Presentasi Pertanian Konservasi 18.2.2011
Click here to load reader
Transcript of Presentasi Pertanian Konservasi 18.2.2011
PERTANIAN KONSERVASIPERTANIAN KONSERVASI
PERTANIAN KONSERVASIPERTANIAN KONSERVASI(PERTANIAN BERKELANJUTAN I)(PERTANIAN BERKELANJUTAN I)
3 SKS (2-1)3 SKS (2-1)
PERTANIAN KONSERVASIPERTANIAN KONSERVASI(PERTANIAN BERKELANJUTAN I)(PERTANIAN BERKELANJUTAN I)
3 SKS (2-1)3 SKS (2-1)
Team Teaching :Team Teaching :
Dr. Hj. Ika Mertikawati, Ir., MS. (Koordinator)Dr. Hj. Ika Mertikawati, Ir., MS. (Koordinator)
Prof. Dr. Hj. Aisyah D. Suyono, Ir.Prof. Dr. Hj. Aisyah D. Suyono, Ir.
Prof. Dr. H. E. Hidayat, Salim, Ir.Prof. Dr. H. E. Hidayat, Salim, Ir.
Dr. Rachmat Harryanto Ir., MS.Dr. Rachmat Harryanto Ir., MS.
Tamyid Syammusa, Ir., MS.Tamyid Syammusa, Ir., MS.
Nanang Komarudin, Ir., SU. Nanang Komarudin, Ir., SU.
Dr. Hj. Siti Mariam, Ir., MS.Dr. Hj. Siti Mariam, Ir., MS.
Dr. Rina Devnita, Ir., MS., MSc.Dr. Rina Devnita, Ir., MS., MSc.
Daud Siliwangi Saribun, Ir., MS.Daud Siliwangi Saribun, Ir., MS.
Ridha Hudaya, Ir., MS.Ridha Hudaya, Ir., MS.
Dr. Maya Damayani, Ir., MS.Dr. Maya Damayani, Ir., MS.
Santosa Yudha, SP., MSc.Santosa Yudha, SP., MSc.
Fahmi Rizal, SP., MT.Fahmi Rizal, SP., MT.
Team Teaching :Team Teaching :
Dr. Hj. Ika Mertikawati, Ir., MS. (Koordinator)Dr. Hj. Ika Mertikawati, Ir., MS. (Koordinator)
Prof. Dr. Hj. Aisyah D. Suyono, Ir.Prof. Dr. Hj. Aisyah D. Suyono, Ir.
Prof. Dr. H. E. Hidayat, Salim, Ir.Prof. Dr. H. E. Hidayat, Salim, Ir.
Dr. Rachmat Harryanto Ir., MS.Dr. Rachmat Harryanto Ir., MS.
Tamyid Syammusa, Ir., MS.Tamyid Syammusa, Ir., MS.
Nanang Komarudin, Ir., SU. Nanang Komarudin, Ir., SU.
Dr. Hj. Siti Mariam, Ir., MS.Dr. Hj. Siti Mariam, Ir., MS.
Dr. Rina Devnita, Ir., MS., MSc.Dr. Rina Devnita, Ir., MS., MSc.
Daud Siliwangi Saribun, Ir., MS.Daud Siliwangi Saribun, Ir., MS.
Ridha Hudaya, Ir., MS.Ridha Hudaya, Ir., MS.
Dr. Maya Damayani, Ir., MS.Dr. Maya Damayani, Ir., MS.
Santosa Yudha, SP., MSc.Santosa Yudha, SP., MSc.
Fahmi Rizal, SP., MT.Fahmi Rizal, SP., MT.
SUMBERDAYA LAHAN INDONESIASUMBERDAYA LAHAN INDONESIA
Luas Wilayah : 600 Juta HaLuas Wilayah : 600 Juta Ha Luas Daratan : 191 Juta HaLuas Daratan : 191 Juta Ha Luas Lautan : 419 Juta HaLuas Lautan : 419 Juta Ha Jumlah Pulau : 17 RibuJumlah Pulau : 17 Ribu Panjang Pantai : 80 Ribu Km Panjang Pantai : 80 Ribu Km
Jumlah G.Api : 127Jumlah G.Api : 127 Luas Rawa : 29 Juta HaLuas Rawa : 29 Juta Ha Lahan Berlereng : 88 Juta HaLahan Berlereng : 88 Juta Ha Lahan Marginal : 126 Juta HaLahan Marginal : 126 Juta Ha Penduduk : 240 JutaPenduduk : 240 Juta
NERACA KAWASAN LINDUNG – BUDIDAYA DAN NERACA KAWASAN LINDUNG – BUDIDAYA DAN PENGGUNAAN TANAH DI INDONESIA DAN JAWA-BALIPENGGUNAAN TANAH DI INDONESIA DAN JAWA-BALI
Budidaya Hutan37%
Budidaya Non Hutan27%
Lindung Hutan 29%
Lindung Non Hutan7%
Indonesia
Jawa Bali
Budidaya Hutan12%
Budidaya Non Hutan70%
Lindung Hutan 8%
Lindung Non Hutan10%
NoKategori Sifat
Lahan
Luas Lahan ( Juta Ha)
JumlahSumatera Jawa/Bali Kalimantan Sulawesi Maluku/NT Papua
1. Lereng Curam-Perbukitan <500 m Sangat Terto- reh-Pegunungan <500 m Cukup Tertoreh-Pegunungan <500 m Sangat Terto- reh
4,43
0,81
9,99
3,58
1,25
1,65
3,99
8,05
10,47
2,60
3,34
8,00
4,05
4,50
2,44
3,14
12,28
3,61
88,18
21,79
30,24
36,15
2. Tanah Dangkal 0,05 0,24 0,52 0,37 1,33 0,32 2,83
3. Drainase Buruk 6,09 2,36 4,27 1,69 0,85 6,78 22,04
4. Tekstur Kasar 0,33 0,17 0,80 0,16 0,22 0,16 1,84
5. Tekstur Liat Berat - 0,59 - 0,04 0,21 - 0,84
6. Kesuburan Rendah 14,85 1,72 17,74 1,29 0,45 6,60 42,65
7. Salinitas 0,46 0,13 0,52 0,18 0,48 0,41 2,17
8. Sulfat Masam 0,86 0,06 1,01 0,22 0,24 1,72 4,11
9. Gambut 6,29 - 4,94 0,15 - 4,70 16,08
NO.NO. GGOLONGAN TANAHOLONGAN TANAH LUAS (JUTA HA)LUAS (JUTA HA) %%
1. HISTOSOLS 16,26616,266 8,528,52
2. ENTISOLS 25,81525,815 13,5213,52
3. INCEPTISOLS 80,72180,721 42,2742,27
4. ULTISOLS 38,66938,669 20,2520,25
5. OXISOLS 8,1408,140 4,264,26
6. ALFISOLS 0,5530,553 0,280,28
7. MOLLISOLS 4,7214,721 2,472,47
8. SPODOSOLS 1,6941,694 0,890,89
9 ANDISOLS 2,5812,581 1,351,35
10. VERTISOLS 0,0,820820 0,430,43
11. LAINNYA 1,0011,001 0,520,52
JUMLAH 190,983190,983 100,00
No.No. PulauPulauRawaRawa
(Juta Ha)(Juta Ha)Lahan Lahan Kering Kering (>15%)(>15%)
(Juta Ha)(Juta Ha)
1.1. SumateraSumatera 8,508,50 20,0520,05
2.2. KalimantanKalimantan 8,698,69 30,0130,01
3.3. SulawesiSulawesi 0,160,16 14,6814,68
4.4. Irian JayaIrian Jaya 11,5111,51 21,8221,82
J u m l a hJ u m l a h 28,8628,86 86,2086,20
NO. PULAUKELAS KEMAMPUAN LAHAN
JUMLAHIV V VI
1. JAWA/BALI/MADURA 0,21 2,47 3,52 6,20
2. SUMATERA 7,78 26,30 5,21 39,29
3. KALIMANTAN 1,32 23,29 13,26 37,87
4. SULAWESI 1,97 2,11 3,43 7,51
5. PAPUA 1,14 17,76 6,69 25,59
6. NUSA TENGGARA 2,07 2,20 0,42 4,69
7. MALUKU 1,11 3,43 1,21 5,75
J U M L A H 15,51 77,54 33,73 126,77
SISTEM PERTANIANSISTEM PERTANIANDI INDONESIADI INDONESIA
SISTEM PERTANIANSISTEM PERTANIANDI INDONESIADI INDONESIA
I. PERLADANGAN BERPINDAHI. PERLADANGAN BERPINDAH ((EXTENSIVE SHIFTING CULTIVATION EXTENSIVE SHIFTING CULTIVATION ))
II. PERTANIAN INTENSIF MEMENUHIII. PERTANIAN INTENSIF MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRIKEBUTUHAN SENDIRI ((INTENSIVE SUBSISTANCE INTENSIVE SUBSISTANCE
AGRICULTURE AGRICULTURE ))
III. PERTANIAN KOMERSIALIII. PERTANIAN KOMERSIAL ((COMMERCIAL AGRICULTURE COMMERCIAL AGRICULTURE ))
I. PERLADANGAN BERPINDAHI. PERLADANGAN BERPINDAH ((EXTENSIVE SHIFTING CULTIVATION EXTENSIVE SHIFTING CULTIVATION ))
II. PERTANIAN INTENSIF MEMENUHIII. PERTANIAN INTENSIF MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRIKEBUTUHAN SENDIRI ((INTENSIVE SUBSISTANCE INTENSIVE SUBSISTANCE
AGRICULTURE AGRICULTURE ))
III. PERTANIAN KOMERSIALIII. PERTANIAN KOMERSIAL ((COMMERCIAL AGRICULTURE COMMERCIAL AGRICULTURE ))
Pertanian ekstensif dg merambah hutan.
Sistem rotasi pada lahan kering berlereng.
Pertanian primitif (tebang, tebas, bakar & tanam).
Komoditas terbatas. Tanpa input pertanian. Tk. erosi tinggi
menimbulkan lahan kritis.
Pertanian ekstensif dg merambah hutan.
Sistem rotasi pada lahan kering berlereng.
Pertanian primitif (tebang, tebas, bakar & tanam).
Komoditas terbatas. Tanpa input pertanian. Tk. erosi tinggi
menimbulkan lahan kritis.
Pertanian dilakukan secara intensif pd lahan basah atau kering.
Pertanian secara intensif (monokultur atau tumpangsari).
Menggunakan input pertanian.
Komoditas umumnya terdapat di pasaran.
Tingkat erosi relatif tergantung pengelolaannya.
Pertanian dilakukan secara intensif pd lahan basah atau kering.
Pertanian secara intensif (monokultur atau tumpangsari).
Menggunakan input pertanian.
Komoditas umumnya terdapat di pasaran.
Tingkat erosi relatif tergantung pengelolaannya.
Pertanian dilakukan sangat intensif pd lahan kering dg areal luas.
Pengelolaan secara modern dg input pertanian tinggi.
Pertanian komersial dg komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Sistem pertanian berkelanjutan dg tingkat erosi rendah.
Pertanian dilakukan sangat intensif pd lahan kering dg areal luas.
Pengelolaan secara modern dg input pertanian tinggi.
Pertanian komersial dg komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Sistem pertanian berkelanjutan dg tingkat erosi rendah.
DEFINISIDEFINISI Usaha penggunaan Usaha penggunaan
tanah secara efisien tanah secara efisien dan efektif sesuai dan efektif sesuai dengan kemampuan-dengan kemampuan-nya agar dicapai pro-nya agar dicapai pro-duktivitas pertanian duktivitas pertanian secara optimal dan secara optimal dan berkelanjutan.berkelanjutan.
RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP- Mencegah kerusakan Mencegah kerusakan
tanah akibat erosi. tanah akibat erosi. - Memperbaiki tanah rusak - Memperbaiki tanah rusak
& pemulihan tanah kritis. & pemulihan tanah kritis.- Meningkatkan produktivi-- Meningkatkan produktivi-
tas tanah; tas tanah; pemanfaatan tanah rawa, pemanfaatan tanah rawa, pasang surut & pasang surut & reklamasi tanah ber-reklamasi tanah ber-garam.garam.
- Menetapkan kelas - Menetapkan kelas kemam-puan lahan kemam-puan lahan beserta dg tindakan / beserta dg tindakan / perlakuannya agar lahan perlakuannya agar lahan dapat diguna-kan dapat diguna-kan selama-lamanya.selama-lamanya.
DEFINISIDEFINISI
Upaya penggunaan Upaya penggunaan air secara efisien air secara efisien dan efektif sesuai dan efektif sesuai dengan penggu-dengan penggu-naannya agar di-naannya agar di-capai produktivitas capai produktivitas
pertanian yang ber-pertanian yang ber-kelanjutankelanjutan
RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP• Memelihara jumlah Memelihara jumlah
dan kualitas air me-dan kualitas air me-lalui pengelolaan lalui pengelolaan tanah dan tanaman tanah dan tanaman yang baik.yang baik.
• Pengaturan waktu Pengaturan waktu ali-ran untuk ali-ran untuk mencegah banjir mencegah banjir dan kekeringan.dan kekeringan.
• Pemanfaatan air Pemanfaatan air secara maksimum secara maksimum dg cara yg efisien.dg cara yg efisien.
DEFINISIDEFINISI
Proses deposisi Proses deposisi materi partikel materi partikel tanah yang tanah yang terlepas dr terlepas dr agregatnya akibat agregatnya akibat tumbukan hujan tumbukan hujan dan penggerusan dan penggerusan pada permukaan pada permukaan lahan oleh energi lahan oleh energi kinetik air kinetik air
AKIBATAKIBAT
Degradasi tanah/lahan Degradasi tanah/lahan kritiskritis
Sedimentasi Sedimentasi sungai/waduk sungai/waduk
Banjir/kekeringanBanjir/kekeringan Penurunan produktivitas Penurunan produktivitas
tanah pertaniantanah pertanian Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan Kondisi DAS kritisKondisi DAS kritis Kerugian secara ekonomiKerugian secara ekonomi Program pembangunan Program pembangunan
tergangguterganggu
Pengaruh Produktivitas Tanah (%) Terhadap Pengaruh Produktivitas Tanah (%) Terhadap Kedalaman Tanah Tererosi (cm)Kedalaman Tanah Tererosi (cm)
Pengaruh Produktivitas Tanah (%) Terhadap Pengaruh Produktivitas Tanah (%) Terhadap Kedalaman Tanah Tererosi (cm)Kedalaman Tanah Tererosi (cm)
Pengaruh Erosi Terhadap Hasil Pengaruh Erosi Terhadap Hasil Padi Ladang (GKP) (100 Kg/Ha)Padi Ladang (GKP) (100 Kg/Ha)
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8
Slope8-15%
Slope15-25%
Th
Tanaman Semusim < 20 CmTanaman Tahunan > 50 cm
Muka Air Tanah/Simpanan Air Tanah
Degradasi TanahDegradasi TanahPenurunan produktifitas lahan akibat erosi yg Penurunan produktifitas lahan akibat erosi yg
merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga menimbulkan lahan-lahan kritissehingga menimbulkan lahan-lahan kritis
Degradasi TanahDegradasi TanahPenurunan produktifitas lahan akibat erosi yg Penurunan produktifitas lahan akibat erosi yg
merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga menimbulkan lahan-lahan kritissehingga menimbulkan lahan-lahan kritis
Degradasi Degradasi TanahTanah
Sifat Fisik TanahSifat Fisik TanahRusakRusak
Sifat Kimia TanahSifat Kimia TanahRusakRusak
Sifat Biologi TanahSifat Biologi TanahRusakRusak
LAHAN KRITISLAHAN KRITISFISIK-TEKNISFISIK-TEKNIS
LAHAN KRITISLAHAN KRITISHIDRO-OROLOGISHIDRO-OROLOGIS
LAHAN KRITISLAHAN KRITISSOSIAL-EKONOMSOSIAL-EKONOMII
ASPEK KRITERIAASPEK KRITERIA
ASPEK TK. KERUSAKAN FISIKASPEK TK. KERUSAKAN FISIK
LAHAN LAHAN POTENSIAL KRITISPOTENSIAL KRITIS
LAHAN LAHAN SEMI KRITISSEMI KRITIS
LAHANLAHANKRITISKRITIS
LAHAN KRITISLAHAN KRITISLAHAN KRITISLAHAN KRITIS
• Lahan tidak/kurang Lahan tidak/kurang produktifproduktif dr segi pertanian. dr segi pertanian.• Lahan dengan pengelolaan/penggunaan tidak Lahan dengan pengelolaan/penggunaan tidak
memper-hatikan daya dukung, kemampuan dan memper-hatikan daya dukung, kemampuan dan konservasi tanah.konservasi tanah.
DEGRADASI LAHANDEGRADASI LAHAN
Deptan.Deptan. : : 18 Juta Ha Degradasi 18 Juta Ha Degradasi Lahan Lahan (7 Juta Ha Potensial (7 Juta Ha Potensial Kritis, 6 Juta Ha Semi Kritis dan 4,9 Kritis, 6 Juta Ha Semi Kritis dan 4,9 Juta Ha Kritis).Juta Ha Kritis).
Dephut.Dephut. : : 13,2 Juta Ha Lahan Kritis 13,2 Juta Ha Lahan Kritis (5,9 Juta Ha di Dalam Hutan dan 7,3 (5,9 Juta Ha di Dalam Hutan dan 7,3 Juta Ha di Luar Hutan). Juta Ha di Luar Hutan).
BPSBPS : : 38,6 Juta Ha Lahan 38,6 Juta Ha Lahan Terdegradasi.Terdegradasi.
DEGRADASI LAHANDEGRADASI LAHAN
Deptan.Deptan. : : 18 Juta Ha Degradasi 18 Juta Ha Degradasi Lahan Lahan (7 Juta Ha Potensial (7 Juta Ha Potensial Kritis, 6 Juta Ha Semi Kritis dan 4,9 Kritis, 6 Juta Ha Semi Kritis dan 4,9 Juta Ha Kritis).Juta Ha Kritis).
Dephut.Dephut. : : 13,2 Juta Ha Lahan Kritis 13,2 Juta Ha Lahan Kritis (5,9 Juta Ha di Dalam Hutan dan 7,3 (5,9 Juta Ha di Dalam Hutan dan 7,3 Juta Ha di Luar Hutan). Juta Ha di Luar Hutan).
BPSBPS : : 38,6 Juta Ha Lahan 38,6 Juta Ha Lahan Terdegradasi.Terdegradasi.
LAJU PENINGKATAN DAS KRITIS LAJU PENINGKATAN DAS KRITIS DI INDONESIADI INDONESIA
LAJU PENINGKATAN DAS KRITIS LAJU PENINGKATAN DAS KRITIS DI INDONESIADI INDONESIA
1010
1100112011301130
126020102020204020502080
20902120
2100
21302140
4010
5090
5150
5170
5160
1180
1010
1100112011301130
126020102020204020502080
20902120
2100
21302140
4010
5090
5150
5170
5160
1180
22 DAS Kritis22 DAS Kritis Super Super PrioritasPrioritas (1984) (1984)
22 DAS Kritis22 DAS Kritis Super Super PrioritasPrioritas (1984) (1984)
39 DAS Kritis39 DAS Kritis Super Super PrioritasPrioritas (1992) (1992)
39 DAS Kritis39 DAS Kritis Super Super PrioritasPrioritas (1992) (1992)
62 DAS Kritis 62 DAS Kritis Super Super PrioritasPrioritas (2005) (2005)
62 DAS Kritis 62 DAS Kritis Super Super PrioritasPrioritas (2005) (2005)
SIKLUS AIRSIKLUS AIRSIKLUS AIRSIKLUS AIR
Kesetimbangan Air/Water Balance DASKesetimbangan Air/Water Balance DAS
P = ET + RO + I P = ET + RO + I
NERACA AIRNERACA AIRNERACA AIRNERACA AIR
Pe = In + Po + Ro + Ev + Tr + DwsPe = In + Po + Ro + Ev + Tr + DwsPe = In + Po + Ro + Ev + Tr + DwsPe = In + Po + Ro + Ev + Tr + Dws
NERACA AIRNERACA AIRNERACA AIRNERACA AIR
Pe = In + Po + Ro + Ev + Tr + DwsPe = In + Po + Ro + Ev + Tr + DwsPe = In + Po + Ro + Ev + Tr + DwsPe = In + Po + Ro + Ev + Tr + Dws
☞ ☞ FUNGSI HIDRO-OROLOGIS & FUNGSI HIDRO-OROLOGIS &
SIKLUS HIDROLOGISIKLUS HIDROLOGI
Perlindungan Tanah & Pengaturan Tata Air
Presipitasi – Infiltrasi – Perkolasi – Runoff- Transpirasi – Aliran Sungai
- Evaporasi
☞ ☞ FUNGSI HIDRO-OROLOGIS & FUNGSI HIDRO-OROLOGIS &
SIKLUS HIDROLOGISIKLUS HIDROLOGI
Perlindungan Tanah & Pengaturan Tata Air
Presipitasi – Infiltrasi – Perkolasi – Runoff- Transpirasi – Aliran Sungai
- Evaporasi
TIPE EROSITIPE EROSITIPE EROSITIPE EROSI
I.I. EROSI NORMALEROSI NORMAL (NORMAL EROSION/GEOLOGICAL EROSION)(NORMAL EROSION/GEOLOGICAL EROSION)
-- Terjadi secara alamiah.Terjadi secara alamiah. - Kehilangan tanah < / = pembentukan - Kehilangan tanah < / = pembentukan
tanah.tanah.
II.II. EROSI DIPERCEPATEROSI DIPERCEPAT ((ACCELERATED EROSIONACCELERATED EROSION)) - Terjadi akibat faktor manusia.- Terjadi akibat faktor manusia. - Kehilangan tanah > pembentukan - Kehilangan tanah > pembentukan
tanah.tanah.
I.I. EROSI NORMALEROSI NORMAL (NORMAL EROSION/GEOLOGICAL EROSION)(NORMAL EROSION/GEOLOGICAL EROSION)
-- Terjadi secara alamiah.Terjadi secara alamiah. - Kehilangan tanah < / = pembentukan - Kehilangan tanah < / = pembentukan
tanah.tanah.
II.II. EROSI DIPERCEPATEROSI DIPERCEPAT ((ACCELERATED EROSIONACCELERATED EROSION)) - Terjadi akibat faktor manusia.- Terjadi akibat faktor manusia. - Kehilangan tanah > pembentukan - Kehilangan tanah > pembentukan
tanah.tanah.
FAKTOR PENYEBAB EROSIFAKTOR PENYEBAB EROSI FAKTOR PENYEBAB EROSIFAKTOR PENYEBAB EROSI
E = f ( C, T, S, V, H )E = f ( C, T, S, V, H )
E E == ErosionErosion (Erosi) (Erosi)
C C == ClimateClimate (Iklim) (Iklim)
T = T = Topography Topography (Topografi)(Topografi)
S = S = SoilSoil (Tanah) (Tanah)
V V == VegetationVegetation (Tumbuhan)(Tumbuhan)
H =H = HumanHuman (Manusia) (Manusia)
E = f ( C, T, S, V, H )E = f ( C, T, S, V, H )
E E == ErosionErosion (Erosi) (Erosi)
C C == ClimateClimate (Iklim) (Iklim)
T = T = Topography Topography (Topografi)(Topografi)
S = S = SoilSoil (Tanah) (Tanah)
V V == VegetationVegetation (Tumbuhan)(Tumbuhan)
H =H = HumanHuman (Manusia) (Manusia)
PROSES EROSIPROSES EROSIPROSES EROSIPROSES EROSI
1). DETACHMENT1). DETACHMENT
2). TRANSPORTABILITY2). TRANSPORTABILITY
3). BETWEEN SETTLEMENT3). BETWEEN SETTLEMENT
4). SEDIMENTATION4). SEDIMENTATION
1). DETACHMENT1). DETACHMENT
2). TRANSPORTABILITY2). TRANSPORTABILITY
3). BETWEEN SETTLEMENT3). BETWEEN SETTLEMENT
4). SEDIMENTATION4). SEDIMENTATION
Proses ErosiProses Erosi
PROSES TERJADINYA EROSI (Meyer and Weischmeier, 1969)
PROSES TERJADINYA EROSI (Meyer and Weischmeier, 1969)
Tanah dr Lereng Atas
Hancuran Tanaholeh
Air Hujan
Hancuran Tanaholeh
Run-Off
Daya AngkutAir hujan
Daya AngkutRun-Off
Hancuran Tanah dlmPerjalanan
Total Tanah Hancur Total Daya Angkut
Tanah yang Diangkut ke Lereng Bawah
BandingkanBandingkan
TTH < TDATTH < TDATTH > TDATTH > TDA
DetachmentDetachment Pelepasan partikel Pelepasan partikel
tanah dr agregatnya tanah dr agregatnya akibat tumbukan akibat tumbukan butiran hujan (butiran hujan (splash splash erosion/raindrop erosion/raindrop erosionerosion).).
Kekuatan tumbukan:Kekuatan tumbukan:
- Diameter butir hujan- Diameter butir hujan
- Kecepatan hujan - Kecepatan hujan Energi kinetis hujan :Energi kinetis hujan :
m = masa butir hujanm = masa butir hujan
V = percepatanV = percepatan Ek = ½ m.VEk = ½ m.V22
Proses Proses Splash ErosionSplash Erosion Sudut JatuhSudut Jatuh
Butiran HujanButiran Hujan
pd Permukaanpd Permukaan
TanahTanah
Mekanisme &Mekanisme &
Proses Proses
DetachmentDetachment
pd Berbagai pd Berbagai
Sekuen WaktuSekuen Waktu
JENIS EROSIJENIS EROSI JENIS EROSIJENIS EROSI 1). 1). Erosi Percikan (Erosi Percikan (Splash ErosionSplash Erosion)) Erosi yang disebabkan oleh tumbukan / Erosi yang disebabkan oleh tumbukan / percikan langsung butiran air hujan pd percikan langsung butiran air hujan pd permukan tanah.permukan tanah.
2). 2). Erosi Lembar (Erosi Lembar (Sheet ErosionSheet Erosion)) Pengangkutan lapisan tanah secara tipis & Pengangkutan lapisan tanah secara tipis &
merata berbentuk lembar pd permukaan merata berbentuk lembar pd permukaan bidang tanah.bidang tanah.
3). 3). Erosi Alur (Erosi Alur (Rill ErosionRill Erosion)) Penggerusan aliran permukaan secara Penggerusan aliran permukaan secara terkonsentrasi dg membentuk alur dangkal terkonsentrasi dg membentuk alur dangkal memanjang pd permukaan tanah.memanjang pd permukaan tanah.
1). 1). Erosi Percikan (Erosi Percikan (Splash ErosionSplash Erosion)) Erosi yang disebabkan oleh tumbukan / Erosi yang disebabkan oleh tumbukan / percikan langsung butiran air hujan pd percikan langsung butiran air hujan pd permukan tanah.permukan tanah.
2). 2). Erosi Lembar (Erosi Lembar (Sheet ErosionSheet Erosion)) Pengangkutan lapisan tanah secara tipis & Pengangkutan lapisan tanah secara tipis &
merata berbentuk lembar pd permukaan merata berbentuk lembar pd permukaan bidang tanah.bidang tanah.
3). 3). Erosi Alur (Erosi Alur (Rill ErosionRill Erosion)) Penggerusan aliran permukaan secara Penggerusan aliran permukaan secara terkonsentrasi dg membentuk alur dangkal terkonsentrasi dg membentuk alur dangkal memanjang pd permukaan tanah.memanjang pd permukaan tanah.
4). 4). Erosi Parit (Erosi Parit (Gully ErosionGully Erosion)) Prosesnya sama dg erosi alur, tetapi saluran yg Prosesnya sama dg erosi alur, tetapi saluran yg terbentuk sangat dalam.terbentuk sangat dalam.
5). 5). Erosi Tebing Sungai (Erosi Tebing Sungai (Stream Bank Stream Bank ErosionErosion)) Erosi yg terjadi akibat pengikisan tebing sungai Erosi yg terjadi akibat pengikisan tebing sungai oleh air yg mengalir dr bagian atas atau pe-oleh air yg mengalir dr bagian atas atau pe- ngikisan oleh arus air yg kuat pd kelokan atau ngikisan oleh arus air yg kuat pd kelokan atau sepanjang sungai.sepanjang sungai.
6). 6). Tanah Longsor (Tanah Longsor (LandslideLandslide)) Pengangkutan ate pemindahan tanah yg terjadi Pengangkutan ate pemindahan tanah yg terjadi secara bersamaan/serempak dg volume yg besar secara bersamaan/serempak dg volume yg besar akibat penjenuhan kandungan air tanah dan ada- akibat penjenuhan kandungan air tanah dan ada-
nya lapisan kedap air berupa bidang gelincirnya lapisan kedap air berupa bidang gelincir. .
4). 4). Erosi Parit (Erosi Parit (Gully ErosionGully Erosion)) Prosesnya sama dg erosi alur, tetapi saluran yg Prosesnya sama dg erosi alur, tetapi saluran yg terbentuk sangat dalam.terbentuk sangat dalam.
5). 5). Erosi Tebing Sungai (Erosi Tebing Sungai (Stream Bank Stream Bank ErosionErosion)) Erosi yg terjadi akibat pengikisan tebing sungai Erosi yg terjadi akibat pengikisan tebing sungai oleh air yg mengalir dr bagian atas atau pe-oleh air yg mengalir dr bagian atas atau pe- ngikisan oleh arus air yg kuat pd kelokan atau ngikisan oleh arus air yg kuat pd kelokan atau sepanjang sungai.sepanjang sungai.
6). 6). Tanah Longsor (Tanah Longsor (LandslideLandslide)) Pengangkutan ate pemindahan tanah yg terjadi Pengangkutan ate pemindahan tanah yg terjadi secara bersamaan/serempak dg volume yg besar secara bersamaan/serempak dg volume yg besar akibat penjenuhan kandungan air tanah dan ada- akibat penjenuhan kandungan air tanah dan ada-
nya lapisan kedap air berupa bidang gelincirnya lapisan kedap air berupa bidang gelincir. .
Ketebalan Tanah TererosiKetebalan Tanah Tererosi
Erosi pada Erosi pada zona akar zona akar vegetasi vegetasi rumputrumput
Erosi pada Erosi pada zona akar zona akar vegetasi vegetasi hutanhutan
Jenis - Jenis ErosiJenis - Jenis ErosiJenis - Jenis ErosiJenis - Jenis Erosi
Erosi Alur dan ParitErosi Alur dan Parit
Rill Rill ErosionErosion
Gully Gully ErosionErosion
Jenis Erosi LainnyaJenis Erosi Lainnya
Tunnel ErosionTunnel Erosion
Pedestrial Pedestrial ErosionErosion
LandslideLandslide
B. Erosi Alur (B. Erosi Alur (Rill ErosionRill Erosion))B. Erosi Alur (B. Erosi Alur (Rill ErosionRill Erosion))
Erosi Parit (Erosi Parit (Gully ErosionGully Erosion))Erosi Parit (Erosi Parit (Gully ErosionGully Erosion)) C.C. Gully Gully erosionerosion
C. Erosi Parit C. Erosi Parit
D. Erosi Tebing Sungai (D. Erosi Tebing Sungai (Stream Bank Stream Bank ErosionErosion))
D. Erosi Tebing Sungai (D. Erosi Tebing Sungai (Stream Bank Stream Bank ErosionErosion))
E. Tanah Longsor (E. Tanah Longsor (Land SlidesLand Slides))
Tahapan Jenis ErosiTahapan Jenis Erosi Tahapan Jenis ErosiTahapan Jenis Erosi Raindrop ERaindrop E Sheet ESheet E Rill ERill E Gully EGully E Channel EChannel E LandslidesLandslides
TEKNOLOGITEKNOLOGIKONSERVASI TANAHKONSERVASI TANAH
TEKNOLOGITEKNOLOGIKONSERVASI TANAHKONSERVASI TANAH
I.I. METODE VEGETATIFMETODE VEGETATIF
II.II. METODE MEKANIKMETODE MEKANIK
III.III. METODE KIMIAMETODE KIMIA
I.I. METODE VEGETATIFMETODE VEGETATIF
II.II. METODE MEKANIKMETODE MEKANIK
III.III. METODE KIMIAMETODE KIMIA
I.I. METODE VEGETATIFMETODE VEGETATIF
No.No. Jenis Teknologi KonservasiJenis Teknologi Konservasi
11 Penanaman Tanaman Penutup Tanah Penanaman Tanaman Penutup Tanah
((Cover CroppingCover Cropping))
22 Penanaman Rumput (Penanaman Rumput (Grass PlantingGrass Planting))
33 Penanaman Menurut Kontur (Penanaman Menurut Kontur (Contour Contour
CroppingCropping))
44 Penanaman Dalam Strip (Penanaman Dalam Strip (Strip CroppingStrip Cropping))
55 Rotasi Tanaman (Rotasi Tanaman (Crop RotationCrop Rotation))
66 Tumpangsari (Tumpangsari (Multiple CroppingMultiple Cropping))
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis Teknologi KonservasiJenis Teknologi Konservasi
77 Budidaya Lorong (Budidaya Lorong (Alley CroppingAlley Cropping))
88 Sistem TalunSistem Talun
99 Penghijauan (Penghijauan (RegreeningRegreening))
1010 Reboisasi (Reboisasi (ReforestationReforestation))
1111 Wanatani (Wanatani (Agroforestry / AgrosilvycultureAgroforestry / Agrosilvyculture))
1.1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah 1.1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah ((Cover CroppingCover Cropping))
1. Tanaman Penutup Tanah Rendah 1. Tanaman Penutup Tanah Rendah ((Low Cover CropLow Cover Crop))
No.No.JenisJenis Tanaman Tanaman
Penutup Tanah RendahPenutup Tanah Rendah
11 Kalopo (Kalopo (Calopogonium ceruliumCalopogonium cerulium))
22 Kacang Asu ( Kacang Asu ( Calopogonium mucunoidesCalopogonium mucunoides))
33 Sentro (Sentro (Centrosema pubescensCentrosema pubescens))
44 Kacang Ruji ( Kacang Ruji ( Pueraria javanicaPueraria javanica))
55 Kudzu (Kudzu (Pueraria thunbergianaPueraria thunbergiana))
66 Kudzu Tropis (Kudzu Tropis (Pueraria phaseoloidesPueraria phaseoloides))
2. Tanaman Penutup Tanah Sedang2. Tanaman Penutup Tanah Sedang ( (Medium Cover CropMedium Cover Crop))
No.No. Jenis Tanaman Jenis Tanaman
Penutup Tanah Sedang Penutup Tanah Sedang 11 Lamtoro Merah (Lamtoro Merah (Acacia vilosaAcacia vilosa))
22 Petai Cina (Petai Cina (Leucaena glaucaLeucaena glauca))
33 Turi (Turi (Sesbania grandifloraSesbania grandiflora))
44 Teprosia (Teprosia (Tephrosia candidaTephrosia candida))
55 Hahapaan (Hahapaan (Flemingia congesta)Flemingia congesta)
66 Orok-orok (Orok-orok (Crotalaria junceaCrotalaria juncea))
77 Orok-orokOrok-orok (Crotalaria (Crotalaria usaramoensisusaramoensis))
3. Tanaman Penutup Tanah Tinggi3. Tanaman Penutup Tanah Tinggi((High Cover CropHigh Cover Crop))
No.No. Jenis Tanaman Jenis Tanaman
Penutup Tanah Tinggi Penutup Tanah Tinggi 11 Sengon Laut (Sengon Laut (Albizia valcataAlbizia valcata))
22 Gamal (Gamal (Griricidia maculataGriricidia maculata))
33 Gamal (Gamal (Griricidia sephalumGriricidia sephalum))
44 Gamal (Gamal (Griricidia notatumGriricidia notatum))
55 Lamtoro Gung (Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)Leucaena leucocephala)
1.2. Penanaman Rumput (1.2. Penanaman Rumput (Grass PlantingGrass Planting))
Penerapan Sekat RumputPenerapan Sekat RumputPenerapan Sekat RumputPenerapan Sekat Rumput
Teknik Penanaman RumputTeknik Penanaman Rumput
Jenis Tanaman RumputJenis Tanaman Rumput
No.No. Jenis Tanaman RumputJenis Tanaman Rumput
11 Rumput Lamuran (Rumput Lamuran (Polytrias amauraPolytrias amaura))
22 Rumput Lamuran Menjangan (Rumput Lamuran Menjangan (Andropogon Andropogon
caricosuscaricosus))
33 Rumput Belulang (Rumput Belulang (Eleusine indicaEleusine indica))
44 Jukut Pait (Jukut Pait (Anastrophus compressusAnastrophus compressus))
55 Jawawut (Jawawut (Setaria viridaeSetaria viridae))
66 Rumput Setaria (Rumput Setaria (Setaria sphacelataSetaria sphacelata))
Lanjutan
No.No. Jenis Tanaman RumputJenis Tanaman Rumput
77 Rumput BB (Rumput BB (Brachiraria brizanthaBrachiraria brizantha))
88 Rumput BD (Rumput BD (Brachiraria decumbensBrachiraria decumbens))
99 Rumput Bahia (Rumput Bahia (Paspalum notatumPaspalum notatum))
1010 Kolonjono (Kolonjono (Panicum muticumPanicum muticum))
1111 Rumput Benggala (Rumput Benggala (Panicum maximumPanicum maximum))
1212 Rumput Australia (Rumput Australia (Paspalum dilatatumPaspalum dilatatum))
1313 Rumput Gajah (Rumput Gajah (Pennisetum purureumPennisetum purureum))
1.3. Penanaman Menurut Kontur 1.3. Penanaman Menurut Kontur ((Contour CroppingContour Cropping))
1.3. Penanaman Menurut Kontur 1.3. Penanaman Menurut Kontur ((Contour CroppingContour Cropping))
Penanaman Searah Garis KonturPenanaman Searah Garis Kontur Penanaman Searah Garis KonturPenanaman Searah Garis Kontur
1.4. Penanaman Dalam Strip 1.4. Penanaman Dalam Strip ((Strip CroppingStrip Cropping))
1.4. Penanaman Dalam Strip 1.4. Penanaman Dalam Strip ((Strip CroppingStrip Cropping))
1.5. Rotasi Tanaman (1.5. Rotasi Tanaman (Crop RotationCrop Rotation))
JagungJagung
Kedelai
Jagung
1.6. Tumpangsari (1.6. Tumpangsari (Multiple CroppingMultiple Cropping))
1.7. Penanaman Sistem Lorong 1.7. Penanaman Sistem Lorong ((Alley CroppingAlley Cropping))
1.7. Penanaman Sistem Lorong 1.7. Penanaman Sistem Lorong ((Alley CroppingAlley Cropping))
1.8. Sistem Talun1.8. Sistem Talun
Penghijauan Daerah PantaiPenghijauan Daerah Pantai
1.9. Penghijauan (1.9. Penghijauan (RegreeningRegreening))
No.No. Jenis TanamanJenis Tanaman
11 Mangga (Mangga (Mangifera indicaMangifera indica))
22 Alpukat (Persea americana)Alpukat (Persea americana)
33 Nangka (Nangka (Artocarpus integraArtocarpus integra))
44 Kluwih (Kluwih (Artocarpus communisArtocarpus communis))
55 Durian (Durian (Durio zibethinusDurio zibethinus))
66 Rambutan Rambutan
77 Jambu Mete (Jambu Mete (Anacardium occidentaleAnacardium occidentale))
88 Jambu Air (Jambu Air (Psidium aquaticaPsidium aquatica))
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis TanamanJenis Tanaman
99 Jambu Air (Jambu Air (Psidium guajavaPsidium guajava))
1010 Coklat (Coklat (Theobroma cacaoTheobroma cacao))
1111 Kopi (Kopi (Coffea spCoffea sp))
1212 Karet (Karet (Hevea braziliensisHevea braziliensis))
1313 Teh (Teh (Thea sinensisThea sinensis))
1414 Cengkeh (Cengkeh (Eugenia aromaticaEugenia aromatica))
1515 Petai (Petai (Parkia speciosaParkia speciosa))
1616 Turi (Turi (Sesbania grandifloraSesbania grandiflora))
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis TanamanJenis Tanaman
1717 Belimbing (Belimbing (Averrhoa carambolaAverrhoa carambola))
1818 Angsana (Angsana (Pterocarpus indicusPterocarpus indicus))
1919 Albasia (Albasia (Albizia falcataAlbizia falcata))
2020 Gandaria (Gandaria (Bouca macrophylla))
2121 Manggis (Manggis (Garcinia mangostanaGarcinia mangostana))
2222 Rambutan (Rambutan (Nephelium lappaceumNephelium lappaceum))
2323 Sawo (Sawo (Achras zapotaAchras zapota))
2424 Sawokecik (Sawokecik (Manikara kaukiManikara kauki))
1.10. Reboisasi (1.10. Reboisasi (ReforestationReforestation))
Jenis Tanaman ReboisasiJenis Tanaman Reboisasi
No.No. Jenis TanamanJenis Tanaman
11 Puspa ( Puspa ( Schima moronhaeSchima moronhae))
22 Rasamala (Rasamala (Altingia excelsaAltingia excelsa))
33 Meranti (Meranti (Shorea spShorea sp.).)
44 Damar (Damar (Agathis lorantifoliaAgathis lorantifolia))
55 Akasia (Akasia (Acacia auriculifurmisAcacia auriculifurmis))
66 Mahoni Berdaun Besar (Mahoni Berdaun Besar (Swietenia Swietenia macrophyllamacrophylla))
77 Ekaliptus (Ekaliptus (Eucalyptus spEucalyptus sp.).)
88 Mesopsis (Mesopsis (Maesopsis eminiiMaesopsis eminii))
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis TanamanJenis Tanaman
99 Jati (Jati (Tectona grandisTectona grandis))
1010 Pinus (Pinus (Pinus merkusiiPinus merkusii))
1111 Kaliandra (Kaliandra (Calliandra sp.)Calliandra sp.)
1212 Kemlandingan (Kemlandingan (Leucaena glaucaLeucaena glauca))
1313 Sonokeling (Sonokeling (Dalbergia latifoliaDalbergia latifolia))
1414 Mahoni Berdaun Kecil (Mahoni Berdaun Kecil (Swietenia Swietenia mahagonimahagoni))
1515 Jati Putih (Jati Putih (Gmelina spGmelina sp.).)
1616 Dll.Dll.
1.11. Wanatani / Pertanian Kehutanan1.11. Wanatani / Pertanian Kehutanan((Agroforestry Agroforestry / / AgrosilvycultureAgrosilvyculture))
II. METODE MEKANIKII. METODE MEKANIK
No.No. Jenis Teknologi KonservasiJenis Teknologi Konservasi1 Pengolahan Tanah Minimum (Pengolahan Tanah Minimum (Minimum TillageMinimum Tillage))
2 Pemulsaan (Pemulsaan (MulchingMulching))
3 Pengolahan Tanah Menurut Kontur Pengolahan Tanah Menurut Kontur
((Contour CultivationContour Cultivation))
4 Rorak (Rorak (Silt PitSilt Pit))
5 Galengan Penghubung (Galengan Penghubung (Tied RidgingTied Ridging))
6 Drainase Air (Drainase Air (Water DrainWater Drain))
7 Kolam/Embung (Kolam/Embung (PondsPonds))
88 Dam Pengendali (Dam Pengendali (Check Dam Check Dam ))
LanjutanLanjutanNo.No. Jenis Teknologi KonservasiJenis Teknologi Konservasi
99 Bendungan / Waduk (Bendungan / Waduk (DamDam))
1010 Teras Berdasar Lebar (Teras Berdasar Lebar (Broadbase TerraceBroadbase Terrace))
1111 Guludan (Guludan (Dike)Dike)
1212 Teras Bangku (Teras Bangku (Bench TerraceBench Terrace))
1313 Teras Individu (Teras Individu (Individual TerraceIndividual Terrace))
1414 Teras Kebun (Teras Kebun (Garden TerraceGarden Terrace))
1515 Alur Bedengan (Alur Bedengan (Skip FurowSkip Furow))
1616 Surjan (Surjan (Alternating BedAlternating Bed))
1717 Kanal (Kanal (CanalCanal))
2.1. Pengolahan Tanah Minimum 2.1. Pengolahan Tanah Minimum ((Minimum TillageMinimum Tillage))
2.2. Pemulsaan (2.2. Pemulsaan (MulchingMulching))
MulsaMulsa KasarKasar
Mulsa HalusMulsa Halus
Mulsa OrganikMulsa Organik
Mulsa PlastikMulsa Plastik
2.3. Pengolahan Tanah Menurut Kontur 2.3. Pengolahan Tanah Menurut Kontur ((Contour CultivationContour Cultivation))
2.3. Pengolahan Tanah Menurut Kontur 2.3. Pengolahan Tanah Menurut Kontur ((Contour CultivationContour Cultivation))
2.4. Rorak (2.4. Rorak (Silt PitSilt Pit))
2.5. Galengan Penghubung (2.5. Galengan Penghubung (Tied RidgingTied Ridging))
2.6. Drainase Air (2.6. Drainase Air (Water DrainWater Drain))(1) Saluran drainase 1) Saluran drainase
pelimpas diantara pelimpas diantara kawasan konservasi kawasan konservasi (hutan) atau (hutan) atau penyangga dg penyangga dg kawasan budidaya kawasan budidaya (pertanian).(pertanian).
(2 Saluran drainase (2 Saluran drainase didalam daerah didalam daerah pertanian diantara pertanian diantara petak/blok petak/blok pertanaman. pertanaman.
(3) Saluran drainase (3) Saluran drainase pembuangan dari pembuangan dari kawasan pertanian kawasan pertanian ke sungai. ke sungai.
Penampang Saluran DrainasePenampang Saluran Drainase
Saluran Pelimpas Saluran Pelimpas BanjirBanjir
(Storm Water Drain)(Storm Water Drain)
Saluran Teras Berlereng Saluran Teras Berlereng (Graded Chanel Terrace)(Graded Chanel Terrace)
Saluran Pembuangan BerumputSaluran Pembuangan Berumput(Grass Waterways)(Grass Waterways)
2.7. Kolam / Embung (2.7. Kolam / Embung (PondsPonds))
2.8. Dam Pengendali (2.8. Dam Pengendali (CheckdamCheckdam))
Penampang Konstruksi Dam PengendaliPenampang Konstruksi Dam Pengendali
Konstruksi Konstruksi Dam PengendaliDam Pengendali
Jenis dan Material Dam PengendaliJenis dan Material Dam Pengendali
2.9. Bendungan (2.9. Bendungan (DamDam))
Bendungan Irigasi Bendungan Irigasi ( Saluran Penyadap, Saluran Utama, Saluran Primer, ( Saluran Penyadap, Saluran Utama, Saluran Primer,
Saluran Sekunder, Jaringan Tersier & Jaringan Kwarter)Saluran Sekunder, Jaringan Tersier & Jaringan Kwarter)
Bendungan SerbagunaBendungan Serbaguna(Pengendali Banjir, PLTA, Irigasi, PAM dll.) (Pengendali Banjir, PLTA, Irigasi, PAM dll.)
Sedimentasi waduk WonogiriSedimentasi waduk Wonogiri
Sedimentasi Pada Bendungan Akibat Erosi Sedimentasi Pada Bendungan Akibat Erosi
2.10. Teras Berdasar Lebar (2.10. Teras Berdasar Lebar (Broadbase TerraceBroadbase Terrace))
Level Terrace Level Terrace (1 – 3 %)(1 – 3 %)
Graded Graded TerraceTerrace (3 – 8 % )(3 – 8 % )
2.11. Guludan (2.11. Guludan (DikeDike)) 2.11. Guludan (2.11. Guludan (DikeDike))
DikeDike
(1 – 6%)(1 – 6%)
Dike TerraceDike Terrace
(6 – 15 %)(6 – 15 %)
Credit Credit TerraceTerrace
(6 – 15 %)(6 – 15 %)
1. Guludan Biasa (1. Guludan Biasa (Regular DikeRegular Dike))
2. Teras Gulud (2. Teras Gulud (Dike TerraceDike Terrace))
3. Teras Kredit (3. Teras Kredit (Credit TerraceCredit Terrace))
Guludan Pada BerbagaiGuludan Pada Berbagai Teknik KonservasiTeknik Konservasi
2.12. Teras Bangku (2.12. Teras Bangku (Bench TerraceBench Terrace))
Jenis Teras Bangku (8 – 50 %)Jenis Teras Bangku (8 – 50 %)Jenis Teras Bangku (8 – 50 %)Jenis Teras Bangku (8 – 50 %)
Level Bench Level Bench TerraceTerrace
Sloping Bench Sloping Bench TerraceTerrace
Step TerraceStep Terrace
Irrigation TerraceIrrigation Terrace
1. Penampang Teras Bangku Datar 1. Penampang Teras Bangku Datar ((Level BenchTerraceLevel BenchTerrace))
2. Penampang Teras Bangku Berlereng 2. Penampang Teras Bangku Berlereng ((Sloping Bench Terrace)Sloping Bench Terrace)
3. 3. PenampangPenampang Teras Tangga (Teras Tangga (Step TerraceStep Terrace))
4. 4. PenampangPenampang Teras Irigasi (Teras Irigasi (Irrigation TerraceIrrigation Terrace))
PERANCANGAN TERASPERANCANGAN TERASPERANCANGAN TERASPERANCANGAN TERAS
Ketentuan :Ketentuan :
1). 1). Pemilihan teras berdasarkan: kemiringan lahan, Pemilihan teras berdasarkan: kemiringan lahan,
kedalaman solum, stabilitas / permeabilitas kedalaman solum, stabilitas / permeabilitas
tanah, toksisitas tanah & curah hujan.tanah, toksisitas tanah & curah hujan.
2). 2). Tinggi teras (VI) & lebar bidang olah (HI) di- Tinggi teras (VI) & lebar bidang olah (HI) di-
tentukan oleh kemiringan lahan (S).tentukan oleh kemiringan lahan (S).
3). 3). Kelengkapan teras (rorak, tanggul, talud, s.p.a., Kelengkapan teras (rorak, tanggul, talud, s.p.a.,
terjunan, saluran pembagi & pelimpas) di- terjunan, saluran pembagi & pelimpas) di-
tentukan oleh jenis teras. tentukan oleh jenis teras.
Ketentuan :Ketentuan :
1). 1). Pemilihan teras berdasarkan: kemiringan lahan, Pemilihan teras berdasarkan: kemiringan lahan,
kedalaman solum, stabilitas / permeabilitas kedalaman solum, stabilitas / permeabilitas
tanah, toksisitas tanah & curah hujan.tanah, toksisitas tanah & curah hujan.
2). 2). Tinggi teras (VI) & lebar bidang olah (HI) di- Tinggi teras (VI) & lebar bidang olah (HI) di-
tentukan oleh kemiringan lahan (S).tentukan oleh kemiringan lahan (S).
3). 3). Kelengkapan teras (rorak, tanggul, talud, s.p.a., Kelengkapan teras (rorak, tanggul, talud, s.p.a.,
terjunan, saluran pembagi & pelimpas) di- terjunan, saluran pembagi & pelimpas) di-
tentukan oleh jenis teras. tentukan oleh jenis teras.
TEKNIK PERANCANGAN TERASTEKNIK PERANCANGAN TERASTEKNIK PERANCANGAN TERASTEKNIK PERANCANGAN TERAS
VI = 0,12 S + 0,3VI = 0,12 S + 0,3
HI = VI / S X 100HI = VI / S X 100
VI = tinggi teras (m)VI = tinggi teras (m)
Hi = lebar bidang olah (m)Hi = lebar bidang olah (m)
S = kemiringan lahan (%)S = kemiringan lahan (%)
VI = 0,12 S + 0,3VI = 0,12 S + 0,3
HI = VI / S X 100HI = VI / S X 100
VI = tinggi teras (m)VI = tinggi teras (m)
Hi = lebar bidang olah (m)Hi = lebar bidang olah (m)
S = kemiringan lahan (%)S = kemiringan lahan (%)
Tabel Rancangan TerasTabel Rancangan TerasTabel Rancangan TerasTabel Rancangan Teras%% VI (m)VI (m) HI (m)HI (m) TBLTBL GLGL TBTB
11 0,40,4 4242 XX ++
33 0,70,7 2222 XX ++
44 0,80,8 2020 XX ++
55 0,90,9 1818 XX ++
66 1,01,0 1717 XX ++
77 1,11,1 1616 XX ++
88 1,31,3 15,515,5 XX ++
9 - 109 - 10 1,51,5 1515 ++ OO
11 - 1511 - 15 1,91,9 1414 ++ OO
3030 3,93,9 1313 OO
5050 6,36,3 12,512,5 OO
Cara Pembuatan TerasCara Pembuatan TerasCara Pembuatan TerasCara Pembuatan Teras
Penampang Teras BangkuPenampang Teras BangkuPenampang Teras BangkuPenampang Teras Bangku
Konstruksi Teras BangkuKonstruksi Teras BangkuKonstruksi Teras BangkuKonstruksi Teras Bangku
PenampangPenampang S P A S P APenampangPenampang S P A S P A
Penampang TerjunanPenampang TerjunanPenampang TerjunanPenampang Terjunan
Teras Bangku dg SPATeras Bangku dg SPA Teras Bangku dg SPATeras Bangku dg SPA
Penanaman Teras BangkuPenanaman Teras BangkuPenanaman Teras BangkuPenanaman Teras Bangku
Teras IrigasiTeras IrigasiTeras IrigasiTeras Irigasi
Teras Bangku DatarTeras Bangku DatarTeras Bangku DatarTeras Bangku Datar
SPA dan Terjunan TerasSPA dan Terjunan Teras SPA dan Terjunan TerasSPA dan Terjunan Teras
2.13. Teras Individu (2.13. Teras Individu (Individual TerraceIndividual Terrace))
Penampang Teras IndividuPenampang Teras Individu
2.14.Teras Kebun (2.14.Teras Kebun (Garden TerraceGarden Terrace))
2.15. Alur Bedengan (2.15. Alur Bedengan (Skip FurowSkip Furow))
2.16. Surjan (2.16. Surjan (Alternating BedAlternating Bed))
2.17. Kanal (2.17. Kanal (Canal Canal ))
Sistem Sistem GarpuGarpu
Sistem Sistem Sirip Sirip IkanIkan
2.16. Sistem Sekat/Kanal 2.182.16. Sistem Sekat/Kanal 2.18
Profil Kubah Gambut (Dome)Profil Kubah Gambut (Dome)
Penampang SekatPenampang Sekat
III. METODE KIMIAIII. METODE KIMIAIII. METODE KIMIAIII. METODE KIMIA Soil ConditionerSoil Conditioner Organic FertilizerOrganic Fertilizer Balance FertilizerBalance Fertilizer ZeoagriculturZeoagricultur LimingLiming
1. Pemantap Tanah (1. Pemantap Tanah (Soil ConditionerSoil Conditioner))
KriliumKrilium (Van Bavel, 1950) (Van Bavel, 1950)
Garam Na dr Polyacrylonitrile Garam Na dr Polyacrylonitrile yg terhidrolisa (HPAN) yg dpt yg terhidrolisa (HPAN) yg dpt memperbaiki agregat tanahmemperbaiki agregat tanah
FungsiFungsi Meningkatkan Meningkatkan
produkti-vitas tanah produkti-vitas tanah pertanianpertanian
Stabilisasi tanah Stabilisasi tanah (konstruksi/fondasi)(konstruksi/fondasi)
Menjaga kelestarian Menjaga kelestarian lingkunganlingkungan
Definisi (De Boodt, 1971)Definisi (De Boodt, 1971)
Bahan kimia alami/buatan untuk memperbaiki Bahan kimia alami/buatan untuk memperbaiki sifat fisik tanah yg berfungsi sbg pembentuk sifat fisik tanah yg berfungsi sbg pembentuk struktur tanah dg pori-pori di dalam dan diantara struktur tanah dg pori-pori di dalam dan diantara agregat tanah yg sekaligus mantap/stabil dlm agregat tanah yg sekaligus mantap/stabil dlm jumlah sedikit jumlah sedikit
Karakteristik Pemantap TanahKarakteristik Pemantap Tanah
Kegunaan Bagi Kegunaan Bagi PertanianPertanian
Memperbaiki agregat tanahMemperbaiki agregat tanah Tahan thd aktivitas mikrobiaTahan thd aktivitas mikrobia Meningkatkan infiltrasi dan Meningkatkan infiltrasi dan
permeabilitas tanahpermeabilitas tanah Bersifat non toksik bg tanamanBersifat non toksik bg tanaman Mempengaruhi KTK tanahMempengaruhi KTK tanah Mempengaruhi kurva pF dan Mempengaruhi kurva pF dan
kapasitas menahan air tanah kapasitas menahan air tanah ((water holding capacitywater holding capacity))
Meningkatkan kelembaban Meningkatkan kelembaban tanahtanah
Persyaratan(Schamp,19Persyaratan(Schamp,1976)76)
Bahan hrs bersifat adhesifBahan hrs bersifat adhesif Dapat menyebar dan Dapat menyebar dan
bercampur dg tanahbercampur dg tanah Dapat membentuk agregat Dapat membentuk agregat
tanah yg stabil dlm airtanah yg stabil dlm air Tidak bersifat racun bagi Tidak bersifat racun bagi
tanaman (tanaman (phytotoxicphytotoxic)) Daya tahan cukup memadai Daya tahan cukup memadai Harus mudah diperoleh dan Harus mudah diperoleh dan
ekonomisekonomis
Jenis dan Bentuk Pemantap TanahJenis dan Bentuk Pemantap Tanah
No.No. JenisJenis BentukBentuk KeteranganKeterangan
11 HumusHumus PadatPadat B.O. AlamB.O. Alam
22 LatexLatex CairanCairan Karet AlamKaret Alam
33 Emulsi BitumenEmulsi Bitumen CairanCairan Aspal AlamAspal Alam
44 PolyurethanePolyurethane CairanCairan Uresol 310Uresol 310
55 LignosulphonateLignosulphonate CairanCairan __
66 Polyvynil Alcohol (PVA)Polyvynil Alcohol (PVA) SerbukSerbuk Elvanol 52 - 22Elvanol 52 - 22
77 Polyvynil Acetat (PVAc)Polyvynil Acetat (PVAc) CairanCairan __
88 Polyethylene Glycol (PEG)Polyethylene Glycol (PEG) CairanCairan __
99 Polyacrylamide (PAM)Polyacrylamide (PAM) CairanCairan __
1010 Polyacrylic Acid (PAA)Polyacrylic Acid (PAA) CairanCairan __
1111 Rubber Emulsion Rubber Emulsion CairanCairan Petroset SBPetroset SB
1212 PolysacharridePolysacharride SerbukSerbuk TerratackTerratack
1313 Hydrolyzed Polyacrylonitrile Hydrolyzed Polyacrylonitrile (HPAN)(HPAN)
CairanCairan KriliumKrilium
Hydrogel Polyacrylamid (PAM)Hydrogel Polyacrylamid (PAM)
Teknik Aplikasi Pemantap TanahTeknik Aplikasi Pemantap Tanah
Disemprot pd Disemprot pd permukaan tanah permukaan tanah kemudian diolah/ kemudian diolah/ dicampur (dicampur (incor-incor-poration treatment)poration treatment)
Disemprot pd Disemprot pd permukaan tanah permukaan tanah ((surface applicationsurface application))
Disemprot pd Disemprot pd permukaan lubang permukaan lubang penanaman (penanaman (local/ local/ pit treatmentpit treatment))
Sebelum Setelah
Sebelum
Sebelum
Setelah
Setelah
Dicampur
Digali
1
2
3
SC
SC
20 – 25 cm
SC
Tanah
Tanah
Tanah
PREDIKSI EROSIPREDIKSI EROSI
A = Jumlah Tanah Tererosi (Ton/Ha/Th)A = Jumlah Tanah Tererosi (Ton/Ha/Th) R = Jumlah Faktor Erosivitas Hujan (Joule) R = Jumlah Faktor Erosivitas Hujan (Joule) K = Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K = A/R)K = Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K = A/R) L = Indeks Faktor Panjang Lereng ( 22,1 m = 1)L = Indeks Faktor Panjang Lereng ( 22,1 m = 1) S = Indeks Faktor Kemiringan Lereng (9 % = 1)S = Indeks Faktor Kemiringan Lereng (9 % = 1) C = Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (Non Tanaman = 1) C = Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (Non Tanaman = 1) P = Indeks Faktor Pengolahan P = Indeks Faktor Pengolahan Tanah/Praktek Konservasi Tanah/Praktek Konservasi
Tanah (Non Konservasi = 1 ) Tanah (Non Konservasi = 1 )
A = R . K . L . S . C . PA = R . K . L . S . C . P
Persamaan Umum Kehilangan TanahPersamaan Umum Kehilangan Tanah(Universal Soil Loss Equation) (USLE)(Universal Soil Loss Equation) (USLE)
(Wischmeier & Smith, 1969)(Wischmeier & Smith, 1969)
Desain Plot Standar USLE Desain Plot Standar USLE Panjang = 22,1 m (72,6 Panjang = 22,1 m (72,6 ft) ft) Kemiringan = 9% Kemiringan = 9% Lebar = 4 m (13,12 ft) Lebar = 4 m (13,12 ft)
Faktor Erosivitas Hujan (R)Faktor Erosivitas Hujan (R) Kemampuan hujan dengan energi kinetiknya untuk menimbulkan erosi pada suatu bidang lahan dalam Kemampuan hujan dengan energi kinetiknya untuk menimbulkan erosi pada suatu bidang lahan dalam
waktu tertentu (Intensitas Hujan = EI30)waktu tertentu (Intensitas Hujan = EI30)
I. RumusI. Rumus
RH = Erosivitas hujan harianRH = Erosivitas hujan harian
Rh = Jumlah curah hujan harian (cm)Rh = Jumlah curah hujan harian (cm)
1). Erosivitas Hujan Harian (Bols, 1978)1). Erosivitas Hujan Harian (Bols, 1978)
0,725) (0,02727Rh2,467(Rh)
RH2
II. Peta Iso-Erodent (Bols, 1978)II. Peta Iso-Erodent (Bols, 1978) III. Data Sekunder Hasil Penelitian III. Data Sekunder Hasil Penelitian
3). Erosivitas Hujan Bulanan (Bols, 1978)3). Erosivitas Hujan Bulanan (Bols, 1978)1,36
m2,21(Rain)RM
RM RM = Erosivitas hujan bulanan = Erosivitas hujan bulanan (Rain)m = Jumlah Curah hujan bulanan (cm)(Rain)m = Jumlah Curah hujan bulanan (cm)
Tanpa data (Days)Tanpa data (Days)mm dan (Max.P) dan (Max.P)mm
2). Erosivitas Hujan Bulanan (Bols, 1978)2). Erosivitas Hujan Bulanan (Bols, 1978)0,53
m0,47
m1,21
m .(Max.P).(Days)(Rain) RM
RM RM = Erosivitas hujan bulanan = Erosivitas hujan bulanan(Rain)m = Jumlah curah hujan bulanan (Rain)m = Jumlah curah hujan bulanan (cm)(cm)(Days)m = Banyaknya hari hujan(Days)m = Banyaknya hari hujan(Max.P)m = Hujan harian max. dlm 1 bln (cm)(Max.P)m = Hujan harian max. dlm 1 bln (cm)
Peta Iso-erodentPeta Iso-erodent
Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K)Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K)
(R) hujan Erosivitas Σ(A) setahun total ErosiΣ
(K) asErodibilit Faktor Nilai
Kepekaan tanah terhadap erosivitas hujan dg Kepekaan tanah terhadap erosivitas hujan dg kondisi lahan bera (P = 1), kemiringan lahan kondisi lahan bera (P = 1), kemiringan lahan 9 % (S = 1) dan panjang lereng 22,1 m (L = 9 % (S = 1) dan panjang lereng 22,1 m (L = 1)1)
1003)-2,5(c2)-3,25(ba))(12(102,713M
K 41,14
I. Rumus (Hammer, 1978)I. Rumus (Hammer, 1978)
M = Parameter ukuran butir : (% debu+ % pasir sangat halus) (100 -% liat), M = Parameter ukuran butir : (% debu+ % pasir sangat halus) (100 -% liat),
jika hanya fraksi pasir, debu dan liat; % pasir sangat halus=1/3X % pasir jika hanya fraksi pasir, debu dan liat; % pasir sangat halus=1/3X % pasira = % bahan organik ; ( % C X 1,724)a = % bahan organik ; ( % C X 1,724)b = Kode Struktur Tanahb = Kode Struktur Tanah
Tipe StrukturTipe Struktur NilaiNilai
Very Fine GranularVery Fine Granular 11
Fine GranularFine Granular 22
Medium – Coarse GranularMedium – Coarse Granular 33
Blocky – Platty - MassifBlocky – Platty - Massif 44
Kelas PermeabilitasKelas Permeabilitas cm/jamcm/jam NilaiNilai
RapidRapid > 25,4> 25,4 11
Moderate – RapidModerate – Rapid 12,7 – 25,412,7 – 25,4 22
ModerateModerate 6,3 – 12,76,3 – 12,7 33
Moderate - SlowModerate - Slow 2,0 – 6,32,0 – 6,3 44
SlowSlow 0,5 – 2,00,5 – 2,0 55
Very SlowVery Slow < 0,5< 0,5 66
c = Kode Permeabilitas Tanahc = Kode Permeabilitas Tanah
II. Grafik Nomograf Indeks Faktor KII. Grafik Nomograf Indeks Faktor K(Wischmeier, 1971 ; Arnoldus 1976)(Wischmeier, 1971 ; Arnoldus 1976)
Indeks Faktor Panjang Lereng (L) &Indeks Faktor Panjang Lereng (L) & Kemiringan Lereng (S) Kemiringan Lereng (S)
m 22,1 lereng panjang pd Erosi Σtertentu lereng panjang pd ErosiΣ
L Faktor Indeks
% 9 lereng kemiringan pd Erosi Σtertentu lereng kemiringan pd ErosiΣ
S Faktor Indeks
Panjang lereng 22,1m (Indeks Faktor L = 1)Panjang lereng 22,1m (Indeks Faktor L = 1)Kemiringan lereng 9 % (Indeks FaktorS = 1 )Kemiringan lereng 9 % (Indeks FaktorS = 1 )
I. RumusI. Rumus
)0,0065SS0,045.(0,065(L)LS 222,1m
LSLS = Indeks faktor panjang & kemiringan lereng= Indeks faktor panjang & kemiringan lereng LL == Panjang lereng (m) Panjang lereng (m) SS == Kemiringan lereng (%) Kemiringan lereng (%) mm = Eksponensial menurut S= Eksponensial menurut S
No.No. S (%)S (%) mm
11 < 1< 1 0,20,2
22 1 – 31 – 3 0,30,3
33 3 – 53 – 5 0,40,4
44 > 5> 5 0,50,5
1).
)S0,138S0,965(1,38100λ
LS 22).
LSLS = Nilai faktor panjang & kemiringan lereng= Nilai faktor panjang & kemiringan lereng == Panjang lereng sebenarnya (m)Panjang lereng sebenarnya (m)SS == Kemiringan lereng (%)Kemiringan lereng (%)
II. Grafik Nomograf Indeks Faktor LSII. Grafik Nomograf Indeks Faktor LS
Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (C) Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (C) & Tindakan Konservasi (P)& Tindakan Konservasi (P)
Lahan tanpa tanaman (Indeks Faktor C = 1)Lahan tanpa tanaman (Indeks Faktor C = 1) Lahan tanpa tindakan konservasi (Indeks Faktor P = 1)Lahan tanpa tindakan konservasi (Indeks Faktor P = 1)
tanaman tanpa lahan pd Erosi Σtertentu tanaman dg lahan pd ErosiΣ
C Faktor Indeks
konservasi tindakan tanpa lahan pd Erosi Σtertentu konservasi tindakan dg lahan pd ErosiΣ
P Faktor Indeks
Nilai Faktor C Beberapa Pertanaman Tunggal Nilai Faktor C Beberapa Pertanaman Tunggal di Indonesia (Abdurachman dkk., 1981)di Indonesia (Abdurachman dkk., 1981)
No.No. Jenis VegetasiJenis Vegetasi Nilai Faktor CNilai Faktor C
11 Rumput Rumput Brachiaria decumbensBrachiaria decumbens Th I Th I
Rumput Rumput Brachiaria decumbensBrachiaria decumbens Th II Th II
0,2870,287
0,0020,002
22 Kacang TunggakKacang Tunggak 0,1610,161
33 SorghumSorghum 0,2420,242
44 KedelaiKedelai 0,3990,399
55 Sereh WangiSereh Wangi 0,4340,434
66 Kacang TanahKacang Tanah 0,2000,200
77 Padi GogoPadi Gogo 0,5610,561
88 Padi SawahPadi Sawah 0,0100,010
99 Kebun Campuran (Vegetasi Jarang)Kebun Campuran (Vegetasi Jarang) 0,4950,495
1010 Semak Tidak TergangguSemak Tidak Terganggu 0,0100,010
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis VegetasiJenis Vegetasi Nilai Faktor CNilai Faktor C1111 Semak Sebagian BerumputSemak Sebagian Berumput 0,100,10
1212Alang-alang PermanenAlang-alang Permanen
Alang-alang Dibakar HabisAlang-alang Dibakar Habis0,020,02
0,700,70
1313Pohon Tanpa SemakPohon Tanpa Semak
Pohon di Bawah DiolahPohon di Bawah Diolah0,320,32
0,210,21
1414 Hutan Tidak TergangguHutan Tidak Terganggu 0,0010,001
1515Albizzia dg Semak CampuranAlbizzia dg Semak Campuran
Albizzia Tanpa Semak dan SerasahAlbizzia Tanpa Semak dan Serasah0,0120,012
1,01,0
1616
Kentang Searah LerengKentang Searah Lereng
Kentang Searah KonturKentang Searah Kontur1,01,0
0,350,35
1717 Kapas + Tembakau *)Kapas + Tembakau *) 0,60,6
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis VegetasiJenis Vegetasi Nilai Faktor CNilai Faktor C
1818 Savana & Padang Rumput *)Savana & Padang Rumput *) 0,010,01
1919 Hutan Rapat + Mulsa Tebal *)Hutan Rapat + Mulsa Tebal *) 0,0010,001
2020 Kopi, Coklat *)Kopi, Coklat *) 0,30,3
2121 Cover Crop *)Cover Crop *) 0,10,1
2222 Tanpa VegetasiTanpa Vegetasi 1,01,0
2323
Pola Tanam BerurutanPola Tanam Berurutan
Pola Tanam Tumpang Gilir + MulsaPola Tanam Tumpang Gilir + Mulsa
Pola Tanam Tumpang GilirPola Tanam Tumpang Gilir
0,4980,498
0,3570,357
0,5880,588
Nilai Faktor C Beberapa Jenis Pertanaman Nilai Faktor C Beberapa Jenis Pertanaman di Indonesia (Hamer, 1980)di Indonesia (Hamer, 1980)
No.No. Jenis VegetasiJenis Vegetasi Nilai Faktor CNilai Faktor C
11 Tanah Diberakan + Diolah PeriodikTanah Diberakan + Diolah Periodik 1,01,0
22 Sawah BeririgasiSawah Beririgasi 0,010,01
33 Sawah Tadah HujanSawah Tadah Hujan 0,050,05
44 TegalanTegalan 0,70,7
55 Ubi KayuUbi Kayu 0,80,8
66 JagungJagung 0,70,7
77 Kacang-kacanganKacang-kacangan 0,60,6
88 KentangKentang 0,40,4
99 PadiPadi 0,50,5
1010 TebuTebu 0,20,2
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis VegetasiJenis Vegetasi Nilai Faktor CNilai Faktor C
1111 PisangPisang 0,60,6
1212 Sereh WangiSereh Wangi 0,40,4
1313 Kopi + Cover CropKopi + Cover Crop 0,20,2
1414 Cabe + JaheCabe + Jahe 0,90,9
1515Kebun CampuranKebun Campuran• Kerapatan SedangKerapatan Sedang• Kerapatan TinggiKerapatan Tinggi
0,30,3
0,50,5
1616 Shifting CultivationShifting Cultivation 0,40,4
1717
Perkebunan dg Penutup Tanah BurukPerkebunan dg Penutup Tanah Buruk• KaretKaret• TehTeh• Kelapa SawitKelapa Sawit
0,80,8
0,50,5
0,50,5
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis VegetasiJenis Vegetasi Nilai Faktor CNilai Faktor C
1818Hutan Alam Penuh SerasahHutan Alam Penuh Serasah
Hutan Alam Sedikit SerasahHutan Alam Sedikit Serasah0,0010,001
0,0050,005
1919Hutan Produksi Tebang HabisHutan Produksi Tebang Habis
Hutan Produksi Tebang PilihHutan Produksi Tebang Pilih0,50,5
0,20,2
2020 Belukar/RumputBelukar/Rumput 0,30,3
2121 Kc. Tanah + Mulsa Jerami 4 ton/haKc. Tanah + Mulsa Jerami 4 ton/ha 0,0490,049
2222 Kc. Tanah + Mulsa Jerami 2 ton/haKc. Tanah + Mulsa Jerami 2 ton/ha 0,3770,377
2323 Padi + Mulsa Jerami 4 ton/haPadi + Mulsa Jerami 4 ton/ha 0,0960,096
2424 Ubi Kayu + KedeleUbi Kayu + Kedele 0,1810,181
2525 Ubi Kayu + Kc. TanahUbi Kayu + Kc. Tanah 0,1950,195
2626 Padi + KedelePadi + Kedele 0,4170,417
2727 Tumpang Gilir (Jagung – Padi - Tumpang Gilir (Jagung – Padi - Singkong) Singkong)
+ Mulsa Jerami 6 ton/ha+ Mulsa Jerami 6 ton/ha0,0790,079
2828 Rotasi (Padi – Jagung – Kc. Tanah) Rotasi (Padi – Jagung – Kc. Tanah)
+ Mulsa Tanaman+ Mulsa Tanaman 0,3470,347
Nilai Faktor P Beberapa Teknik Nilai Faktor P Beberapa Teknik Konservasi Tanah (Dirjen. RRL, 1986)Konservasi Tanah (Dirjen. RRL, 1986)
No.No. Jenis Konservasi TanahJenis Konservasi Tanah Nilai Faktor PNilai Faktor P
11Teras Bangku SempurnaTeras Bangku Sempurna
Teras Bangku SedangTeras Bangku Sedang
Teras Bangku BurukTeras Bangku Buruk
0,040,04
0,150,15
0,350,35
22 Teras TradisionalTeras Tradisional 0,400,40
33 Field Pits/Hill Side DitchField Pits/Hill Side Ditch 0,300,30
44
Contour Cultivation + Strip Cropping Contour Cultivation + Strip Cropping
(0-8%)(0-8%)
Contour Cultivation + Strip Cropping Contour Cultivation + Strip Cropping
(9-20%)(9-20%)
Contour Cultivation + Strip Cropping Contour Cultivation + Strip Cropping (>20%)(>20%)
0,500,50
0,750,75
0,900,90
55Mulsa Jerami 6 t/ha/thMulsa Jerami 6 t/ha/th
Mulsa Jerami 3 t/ha/thMulsa Jerami 3 t/ha/th
Mulsa Jerami 1 t/ha/thMulsa Jerami 1 t/ha/th
0,300,30
0,500,50
0,800,80
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis Konservasi TanahJenis Konservasi Tanah Nilai Faktor PNilai Faktor P
66Padi Gogo - Kedelai + Mulsa Jerami 4 Padi Gogo - Kedelai + Mulsa Jerami 4 t/hat/ha
Padi Gogo – Jagung + Mulsa JeramiPadi Gogo – Jagung + Mulsa Jerami
0,1930,193
0,0830,083
77Jagung + Mulsa Jerami PadiJagung + Mulsa Jerami Padi
Jagung – Kc. Tanah – Kc. Hijau + MulsaJagung – Kc. Tanah – Kc. Hijau + Mulsa0,0080,008
0,0140,014
88
Teras Gulud + Padi - JagungTeras Gulud + Padi - Jagung
Teras Gulud + Ubi KayuTeras Gulud + Ubi Kayu
Teras Gulud + Kacang Tanah – KedelaiTeras Gulud + Kacang Tanah – Kedelai
Teras Gulud + Sorgum – Sorgum Teras Gulud + Sorgum – Sorgum
Teras Gulud +Jagung - Kc. Tanah + Teras Gulud +Jagung - Kc. Tanah + MulsaMulsa
0,0130,013
0,0630,063
0,1050,105
0,0410,041
0,0060,006
99
Teras Bangku +Jagung – Ubi Kayu – Teras Bangku +Jagung – Ubi Kayu – KedelaiKedelai
Teras Bangku + Sorghum – SorghumTeras Bangku + Sorghum – Sorghum
Teras Bangku Kc. Tanah - Kc. TanahTeras Bangku Kc. Tanah - Kc. Tanah
Teras Bangku Tanpa TanamanTeras Bangku Tanpa Tanaman
0,0560,056
0,0240,024
0,090,09
0,0390,039
LanjutanLanjutan
No.No. Jenis Konservasi TanahJenis Konservasi Tanah Nilai Faktor PNilai Faktor P
1010
Teras Gulud + Sorghum – SorghumTeras Gulud + Sorghum – Sorghum
Teras Gulud + Padi – JagungTeras Gulud + Padi – Jagung
Teras Gulud + Ubi KayuTeras Gulud + Ubi Kayu
Teras Gulud + Kc. Tanah – KedelaiTeras Gulud + Kc. Tanah – Kedelai
Teras Gulud + Kc. Tanah + MulsaTeras Gulud + Kc. Tanah + Mulsa
0.0410.041
0,0130,013
0,0630,063
0,1050,105
0,0060,006
1111
Strip Crotalaria – Sorgum – SorgumStrip Crotalaria – Sorgum – Sorgum
Strip Crotalaria – Kc.Tanah – Ubi KayuStrip Crotalaria – Kc.Tanah – Ubi Kayu
Strip Crotalaria – Padi Gogo – KedelaiStrip Crotalaria – Padi Gogo – Kedelai
Strip Rumput – Padi Gogo Strip Rumput – Padi Gogo
0,2640,264
0,4050,405
0,1930,193
0,8410,841
1212 Contour CultivationContour Cultivation 1,01,0
1313 Tanpa Tindakan KonservasiTanpa Tindakan Konservasi 1,01,0
Pedoman Penetapan Nilai T (Thomson, 1957)Pedoman Penetapan Nilai T (Thomson, 1957)
No.No. Sifat Tanah dan SubstratumSifat Tanah dan SubstratumNilai TNilai T
Ton/Ha/ThTon/Ha/Th
11 Tanah Dangkal di Atas BatuanTanah Dangkal di Atas Batuan 1,121,12
22 Tanah Dalam di Atas BatuanTanah Dalam di Atas Batuan 2,242,24
33Tanah dg Sub-soil Padat, di Atas Sub-strata Tanah dg Sub-soil Padat, di Atas Sub-strata tdk Terkonsolidasitdk Terkonsolidasi 4,484,48
44Tanah dg Sub- soil Permeabilitas Lambat, di Tanah dg Sub- soil Permeabilitas Lambat, di Atas Sub-strata tdk TerkonsolidasiAtas Sub-strata tdk Terkonsolidasi 8,968,96
55Tanah dg Sub- soil Permeabilitas Sedang, di Tanah dg Sub- soil Permeabilitas Sedang, di Atas Sub-strata tdk TerkonsolidasiAtas Sub-strata tdk Terkonsolidasi 11,2111,21
66Tanah dg Sub-soil Permeabilitas Cepat, di Tanah dg Sub-soil Permeabilitas Cepat, di Atas sub-strata tdk TerkonsolidasiAtas sub-strata tdk Terkonsolidasi 13,4513,45