PRESENTASI AKHIR.pdf
Transcript of PRESENTASI AKHIR.pdf
-
K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i
-
Secara Garis besar, isi presentasi Identifikasi Sarana Prasarana Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi ini antara lain:
-
K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i
-
Identifikasi adalah tanda kenal diri; penentu atau penetapan identitas (KBBI)
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman (UU No 1 Tahun 2011)
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
Infrastruktur adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian
Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. (UU No 26 Tahun 2007)
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh merupakan bagian kawasan strategis yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya (Permendagri Nomor 29 Tahun 2008)
-
KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH adalah merupakan bagian kawasan
strategis yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
Pusat Pertumbuhan
adalah lokasi
konsentrasi kegiatan
ekonomi yang sudah
berkembang
Peran Kawasan sebagai penggerak
pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dan
daerah tertinggal di sekitarnya
Fungsi Kawasan sebagai
pusat pelayanan
perdagangaan, jasa, dan
industri
Suatu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting
dalam lingkup provinsi/kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, dapat
ditetapkan untuk dikembangkan menjadi kawasan strategis cepat tumbuh daerah.
-
Inventarisasi potensi dan permasalahan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh.
Inventarisasi data potensi dan masalah prasarana/sarana bidang permukiman pada Wilayah Strategis Cepat Tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh.
Menghimpun informasi tingkat capaian pelayanan infrastruktur bidang permukiman pada Wilayah Strategis Cepat Tumbuh sebagai dasar penyusunan Perencanaan Pengembangan infrastruktur Wilayah Strategis Cepat Tumbuh khususnya di bidang permukiman.
Mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan infrastruktur di bidang Permukiman pada kawasan cepat tumbuh terpilih dalam skala prioritas tahun 2015 2017 untuk menunjang pengembangan potensinya.
-
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Program dan Pembangunan Nasional;
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Daerah;
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan;
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 tentang Peran serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2014 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
-
DEFINISI WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH (PERMENDAGRI NO. 29 TAHUN 2008) Bagian kawasan strategis yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena mempunyai keunggulan sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya
-
K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i
-
KAB. MALANG
KAB. JEMBER
KAB. BANYUW ANGI
KAB. TUBAN
KAB. BLITAR
KAB. KEDIRI
KAB. BO JONEG ORO
KAB. NG AW I
KAB. LUMAJANG
KAB. LAMONGAN
KAB. PACITAN
KAB. NG ANJUK
KAB. PASURUAN
KAB. MADIUN
KAB. SITUBONDOKAB. PROBO LINGGO
KAB. GRESIK
KAB. BO NDOW OSO
KAB. SAMPANG
KAB. PONOROGO
KAB. BANGKALAN
KAB. SUMENEP
KAB. JO MBANG
KAB. TRENGGALEK
KAB. MOJOKERTO
KAB. TULUNGAGUNG
KAB. SIDOARJO
KAB. PAMEKASAN
KAB. MAGETAN
KO TA SURABAYA
Propinsi Jawa Timur
Kabupaten Banyuwangi
Kecamatan Glagah
Luas Wilayah : 7.628 Ha Administrasi : 2 Kelurahan
dan 8 Desa Jml Penduduk : 34.323 jiwa
-
PPK Kawasan Strategis Ekonomi (RTRW
Kab.) sebagai wilayah penunjang agropolitan Ijen
Kawasan Strategis Sosial Budaya (Suku Osing)
Penunjang pengembangan Perkotaan Banyuwangi (Kelurahan Bakungan dan Banjarsari menjadi bagian perkotaan Banyuwangi)
Wilayah perkotaan Kecamatan Glagah terdiri dari Desa Glagah, Desa Kemiren dan Desa Olehsari
Tinjauan Tujuan
RDTR Kota Banyuwangi
Mewujudkan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Banyuwangi sebagai Pusat Pertumbuhan Regional dengan Fungsi Utama Kawasan Perdagangan dan Jasa, Fasilitas Umum dan Perumahan
RDTR BWP Glagah Mewujudkan Kawasan Perkotaan Glagah sebagai Kawasan Strategis Sosial Budaya yang Didukung oleh Kegiatan Pemerintahan serta Perdagangan dan Jasa
-
Penggunaan lahan di Kecamatan Glagah didominasi oleh Penggunaan lahan berupa perkebunan dan sawah.
-
Penduduk berdasarkan jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Paspan 1.694 1.678 3.372
2 Glagah 1.134 1.241 2.375
3 Olehsari 1.170 1.264 2.434
4 Rejosari 1.276 1.348 2.624
5 Bakungan 2.412 2.269 4.681
6 Banjarsari 2.890 3.156 6.046
7 Kemiren 1.196 1.333 2.529
8 Tamansuruh 2.047 2.144 4.191
9 Kenjo 905 948 1.853
10 Kampunganyar 2.047 2.171 4.218
16.771 17.552 34.323 Jumlah
PendudukNo. Desa/Kelurahan Total
No. Desa/KelurahanLuas
(km2)Penduduk
Kepadatan
(jiwa/km2)
Jumlah
Rumah
Tangga
1 Paspan 6,94 3.372 486 1.120
2 Glagah 3,90 2.375 609 786
3 Olehsari 3,59 2.434 678 841
4 Rejosari 2,64 2.624 994 908
5 Bakungan 2,88 4.681 1.625 1.221
6 Banjarsari 5,16 6.046 1.172 1.769
7 Kemiren 2,50 2.529 1.012 978
8 Tamansuruh 10,47 4.191 400 1.596
9 Kenjo 7,12 1.853 260 638
10 Kampunganyar 31,08 4.218 136 1.569
76,28 34.323 450 11.426 Jumlah
Kepadatan Penduduk
Tahun
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Pertumbuhan
(%)
2011 33.992
2012 34.167 0,51%
2013 34.323 0,46%
0,49%Rata-rata
Pertumbuhan Penduduk
No. Desa/
Kelurahan Islam Kristen Katolik Hindu Budha Total
1 Paspan 3.372 - - - - 3.372
2 Glagah 2.363 8 4 - - 2.375
3 Olehsari 2.427 7 - - - 2.434
4 Rejosari 2.624 - - - - 2.624
5 Bakungan 4.669 12 - - - 4.681
6 Banjarsari 5.898 104 12 21 5 6.040
7 Kemiren 2.512 7 10 - - 2.529
8 Tamansuruh 5.413 18 6 - 14 5.451
9 Kenjo 1.853 - - - - 1.853
10 Kampunganyar 4.206 12 - - - 4.218
35.337 168 32 21 19 35.577 Jumlah
Penduduk berdasarkan Agama
No. Desa/
Kelurahan Pertanian Industri Perdagangan Angkutan Jasa-jasa Lainnya
1 Paspan 1.329 46 198 24 54 196
2 Glagah 672 32 119 23 37 192
3 Olehsari 701 30 324 16 31 194
4 Rejosari 716 51 115 19 27 172
5 Bakungan 1.220 59 231 39 104 216
6 Banjarsari 1.984 74 302 61 114 264
7 Kemiren 693 33 126 22 31 207
8 Tamansuruh 1.432 49 169 34 57 242
9 Kenjo 690 26 114 20 38 119
10 Kampunganyar 2.065 85 275 37 62 238
11.502 485 1.973 295 555 2.040 Jumlah
Penduduk Berdasarkan mata Pencaharian
-
Sektor yang berkembang di Kecamatan Glagah antara lain:
Pertanian
Terdapat sawah irigasi teknis dan perkebunan rakyat dengan komoditi kopi, pepaya, cengkeh dll
Pariwisata
Perkebunan kalibendo, air terjun kalibendo, desa wisata osing
Industri
Industri kerajinan, bangunan, mebel
Pengembangan perumahan dan Fasilitas Perkotaan
Berkembang di Kelurahan Bakungan dan Kelurahan Banjarsari
Pengembangan fasilitas perkotaan dikarenakan fungsi kawasan sebagai penunjang Kota Banyuwangi
-
Memiliki lokasi yang cukup strategis, adanya keterkaitan sistem regional jaringan transportasi dan fungsi kawasan terhadap wilayah perkotaan yang lebih tinggi yaitu Perkotaan Banyuwangi;
Dilalui oleh jalan strategis nasional, akses menuju wisata Kawah Ijen
Memiliki kebudayaan lokal dan kesenian daerah yang dapat menjadi potensi daya tarik wisata, keberadaan Desa Osing di Desa Kemiren
Daya tarik wisata yang ada belum optimal, perlu adanya dukungan prasarana sarana penunjang kegiatan wisata
Pengelolaan dan pengembangan infrastruktur permukiman belum optimal
Penetapan Glagah sebagai kota penunjang Kota Banyuwangi;
Adanya arahan dari RTRW Kabupaten Banyuwangi, Perkotaan Glagah sebagai kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam lingkungan non bangunan "suku osing", merupakan suku asli (penduduk asli) Banyuwangi;
Berdasarkan RIPDA, ditinjau dari wilayah pengembangan pariwisata skala Kabupaten Banyuwangi, obyek wisata budaya Osing di Perkotaan Glagah termasuk dalam zona jalur wisata sebagai obyek wisata pendukung wilayah pengembangan pariwisata (WPP) I, dengan pusat kegiatan utama di Kawah Ijen;
-
Stasiun
Karangasem
Perkebunan Kalibendo
Desa Adat Kemiren
Kantor Kecamatan Glagah
Koridor Glagah
-
Faktor Penyebab
Kestrategisan Tinjauan Perwilayahan Implikasi Pengembangan
Sumberdaya Alam dan Sektor Unggulan
Kecamatan Glagah memiliki lokasi potensi Sumber Daya Alam berupa kawasan pertanian yang subur. Selain itu berkembang pula pariwisata dan pengembangan perumahan developer.
Lokasi yang strategis ini secara langsung berdampak terhadap perekonomian. Pada kawasan ini sektor yang paling berkembang yaitu pariwisata, pertanian dan industri. Selain itu adanya dukungan aksesbilitas yang baik mendukung pula perkembangan wilayah ini.
Sumberdaya Manusia dan Kelembagaan
Berdasarkan dari hasil data yang didapatkan untuk Kecamatan Glagah memiliki SDM yang cukup tinggi. (pertumbuhan penduduk positif, jumlah penduduk usia produktif berkisar 60%)
Kawasan ini juga memiliki sektor pendidikan yang beragam yaitu SLTA/SMK dan tingkatan yang lebih rendah
Sumberdaya Prasarana dan Sarana
Dilalui jalan kolektor primer serta terdapat terminal dan Stasiun Kereta Api Karangasem di Kelurahan Bakungan.
Pada kenyataannya di Kecamatan Glagah khususnya pada jalan-jalan yang menghubungkan antar desa masih banyak berupa jalan aspal dengan kondisi yang kurang baik dan jalan makadam/tanah. Sehingga membutuhkan peningkatan perkerasan jalan.
Kebijakan Kecamatan Glagah diarahkan untuk menjadi PPK dimana 2 wilayahnya (Banjarsari dan Bakungan) ditetapkan sebagai bagian dari perkotaan Banyuwangi.
Implikasi pengembangan sebagai akibat penetapan PPK adalah dengan mengembangkan fasilitas-fasilitas skala kecamtan. Masuknya Kelurahan Banjarsari dan Bakungan dapat menjadi prime mover pengembangan perkotaan di Kecamatan Glagah.
Struktur & Pola Pemanfaatan Ruang
Wilayah selatan lebih bercirikan perkotaan dikarenakan Kelurahan Bakungan dan Banjarsari dipropose sebagai bagian perkotaan Banyuwangi
sebagian besar merupakan kawasan dengan ciri khas perkotaan seperti perkantoran, pendidikan, perdagangan jasa khususnya pada sekitar jalan kolektor primer.
Faktor Penghambat
Adanya sempadan sungai, rel kereta api dan hutan lindung
Delineasi kawasan lindung dan penerapan pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar kawasan lindung.
Faktor peluang Peluang pengembangan adalah adanya jalan kolektor primer serta dukungan kebijakan. Banyaknya potensi yang bisa diusahakan melalui kerjasama (pariwisata, agro_ dan fasilitas perkotaan)
Peluang berupa dukungan kebijakan memantapkan posisi Kecamatan Glagah sebagai pendukung Kota Banyuwangi sebagai PKW.
-
1. Posisi yang strategis sebagai pintu masuk pariwisata Ijen
2. Kelurahan Banjarsari dan Bakungan memiliki tingkat perkembangan yang sangat baik dikarenakan berbatasan dengan Kota Banyuwangi yang diprospek sebagai PKW
3. Terdapat fasilitas terminal dan stasiun kereta api Karangasem yang memiliki aksesbilitas yang sangat baik
4. Dukungan kebijakan untuk pengembangan pariwisata dan pendukung pengembangan Kota Banyuwangi
5. Memiliki potensi SDM yang sangat baik
6. Potensi lahan yang subur untuk pertanian, potensi pariwisata budaya, potensi pengembangan perkotaan.
7. Terdapat industri kecil yang merata.
-
K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i
-
Posisi wilayah perencanaan cukup strategis dimana merupakan salah satu wilayah perkotaan dari Kecamatan Glagah dan Perkotaan Banyuwangi.
Kelurahan Bakungan dan Banjarsari memiliki indeks struktur ruang (dikarenakan merupakan salah satu kawasan perkotaan Banyuwangi), indeks ekonomi basis dan indeks penduduk, serta indeks hirarki wilayah yang lebih baik dibandingkan desa yang lain.
Desa Kemiren memiliki potensi pertumbuhan yang cukup baik dimana memiliki prospek pengembangan pariwisata.
Kedekatan antara Desa Kemiren, Kelurahan Bakungan dan Kelurahan Banjarsari bisa menjadikan peluang kerjasama dalam pembangunan (saling terintegrasi).
1 Paspan 597 738 33 953 333 400 2.655 627 a. Jumlah Kelas = 1+ 3,22 Log N (1+3,22 Log 10 = 4)
2 Glagah 597 740 200 980 667 800 3.184 752 b. Interval Kelas = 137
3 Olehsari 435 704 200 1.000 667 400 3.006 710
4 Rejosari 499 669 38 671 333 400 2.211 522
5 Bakungan 972 896 667 584 778 1.000 3.896 920
6 Banjarsari 1.000 1.000 1.000 569 667 1.000 4.236 1.000
7 Kemiren 764 734 150 639 1.000 800 3.287 776
8 Tamansuruh 696 835 19 728 444 450 2.722 643
9 Kenjo 388 575 25 586 333 400 1.907 450
10 Kampunganyar 626 891 15 632 444 400 2.608 616
864-1000 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 1
Indeks Pusat
Pertumbuhan
450-587 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 4
588-725 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 3
726-863 KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS 2
Indeks
Kebijakan
Indeks
Kumulatif
Indeks
KCTKETERANGAN
Interval Kategori
NoDesa/
Kelurahan
Indeks
Hirarki
Indeks
SDM
Indeks
Aksesbilitas
Indeks
Ekonomi
-
Pariwisata
Pengembangan Perumahan
Industri Kecil Menengah
Perdagangan Jasa
Fasilitas Perkotaan
DESA LUAS (Ha) PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)
Perkebunan 39,32
Permukiman 55,50
Sawah irigasi 193,19
Perkebunan 169,85
Permukiman 85,43
Sawah irigasi 260,72
Perkebunan 69,03
Permukiman 31,89
Sawah irigasi 149,08
TOTAL 1.054 1.054,00
288
516
250
BAKUNGAN
BANJARSARI
KEMIREN
Laki-laki Perempuan
1 Bakungan 2.412 2.269 4.681
2 Banjarsari 2.890 3.156 6.046
3 Kemiren 1.196 1.333 2.529
6.498 6.758 13.256 Jumlah
PendudukNo. Desa/Kelurahan Total
-
Desa Kemiren sebagai pengembangan
pariwisata
Kelurahan Banjarsari sebagai pengembangan Fasilitas Perkotaan
(Pendukung PKW Banyuwangi)
Kelurahan Bakungan sebagai pengembangan perumahan
-
Desa Kemiren Kelurahan Bakungan
-
Kelurahan Banjarsari
-
Berdasarkan RTRW
KSK Ekonomi berupa kawasan agropolitan ijen berada di Kecamatan Licin
KSK kepentingan sosial budaya meliputi kawasan Desa Wisata Osing
Berdasarkan RDTR BWP Glagah
penetapan kawasan yang diprioritaskan penanganannya pada sekitar desa wisata Osing melalui:
Penyusunan RTBL
Pengembangan Kawasan Wisata Budaya dan sarprasnya
Pernataan sirkulasi lalu lintas
Penyediaan RTH
Berdasarkan RDTR Kota Banyuwangi
sebagai Pendukung pusat kota yang berada di bagian barat kota Banyuwangi dengan arahan kegiatan sektor pemerintahan, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan peribadatan di samping permukiman
Implikasi Pengembangan
penyediaan sarana penunjang agropolitan, minapolitan, industri, dan pariwisata;
pengembangan kawasan wisata; dan
penyediaan sarana prasarana penunjang
-
No Jenis Arahan
Arahan Pengembangan
Kebutuhan Pengembangan Sarpras
Kebutuhan pengembangan Suprastruktur
Kebutuhan pengembangan kebijakan pembangunan
Kebutuhan pengembangan Lain
1. Sektor Unggulan Industri aksesoris
monte dan industri mebel
Perlu adanya perbaikan dan peningkatan jaringan jalan untuk memudahkan aksebilitas produksi dan distribusi
Perlu adanya peningkatan pelayanan air bersih
Peningkatan jaringan drainase untuk menghindari genangan
Showroom Pusat produksi kayu
Kebijakan pengembangan IKM (Industri Kecil Menengah)
Kebijakan pengembangan sentra industri
Pengembangan SDM (penduduk) dalam pemasaran dan diversifikasi industri.
Kemudahan mendapatkan modal
Pusat informasi dan tekhnologi mengenai pemasaran
Pariwisata Perbaikan dan peningkatan jaringan jalan
Penyediaan air bersih Penyediaan sarana
persampahan Penyediaan MCK umum
Pengembangan kawasan terpadu pariwisata
Pengembangan RTH di sekitar Desa Wisata Osing
Dokumen kebijakan Pengembangan Pariwisata dari RIPD hingga RIPPO
Penataan pada wilayah sekitar Desa Wisata Osing
Promosi potensi pariwisata
2. Pusat Pertumbuhan Peningkatan sarana prasarana persampahan untuk menciptakan lingkungan yang bersih
Peningkatan pelayanan air bersih untuk menunjang aktivitas pusat pertumbuhan
Perbaikan kualitas jalan untuk memperlancar arus pergerakan barang dan orang
Membuat pusat pertumbuhan wilayah seperti Kawasan Terpadu untuk produksi dan pemasaran Produk
Melakukan penataan pada pusat pertumbuhan dengan dokumen penataan kawasan khusus pusat pertumbuhan kecamatan
-
3. Pengendalian Efek Lipat Ganda
- - Membuat aturan bersama/ aturan zonasi dalam pengembangan wilayah
-
4. Penataan Area Dampak
Perbaikan dan peningkatan kualitas jalan untuk memperlancar pergerakan barang dan orang
Perbaikan perluasan area pelayanan persampahan dan air bersih
- Program penataan kawasan terdampak untuk menidentifikasi dan meminimalisir dampak yang dihasilkan dari pusat pertumbuhan
-
Desa Kemiren
-
LINKAGE SYSTEM
SEKTOR PRIORITAS
WILAYAH PENGARUH
Di Desa Kemiren sektor prioritas pariwisata. - Jangkauan pemasaran
adalah regional dan luar Kabupaten Banyuwangi
- Sektor ikutan dari adanya pariwisata adalah industri aksesoris dan perjas
Di Kelurahan Banjarsari sektor prioritas industri mebel dan bahan bangunan. - Industri mendapatkan
bahan baku dari Kabupaten Banyuwangi dengan pemasaran lokal-regional
Di Kelurahan Bakungan sektor prioritas pengembangan perumahan. - Sektor ikutan adalah
industri bangunan dan infrastruktur pendukung serta fasilitas perkotaan
-
Perbandingan MSD disamping menyimpulkan bahwa METODE Kuadratik dapat diterima karena memiliki simpangan yang paling kecil sehingga metode tersebut yang kemudian dipakai untuk perhitungan proyeksi kependudukan hingga tahun 2017.
TahunJumlah
Penduduk
2009 33.687 Linear Eksponensial Kuadratik
2010 33.801
2011 33.992
2012 34.167
2013 34.323
34.485 34.488 34.519
34.659 34.655 34.717
34.813 34.822 34.924
34.977 34.990 35.142
273,520 263,256 207,463MSD
-
Metode
2014
2015
2016
2017
2013 2014 2015 2016 2017
Bakungan 4.681 4.708 4.735 4.763 4.793
Banjarsari 6.046 6.081 6.115 6.152 6.190
Kemiren 2.529 2.543 2.558 2.573 2.589
Desa/
Kelurahan
Penduduk Tahun
-
Perumahan
Peningkatan Layanan Kualitas Jalan
Konektivitas Wilayah
Bakungan belum mencapai target
Kebutuhan peningkatan kualitas jalan
Kebutuhan perumahan lebih ke rehabilitasi rumah tidak layak huni
Rehabilitasi
rumah non
permanen
Penyediaan Rumah
Sederhana Sehat (25%
dari Backlog)
Bantuan Rumah
Swadaya (75% dari
Backlog)
Bakungan 50 45 135 230
Banjarsari 50 72 215 336
Kemiren 131 25 75 230
Jumlah 231 141 424 797
Desa/
Kelurahan
Prioritas
Penanganan Perumahan
Total
Total
Panjang
Jalan
Jalan
Rusak
Ruas Jalan yang
memenuhi
kriteria
SPM
Kondisi
Jalan
Target SPM
Kondisi Jalan
Tahun 2019
Target SPM
Kondisi Jalan
Tahun 2017
Bakungan 6,00 3,00 1,00 10,00 1,00 5,00 50% 60% 56% Tidak sesuai
Banjarsari 11,00 2,00 1,00 14,00 0,50 10,50 75% 60% - Sesuai
Kemiren 4,00 - - 4,00 1,00 3,00 75% 60% - Sesuai
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa
Km %
Kawasan
Cepat
Tumbuh
Kondisi Jalan
Keterangan
Jalan Beraspal Sirtu Tanah Km Km % %
Panjang
Jalan
Target
Panjang Jalan
Penghubung
SPM
Konektivitas
Target SPM
Mobilitas
Tahun 2019
Target SPM
Mobilitas
Tahun 2017
Bakungan 10,00 10,00 100% 100% 100% Sesuai target
Banjarsari 14,00 14,00 100% 100% 100% Sesuai target
Kemiren 4,00 4,00 100% 100% 100% Sesuai target
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa
Kawasan Cepat
TumbuhKeterangan
Km Km % %%
-
Drainase
Sedangkan berdasarkan Permen PU Nomor 1/2014 tentang SPM Permukiman dan Penataan Ruang, target SPM sebesar 50 % sehingga kebutuhan panjang saluran adalah sebagai berikut:
Sanitasi
Kebutuhan drainase lebih ke rehabilitasi drainase
Bakungan 4.681 1.221 2.150 45,9% 50,00% 48,37% Belum Tercapai 2,44% 114
Banjarsari 6.046 1.769 3.559 58,9% 50,00% - Tercapai - -
Kemiren 2.529 978 1.087 43,0% 50,00% 47,19% Belum Tercapai 4,21% 107
Total 13.256 3.968 6.796 51,3% 50,00% - Tercapai 6,65% 221
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa
Target
SPM
2019
Target
SPM
2017
Keterangan PenambahanKet
Penambahan
Kawasan
Cepat Tumbuh
Jml Penduduk
Eksisting
KK
Eksisting
Terlayani
Drainase
Tingkat
Pelayanan
Jamban
PribadiMCK Umum Total
Bakungan 4.681 1.221 975 40 79,85% 3,28% 83,13% 60,00% - Tercapai
Banjarsari 6.046 1.769 1.169 75 66,08% 4,24% 70,32% 60,00% - Tercapai
Kemiren 2.529 978 594 94 60,74% 9,61% 70,35% 60,00% - Tercapai
Total 13.256 3.968 2.738 209 68,89% 5,71% 74,60% 60,00% - Tercapai
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa
Tingkat Pelayanan Target
SPM
2019
Target
SPM
2017
KeteranganKawasan
Cepat Tumbuh
Jml Penduduk
Eksisting
KK
Eksisting
Memiliki
Jamban
Pribadi
Pengguna
MCK Umum
Sosialisasi mengenai cara hidup bersih dan sehat Rehabilitasi MCK umum
-
Air Minum
Kebutuhan air bersih lebih ditekankan pada sosialisasi, mempertahankan kualitas air dan pembangunan sumur pompa. Sedangkan rencana jangka panjang adalah dengan survei mengenai potensi sumber air.
Perpipaan
Non
Perpipaan
Terlindungi
Total
Bakungan 4.681 1.221 945 123 77,40% 10,07% 87,47% 81,77% - Tercapai
Banjarsari 6.046 1.769 1.188 531 67,16% 30,02% 97,17% 81,77% - Tercapai
Kemiren 2.529 978 723 64 73,93% 6,54% 80,47% 81,77% 81,77% Tercapai
Total 13.256 3.968 2.856 718 72,83% 15,54% 88,37% 81,77% - Tercapai
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa
Target
SPM
2019
Target
SPM
2017
Tingkat Pelayanan
KeteranganKawasan
Cepat Tumbuh
Jml Penduduk
Eksisting
KK
EksistingPerpipaan
Non
Perpipaan
Terlindungi
tingkat pelayanan SPM hingga target tahun 2019 semua desa/kelurahan sudah tercapai kecuali Desa Kemiren dimana untuk target hingga tahun 2017 masih dibutuhkan 13 KK agar sesuai dengan target SPM.
-
Fasilitas pengurangan Sampah
Bakungan 4.681 1.221 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 562
Banjarsari 6.046 1.769 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 726
Kemiren 2.529 978 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 303
Total 13.256 3.968 - 0,0% 20,00% 12,00% Belum Tercapai 12,00% 1.591
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa
Target
SPM
2019
Target
SPM
2017
Keterangan Penambahan
Ket
Penambahan
(KK)
Kawasan
Cepat Tumbuh
Jml Penduduk
Eksisting
KK
Eksisting
Terlayani
3R/ Bank
Sampah
Tingkat
Pelayanan
Bank
SampahKomposter
Bakungan 4.681 1.221 562 1 4 250 312
Banjarsari 6.046 1.769 726 2 3 500 226
Kemiren 2.529 978 303 1 1 250 53
Total 13.256 3.968 1.591 4 8 1.000 591
Bank Sampah melayani 250 Penduduk
Komposter melayani 50-70 jiwa
Komposter
Target Pend Terlayani
Kawasan
Cepat Tumbuh
Jml Penduduk
Eksisting
KK
Eksisting
Target
Terlayani
2017
(Pend)
Bank
Sampah
Dari tabel diatas, belum ada pengurangan sampah perkotaan pada wilayah perencanaan, walaupun sosialisasi tentang bank sampah dan komposter sudah dilakukan dan mendapatkan respon yang positif.
-
Tersedianya Sistem Pengangkutan Sampah
Bakungan 4.681 1.221 100 2,1% 70,00% 42,85% Belum Tercapai 40,72% 1.906
Banjarsari 6.046 1.769 4.500 74,4% 70,00% 71,77% Tercapai 0,00% -
Kemiren 2.529 978 - 0,0% 70,00% 42,00% Belum Tercapai 42,00% 1.062
Total 13.256 3.968 4.600 34,7% 70,00% 55,88% Belum Tercapai 21,18% 2.808
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa
Tingkat
Pelayanan
Target
SPM
2019
Target
SPM
2017
KeteranganPenamba
han
Ket
Penambahan
(Pend)
Kawasan
Cepat
Tumbuh
Jml
Penduduk
Eksisting
KK
Eksisting
Terlayani
Pengangkutan
Kepadatan
Penduduk
Timbulan
Sampah
(Jiwa/ha) (m3/hari)
Bakungan 4.793 288,00 1.221 17 8.641,23 6 3 1 244
Banjarsari 6.190 516,00 1.769 12 11.161,05 9 4 2 354
Kemiren 2.589 250,00 978 10 4.668,59 5 2 1 196
Sumber : Hasil Perhitungan
Laju timbulan Sampah
Kebutuhan
Bak
Sampah
Komunal
2 l t/org/hari
Jumlah
Penduduk
Tahun 2017
Transer
DepoDesa/ Kelurahan Luas (Ha)
Jumlah KK
(2017)
Kebutuhan
Gerobak
(unit)
Kebutuhan
TPS
-
K e c a m a t a n G l a g a h , K a b u p a t e n B a n y u w a n g i
-
RENCANA
TINDAK
Konsep Pengembangan Kawasan (jangka panjang)
Arahan Kebijakan-> Perdagangan & Jasa, Pariwisata
Growth Pole n Tricle Down Effect
Pendukung Permukiman
Konsep Mikro Kawasan (jangka pendek)
Arahan Kebijakan-> permukiman
Sarana prasarana pendukung permukiman
Sinkronisasi Program
-
Usulan program masyarakat untuk wilayah yang terdelineasi antara lain:
Desa Kemiren
Pembangunan drainase dan plat deker di jalan raya jurusan Kalibendo Dusun Krajan dengan panjang 250 M
Pelatihan industri di Desa Kemiren
Pelatihan agrobisnis pertanian dan hortikultura
Kelurahan Bakungan
Pemeliharaan Jalan di Jalan Prabuloro dengan panjang 300 M
Pelatihan dan pengadaan mesin pengolah sampah (komposter) di Lingkungan Gaplek
Pelatihan agrobisnis pertanian
Kelurahan Banjarsari
Pembangunan drainase di Jalan Raya Licin dengan panjang 300 M
Pendampingan dan pengadaan mesin pencetak batu bata dan kerupuk di Lingkungan Sukorojo Kelurahan Banjarsari.
Pelatihan dan pengadaan bibit perkebunan dan peternakan
-
Desa Kemiren
No Sarana dan Prasarana
Kondisi Sarana dan Prasarana
Kondisi Eksisting Potensi Masalah Kebutuhan Program s/d 2017
Output Outcome
1. Jalan Wilayah Desa Kemiren dilalui jalan Lokal Primer
Wilayah Desa Kemirin memiliki jalan aspal sepanjang 4 Km
Semua jalan di Desa Kemiren tidak ada yang perkerasan tanah (sudah perkerasan aspal dan paving).
Kondisi jalan-jalan lingkungan yang sudah cukup rusak.
Belum adanya proses pemeliharaan ataupun peningkatan kualitas jalan yang dilakukan di wilayah Kawasan Cepat Tumbuh.
Desa Kemiren terlayani oleh jalan dan aksesbilitas yang baik
Pada tahun 2015: o dilaksanakan
program rehab jalan sepanjang 500 M
o rehab jembatan di Dusun Kedaleman sepanjang 20 M
Pada tahun 2016 terdapat program rehab jalan sepanjang 1.500 M.
Tahun 2015 Rehab jalan sepanjang
500 M Rehab jembatan
sepanjang 20 M Tahun 2016 Rehab jalan 1.500 M
Tersedianya jalan yang memudahkan individu dalam melakukan perjalanan
Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan nyaman dan aman
Mempercepat distribusi barang dan jasa
No. Program/
Kegiatan
Prioritas Program
Desa Kemiren Kelurahan Bakungan Kelurahan Banjarsari
I II III IV V VI I II III IV V VI I II III IV V VI
1. Perumahan
2. Jalan
Lingkungan
3. Air Bersih
4. Sanitasi
5. Drainase
6. Persampahan
-
Pengembangan Pariwisata
Pengembangan Industri (sentra Industri)
Pengembangan Perdagangan dan jasa
Pengembangan perumahan
Perlindungan LP2B dan kawasan lindung
Potensi Agropolitan
Pengembangan Bank Sampah