Tinjauan Pustaka Penyakit Kusta

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta pada umumnya sering dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara dalam pemberian pelayanan kesehatan yang baik dan memadai kepada masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya. Kuman kusta biasanya menyerang saraf tepi kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sifatnya kronis dan dapat menimbulkan masalah yang komplek. Penyebab penyakit kusta ialah suatu kuman yang disebut Mycobaterium leprae. Sumber penularan

description

KTI

Transcript of Tinjauan Pustaka Penyakit Kusta

16

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenyakit kusta pada umumnya sering dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara dalam pemberian pelayanan kesehatan yang baik dan memadai kepada masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya. Kuman kusta biasanya menyerang saraf tepi kulit dan jaringan tubuh lainnya.Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sifatnya kronis dan dapat menimbulkan masalah yang komplek. Penyebab penyakit kusta ialah suatu kuman yang disebut Mycobaterium leprae. Sumber penularan penyakit ini adalah penderita kusta multi basilet (MB) atau kusta basah. Di Indonesia penderita kusta terdapat hampir diseluruh daerah dengan penyebaran yang tidak merata. Suatu kenyataan, di Indonesia bagian Timur terdapat angka kesakitan kusta yang lebih tinggi. Penderita kusta 90% tinggal diantara keluarga mereka dan hanya beberapa persen saja yang tinggal dirumah sakit kusta, koloni penampungan atau perkampungan kusta. Prevalensi kusta di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun. Tahun 1986 ditemukan 7,6 per 10.000 penduduk menjadi 5,9 per 10.000 penduduk. Pada tahun 1994 terjadi lagi penurunan menjadi 2,2 per 10.000 penduduk dan menjadi 1,39 per 10.000 penduduk pada tahun 1997.Penurunan prevalensi penyakit kusta ini karean kemajuan di bidang teknologi promotif, pencegahan, pengobatan serta pemulihan kesehatan di bidang penyakit kusta.Dengan dapatnya diatasi penyakit kusta ini seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tetapi sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu di perhatikan oleh pihak yang terkait. Karena mengingat kompleksnya masalah penyakit kusta, maka di perlukan program penanggulangan secara terpadu dan menyeluruh dalam hal pemberantasan, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial ekonomi dan permasyarakatan dari bekas penderita kusta. Suatu penyataan bahwa sebagian besar penderita kusta adalah dari golongan ekonomi lemah. Perkembangan penyakit pada diri penderita bila tidak ditangani secara cermat dapat menimbulkan cacat dan keadaan ini menjadi halangan bagi penderita kusta dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi mereka, juga tidak dapat berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara.Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari masalahmasalah tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara, karena masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat.Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kelurahan laikang kecamatan kajang kabupaten Bulukumba, terdapat beberapa orang yang menderita penyakit kusta. Warga yang menderita penyakit kusta sebanyak 4 orang, penderita penyakit kusta yang telah meninggal dunia sebanyak 2 orang. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui karakteristik penderita penyakit kusta. Seiringan dengan itu peneliti mengangkat judul Gambaran Pengetahuan Terjadinya Penyakit Kusta Di Kelurahan Laikang Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dengan alas bahwa ada beberapa warga kelurahan laikang kecamatan kajang kabupaten Bulukumba menderita penyakit kusta.B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran pengetahuan terjadinya penyakit kusta di kelurahan laikang kecamatan kajang kabupaten Bulukumba ?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui gambaran karakteristik penyakit kusta di kelurahan laikang kecamatan kajang kabupaten Bulukumba.2. Tujuan Khususa) Untuk mengetahui gambaran karakteristik penyakit kusta ditinjau dari pendidikan.b) Untuk mengetahui gambaran karakteristik penyakit kusta ditinjau dari pekerjaan.c) Untuk mengetahui gambaran karakteristik penyakit kusta ditinjau dari usia.D. Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian yang di dapatkan dalam penelitian ini yaitu 1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat sekitar agar dapat menjaga kesehatan pola hidup.2. Sebagai masukan bagi elemen masyarakat agar dapat mengetahui pencegahan terjadinya penyakit kusta.3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi peneliti tentang pennyakit kusta.4. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Diploma (DIII) Akademi Keperawatan Bulukumba.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan1. Pengertian PengetahuanPengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Sumber pengetahuan bias berupa banyak bentuk contohnya adalah Koran, majalah, email, artikel, iklan dan manusia (Hendrik, 2006).Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu dimana pengindraan dapat melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa dan raba, tetapi sebahagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2006).Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang yang terdiri dari :a. Proses adaptasi prilakuDari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada prilaku yang tidak disadari oleh pengatahuan.

b. Tingkat PengetahuanPengetahuan mencakup enam tingkat yaitu 1) Tahu atau (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, pengetahuan tingkat ini termaksuk juga mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.2) Memahami (comprehension) yang merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.3) Aplikasi (Aplication) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.4) Analisis yang merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.5) Sintesis yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan Bagian-bagian didalam bentuk suatu keseluruhan yang baru.Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek.2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pengetahuana. Tingkat PendidikanPendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.b. InformasiSeseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas.c. PengalamanSesuatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.d. Sosial EkonomiTingkat kemampuan seseorang untuk mempunyai kebutuhan hidupe. UsiaUsia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.B. Tinjauan Umum Tentang Penyakit Kusta1. Pengertian Penyakit KustaPenyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.2. Sejarah Penyakit KustaPendapat kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini sering kali menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta bukan penyakit keturunan atau kutukan Tuhan.3. Penyebaran Penykit KustaPenyakit ini diduga berasal dari Afrika atau Asia Tengah yang kemudian menyebar keseluruh dunia lewat perpindahan penduduk ini disebabkan karena perang, penjajahan, perdagangan antar benua dan pulau-pulau. Berdasarkan pemeriksaan kerangka-kerangka manusia di Skandinavia diketahui bahwa penderita kusta ini dirawat di Leprosaria secara isolasi ketat. Penyakit ini masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke IV-V yang diduga dibawa oleh orang-orang India yang datang ke Indonesia untuk menyebarkan agamanya dan berdagang.4. Penyebab Penyakit KustaPenyakit kusta disebabkan oleh kuman yang dimakan sebagai microbakterium, dimana microbacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai namun jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh karena itu dinamakan sebagai basil tahan asam. Selain banyak membentuk safrifit, terdapat juga golongan organism patogen (misalnya Microbacterium tubercolose, mycrobakterium leprae) yang menyebabkan penyakit menahun dengan menimbulkan lesi jenis granuloma infeksion.Penyakit kusta dapat ditularkan dari penderita kusta tipe Multi basiller (MB) kepada orang lain dengan cara penularan langsung. Cara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat bahwa penyakit kusta dapat ditularkan melalui saluran pernafasan dan kulit.Timbulnya kusta bagi seseorang tidak mudah, dan tidak perlu ditakuti tergantung dari beberapa faktor antara lain :a) Faktor Sumber Penularan.Sumber penulatan adalah penderita kusta tipe MB. Penderita MB inipun tidak akan menularkan kusta, apabila berobat teratur.b) Faktor Kuman Kusta.Kuman kusta dapat hidup diluar tubuh manusia antara 1 9 hari tergantung pada suhu atau cuaca, dan diketahui hanya kuamn kusta yang utuh (solid) saja yang dapat menimbulkan penularan.c) Faktor Daya Tahan Tubuh.Sebagian besar manusia kebal terhadap penyakit kusta (95%). Dari hasil penelitian menunjukkan gambaran sebagai berikut:Dari 100 orang yang terpapar : 95 orang tidak menjadi sakit. 3 orang sembuh sendiri tanpa obat. 2 orang menjadi sakit, hal ini belum lagi memperhitungkan pengaruh pengobatan.

5. Etimologi Penyakit KustaCara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang mengatakan bahwa penularan penyakit kusta adalah:a) Melalui sekret hidung, basil yang berasal dari sekret hidung penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat hidup 27 x 24 jam.b) Kontak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus dibawah umur 15 tahun, keduanya harus ada lesi baik mikoskopis maupun makroskopis, dan adanyabkontak yang lama dan berulang-ulang.Klinis ternyata kontak lama dan berulang-ulang ini bukanlah merupakan faktor yng penting. Banyak hal-hal yang tidak dapat di terangkan mengenai penularan ini sesuai dengan hukum-hukum penularan seperti halnya penyakitpenyaki terinfeksi lainnya.Menurut Cocrane (2006), terlalu sedikit orang yang tertular penyakit kusta secara kontak kulit dengan kasus-kasus lepra terbuka. Menurut Ress (2005) dapat ditarik kesimpulan bahwa penularan dan perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah atau keganasan Mocrobakterillm Leprae dan daya tahan tubuh penderita. Disamping itu faktor-faktor yang berperan dalam penularan ini adalah :a) Usia : Anak-anak lebih peka dari pada orang dewasab) Jenis kelamin : Laki-laki lebih banyak dijangkitic) Ras : Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkitid) Kesadaran sosial :Umumnya negara-negara endemis kusta adalah Negara dengan tingkat sosial ekonomi rendahe) Lingkungan : Fisik, biologi, sosial, yang kurang sehat6. Tanda tanda Penyakit KustaTanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Di dalam tulisan ini hanya akan disajikan tanda-tanda secara umum tidak terlampau mendetail, agar dikenal oleh masyarakat awam, yaitu:a) Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusiab) Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.c) Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus. Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.d) Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada kulite) Alis rambut rontokf) Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa)Gejala-gejala umum pada lepra, reaksi :a) Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil.b) Anoreksia.c) Nausea, kadang-kadang disertai vomitus.d) Cephalgia.e) Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis.f) Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali.g) Neuritis.7. Bentuk bentuk Penyakit KustaPenyakit kusta terdapat dalam bermacam-macam bentuk, yakni bentuk leproma mempunyai kelainan kulit yang tersebar secara simetris pada tubuh. Untuk ini menular karena kelainan kulitnya mengandung banyak kuman. Bentuk tuber koloid mempunyai kelainan pada jaringan syaraf, yang mengakibatkan cacat pada tubuh. Bentuk ini tidak menular karena kelainan kulitnya mengandung sedikit kuman. Diantara bentuk leproma dan tuber koloid ada bentuk peralihan yang bersifat tidak stabil dan mudah berubah-ubah.

BAB IIIKERANGKA KONSEP

A. Kerangka KonsepIndependentDependent

Penderita Penyakit KustaPendidikan

Pekerjaan

Usia

Keterangan :: Variabel Independent: Variabel DependentB. Defenisi Operasional1. Penderita penyakit kusta adalah penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks.2. Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.3. Pekerjaan adalah Sesuatu aktifitas seseorang yang dilakukan untuk memebuhi kebutuhan hidup.4. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.BAB IVMETODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan PenelitianJenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif sederhana yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran karakteristik penderita penyakit kusta.B. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di kelurahan laikang kecamatan kajang kabupaten Bulukumba. Dengan alasan kelurahan ini termaksud daerah yang pemukiman warga yang terdapat penderita penyakit kusta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010.C. Populasi dan Sampel Penelitiana. Populasi PenelitianPopulasi adalah jumlah keseluruhan objek yang memungkinkan untuk diteliti (Notoadmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua dan masyarakat yang bertempat tinggal di dusun Tanru Tedong Desa Garanta Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Populasi ini berjumlah 297 KK (Kepala Keluarga).b. Sampel PenelitianSampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple random (sistem acak) dengan sampel sebanyak 297 KK, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.D. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian dibuat berdasarkan studi kepustakaan dan dimodifikasi oleh peneliti. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner ini di buat untuk mengumpulkan data dari tiap responden atau dalam hal ini adalah subjek yang diteliti.E. Teknik Pengumpulan DataWawancara Adalah suatu metode yang digunakan untuk pengumpulan data terhadap objek yang diteliti dengan acuan kuesioner. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mengetahui tingkat kecemasan orangtua terhadap tayangan pornografi siaran televisi.F. Teknik Analisis DataData yang diperoleh dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis deskriptif sederhana. Data-data dalam penelitian ini berdasarkan hasil pengumpulan data yang menjadi pedoman untuk data dideskriptifkan agar mempermuda proses pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA

Cocrane, 2006. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (terjemahan : Istiwidayati). Jakarta: Erlangga

Hendrik, 2006. Psikologi Keluarga. Bandung: Percetakan Alumni.

Notoatmodjo, 2002. Statistik Dasar. Jakarta : Bina Aksara

Sarwono, S.W. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press.

Slameto. 2006. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Bina Aksara.

Soedjono. 2008. Pengantar Psikologi untuk Studi Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. Bandung: Tarsito.., A.A. (2007), Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data,Salembang Medica, Jakarta.

WHO, 2007. psikologi orangtu. Widya Medika.

www.infonaturalismelife.co.id/home/hein/tksk/nmpd. asp

http://www.perkembangananakmelaluidunialuar.com/kti/1/30.fhr

http://www.kumpulancatatanorangtuaadalahmalaikatku.com/kti/11/fr

www.google/kehidupananakusiaremaja.com/kesepakatanrumahtangga/search.php