. Kebiasaan menulis surat ke orang tua, termasuk surat ekstra mesra ke pacarnya, kelak juga mengantarkan si Dul menjadi penulis andal yang cukup diperhitungkan berbagai media cetak di tanah air.

Novel ini pun mengeksplorasi sisi percintaan. Meski tema cinta sudah umum ditulis

dalam karya-karya novel, namun Mas Boy, demikian sapaan akrabnya, mampu mengemas tema tersebut menjadi unik. Mas Boy membebaskan cinta dari perangkap penu turan yang merendahkan dan me muja seksu alitas

layaknya sebuah spiritualitas yang harus diagung-agungkan. Pembaca juga akan dikejutkan oleh akhir cerita yang mengharu-biru dan menguras airmata.

Pada bab-bab terakhir, misalnya, Mas Boy menyuguhkan romansa percintaan antara si Dul dan seorang gadis, juga asal Lamongan, bernama Lafra Kardia. Lafra dilukiskan sebagai gadis kemayu khas Jawa. Menariknya, Mas Boy me ngembangkan ima j in asi jalinan asmara dua pasang insan itu dalam balutan mitos. Tuah Tanjung Kodok di pesisir utara Lamongan yang pernah menjadi saksi kebersamaan me re ka, dipercaya

menga ndaskan segalanya. Terbukti Lafra tak berdaya menghadapi

paksaan orangtuanya ketika dicalonkan dengan laki-laki lain. Kabar pencalonan itu datang tepat di hari wisuda si Dul. Kontan saja, momen wisuda yang harusnya membuat hati si Dul berbunga-bunga, hancur berkeping-keping.

Namun, ganasnya ombak kehidupan tidak lantas menguras habis energi si Dul dalam kekecewaan. Bak karang di laut, semangat si Dul semakin kokoh di tengah gempuran ombak derita. Akan tetapi, seperti ombak pula, si Dul tidak pernah lelah mengayuh cita dan mengais asa. Walaupun hidup dalam serba keterbatasan si Dul senantiasa mendobrak keterbatasan itu menjadi peluang yang menganga. Baginya, di dunia ini tidak ada yang mustahil untuk diubah kecuali perubahan itu sendiri.

Meski tampak ada modifikasi di sana-sini, kisah dalam novel ini seolah menggambarkan perjalanan hidup penulisnya. Banyak hal yang sulit dipisahkan dari pengalaman Mas Boy sendiri yang memang asli BangLaDes alias Bangsa Lamongan nDeso. Dengan latar budaya pesisir, pantai yang gemulai, dan pernik-pernik cinta berselimut mitos, sajian Mas Boy dalam novel perdananya ini cukup menggugah semangat kita agar tetap tegar menghadapi bengisnya ombak dunia dan sadisnya laut kehidupan.

Judul Buku : Sang Penakluk Ombak Penulis : Pradana Boy ZTFPenerbit : Resist Literacy, MalangCetakan : I, Februari 2010Tebal : 322 halamanPeresensi : Ahmad Fatoni (Penggiat Pusat Studi Islam dan Filsafat UMM)

Kisah Si Dul Anak Lamongan

u usa avo t. Se e ta ampmpmpararar dd diii sesesekokokolalalahhh rererentntntaaa cemoohan.

,, ya ek at” ang

rusan h s i kakatntnyaya enulis. enjuj arai ah, baik maupun

aan menulis termasuk

pacarnya, rkan si Dul yang cukup

aya ya sebuahahaharururusss dididiagagagununungggjuga akan dicerita yang menguras ai

Pada misalnya, Mromansa ppDul dan seLamongKardiasebagaiJawa. Boy ima j jiduduaa dalaTupeysm

menga nTerbukti Lafra tak

paksaan orangtuanya

; Batu

Kejadian setahun lepasKepada siapa saja menulisnyaLepas tatap ilalang, bersetubuh dan membunuhnyaLazuardi langit gemuruhTeriakkan sabda PenciptaMenjelma dalam dekap, sesal, tangisMobil dikendarai beling pecahEtalase hujan berpendar Masih tancap dalam ingatan Terdengar dari sudut malamDidera sepenggal pengakuan TuhanPergiSetelah mengucap restuEntah ituGerak dari sepatah baitBait tersembunyi Limbungi lewat jalan Terseok gontai menepi Namun, Namamu tergulungBersama ombak tangisMaka, Kematian titipkan rinduSemburat bianglalaSayap burung hantu patahTeteskan bau anyir darahBerceceranDimana terdiamBerceceran Dimana tanya mengembangEntahlahMalam itu sungguh janggal untuk ditulis

Malang, 2010

BulanLuar jendelaKutatap wajahmuPenuh lukaKemudian rintik mata tiba-tibaSeiring banyaknya kataMenjadi igauan tak bertepiPada malam-malam sunyi Luka yang tancap Di pematang senja Tumbuh menjadi ranting Ranting kuning Kerontang Menjerit derit dalam Pelaminan keterpaksaanDesir angin mulaiDingin menggerogotiTubuh sepiTak tergores masa depanDalam kanvas kehidupan

Malang, 2010

CATATAN SEBUAH MALAM

BULAN, SENJA, DAN LUKA

Benalu menggeliat dalam tubuhkuMenancap perisai waktuMenghirup pelangi dalam rusuk senjaPotret kamboja terpampang di bingkaiBianglala… Benalu menjelma ketakutan Sesaat terdiam Sayembara guguran daun dalam nadi biru Lalu biarlah…!!Benalu lebur jeruji-jeruji ragaKaki tak berdayaBahkan selangkahMengekang pilar-pilar jiwaMenggilas asaTepat di pematang senjaLangkah kaki tercekatAntara nafas terhentiDan berjalan

BENALU DALAM NAFASKU

Aku melebur semesta kegaibanDi ufuk tertinggi; SidrahKerudungku JibrilTongkatku Muhammad“Telah aku nyalakan matahariDari kesunyian langitMenjadi cahaya rinduku”Duhai kekasih,Terimalah sholawat dan salamSyahadat sukma iniDi samudra rohani gairahkuMengecup keabadian-MuDengan segala cinta

Malang, 2010

_____________________________*Putry el Fadlilah adalah nama pena dari

Nuur Sa’idahSelain sibuk kuliah di Jurusan Akuntansi,

keseharian mahasiswa semester enam ini diisi dengan menulis sekaligus menikmati puisi

DEJAVU

tu

Kejadian setahun lepasKepada siapa saja menulisnyaLepas tatap ilalang, bersetubuh dan membunuhnyaLazuardi langit gemuruhTeriakkan sabda PenciptaMenjelma dalam dekap, sesal, tangisMobil dikendarai beling pecahEtalase hujan berpendar Masih tancap dalam ingatan Terdengar dari sudut malamDidera sepenggal pengakuan TuhanPergiSetelah mengucap restuEntah ituGerak dari sepatah baitBait tersembunyi Limbungi lewat jalan Terseok gontai menepi Namun, Namamu tergulungBersama ombak tangisMaka, Kematian titipkan rinduSemburat bianglalaSayap burung hantu patahTeteskan bau anyir darahBerceceranDimana terdiamBerceceran Dimana tanya mengembangEntahlahMalam itu sungguh ja l untuk ditulish janggal untuk

Malang, 20010

; Bat

CATATAN SEBUAHCATATAN SEBUAHCATATAN SEBUAHCATATAN SEBUAHCATATAN SEBUAH MALAMMALAM

hib/ thib/Bestari

Benalu menggeliat dalam tubuhkuMenancap perisai waktuMenghirup pelangi dalam rusuk senjaPotret kamboja terpampang di bingkaiBianglala… Benalu menjelma ketakutan Sesaat terdiam Sayembara guguran daun dalam nadi biru Lalu biarlah…!!Benalu lebur jeruji-jeruji ragaKaki tak berdayaBahkan selangkahMengekang pilar-pilar jiwaMenggilas asaTepat di pematang senjaLangkah kaki tercekatAntara nafas terhentiDan berjalan

BENALU DALAM BENALU DALAM NAFASKU

hib/B thib/Bestari

Aku melebur semesta kegaibanDi ufuk tertinggi; SidrahKerudungku JibrilTongkatku Muhammad“Telah aku nyalakan matahariDari kesunyian langitMenjadi cahaya rinduku”Duhai kekasih,Terimalah sholawat dan salamSyahadat sukma iniDi samudra rohani gairahkuMengecup keabadian-MuDengan segala cinta

Malang, 2010

_____________________________*Putry el Fadlilah adalah nama pena dari

Nuur Sa’idahSelain sibuk kuliah di Jurusan Akuntansi,

keseharian mahasiswa semester enam ini diisi dengan menulis sekaligus menikmati puisi

DEJAVUDEJAVU

hib/B thib/Bestari

BulanLuar jendelaKutatap wajahmuPenuh lukaKemudian rintik mata tiba-tibaSeiring banyaknya kataMenjadi igauan tak bertepiPada malam-malam sunyi Luka yang tancap Di pematang senja Tumbuh menjadi ranting Ranting kuning Kerontang Menjerit derit dalam Pelaminan keterpaksaanDesir angin mulaiDingin menggerogotiTubuh sepiTak tergores masa depanDalam kanvas kehidupan

Malang, 2010

BULAN, SENJA, DANBULAN, SENJA, DAN BULAN, SENJA, DAN BULAN, SENJA, DANLUKALUKA

hib/hib/Bestari

Page 24: bestari epaper edisi 260/maret/2010

calendar design by. zackcalendar design by. zack