Presentasi agama

39
WeLcOmE .... AKHLAK TERHADAP DIRI SENDRI By: PsycHoLogy

description

presentasi akhlak terhadap siri sendiri

Transcript of Presentasi agama

  • 1. Kelompok 1 ... Ferianka Ramdhana Febrian Ricardo Herny Nova Sari Rila Maulida

2. Pengertian & Urgensi Akhlak Terhadap DiriSendiri Sebelum berakhlak dengan orang lain, seorang mumin harus dapatmencerminkan akhlaqul karimah terhadap dirinya sendiri. Sebabseorang mumin adalah pemimpin bagi dirinya sendiri sebelum menjadipemimpin bagi orang lain. Oleh karenanya, ia akan berakhak denganbaik terhadap dirinya sendiri. Berakhlak terhadap dirinya sendiri adalah bagaimana iamemperlakukan dirinya sendiri sesuai dengan tuntutan Al-Quran danAssunnah. Ia menunaikan hak-hak dirinya, tidak mendzaliminya, danberbuat adil terhadapnya. Secara umum akhlak terhadap diri sendiri terbagi menjadi tiga bagian : a. Akhlak terhadap fisiknya. b. Akhlak terhadap akalnya. c. Akhlak terhadap hati/ ruhiyahnya. Sebuah ungkapan hikmah mengatakan, bahwa siapa yang mengenaldirinya maka ia akan mengenal Rabnya. Dan pengenalan terhadap diri,diimplementasikan dengan berakhlak terhadap dirinya sendiri. 3. I. Akhlak Terhadap Fisik Dalam jasad insan terdapat hak-hak dan hal-halyang perlu diperhatikan serta dipenuhi oleh setiapmumin. Seorang mumin perlu merawat dan menjagadirinya, agar sentiasa dapat menjalankan aktivitassebagaimana yang diharapkan. Diantara petunjuk umum Rasulullah SAW dalammasalah fisik adalah sabdanya Kemudian bahwajasad merupakan amanah yang Allah titipkan padadirinya. Oleh karena itulah, ia perlu menjaga titipanAllah tersebut dengan baik. 4. 1. Seimbang Dalam Mengkonsumsi Makanan Diantara akhlak terhadap fisik adalah memberikan makandan minum kepada fisik sesuai dengan kebutuhannya dantidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan. Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman (QS. Al-Araf/ 7 : 31) : Makan dan minumlah kalian, dan janganlah kalian berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yangberlebih-lebihan Dalam hadits Rasulullah SAW mengemukakan : Janganlah seseorang itu mengisi perutnya sesuatu yangburuk baginya. Dan apabila tidak menyulitkan baginyahendaknya ia mengisi sepertiga untuk makanannya,sepertiga untuk minumannnya dan sepertiga lagi untukdirinya. minumannnya dan sepertiga lagi untuk dirinya. (HR. Ahmad & Turmudzi) 5. 2. Melatih Fisik Agar Kuat & Sehat Seorang mumin kendatipun senantiasa sehat, karena tidakmelakukan sesuatu yang merusakkan dirinya sepertibegadang, memakan makanan dan minuman yang merusakfisiknya, namun bersamaan dengan itu, senantiasa melakukankegiatan yang akan menambah kekuatan fisiknya. Diantaranyaadalah dengan cara oleh Raga. Kendatipun istilah olah raga tidak dikenal dalam bahasa Al-Quran maupun hadits, namun rambu-rambu umum mengenaihal tersebut telah teradapat dalam Al-Quran & Sunnah. Dalam Al-Quran (QS. Al-Anfal/ 8 : 60) : Dan persiapkanlahuntuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamusanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang,yang dapat menggentarkan musuh Allah , musuhmu danorang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya,sedang Allah mengetahuinya. Dalam hadits rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra,Seorang mumin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai olehAllah dibandingkan dengan mumin yang lemah. (HR. Muslim) 6. 3. Tidak Merusak Fisiknya SendirIo Diantara akhlak terhadap diri sendiri adalah tidak melakukan satu halatau kebiasaan yang dapat merusak diri sendiri:Dan janganlah kamu membunuh (merusak) dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadapmu. (QS. Annisa/ 4 : 29)o Diantara hal yang dapat merusak diri sendiri adalah rokok. Ditinjau dari aspek kesehatan, tidak satu pun ahli kesehatan yang mengatakan bahwa rokok itu meningkatkan kesehatan dan menghilangkan penyakit. Justru sebaliknya, rokok sangat buruk bagi kesehatan dan mendatangkan penyakit. Sedangkan dari segi syarI, rokok haram ditinjau dari tiga hal :a. Merusak kesehatan (Yadhurru Linafsih)Merusak kesehatan selain melanggar larangan Allah di atas (QS. 4 : 29), juga melanggar maqashidus syariah (tujuan diturunkannya syariah) yaitu hifdzun nafs (memelihara diri manusia)b. Mendzalimi orang lain (Dzalim Li Ghairih)Asap yang ditimbulkan dari rokok, akan mengganggu kesehatan orang lain. Dan Al-Quran mengatakan, bahwa Allah tidak menyukai orang orang dzalim. (QS. 42 : 40)c. Termasuk menghamburkan harta (tadzir al-Amwal).Perhatikan firman Allah (QS. Al-Israh/ 17 : 27) 7. 4. Bersih Fisik & PaKAIAN Etika lain seorang muslim terhadap dirinya adalah senantiasa bersihfisik dan pakaiannya, yaitu mencakup : Bersih mulut dan gigi Islam sangat menganjurkan kebersihan mulut termasuk di dalamnyagigi. Dalam sebuah hadits digambarkan : Sekiranya tidak memberatkanbagi umatku, sungguh akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiapkali hendak shalat. (HR. Bukhari Muslim)Rasulullah bahkan mengecam orang yang tidak bersih mulut dan gigi: Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang memakan bawang merah,bawang putih dan yang sebangsa bawang, maka hendaknya mereka janganmendekati masjid kami ini. Karena sesungguhnya para malaikat terganggudengan baunya tersebut, sebagaimana terganggunya anak cucu adam. (HR.Muslim) Bersih rambut Dalam sebuah hadit diriwayatkan : Dari Abu Hurairah ra, RasulullahSAW bersabda, Barang siapa yang memiliki rambut, maka hendaklah iamemuliakan rambutnya tersebut. (HR. Abu Daud) 8. 4. Bersih Fisik & Pakaian Bersih badanBersih badan merupakan hak yang harus diberikan padabadan. Dalam sebuah hadits digambarkan :Rasulullah SAW bersabda, Mandilah kalian pada harijumat. Bersihkanlah kepala kalian, meskipun tidak sedangjunub. Dan sentuhlah dengan wewangian. (HR. Bukhari) Bersih pakaianFisik memiliki hak berupa dipakaikan pakaian yang bersihdan layak. Dalam sebuah riwayat dikemukakan : Dari Jabir ra,beliau berkata, suatu ketika rasulullah SAW berziarahmengunjungi kami. Lalu beliau melihat seseorang yangmemakai pakaian yang kotor. Beliau berkata, Tidakkah adayang dapat menyucikan bajunya? (HR. Ahmad dan NasaI) 9. 4. Bersih Fisik & PakaiaN Berpenampilan rapi merupakan salah satu sunnah RasulullahSAW. Rasulullah sangat menganjurkan penampilan rapi ini, hinggasuatu saat beliau bersabda pada para sahabatnya yang akan tibake tujuan dalam sebuah perjalanan : Kalian akan tiba padasaudara kalian, maka benahilah bawaan kalian dan rapikanlanpakaian kalian. (HR. Abu Daud & Hakim) Berpenampilan rapi juga merupakan sunnah sahabat. Diantara mereka bahkan ada yang membeli pakaian mahal, lalu mengenakannya.Diantarannya Ibnu Abbas yangmembeli pakaian seharga seribu dirham, dan mengenakannya. Abdurrahman bin Auf memakai burdah seharga empat atau lima ratus. Berpenampilan rapi dan menarik tidak identik dengan sifatsombong. Karena kesombongan adalah mengingkari kebenarandan merendahkan manusia. 10. 5. Meyakini Bahwa Fisik Yang SempurnaMerupakan Amanah Dari Allah SWTSeorang mumin yang baik, senantiasa meyakini bahwa fisiknya yang sempurna hanyalah titipan Allah SWT yang bersifat sementara. Ia akan pudar dan sirna dan hanya Allah lah yang kekal. 11. II. Akhlak Terhadap AkAL Ketika fisik berhak mendapatkan perlakuan dengan akhlak karimah,maka akal juga sama. Ia memiliki hak yang harus dilaksanakan atauditunaikan sesuai dengan tuntunan Islam. Al-Quran sering menggambarkan tentang teguran bagi orang-orangyang ingkar kepada Allah, sebagai orang-orang yang tidak berakal. Allahberfirman (QS. Yusuf/ 12 : 109) :Maka tidakkah mereka bepergian muka bumi lalu melihatbagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yangmendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebihbaik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamumemikirkannya? Sebaliknya Al-Quran memberikan pujian bagi orang yangmemaksimalkan fungsi akalnya (QS. Fathir/ 35 : 28) ;Sesungguhnya hamba-hamba yang takut kepada-Nya adalah paraulama. 12. 1. Kewajiban Menuntut Ilmu Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajibanbagi setiap muslim, sekaligus sebagai bentukakhlak muslim terhadap akalnya. Muslim yang baik, akan memberikan porsi bagiakalnya berupa penambahan pengetahuan,bahkan sepanjang hayatnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAWmenggambarkan : Menuntut ilmu merupakankewajiban bagi setiap muslim (HR. Ibnu Majah). 13. 1. Kewajiban Menuntut IlmuRasulullah SAW memberikan penghargaan khusus bagi pencari ilmu : Suatu ketika Safwan bin Assal al-Maradi mendatangi Rasulullah SAW yang sedang berada di masjid. Safwan berkata, Ya Rasulullah SAW, aku datang untuk menuntut ilmu. Rasulullah SAW menjawab, selamat datang penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang menuntut ilmu akan dikelilingi oleh para malaikat dengan sayap-sayapnya. Kemudian mereka berbaris, sebagian berada di atas sebagian malaikat lainnya, hingga sampai ke langit dunia, karena kecintaan mereka terhadap penuntut ilmu. (HR. Ahmad, Tabrani, Ibnu Hiban dan Al- Hakim) 14. 2. Menuntut Ilmu Sepanjang MasaSeorang mumin, tidak hanya mencari ilmu dikarenakan sebagai satu kewajiban, yang jika telah selesai kewajibannya maka setelah itu sudah. Namun seorang mumin adalah yang senantiasa menambah dan menambah ilmunya, kendatipun usia telah memakan dirinya.Mencari ilmu tidak terbatas hanya pada pendidikan formal akademis. Namun dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. 15. 2. Menuntut Ilmu Sepanjang Masa Bekerja juga merupakan sarana untuk dapatmenggapai ilmu, jika dilakukan dengan terusmenerus memperbaiki dan memperbaikikekeliruan dan kesalahan yang telahdilakukannya. Dalam sebuah atsar disebutkan, bahwa Ibnu Abi Ghasan mengemukakan : Engkau akan tetap menjadi orang yang berilmu, manakala senantiasa masih mencari ilmu. Namun apabila engkau telah merasa cukup, maka jadilah dirimu orang yang bodoh. 16. 3. Prioritas Ilmu Yang DipelajariSebagai seroang mumin, terdapat prioritas ilmu yang perludipelajari dan diketahui olehnya. Menurut Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi dalam Syakhsiyatul Muslim, yang perlu diprioritaskan seorangmuslim adalah mempelajari :Ilmu tentang Al-Quran, mencakup tajwid, tafsir & tadabur sertahukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Quran. Ilmu hadits, dan yang terkait dengannya. Sirah Nabi & Sejarah Sahabat. Fiqh Ibadah (terutama yang terkait dengan kehidupan sehari-hari).Selain yang beliau kemukakan, terdapat hal lain yang perludipelajari setiap muslim : Fiqh Muamalah. Tsaqofah Islamiyah. Pengetahuan Tentang Dunia Islam Kontemporer, dsb. 17. 4. Memiliki Spesialisasi DalamBidangnya Meskipun seorang muslim diminta untuk menguasai keilmuansebanyak-banyaknya, namun ia juga diminta untuk memiliki satudisiplin keilmuan yang menjadi spesialisasinya. Dahulu, para sahabat dan tabiin juga memiliki spesialisasi dalammeriwatkan hadits-hadits tertentu. Ibnu Abbas dikenal sebagai sahabat yang memiliki spesialisasi bidangtafsir. Sehingga jika terdapat sahabat yang kesulitan dalam memahamiayat-ayat Al-Quran, segera mereka bertanya kepada Ibnu Abbas. Abdullah bin Amru bin Ash, memiliki spesialisasi dalam masalahhadits yang dengan teliti senantiasa beliau catat hadits-haditsRasulullah SAW. Sehingga sampai-sampai Abu Hurairah mengatakan,Tidak ada seorang sahabatpun yang lebih banyak haditsnyadibandingkan aku, kecuali Abdullah bin Amru bin Ash, karena beliaumenulis sedangkan aku tidak menulis. Kemudian Zaid bin Tsabit yang menguasai bahasa Yahudi. Beliaumempelajarinya hanya dalam waktu setengah bulan. 18. 5. Mengajarkan Ilmunya Pada Orang Lain Termasuk akhlak muslim terhadap akalnya adalah menyampaikan atau mengajarkan apa yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan ilmunya. Dalam Al-Quran Allah berfirman (QS. Annahl/ 16 : 43)Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. 19. 6. Mengamalkan Ilmunya Dalam KehidupaNDiantara tuntutan dan sekaligus akhlak terhadap akalnya adalah merealisasikan ilmunya dalam alam nyata. Karena akan berdosa seorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya. Allah SWT berfirman : Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. As-Shof : 2-3) 20. a Sesama MuslimTetangga Masyarakat Rekan Kerja Org YgDijumpai Non Muslim 21. III. Akhlak Terkait Dengan Ruhiyah Selain fisik dan akal, ruhiyah juga merupakanbagian tak terpisahkan dari diri manusia yang jugamemiliki hak yang harus ditunaikan. Jika akal membutuhkan makanan berupa ilmupengetahuan, fisik membutuhkan makananberupa makanan pokok, maka ruhiyah jugamembutuhkan makanan, sebagaimana fisik danakal. Diantara makanan ruhiyah adalah, ibadah dantaqarrub kepada Allah SWT, tafakur terhadapkebesaran dan keagungan Allah, meminta nasehatkepada orang shaleh, dsb. 22. III. Akhlak Terkait Dengan Ruhiyah Ruhiyah adalah, syuur atau perasaan hati insan yangteduh dan tentram manakala dekat dengan Allah,yang menjadikan hidup memiliki nuansa berbeda,sehingga berimplikasi pada rasa bahwa dunia seakantiada artinya, dibandingkan dengan keridhaan AllahSWT. Salah satu yang dicontohkan Al-Quran adalah denganberdzikir : (yaitu ) orang-orang yang beriman dan hatimereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hatimenjadi tenteram. 23. III. Akhlak Terkait Dengan Ruhiyah Dalam kamus dikemukakan, bahwa ruhiyah berasal darikata ruh yang mendapatkan ya nisbah menjadi ruhi,yang memiliki arti ruhani (spiritual) yang merupakanlawan dari kata madi, atau materi. Kata ruhiyah sering kali diidentikkan dengan nuansahati yang penuh terisi dengan nilai-nilai keimanan,sehingga merasakan adanya ketentraman dan kesejukanjiwa yang memotivasi untuk beramal dalam mencariridho Allah. Sehingga bias, atau pengaruh dari adanyaruhiyah dalam diri seseorang teraplikasi padapeningkatan aktivitas ibadah dan dawah, dalamberbagai bentuknya. 24. 1. Mengisi Ruhiyahnya DenganIbadah Diantara akhlak seorang muslim terhadap ruhiyahnyaadalah memberikan porsi ruhiyahnya berupa ibadahkepda Allah SWT. Karena ibadah merupakan makananpokok bagi ruhiyah. Ibadah, disamping berfungsi untuk menentramkan danmengenyangkan ruhiyah, juga dapat menggugurkandosa-dosa. Dalam sebuah hadits digambarkan : Dari AbuHurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tahukahkalian sekiranya ada sebuah sungai yang mengalir didepan pintu rumah kalian dan ia mandi setiap hari limakali, apakah akan terdapat pada dirinya kotoran? Sahabatmenjawab, Tidak akan tersisa dari kotorannya sedikitpun.Kemudian Rasulullah SAW mengatakan, Hal itu adalahseperti shalat lima waktu, di mana Allah menghapuskandosadosanya dengan shalat tersebut. (HR. Bukhari). 25. 1. Mengisi Ruhiyahnya DenganIbadah Ibadah yang dilakukan seorang mumin adalahmencakup ibadah yang wajib dan juga ibadahsunnah. Bahkan bagi sebagian, ibadah sunnahlebih dominan dapat menyirami ruhiyahnya,meskipun tanpa mengurangi porsi ibadahwajibnya. Hati manusia, sebagaimana digambarkan paraulama, Jika tidak dihiasai ibadah dan dzikir, makaakan disibukkan dengan maksiat dan shagair.(Shagair adalah doa-doa kecil). 26. 1. Mengisi Ruhiyahnya DenganIbadah Diantara ibadah-ibadah yang dapat dirasakanlangsung khasiatnya dalam mengisi ruhiyah menurutsebagaian ulama adalah : Berusaha Khusyu, dalam melaksanakan shalat, baik yangfardhu maupun yang sunnah. Dzikir Bada Shalat, baik shalat fardhu maupun sunnah.Karena dzikir ini jika dilakukan dengan khusyu dan baik,maka juga akan menambah ketenangan pada ruhiyah. Qiyamul Lail, terutama di tengah keheningan malam padasaat-saat manusia pada umumnya tengah tertidur lelap. 27. 1. Mengisi Ruhiyahnya DenganIbadah Tilawatul Quran, dan lebih baik jika ditargetkan setiap hariharus membaca Al-Quran beberapa halaman. Tadabur Quran, yaitu dengan merengungkan isi dankandungan ayat-ayat yang dibaca. Pelaksanaannya dapatdibantu dengan terjemahan Al-Quran. Shalat Dhuha, dalam waktu-waktu tertentu yang terkadangmanusia merasakan kegersangan pada waktu yang produktifini. Muhasabah, yaitu evaluasi diri terhadap amal perbuatan yangtelah dilakukan selama ini. Muhasabah ini dapat dilakukan baiksecara pribadi di tengah keheningan dan kesunyian malambada shalat lail, dan dapat juga dilaksanakan secara berjamaahmelalui kegiatan-kegiantan muhasabah di masjid-masjid. 28. 2. Mendatangi Majlis-MajlisIman Majlis Iman adalah tempat-tempat atau lingkunganyang dapat menambah dan membangkitkan gairahkeimanan seseorang kepada Allah SWT. Dengan mendatangi majlis-majlis ini (baik yangformil maupun informil), secara langsung atau tidakakan memberikan pengaruh pada ruhiyahnya. Majlis Iman yang formil diantaranya adalah sepertiforum pengajian yang tema dan isinya lebih padasentuhan Qalbu, dan bukan sekedar ilmu, lingkungankantor yang dikondisikan dengan suasanamenyejukkan dengan siraman-siraman keislaman,dsb. 29. 2. Mendatangi Majlis-MajlisImAN Sedangkan diantara bentuk majlis iman yanginformal adalah seperti berteman dan berkawandengan orang shaleh, berlanggananmajalahmajalah yang secara isi menambahkeimanan, menonton acara TV yangmenghantarkan kedekatan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, Dari Abu Hurairah rabahwa Rasulullah SAW bersabda, Bahwaseseorang itu tergantung dari Din (agama)sahabatnya. Maka hendaknya seseorangmemperhatikan siapa yang menjadi sahabatnya.(HR. Abu Daud) 30. 3. Menghindari Majlis-MajlisMaksiat Selain mendatangi majelis- majelis iman, juga seyogianya menghindari majlis-majlis yang memberikan mudharat terhadap keimanan . 31. 4. Memperbanyak Dzikir Kepada Allah SWT Dzikir merupakan sarana penambah ruhiyah yangpaling fleksibel, karena bisa dilakukan di mana sajadan kapan saja. Namun pengaruh dzikir begitu luar biasa dalampenempaan ruhiyah seseroang. Sampai-sampaiRasulullah SAW mengatakan dalam sebuah haditsnya: Dari Abu Musa ra, Rasulullah SAW bersabda,Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allahdengan orang yang tidak berdzikir adalah seumpamaorang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari) 32. 4. Memperbanyak Dzikir Kepada Allah SWT Jiwa yang dzikir kepada Allah senantiasa akan hidupmenyongsong hidayah Allah SWT. Sementara jiwa yangtidak berdzikir dan jauh dari Allah, akan beku dan matidari hidayah Allah. Sehingga aktivitas dan ibadahnyayang dilakukan sehari-hari akan terasa gersang danhambar. Implementasi dzikir, yang paling ideal adalah membacadzikir-dzikir yang dibaca oleh Rasulullah SAW, secararutin; di waktu pagi dan petang. Aspek dzikir yang tidak kalah pentingnya adalahmenghadirkan Allah dalam setiap kalimat dzikir yangdiucapkan, sehingga dzikir yang dilakukan benar-benaruntuk mengingat Allah SWT. 33. 5. Tafakur Pada Keagungan Allah SWT Diantara akhlak seorang mumin yang terkait dengan ruhiyahnya adalah senantiasa bertafakur pada keagungan Allah melalui kebesaran ciptaan-Nya. Allah SWT berfirman : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. 34. 5. Tafakur Pada Keagungan AllahSWT Tafakur yang dilakukan seorang muminakan meningkatkan kualitas ruhiyahnya.Bahkan termasuk tafakur terhadap dirinyasendiri; betapa Allah menjadikannyaseorang yang sempurna dari segi fisik. Output yang dihasilkan dari tafakur iniadalah ketenangan dan ketsiqohan kepadaAllah SWT. 35. 6. Berupaya Melakukan Tarbiyah Ruhiyah Tarbiyah ruhiyah adalah sebuah pola pembinaan terhadap ruhiyah secara terarah dan terprogram dengan baik.Tujuan dari tarbiyah ruhiyah adalah agar nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT senantiasa melekat dalam diri serta memberikan nuansa kesejukan hati dalam menjalankan segala aktivitas, baik aktivitas duniawi maupun aktivitas ukhrawi.Tarbiyah ruhiyah dapat dilakukan secara individu (fardi) dan dapat juga dilakukan secara berama sama (jamaai), bahkan dapat juga dilakukan dengan menggabungkan antara fardi dan jamaai. 36. 6. Berupaya Melakukan Tarbiyah RuhiyaHMenurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan (Konsep 5M) Muahadah (Janji)Perjanjian dengan Allah SWT, untuk komitmen terhadap nilai nilairobbani dalam kehidupan sehari hari. Muraqabah (Pengawasan Allah)Menghadirkan kesertaan Allah dalam setiap aktivitas kehidupan, baikketika sendiri maupun di tengah manusia. Muhasabah (Evaluasi)Melakukan evaluasi setiap waktu, apakah amal perbuatan sudah sesuaidengan keridhaan Allah SWT. Muaqobah (Sanksi)Memberikan sanksi terhadap atas kesalahan yang dilakukan oleh dirinyasendiri. Mujahadah (Optimalisasi)Usaha keras untuk melakukan aktivitas yang akan membangunkan imandan ruhiyah kepada Allah SWT. 37. MEMBERSIHKANMENGOTORIJIWA JIWAPROSES PROSES PEMBERSIHANMENGOTOR JIWAI JIWAAKHLAKKARIMAHAKHLAK SAYIAH BERUNTUNGMERUGI