PREPARASI SALURAN AKAR
-
Upload
firstady-munandar -
Category
Documents
-
view
429 -
download
4
description
Transcript of PREPARASI SALURAN AKAR
TEKNIK PREPARASI SALURAN AKAR
TEKNIK STANDAR
1. setelah akses orifis didapatkan dan irigasi dilakukan
2. menentukan panjang kerja (WL) dengan jarum #10 atau #15 untuk mennetukan
ujung akhir preparasi ujung akar, dibantu dengan apex locator
3. daerah saluran akar apikal dilebarkan dengan K file dengan teknik balance force.
Kemudian irigasi dengan sodium hipoklorit untuk mendukung terapi antimikroba.
Rekapitulasi dengan K file direkomendasikan untuk mencegah terjadinya
penghalang di ujung saluran akar
4. perluasan apikal sudah selesai ditentukan dengan ukuran master file apikal (MAF)
5. ukuran #40 atau lebih besar dapat masuk pada gigi anterior, seperti contoh di
bawah ini.
TEKNIK STEP-BACK
Setelah mendapatkan akses kavitas dilakukan irigasi dengan Sodium
Hipoklorit yang lebih efektif setelah didapatkan panjang kerja (WL), karena jarum
irigasi dapat masuk ke dalam saluran akar lebih dalam. Taper saluran akar yang
ditingkatkan ditujukan untuk memberi efek antimikroba dan untuk memudahkan
obturasi. Instrumen dirancang untuk mengurangi panjang kerja 0.5 mm (step-
back) dari MAF (2 dan 3), fine K file (4) digunakan untuk rekapitulasi sepanjang
panjang kerja selama prosedur. MAF digunakan sebagai rekapitulasi akhir (5)
untuk memastikan tidak ada serbuk dentin yang tertinggal.
TEKNIK STEP-DOWN
Pertama preparasi koronal saluran akar sebelum dilakukan instrumentasi.
Teknik dilakukan untuk meminimalkan atau mengeliminasi jaringan nekrotik
yang dapat masuk kedalam foramen apikal selama preparasi. Selain itu, pelebaran
2/3 koronal saluran akar, instrumen apikal harus masuk tanpa terhalangi untuk
mencapai panjang kerja. Hal ini dimaksudkan utnuk kontrol yang lebih baik dan
mengurangi zipping dekat konstirksi apikal.
TEKNIK CROWN DOWN
Teknik step down yang khas adalah penggunaan K file stainless steel
untuk menelusuri konstriksi apikal dan membentuk panjang kerja. Sebaliknya,
teknik crown-down lebih bergantung pada pelebaran koronal dan kemudian
menentukan panjang kerja.
Untuk memastikan penetrasi selama step down, 1/3 saluran akar harus
diperbesar dengan bur GG yang lebih kecil atau dengan instrumen rotary lainnya.
Irigasi dilakukan setiap instrumen dimasukan ke dalam saluran akar dan dilakukan
rekapitulasi setelahnya. Untuk memperlebar 1/3 ujung apikal dan untuk
membentuk bundar atau ovoid dan orifis saluran akar lateral, urutan terbalik
instrumen dapat digunakan dimulai dengan ukuran #20 misalnya dan perlebar
bagian ini dengan file #40 atau #50. Bentuk taper dapat ditingkatkan dengan
stepping back saluran akar dengan instrumen yang lebih besar, dan penting untuk
dilakukannya irigasi serta rekapitulasi.
Ciri khas teknik crowndown atau double flare adalah eksplorasi
dengan file kecil, urutan K file dengan ukuran yang semakin menurun, dan
pelebaran apikal sampai ukuran #40 atau sejenisnya. Lakukan steping back
dengan menaikkan 1 mm setiap menaikkan nomor file dan rekapitulasi dengan K
file kecil disertai banyak irigasi. Kontak yang signifikan dengan dinding harus
dihindari dalam teknik crown down untuk mengurangi terjadinya tekanan
hidrostatis dan kemungkinan penyumbatan.
TEKNIK BALANCED FORCE
Teknik ini dijelaskan dengan sejumlah gerakan rotasi untuk Flex-R file
tapi dapat juga digunakan K file dan instrumen lainnya seperti GT file. Teknik
balance force memiliki tiga prinsip. Pertama (setelah insersi pasif instrumen ke
dalam saluran akar), gerakan clockwise sekitar 90 derajat. Kedua, instrumen
digerakkan counterclockwise 180-270 derajat, untuk meruntuhkan ikatan dentin
pada dinding saluran akar, prosedur ini, dikarakteristikan dengan suara kliking
pada dentin. Ketiga, step ini hampir sama dengan step pertama dan instrumen
dimasukan lebih apikal. Setelah dua atau tiga kali, file ditarik keluar dengan
gerakan clockwise.
TEKNIK INSTRUMENTASI NiTi
SINGLE LENGTH
Teknik preprasi dengan ProTaper:
1. Masukkan file #10 dan #15 sedalam 2/3 saluran akar secara pasif sebagai path-
finding
2. Masukan file S1 dan S2 dalam saluran akar yang sudah diberikan larutan irigasi
(NaOCl). Jika dibutuhkan file SX dapat digunakan pada tahap ini untuk
menghilangkan dentin.
3. Setelah setiap file digunakan, saluran akar diirigasi, dan file #10 dimasukan ke
dalam saluran akar untuk rekapitulasi untuk menghilangkan debris dan
melarutkan dalam cairan.
4. Proses ini diulangi sampai kedalaman saluran akar dapat dicapai oleh file #10 dan
#15.
5. Setelah diirigasi, 1/3 apikal dapat diperbesar hingga file mencapai #15 dan dapat
ditentukan panjang kerja.
6. ProTaper S1 dan S2 dapat menjangkau sampai ujung akar, dengan gerakan
brushing.
7. Panjang saluran akar bisa ditentukan dengan menggunakan apex locator setelah
saluran akar diirigasi dan rekapitulasi.
8. Preparasi selesai dengan satu atau lebih file akhir ProTaper (F1-F2, dst),
kemudian dilakukan irigasi dan rekapitulasi.