presentasi kelompok 7 (pengusaha agribisnis)_2.ppt

15
 KEWIRAUSAHAAN “PROFIL PENGUSAHA AGRIBISNIS” Kelas 8 Kelompok 7 Ketua Deka Maulana (410010074) Anggota A yu Wiji Wijayanti (410010036) Muthmainah Malik (410010062) Panji Nur Ihsan (410010076) Tifatama Rahmalia (410012254)  

Transcript of presentasi kelompok 7 (pengusaha agribisnis)_2.ppt

  • KEWIRAUSAHAAN PROFIL PENGUSAHA AGRIBISNIS

    Kelas 8Kelompok 7Ketua Deka Maulana (410010074)Anggota Ayu Wiji Wijayanti (410010036)Muthmainah Malik (410010062)Panji Nur Ihsan (410010076)Tifatama Rahmalia (410012254)

  • Kewirausahaan - AgribisnisKewirausahaan adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan batin,sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan sifatmental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui,dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.

    Joseph Schumpeter (1934), Wirausahawan adalah seorang investor yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut dapat dalam bentuk :Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,Memperkenalkan metode produksi baru,Membuka pasar yang baru (new market),Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru,Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Agribisnis menurut Sjarkowi dan Sufri (2004) adalah setiap usaha uang berkaitan dengan kegiatan pertanian, yang meluputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri ataupun pengusahaan pengelolaan hasil pertanian.

  • Profil Bob SadinoNamaBob SadinoLahirTanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933AgamaIslamAlamat RumahJalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Alamat KantorKem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Pendidikan SD, Yogyakarta (1947) SMP, Jakarta (1950) SMA, Jakarta (1953) Karir Karyawan Unilever (1954-1955) Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967) Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang) Dirut PT Boga Catur Rata PT. Kem Foods (pabrik sosis dan ham) PT. Kem Farms (kebun sayur)

  • Kisah hidup dan awal mula usaha beliau (Bob Sadino)

    Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri.Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah warung shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.

  • Profil Sukanto TanotoNamaSukanto Tanoto ( Tan Kang Hoo)LahirBelawan, Sumatera Utara, 25 Desember 1949AgamaTionghoaAlamat KantorPT. Raja Garuda Mas, SingapuraPendidikanSD, di Belawan pada tahun 1960 | SMP, di Medan pada tahun 1963KarirPedagang minyak, bensin, dan onderdil mobil (1967)General contractor & supplier (1969)Pendiri CV. Karya Pelita (Perusahaan kayu) (1972)Direktur Utama PT Raja Garuda Mas (RGM) (1973)Pendiri PT. Riau Pulp (1975)

  • Sukanto Tanotoyang terlahir dengan namaTan Kang Hoomerupakanseorang pengusaha atau konglomerat sukses asal Indonesiayang pada tahun 2006 di tasbihkan oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia, ia memimpin perusahaan yang bernama PT Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura yang usahanya di berbagai sektor terutama disektor kertas dan kelapa sawit sehingga Sukanto Tanoto dijuluki sebagai Si Raja Kertas dan Kelapa Sawit.Saat baru 18 tahun, ayahnya, Amin Tanoto, sakit stroke. Sulung dari tujuh bersaudara ini lalu mengambil alih tanggung jawab keluarga: meneruskan usaha orangtua berjualan minyak, bensin, dan peralatan mobil. Pekerjaan yang tak asing baginya karena sepulang sekolah ia biasa membantu orangtuanya sambil membaca buku. Dan, dari situ Sukanto alias Tan Kang Hoo pertama kali belajar keterampilan bisnis, termasuk menerima kenyataan dan tidak menyerah dalam keadaan apa pun, serta mencari solusi.Pandai melihat peluang, waktu impor kayu lapis dari Singapura menghilang di pasaran, di Medan ia mendirikan perusahaan kayu, CV Karya Pelita, 1972. Negara kita kaya kayu, mengapa kita mengimpor kayu lapis ujarnya.Saya itu pioner, katanya. Di saat orang lain belum membuat kayu lapis, ia memproduksi kayu lapis dan mengubah nama perusahaannya menjadi PT Raja Garuda Mas (RGM), dengan ia sebagai direktur utama, 1973. Kayu lapis bermerek Polyplex itu diimpor ke berbagai negara Pasaran Bersama Eropa, Inggris, dan Timur Tengah.Kisah hidup dan awal mula usaha beliau (Sukanto Tanoto)

  • Strategy competition saya itu satu dua step sebelum orang mengerjakannya, ungkapnya.Ketika belum ada orang membuka perkebunan swasta besar-besaran, walaupun waktu itu sudah ada perkebunan asing, di Sumatra, Sukanto membuka perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran.Di Medan, ia pun merambah bidang properti, dengan membangun Uni Plaza, kemudian Thamrin Plaza. Tidak hanya dalam negeri, ia melebarkan sayap ke luar negeri, dengan ikut memiliki perkebunan kelapa sawit National Development Corporation Guthrie di Mindanao, Filipina, dan electro Magnetic di Singapura, serta pabrik kertas di Cina (yang kini sudah dijual untuk memperbesar PT Riau Pulp). Sejak 1997, Sukanto memilih bermukim di Singapura bersama keluarga dan mengambil kantor pusat di negeri itu. Obsesinya, ingin jadi pengusaha Indonesia yang bersaing di arena global, minimal di Asia.Tujuan utamanya, menurut dia, Bagaimana kita bisa memanfaatkan keunggulan kita, untuk bersaing, paling tidak di arena Asia.

  • Kalau di bisnis, kunci sukses saya: think, act, learn, baca, dengar, lihat, katanya. Kedua, kalau saya tidak tahu, saya tanya. Saya juga tidak merasa sungkan menceritakan kegagalan saya,Selain itu, pegangannya: do the right thing, do the thing right. Do the right thing diartikan sebagai suatu pedoman pada pola manajemen. Do the thing right memiliki penekanan terhadap pentingnya suatu action. Prinsip saya, bisnis dan politik tak boleh campur, ujar pengagum pengusaha plastik dari Taiwan, Wai-Sze Wang, ini.Tidak ada proteksi.Bisnis, ya, bisnis, katanya.

  • Profil TriyonoNamaTriyonoLahirTahun 1982Agama-Alamat Rumah-Alamat KantorCV. Tri Agri Aurum MultifarmPendidikanJurusan Pertanian dan Peternakan Universitas Sebelas Maret, Solo, tahun 2006KarirPendiri CV. Tri Agri Aurum MultifarmFinalis Nasional Penghargaan Wirausahawan Mandiri 2010

  • Mungkin kita perlu mencontoh semangat Triyono, finalis tingkat nasional Penghargaan Wirausahawan Mandiri 2010 ini. Meski memiliki kekurangan fisik, ia berhasil mendirikan usaha di bidang agribisnis peternakan dan berhasil mencetak omzet hingga Rp 3 miliar per tahun. Fisik Triyono memang tak sempurna. Meski ketika berjalan harus ditopang kruk yang mengapit di kedua lengannya, ia berhasil membuktikan kepada dunia bahwa ia mampu memberikan manfaat kepada orang lain.Tri, sapaan pria yang sejak berusia satu tahun divonis penyakit polio ini, bercerita bahwa ketika terjun di dunia agribisnis, dia tak banyak mendapat dukungan dari kerabat dan keluarganya sendiri. "Mereka saat itu selalu melihat ketidaksempurnaan fisik saya, mereka ragu akan kemampuan saya bekerja. Saat itulah saya merasa tidak berguna," kenang Tri.Lelaki berumur 29 tahun ini teguh memegang prinsip: sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Penolakan yang selalu disematkan kepadanya ketika mencari pekerjaan menyadarkan Tri bahwa ia harus membangun usaha sendiri untuk mengasapi dapurnya. "Sudah pasti, saya adalah orang pertama yang ditolak perusahaan ketika melamar sekalipun IPK saya bagus," tuturnya sambil tersenyum. Tri mulai merintis usaha agribisnis peternakan ketika masih berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Pertanian dan Peternakan Universitas Sebelas Maret, Solo, tahun 2006. Dengan bermodalkan Rp 5 juta, ia memulai usaha bebek potong. Ia membeli 500 bebek untuk dia kembang biakkan dan dibesarkan di lahan pekarangan rumah keluarganya. Ia benar-benar menerapkan ilmu peternakan yang diperoleh di bangku kuliah.

    Kisah hidup dan awal mula usaha beliau (Triyono)

  • Awal 2007 ia memberanikan diri memulai usaha jual beli hewan kurban. Ia mengenang, saat itu menjadi tahun terberat baginya. Selain harus mempersiapkan ujian skripsi, ia juga baru merintis agribisnis. Alhasil, saat pagi hingga siang hari ia harus berkutat dengan kuliah. Setelah itu Tri mencurahkan waktunya membeli dan menjual sapi untuk pasokan hari raya kurban. Seorang diri, ia memasok hewan-hewan tersebut ke beberapa daerah di sekitar Sukoharjo. Masuk keluar pasar setiap hari sudah menjadi kegiatan rutin. "Saya harus berjalan jauh dengan menggunakan kruk, mencari dan membeli sapi yang berkualitas kemudian mengantar sapi-sapi tersebut ke tempat pesanan," kenang Tri. Tapi, dia pantang menyerah meski beberapa orang kerap menolak bekerja sama dengannya.Dengan mengibarkan bendera CV Tri Agri Aurum Multifarm, Tri berbisnis peternakan terpadu sapi potong, ayam potong, dan pupuk organik. Meski tak memiliki latar belakang berbisnis, Tri mampu meraih pasar dengan cepat. Bekal kuliah menjadi nilai plus mengembangbiakkan ternak. Alhasil, pada 2008 dia mampu meraih omzet Rp 50 juta per bulan. Dia juga berhasil membuka lapangan kerja baru di desanya. Meski tak keluar sebagai pemenang Wirausahawan Mandiri 2010, Triyono tak kecewa. Maklum, sejatinya, melalui ajang bertaraf nasional ini, ia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa peternakan sangat layak menjadi pilihan anak muda dalam berusaha. Asalkan, dikelola dengan manajemen yang baik.

  • Bagi Triyono, persoalan menang atau kalah bukanlah tujuannya mengikuti ajang Wirausahawan Mandiri 2010. Ada gol lain yang hendak dituju. Yakni, mengenalkan CV Tri Agri Aurum Multifarm ke seluruh Indonesia. Tak hanya itu, Triyono juga ingin menunjukkan ke semua orang bahwa agribisnis bukan hanya usaha yang cocok untuk orang tua, tetapi juga dapat dikelola oleh anak muda seperti dirinya. "Saya ingin usaha agribisnis yang dikelola anak muda menjadi tren," ungkap Triyono. Sejak mengembangkan usaha agribisnis dengan bendera Tri Agri tiga tahun lalu, omzet Triyono terus menanjak setiap tahun. Jika pada 2008, penghasilannya baru sebesar Rp 500 juta. Pada 2010 lalu pendapatannya melonjak enam kali lipat menjadi Rp 3 miliar. Berbekal ilmu peternakan yang ia pelajari saat bangku kuliah, Triyono memulai usaha agribisnisnya dengan menjual bebek potong hingga kemudian beternak ayam dan terakhir sapi. Kualitas ternak-ternak milik Triyono yang dibudidayakan di peternakan seluas 1 hektar tersebut terbilang unggul ketimbang ternak milik pelaku usaha lain.

  • Triyono yang kerap memberikan penyuluhan kepada mahasiswa dari pelbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret Surakarta memanfaatkan kotoran hewan ternaknya menjadi pupuk kompos, kemudian dijual ke pasar seharga Rp 350 per kilogram. Dalam sebulan, Triyono dapat mengolah 15 ton kotoran ternak yang disulap menjadi pupuk. Pria yang sempat mengenyam pendidikan di sekolah luar biasa (SLB) selama setahun saat usia delapan tahun ini mengatakan, ide mengolah limbah peternakan muncul ketika ia melihat kotoran ternak yang makin menggunung di sekitar lahan peternakannya. Untuk menjadi pupuk, Triyono mencampur kotoran ternak dengan tanah dan serbuk jerami. Pengerjaannya secara manual. Setelah semua bahan tercampur secara merata, kemudian dibungkus dengan plastik dan siap dijual ke pasar.

  • KESIMPULANSuatu wirausaha akan sukses apabila ada kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkappeluang.Bob SadinoSetiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.Sukanto TanotoKalau di bisnis, kunci sukses saya: think, act, learn, baca, dengar, lihat,TriyonoKekurangan bukanlah penghalang melainkan kelebihan yang dimiliki oleh setiap seseorang.

  • DAFTAR PUSTAKAhttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/01/25/11355699/Triyono.Juragan.gribisnis.Beromzet.Miliaranhttp://finance.detik.com/read/2012/03/08/142409/1861536/4/17pengusaha-ri-masuk-daftar-orang-terkaya-2012http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadinohttp://id.wikipedia.org/wiki/Sukanto_Tanotohttp://pengusahamuda.wordpress.com/biografi/http://www.orangterkayaindonesia.com/profil-sukanto-tanoto-orang-superkaya-di-indonesia/http://www.pemkomedan.go.id/tokoh_detail.php?id=871http://yinnihuaren.blogspot.com/2011/11/sukanto-tanoto-si-raja-kertasindonesia.htmlKOMPAS.comTabloid Kontan