PRESENTASI AKHIR.pdf

43
Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi

Transcript of PRESENTASI AKHIR.pdf

  • K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i

  • Secara Garis besar, isi presentasi Identifikasi Sarana Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi ini antara lain:

  • K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i

  • Identifikasi adalah tanda kenal diri; penentu atau penetapan identitas (KBBI)

    Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman (UU No 1 Tahun 2011)

    Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

    Infrastruktur adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian

    Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. (UU No 26 Tahun 2007)

    Kawasan Strategis Cepat Tumbuh merupakan bagian kawasan strategis yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya (Permendagri Nomor 29 Tahun 2008)

  • KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH adalah merupakan bagian kawasan

    strategis yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan

    pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.

    Pusat Pertumbuhan

    adalah lokasi

    konsentrasi kegiatan

    ekonomi yang sudah

    berkembang

    Peran Kawasan sebagai penggerak

    pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dan

    daerah tertinggal di sekitarnya

    Fungsi Kawasan sebagai

    pusat pelayanan

    perdagangaan, jasa, dan

    industri

    Suatu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting

    dalam lingkup provinsi/kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, dapat

    ditetapkan untuk dikembangkan menjadi kawasan strategis cepat tumbuh daerah.

  • Inventarisasi potensi dan permasalahan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh.

    Inventarisasi data potensi dan masalah prasarana/sarana bidang permukiman pada Wilayah Strategis Cepat Tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh.

    Menghimpun informasi tingkat capaian pelayanan infrastruktur bidang permukiman pada Wilayah Strategis Cepat Tumbuh sebagai dasar penyusunan Perencanaan Pengembangan infrastruktur Wilayah Strategis Cepat Tumbuh khususnya di bidang permukiman.

    Mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan infrastruktur di bidang Permukiman pada kawasan cepat tumbuh terpilih dalam skala prioritas tahun 2015 2017 untuk menunjang pengembangan potensinya.

  • Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Program dan Pembangunan Nasional;

    Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Daerah;

    Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

    Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan;

    Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Pemerintahan Daerah;

    Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman;

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 tentang Peran serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang Daerah;

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah.

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2014 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

  • DEFINISI WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH (PERMENDAGRI NO. 29 TAHUN 2008) Bagian kawasan strategis yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena mempunyai keunggulan sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya

  • K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i

  • KAB. MALANG

    KAB. JEMBER

    KAB. BANYUW ANGI

    KAB. TUBAN

    KAB. BLITAR

    KAB. KEDIRI

    KAB. BO JONEG ORO

    KAB. NG AW I

    KAB. LUMAJANG

    KAB. LAMONGAN

    KAB. PACITAN

    KAB. NG ANJUK

    KAB. PASURUAN

    KAB. MADIUN

    KAB. SITUBONDOKAB. PROBO LINGGO

    KAB. GRESIK

    KAB. BO NDOW OSO

    KAB. SAMPANG

    KAB. PONOROGO

    KAB. BANGKALAN

    KAB. SUMENEP

    KAB. JO MBANG

    KAB. TRENGGALEK

    KAB. MOJOKERTO

    KAB. TULUNGAGUNG

    KAB. SIDOARJO

    KAB. PAMEKASAN

    KAB. MAGETAN

    KO TA SURABAYA

    Propinsi Jawa Timur

    Kabupaten Banyuwangi

    Kecamatan Glagah

    Luas Wilayah : 7.628 Ha Administrasi : 2 Kelurahan

    dan 8 Desa Jml Penduduk : 34.323 jiwa

  • PPK Kawasan Strategis Ekonomi (RTRW

    Kab.) sebagai wilayah penunjang agropolitan Ijen

    Kawasan Strategis Sosial Budaya (Suku Osing)

    Penunjang pengembangan Perkotaan Banyuwangi (Kelurahan Bakungan dan Banjarsari menjadi bagian perkotaan Banyuwangi)

    Wilayah perkotaan Kecamatan Glagah terdiri dari Desa Glagah, Desa Kemiren dan Desa Olehsari

    Tinjauan Tujuan

    RDTR Kota Banyuwangi

    Mewujudkan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Banyuwangi sebagai Pusat Pertumbuhan Regional dengan Fungsi Utama Kawasan Perdagangan dan Jasa, Fasilitas Umum dan Perumahan

    RDTR BWP Glagah Mewujudkan Kawasan Perkotaan Glagah sebagai Kawasan Strategis Sosial Budaya yang Didukung oleh Kegiatan Pemerintahan serta Perdagangan dan Jasa

  • Penggunaan lahan di Kecamatan Glagah didominasi oleh Penggunaan lahan berupa perkebunan dan sawah.

  • Penduduk berdasarkan jenis kelamin

    Laki-laki Perempuan

    1 Paspan 1.694 1.678 3.372

    2 Glagah 1.134 1.241 2.375

    3 Olehsari 1.170 1.264 2.434

    4 Rejosari 1.276 1.348 2.624

    5 Bakungan 2.412 2.269 4.681

    6 Banjarsari 2.890 3.156 6.046

    7 Kemiren 1.196 1.333 2.529

    8 Tamansuruh 2.047 2.144 4.191

    9 Kenjo 905 948 1.853

    10 Kampunganyar 2.047 2.171 4.218

    16.771 17.552 34.323 Jumlah

    PendudukNo. Desa/Kelurahan Total

    No. Desa/KelurahanLuas

    (km2)Penduduk

    Kepadatan

    (jiwa/km2)

    Jumlah

    Rumah

    Tangga

    1 Paspan 6,94 3.372 486 1.120

    2 Glagah 3,90 2.375 609 786

    3 Olehsari 3,59 2.434 678 841

    4 Rejosari 2,64 2.624 994 908

    5 Bakungan 2,88 4.681 1.625 1.221

    6 Banjarsari 5,16 6.046 1.172 1.769

    7 Kemiren 2,50 2.529 1.012 978

    8 Tamansuruh 10,47 4.191 400 1.596

    9 Kenjo 7,12 1.853 260 638

    10 Kampunganyar 31,08 4.218 136 1.569

    76,28 34.323 450 11.426 Jumlah

    Kepadatan Penduduk

    Tahun

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)

    Pertumbuhan

    (%)

    2011 33.992

    2012 34.167 0,51%

    2013 34.323 0,46%

    0,49%Rata-rata

    Pertumbuhan Penduduk

    No. Desa/

    Kelurahan Islam Kristen Katolik Hindu Budha Total

    1 Paspan 3.372 - - - - 3.372

    2 Glagah 2.363 8 4 - - 2.375

    3 Olehsari 2.427 7 - - - 2.434

    4 Rejosari 2.624 - - - - 2.624

    5 Bakungan 4.669 12 - - - 4.681

    6 Banjarsari 5.898 104 12 21 5 6.040

    7 Kemiren 2.512 7 10 - - 2.529

    8 Tamansuruh 5.413 18 6 - 14 5.451

    9 Kenjo 1.853 - - - - 1.853

    10 Kampunganyar 4.206 12 - - - 4.218

    35.337 168 32 21 19 35.577 Jumlah

    Penduduk berdasarkan Agama

    No. Desa/

    Kelurahan Pertanian Industri Perdagangan Angkutan Jasa-jasa Lainnya

    1 Paspan 1.329 46 198 24 54 196

    2 Glagah 672 32 119 23 37 192

    3 Olehsari 701 30 324 16 31 194

    4 Rejosari 716 51 115 19 27 172

    5 Bakungan 1.220 59 231 39 104 216

    6 Banjarsari 1.984 74 302 61 114 264

    7 Kemiren 693 33 126 22 31 207

    8 Tamansuruh 1.432 49 169 34 57 242

    9 Kenjo 690 26 114 20 38 119

    10 Kampunganyar 2.065 85 275 37 62 238

    11.502 485 1.973 295 555 2.040 Jumlah

    Penduduk Berdasarkan mata Pencaharian

  • Sektor yang berkembang di Kecamatan Glagah antara lain:

    Pertanian

    Terdapat sawah irigasi teknis dan perkebunan rakyat dengan komoditi kopi, pepaya, cengkeh dll

    Pariwisata

    Perkebunan kalibendo, air terjun kalibendo, desa wisata osing

    Industri

    Industri kerajinan, bangunan, mebel

    Pengembangan perumahan dan Fasilitas Perkotaan

    Berkembang di Kelurahan Bakungan dan Kelurahan Banjarsari

    Pengembangan fasilitas perkotaan dikarenakan fungsi kawasan sebagai penunjang Kota Banyuwangi

  • Memiliki lokasi yang cukup strategis, adanya keterkaitan sistem regional jaringan transportasi dan fungsi kawasan terhadap wilayah perkotaan yang lebih tinggi yaitu Perkotaan Banyuwangi;

    Dilalui oleh jalan strategis nasional, akses menuju wisata Kawah Ijen

    Memiliki kebudayaan lokal dan kesenian daerah yang dapat menjadi potensi daya tarik wisata, keberadaan Desa Osing di Desa Kemiren

    Daya tarik wisata yang ada belum optimal, perlu adanya dukungan prasarana sarana penunjang kegiatan wisata

    Pengelolaan dan pengembangan infrastruktur permukiman belum optimal

    Penetapan Glagah sebagai kota penunjang Kota Banyuwangi;

    Adanya arahan dari RTRW Kabupaten Banyuwangi, Perkotaan Glagah sebagai kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam lingkungan non bangunan "suku osing", merupakan suku asli (penduduk asli) Banyuwangi;

    Berdasarkan RIPDA, ditinjau dari wilayah pengembangan pariwisata skala Kabupaten Banyuwangi, obyek wisata budaya Osing di Perkotaan Glagah termasuk dalam zona jalur wisata sebagai obyek wisata pendukung wilayah pengembangan pariwisata (WPP) I, dengan pusat kegiatan utama di Kawah Ijen;

  • Stasiun

    Karangasem

    Perkebunan Kalibendo

    Desa Adat Kemiren

    Kantor Kecamatan Glagah

    Koridor Glagah

  • Faktor Penyebab

    Kestrategisan Tinjauan Perwilayahan Implikasi Pengembangan

    Sumberdaya Alam dan Sektor Unggulan

    Kecamatan Glagah memiliki lokasi potensi Sumber Daya Alam berupa kawasan pertanian yang subur. Selain itu berkembang pula pariwisata dan pengembangan perumahan developer.

    Lokasi yang strategis ini secara langsung berdampak terhadap perekonomian. Pada kawasan ini sektor yang paling berkembang yaitu pariwisata, pertanian dan industri. Selain itu adanya dukungan aksesbilitas yang baik mendukung pula perkembangan wilayah ini.

    Sumberdaya Manusia dan Kelembagaan

    Berdasarkan dari hasil data yang didapatkan untuk Kecamatan Glagah memiliki SDM yang cukup tinggi. (pertumbuhan penduduk positif, jumlah penduduk usia produktif berkisar 60%)

    Kawasan ini juga memiliki sektor pendidikan yang beragam yaitu SLTA/SMK dan tingkatan yang lebih rendah

    Sumberdaya Prasarana dan Sarana

    Dilalui jalan kolektor primer serta terdapat terminal dan Stasiun Kereta Api Karangasem di Kelurahan Bakungan.

    Pada kenyataannya di Kecamatan Glagah khususnya pada jalan-jalan yang menghubungkan antar desa masih banyak berupa jalan aspal dengan kondisi yang kurang baik dan jalan makadam/tanah. Sehingga membutuhkan peningkatan perkerasan jalan.

    Kebijakan Kecamatan Glagah diarahkan untuk menjadi PPK dimana 2 wilayahnya (Banjarsari dan Bakungan) ditetapkan sebagai bagian dari perkotaan Banyuwangi.

    Implikasi pengembangan sebagai akibat penetapan PPK adalah dengan mengembangkan fasilitas-fasilitas skala kecamtan. Masuknya Kelurahan Banjarsari dan Bakungan dapat menjadi prime mover pengembangan perkotaan di Kecamatan Glagah.

    Struktur & Pola Pemanfaatan Ruang

    Wilayah selatan lebih bercirikan perkotaan dikarenakan Kelurahan Bakungan dan Banjarsari dipropose sebagai bagian perkotaan Banyuwangi

    sebagian besar merupakan kawasan dengan ciri khas perkotaan seperti perkantoran, pendidikan, perdagangan jasa khususnya pada sekitar jalan kolektor primer.

    Faktor Penghambat

    Adanya sempadan sungai, rel kereta api dan hutan lindung

    Delineasi kawasan lindung dan penerapan pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar kawasan lindung.

    Faktor peluang Peluang pengembangan adalah adanya jalan kolektor primer serta dukungan kebijakan. Banyaknya potensi yang bisa diusahakan melalui kerjasama (pariwisata, agro_ dan fasilitas perkotaan)

    Peluang berupa dukungan kebijakan memantapkan posisi Kecamatan Glagah sebagai pendukung Kota Banyuwangi sebagai PKW.

  • 1. Posisi yang strategis sebagai pintu masuk pariwisata Ijen

    2. Kelurahan Banjarsari dan Bakungan memiliki tingkat perkembangan yang sangat baik dikarenakan berbatasan dengan Kota Banyuwangi yang diprospek sebagai PKW

    3. Terdapat fasilitas terminal dan stasiun kereta api Karangasem yang memiliki aksesbilitas yang sangat baik

    4. Dukungan kebijakan untuk pengembangan pariwisata dan pendukung pengembangan Kota Banyuwangi

    5. Memiliki potensi SDM yang sangat baik

    6. Potensi lahan yang subur untuk pertanian, potensi pariwisata budaya, potensi pengembangan perkotaan.

    7. Terdapat industri kecil yang merata.

  • K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i

  • Posisi wilayah perencanaan cukup strategis dimana merupakan salah satu wilayah perkotaan dari Kecamatan Glagah dan Perkotaan Banyuwangi.

    Kelurahan Bakungan dan Banjarsari memiliki indeks struktur ruang (dikarenakan merupakan salah satu kawasan perkotaan Banyuwangi), indeks ekonomi basis dan indeks penduduk, serta indeks hirarki wilayah yang lebih baik dibandingkan desa yang lain.

    Desa Kemiren memiliki potensi pertumbuhan yang cukup baik dimana memiliki prospek pengembangan pariwisata.

    Kedekatan antara Desa Kemiren, Kelurahan Bakungan dan Kelurahan Banjarsari bisa menjadikan peluang kerjasama dalam pembangunan (saling terintegrasi).

    1 Paspan 597 738 33 953 333 400 2.655 627 a. Jumlah Kelas = 1+ 3,22 Log N (1+3,22 Log 10 = 4)

    2 Glagah 597 740 200 980 667 800 3.184 752 b. Interval Kelas = 137

    3 Olehsari 435 704 200 1.000 667 400 3.006 710

    4 Rejosari 499 669 38 671 333 400 2.211 522

    5 Bakungan 972 896 667 584 778 1.000 3.896 920

    6 Banjarsari 1.000 1.000 1.000 569 667 1.000 4.236 1.000

    7 Kemiren 764 734 150 639 1.000 800 3.287 776

    8 Tamansuruh 696 835 19 728 444 450 2.722 643

    9 Kenjo 388 575 25 586 333 400 1.907 450

    10 Kampunganyar 626 891 15 632 444 400 2.608 616

    864-1000 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 1

    Indeks Pusat

    Pertumbuhan

    450-587 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 4

    588-725 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 3

    726-863 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 2

    Indeks

    Kebijakan

    Indeks

    Kumulatif

    Indeks

    KCTKETERANGAN

    Interval Kategori

    NoDesa/

    Kelurahan

    Indeks

    Hirarki

    Indeks

    SDM

    Indeks

    Aksesbilitas

    Indeks

    Ekonomi

  • Pariwisata

    Pengembangan Perumahan

    Industri Kecil Menengah

    Perdagangan Jasa

    Fasilitas Perkotaan

    DESA LUAS (Ha) PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)

    Perkebunan 39,32

    Permukiman 55,50

    Sawah irigasi 193,19

    Perkebunan 169,85

    Permukiman 85,43

    Sawah irigasi 260,72

    Perkebunan 69,03

    Permukiman 31,89

    Sawah irigasi 149,08

    TOTAL 1.054 1.054,00

    288

    516

    250

    BAKUNGAN

    BANJARSARI

    KEMIREN

    Laki-laki Perempuan

    1 Bakungan 2.412 2.269 4.681

    2 Banjarsari 2.890 3.156 6.046

    3 Kemiren 1.196 1.333 2.529

    6.498 6.758 13.256 Jumlah

    PendudukNo. Desa/Kelurahan Total

  • Desa Kemiren sebagai pengembangan

    pariwisata

    Kelurahan Banjarsari sebagai pengembangan Fasilitas Perkotaan

    (Pendukung PKW Banyuwangi)

    Kelurahan Bakungan sebagai pengembangan perumahan

  • Desa Kemiren Kelurahan Bakungan

  • Kelurahan Banjarsari

  • Berdasarkan RTRW

    KSK Ekonomi berupa kawasan agropolitan ijen berada di Kecamatan Licin

    KSK kepentingan sosial budaya meliputi kawasan Desa Wisata Osing

    Berdasarkan RDTR BWP Glagah

    penetapan kawasan yang diprioritaskan penanganannya pada sekitar desa wisata Osing melalui:

    Penyusunan RTBL

    Pengembangan Kawasan Wisata Budaya dan sarprasnya

    Pernataan sirkulasi lalu lintas

    Penyediaan RTH

    Berdasarkan RDTR Kota Banyuwangi

    sebagai Pendukung pusat kota yang berada di bagian barat kota Banyuwangi dengan arahan kegiatan sektor pemerintahan, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan peribadatan di samping permukiman

    Implikasi Pengembangan

    penyediaan sarana penunjang agropolitan, minapolitan, industri, dan pariwisata;

    pengembangan kawasan wisata; dan

    penyediaan sarana prasarana penunjang

  • No Jenis Arahan

    Arahan Pengembangan

    Kebutuhan Pengembangan Sarpras

    Kebutuhan pengembangan Suprastruktur

    Kebutuhan pengembangan kebijakan pembangunan

    Kebutuhan pengembangan Lain

    1. Sektor Unggulan Industri aksesoris

    monte dan industri mebel

    Perlu adanya perbaikan dan peningkatan jaringan jalan untuk memudahkan aksebilitas produksi dan distribusi

    Perlu adanya peningkatan pelayanan air bersih

    Peningkatan jaringan drainase untuk menghindari genangan

    Showroom Pusat produksi kayu

    Kebijakan pengembangan IKM (Industri Kecil Menengah)

    Kebijakan pengembangan sentra industri

    Pengembangan SDM (penduduk) dalam pemasaran dan diversifikasi industri.

    Kemudahan mendapatkan modal

    Pusat informasi dan tekhnologi mengenai pemasaran

    Pariwisata Perbaikan dan peningkatan jaringan jalan

    Penyediaan air bersih Penyediaan sarana

    persampahan Penyediaan MCK umum

    Pengembangan kawasan terpadu pariwisata

    Pengembangan RTH di sekitar Desa Wisata Osing

    Dokumen kebijakan Pengembangan Pariwisata dari RIPD hingga RIPPO

    Penataan pada wilayah sekitar Desa Wisata Osing

    Promosi potensi pariwisata

    2. Pusat Pertumbuhan Peningkatan sarana prasarana persampahan untuk menciptakan lingkungan yang bersih

    Peningkatan pelayanan air bersih untuk menunjang aktivitas pusat pertumbuhan

    Perbaikan kualitas jalan untuk memperlancar arus pergerakan barang dan orang

    Membuat pusat pertumbuhan wilayah seperti Kawasan Terpadu untuk produksi dan pemasaran Produk

    Melakukan penataan pada pusat pertumbuhan dengan dokumen penataan kawasan khusus pusat pertumbuhan kecamatan

    -

    3. Pengendalian Efek Lipat Ganda

    - - Membuat aturan bersama/ aturan zonasi dalam pengembangan wilayah

    -

    4. Penataan Area Dampak

    Perbaikan dan peningkatan kualitas jalan untuk memperlancar pergerakan barang dan orang

    Perbaikan perluasan area pelayanan persampahan dan air bersih

    - Program penataan kawasan terdampak untuk menidentifikasi dan meminimalisir dampak yang dihasilkan dari pusat pertumbuhan

    -

    Desa Kemiren

  • LINKAGE SYSTEM

    SEKTOR PRIORITAS

    WILAYAH PENGARUH

    Di Desa Kemiren sektor prioritas pariwisata. - Jangkauan pemasaran

    adalah regional dan luar Kabupaten Banyuwangi

    - Sektor ikutan dari adanya pariwisata adalah industri aksesoris dan perjas

    Di Kelurahan Banjarsari sektor prioritas industri mebel dan bahan bangunan. - Industri mendapatkan

    bahan baku dari Kabupaten Banyuwangi dengan pemasaran lokal-regional

    Di Kelurahan Bakungan sektor prioritas pengembangan perumahan. - Sektor ikutan adalah

    industri bangunan dan infrastruktur pendukung serta fasilitas perkotaan

  • Perbandingan MSD disamping menyimpulkan bahwa METODE Kuadratik dapat diterima karena memiliki simpangan yang paling kecil sehingga metode tersebut yang kemudian dipakai untuk perhitungan proyeksi kependudukan hingga tahun 2017.

    TahunJumlah

    Penduduk

    2009 33.687 Linear Eksponensial Kuadratik

    2010 33.801

    2011 33.992

    2012 34.167

    2013 34.323

    34.485 34.488 34.519

    34.659 34.655 34.717

    34.813 34.822 34.924

    34.977 34.990 35.142

    273,520 263,256 207,463MSD

    -

    Metode

    2014

    2015

    2016

    2017

    2013 2014 2015 2016 2017

    Bakungan 4.681 4.708 4.735 4.763 4.793

    Banjarsari 6.046 6.081 6.115 6.152 6.190

    Kemiren 2.529 2.543 2.558 2.573 2.589

    Desa/

    Kelurahan

    Penduduk Tahun

  • Perumahan

    Peningkatan Layanan Kualitas Jalan

    Konektivitas Wilayah

    Bakungan belum mencapai target

    Kebutuhan peningkatan kualitas jalan

    Kebutuhan perumahan lebih ke rehabilitasi rumah tidak layak huni

    Rehabilitasi

    rumah non

    permanen

    Penyediaan Rumah

    Sederhana Sehat (25%

    dari Backlog)

    Bantuan Rumah

    Swadaya (75% dari

    Backlog)

    Bakungan 50 45 135 230

    Banjarsari 50 72 215 336

    Kemiren 131 25 75 230

    Jumlah 231 141 424 797

    Desa/

    Kelurahan

    Prioritas

    Penanganan Perumahan

    Total

    Total

    Panjang

    Jalan

    Jalan

    Rusak

    Ruas Jalan yang

    memenuhi

    kriteria

    SPM

    Kondisi

    Jalan

    Target SPM

    Kondisi Jalan

    Tahun 2019

    Target SPM

    Kondisi Jalan

    Tahun 2017

    Bakungan 6,00 3,00 1,00 10,00 1,00 5,00 50% 60% 56% Tidak sesuai

    Banjarsari 11,00 2,00 1,00 14,00 0,50 10,50 75% 60% - Sesuai

    Kemiren 4,00 - - 4,00 1,00 3,00 75% 60% - Sesuai

    Sumber : Hasil Perhitungan Analisa

    Km %

    Kawasan

    Cepat

    Tumbuh

    Kondisi Jalan

    Keterangan

    Jalan Beraspal Sirtu Tanah Km Km % %

    Panjang

    Jalan

    Target

    Panjang Jalan

    Penghubung

    SPM

    Konektivitas

    Target SPM

    Mobilitas

    Tahun 2019

    Target SPM

    Mobilitas

    Tahun 2017

    Bakungan 10,00 10,00 100% 100% 100% Sesuai target

    Banjarsari 14,00 14,00 100% 100% 100% Sesuai target

    Kemiren 4,00 4,00 100% 100% 100% Sesuai target

    Sumber : Hasil Perhitungan Analisa

    Kawasan Cepat

    TumbuhKeterangan

    Km Km % %%

  • Drainase

    Sedangkan berdasarkan Permen PU Nomor 1/2014 tentang SPM Permukiman dan Penataan Ruang, target SPM sebesar 50 % sehingga kebutuhan panjang saluran adalah sebagai berikut:

    Sanitasi

    Kebutuhan drainase lebih ke rehabilitasi drainase

    Bakungan 4.681 1.221 2.150 45,9% 50,00% 48,37% Belum Tercapai 2,44% 114

    Banjarsari 6.046 1.769 3.559 58,9% 50,00% - Tercapai - -

    Kemiren 2.529 978 1.087 43,0% 50,00% 47,19% Belum Tercapai 4,21% 107

    Total 13.256 3.968 6.796 51,3% 50,00% - Tercapai 6,65% 221

    Sumber : Hasil Perhitungan Analisa

    Target

    SPM

    2019

    Target

    SPM

    2017

    Keterangan PenambahanKet

    Penambahan

    Kawasan

    Cepat Tumbuh

    Jml Penduduk

    Eksisting

    KK

    Eksisting

    Terlayani

    Drainase

    Tingkat

    Pelayanan

    Jamban

    PribadiMCK Umum Total

    Bakungan 4.681 1.221 975 40 79,85% 3,28% 83,13% 60,00% - Tercapai

    Banjarsari 6.046 1.769 1.169 75 66,08% 4,24% 70,32% 60,00% - Tercapai

    Kemiren 2.529 978 594 94 60,74% 9,61% 70,35% 60,00% - Tercapai

    Total 13.256 3.968 2.738 209 68,89% 5,71% 74,60% 60,00% - Tercapai

    Sumber : Hasil Perhitungan Analisa

    Tingkat Pelayanan Target

    SPM

    2019

    Target

    SPM

    2017

    KeteranganKawasan

    Cepat Tumbuh

    Jml Penduduk

    Eksisting

    KK

    Eksisting

    Memiliki

    Jamban

    Pribadi

    Pengguna

    MCK Umum

    Sosialisasi mengenai cara hidup bersih dan sehat Rehabilitasi MCK umum

  • Air Minum

    Kebutuhan air bersih lebih ditekankan pada sosialisasi, mempertahankan kualitas air dan pembangunan sumur pompa. Sedangkan rencana jangka panjang adalah dengan survei mengenai potensi sumber air.

    Perpipaan

    Non

    Perpipaan

    Terlindungi

    Total

    Bakungan 4.681 1.221 945 123 77,40% 10,07% 87,47% 81,77% - Tercapai

    Banjarsari 6.046 1.769 1.188 531 67,16% 30,02% 97,17% 81,77% - Tercapai

    Kemiren 2.529 978 723 64 73,93% 6,54% 80,47% 81,77% 81,77% Tercapai

    Total 13.256 3.968 2.856 718 72,83% 15,54% 88,37% 81,77% - Tercapai

    Sumber : Hasil Perhitungan Analisa

    Target

    SPM

    2019

    Target

    SPM

    2017

    Tingkat Pelayanan

    KeteranganKawasan

    Cepat Tumbuh

    Jml Penduduk

    Eksisting

    KK

    EksistingPerpipaan

    Non

    Perpipaan

    Terlindungi

    tingkat pelayanan SPM hingga target tahun 2019 semua desa/kelurahan sudah tercapai kecuali Desa Kemiren dimana untuk target hingga tahun 2017 masih dibutuhkan 13 KK agar sesuai dengan target SPM.

  • Fasilitas pengurangan Sampah

    Bakungan 4.681 1.221 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 562

    Banjarsari 6.046 1.769 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 726

    Kemiren 2.529 978 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 303

    Total 13.256 3.968 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 1.591

    Sumber : Hasil Perhitungan Analisa

    Target

    SPM

    2019

    Target

    SPM

    2017

    Keterangan Penambahan

    Ket

    Penambahan

    (KK)

    Kawasan

    Cepat Tumbuh

    Jml Penduduk

    Eksisting

    KK

    Eksisting

    Terlayani

    3R/ Bank

    Sampah

    Tingkat

    Pelayanan

    Bank

    SampahKomposter

    Bakungan 4.681 1.221 562 1 4 250 312

    Banjarsari 6.046 1.769 726 2 3 500 226

    Kemiren 2.529 978 303 1 1 250 53

    Total 13.256 3.968 1.591 4 8 1.000 591

    Bank Sampah melayani 250 Penduduk

    Komposter melayani 50-70 jiwa

    Komposter

    Target Pend Terlayani

    Kawasan

    Cepat Tumbuh

    Jml Penduduk

    Eksisting

    KK

    Eksisting

    Target

    Terlayani

    2017

    (Pend)

    Bank

    Sampah

    Dari tabel diatas, belum ada pengurangan sampah perkotaan pada wilayah perencanaan, walaupun sosialisasi tentang bank sampah dan komposter sudah dilakukan dan mendapatkan respon yang positif.

  • Tersedianya Sistem Pengangkutan Sampah

    Bakungan 4.681 1.221 100 2,1% 70,00% 42,85% Belum Tercapai 40,72% 1.906

    Banjarsari 6.046 1.769 4.500 74,4% 70,00% 71,77% Tercapai 0,00% -

    Kemiren 2.529 978 - 0,0% 70,00% 42,00% Belum Tercapai 42,00% 1.062

    Total 13.256 3.968 4.600 34,7% 70,00% 55,88% Belum Tercapai 21,18% 2.808

    Sumber : Hasil Perhitungan Analisa

    Tingkat

    Pelayanan

    Target

    SPM

    2019

    Target

    SPM

    2017

    KeteranganPenamba

    han

    Ket

    Penambahan

    (Pend)

    Kawasan

    Cepat

    Tumbuh

    Jml

    Penduduk

    Eksisting

    KK

    Eksisting

    Terlayani

    Pengangkutan

    Kepadatan

    Penduduk

    Timbulan

    Sampah

    (Jiwa/ha) (m3/hari)

    Bakungan 4.793 288,00 1.221 17 8.641,23 6 3 1 244

    Banjarsari 6.190 516,00 1.769 12 11.161,05 9 4 2 354

    Kemiren 2.589 250,00 978 10 4.668,59 5 2 1 196

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Laju timbulan Sampah

    Kebutuhan

    Bak

    Sampah

    Komunal

    2 l t/org/hari

    Jumlah

    Penduduk

    Tahun 2017

    Transer

    DepoDesa/ Kelurahan Luas (Ha)

    Jumlah KK

    (2017)

    Kebutuhan

    Gerobak

    (unit)

    Kebutuhan

    TPS

  • K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i

  • RENCANA

    TINDAK

    Konsep Pengembangan Kawasan (jangka panjang)

    Arahan Kebijakan-> Perdagangan & Jasa, Pariwisata

    Growth Pole n Tricle Down Effect

    Pendukung Permukiman

    Konsep Mikro Kawasan (jangka pendek)

    Arahan Kebijakan-> permukiman

    Sarana prasarana pendukung permukiman

    Sinkronisasi Program

  • Usulan program masyarakat untuk wilayah yang terdelineasi antara lain:

    Desa Kemiren

    Pembangunan drainase dan plat deker di jalan raya jurusan Kalibendo Dusun Krajan dengan panjang 250 M

    Pelatihan industri di Desa Kemiren

    Pelatihan agrobisnis pertanian dan hortikultura

    Kelurahan Bakungan

    Pemeliharaan Jalan di Jalan Prabuloro dengan panjang 300 M

    Pelatihan dan pengadaan mesin pengolah sampah (komposter) di Lingkungan Gaplek

    Pelatihan agrobisnis pertanian

    Kelurahan Banjarsari

    Pembangunan drainase di Jalan Raya Licin dengan panjang 300 M

    Pendampingan dan pengadaan mesin pencetak batu bata dan kerupuk di Lingkungan Sukorojo Kelurahan Banjarsari.

    Pelatihan dan pengadaan bibit perkebunan dan peternakan

  • Desa Kemiren

    No Sarana dan Prasarana

    Kondisi Sarana dan Prasarana

    Kondisi Eksisting Potensi Masalah Kebutuhan Program s/d 2017

    Output Outcome

    1. Jalan Wilayah Desa Kemiren dilalui jalan Lokal Primer

    Wilayah Desa Kemirin memiliki jalan aspal sepanjang 4 Km

    Semua jalan di Desa Kemiren tidak ada yang perkerasan tanah (sudah perkerasan aspal dan paving).

    Kondisi jalan-jalan lingkungan yang sudah cukup rusak.

    Belum adanya proses pemeliharaan ataupun peningkatan kualitas jalan yang dilakukan di wilayah Kawasan Cepat Tumbuh.

    Desa Kemiren terlayani oleh jalan dan aksesbilitas yang baik

    Pada tahun 2015: o dilaksanakan

    program rehab jalan sepanjang 500 M

    o rehab jembatan di Dusun Kedaleman sepanjang 20 M

    Pada tahun 2016 terdapat program rehab jalan sepanjang 1.500 M.

    Tahun 2015 Rehab jalan sepanjang

    500 M Rehab jembatan

    sepanjang 20 M Tahun 2016 Rehab jalan 1.500 M

    Tersedianya jalan yang memudahkan individu dalam melakukan perjalanan

    Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan nyaman dan aman

    Mempercepat distribusi barang dan jasa

    No. Program/

    Kegiatan

    Prioritas Program

    Desa Kemiren Kelurahan Bakungan Kelurahan Banjarsari

    I II III IV V VI I II III IV V VI I II III IV V VI

    1. Perumahan

    2. Jalan

    Lingkungan

    3. Air Bersih

    4. Sanitasi

    5. Drainase

    6. Persampahan

  • Pengembangan Pariwisata

    Pengembangan Industri (sentra Industri)

    Pengembangan Perdagangan dan jasa

    Pengembangan perumahan

    Perlindungan LP2B dan kawasan lindung

    Potensi Agropolitan

    Pengembangan Bank Sampah