contoh TUGAS-AKHIR.pdf

download contoh TUGAS-AKHIR.pdf

of 54

Transcript of contoh TUGAS-AKHIR.pdf

  • TUGAS AKHIR

    PEMETAAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG

    DI WILAYAH SEMARANG

    Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

    Tingkat Sarjana Strata 1 (S 1) pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

    Universitas Katolik Soegijapranata

    Disusun Oleh:

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda

    NIM: 03.12.0040 NIM: 04.12.0015

    FAKUTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    2008

  • KATA PENGANTAR

    Dengan segala kerendahan hati, hormat dan puji syukur kami haturkan

    kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, berkat, karunia serta penyertaan-Nya

    yang begitu besar sehingga kami mampu untuk menyelesaikan Tugas Akhir dan

    penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul "Pemetaan Daya Dukung

    Pondasi Tiang Pancang di Wilayah Semarang" dapat terselesaikan dengan

    baik. Tugas akhir ini merupakan suatu bagian yang sangat penting dari serangkaian

    proses pendewasaan yang disediakan - Nya bagi hidup kami dan untuk memenuhi

    sebagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan strata 1 (S-1) pada

    Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang.

    Dalam penyelesaian lugas akhir sampai tersusunnya laporan tugas akhir ini

    tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak baik moral maupun material.

    Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami ingin mengucapkan

    terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

    1. Dr. Rr. MI. Retno Susilorini, ST. MT, selaku dekan Fakultas

    Teknik Universitas Katholik Soegijapranata.

    2. Daniel Hartanto ST.,MT, selaku dosen pembimbing kami dalam

    penyusunan tugas akhir ini.

    3. Dr. Rr. MI. Retno Susilorini, ST. MT dan Ir. Yohanes Yuli

    Mulyanto, MT , selaku penguji kami.

    4. Agus Setiawan ST, MT dan Ir. Rini Utami MT, selaku dosen wali kami

  • yang telah banyak memberikan dorongan serta saran kepada kami.

    5. Bagian Pengajaran dan Tata Usaha Fakultas Teknik Program Studi

    Teknik Sipil.

    6. Teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah membantu mencari

    data dan bertukar pengalaman / pikiran yang diperlukan guna

    menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

    Dalam menyusun tugas akhir dan laporan tugas akhir ini, kami telah berusaha

    semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil yang terbaik, tetapi kami menyadari

    bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini karena

    keterbatasan. Oleh sebab itu kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun.

    Akhirnya dengan terselesaikannya laporan tugas akhir ini, kami berharap

    kiranya dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi rekan - rekan

    mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

    Semarang, 31 Mei 2008

    Penulis

  • PENGESAHAN

    Draft Tugas Akhir/Skripsi Sarjana Strata Satu (S 1)

    PEMETAAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG

    DI WILAYAH SEMARANG

    Disusun Oleh:

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda

    NIM: 03.12.0040 NIM: 04.12.0015

    Telah diperiksa dan disetujui

    Semarang,...............................

    Pembimbing I

    (..............................)

    Disahkan oleh:

    Dekan Fakultas Teknik

    (............................................)

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL..i

    LEMBAR PENGESAHAN...ii

    LEMBAR ASISTENSI......iii

    KATA PENGANTAR........iv

    DAFTAR ISI..vi

    DAFTAR GAMBAR..viii

    DAFTAR TABEL......ix

    BAB I : PENDAHULUAN....1

    1.1. Latar Belakang......1

    1.2. Maksud dan Tujuan.......2

    1.3. Batasan Masalah....................2

    1.4. Sistematika Penyusunan.....3

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.........4

    2.1. Landasan Teori.........4

    2.1.1. Umum4

    2.1.2. Tahanan Ujung (qc)..........10

    2.1.3. Gesekan Selimut (fs)........12

    2.2. Metode Schmertmann - Nottingham.......14

  • vii

    2.3. Kapasitas Tiang Pancang Statik....24

    BAB III : METODOLOGI..........................27

    3.1. Flowchart Metode Schmertmann - Nottingham...27

    3.2. Data - Data........28

    BAB IV : PEMBAHASAN................29

    4.1. Pembagian Lokasi Wilayah Semarang.29

    4.2. Analisa Perhitungan dengan Metode Schmertmann Nottingham.31

    4.3 Pemetaan Hasil Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang.....34

    4.3.1 Perhitungan daya dukung ujung tiang, daya dukung selimut,

    dan daya dukung total pondasi tiang pancang diameter 20 cm..34

    4.3.2 Perhitungan daya dukung ujung tiang, daya dukung selimut,

    dan daya dukung total pondasi tiang pancang diameter 30 cm..37

    4.3.3 Perhitungan daya dukung ujung tiang, daya dukung selimut,

    dan daya dukung total pondasi tiang pancang diameter 40 cm.39

    BAB V : KESIMPULAN dan SARAN.........................43

    5.1. Kesimpulan...43

    5.2. Saran.44

    DAFTAR PUSTAKA.....45

    LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Ujung konus sondir.......6

    Gambar 2.2. Cara pelaporan hasil uji sondir...10

    Gambar 2.3. Contoh sederhana interpretasi hasil uji sondir........11

    Gambar 2.4. Bentuk penampang precast reinforced concrete pile......20

    Gambar 2.5. Bentuk penampang tiang pancang baja......21

    Gambar 2.6. Bentuk penampang tiang pancang komposit......22

    Gambar 3.1. Diagram Alir Pemetaan Pondasi Tiang Pancang Wilayah Semarang27

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Lokasi Pembagian Wilayah Semarang.29

    Tabel 4.2 Jumlah Titik Tiap Lokasi di Semarang.29

    Tabel 4.3 Contoh Perhitungan Daya Dukung Ujung Tiang dan Daya dukung Selimut

    Tiang.33

    Tabel 4.4 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang

    Barat ..34

    Tabel 4.5 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang

    Timur34

    Tabel 4.6 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang

    Selatan..35

    Tabel 4.7 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang

    Tengah..36

    Tabel 4.8 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang

    Barat..37

    Tabel 4.9 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang

    Selatan...37

  • x

    Tabel 4.10 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang

    Tengah....38

    Tabel 4.11 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang

    Timur..39

    Tabel 4.12 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang

    Barat..39

    Tabel 4.13 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang

    Timur..40

    Tabel 4.14 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang

    Selatan40

    Tabel 4.15 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang

    Tengah.41

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 1 03.12.0040 04.12.0015

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di era globalisasi ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

    menuntut adanya perubahan perubahan dalam berbagai segi kehidupan di

    masyarakat, diantaranya adalah pembangunan. Menurut perkembangannya,

    pembangunan yang terjadi di masyarakat saat ini dapat dilihat secara nyata

    melalui pembangunan secara fisik. Dengan berdirinya gedung gedung

    bertingkat menandai kemajuan kota Semarang sebagai salah satu kota yang

    strategis dan memiliki peranan penting di Indonesia khususnya Jawa Tengah,

    dimana berdasarkan ketinggian dan kondisi tanahnya kota Semarang terbagi

    menjadi Semarang atas dan Semarang bawah, sedangkan berdasarkan

    wilayahnya yaitu Semarang Utara, Semarang Timur, Semarang Selatan,

    Semarang Barat dan Semarang Tengah. Dalam merencanakan suatu

    konstruksi pondasi tiang pancang pada bangunan bertingkat diperlukan

    perencanaan kontruksi tiang pancang yang benar yaitu dengan

    memperhatikan daya dukung dari tiang pancang yang digunakan. Penentuan

    daya dukung tiang pancang tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan

    perhitungan rumus rumus tiang pancang yang sangat kompleks, satu

    perhitungan dengan perhitungan lainnya tergantung pada rumus rumus

    pendukungnya dimana perhitungan rumus tersebut bisa diperoleh berdasarkan

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 2 03.12.0040 04.12.0015

    data data penyelidikan tanah dengan menggunakan uji sondir. Perhitungan

    daya dukung tiang pancang yang telah diperoleh kemudian dilakukan

    pemetaan dengan cara memetakan hasil perhitungan daya dukung tiang

    tersebut ke dalam peta wilayah Semarang. Pengujian tersebut dilakukan

    semata mata untuk meyakinkan para perencana dan pelaksana sebagai

    jaminan atas keberhasilan pelaksanaan konstruksi sehingga fungsi dari

    bangunan tersebut dapat dicapai secara maksimal.

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pemetaan daya

    dukung tanah. Namun penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Semarang.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Dengan adanya pemetaan daya dukung tiang pancang tersebut penulis

    berharap dapat berguna nantinya dalam proyek pembangunan yang ada di

    wilayah Semarang. Sedangkan tujuannya adalahuntuk mengetahui penyebaran

    daya dukung pondasi tiang pancang yang diploting dalam peta wilayah Semarang.

    1.3 Batasan Masalah

    Dengan adanya data data penyelidikan tanah menggunakan uji

    sondir, penulis ingin menghitung daya dukung tiang pancang dengan

    menggunakan metode Schmertmann Norttingham yang kemudian dipetakan

    berdasarkan data data penyelidikan tanah tersebut sesuai wilayahnya. Tiang

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 3 03.12.0040 04.12.0015

    pancang yang digunakan adalah tiang pancang beton bentuk silinder dengan

    diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm.

    1.3 Sistematika Penyusunan

    Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini mungkin ada

    beberapa bagian yang kurang lengkap. Tetapi penulis telah membuat suatu

    sistematika yang diharapkan akan mempermudah para pembaca memahami

    laporan tersebut baik dari segi teknis maupun non teknis. Berikut adalah

    sistematika penyusunan laporan, yang meliputi:

    Bab I : Berisi tentang pendahuluan, yang meliputi latar belakang, maksud

    dan tujuan, batasan masalah, dan sistematika penyusunan dalam

    pembuatan tugas akhir.

    Bab II : Berisi tentang tinjauan pustaka, yang meliputi landasan teori,

    metode dengan beberapa rumus.

    Bab III : Berisi tentang metodologi, yang meliputi flowchart dan data data

    yang diperlukan.

    Bab IV: Berisi tentang pembahasan, yang meliputi proses perhitungan dangan

    menggunakan metode Schmertmann Nottingham.

    Bab V : Berisi tentang kesimpulan dan saran tentang penyusunan laporan.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 4 03.12.0040 04.12.0015

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Umum

    Pondasi sering disebut struktur bangunan bagian bawah (sub

    structure), terletak paling bawah dari bangunan yang berfungsi mendukung

    seluruh beban bangunan dan meneruskan ke tanah di bawahnya. Untuk

    tujuan itu pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat menjamin

    kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban beban berguna dan gaya

    gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain lain, dan tidak

    boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi yang

    merata lebih dari batas tertentu.

    Ditinjau dari segi fungsinya sebagai pendukung bangunan dan

    mencegah kerusakan struktur tanah di bawahnya, perencanaan pondasi

    sebaiknya mengikuti rekomendasi dari hasil penyelidikan tanah (soil

    investigation), yaitu suatu usaha penyelidikan ke dalam lapisan tanah untuk

    mengetahui jenis dan kekuatan tanah.

    Untuk dapat melakukan analisis geoteknik (mekanika tanah dan

    teknik pondasi) yang baik dan benar, sangat diperlukan data data tanah

    (soil test) bawah permukaan yang lengkap dan akurat. Data data ada yang

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 5 03.12.0040 04.12.0015

    dapat diperoleh langsung dari survey geoteknik lapangan dan ada yang

    diperoleh langsung dari uji laboratorium terhadap contoh tanah yang

    diambil dari bawah permukaan melalui boring.

    Penyelidikan tanah di lapangan dapat berupa penggunaan dan

    interpretasi foto udara dan remote sensing, metode geofisik, metode

    geolistrik, pemboran (boring), uji penetrometer (uji sondir, CPT),

    California Bearing Test (CBR) dan lain lain. Pemboran tanah (boring)

    dan sondir (CPT) adalah pekerjaan yang paling umum dan akurat dalam

    survey geoteknik lapangan.

    Sondir adalah suatu alat berbentuk silinder dengan ujungnya berupa

    suatu konus. Dalam uji sondir, alat ini ditekan ke dalam tanah dan

    kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan

    gesekan pada selimut silinder diukur. Teknik pendugaan lokasi atau

    kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah dipraktekan sejak jaman

    dulu. Karena kondisi tanah yang lembek dan banyaknya penggunaan

    pondasi tiang, pada tahun 1934 orang Belanda memperkenalkan alat sondir

    sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936). Alat ini sangat

    populer di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan

    tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat

    dan amat ekonomis.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 6 03.12.0040 04.12.0015

    Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representasi atau model

    dari pondasi tiang dalam skala kecil. Untuk jangka waktu yang lama,

    pengujian ini dilakukan untuk menghitung kapasitas atau daya dukung

    pondasi tiang langsung dari uji sondir tanpa menggunakan parameter tanah

    sebagaimana biasa dilakukan secara konvensional. Tahanan ujung sondir

    dianggap mencerminkan daya dukung ujung tiang persatuan luas dan

    jumlah total lekatan (jumlah hambatan pelekat atau JHP) mewakili tahanan

    gesekan dari selimut tiang yang kemudian disesuaikan dengan diameter

    tiang dengan mengalikan kelilingnya. Sejak kira kira tahun 1970,

    interpretasi hasil uji sondir kemudian berkembang pesat terutama melalui

    persamaan persamaan empiris untuk mendapatkan korelasi dengan

    parameter tanah. Demikian pula teknik penggunaan hasil uji sondir untuk

    mendapatkan daya dukung tiang mengalami modifikasi penting.

    Mula mula alat ini terdiri dari suatu konus sederhana yaitu sondir

    mekanis ( Gb. 2.1 )

    Gb. 2.1. Ujung konus sondir (sumber: Schmertmann. 1978 )

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 7 03.12.0040 04.12.0015

    Sondir standar memiliki luas penampang ujung konus sebesar 10 2cm dan

    potongan melintang konus dengan sudut puncak 60 derajat tanpa selimut.

    Dalam perkembangan berikutnya, Begemann menambahkan selimut

    dibelakang konus tersebut. Umumnya luas selimut tersebut adalah

    150 2cm . Penambahan alat mantle cone atau selimut sondir ini dirancang

    dengan menghindarkan masuknya partikel tanah kedalam ruang antara

    konus dengan batang penekan (Vermeiden, 1948). Suatu selubung untuk

    mengukur gesekan selimut kemudian dikembangkan oleh Prof. Begemann

    di Indonesia pada tahun 1953. Perkembangan lebih lanjut dari alat sondir

    adalah dengan adanya sondir listrik dan sondir elektronik dimana gaya

    gaya perlawanan tanah akibat penetrasi sondir dapat langsung direkam

    sekaligus sehingga penetrasi dilakukan secara kontinu, tidak bertahap

    seperti halnya uji sondir mekanis. Hal ini dapat dilakukan karena dengan

    sondir listrik/elektronik, pembacaan perlawanan ujung maupun tahanan

    selimut dapat dilakukan sekaligus.

    Perbedaan utama sondir listrik / elektronik dengan sondir mekanis

    terletak pada cara penetrasinya. Pada sondir mekanis, penetrasi dilakukan

    secara bertahap untuk mengukur tahanan ujung dan gesekan, sedangkan

    pada sondir listrik/elektronik, penetrasi dilakukan sekaligus secara kontinu.

    Demikian juga cara pembacaan sondir mekanis dilakukan secara manual

    biasanya dengan tekanan hidrolik yang dibaca pada manometer Bourdon

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 8 03.12.0040 04.12.0015

    sedangkan pada sondir listrik / elektronik pembacaan dilakukan melalui

    tranducer ke reading-unit atau langsung pada layar komputer bila

    digunakan interface untuk mengubah sinyal voltage menjadi digital

    (digital analog method). Perbedaan cara penetrasi tersebut membawa

    konsekuensi perbedaan terhadap hasil uji, baik pada gesekan selimut

    maupun pada tahanan ujungnya, oleh sebab itu dalam menggunakan

    korelasi pada hasil pembacaan sondir perlu dicatat adanya perbedaan yang

    ada. Dengan perkataan lain, sebelum menggunakan suatu korelasi, perlu

    dilakukan konversi lebih dahulu sesuai dengan dasar penurunan

    empirisnya.

    Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah

    diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah

    menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan tanah

    terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diidentifikasi

    dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.

    Penggunaan uji sondir, antara lain:

    a. Menentukan profil tanah dan mengidentifikasi perilakunya

    b. Merupakan pelengkap bagi informasi dari pengeboran tanah

    c. Mengevaluasi karakteristik atau parameter tanah

    d. Menentukan daya dukung pondasi

    e. Menentukan penurunan pondasi

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 9 03.12.0040 04.12.0015

    f. Mengevaluasi hasil pemadatan tanah

    g. Mengevaluasi potensial pencairan tanah pasiran (liquefaction)

    Aplikasi desain pondasi berdasarkan uji sondir lebih bersifat

    langsung tanpa memerlukan perhitungan parameter tanah. Namun demikian

    untuk pondasi dangkal pada umumnya metoda ini masih dikaitkan dengan

    cara analitis konvensional yang lain. Penggunaan alat sondir sebagai quality

    control hasil pemadatan tanah telah berkembang meskipun masih belum

    banyak aplikasinya pada pemadatan di permukaan. Tetapi pada pemadatan

    dalam (deep compaction), penggunaan sondir untuk quality control lebih

    memungkinkan dan dikehendaki.

    Cara pelaporan hasil uji sondir dapat dilakukan dengan cara yang

    berbeda tergantung kepentingannya. Pada umumnya pelaporan hasil uji

    sondir dilakukan dengan menggambarkan variasi tahanan ujung ( cq ),

    dengan gesekan selimut ( sf ) terhadap kedalaman seperti ditunjukkan oleh

    gambar 2.2. Bilamana penggunaan uji sondir adalah untuk mendapatkan

    daya dukung pondasi tiang, maka biasanya pelaporan tersebut mengambil

    harga tahanan ujung dan jumlah total hambatan pelekat (JHP) yaitu nilai

    kumulatif gesekan sepanjang kedalaman uji sondir. Cara ini dianggap

    memudahkan pemakainya karena langsung didapatkan nilai total hambatan

    pelekat tanah. Cara lain melaporkan uji sondir adalah dengan

    menggambarkan tahanan ujung, gesekan selimut dan rasio gesekannya (Rf)

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 10 03.12.0040 04.12.0015

    terhadap kedalaman. Cara ini berguna untuk keperluan identifikasi dari

    profil tanah terhadap kedalaman.

    Gb. 2.2. Cara Pelaporan Hasil Uji Sondir (sumber: Uji Sondir Interpretasi dan Aplikasinya Untuk Perancangan Pondasi)

    2.1.2. Tahanan ujung ( qc )

    Besaran penting yang diukur pada uji sondir adalah perlawanan yang

    diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir

    ( cq ). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis

    tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih

    besar daripada tanah butir halus. Schmertmann memberikan petunjuk

    sederhana untuk menginterpretasikan data sondir bagi keperluan klasifikasi

    dan kondisi tanah seperti ditunjukkan oleh gambar.2.3

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 11 03.12.0040 04.12.0015

    Gb. 2.3. Contoh sederhana Interpretasi Hasil Uji Sondir (sumber: Schmertmann. 1978)

    Pada tanah lempung umumnya mempunyai tahanan ujung yang kecil

    akibat rendahnya kuat geser dan pengaruh tekanan air pori saat penetrasi.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 12 03.12.0040 04.12.0015

    Pada gambar a dan b, lapisan pasir dan lempung dengan mudah dapat

    dibedakan. Sedangkan untuk gambar c, memberikan petunjuk bahwa pada

    pasir yang terkonsolidasi normal, harga tahanan ujung ( cq ), akan

    meningkat terhadap kedalaman sedangkan tanah pasir overkonsolidasi

    dapat memberikan respon yang lebih konstan. Hal ini adalah akibat

    peningkatan tegangan lateral. Namun hal ini dapat diragukan karena pasir

    yang menurun kepadatannya terhadap kedalaman juga akan memberikan

    respon yang serupa.

    2.1.3 Gesekan selimut ( sf )

    Disamping memberikan data yang dapat dipergunakan untuk desain

    pondasi tiang, rasio gesekan yang tak berdimensi dari sf dan cq yang

    kemudian dikenal dengan nama rasio gesekan (Rf) dapat digunakan untuk

    membedakan tanah butir halus daripada tanah butir kasar. Berdasarkan

    penelitian pakar sondir, tanah butir kasar ternyata mempunyai nilai rasio

    gesekan Rf yang kecil ( 2%), sedangkan pada tanah butir halus (lanau dan

    lempung) nilai rasio gesekan tersebut lebih tinggi. Kenyataan diatas

    dimanfaatkan para ahli untuk melakukan klasifikasi jenis tanah berdasarkan

    kombinasi nilai tahanan ujung ( cq ) dan nilai rasio gesekan (Rf).

    Perhitungan daya dukung aksial pondasi tiang berdasarkan data uji

    sondir sering disebut ekstrapolasi dengan atau tanpa koreksi. Hal ini adalah

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 13 03.12.0040 04.12.0015

    karena komponen komponen yang terukur dari uji sondir (tahanan ujung

    dan gesekan selimut) merupakan representasi dari komponen komponen

    daya dukung tiang. Perbedaan utama alat sondir dan pondasi tiang terletak

    pada ukurannya, bentuk ujung, sifat permukaan dan mekanisme

    keruntuhannya. Analisis yang dikemukakan ini berlaku untuk tiang

    pancang. Analisis yang dipakai untuk menghitung daya dukung tiang

    pancang menggunakan beberapa metoda yaitu metoda langsung (direct

    cone method), metoda Schmertmann & Nottingham (1975), metoda

    Lambda Cone (metoda Tumai & Fakhroo, 1981) dan metoda Cone M.

    Karena uji sondir merupakan simulasi dari pondasi tiang, maka sangat

    relevan bila hasil uji sondir tersebut digunakan untuk memperkirakan daya

    dukung suatu pondasi tiang. Berdasarkan mekanimesnya maka uji sondir

    lebih sesuai untuk memperkirakan daya dukung pondasi tiang pancang.

    Briaud (1986) melakukan evaluasi terhadap 98 buah uji pembebanan tiang

    dengan menggunakan beberapa cara daya dukung yang diturunkan dari data

    uji sondir, diantaranya menggunakan cara langsung (direct cone method)

    tanpa koreksi, metoda LPC dan metoda Schmertmann & Nottingham. Hasil

    penelitian Briaud ternyata memberikan kesimpulan bahwa metoda LPC

    cone yang dinyatakan baik, sedangkan metoda terbaik berikutnya yang

    masih dapat diandalkan adalah Schmertmann & Nottingham (1975). Tiga

    buah metoda lain De-Ruiter & Beringen (1979), Tumai & Fakhroo (1981)

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 14 03.12.0040 04.12.0015

    dan Penpile (1978) kurang baik. Kemudain yang paling buruk adalah

    metoda langsung (direct cone method). Studi oleh Rahardjo et al. (1993)

    menggunakan teori keandalan (reability study) pada 18 buah pondasi tiang

    di Indonesia memberikan kesimpulan yang serupa dengan penelitian diatas.

    Berbagai metoda yang diutarakan diatas telah terbukti dan dapat

    disimpulkan bahwa metoda Schmertmann & Nottingham (1975) baik untuk

    diterapkan dalam menganalisis daya dukung pondasi tiang. Berdasarkan

    penelitian diatas, maka dalam penulisan skripsi ini analisis yang digunakan

    yaitu dengan metoda Schmertmann & Nottingham.

    2.2 Metode Schmertmann Nottingham

    Schmertmann Nottingham (1975) telah menganjurkan perhitungan

    daya dukung ujung pondasi tiang menurut cara Begemann, yaitu diambil

    dari nilai rata rata perlawanan ujung sondir 8D diatas ujung tiang dan

    0,7D 4D dibawah ujung tiang. D adalah diameter tiang.

    pcc

    p Aqq

    Q +=2

    21

    ..................................................................(2.2-1)

    Dimana: pQ : daya dukung ujung tiang

    1cq : nilai cq rata rata 0,7D 4D dibawah ujung tiang

    2cq : nilai cq rata rata 8D diatas ujung tiang

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 15 03.12.0040 04.12.0015

    pA : luas proyeksi penampang tiang

    Bila zona tanah lembek dibawah tiang masih terjadi pada

    kedalaman 4D 10D, maka perlu dilakukan reduksi terhadap nilai rata

    rata tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung diambil tidak lebih

    dari 150 kg/cm untuk tanah pasir dan tidak melebihi 100 kg/cm untuk

    tanah pasir kelanauan. Untuk mendapatkan daya dukung selimut tiang

    maka digunakan formula:

    += = =

    D

    z

    L

    Dzsssscss AfAfD

    zKQ8

    0 8, 8 ..........................................(2.2-2)

    Dimana: sQ : daya dukung selimut tiang

    Ks, c : Faktor koreksi gesekan selimut tiang

    sf : nilai friksi

    As : luas selimut tiang

    Nilai csK , pada persamaan diatas dihitung berdasarkan total kedalaman

    tiang. Pembuatan tiang bor menyebabkan berkurangnya tegangan efektif

    pada sisi tiang sehingga mengurangi gesekan selimut tetapi hubungan

    antara beton dan tanah yang cukup besar cenderung untuk meningkatkan

    nilai friksi tersebut. Sebagai pendekatan, Schmertmann menganjurkan daya

    dukung selimut untuk tiang bor diambil sebesar 75% dari nilai friksi untuk

    tiang pancang. Nilai sf dibatasi hingga 1,2 kg/cm untuk tanah pasir dan

    1,0 kg/cm untuk pasir kelanauan.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 16 03.12.0040 04.12.0015

    Di dalam merencanakan pondasi ada dua hal penting yang perlu

    selalu diingat, yaitu bahwa kekuatan pondasi didasarkan pada pondasinya

    sendiri dan kekuatan tanah dibawahnya. Bahan pondasi harus mempunyai

    kekuatan penuh dan tidak akan rusak oleh kekuatan beban bangunan, hal ini

    dapat dilakukan analisa hitungan berdasarkan tegangan izin bahan.

    Kekuatan tanah dibawah pondasi harus mampu mendukung beban pondasi

    dan beban bangunan diatasnya tanpa adanya penurunan, hal ini dapat

    direncanakan dengan membuat ukuran pondasi sedemikian besar

    berdasarkan rekomendasi penyelidikan tanah, sehingga tegangan izin tanah

    tidak dilampaui. Jadi seandainya bahan pondasi kuat, tetapi terjadi

    penurunan atau tidak ada penurunan, tapi pondasinya pecah maka bila salah

    satu hal tersebut terjadi, sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada

    struktur atasnya.

    Dalam perencanaan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan

    beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

    a. fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi

    tersebut,

    b. besarnya beban dan beratnya bangunan atas,

    c. keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan,

    d. biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 17 03.12.0040 04.12.0015

    Penyaluran beban dari bangunan atas ke tanah bisa dilakukan

    dengan memakai:

    1. Pondasi dangkal

    Pondasi dangkal adalah jenis pondasi yang dasarnya terletak tidak terlalu

    dalam dari permukaan tanah asli, masih dapat dikerjakan dengan alat

    sederhana oleh tenaga manusia biasa.

    Berdasarkan bentuknya pondasi dangkal dapat dibagi menjadi empat

    macam, yaitu:

    a. Pondasi menerus,

    b. Pondasi setempat,

    c. Pondasi gabungan, dan

    d. Pondasi plat.

    2. Pondasi dalam

    Pondasi dalam biasanya mempunyai kedalaman lebih dari 6 m dari

    permukaan tanah asli. Dapat dibuat dengan dua cara sebagai berikut :

    a. Pondasi tiang pancang

    b. Pondasi tiang bor (bore pile)

    Dari beberapa macam tipe pondasi yang dapat dipergunakan

    salah satu diantaranya adalah pondasi tiang pancang yang mana akan

    penulis bahas berikut ini. Pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk

    suatu pondasi untuk suatu bangunan apabila tanah dasar di bawah

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 18 03.12.0040 04.12.0015

    bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity),

    yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya yang letaknya

    sangat dalam. Pondasi tiang pancang ini berfungsi untuk memindahkan

    atau mentransferkan beban-beban dari konstruksi di atasnya (upper

    structure) ke lapisan tanah yang lebih dalam. Kebanyakan tiang pancang

    dipancangkan ke dalam tanah, akan tetapi ada beberapa tipe yang dicor

    setempat dengan cara dibuatkan lubang terlebih dahulu dengan

    mengebor tanah, sebagaimana kalau mengebor untuk penyelidikan

    tanah.

    Pada umumnya tiang pancang dipancangkan tegak lurus ke

    dalam tanah, tetapi apabila diperlukan untuk dapat menahan gaya-gaya

    horizontal maka tiang pancang akan dipancangkan miring (batter pile).

    Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang pancang tergantung

    daripada alat pancang yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan

    perencanaannya.

    Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu

    menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap

    lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit

    dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah

    konstruksi, dengan tumpuan pondasi. Perencanaan jenis tiang yang akan

    dipakai, ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini :

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 19 03.12.0040 04.12.0015

    Tiang panjang : 34

    4 EI

    Dkl..................................................(2.2-3)

    Tiang pendek : 34

    1 4 EI

    Dkl.............................................(2.2-4)

    Kaison : 144

    EIDkl

    ..........................................(2.2-5)

    Dimana, l : panjang tubuh pondasi yang tertanam di dalam tanah (cm)

    k : koefisien reaksi tanah dalam arah melintang (kg/cm)

    D : diameter atau lebar tubuh pondasi (cm)

    EI: kekakuan lentur tubuh pondasi

    Menurut cara daya dukung pondasi tiang, tiang pancang dibagi 2

    yaitu :

    1. Daya dukung ujung tiang (End bearing pile)

    Tiang pancang yang dipancang masuk sampai lapisan tanah keras,

    sehingga daya dukung tanah untuk pondasi ini lebih ditekankan pada

    tahanan ujungnya. Untuk tiang pancang tipe ini harus diperhatikan

    bahwa ujung tiang pancang harus terletak pada lapisan tanah keras.

    2. Daya dukung selimut tiang (Friction pile)

    Tiang pancang yang tidak mencapai lapisan tanah keras, maka untuk

    menahan beban yang diterima tiang pancang, mobilisasi tahanan

    sebagian besar ditimbulkan oleh gesekan antara tiang pancang dengan

    tanah (skin friction).

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 20 03.12.0040 04.12.0015

    Menurut bahan yang digunakan, tiang pancang dibagi 4 yaitu :

    1. Tiang pancang kayu

    2. Tiang pancang beton

    a. Precast reinforced concrete pile, penampangnya dapat berupa :

    Gb. 2.4. Bentuk Penampang Precast reinforced concrete pile

    b. Precast prestressed concrete pile

    BENTUK GAMBAR

    Lingkaran

    Segitiga

    Segiempat

    Segidelapan

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 21 03.12.0040 04.12.0015

    c. Cast in pile, antara lain:

    Franki

    Raymond

    Simplex

    Mac. Arthur

    3. Tiang pancang baja

    Gb. 2.5 Bentuk Penampang Tiang Pancang Baja

    BENTUK GAMBAR

    H. Pile

    Pipe Pile

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 22 03.12.0040 04.12.0015

    4. Tiang pancang komposit

    BENTUK GAMBAR

    Kayu Beton

    Baja Beton

    Gb. 2.6. Bentuk Penampang Tiang Pancang Komposit

    Precast reinforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton

    bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekesting),

    kemudian setelah cukup kuat (keras) lalu diangkat dan dipancangkan.

    Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama

    dengan nol, sedangkan berat sendiri daripada beton adalah besar, maka

    tiang pancang beton ini haruslah diberi penulangan-penulangan yang

    cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu

    pengangkatan dan pemancangan. Tiang pancang ini dapat memikul

    beban yang besar, hal ini tergantung dari dimensinya.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 23 03.12.0040 04.12.0015

    Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang

    daripada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang

    daripada tiang ini kurang terpaksa harus diadakan penyambungan. Hal

    ini adalah sulit dan memakan banyak waktu.

    Pemakaian precast reinforced concrete pile memiliki beberapa

    keuntungan, antara lain :

    1. Precast reinforced concrete pile ini dapat mempunyai tegangan

    tekan yang besar, ini tergantung dari mutu beton yang digunakan,

    2. tiang pancang ini dapat diperhitungkan baik sebagai end bearing pile

    maupun sebagai friction pile,

    3. tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap

    pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton

    deckingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.

    Sedangkan kerugian dari pemakaian precast reinforced concrete pile,

    yaitu :

    1. karena berat sendirinya besar maka transportnya akan mahal,

    2. tiang pancang beton ini baru dipancang setelah cukup keras (kuat).

    Hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu

    sampai tiang beton ini dapat dipergunakan,

    3. bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang

    pancang ini tergantung daripada alat pancang (pile driving) yang

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 24 03.12.0040 04.12.0015

    tersedia maka untuk melakukan penyambungan adalah sukar dan

    memerlukan alat penyambungan,

    4. apabila dipancang di sungai atau laut seperti pada gambar di bawah

    ini, dimana ada bagian dari tiang yang berada di atas tanah (bagian

    A-B). bagian A-B terhadap beban vertikal akan bekerja sebagai

    kolom, jadi di sini ada tekuk (buckling). Sedangkan terhadap beban

    horizontal H akan bekerja sebagai balok cantilever.

    Gb. 2.7. Tiang Pancang yang dipancang di Sungai atau di Laut

    (sumber: Sardjono, HS.Ir., Pondasi Tiang Pancang 1)

    2.3 Kapasitas Tiang Pancang Statik

    Semua kapasitas tiang pancang dapat dihitung dengan persamaan-

    persamaan sebagai berikut :

    sipuu PPP += (tekan).............................................................(2.3-1) WPT siu += (tarik)..............................................................(2.3-2)

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 25 03.12.0040 04.12.0015

    Dimana uP : kapasitas tiang pancang akhir (maksimum) dalam tekanan

    biasanya didefinisikan sebagai suatu pertambahan besar atau

    kecepatan penetrasi untuk sebuah beban.

    uT : kapasitas tarikan keluar akhir.

    puP : kapasitas titik akhir.

    siP : kontribusi tahanan kulit (gesekan poros) dari beberapa lapisan

    yang ditembus oleh tiang pancang.

    W : berat tiang pancang.

    Kapasitas tiang pancang yang diijinkan aP atau aT didapatkan dengan

    menerapkan suatu harga SF yang sesuai pada bagian bagian sebagai berikut :

    a. s

    si

    p

    pua SF

    PSFP

    P += (paling umum).........................(2.3-3)

    atau dengan menggunakan suatu harga SF (paling umum) untuk mendapatkan

    b. SFPP ua =

    ..................................................................................(2.3-4)

    SFTT ua =

    ..................................................................................(2.3-5)

    Harga aP atau aT ini seharusnya cocok (compatible) dengan kapasitas yang

    didasarkan pada bahan tiang pancang (kayu, beton, atau baja) yang ditinjau

    sebelumnya, SF menyatakan faktor faktor keamanan yang umumnya

    mempunyai nilai yang terletak di antara 2,0 sampai 4,0 atau lebih, tergantung

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 26 03.12.0040 04.12.0015

    pada ketentuan perencana. Pada umumnya faktor faktor keamanan lebih

    besar dari faktor keamanan untuk pondasi yang tersebar, karena ketaktentuan

    yang lebih besar dari interaksi tanah tiang pancang serta dari kenyataan

    bahwa pondasi kemungkinan menjadi lebih mahal bila tiang tiang pancang

    digunakan.

    Meskipun persamaan tekan dan tarik sudah tentu tidak mempunyai

    bentuk yang rumit, tetapi penggunaannya untuk membuat ramalan kapasitas

    yang cukup dekat dengan pengujian beban seringkali merupakan keadaan

    yang menguntungkan. Hal ini disebabkan karena kesulitan kesulitan di

    dalam menentukan sifat sifat tanah di tempat dan yang berubah di dekat

    tiang pancang setelah tiang pancang tersebut dipancang. Kapasitas tiang

    pancang akhir uP bukanlah jumlah jumlah tahanan kulit akhir ditambah

    tahanan titik akhir. Tahanan kulit akhir, dihasilkan dari nilai slip relative yang

    kecil di antara tiang pancang dan tanah, dimana slip didefinisikan sebagai

    jumlah perbedaan (accumulated difference) dalam regangan poros dari beban

    aksial dan regangan tanah, yang disebabkan oleh beban yang dipindahkan ke

    tanah tersebut melalui tahanan kulit.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 27 03.12.0040 04.12.0015

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Flowchart Metode Schmertmann Nottingham

    Gambar 3.1 Diagram Alir Pemetaan Pondasi Tiang Pancang di Wilayah Semarang

    FINISH

    qc 150 kg/cm2

    L 8 m

    fs 1.2 kg/cm2

    INPUT qc1, qc2, Ap, fs, As

    Daya Dukung Ujung Tiang

    Memetakan hasil perhitungan ke dalam peta wilayah Semarang

    Daya Dukung Selimut Tiang

    START

    Ya

    Tidak

    Koleksi data data sondir wilayah Semarang Koleksi data sondir berdasarkan pembagian wilayah Semarang

    Qtotal =

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 28 03.12.0040 04.12.0015

    3.2 Data data

    Dalam penulisan skripsi ini data data yang digunakan merupakan data

    sekunder, dimana data data tersebut adalah:

    1. Data uji sondir

    Data uji sondir ini diperoleh dari hasil penyelidikan tanah yang dilakukan

    oleh Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Katolik Soegijapranata.

    (Tahun 2005 2007 )

    2. Peta semarang

    Peta Semarang ini diterbitkan oleh PT. KARYA PEMBINA SWAJAYA.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 29 03.12.0040 04.12.0015

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Pembagian Lokasi Wilayah Semarang

    Dalam penelitian ini jumlah lokasi di wilayah Semarang yang diteliti ada

    60 lokasi, dimana pembagian wilayah Semarang adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Lokasi Pembagian Wilayah Semarang

    NO. Wilayah Semarang Jumlah Lokasi 1 Semarang Selatan 11 2 Semarang Timur 14 3 Semarang Barat 10 4 Semarang Tengah 25

    Total 60

    Setiap pembagian lokasi wilayah Semarang berdasarkan tabel di atas, dapat

    diperoleh beberapa jumlah titik dari pengujian sondir, antara lain:

    Tabel 4.2 Jumlah Titik Tiap Lokasi di Semarang

    NO. Lokasi Jumlah Titik 1 MASJID UNIMUS 1 2 RUKO JL. AGUS SALIM 34 1 3 RUKO 3 LT. JL. GAJAH RAYA 2 4 RUKO 3 LT. KARANG ANYAR 32 1 5 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 3 2 6 RUKO 3 LT. MAJAPAHIT 569 2 7 RUKO-INDRAPASTA 97 2 8 RMH TGL TMN. MALUKU 2 9 RUKO 3 LT. JEND. SUDIRMAN no.258 2

    10 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 62 3

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 30 03.12.0040 04.12.0015

    NO. Lokasi Jumlah Titik 11 BGNAN 3 LT. GANG BESEN NO.8 1 12 RUKO CITARUM 31 2 13 RUKO GAJAHMADA NO.17 2 14 RUKO KH. AHMAN DAHLAN 31 2 15 RUKO 3 LT. MT. HARYONO 573 3 16 BGNAN 2 LT. CEMPEDAK UTARA 3 2 17 RUKO-JEND. A. YANI 197 A 1 18 RUKO-HALMAHERA TIMUR NO 1 3 19 RUKO_MT. HARYONO 481 2 20 RMH_Imam BonjoL No. 53 2 21 RUKO KARTINI 44 2 22 RUKO MT. HARYONO 409-411 3 23 RUKO PEMUDA 3 24 SMA SEDES SMP MM DAN SUSTERAN 5 25 SPBU-KALIGAWE 6 26 TOKO&GUDANG KARANGSARI 2 27 SPI JL. RAYA KALIGAWE 2 28 ADA Fatmawati 3 29 Digital Art Sri Ratu Jl. Gatot Subroto 4 30 Gedung 3 lt Jl. Muradi, Siliwangi 6 31 Gedung 3 lt Jl. Siliwangi 368 1 32 PT. Nayati - Terboyo 3 33 Rumah tinggal Jl. Tmn Beringin 1 2 34 Ruko Jl. Jend. Sudirman 287 2 35 Ruko Jl. Setiabudi 2 36 Rumah tinggal Jl. Pekunden Barat 861 2 37 HSO Gajah Mada 3 38 Poli Spesialis RS. Elisabet 1 39 Rumah tinggal Jl. Taman Siswa 1 40 Rumah tinggal Jl. Sinabung 2 41 STIK Jl. Wolter Monginsidi 2 42 Talud Kaw. Industri Candi 1 43 Bitratex 4 44 Gedung PKBI Jl. Dr. Suratmo 1 45 Gudang Sampoerna 1

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 31 03.12.0040 04.12.0015

    NO. Lokasi Jumlah Titik 46 Graha Estetika 2 47 Hotel Quirin Jl. Gajah Mada 1 48 Kantor & Gudang Jl.Tmn. Baruna 2 49 Keuskupan Agung Jl. Imam Bonjol 172 4 50 Pabrik Terboyo Blok A1 3 51 Pertamina Jl. Pengapon 2 52 Pika - BSB 2 53 Poliklinik Jl.Puspowarno Raya 41 2 54 Rumah tinggal Jl. A. Dahlan 6b 2 55 Rumah tinggal Jl. Seroja Selatan 2 3 56 Rumah tinggal Jl. Karang Rejo 1 57 Ruko Brahmana Jl. A. Yani 2 58 Ruko Jl. Depok 21 2 59 Sido Muncul - Kaligawe 4 60 Toko Jl. Teuku Umar 8 1

    TOTAL 135

    4.2 Analisa Hasil Perhitungan dengan Metode Schmertmann Nottingham

    Contoh Perhitungan:

    Suatu bangunan 3 lantai di jalan Gang Besen No. 8 Semarang akan melakukan

    proses pemancangan dimana, pondasi tiang beton menggunakan diameter 20 cm,

    30 cm dan 40 cm dipancang sampai kedalaman 20 m. Data sondir terlampir.

    Hitung daya dukung ujung tiang dan daya dukung selimut.

    Daya dukung ujung tiang diameter 20 cm

    qc1 = (20+22+24)/3 x 10 = 220 ton/m2

    pcc

    p AqqQ +=

    221

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 32 03.12.0040 04.12.0015

    qc2 = (16+16+16+17+20+16+20+20+20)/9 x 10 = 178,89 ton/m2

    Ap = 0,25 x 3,14 x (0,2x0,2) = 0,03 m2

    Daya dukung selimut

    += = =

    D

    z

    L

    Dzsssscss AfAfD

    zKQ8

    0 8, 8

    Qs = 5 ton

    Qtotal = (6,26 + 5)/2 = 5,63 ton

    Nilai Qt sebesar 5,63 ton diploting ke dalam peta wilayah Semarang (lihat peta

    zona Semarang Tengah, lokasi bangunan di jalan Gang Besen No. 8 diberi tanda

    dengan simbol nomer 6).

    Di bawah ini terlampir tabel contoh perhitungan daya dukung ujung tiang dan

    daya dukung selimut tiang.

    tonQp 26,603,0289,178220 =+=

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 33 03.12.0040 04.12.0015

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 34 03.12.0040 04.12.0015

    4.3 Pemetaan Hasil Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang.

    4.3.1 Perhitungan daya dukung ujung tiang, daya dukung selimut, dan daya

    dukung total pondasi tiang pancang diameter 20 cm.

    Tabel 4.4 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang Barat

    NO. SEMARANG BARAT Qp Qs Qt

    1 Digital Art Sri Ratu Jl. Gatot Subroto 10,03 6,58 8,3

    2 Gedung 3 lt Jl. Muradi, Siliwangi 12,69 4,99 8,84

    3 Gedung 3 lt Jl. Siliwangi 268 11,02 6,52 8,8

    4 Ruko 3Lt Jl. Jend. Sudirman 258 17,2 5,44 7,55

    5 Ruko Jl. Jend. Sudirman 287 0 3,13 1,57

    6 Talud Kaw. Industri Candi 12,86 6,33 9,59

    7 Gedung PKBI Jl. Dr. Suratmo 17,65 3,47 10,56

    8 Pika - BSB 19,86 9,89 14,87

    9 Poliklinik Jl.Puspowarno Raya 41 15,7 8,73 12,22

    10 Kantor & Gudang Jl.Tmn. Baruna 0 10,81 5,4

    Tabel 4.5 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang Timur

    NO. SEMARANG TIMUR Qp Qs Qt 1 RUKO 3 LT. JL. GAJAH RAYA 4,69 6,07 3,59

    2 RUKO 3 LT. MAJAPAHIT 569 10,2 7,2 5,8

    3 RMH TGL TMN. MALUKU 4,18 6,69 3,62

    4 RUKO CITARUM 31 2,55 5,35 2,63

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 35 03.12.0040 04.12.0015

    NO. SEMARANG TIMUR Qp Qs Qt 5 RUKO-Halmahera Timur NO. 1 4,88 5,96 3,61

    6 SPBU-KALIGAWE 1,57 4,86 2,14

    7 SPIJL.RAYAKALIGAWE 1,57 4,65 2,07

    8 PT.NayatiTerboyo 6,17 3,25 4,71

    9 STIKJl.WolterMonginsidi 6,99 2,85 4,92

    10 GudangSampoerna 16,22 6,45 11,33

    11 PabrikTerboyoBlokA1 0 9,98 4,99

    12 PertaminaJl.Pengapon 0 5,85 2,93

    13 SidoMunculKaligawe 0 9,54 4,77

    14 Bitratex 9,94 6,51 8,23

    Tabel 4.6 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah

    Semarang Selatan

    NO. SEMARANG SELATAN Qp Qs Qt 1 Ruko Jl. Setiabudi 14,24 3,92 9,08 2 Rumah tinggal Jl. Taman Siswa 16,05 5,33 10,69 3 Rumah tinggal Jl. Sinabung 8,93 3,49 6,21 4 Poli Spesialis RS. Elisabet 15,91 6,05 10,98 5 Graha Estetika 23,38 8,08 4,04 6 Rumah tinggal Jl. Karang Rejo 15,37 8,74 12,06 7 Toko Jl. Teuku Umar 8 19,15 3,1 11,13 8 MASJID UNIMUS 24,79 13,84 12,88 9 ADA Fatmawati 7,41 5,85 6,63

    10 BGNAN 2 LT. CEMPEDAK UTARA 3 5,66 4,51 3,39

    11 SMA SEDES SMP MM DAN SUSTERAN 11,71 4,84 5,52

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 36 03.12.0040 04.12.0015

    Tabel 4.7 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah

    Semarang Tengah

    NO. SEMARANG TENGAH Qp Qs Qt 1 RUKO JL. AGUS SALIM 34 2,2 6,87 4,53 2 RUKO 3 LT. KARANG ANYAR 32 6,42 7,70 4,71 3 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 3 7,29 6,99 7,14 4 RUKO-INDRAPASTA 97 9,27 5,19 7,23 5 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 62 3,4 6,10 4,75 6 BGNAN 3 LT. GANG BESEN NO.8 6,26 5,00 5,63 7 RUKO GAJAHMADA NO.17 2,08 5,54 3,81 8 RUKO KH. AHMAN DAHLAN 31 8,09 5,41 6,75 9 RUKO 3 LT. MT. HARYONO 573 3,63 5,67 4,65

    10 RUKO-JEND. A. YANI 197 A 8,48 7,13 7,80 11 RUKO_MT. HARYONO 481 5,36 5,95 5,66 12 RMH_Imam BonjoL No. 53 1,19 1,46 1,32 13 RUKO KARTINI 44 2,2 5,05 3,62 14 RUKO MT. HARYONO 409-411 2,2 5,00 3,60 15 RUKO PEMUDA 0 3,37 1,69 16 TOKO&GUDANG KARANGSARI 5,2 5,83 5,52 17 Rumah tinggal Jl. Tmn Beringin 1 9,81 5,85 7,83 18 Rumah tinggal Jl. Pekunden Barat 861 9,19 6,13 7,66 19 HSO Gajah Mada 15,99 4,26 10,12 20 Hotel Quirin Jl. Gajah Mada 8,44 3,48 5,96 21 Keuskupan Agung Jl. Imam Bonjol 172 10,56 7,27 8,92 22 Rumah tinggal Jl. A. Dahlan 6b 6,81 6,24 6,52 23 Rumah tinggal Jl. Seroja Selatan 2 6,64 6,09 6,36 24 Ruko Brahmana Jl. A. Yani 9,58 6,85 8,21 25 Ruko Jl. Depok 21 6,17 6,01 6,09

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 37 03.12.0040 04.12.0015

    4.3.2 Perhitungan daya dukung ujung tiang, daya dukung selimut, dan daya dukung total pondasi tiang pancang diameter 30 cm.

    Tabel 4.8 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang Barat

    NO. SEMARANG BARAT Qp Qs Qt 1 Digital Art Sri Ratu Jl. Gatot Subroto 27 9,75 18,38 2 Gedung 3 lt Jl. Muradi, Siliwangi 28,79 7,39 18,09 3 Gedung 3 lt Jl. Siliwangi 268 24,87 9,76 17,31 4 Ruko 3Lt Jl. Jend. Sudirman 258 39,2 8,97 16,06 5 Ruko Jl. Jend. Sudirman 287 0 4,29 2,15 6 Talud Kaw. Industri Candi 32,59 9,25 20,92 7 Gedung PKBI Jl. Dr. Suratmo 44,14 4,87 24,51 8 Pika - BSB 46,37 14,53 30,45 9 Poliklinik Jl.Puspowarno Raya 41 39,44 12,89 26,16

    10 Kantor & Gudang Jl.Tmn. Baruna 0 15,17 7,59

    Tabel 4.9 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang Selatan

    NO. SEMARANG SELATAN Qp Qs Qt 1 Ruko Jl. Setiabudi 32,48 5,6 19,04 2 Rumah tinggal Jl. Taman Siswa 44,38 7,53 25,95 3 Rumah tinggal Jl. Sinabung 20,84 4,88 19,86 4 Poli Spesialis RS. Elisabet 39,5 9,05 24,28 5 Graha Estetika 52,61 11,75 32,18 6 Rumah tinggal Jl. Karang Rejo 31,28 12,82 22,05 7 Toko Jl. Teuku Umar 8 40,12 4,26 22,19 8 MASJID UNIMUS 54,03 22,95 25,66 9 ADA Fatmawati 11,96 7,45 6,47

    10 BGNAN 2 LT. CEMPEDAK UTARA 3 21,01 8,49 14,75 11 SMA SEDES SMP MM DAN SUSTERAN 27,13 8,71 11,95

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 38 03.12.0040 04.12.0015

    Tabel 4.10 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang Tengah

    NO. SEMARANG TENGAH Qp Qs Qt 1 RUKO JL. AGUS SALIM 34 4,95 11,08 5,34 2 RUKO 3 LT. KARANG ANYAR 32 14,77 12,45 9,07 3 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 3 15,45 11,36 8,95 4 RUKO-INDRAPASTA 97 21,62 8,51 10,04 5 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 62 7,52 9,89 5,81 6 BGNAN 3 LT. GANG BESEN NO.8 13,91 8,14 7,35 7 RUKO GAJAHMADA NO.17 4,59 8,96 4,52 8 RUKO KH. AHMAN DAHLAN 31 17,28 9,39 8,89 9 RUKO 3 LT. MT. HARYONO 573 8,46 9,26 5,91

    10 RUKO-JEND. A. YANI 197 A 19,05 10,44 9,83 11 RUKO_MT. HARYONO 481 11,33 9,79 7,04 12 RMH_Imam BonjoL No. 53 2,61 2,37 1,66 13 RUKO KARTINI 44 4,95 8,55 3,50 14 RUKO MT. HARYONO 409-411 4,95 8,26 4,40 15 RUKO PEMUDA 0 5,48 1,83 16 TOKO&GUDANG KARANGSARI 11,23 9,56 6,93 17 Rumah tinggal Jl. Tmn Beringin 1 18,97 8,51 13,74 18 Rumah tinggal Jl. Pekunden Barat 861 19,98 8,96 14,47 19 HSO Gajah Mada 35,52 5,85 20,69 20 Hotel Quirin Jl. Gajah Mada 17,04 5,12 11,08 21 Keuskupan Agung Jl. Imam Bonjol 172 21,94 10,68 16,30 22 Rumah tinggal Jl. A. Dahlan 6b 15,34 9,08 12,21 23 Rumah tinggal Jl. Seroja Selatan 2 13,4 8,93 11,14 24 Ruko Brahmana Jl. A. Yani 20,95 9,97 15,46 25 Ruko Jl. Depok 21 13,02 8,86 10,95

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 39 03.12.0040 04.12.0015

    Tabel 4.11 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang Timur

    NO. SEMARANG TIMUR Qp Qs Qt 1 RUKO 3 LT. JL. GAJAH RAYA 10,45 9,9 6,78 2 RUKO 3 LT. MAJAPAHIT 569 23,21 11,8 11,67 3 RMH TGL TMN. MALUKU 9,29 10,93 6,74 4 RUKO CITARUM 31 5,88 8,65 4,84 5 RUKO-HALMAHERA TIMUR NO 1 10,62 9,71 6,77 6 SPBU-KALIGAWE 3,53 7,84 3,79 7 SPI JL. RAYA KALIGAWE 3,53 7,54 3,69 8 PT. Nayati - Terboyo 13,08 4,26 8,67 9 STIK Jl. Wolter Monginsidi 14,97 4,19 9,58

    10 Gudang Sampoerna 36 9,59 22,79 11 Pabrik Terboyo Blok A1 0 14,45 7,23 12 Pertamina Jl. Pengapon 0 8,02 4,01 13 Sido Muncul - Kaligawe 0 13,93 6,97 14 Bitratex 17,82 9,6 13,71

    4.3.3 Perhitungan daya dukung ujung tiang, daya dukung selimut, dan daya

    dukung total pondasi tiang pancang diameter 40 cm

    Tabel 4.12 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang Barat

    NO. SEMARANG BARAT Qp Qs Qt 1 Digital Art Sri Ratu Jl. Gatot Subroto 27 9,75 18,38 2 Gedung 3 lt Jl. Muradi, Siliwangi 28,79 7,39 18,09 3 Gedung 3 lt Jl. Siliwangi 268 24,87 9,76 17,31 4 Ruko 3Lt Jl. Jend. Sudirman 258 39,2 8,97 16,06 5 Ruko Jl. Jend. Sudirman 287 0 4,29 2,15 6 Talud Kaw. Industri Candi 32,59 9,25 20,92 7 Gedung PKBI Jl. Dr. Suratmo 44,14 4,87 24,51 8 Pika - BSB 46,37 14,53 30,45 9 Poliklinik Jl.Puspowarno Raya 41 39,44 12,89 26,16

    10 Kantor & Gudang Jl.Tmn. Baruna 0 15,17 7,59

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 40 03.12.0040 04.12.0015

    Tabel 4.13 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang Timur

    NO. SEMARANG TIMUR Qp Qs Qt 1 RUKO 3 LT. JL. GAJAH RAYA 10,45 9,9 6,78 2 RUKO 3 LT. MAJAPAHIT 569 23,21 11,8 11,67 3 RMH TGL TMN. MALUKU 9,29 10,93 6,74 4 RUKO CITARUM 31 5,88 8,65 4,84 5 RUKO-HALMAHERA TIMUR NO 1 10,62 9,71 6,77 6 SPBU-KALIGAWE 3,53 7,84 3,79 7 SPI JL. RAYA KALIGAWE 3,53 7,54 3,69 8 PT. Nayati - Terboyo 13,08 4,26 8,67 9 STIK Jl. Wolter Monginsidi 14,97 4,19 9,58

    10 Gudang Sampoerna 36 9,59 22,79 11 Pabrik Terboyo Blok A1 0 14,45 7,23 12 Pertamina Jl. Pengapon 0 8,02 4,01 13 Sido Muncul - Kaligawe 0 13,93 6,97 14 Bitratex 17,82 9,6 13,71

    Tabel 4.14 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang Selatan

    NO. SEMARANG SELATAN Qp Qs Qt 1 Ruko Jl. Setiabudi 32,48 5,6 19,04 2 Rumah tinggal Jl. Taman Siswa 44,38 7,53 25,95 3 Rumah tinggal Jl. Sinabung 20,84 4,88 19,86 4 Poli Spesialis RS. Elisabet 39,5 9,05 24,28 5 Graha Estetika 52,61 11,75 32,18 6 Rumah tinggal Jl. Karang Rejo 31,28 12,82 22,05 7 Toko Jl. Teuku Umar 8 40,12 4,26 22,19 8 MASJID UNIMUS 54,03 22,95 25,66 9 ADA Fatmawati 11,96 7,45 6,47

    10 BGNAN 2 LT. CEMPEDAK UTARA 3 21,01 8,49 14,75 11 SMA SEDES SMP MM DAN SUSTERAN 27,13 8,71 11,95

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 41 03.12.0040 04.12.0015

    Tabel 4.15 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang Tengah

    NO. SEMARANG TENGAH Qp Qs Qt 1 RUKO JL. AGUS SALIM 34 4,95 11,08 5,34 2 RUKO 3 LT. KARANG ANYAR 32 14,77 12,45 9,07 3 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 3 15,45 11,36 8,95 4 RUKO-INDRAPASTA 97 21,62 8,51 10,04 5 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 62 7,52 9,89 5,81 6 BGNAN 3 LT. GANG BESEN NO.8 13,91 8,14 7,35 7 RUKO GAJAHMADA NO.17 4,59 8,96 4,52 8 RUKO KH. AHMAN DAHLAN 31 17,28 9,39 8,89 9 RUKO 3 LT. MT. HARYONO 573 8,46 9,26 5,91

    10 RUKO-JEND. A. YANI 197 A 19,05 10,44 9,83 11 RUKO_MT. HARYONO 481 11,33 9,79 7,04 12 RMH_Imam BonjoL No. 53 2,61 2,37 1,66 13 RUKO KARTINI 44 4,95 8,55 3,50 14 RUKO MT. HARYONO 409-411 4,95 8,26 4,40 15 RUKO PEMUDA 0 5,48 1,83 16 TOKO&GUDANG KARANGSARI 11,23 9,56 6,93 17 Rumah tinggal Jl. Tmn Beringin 1 18,97 8,51 13,74 18 Rumah tinggal Jl. Pekunden Barat 861 19,98 8,96 14,47 19 HSO Gajah Mada 35,52 5,85 20,69 20 Hotel Quirin Jl. Gajah Mada 17,04 5,12 11,08 21 Keuskupan Agung Jl. Imam Bonjol 172 21,94 10,68 16,30 22 Rumah tinggal Jl. A. Dahlan 6b 15,34 9,08 12,21 23 Rumah tinggal Jl. Seroja Selatan 2 13,4 8,93 11,14 24 Ruko Brahmana Jl. A. Yani 20,95 9,97 15,46 25 Ruko Jl. Depok 21 13,02 8,86 10,95

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 42 03.12.0040 04.12.0015

    Berdasarkan tabel tabel di atas didapat hasil perhitungan daya dukung total (Qt )

    untuk masing masing wilayah kota Semarang, antara lain:

    1. Nilai Qt untuk pondasi tiang pancang diameter 20 cm

    Wilayah Semarang Qt

    min.(ton) Qt

    max.(ton) Qt min-max

    (ton) Semarang Barat 1,57 14,87 1,57 - 14,87 Semarang Selatan 3,39 12,88 3,3912,88Semarang Timur 2,07 11,33 2,0711,33Semarang Tengah 1,32 10,12 1,3210,12

    2. Nilai Qt untuk pondasi tiang pancang diameter 30 cm

    Wilayah Semarang Qt min. (ton) Qt max.

    (ton) Qt min-max

    (ton) Semarang Barat 2,15 30,45 2,15 - 30,45 Semarang Selatan 6,47 32,18 6,4732,18Semarang Timur 3,69 22,79 3,6922,79Semarang Tengah 1,66 20,69 1,6620,69

    3. Nilai Qt untuk pondasi tiang pancang diameter 40 cm

    Wilayah Semarang Qt min.(ton) Qt

    max.(ton) Qt min-max

    (ton) Semarang Barat 2,69 55,81 2,69 - 55,81 Semarang Selatan 9,84 56,12 9,84 - 56,12 Semarang Timur 5,03 37,75 5,03 - 37,75 Semarang Tengah 2,22 34,10 2,22 - 34,10

    Data data hasil dari tabel di atas, maka kami dapat memploting nilai Qt

    ke dalam peta sesuai dengan zona zona / pembagian wilayah kota Semarang.

    Khusus untuk wilayah Semarang Utara kami tidak mempunyai data yang lengkap

    untuk diplotkan ke dalam peta wilayah Semarang.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 43 03.12.0040 04.12.0015

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Keseluruhan isi dari tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Nilai Qt untuk pondasi tiang pancang diameter 20 cm

    Wilayah Semarang Qt

    min.(ton) Qt

    max.(ton) Qt min-max

    (ton) Semarang Barat 1,57 14,87 1,57 - 14,87 Semarang Selatan 3,39 12,88 3,3912,88Semarang Timur 2,07 11,33 2,0711,33Semarang Tengah 1,32 10,12 1,3210,12

    2. Nilai Qt untuk pondasi tiang pancang diameter 30 cm

    Wilayah Semarang Qt min. (ton) Qt max.

    (ton) Qt min-max

    (ton) Semarang Barat 2,15 30,45 2,15 - 30,45 Semarang Selatan 6,47 32,18 6,4732,18Semarang Timur 3,69 22,79 3,6922,79Semarang Tengah 1,66 20,69 1,6620,69

    3. Nilai Qt untuk pondasi tiang pancang diameter 40 cm

    Wilayah Semarang Qt min.(ton) Qt

    max.(ton) Qt min-max

    (ton) Semarang Barat 2,69 55,81 2,69 - 55,81 Semarang Selatan 9,84 56,12 9,84 - 56,12 Semarang Timur 5,03 37,75 5,03 - 37,75 Semarang Tengah 2,22 34,10 2,22 - 34,10

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 44 03.12.0040 04.12.0015

    4. Nilai Qt yang terbesar terdapat di wilayah Semarang Selatan sebesar 56,12

    Ton, sedangkan yang terendah terdapat di wilayah Semarang Tengah

    sebesar 1,32 Ton.

    5.2 Saran

    1. Untuk penelitian lebih lanjut tugas akhir ini perlu dilengkapi dengan peta

    geologi wilayah Semarang,

    2. Bentuk penampang pondasi tiang pancang untuk penelitian lebih lanjut

    bisa lebih divariasi lagi misal bentuk penampang persegi dan segitiga,

    3. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan data data yang lengkap khusus

    wilayah Semarang Utara.

  • Tugas Akhir Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang

    Immanuela Dwi W. D. Decky Febrianda 45 03.12.0040 04.12.0015

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2006, Laporan Penyelidikan Tanah Laboratorium Unika Semarang, Penerbit Laboratorium Unika, Semarang

    Bowles, Joseph.E., 1993, Analisis Dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta

    Gunawan, Rudi.Ir., 1990, Pengantar Teknik Pondasi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

    Peck, R.B., Hanson, dan Thornburn, 1996, Teknik Pondasi edisi kedua, Penerbit Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

    Rahardjo, Paulus.P.Ir., 1992, Uji Sondir Interpretasi dan Aplikasinya Untuk Perancangan Pondasi, Makalah Shortcourse In Situ, Jakarta

    Sardjono, HS.Ir., 1996, Pondasi Tiang Pancang 1, Penerbit Sinar Wijaya, Surabaya

    logo: