Presentasi Pembentukan LSP

19

Click here to load reader

Transcript of Presentasi Pembentukan LSP

Page 1: Presentasi Pembentukan LSP

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)

Pusdiklat Industri

Page 2: Presentasi Pembentukan LSP

Penerapan SKKNI(Permenakertrans No. 5 Tahun 2012)

Tindak lanjut SKKNI berupa penerapan pada:

Pelatihan kerja pada lembaga Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi (Pendidikan Kejuruan, Vokasi dan Diklat).

Sertifikasi Kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Page 3: Presentasi Pembentukan LSP

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

Jenis-jenis LSP:

• LSP P-1, dibentuk oleh organisasi/perusahaan untuk kepentingan organisasi/perusahaan itu sendiri.

• LSPP-2, dibentuk oleh organisasi/perusahaan yang melakukan sertifikasi kompetensi terhadap karyawan perusahaan lain yang menjadi supplier atau agen dari organisasi/perusahaan dimaksud dalam rangka menjamin mutu supply barang atau jasa.

• LSP P-3, dibentuk oleh asosiasi pengguna/ industri untuk kepentingan bersama (secara nasional).

Page 4: Presentasi Pembentukan LSP

A. Persyaratan LSP

1. Lembaga Sertifikasi

2. Struktur Organisasi

3. Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi

4. Sistem Manajemen

5. Mengatur Subkontrak

6. Mengatur Sistem Rekaman

7. Menjaga Kerahasiaan

8. Menjaga Keamanan

Page 5: Presentasi Pembentukan LSP

Struktur Organisasi

Independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon dan profesi

yang disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan harus mengambil

langkah yang dapat menjamin operasi yang layak.

Memiliki dokumen legalitas hukum.

Membentuk komite skema atau nama lain, yang harus bertanggung jawab dalam

pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi untuk setiap jenis sertifikasi yang

dipertimbangkan. Komite skema harus diwakili oleh pihak penting terkait secara

seimbang (tanpa ada pihak yang lebih mendominasi).

Memiliki sumber keuangan yang diperlukan untuk operasi sistem sertifikasi dan untuk

membiayai pertanggunggugatan (liability) yang mungkin timbul.

Tidak boleh menawarkan atau memberikan pelatihan atau membantu pihak lain dalam

penyiapan jasa tersebut (sertifikasi).

Memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak dalam jumlah yang memadai

dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman yang diperlukan

untuk melaksanakan fungsi sertifikasi sesuai dengan jenis, rentang dan volume

pekerjaan yang dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen.

Page 6: Presentasi Pembentukan LSP

Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi

LSP harus menetapkan metode dan mekanisme untuk digunakan dalam

mengevaluasi kompetensi calon dan harus menetapkan kebijakan dan

prosedur yang sesuai untuk pengembangan awal dan pemeliharaan

berkelanjutan dari metode dan mekanisme tersebut.

LSP harus menetapkan suatu proses pengembangan dan pemeliharaan skema

sertifikasi yang mencakup kaji ulang dan validasi skema yang dilakukan oleh

komite skema.

LSP harus mengevaluasi metode ujian calon. Penyelenggaraan ujian harus

jujur, absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Minimum 1 (satu) tahun

sekali, metodologi dan prosedur yang tepat (seperti pengumpulan dan

pemeliharaan data statistik) harus ditetapkan untuk menegaskan kembali

kejujuran, keabsahan, kepercayaan dan kinerja umum setiap ujian dan semua

perbaikan perbedaan yang teridentifikasi.

Page 7: Presentasi Pembentukan LSP

Sistem Manajemen

LSP harus menggunakan sistem manajemen yang didokumentasikan dan mencakup semua persyaratan pedoman ini serta menjamin efektifitas penerapan persyaratan tersebut.

LSP harus menjamin bahwa: a) sistem manajemen ditetapkan dan dipelihara sesuai dengan pedoman ini,

dan b) sistem manajemennya dimengerti dan diterapkan pada semua tingkat

organisasi.

LSP harus mempunyai sistem pengendalian dokumen dan audit internal serta kaji ulang manajemen yang sudah diterapkan termasuk ketentuan untuk perbaikan berkelanjutan, tindakan koreksi dan pencegahan.

Page 8: Presentasi Pembentukan LSP

Personil LSP

Asesor Kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan

kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian.

Persyaratan Asesor Kompetensi

• Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan

kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya.

• Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu ujian atau bagian dari

suatu ujian harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal:

a) mengerti skema sertifikasi yang relevan;

b) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujian dan dokumen ujian

yang relevan;

c) memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji;

d) mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam

bahasa yang digunakan dalam ujian, dan

e) bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan penilaian

(asesmen) dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif.

• Mengikuti Diklat Asesor Kompetensi

Page 9: Presentasi Pembentukan LSP

Asesor Lisensi adalah seseorang yang memiliki kualifikasi untuk melaksanakan asesmen dalam rangka asesmen manajemen mutu dalam sistem lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi.

Terdiri atas : Asesor Kepala, Asesor dan Calon Asesor.

Persyaratan Asesor Lisensi

• Harus mengikuti dan lulus pelatihan Asesor lisensi.

• Keahlian/Pendidikan: a) Pendidikan minimal D1 dan sederajat dengan pengalaman kerja

yang terkait dengan profesi antara 1-3 tahun b) persyaratan & prosedur sertifikasi LSP c) Memahami persyaratan & prosedur sertifikasi TUK dan LSP

cabangd) Mengetahui persyaratan & prosedur lisensi e) Mampu berkomunikasi, baik dalam tulisan maupun lisan.

• Memiliki pengalaman asesmen.

Page 10: Presentasi Pembentukan LSP

B. Penyiapan dan Lisensi LSP

Pembentukan

1. Dilakukan oleh suatu Panitia Kerja yang dibentuk oleh atau dengan dukungan Asosiasi Industri terkait.

2. Susunan Panitia Kerja terdiri atas Ketua, Sekretaris dan beberapa orang anggota. Personil panitia mencakup unsur industri, asosiasi profesi, instansi teknis terkait, dan unsur pakar.

3. Panitia kerja memiliki tugas yaitu:a. Menyiapkan badan usaha (akta notaris - berkekuatan hukum)b. Menyusun organisasi dan personil c. Mendapatkan dukungan dari industri dan instansi terkait

4. Surat permohonan lisensi ditujukan kepada BNSP

Page 11: Presentasi Pembentukan LSP

1. Lembaga Sertifikasi Profesi adalah suatu lembaga yang dibentuk atas amanat Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 yang pendiriannya disahkan oleh Notaris, dan dengan demikian mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga.

2. Organisasi LSP terdiri unsur pengarah (board) dan unsur pelaksana. Unsur pengarah terdiri atas:• Ketua merangkap anggota, dan• Anggota (berasal dari asosiasi profesi dan/atau asosiasi industri)Unsur pelaksana minimal terdiri atas: • Ketua (atau nama lainnya)• Bagian administrasi• Bidang Standardisasi• Bidang Sertifikasi, dan• Bidang Manajemen Mutu

Bentuk Organisasi

Page 12: Presentasi Pembentukan LSP

1. LSP seharusnya memiliki kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu 2 tahun dan memliki sarana kerja yang memadai.

2. LSP harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan yang diberikan kepada industri dan sekaligus sebagai penghasilan untuk pendanaan organisasi.

3. LSP harus memiliki perangkat kerja yang meliputi:a) Standar kompetensi, b) Skema sertifikasi dan perangkat asessmen termasuk Materi Uji

Kompetensic) Tempat Uji Kompetensi, d) Personil yang kompeten termasuk asesor kompetensi dan asesor

lisensi, e) Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi.

Sarana dan Perangkat

Page 13: Presentasi Pembentukan LSP

1. Sebagai certificator (melaksanakan sertifikasi kompetensi):a) Menyusun skema sertifikasib) Membuat perangkat asesmenc) Menyediakan tenaga penguji (asesor)d) Melakukan asesmene) Melaksanakan surveilan pemeliharaan sertifikasif) Menetapkan persyaratan TUK dan memverifikasi TUKg) Memelihara kinerja asesor dan TUK

2. Sebagai developer (melakukan pemeliharaan dan pengembangan standar kompetensi):a) Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi industrib) Mengembangkan standar kompetensic) Mengkaji ulang standar kompetensid) Mengembangkan pelayanan asesmen dan sertifikasie) Mengembangkan skema sertifikasi

Fungsi LSP

Page 14: Presentasi Pembentukan LSP

1. Menetapkan biaya uji kompetensi,

2. Menerbitkan sertifikat kompetensi sesuai pedoman BNSP,

3. Mencabut/membatalkan sertifikat kompetensi,

4. Memberikan sanksi kepada asesor dan TUK yang melangggar aturan,

5. Mengusulkan standar kompetensi baru

Wewenang

Page 15: Presentasi Pembentukan LSP

1. LSP mengajukan permohonan untuk mendapatkan lisensi dengan melampirkan:a) Dokumen organisasi sesuai yang disyaratkan, b) Dokumen perangkat kerja sesuai yang disyaratkan

2. Penilaian terhadap kelayakan LSP pemohon dilakukan dalam 2 tahap:a) Tahap pertama, dilakukan “adequacy audit” audit kecukupan yang

menilai aspek organisasi dan sistem melalui asesmen kesesuaian dokumen terhadap persayaratan dan pedoman BNSP, serta konfirmasi dukungan industri terkait.

b) Tahap kedua, asesmen kesesuaian dokumen dan sistem terhadap persyaratan dan Pedoman BNSP serta kesesuaiannya terhadap pelaksanaannya.

3. Pemberian lisensi disertai ketentuan yang mewajibkan LSP berlisensi mempertahankan kelayakan organisasi dan kelayakan programnya.

Tata Cara Pemberian Lisensi

Page 16: Presentasi Pembentukan LSP

Pengawasan

1. LSP berlisensi wajib membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan sertifikasi dan program LSP kepada BNSP.

2. Laporan mencakup jumlah peserta uji kompetensi, jumlah yang lulus dan belum lulus. Serta kegiatan lain sesuai program.

Sanksi

1. BNSP berwenang menjatuhkan sanksi kepada LSP berlisensi yang gagal memenuhi ketentuan yang berlaku.

2. Proses pengenaan sanksi adalah melalui peringatan tertulis pertama, kedua dan ketiga diterbitkan dalam selang waktu 1 (satu) bulan.

3. Bentuk sanksi yang diberikan berupa: a) Pemberhentian sementara kegiatan LSP, b) Pencabutan Lisensi.

Pengawasan & Sanksi

Page 17: Presentasi Pembentukan LSP

C. Fasilitasi Pembentukan LSP P-3

1. Penyiapan Asesor Kompetensi melalui Diklat Asesor Kompetensi (durasi 6 hari).

• Anggaran kegiatan Diklat

• Narasumber/Pengajar (dari BNSP)

• Peserta dari praktisi sesuai bidang SKKNI (20 orang) dan wajib mampu menggunakan komputer

• Menghadirkan calon asesi jika praktek uji kompetensi melalui simulasi

2. Penyiapan Asesor Lisensi melalui Diklat Asesor Lisensi (durasi 5 hari).

• Anggaran kegiatan Diklat

• Narasumber/Pengajar (dari BNSP)

• Peserta dari praktisi sesuai bidang SKKNI (20 orang) dan wajib mampu menggunakan komputer

Page 18: Presentasi Pembentukan LSP

3. Pembentukan Panitia Teknis

• Keanggotaan

4. Penyusunan dokumen pembentukan LSP oleh Panitia Teknis

• Anggaran kegiatan Pendok

• Berupa rapat teknis / workshop 1 hari (+/- 3 kali kegiatan)

• Narasumber pembimbing (dari BNSP)

Page 19: Presentasi Pembentukan LSP

Terima Kasih