Presentasi Kasus Penyakit Kusta

download Presentasi Kasus Penyakit Kusta

of 28

Transcript of Presentasi Kasus Penyakit Kusta

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    1/28

    PENYAKIT KUSTA

    RPS oleh SYAHRUL QAMAR

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    2/28

    DEFINISI

    Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik,

    dan penyebabnya ialah mcobacterium leprae

    yang bersifat intraselullar obligat. Saraf perifer

    sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan

    mukosa traktus respiratorius bagian atas,

    kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan

    saraf pusat Sinonim: lepra, morbus hansen

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    3/28

    EPIDEMIOLOGI

    Penyebaran: kontak kulit lama dan inhalasi

    Masa tunas: 40 hari-40 tahun, rata2 3-5 tahun

    Tersebar diseluruh dunia akibat perpindahanpenduduk

    Bukan penyakit keturunan

    Sering pada sosioekonomi rendah, penurunanimunitas, anak2 dan orang tua

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    4/28

    ETIOLOGI

    Kuman penyebab adalah Mycobacterium

    Leprae yang ditemukan oleh G.A. Hansen pada

    tahun 1874 di Norwegia

    Beum bisa dibiakan dalam media artifisial

    Berbentuk basil dengan ukuran 3-8 Um x 0,5

    Um

    Tahan asam dan alkohol

    Gram positif

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    5/28

    PATOGENESIS

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    6/28

    . . .

    Tipe Intermediate: tak masuk dalam spektrum

    TT: tuberkuloid polar 100%, stabil

    LL: lepramatosa polar 100%, stabil

    Ti dan Li: tipe borderline atau campuran antaratuberkuloid dan lepramatosa

    BB: 50-50

    BT dan Ti lebih banyak tuberkuloidnya

    BL dan Li lebih banyak lepramatosanya

    2 tipe diatas lebih labil

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    7/28

    Zona spektrum kusta menurut macam

    klasifikasi

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    8/28

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    9/28

    Gambaran klinis, bakteriologik, dan imunologik

    kustamultibasilar (MB)

    sifat LL BL BB

    Bentuk lesi Makula, Infiltrat

    difus, papul,nodus

    Makula, Plakat,

    papul

    Plakat

    Dome-shaped

    Punched out

    Jumlah lesi Tidak terhitung Sukardihitung(masih ada

    kulit sehat)

    Dapat dihitung

    Distribusi lesi Simetris Hampir simetris Asimetris

    Permukaan lesi Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar, agak

    berkilatBatas lesi Tidak jelas Agak jelas Agak jelas

    Anastesi Tidak ada sampai

    tidak jelas

    Tak jelas Lebih jelas

    BTA pada lesi kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak banyak

    Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    10/28

    Gambaran klinis, bakteriologik, dan

    imunologik kustamultibasilar (PB)sifat LL BL BB

    Bentuk lesi Makula saja,

    makula dibatasi

    infiltrat

    Makula dibatasi

    infiltrat, infiltrat

    saja

    Hanya infiltrat

    Jumlah lesi Satu, dapatbeberapa

    Beberapa atau satudengan satelit

    Satu atau beberapa

    Distribusi lesi Asimetris Masih asimetris Variasi

    Permukaan lesi Kering bersisik Kering bersisik Halus agak berkilat

    Batas lesi Jelas Jelas Dapat jelas atau

    dapat tidak jelas

    Anastesi Jelas Jelas Tak ada sampai tidak

    jelas

    BTA pada lesi kulit Hampir selalu

    negatif

    Negatif atau hanya

    1+

    Biasanya negatif

    Tes Lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah Dpt (+) lmah atau ()

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    11/28

    . . .

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    12/28

    Kusta MB tipe

    BB. Tampak tanda khas

    berupa lesi

    Kusta tipe BL

    Lesi numuler, asimetris

    dalam jumlah banyak

    Kusta tipe LL.

    Banyak infiltrat hampir

    simetris pada muka

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    13/28

    . . .

    Antara diagnosis klinis dan histopatologik kadangberbeda

    Diagnosis klinis harus berdasar pemeriksaanseluruh tubuh

    Pemeriksaan klinis dpt menggunakan jarum,kapas, suhu untuk mengetahui adanya anestesiakulit, alopesia di daerah lesi

    Saraf perifer: pembesaran, konsistensi, dan nyeriatau tidak (n. fasialis, aurikularis magnus, radialis,ulnaris, medianus, poplitea lateralis, dan n.tibialis poeterior)

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    14/28

    Pemeriksaan

    UJI SENSIBILITAS

    Tes rasa raba

    menggunakan ujung

    kapas yang di sentuhkan

    pada lesi

    Tes rasa nyeri

    dengan menggunakan

    ujung jarum suntik yang

    disentuhkan pada lesi.

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    15/28

    Tes suhumenggunakan 2

    tabung reaksi yang

    berisi air dingin dan

    air hangat. Bila ada

    gangguan

    sensibilitas, pasientidak dapat

    membedakan dingin

    dan panas

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    16/28

    Pemeriksaan saraf tepi

    Pemeriksaan N. ulnaris

    Pemeriksaaan N.

    radikulokutaneus

    Pemeriksaan N. tibialis

    posterior

    Pemeriksaaan N.

    peroneus lateralis

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    17/28

    Bagan diagnosis klinis menurut WHO

    PB MB

    1. Lesi kulit (makula

    datar, papul yang

    meninggi, nodul)

    - 1-5 lesi

    - Hipopigmentasi/

    eritema

    - Hilangnya sensasiyang jelas

    - >5 lesi

    - Distribusi lebih

    simetris

    - Hilangnya sensasikurang jelas

    2. Kerusakan saraf

    (menyebabkan

    hilangnya sensasi /kelemahan otot)

    Hanya satu cabang

    saraf

    Banyak cabang saraf

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    18/28

    Deformitas

    Primer: akibat langsung oleh granuloma yang

    terbentuk sebagai reaksi terhadap m. leprae,

    yang mendesak dan merusak jaringan di

    sekitarnya, yaitu kulit, mukosa traktusrespiratorius atas, tulang-tulang jari dan wajah

    Sekunder: akibat kerusakan saraf, umumnya

    deformitas diakibatkan keduanya, tetapiterutama karena kerusakan saraf

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    19/28

    . . .

    Kerusakan mata:

    Primer: alopesia pada alis dan bulu mata

    Sekunder: akibat kerusakan n. faciallis Alopesia jaringan lain

    Ginekomastia akibat infiltrasi granuloma pada

    tubulus seminiferus testis

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    20/28

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    21/28

    Penunjang diagnosis

    Pemeriksaan bakterioskopik dengan

    pengecatan ZIEHL-NEELSEN. Bakterioskopik

    negatif tak menjamin orang tak mengandung

    basil leprae

    Pemeriksaan histopatologik

    Pemeriksaan serologik

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    22/28

    Penatalaksanaan

    Rifampisin 600 mg dan klofazimin (lampren)300 mg sekali sebulan dalam pengawasan,ditambah dapson 100 mg tiap hari dan

    klofazimin (lampren)50 mg tiap hari selama 12bulan.

    Bila makan obat tidak teratur, dosis 12 bulanyang diselesaikan dalam 18 bulan masih dapatditerima.

    perhatikan komplikasi

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    23/28

    Penatalaksanaan komplikasi kusta:

    Reaksi Reversal

    Prednisolon dengan dosis awal 40 mg/hari. Bilaada perbaikan diturunkan berturut-turut menjadi

    30 mg, 20 mg, 15 mg, 10 mg dan 5mg/hari setiap2 minggu.Bila dalam penurunan dosis tidak adaperbaikan/memburuk, dosis dapatdipertahankan/dinaikkan. Pastikan bahwa

    pengobatan dapat dilanjutkan sesuai denganwaktu Periksa adanya infeksi terkait (tuberculosisdan strongiloides)

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    24/28

    Eritema Nodosum Leprosum

    ENL ringan (tanpa keterlibatan saraf, mata, atau

    genital) dengan tablet asam salisilat 3 x 1000 mg/hariselama 1-2 minggu.

    ENL berat (pasien tampak sakit dengan keterlibatansaraf, mata, atau genital) dengan steroid. Dosis dancara pemberian obat sama dengan reaksi reversal.

    Periksa adanya infeksi terkait.

    Tuberkulosis dapat berkomplikasi dengan ENLThalidomid bila tersedia dapat diberikan 100-400 mgsekali sehari selama 1-2 minggu. Jangan berikan pada

    ibu hamil atau wanita yang menggunakan kontrasepsi,Thalidomide dapat menyebabkan deformitas berat

    pada janin.

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    25/28

    Ulserasi dan deformitas

    -Luka harus bersih dan tertutup. Luka superfisial dapat dibalutdengan seng adhesive sticking plaster, yang diganti setelah 1-2minggu. Kulit yang hiperkeratotik harus dikikis.

    -Jangan gunakan balutan tebal pada kaki. Hal ini akan membuattekanan setempat ketika berjalan dan luka sulit sembuh.

    -Gunakan antibiotik hanya bila terjadi selulitis.

    -Deformitas lanjut dapat dicegah dengan perawatan harian oleh

    pasien:inspeksi, rendam dan meminyaki, kikis kulit yang tebal dan lunakkandengan pemberian asam salisilat 15% dalam vaselin. Jari-jari kakidiregangkan secara aktif dan pasif untuk mencegah kontrakturberlanjut. Untuk mata yang tak berkedip dapat digunakan kacamata di siang hari dan pada malam hari jika perlu gunakan penutuplembut yang mengandung vaselin. Pasien harus belajarmengedipkan mata terus menerus untuk membasahi matanya

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    26/28

    Peringatan:

    komplikasi, reaksi, dan deformitas lanjut

    dapat muncul kemudian

    setelah pengobatan antibakteri (menurut

    WHO) selesai. Pasien harus diberi

    informasi tentang hal tersebut dan

    pengobatan harus segera dimulai

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    27/28

    PENCEGAHAN CACAT

    ( PREVENTION OF DISABILITY )

    Tangan/kaki yang akan

    diperiksa letakkan di atas

    meja/paha penderita/

    tangan pemeriksa. Sentuh

    titik-titik tersebut dengan

    bolpen plastik ringan,

    tanpa tekanan. Minta

    pasien menunjuk tempat

    yang disentuh tsb.Penyimpangan yang dapat

    ditoleransi =/< 1 cm

  • 8/10/2019 Presentasi Kasus Penyakit Kusta

    28/28