Preeklamsia Print

32
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah SISTEM REPRODUKSI yang berjudul “ASKEP PRE EKLAMSIA “ Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa (i) dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Pontianak, 25 Maret 2015 1

description

ikd

Transcript of Preeklamsia Print

Page 1: Preeklamsia Print

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,

karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah SISTEM

REPRODUKSI yang berjudul “ASKEP PRE EKLAMSIA “

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga

makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa (i) dan bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

 

 

 

                                                                                      Pontianak, 25 Maret 2015

 

 

                                                                                                   Kelompok IV

DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………….2

Daftar isi…………………………………………………………………………...3

1

Page 2: Preeklamsia Print

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...

A. Latar belakang masalah………………………………………………..4

B. Tujuan penulisan………………………………………………………4

C. Rumusan masalah.……………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….

A. Definisi………………………………………………………………...6

B. Etiologi………………………………………………………………...7

C. Patofisiologi…………………………………………………………...8

D. Manifestasi Klinis……………………………………………………12

E. komplikasi……………………………………………………………12

F. pencegahan…………………………………………………………...13

G. Asuhan keperawatan…………………………………………………18

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..

A. Kesimpulan…………………………………………………………..22

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2

Page 3: Preeklamsia Print

Pre eklamsia dan eklamsia merupakan penyakit dalam proses persalinan

yang kejadiannya senantiasa tinggi. Tingginya angka kejadian pre eklamsia

merupakan faktor utama penyebab timbulnya eklamsia yang dapat mengancam

hidup ibu bersalin. Tingginya angka kematian bulin sebagai akibat perkembangan

dari pre eklamsia yang tidak terkontrol memeberikan kontribusi yang sangat besar

terhadap tingginya angka kematian. Dari kasus persalinan yang di rawat di rumah

sakit 3-5% merupakan kasus pre eklamsia atau eklamsia (Manuaba, 1998). Dari

kasus tersebut 6% terjadi pada semua persalinan,12% terjadi pada primi gravida.

Masih tingginya angka kejadian ini dapat di jadikan sebagai gambaran umum

tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.

Dengan besarnya pengaruh pre eklamsia terhadap tingginya kematian bulin,maka

sudah selayaknya di lakukan upaya untuk mencegah dan menangani kasus pre

eklamsia. Perawatan pada bulin dengan pre eklamsia merupakan salah satu usaha

nyata yang dapat di lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi-komplikasi

sebagai akibat lanjut dari pre eklamsia tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan

A. Tujuan umum

Untuk dapat menegetahui serta dapat memahami mengenai

permasalahan dalam penyakit pre eklamsia dalam kehamilan serta upaya

penanggulannya

B. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengertian dari pre eklamsia

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari pre eklamsia

3. Untuk mengetahui etiologi dari pre eklamsia

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari pre eklamsia

5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari pre eklamsia

6. Untuk mengetahui komplikasi dari pre eklamsia

7. Untuk mengetahui cara pencegahan dari pre eklamsia

8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari pre eklamsia

9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari pre eklamsia

3

Page 4: Preeklamsia Print

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pre eklamsia ?

2. Apa saja klasifikasi dari pre eklamsia ?

3. Apa saja etiologi dari pre eklamsia ?

4. Bagaimana patofisiologi dari pre eklamsia ?

5. Bagaimana manifestasi klinik dari pre eklamsia ?

6. Apa komplikasi dari pre eklamsia ?

7. Bagaimana cara pencegahan dari pre eklamsia ?

8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari pre eklamsia ?

9. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari pre eklamsia ?

10. Bagaimana asuhan keperawatan dari pre eklamsia ?

BAB II

PEMBAHASAN

4

Page 5: Preeklamsia Print

2.1 Definisi

Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi di sertai proteinuria dan edema

akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah

persalianan. Eklamsia adalah pre eklamsia yang di sertai kejang dan atau koma

yang timbul akibat kelainan neurologi.

Pre eklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

hamil,bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi,edema dan proteinuria tetapi

tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya,sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28

minggu atau lebih. Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda

hipertensi,edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Pre eklamsia berat adalah

suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110

mmHg atau lebih di sertai proteinuria dan atau di sertai edema pada kehamilan 20

minggu atau lebih.

Jadi menurut kelompok kami pre eklamsia adalah timbulnya

hipertensi,edema proteinuria yang timbul pada kehamilan 20 minggu. Dimana pre

eklamsia dapat menimbulkan eklamsia.

2.2 Klasifikasi

Pre eklamsia di bagi dalam 2 golongan ringan dan berat (Sarwono Prawirohardjo,

2010)

1) Pre eklamsia ringan :

a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi

berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih,atau

kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-

kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1

jam,sebaiknya 6 jam.

b. Edema umum, kaki, jari tangan,dam muka,atau kenikan berat 1 kg

atau lebih per minggu

c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter.kwantitatif 1+ atau 2+

pada urin kateter atau midstream.

5

Page 6: Preeklamsia Print

2) Pre eklamsia berat :

a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih,atau tekanan diastolik 110

mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 5 kg atau lebih dalam 24 jam,atau 3 atau 4+ pada

pemeriksaan kualitatif.

c. Oliguria,air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam.

d. Keluhan serebral,gangguan penglihatan atau nyeri di daerah

epigastrium.

e. Edema paru dan sianosis.

2.2 Etilogi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum di ketahui dengan pasti. Banyak

teori-teori di kemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya.

Oleh karena itu di sebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban

yang memuaskan. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab

pre eklamsia,yaitu:

a) Bertambahnya frekuensi pada primigravida,kehamilan ganda, hidramnion,

dan mola hidatidosa.

b) Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.

c) Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin

dalam uterus.

d) Timbulnya hipertensi,edema,proteinuria,kejang dan koma.

Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini,yaitu:

a) Spasmus asteriola

b) Retensi Na dan air

c) Koagulasi intravaskuler

Walaupun vaso spasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit

ini,akan tetapi vaso spasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai

eklamsia.

Teori yang dewasa ini banyak di kemukakan sebagai sebab pre eklamsia

ialah iskemia plasenta. Akan tetapi,dengan teori ini tidak dapat di terangkan

semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya dengan satu

6

Page 7: Preeklamsia Print

faktor,melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre eklamsia dan eklamsia. Di

antara faktor-faktor yang di temukan sering kali sukar di temukan mana yang

sebab mana yang akibat.

Faktor predisposisi:

a) Mola hidatidosa

b) Diabetes melitus

c) Kehamilan ganda

d) Hidropfetalis

e) Obesitas

f) Umur yang lebih dari 35 tahun

2.3 Patofisiologi

Pada pre eklamsia terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan retensi

garam dan air. Pada biopsi ginjal di temukan spasme hebat arteriola glomerulus.

Pada beberapa kasus,lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat

di lalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh

mengalami spasme,maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi

tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan dapat di cukupi. Sedangkan kenaikan

berat badan dan edema yang di sebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan

dalam ruangan interstitial belum di ketahui sebabnya,mungkin karena retensi air

dan garam. Proteinuria dapat di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi

perubahan pada glomerulus.

Pada pre eklamsia yang berat dan eklamsia dapat terjadi perburukan patologis

pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan di akibatkan oleh vasospasme

dan iskemia.

Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon

terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan) yang

dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan

perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang di tandai dengan sakit

kepala dan defisit syaraf liakl dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan

penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis

hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati.

Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskuler,

7

Page 8: Preeklamsia Print

meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.

Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni.

Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat

bahkan kematian janin dalam rahim.

1. Perubahan dalam organ

a. Perubahan kardiovaskuler

Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada pre

eklamsia dan eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan

dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi,preload jantung yang

secara nyata di pengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia

kehamilan atau yang secara iatrogenik di tingkatkan oleh larutan

onkonik/kristaloid intravena,dan aktifasi endotel di sertai ekstravasasi ke dalam

ekstravaskuler terutama paru.

b. Metabolisme air dan elektrolit

Hemokonsentrasi yang menyerupai pre eklamsia dan eklamsia tidak di

ketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada

penderita pre eklamsia dan eklamsia dari pada wanita hamil biasa atau penderita

dengan hipertensi kronik. Penderita pre eklamsia tidak dapat mengeluarkan

dengan sempurna air dan garam yang di berikan. Hal ini menyebabkan oleh

filtrasi glomerulus menurun,sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak

berubah. Elektrolit,kristaloid,dan protein tidak menunjukkan perubahan yang

nyata pada pre eklamsia. Konsentrasi kalium,natrium,dan klorida dalam serum

biasanya dalam batas normal.

c. Mata

Dapat di jumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu

dapat terjadi ablasio retina yang di sebabkan oleh edema intraokuler dan

merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain

yang menunjukkan pada pre eklamsia berat yang mengarah pada eklamsia adalah

adanya skotoma,diplopia dan ambliopia. Hal ini di sebabkan oleh adanya

8

Page 9: Preeklamsia Print

perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di

dalam retina.

d. Otak

pada penyakit yang belum berlanjut hanya di temukan edema dan anemia pada

korteks serebri,pada keadaan yang berlanjut dapat di temukan perdarahan.

e. Uterus

Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada

plasenta,sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan

oksigen terjadi gawat janin. Pada pre eklamsia dan eklamsia sering terjadi

peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan,sehingga terjadi

partus prematur.

f. Paru paru

Kematian ibu pada pre eklamsia dan eklamsia biasanya di sebabkan oleh

edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena aspirasi

pnemonia atau abses paru.

2.4 Pathway

9

Page 10: Preeklamsia Print

( Sumber : Rohan H.H Siyoto,Sandu.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi, 2013)

2.5 Manifestasi Klinik

10

Page 11: Preeklamsia Print

Diagnosis pre eklamsia di tegakkan berdasarkan adanya dari tiga gejala,yaitu :

Edema

Hipertensi

Proteinuria

Berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa

kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,pembengkakan kaki,jari

tangan dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat

> 30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg di ukur setelah pasien beristirahat

selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85

mmHg patut di curigai sebagai bakat pre eklamsia. Proteinuria bila terdapat

protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif

menunjukkan + 1 atau 2,atau kadar protein > 1 g/l dalam urin yang di keluarkan

dengan kateter atau urin porsi tengah,di ambil minimal 2 kali dengan jarak waktu

6 jam.

Di sebut pre eklamsia berat bila di temukan gejala:

a. tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik >110 mmHg.

b. proteinuria + > 5g/24 jam atau > 3 pada tes celup

c. oliguria (<400 ml dalam 24 jam)

d. sakit kepala hebat di daerah frontal

e. gangguan penglihatan,diplopia

f. nyeri epigastrium dan ikleus

g. trombositopenia

h. pertumbuhan janin terhambat

i. mual muntahj. penurunan visus

2.6 Komplikasi

Tergantung pada derajat pre eklamsia yang di alami. Namun yang

termasuk komplikasi antara lain :

1. Stroke

2. Eklamsia

3. Solusio plasenta

4. Pendarahan subkapsula hepar

5. Kelainan pembekuan darah (DIC)

11

Page 12: Preeklamsia Print

6. Sindrom HELPP (Hemolisis,Elevated,Liver,Enzymes,dan Low Platet

Count)

7. Gagal jantung hingga syok dan kematian

8. Hipoxia janin

9. Asfiksia neonatorum

10. Prematur

11. Gagal ginjal

12. Kebutaan

13. Kejang

14. Hipertensi permanen

15. Distress fetal

16. Infark plasenta

17. Abruptio plasenta

18. Kematian janin dalam uterus

19. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

2.7 Pencegahan

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-

tanda dini pre eklamsia,dan dalam hal itu harus di lakukan penanganan

semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya pre eklamsia dengan adanya

faktor-faktor predisposisi seperti yang telah di uraikan di atas. Walaupun

timbulnya pre eklamsia tidak dapat di cegah sepenuhnya,namun frekuensinya

dapat di kurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan palaksanaan

pengawasannya yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat

istirahat dan diet berguna dalam pemcegahan,istirahat tidak selalu berarti

berbaring di tempat tidur,namun pekerjaan sehari hari perlu di kurangi,dan di

anjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah

lemak,karbohidrat,garan dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu

di anjurkan. Mengenal secara dini pre eklamsia dan segera merawat penderita

tanpa memberikan diuretika dan obat antihipertensif, memang merupakan

kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik.

12

Page 13: Preeklamsia Print

2.7 Penatalaksanaan Medis

Di tinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre

eklamsia berat selama perawatan maka perawatan di bagi menjadi:

A. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera di akhiri atau di terminasi di tambah

pengobatan medisinal.

a) Perawatan aktif

Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita di

lakukan pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG). Indikasi:

a. Ibu

1. Usia kehamilan 37 minggu atau lebih

2. Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklamsia,kegagalan

terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi

kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan

medisinal,ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan)

b. Janin

1. Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG)

2. Adanya tanda IUGR (janin terhambat)

c. Laboratorium

1. Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi

hepar,trombositopenia)

b) Perawatan mediastinal

Pengobatan mediastinal pasien pre eklamsia berat adalah :

a. Segera masuk rumah sakit

b. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu di periksa setiap 30

menit,refleks patella setiap jam

c. Infus dextrose 5% dimana tiap 1 liter di selingi dengan infus RL (60-125

cc/jam) 500 cc

d. Diet cukup protein,rendah karbohidrat,lemak dan garam

e. Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).

1. Dosis awal sekktar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1

gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5

menit). Di ikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di pantat kanan

13

Page 14: Preeklamsia Print

(40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk

mengurangi nyeri dapat di berikan xylocain 2% yang tidak

mengandung adrenalin pada suntikan IM.

2. Dosis ulang: di berikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis

awal lalu dosis ulang di berikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana

pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.

3. Syarat-syarat pemberian MgSO4

1. Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr

(10% dalam 10 cc) di berikan IV dalam 3 menit.

2. Refleks patella positif kuat.

3. Frekuensi pernapasan lebih 16x/menit.

4. Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5

cc/KgBB/jam)

4. MgSO4 di hentikan bila :

a) Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot,refleks

fisiologis menurun,fungsi jantung terganggu,depresi

SSP,kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian

karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U

magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks

fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15

mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan >15

mEq/liter terjadi kematian jantung.

b) Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :

1. Hentikan pemberian MgSO4

2. Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc)

secara IV dalam waktu 3 menit

3. Berikan oksigen

4. Lakukan pernapasan buatan

c) MgSO4 di hentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan

sudah terjadi perbaikan (normotensi)

14

Page 15: Preeklamsia Print

d) Diurerikum tidak di berikan kecuali bila ada tanda-tanda edema

paru,payah jantung kongestif atau edema anasarka. Di berikan

furosemid injeksi 40 mg IM.

e) Anti hipertensi di berikan bila:

1. desakan darah sistolik > 180 mmHg,diastolik > 110 mmHg

atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah

tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg) karena

akan menurunkan perfusi plasenta.

2. dosis anthipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada

umumnya.

3. bila di perlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat di

berikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan

kontinyu),catapres injeksi. Dosis yang dapat di pakai 5 ampul

dalam 500 cc cairan infus atau press di sesuaikan dengan

tekanan darah.

4. bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat di berikan

tablet antihipertensi secara sublingual di ulang selang 1

jam,maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian

sublingual maka obat yang sama mulai di berikan secara oral

(Syakib Bakri,1997)

B. perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap di pertahankan di tambah

pengobatan medisinal.

C. Indikasi: bila kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa di sertai tanda-

tanda inpending eklamsia dengan keadaan janin baik.

D. Pengobatan medisinal: sama dengan perawatan medisinal pada

pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak di berikan IV,cukup

intramuskular saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 garam pada pantat

kanan.

E. Pengobatan obstetri:

a. selama perawatan konservatif: observasi dan evaluasi sama seperti

perawatan aktif hanya disini tidak di lakukan terminasi

15

Page 16: Preeklamsia Print

b. MgSO4 di hentikan bila ibu sudah mempunyai tanda- tanda pre

eklamsia ringat,selambat-lambatnya dalam 24 jam

c. bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka di anggap pengobatan

medisinal gagal dan harus di terminasi

d. bila sebelum 24 jam hendak di lakukan tindakan maka di beri dulu

MgSO4 20% 2 gr IV

F. Penderita eklamsia di pulangkan bila:

a. Penderita kembali ke gejala-gejala atau tanda-tanda pre eklamsia

ringan dan telah di rawat selama 3 hari

b. Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan pre eklamsia ringan:

penderita dapat di pulangkan dan di rawat sebagai pre eklamsia

ringan (di perkirakan lama perawatan 1-2 minggu)

2.8 Pemeriksaan Penunjang

A. Laboratorium:

1. pemeriksaan spesimen urine mid-stream untuk menyingkirkan

kemungkinan infeksi urin.

2. pemeriksaan darah lengkap,khususnya untuk mengetahui kadar

ureum darah (untuk menilai kerusakan pada ginjal), hematokrit

meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%), trombosit menurun (nilai

rujukan 150-450 ribu/mm3), dan kadar hemoglobin (terjadi

penurunan,nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk

wanita hamil adalah 12-14 gr%)

3. Pemeriksaan fungsi hati

a. Bilirubin meningkat (normal: < 1 mg/dl)

b. LDH (Laktat Dehidrogenase) meningkat

c. Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul

d. Serum Glutamat Pirufat Transaminase (SGPT) meningkat

(normal: 15-45 u/ml)

e. Serum Glutamat Oxaloacetic Transaminase (SGOT)

meningkat (normal: <31 u/l)

f. Total protein serum menurun (normal: 6,7-8,7 g/dl)

4. Tes kimia darah. Asam urat meningkat (normal: 2,4-2,7 mg/dl)

16

Page 17: Preeklamsia Print

5. Pemeriksaan retina,untuk mendeteksi perubahan pada pembuluh

darah retina

6. Pemeriksaan kadar human laktogen plasenta (HPL) dan esteriol di

dalam plasma serta urin untuk menilai faal unit fetoplasenta

B. Radiologi :

1. elektrokardiogram dan foto dada menunjukkan pembesaran

ventrikel dan kerdiomegali

2. kardiotografi. Di ketahui denyut jantung janin lemah

3. ultrasonografi. Di temukan retardasi pertumbuhan janin intra

uterus. Pernafasan intrauterus lambat,aktivitas janin lambat,dan

volume cairan ketuban sedikit

2.9 Asuhan Keperawatan Pada Preeklamsia

A. Pengkajian

Data yang dikaji pada ibu dengan preeklampsia adalah :

1. Data subyektif :

a. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun

atau > 35 tahun

b. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi,

edema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan

kabur

c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,

vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM

d. Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,

hidramnion serta riwayat kehamilan dengan preeklampsia atau

eklampsia sebelumnya

e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan

pokok maupun selingan

f. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat

menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril

untuk menghadapi resikonya

17

Page 18: Preeklamsia Print

2. Data Obyektif :

a. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

b. Palpasi : untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU), letak

janin, lokasi edema

c. Auskultasi : mendengarkan Denyut Jantung Janin (DJJ) untuk

mengetahui adanya fetal distress

d. Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat

pemberian Safe Motherhood (SM) ( jika refleks + )

e. Pemeriksaan penunjang :

a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur,

diukur 2 kali dengan interval 6 jam

b) Laboratorium : proteinuria dengan kateter atau midstream

( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2

pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, berat

jenisss urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric

acid biasanya > 7 mg/100 ml

c) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

d) Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya

kelainan pada otak

e) USG ; untuk mengetahui keadaan janin

f) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

B. Diagnosa yang di tegakkan pre eklamsia adalah :

1. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang

berlebihan,edema,hipertensi,dan timbulnya proteinuria

2. Gejala subyektif : sakit kepala di daerah frontal,nyeri

epigastrium,gangguan visus,penglihatan kabur,diplopia,mual dan

muntah

3. Gangguan serebral lainnya : refleks meningkat dan tidak tenang

3.0 Intervensi

a. Catat tingkat kesadaran pasien

Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah

otak 

18

Page 19: Preeklamsia Print

b. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,

penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria) 

Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada

otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang 

c. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM 

Rasional : Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk

mencegah terjadinya kejang 

d. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien

Rasional : Ambang nyeri setiap orang berbeda,dengan demikian akan

dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien

terhadap nyerinya 

e. Jelaskan penyebab nyerinya 

Rasional : Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa

kooperatif

f. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul 

Rasional : Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi

vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02

pada jaringan terpenuhi 

g. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri 

Rasional: untuk mengalihkan perhatian pasien 

3.1 Implementasi

Setelah rencana keperawatan ditetapkan maka langkah selanjutnya

diterapkan dalam bentuk tindakan nyata.Implementasi merupakan pelaksanaan

perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien.hal-hal yang harus diperhatikan

ketika melakukan implementasi adalah intervensi yang dilakukan sesuai dengan

rencana setelah dilakukan validasi., penguasaan keterampilan interpersonal,

19

Page 20: Preeklamsia Print

intelektual dan teknikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien

pada waktu dan situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologis harus

dilindungi dan didokumentasikan dalam dokumentasi keperawatan berupa

pencatatan dan pelaporan

20

Page 21: Preeklamsia Print

BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Pre eklamsia dan eklamsia merupakan penyakit dalam proses persalinan

yang kejadiannya senantiasa tinggi. Tingginya angka kejadian pre eklamsia

merupakan faktor utama penyebab timbulnya eklamsia yang dapat mengancam

hidup ibu bersalin

Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema

akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan

dengan tanda dan gejala yang berurutan yaitu pertumbuhan berat badan yang

berlebihan, di ikuti edema, hipertensi dan akhirnya proteinuria

Jadi menurut kelompok kami pre eklamsia adalah timbulnya

hipertensi,edema proteinuria yang timbul pada kehamilan 20 minggu. Dimana pre

eklamsia dapat menimbulkan eklamsia.

Sedangkan eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam

persalinan/nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma.

Sebelumnya wanita tadi menunjukan gejala-gejala pre eklamsia (kejang-kejang

timbul bukan akibat kelainan neurologik). Tindakan yang mungkin dilakukan

adalah menyelamatkan ibu dan bayinya. biasanya bayi yang lahir dengan kasus ini

akan lahir dengan berat badan rendah/kurang gizi.

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-

tanda dini pre eklamsia. Perlu diwaspadai pada wanita hamil dengan adanya

faktor-faktor predisposisi

3.3 Saran

Dengan besarnya pengaruh pre eklamsia terhadap tingginya tingkat

kematian bulin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan

menangani kasus –kasus pre eklamsia. Perawatan pada bulin dengan pre eklamsia

merupakan salah satu usaha nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah

timbulnya komplikasi-komplikasi sebagai akibat lanjut dari pre eklamsia tersebut.

21

Page 22: Preeklamsia Print

Pengawasan dan perawatan yang intensif sangat penting bagi penanganan

penderita pre eklamsia dan eklamsia sehingga ia harus dirawat di rumah sakit

22

Page 23: Preeklamsia Print

DAFTAR PUSTAKA

Rohan H.H Siyoto, Sandu.2013.Buku ajar kesehatan reproduksi.

Yogyakarta:Nuha Medika

Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu kebidanan Sarwono prawirohardjo edisi

keempat. Jakarta. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

23